PENGARUH KOMITE AUDIT DAN INTERNAL AUDITOR TERHADAP KINERJA KOPERASI UNIT DESA BATU (Studi Empiris di KUD Batu) Wiwik Uci Sulistia, Agoestinus S.Soebagio, Risnaningsih Fakultas Ekonomi – Akuntansi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Email :
[email protected] ABSTRAK Komite audit dan internal audit memiliki tujuan yang sama dimana saling bekerja sama dalam membangun kinerja perusahaan. Kinerja yaitu hasil yang dikerjakan oleh seorang karyawan dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Kinerja juga bisa di artikan oleh seorang atau sekelompok orang untuk suatu pekerjaan atau kegiatan akan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab hasil yang diharapkan.Tujuanpenelitianberdasarkandarirumusanmasalahyaituuntukmengetahuibaga imanapengaruhkomite audit dan internal auditorterhadapkinerjaKoperasi Unit DesaBatusecaraparsialdansimultan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian ini menggunakan metode total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalahkuesionerdandokumentasi. Metode analisa data yang digunakan adalahregresi linear bergandadengan menggunakan program SPSS. Pengujian hipotesis dengan uji t membuktikan bahwa komite audit dan internal auditorberpengaruh secara parsial terhadap variabel kinerja Koperasi Unit Desa Batu dengan nilai variabel komite auditsebesar 6,606 dan internal auditor sebesar 6,307. Hasil uji F membuktikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan komite audit dan internal auditorterhadap kinerja Koperasi Unit Desa Batu dengan nilai F sebesar 12,115.Perlu memperhatikanfaktor-faktor yang dapatmemperngaruhi kinerja individu komite audit dan internal auditor seperti kemampuan individu melakukan pekerjaan tersebut, tingkat dalam usaha yang dicurahkan serta dukungan dariKoperasi Unit DesaBatu. Kata Kunci: Komite Audit, Internal Auditor, Koperasi Unit DesaBatu.
PENDAHULUAN Keberadaan komite audit pada saat ini telah diterima sebagai suatu bagian dari tata kelola organisasi perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Selain itu kehadiran komite audit akhir-akhir ini telah mendapat respon yang positif dari berbagai pihak, antara lain Pemerintah, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), Para Investor, Profesi Hukum (Advokat), Profesi Akuntan serta Independent Appraisal. Komite audit merupakansalahsatu unsur pentingdalammewujudkan penerapan prinsip good corporate governance. Didalam keberadaan komite audit ini, merupakan salah satu usaha baik dalam perbaikan atau cara pengelolaan perusahaan terutama dalam cara pengawasan terhadap manajemen perusahan tersebut karena akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak lainnya (Herwidayatmo, 2012). Komite audit sendiri berperan penting sebagai mengawasi untuk proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk mewujudkan laporan keuangan yang bisa dipertanggung jawabkan melalui proses pemeriksaan dengan integritas dan dari auditor sendiri. Keberadaan komite audit dalam sebuah perusahaan akan mengakibatkan banyaknya perhatian yang di berikan untuk pembentukan komite audit. Penerapan fungsi komite audit akan diwujudkan baik dalam bentuk peraturan maupun berbagai penelitian yang telah berguna sebagai pedoman pelaksanaan atas aktivitas komite audit(Effendi, 2011).
Komite audit di Indonesia masih merupakan hal yang relatif baru. Perkembangan komite audit di negara kita , sangat terlambat dibandingkan dengan negara lain. Hal tersebut antara lain disebabkan Pemerintah baru saja menetapkan kebijakan tentang pemberlakuan komite audit pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertentu pada tahun 1999. Selain itu anjuran dari Bapepam kepada perusahaan yang telah go publik agar memiliki komite audit baru ditetapkan pada tahun 2000. Mengingat pentingnya keberadaan Komite Audit dalam meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian, maka Komite Audit perlu mendapatkan perhatian dari manajemen dan Dewan Komisaris serta pihak-pihak terkait yang bertindak sebagai regulator seperti Menteri keuangan, Menteri BUMN, Bapepam, Bursa Efek Jakarta & Bursa Efek Surabaya (Manao, 2012). Adapun selain komite audit untuk meningkatkan kinerja perusahaan diperlukan juga internal auditor yang memiliki tanggung jawab utama berupa membantu manajeman pada semua tingkatan untuk memenuhi tanggung jawab mereka atas menilai efesiensi, ektifitas dan ke ekonomian manajemen. Selain itu juga memberikan saran yang konstruktif untuk meningkatkan kinerja serta memonitor kualitas, intergritas dan keandalan proses pelaporan transaksi keuangan. Beberapa tahun terakhir peran internal auditor telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dana akan terus berkembang untuk mengakomodasi perubahan lingkungan bisnis secara berkesinambungan, dan semakin kompleks. Salah satu yang di jalankan oleh internal auditor saat ini adalah penugasan audit pada semua tingkatan atas perintah dewan direksi
maupun komite audit. Keberadaan internal audit hanya untuk memenuhi ketentuan dalam peratuan pemerintah PP No.12 Tahun 1998, bagi BUMN yang berbentuk perseroan terbatas, PP No.13 tahun 1998, bagi BUMN yang berbentuk perusahaan umum dan anggaran dasar organisasi bagi BUMN.
(Saputra, 2014). Di dalam konteks pemerintahan sebagai sektor publik bahwa ada beberapa aspek yang dapat dinilai kinerjanya, Salah satunya kelompok masukan, kelompok proses, kelompok keluaran, kelompok hasil, kelompok manfaat, dan kelompok dampak.
Tujuan internal auditor selain untuk watchdog juga sebagai konsultan yang dapat memberikan nilai tambah (add value) untuk operasional perusahaan. Jadi bisa di katakan peran internal auditor sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusaahaan (Utama, 2014). Selain itu dukungan manajemen juga berperan penting dalam internal auditor karena apabila tidak mendapatkan dukungan manajemen (diretur utama) maka tidak akan maksimal dalam penjabaran peran internal auditor. Cara yang paling sederhana yang diberikan oleh dukungan manajemen kepada internal auditor berupa secara fungsional, internal audit melapor kepada direktur utama dan secara administratif kepada dewan komisaris. Secara umumnya aktifitas audit memiliki kaitan dengan masalah pengendalian akuntansi.
Fokus pengukuran kinerja sektor publik itu sendiri justru terletak pada outcome bukan inputnya. Proses outcome yang dimaksud adalah outcome yang mendapatkan hasil dari individu ataupun organisasi secara keseluruhan (Utama, 2014). Outcome juga harus memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat yang menjadi tolak ukur keberhasilan organisasi sektor publik. Aspek- aspek standar pekerjaan selain aspek kuantitatif juga aspek kualitatif. Aspek kuantitatif adalah proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang digunakan selama melaksanakan pekerjaan jumlah kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan jenis jumlah pemberian pelayanan dalam pekerjaan. Aspek kualitatif meliputi ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan tersebut, tingkat kemampuan seseorang dalam pekerjan, kemampuan dalam menganalisis suatu data atau informasi, kemampuan atau kegagalan dalam menggunakan sistem mesin atau peralatan dan serta memerlukan kemampuan mengevaluasi.
Komite audit dan internal audit memiliki tujuan yang sama dimana saling bekerja sama dalam membangun kinerja perusahaan. Kinerja yaitu hasil yang dikerjakan oleh seorang karyawan dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Kinerja juga bisa di artikan oleh seorang atau sekelompok orang untuk suatu pekerjaan atau kegiatan akan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab hasil yang diharapkan. Adapun faktor yang memperngaruhi kinerja individu adalah kemampuan individu melakukan pekerjaan tersebut, tingkat dalam usaha yang dicurahkan serta dukungan berbagai organisasi
Dalam meningkatkan kinerja perusahaan makan Koperasi Unit Desa Batu menciptakan berbagai cara dimulai dari memeriksa kewajaran dari setiap kinerja perusahan dengan bantua internal auditor, dengan adanya internal auditor maka harus memenuhi tanggung jawab atas penilaian yang efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan kinerja manajemen, serta upaya memberikan saran berupa konstruktif untuk
meningkatkan kinerja selain itu butuh memonitorkan kualitas, intergritas dan keandalan proses pelaporan transaksi keuangan Koperasi Unit Desa Batu. Agar kinerja internal auditor bisa dipertanggung jawab maka dibantu oleh komite auditor untuk mempertahankan independensi dari manejemen tersebut.
meneliti tentang internal auditor terhadap kinerja perusahaan dan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sedangkan perbedaan terletak di jumlah sampel penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, teknik analisa data menggunakan regresi linear berganda.
Di Koperasi Unit Desa Batu sudah memiliki internal auditor dimana ditugaskan di Koperasi Unit Desa Cabang Surabaya. Sedangkan komite auditor ditugaskan menangani dan mengawasi koperasi di Koperasi Unit Desa Batu. Adapun Koperasi Unit Desa Batu sudah menerapkan persyaratan koperasi yang bisa dipertanggungjawabkan atas laporan keuangan maupun kinerja yang ada kerena koperasi tersebut sudah lengkap mempunyai komite auditor maupun internal auditor.
Penelitian Wawo (2014), dengan judul “Pengaruh Komisaris Independen Dan Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan”. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan antara komisaris independen dan komite audit terhadap kinerja perusahaan, dengan nilai uji t hitung untuk komisaris independen sebesar 3,420 dan nilai uji t hitung komite audit sebesar 5,341. Aturan dan standar profesional juga menegaskan kebutuhan corporate governance yang efektif bagi kinerja perusahaan dan dapat mengurangi risiko pelaporan keuangan, termasuk risiko manipulasi laba meliputi adanya dewan komisaris dan komite audit yang sangat berperan mengendalikan kualitas pelaporan keuangan. Dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 25 sampel penelitian dari komisaris independen dan komite audit. Persamaan penelitian sama-sama meneliti tentang hubungan komite audit terhadap kinerja perusahaan, menggunakan metode penelitian kuantitatif dan menggunakan analisa regresi linear berganda. Untuk perbedaan terletak di lokasi penelitian dan jumlah sampel penelitian yang digunakan.
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Misya (2012), dengan judul “Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Kinerja Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk. Jakarta”. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Kinerja Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk. Jakarta dengan nilai t hitung sebesar 2,591. Sehingga semakin baik penerapan audit internal pada perusahaan maka akan semakin baik kinerja Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk. Jakarta, sebaliknya jika tingkat penerapan audit internal buruk maka kinerja Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk. Jakarta juga menjadi buruk. Dalam penelitian ini jumlah sampel penelitian yang digunakan adalah sebanyak 15 audit internal di Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk. Jakarta. Persamaan dalam penelitian yaitu sama-sama
Menurut Munawir (1999), komite audit sekelompok orang yang terpilih dari kelompok besar untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu atau untuk mengerjakan pekerjaan khusus ataupun sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang akan bertanggung jawab dalam membantu
auditor untuk mempertahankan independensi dari manajamen. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian ini menggunakan metode total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel modal usaha (X1)danpendapatan (X2) terhadap variabel pengembalian modal usahadalam upayameningkatkan laba usaha(Y). Hasil uji regresi diketahui pada tabel berikut:
Tabel 1 : UjiRegresi Linier Berganda B Variabel Unstandardized Keterangan Coefficients Constant 18,860 Signifikan (X1)
0,993
Signifikan
(X2)
0,908
Signifikan
Square = 0,701 Sumber :Diolah, 2015
Dari tabel 1, dapat dibuat persamaan regresi untuk mengukur tingkat pengaruh dari masing-masing indikator dari variabel pengembalian modal usaha pinjaman dalam penelitian ini yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Y = 18,860 +0,993 X1 + 0,908 X2 Dari persamaan regresi dapat diartikan bahwa, ketika tidak ada variabel Komite Audit (X1), variabel Internal Audit (X2) maka nilai Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) sebesar nilai konstanta yaitu 18,860 namun ketika variabel Komite Audit (X1) bertambah 1 dan Internal Audit (X2) juga bertambah 1 maka nilai Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) mengalami peningkatan sebesar 1,901 atau nilai variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) sebesar 20,761. Y = Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas yaitu variabel Komite Audit (X1) dan Internal Auditor(X2). X1 = Koefisien regresi (X1) sebesar 0,993 dengan tanda positif menyatakan bahwa variabel Komite Audit (X1) mempunyai hubungan serta pengaruh yang searah positif. X2 = Koefisien regresi (X2) sebesar 0,908 dengan tanda positif menyatakan bahwa variabel Internal Auditor (X2) mempunyai hubungan serta pengaruh yang searah positif. Dari hasil analisa didapatkan nilai R Square sebesar 0,701 artinya variabel Komite Audit (X1) dan Internal Auditor (X2) mempunyai pengaruh terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) sebesar 70,1%. dan sisanya sebesar 0,299 atau 29,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Pengujian Hipotesis Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel Komite Audit (X1) dan Internal Auditor (X2) berpengaruh terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y), adalah sebagai berikut. Uji t (Parsial) Uji ini di lakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing item variabel bebas terhadap variabel terikat, besarnya nilai masing-masing pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel3 :HasilUji F F hitung 12,115
F tabel 3,680
Sig. 002a
Dari Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan Fhitung dengan Ftabel, nilai Fhitung sebesar 12,115 (Sig. F = 0,002a). Jadi Fhitung> Ftabel(12,115, > 3,680) yang berarti bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel variabel Komite Audit (X1) dan Internal Auditor (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y). PEMBAHASAN
Tabel2 :HasilUji t t t Beta Sig t hitung tabel (X1) 6,371 2,131 0,606 0,000 (X2) 8,307 2,131 0,588 0,000 Sumber: Diolah, 2015 Variabel
Diketahui bahwa nilai thitung variabel Komite Audit(X1) sebesar 6,371 lebih besar dari ttabel sebesar 2,131 artinya variabel Komite Audit (X1) berpengaruh secara parsial terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) dan nilai thitung Internal Auditor (X2) sebesar 6,307 lebih besar dari ttabel sebesar 2,131 artinya variabel Internal Auditor (X2) berpengaruh secara persial terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y). Uji F (Simultan) Uji F secara simultan yaitu uji statistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama/universal, berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut.
Berdasarkan hasil analisa yang telah disajikan dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel Komite Audit (X1) dan variabel Internal Auditor (X2) berpengaruh positif terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) dengan nilai Unstadardized Coefficients (B) untuk variabel modal usaha (X1) sebesar 0,993 dan Internal Auditor (X2) sebesar 0,908. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel Komite Audit (X1) dan Internal Auditor (X2) berpengaruh secara parsial terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) dengan nilai variabel Komite Audit(X1) sebesar 6,606 dan Internal Auditor (X2) sebesar 6,307. Pengujian hipotesis dengan uji F membuktikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel Komite Audit (X1) dan Internal Auditor (X2) terhadap variabel Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) dengan nilai F sebesar 12,115. Mengingat variabel Komite Audit (X1) dan Internal Auditor (X2) berpengaruh positif terhadap Kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat memperngaruhi kinerja individu
adalah kemampuan individu melakukan pekerjaan tersebut, tingkat dalam usaha yang dicurahkan serta dukungan dari Koperasi Unit Desa Batu. Oleh karena itu perlu adanya kualifikasi anggota komite audit karena kualifikasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melaksanakan fungsi komite audit adalah untuk independensi. Sedangkan independensi merupakan faktor kritis yang dalam penentuan terlaksananya semua peran dalam komite audit baik secara objektif serta pencapaian manajemen yang accountable untuk pemegang saham. Selain itu independensi komite audit juga harus didukung dengan kemampuan oleh pihak lain, yang mempunyai manfaat dalam proses pelaksanaaan fungsi komite audit. Hal yang sama juga berlaku pada Internal Auditor. Internal Auditor diharuskan menguasai di berbagai bidang ilmu pengetahuan diantaranya ilmu ekonomi manejemen, ilmu moneter dan ilmu hukum. Maka dari itu audit harus segera bertindak sebagai sebuah tim yang bersifat multi (Herwidayatmo, 2012). Seorang Internal Auditor harus memiliki kecakapan yang sangat luas. Selain itu, harus mampu menilai dalam mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai manajemen. Internal auditor harus mempunyai peran aktif dalam mencegah dan mendeteksi fraud. Adapun persyaratan dalam pernyataan standar internal audit bahwa hal tersebut internal auditor harus berperan aktif dalam mencegah dan mendektesi fraud dengan mengidentifikasi ciri ciri kemungkinan yang akan terjadi dalam fraud, menginvestigasi gejala fraud dan melaporkan temuannya kepada pihak komite audit atau tingkat manajemen
yang tepat. Hal yang Terdapat 4 pilar utama dalam memerangi kecurangan (Wawo, 2014), yaitu : Pendeteksian dini kecurangan (early fraud detection), Pencegahan kecurangan (fraud prevention), Investigasi kecurangan (fraud investigation) dan Penegakan hukum atau penjatuhan sanksi (follow-up legal action). Komite audit dan internal audit memiliki tujuan yang sama dimana saling bekerja sama dalam membangun kinerja Koperasi Unit DesaBatu. Kinerja yaitu hasil yang dikerjakan oleh seorang karyawan dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Kinerja juga bisa di artikan oleh seorang atau sekelompok orang untuk suatu pekerjaan atau kegiatan akan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab hasil yang diharapkan. Fokus pengukuran kinerja sektor publik itu sendiri justru terletak pada outcome bukan inputnya. Proses outcome yang dimaksud adalah outcome yang mendapatkan hasil dari individu ataupun organisasi secara keseluruhan (Utama, 2014). Outcome juga harus memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat yang menjadi tolak ukur keberhasilan organisasi sektor publik. Aspek- aspek standar pekerjaan selain aspek kuantitatif juga aspek kualitatif. Aspek kuantitatif adalah proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang digunakan selama melaksanakan pekerjaan jumlah kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan jenis jumlah pemberian pelayanan dalam pekerjaan. Aspek kualitatif meliputi ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan tersebut, tingkat kemampuan seseorang dalam pekerjan, kemampuan dalam menganalisis suatu data atau informasi, kemampuan atau kegagalan dalam menggunakan sistem mesin atau
peralatan dan serta memerlukan kemampuan mengevaluasi. Dalam meningkatkan kinerja perusahaan maka Koperasi Unit Desa Batu menciptakan berbagai cara dimulai dari memeriksa kewajaran dari setiap kinerja perusahan dengan bantuan internal auditor, dengan adanya internal auditor maka harus memenuhi tanggung jawab atas penilaian yang efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan kinerja manajemen, serta upaya memberikan saran berupa konstruktif untuk meningkatkan kinerja selain itu butuh memonitorkan kualitas, intergritas dan keandalan proses pelaporan transaksi keuangan Koperasi Unit Desa Batu. Agar kinerja internal auditor bisa dipertanggung jawab maka dibantu oleh komite auditor untuk mempertahankan independensi dari manejemen tersebut.
1. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel komite audit (X1) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja Koperasi Unit Desa Batu nilai variabel modal usaha (X1) sebesar 6,371. 2. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel internal auditor (X2) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja Koperasi Unit Desa Batu dengan nilai variabel internal auditor (X2) sebesar 6,307. 3. Pengujian hipotesis dengan uji F membuktikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel komite audit (X1) dan internal auditor (X2) terhadap kinerja Koperasi Unit Desa Batu (Y) dengan nilai F sebesar 12,115.
Menurut Dwiyanto (2013), Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan adanya informasi mengenai kinerja suatu instansi pemerintah, akan dapat diambil tindakan yang diperlukan seperti koreksi atas kebijakan, meluruskan kegiatan-kegiatan utama, dan tugas pokok instansi, bahan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan instansi untuk memutuskan suatu tindakan, dan lainlain.
Alvin, Hekinus. 2001. Peranan Komite Audit dalam Pengelolaan Perusahaan: Ulasan Historis, Teori, Praktik dan Perspektif”, Profesi Akuntan Indonesia Menuju Milenium Baru, Prosiding KNA Ke-3 , Ikatan Akuntan Indonesia.
KESIMPUAN Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Syafii. 2010. Teori kePraktikIslamic Banking. PT.GemaInsaniPress. Jakarta. Baswir,Gitosudarmo.2009.Manajemen Keuangan.Edisi Keempat, Cetakan Pertama, PT. BPFEUGM, Yogyakarta. Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitan Sosial Format Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit Airlangga University, Surabaya. Dwiyanto, Agus.2013.Mewujudkan Good Governance MelaluiPelayananPublik.Yogyaka rta:GadjahMada University Press.
Effendi, M. Arief. 2011. Persepsi Dewan Komisaris & Direksi Badan Usaha Milik Negara terhadap pembentukan Komite Audit. Thesis, Program Magister Akuntansi (MAKSI), Universitas Indonesia. Faiz.
2009. Faktor-Faktor MinatMasyarakatUntuk MenabungPT.BRI Cabang Pekanbaru. Skripsi: Universitas Riau.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.Edisi lima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gibson, J.L. Ivan C. and Donelly. 2010. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, dan Proses. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Handoko T. Hani. 2010. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas, Penerbit BPFE, Yogyakarta Herwidayatmo. 2012. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit, Simposium Nasional Akuntansi II dan Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta. IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat. Jusup, Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta. PT. Salemba Empat. Jakarta. Manao, Hekinus. 2011. Efektivitas Komite Audit Perusahaan Peranan Independensi dan Kompetensi, makalah Seminar Pengembangan Audit Committee di lingkungan Perusahaan di Indonesia Menghadapi Era Globalisasi, FKSPI
BUMN/BUMD & IIA Indonesian Chapter, Jakarta. Mangkunegara, P. Anwar. 2012. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama
Megginson, Leon C. 2011. KeselamatandanKesehatanKerja. Bandung. PenerbitRefikaAditama Munawir, H.S. 1999. “Auditing Modern”. Yogyakarta : BPFE. Misya, K. Lahu. 2012. Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Kinerja Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk. Jakarta. Jurnal: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. PT. Rajawali Pers. Jakarta. Kusriyanto, Bambang. 2010. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
Saputra, A. G. 2014. Tuntutan Kompetensi Manajemen Risiko bagi Anggota Komite Audit di Tingkat Global dan di Indonesia. Diunduh dari http://www.crmsindonesia.org/no de/627 Sastrohadiwiryo, B. Siswant. 2009. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2, PT. Bumu Aksara, Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. Sumiyati. 2012. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Asabah Memilih Simpanan Sirela (Simpanan Sukarela) Di Bmt Walisongo Papandayan Semarang. Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Tugiman, Zaki. 2000. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit, makalah seminar Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta. Tyas, Rizqa R. 2012. Pengaruh Lokasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bmt Sumber Mulia Tuntang. Skripsi: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Salatiga. Utama, M. 2014. Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Pengungkapan Informasi. Jurnal: Akuntansi dan Keuangan Universitas Indonesia. Wawo, Andi. 2014. Pengaruh Komisaris Independen Dan Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi: Universitas Islam Negri Alauddin Jakarta.