PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJAKOPERASI PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Ilmu Ekonomi Islam
Disusun oleh: MUKHAMAD KASANUDIN 072411045
FAKULTAS SYARI’AH INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
ii
iii
ABSTRAK Kinerja koperasi dapat dilihat pertumbuhan omzet usaha, perkembangan anggota maupun SHU merupakan indikator berhasilnya koperasi dalam menjalankan usahanya. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan koperasi, salah satunya adalah dari faktor sumber daya manusianya. Yang menjadi permasalahannya, bagaimana tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Adakah pengaruh yang nyata terhadap kinerja koperasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi, tingkat kinerja koperasi, dan pengaruh kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Populasi penelitian ini sebanyak 11 kopontren. Adapun variabel yang diteliti meliputi kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi sebagai variabel bebas dan kinerja koperasi pondok pesantren sebagai variabel terikat. Data diperoleh melalui Dinas koperasi dan UMKM dan survei langsung. dokumentasi dan . Data dianalisis menggunakan regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak sudah ”sangat baik”. Dari 11 koperasi pondok pesantren yang diteliti memperoleh skor rata-rata 4,029 dalam penelitian ini di kategorikan sangat baik. sedangkan untuk kinerja koperasi pondok pesantren memperoleh nilai skor rata-rata sebesar 3,624 dalam penelitian ini dikategorikan ”baik”. . kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh terhadap kinerja koperasi pondok pesantren d Kabupaten Demak. terbukti dari hasil uji T diperoleh bahwa nilai t hitung adalah 2,315, sedangkan nilai t tabel adalah 2,011 yang lebih kecil dibanding dengan t hitung. Artinya, ada pengaruh signifikan antara variabel kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi (X) terhadap variabel kinerja koperasi (Y). Sedangkan dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi perubahan variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas kualitas SDM (X) sebesar 10%. Sedangkan sisanya 90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Dapat diambil simpulan bahwa kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak sudah ”sangat baik”. Kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh positif terhadap kinerja koperasi pondok pesantren. Dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Saran yang disampaikan adalah Bagi koperasi pondok pesantren di wilayah kabupaten Demak diharapkan lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal tersebut memiliki andil dalam meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren. Sedangkan bagi Dinas Koperasi dan UMKM. Untuk semua koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak. Diharapkan untuk menghidupkan/mendirikan persatuan koperasi pondok pesantren se-Kabupaten Demak.
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Juni 2011 Deklarator,
Mukhamad Kasanudin NIM. 072411045
v
MOTTO Tiada untaian kata yang sanggup terucap ketika hari yang dinantikan tiba, hanya kata syukur yang mampu terucap setelah mimpi itu dapat terwujud.
Jika kamu dapat bermimpi, kamu pasti dapat mewujudkannya “if you can dream it, you can do it”.
Pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga dalam hidup ini.
Berdoalah pada Allah. Karena sesungguhnya doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
vi
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, baik sebagai hamba allah dan insan akademis, karya ilmiyah yang sederhana ini penulis persembahkan kepada: 1) Almamaterku & Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo 2) Pembimbing Bapak Rahman El-Junusi, S.E, M.M, & Bapak Rustam Dahar KAH, M.Ag. 3) Semua Keluarga Penulis: Bapak & Ibu Tercinta ( Sugondo & Afifah ) Adhek2 Aku Tersayang ( Fauzi & Ana ). 4) Keluarga besar Pondok Pesantren Al- Islah Mangkang Kulon wabil khusus KH.A. Hadlor ihsan dan Bu Hj. Amin Nyai sekeluarga yang penulis tunggu barokah dan manfaat ilmunya. 5) Ms. Casterman, ms. Sarah, Bu yuyu, bu susan, bu desi, mba’ aya, yang selalu mendukung penulis baik dikala sasah mau pun senang. 6) Teman-teman ku IAYC, terimaksih atas dukungan yang selama ini kalian berikan kepada ku ya.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK”. Dengan demikian tanpa banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan pengikutnya. Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Setrata Satu (S.1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Dr. Ali Murtandho, M.Ag, selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur Fatoni, M.Ag, selaku Sekjur Ekonomi Islam. 4. Bapak Rahman El-Junusi, S.E, M.M, selaku Dosen Pembimbing I, serta Bapak Rustam Dahar KAH, M.Ag, selaku Dosen pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
viii
6.
Seluruh Pengelola Koperasi Pondok Pesantren Kabupaten Demak yang telah membantu memberikan fasilitas dan waktunya. Semua itu sangat berharga bagi penulis.
7. Seluruh keluarga besar penulis, serta yang paling ku cintai Bapak dan Ibu ku (Sugondo dan Afifah). Penulis menghaturkan banyak terimakasih atas do’a serta arahannya, sehingga penulis selalu bisa melangkah dengan pasti. 8. Seluruh anggota YKAI (Ibu Yuyun, Ibu Desi, Ibu susan, Mbak Aya), serta seluruh Anggota IAYC, penulis ucapkan terima kasih yang besar. Kalian semua adalah ruh yang membangkitkan penulis untuk selalu melangkah optimis. 9. Untuk teman-teman penulis di kelas paket EiA maupun EiB 2007, khususnya kelas paket EiB 2007, terimakasih kawan. Kalian adalah teman-teman yang paling baik dan jangan pernah terputus tali persahabatan kita. 10. Untuk teman-teman kos Bringin (Haqi, Fajri, Sa’ad, Alaik, Afit) kalian adalah teman-teman yang ada dalam suka maupun duka. Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penggarapan skripsi ini, namun semuanya tidak akan terlepas dari kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu, sehingga sempurnanya penulisan skripsi ini.
Semarang, Penulis
Juni 2011
Mukhamad Kasanudin NIM. 072411045
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
iii
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................
iv
HALAMAN DEKLARASI .....................................................................
v
HALAMAN MOTTO .............................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................
viii
HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................
x
HALAMAN DAFTAR TABEL ..............................................................
xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .........................................................
xvi
BAB I
: PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ..............................................................
1
1.2
Rumusan Masalah .........................................................
12
1.3
Tujuan Penelitian ..........................................................
12
1.4
Manfaat Penelitian .........................................................
13
1.5
Sistematika Penulisan ....................................................
13
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1
Koperasi .......................................................................
15
2.2
Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan Dan Prinsip Koperasi...
16
2.2.1 Asas koperasi .......................................................
16
2.2.2 Landasan koperasi.................................................
17
2.2.3 Fungsi koperasi.....................................................
18
2.2.4 Tujuan koperasi ....................................................
19
2.2.5 Prinsip koperasi ....................................................
19
Koperasi Pondok Pesantren............................................
19
2.3.1 Kolektivitas Koperasi Pondok Pesantren ...............
19
2.3.2 Bidang usaha koperasi pondok pesantren ..............
24
2.3
x
2.3.3 Kendala-Kendala dalam Pemberdayaan Ekonomi di Pondok Pesantren..................................................
25
Kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) .......................
28
2.4.1 Pengertian Sumber Daya Manusia.........................
28
2.4.2 Pengukuran kualitas sumber daya manusia (SDM)
30
2.4.2.1 Produktivitas.............................................
30
2.4.2.2 Sikap dan perilaku ....................................
31
1) Sikap...................................................
31
2) Perilaku ..............................................
32
2.4.2.3 Komunikasi...............................................
32
2.4.2.4 Hubungan (Relationships).........................
34
2.5
Masalah Koperasi Dan Sumber Daya Manusia Koperasi
35
2.6
Kinerja...........................................................................
36
2.6.1 Arti kinerja ...........................................................
36
2.4
2.6.2 Strategi dan program-program dalam pengembangan usaha koperasi.......................................................
38
2.6.3 Cara mengukur kinerja..........................................
39
2.7
Penelitian Terdahulu ......................................................
42
2.8
Kerangka Pemikiran Teoritik .........................................
43
2.9
Hipotesis........................................................................
44
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1
3.2
3.3
Jenis dan Sumber Data...................................................
46
3.1.1 Data Primer ..........................................................
46
3.1.2 Data Sekunder ......................................................
46
Populasi dan Sampel Penelitian......................................
47
3.2.1 Populasi ................................................................
47
3.2.2 Sampel..................................................................
48
Metode Pengumpulan Data ............................................
48
3.3.1 Wawancara ...........................................................
49
3.3.2 Kuesioner (angket)................................................
49
3.3.3 Survei ...................................................................
50
xi
3.4
3.5
Identifikasi Variabel Penelitian ......................................
51
3.4.1 Variabel-Variabel Penelitian .................................
51
3.4.2 Definisi operasional variabel.................................
51
Teknik Analisis Data......................................................
54
3.5.1 Metode Statistik Deskriptif ..................................
54
3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................
56
3.5.2.1 Uji Validitas..............................................
56
3.5.2.2 Uji Reliabilitas ..........................................
56
3.5.3 Uji Normalitas ......................................................
57
3.5.4 Analisis Regresi Sederhana...................................
57
1) Uji T ..............................................................
58
2) Koefisien Korelasi ..........................................
59
3) Koefisien Determinasi ....................................
60
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskriptif Data Penelitian dan Karakteristik Responden
61
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian .....................................
61
4.1.2 Karakteristik Responden .......................................
62
Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................
70
4.2.1 Uji Validitas .........................................................
71
4.2.2 Reliabilitas............................................................
72
4.3
Uji Normalitas ...............................................................
73
4.4
Deskriptif Variabel Penelitian ........................................
75
4.4.1 Variabel Kualitas SDM (X) ..................................
75
4.4.2 Variabel Kinerja Koperasi (Y) .............................
81
Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis ............................
85
4.5.1 Statistik Deskriptif ................................................
85
4.2
4.5
4.5.1.1 Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia. ...................................................
85
4.5.1.2 Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren ......
87
4.5.2 Persamaan Regresi Sederhana ...............................
88
4.5.3 Uji Hipotesis Menggunakan Uji t atau Uji Parsial .
89
xii
BAB V
4.5.4 Koefisien Korelasi ................................................
90
4.5.5 Koefisien Determinasi
....................................
94
4.6 Pembahasan ....................................................................
95
PENUTUP 5.1 Kesimpulan....................................................................
102
5.2 Saran-saran ....................................................................
104
5.3 Penutup..........................................................................
105
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
xiii
DAFTARA TABEL Tabel 1.1 : Jumlah Koperasi Pondok Pesantren, No. Badan Hukum Koperasi, Anggota dan Status di Kabupaten Demak ............
6
Tabel 2.1 : Tabel Pengukuran Variabel..................................................
45
Tabel 3.1 : Tabel Koperasi Pondok Pesantren yang aktif dan kurang aktif di Kabupaten Demak ...........................................................
47
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Koperasi Pondok Pesantren......................
56
Tabel 4.1 : Tabel Populasi .....................................................................
62
Tabel 4.2 : Jabatan/Pekerjaan Responden .............................................
63
Tabel 4.3 : Usia Responden ...................................................................
65
Tabel 4.4 : Status Responden.................................................................
67
Tabel 4.5 : Jenis Kelamin Responden ....................................................
68
Tabel 4.6 : Tingkat Pendidikan Responden............................................
69
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Instrumen...............................................
71
Tabel 4.8 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ...........................................
73
Tabel 4.9 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Produktif ...........
76
Tabel 4.10 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap dan Perilaku
78
Tabel 4.11 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komunikasi.......
79
Tabel 4.12 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan..........
81
Tabel 4.13 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pertumbuhan Omzet Usaha...................................................................................
82
Tabel 4.14 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan Anggota...............................................................................
83
Tabel 4.15 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan SHU
84
Tabel 4.16 : Deskriptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia ...........
85
Tabel 4.17 : Deskriptif Penilaian Kinerja Kopontren ...............................
87
Tabel 4.18 : Hasil Analisis Regresi Sederhana.........................................
88
Tabel 4.19 : Hasil Uji Hipotesis (Uji –t) .................................................
89
Tabel 4.20 : Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren..................................................
xiv
91
Tabel 4.21 : Analisis SPSS Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren .........................
94
Tabel 4.22 : Hasil Koefisien Determinasi ................................................
95
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Teoritik ............................................
44
Gambar 4.1 : Jabatan/Pekerjaan Responden ...........................................
64
Gambar 4.2 : Usia Responden ................................................................
66
Gambar 4.3 : Status Responden..............................................................
67
Gambar 4.4 : Jenis Kelamin Responden .................................................
68
Gambar 4.5 : Tingkat Pendidikan Responden.........................................
70
Gambar 4.6 : Normal Probability Plot ....................................................
74
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerja sama ini diadakan orang-orang karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-sehari, yang mereka butuhkan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus, oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerja sama itu.1 Bentuk kerja sama tersebut untuk mewujudkan pembangunan Nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Pembangunan tersebut merupakan bentuk pembangunan manusia seutuhnya yang dilakukan bersama-sama bertujuan untuk mewujudkan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijaksanaan Pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan UUD 1945 tersebut diungkapkan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah
1
Pandji Anoraga dan CIPTA, 2007, h. 1.
Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT RINEKA
1
2
koperasi.2 Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Ninik Widiyanti berpendapat bahwa koperasi bersifat terbuka untuk umum. Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya untuk bekerja sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.3 Pernyataan ini sesuai dengan asas usaha koperasi pondok pesantren yang notabennya koperasi yang berlandaskan syari’ah Islam yakni; berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah seseorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proporsional. Hal ini sesuai dengan firman allah dalam (QS. Surat Al shaad: 24)4
2
Ibid, h. 9. Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1989, h. 4. 4 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005, h. 3
118
3
Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (QS. Surat Al-Shaad: 24) Pada permulaanya kita mengenal 3 (tiga) jenis bentuk koperasi yang didasarkan pada bidang-bidang usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, dan koperasi kredit. Selanjutnya terjadi perkembangan usaha yang juga memerlukan perkembangan struktur organisasi, sehingga penjenisan koperasi seperti di atas terasa kurang tepat dan perlu dikembangkan pula. Perkembangan usaha koperasi berlangsung serba cepat dan luas mengikuti kemajuan ekonomi dan tingkat kepentingan/ kebutuhan para anggotanya, ini berarti bahwa usaha-usaha dan pelayanan-pelayanannya telah meningkat, walaupun demikian gerak organisasinya tetap bertahan dengan kuat pada sendi-sendi
yang
khas,
yaitu:
Mengutamakan
kesejahteraan
para
anggotanya dengan gerakan cepat dan tepat.5 Sehubungan dengan perkembangan-perkembangan seperti diatas maka untuk mengusahakan pengelompokan yang lebih jelas tentang fungsifungsi koperasi menurut jenis dan berbagai bidang usahanya, orang-orang banyak tertarik untuk membagi koperasi sebagai berikut:6 Pertama berdasarkan fungsi usahanya (koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi kredit, koperasi jasa, dan lain-lain), Kedua berdasarkan kelompok 5
G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT RINEKA CIPTA,
2005, h. 1. 6
Ibid, h. 3.
4
orang-orang yang secara homogen mempunyai kelompok yang sama (koperasi pegawai negeri, koperasi ABRI, PEPABRI, koperasi nelayan, koperasi petani, koperasi pelajar/ mahasiswa, koperasi pesantren, dan lainlain) Ketiga berdasarkan jenis barang yang diolah atau dijadikan objek kegiatan ( koperasi kopra, koperasi batik, koperasi garam rakyat, koperasi tembakau, koperasi perikanan/peternakan, dan lain-lain). Selanjutnya
untuk
mendukung
terwujudnya
iklim
yang
sehat(kondusif) dalam pengembangan perkoperasian, pemerintah juga telah mengeluarkan Undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang pelarangan monopoli dan praktek persaingan yang tidak sehat. Disamping itu juga didukung dengan berbagai peraturan, antara lain peraturan pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, peraturan pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang modal penyertaan pada koperasi. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan koperasi dapat berkembang seperti badan usaha yang lain.7 Selain peraturan pemerintah tersebut, untuk memacu pemerataan dan memperluas kesempatan berusaha melalui koperasi, pemerintah mengeluarkan instruksi presiden No. 18 tahun 1998 tentang peningkatan pembinaan dan pengembangan perkoperasian. Inti dari kebijakan tersebut adalah masyarakat akan memiliki kemudahan dan kebebasan untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan potensi, keinginan dan kemampuannya dalam mengelola potensi ekonomi. Tentu saja setiap 7
Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta: Deartemen Agama RI, 2003, h. 1.
5
koperasi yang didirikan harus tetap dalam koridor yang menerapkan asas, prinsip dan semangat yang murni dianut dan dikembangkan oleh koperasi. Dengan kondisi ini diharapkan akan tumbuh koperasi-koperasi sejati (genuine
co-operatives)
bukan
koperasi
yang
direkayasa
(pseudo
cooperatives) oleh pemerintah atau siapapun. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan arus globalisasi, pondok pesantren dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan secara perlahan tanpa menanggalkan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan agama. Perubahan-perubahan yang dilakukan pesantren salah satunya adalah pesantren dikembangkan tidak hanya mengajarkan tentang agama atau kitab kuning saja, tetapi juga pesantren dapat dikembangkan menjadi basis ekonomi kerakyatan dan pusat perkembangan ekonomi umat di daerahdaerah, baik dalam bentuk lembaga keuangan syari’ah atau koperasi pondok pesantren. Dilihat dari jumlah pondok pesantren yang ada sampai dengan akhir bulan juni 2003 sebanyak
14.067 buah pesantren yang telah memiliki
koppontren sebanyak 1.359 dengan jumlah santri 534. 374 orang.8 Dalam kurun waktu sampai tahun 2006 koperasi pondok pesantren mengalami peningkatan yakni koperasi pondok pesantren yang ada di Indonesia menurut data Proyek Peningkatan Ponpes Departemen Agama terdapat sekitar 1.400 unit.9 Jumlah ini cukup besar, menjadikan pondok pesantren
8
Ibid, h. 7. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Pada Koperasi Pondok Pesantren, 2006 h. 3. 9
6
memiliki posisi strategis dalam mengemban peran-peran pengembangan pendidikan maupun masyarakat lain. Perkembangan koperasi pondok pesantren tersebut terjadi secara menyeluruh diseluruh negara Indonesia ini, termasuk tejadi di Kabupaten Demak. Tercatat dalam data Dinas Koperasi dan UMKM bahwa semakin lama perkembangan koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak semakin meningkat. Berikut Perkembangan status koperasi pondok pesantren Kabupaten Demak dijelaskan pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Jumlah Koperasi Pondok Pesantren, No. Badan Hukum Koperasi, Anggota dan Status di Kabupaten Demak No Nama Koperasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kopontren Futuhiyyah Kopontren Nurul Qur’an Kopontren At Taslim Kopontren Suada Kopontren An Nur Kopontren Rizquna Kopontren Mambaul Barokah Kopontren Komat Kopontren Futuhul Ulum Kopontren BUQ Kopontren Hadi Kusumo Kopontren Roudhotul Qur’an Kopontren Darul Islah Kopontren Al Hikmah Kopontren Masyaadah Kalijogo Kopontren Roudhotul Tolibin Kopontren Rizquna Kopontren Arohmah Kopontren Subur Barokah Kopontren Amanah
No Badan Hukum Koperasi
Jumlah Anggota
Status
12422/BH/KWK.11/V/1995 12521/BH/KWK.11/IX/1995 12560/BH/KWK.11/XII/1995 12664/BH/KWK 11/III/1995 12796/BH/KWK.11/VIII/1996 12797/BH/KWK.11/VIII/1996 12793/BH/KWK.11/VIII/1996
358 65 20 20
Aktif Tidak Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Tidak Aktif
12794/BH/KWK.11/VIII/1996 12861/BH/KWK.11/IV/1996 12932/BH/KWK.11/XII/1996 13059/BH/KWK.11/VIII/1997 13102/BH/KWK11/VIII/1997
-
Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif
13103/BH/KWK11/VIII/1997 13347/BH/KWK11/VIII/1997 13306/BH/KWK.11/IX/1997
20 -
Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif
-
Tidak Aktif
20 -
Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif
31/BH.KDK.11-03/II/1999 13798/BH/KWK/.11/III/1998 13819/BH/KWK/.11/III/1998 31/BH.KDK.11-02/II/1999 48/BH.KDK.11-02/II/1999
7
21 22 23 24 25 26 27
Kopontren Mathia’ul Anwar Kopontren Al Ihsan Kopontren Al Mahfur Kopontren Matlaul Anwar Kopontren Nurul Falah Kopontren Al Istiqomah Kopontren Al Mubarok
28
Kopontren Babul Ulum
29
Kopontren Estu Jaya
30
Kopontren Putra Muamalat Kopontren Darussalam
3 1 32
Kopontren Al Falah
33
Kopontren Nurul Huda
34
Kopontren Zahrul Ulum
35
Kopontren Al Amanah
36
Kopontren Usaha Mandiri
37
Kopontren Darul Fandilah
38
Kopontren Darusalam
39
Kopontren Al Ma’wa
40
Kopontren Al Madina
41
Kopontren Al Hasaniyah Jumlah
96/BH.KDK.11-03/IV/1999
-
Tidak Aktif
421/BH.KDK.11-03/XI/2000 137/BH.KDK.11-03/VI/1999 56/BH.KDK.11-03/IV/1999
-
Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif
-
Aktif
-
Aktif
-
Tidak Aktif
03/BH.11-03/XI/2001 87/BH/XIV.8/KDK.1103/V/2006 99/BH/XIV.8/KDK.1103/VII/2006 106/BH/XIV. 8/KDK.1103/XI/2006 125/BH/XIV. 8/KDK.1103/I/2008 88/BH/XIV. 8/KDK.1103/VI/2006 129/BH/XIV. 8/KDK.1103/II/2008 130/BH/XIV. 8/KDK.1103/III/2008 131/BH/XIV. 8/KDK.1103/III/2008 132/BH/XIV. 8/KDK.1103/IV/2008 134/BH/XIV. 8/KDK.1103/IV/2008 137/BH/XIV. 8/KDK.1103/VII/2008 142/BH/XIV. 8/KDK.1103/VI/2008 147/BH/XIV. 8/KDK.1103/VIII/2008 153/BH/XIV. 8/KDK.1103/IX/2008 179/BH/XIV.8/I/2010 41
168
Aktif
-
Aktif
-
Aktif
-
Aktif
-
Tidak Aktif
-
Aktif
-
Tidak Aktif
-
Tidak Aktif
-
Aktif
36
Aktif
503
Aktif
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak, 2011 Berdasarkan keterangan data tabel 1.1 menunjukkan bahwa perkembangan koperasi pondok pesantren berkembang dengan pesat. Akan tetapi perkembangannya tidak di ikuti manajemen yang baik, sehingga tercatat bahwa status koperasi pondok pesantren sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti bahwa hanya 17 koperasi pondok pesantren atau 41,46%
8
berstatus aktif, sedangkan 24 koperasi pondok pesantren atau 58,53% berstatus tidak aktif. Besarnya koperasi pondok pesantren dalam status tidak aktif mengindikasikan rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi dan rendahnya kinerja koperasi pondok pesantren. Dari keterangan tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja koperasi pondok pesantren belum optimal disebabkan antara lain: koperasi pondok pesantren belum siap dengan permasalahan dan tantangan ekonomi secara nasional, kemampuan manager dalam mengelola koperasi pondok pesantren kurang profesional, masyarakat kurang adaptif terhadap tuntutan perubahan, struktur manajemen dan permodalan terbatas, sumber daya manusia karyawan kurang berkualitas, kurang berani mengambil resiko, tingkat rasa tanggung jawab masih sangat rendah. Ditambah kurangnya dukungan modal yang cukup untuk mengembangkan koperasi, akhirnya banyak koperasi yang jalan di tempat.10 Menurut Sutaat, bahwa kegagalan pengelola koperasi dalam menjalankan roda organisasinya disebabkan oleh kurangnya rasa tanggung jawab untuk berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM.11 Hal ini lah yang menjadi salah satu indikator bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi masih rendah. Oleh karena itu koperasi pondok pesantren perlu memanajemen kegiatannya sehingga perlu
10
Fatimah, Wawancara Dengan Pengelola Koontren Al-Ma’wa, Kabupaten Demak, Tanggal 31 Mei 2011 11 Sutaat, Wawancara dengan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tanggal 23 Maret 2011
9
penelitian yang berkaitan dengan variabel yang memiliki kontribusi terhadap keberhasilan usaha koperasi, yakni dengan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah kerja yang
dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang
dikehendaki dari pekerjaan
tersebut. Hessel Tangkilisan mengatakan
Sumber daya manusia adalah suatu cara untuk mengendalikan sumber daya penggerak dalam suatu organisasi atau institusi secara efektif dan efisien, dan mencakup keseluruhan aktivitas dan implementasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi . Perlunya sumber daya manusia dikelola dengan baik karena manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi.12 Suatu tujuan organisasi tersebut dapat diketahui berhasil atau tidak dapat diketahui salah satunya melalui hasil kinerja dalam periode waktu tertentu.
Kinerja dikategorikan berhasil, apabila tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi tersebut tercapai. Definisi kinerja sendiri menurut Rivai dan Basri adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.13 Bernandin dan Russell dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Sedangkan pengertian dari 12 13
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-kinerja.html
10
penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.14 Jadi apabila dari realita data yang ada di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak menunjukkan angka kopontren yang berstatus aktif sangat rendah. Maka hal ini memang mengindikasikan bahwa kinerja kopontren sangat rendah. Sebab organisasi tersebut tidak mampu untuk memenuhi tujuan utama organisasi kopontren. Dari rendahnya kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren tidak tertutup kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kesadaran orang-orang dalam paham berkoperasi. Yang dimana hal ini ber imbas pada kinerja koperasi pondok pesantren yang kurang bagus, dan akhirnya pun persaingan dengan koperasi lain maupun lembaga keuangan lain menjadi tidak kompetitif dan yang semestinya kehadiran koperasi pondok pesantren di lingkungan mereka dapat memberikan kontribusi dalam menyejahterakan tarap hidupnya, tetapi dengan adanya kinerja koperasi pondok pesantren tersebut kurang baik, maka perannya pun akhirnya tidak maksimal. Pengaruh ini sebenarnya mendorong terciptanya perubahan karena adanya tantangan dan sekaligus peluang bagi perkembangan koperasi itu sendiri. Namun, dapat pula menjadi ancaman akibat tingkat persaingan yang semakin ketat. Konsekuensinya, manakala koperasi tidak memiliki keunggulan kompetitif dan kinerja yang baik, maka perubahan hanya
14
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811-pengertian-kinerja/
11
menjadi masalah bagi koperasi. Fakta ini menjadi pertanyaan mendasar yaitu: 1) Apakah kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren dapat memberikan jawaban atas kualitas kinerja koperasi. 2) Apakah koperasi pondok pesantren
yang sekarang masih berdiri
ini
mempunyai keunggulan dan kinerja yang baik. 3) Jika mempunyai keunggulan dan kinerja yang baik, sejauh manakah peran koperasi pondok pesantren dalam menyejahterakan anggotanya dan sumbangsihnya bagi masyarakat sekitar. 4) Apakah kondisi para santri dan masyarakat sekitar pesantren sekarang masih kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat melalui kelompok atau koperasi. 5) Apakah kinerja koperasi pondok pesantren khususnya di kabupaten Demak dan pada umumnya di Indonesia masih sejalan dengan konsep/teori ekonomi, manajemen, sosial budaya, psikologi, serta hukum yang berlaku umum. 6) Apakah berkoperasi di lingkungan pondok pesantren merupakan salah satu pilihan untuk mensejahterakan para santri dan masyarakat sekitar. Berdasarkan Dari latarbelakang yang terurai di atas serta pertimbangan-pertimbangan yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi dengan judul: “PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN KABUPATEN DEMAK”.
DI
12
1.2
Rumusan Masalah Sebagai suatu badan usaha koperasi dalam menjalankan bidang usahanya, koperasi pondok pesantren sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar kinerja koperasi pondok pesantren maksimal. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : ” 1. Bagaimanakah tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi dan kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. 2. Bagaimana pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi mempengaruhi kinerja koperasi pondok pesantren”.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menjawab berbagai persoalan yang sedang berlangsung dalam kehidupan gerakan koperasi pondok pesantren khususnya di kabupaten Demak. Secara spesifik tujuan kajian ini adalah 1.
Untuk mengetahui tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi dan kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.
2.
Mengetahui pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi pondok pesantren terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di kabupaten Demak.
13
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi koperasi pondok pesantren di kabupaten Demak Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai saran dan pertimbangan bagi pengurus koperasi pondok pesantren dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembinaan sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi untuk meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren demi tercapainya tujuan koperasi yang bersangkutan. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau cakrawala berfikir dalam hal wawasan dibidang ekonomi dan perkoperasian, khususnya koperasi pondok pesantren serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek di lapangan. 3. Bagi pembaca dan almamater Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pembaca dalam rangka pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya perkoperasian pondok pesantren.
1.5
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian maka rancangan penulisan sebagai berikut :
14
BAB I
: PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIK Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan inti masalah yaitu meliputi pengertian koperasi, sumber daya manusia, kinerja koperasi pondok pesantren, kerangka pemikiran, hipotesis dan penelitian terdahulu. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari isi pembahasan, saran-saran dan penutup.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Koperasi Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : cooperation (latin), atau cooperation, atau co-operatie (belanda), dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai: bekerja bersama, atau bekerja sama, atau kerjasama, merupakan koperasi.15 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang diberikan pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.16 Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah menciptakan kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan barang dan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan fasilitas produksi atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga yang sangat rendah.17 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
15
Sudarsono dan Edilius, Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Renika Cipta,
2005, h. 1. 16 17
G. Kartasapoetra, Op.cit, h 10 Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, h. 19.
16
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
2.2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan Dan Prinsip Koperasi 2.2.1 Asas koperasi Menurut pasal 5, bagian 3 UU no. 12 Tahun 1967, asas koperasi Indonesia terdiri dari dua asas yaitu: 2.2.1.1 Asas kekeluargaan Asas ini mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus serta pemilikan dari para anggota atas dasar keadilan dan kebebasan serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama. 2.2.1.2 Asas kegotong-royongan Asas kegotong-royongan berarti bahwa pada koperasi tersebut telah terdapat keinsyafan dan kesadaran semangat kerja sama dan tanggung jawab bersama terhadap akibat dari karya, yang dalam hal ini bertitik berat pada kepentingan kebahagiaan bersama, ringan sama dijinjing berat sama dipikul, maka dengan demikian kedudukan koperasi akan kuat dan pelaksanaan kerjanya akan lancar karena para anggotanya
17
dukung-mendukung dan dengan penuh kegairahan kerja dan tanggung jawab berjuang mencapai tujuan koperasi. Asas kekeluargaan dan kegotong-royongan itu merupakan faham yang dinamis, artinya timbul dari semangat yang tinggi untuk secara berkerja sama dan tanggung jawab bersama berjuang menyukseskan tercapainya segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan tujuan bersama dan berjuang secara manunggal untuk mengatasi atau menanggulangi resiko yang diderita koperasinya sebagai akibat usahanya untuk kepentingan bersama. 2.2.2 Landasan Koperasi UU No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian Bab II Pasal 2, mengemukakan bahwa landasan ideal koperasi Indonesia adalah Pancasila, landasan Struktural: UUD 1945 dan landasan geraknya: Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, beserta penjelasannya, landasan mentalnya: Setia kawan dan kesadaran berpribadi. Menurut Panji Anaroga dan Nanik Widiyanti, landasan koperasi merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usaha untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Koperasi mempunyai tiga landasan yaitu sebagai berikut: 1. Landasan idiil koperasi berupa pancasila 2.
Landasan Struktural koperasi UUD 1945 dan landasan geraknya pasal 33 ayat UUD 1945 beserta penjelasannya
18
3. Landasan mentalnya koperasi setia kawan dan kesadaran berpribadi. Setiakawan merupakan landasan untuk bekerjasama berdasarkan pada azaz kekeluargaan sedangkan kesadaran pribadi mempunyai harga diri pada diri sendiri. 2.2.3 Fungsi Koperasi Fungsi-fungsi koperasi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari situasi dan kondisi, dari latar belakang budaya serta latar belakang sejarah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. 1. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dibidang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan kedudukan ekonominya serata melaksanakan pasal 33 UUD 1945 serta penjelasannya. 2. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia untuk mewujudkan demokrasi ekonomi nasional Indonesia. 3. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai gerakan masyarakat untuk mensukseskan pembangunan nasional Indonesia serta menjamin hari esok yang sejahtera dan bahagia. 4. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai soko guru ekonomi nasional Indonesia yang menjamin kemajuan serta kemakmuran bersama rakyat Indonesia. 5. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat pemersatu rakyat Indonesia yang miskin dan lemah ekonominya untuk mewujudkan
19
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. 2.2.4 Tujuan Koperasi Menurut UU No. 25 tahun 1992 koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. 2.2.5 Prinsip Koperasi Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi meliputi: (1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, (2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis, (3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, (4) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, (5) Kemandirian, (6) Pendidikan koperasi, (7) Kerjasama antar koperasi.18
2.3. Koperasi Pondok Pesantren 2.3.1. Kolektivitas Koperasi Pondok Pesantren. Tujuan koperasi pondok pesantren yang utama adalah memenuhi kebutuhan hidup anggota-anggotanya, dengan jalan menyelenggarakan
aktivitas
ekonomi
secara
bersama-sama.
Kolektivitas adalah kekuatan koperasi. Maju mundurnya sebuah
18
Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE, 1988, h. 2.
20
koperasi
ditentukan
oleh
seberapa
mampu
oleh
anggotanya
mempertahankan kolektivitasnya itu. Kolektivitas (jama’ah) adalah anjuran syari’ah. Betapa pentingnya kolektivitas itu sehingga dalam ibadah ritual pun seperti shalat diperintahkan
untuk
lima waktu, umat
mengerjakannya
secara
muslim
bersama-sama.
Kolektivitas adalah modal sosial yang amat diperlukan untuk mencapai kemajuan, prinsip kolektivitas dalam koperasi. Pertama, keterbukaan, bahwa siapapun bisa menjadi anggota koperasi tanpa memandang agama, etnis, politik dan perbedaan lainnya. Prinsip ini adalah perwujudan dari perintah syari’ah agar perbuatan manusia menjadi rahmat bagi seluruh alam.19 Hal ini sesuai dengan firman Allah yang merangkap konsep keseimbangan dasar ekonomi islam, yang tercantum dalam (Q.S. Al-Baqarah: 279). Yang artinya ” Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya ”. Kedua,
Keadilan,
bahwa
distribusi
manfaat
ekonomi
dikalangan anggota harus sesuai dengan kekerapan si anggota dalam menggunakan jasa koperasi, bukan berdasarkan proporsi modal anggota dalam koperasi. Hal ini sesuai firman Allah dalam (QS al
19
Rahman el Junusi dkk, Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang, IAIN Walisongo Semarang, 2009, h. 13
21
Hujarat:13): didalamnya menerangkan tentang persaudaraan dan keadilan sesama anggota.20
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS al Hujarat: 13) Ketiga, penghormatan terhadap kemanusiaan. Dala syari’ah, manusia adalah makhluk paling mulia. Karena itu, kerja sebagai wujud kemanusiaan, harus lebih dihargai dibanding modal sebagai wujud harta. Dalam koperasi, prinsip ini diberlakukan dengan cara membatasi keuntungan dari saham yang ditanam anggota di koperasi. Dengan prinsip ini, pengaruh harta dibatasi, tetapi tidak, dengan pengaruh kerja. anggota memperoleh manfaat dari koperasi sebanding dengan kerjanya, bukan dengan modal yang disimpan di koperasi. firman Allah dalam (QS. Al maidah: 87): didalamnya menerangkan tentang kesejahteraan ekonomi untuk bersama.21
20
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo: Kelompok Masmedia Buana Pustaka, 2009, h. 18. 21 Nur S. Buchori, Op.cit, h. 16.
22
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al maidah: 87) Keempat, otonomi, yaitu anggota mengendalikan sepenuhnya kearah mana dan bagaimana usaha koperasi diselenggarakan. Otonomi adalah bentuk lain dari kemerdekaan atau kebebasan. Syari’ah memandang kemerdekaan atau kebebasan sebagai bagian asasi dalam kehidupan manusia. Ini tidak terdapat dalam perusahaan kapitalistik, dimana pada umumnya kebebasan hanya dimiliki majikan, sementara buruh terikat oleh berbagai peraturan yang wajib dipenuhi, yang tidak jarang peraturan itu rendahkan derajat kemanusiaan mereka. Kelima, kebebasan mengemukakan pendapat atau keinginan. Dalam koperasi prinsip ini disebut satu orang satu suara. Prinsip ini tidak berarti segala keputusan diambil dengan jalan voting. Justru kecenderungan dalam koperasi, prinsip satu orang satu suara ini diterapkan melalui musyawarah mufakat yang melibatkan seluruh anggotanya. Keadaan ini hanya bisa berlaku jika ada kesetaraan. Keenam,
pendidikan
anggota,
yaitu
pendidikan
untuk
menanamkan karakter positif seperti sifat tekun, pantang menyerah, aktif melakukan inovasi, solider terhadap sesama, serta karakter lain yang diperlukan untuk kemajuan, sekaligus pendidikan untuk mengasah wawasan dan keahlian anggota dalam mengelola koperasi. Ketujuh, kerja sama aktif antar sesama koperasi. Ikhtiar untuk mencapai perbaikan ekonomi pasti menghadapi banyak tantangan.
23
Semakin berat tantangannya akan semakin sulit dihadapi sendirian. Karena
itu
satu
koperasi
harus
merapatkan
barisan
dan
mengembangkan kerja sama yang solid dengan koperasi lainnya. Merapatkan barisan, atau bersatu dengan pengorganisasian yang baik, adalah prinsip syari’ah yang utama dalam kehidupan sosial. Syari’ah sama sekali tidak menganjurkan prinsip yang sebaliknya, yaitu pecahbelah, apalagi persaingan untuk saling menjatuhkan. Komitmen
islam
yang
demikian
mendalam
terhadap
persaudaraan dan keadilan menyebabkan konsep kesejahteraan (falah) bagi semua umat manusia sebagai suatu pokok ajaran islam. Kesejahteraan ini meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental dan kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas manusia.22 Tujuh prinsip koperasi tersebut nyata-nyata merupakan perwujudan dari syari’ah islam. Undang-undang tentang koperasi No 25 tahun 1990 dibangun dari UUD 45. konstitusi tersebut memuat akidah ketuhanan yang maha esa yang merupakan landasan dari tauhid. Selain itu juga banyak bukti telah menunjukkan bahwa kemanfaatan koperasi telah dirasakan masyarakat di berbagai belahan dunia. Kolektivitas menjadi prinsip dasar yang memberi banyak keuntungan bagi para anggota koperasi. Secara tegas, keberadaan
22
h. 7.
M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: GEMA INSANI, 2005,
24
prinsip tersebut membuat koperasi menjadi sama sekali berbeda dari lembaga ekonomi berbasis kapitalis.23
2.3.2. Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren Koperasi pondok pesantren dapat melakukan kegiatan disemua bidang usaha sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan anggotanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Kegiatan usaha yang dapat dikelola oleh koperasi pondok pesantren antara lain: 1. Unit usaha warung telekomunikasi (sesuai kesepakatan bersama antara
Dirjen
Pos
dan
telekomunikasi
dengan
Dirjen
Kelembagaan Agama Islam). 2. Unit usaha warung pangan dan toko pangan (sesuai kesepakatan bersama antara Mentri Negara Urusan Pangan/Kabulog dengan induk koperasi pondok pesantren). 3. Unit usaha agribisnis (sesuai naska kerjasama antara Induk Koperasi Pondok Pesantren, yayasan pusat pendidikan latihan swadaya masyarakat, dan pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian, Departemen Agama, Departemen Koperasi dan PPK dan Departemen dalam Negeri). 4. Unit usaha perbankan dengan Sistem Syariah Islam (sesuai dengan kesepakatan bersama antara Mentri Agama, Mentri Koperasi dan
23
Rahman el Junusi dkk, Op.cit, h. 14
25
PPK, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, tentang Pemasyarakatan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Di lingkungan Pondok Pesantren). Antara lain; 1) Unit usaha simpan pinjam. 2) Unit usaha angkutan. 3) Unit usaha perbengkelan. 4) Unit usaha percetakan. 5) Unit usaha konveksi. 6) Unit usaha lainnya.24 2.3.3. Kendala-Kendala dalam Pemberdayaan Ekonomi di Pondok Pesantren 1. Sumber Daya Manusia (SDM) Menurut Jusuf Irianto sebagaimana dikutip oleh Rr. Suhartini, masalah kualitas SDM sebetulnya bukan hanya masalah Ponpes saja, tetapi dalam skala yang lebih luas, yakni masyarakat Indonesia secara umum.25 Pada tahun 2000, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan, sekitar 38,5 juta jiwa. Jumlah ini mengalami kenaikan 1,1 juta jiwa bila dibanding tahun 1999. Salah satu penyebab utama meningkatnya jumlah pengangguran tersebut adalah terbatasnya kemampuan sektor riil dalam menyerap jumlah tenaga kerja yang semakin membesar.26 Bagaimana dengan SDM Ponpes? Tanpa bermaksud intervensi
24
terhadap
eksistensi
Ponpes.
Pesantren,
jika
Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta: Deartemen Agama RI, 2003, h. 54 25 Rr. Suhartini, “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren”, Dalam A. Halim et al., Manajeman Pondok Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005, h. 235. 26 Ibid, h. 235.
26
disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di
Indonesia,
merupakan
sistem
menghasilkan banyak alumni.27
tertua
saat
ini
dan
Akan tetapi secara objektif
harus diakui bahwa angka 38,5 juta jiwa pengangguran tersebut, sebagian di antaranya adalah komunitas alumni Ponpes. Kondisi ini sudah barang tentu bukan semata kesalahan para santri, tetapi akan lebih baik bila dilihatnya secara komprehensif, yakni dengan melihat bagaimana SDM pengelola lembaga-lembaga Pendidikan yang ada di Pesantren. Menurut Toto Tasmara ada beberapa nilai yang selama ini menjadi penghambat etos kerja bagi orang Islam, di antaranya adalah: 1) Khurofat dan takhayul. 2) Tak akan lari gunung dikejar, alon-alon asal kelakon. 3) Gampangan, take it easy, bagaimana nanti sajalah. 4) Mangan ora mangan pokoke kumpul. 5) Nrimo-fatalistis. 6) Kerja kasar itu hina. 7) Jimat atau mascot.28 2. Kelembagaan Secara garis besar, model kelembagaan Ponpes dapat dikategorikan ke dalam dua kategori, sebagai berikut;29 a. Integrated Structural
27
M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Menejemen Pondok Pesantren, Jakarta, DIVA PUSTAKA, 2003, h. 1. 28 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2005, h. 125-133. 29 Rr. Suhartini, Op.cit, h. 237-240..
27
Maksudnya adalah semua unit atau bidang yang ada dalam Ponpes merupakan bagian tak terpisahkan dengan Ponpes. Artinya, semua unit atau bidang dengan berbagai ragam spesifikasi, berada dalam suatu struktur organisasi. Model seperti ini, sebenarnya tidak terlalu bermasalah seandainya masing-masing unit atau bidang memiliki job discription yang jelas, termasuk hak dan kewenangannya. b. Integrated Non-Structural Maksudnya adalah unit atau bidang usaha yang dikembangkan
Ponpes
terpisah
secara
struktural
organisatoris. Artinya, setiap bidang usaha mempunyai struktur tersendiri yang independen. Meski demikian, secara emosional dan ideologis tetap menyatu dengan Ponpes. Pemisahan lembaga ini dimaksudkan sebagai upaya kemandirian lembaga, baik dalam pengelolaan atau pengembangannya. 3. Terobosan/Inovasi dan Net-Working Problem ketiga yang dirasa mendasar adalah kurangnya keberanian Ponpes untuk melakukan terobosan keluar, atau membuat jaringan, baik antar Ponpes maupun Ponpes dengan institusi lain. Kurangnya keberanian ini tidak terlepas dari dua problem yang ada, yaitu SDM dan kelembagaan, akibat lebih
28
jauh, Ponpes tidak atau kurang maksimal memfungsikan dirinya sebagai agent of development. .30
2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) 2.4.1. Pengertian Sumber Daya Manusia. Pengertian sumber daya manusia dalam koperasi adalah sumber daya atau potensi. Atau kekuatan, atau kemampuan yang ada dalam diri manusia, yang menentukan sikap dan kualitas manusia untuk dapat berprestasi dan menjadikan organisasinya tetap hidup dan mampu bersaing.31 Sedangkan pengertian sumber daya manusia strategik dalam koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian: “sumber daya manusia strategik dalam koperasi adalah sumber daya atau potensi, atau kekuatan atau kemampuan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan sikap dan kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan koperasi efektif dan efisiensi serta mandiri.32 Menurut Harmein Nasution, bahwa
sumber daya manusia (
SDM) di dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan organisasi, karena
pada
dasarnya
SDM
yang
merancang,
memasang,
mengoperasikan dan memelihara dari system integral tersebut, baik itu input, proses, maupun output. 30
Rr. Suhartini, Op.cit, h. 240-241. Tati Suhartati Joesron, Manajemen Strategik Koperasi, Yogyakara, 2005, h. 107. 32 Ibid, h. 109. 31
29
Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada dalam organisasi memerlukan manusia yang baik kualitasnya. Sumber daya manusia jika ditinjau dari segi kualitasnya memiliki dua kemampuan, yaitu : 1) Hard Skill : Kemampuan akademik yang dimiliki seseorang. 2) Soft Skill : Kemampuan
menyesuaikan
dengan
lingkungan
terutama dalam dunia kerja / organisasi. Kedua kemampuan diatas diperlukan
bagi sumber daya
manusia dalam menggerakkan dan mengembangkan organisasi. Agar kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan memenuhi standard maka setiap tahapan proses harus direncanakan dan dikendalikan sesuai dengan standard dan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan organisasi.33 Siapa pun yang mengelola organisasi akan mengelola berbagai tipe sumber daya untuk meraih tujuan organisasi/perusahaan tersebut. Para pakar manajemen mengatakan bahwa untuk dapat berkembang dan berjaya, sebuah organisasi, baik negara maupun perusahaan, harus memiliki power atau daya/kekuatan. Daya/kekuatan tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber daya atau resources yang dapat didayagunakan.34 Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat
33
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.p
df 34
Ahmad S. Ruky, SDM Berkualitas Mengubah VISI Menjadi REALITAS, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, h. 8.
30
dikategorikan atas empat tipe sumber daya: finansial, fisik, manusia, kemampuan teknologi dan sistem.35 2.4.2. Pengukuran kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat diukur dengan menggunakan teori sebagai berikut: 2.4.2.1 Produktivitas Untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimum, organisasi harus menjamin dipilihnya orang yang tepat dengan pekerjaan yang tepat serta kondisi yang memungkinkan mereka bekerja optimal. Produktivitas dapat diartikan sebagai hasil pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya yang digunakan, termasuk sumber daya manusia.36 Produktivitas dapat diukur pada tingkat individual, kelompok
maupun
organisasi.
Produktivitas
juga
mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai efektifitas dan efisiensi kinerja dalam kaitannya dengan penggunaannya sumber daya. Orang sebagai sumber daya manusia ditempat kerja termasuk sumber daya yang sangat penting dan perlu diperhitungkan. Berikut ini ciri-ciri pegawai yang produktif menurut Dale timpe (19989) adalah: 1) Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat. 2) Kompeten secara profesional. 3) 35 36
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIE YKPN, 2004, h.4. John R schermenharn, Menejemen,Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003, h. 7.
31
Kreatif dan inovatif. 4) Memahami pekerjaan. 5) Belajar dengan cerdik menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet dalam bekerja. 6) Selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus terhenti. 7) Dianggap bernilai oleh atasannya. 8) Memiliki catatan prestasi yang baik. 9) Selalu meningkatkan diri.37 2.4.2.2 Sikap dan perilaku 1) Sikap Sikap yang perlu dipupuk dan dikembangkan dalam merencanakan masa depan yang diinginkan itu ialah sikap yang antisipatif dan proaktif. Sikap demikian berarti banyak hal, antara lain: a) Mengenali berbagai hal yang berpengaruh terhadap organisasi terhadap
yang
sekarang
organisasi
dan
dominan
dampaknya
memperhitungkan
sifat
dampak tersebut dimasa depan. b) Mampu
mengidentifikasi
perkembangan-
perkembangan yang sedang terjadi dan menganalisis apakah perkembangan itu bersifat sementara atau langgeng. c) Mampu melihat kecenderungan-kecenderungan yang timbul
37
dan
mengkaitkan
kecenderungan-
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia , Jakarta: PT Gramedia 2004, h. 11
32
kecenderungan
itu dengan sasaran-sasaran
yang
diinginkan. d) Tidak sekedar memberikan reaksi terhadap situasi problematik
yang
timbul,
akan
tetapi
mampu
memperhitungkan sebelumnya. e) Mampu berpikir dan bertindak proaktif.38 2) Perilaku Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan (goal-oriented) dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.39 Melalui tindakan dan belajar, seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya.40 2.4.2.3 Komunikasi. Menurut Kenneth dan Gary (1992), komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi antara dua orang atau lebih yang juga meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. Komunikasi dalam organisasi dapat di lihat dari sisi komunikasi antar pribadi dan komunikasi organisasi.
Komunikasi
dapat
terjadi
karena
adanya
komponen-komponen, yaitu komunikator yang mengirimkan
38
Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktik Kepemimpinan, Jakarta, RINEKA CIPTA, 1991, h. 115 39 J. Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h. 32 40 Husein Umar, Opcit, h. 25.
33
pesan yang diekspresikan
(encoded) melalui berbagai
lambang dalam bentuk bahasa. Selanjutnya pesan disampaikan melalui perantara yaitu media komunikasi. Pesan diterima oleh penerima (recipients)
yang selanjutnya pesan tersebut
ditafsirkan (decoded).41 Teknik berkomunikasi secara efektif, antara lain adalah: 1) Setiap orang dalam organisasi harus mengetahui semua saluran komunikasi yang terdapat dalam organisasi. 2) Mengetahui saluran komunikasi yang terbuka baginya dan bagaimana tata cara penggunaannya. 3) Garis komunikasi seyogyanya langsung dan sesingkat mungkin
guna
menghindari
distorsi
dalam
proses
komunikasi. 4) Harus terdapat kemungkinan untuk menggunakan semua jalur formal dengan mengindahkan hirarki organisasi yang berlaku. 5) Garis komunikasi hendaknya diusahakan agar tidak terganggu meskipun berbagai kegiatan berlangsung dalam organisasi yang bersangkutan. 6) Otentisitas komunikasi hendaknya terjamin.
41
Husein Umar, Opcit, h. 26.
34
7) Orang
yang
bertindak
sebagai
pusat
komunikasi
hendaknya terdiri dari orang yang terampil.42 2.4.2.4 Hubungan (Relationships). Berhubungan (Bersilahturrahmi), berarti membuka peluang dan sekaligus mengikat simpul-simpul informasi dan menggerakkan kehidupan. Manusia yang tidak atau enggan bersilahturrahmi
untuk
membuka
cakrawala
pergaulan
sosialnya atau menutup diri dan asyik dengan dirinya sendiri, pada dasarnya ia sedang mengubur masa depannya.43 Hal tersebut sama juga dalam suatu organisasi, bahwa hubungan dalam organisasi banyak terkait dengan rentang kendali (span of control) yang diperlukan organisasi karena keterbatasanketerbatasan yang dimiliki manusia yang dalam hal ini adalah atasan. Rentang kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh atasan. Rentang kendali seseorang pemimpin jumlahnya relatif, akan tetapi beberapa buku menyatakan bahwa tidak lebih dari 10 orang, tergantung pada faktorfaktor:44 1) Sifat dan rincinya rencana-rencana kerja. 2) Latihanlatihan dalam perusahaan. 3) Posisi pemimpin dalam struktur organisasi. 4) Dinamis atau statisnya organisasi. 5) Kemampuan dan handalnya alat komunikasi. 6) Tipe pekerjaan yang dilakukan. 7) 42
S.P. Siagian, Teknik Menumbuhkan Dan Memelihara Perilaku Organisasional, Jakarta,CV Haji Masagung, 1987, h. 50 43 K.H. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, GEMA INSANI, 2002, h. 131 44 Husein Umar, Opcit, h. 32.
35
Kecakapan dan pengalaman manajer. 8) Tingkat kewibawaan dan energi manajer dan. 9) Dedikasi dan partisipasi bawahan.
2.5. Masalah Koperasi Dan Sumber Daya Manusia Koperasi Koperasi berkiprah dan bersaing dipasar bebas (free market). Akses yang terbuka adalah suatu kunci yang diperlukan agar bisa berkiprah secara optimal dipasar. Koperasi adalah salah satu mekanisme penting untuk memasuki pasar. Menurut Peter Devis (1999), dalam bukunya “managing the cooperative difference” dalam banyak hal ini koperasi banyak berjuang untuk bersaing dengan satu lebih alasan sebagai berikut. 1) Terdapat tumpang tindih pelayanan dan fungsi didalam gerakan koperasi, karena koperasi tidak melakukan merger dan konsolidasi yang cukup cepat untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang kompetitif. 2) Koperasi berkembang secara lambat di dalam sektor bisnis dan informasi yang secara teknologi berkembang secara cepat. 3) Hanya sedikit koperasi primer yang beroperasi secara nasional atau bahkan masuk ke dalam perdagangan internasional. 4) Kebanyakan koperasi beroperasi dengan” value added” yang rendah ketika terkait dalam rantai jaringan bisnis atau industri. 5) Koperasi dicirikan oleh sangat rendahnya semangat kewirausahaan atau budaya, sehingga menyebabkan hilangnya peluang dan rendahnya inovasi.
36
6) Koperasi kekurangan komitmen atau keadaan terhadap kebutuhan untuk mengembangkan manajemen eksekutif dan pada umumnya tidak menyadari peran krusial kepemimpinan di dalam memperjuangkan dan mempertahankan tujuan dan nilai-nilai koperasi.45 Masalah utama sumber daya manusia koperasi terletak bukan pada kantitas tetapi pada kualitas. Masalah kualitas pada dasarnya adalah akibat dari masih lemahnya menejemen porsonalia di koperasi.
2.6. Kinerja 2.6.1 Arti kinerja Menurut media massa Indonesia bahwa istilah kinerja ini diberi padanan kata dalam bahasa Inggris yakni ”performance”.46 Apakah arti peformance tersebut? Menurut the Scribner-Bantam English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada tahun 1979, arti kata performance merupakan kata benda (noun) dimana salah satu ”entry”-nya adalah ”thing done” (suatu hasil yang telah dikerjakan”. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka arti performance atau kinerja adalah sebagai berikut: ”performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
45
Husein Umar, Opcit, h. 110. Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 1999, h. 1. 46
37
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.47 Dalam hal ini koperasi yang notabennya merupakan badan usaha yang berorietasi pada kesejahteraan anggotanya, maka harus bisa memaksimalkan laba sebagai SHU di akhir tahun. Maka untuk memaksimalkan
laba
dan
memantau perkembangan koperasi,
pengelola harus mengadakan evaluasi dan membenahi permasalahanpermasalahan yang ada. Salah satu ujung tombak pemaksimalan laba adalah kinerja pemasaran (penjualan). Menurut Menon, Bharadwaj, dan Howell, kinerja pemasaran (Marketing
performance),
dapat
didefinisikan
sebagai
usaha
pengukuran tingkat kinerja terhadap kinerja strategi yang dihasilkan dengan keseluruhan kinerja yang diharapkan, penjualan dan keuntungan. Dalam pengertian yang lain Augusty menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu produk sebagai hasil dari sebuah strategi perusahaan. Selanjutnya Voss dan Voss, mendefinisikannya sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja meliputi omzet penjualan, jumlah pelanggan, keuntungan dan pertumbuhan penjualan. Dengan demikian, kinerja pemasaran merupakan konsep yang penting untuk mengetahui prestasi pasar suatu produk. Setiap perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasi pasar dari
47
Ibid, h. 2.
38
produk-produknya, sebagai cermin dari keberhasilan usahanya di dunia persaingan bisnis. Oleh karena itulah strategi perusahaan akan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran, seperti: volume penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan, dan juga kinerja keuangan yang baik.48 2.6.2 Strategi dan program-program dalam pengembangan usaha koperasi antara lain : 1) Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi para pengurus, manajer, karyawan, anggota badan pemeriksa, kader koperasi dan Petugas Konsultasi Koperasi Lapangan (PKKL). 2) Bimbingan dan konsultasi untuk meningkatkan tertib organisasi terutama dalam penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT). 3) Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen koperasi. 4) Meningkatkan kemampuan penerapan sistem akuntansi koperasi. 5) Meningkatkan kemampuan pengawasan internal koperasi primer. 6) Meningkatkan partisipasi aktif anggota. 7) Penyediaan informasi anggota 8) Pelaksanaan kegiatan praktik
kerja atau magang bagi para
pengelola usaha koperasi 9) Pelaksanaan kegiatan studi banding bagi para manajer koperasi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
48
Rahman el Junusi dkk Op.cit,, h. 22
39
10) Penyuluhan untuk meningkatkan
produktivitas usaha anggota
melalui pendekatan kelompok 11) Penyediaan sarana usaha koperasi dalam rangka meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan koperasi kepada anggota dan masyarakat
sekitarnya
di
daerah
tertinggal,
transmigrasi,
perbatasan dan terisolasi.49 Dalam penelitiannya Atozisochi daeli dkk, mengemukakan bahwa, faktor lainnya yang dierkirakan turut menentukan keberhasilan dalam mengelola koperasi adalah pendidikan formal, mengingat dalam praktek pengelolaan koperasi, ternyata banyak peluang-peluang terutama yang berasal dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang memerlukan
persyaratan
teknis
yang
agak
rumit
untuk
mendapatkannya. Sehingga mau tidak mau, para pengurus seyogyanya harus memiliki basis pendidikan formal yang memadai, paling tidak mereka pernah menduduki pendidikan lanjutan atas.50 2.6.3 Cara mengukur kinerja Thor mengemukakan adanya tiga dasar pengembangan ukuran kinerja sebagai alat untuk meningkatkan efektifitas organisasi, yaitu sebagai berikut: 1) Apa yang diukur semata-mata ditentukan oleh apa yang dipertimbangkan penting oleh pelanggan. 49
Rakhmawati Patriatiningrum, Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di Kabupaten Kendal Tahun 2004 -2005, UNNES, 2007, h.36 50 Atozisochi, dkk, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias, h. 6
40
2) Kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi prioritas strategis dan rencana strategis mengindikasikan apa yang harus diukur. 3) Memberikan perbaikan kepada tim dengan mengukur hasil dari prioritas strategis, memberi kontribusi untuk perbaikan lebih lanjut dengan menguasakan motivasi tim, dan informasi tentang apa yang berjalan dan tidak berjalan.51 Akhir tujuan Kinerja adalah keberhasilan usaha, oleh sebab itu perkembangan usaha perlu di ketahui. Untuk mengukur kinerja usaha dalam penelitiannya Rakhmawati Patriatiningrum (2007) adalah sebagai berikut: 1) Pertumbuhan omzet usaha Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi harus mampu memberikan pelayanan yang baik khususnya dalam bidang penjualan karena akan dapat menarik minat pelanggan untuk membeli di koperasi. Untuk itu koperasi diharapkan lebih mengembangkan usahanya yang tidak hanya bergerak dalam satu bidang usaha saja dan seharusnya mampu di berbagai bidang usaha, sehingga masyarakat akan lebih tertarik kepada koperasi dibandingkan dengan usaha disekitar koperasi. Oleh sebab itu koperasi harus meningkatkan sinergi antar koperasi, sebagaimana yang telah diurai dalam prinsip koperasi, koperasi perlu
51
Wibowo, Menejemen Kinerja, Jakarta, PT.Raja Grafindo, 2009, h. 346
41
melakukan kerjasama antar koperasi untuk mengembangkan jaringan usaha.52 2) Perkembangan anggota Keanggotaan koperasi adalah suka rela dan terbuka sifatnya. Dengan demikian setiap orang yang dapat memenuhi syarat keanggotaan koperasi pada dasarnya dapat diterima menjadi anggota.53 Jika seorang hendak memasuki suatu koperasi maka yang
terpenting
ialah
koperasi
itu
dapat
memperbaiki
kehidupannya, dan bukan supaya uangnya yang berlebihan dapat ditanam
di
dalam
koperasi
sehingga
memberikan
buah
simpanannya itu.54 Oleh sebab itu, dengan adanya komitmen semacam itu, maka yang diharapkan para anggota akan selalu setia pada koperasi yang bersangkutan. 3) Perkembangan Sisa Hasil Usaha Sisa hasil usaha adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang bersangkutan. Pada hakekatnya sisa hasil usaha koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan yang lain. Sisa hasil usaha harus dipisahkan antara sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggota dan sisa hasil usaha yang diperoleh dari pihak bukan anggota. Sebagian dari sisa
52
Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta: Deartemen Agama RI, 2003, h. 51 53 PN BALAI PUSTAKA, Pengetahuan Perkoperasian: Jakarta, 1981, h. 126 54 Ibid, h. 127
42
hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya. Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak boleh dibagikan kepada anggota. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan bagian yang dikembalikan kepada anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja. Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi. Bagian sisa hasil usaha yang dikembalikan kepada anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak. Pada waktu koperasi dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan untuk menutup kerugian yang diderita dan biaya penyelesaian tidak boleh dibagikan kepada anggota, tetapi harus dibagikan kepada perkumpulan koperasi atau kepada badan lain yang asa tujuannya sesuai dengan koperasi.55
2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian Rahman el Junusi dkk dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang” menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-
55
Rakhmawati Patriatiningrum, Op.cit, h. 37
43
variabel yang diteliti, dengan menggunakan alat analisa model SEM (Structural Equation Modeling), yangdioperasikan melalui program AMOS (Analysis Of Moment Structure). Evaluasi kriteria goodness of fit nya harus (Significaned Prob 0,05 , RMSEA 0,08 , GFI 0,90 , AGFI 0,90 , CMIN/DF 2,00 , TLI 0,95 , CFI 0,94 . Penelitian Rakhmawati Patriatiningrum, dalam penelitian skripsinya yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di Kabupaten Kendal”. Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis ratio, analisis regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji koefisien determinasi. Penelitian Atozisochi, dkk, dalam penelitian yang berjudul ”Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan
Koperasi
Unit
Desa
Di
Kabupaten
Nias”.
Juga
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabelyang diteliti.
2.8. Kerangka Pemikiran Teoritik Dari penelitian-penelitian diatas maka pengertian kinerja (Out Came) adalah suatu hasil kerja dari kegiatan yang telah dilakukan dengan tercapainya pertumbuhan penjualan, kemampulabaan/profitability dan jumlah aktiva. Sehingga kerangka pemikiran teoritis dibangun dari tinjauan
44
pustaka dan hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka model konseptual kerangka pemikiran teoritis disajikan dalam gambar.1 dibawah ini: Gambar. 1 Kerangka Pemikiran Teoritik Produktivitas Pertumbuhan Usaha Sikap dan Perilaku
Kualitas SDM
Kinerja
Pertumbuhan Anggota
Komunikasi
Hubungan
Pertumbuhan SHU
Gambar 2.8. Kerangka pikir pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren.
2.9. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.56
56
2008, h.64
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta,
45
Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: “Ada pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola Koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”. Tabel: 2.1 Tabel Pengukuran Variabel No 1
Variabel
Definisi
Dimensi
Kualitas
Sumber daya atau potensi, 1. Produktivitas
Sumber Daya
atau kekuatan atau
Manusia
kemampuan yang ada
(SDM)
dalam diri manusia
3. Komunikasi
Pengelola
koperasi, yang
4. Hubungan
Kopontren
menentukan sikap dan
Skala Skala likert
2. Sikap Dan Perilaku
kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan koperasi efektif dan efisiensi serta mandiri 2
Kinerja
Hasil kerja yang dapat
Kopontren
dicapai oleh seseorang
Omzet
atau sekelompok orang
Penjualan.
dalam organisasi, sesuai
2. Pertumbuhan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi
1. Pertumbuhan
Anggota 3. Pertumbuhan SHU
Skala likert
46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.57 Dalam penelitian ini, Jenis data yang digunakan peneliti, adalah data primer, karena yang diteliti adalah kualitas sumber daya manusia (SDM), serta pengaruhnya terhadap kinerja koperasi pondok pesantren, maka data utama yang diperlukan untuk menjawab hipotesis penelitian adalah data primer. Sumber data primer pada penelitian ini di peroleh langsung dari para responden, melalui pengisian kuesioner dan wawancara terhadap para pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. 3.1.2 Data Skunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.58 Untuk melakukan penelitian ini tentang pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi 57 58
Husein Umar, Op.cit, h. 99 Ibid, h. 100
47
pondok pesantren diperlukan data primer dan data sekunder. Adapun cara memperoleh data sekunder dapat melalui proses pengumpulan data sebagai berikut: Sumber informasi yang telah dipublikasikan baik jurnal ilmiah penelitian terdahulu, majalah dan literature yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Populasi penelitian adalah serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitan.59. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh koperasi pondok pesantren yang terdapat di kabupaten Demak yang telah berbadan hukum dan terdaftar di Departemen Koperasi. Adapun daftar populasi koperasi pondok pesantren yang aktif di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut: Table: 3.1 Table Koperasi Pondok Pesantren Yang Aktif Dan Kurang Aktif di Kabupaten Demak.
No
59
2005 h. 99.
NAMA KOPONTREN
Status
1
Kopontren Futuhiyyah
Aktif
2
Kopontren At Taslim
Aktif
3
Kopontren Suada
Aktif
4
Kopontren An Nur
Kurang Aktif
M. Burhan bungin, Metodoogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media Groub,
48
5
Kopontren Rizquna
Aktif
6
Kopontren Hadi Kusumo
Aktif
7
Kopontren Al Mubarok
Aktif
8
Kopontren Babul Ulum
Kurang Aktif
9
Kopontren Estu Jaya
10
Kopontren Darussalam
11
Kopontren Al Falah
12
Kopontren Nurul Huda
Kurang Aktif
13
Kopontren Zahrul Ulum
Kurang Aktif
14
Kopontren Usaha Mandiri
Kurang Aktif
15
Kopontren Al Ma’wa
Aktif
16
Kopontren Al Madina
Aktif
17
Kopontren Al Hasaniyah
Aktif
Aktif Kurang Aktif Aktif
Sumber : Data primer, penelitian kopontren , 2011 3.2.2 Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari wakil populasi yang diteliti.60 Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak dipergunakan karena jumlah koperasi pondok pesantren terbatas, sehingga yang dianalisis adalah populasi dari penelitian.
3.3
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas metode angket atau kuesioner dan metode wawancara untuk melengkapi data yang diperoleh melalui angket. Angket yang akan dipakai dengan menggunakan skala ordinal yaitu memberikan
60
Ibid, h. 101.
49
informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu.61 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode diantaranya sebagai berikut: 3.3.1 Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit/kecil.62 3.3.2 Kuesioner (angket) Kuesioner adalah sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendasar dari laporan tentang diri sendiri (self report) atau pada pengetahuan atau keyakinan pribadi subyek atau informasi yang diteliti. Kuesioner in dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji hipotesis dan model kajian untuk memperoleh data tersebut digunakan kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban saja. Sedangkan penyusunan skala pengukuran digunakan metode Likert Summated Ratings (LSR). Dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 5 jawaban pertanyaan dengan ketentuan sabagai berikut: 61 62
137
Ibid. h. 94 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, h.
50
Nilai 5 : untuk jawaban sangat tinggi Nilai 4 : untuk jawaban tinggi Nilai 3 : untuk jawaban cukup Nilai 2 : untuk jawaban rendah Nilai 1 : untuk jawaban sangat rendah Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner kepada para pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan pada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. 3.3.3 Survei Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada, sehingga tidak perlu menghitungkan hubungan antara variabel-variabel karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah dari pada menguji hipotesis. Survei dapat memberikan manfaat untuk tujuantujuan deskriptif, membantu untuk membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan.63 Dalam penelitian, internet juga telah menjadi sarana untuk mendapatkan informasi atau data yang tersimpan di server-server yang tersebar di seluruh dunia yang dapat diakses dan dibaca secara cepat, mudah dan cuma-cuma oleh para pengunjung internet (netter).
63
Husein Umar, Op.cit, h. 82
51
Dengan kata lain internet merupakan tempat yang penting bagi para peneliti untuk mendapatkan data sekunder sebanyak-banyaknya.64
3.4
Identifikasi Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel-variabel Penelitian Variabel penelitian adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar, dan sebagainya.65 Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel Bebas (X) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Variabel yang mempengaruhi variabel terikat yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi. 2) Variabel Terikat (Y) Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. 3.4.2 Definisi Operasional Variabel Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.
Operasional
variabel
bermanfaat
untuk:
1)
mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan, 2) Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek 64 65
Jonathan Sarwono, Op.cit, h. 175 Ibid, h. 59.
52
mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional. 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.66 Yang dimaksud definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep yang berupa konstruksi dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.67 Definisi operasional berisikan indikator dari suatu variabel yang memungkinkan peneliti mengumpulkan data secara relevan sehingga dari masing-masing variabel tersebut lebih terarah dan sesuai dengan metode pengukuran yang telah direncanakan. Operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1) Kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi, diukur dengan kuesioner yang menentukan fakta sebagai berikut: a. Produktivitas Produktivitas diartikan sebagai hasil pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya yang digunakan, termasuk sumber daya manusia.68 Produktivitas dapat diukur pada tingkat individual, kelompok maupun organisasi. Produktivitas juga mencerminkan keberhasilan atau 66
Ibid, h. 67 Ibid, h. 62 68 John R Schermenharn, Op.cit, h. 7. 67
53
kegagalan dalam mencapai efektifitas dan efisiensi kinerja dalam kaitannya dengan penggunaannya sumber daya. Orang sebagai sumber daya manusia ditempat kerja termasuk sumber daya yang sangat penting dan perlu diperhitungkan. b. Sikap Rencana masa depan yang dilakukan untuk mencapai harapan yang diinginkan. c. Perilaku Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan (goal-oriented) dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.69 d. Komunikasi Komunikasi
dapat
didefinisikan
sebagai
penyampaian informasi antara dua orang atau lebih yang juga meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. e. Hubungan Hubungan berarti membuka peluang dan sekaligus mengikat
simpul-simpul
informasi
dan
menggerakkan
kehidupan. 2) Kinerja koperasi pondok pesantren, diukur dengan kuesioner yang menentukan fakta sebagai berikut:
69
J. Winardi, Op.cit, h. 32
54
a) Pertumbuhan
omzet
usaha.
(koperasi
harus
mampu
memberikan pelayanan yang baik khususnya dalam bidang penjualan karena akan dapat menarik minat pelanggan untuk membeli di koperasi). b) Perkembangan anggota (Tulang punggung hidupnya koperasi terutama tergantung pada kesetiaan anggota-aggotanya). c) Perkembangan Sisa Hasil Usaha. (Sisa hasil usaha adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang bersangkutan. Pada hakikatnya sisa hasil usaha koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan yang lain).
3.5
Teknik Analisis Data Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Analisis
data ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji
hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi :70 3.5.1 Metode Statistik Deskriptif Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah kedalam suatu bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan maksud dari data atau angka yang
70
Rakhmawati Patriatiningrum,, op.cit, h. 51
55
ditampilkan. Kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk menggambarkan
jawaban-jawaban
penelitian.
Yang
termasuk
didalamnya salah satunya adalah rata-rata.71 Untuk mengetahui data responden, terlebih dahulu peneliti mencari data tersebut dengan metode survei. Dalam penelitian kali ini, Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengkaji dan mengukur nilai atau rata-rata dari hasil uji pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Untuk mengukur pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap koperasi pondok pesantren dilakukan dengan cara menyebar angket serta memberi skor jawaban angket yang diisi oleh pengelola koperasi dengan ketentuan jawaban “1 untuk skor sangat tidak setuju, 2 untuk skor tidak setuju, 3 untuk skor netral, 4 untuk skor setuju, dan 5 untuk skor sangat setuju”. Untuk
mengetahui
secara
tepat
tingkat
rata-rata
dapat
menjumlahkan semua nilai kemudian dibagi dengan banyaknya individu. Adapun rumusnya sebagai berikut:72
M
X N
Keterangan : Dimana M= Mean, X= Jumlah nilai dan N= Jumlah individu.
71 72
Jonathan Sarwono, Op.cit, h 138 Ibid, h 140
56
Tabel 3.2 Kriteria penilaian koperasi pondok pesantren.
No
Skor
Nilai
Kriteria
1
4-5
A
Sangat Baik
2
3–4
B
Baik
3
2–3
C
Cukup Baik
4
1–2
D
Tidak Baik
3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.2.1 Uji Validitas Uji ini dilakukan mengetahui validitas butir-butir pertanyaan. Uji ini pada SPSS 1.6 dapat dilihat dalam kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung untuk masing-masing pertanyaan. Apabila r hitung berada dibawah 0,05 berarti valid.73 3.5.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Suatu instrument dikatakan reliable apabila memilki nilai cronbach alpa lebih dari 0,60.74
73
Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam Spss: Semarang, badan penerbit Undip, 2002,h.132 74 Ibid, h. 129
57
3.5.3 Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal.75 Uji normalitas data adalah pengujian untuk mengetahui apakah data atau variabel yang dipakai terdistribusi secara normal. Apabila variabel yang
dipakai
terdistribusi
secara
normal,
penelitian
dapat
dilanjutkan. Dengan nilai hasil test normalitas lebih dari 0,05 (p>0,05) bisa dikatakan normal. 3.5.4 Analisis Regresi Sederhana Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan analisis regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap perkembangan Usaha koperasi pondok pesantren. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi yaitu :76 Y = a + bX Keterangan : X : variabel bebas Y : variabel terikat
75
http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorovsmirnov-one-sample- kolmogorov-smirnov-test/, before uji asumsi klasik (classic assumption test) September 12, 2008. 76 J. Supranto, Statistik, Jakarta: Erlangga, 1998, h. 218.
58
a, b : koefisien korelasi a=
(y )(x 2 ) (x )( xy ) n (x 2 (x ) 2
b adalah koefisien arah regresi linier yang digunakan untuk menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu unit. Jika b positif maka terjadi pertambahan dan jika b negatif maka terjadi penurunan atau pengurangan.77 1) Uji T Menunjukkan nilai signifikan dari tiap-tiap koefisien regresi terhadap kenyataan yang ada, langkah-langkah: a) Menentukan hipotesis nihil dan alternatif
0 : 1 2 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas sumber daya manusia pengelola terhadap kinerja kopontren).
1 : 1 2 0 (ada pengaruh yang signifikan antara kualitas sumber daya manusia pengelola terhadap kinerja kopontren). b) Menentukan of significant 0,05 c) Kriteria pengujian 0 diterima apabila t-tabel t-hitung t-tabel 0 ditolak bila t-hitung > t-tabel atau t-hitung < - t-tabel. 77
Sudjana.. Metoda Statistika: Bandung, Ttp 1992, h. 314
59
d) Perhitungan nilai t Dimana: B = Koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikan Sb1 = standar error koefisien regresi e) Kesimpulan Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dapat diketahui pengaruh antara kualitas sumber daya manusia pengelola terhadap kinerja kopontren. 2) Koefisien Korelasi Menurut Sudjana untuk
X dan Variabel Y digunakan rumus :78
antara variabel rxy
mencari derajat hubungan
n xy x y
n x
2
x n y 2 y 2
2
Keterangan : r = Koefisien korelasi X = variabel bebas Y = variabel terikat Harga koefisien korelasi bergerak antara -1 dan +1 dengan tanda negatif menyatakan adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan korelasi langsung atau korelasi positif. Jika r = 0 maka dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang linier antara X dan variabel Y.
78
Ibid, h. 369
60
3) Koefisien Determinasi Koefiensi determinasi
R 2
pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi ini adalah antara nol dan satu.79 Koefisien determinasi ini menentukan besar hubungan variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas dengan adanya regresi linier Y atas X. Menurut Sudjana besarnya koefisien determinasi dicari dengan rumus :80
r
b n xy n y
2
x y y
Dari koefisien determinasi dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Dalam analisis ini digunakan analisis regresi. Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak antara kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi dengan perkembangan usaha koperasi pondok pesantren. Pengujian data dengan tes regresi sederhana akan dianalisis dengan menggunakan bantuan paket program SPSS.
79 80
Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta: BPFE UGM, 2000, h. 45 Ibid, h. 370
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.7 Deskriptif Data Penelitian dan Karakteristik Responden 4.1.3 Deskripsi Data Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dimana peneliti secara langsung observasi dalam memperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Perolehan data-data dan informasi dilakukan dengan wawancara dan penyebaran angket kepada responden secara langsung. Namun demikian, sebelum peneliti menyebarkan angket secara langsung kepada responden, terlebih dahulu melakukan pra-riset kepada lembaga yang terkait guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dan untuk mendapatkan ijin dari lembaga yang peneliti teliti. Pra-riset dilakukan di Dinas kesbangpol linmas dan selanjutnya memberi surat tembusan ke BAPEDA Kabupaten Demak, lalu mendapat rekomendasi untuk mengurus ijin riset di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak pada hari Senin tanggal 21 maret 2011, dalam prariset disini peneliti memperoleh data Koperasi Pondok Pesantren yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak yang berjumlah 11 dalam kategori aktif, 6 dalam kategori kurang aktif, dan 24 dalam kategori tidak aktif, serta mendapatkan surat izin dari Dinas tersebut untuk melaksanakan penelitian di Koperasi Pondok Pesantren di
62
wilayah kabupaten Demak. Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh kopontren yang aktif Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode survei dengan cara menemui responden. Ini bertujuan agar lebih efektif untuk meningkatkan respon rate responden dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan selama 3 bulan ini, peneliti berhasil mengumpulkan respon responden sebanyak 50 responden. Untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Populasi No
Nama Kopontren
Poroporsi Kuesioner
1
Kopontren Futuhiyyah
4
2
Kopontren At Taslim
8
3
Kopontren Suada
9
4
Kopontren Rizquna
3
5
Kopontren Hadi Kusumo
4
6
Kopontren Al Mubarok
4
7
Kopontren Al Ma’wa
4
8
Kopontren Al Madina
4
9
Kopontren Al Hasaniyah
4
10
Kopontren Zahrul Ulum
3
11
Kopontren Al Falah
3
Jumlah
50
Sumber : Data primer, penelitian kopontren , 2011 4.1.4 Karakteristik Responden
Untuk menjelaskan dan menyajikan kondisi responden yang dapat memberikan tambahan informasi-informasi tambahan dalam kaitannya
63
untuk mendukung kelengkapan penelitian ini diperlukan karakteristik responden. Karakteristik responden ini bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.1.4.1 Jabatan Karakteristik responden dalam jenis jabatan digunakan karena jabatan sedikit banyak akan mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya seorang karyawan akan memiliki perilaku yang berbeda dengan seorang pimpinan. Pimpinan dalam hal membentuk karakteristik pribadinya akan membentuk pola dan berkeputusan berbeda tentunya. Data tentang deskripsi responden dalam klasifikasi jabatan, peneliti membaginya dalam 5 kategori, yaitu ketua, sekretaris, bendahara, administrasi, dan karyawan. Adapun data mengenai jabatan responden yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Jabatan/Pekerjaan Responden Job Valid
Ketua Sekretaris Bendahar a Admin Karyawan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 10 20.0 20.0 20.0 9 18.0 18.0 38.0 9 18.0 18.0 56.0 10 12
20.0 24.0
20.0 24.0
76.0 100.0
64
Job Ketua Sekretaris Bendahar a Admin Karyawan Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 10 20.0 20.0 20.0 9 18.0 18.0 38.0 9 18.0 18.0 56.0 10 12 50
20.0 24.0 100.0
20.0 24.0 100.0
76.0 100.0
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Sebagaimana telah ditunjukkan dalam tabel 4.2 diatas, terlihat bahwa jabatan responden didominasi oleh jabatan karyawan. Setidaknya sebanyak 12 orang atau 24 % responden adalah menempati posisi karyawan, 10 orang atau 20 % sebagai ketua, 10 orang atau 20 % lagi sebagai Administrasi, dan 9 orang atau 18 % sisanya adalah sekretaris dan bendahara.81 Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 karakteristik responden berdasarkan Jabatan/Pekerjaan Responden
20.00% 19.50% 19.00% 18.50% 18.00% 17.50% 17.00%
Ketua
Sekretaris
bendahara
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 81
Data Pengolahan SPSS 1.6, 2011
administrasi
65
4.1.4.2 Usia Responden Secara psikologis, usia seseorang dapat mempengaruhi dalam membuat keputusan dan polapikirnya, untuk itu deskripsi responden kategori usia juga dimasukkan dalam penelitian ini. Deskripsi responden dalam klasifikasi usia, peneliti membaginya dalam empat jenis, diantaranya adalah responden dengan usia dibawah 30 tahun, 30 tahun s/d 40 tahun, 41 tahun s/d 50 tahun, dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun. Adapun deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Usia Responden Age Valid
< 30 th 30 s/d 40 th 41 s/d 50 th > 50 th Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 29 58.0 58.0 58.0 15 30.0 30.0 88.0 5 10.0 10.0 98.0 1 2.0 2.0 100.0 50 100.0 100.0
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Dari tabel 4.3 terlihat bahwa usia dari responden koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak yang dijadikan sampel, yang usianya kurang dari 30 tahun ada 29 orang yakni sebesar 58 %. Yang usianya diantara 30 s/d 40 tahun ada 15 orang yakni sebesar 30 %. Yang usianya diantara 41 s/d 50 tahun ada 5 orang yakni ada 10 %. Dan yang usianya diatas 50 tahun ada 1 orang yakni 2 %. Hal ini menunjukkan bahwa
66
sebagian besar pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak usianya adalah dibawah 30 tahun.82 Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.2 sebagai berikut: Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden
60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
< 30 th
30 s/d 40 th
41 s/d 50
>50
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 4.1.4.3 Status Responden Seperti halnya usia responden, status responden juga penting untuk disajikan dalam penelitian ini, sebab orang yang sudah
menikah
dengan
orang
yang
sebelum
menikah
mempunyai pola pikir yang berbeda, dan tentunya juga berbeda ketika dalam membuat keputusan. Peneliti membagi karakteristik status responden dalam tiga kriteria, yaitu: responden yang berstatus belum kawin, sudah kawin, dan janda/duda. 82
Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
67
Tabel 4.4 Status Responden Status Valid
Kawin Belum Kawin Total
Frequency Percent 21 42.0 29 58.0 50
Valid Percent 42.0 58.0
100.0
Cumulative Percent 42.0 100.0
100.0
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Berdasarkan keterangan pada table 4.4 diatas dapat diketahui status responden pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak yang diambil sebagai sampel, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah belum kawin yakni sebanyak 29 orang atau 58 %. Yang sudah kawin ada 21 orang atau 42 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengelola koperasi pondok pesantren adalah belum kawin.83 Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.3 sebagai berikut: Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Responden
60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Kawin
belum kawin
Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011 83
Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
68
4.1.4.4 Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasar jenis kelamin dapat diketahui sebagaimana dalam tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden Sex Vali d
Laki-laki Perempuan Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 32 64.0 64.0 64.0 18 36.0 36.0 100.0 50 100.0 100.0
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Tabel
4.5
diatas
menunjukkan
bahwa
mayoritas
responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki. Sejumlah 32 responden atau 64% dari total responden adalah berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 18 responden atau 36% adalah berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak adalah laki-laki.84 Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.4 sebagai berikut: Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Laki -l aki
Perempuan
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 84
Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
69
4.1.4.5 Tingkat Pendidikan Data tentang karakteristik responden dalam klasifikasi tingkat pendidikan, peneliti membaginya dalam empat kategori, yaitu SMP, SMA, S1 dan S2/S3. Adapun data mengenai tingkat pendidikan responden yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Responden Grad Valid SMP SMA S1 Total
Frequency Percent 7 14.0 24 48.0 19 38.0 50 100.0
Valid Percent 14.0 48.0 38.0 100.0
Cumulative Percent 14.0 62.0 100.0
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengelola koperasi sangat bervariasi. Pengelola koperasi yang lulusan SMP ada 7 orang atau 14 %. Pengelola koperasi yang lulusan SMA ada 24 orang atau 48 %. Pengelola koperasi yang lulusan S.1 ada 7 orang atau 38 %. Pengelola koperasi yang lulusan S.2/S3 tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak adalah lulusan SMA.85 Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.5 sebagai berikut:
85
Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
70
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden
50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
SMP
SMA
S.1
S2/ S.3
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Salah satu kunci utama yang harus dipenuhi dari penelitian kuantitatif adalah terletak pada kuesioner yang disebarkan. Kuesioner harus baik dan dapat diterima kuesioner yang baik dan yang dapat diterima yang selanjutnya dapat diolah dalam statistik adalah harus valid dan reliable. Sugiyono menyatakan bahwa:86 “Instrumen yang dinyatakan valid dan reliable adalah: Instrumen yang valid, berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel
berarti
bila
digunakan
untuk
mengukur
berkali-kali
akan
menghasilkan data yang sama”.
86
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008,
71
4.2.1 Uji Validitas Menurut Imam Ghozali, Uji ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir-butir pertanyaan. Uji ini pada SPSS 18.0 dapat dilihat dalam kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung untuk masing-masing pertanyaan. Jika r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel maka butir pertanyaan tersebut dapat diterima atau valid. Sebelum mencari nilai r tabel dalam tabel statistik r, peneliti terlebih dahulu harus menentukan berapa derajat kebebasannya. Adapun rumus derajat kebebasan (degree of freedom) adalah df = n – k – 1. Dalam penelitian ini, diketahui jumlah n adalah 50 sampel dan k adalah 1 (marketing mix) sehingga besarnya df adalah 50 – 1 – 1 = 48 dengan alpha 0.05 (α=5%), didapat r tabel 0,279. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, yang dilihat pada kolom Corrected Item–Total Correlation dari variabel kualitas SDM terhadap variabel kinerja koperasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel
Item
Corrected item total Correlation ( )
Sumber Daya Manusia (X)
q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8
0,441 0,491 0,608 0,516 0,341 0,327 0,441 0,502
Keterangan 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
72
q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15 q16 q17 q18 q19 q20 q21 q22 q23 q24 q25 q26 q27 q28 q29 q30
0,479 0,665 0,494 0,499 0,285 0,522 0,536 0,618 0,573 0,476 0,513 0,482 0,706 0,722 0,528 0,629 Kinerja 0,717 (Y) 0,659 0,744 0,588 0,666 0,733 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Dari table 4.7 diatas terlihat bahwa nilai
0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
pada kolom
corrected item-total correlation untuk masing-masing item memiliki r hitung lebih besar dan positif dibanding r tabel untuk (df) = 50 -1 - 1 = 48 dan alpha 0,05 dengan uji dua sisi didapat r tabel sebesar 0,279 artinya masing-masing item pertanyaan dalam dua variable X dan Y adalah valid. 4.2.2 Uji Reliabilitas Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan
internal consistency
atau derajat ketepatan jawaban.87 Untuk pengujian ini digunakan
87
Jonathan Sarwono, Graha Ilmu, 2006, h. 100
Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakata:
73
Statistical Packaged for
Social Sciences
(SPSS) sebagai alternatif
pengujian reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Untuk melakukan pengujian reliabilitas penulis menggunakan program SPSS versi 18.0 dimana dalam mengukur reliabilitas disini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α), yang mana suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60 ( > 0,60). Hasil pengujian uji reliabilitas instrument
menggunakan alat
bantu olah statistik SPSS versi 18.0 for windows dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Reliability Coefficients
20 item X 10 item Y Sumber Data: output SPSS, 2011
Alpha
Keterangan
0,826 0,861
Reliabel Reliabel
Dari table 4.8 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), yang artinya bahwa semua variabel X dan Y adalah reliabel. Dengan demikian pengolahan data dapat dilanjutkan kejenjang selanjutnya. 4.9 Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
74
layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 4.6 sebagai berikut: Gambar 4.6
Normal Probability Plot Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan Gambar 4.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan menunjukkan indikasi normal. Analisis dari grafik diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Santoso (2001) menyatakan “Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi-asumsi normalitas”. Maka model regresi layak
75
dipakai untuk
memprediksi
variabel dependen kinerja koperasi (Y)
berdasarkan masukan variabel independen kualitas SDM (X) .
4.10
Deskriptif Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Kualitas SDM (X) Definisi kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi secara operasional adalah Sumber daya atau potensi, atau kekuatan atau kemampuan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan sikap dan kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan koperasi efektif dan efesiensi serta mandiri. Dalam variabel kualitas sumber daya manusia disini terdiri atas empat indikator yaitu Produktif, Sikap dan Perilaku, Komunikasi, serta Hubungan. 1) Indikator Produktif Definisi operasional dari indikator produktif adalah hasil pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya yang digunakan. Dalam indikator produk disini diwakili oleh 9 item pertanyaan. Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator produktif dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
76
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Produktif Q
SS
S
N
TS
Frk % Frk % Frk % Frk % 1 9 18 31 62 8 16 1 2 2 13 26 31 62 6 12 0 0 3 13 26 31 62 6 12 0 0 4 7 14 35 70 8 16 0 0 5 16 32 28 56 5 10 1 2 6 6 12 35 70 5 10 3 6 7 14 28 30 60 6 12 0 0 8 13 26 21 42 13 26 3 6 9 17 34 31 62 2 4 0 0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
STS
Total
Frk % Frk % 1 2 50 100 0 0 50 100 0 0 50 100 0 0 50 100 0 0 50 100 1 2 50 100 0 0 50 100 0 0 50 100 0 0 50 100
Dari tabel 4.9 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk indikator produktif tergolong baik. Mayoritas responden
memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa
pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan baik. Sebanyak 18 % item pertanyaan pertama dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju, 16% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan pada item pertanyaan kedua dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 26% menjawab setuju, 62% dan sisanya 12% menjawab netral. Selanjutnya Sebanyak 26 % item pertanyaan ketiga dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju, dan sisanya 12% menjawab netral. Sebanyak 14 % item pertanyaan ke empat dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 70% menjawab setuju, dan sisanya 16% menjawab netral. Sebanyak 32 %
77
item pertanyaan ke lima dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 56% menjawab setuju, 10% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 12 % item pertanyaan ke enam dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 70% menjawab setuju, 10% menjawab netral dan sisanya 8% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sebanyak 28 % item pertanyaan ke tujuh dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab setuju, 12% menjawab netral. Sebanyak 26 % item pertanyaan ke delapan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 42% menjawab setuju, 26% menjawab netral dan sisanya 6% menjawab tidak setuju. Sebanyak 34 % item pertanyaan ke sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju, dan sisanya 4% menjawab netral. 2) Indikator Sikap dan Perilaku Definisi operasional dari indikator sikap adalah Rencana masa depan yang dilakukan untuk mencapai harapan yang diinginkan. Sedangkan perilaku adalah orientasi untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dalam indikator sikap dan perilaku disini diwakili oleh 6 item pertanyaan. Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator sikap dan perilaku dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
78
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap dan Perilaku Q 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 0
SS S Frk % Frk 1 7 35 4 1 8 32 6 2 10 29 0 5 25 20 0 1 8 20 6 1 7 35 4
N
TS Frk %
STS Frk %
%
Frk
%
70
7
14
1
2
0
0
64
10
20
0
0
0
0
58
10
20
1
2
0
0
40
4
8
1
2
0
0
40
17
34
4
8
1
2
70
7
14
1
2
0
0
Total Frk % 10 50 0 10 50 0 10 50 0 10 50 0 10 50 0 10 50 0
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Dari tabel 4.10 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk indikator sikap dan perilaku tergolong baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan sikap dan perilaku yang baik. Sebanyak 14 % item pertanyaan ke sepuluh dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 70% menjawab setuju, 14% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 16% item pertanyaan ke sebelas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 64% menjawab setuju, 20% menjawab netral. Selanjutnya Sebanyak 20 % item pertanyaan ke dua belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 58% menjawab setuju, 20% menjawab netral, dan sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 50 % item pertanyaan ke tiga
79
belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 40% menjawab setuju, 8% menjawab netral, dan sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 16 % item pertanyaan ke empat belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 40% menjawab setuju, 34% menjawab netral, 8% menjawab tidak setuju dan sisanya 2% menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 42 % item pertanyaan ke lima belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 54% menjawab setuju, dan sisanya 4% menjawab netral. 3) Indikator Komunikasi Definisi operasional dari indikator komunikasi adalah penyampaian informasi antara dua orang atau lebih yang juga meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. Dalam indikator komunikasi disini diwakili oleh 3 item pertanyaan. Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komunikasi Q
SS
S
N
TS
Frk
%
Frk
%
Frk
%
Frk
16
13
26
26
52
10
20
17
16
32
24
48
8
18
8
16
25
50
13
STS
Total
% Frk
% Frk
1
2
0
0
50
100
16
1
2
1
2
50
100
26
3
6
1
2
50
100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
%
80
Dari tabel 4.11 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk indikator komunikasi tergolong baik. Mayoritas responden pengelola
memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa koperasi dalam
menjalankan
pekerjaannya
selalu
mengadakan komunikasi yang baik. Sebanyak 26 % item pertanyaan ke enam belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 52% menjawab setuju, 20% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 32% item pertanyaan ke tujuh belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 48% menjawab setuju, 16% menjawab netral, dan sisanya 4% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selanjutnya Sebanyak 16 % item pertanyaan ke dua belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 50% menjawab setuju, 26% menjawab netral, dan 6% menjawab tidak setuju dan sisanya 2% menjawab sangat tidak setuju. 4) Indikator Hubungan Definisi operasional dari indikator hubungan adalah Jalan untuk membuka peluang dan sekaligus mengikat simpul-simpul informasi dan menggerakkan kehidupan. Dalam indikator hubungan disini diwakili oleh 2 item pertanyaan. Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
81
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan Q
SS S N TS STS Total Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 19 13 26 31 62 5 10 1 2 0 0 50 100 20 12 24 22 44 14 28 2 4 0 0 50 100 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Dari tabel 4.12 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk indikator hubungan tergolong baik. Mayoritas responden
memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa
pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu menjalin hubungan dengan baik. Sebanyak 26 % item pertanyaan ke sembilan belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju, 10% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 24% item pertanyaan ke dua puluh
dijawab oleh
responden dengan jawaban sangat setuju, 44% menjawab setuju, 28% menjawab netral, dan sisanya 4% menjawab tidak setuju. 4.4.2 Variabel Kinerja Koperasi (Y) Definisi kinerja koperasi secara operasional adalah Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam variabel kinerja koperasi disini terdiri atas tiga indikator yaitu pertumbuhan omzet usaha, perkembangan anggota , perkembangan SHU.
82
1) Indikator Pertumbuhan Omzet usaha Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator Pertumbuhan Omzet usaha dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pertumbuhan Omzet Usaha Q
SS S N TS STS Total Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 21 4 8 31 62 9 18 6 12 0 0 50 100 22 4 8 30 60 10 20 6 12 0 0 50 100 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Dari tabel 4.13 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk indikator pertumbuhan omzet usaha tergolong baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju, bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu memberikan kontribusi dalam meningkatkan omzet usaha. Sebanyak 8 % item pertanyaan ke dua puluh satu dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju, 18% menjawab netral dan sisanya 12% menjawab tidak setuju. Sebanyak 8% item pertanyaan ke dua puluh dua dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab setuju, 20% menjawab netral, dan sisanya 12% menjawab tidak setuju.
83
2) Indikator Perkembangan Anggota Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator Perkembangan anggota dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut: Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan Anggota Q
SS S N TS STS Total Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 23 3 6 30 60 16 32 1 2 0 0 50 100 24 4 8 30 60 15 30 1 2 0 0 50 100 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011. Dari tabel 4.14 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk indikator perkembangan anggota tergolong baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju, bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu memberikan kesejahteraan anggota dengan maksimal, maka akhirnya anggota koperasi pun berkembang. Sebanyak 6 % item pertanyaan ke dua puluh tiga dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab setuju, 32% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 8% item pertanyaan ke dua puluh empat dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab setuju, 30% menjawab netral, dan sisanya 2% menjawab tidak setuju.
84
3) Indikator Perkembangan SHU Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator Perkembangan SHU dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan SHU Q
25 26 27 28 29 30
SS F rk 2 1 3 3 2 5
% 4 2 6 6 4 10
S Fr k 28 21 30 26 19 20
N % 56 42 60 52 38 40
Fr k 20 28 16 21 29 25
TS % 40 56 32 42 58 50
Fr k 0 0 1 0 0 0
STS %
Frk
0 0 2 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Total Fr % % k 0 50 100 0 50 100 0 50 100 0 50 100 0 50 100 0 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Dari tabel 4.15 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk indikator perkembangan SHU tergolong cukup baik. Mayoritas responden setuju,
bahwa
pengelola
koperasi
memberi jawaban
dalam
menjalankan
pekerjaannya selalu memberikan kontribusi untuk meningkatkan SHU. Sebanyak 4 % item pertanyaan ke dua puluh lima dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 56% menjawab setuju, 40% menjawab netral. Sebanyak 2% item pertanyaan ke dua puluh enam dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 42% menjawab setuju, 56% menjawab netral. Sebanyak 6 % item pertanyaan ke dua puluh tujuh dijawab oleh responden
85
dengan jawaban sangat setujuh, 60% menjawab setuju, 32% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju . Sebanyak 6% item pertanyaan ke dua puluh delapan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 52% menjawab setuju, 42% menjawab netral. Sebanyak 4 % item pertanyaan ke dua puluh sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setujuh, 38% menjawab setuju, 58% menjawab netral . Sebanyak 10% item pertanyaan ke tiga puluh
dijawab oleh responden
dengan jawaban sangat setuju, 40% menjawab setuju, 50% menjawab netral.
4.11
Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis
4.5.1 Statistik deskriptif 4.5.1.1 Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia Tabel 4.16 Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
No
Sumber Daya Manusia
Rata-rata
Nilai
1
Kecepatan dalam mengambil keputusan Profesional Kretif Inovatif Memahami pekerjaannya Pemecahan masalah dengan logika Penggunaan waktu, biaya secara efisien Penuh ide gagasan
3,92
B
Baik
4,14 4,14 3,98 4,18
A A B A
Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
3,84
B
Baik
4,16
A
Sangat Baik
3,88
B
Baik
2 3 4 5 6 7 8
Kriteria
86
9
Mengembangkan 4,3 kemampuan diri 10 Berpikir secara 3,96 mengidentifikasi 11 Berpikir analisis 3,96 12 Proaktif 3,96 13 Jujur 4,38 14 Pelaporan hasil RAT 3,6 ke Dinas 15 Pelayanan kepada 4,38 pelanggan 16 Penyebaran informasi 4,02 kepada setiap lini organisasi 17 Pempublikasian hasil 4,06 RAT kepada anggota 18 Komunikasi ke Dinas 3,72 19 Kerjasama 4,12 20 Pendidikan 3,88 peningkatan SDM Indek Komulatif 4,029 Sumber : Data primer yang diolah 2011
A
Sangat Baik
B
Baik
B B A B
Baik Baik Sangat Baik Baik
A
Sangat Baik
A
Sangat Baik
A
Sangat Baik
B A B
Baik Sangat Baik Baik
A
Sangat Baik
Dari tabel 4.16 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk kriteria penilaian kualitas sumber daya manusia adalah sangat baik. Hal ini diketahui dari penilaian setiap skor
yang dihasilkan dari study empirik,
yang
menunjukkan rata-rata sangat baik, dengan rician penilaian variabel kualitas sumber daya manusia sebagai berikut: 11 item pertanyaan memperoleh nilai A dengan nilai tertinggi adalah 4,38 dan 9 item pertanyaan memperoleh nilai B dengan nilai terendah
adalah
3,6,
dengan
rata-rata
nilai
komulatif
memperoleh skor 4,029 / A atau dalam kriteria “sangat baik”.
87
4.5.1.2 Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren. Tabel 4.17 Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren No
Kinerja Kopontren
Ratarata 3,66
Nilai
21
Volume penjualan
22
Pertumbuahan penjualan
3,64
B
23
Jumlah SHU selama 3 tahun Rata-rata (%) pertumbuhan SHU selama 3 tahun Jumlah anggota selama 3 tahun Pertumbuhan anggota selama 3 tahun Jumlah anggota yang aktif
3,7
B
3,74
B
3,64
B
3,46
B
3,7
B
3,64
B
3,46
B
3,6
B
Baik/sesuai harapan
3,624
B
Baik/sesuai harapan
24
25 26 27 28
Pertumbuhan anggota yang aktif 29 Rata-rata (%) jumlah anggota yang th 2010 dibanding 2009 30 Rata-rata (%) jumlah anggota yang aktif th 2010 dibanding 2009 Indek Komulatif
B
Kriteria Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan Baik/sesuai harapan
Sumber : Data primer yang diolah 2011 Dari tabel 4.17 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk kriteria penilaian kinerja kopontren adalah baik. Hal ini diketahui dari penilaian setiap skor yang dihasilkan dari study empirik, yang menunjukkan rata-rata baik, dengan rincian penilaian variabel kinerja kopontren sebagai berikut: 10 item pertanyaan memperoleh nilai B, nilai tertinggi
88
adalah 3,74, sedangkan yang terendah adalah 3,46 dengan ratarata nilai komulatif memperoleh skor 3,624 / B atau dalam kriteria “baik”. 4.5.2 Persamaan Regresi Sederhana Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan analisis regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap perkembangan Usaha koperasi pondok pesantren. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi yaitu : Y = a + bX Hasil analisis data dengan menggunakan komputer program SPSS for windows versi 18.0 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 20.310 6.905 Kualitas SDM (X) .198 .085 a. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)
Standardized Coefficients Beta .317
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.18 di atas diperoleh koefisien untuk variabel sebesar adalah:
bebas X = 0,198 dan konstanta
20,310 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh
89
Y = 20,310 + 0,198 X Dimana : Y = variabel kinerja koperasi X = variabel kualitas SDM 1) Nilai konstan ( Y ) sebesar 20,310; artinya jika variabel kualitas SDM (X) nilainya adalah 0 (nol), maka variabel kinerja koperasi (Y) akan berada pada angka 20,310. 2) Koefisien regresi kualitas SDM (X) dari perhitungan linier sederhana didapat nilai coefficients (b) = 0,198. Hal ini berarti setiap ada peningkatan kualitas SDM (X) maka kinerja koperasi (Y) juga akan meningkat dengan anggapan konstan sebesar 20,310. 4.5.3 Uji Hipotesis Menggunakan Uji t atau Uji Parsial Untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren digunakan uji Statistik t (uji t). Apabila nilai t hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila nilai t hitung < nilai t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini: Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis (Uji –t) Model
1 (Constant) Kualitas SDM (X)
Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error 20.310 6.905 .198
.085
Standardized Coefficients Beta .317
a. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
T 2.941
Sig. .005
2.315
.025
90
Diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat kebebasan df = 50 – 1 – 1 dengan signifikasi 5% adalah 2,011. Sedangkan penghitungan
sebagaimana terlihat dalam tabel 4.19
diatas, diketahui bahwa nilai
adalah 2,315 sedangkan nilai
adalah 2,011 yang lebih kecil dibandingkan dengan
. Artinya,
terdapat pengaruh signifikan antara variabel kualitas SDM (X) terhadap variabel kinerja koperasi (Y). Atau dengan kata lain Ha yang berbunyi “Ada pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola Koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak” tidak dapat ditolak. 4.5.4 Koefisien Korelasi Analisis ini dimaksudkan untuk memasukkan data yaitu data yang telah masuk dan terkumpul dari nilai-nilai variabel kualitas SDM terhadap kinerja koperasi pesantren se-Kabupaten Demak yang masuk dan kemudian diolah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan rumus statistik sebagai berikut : N ∑XY – (∑X) (∑Y) r xy = N∑X2 – (∑X)2
N∑Y2 – (∑Y)2
Untuk mengoperasikan rumus tersebut, maka harus ditempuh dengan membuat korelasi product moment dalam tabel berikut :
91
Tabel 4.20 Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren
Id
X
Y
x2
y2
Xy
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
80 100 87 85 83 81 81 81 81 86 85 84 84 76 76 80 80 72 88 79 76 93 79 93 82 76 75 75 93 73 87 84 76
39 43 36 32 32 42 40 40 40 39 34 28 32 30 35 30 46 29 32 37 34 42 46 42 40 30 34 34 36 40 43 38 34
6400 10000 7569 7225 6889 6561 6561 6561 6561 7396 7225 7056 7056 5776 5776 6400 6400 5184 7744 6241 5776 8649 6241 8649 6724 5776 5625 5625 8649 5329 7569 7056 5776
1521 1849 1296 1024 1024 1764 1600 1600 1600 1521 1156 784 1024 900 1225 900 2116 841 1024 1369 1156 1764 2116 1764 1600 900 1156 1156 1296 1600 1849 1444 1156
3120 4300 3132 2720 2656 3402 3240 3240 3240 3354 2890 2352 2688 2280 2660 2400 3680 2088 2816 2923 2584 3906 3634 3906 3280 2280 2550 2550 3348 2920 3741 3192 2584
92
34 83 38 6889 1444 35 83 34 6889 1156 36 76 40 5776 1600 37 83 35 6889 1225 38 79 37 6241 1369 39 74 35 5476 1225 40 74 34 5476 1156 41 79 34 6241 1156 42 77 35 5929 1225 43 81 32 6561 1024 44 83 33 6889 1089 45 76 34 5776 1156 46 70 33 4900 1089 47 84 38 7056 1444 48 80 37 6400 1369 49 55 34 3025 1156 50 81 40 6561 1600 Jumlah 4029 1812 326999 66578 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
3154 2822 3040 2905 2923 2590 2516 2686 2695 2592 2739 2584 2310 3192 2960 1870 3240 146474
Dengan melihat tabel kerja tersebut di atas, maka dapat diketahui: ∑N = 50
∑X2
= 326999
∑X = 4029
∑Y2
= 66578
∑Y = 1812
∑XY = 146474
Adapun langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil dari tabel kerja yang ada di atas ke dalam rumus korelasi product moment sebagaimana berikut :
93
rxy
N XY ( X )( Y )
N X
2
( X ) 2 N Y
2
( Y ) 2
50 x 146474 - (4029) (1812)
50 x 326999
- (4029)
2
50 X 66578
- (1812)
2
7323700 7300548 {16349950 16232841}{3328900 3283344}
23152 (117109) (45556)
23152 5335017604 23152 73041
= 0,317 Jadi nilai koefisien korelasi XY adalah 0, 317. Dari hasil korelasi tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai koefisien korelasi product moment pada tabel dengan nilai : df = N – nr = 50 – 2 = 48 Dalam pengujian signifikansi 5 %, yang akan dibahas dalam analisis lanjut menunjukkan nilai r tabel adalah sebesar 0,279 yang mana angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai r hitung sebesar 0,317. Artinya, korelasi pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja koperasi pesantren se-Kabupaten Demak pada taraf signifikansi 5 % dengan df = 48 adalah signifikan. Dengan demikian rhitung (observasi) lebih besar daripada rtabel (r dalam tabel), ini berarti hasilnya adalah
94
signifikan dan terdapat korelasi (ada hubungan yang positif) antara kedua variabel tersebut. Demikian juga dengan hasil output SPSS for Windows versi 18.0 dengan menggunakan correlate bivariate product moment diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 21 Analisis SPSS Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren Correlations Kualitas SDM (X)
Kinerja Koperasi (Y)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
X 1
Y .317*
50 .317*
.025 50 1
Sig. (2-tailed) .025 N 50 50 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011. Dari tabel diatas jelas, nilai Pearson correlation, atau nilai koefisien korelasi r= 0,317 dan sig. pada angka 0,025 yang berada dibawah 0,05 yang artinya bahwa hubungan antara variabel kualitas sumber daya manusia dengan kinerja koperasi adalah positif dan signifikan. 4.5.5 Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi dilakukan seberapa
untuk mengetahui
besar nilai prosentase kontribusi variabel bebas terhadap
95
variabel terikat. Dari hasil perhitungan melalui alat ukur statistik SPSS 18.0 for Windows didapatkan nilai koefisien determinasi
sebagai
berikut: Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi b
Model Summary Model R
R Square a
1
.317
.100
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .082
4.132
a. Predictors: (Constant), Kualitas SDM (X b. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011 Dari tabel 4.22 diatas diketahui bahwa nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi perubahan variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas kualitas SDM (X) sebesar 10%. Jadi besarnya pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja koperasi adalah sebesar 10%, sedangkan sisanya sebesar 90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
4.6 Pembahasan Dalam point pembahasan disini menguraikan fakta-fakta lapangan yang sudah diuraian diatas kaitannya dengan menjawab rumusan masalah pertama bagaimanakah tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi serta kinerja koperasi pondok pesantren, serta “Bagaimana pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi mempengaruhi kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”.
96
Melihat pada penilaian deskriptif kuantitatif kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren pada tabel 4.14, dengan penilaian menggunakan metode statistik deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik rumus rata-rata, dengan penilaian angka 1-5. nilai 4-5 diberi nilai A dengan kriteria sangat baik, 3-4 diberi nilai B dengan kriteria baik, 2-3 diberi nilai C dengan kriteria cukup baik, dan 1-2 diberi nilai D dengan kriteria tidak baik. Dari hasil penilaian data lapangan, maka akhirnya dapat diperoleh nilai total rata-rata 4,029. Dengan demikian maka terlihat nilai kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren memperoleh nilai A dengan bobot nilai rata-rata 4,029. Hal demikian menunjukkan bahwa sebenarnya kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak adalah ”sangat baik”. Selanjutnya pada penilaian deskriptif kuatitatif kinerja koperasi pondok pesantren pada tabel 4.15, dengan metode penilaian sama dengan yang digunakan untuk menilai kualitas sumber daya manusia. Maka dapat dilihat bahwa penilaian kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak memperoleh nilai total rata-rata sebesar 3,624. Dengan demikian maka terlihat nilai kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak mendapat nilai A dengan bobot nilai rata-rata 3,624. Hal demikian menunjukkan bahwa sebenarnya kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak adalah ”baik”. Selanjutnya Merujuk pada nilai koefisien regresi yang telah diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi j untuk variabel
97
bebas kualitas SDM dengan variabel terikatnya kinerja koperasi adalah 0,198 dengan konstanta sebesar 40,579. Persamaan regresi yang diperoleh dari penelitian ini adalah Y = 20,310 + 0,198 X. Dari persamaan regresi tersebut diketahui bahwa parameter koefisien regresi untuk variabel kualitas SDM adalah positif terhadap kinerja koperasi di pesantren se-Kabupaten Demak, artinya setiap terjadi peningkatan variabel kualitas SDM di koperasi terkait, maka kinerjanya pun juga akan mengalami kenaikan. Dalam upaya mengidentifikasi seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, perlu melihat nilai dari koefisien determinasi. Sebagaimana sudah diuraikan diatas, bahwa nilai koefisien determinasi yang dinotasikan dalam angka
(R square) adalah sebesar
0,100, yang artinya besar pengaruh variabel independen (kualitas sumber daya manusia) terhadap variabel independen (kinerja koperasi) adalah 0,100 ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel kualitas SDM (X) dalam upaya menjelaskan variabel kinerja koperasi (Y) adalah sebesar 10% sedangkan sisanya sebesar 90% dipengarui faktor lain yang tidak diteliti. Selanjutnya untuk mengetahui signifikan tidaknya hasil penelitian ini, perlu menunjukkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, diketahui dari item uji hipotesis parsial diatas menunjukkan bahwa angka t hitung adalah sebesar 2,315 sedangkan t tabel adalah 2,011 (t hitung > t tabel) artinya bahwa variabel kualitas SDM berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja koperasi.
98
Dengan dukungan kualitas sumber daya manusia yang baik, maka akan mempengaruhi kinerja organisasi dan manajemennya . Sumber daya manusia pengelola koperasi adalah Sumber daya atau potensi, atau kekuatan atau kemampuan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan sikap dan kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan koperasi efektif dan efisiensi serta mandiri. Dalam
hal ini sumber daya
manusia berperan dalam meningkatkan kinerja koperasi, dimana kinerja tersebut dapat berfungsi sebagai pengukur sejauh manakah tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen organisasi tersebut tercapai. Manajemen yang baik akan selalu berusaha meningkatkan usahanya, yang akhirnya bermuara pada perkembangan usaha yang semakin meningkat. Melihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel kualitas SDM terhadap variabel kinerja koperasi, maka seyogyanya pihak pengelola koperasi diseluruh pesantren di Demak perlu adanya suatu perhatian tersendiri terhadap kualitas sumber daya manusia yang bertanggung jawab sebagai pengelola koperasi di pesantren, karena meskipun tidak begitu besar pengaruhnya, variabel ini akan menentukan kinerja koperasi di lingkungan pesantren itu sendiri. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia merupakan kunci pokok dari terwujudnya suatu tujuan. Tanpa di sediakannya sumber daya manusia yang handal, maka suatu tujuan organisasi itu, dipastikan tidak akan tercapai. Sebab tercapainya sesuatu itu tergantung pada siapa yang menjalankan. Kalau saja yang menjalankannya itu tidak handal, maka dipastikan suatu tujuan itu
99
akan tidak terealisasikan. Dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa sebenarnya kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren sangat baik. Dapat dibuktikan dari penelitian persepsi yang diobyekan kepada pengelola koperasi pondok pesantren, menunjukkan nilai yang sangat baik, dengan nilai sebesar 4,029 atau dalam penelitian ini dikategorikan ”sangat baik”. Tetapi pengaruhnya terhadap kinerja koperasi cuma 10% saja. Hal seperti ini lah yang menjadi perhatian serius. Sebenarnya apa saja yang menjadi penentu meningkatnya koperasi pondok pesantren itu. Ternyata di lapangan peneliti dapat menemukan permasalahan serius, yaitu: Pertama, bahwa ternyata di kalangan koperasi-koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak, tidak ada suatu wadah persatuan koperasi seluruh koperasi pondok pesantren se-Kabupaten Demak. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu utama tidak majunya kebanyakan koperasi. Padahal
seandainya
didirikannya
persatuan
koperasi
pondok
pesantren, akan sangat mungkin terjalinnya suatu kerja sama antar koperasi. Perserikatan seperti ini sesuai dengan firman allah dalam Q.S. Surat Al shaad: 24. Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud
100
mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (QS. Surat Al-Shaad: 24) Dari ayat di atas diterangkan, bahwa kalau kita mengadakan perserikatan kita harus dilandasi dengan penuh hati yang iman. Karena keimanan seseorang juga akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Peneliti rasa, kebanyakan semua pengelola koperasi pondok pesantren menunjukkan kualitas yang sangat baik, sebab mereka semua telah mempunyai rasa keimanan yang baik. Kedua. Ternyata kinerja koperasi pondok pesantren, tidak terlalu pesat, dikarenakan mereka para pengelola kurang mendapatkan pendidikan tentang koperasi. Oleh sebab itu, seandainya saja semua koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak mengadakan suatu wadah perserikatan antar koperasi, maka dimungkinkan, hal-hal seperti ini pasti akan terpecahkan masalahnya. Dan akhirnya semua koperasi akan maju bersama-sama. Ketiga. Masalah permodalan, hal inilah yang menjadi masalah klasik bagi seluruh koperasi pondok pesantren yang ada. Banyak koperasi pondok pesantren yang tutup, karena disebabkan tidak adanya modal yang mumpuni. Dari masalah-masalah yang ada, maka seharusnya perserikatan antar koperasi pondok pesantren harus segera didirikan. Sebab melalui wadah seperti itu, diharapkan semua kebutuhan koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak ini akan terpenuhi. Tidak hanya itu, mereka selalu bisa mengadakan komunikasi dan kerja sama untuk memajukan koperasi mereka
101
masing-masing. Dan tidak ketinggalan juga Dinas Koperasi dan UMKM pun akan lebih mudah untuk memantaunya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yakni Rahman el Junusi dkk dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang”
menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti, dengan menggunakan alat analisa model SEM (Structural Equation Modeling), yang dioperasikan melalui program AMOS ( Analysis Of Moment Structure ). Evaluasi kriteria goodness of fit nya harus (Significaned Prob 0,05 , RMSEA 0,08 , GFI 0,90 , AGFI 0,90 , CMIN/DF 2,00 , TLI 0,95 , CFI 0,94 . Penelitian Rakhmawati Patriatiningrum, dalam penelitian skripsinya yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di Kabupaten Kendal”. Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabelvariabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis ratio, analisis regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji koefisien determinasi. Penelitian
Atozisochi,
dkk,
dalam
penelitian
yang
berjudul
”Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan
Koperasi
Unit
Desa
Di
Kabupaten
Nias”.
Juga
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti.
102
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sesuai dengan hipotesis sebagai berikut: 5.1.1. Dari kualitas sumber daya pengelola koperasi yang peneliti nilai. menunjukkan, bahwa kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi menunjukkan kategori ”sangat baik”. Hal ini ditunjukkan dari penilaian yang peneliti lakukan. bahwa nilai total rata-rata kualitas sumber daya manusia adalah 4,029. Nilai tersebut diperoleh dari nilai rata-rata pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pengelola koperasi. 5.1.2. Sedangkan dari kinerja koperasi yang peneliti nilai. menunjukkan, bahwa kinerja koperasi pondok pesantren menunjukkan kategori ”baik”. Hal ini ditunjukkan dari penilaian yang peneliti lakukan. Bahwa nilai total rata-rata kinerja koperasi adalah 3,624. Nilai tersebut diperoleh dari nilai rata-rata pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pengelola koperasi. 5.1.3. Hasil uji pengolahan data dengan menggunakan SPSS a. Dari hipotesis yang di uji, bahwa hasil analisis peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak. Terbukti dari uji parsial variabel
103
independen terhadap variabel dependen menggunakan uji T, sebagaimana terlihat dalam tabel 4.16 diatas, diketahui bahwa nilai adalah 2,315 sedangkan nilai kecil dibandingkan dengan
adalah 2,011 yang lebih . Artinya, terdapat pengaruh
signifikan antara variabel kualitas SDM (X) terhadap variabel kinerja koperasi (Y). Atau dengan kata lain Ha yang berbunyi “Ada pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola Koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak” tidak dapat ditolak. b. Dari hasil analisis data pada tabel 4.17 terlihat bahwa nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,100,
ini artinya bahwa variasi
perubahan variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas kualitas SDM (X) sebesar
10%.
Jadi besarnya
pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja koperasi adalah sebesar 10%, sedangkan sisanya sebesar 90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. c. Kemudian pada tabel 4.14 persamaan regresinya diperoleh koefisien untuk variabel bebas X = 0,198 dan konstanta sebesar 20,310 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah: Y = 20,310 + 0,198 X Itu artinya besaran pengaruh kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren sebesar 19,8%. Atau setiap kualitas sumber daya manusia pengelola
104
koperasi mengalami kenaikan sebesar 0,198 maka kinerja koperasi pondok pesantrennya mengalami 1 kenaikan. Hasil uji ini adalah 11 koperasi pondok pesantren yang aktif di wilayah Kabupaten Demak. Sedangkan jumlah responden yang diteliti peroleh sebesar 50 responden.
5.2 Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan koperasi pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak, sebagai berikut: 1) Bagi koperasi pondok pesantren di wilayah kabupaten Demak diharapkan lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal tersebut memiliki andil dalam meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren. 2) Dari keterangan data lapangan bahwa koordinasi / komunikasi antara Dinas koperasi dan UMKM Kabupaten Demak dengan koperasi pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak kurang terjalin dengan baik. Padahal dari hasil penelitian ini komunikasi memiliki andil dalam meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren. Dengan adanya hal tersebut, maka diharapkan Dinas yang bersangkutan bisa memberikan jembatan dalam pelayanan terhadap koperasi pondok pesantren yang membutuhkan bimbingan. 3) Bagi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak untuk mendata ulang kembali, semua koperasi pondok pesantren yang ada di wilayah
105
Kabupaten Demak lengkap dengan alamat serta jumlah pengurus dan anggotanya , supaya mempermudah pemantauan perkembangan koperasi pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak. Hal ini juga akan mempermudah dalam penelitian berikutnya. 4) Untuk semua koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak. Diharapkan untuk menghidupkan/mendirikan persatuan koperasi pondok pesantren se-Kabupaten Demak. Hal ini sangat penting karena dapat menjadi wahana
komunikasi dan kerja sama antar koperasi pondok
pesantren khususnya di Kabupaten Demak. 5) Untuk peneliti berikutnya, supaya bisa menambah variabel yang lainnya. Sebab variabel kualitas sumber daya manusia yang peneliti gunakan sebagai variabel bebas hanya memiliki kontribusi 10 % mempengaruhi variabel kinerja. Dan 90% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
5.3 Penutup Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: ” PENGARUH KUALITAS
SUMBER
DAYA
MANUSIA
(SDM)
PENGELOLA
KOPERASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK”. Shalawat serta salam semoga tatap tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya kelak di hari kiamat.
106
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat diterima untuk memperoleh, dan melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar strata 1 (satu). Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.
107
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad S. Ruky, SDM Berkualitas Mengubah VISI Menjadi REALITAS, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003 Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta: BPFE UGM, 2000. Atozisochi, dkk, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias. Basu Swastha, pengantar bisnis modern, Yogyakarta, Liberty, 2002 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta, PT RINEKA CIPTA, 2005 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, STIE YKPN, 2004 Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia , Jakarta, PT Gramedia 2004 Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam Spss: Semarang, badan penerbit Undip, 2002. Jonathan Sarwono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, Yogyakata: Graha Ilmu, 2006 John R schermenharn, Menejemen,Yogyakarta: penerbit andi, 2003, J. Supranto, Statistik, Jakarta, Erlangga, 1998 J. Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007 M. Burhan bungin, Metodoogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, Prenada Media Groub, 2005 M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Menejemen Pondok Pesantren, Jakarta, DIVA PUSTAKA, 2003 M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: GEMA INSANI, 2005 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo, Masmedia Pustaka, 2007 Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta, PT RINEKA CIPTA, 2007
108
Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Pada Koperasi Pondok Pesantren, 2006 Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Deartemen Agama RI, Jakarta, 2003 PN BALAI PUSTAKA, Pengetahuan Perkoperasian: Jakarta, 1981 Rakhmawati Patriatiningrum, Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD Di Kabupaten Kendal Tahun 2004 -2005, UNNES, 2007. Rr. Suhartini, “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren”, dalam A. Halim et al., Manajeman Pondok Pesantren ,Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005 Rahman el Junusi dkk, Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang, IAIN Walisongo Semarang, 2009. Sudarsono, Edilius, koperasi dalam teori dan praktek, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2005 Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta, BPFE, 1988 Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta, BPFEYogyakarta, 1999. S.P. Siagian, Teknik Menumbuhkan Dan Memelihara Perilaku Organisasional, Jakarta,CV Haji Masagung, 1987 Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktik Kepemimpinan, CIPTA, 1991, h. 115
Jakarta, RINEKA
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008 Sudjana.. Metoda Statistika: Bandung, 1992 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008 Tati Suhartati Joesron, Manajemen Strategik Koperasi, Yogyakara, 2005 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2005)
109
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, GEMA INSANI, 2002 Wibowo, Menejemen Kinerja, Jakarta, PT.Raja Grafindo http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorovsmirnov-one-sample- kolmogorov-smirnov-test/, before uji asumsi klasik (classic assumption test) September 12, 2008 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-kinerja.html http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811-pengertian-kinerja/
110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang membuat daftar riwayat hidup ini : 1. Nama Lengkap
: MUKHAMAD KASANNUDIN
2. NIM
: 072411045
3. Tempat / Tanggal Lahir : Kendal, 11 Juli 1988 4. Nama Orang Tua
: Sugondo
5. Alamat Asal
: Ds Tanjungmojo, Kec. Kangkung, Kab. Kendal
6. Alamat Sekarang
: Ds Tanjungmojo, Kec. Kangkung, Kab. Kendal
7. Riwayat pendidikan
:
A. SDN 02 Tanjungmojo
lulus tahun 2001
B. MTs NU Nurul Huda
lulus tahun 2004
C. MA NU Nurul Huda
lulus tahun 2007
D. IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah Semarang
lulus tahun 2011
8. Pengalaman Organisasi : A. Pengurus IPNU Komisariat MA NU Nurul Huda Kota Semarang 2004-2005. (Wakil Sekretaris) B. Pengurus IPNU PAC TUGU Kota Semarang 2008-2009 (Departeman Kewirausahaan). C. Pengurus KNPI TUGU Kota Semarang 2008-2013. D. Ikatan anak asuh YKAI – COLRUYT ( IAYC ) 2009-2010. ( Ketua).
Semarang, Penulis
Mukhamad Kasannudin NIM. 072411045