101
PENGARUH KOMITMEN, MOTIVASI DAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP DISIPLIN KERJA INFLUENCE OF COMMITMENT, MOTIVATION AND ORGANIZATIONAL STRUCTURE TO WORK DISCIPLINE Risyad Indra Syahrial, Djazuly Chalidyanto Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya E-mail:
[email protected]
ABSTRACT This research are the low of employee discipline (21,8% coming late more than fifth and 23,79% coming late under fifth every month) in RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik on Juni 2013 until March 2014. The objectives aimed to determine level of discipline and the variable influence with disiplin employee’s at RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik. This research was cross sectional study. The respondents with simple random sampling were 58 people at RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik. The researched analysis by regression test. The variable of commitment, motivation and organization structure are showed significant influence discipline workers. The advice can be given by the management and the others worker at RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik is focus on re-socializing the work discipline policy to all employees and also on supervision implementation periodically minimum 2 times for a month, in which is in the situation as well as than before with the performance of RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik employees. Keywords: commitment, motivation and organization structure
PENDAHULUAN
tentang hari dan jam kerja masih belum optimal
Sumber Daya Manusia yang berkompeten
untuk dijalankan. Hal tersebut dapat diamati dari
dan mempunyai daya saing sangat dibutuhkan di era
hasil
globalisasi seperti saat ini. RSUD Ibnu Sina
menggunakan checkclock beberapa pegawai yang
Kabupaten Gresik mempunyai komitmen untuk
datang terlambat masih cukup tinggi.
meningkatkan mutu SDM dengan memperbaiki
rekapitulasi
Berikut
absensi
hasil
pegawai
rekapitulasi
dalam
absensi
kompetensi sumber daya manusia di seluruh unit
menggunakan checkclock. Bahwa antara bulan Juni
pelayanan secara
terus menerus, agar dapat
tahun 2013 sampai dengan bulan Maret 2014,
memberikan pelayanan klinis dan penunjang sesuai
pegawai administrasi nonshift yang datang terlambat
ketentuan yang berlaku. Untuk menjaga kualitas
kurang dari 5 (lima) kali mempunyai rerata 23,79 %,
pegawai,
Sina
sedangkan untuk pegawai yang datang terlambat
meningkatkan
lebih dari sama dengan 5 (lima) kali sebesar
pengembangan dan pemberdayaan pegawai. Salah
21,87%. Menurut Hasibuan dalam Arsyenda (2013)
satu alternatif dalam melakukan pemberdayaan
bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
pegawai yaitu membuat tata tertib yang dapat
seseorang menaati semua peraturan dan norma
mengatur kegiatan pegawai dalam hal pekerjaan. Di
sosial yang berlaku. Dari pendapat tersebut dapat
jadwal hari dan jam kerja tersebut pihak manajemen
disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu
tidak memberlakukan jam istirahat dikarenakan
keadaan dimana seseorang dengan kesadarannya
RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik merupakan
dapat mentaati peraturan dan norma yang berlaku.
Kabupaten
pihak
manajemen
Gresik
RSUD
selalu
Ibnu
institusi pelayanan kesehatan. Penerapan peraturan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014
102
Berdasarkan kondisi yang ada tersebut
Setiap
pegawai
dalam
bekerja
harus
dipandang perlu untuk segera mencari penyebabnya
mengetahui tata tertib yang berlaku di lingkungan
sehingga dapat diambil langkah-langkah solusi dan
kerja. Untuk memberikan dampak yang efektif
pemecahannya.
terhadap
Tujuan
penelitian
ini
yaitu
peraturan
tersebut,
peraturan
maka
menganalisis tingkat disiplin kerja pegawai di bagian
selayaknya
administrasi RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik.
sebelum dan sesudah adanya peraturan tersebut.
Menganalisis pengaruh komitmen, motivasi dan
Hodges dalam Yuspratiwi (1990) mengemukakan
struktur organisasi terhadap tingkat disiplin kerja
bahwa indikator disiplin kerja adalah disiplin kerja
pegawai RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik.
tidak
PUSTAKA
peraturan mengenai jam kerja saja, misalnya datang
semata-mata
tersebut
sudah
patuh
dan
dibandingkan
taat
terhadap
Kedisiplinan diperlukan oleh setiap individu
dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir
di dalam organisasi, disiplin harus dilaksanakan
ketika bekerja dan tidak mencuri-curi waktu, upaya
secara konsisten dan berkesinambungan. Setiap
dalam menaati peraturan tidak didasarkan akan
pegawai yang ada di dalam organisasi yang
adanya perasaan takut atau terpaksa, komitmen
mempunyai sebuah perilaku yang menyimpang dari
dan loyal terhadap organisasi, yaitu tercermin dari
norma maka sudah selayaknya diberikan sanksi
bagaimana sikap dalam bekerja.
dengan bijak. Disiplin
merupakan kemampuan
Komitmen
untuk mengendalikan diri terutama apabila individu
penerapan
tersebut
terhadap
terlibat
di
dalam
sebuah
organisasi.
dalam
tanggung
hal
jawab
pekerjaannya
di
ini
yaitu
seorang dalam
suatu
pegawai organisasi.
Kemampuan tersebut di lakukan dalam keadaan
Pegawai yang mempunyai komitmen akan konsisten
yang tidak sesuai dengan harapan kita sekalipun.
dalam menjalankan norma yang berlaku. Menurut
Disiplin menurut Suryohadiprojo (1989) merupakan
Zangaro (2001) komitmen karyawan di organisasi
suatu kesadaran bahwa tanpa didasari unsur
terbagi
ketaatan, tujuan organisasi tidaklah tercapai, Hal ini
commited,calculatively commited dan aliennatively
mempunyi
perilaku
commited. Seorang karyawan dengan komitmen
didorong adanya kemampuan untuk mengendalikan
secara moral telah menerima dan menghayati tujuan
diridari dalam dirinya untuk tidak melanggar norma
dan nilai dari organisasi. Tipe karyawan dengan
yang berlaku. Teori Gibson dalam Meidian (2012)
komitmen secara moral mendedikasikan dirinya
disiplin kerja menyebutkan aspek psikologis bahwa
pada
didalam faktor psikologis yang terdiri dari variabel
sepenuhnya untuk membantu organisasi mencapai
persepsi, kepuasan kerja, kepribadian, motivasi dan
sukses.
arti
bahwa
sikap
maupun
dalam
tiga
organisasi,serta
atribut
yaitu
bertanggung
morally
jawab
sikap. Lingkup manajemen SDM, disiplin yang
Karyawan dengan tipe calculatively commited
dimiliki oleh seorang pegawai dalam melakukan
mempertukarkan kontribusinya dengan organisasi.
setiap tugasnya dikenal sebagai disiplin kerja.
Karyawan dengan tipe komitmen ini akan berusaha
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014
103
maksimal
untuk
atasannya
atau
mendapatkan siapapun
perhatian
dalam
hidupnya.
R=Relatedness
(kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain)
mempertukarkan sesuatu yang menguntungkan.
Berhubungan dengan kebutuhan untuk berinteraksi
Orang yang dianggap berpengaruh adalah orang
dengan orang lain, G=Growth (Kebutuhan akan
yang bisa memberikan reward atau siapapun yang
pertumbuhan)
Berhubungan dengan kebutuhan
dapat diajak saling bertukar sesuatu. Karyawan
pengembangan
diri.
dengan tipe aliennatively commited merasakan tidak
terdapat kesamaan dengan teori disiplin kerja (teori
adanya perhatian dari organisasi bagi dirinya.
dua faktor) milik Maslow dalam Reza (2010), dimana
Karyawan dengan tipe komitmen seperti ini merasa
seorang pegawai dapat melakukan pekerjaannya
terjebak
karena mempunyai motivasi untuk eksis di dalam
organisasi,sehingga
bisa
seseorang
diajak
dalam
yang
dari
mempunyai
Teori
pada
lingkup
kembali. Karyawan dengan tipe komitmen seperti ini
senantiasa
akan
kebutuhannya dalam meraih prestasi. Selain itu
kontribusi
bila
dirasakan
akan
memberikan keuntungan bagi dirinya. Motivasi
seorang
adalah suatu keinginan
Pegawai
dasarnya
keinginan untuk pindah dan tidak pernah akan
memberi
pekerjaannya.
ini
termotivasi
pegawai
juga
tersebut
untuk
akan
memenuhi
mempunyai
hubungan
yang
terhadap orang disekitarnya baik antar pegawai
timbul dari dalam dan luar diri manusia yang
maupun terhadap atasanya. Sesuai kebutuhannya
biasanya dapat berwujud adanya hasrat,keinginan
dan sikap hidup yang manusiawi, seorang pegawai
untuk
tersebut
mencukupi
kebutuhan
penghargaan atas hasil yang
dan
mendapat
telah diraihnya.
akan
memenuhi
membutuhkan
hasrat
dan
orang
lain
keingannya.
guna
Setelah
Menurut Hasibuan dalam Arsyenda (2013) motivasi
kebutuhan pegawai tersebut terpenuhi, hubungan
berasal dari kata lain movere berasal dari kata lain
dengan orang lain juga terjaga, maka pegawai
yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.
tersebut
Dalam pemberian motivasi instansi mempunyai
dengan meningkatkan kompetensinya guna meraih
kesamaan tujuan yang akan dicapai, tujuan dapat
prestasi yang lebih baik di masa yang akan datang.
diperoleh melalui peningkatan nilai moral pada
Struktur Organisasi
setiap diri pegawai, peningkatan tingkat partisipasi
akan
dapat
Struktur
mengembangkan
organisasi
memegang
dirinya
peranan
dan kesejahteraan pegawai, meningkatkan prestasi
utama dalam hal penentuan spesifikasi dan deskripsi
kerja dan loyalitas pegawai.
jabatan. Melalui spesifikasi jabatan dan deskripsi
Teori Motivasi Alderfer (Teori ERG) Clyton
jabatan maka dapat menentukan jumlah dan kualitas
Alderfer mengemukakan teori motivasi yang dikenal
sumber daya manusia yang bekerja di tempat
dengan akronim “ERG” yang diambil dari huruf-huruf
tersebut.
pertama
Ivancevich
pada
tiga
istilah
yaitu
E=Existence
Dalam (2008)
konteks
desain
mendefinisikannya
organisasi, sebagai
(kebutuhan akan eksistensi) Berhubungan dengan
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif
kebutuhan
kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan
untuk
mempertahankan
keberadaan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014
104
departemen. Dengan demikian, keputusan atau
(84,5%)
tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan
sedangkan 9 responden masuk kategori disiplin
sebuah struktur organisasi. Organisasi mempunyai
rendah (15,5%). Responden yang disiplinnya tinggi,
ciri, cirinya yaitu mempunyai tujuan dan sasaran,
mempunyai tingkat komitmen sedang sebanyak 20
adanya
responden (71,4%). Responden yang mempunyai
kerjasama
dari
sekelompok
orang,
masuk
dalam
adanya tata tertib yang harus ditaati.
sebanyak 29 responden (96,7%). Selanjutnya pada
METODE
responden yang memiliki tingkat komitmen sedang merupakan
penelitian
dan
tinggi,
tingkat
ini
tinggi
disiplin
mempunyai koordinasi tugas dan wewenang serta
Penelitian
komitmen
kategori
disiplinnya
tinggi
namun tingkat disiplinnya rendah sebanyak 8
observasional analitik. Pengumpulan data dilakukan
responden
secara
menggunakan
responden yang mempunyai tingkat komitmen tinggi
kuesioner. Penentuan sampel pada penelitian ini,
yaitu 1 responden (3,3%) namun tingkat disiplinnya
menggunakan
sampling
rendah. Analisis statistik antara faktor komitmen dan
dimana seluruh pegawai di bagian administrasi di
disiplin kerja diperoleh hasil p value = 0,026. Hasil
sampling
58
tersebut secara statistik terbukti signifikan karena p
responden. Variabel komitmen, motivasi dan struktur
value <0,05 dan artinya terdapat pengaruh antara
organisasi diuji dengan analisis regresi logistik untuk
komitmen dengan disiplin kerja. Hal ini sejalan
menunjukkan pengaruhnya pada variabel disiplin
dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan
kerja.
Mustakim
HASIL DAN PEMBAHASAN
komitmen organisasional berpengaruh tetapi tidak
Pengaruh Komitmen terhadap Disiplin Kerja
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai.
cross
sectional
teknik
sehingga
dengan
simple
dapat
random
menghasilkan
(28,6%)
(2011)
lebih
yang
banyak
daripada
menyatakan
bahwa
Tingkat kedisiplinan pegawai yaitu dari 58 responden
pada
penelitian
ini,
49
responden
Tabel 1 Pengaruh Komitmen terhadap Disiplin Kerja Komitmen
Disiplin Kerja Disiplin Tinggi Disiplin Rendah n % n % 20 71,4 8 28,6 29 96,7 1 3,3 49 84,5 9 15,5
Sedang Tinggi Total
Komitmen
dapat
mempengaruhi
kedisiplinan
pegawai. Hal tersebut menurut Robbins (2007)
p value
Total n
% 28 30 58
100 100 100
0,026
tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi.
mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
dimana seorang individu memihak organisasi serta
oleh Irawati dan Mustakim (2011). Berpendapat bahwa
pada
dasarnya
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014
organisasi
di
lingkup
105
pemerintah mempunyai dasar perilaku kekuasaan,
sedang sebanyak 7 responden (26,9%). Hasil
dimana pengelola
analisis statistik antara variabel motivasi dan disiplin
administrasi yang lebih tinggi
atau manajemen yang mempunyai wewenang akan
kerja dengan menggunakan uji
cenderung
regresi
melakukan
kewenangannya
secara
diperoleh hasil p value = 0,045. Hasil
formal untuk memberikan perintah kepada pegawai
tersebut secara statistik terbukti signifikan karena p
dan pegawai dengan alasan memenuhi hak dan
<0,05. Artinya terdapat pengaruh antara motivasi
kewajibannya mempunyai orientasi patuh terhadap
dengan disiplin kerja. Rivai (2009) menjelaskan
perintah tersebut.
bahwa aspek yang mempengaruhi motivasi adalah
Pengaruh Motivasi Terhadap Disiplin Kerja
rasa aman, mendapatkan gaji yang adil dan
Responden yang disiplin tinggi mempunyai tingkat
kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan,
motivasi yang sedang sebanyak 19 responden
penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang
(73,1%),
adil dari manajemen.
sedangkan
responden
yang
tingkat
disiplinnya rendah mempunyai tingkat motivasi yang Tabel 2 Hasil Analisis Statistik Pengaruh Motivasi terhadap Disiplin Kerja Motivasi
Disiplin Kerja Disiplin Tinggi Disiplin Rendah n % n % 19 73,1 7 26,9 30 93,8 2 6,2 49 84,5 9 15,5
Sedang Tinggi Total
bahwa
n
signifikan
seseorang
0,050).
merasa
aman
dalam
% 26 32 58
Menurut teori tersebut dapat disimpulkan yang
p value
Total
100 100 100
0,045
terhadap disiplin kerja (coeff=0,639; p<
melakukan pekerjaannya, mendapatkan perilaku
Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Disiplin
yang adil dari atasanya dan dihargai prestasi
Kerja
kerjanya akan cenderung mempunyai disiplin yang
Responden yang tingkat disiplin tinggi namun
tinggi
menyatakan struktur organisasi tidak tepat sebanyak
daripada
seorang
pegawai
yang
tidak
mendapatkan perlakuan yang bijak dari atasannya.
35
Seorang pegawai yang mempunyai tingkat motivasi
disiplin rendah serta menyatakan struktur organisasi
tinggi akan senantiasa menyelesaikan tugasnya
tidak tepat 3 responden (7,9%). Hasil analisis
dengan tepat waktu, menaati peraturan yang berlaku
statistik antara variabel struktur organisasi dan
dan standar mutu yang di tetapkan oleh organisasi
disiplin kerja dengan menggunakan uji regresi
akan mudah dicapai. Hasil Penelitian ini sejalan
diperoleh hasil
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
secara statistik terbukti signifikan karena p<0,05.
Susanty dan Baskoro (2012) yang menyatakan
Artinya terdapat pengaruh antara struktur organisasi
bahwa
dengan disiplin kerja.
motivasi kerja berpengaruh positif secara
responden
(92,1%),responden
yang
tingkat
p value= 0,038. Hasil tersebut
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014
106
Tabel 3 Hasil Analisis Statistik Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Disiplin Kerja Struktur Organisasi
Disiplin Kerja Disiplin Tinggi Disiplin Rendah n % n % 35 92,1 3 7,9 14 70,0 6 30,0 49 84,5 9 15,5
Tidak Tepat Tepat Total
p value
Total n
% 38 20 58
100 100 100
0,038
Dari hasil analisis statistik diatas dapat ditarik
disiplin kerja berdasarkan karakteristik responden
kesimpulan bahwa struktur organisasi yang dimiliki
mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 25
oleh RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik perlu
responden laki-laki mempunyai tingkat disiplin tinggi
mendapatkan perubahan karena dinilai kurang tepat
dan 6 responden perempuan memiliki tingkat disiplin
oleh beberapa responden baik yang memiliki disiplin
rendah. Usia ≤45 Tahun memiliki tingkat disiplin
kerja yang tinggi maupun yang mempunyai disiplin
tinggi sebanyak 35 responden dengan tingkat
kerja yang rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian
disiplin rendah 5 responden.
Widiasa (2011) yang menunjukan bahwa struktur organisasi
berpengaruh
terhadap
disiplin
kerja
Masa kerja responden yang disiplinnya tinggi sebanyak 13 responden (92,9%) yang memiliki
karyawan.
masa kerja diatas 15 tahun. Untuk responden yang
SIMPULAN
mempunyai tingkat disiplin rendah sebanyak 8
Berdasarkan
dan
responden (18,2%) masa kerja dibawah 15 tahun.
pembahasan dapat disusun kesimpulan bahwa
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel yang di teliti
jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 58
mempunyai
responden,
pegawai adalah variabel
memiliki
dari
tingkat
58
hasil
penelitian
responden
disiplin
rendah
tersebut
yang
sebanyak
9
responden (15,5%) dan yang memiliki disiplin tinggi
pengaruh
terhadap
disiplin
kerja
komitmen, motivasi dan
struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap disiplin kerja.
sebanyak 49 responden (84,5%). Analisis tingkat
DAFTAR PUSTAKA Arsyenda, Yoga. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja PNS(Studi Kasus : Bappeda Kota Malang). Jurnal Ilmiah. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Ivancenvich dan James H Donnely JR. 2008. Organisasi Perilaku Struktur, Proses. Jakarta. Irawati, Dwi dan Noor Mustakim. 2011. Pengaruh komitmen organisasional, disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja pegawai balai pelaksana teknis bina marga wilayah magelang.Jurnal. Magelang Meidian, Fenny Agria. 2012 Analisis Hubungan Faktor-Faktor Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Non Medis Di Gedung Administrasi RS X. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Notoatmodjo,Suekidjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Reza, R. A. 2010. Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan ( studi pada PT. Sinar Santosa ). Thesis, Semarang ; Universitas Diponegoro. Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Rajawali Pers.Jakarta. Robbins. 2007. Organization Theory: Structure, Design and Applications. Singapore: Prentice Hall International Inc. Santoso, Singgih. 2004. Statistik Parametrik dengan SPSS. Elex Komputindo. Jakarta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Edisi Ketiga belas. Cv. Alfabeta. Bandung.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014
107
Suryohadiprojo, S. 1989. Peranan Kepemimpinan dalam Mengakkan Disiplin Masyarakat Dalam Analisis CSIS.No.4.Tahun XVIII.Juli-Agustus 1989.Jakarta : Center for Strategis and International Studies. Susanty, Aries dan Sigit Wahyu Baskoro. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pt. Pln (Persero) APD Semarang). Jurnal. Semarang: Universitas Diponegoro.
Widiasa, A.A Made. 2011. Peningkatan Disiplin Kerja Berdasarkan Pengaruh Analisis Faktor Individu dan Faktor Organisasi Karyawan RSU Bhakti Rahayu Denpasar. Thesis. Surabaya; Universitas Airlangga. Yuspratiwi, I. 1990. Hubungan antara locus of control dengan Disiplin Kerja Wiraniaga pada Wiraniaga Obat-Obatan di DIY. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Zangaro GA. 2001. Organizational Comitmen: A Concept Analysis. Nursing Forum
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014