0
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Yogyakarta)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh: LUQMAN HAKIM B 200 060 004
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
1
ii
2
ABSTRAKSI Akuntan publik merupakan auditor independen yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas akuntan publik adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Berdasarkan hal tersebut maka akuntan publik memiliki kewajiban menjaga kualitas audit yang dihasilkannya. Terlebih dengan adanya kasus keuangan yang menimpa banyak perusahaan yang ikut melibatkan akuntan publik, membuat akuntan publik harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Karena dalam kualitas audit yang baik akan dihasilkan laporan auditan yang mampu menyajikan temuan dan melaporkan dengan sesungguhnya tentang kondisi keuangan kliennya. Adapun kualitas audit, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang sangat penting peranannya dalam menentukan kualitas audit tersebut diantaranya adalah kompetensi dan independensi. Oleh karena itu maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah kompetensi dan independensi secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. (2) Apakah kompetensi dan independensi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di provinsi Yogyakarta dengan sampel penelitian yang diambil menggunakan teknik Convenience Sampling berukuran 35 auditor. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi dan independensi, sedangkan variabel dependennya adalah kualitas audit. Untuk metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis diskriptif dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Oleh karena itu baik auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) diharapkan dapat meningkatkan kualitas auditnya. Adapun untuk meningkatkan kualitas audit diperlukan adanya peningkatan kompetensi para auditor yakni dengan pemberian pelatihan-pelatihan serta diberikan kesempatan kepada para auditor untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi. Sedangkan hasil penelitian mengenai kompetensi dan independensi ini tidak berengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Hal ini berkaitan dengan tingkat independensi auditor yang masih kurang. Oleh karena itu auditor diharapkan dapat meningkatkan independensinya, auditor yang mendapat tugas dari kliennya diusahakan benar-benar independen, tidak mendapat tekanan dari klien dan tidak memiliki perasaan sungkan dengan kliennya sehingga dalam melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Adanya perhatian terhadap kualitas audit dari auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Kata Kunci : Kompetensi, Independensi Auditor, Kualitas Audit. iii
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik atau yang lebih dikenal dengan auditor eksternal merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pada pengguna. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit
juga
meningkat
(Herawaty,
2007).
Profesi
akuntan
publik
bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar pengambilan keputusan. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta
2
mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan audit atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan. Selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya. Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik. Akan tetapi disisi lain, pemilik menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan (Eunike Christina Elfarini (2007). De Angelo dalam Nizarul Alim, et. al., (2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji
3
tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Hal inilah yang menarik untuk diperhatikan bahwa profesi akuntan publik ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi auditor harus memperhatikan kredibilitas dan etika profesi, namun disisi lain auditor juga harus menghadapi tekanan dari klien dalam berbagai pengambilan keputusan. Jika auditor tidak mampu menolak tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan
maka
independensi
auditor
telah
berkurang
dan
dapat
mempengaruhi kualitas audit. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi independensi tersebut adalah jangka waktu dimana auditor memberikan jasa kepada klien (auditor tenure). Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya. Atas dasar latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas
4
Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Yogyakarta)”
B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk
mengetahui
secara
empiris
pengaruh
kompetensi
dan
kompetensi
dan
independensi secara simultan terhadap kualitas audit. b. Untuk
mengetahui
secara
empiris
pengaruh
independensi secara parsial terhadap kualitas audit.
TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Audit De Angelo (1981) dalam Nizarul Alim, et. al., (2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak kepentingan siapapun serta jujur
5
kepada semua pihak yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002). Sutton (1993) dalam Kartika Widhi (2006) menyatakan bahwa tidak adanya definisi yang pasti mengenai kualitas audit disebabkan belum adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas sehingga sering terjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan audit. Sutton (1993) menjelaskan bahwa dengan mengumpulkan beberapa penelitian sebelumnya menyatakan ada perbedaan persepsi mengenai kualitas audit. Pengukuran kualitas audit tersebut membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya audit. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing. Selanjutnya menurut De Angelo (1981) dalam Abdul Halim (2004 : 109) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya.
6
Kompetensi Lee dan Stone (1995), mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Pendapat lain adalah dari Dreyfus dan Dreyfus (1986), mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian seseorang yang berperan secara berkelanjutan yang mana pergerakannya melalui proses pembelajaran, dari “mengetahui sesuatu“ ke “mengetahui bagaimana“. Seperti misalnya dari sekedar pengetahuan yang tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pernyataan yang bersifat intuitif. Adapun Bedard (1986) dalam Sri Lastanti (2005) mengartikan keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Menurut Kell dan Zeigler (1981) dalam Abdul Halim (2004 : 136) kompetensi seorang auditor tidak hanya ditentukan oleh pendidikan formal dan pengalaman praktik audit, tetapi juga berkaitan dengan keahliannya dalam melaksanakan audit secara lebih efisien. Kompetensi menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan Kantor Akuntan Publik. Christiawan (2002) menyatakan bahwa kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya
7
diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Asisten yunior untuk mencapai kompetensinya harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai dan riview atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik harus secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Akuntan publik harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
Independensi Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002). Dalam kode etik akuntan publik disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Goldman dan Barlev (1974) dalam Harhinto (2004) berpendapat bahwa usaha untuk mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang melanggar standar profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik
8
ada kekuatan yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya. Klien dapat dengan mudah mengganti auditor KAP jika auditor tersebut tidak bersedia memenuhi keinginannya. Sementara auditor membutuhkan fee untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan murah bagi klien untuk mengganti auditornya dibandingkan bagi auditor untuk mendapatkan sumber fee tambahan atau alternatif sumber fee lain (Nichols dan Price, 1976) dalam Harhinto (2004).
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Indriantoro dan Bambang Supeno, 1999). Dalam hal ini peneliti melakukan survei pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Yogyakarta dengan memberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang diberikan masing-masing karyawan. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau tempat dimana penelitian dilakukan secara langsung (Indriantoro dan Bambang Supeno, 1999). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Yogyakarta. Dipilih provinsi Yogyakarta karena propinsi ini
9
merupakan propinsi kecil tetapi mempunyai jumlah penduduk yang padat dan memiliki industri yang sedang cukup berkembang dan mempunyai andil pada sektor perekonomian daerahnya yang sangat membutuhkan jasa akuntan publik. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner). Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2007). Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto,1998). Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang terdaftar dan bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, sedangkan sampel adalah sebagian/wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto 1998:117). Sampel yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik convenience sampling yang merupakan bentuk sampel sederhana yang dilakukan dengan memilih sampel bebas sesuai kebutuhan peneliti (Jogiyanto, 2008). Analisa data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut: KA = β0 + β1k + β2i + e Dimana :
10
KA
: Kualitas Audit
k
: Kompetensi
i
: Independensi
β0
: Intercept (Konstanta)
β1, β2 : Koefisien regresi e
: Error
Toleransi kesalahan (e) yang ditetapkan sebesar 5% dengan signifikasi sebesar 95%.
HASIL PENELITIAN Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh secara statistik signifikan terhadap kualitas audit, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,012 di bawah 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa semakin baik kompetensi akuntan publik akan semakin meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nizarul Alim, et. al., (2007) yang menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Oleh karena itu cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Karena jika auditor kehilangan independensinya maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai
11
dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hasil analisis menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,727 (p > 0,05). Hal ini konsisten dengan penelitian oleh Yulius Jogi Christiawan (2002) yang mengatakan bahwa independensi terkait dengan kualitas mutu pribadi akuntan publik, bukan kantor akuntan publik sebagai suatu organisasi. Independensi melekat pada diri akuntan publik.
SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik seprovinsi Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh antara kompetensi auditor dengan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) se-provinsi Yogyakarta yang ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,685 > 2,030) 2. Tidak terdapat pengaruh antara independensi auditor dengan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik se-provinsi Yogyakarta yang ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (0,353 < 2,030)
12
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas lingkup penelitian guna memperoleh perbedaan dan perkembangan terkini mengenai cakupan kompetensi, independensi, dan kualitas audit. 2. Penelitian lain disarakan untuk menggunakan metode wawancara atau observasi langsung kepada responden, sehingga jawaban responden dapat dikontrol sehingga tidak terjadi bias atau salah persepsi dari responden terhadap instrumen penelitian yang digunakan.
13
DAFTAR PUSTAKA Alim, Nizarul. Hapsari, Trisni. dan Purwanti Liliek. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi, Simposium Nasional Akuntansi X. Juli : 2 – 18. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian., Rineka Cipta., Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta. Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompentensi dan Independen Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Directory: Kumpulan Jurnal Akuntansi
dan
Keuangan
Unika
Petra.
Vol.
4
/
No.
2.
(http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/, diakses pada tanggal 04 Oktober 2010). Elfarini, E Christiani. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Indepedensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Tesis Maksi : Universitas Negeri Semarang (Tidak dipublikasikan). Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang : Bagian Penerbitan Undip. Halim, Abdul. 2004. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris. Universias Diponegoro, Semarang. Haryono Jusup, Al. 2005. Auditing (Pengauditan). Edisi I, Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Edisi I. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto, HM., 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Edisi I. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Kartika
Widhi,
Frianty.
2006.
Pengaruh
Faktor-Faktor
keahlian
dan
Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Universitas Diponegoro Semarang.
14
Kusharyanti.
2003.
Temuan
Penelitian
Mengenai
Kualitas
Audit
dan
Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60. Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta Mekanisme
Corporate
Governance
Terhadap
Integritas
Laporan
Keuangan. Symposium Nasional Akuntansi VI. Oktober Purnamasari, Vena. 2006. Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden Independensi dan Perilaku Etis Auditor. Symposium Nasional Akuntansi XI. Agustus. Santoso, Singgih. 2003. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Simamora, Henry. 2002. Auditing. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol. 5 No. 1 April 2005. Hal. 85-97. Supriyono, R.A. 1998. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta. Salemba Empat. Susiana dan Arleen Herawaty. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Kumpulan Materi Simposium Nasional Akuntansi X di Universitas Hasanudin Makassar. . Widiastuti, Harjanti. 2002. Peer Review : Upaya Meningkatkan Kualitas Jasa Firma Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vo. 3 (Januari). Hal. 51-60.