PENGARUH KOMUNIKASI DALAM ORGANSIASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan UD. Adib Food Supplies Jombang)
A. Hubungan Komunikasi dengan Semangat Kerja Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berusaha untuk mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah dengan mempertahankan dan meningkatkan semangat kerja karyawan, mengingat semangat kerja merupakan suatu hal penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Menurut Kartono (2002 : 62) bahwa salah satu cara untuk mempertinggi moralitas dan semangat kerja buruh, pegawai dan anggota ialah dengan “memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbicara dan mengemukakan keluhannya melalui interviu “non-direktif”. Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa salah satu cara meningkatkan semangat kerja karyawan adalah dengan melakukan komunikasi, dimana komunikasi yang dimaksudkan adalah dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan keluhan-keluhannya. Selain itu menurut Hanney dalam Effendy (2001 :116) dikatakan bahwa “komunikasi bagi sebuah organisasi adalah sine qua non”. Artinya bahwa komunikasi yang harmonis dalam sebuah organisasi yang ingin mencapai tujuannya merupakan sebuah keharusan. Interaksi yang harmonis diantara para karyawan suatu organisasi, baik dalam hubungannya secara timbal balik maupun secara horizontal diantara para karyawan secara timbal balik pula, disebabkan oleh komunikasi. Dengan adanya interaksi yang harmonis tersebut akan menciptakan suasana santai dan menyenangkan dalam lingkungan kerja. Suasana kerja yang santai dan menyenangkan ini menurut Nitisemito (1996 : 160) merupakan “salah satu faktor yang menyebabkan karyawan lebih bersemangat dalam bekerja”.
B. Model Konsep dan Hipotesis 1. Konsep Dari tinjauan teoritis mengenai pengaruh komunikasi dalam organisasi terhadap semangat kerja karyawan, maka dapat dirumuskan model konsep sebagai dasar pembentukan model hipotesis, seperti terlihat pada gambar 1.
Komunikasi dalam Organisasi
Semangat Kerja
Gambar 1. Model Konsep 2. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan yang tujuannya adalah sebagai tuntunan sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban sebenarnya, sebelum sampai kepada teori yang terbukti kebenarannya. Arikunto (1996 : 68) mengemukakan bahwa hipotesis adalah “suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran)”. Maka dalam penelitian ini dapat disusun model hipotesis seperti terlihat pada gambar 2.
Komunikasi Vertikal (X1) Semangat Kerja Karyawan (Y) Komunikasi Horizontal (X2) Gambar 2. Model Hipotesis Berdasarkan model hipotesis di atas dan tentang pengaruh komunikasi dalam organisasi terhadap semangat kerja karyawan, maka dapat dijabarkan dalam hipotesis berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan sebagai berikut:
1. Korelasi Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama variabel-variabel komunikasi yang terdiri dari komunikasi vertikal (X1) dan komunikasi horizontal (X2) terhadap semangat kerja karyawan (Y) UD. Adib Food Supplies Jombang.
2
2. Regresi a.
Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel-variabel komunikasi yang terdiri dari komunikasi vertikal (X1) dan komunikasi horizontal (X2) terhadap semangat kerja karyawan (Y) UD. Adib Food Supplies Jombang. b. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial variabel-variabel komunikasi yang terdiri dari komunikasi vertikal (X1) dan komunikasi horizontal (X2) terhadap semangat kerja karyawan (Y) UD. Adib Food Supplies Jombang. c. Diduga variable komunikasi horizontal (X2) adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan (Y) UD. Adib Food Supplies Jombang.
C. Metode Penelitian Atas dasar pertimbangan cara dan taraf pembahasan masalah, Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian eksplanatori karena seperti halnya pada tujuan penelitian yang telah disampaikan diatas, penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel a. Komunikasi vertikal (X1) yaitu Komunikasi vertikal adalah aliran komunikasi dari atasan ke bawahan dan sebaliknya. Indikatornya: 1. Komunikasi dari atasan ke bawahan 2. Komunikasi dari bawahan ke atasan b. Komunikasi horizontal (X2) merupakan komunikasi antar bagian yang setingkat dalam organisasi. Indikatornya: 1. Komunikasi antar karyawan 2. Komunikasi antar bagian c. Semangat kerja karyawan (Y) merupakan kondisi perilaku individu yang menimbulkan kesenangan yang mendalam pada dirinya untuk bekerja lebih giat dan lebih baik sehingga tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai. Indikatornya: 1). Tingkat absensi 2). Kerjasama 3). Kesetiaan 4). Disiplin kerja 5). Kegembiraan Dengan mengetahui variabel dan indikator di atas, maka dapat dibuat tabel konsep, variabel, indikator dan item seperti nampak pada Tabel 1. 2.
Skala Pengukuran Untuk memperoleh data kuantitatif, pengukuran data dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran dengan Skala Likert dengan menghadapkan responden dengan sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban “sangat setuju”, “setuju”, ragu-ragu”, “tidak setuju”, sangat tidak setuju”. Jawaban-jawaban ini diberi skor 1 sampai 5”. Untuk menghindari timbulnya kecenderungan menjawab ketengah (central tendency effect) maka menggunakan modifikasi Skala Likert dengan interval 4 alternatif jawaban. Contoh alternatif jawaban yang akan digunakan dalam kuesioner ini : a. Sangat Setuju mendapat skor 4 b. Setuju mendapat skor 3 c. Kurang Setuju mendapat skor 2 d. Tidak Setuju mendapat skor 1. Contoh alternatif jawaban tersebut di atas akan bervariasi sesuai dengan pertanyaan dan akan dipergunakan baik untuk variabel bebas (X) maupun untuk variabel terikat (Y).
Tabel 1. Konsep, Variabel, Indikator dan Item No Konsep Variabel Indikator 1 Komunikasi Komunikasi 1. Komunikasi dalam Vertikal dari atasan Organisasi (X1) ke bawahan
Item 1. Pemberian petunjuk dari atasan mengenai pelaksanaan tugas 2. Instruksi dari atasan 3. Pemberian teguran dari atasan
3
2. Komunikasi dari bawahan ke atasan Komunikasi 1. Komunikasi Horizontal antar (X2) karyawan
2
Semangat Kerja
Semangat Kerja Karyawan (Y)
1. Penyampaian laporan kepada atasan 2. Penyampaian keluhan kepada atasan 3. Pemberian gagasan kepada atasan
1. Komunikasi dengan teman sekerja 2. Saling memberi informasi dengan teman sekerja 3. Pemecahan masalah antar divisi
2. Komunikasi antar bagian
1. Saling memberi informasi antar bagian 2. Koordinasi antar bagian 3. Pemecahan masalah antar bagian
1. Tingkat absensi
1. Tingkat absensi karyawan karena sakit 2. Tingkat absensi karyawan karena izin 3. Tingkat absensi karyawan tanpa izin
2. Kesetiaan
1. Kesetiaan untuk bekerja tanpa didasari imbalan 2. Kesetiaan pada organisasi dalam keadaan apapun
3. Kerjasama
1. Kesediaan karyawan untuk saling mengingatkan tugas 2. Kesediaan karyawan untuk memberikan bantuan rekan kerja yang memerlukan bantuan 3. Kesediaan karyawan untuk memberikan bantuan kepada rekan kerja tanpa diminta
4. Disiplin kerja
1. 2. 3. 4.
5. Kegembiraan
1. Bekerja tanpa perasaan tertekan 2. Gembira dengan tugas yang diberikan
Kepatuhan pada tatib organisasi Disiplin pada jam kerja Disiplin dalam berpakaian Bekerja dengan mengikuti cara-cara yang ditentukan
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 42 orang yang merupakan jumlah seluruh karyawan UD. Adib Food Supplies Jombang, yang tersebar pada 5 divisi, yaitu : a. Divisi Daging, terdiri dari 14 orang karyawan b. Divisi Ayam, terdiri dari 8 orang karyawan c. Divisi Susu, terdiri dari 9 orang karyawan d. Divisi RSU, terdiri dari 5 orang karyawan e. Divisi Umum, terdiri dari 6 orang karyawan Mengenai besarnya sampel yang diambil untuk mendapatkan data yang representatif, Arikunto (1996: 107) mengatakan “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%”. Berdasarkan pendapat di atas, karena populasi kurang dari 100, maka sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini sebanyak 42 orang (semua populasi penelitian). Dengan demikian, maka penelitian ini adalah penelitian populasi sebagaimana yang disampaikan oleh Arikunto (1996: 115) “apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Data dalam peneltian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek yang di teliti, dalam hal ini data diperoleh dari subyek yang bersangkutan dalam penelitian, subyek penelitian tersebut adalah karyawan UD. Adib Food Supplies
4
Jombang. Adapun data primernya adalah mengenai persepsi komunikasi dalam organisasi dan semangat kerja. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau diperoleh tidak langsung dari obyek penelitian yang merupakan pendukung bagi penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini data sekunder berasal dari bahan-bahan tertulis (dokumen) yang berada di lapangan dan mempunyai hubungan dengan objek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dnegan kuesioner, observasi, interview dan dokumenter. Data yang telah dikumpulkan tidak ada artinya bila tidak dianalisis. Analisis data berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda. 1.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan dalam mendeskripsikan keadaan variable itu sendiri. Analisis ini dilakukan dengan cara menjelaskan keadaan variabel di atas sehingga dapat diketahui keadaan yang sebenarnya dari masing-masing variable tersebut. 2.
Validitas dan Reliabilitas data Tes analisis dilakukan dengan menghitung tingkat korelasi pertanyaan-pertanyaan yang mengukur aspek yang sama. Berdasarkan perhitungan tersebut akan diketahui tingkat konsistensi internal tiap-tiap pertanyaan selanjutnya. a.
Validitas Menurut Ancok dalam Singarimbun dan Efendi (1995: 98) mengatakan bahwa: “Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur untuk mengukur apa yang diukur”. Untuk menguji validitas ini digunakan metode statistik yaitu dengan teknis korelasi sederhana (product moment). Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya, dimana r dapat digunakan rumus:
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan: n : banyaknya sampel X : skor item X Y : skor item Y
b.
Bila rhitung > rtabel maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid. Reliabilitas Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 99) mengatakan bahwa: “Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. Perhitungan tingkat reliabilitas data dilakukan dengan maksud untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, yang dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas item-item digunakan alpha. Rumusnya sebagai berikut:
∑σ b 2 k r11 = 1 − σ t 2 k − 1 dimana: r11 k 2 σb 2 σt
= reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir = varians total Menurut Malhotra (1996: 308) instrumen dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas (alpha) sebesar 0,6 atau lebih.
3. Analisis Regresi Linier Berganda Formula: Y = b0 + b1X1 +b2X2 + e
5
Dimana: Y X1 b0 b1 E
= Variabel terikat = Variabel bebas = Konstanta = Intercept/koefisien regresi = Kesalahan pengganggu
a. Uji F Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, digunakan uji F. Sudjana (1992: 54) merumuskan sebagai berikut:
F=
JK reg / k
JK res / (n − k − 1)
Dimana: JKreg JKres K N
= jumlah kuadrat regresi = jumlah kuadrat residu = banyaknya variabel bebas = banyaknya subjek
Apabila nilai signifikansi F lebih kecil dari 5% atau Fhitung > Ftabel , maka dinyatakan signifikan yang berarti secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Dan sebaliknya jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 5% atau Fhitung < Ftabel , maka dinyatakan signifikan yang berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. b. Uji t Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terima, digunakan uji t. Sudjana (1992: 69) merumuskan sebagai berikut:
t=
b1 Sb1 Dimana: b1 : koefisien regresi Sb1 : standard error koefisien regresi
Apabila nilai signifikansi t lebih kecil dari 5% atau thitung > ttabel , maka dinyatakan signifikan yang berarti secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Dan sebaliknya jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 5% atau thitung < ttabel , maka dinyatakan signifikan yang berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. c. Variabel yang dominan Untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling dominan, diketahui dari koefisien determinasi hasil regresi sederhana antara variabel bebas terhadap variabel terikat atau hasil kuadrat korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel yang memiliki kuadrat korelasi tertinggi adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dari semua langkah analisis data di atas, penulis menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 10.0. Sebelum kita melakukan pengujian (uji korelasi maupun regresi) maka data yang kita dapatkan harus terlebih dahulu diuji dengan uji validitas (tingkat kepercayaan terhadap data) dan uji reliabilitas (tingkat kehandalan data) untuk mendapatkan data yang relevan. Langkah : a. Langkah uji validitas sama dengan uji korelasi dengan menggunakan metode statistik yaitu dengan teknis korelasi sederhana (product moment). Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya. Angka kritis validitas adalah 0,30. jika : 1. Nilai r hitung > 0,30, atau 2. Bila rhitung > rtabel, atau 3. Signifikansi rhitung < 0,05, maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid.
6
b. Langkah uji reliabilitas adalah sebagai berikut : • Buka file data komunikasi • Dari menu utama SPSS, pilih menu Scale kemudian pilih submenu Reliability Analysis • Tampak di layar tampilan seperti gambar 1.
Pengisian : • Items. Isilah item yang ada pada setiap variabel (X1.1 – X1.6) • Models. Alpha • Klik tombol statistik hingga tampak dilayar sebagai berikut :
• • •
Pada bagian inter-item (terletak di kanan atas) dan untuk keseragaman pilih correlations. Abaikan pilihan yang lain dan tekan tombol continue untuk kembali ke kotak dialog sebelumnya. Kemudian tekan OK untuk proses data
Output :
Reliability ****Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis*** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
X1.1
Correlation Matrix X1.2 X1.3 X1.4
X1.5
X1.6
1,0000 ,3064 ,3414 ,1281 ,1358 ,0581
1,0000 ,2350 ,2338 ,3070 ,1919
1,0000 ,3693
1,0000
N of Cases = Reliability Coefficients Alpha = ,6455
1,0000 ,3549 ,0402 ,2449
1,0000 ,0892 ,5269
42,0 6 items Standardized item alpha =
,6515
7
Output uji reliabilitas di atas menunjukkan hubungan antar item yang ada. Hal ini karena dalam uji reliabilitas yang diuji adalah hubungan antar item dalam satu variabel. Output pada Alpha (Alpha Cronbach) menunjukkan angka 0,6455 yang menunjukkan bahwa data tersebut (untuk komunikasi vertikal) adalah reliabel (handal).
KORELASI DAN REGRESI Analisis korelasi dan analisis regresi termasuk dalam analisis multivariate (analisis yang berhubungan dengan metode-metode statistik yang secara bersama-sama (simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap objek atau orang), karena menyangkut hubungan antar dua variabel atau lebih, dimana variabel-variabel tersebut dianalisis bersama-sama. Seperti komunikasi dalam organisasi (variabel 1) mempengaruhi semangat kerja karyawan (variabel 2), atau seberapa besar pengaruh komunikasi dalam organisasi (variabel 1) dan kepemimpinan (variabel 2) mempengaruhi semangat kerja seseorang (variabel 3). Analisis korelasi mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, sedang analisis regresi memprediksi seberapa jauh hubungan tersebut. Sehingga jika dengan analisis korelasi menyatakan adanya hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dalam organisasi dengan semangat kerja karyawan, maka analisis regresi akan memperkirakan jika komunikasi dalam organisasi ditingkatkan, berapa tingkat semangat kerja yang dapat dicapai.
Korelasi Data yang dipergunakan dapat data kualitatif maupun kuantitatif, yang masing-masing mempunyai ukuran korelasi sendiri-sendiri. Kasus : menghitung korelasi antara komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal dengan semangat kerja karyawan. Signifikansi yang dipergunakan adalah 95% (kepercayaan peneliti terhadap kebenaran penelitiannya adalah 95) sehingga tingkat kesalahan yang munkin terjadi adalah 5% (0,05). Karena data yang ada adalah ordinal, maka korelasi yang dipergunakan adalah korelasi Spearman, dimana syaratnya adalah isi data adalah berjenjang (seperti sangat baik, baik, tidak baik dan sebagainya). Langkah : b. Buka file data komunikasi c. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyse kemudian pilih submenu Correlate, dan pilih Bivariate… d. Tampak di layar tampilan seperti gambar 1.
Pengisian : • • • • • •
Variable. Pilih komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan semangat kerja karyawan Correlation coefficients. Pilih Spearman dan Kendall’s tau_b Catatan : jangan lupa untuk menonaktifkan pilihan Pearson ! Test of Significance, pilih Two tailed untuk uji dua sisi Flat significance correlations. Aktifkan pilihan ini Abaikan pilihan yang lain Kemudian tekan OK untuk proses data
8
Nonparametric Correlations Correlations Spearman's rho
Komunikasi Vertikal Komunikasi Horizontal Semangat Kerja Karyawan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Komunikasi Vertikal 1,000 , 42 ,693** ,000 42 ,678** ,000 42
Komunikasi Horizontal ,693** ,000 42 1,000 , 42 ,847** ,000 42
Semangat Kerja Karyawan ,678** ,000 42 ,847** ,000 42 1,000 , 42
** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
Analisis : Perhatikan judul Nonparametric Correlations yang berarti korelasi untuk nonparametric (data jenis kualitatif). Walaupun demikian, penafsiran output maupun uji signifikansi persis sama dengan pembahasan output korelasi Pearson. 1. Arti angka korelasi • Korelasi antara komunikasi vertikal dengan semangat kerja karyawan positif, atau semakin tinggi intensitas komunikasi vertikal yang dilakukan, maka semangat kerja seorang karyawan akan semakin meningkat. Demikian pula sebaliknya, semakin tidak bersemangat karyawan tersebut. Angka korelasi (0,678) yang lebih tinggi dari 0,5 menunjukkan kuatnya hubungan kedua variabel tersebut. • Korelasi antara komunikasi horizontal dengan semangat kerja karyawan positif, atau semakin tinggi intensitas komunikasi horizontal yang dilakukan, maka semangat kerja seorang karyawan akan semakin meningkat. Demikian pula sebaliknya, semakin tidak bersemangat karyawan tersebut. Angka korelasi (0,847) yang lebih tinggi dari 0,5 menunjukkan kuatnya hubungan kedua variabel tersebut. 2. Signifikansi hasil korelasi • Korelasi antara komunikasi vertikal dengan semangat kerja karyawan adalah signifikan (probabilitas 0,000 yang berada di bawah 0,05), yang berarti bahwa adanya hubungan yang benar-benar signifikan antara komunikasi vertikal dengan semangat kerja karyawan. • Korelasi antara komunikasi horizontal dengan semangat kerja karyawan adalah signifikan (probabilitas 0,000 yang berada di bawah 0,05), yang berarti bahwa adanya hubungan yang benar-benar signifikan antara komunikasi vertikal dengan semangat kerja karyawan.
Regresi Tujuan dari analisis regresi adalah memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya. Pada dasarnya, tahapan penyusunan model regresi berganda meliputi : • Menentukan mana variabel bebas (independent) dan mana variabel tergantung (dependent). • Menentukan metode pembuatan model regresi (enter, stepwise, forward, backward). • Melihat ada tidaknya data yang outlier (ekstrim). • Menguji asumsi-asumsi pada regresi berganda, seperti normalitas, linieritas, heteroskedastisitas dan lainnya). • Menguji signifikansi model (uji t, uji F dan sebagainya). • Interpretasi model regresi berganda. Kasus : menghitung pengaruh komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal terhadap semangat kerja karyawan. Signifikansi yang dipergunakan adalah 95% (kepercayaan peneliti terhadap kebenaran penelitiannya adalah 95) sehingga tingkat kesalahan yang mungkin terjadi adalah 5% (0,05). Langkah : 1. Buka file data komunikasi 2. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyse kemudian pilih submenu regression, dan pilih kinear… 3. Tampak di layar tampilan seperti gambar berikut :
9
Pengisian : • •
Dependent atau variabel tergantung. Pilih variabel semangat kerja karyawan (Y). Independent(s) atau variabel bebas, pilih variabel komunikasi vertikal (X1) dan komunikasi horizontal (X2). Methode, pilih enter Abaikan bagian yang lain. Tekan OK untuk proses data.
• • •
Output : Regression b
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables Removed
Variables Entered Komunikasi Horizontal, a Komunikasi Vertikal
Method ,
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Semangat Kerja Karyawan
Model Summary
Model 1
R ,853a
R Square ,728
Adjusted R Square ,714
Std. Error of the Estimate 2,7786
a. Predictors: (Constant), Komunikasi Horizontal, Komunikasi Vertikal ANOVA
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 806,516 301,103 1107,619
b
df
Mean Square 403,258 7,721
2 39 41
F 52,232
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Komunikasi Horizontal, Komunikasi Vertikal b. Dependent Variable: Semangat Kerja Karyawan
Coefficients
Model 1
(Constant) Komunikasi Vertikal Komunikasi Horizontal
Unstandardized Coefficients Std. B Error 3,550 4,285
a
Standardi zed Coefficien ts Beta
Correlations t ,829
Sig. ,412
Zeroorder
Partial
Part
,835
,352
,287
2,4
,023
,737
,355
,198
1,306
,253
,623
5,2
,000
,830
,637
,430
a. Dependent Variable: Semangat Kerja Karyawan
10
Analisis : 1. Model Summary • Angka R sebesar 0,853 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal dengan semangat kerja karyawan adalah kuat. Catatan : definisi kuat karena angka di atas 0,05. Namun demikian bisa saja untuk kasus lain batasan angka akan berbeda. • Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,728 (berasal dari 0,853 x 0,853 ). Namun untuk jumlah variabel independent lebih dari dua, lebih baik digunakan Adjusted R Square (0,714) selalu lebih kecil dari R Square). Hal ini berarti 71,4% variasi semangat kerja karyawan bisa dijelaskan oleh variasi kedua variabel independent. Sedang sisanya (100% 71,4% = 28,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. • Standard Error of Estimate (SEE) adalah 2,7786 atau kesalahan standar dari prediksi semangat kerja (model regresi) adalah 2,7786. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel bebas. 2. Anova (Hipotesis 1) • Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 52,232 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi semangat kerja karyawan. Atau dapat dikatakan, komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal berpengaruh secara bersama-sama terhadap semangat kerja karyawan. 3. Koefisien Regresi • Persamaan regresi : Y = b0 + b1X1 +b2X2 + e Semangat kerja karyawan = 3,550 + 0,835 komunikasi vertikal + 1,306 komunikasi horizontal. Konstanta sebesar 3,550 menyatakan bahwa jika tidak ada komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal, semangat kerja karyawan adalah 3,55%. Koefisien regresi 0,835 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 satuan komunikasi vertikal akan meningkatkan semangat kerja karyawan sebesar 0,835. Koefisien regresi 1,306 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 satuan komunikasi horizontal akan meningkatkan semangat kerja karyawan sebesar 1,306. • Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel bebas (Hipotesis 2). H0 = koefisien regresi tidak signifikan H1 = koefisien regresi signifikan Pengambilan keputusan : 1. Berdasarkan probabilitas : - Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima - Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak 2. Berdasarkan perbandingan t hitung dan t tabel - Jika t hitung > t tabel maka maka H0 diterima - Jika t hitung < t tabel maka maka H0 ditolak Keputusan : Terlihat bahwa pada kolom Sig/significance : Variabel komunikasi vertikal mempunyai angka signifikansi 0,023 < 0,05 dan variabel komunikasi horizontal mempunyai angka signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga keputusannya adalah menolak H0. Artinya bahwa kedua variabel bebas berpengaruh signifikan (nyata) terhadap semangat kerja karyawan dengan signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan t tabel dengan signifikansi 0,05 dan df 39 diperoleh angka t tabel sebesar 1,69. Nilai t hitung (t) pada tabel coefficients untuk komunikasi vertikal sebesar 2,372 dan komunikasi horizontal sebesar 5,156 menunjukkan lebih besar dari t tabel sehingga menolak H0, artinya bahwa kedua variabel bebas berpengaruh signifikan (nyata) terhadap semangat kerja karyawan dengan signifikansi 5% (0,05). Pada hipotesis 3 berbunyi diduga variable komunikasi horizontal (X2) adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan (Y) UD. Adib Food Supplies Jombang. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y), adalah dengan mengetahui terlebih dahulu kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel Semangat Kerja Karyawan (Y). Kontribusi diketahui dengan kooefisien determinasi dari hasil
11
regresi sederhana masing-masing variabel bebas terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y) atau juga 2 diketahui dari pengkuadratan hasil korelasi variabel bebas terhadap variabel terikat (r ). Kontribusi masing-masing variabel bebas disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel . … Kontribusi Variabel Bebas terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y) 2 Variabel Koefisien Korelasi r Kontribusi X1 – Y 0,355 0,1260 12,60% X2 – Y 0,637 0,4058 40,58% Data pada tabel di atas terlihat bahwa variabel Komunikasi Horizontal (X2) memiliki kontribusi yang paling tinggi yaitu sebesar 40,58% pengaruhnya terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y). Sedangkan variabel Komunikasi Vertikal mempunyai pengaruh terhadap variabel Semangat Kerja Karyawan (Y) sebesar 12,60%. Dengan kondisi seperti ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang mengatakan bahwa “diduga variabel komunikasi horizontal (X2) adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan (Y) UD. Adib Food Supplies Jombang” dapat diterima.