Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PULP & PAPER DI BEI Khoirul Maf’ullah
[email protected]
Siti Rokhmi Fuadati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonom i Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the impact of financial performance to the stock return at pulp and paper company which is listed in Indonesia Stock Exchange either simultaneously and partially, financial performance consist of return on assets , return on equity, earning per share, and price earnings ratio. The simultaneous test the sig value 0.001, so that the return on assets, return on equity, earni ng per share, and price earnings ratio have significant impact to the stock return since sig 0.001<0.05. The partial calculation the sig value of the return on assets variable is 0.020, sig value of return on equity is 0.011, sig value of earning per share variable is 0.008, so the return on assets, return on equity, and earnings per share variables have significant positive impact to the stock re turn because sig value <0.05. Price earnings ratio variables has no impact or have significant negative impact to the stock return because the sig value is 0.085 >0.05. The variable which has dominant impact to the stock return is earning per share because partially it has the biggest determination. Keywords: Return on Assets, Return on Equity, Earning per Share, Price Earnings Ratio and Stock Return. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pen garuh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI baik secara serentak maupun terpisah, kinerja keuangan tersebut meliputi return on assets, return on equity, earning per share, dan price earning ratio.. Pengujian secara serentak di peroleh nilai sig 0,001, sehingga return on assets, return on equity, earning per share, dan price earning ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham, karena 0,001<0,05. Perhitungan secara terpisah nilai sig. variabel return on assets sebesar 0,020, nilai sig. variabel return on equity 0,011, nilai sig. variabel earning per share 0,008, sehingga variabel return on assets, return on equity, dan earning per share berpengaruh positif signifikan terhadap return saham karena nilai sig <0,05. Variabel price earning ratio tidak berpen garuh atau berpen garuh negatif signifikan terhadap return saham karena sig. 0,085>0,05. Variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham adalah variabel earning per share karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar. Kata kunci: return on assets, return on equity, earning per share, price earning ratio dan return saham.
PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan zaman, dapat kita lihat bahwa persaingan bisnis di Indonesia meningkat semakin cepat dan ketat, oleh karena itu pasar modal sangat berperan penting dalam perekomomian dunia khususnya di Indonesia sendiri. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. 1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
2 Martono dan Harjito (2005:138) menyatakan bahwa investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya, investasi dibedakan kedalam investasi pada aktiva riil dan investasi aktiva non-riil (aktiva finansial). Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atau investasi yang dilakukannya (Tandelillin, 2010:102). Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan, berdasarkan laporan keuangan tersebut, investor dapat memberikan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan terutama dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Bagi para pemilik atau pemegang saham, laporan keuangan berfungsi untuk melihat tingkat kembalian yang tercermin dalam laporan rugi laba dan besarnya dividen yang menjadi hak para pemegang saham. Menurut Tandelilin (2010:372) dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Untuk itu, biasanya digunakan dua rasio profitabilitas utama, yaitu: Return on Equity (ROE) yang mengambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham, dan Return on Assets (ROA) menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Komponen penting kedua adalah Price Earning Ratio (PER) atau juga disebut sebagai Earning Multiplier. Informasi PER mengidentifikasi besarnya rupiah earning perusahaan. Disamping itu, PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan (Tandelilin, 2010:374). Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) saling berkaitan dalam menilai prospek perusahaan dan merupakan informasi penting bagi investor untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan di suatu perusahaan dan mampu memberikan return yang diharapkan. Pemilihan perusahaan pulp & paper sebagai bahan penelitian adalah karena pulp & paper merupakan salah satu industri padat modal perusahaan ini membutuhkan hasil hutan sebagai input yang tergolong lama dalam menyediakan satu unit input. Produk pulp & paper juga merupakan produk global, artinya komoditas ini sudah menjadi kebutuhan hampir semua Negara di dunia, baik sebagai produk akhir maupun input yang mendukung dari berbagai produk dari industri yang berkaitan. Modal menjadi hal yang utama pada industri pulp & paper dimana modal tersebut dipergunakan sebagian besar untuk kebutuhan pemenuhan input atau dengan kata lain untuk menyediakan bahan baku yaitu kayu, sehingga investasi pada industri pulp & paper di Indonesia cukup tinggi dalam mendorong peningkatan output produksi dengan motif keuntungan bagi investor. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
3 Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio ROA, ROE, EPS, dan PER berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai “ Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” (Samsul, 2006:43). Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek. Bursa Efek Indonesia Menurut Samsul (2006:47) Bursa Efek Indonesia merupakan lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antara berbagai perusahaan atau perseroan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek. Sejarah Bursa Efek Indonesia yang telah didirikan oleh pemerintah Belanda di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912 namun kemudian ditutup karena perang Dunia I. Pada tahun 1977 Bursa dibuka kembali dan dikembangkan menjadi Bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automoted Trading System (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian, serta depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI). Dengan mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni 1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta dipisahkan dari institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan mulailah pasar modal mengalami pertumbuhan sangat pesat . Pasar modal tumbuh pesat periode 1992 - 1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal jatuh. Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di ma sa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut (Tandelillin, 2010:2).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
4 Menurut Moeljadi (2006:121) investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial invesment). Pengertian Saham Menurut Tandelilin (2007:18): “Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas asetaset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal”. Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda kepemilikan modal atau penyertaan modal pada suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham atas deviden yang diambil dari laba berjalan perusahaan dan selisih kenaikan harga saham (capital gain) dan hak lainnya menurut besar kecilnya modal yang disetor. Saham diukur berdasarkan jumlah lembarnya yang merupakan kepemilikan. Saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan, dan ketentuan hukum pemerintah untuk meyakinkan batasan-batasan atau variasi dari hak dan keistimewaan standar. Return Saham Tandelillin (2010:102) menyatakan bahwa return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor mengambil investasi yang dilakukan. Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain atau capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham periode sebelumnya (Pt-1 ). Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode lalu (Pt-1 ) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya apabila harga saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga saham periode lalu (Pt-1 ) maka terjadi kerugian modal (capital loss). Sumber Return Saham Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Konsep Return Saham Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi. Menurut Husnan (2006:21) return ini dibedakan menjadi 2, yaitu: return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gabungan mengenai kondisi keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
5 Pengukuran kinerja keuangan menurut Hongren (2007:372) mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan goal atau sasaran perusahaan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja keuangan merupakan alat bagi manajemen untuk mengendalikan bisnisnya. Analisis Rasio Keuangan Menurut Sudana (2011:20) analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Jenis Rasio Keuangan (1) Rasio likuiditas menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: current ratio, quick ratio, dan net working capital. (2) Rasio profitabilitas hasil dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri dari: gross profit margin, net profil margin, return on assets, return on equity, dan operating ratio. (3) Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dengan mengukur kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya. Rasio solvabilitas terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, times interest, earned, cash flow interest coverage, cash flow interest coverage, cash flow to net income, end cash flow return on sales. (4) Rasio pasar mengukur realistis tidaknya harga pasar saham. Rasio pasar terdiri dari: dividend yield, dividend per share, dividend payout ratio, price earning ratio, earning per share, book value per share, end price to book value. (5) Rasio aktivitas mengukur efisien tidaknya pengelolaan sumber dana yang dimiliki perusahaan dengan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari: total asset turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, dan day’s sales in inventory. Penelitian Terdahulu Sari dan Venusita (2013) Meneliti tentang pengaruh EVA, EPS, ROE, dan NPM terhadap return saham. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap returnsaham, dan variabel EVA, EPS, NPM tidak ada pengaruhnya terhadap return saham. Sedangkan hasil pengujian secara simultan ke 4 variabel tersebut di atas memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sari (2013) Penelitian tentang pengaruh NPM, ROA, ROE, dan EPS terhadap return saham. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel ROA, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel NPM tidak ada pengaruhnya terhadap return saham. Sedangkan hasil pengujian secara simultan ke 4 variabel tersebut di atas memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Model Penelitian Dari penjelasan teoretis dan permasalahan yang telah dikemukakan, sebagai dasar untuk perumusan hipotesis maka yang menjadi variabel-variabel di dalam penelitian ini adalah nilai kinerja keuangan yang terdiri dari ROA, ROE, EPS, dan PER sebagai independent
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
6 variable (variabel bebas) dan return saham sebagai dependent variable (variabel terikat), gambar model penelitian yang terbentuk adalah sebagai berikut:
ROA
ROE Return saham EPS
PER
Sumber: Diolah Peneliti Keterangan:
= Pengaruh Secara Serentak = Pengaruh Secara Terpisah = Pengaruh Dominan Gambar 1 Model Penelitian
Perumusan Hipotesis Dengan mengacu pada rumusan masalah dan tinjauan teoretis yang telah diuraikan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: Pengaruh Variabel Bebas (ROA, ROE, EPS dan PER) Terhadap Return Saham ROA, ROE, EPS, dan PER secara serentak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI. H1 = Berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh Variabel Bebas (ROA, ROE, EPS dan PER) Terhadap Return Saham ROA, ROE, EPS dan PER secara terpisah berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI. H2 = Berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Pengaruh Variabel Bebas (ROA, ROE, EPS dan PER) Terhadap Return Saham EPS berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI. H3 = Berpengaruh dominan terhadap return saham. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif atau hubungan. Menurut Sugiyono (2007:11-12) “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramal dan mengontrol suatu gejala”.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
7 Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah perusahaan pulp & paper yang telah terdaftardi Bursa Efek Indonesia: PT. Alkindo Naratama (ALDO), PT. Fajar Surya Wisesa (FASW), PT. Indah Kiat Pulp & paper (INKP), PT. Toba Pulp Lestari (INRU), PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia (KBRI), PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas (SAIP), PT. Suparma (SPMA), PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM). Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2007:78) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti terhadap obyek yang diteliti. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Perusahaan pulp& paper yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012, (b) Perusahaan pulp & paper yang harga sahamnya berfluktuasi dari tahun 2008-2012, (c) Penerbitan laporan keuangan secara berkala pada perusahaan pulp & paper selama periode 2008-2012. Berdasarkan kriteriakriteria yang telah ditetapkan dalam pengambilan sampel, maka yang memenuhi kriteria tersebut ada 4 perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk, (2) INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, (3) SAIP PT Surabaya Agung Industri Pulp & Paper Tbk, (4) TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kinmia Tbk. Teknik Pengambilan Data Data yang digunakan adalah data skunder yang di peroleh dari laporan keuangan dan laporan saham perusahaan pulp & paper, dan data tersebut di peroleh dari Galeri Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya. Dan periode yang digunakan adalah tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik. Selain itu peneliti juga memperoleh data tersebut dari studi pustaka, yakni mempelajari jurnal, buku, dan hasil penelitihan terdahulu sehingga peneliti dapat memahami dan memperoleh gambaran teoretis dan kemudian akan digunakan dalam pembahasan. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). (1) Variabel bebas adalah variabel yang tidak dipengruhi oleh variabel lain, namun variabel ini mempengaruhi besar kecilnya variabel terikat. Variabel bebas dalam pengukuran return saham adalah: (a) Return on Assets (ROA), Return on assets merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. (b) Return on Equity (ROE), Return on equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. (c) Earning Per Share (EPS), Earning per share menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. (d) Price Earning Ratio (PER), Price earning ratio mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham. (2) Variabel terikat adalah variabel yang tidak dapat berdiri sendiri atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini return saham adalah sebagai variabel terikat. Return saham dalam penelitian ini adalah harga saham saat ini (tahun berjalan) dikurangi dengan harga saham tahun sebelumnya (tahun dasar) dan dibandingkan dengan harga saham tahun sebelumnya (tahun dasar).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
8 Teknik Analisis Data Teknik atau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang pengaruh antara variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham dengan menggunakan SPSS 17. Sebelum pengujian regresi linier dilakukan peneliti harus melalukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil data yang baik. Tahapan awal dalam penulisan data sebagai berikut: 1. Menghitung variabel bebas yang terdiri dari: a. b. c. d. 2. Menghitung return saham (Jogiyanto, 2003:10):
Dimana: Pt = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun ke-t. Pt-t = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun sebelumnya. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang dapat digunakan antara lain: (1) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2006:113) pengujian dapat dilakukan dengan uji statistik kolmogorov smirnov (K-S), jika nilai K-S signifikansinya di atas 5% berarti data terdistribusi secara normal. (2) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Menurut Ghozali (2011:139) model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scater plot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar analisis: (a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. (b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah. (3) Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka Tolerance=1/10 = 0,1 (Ghozali, 2011:106). (4) Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
9 periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Konsekuensi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Untuk menguji apakah antara variabel independen terdapat autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Menurut Santoso (2009:218), deteksi adanya autokorelasi bisa dilihat dengan tebel Durbin-Watson, secara umum bisa diambil patokan: (a) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. (b) Angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. (c) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen baik secara serentak maupun secara terpisah, maka dilakukan pengujian uji F dan uji t: (1) Uji F digunakan untuk mengetahui kecocokan antara variabel bebas (ROA, ROE, EPS, dan PER) apakah berpengaruh signifikan secara serentak terhadap variabel terikat (return saham). Adapun kriteria pengujian dengan tingkat signifikan α=5% yaitu sebagai berikut (Santoso, 2009:331): (a) Jikap-value (pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka ROA, ROE, EPS, dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper. (b) Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka ROA, ROE, EPS, dan PER berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper. (2) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (ROA, ROE, EPS, dan PER) apakah positif signifikan secara terpisah terhadap variabel terikat (return saham). Adapun kriteria pengujian dengan tingkat level of signifiacant α = 0,05 sebagai berikut: (a) Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka variabel bebas (ROA, ROE, EPS, dan PER) tidak berpengaruh atau berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel terikat (return saham) pada perusahaan pulp & paper. (b) Jika p-value(pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka variabel bebas (ROA, ROE, EPS, dan PER) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat (return saham) pada perusahaan pulp & paper. (3) Koefisien determinasi parsial (r2 ) digunakan untuk mengetahui sejauhmana kontribusi dari masing-masing variabel independen (ROA, ROE, EPS, dan PER) terhadap variabel terikat (return saham). Dimana analisis ini dinyatakan oleh besarnya kuadrat koefisien parsial atau dengan kata lain r 2 = koefisien determinasi parsial (Sugiyono, 2009:260). Dimana: Jika nilai r2 dari variabel bebas menunjukkan angka yang terbesar, maka variabel tersebut memiliki pengaruh dominan terhadap variabel terikat. Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Menurut Achdiat (2003:440) koefisien determinasi (R2 ) adalah mengukur seberapa jauh kemempuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variabel dependent amat terbatas. Dengan demikian setelah melalukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis varian, selalu dilanjutkan dengan penentuan koefisisen determinasi atau R 2 yang dapat menjelaskan tentang besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Serta sekaligus menjelaskan tentang tingkat ketepatan analisis regresi secara keseluruhan. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis telah memenuhi syarat dari keempat uji asumsi klasik atau tidak. Perhitungan untuk keempat uji asumsi klasik tersebut sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
10 Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk menguji data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan: (a) Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. (b) Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Tabel 1 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Mean Normal Parametersa,b Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Output SPSS.
ROA
ROE
EPS
PER
20 1.433
20 6.454
20 95.468
20 -4.909
Return saham 20 .2213
7.957
19.486
169.839 45.536
.682
.238 .238 -.204 1.066 .206
.208 .205 -.208 .931 .351
.156 .156 -.142 .698 .715
.187 .186 -.187 .837 .485
.255 .255 -.122 1.139 .149
Hasil uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test, sebagaimana tersaji pada tabel 1 diperoleh hasil sebagai berikut: Angka signifikansi sebesar 0,206 untuk ROA, angka signifikansi sebesar 0,351 untuk ROE, angka signifikansi sebesar 0,715 untuk EPS, angka signifikansi sebesar 0,485 untuk PER, dan angka signifikansi sebesar 0,149 untuk return saham. Dari hasil keseluruhan data yang telah diuji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dapat disimpulkan bahwa data perusahaan pulp & paper memiliki data normal, hal tersebut dikarenakan semua data tersebut memiliki Asymp. Sig > (α) 0,05. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Output SPSS. Gambar 2 Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
11 Dari grafik Scatterplot yang dihasilkan SPSS terlihat hampir semua titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui rentabilitas modal sendiri berdasar masukan dari variabel independennya. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinieritas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas adalah dengan melihat VIF bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas dan begitu pula sebaliknya. Hasil perhitungan statistik nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance tersaji pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF ROA .444 2.254 ROE .504 1.985 1 EPS .779 1.284 PER .960 1.042 a. Dependent Variable: Return saham Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil output SPSS pada bagian coefficients diperoleh nilai Variance Inflation Factor (VIF) ROA sebesar 2,254, ROE sebesar 1,985, EPS sebesar 1,284, PER sebesar 1,042 dengan demikian menunjukkan tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai tolerance mendekati 1 untuk ROA sebesar 0,444, ROE sebesar 0,504, EPS sebesar 0,779, dan PER sebesar 0,960, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi bisa dilihat pada tabel Durbin-Watson, secara umum bisa diambil patokan: (a) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. (b) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. (c) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai statistik Durbin Watson sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model Durbin-Watson 1 1.968a a. Predictors: (Constant), ROE, ROA, EPS, PER b. Dependent Variable: Return saham Sumber: Output SPSS.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
12 Berdasarkan tabel 3 hasil perhitungan autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,968. Dengan demikian model regresi yang akan digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi. Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa regresi linier yang dihasilkan dalam penelitian ini dikatakan sudah baik, dimana hasil pengujian asumsi klasik semua data tersebut sudah memenuhinya. Analisis Regresi Linier Berganda Tujuan digunakan persamaan regresi linier berganda adalah untuk melakukan pendugaan atau taksiran variasi nilai suatu variabel terikat yang disebabkan oleh variasi nilai suatu variabel bebas. Dengan demikian dalam penelitian ini, fungsi dari persamaan regresi linier berganda adalah untuk melakukan pendugaan terhadap variabel terikat, apabila terjadi perubahan pada ROA, ROE, EPS dan PER yang mempengaruhi return saham. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh persamaan regresi linier sebagaimana yang tersaji pada tabel 4.
Model
Tabel 4 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients
B (Constant) .083 ROA .179 1 ROE .301 EPS .554 PER .148 a. Dependent Variable: Return saham Sumber: Hasil Output SPSS
Std. Error .140 .008 .132 .233 .095
Standardized Coefficients Beta .126 .224 .532 .264
Berdasarkan tabel 4, maka return saham dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut: RS = 0,083 + 0,179ROA + 0,301ROE + 0,554EPS + 0,148PER + e Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa koefisien dari variabel bebas ROA, ROE, EPS, dan PER bertanda positif. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh searah dengan variabel terikat return saham. Dari persamaan regresi di atas dapat diintepretasikan bahwa: 1. Konstanta Besarnya nilai konstanta adalah 0,083, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri atas perubahan variabel ROA, ROE, EPS, dan PER= 0, maka besarnya variabel terikat yaitu return saham sebesar 0,083 satuan dengan kata lain sebelum dipengaruhi oleh variabel ROA, ROE, EPS, dan PER, return saham akan sebesar 0,083 satuan. 2. Koefisien regresi ROA (b1 ) sebesar 0,179 Besarnya koefisien b1 adalah 0,179 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara return saham dengan ROA. Tanda positif menunjukkan pengaruh ROA searah terhadap return saham yaitu jika variabel ROA naik sebesar satu satuan maka return saham akan naik sebesar b1 yaitu 0,179 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
13 3. Koefisien regresi ROE (b2 ) sebesar 0,301 Besarnya koefisien b2 adalah 0,301 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara return saham dengan ROE. Tanda positif menunjukkan pengaruh ROE searah terhadap return saham yaitu jika variabel ROE naik sebesar satu satuan maka return saham akan naik sebesar b2 yaitu 0,301 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Laba yang dicapai oleh perusahaan merupakan salah satu tujuan pokok perusahaan dan sebagai tolak ukur yang dipakai manajer, pemegang saham, kreditor dalam memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan datang dan dapat mengevaluasi secara lebih baik tentang peluang untuk bisa memperoleh kembali pembayaran atas investasi. 4. Koefisien regresi EPS (b3 ) sebesar 0,554 Besarnya koefisien b3 adalah 0,554 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara return saham dengan EPS. Tanda positif menunjukkan pengaruh EPS searah terhadap return saham yaitu jika variabel EPS naik sebesar satu satuan maka return saham akan naik sebesar b3 yaitu 0,554 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 5. Koefisien regresi PER (b4) sebesar 0,148 Besarnya koefisien b4 adalah 0,148 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara return saham dengan PER. Tanda positif menunjukkan pengaruh PER searah terhadap return saham yaitu jika variabel PER naik sebesar satu satuan maka return saham akan naik sebesar b4 yaitu 0,148 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, dilakukan melalui uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk mengetahui kecocokan antara variabel bebas (ROA, ROE, EPS, dan PER) apakah secara serentak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat (return saham) pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (ROA, ROE, EPS, dan PER) apakah secara terpisah positif signifikan terhadap variabel terikat (return saham) pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji F (Pengujian Secara Serentak) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagaimana yang tersaji pada tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji F ANOVAa Df Mean Square 4 .008 16 .001 20
Model Sum of Squares Regression .033 1 Residual .018 Total .051 a. Dependent Variable: Return saham b. Predictors: (Constant), ROA, ROE, EPS, PER Sumber: Hasil Output SPSS
F 7.412
Sig. .001b
Kriteria uji F dengan tingkat signifikansi ( ) 5%. Berdasarkan pada tabel 5 hasil output perhitungan program SPSS 17 diperoleh nilai F sebesar 7,412 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001, sehingga ROA, ROE, EPS, dan PER berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena nilai sig 0,001< (α) 0,05. Dengan demikian hipótesis yang menyatakan ROA, ROE, EPS, dan PER
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
14 secara serentak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terbukti. Berpengaruhnya ROA, ROE, EPS, dan PER terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang tercermin di dalam rasio ROA, ROE, EPS, dan PER menunjukkan kinerja perusahaan yang baik sehingga selalu dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi dalam bentuk saham. Uji t (Pengujian Secara Terpisah) Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS 17 didapat hasil uji t seperti yang tersaji pada tabel 6 berikut ini:
Variabel ROA ROE EPS PER
Tabel 6 Hasil Uji statistik t Sig (α) 0,020 0,011 0,008 0,085
0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan
Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan
Sumber: Hasil Output SPSS.
a.
Pengujian H2 (ROA) terhadap return saham Untuk ROA berdasarkan pada tabel 6 diketahui nilai sig 0,020 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,020 maka ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ROA secara terpisah berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terbukti. b. Pengujian H2 (ROE) terhadap return saham Untuk ROE berdasarkan pada tabel 6 diketehui nilai sig 0,011 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,011 maka ROE berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ROE secara terpisah berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terbukti. c. Pengujian H2 (EPS) terhadap return saham Untuk EPS berdasarkan pada tabel 6 diketahui nilai sig 0,008 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,008 maka EPS berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan EPS secara terpisah berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terbukti. d. Pengujian H2 (PER) terhadap return saham Untuk PER berdasarkan pada tabel 6 diketahui nilai sig 0,085 > (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi lebih dari 0,05 atau sebesar 0,085 maka PER tidak berpengaruh atau berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan PER secara terpisah berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak terbukti.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
15 Koefisien Determinasi Parsial (r2 ) Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui variabel manakah dari variabel bebas ROA, ROE, EPS, dan PER yang berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper. Tabel 7 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel R ROA 0,341 ROE 0,405 EPS 0,512 PER 0,184 Sumber: Hasil Output SPSS
r2 0,1163 0,1640 0,2621 0,0339
Pengujian H3 (variabel yang berpengaruh dominan terhadap return saham). Dari tabel diatas dapat diperoleh koefisien determinasi parsial sebagai berikut: 1. Koefisien determinasi parsial variabel ROA sebesar 0,1163, hal ini berarti sekitar 11,63% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel ROA terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper. 2. Koefisien determinasi parsial variabel ROE sebesar 0,1640, hal ini berarti sekitar 16,40% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel ROE terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper. 3. Koefisien determinasi parsial variabel EPS sebesar 0,2621, hal ini berarti sekitar 26,21% yang menunjukkan besarnya kontribusi varaibel EPS terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper. 4. Koefisien determinasi parsial variabel PER sebesar 0,0339, hal ini berarti sekitar 3,39% yang menunjukkan besarnya kontribusi variable PER terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper adalah EPS karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 26,21%. Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi disajikan pada tabel 8. Tabel 8 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 1 .806a .649 .562 .03353 a. Predictors: (Constant), ROA, ROE, EPS, PER Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,649 atau 64,9% artinya variabilitas variabel return saham dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel ROA, ROE, EPS dan PER sebesar 64,9%, sedangkan sisanya sebesar 35,1%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Hal ini menunjukkan bahwa
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
16 masih ada variabel lain di luar variabel ROA, ROE, EPS, dan PER yang berpengaruh terhadap return saham. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Berdasarkan pengujian secara serentak di peroleh sig. sebesar 0,001, sehingga Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, karena sig. 0,001 < α 0,05. (2) Berdasarkan perhitungan secara terpisah sig. variabel Return on Assets (ROA) sebesar 0,020, sig. variabel Return on Equity (ROE) 0,011, sig. variabel Earning Per Share (EPS) 0,008, sehingga variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham karena sig. dari variabel tersebut < (α) 0,05, sedangkan sig. variabel Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh atau berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham karena sig. 0,085 > (α) 0,05. (3) Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham adalah variabel Earning Per Share (EPS) karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,2621. Saran Berdasarkan uraian simpulan di atas, maka dapat diambil saran sebagai berikut: (1) Penelitian berikutnya juga dapat dilakukan pada beberapa perusahaan dalam sektor atau industri lain seperti jasa perbankan dan asuransi, makanan dan minuman maupun sektor industri lainnya agar hasil yang diperoleh mampu mengambarkan secara menyeluruh keadaan perusahaan go public di Indonesia serta dapat dijadikan sebagai acuan teori dalam penelitian selanjutnaya. (2) Perusahaan pulp & paper hendaknya mempertahankan kemampuan dalam menghasilkan laba yang dicapai selama ini, karena ROA dan ROE merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam mendayagunakan aset maupun equity untuk menghasilkan laba, dimana semakin besar laba yang dihasilkan semakin besar pula kemungkinan dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. (3) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak dan rentang waktu pengamatan yang lebih lama agar diperoleh hasil pengujian yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Achdiat, A. 2003. Ekonometrika. Edisi Kesatu. Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang. ________ . 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS 19. Edisi Kelima. Universitas Diponegoro. Semarang. Hongren, T.C. 2007. Akuntansi di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, S. 2006. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang. Edisi Kelima. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFG. Yogyakarta. Martono dan A. Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. EKONESIA. Yogyakarta. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif. Jilid Satu. Bayumedia Publishing. Malang. Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Erlangga. Jakarta. Santoso, S. 2009. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
17 Sari, K.S. 2013. Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Return Saham pada Perusahaan Kontruksi di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Program Strata Satu. Jurusan Manajemen. STIESIA. Surabaya. Sari, N.L dan L. Venusita. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen 3(1): 774-785. Sudana, I.M. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Erlangga. Jakarta. Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. Alfabeta. Bandung. ________ . 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Sepuluh. Alfabeta. Bandung. Tandelilin, E. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi 1. Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta. __________. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. KANISIUS. Yogyakarta.