Pengaruh Kinerja Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna Pada PT.Bank Muamalat Indonesia (Tbk)
EVY SEPTRIANI
Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor kinerja sistem yang dapat mempengaruhi kepuasan pengguna sistem yang digunakan dalam perusahaan jasa perbankan. Pengujian ini menggunakan delapan faktor kinerja sistem informasi. Ringkasan dari hasil penelitian ini adalah: dari delapan faktor kinerja sistem hanya faktor kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajmen puncak dan keberadaan dewan pengarah sistem informasi yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem, sedangkan faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, ukuran organisasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai dan lokasi dari departemen sistem informasi diketahui tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kepuasan pengguna sistem. Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis assosiatif/hubungan digunakan uji regresi. Data diperoleh melalui penyebaran 110 kuesioner kepada karyawan yang menggunakan sistem komputerisasi T2KR (Tier 2 Kiblat Reengineering). Kata Kunci : Sistem Informasi, Faktor Kinerja Sistem, Kepuasan Pengguna Sistem.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akan berpengaruh terhadap sektor perbankan di Indonesia. Tingkat kepuasan end user merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan suatu sistem. Untuk dapat mewujudkan stabilitas kerja yang baik dari pegawainya, harus didukung oleh ketahanan sistem yang andal dan sudah tentu sistem yang sudah diimplemtasikan secara optimal, sehingga dapat memberikan rasa puas dan percaya pemakai terhadap sistem yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan halhal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kinerja Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna Pada PT.Bank Muamalat Indonesia (Tbk)”.
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain, yaitu: 1. Adakah pengaruh faktor-faktor kinerja sistem terhadap tingkat kepuasan pengguna sistem yang digunakan pada PT. Bank Muamalat Indonesia?
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM 1. Keterlibatan Pengguna Banyak peneliti telah menyelidiki keterlibatan pengguna. Mereka percaya bahwa keterlibatan mempengaruhi kriteria kunci seperti kualitas sistem, kepuasan pengguna dan penggunaan sistem (Ives dan Olson 1984), Bruwer (1984) dan Hirschheim (1985) dalam Soegiharto (2001). Mereka percaya bahwa keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan atas Computerize Based
Information System (CBIS). McKeen dan Guimaraes (1994); Restuningdiah dan Indriantoro (2000) menyatakan partisipasi pengguna memiliki hubungan langsung dengankepuasan pengguna. Pemakai atau penguna merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan penerapan suatu sistem atau teknologi. Menyadari bahwa operasionalisasi teknologi komputer menyangkut aspek manusia dan dampak perubahan yang disebabkannya, adalah penting untuk memperhatikan keberadaan manusia dalam pemanfaatan suatu teknologi. Banyak penelitian membuktikan bahwa faktor individu dan faktor organisasioal sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pengadopsian teknologi informasi/komputer (Ives, et. al., 1983; Thompson, et. al., 1991; dalam J. Widiatmoko, 2004). 2. Kapabilitas Personal Sistem Informasi Para peneliti mengasumsikan bahwa tingkat pengetahuan komputer pengguna akhir secara langsung mempengaruhi kepuasan dengan suatu CBIS (Bruwer 1984; Hirschheim 1985; Nelson dan Cheney 1987) dalam Soegiharto (2001). Sejalan dengan asumsi tersebut, Choe (1996) menemukan hubungan positif antara kapabilitas personil SI dan penggunaan sistem. Dalam penelitian yang lainnya, Montazemi (1988) menemukan bahwa tingkat pengetahuan komputer pengguna akhir mempengaruhi kepuasan dan apresiasi (penghargaan) terhadap CBIS. Pengamatan tersebut memperkuat persepsi Hirschheim (1985), Nelson dan Cheney (1987). Huff dan Munro (1985) dalam Soegiharto (2001) juga menemukan bahwa kapabilitas personil SI berpengaruh kepada kualitas desain dan kinerja SI. Tidak semua keterlibatan pemakai membawa keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi, ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan yaitu salah satunya adalah tidak tepatnya pengetahuan yang dimiliki pemakai sehingga tidak bersedia membuat keputusan atau memberikan pandangannya, karena pemakai kurang memahami dampak dari keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu kemampuan pemakai dalam
keterlibatannya dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi sangatlah penting. 3. Ukuran Organisasi Para peneliti berpendapat bahwa ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan keberhasilan SI, karena dana atau dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi yang lebih besar (Ein-Dor dan Segev 1978; Raymond 1990) dalam Choe (1996). Jika sumber daya tidak memadai, akan memungkinkan
perancang
sistem
tidak
dapat
mengikuti
prosedur
pengembangan normal dengan memadai, dengan demikian meningkatkan resiko kegagalan sistem. 4. Dukungan Top Management DeLone (1988), dan Choe (1996) telah mengajukan dan secara empiris menguji bahwa dukungan top manajemen mempunyai pengaruh positif terhadap kenerja SI melalui berbagai macam kegiatan. Top manajemen bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh top manajemen bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Raghunathan dan Raghunathan, 1988). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih dan Indriantoro (1998)
dalam
kutipan
Nurika
Restuningdiah
dan
Indriantoro
2000,
memasukkan dua faktor kontijensi, yaitu dukungan manajemen puncak dan komunikasi pemakai-pengembang dalam hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai system informasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan posistif antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai. Hasil pengujian terhadap dua faktor kontijensi yang ada menunjukkan bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai sistem informasi, namun komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh secara signifikan pada hubungan partisipasi dengan kepuasan pemakai,
melainkan berpengaruh langsung (sebagai independent predictor tersendiri) terhadap kepuasan pemakai, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh McKeen et al. (1994). 5. Formalisasi Pengembangan Sistem Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Rander (1973) dalam Soegiharto (2001) secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset operasional atau keberhasilan kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi riset operasi atau manajemen sains. Dalam masalah sistem informasi, hubungan antara formalisasi pengembangan sistem dan keberhasilan SI diusulkan dan diuji secara empiris oleh Lee dan Kim (1992) dan Thayer, et al.. (1981) dalam Choe (1996). Keduanya mengusulkan bahwa formalisasi pengembangan sistem mempengaruhi keberhasilan implementasi SI. 6. Pelatihan dan Pendidikan Pengguna Semua pegawai (user system) yang akan menggunakan sistem baru itu harus didoktrinasikan dalam prosedur yang mengarahkan penggunaan dan informasi yang yang dapat disajikan sistem itu bagi keperluan mereka. Program pelatihan bisa sangat mahal dan menghabiskan waktu, namun program ini memberi manfaat yang sangat besar. Dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan SI dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Montazemi, 1988). Riset Holmes dan Nicholls (1988) menunjukkan bahwa pelatihan formal berpengaruh terhadap penyiapan informasi akuntansi. Para peneliti lainnya telah mengajukan hubungan positif diantara pelatihan pengguna, sikap pengguna dan keberhasilan SI (Cheney, et al.. 1986; Sanders dan Courtney, 1985; Yaverbaum dan Nosek, 1992; Nelson dan Cheney 1987) dalam Soegiharto (2001) atau Choe (1996).
7. Komite Pengendalian SIstem Informasi Komite pengendali mempunyai pengaruh pada kinerja SI melalui fungsi penting seperti menetapkan arah bagi kegiatan-kegiatan SI, menstrukturisasi departemen SI dan menetapkan staf personil SI, (Nolan, 1979; Olson dan Ives, 1981) dalam Choe (1996). Begitu pula Ein-Dor dan Segev (1978) dan Drury (1985) dalam Soegiharto (2001) juga berpendapat bahwa fungsi kunci dari komite pengendali berpengaruh terhadap kinerja SI. 8. Lokasi Departemen Sistem Informasi Beberapa penelitian menyatakan bahwa lokasi departemen SI atau manager SI secara positif berhubungan dengan keberhasilan SI (Cheney, et al.. 1986; Franz dan Robey, 1986; Raymond, 1985 dalam Choe, 1996) juga menemukan hubungan positif antara lokasi departemen SI dan keberhasilan SI. 9. Kepuasan Pengguna Akhir (End User Computing Satisfaction) Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini. (Doll et al. 1995 disitasi oleh Chin et al., 2000) Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode riset yang akan dipakai adalah metode survey (yakni metode riset yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data yaitu dengan mengedarkan kuesioner). Populasi dan Sampel Penelitian Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian di PT. Bank Muamalat Indonesia (Tbk) di wilayah Jakarta, maka perusahaan ini merupakan populasi. Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Muhammad, 2005 : 97). Kuesioner yang disebarkan kepada para responden sebanyak 128 kuesioner, tetapi hanya 110 kuesioner yang kembali yang berasal dari beberapa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan beberapa dari Kantor Kas Responden yang akan mengisi kuesioner adalah karyawan atau pemakai Sistem Komputerisasi Perbankan yang diimplementasikan pada PT. Bank
Muamalat Indonesia yaitu
menggunakan Sistem komputerisasi T2KR atau Tier 2 Kiblat Reengineering. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan skala sikap model likert. Skala sikap di gunakan untuk mengetahui penilaian seseorang terhadap suatu hal. Dalam skala sikap ini, responden menyatakan persetujuannya dan ketidak setujuannya terhadap sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan obyek yang di teliti. Karakteristik dari faktor-faktor kinerja sistem di berikan penilaian sebagai berikut : 1) Sangat tidak setuju 2) Tidak setuju 3) Cukup Setuju
4) Setuju 5) Sangat setuju Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari koesioner, agar koesioner yang di sebarkan kepada responden benar-benar dapat mengukur apa yang ingin di ukur maka koesioner haruslah shohih (valid) dan andal (reliabel). Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yaitu membuat daftar pertanyaan untuk membantu memperoleh data yang ditangkap dan untuk mendapatkan data yang tidak dapat diberikan langsung pada saat itu. Defenisi Operasional Adapun definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan beberapa komponen yang berkaitan dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian terdahulu, dengan kata lain mereplikasi dari penelitian Drs. Acep Komara, SE, MSi yaitu : 1. Kepuasan Pengguna (Y) Kepuasan pengguna menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka (Ives, et al., 1983). Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1998) dalam Seddon & Yip (1992). 2. Keterlibatan Pengguna (X1) Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target (Olson & Ives, 1981 dalam Choe, 1996). 3. Kapabilitas Personal SI (X2) Kapabilitas personal SI dibedakan kedalam kemampuan spesialis dan kemampuan generalis.
4. Ukuran Organisasi (X3) Jumlah karyawan adalah kriteria ukuran organisasi yang paling umum digunakan oleh peneliti (DeLone, 1988). Dalam penelitian ini, ukuran organisasi diukur dengan jumlah karyawan (Soegiharto, 2001). 5. Dukungan Top Manajemen (X4) Dukungan top manajemen dalam penelitian ini diartikan sebagai pemahaman top manajemen tentang sistem komputer dan tingkat minat, dukungan, dan pengetahuan tentang SI atau komputerisasi (Lee & Kim, 1992). Variabel ini diukur dengan instrument yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001). 6. Formalisasi Pengembangan SI (X5) Dalam penelitian ini, formalisasi dimaksudkan sebagai prosedur yang diterapkan untuk formalisasi pengembangan sistem. Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) yang mengukur status saat ini dari prosedur pengendalian proyek. 7. Pelatihan dan Pendidikan Pengguna (X6) Pelatihan dan Pendidikan Pengguna merupakan usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan SI yang disyaratkan yang meliputi konsepkonsep SI, kemampuan teknis, kemampauan organisasi, dan pengetahuan mengenai produk-produk SI informasi spesifik (Choe, 1996). Pelatihan dan pendidikan pengguna diukur dengan pertanyaan apakah terdapat pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan sistem informasi yang disediakan oleh perusahaan atau departemen (Soegiharto, 2001). 8. Komite Pengendalian SI (X7) Yang dimaksud Komite Pengendalian SI pada penelitian ini adalah komite pengarah eksekutif yang bertugas memberikan pedoman/arahan kepada eksekutif dalam pengembangan sistem informasi (Doll, 1985) dalam Dedi Rusdi (2002), diukur dengan menanyakan apakah perusahaan mempunyai komite pengendali untuk sistem informasi (Soegiharto, 2001).
9. Lokasi Departemen SI (X8) Lokasi departemen SI adalah lokasi unit SI dalam perusahaan. Diukur dengan menanyakan apakah departemen SI responden merupakan departemen yang terpisah atau terletak di dalam departemen lainnya (Soegiharto, 2001).
Teknik Analisa Data Pengujian terhadap hasil kuesioner digunakan analisis-analisis sebagai berikut : 1. Validitas Validitas data merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihahn suatu instrumen Untuk kepentingan uji validitas dan reliabelitas ini menggunakan program SPSS 15.0. Validitas diuji dengan menggunakan besarnya korelasi antara variabel. Koefisien korelasi dinyatakan dengan r. Signifikansi nilai r kemudian diuji. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson’s Correlation Product
Moment. Syarat reliabilitas adalah jika rhitung ≥ rtabel. 2. Reliabilitas Setelah masing-masing alat ukur dapat ditentukan validitasnya, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan yang telah sahih atau valid. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan konsistensi internal. Prosedurnya hanya satu kali pengenaan tes kepada kelompok individu sebagai subyek. Untuk mengukur reliabilitas konsistensi internal dapat menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Semakin tinggi koefisien alpha, berarti semakin baik pengukuran suara instrument (Sekaran, 2000). Suatu variabel dikatakan reliable jika: rAlpha > rtabel 3. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji kualitas data, dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji Regresi dan korelasi Uji Pearson Product Moment. Pengujian hipotesis dengan uji Regresi digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu atau variabel bebas (independen) terhadap variabel
bergantung (dependen). Hubungan antara variabel bebas dan varaiabel bergantung ini dikenal juga dengan hubungan sebab-akibat. Untuk menganalisa data atau pengujian hipotesisnya menggunakan program SPSS V15.0. Pengujian hipotesis dengan uji pearson product moment digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, dimana pengukurannya menggunakan skala likert.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian Validitas Instrumen Sesuai dengan bab III, untuk kepentingan uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 15.0. Selanjutnya, karena syarat reliabilitas adalah jika ryx ≥ 0,1279 (lihat lampiran untuk melihat nilai r), maka berdasarkan data yang terkumpul dari 110 responden, terdapat 110 koefisien korelasi, yang telah dihitung dan dicocokkan apakah sesuai dengan syarat validitas, ternyata semua instrumennya dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y R hitung
R hitung Y
R tabel
Validitas
butir_1
0,402
0,740
0,1279
Valid
butir_2
0,401
0,602
0,1279
Valid
butir_3
0,443
0,692
0,1279
Valid
butir_4
0,155
0,533
0,1279
Valid
……….. Butir_21/13
……. 0,212
0,428
0,1279
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010
Valid
Pengujian Reliabilitas Instrumen Dalam pengujian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Program SPSS 15 memberikan fasilitas untuk reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika: ralpha > rtabel Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan bantuan program komputer SPSS 15 dapat dirangkum seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Koef. Alpha
Nilai r
Keterangan
0,887
0,1279
Reliabel
0,921
0,1279
Reliabel
Cronbach Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem (X) Kepuasan Pengguna Sistem (Y) Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang terangkum dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,887 untuk variabel X dan 0,921 untuk variabel Y, dimana nilai ini lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,1279.
Pengujian Hipotesis Assosiatif Menggunakan Uji Regresi Pengujian hipotesis dengan uji Regresi digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu atau variabel bebas (independen) terhadap variabel bergantung (dependen). Hubungan antara variabel bebas dan varaiabel bergantung ini dikenal juga dengan hubungan sebab-akibat. Untuk analisa data menggunakan program SPSS V15.0.
Tabel 4.3 Hasil Analisa Regresi Secara Parsial Variabel
Kepuasan Pengguna t-hitung
Signifikansi
Beta
Keterlibatan Pemakai
0,280
0,780
0,026
Kapabilitas/
3,351
0,01
0,342
Ukuran Organisasi
0,875
0,384
0,077
Dukungan Manajemen Puncak
2,476
0,015
0,315
Formalisasi
-1,222
0,224
-0,159
-1,094
0,277
-0,125
Keberadaan Dewan Pengarah
2,706
0,008
0,248
Lokasi
-0,39
0,969
-0,004
Kemampuan
Personal
Pengembangan
Sistem Program
Pelatihan
dan
Pendidikan Departemen
Sistem
Informasi Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010
Tabel 4.4 Hasil Analisa Regresi Secara Keseluruhan Variabel Dependen
F
P value
R
Adjusted R2
Kepuasan
5,071
0,000
0,535
0,230
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010
Uji regresi ini akan membandingkan antara nilai t hitung yang telah didapatkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS V15.0 sebelumnya dengan nilai t tabel (lihat lampiran – Tabel F). •
n = Jumlah kasus/ Jumlah kuesioner = 110,
•
k = Jumlah variabel yang digunakan = 9
•
df = n – 2 = 110 – 9 = 101
Jika dilihat pada tabel T (lampiran), maka tidak akan ditemukan nilai t tabel dengan df = 101. Range nilai df pada tabel yaitu antara 60 dan 120. Karena dalam penelitian ini jumlah df yang sebenarnya telah melampaui nilai 100, maka dilakukan range judgement yaitu dengan menggunakan nilai t tabel untuk df = 120. Nilai t tabel dengan menggunakan df 120 dapat dijelaskan seperti dibawah ini: df = 101
diwakilkan dengan df = 120
α = 5% Æ ttabel = 1,980
df = 101 Keterangan: •
Alpha merupakan tingkat kepercayaan.
Setelah nilai t hitung dan t tabel telah diketahui, maka kita dapat membandingkan antara kedua nilai t tersebut. Dengan asumsi, apabila: thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima Adapun untuk hipotesisnya dapat diuraikan sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat pengaruh yang nyata antara faktor kinerja sistem terhadap tingkat kepuasan pemakai sistem. Ha : Terdapat pengaruh yang nyata antara faktor kinerja sistem terhadap tingkat kepuasan pemakai sistem.
Tabel 4.5 Perbandingan Antara t-hitung Masing-masing Variabel dengan t-tabel Variabel
Kepuasan Pengguna
Keterangan
t-hitung
t-tabel
Keterlibatan Pemakai
0,280
1,980
Tidak Berpengaruh
Kapabilitas/ Kemampuan Personal
3,351
1,980
Berpengaruh
Ukuran Organisasi
0,875
1,980
Tidak Berpengaruh
Dukungan Manajemen Puncak
2,476
1,980
Berpengaruh
Formalisasi Pengembangan Sistem
-1,222
1,980
Tidak Berpengaruh
Program Pelatihan dan Pendidikan
-1,094
1,980
Tidak Berpengaruh
Keberadaan Dewan Pengarah
2,706
1,980
Berpengaruh
Lokasi
-0,039
1,980
Tidak Berpengaruh
Departemen
Sistem
Informasi Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010
Hasil Pengujian Hipotesis: 1. Variabel Keterlibatan Pemakai Hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa keterlibatan pemakai sistem tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem, Diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Keterlibatan pemakai sistem terbukti tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-hitung 0,280 < t-tabel 1,980. Pada faktor keterlibatan pemakai, karyawan atau pengguna sistem tidak ikut dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga sistem yang dijalankan kurang sesuai dengan kebutuhan dari pemakai sistem itu sendiri. 2. Variabel Kemampuan Personal Hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa kemampuan personal tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem, Ditolak, dan hipotesis
alternatif
(Ha)
diterima.
Kemampuan
personal
terbukti
berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-hitung 3,351 > t-tabel 1,980. Besarnya pengaruh kemampuan personal terhadap kepuasan pengguna adalah sebesar 34,2 %. Pada faktor kemampuan teknik personal sistem, dapat diketahui bahwa cukup baiknya pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pengguna sistem.
3. Variabel Ukuran Organisasi Hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa ukuran organisasi tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem, Diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Ukuran organisasi terbukti tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini disebabkan dalam menilai kinerja sistem tidak berdasarkan pada ukuran suatu organisasi. Tingkat pengaruh dibuktikan dengan nilai t-hitung 0,875 < t-tabel 1,980. 4. Variabel Dukungan Manajemen Puncak Hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem, Ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dukungan manajemen puncak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-hitung 2,476 > t-tabel 1,980. Besarnya pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan pengguna adalah sebesar 31,5 %. Pada faktor dukungan manajemen puncak, dapat diketahui bahwa pemahaman, minat, dukungan dan pengetahuan sistem informasi yang dimiliki oleh manajemen puncak cukup tinggi. 5. Variabel Formalisasi Pengembangan Sistem Hipotesis
nol
(H0)
yang
menyatakan
bahwa
formalisasi
pengembangan sistem tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem, Diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. formalisasi pengembangan sistem terbukti tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-hitung -1,222 < ttabel 1,980. Hal ini berarti adanya formalisasi pengembangan sistem tidak mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna sistem. 6. Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan Hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa program pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem,
Diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Program pelatihan dan pendidikan terbukti tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-hitung -1,094 < t-tabel 1,980. Pada faktor program pelatihan dan pendidikan pemakai, diketahui bahwa adanya program pelatihan dan pendidikan yang diadakan oleh perusahaan tidak mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna sistem. 7. Variabel Keberadaan Dewan Pengarah Hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa keberadaan dewan pengarah tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem, Ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. keberadaan dewan pengarah terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-hitung 2,706 > t-tabel 1,980. Besarnya pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan pengguna adalah sebesar 24,8 %. Pada faktor keberadaan dewan pengarah sistem informasi, diketahui bahwa adanya komite pengendali atau yang lebih dikenal dengan bagian helpdesk mempunyai pengaruh pada tingkat kepuasan pengguna sistem melalui fungsi penting seperti menetapkan arah bagi kegiatankegiatan sistem termasuk dalam hal mengatasi kendala-kendala yang muncul pada saat pengoperasian sistem. 8. Variabel Lokasi Departemen Sistem Informasi Hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa departemen sistem informasi tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pengguna sistem, Diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Departemen sistem informasi terbukti tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-hitung -0,039 < t-tabel 1,980. Pada faktor lokasi dari departemen sistem informasi, diketahui bahwa dengan terpisahnya departemen sistem informasi yang ada saat ini dari departemen lainnya tidak mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna sistem.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil uji regresi parsial variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 dan X8 terhadap variabel Y, mendapatkan bukti bahwa hanya tiga variabel yaitu; variabel kapabilitas/ kemampuan personal (X2), variabel dukungan manajemen puncak (X4), dan variabel keberadaan dewan pengarah (X7) yang mempunyai pengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna (Y). Variabel-variabel lainnya yaitu: variabel keterlibatan pemakai (X1), variabel ukuran organisasi (X3), variabel formalisasi pengembangan sistem (X5), variabel program pelatihan dan pendidikan (X6), dan variabel lokasi departemen sistem informasi (X8), tidak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna (Y). Terdapatnya pengaruh positif signifikan dari ketiga variabel independen terhadap kepuasan pengguna ini menunjukkan dukungan terhadap landasan teoritis yang dihipotesiskan dalam penelitian ini. Temuan yang menyatakan bahwa kapabilitas atau kemampuan personal, berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna konsisten dengan hasil penemuan Bruwer 1984; Hirschheim 1985; Nelson dan cheney 1987 dalam soegiharto (2001). Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna senada dengan penelitian Choe (1996) dan keberadaan dewan pengarah yang juga berpengaruh positif signifikan pada kepuasan pengguna, temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Nolan 1997; Olson dan Ives 1981 dalam Choe (1996). Sedangkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel lain yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem, temuan ini konsisten dengan penelitian soegiharto (2001) dalam acep komara (2005).
Saran Dari kesimpulan yang sudah di dapat diatas, maka penulis menyarankan: 1. Agar PT. Bank Muamalat Indonesia (Tbk) dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja Sistem informasi yang sedang berjalan, dalam hal ini adalah pengimplementasian sistem komputerisasi T2KR atau Tier 2 Kiblat Reengineering, sehingga tingkat kepuasan dari pengguna sistem dapat optimal. 2. Dari pemantauan penulis dari kesimpulan diatas masih banyak terdapat faktor yang tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepuasan pemakai sistem, sebaiknya lebih diperhatikan oleh pihak manajemen bank apabila terjadi pengembangan sistem lebih lanjut, hal ini bertujuan agar lebih optimalnya kinerja sistem yang akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna sistem itu sendiri. 3. Karena tolak ukur dari keberhasilan sistem adalah kepuasan pengguna dan penggunaan sistem maka bagi peneliti yang memiliki persamaan tujuan dengan penelitian ini, mungkin dapat dikembangkan dengan tidak hanya menganalisa faktor-faktor kinerja sistem terhadap tingkat kepuasan pengguna tapi juga pada tingkat penggunaan sistem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit CV.Alfabeta, Bandung. Cetakan Kedelapan. Arif Pratisto. 2004 .Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Luciana Spica Almilia. 2007. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di
Wilayah Surabaya dan Siduarjo. Jurnal Ilmiah. STIE Perbanas. Surabaya. Acep Komara. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Ilmiah. Universitas Swadaya Gunung Jati. Cirebon. Tata Sutabri. 2004. Analisa Sistem Informasi. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Jonathan Sarwono. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Diah Triana Sari. 2002. Evaluasi SIA di PT. KAI (Persero). Thesis, Universitas Gunadarma, Jakarta. Dony Listyan. 2008. Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru dalam Evaluasi Kinerja Individual, Jurnal Ilmiah. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Prito Tejokusumo. 2009. Faktor-faktor 70 yang Memepengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta. Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Fahmi
Natigor
Nasution.
2004.
Penggunaan
Teknologi
Informasi
Berdasarkan Aspek Prilaku (Behavioral Aspect). Jurnal Ilmiah. Universitas Sumatera Utara, Medan. Mega Purwandari. 2009. Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh Pemakai Sebagai Moderating Variabel. Jurnal Ilmiah. Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Priyo Hari Adi. 2007. Partisipasi Pengguna dalam Pengembangan Sistem Informasi (Telaah Literatur)). Jurnal Ilmiah. Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. I Wayan Rata. 2007. Hubungan Antara Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Yang berbasis Komputer., Jurnal Ilmiah. Udayana, Denpasar.