PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP KEBERHASILAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS PADA MTs NEGERI WALEN KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : NUR HIKMAH 111 06 045
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
MOTTO
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.. (Q. S Ali Imran : 159) Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan dan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda (Dale Carnegie) Permudahlah dan jangan dipersukar, gembirakanlah dan jangan membuat orang lari. (H.R Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasa’i)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayah dan Ibu ( Subardi dan Sutiyam) tersayang yang telah memerah pengorbanan baik jasmani maupun rohani sehingga peneliti mampu menyelesaikan tugas akhir di STAIN Salatiga tanpa halangan apapun. 2. Kakak dan Adikku tersayang (Muttaqin dan Hadi) terima kasih atas motivasi dan Doanya. Semoga selalu dalam naungan kasih sayang Allah SWT. 3. Ibu Hj. Maslihah, S.Ag, M.Si selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini dengan kesabaran dan ketelatannya sejak awal hingga akhir penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta ini tanpa satu pun ada kesia-siannya, syukur hambanya kepada-Nya yang telah menganugerahkan petunjuk dan karunia-Nya, sehingga peneliti mampu membedakan antara langkah jalan yang benar dengan yang keliru. Sholawat beserta salam teruntuk avatara suci yaitu Muhammad SAW, yang menjadi uswah dan pelita hidup, sehingga peneliti mampu menyibak antara sisi terang dan gulitanya. Dengan rahmat dan bimbingan Allah SWT penulis mampu menyelesaikan skripsi ini sebagao tugas akhir dalam menempuh program S I di STAIN Salatiga. Karena keterbatasan penulis maka penulis memgakui bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, meski demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan tercatat sebagai amal kebaikan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada pihak-pihak yang turut membantu dan memberi motivasi, sehingga penulis disini mengucapkan terima kasih kepada orang tua tersayang yang telah bersusah payah baik jasmani maupun rohani, sehingga penulis mampu menyelesaikan program SI di STAIN Salatiga, dan penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Ibu Hj. Maslihah, S.Ag, M.Si sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang senantiasa sabar dan telaten dari awal hingga akhir penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Ibu dosen karyawan/ karyawati STAIN Salatiga terima kasih atas ilmu dan peleyanannya. 4. Teman-temanku PAI Angkatan 2006, teman-teman kost serta semua yang telah berpengaruh dalam perjalanan hidup ini yang memberi motivasi dan semangatnya. 5. Seluruh reponden penelitian yang dengan hati-hati dan jujur memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam angket yang penulis ajukan. Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis serta bagi Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada umumnya. Amien ya robbal ‘alamiin.
Salatiga, 17 September 2010 Peneliti
Nur Hikmah 11106045
ABSTRAK
Hikmah, Nur. 111 06 045. Pengaruh Kreativtas Guru terhadap Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar di MTs N Walen Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Progdi Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Hj. Maslihah, S.Ag, M.Si. Kata kunci : Kreativtas Guru. Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh kreativitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTs N Walen. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah variasi kreativitas guru di MTs N Walen? (2) Bagaimanakah variasi keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTs N Walen?, dan (3) Adakah pengaruh kreativitas guru terhadap keberhasilan belajar mengajar? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Disimpulkan hasil angket bahwa Kreativtas Guru dalam kategori tinggi memperoleh nilai 50% dari 32 responden. Sedangkan untuk Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar memperoleh kategori tinggi mencapai nilai 46,75%,. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan antara Kreativtas Guru terhadap Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar. Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel. Dengan jumlah subyek 32 responden dengan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 1% = 0,349, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi rxy = 0,715 > 0,349. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada pengaruh yang sangat signifikan antara kreativitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar”, hipotesis yang penulis ajukan diterima.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...........................................................
5
D. Hipotesis .......................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .........................................................
6
F. Definisi Operasional ......................................................
6
G. Rancangan Penelitian.....................................................
10
BAB II
H. Analisis Data .................................................................
12
I. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................
14
KAJIAN TEORI A. Kreativitas Guru............................................................
15
B. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................
27
C. Pengaruh
Kreativitas
Guru
terhadap
Kegiatan
Mengajar .......................................................................
BAB III
Belajar 44
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs N Walen Kecamatan Simo Kabupaten
BAB IV
BAB V
Boyolali .........................................................................
46
B. Penyajian Data ..............................................................
54
ANALISA DATA A. Analisis Deskritif ..........................................................
58
B. Analisis Hipotesa ..........................................................
69
C. Analisis Lanjut .............................................................
71
PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................
73
B. Saran-saran ...................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Instrumen Kreativitas Guru .............................................
7
Tabel I.2
Instrumen Keberhasilan KBM .........................................
9
Tabel I.3
Komposisi Kreativitas Guru ............................................
11
Tabel I.4
Komposisi Keberhasilan KBM ........................................
11
Tabel 1.5
Variabel Penelitian ..........................................................
11
Tabel I.6
Pengukuran Nilai .............................................................
12
Tabel 3.1
Identitas Madrasah ..........................................................
46
Tabel 3.2
Data Prestasi Madrasah ..................................................
47
Tabel 3.3
Data Prestasi Olah Raga ..................................................
47
Tabel 3.4
Sarana dan Prasarana ......................................................
48
Tabel 3.5
Data Guru PNS ...............................................................
51
Tabel 3.6
Data Guru Non PNS ........................................................
51
Tabel 3.7
Data Pegawai PNS .........................................................
52
Tabel 3.8
Data Pegawai Non PNS ..................................................
52
Tabel 3.9
Keadaan Siswa ................................................................
52
Tabel 3.10
Data Responden ............................................................
52
Tabel 3.11
Pengolahan Dari Hasil Tingkat Kreativitas Guru ...........
55
Tabel 3.12
Pengolahan Dari Hasil Tingkat Keberhasilan KBM .......
56
Tabel 4.1
Data Hasil Angket Tingkat Kreativitas Guru ..................
59
Tabel 4.2
Interval Skor Kreativitas Guru .......................................
60
Tabel 4.3
Kategori Kreativitas Guru ..............................................
61
Tabel 4.4
Prosentase Kreativitas Guru ...........................................
63
Tabel 4.5
Data Hasil Angket Keberhasilan KBM ...........................
64
Tabel 4.6
Interval Skor Keberhasilan KBM ...................................
66
Tabel 4.7
Kategori Keberhasilan KBM .........................................
66
Tabel 4.8
Prosentase Keberhasilan KBM ......................................
68
Tabel 4.9
Kerja Koefisien Korelasi ................................................
70
Gambar
Denah Lokasi ................................................................
50
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam undang-undang pasal 4 No 2 tahun 1989 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Bertalian dengan rumusan ini pula maka fungsi pendidikan sebagaimana cantum dalam pasal 3 UU No. 2 tahun 1989 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembankan kemampuan sereta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam mewujudkan tujuan nasional (Konversi Nasional Pendidikan Indonesia, 1994: xii). Sekolah adalah suatu bentuk lembaga formal yang ada di negara Indonesia. Sebagai usaha mencerdaskan bangsa, pengembangan dan pendayagunaan tenaga manusia dalam pembangunan. Baik sebagai pelaku maupun sebagai obyek tujuan pembangunan seutuhnya. Membutuhkan manusia-manusia Indonesia yang terdidik dan terlatih dengan baik. Upaya tersebut harus dimulai dari sekolah sebagai lembaga formal, peran guru sangat penting. Betapapun baiknya kurikulum yang telah disusun oleh para
1
2
ahli, ketersediaan peralatan dan biaya yang cukup sesuai dengan kebutuhan pendidikan Namun pada akhirnya keberhasilan pendidikan secara profesional terletak di tangan guru. Pendidikan tenaga guru yang diharapkan pada gilirannya menuntut peran lembaga pendidikan. Tenaga kependidikan agar menempati posisinya yang produktif kreatif dan profesional (Hamalik, 1991: v). Dengan demikian guru perlu mendapatkan pendidikan yang mendalam berkaitan tugas profesinya secara provesional. Sehingga guru memiliki kreatifitas yang tinggi untuk mengembangkan secara positif potensi peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap tujuan belajar yang utama yaitu: bahwa apa yang dipelajari itu akan dapat berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Potensi yang dimiliki oleh peserta didik perlu dikembangkan guru yaitu meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan). Untuk mengembangan potensi ini perlu kiranya dengan ketrampilan membaca memahami,
mengevaluasi dan menyimpulkan,
sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksanakan dengan baik. Minat belajar pada diri anak didik perlu ditumbuhkembangkan. Pada dasarnya belajar merupakan suatu kegiatan mengaktifkan pikiran sebagai suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarahkan ke tingkah laku yang lebih baik (Djamal, 1985: 27). Dengan belajar, maka akan mengenal hal-hal baru, pengetahuan baru dan mendapakan penjelasan mengenai sesuatu.
3
Bantuan operasional serta adanya sekolah gratis sembilan tahun (wajib belajar sembilan tahun) pada akhir-akhir ini mengalami peningkatan terhadap minat belajar, meskipun masih berbeda jauh dengan negara-negara lain. Sampai-sampai negara ini bisa dikatakan paling rendah dalam masalah ini. Penyebab permasalahan ini bisa jadi disebabkan karena adanya belum muncul rasa semangat terhadap belajar, karena fasilitas yang kurang mendukung, karena maraknya permainan, adanya internet, TV, atau kurangnya waktu, dan kurangnya kreativitas guru dalam proses belajar mengajar pada peserta didik. Proses kegiatan belajar mengajar, seorang guru membutuhkan waktu yang lama untuk mewujudkan tujuan tersebut secara maksimal, serta guru harus memiliki sikap yang luwes, tegas, kreatif, serta kesabaran. Hal ini dikarenakan usia peserta didik dalam kelabilan. Dengan demikian, seorang guru bisa berpandai-pandai mengkondisikan suasana kelas dengan metode yang sesuai. Kreativitas seorang guru harus diwujudkan secara kognitif sebagai bentuk upaya mencapai tujuan yang sebaik mungkin dalam proses mengajar ini. Pada era sekarang hal ini hal ini menjadi sebuah problem sebagian besar oleh para guru pada tingkat SLTP. Padahal kita mengetahui bahwa kegiatan belajar harus ditingkatkan agar dapat memahami, mengevaluasi, dan menyimpulkan. Setelahnya mereka tamat sekolah dapat menguasai ilmu dengan baik.
4
Kalau kita cermati perndidikan atau sekolah-sekolah pada era ini sebagian besar masyarakat memilih menyekolahkan anaknya kependidikan yang bersifat umum seperti SLTP/SMP dengan dalih kualitasnya lebih bagus. Sehingga menghasilkan anak didik yang sebagian besar dijamin kelulusannya dari pada disekolahkan yang berbasis agama sepeti MTs yanng kata mereka sekolah yang berbasis agama tersebut kurang menjamin kualitas mutunya. Akan tetapi dalih tersebut tidak sepenuhnya tidak benarkan karena seperti MTs Negeri Walen, Simo, Boyolali dengan basis agama ini menunjukkan prestasi yang cukup bagus. Kurangnya kreativitas guru dapat melemahkan perkembangan inteligensi peserta didik, sehingga tujuan pendidikan sulit untuk dicapai. Hal ini disebabkan karena guru kurang memiliki kreativitas dalam mengelola anak didik di sekolah. Misalnya saja seorang guru yang kreatif adalah guru memberi tugas di rumah, membentuk kelompok belajar, memilih metode dan yang lain sebagainya. MTs Negeri Walen, Simo, Boyolali merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diminati masyarakat sekitarnya, hal ini terbukti adanya peningkatan pelajar yang belajar di sekolah tersebut. Maka sebagai usaha nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan perlu adanya peninjauan bagaimana proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Yang mana salah satunya unsur dalam rangka pencapaian tujuan keberhasilan adalah kreativitas guru.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merencanakan penelitian tentang “Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar” (Studi Kasus di MTs Negeri Walen, Simo, Boyolali tahun 2010). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan penegasan istilah yang penulis kemukakan di atas, maka pokok masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana variasi kreativitas guru di MTs Negeri Walen Simo Boyolali tahun 2010?
2.
Bagaimana variasi keberhasilan belajar mengajar di MTs Negeri Walen, Simo Boyolali tahun 2010?
3.
Adakah pengaruh antara kreativitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar di MTs Negeri Walen Simo Boyolali tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1. Kreativitas guru dalam kegiatan belajar mengajar di MTs Negeri Walen Simo Boyolali tahun 2010. 2. Keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di MTs Negeri Walen Simo Boyolali tahun 2010. 3. Pengaruh kreativitas guru terhadap tingkat keberhasilan belajar mengajar di MTs Negeri Walen Simo Boyolali Tahun 2010.
6
D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenaranya melewati fakta-fakta (Arianto, 2004: 97). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Ada pengaruh positif dan signifikan antara kreativitas guru terhadap keberhasilan belajar mengajar”. E. Manfaat Penelitian 1. Guru Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kreativitas guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. 2. Siswa Dapat
memberikan
sumbangan
bagi
siswa
dalam
usaha
sekolah
dalam
usaha
meningkatkan hasil belajar. 3. Lembaga/Sekolah Memberikan
sumbangan
bagi
pihak
meningkatkan hasil belajar siswa dengan memberikan informasi mengenai hasil belajar. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman terhadap judul skripsi ini perlu kiranya penulis memberi penegasan istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini antara lain sebagai berikut:
7
1. Kreativitas Guru Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal-hal baru (Sukmadinata, 2004: 107). Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya). (Darminto, 1991). Guru bisa diartikan juga suatu jabatan profesional yang memiliki peran dan kompetensi profesional (Hamalik, 1991: 9). Dengan demikian, kreativitas guru adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru untuk menemukan dan menciptakan hal-hal baru. Adapun indikator kreativitas guru adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Instrumen Penelitian Kreativitas Guru Konsep Dasar
Komponen
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal-hal baru (Sukmadinata, 2007:107)
Menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam mengajar meliputi metode, media, evaluasi, dan dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan intonasi yang sesuai,luwes, serta dalam mengajar memerlukan kesabaran.
Instrumen/Indikator -
-
-
Dengan menggunakan metode yang bervariasi maka proses kegiatan belajar mengajar siswa menjadi fokus, siswa tidak merasakan kejenuhan, tertarik untuk belajar dan termotivasi. Dengan menggunakan media suasana kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif. Dengan mengevaluasi baik secara lisan maupun tertulis, terstruktur atau tidak terstruktur menjadikan siswa termotivasi untuk belajar
8
-
Dengan mengajar ( menyampaikan materi) menggunakan intonasi yang tepat, menghadapinya dengan kesabaran maka siswa menjadikan suasana belajar terasa nyaman
2. Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar a. Keberhasilan Adalah berasal dari kata hasil yang memiliki arti sesuatu yang didapat dari jerih payah (Zulfajri: 350). b. Kegiatan Adalah asal kata dari giat yang berarti semangat dan rajin, jadi kegiatan adalah aktivitas, tindakan yang dilakukan dengan sungguhsungguh (Zulfajr: 330). c. Belajar Adalah
proses
orang
memperoleh
berbagai
kecakapan,
keterampilan, dan sikap (Gredler, 1991: 1). Dapat juga belajar diartikan suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Djamal, 1985: 27). d. Mengajar Adalah proses orang penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa (Syah, 1995: 182) atau juga bisa berarti suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat
9
menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan pelajaran itu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar mengajar adalah hasil yang dicapai dari interaksi antara peserta didik dan pendidik sebagai proses usaha untuk mencapai sebuah prestasi yang telah ditargetkan dalam kegiatan belajar mengajar (Kesimpulan dari definisi keberhasilan kegiatan belajar mengajar). Adapun indikator keberhasilan kegiatan belajar mengajar :
Tabel 1.2 Instrumen Penelitian Keberhasilan Belajar Mengajar Konsep Dasar
Komponen
Keberhasilan belajar mengajar adalah hasil yang dicapai dari interaksi antara peserta didik dan pendidik sebagai proses usaha untuk mencapai sebuah prestasi yang telah ditargetkan dalam kegiatan belajar mengajar (Kesimpulan dari definisi keberhasilan kegiatan belajar mengajar)
Mencapai prestasi yang ditargetkan dalam kegiatan belajar mengajar berupa kecakapan, sikap, kepribadian maupun pengertian/pengetahuan
Instrumen/Indikator -
-
-
-
Dengan kecakapan/ profesionalisme dalam mengajar dapat mengendalikan siswa dapat terjaga dan ketika mengajar bisa menguasai materi. Dengan sikap bijak maka para siswa mempunyai tanggapan yang menyenangkan. Dengan kepribadian yang baik maka dalam penilaian terhadap siswa dapat melakukannya secara objektif. Dengan pengertian/ pengetahuan yang cukup maka dalam mengajar dapat mengerti bagaimana caranya untuk menanggulangi
10
keramaian, dapat menerapkan metode secara bervariasi dan dapat memberi motivasi secara khusus bagi anak yang keterlambatan dalam belajar.
G. Rancangan Penelitian Di antara cara agar penelitian memperoleh hasil yang maksimal dan tepat, maka salah satunya ialah dengan menggunakan metode-metode yang tepat pula. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode berikut: 1. Populasi Adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi, 1982: 130). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru MTs Negeri Walen, Simo, Boyolali 2. Sampel Adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap populasi melalui teknik tertentu. (Ali, 1992: 62) Sesuai dengan kaidah penelitian dari Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa apabila subyek penelitian kurang dari 100 anak, maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel. Sehingga penelitian ini di namakan penelitian populasi, akan tetapi apa bila jumlah populasi ini lebih besar maka diambil antara 1-15% / lebih. (Suharsimi, 1992: 62).
11
Mengingat jumlah populasi ini adalah kurang dari 100 orang, maka penelitian ini dinamakan penelitian populasi. 3. Subyek penelitian Subjek penelitian ini adalah murid MTs N Walen Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun 2010. Lakasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTs N Walen Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali pada bulan Juli s/d September 2010. 4. Metode Pengumpulan Data Adapun untuk pengumpulan datanya mengunakan metode sebagai berikut: a. Angket Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data/informasi dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal yang diketahuinya (Arikunto, 2006: 151). Dalam penelitian ini untuk menggali data tentang kreativitas guru dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar menggunakan angket, adapun struktur jumlah item soal sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Komposisi 1.3 Kreativitas Guru No. 1. 2. 3.
Komposisi Metode Media Evaluasi
Nomor Item 1, 2, 3, 4 5, 6, 7 8, 9, 10
12
Tabel Komposisi 1.4 Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar No. 1. 2. 3. 4.
Komposisi
Nomor Item
Kecakapan Sikap Kepribadian Pengertian/ Pengetahuan
1, 2 3, 4, 5, 6, 7 8 9, 10
b. Dokumentasi Adalah mencari data tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian seperti tentang data guru, siswa, administrasi, sejarah berdirinya, serta sarana prasarana (Khodijah, 2005: 10).
H. Analisis Data Setelah terkumpul dan tersajikan dalam bentuk tabel, maka mendukung
terhadap
penganalisaan
data
tersebut.
Disini
penulis
mengategorikan tiap variabel sebagai berikut Tabel 1.5 Variabel Penelitian Variabel Kreativitas Guru Tinggi Sedang Rendah
Skor 1 2 3
Variabel Tingkat Keberhasilan KBM Tinggi Sedang rendah
Skor 1 2 3
Dari pernyataan tersebut di atas, maka kunci jawaban untuk masingmasing item jawaban memiliki nilai sebagai berikut:
13
Tabel 1.6 Pengukuran Nilai Item Jawaban
No. 1. 2. 3.
a. ya b. Kadang-kadang c. tidak pernahP
Skor Nilai 3 2 1
Langkah selanjutnya adalah menganalisa data, penggolongan dalam penelitian ini ada 2 cara yaitu : 1. Data yang mencakup tentang kreativitas guru dan keberhasilan anak dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan analisa prosentase serta menggunakan rumus: F P=
______
x 100%
N Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah obyek/sample (Arikunto, 1990: 40). 2. Data yang menyangkut tentang pengaruh kreativitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar akan diolah dengan mencari harga r yang dikenal dengan rumus product moment sebagai berikut:
N xy x y r xy 2 2 2 2 N x xN y y
14
Keterangan: rxy = koefisien korelasi yang dicari N = banyaknya subyek pemilik nilai X = nilai variabel 1 Y = nilai variabel 2 (Arikunto, 1990: 425). I. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Analisis Data, Sistematika Penulisan Skipsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Bab ini meliputi: Masalah Kreativitas Guru, Tingkat Keberhasilan Anak dalam Belajar Mengajar, dan Pengaruh Kreativitas Guru terhadap Tingkat Keberhasilan Belajar Mengajar.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang: Tinjauan
MTs. Negeri Walen, Simo,
Boyolali dan Penyajian Data Matang dan Observasi dari Hasil Penelitian. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang: Analisis Diskriptif, Pengujian Hipotesis, dan Pembahasan. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang: Kesimpulan dan Saran.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kreativitas Guru 1. Pengertian Sebelum membahas kreativitas terlebih dahulu mengetahui bahwa kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai
perbedaan pandangan.
Definisi kreativitas
dikemukakan oleh banyak ahli, dan dari berbagai definisi tersebutlah yang menjadi pelengkap dari berbagai sudut pandang terhadap kreativitas. Definisi kreativitas tergantung dari segi penekanannya . Adapun menurut para ahli mendefinisikan kreativitas sebagai berikut: a. David Compbell Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh, dan berguna bagi masyarakat. b. Utami Munandar menuturkan tentang definisi kreativitas sebagai berikut: 1) Kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur yang ada 2) Kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu
15
16
masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban. 3) Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas
dalam
berpikir
serta
kemampuan
untuk
mengelaborasikan suatu gagasan (Sukma Dinata, 2004: 104). Dari definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal baru, cara baru, model baru, yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Salah satu peranan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia adalah kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat, dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotorik. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk baru atau kreasi, dengan kata lain produk-produk kreasi merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas. Diantara arti yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta (Aprilia Senja: 489). Pada dasarnya kreativitas berhubungan dengan penemuan hal-hal yang menghasilkan suatu yang baru dengan menggunakan yang telah ada, ini sesuai dengan perumusan kreativitas secara tradisional.
17
2. Proses Terjadinya Kreativitas Menurut Hasan Langgulung dalam bukunya, menurut Roberts proses kreativitas adalah apa yang timbul dari padanya karya baru sebagai akibat dari interaksi individu dengan cara-caranya sendiri, dan apa yang terdapat dalam lingkungan (Langgulung, 1991: 174). Proses terjadinya kreativitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu kreativitas sebagai salah satu gaya khas dalam hidup dan kreativitas menghasilkan sesuatu yang baru yang dapat dilihat atau didengar oleh orang lain. Hal ini sesuai dengan penuturan kreativitas bakat dan kreativitas penyuguhan sendiri (Langgulung, 1991: 172). a. Kreativitas
bakat
merupakan kebolehan
yang pada dasarnya
bergantung pada bakat khas. b. Kreativitas penyuguhan diri Istilah ini bisa disebut dengan kreativitas primer, yaitu proses yang tumbuh dari dan menggunakan proses skunder (kebolehan yang mampu menyatakan fikiran-fikiran dan penggerak tanpa segan-segan dan takut dari cemooh orang lain (Langgulung, 1991: 173). Dari dua makna tersebut yaitu kreativitas bakat dan kreativitas penyuguhan diri dapat kita ambil kesimpulan bahwa kreativitas bakat itu adalah kreativitas yang yang muncul dari dalam dirinya, bersifat khas dan menjadi karakteristik orang tersebut. Sedangkan kreativitas penyuguhan diri adalah kreativitas yang tumbuh berdasarkan pemikiran dengan mengkombinasikan antara satu hal dengan hal lain, berdasarkan data atau
18
informasi yang ada tanpa ragu untuk mencobanya dan merekapun dengan hasil yang diperolehnya berani menampilkan dengan sikap percaya diri. Langgulung mengemukakan proses kreatif adalah proses intelektual yang akan menghasilkan karya kreatif. Proses ini bermula dengan mengenal masalah merangsang seorang pemikir dan berakhir dengan menghasilkan karya kreatif (Langgulung, 1991: 375). Dari pemaparan di atas kita bisa mengetahui atau mengembangkan tentang kreativitas dimana tahapan tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terjadinya proses kreativitas. Dengan demikian, hal ini akan terbukti manakala tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan. 3. Ciri-ciri Kreativitas a. Menurut Nana Saodah (Sukmadinata, 2003: 105) Seseorang dikatakan kreatif manakala memiliki cirri-ciri tertentu yaitu: mandiri, bertanggung jawab, bekerja keras, memiliki motivasi yang tinggi, optimis, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, terbuka, memiliki toleransi, dan kaya akan pemikiran. a. Menurut Arief (http: 2010) Orang yang kreatif memiliki ciri sebagai berikut: berwajah cerah dan berfisik dinamis, memiliki minat luas, punya keingintahuan yang tinggi, tidak pernah merasa dibatasi oleh status, suka dan berani mengambil resiko, punya banyak alternatif menuntaskan suatu masalah, tidak mudah puas, selalu ingin sempurna, berani tampil beda,
19
senang menggali pengetahuan dan hal-hal baru, dan senantiasa memiliki gagasan yang orisinil. b. Hawadi (http: 7) Dalam
bukunya
yang
berjudul
Keberkaitan
Intelektual
menyebutkan ciri-ciri kreatif sebagai tersebut: memiliki rasa ingin tahu yang mendalam, sering mengajukan pertanyaan yang berbobot, memberikan banyak gagasan, usul-usul terhadap suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara sepontan dan tidak malu-malu, mempunyai/menghatgai rasa keindahan, menonjol dalam satu atau banyak bidang tertentu, dapat mencari pemecahan masalah dari beberapa segi, mempunyai rasa humor, mempunyai imajinasi, mampu mengajukan pikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil), mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandang. c. Menurut Asfandiyar (2009: 77) Rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang banyak, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal yang baru. Dari ciri-ciri tesebut yang telah dikemukakan dari tokoh-tokoh, dapat kita simpulkan bahwa dari ciri-ciri kreativitas yang paling menonjol yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, punya banyak alternatif dalam menuntaskan suatu masalah, berani tampil beda (mampu mengajukan pemikiran, yang berbeda dari orang lain).
20
4. Kondisi Yang Mendorong Timbulnya Kreativitas a. Faktor-faktor Pendorong Kreativitas Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d orongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan lreatif, yang m,ungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal. Klukken, Person dan Columbus (Headlines : 183) menginterview dan insinyur yang di kenal sangat kreatif, dari interview itu
21
disimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kreativitas diantaranya motivasi personal, lingkungan, keahlian dan keterbukaan, serta proses. 1) Motivasi personal Para insinyur mencari kesempatan untuk kreatif dan berusaha untuk mencari solusi yang baru dan berbeda termasuk pada problem yang tampak biasa. 2) Lingkungan Para insinyur ini berkibar dalam lingkungan yang member kebebasan untuk bereksperimen dan boleh gagal dalam upaya untuk mengejar ide-ide baru 3) Keahlian dan keterbukaan Mereka ahli dalam bidangnya namun tetap terbuka pada informasi dan ide-ide baru. Mereka bias menerima pendekatan0pendekatan baru terutama dari sumber yang di luar bidang keahliannya. 4) Proses Pengalaman subyektif yang di dapat dari berbagai tantangan dari proses melahirkan inovasi b. Faktor lain yang merangsang timbulnya kreativitas yaitu: 1) Tenggelamkan diri kita dalam domain atau problem, pelajari sedalam mungkin 2) Jadilah orang yang subur dengan ide
22
3) Berikan alat untuk untuk menggambarkan ide-ide dan pemikiran kita 4) Lemparkan ide-ide pada orang lain 5) Hindari pengambilan keputusan yang terlalu awal 6) Jangan takut utuk berbeda 7) Terbukalah pada ide-ide tertentu 8) Praktekkan dan pecahkan masalah 9) Tindaklanjuti ide-ide hingga tuntas 10) Ambil kesempatan untuk santai, jalan-jalan, untuk berenang (Headlines:183) 5. Guru Dan Kreativitas Mengajar a. Guru Sebelum kita membahas mengenai pentingnya kreativitas, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang di sebut dengan guru.dala kamus besar bahasa indonesai kata “guru” mempunyai pengertian orang yang pekerjaannya/mata pencahariannya (Darminto,1991:). Sedangkan secara formal, menurut Undang-Undang No 141, 2005, pasal 1 butir 1 tentang guru dan dosen, “yang di sebut dengan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendalam mendidik, menjaga,
membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai,
dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal pendidikan dasar, dan pendidikan menengah” (Asfandiyar, 2009:17-18).
23
Dalam pengertian lain guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pngetahuan kepada anak didik di sekolah. Dari pengertian tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa guru adalah orang yang jabatannya (mata pencahariannya) sebagai pendidk, pengajar,
pembimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai,
dan
mengevaluasi peserta didik sehingga guru ini bertugas bukan hanya sekedar mentranfer ilmu pengetahuan. Dengan demikian mengingat tugas yang berat ini maka guru harus harus mempersiapkan untuk menyediakan kondisi yang membuat peserta didiknya tertarik/senang dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, dan guru harus mengerahkan peserta didiknya sebaik mungkin, agar mereka dapat menerima pengetahuan secara maksimal, dapat memiliki keterampilan, dan dapat mengubah karakteristik peserta didik yang awalnya tidak baik menjadi baik. Oleh karena itu tugas dan peran seorang guru memerlukan suatu kompetensi, keterampilan dan kreativitas dalam rangka mendidik, mengajar, melatih, agar para siswa dan guru itu mampu membaca kurikulum dan bahan ajar menjadi obyek dan persoalan nyata sesuai dengan pengalaman primer siswa (Johar, 2006:10) Dari serangkaian penjelasan tersebut di atas, maka tugas dan peran seorang guru tidak hanya memberi arti tugas mengajar mendidik, melatih, seperti yang telah dipahami oleh guru masa lampau dan masa kini. Calon guru harus melihat masa depan melalui proses
24
pembuayaan manusia dan juga yang lebih penting tugas seorang guru ialah sebagai agen moral politik, peran guru selaku inovator guru berperan secara kooperatif dan guru sebagai agen persamaan sosial pendidikan serta guru dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan zaman (Hamalik,1991:10). Karena kerelevanan ilmu pengetahuan tersebut akan membawa dampak positif bagi kehidupan peserta didik dimasa yang akan datang serta dengan adanya berfikir secara kreatif akan mempermudah menghadapi serta memecahkan dengan baik. Dengan demikian guru dituntut untuk kreatif. b. Kreativitas Mengajar Manfaat
kreativitas
mengajar
yaitu
dapat
memotivasi/
menumbuhkan semangat kepada anak didik untuk belajar lebih baik. Teknik yang digunakan untuk memotivasi antara lain: 1) Memberi angka Memberi angka di sini merupakan simbul atau nilai hasil aktivitas belajar anak didik, yang bervariasi, sesuai hasil ulangan yang mereka peroleh dari hasil guru. Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada anak didik lebih tinggi dari anak didik yang lain maka anak didik cenderung untuk memperhatikannya.
25
2) Hadiah Hadiah adalah memberikan kepada orang lain sebagai penghargan atau kenang-kenangan yang bentuk apa saja. Biasanya pemberian hadiah ini untuk yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, ulangan, kedisiplinan dalam belajar, taat pada tata tertib,dan lain sebagainya 3) Pujian Memberikan pujian kepada siswa saat kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Melalui pujian, anak merasa diawasi dan anak tidak akan dapat berbuat menurut kehendak hatinya. Fungsi dari pujian ini yaitu untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang mengarahkan tercapainya tujuan pengajaran. 4) Gerakan tubuh Gerakan tubuh alam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu dan lain sebagainya, ini merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik sehingga proses kegiatan belajar mengajar legih menyenangkan. 5) Memberi tugas Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk di selesaikan, tugas ini bias di berikan secara individual maupun kelompok dan dapat di berikan setelah menyampaikan
26
bahan pelajaran. Dengan adanya tugas peserta didik berusaha meningkatkan perhatian dengan konsentrasi terhadap penjelasanpenjelasan yang diberikan oleh guru. 6) Memberi ulangan Ulangan ini bertujuan sampai di mana sejauh mana hasil pengajaran yang telah di lakukannya dan sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan yang telah di berikan dalam rentangan waktu tertentu, serta untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik. Dengan ulangan, biasanya anak didik akan giat belajar baik di sekolah maupun di rumah
Ketika dia
mengetahuinya akan di laksanakan ulangan. Ulangan ini yaitu membangkitkan perhatian anak didik terhadap bahan yang di berikan di kelas. 7) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan oleh anak didik, apalagi hasilnya dengan prestasi yang tinggi, dapat mendorong anak didik untuk mempertahankannya di kemudian hari dengan cara giat belajar di rumah maupun di sekolah. 8) Hukuman Dalam proses belajar mengajar anak didik yang membuat keributan dapat di berikan sangsi seperti menjelaskan kembali bahan pelajaran yang baru saja di jelaskan, dngan upaya itu anak didik berusaha bersikap tenang dengan menfokuskan erhatiannya
27
kepada bahan pelajaran yang di jelaskan oleh guru (Djamarah; Zain: 168-176). 9) Memberi pekerjaan rumah Dalam proses belajar mengajar seorang guru memberikan pekerjaan rumah (PR). Cara ini bertujuan untuk memotivasi anak agar selalu aktif belajar baik di sekolah maupun di rumah,karena dengan adanya PR akan melibatkan orang tua. Dengan melibatkan orang tua ayau keluarga ini akan mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu di usaha relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik disisni adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, di sertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri. (Slameta,1998: 64 ) Fungsi dari melibatkan orang tua ini adalah adalah orang tua ikut serta memantau perkembangan anak dalam belajar.
B. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Belajar a. Menurut WH Burton mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
28
individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka mampu untuk beriteraksi dengan lingkungannya. b. Menurut Witherington mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu pengertian (Usman;Stiawati,1993:4-5) c. Menurut Slameto belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,1991:) d. Menurut Fajar, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan kedalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar (http; Zafar: 14).
29
e. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi (http;jeogalon,2009). 2. Mengajar a. Menurut Tyson dan Caroll menyatakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan memudahkan orang lain (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki (http;mitanggel,2009).
30
b. Menurut Kenneth D. Moore mengemukakan bahwa mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan beragai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan prestasinya (Rosyada,2007:93) Harus disadari bahwa mengajar dan belajar mempunyai fungsi, proses yang tidak sama dan terpisah. Perbedaan antara mengajar dan belajar tidak hanya karena mengajar di lakukan oleh seorang guru sedangkan belajar berlangsung di dalamnya. Bila proses belajar mengajar secara efektif, itu berarti telah terbina suatu hubungan yang unik antara guru dan murid. Proses itu sendiri adalah mata rantai antara guru dengan murid.karena pada dasarnya mengajar bukanlah sekedar mentransfer pengetahuan dari orang yang sudah tahu (guru) kepada orang yang belum tahu (murid), melainkan membantu seseorang agar dapat mengonstuksi sediri pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap venomena dan obyek lingkugan yang diketahui (Muliawan,2005:123). Dari beberapa ahli yang telah mengemukakan pengertian belajar dan mengajar tersebut dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah hasil yang dicapai dari interaksi antara peserta didik dan pendidik sebagai proses usaha untuk mencapai sebuah prestasi yang telah ditargetkan dalam kegiatan belajar mengajar baik berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau pengertian yang mereka lakukan secara optimal.
31
3. Ciri-ciri Belajar Mengajar Menurut Edi Suardi dalam bukunya oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (46-48) menuliskan bahwa sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tersebut: a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus, dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan d. Ditandai dengan aktivitas anak didik, sebagai konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar e. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing, dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif f. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin, disiplin dalam tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar g. Ada batas waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu
32
ciri yang tidak bisa ditinggalkan, setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan itu sudah harus tercapai h. Evaluasi, dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian terpenting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, evaluasi harus guru lakukan untuk mengtahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan (Djamarah; Zain, 46-48). 4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan kBM a. Menurut Bahrudin dan Wahyuni, (2008:19-28) secara umum faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dibedakan ataas dua kategori yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehinga menentukan kualitas hasil belajar. 1) Faktor intern Faktor intern adalah fakto-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar .faktor ini antara lain yaitu: a) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan fisik. Faktor ini di bedakan menjadi dua macam yaitu yang pertama adalah keadaan tonus jasmani seperti kesehatan fisik, keadaan ini pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas seseorang. yang kedua adalah keadaan fungsi
33
jasmani/fisiologis pada proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera. Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar. b) Faktor psikologis Keadaan psikologis seseorang dapat mempengaruhi proses belajar.faktor ini diantaranya mencakup : (1) Kecerdasan/Telegensi Siswa Pada kemampuan
umumnya psikofisik
kecerdasan dalam
diartikan
mereaksi
sebagai
rangsangan/
menyesuaikan diri dengan lingkunganmelalui cara yang tepat. Kecerdasan merupakan factor yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa.semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin besr peluang individu tersebut meraih sukses dalam bnelajar dan begitu pula sebaliknya. (2) Motivasi Motivasi
adalah
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam individu yang efektif, mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat.
34
(3) Minat Secara sederhana, (inters) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. (4) Sikap Dalam
proses
belajar,
sikap
individu
dapat
mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap belajar dapat di pengaruhai oeh perasaan senang atau tidak senang pada perfomen guru, pelajaran dan lingkungan sekitarnya. (5) Bakat Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. 2) Faktor-faktor eksogen/eksternal Faktor
eksternal
yang
mempengaruhi
belajar
dapat
digolongkan menjadi dua yaitu: a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial ini terdiri atas: (1) Lingkungan sosial sekolah: Lingkungan sosial seperti
guru, administrasi, dan
teman-teman, sekelas dapat menjadi motivasi bagi siswa.
35
Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. (2) Lingkungan sosial masyarakat: Lingkungan yang kumuh, banyak pengaguran, dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas bagi siswa. Paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya. (3) Lingkungan sosial keluarga: Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua demografi keluarga, pengelolaan keluarga srmuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. b) Lingkungan non sosial. Faktor ini meliputi: (1) Lingkungan alamiah: seperti; kondisi udara yang segar, panas, dingin, sinar yang tidak terlalu menyilaukan,/kuat, terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk, tenang, dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi aktivitsbelajar siswa. Sebaliknya bila kondisi lingkungan tidak mendukung, maka proses pembelajaran akan terhambat. (2) Faktor instimental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolomgkan menjadi dua macam yaitu hardware seperti
36
gedung sekolah, alat-alat belajar, vasilitas belajar, dan lain sebagainya. Yang kedua yaitu software seperti kurikulum sekolah, peraturan sekolah, buku panduan, dan silabi. (3) Faktor materi pelajaran. Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa beguitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan komdisi yang positif terhadao aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode belajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa (Baharuddin; Wahyuni, 2008:19-28) b. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan. Faktor itu antara lain: 1) Tujuan Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik. Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan.
37
Jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru bertntangan, dengan sendirinya tujuan pengajaranpun gagal untuk dicapai. 2) Guru Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Pandangan guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan mengajar guru di kelas. Guru yang memandang anak sebagai makhluk individual dengan segala perbedaan dan persamaannya, akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai mahluk sosial, perbedaan pandangan. 3) Anak didik Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanyalah yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari. Kepercayaan orang tua terhadap anak diterima oleh guru dengan kesadaran dan penuh keikhlasan. Maka jadilah guru sebagai pengemban tanggung jawab yang diserahkan itu. Daya serap anak bermacam-macam untuk dapat menguasai setiap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena itu dikenallah tingkat keberhasilan yang maksimal (istimewa), optimal
38
(baik sekali), minimal (baik), dan kurang, untuk setiap bahan yang dikuasi oleh anak didik. Dengan demikian, dapat diyakini bahwa anak didik adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu, yaitu keberhasilan belajar mengajar. 4) Kegiatan pengajaran Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara
guru
dengan
anak
didik
dengan
bahan
sebagai
perantaraannya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Bermacam-macam
penggunaan
metode
mengajar
akan
menghasilkan hasil belajar mengajar yang berlainan kualitasnya. Penggunaan metode ini tentu saja untuk mencapai tujuan pengajaran.
Maka dari itu penggunaan metode mengajar
mempengaruhi tinggi rendahnya mutu keberhasilan belajar mengajar. 5) Bahan dan alat evaluasi Bahan dan alat evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Masing-masing alat evaluasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Menyadari akan hal itu, jarang
ditemukan pembuatan
menggunakan
suatu
alat
item-item
evaluasi.
soal
Tetapi
yang
hanya
guru
sudah
menggabungkannya lebih dari satu alat evaluasi. Dengan demikian
39
bahan dan alat evaluasi mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. 6) Suasana evaluasi Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran serta bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas akan mempengaruhi suasana kelas. Karena sikap mental anak belum semuanya jujur, maka dihadirkanlah pengawas atau guru untuk mengawasinya. Suasana evaluasi yang demikian tentu saja, disadari atau tidak, merugikan anak didik untuk bersikap jujur dengan sungguh-sungguh untuk belajar di rumah dalam mempersiapkan diri menghadapi ulangan (Djamarah dan Zain, 123-134). c. Menurut bukunya Dr. Tabrani, Atang dan Zainal Arifin, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1) Peserta didik yang belajar harus melakukan banyak kegiatan, baik kegiatan sistem saraf seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris dan sebagainya, maupun kegiatankegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, minat dan lain-lain. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara
40
berkesinambungan di bawah kondisi yang serasi sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap. 2) Belajar memerlukan latihan dengan jalan re-learning, recall dan review agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat menjadi milik peserta didik. 3) Belajar akan lebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan mendapat kepuasan. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan peserta didik. 4) Peserta didik yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajar. Keberhasilan akan menimbulkan kepausan dan akan mendorong belajar lebih baik. Sedang kegagalan akan menimbulkan frustrasi atau dapat pula menjadi cambuk. 5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar, antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan
diasosiasikan
sehingga
menjadi
satu
kesatuan
pengalaman. Selain itu, pengalaman dalam suatu situasi dapat pula diasosiasikan dengan situasi lain sehingg memudahkan transfer belajar. 6) Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertianpengertian yang dimiliki oleh peserta didik besar perannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian menjadi dasar untuk
41
menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru. 7) Faktor kesiapan belajar, peserta didik yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor
kesiapan
ini
erat
hubungannya
dengan
masalah
kematangan, minat, kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan. 8) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa suatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun bila minat itu tidak disertai usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil. 9) Faktor-faktor fisiologis, kondisi badan peserta didik yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah dan lelah akan menyebabkan tidak konsentrasi, bergairah dalam belajar. Karena itu faktor ini menentukan hasil atau tidaknya peserta didik belajar. 10) Faktor intelegensi. Peserta didik yang cerdas akan berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya. Peserta didik yang cerdas akan lebih mudah berpikir kreatif dan cepat mengambil
42
keputusan. Hal ini berbeda dengan peserta didik yang kurang cerdas atau lamban (Rusyan, dkk, 1989:23-25). Dari beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan KBM tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa faktor paling menonjol yang berpengaruh adalah faktor intelegensi di mana tinggi rendahnya intelegensia seseorang sangat mempengaruhi keberhasilan KBM. Karena intelegensi yang tinggi akan mempermudah menangkap dan memahami pelajaran. Dengan kata lain, semakin tinggi intelegensi seseorang maka semakin besar pula peluangnya untuk berhasil. 5. Fungsi keberhasilan kegiatan belajar mengajar Fungsi keberhasilan KBM antara lain adalah: a. Fungsi motivasi Penilaian yang dilakukan oleh guru harus mendorong motivasi siswa untuk belajar. Bentuk evaluasi harus mendorong siswa untuk terus belajar dan merasa kegiatan tersebut menyenangkan dan menjadi kebutuhannya. Dengan evaluasi, siswa memperoleh gambaran tentang hal-hal apa yang dia sudah kuasai dan belum dikuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk mempelajarinya lagi. b. Fungsi belajar tuntas Penilaian harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa, ketuntasan belajar harus menjadi fokus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian.
43
c. Fungsi sebagai indikator efektifitas pengajaran Di samping untuk memantau kemajuan belajar siswa, penilaian siswa juga dapat digunakan melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. d. Fungsi umpan balik Hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik dari hasil penilaian harus sangat bermanfaat bagi siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan dan siswa diminta untuk melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok (Majid:188-189). Untuk menyatakan bahwa suatu proses`belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)nya dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapainya tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini di gunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan instruksional
khusus yang ingin di capai. Fungsi
penilaian ini adalah untuk memberilam umpan balik kepada guru dalam program remedial bagi siswa yang belum berhasil (Djamal dan Zain,:119). Tolak ukur dalam proses belajar mengajaar dikatakan berhasil indikatornya adalah sebagai berikut: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,baik secara individual maupun kelompok.
44
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instuksional khusus telah di capai oleh siswa baik individual maupun kelompok.
D. Pengaruh Kreativitas Guru terhadap Keberhasilan Belajar Mengajar Para ahli berpendapat bahwa belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal diantaranya adalah faktor fisiologis, psikologis, dan faktor eksternal diantaranya adalah lingkungan sosial dan non sosial. Guru adalah orang yang mempunyai profesi sebagai pendidik, pengajar yang ikut serta mempengaruhi kehidupan diri peserta didik dan menjadi sosok figur yang diidolakan atau ditiru perilakunya oleh peserta didik. Dengan demikian, seorang guru harus menjaga tingkah lakunya agar senantiasa tampil baik, lahir maupun batin, dalam rangka ikut serta membentuk karakteristik baik terhadap anak didik. Meskipun demikian, tidaklah mudah untuk menjadi seorang guru yang baik. Selain guru dituntut untuk berperilaku yang baik, guru juga dituntut untuk kreatif, berpengetahuan, ketrampilan, mempunyai wawasan dan pengalaman yang luas dalam mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan karena keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditentukan dari anak didik saja melainkan guru juga yang menentukan keberhasilan. Dengan demikian, guru dalam mengajar diharuskan dapat merangsang dan menarik anak didik untuk belajar sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Jadi dengan adanya sejumlah kreativitas dan
45
faktor-faktor yang lain akan dapat menumbuhkembangkan minat belajar yang mengarah kepada keberhasilan anak dalam kegiatan belajar-mengajar.
46
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTsN Walen, Kec. Simo, Kab. Boyolali 1. Sejarah Berdirinya MTsN Walen, Kec. Simo, Kab. Boyolali Awal berdirinya MTSN Walen Simo Boyolali pada tannggal 25 Desember 1956 yang didirikan oleh Yayasan Mambaul Ulum.Yang awal mulanya yaitu MTs Muhammadiyah Walen yang kemudian diangkat menjadi Sekolah Negeri pada tanggal 10 April 1997. MTsN Walen telah berdiri selama kurang lebih 54 tahun yang setiap tahunnya mengalami perubahan dalam perkembangannya. 2. Letak Geografis MTsN Walen, Simo, Boyolali, terletak di lokasi yang cukup strategis. Bangunan gedung yang dekat dengan jalan raya, sehingga mudah dijangkau. MTsN Walen yang mempunyai tanah seluas 4.185 m2 tersebut dikelola oleh kepala sekolah beserta dewan guru dan pengurus yayasan MTsN Walen setempat. Adapun posisi gedung sekolah MTsN Walen tersebut berbatasan dengan: a. Sebelah barat dan utara berbatasan dengan persawahan. b. Sebelah timur dan selatan berbatasan dengan warga masyarakat Walen, Simo, Boyolali.
46
47
3. Profil Madrasah a. Identitas Madrasah Tabel 3.1 Identitas Madrasah No 1 2 3 4 a b c d e f g 5 6 7 8 9 10
Identitas Nama Madrasah No Induk Madrasah No. Statistik Madrasah Alamat Jalan Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi Telepon Kode Pos Status Madrasah Tahun Penegerian Asal Madrasah Berdiri Didirikan oleh Nama Kepala Madrasah
Keterangan Mts Negeri Walen 06 2113309183003 Singaprana Utara Walen Simo Boyolali Jawa Tengah (0271) 7087469 57377 Negeri 10 April 1997 Mts Muhammadiyah Walen 25 Desember 1956 Yayasan Mamba’ul Ulum H. Bukhori MP.dI
b. Visi MTsN Walen Terwujudnya Peserta Didik yang Cerdas, Terampil, Mandiri dan Berakhlakul Karimah. c. Misi MTsN Walen 1) Terciptanya proses belajar mengajar yang tertib, lancar dan kondusif. 2) Menciptakan peserta didik yang gemar membaca. 3) Memfasilitasi peserta didik untuk berekplorasi. 4) Menciptakan peserta didik yang berilmu yang amaliyah.
48
Adapun perkembangan MTsN Walen, Simo, Boyolali peneliti sampaikan data prestasi madrasah dengan perincian sebagai berikut: a. Prestasi Akademik Tabel 3.2 Data Prestasi Madrasah
Kualifikasi
Ujian Akhir Nasional 2008 8,88 4,93 7,37
Tertinggi Terendah Rata-rata
2009 8,18 5,72 6,48
Ujian Akhir Madrasah 2008 9,19 7,08 8,20
2009 9,19 7,05 7,91
b. Prestasi Olahraga dan Kesenian Tabel 3.4 Data Prestasi Olah Raga dan Kesenian
1 2
MTQ MTQ
3
Bulu Tangkis
4
Lari 200 m
5
Lari 200 m
6
Lari 200 m
7
Lari 200 m
Tingkat Kabupaten Tingkat Kecamatan dan III Tingkat Kecamatan Mewakili POPDA Tingkat Kecamatan Mewakili PORSENI Tingkat Kabupaten Mewakili PORSENI Tingkat Kabupaten Mewakili POPDA Tingkat Kecamatan Mewakili POPDA
Tahun 2002 Tahun 2004 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2005 Tahun 2005 Tahun 2006
Juara I Juara I
49
4. Sarana Prasarana Table 3.5 Data Sarana dan Prasarana 1) Data Tanah dan Bangunan No 1 2 3 4
Nama Sarana Prasarana Jumlah Tanah yang dimiliki Jumlah Tanah yang telah bersertifikat Luas Bangunan seluruhnya Luas Halaman
Keterangan 4.185 m2 2.911 m2 1.065 m2 120 m2
2) Ruang dan Gedung No
Jenis
Lokal
M2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ruang kelas R. Kantor / TU R. Kepala R. Guru R. Perpustakaan Aula Mushola R. UKS R. Halaman / Upacara R. BP R. OSIS Kantin
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1065 48 48 54 42 102 102 6 120 27 27 12
Kondisi Baik Rusak
50
3) Data Peralatan dan Inventaris Kantor No
Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mebelair Mesin ketik Telepon Sumb. Air/PDAM Komputer Peralatan lab Sound sistem Sarana olahraga Sarana kesenian Peralatan kesenian Peralatan keterampilan Komputer
12
13
Unit 66 3 1 2 1 5 1 1
Baik 66 2 -
5 4
3
Daya listrik
Kondisi Sedang Rusak 2 1 1 1 5 1 1
-
1
900 watt
4) Data Buku No Jenis 1 2 3
Pegangan Guru Pelajaran Siswa Bacaan Lainnya
Judul
Eks
17 16 30
25 3381 150
Kondisi Baik/Rusak 25 2535/746 150
63
3556
3556
Asal Droping Swadaya 21 4 3381 150 4
51
Adapun denah lokasi MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali sebagai berikut:
KELAS
KELAS
KELAS
KELAS
9.A
9.B
9.C
8.A
J L KELAS
. R
RUANG TU
7.A
A MUSHOLA
Y A
RUANG KEPALA
S
KELAS
I
7.B
N G
RUANG GURU
PERPUSTAKAAN
O P
KELAS
R O
7.C KELAS
KELAS
8.B
8.C
N O
Gambar denah lokasi
52
6. Keadaan Siswa, Guru, dan Pegawai PNS Maupun Non PNS MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. a. Keadaan Guru dan Pegawai Tabel 3.6 Kepala/Guru (PNS) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Keterangan Bp Bukhori, MPdi Kepala Sekolah Drs. Fathur Rohman, M.PdI Guru Biologi Rohmad Triyono Guru Seni Budaya Drs. Hari Sunaryo Guru Biologi Z. Hamidi, S.Ag Guru B. Inggris Toyibi, S.Ag Guru Fiqih Titik Maryati, S.Pd Guru Matematika Muslih, S.Ag Guru SKI Qomsyatun, S.Ag Guru IPS M. Munzaini, S.Ag Guru B. Arab M. Syafari, S.Pd Guru B.Indonesia Drs. Sriyono Guru Bimbingan Penyuluhan Mursidah Suprihatin, S.Pd Guru B. Inggris Daris Taufiq H, S.Pd Guru IPA Banon Srihayati, S.Pd Matematika Guru Aqidah Siti Markamah, S.Ag Akhlak Tabel keterangan di lampirkan dalam naskah skripsi Tabel 3.7 Kepala/Guru (Non PNS)
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Keterangan Abdul Latif Usman Guru Penjaskes Drs. Dwi Warsono Guru PKN Nani Kurnia D, S.Ag Guru Bahasa Arab Arifah Nur Inayati, S.Ag Guru IPS Geografi Sarmiyati, S.Pd Guru Matematika Suyadi, S.E Guru IPS Ekonomi Maryami, S.Ag Guru Penjahit Ihsani Said, S.Pd Guru Penjakes Tabel keterangan di lampirkan dalam naskah skripsi
53
Tabel 3.8 Pegawai/TU(PNS) No 1 2
Nama Keterangan Mulyadi, A.Ma. Nurjati Tabel keterangan di lampirkan dalam naskah skripsi Tabel 3.9 Pegawai/TU(Non PNS)
No 1 2
Nama
Keterangan Ghofar Ismail Zubaidi Tabel keterangan di lampirkan dalam naskah skripsi
b. Keadaan Siswa Tabel 3.10 Keadaan siswa Kelas
Jumlah Kelas
Jumlah Siswa
7 8 III JML
2 2 3 7
62 76 99 237
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 28 34 37 39 52 47 117 120
c. Data responden
Tabel 3.11 Data Responden
No
Nama
Jenis kelamin
1
Andi Susilop
Laki-laki
2
Ari Widopdo
Laki-laki
54
3
Badriyatun Nikmah
Perempuan
4
Cicik Dwi Ratnasari
Perempuan
5
Dhika Rahmawati
Perempuan
6
Eka Wina Yati
Perempuan
7
Ending Puji Lestari
Perempuan
8
Eni Dewi Lestari
Perempuan
9
Fahmidi
Laki-laki
10
Hani Zubaidah
Perempuan
11
Ira Septiawati
Perempuan
12
Isnaini Nurul Latifah
Perempuan
13
Isrotun
Perempuan
14
Joko Purnomo
Laki-laki
15
M.Abdul Aziz
Laki-laki
16
M. Aris
Laki-laki
17
M. Hadi Utomo
Laki-laki
18
M. Riyanto
Laki-laki
19
Muhammad Amin
Laki-laki
20
Muslimin
Laki-laki
21
Nur Huda Andasari
Laki-laki
22
Nurul Ihsanudin
Laki-laki
23
Syaifudin
Laki-laki
24
Siti Fitri Muslimah
Perempuan
25
Siti Mahmudah
Perempuan
26
Siti Maryati
Perempuan
27
Siti Nur Fadilah
Perempuan
28
Siti Qomariyah
Perempuan
55
29
Slamet Tri Widiyanto
Laki-laki
30
Tinuk Febri Indriani
Perempuan
31
Tri Sutrisno
Laki-laki
32
Widiyaningrum
Perempuan
B. Penyajian Data 1. Data tentang Kreativitas Guru Pada Bab I telah ditegaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Untuk mengetahui tingkat kreativitas guru MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten, Boyolali tahun 2010. (2). Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar
di MTsN walen
Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun 2010. (3). Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kreativitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun 2010. Dari tujuan tersebut di atas maka langkah pertama untuk mengetahuinya yaitu dengan mengumpulkan data, kemudian data tersebut akan penulis olah sedemikian rupa di bawah ini.
56
Tabel 3.12 Pengolahan dari Hasil Angket mengenai Tingkat Kreativitas Gur No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Frekwensi jawaban A 5 4 2 5 2 6 2 5 6 6 5 6 6 2 6 6 6 6 6 5 6 6 5 6 2 5 5 6 6 6 5 5
b 4 6 7 4 7 4 7 4 4 4 3 3 4 7 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 7 4 4 4 4 3 4 4
c 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1
1 1 1
57
2. Data Tingkat Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar Untuk membuktikan tinjauan penelitian yang peneliti ajukan yaitu untuk mengetahuio tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun 2010 berikut ini peneliti sajikan hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut: Tabel 3.12 Pengolahan Data Tingkat Keberhasilan Belajar Mengajar No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Frekwensi jawaban a b 6 4 6 3 5 3 5 4 2 7 6 4 5 3 5 4 5 4 6 4 5 4 5 4 6 3 2 7 6 4 6 4 6 3 6 3 5 4 5 3 5 3 6 4 5 3 5 4 5 3 6 3 5 4 6 3
c 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1
58
29 6 3 1 30 6 4 31 5 4 1 32 2 7 1 Untuk mengetahui tingkat kreativitas guru dan tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, maka peneliti akan mengolah data hasil penelitian tersebut pada bab selanjutnya dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1) Untuk pernyataan penentuan skornya adalah a) Bila jawabannya “a” diberi skor “3” b) Bila jawabannya “b” diberi skor “2” c) Bila jawabannya “c” diberi skor “1”
59
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif 1. Data Kreativitas Guru Analisis data untuk mengetahui tingkat kreativitas guru MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun 2010, merupakan langkah pertama yang penulis lakukan dalam penelitian ini. Tingkat kreativitas guru diartikan sebagai suatu kesungguhan guru untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Untuk mengetahui tingkat kreativitas guru, maka peneliti segera mendapatkan penafsiran terhadap data yang telah terkumpul dan setelah itu diadakan analisis yang tepat yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun langkah yang penulis ambil adalah sebagai berikut: a. Mencari skor masing-masing jawaban responden yakni memberi skor pada tiap-tiap alternatif jawaban sebagai berikut: b. Untuk pernyataan positif penentuan sekornya adalah: 1) Bila jawabannya “a” diberi skor “3” 2) Bila jawabannya “b” diberi skor “2” 3) Bila jawabannya “c” diberi skor “1” Dengan berpedoman pada prosedur tersebut di atas, sehingga dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
59
60
Tabel 4.1 Data Hasil Angket Tingkat Kreativitas Guru No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Frekwensi jawaban A b c 5 4 1 4 6 2 7 1 5 4 1 2 7 1 6 4 2 7 1 5 4 1 6 4 6 4 5 3 2 6 3 1 6 4 2 7 1 6 4 6 3 1 6 4 6 3 1 6 4 5 3 2 6 3 1 6 4 5 3 2 6 3 1 2 7 1 5 4 1 5 4 1 6 4 6 4 6 3 1 5 4 1 5 4 1 Menentukan lebar interval
skor variasi kreativitas guru a b c 15 8 1 12 12 6 14 1 15 8 1 6 14 1 18 8 6 14 1 15 8 1 18 8 18 8 15 6 2 18 6 1 18 8 6 14 1 18 8 18 6 1 18 8 18 6 1 18 8 15 6 2 18 6 1 18 8 15 6 2 18 6 1 6 14 1 15 8 1 15 8 1 18 8 18 8 18 6 1 15 8 1 15 8 1
total
24 24 21 24 21 26 21 24 26 26 23 25 26 21 26 25 26 25 26 23 25 26 23 25 21 24 24 26 26 25 24 24
Untuk menentukan lebar interval dengan ketentuan sebagai berikut: Mencari xt (nilai tertinggi) yaitu : “26”
61
Mencari xr (nilai terendah) yaitu : “21” Setelah diketahui Nt dan Nr maka digunakan rumus untuk mencari lebar interval sebagai berikut: i = (xt-xr)+1 3 = 26-21+1 3 = 5+1 3 = 6 3 =2 Berdasarkan hasil interval tersebut maka peneliti akan gunakan sebagai patokan untuk mengukur lebar interval c. Menentukan klasifikasi tingkat kreativitas guru dengan berpedoman pada lebar interval tersebut, sehingga diketahui sebagai berikut: Tabel 4.2 Interval Skor Kreativitas Guru Interval Jumlah Guru Keterangan 25-26
16
kategori tinggi
23-24
11
kategori sedang
21-22
5
kategori rendah
Dengan langkah tersebut, hasil yang diperoleh akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
62
Tabel 4.3 Kategori Kreativitas Guru MTsN Walen Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali NO RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nilai variasi kreativitas guru 24 24 21 24 21 26 21 24 26 26 23 25 26 21 26 25 26 25 26 23 25 26 23 25 21 24 24 26 26 25 24 24
kategori Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
63
Setelah kita ketahui kategori kreativitas guru antara tinggi, sedang, dan rendah kemudidian diprosentasekan dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: Untuk kategori tinggi terdapat 1 orang F P=
______
x 100%
N Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah obyek/sample
1) Untuk kategori tinggi sebanyak 16 orang 16 P=
______
x 100% =50 %
32 2) Untuk variasi kreativitas guru kategori sedang sebanyak 11 orang 11 P=
______
x 100% =34,37%
32 3) Untuk kategori rendah sebanyak 5 orang 5 P=
______
x 100% =15,63%
32 d. Dari hasil pencarian persentasi di atas dapat kita lihat dalam bentuk tabel di bawah ini:
64
Tabel 4.4 Kategori Kreativitas Guru No 1 2 3 Jumlah
Frekuensi 16 11 5 32
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Prosentase 50% 34,37 % 15,63% 100%
Dari tabulasi frekuensi kreativitas guru di atas, maka dapat memberikan interpretasi tentang tingkat kreativitas guru MTsN Walen, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1) 16 dari 32 responden yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah tingkat kreativitas guru yang tergolong tinggi mencapai 50 %. 2) 11 dari 32 responden yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah tingkat kreativitas yang tergolong sedang adalah 34,37 % 3) 12 dari 16 responden yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah tingkat kreativitas yang tergolong rendah adalah 15,63% 2. Data tentang Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar Analisis pada bagian ini
dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTSN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun 2010, prosedur yang penulis gunakan sebagai berikut:
65
a. Mencari skor dari masing-masing jawaban responden yakni memberi peniilain berjenjang pada tiap-tiap item alternatif jawaban sebagai berikut: 1) Untuk pernyataan positif penentuan sekornya adalah: a) Bila jawabannya “a” diberi skor “3” b) Bila jawabannya “b” diberi skor “2” c) Bila jawabannya “c” diberi skor “1” Dengan berpedoman pada prosedur tersebut sehingga dapat disajikan tabel berikut ini: Tabel 4.5 Data Hasil Angket Tingkat Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Frekwensi jawaban A b 6 4 6 3 5 3 5 4 2 7 6 4 6 3 5 4 5 4 6 4 5 4 5 4 6 3 2 7 6 4 6 4 6 3 6 3 5 4 5 3
skor c 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 2
A 18 18 15 15 6 18 18 15 15 18 15 15 18 6 18 18 18 18 15 15
Total b 8 6 6 8 14 8 6 8 8 8 8 8 6 14 8 8 8 6 8 6
c 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2
26 25 23 24 21 26 25 24 24 26 24 24 25 21 26 26 26 25 24 33
66
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
5 6 5 5 5 6 5 6 6 6 5 2
3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 7
2 2 1 2 1 1 1 1 1 1
15 18 15 15 15 18 15 18 18 18 15 6
6 8 6 8 6 6 8 6 6 8 8 14
2 2 1 2 1 1 1 1 1 1
23 26 23 24 23 25 24 25 25 26 24 21
b. Menentukan lebar interval dengan ketentuan sebagai berikut: 1) mencari xt (nilai tertinggi) yaitu “45” 2) mencari xr (nilai terendah) yaitu “34” 3) Setelah kita ketahui xt dan xr langkah selanjutnya yaitu menghitung besarnya lebar interval i = (xt-xr)+1 3 = 26-21+1 3 = 5+1 3 = 6 3 =2 Berdasarkan hasil interval tersebut maka peneliti akan gunakan sebagai patokan untuk mengukur lebar interval.
67
c. Menentukan klasifikasi tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan berpedoman peda lebar interval tersebut, sehingga diketahui sebagai berikut: Tabel 4.6
Interval
Interval Skor Kreativitas Guru Jumlah Guru Keterangan
25-26
15
kategori tinggi
23-24
14
kategori sedang
21-22
3
kategori rendah
Dengan langkah tersebut, hasil yang diperoleh akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Kategori Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar No res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nilai variasi keberhasilan KBM 26 25 23 24 21 26 25 24 24 26 24 24 25 21
kategori Tinggi Tinggi Sedang Sedang rendah Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah
68
15 26 Tinggi 16 26 Tinggi 17 26 Tinggi 18 25 Tinggi 19 24 Sedang 20 23 Sedang 21 23 Sedang 22 26 Tinggi 23 23 Sedang 24 24 Sedang 25 23 Sedang 26 25 Tinggi 27 24 Sedang 28 25 Tinggi 29 25 Tinggi 30 26 Tinggi 31 24 Sedang 32 21 rendah Setelah kita ketahui kategori keberhasilan kegiatan belajar mengajar antara tinggi, sedang, dan rendah kemudidian diprosentasekan dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: Untuk kategori tinggi terdapat 1 orang F P=
______
x 100%
N Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah obyek/sample
1) Untuk kategori keberhasilan kegiatan belajar mengajar tinggi sebanyak 15orang
69
P=
______
x 100% = 46,875%
32 2) Untuk variasi keberhasilan kegiatan belajar mengajar kategori sedang sebanyak 14 orang 14 P=
______
x 100% = 43,75%
32 3) Untuk kategori keberhasilan kegiatan belajar mengajar rendah sebanyak 3 orang 3 P=
______
x 100% =9,37%
32 d. Dari hasil pencarian persentasi di atas dapat kita lihat dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Kategori Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar No 1 2 3 Jumlah
Frekuensi 15 14 3 32
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Prosentase 46,875% 43,75% 9,375% 100%
Dari tabulasi frekuensi keberhasilan kegiatan belajar mengajar di atas, maka dapat memberikan interpretasi tentang tingkat kreativitas guru MTsN Walen, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun 2010 adalah sebagai berikut:
70
1) 15 dari 32 responden yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang tergolong tinggi mencapai 4,875 % 2) 14 dari 32 responden yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang tergolong sedang adalah 043,75% 3) 3 dari 32 responden yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang tergolong rendah adalah 9,375%
B. Analisis Hipotesa Setelah dilakukan analisis pendahuluan seperti di atas maka perlu adanya analisis uji hipotesis untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesa yang diujikan penulis pada Bab I. Dalam mencari nilai koefisien korelasi antara variable kreativitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTsN Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tersebuut dengan menggunakan rumus koefisien korelasi “product moment” sebagai berikut:
N xy x y r xy 2 2 2 2 N x xN y y
Keterangan: rxy = koefisien korelasi yang dicari N = banyaknya subyek pemilik nilai
71
X = nilai variabel 1 Y = nilai variabel 2 (Arikunto, 1990:425). Pembuktian rumus “product moment” ini di awali dengan langkah menyusun table kerja koefiien koprelasi “product moment” guna mencari jumlah X, jumlah Y, X kuadrat dan Y kuadrat sebagaimana berikut ini Tabel 4.9 Tabel Kerja Koefisien Korelasi Variabel Tingkat Kreativitas Guru dan Tingkat Keberhasilan Kegiatan Belajar Meng No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
x
Y
X2
Y2
xy
24 24 21 24 21 26 21 24 26 26 23 25 26 21 26 25 26 25 26 23 25 26 23 25 21 24 24
26 25 23 24 21 26 25 24 24 26 24 24 25 21 26 26 26 25 24 23 23 26 23 24 23 25 24
576 576 441 576 441 676 441 576 676 676 529 625 676 441 676 625 676 625 676 529 625 676 529 625 441 529 576
676 625 529 576 441 676 625 576 576 676 576 576 625 441 676 676 676 625 576 529 529 676 529 576 529 625 576
624 600 483 576 441 676 525 576 624 676 552 600 650 441 676 650 676 625 624 529 575 676 529 600 483 600 576
72
28 26 25 676 29 26 25 676 30 25 26 625 31 24 24 576 32 24 21 576 jumlah 776 777 18910 Dari tabel di atas dapat dapat diketahui
625 625 676 576 441 18935
X=776 Y=777 X2=18910 Y2=18935 Xy=18899
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
Nx
Nxy x y 2
2
2
32 18899 776777
32 18910 776 32 18935 777 2
605120
604768 602952
602176 605920 603729
1816
2944 2191 1816 6450304
rxy
rxy 0,715
x Ny 2 y
1816 2539 ,744
2
650 650 650 576 504 18899
73
C. Analisis Lanjut Adapun untuk mengetahui nilaii rxy hitung tersebut signifikan tidaknya adalah dengan melihat taraf signifikan 5% dan 1% antara variabel kreativitas dengan variabel keberhasilan kegiatan belajar mengajar diperoleh hasil sebagai berikut: Rxy=0,715 R tabel=0,349(dengan taraf signifikan 5%) dan 0,449 (dengan taraf signifikan 1%) ini berarti rxy lebih besar dari r tabel, jadi hipotesis yang penulis ajukan diterima. Dari analisis diatas dapat kita simpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kreatifitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data pada bab IV diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kreativitas guru MTsN Walen, Kec. Simo, Kab. Boyolali tahun, 2010 yang termasuk
kategori tinggi mencapai 50% sedang mencapai
34,37%, dan rendah 15,63%. 2. Tingkat keberhasilan belajar mengajar adalah 46,875%, yang termasuk kategori sedang 43,75%, sedangkan yang termasuk kategori rendah mencapai 9,375%. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara kreativitas guru terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar di MTsN Walen, Kec. Simo, Kab. Boyolali tahun 2010. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi “product moment” yaitu hasil nilai rxy hitung lebih besar dari nilai r table baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1%, dengan hasil rxy= hitung= 0,715, r table taraf signifikan 5%=0,349, dan r tabel pada taraf signifikan 1%=0,449. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan terima.
74
dapat di
75
B. Saran-saran Hasil penelitian yang penulis lakukan memperoleh temuan bahwa kreativitas guru dengan keberhasilan kegiatan belqajar mengajar di MTsN Walen, Kec. Simo, Kab. Boyolali tahun 2010,maka dari itu penulis memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut: 1. Guru Kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar diupayakan dengan jalan memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti penataran, seminar, lokakarya, workshop, Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diadakan oleh lembaga sekolah
lainnya, karena kreativitas sangat penting untuk
mencapai kegiatan belajar mengajar. 2. Lembaga Penulis menyarankan untuk menyediakan atau melengkapi media belajar yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mengembangkan kreativitas guru dalam kegiatan belajar mengajar, karena mengingat sangat pentingnya kreativitas guru dalam mengajar 3. Siswa Hendaklah siswa senantiasa mematuhi tata tertib sekolah dengan baik dan menggunakan waktu luang dengan mengisi kegiatan yang positif terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar yang maksimal
76
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA Jl.stadion 03 telp.(0298) 323706, 323433 salatiga 50721 Website :www.stain salatiga.as.id E-mail :
[email protected] Hj.MASLIKHAH, S.Ag.,M.Si. Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 ekslemplar Hal : Naskah Skripsi Saudari NUR HIKMAH Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Asalamu`alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: NUR HIKMAH
NIM
: 111 06 045
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH KREATIFITAS GURU TERHADAP KEBERHASILAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (Studi Kasus MTsN Walen, Kec. Simo, Kab. Boyolali)
Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 17 September 2010 Pembimbing
Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. NIP. 19700529 200003 2 001 iii