PENGARUH KEWIRAUSAHAAN SOSIAL TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU PADA UNIT PASAR BESAR PASAR MINGGU
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh Dhimas Suryo Prayogo 1111054100037
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
ABSTRAK Dhimas Suryo Prayogo 111105410037 Pengaruh Kewirausahaan Sosial Terhadap Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu Kewirausahaan sosial berbeda dengan kewirausahaan bisnis dalam banyak hal. Kunci perbedaannya adalah bahwa kewirausahaan sosial berdiri/berjalan dengan sebuah misi/tujuan sosial yang eksplisit/jelas dalam pikiran. Tujuan utama mereka adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Hal ini mempengaruhi bagaimana mereka mengukur kesuksesan mereka dan menstrukturkan pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kewirausahaan sosial terhadap pengembangan individu pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu dan seberapa besarkah efektivitas nya. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dan referensi dalam bidang keilmuan kesejahteraan sosial. Penelitian ini merupakan jenis explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel, yaitu kewirausahaan sosial dan pengembangan individu menggunakan metode penelitian survei. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini merupakan purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier sederhana. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa angka R didapat 0,652, artinya korelasi antara variabel kewirausahaan sosial terhadap pengembangan individu sebesar 0,652. Dalam tabel 5.9 menunjukan bahwa dalam hubungan ini terjadi pengaruh antara kewirausahaan sosial dengan pengembangan individu yang erat, karena hampir mendekati angka 1. Sedangkan R2 sebesar 0,426. Artinya presentase pengaruh kewirausahaan sosial terhadap pengembangan individusebesar 42,6%, sedangkan sisanya 57,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model ini. Dengan presentase kewirausahaan sosial sebesar 42,6% pengaruh terhadap peningkatan pengembangan individu cukup signifikan. Berdasarkan hasil pengujian model regresi untuk keseluruhan variabel menunjukkan nilai F hitung = 20,748 dengan signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka signifikansi 0,000 < 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel Kewirausahaan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengembangan individu pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu dapat diterima. Kata Kunci : Kewirausahaan Sosial dan Pengembangan Individu i
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang karena kasih sayang dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Besar Kita, Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan umatNya untuk selalu bersyukur dan ikhlas dalam menjalankan hidup. Pada kesempatan ini penulis juga akan menyampaikan rasa terimakasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi serta berdedikasi untuk memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta Bapak Dr. Suparto, S.Ag. M.Ed, Ibu Dra. Hj. Raudhanah, M.Ag, dan Bapak Drs. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial Ibu Lisma Dyawati Fuaida M.Si yang senantiasa bersabar dan teliti selama membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 3. Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Dr. Wahyu Prasetyawan, MA terimakasih telah menjadi penerang dalam proses berjalannya penelitian ini. 4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial, serta seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak bisa saya sebutkan
ii
satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih saya kepada Bapak dan Ibu. 5. Unit Pasar Besar Pasar Minggu, Bapak Maskut, Bapak Efendi, Bapak Bapak Benyamin Manik, S.Sos, Bapak Slamet, Ibu Iyem, dan seluruh pedagang yang menjadi responden dalam penelitian ini Terimakasih telah menerima peneliti dengan tangan terbuka dan kesempatannya untuk penulis belajar mengenai hal-hal baru. 6. Bapak Slamet Nugroho dan Ibu Kris Miati Tur Rahayu, Kalian adalah manusia hebat yang selalu mengajarkan anak-anakmu untuk menjadi manusia kuat dalam keadaan sulit. Kepada Saudara sekandung, Febri Adhi Nugroho dan Valentino
Lukman Bimantoro, terimakasih atas pecutan
yang
memperkuat dan memotivasi. 7. Keluarga besar KESSOS 2003-2015, terimakasih atas interaksi yang berilmu dan penuh kehangatan. 8. Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial 2013-2014, terimakasih untuk wadah, aspirasi, dan inspirasi yang telah mengajarkan penulis bagaimana caranya untuk bergerak Bersama Kita Maju. 9. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terimakasih untuk proses yang selalu Yakin Usaha Sampai. Bahagia HMI. 10. Keluarga besar Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia (FORKOMKASI) terimakasih sudah menjadi wadah untuk memperluas wawasan dan pengetahuan baru. iii
11. Kepada, Herman Susanto, Tridiwa Arief S., Agung Prasetyo N., Rizal Wahyudha, Wati Indriani, M. Baydhawi N., Reza Agustyadi, dan Muhammad Ni’am, kalian adalah guru, saudara, dan kawan yang banyak mengajarkan penulis mengenai hal-hal akademis, aktivis, dan aksara soal-soal pertemanan. 12. Kak Ajeng, Bang Ajib dan Bang Jali kakak ideologis yang senantiasa berbagi pengetahuan dan pengalamannya tentang penelitian dan penulisan skripsi. Serta Anisa Yusman yang selalu mengingatkan penulis dan siap sedia menemani hingga proses akhir penyusunan skripsi. 13. Ahmad Galih Saputra, Rahadian Rizkina, Ferdi Agus Darmawan, Azis Priantoro, Ruseno Danu, Fahrul Rizki, Rian, Didi Apriyandi, dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Kalian adalah keluarga, saudara, sahabat, kawan, dan teman yang selalu ada untuk penulis. Jakarta, 10 April 2016 Penulis,
Dhimas Suryo Prayogo
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................................... v DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .......................................................... 11 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 12 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 12 E. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 13 F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 19
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) ....................................... 21 1. Teori-Teori Kewirausahaan Sosial ......................................................... 21 2. Konsep-Konsep Kewirausahaan social .................................................. 24 3. Indikator Keberhasilan Kesejahteraan Sosial.......................................... 25 B. Pengembangan Individu ................................................................................ 26 C. Definisi Opeasional Yang Digunakan Pada Penelitian ................................ 29 v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data ................................................................................................. 31 B. Pendekatan ................................................................................................... 31 C. Jenis Penelitian ............................................................................................. 32 D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 32 E. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ........................................................... 33 F. Populasi dan Sampel .................................................................................... 34 G. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 36 1. Penyebaran Kuesioner ............................................................................ 36 2. Library Research .................................................................................... 36 3. Wawancara ............................................................................................. 37 H. Tekhnik Pengukuran Skala .......................................................................... 38 I. Definisi Operasional ..................................................................................... 40 J. Metode Analisis Data ................................................................................... 43 1. Pengujian Instrumen ............................................................................... 43 2. Pengolahan Data ..................................................................................... 46 3. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 48
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PASAR BESAR PASAR MINGGU A. Sejarah Berdiri dan Munculnya Ps. Minggu ................................................. 50 B. Profil PD. Pasar Jaya .................................................................................... 55 vi
1. Tentang PD. Pasar Jaya .......................................................................... 55 2. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 55 C. Profil Unit Pasar Besar Ps. Minggu ............................................................. 57
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Olah Data Statistik ....................................................................................... 59 1.
Uji Statistik ............................................................................................ 59 a. Uji Validitas .................................................................................. 59 b. Uji Reliabilitas .............................................................................. 62 c. Uji Normalitas ............................................................................... 64
2.
Uji Regresi Linier Sederhana ................................................................ 65
3.
Uji Hipotesis ......................................................................................... 66 a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................... 66 b. Uji Homogenitas (F) ..................................................................... 67 c. Uji Parsial (t) ................................................................................. 68
B. Analisis Hubungan Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu ........................................................................................................ 70 C. Analisis Efektivitas Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu ........................................................................................................ 72 D. Hasil Statistik Dan Pengamatan Lapangan .................................................. 74
vii
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................. 76 B. Saran ............................................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Penilaian Kuesioner .......................................................................... 39 Tabel 3.2 Operasional Variabel Kewirausahaan Sosial ........................................... 42 Tabel 3.3 Operasional Variabel Pengembangan Individu ........................................ 43 Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ................ 47 Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel Kewirausahaan Sosial .......................................... 59 Tabel 5.2 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Kewirausahaan Sosial ...... 60 Tabel 5.3 Uji Validitas Variabel Pengembangan Individu ...................................... 61 Tabel 5.4 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Individu ............................ 62 Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kewirausahaan Sosial .................................. 63 Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas Skala Individu ....................................................... 63 Tabel 5.7 One Sample Kolmogrov Sminrov Test .................................................... 65 Tabel 5.8 Analisis Regresi Linier Sederhana ........................................................... 66 Tabel 5.9 Model summary ....................................................................................... 67 Tabel 5.10 Uji F ....................................................................................................... 68 Tabel 5.11 Model Summary ..................................................................................... 71 Tabel 5.12 Uji F ....................................................................................................... 73
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Histogram Uji Normalitas .................................................................... 64
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang abad 21, nampaknya bangsa Indonesia mulai membuat gebrakan hebat dalam hal kewirausahaan.Kondisi perekonomian yang cukup memprihatinkan ternyata dapat menjadi salah satu pendorong berkembangnya jiwa wirausaha di beberapa kalangan. Pada tahun 1995 terbitlah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK). Tindak lanjut gerakan ini cukup bergema.Seminar,
lokakarya,
symposium,
diskusi,
sampai
pelatihan
kewirausahaan gaungnya begitu kuat. Singkatnya, waktu itu kewirausahaan atau entrepreneurship menjadi kata kunci kegiatan yang booming. Meskipun kadangkadang masih terkesan sporadic, kegiatan ini sedikit demi sedikit mulai terarah dan kian hari makin menampakkan aspek pragmatisnya.1 Seperti kita tahu, dunia wirausaha memang tidak menentu dan penuh dengan perkiraan. Jadi kebanyakan dari kita pasti akan takut untuk terjun ke dunia wirausaha, ketakutan yang paling umum timbul di benak kita adalah ketakutan akan rugi yang besar jika kegiatan kewirausahaan kita tidak berjalan dengan semestinya dan tidak sesuai dengan ekspektasi. Ekspektasi terbesar dari sebuah kegiatan kewirausahaan adalah mencari keuntungan atau laba yang besar. Setiap 1
Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010)
h. 1
1
2
tahap pada kewirausahaan terdapat proses yang tidak mudah, apalagi jika kita memulai dari wirausaha yang kecil. Kita tidak akan langsung mendapatkan laba yang besar. Kita akan merasakan kerja yang sangat keras walaupun tidak dibayar, setelah sekian lama kita baru akan mendapat laba yang sedikit, laba yang kita peroleh semakin hari semakin bertambah dan itu memerlukan waktu yang tidak sebentar, hingga kita mencapai kesuksesan. Jika kita ingin menjadi besar maka kita harus merasakan proses yang panjang dan tidak mudah. Di dalam kewirausahaan diperlukan kesabaran, keuletan, ketelitian, dan kedisiplinan yang sangat besar jika kita ingin mencapai kesuksesan. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang melaksanakan kegiatan kewirausahaan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kewirausahaan yang mereka lakukan pun biasanya statis tidak ada terobosan-terobosan baru di dalamnya. Karena memang ekspektasi mereka hanyalah untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu jika kita ingin menjalankan kegiatan kewirausahaan yang sesungguhnya kita harus memiliki ambisi serta orientasi untuk maju dan besar. Kita harus memperbanyak inovasi-inovasi baru dalam proses berjalannya kewirausahaan tersebut. Mengenai pengertian kewirausahaan, sebenarnya telah banyak pakar yang mengemukakan.Tentu
saja
hal
tersebut
mengemuka
berdasarkan
sudut
pandangnya masing-masing.Namun demikian, esensi pengertian yang krusial senantiasa ada di setiap pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dan menjadi hal yang mendasar. John Kao menyebutkan bahwa: “Kewirausahaan
3
adalah sikap dan perilaku wirausaha. Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil resiko, dan berorientasi laba.”Ini berarti kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil resiko, dan berorientasi pada laba. Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, dikemukakan bahwa: Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. 2 Rasulullah SAW juga mengajarkan kita cara berwirausaha yang baik dan benar. Dahulu kala sebelum Nabi Muhammad SAW berdakwah, beliau sempat berwirausaha dengan berdagang. Terdapat 5 jalan spiritual bisnis atau kewirausahaan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Diantaranya adalah Jalan mengukuhkan persaudaraan, jalan menetapkan visi mulia, jalan melahirkan kepercayaan, jalan menguatkan empati, dan jalan mempersatukan. Jalan spiritual kewirausahaan pertama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah jalan mengukuhkan persaudaraan. Pesan kearifan Nabi Muhammad SAW adalah:
2
Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, h. 6-7
4
ُّ عقَيْم َع ْه َّ صهَّى َّ سى َل ُ س ِعيد َحدَّحَىَا نَيْج َع ْه ُاّلل ُ ع ْه أ َ ِبي ِه أ َ َّن َر َ سا ِنم َ ي ِ َع ْه َ َُحدَّحَىَا قُت َ ْي َبةُ ْبه َ ِاّلل ّ انز ْه ِز ْ ُس ِل ُِنُ َُلُ َي ْظ ِل ُو ُوُُ َو َُلُي ْ س ِل ُُنُأ َ ُخىُ ْال ُو ْ سهَّ َم قَا َل ْال ُو ُي ُْ اّللُُ ِفيُحَا َج ِت ُِوُ َو َه َُ َُُيُكَاىَُُ ِفيُحَا َج ُِةُأ َ ِخي ِوُُكَاى ُْ س ِل ُووُُُ َه َ َعهَ ْي ِه َو َ ُُُست َ َره َ ُج ْ ست َ َرُُ ُه ْ َيُ ُه ُاّللُُُيَىْ َُمُ ْال ِق َيا َه ِة ُْ ع ْنوُُُ ِبهَاُ ُكرْ َب ُةُ ِه َ ُُُاّلل َُ َس ِل ُنُ ُكرْ َب ُةُفَر ُْ جُع َُ َفَر َ ُس ِلوا َ ُُبُُيَىْ ُِمُ ْال ِق َيا َه ُِةُ َو َه ْي ِ يُ ُك َر “Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari ['Uqail] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Ia tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya kepada saudaranya yang muslim. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak.” (H.R.Muslim)3 Sudah sewajarnya kewirausahaan akan menimbulkan daya kompetisi di antara para wirausahawan. Kompetisi atau persaingan inilah yang terkadang menjadi jalan menghancurkan persaudaraan. Nabi Muhammad menempatkan persaudaraan diantara kaum muslim di bumi ini. Apabila mereka berbisnis atau berwirausaha , dilarang menzalimi diantara satu sama yang lain. Terlebih jika
3
Kitab Minhaj Sarah Shohih Muslim, Juz 8, Hadits Nomor 2580, Bab ke-40 “Al-Birru Wa assholah wal adab”, Sub bab 15 “Tahrimu adzolim”.
5
seorang muslim berkomplot dengan kaum kafir untuk menjatuhkan muslim lainnya.4 Kewirausahaan
sebenarnya
bisa
menjadi
jalan
persaudaraan.
Kewirausahaan membuat seseorang bergerak dinamis sehingga bisa menebar jaringan perkenalan, bahkan persaudaraan. Kempetitor bisnis bukanlah musuh yang harus dibinasakan, melainkan teman-teman yang harus digandeng untuk membangun kekuatan bersama. Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah konsep dasar yang menghubungkan berbagai bidang disiplin ilmu yang berbeda antara lain ekonomi, sosiologi, dan sejarah. Kewirausahaan bukanlah hanya bidang interdisiplin yang biasa kita lihat, tetapi ia adalah pokok-pokok yang menghubungkan kerangka-kerangka konseptual dari berbagai disiplin ilmu. Tepatnya, ia dapat dianggap sebagai kunci dari blok bangunan ilmu sosial yang terintegrasi.5 Dari perpaduan uraian di atas kita akan mendapatkan sebuah teori yaitu kewirausahaan sosial (social entrepreneurship). Eduardo Morato, Ketua Asian Institute Management (AIM) pada tahun 1980-an, yang memperkenalkan social entrepreneurship dengan definisinya sebagai berikut: Wirausaha sosial merupakan orang atau lembaga inovatif yang memajukan penciptaan dan penyelenggaraan usaha yang berhasil bagi mereka yang membutuhkan. Wirausaha sosial berbeda dengan usaha yang lazim atau usaha niaga dengan satu ciri utama, yakni menaruh kepedulian pada upaya 4
Bambang Trim, Business Wisdom of Muhammad SAW. 40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi SAW (Bandung: Madani Prima, 2008) h. 7-8 5 Mark Casson, Enterpreneurship (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) h. 3-4
6
membantu kesejahteraan pihak lain daripada kesejahteraan diri sendiri. Pihak yang dibantu oleh Wirausaha sosial ialah golongan yang kurang beruntung atau lebih miskin di kalangan masyarakat.6 Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Barensen dan Gartner (PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Centre)), pada organisasi-organisasi berikut: •Plan Puebla di Mexico, •Bangladesh Rural Advancement Commitee (BRAC), •The Self-Employed Woman Association (SEWA), •Grammeen Bank di Bangladesh dan •Six-S di Perancis. Berbagai organisasi tersebut diklasifikasikan sebagai organisasi social entrepreneurship. Kesamaan karakteristik organisasi-organisasi tersebut ialah semuanya berupaya memberikan alternatif jawaban untuk menuntaskan permasalahan sosial khususnya kemiskinan. Dari studi Barensen dan Gartner tersebut, didapat proposisi yakni untuk membedakan kegiatan organisasi sosial nirlaba seperti pada organisasi-organisasi tersebut adalah penciptaan kemandirian finansial dalam aktivitas organisasinya.7 Menurut Dees (2002: xxxi) cara terbaik mengukur kesuksesan kewirausahaan sosial adalah bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan, melainkan pada tingkat dimana mereka telah menghasilkan nilai-nilai
6
Presentasi social entrepreneurship oleh Rachma Fitriati, FISIP Universitas Indonesia, h. 6 Presentasi social entrepreneurship oleh Rachma Fitriati, FISIP Universitas Indonesia, h. 3-4
7
7
sosial (social value). Para wirausaha sosial bertindak sebagai agen perubahan dalam sektor sosial dengan berbagai cara sebagaimana dikemukakan oleh Dees dkk. Jelas sekali dalam gambaran Dees tergambar bahwa kewirausahaan sosial merupakan sebuah gerakan dengan misi sosial, yang diusahakan dengan upayaupaya menemukan peluang dan mengolahnya dengan inovasi dan proses belajar yang tiada henti serta kesiapan untuk bertindak tanpa dukungan sumber daya yang memadai.8 Di
dalam
perspektif
keislaman,
kewirausahaan
sosial
(social
entrepreneurship) juga diajarkan secara tersirat oleh Nabi Muhammad SAW. Social entrepreneurship terkandung dalam jalan spiritual kewirausahaan yaitu pada jalan menguatkan empati dan jalan mempersatukan. Pada jalan menguatkan empati Nabi Muhammad SAW bersabda: ُسهَ َمةُ ْبه ُ َحدًحَىَا ُ ا َ ْخبَ َزوَا َح ْف,س ِعيْد اْن َه َمدَوِى َ َحدَّحَىَا.)ص ْبهُ ِغيَاث (ح َ ع َم ُز ْبهُ اِ ْس َما ِع ْي َم ب ِْه ُم َج ِا ِند ب ِْه َع ْه,ص ْبهُ ِغيَاث َع ْه ب ُْزدِي ْبهُ ِسىَان َ ْ ِ ا َ ْخبَ َزوَا أ ُ َمايَةُ ْبهُ انقَا ِس ِم (انحذاء) انب,شبِيْب ُ أ ً ْخبَ َزوَا َح ْف: ص ِزي قال ْ َلُت ُ ْظ ِه ُر: قَا َل َرسىل هللا صهى هللا عهيه و سهّ َم: َم ْك ُح ْىل َع ْه َواحِهَةَ ْبهُ ْالَ ْسقَ ْع قَا َل ُُش َواتَةَ ُِِلَ ِخيْكَ ُفَيَرْ َح َوو َ ُال ُ.ُ َُوُيَ ْبت َ ِليْك َ ُهللا “Menceritakan kepada kami umar bin ismail bin mujalid bin said al-hadani, mengabarkan kepada kita hafs bin ghiyats. Diceritakan dari Salamah bin syabib, dikabrkan umayyah bin qosim (al-khida) al bishri berkata : dikabarkan dari hafs bin ghiyats dari burdi bin sinan, dari makhul dari watsilah bin asqo berkata:
8
Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility (Bandung: Widya Padjajaran, 2011) h. 30
8
Rosulullah SAW Berkata : Janganlah engkau menampakan kegembiraan atas musibah yang menimpa saudaramu, sebab bisa jadi Allah merahmatinya dan menimpakan bala atasmu.” (H.R At-Tirmidzi)9 Sungguh Nabi Muhammad mengajarkan kita untuk turut berempati terhadap musibah yang menimpa rekan ataupun mitra bisnis kita. Rasulullah juga mengajarkan kita agar tidak menampakan kegembiraan apabila terjadi musibah yang menimpa saudara kita. Saat orang lain terpuruk, seorang wirausahawan seharusnya berempati dengan member bantuan ataupun dukungan, baik berupa moril maupun materil. Kita tentu tidak tahu bahwa sebenarnya orang tersebut sedang dirahmati Allah SWT atas musibahnya. Lalu kita pun datang dengan memberikan pertolongan kepada orang yang terkena musibah tersebut. Alhasil, kita pun berada dalam lingkaran rahmat Allah SWT. Selanjutnya pada jalan mempersatukan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu bersama-sama. Dalam kegiatan kewirausahaan atau bisnis pun Nabi menganjurkan kita untuk mengerjakannya bersama-sama. Contoh kecil yang dapat menggambarkan hal tersebut adalah bisnis atau dagang yang dilakukan bersama di satu tempat. Jika kita mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, kita akan peka terhadap keadaan sekitar dan peka terhadap rekan pebisnis kita yang berada satu lingkungan dengan kita. Bila ada salah satu dari mereka yang sakit atau tertimpa musibah, sudah seharusnya kita
9
Kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Tirmidzi, Hadits nomor 2506, “Kitabu Shifatil Qiyamah wa al Roqoiq wa al Waro’i an Rosulillah”, kitab ke 37, bab 54.
9
membantu dan menolongnya baik itu dalam bentuk moril maupun materiil. Jika semua itu berjalan dengan serasi, maka kita akan merasakan keuntungan yang lain selain laba yang kita dapatkan. Keuntungan itu berupa ketenangan dan ketentraman serta kesejahteraan yang muncul diantara sesama wirausahawan (entrepreneur).10 Menurut Yayasan Schwab, sebuah lembaga yang bergerak untuk mendorong aktivitas social entrepreneurship menyatakan bahwa : “Para social entrepreneur menciptakan dan memimpin organisasi, untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan sebagai katalisator perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan baru, produk, jasa, metodologi, dan perubahan sikap.” Definisi tersebut memberikan penjelasan bagaimana para
social
entrepreneur memajukan perubahan sistemik pada lingkungan sosialnya dengan cara mengubah perilaku dan pemahaman atau kesadaran orang-orang di sekitarnya.11 Di Indonesia sendiri kegiatan Kewirausahaan Sosial telah banyak diaplikasikan oleh asosiasi kewirausahaan sosial baik di maupun tingkat daerah. Pada tingkat nasional kewirausahaan sosial dapat dilihat pada Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) dan Ashoka Indonesia. Kemudian untuk tingkat yang lebih kecil Kewirausahaan Sosial dapat dilihat pengaplikasiaannya pada paguyuban pemuda Asli Garut yang dikenal dengan nama Asgar Muda. Saat 10
Bambang Trim, Business Wisdom of Muhammad SAW. 40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi SAW (Bandung: Madani Prima, 2008) h. 16-18 11 Presentasi social entrepreneurship oleh Rachma Fitriati, FISIP Universitas Indonesia, h. 5
10
ini Asgar Muda beranggotakan 700 pemuda-pemudi Garut yang memfokuskan kegiatannya pada tiga bidang utama: pendidikan, kewirausahaan dan pembinaan masyarakat. 12 Kemudian pada Elang Gumilang yang berhasil membangun lebih dari seribu rumah sederhana di empat proyek perumahan di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2007 Elang bermitra dengan Bank Tabungan Negara (BTN) menyediakan Kredit Pemilikan Rumah Sederhana bersubsidi (KPRS) bagi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 2,5 juta per bulan. Sebanyak 450 unit rumah terjual. Pembelinya buruh, pedagang, tukang tambal ban, dan guru. Pemenang Wirausahawan Muda Mandiri terbaik Indonesia 2007 ini tergerak menyediakan rumah murah bagi „orang kecil‟ yang kesulitan membelinya.13 Dan M. Bijaksana Junerosano yang berinisiatif mendirikan Greeneration Indonesia (GI) pada tahun 2005. Sejak tahun 2008 GI memposisikan dirinya sebagai social enterprise yang menawarkan gaya hidup ramah lingkungan melalui PRODUK dan PROGRAM.14 Hal itu pun diterapkan oleh Unit Pasar Besar Pasar Minggu. UPB Pasar Minggu mengajarkan dan memberikan gambaran bagaimana para anggotanya peka terhadap lingkungan sosialnya. Jadi tidak hanya materi saja yang mereka fokuskan dalam berwirausaha, namun kepekaan sosial pun harus dimiliki oleh setiap anggota Unit Pasar Besar Pasar Minggu.
12
Muliadi Palesangi, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial”, (Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.), h. 3. 13 Muliadi Palesangi, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial”, (Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.), h. 3. 14 Muliadi Palesangi, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial”, (Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.), h. 4.
11
Unit Pasar Besar Pasar Minggu secara tidak langsung juga sudah melaksanakan kegiatan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) yang menurut Light (2008:12) adalah sebuah usaha untuk memecahkan masalah sosial yang saling berkaitan dan saling ketergantungan lewat perubahan-perubahan yang mendobrak pola-pola yang sudah ada.15 Hal tersebut sangat terlihat jelas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Unit Pasar Besar Pasar Minggu.Mereka tidak hanya melakukan kegiatan wirausaha atau berdagang saja, namun mereka juga sering melaksanakan kegiatan sosial yang efeknya dirasakan oleh masyarakat banyak pula. Maka, berdasarkan penjabaran latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Pengaruh Kewirausahaan Sosial Terhadap Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan dengan tujuan untuk membatasi ruang lingkup dan pendekatan agar pelaksanaan kegiatan penelitian tidak terlalu luas dan disesuaikan pula dengan keterbatasan kemampuan penelitian. Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada pengaruh antara dua variabel dan Pengaruh Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu pada Unit 15
Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility (Bandung: Widya Padjajaran, 2011) h. 12
12
Pasar Besar Pasar Minggu. Di mana variabel bebas ( x ) yaitu Kewirausahaan Sosial, sedangkan variabel terikat ( y ) yaitu Pengembangan Individu. 2. Perumusan Masalah Dari permasalahan di atas, yang jadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: a. Adakah hubungan antara Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu? b. Apakah
ada
pengaruh
kegiatan
Kewirausahaan
Sosial
terhadap
Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu? c. Seberapa besar pengaruh kegiatan Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu?
C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk
mengetahui
hubungan
antara
kewirausahaan
sosial
dengan
pengembangan individu pada UPB Pasar Minggu. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kewirausahaan sosial terhadap peningkatan pengembangan individu pada UPB Pasar Minggu. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kewirausahaan sosial terhadap peningkatan pengembangan individu pada UPB Pasar Minggu.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis
13
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para peneliti lain maupun masyarakat umum serta diharapkan dapat memberi manfaat guna menambah khasanah keilmuan yang berkaitan dengan studi pengembangan individu (mikro) secara khusus dan studi kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) secara umum. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan dan sarana evaluasi bagi Unit Pasar Besar Pasar Minggu sehingga mampu bersikap informan sekaligus pengontrol perkembangan individu melalui kegiatan kewirausahaan social (social entrepreneurship). b. Sebagai bahan masukan dan informasi yang berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/I Kesejahteraan Sosial dalam mengetahui bagaimana
kewirausahaan
sosial
(social
entrepreneurship)
dapat
mengembangkan seseorang atau individu. c. Sebagai informasi bagi praktisi bisnis (para pelaku usaha, pemegang saham,
direksi
dan
komisaris)
untuk
memahami
sistematika
kewirausahaan sosial (social entrepreneurship).
E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan kegiatan kewirausahaan dan perkembangan individu. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan beberapa skripsi
14
yang berhubungan dengan kegiatan kewirausahaan sosial dan perkembangan individu, tetapi peneliti akan memaparkan dari sudut yang berbeda yaitu 1. Nama Universitas
: Bimo Haryo Utomo (109054100016) : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Kesejahteraan Sosial. 2015
Judul
: Peran Modal Sosial Terhadap Perkembangan Pedagang Kaki Lima Asal Daerah Padang Di Sandratex Rempoa Ciputat.
Skripsi tersebut meneliti tentang bagaimana peran modal sosial dapat mempengaruhi perkembangan individu yaitu pedagang kaki lima. Penelitian pada skripsi ini dikhususkan kepada pedagang yang berasal dari daerah Padang yang berdagang di Sandratex Rempoa Ciputat.16 Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini Kewirausahaan
adalah penelitian ini Sosial
(Social
lebih mengarah kepada Kegiatan
Entrepreneurship)
yang
mempengaruhi
perkembangan individu pedagang di UPB Pasar Minggu. Selain itu subjek dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas. 2. Nama Universitas
: Dyas Chasbiansari (M2A 002 033) : Universitas Diponegoro Semarang, Fakultas Kedokteran, Program Studi Psikologi. 2007
Judul 16
: Kompetensi Sosial Dan Kewirausahaan (Studi Korelasi Pada
Bimo Haryo Utomo, “Peran Modal Sosial Terhadap Perkembangan Pedagang Kaki Lima Asal Daerah Padang di Sandratex Rempoa Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 13.
15
Anggota Perkumpulan Wirausahawan Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang) Skripsi tersebut meneliti ada tidaknya hubungan antara kompetensi sosial dengan kewirausahaan pada anggota Perkumpulan Wirausahawan Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang.17 Perbedaan skripsi peneliti adalah penelitian ini lebih mengarah kepada seberapa jauh Pengaruh kewirausahaan sosial terhadap pengembangan individu pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu. Selain itu subjek dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas. 3. Nama Universitas
: Gina Rainissa (1110054100003) : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Kesejahteraan Sosial. 2014
Judul
: Pengaruh Penyidikan Terhadap Aspek Psikososial Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) Di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.
Penelitian di atas bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyidikan terhadap aspek psikologi anak. Penelitian tersebut juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini tidak ada pengaruh yang signifikan antara penyidikan dengan psikososial ABH di PSMP Handayani
17
Dyas Chasbiansari,” Kompetensi Sosial Dan Kewirausahaan (Studi Korelasi Pada Anggota Perkumpulan Wirausahawan Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang),”(Skripsi S1 Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang, 2007), h. 11.
16
dengan nilai signifikansi sebesar 0,129.18 Penelitian tersebut ada kemiripan dengan penilitian pada skripsi ini karena terdapat 1 variabel dependen dan 1 variabel independen. Variabel X pada penelitian di atas adalah Penyidikan dan Variabel Y adalah Psikososial Anak. Perbedaan skripsi peneliti adalah penelitian ini lebih mengarah kepada seberapa jauh Pengaruh kewirausahaan sosial terhadap pengembangan individu pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu. Dengan kewirausahaan sosial sebagai variabel x dan pengembangan individu sebagai variable y. Selain itu subjek dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas. 4. Nama Universitas
: Jihan Yusnita (107053002358) : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Manajemen Dakwah. 2011
Judul
: Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Tafakul Umum.
Tujuan penelitian di atas adalah untuk mengetahui proses pemberian motivasi karyawan, pengaruh pemberian motivasi secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian tersebut juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel X pada penelitian di atas adalah Pemberian Motivasi dan Variabel Y
18
Gina Rainissa,” Pengaruh Penyidikan Terhadap Aspek Psikososial Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) Di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani,”( Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. i.
17
adalah Produktivitas Kerja.19 Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan angka R= 0,781 menunjukan R mendekati angka 1 artinya pemberian motivasi terhadap produktivitas kerja memiliki pengaruh. Peneliti menjadikan skripsi di atas sebagai tinjauan pustaka karena ada kemiripan model penelitian dan sama-sama dibimbing oleh Dr. Wahyu Prastyawan, MA. 5. Nama Universitas
: Indra Bismantara (170310060047) : Universitas Padjajaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial. 2011
Judul
: Aktivitas Kewirausahaan Sosial Pada Yayasan Kreasi Usaha Mandiri Alami (KUMALA) Di Rawa Badak, Jakarta Utara.
Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas mengenai aktivitas kewirausahaan sosial yang dilakukan Yayasan Kreasi Usaha Mandiri Alami (KUMALA) dalam unit usaha Gallery K‟Qta yang membuat produk kertas seni daur ulang dan kerajinan tangan bersama kelompok sasaran (anak jalanan, remaja bermasalah dan pemuda pengangguran). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi kasus. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam, observasi non partisipatif dan studi literatur dengan sumber data diperoleh dari pengurus Yayasan KUMALA dan juga anak jalanan yang merupakan kelompok sasaran 19
Jihan Yusnita,”Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Tafakul Umum,”( Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. i.
18
Yayasan KUMALA. Fokus penelitian ini adalah aspek-aspek dalam aktivitas kewirausahaan sosial. 20 Dari hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas kewirausahaan sosial yang dilakukan di Yayasan KUMALA meliputi aspek-aspek : misi sosial, kesempatan atau peluang dan inovasi baru, optimalisasi sumber daya, manajemen resiko, dan pemahaman dan penarikan konsumen. Tujuan akhir aktivitas tersebut adalah terciptanya kemandirian dari kelompok sasaran Yayasan KUMALA. Aktivitas kewirausahaan sosial Yayasan KUMALA mengalami kendala yaitu ketika minat masyarakat berkurang, maka akan memberikan dampak kepada besarnya pemasukan keuangan pada Yayasan, kegiatan-kegiatan Yayasan KUMALA akan mengalami perubahan pendanaan dan akhirnya kegiatan tersebut tidak maksimal yang dapat mengurangi kekompakan diantara kelompok sasaran akibat dari timbulnya rasa bosan dan jenuh di kelompok sasaran tersebut dan akhirnya justru mereka akan kembali ke kegiatan mereka di jalanan yang dianggap lebih baik hasilnya dibandingkan dengan kegiatan unit usaha di Yayasan KUMALA. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah penelitian ini lebih mengarah kepada Kegiatan Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) yang mempengaruhi perkembangan individu pedagang di UPB Pasar Minggu. Selain itu subjek dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas.
20
Indra Bismantara,” Aktivitas Kewirausahaan Sosial Pada Yayasan Kreasi Usaha Mandiri Alami (KUMALA) Di Rawa Badak, Jakarta Utara,”( Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjajaran, 2011), h. i.
19
F. Sistematika Penulisan Untuk memermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penelitiannya dibagi ke dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Didalamnya peneliti penguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian skripsi.
BAB II
KAJIAN TEORITIS Pada bab ini mengemukakan mengenai pengertian dari teori kewirausahaan sosial, pengembangan individu, intervensi mikro dan mezzo.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini. BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN Pada bab ini membahas mengenai biodata lengkap dari subyek penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang analisis terkait seberapa efektif kegiatan kewirausahaan sosial yang dilaksanakan oleh Unit Pasar Besar Pasar Minggu.
20
BAB VI
PENUTUP Merupakan bab penutup yang berisi saran dan kesimpulan dari pembahasan semua permasalahan yang ada dalam skripsi sebagai bentuk hasil dari analisa dalam penelitian penulis.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) 1. Teori-Teori Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) Menurut Hery Wibowo, S. Psi., MM dalam bukunya yang berjudul “Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility,” terdapat 2 tokoh yang menyampaikan tentang teori Kewirausahaan social (Social Entrepreneurship) yaitu Gregory Dees dan Paul C. Light. Berikut teori yang disampaikan oleh kedua ahli tersebut:
a. Gregory Dees Kewirausahaan sosial berbeda dengan banyak
hal.
Kunci
perbedaannya
adalah
kewirausahaan bisnis dalam bahwa
kewirausahaan
sosial
berdiri/berjalan dengan sebuah misi/tujuan sosial yang eksplisit/jelas dalam pikiran. Tujuan utama mereka adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Hal ini mempengaruhi
bagaimana
mereka
mengukur
kesuksesan
mereka
dan
menstrukturkan pengelolaannya. Berdasarkan hal tersebut, tampak bahwa kewirausahaan sosial itu sendiri adalah sebuah gerakan yang didorong oleh semangat untuk menolong orang lain dan membuat perubahan untuk kebaikan bagi orang banyak. Walaupun pada umumnya sebuah aktivitas kewirausahaan bisnis memberikan manfaat bagi orang banyak, namun gerakan kewirausahaan sosial menempatkan hal tersebut sebagai tujuan utama, bukan sebagai dampak/implikasi maupun ikutan.
21
22
Hal ini tentu saja membuat cara menjalankan maupun cara mengelola sebuah
entitas
kewirausahaan
sosial
berbeda
dengan
cara
mengelola
kewirausahaan bisnis. Meskipun harus diakui akan banyak irisan diantara keduanya. Menurut Dees, cara terbaik mengukur kesuksesan kewirausahaan sosial adalah bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan, melainkan pada tingkat dimana mereka telah menghasilkan nilai-nilai sosial (social value).1 b. Paul C. Light Paul C. Light mengasumsikan bahwa social entrepreneurship terbentuk dari empat komponan besar yaitu wirausaha, ide/gagasan, peluang, dan organisasi. 1) Wirausaha Menurut Light, wirausaha merupakan factor utama dalam terjadinya aktivitas kewirausahaan sosial. Tidak akan ada aktivitas kewirausahaan sosial tanpa talenta, kreativitas, dan dorongan kewirausahaan individu yang selalu ingin bergerak mendobrak kemapanan yang ada. Drayton (dalam Light 2008:7) menyatakan bahwa para wirausaha (entrepreneur) sangat mudah dikenali sebelum meninggalkan tanda karya mereka. Begitulah gambaran wirausaha. Mereka digambarkan sebagai seorang yang sangat erat memegang visinya. Mereka bergerak untuk mencapai visinya, yang sering kali dianggap aneh oleh orang-orang disekelilingnya. Namun demikian, tanpa seorang individu yang tidak kenal lelah seperti inilah kewirausahaan sosial terjadi.
1
Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility (Bandung: Widya Padjajaran, 2011), h. 11.
23
2) Ide/gagasan Inilah komponen kedua yang membentuk social entrepreneurship. Ide, sebagai dasar pembeda gerakan social entrepreneurship dan business entrepreneurship. Secara umum, pembeda antara kedua jenis entrepreneurship tersebut adalah bahwa social entrepreneurship dimulai dari ide/gagasan untuk mengurangi/mengatasi masalah, sementara pada business entrepreneurship, idea atau gagasan awalnya adalah untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. 3) Peluang Light menjelaskan peluang seperti Peter Pan Phenomenon, yaitu jika Anda percaya Anda bisa terbang, maka Anda akan bisa terbang. Dess menyatakan bahwa ketika orang lain melihat masalah, wirausaha sosial melihat peluang. Mereka tidak hanya didorong oleh pandangan mereka tentang kebutuhan sosial atau rasa empati mereka. Namun, mereka memiliki visi tentang bagaimana meraih perbaikan dan berbagai usaha yang memastikan bahwa visi mereka tercapai. Mereka adalah orang-orang yang sangat persisten. Maka dapat dikatakan bahwa peluang adalah sesuatu yang belum tentu dapat dilihat oleh orang awam, namun dapat diungkap oleh mereka yang memiliki jiwa wirausaha. Para wirausaha sosial ini, tidak hanya tergerak karena melihat ada sesuatu yang kurang beres, namun mereka melihat kesempatan untuk menjadikan segala sesuatunya menjadi lebih baik.
24
4) Organisasi Organisasi adalah aspek keempat dari social entrepreneurship. Aktivitas social entrepreneurship diyakini dapat bervariasi dari mulai gerakan individu sampai ke sebuah gerakan masif.2
2. Konsep Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) Gerakan kewirausahaan sosial sebenarnya sudah lama berlangsung. Artinya, sebelum dunia mengenal istilah ini, aktivitasnya sendiri sudah berlangsung puluhan tahun lamanya. Sepuluh tahun kebelakang, istilah ini mulai muncul dan digunakan secara luas, terutama sejak dianugerahinya Mohamad Yunus sebagai pemenang hadiah Nobel. Ia muncul dengan gagasan bahwa pemberian bantuan langsung kepada kaum miskin hanya akan mengkerdilkan mereka. Sebagai solusinya, dosen ekonomi di salah satu perguruan tinggi Bangladesh ini mengeluarkan kredit mikro tanpa agunan untuk menolong masyarakat miskin (kebanyakan kaum ibu) yang hidup di lingkungannya. Inilah spirit yang disebut sebagai kewirausahaan sosial, yaitu sebuah upaya untuk memanfaatkan mental entrepreneur (yaitu mental inovatif, kerja keras, berani ambil resiko dll) untuk sebesar-besarnya kebermanfaatan bagi masyarakat. Inilah antusisasme bisnis yang tidak menghubungkan indikator kesuksesannya dengan kinerja keuangan, melainkan lebih kepada seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Faktor yang berpotensi mendorong berkembangnya kewirausahaan sosial dari sisi suplai antara lain adalah:
2
Ibid, h. 18.
25
a. Meningkatnya
kesejahteraan/pendapatan perkapita secara umum
meupun
mobilitas sosial yang semakin meningkat. b. Meningkatnya produktif dari manusia/individu. c. Secara kuantitas jumlah pemerintahan yang demokratis semakin meningkat. d. Meningkatnya kekuasaan/daya jangkau/kekuatan penawaran dari perusahaan multinasional. e. Tingkat pendidikan yang semakin baik. f. Jaringan komunikasi yang semakin baik.3 Sedangkan dari sisi demand (tuntutan) hal-hal yang berpotensi meningkatkan gerakan kewirausahaan sosial adalah: a. Menigkatnya krisis di ranah lingkungan dan kesehatan. b. Meningkatnya ketidakadilan ekonomi di masyarakat. c. Kurangnya efisiensi pelayanan publik. d. Kemunduran/berkurangnya peran pemerintah dalam ranah perdagangan bebas. e. Meningkatnya peran-peran dari organisasi non pemerintah. f. Kompetisi untuk mendapatkan sumber daya.
3. Indikator Keberhasilan Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) Menurut Dees, cara terbaik mengukur kesuksesan kewirausahaan sosial adalah bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan, melainkan pada tingkat dimana mereka telah menghasilkan nilai-nilai sosial (social value). Para wirausaha sosial bertindak sebagai agen perubahan dalam sektor sosial dengan berbagai cara 3
Ibid, h. 27.
26
sebagaimana dikemukakan oleh Dees dkk. Jelas sekali dalam gambaran Dees tergambar bahwa kewirausahaan sosial merupakan sebuah gerakan dengan misi sosial, yang diusahakan dengan upaya-upaya menemukan peluang dan mengolahnya dengan inovasi dan proses belajar yang tiada henti serta kesiapan untuk bertindak tanpa dukungan sumber daya yang memadai. Semangat yang muncul ketika sedang membahas kewirausahaan sosial adalah semangat pemberian manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat, dengan cara yang inovatif dan pendekatan yang sistemik (bukan dengan jalan yang tanpa perencanaan dan pemikiran matang sebelumnya). Dibalik itu semua, sebenarnya hal ini menunjukan usaha-usaha untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang memang telah melakukan hal-hal yang luar biasa tersebut. 4 Satu hal yang dapat diungkapkan adalah bahwa kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) identik dengan usaha-usaha peningkatan nilai kemanusiaan manusia. Hal tersebut biasanya dimulai dengan identifikasi peluang-peluang yang dapat dikerjakan. Tentu saja, untuk dapat memulainya diperlukan sebuah inspirasi yang besar dan kuat, serta didukung oleh kreativitas dan keberanian untuk bertindak. Sehingga pada akhirnya kegiatan ini dapat benar-benar bermanfaat sosial.
B. PENGEMBANGAN INDIVIDU Sejarah istilah Pengembangan masyarakat telah memberi gambaran yang berwarnawarni. Sampai permulaan zaman modern, Pengembangan dimengerti sebagai teologi zaman keselamatan. Zaman fajar budi bertitik tolak pada arti yaitu “membuka apa yang dibungkus” dan menekankan Pengembangan diri (bakat dan kemampuan) sebagai dasar 4
Ibid, h. 32.
27
untuk kemajuan yang tetap dan suatu dunia yang semakin baik. Pandangan itu melahirkan historisme yang beranggapan bahwa sejarah berkembang sendiri menurut hukum-hukum yang ada di dalamnya. Historisme juga mendasari teori tahap dari Rostow, apalagi materialism historis dari Marx. Dari zaman kolonial hingga sekarang ini, istilah itu dimengerti sebagai pengembangan aktif-transitif sumber-sumber daya yang ada, serta sebagai usaha menciptakan kemakmuran. Sesudah tahun 1945, dengan tampilnya Negara berkembang di panggung dunia, pembangunan ekonomi dalam arti pertumbuhan pendapatan per kepala menjadi titik acuan utama. Berangsur-angsur, tekanan bergeser kembali ke arah Pengembangan diri, maupun dalam arti yang sebenarnya adalah tanggung jawab itu sendiri.5 Pengembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dari pengalaman yang terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Maksudnya, Pengembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman, lalu terjadi interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) dan akhirnya terjadi perubahan pada diri individu tersebut.6 Pengembangan mengandung nakna adanya permunculan sifat-sifat yang baru yang berbeda dari sebelumnya (Kasiram). Artinya, Pengembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya. 5
Muller Johannes, Pengembangan Masyarakat Lintas Ilmu (Yogyakarta: Gramedia, 2005) h. 148. Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Pengembangan Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan ed. 5 (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 2. 6
28
Tugas - tugas Pengembangan individu adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses Pengembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Robert Y.Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas Pengembangan tersebut adalah : kematangan fisik dan psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilainilai serta aspirasi individu. Pengembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut : a. Terjadinya perubahan dalam aspek
Fisik; seperti berat dan tinggi badan.
Psikis; seperti berbicara dan berfikir.
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi
Fisik; seperti
proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase
Pengembangannya.
Psikis; seperti perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
Fisik; seperti rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.
Psikis; seperti lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
d. Diperolehnya tanda-tanda baru
29
Fisik; seperti pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.
Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama. 7
C. Definisi Operasional Yang Digunakan Pada Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu Kewirausahaan Sosial (x) dan Pengembangan Individu (y). Oleh karena itu, penulis menarik definisi operasional dari 2 teori berikut: 1. Kewirausahaan Sosial (x) Kewirausahaan
sosial
(social
entrepreneurship)
berbeda
dengan
kewirausahaan bisnis dalam banyak hal. Kunci perbedaannya adalah bahwa kewirausahaan sosial berdiri/berjalan dengan sebuah misi/tujuan sosial yang eksplisit/jelas dalam pikiran. Tujuan utama mereka adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Hal ini mempengaruhi bagaimana mereka mengukur kesuksesan mereka dan menstrukturkan pengelolaannya. Paul C. Light menyatakan bahwa social entrepreneur terbentuk dari empat komponan besar yaitu wirausaha, ide/gagasan,
peluang,
dan
organisasi.8
Jadi
batasan
indikator
dari
kewirausahaan social adalah wirausaha, ide/gagasan, peluang, dan organisasi. 2. Pengembangan Individu (y)
7
Muller Johannes, Pengembangan Masyarakat Lintas Ilmu, h. 18. Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility (Bandung: Widya Padjajaran, 2011) h. 11. 8
30
Tugas - tugas pengembangan individu adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses Pengembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Robert Y.Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas Pengembangan tersebut adalah : kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya, dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Jadi batasan indikator dari pengembangan individu adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya, dan nilai-nilai serta aspirasi individu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Sumber Data 1.
Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui kueisioner/ angket yang diberikan kepada anggota Unit Pasar Besar Pasar Minggu, dan dokumen-dokumen resmi, serta wawancara dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan penelitian.
2.
Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan atau tulisan yang telah mendahului penelitian ini.
B. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep, kemudian generalisasi empiris yang bersandar pada statistik, sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian. Pendekatan ini menggunakan bantuan statistik yaitu regresi.
31
32
C. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel, yaitu kewirausahaan sosial dan pengembangan individu. Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis.1 Dalam pelaksanaannya, explanatory research ini menggunakan metode penelitian survei. Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat pengumpul data.
D. Variabel Penelitian Yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Kewirausahaan Sosial ( x ) Paul C. Light menyatakan bahwa social entrepreneur terbentuk dari empat komponan besar yaitu wirausaha, ide/gagasan, peluang, dan organisasi.2 Keempat dimensi tersebut akan penulis jadikan indikator dalam penentuan pernyataan kuesioner yang akan dibahas pada sub-bab Definisi Operasional. 1
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta: Kencana, 2009) h. 38 Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility (Bandung: Widya Padjajaran, 2011) h. 11. 2
33
2. Pengembangan Individu ( y ) Tugas-tugas pengembangan individu adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses pengembangan selanjutnya juga akan mengalami
kesulitan. Menurut Robert Y.Havighust, tokoh
yang
merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas pengembangan tersebut adalah : kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu.3 Dari ketiga dimensi tersebut akan penulis jadikan indikator dalam penentuan pernyataan kuesioner yang akan dibahas pada sub-bab Definisi Operasional. E. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Dalam menentukan lokasi penelitian dengan menggunakan metode purposive, yaitu teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut meliputi: 1.
Unit Pasar Besar Pasar Minggu adalah unit pasar yang bernaung di bawah perusahaan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu PD. Pasar Jaya, jadi sangat cocok untuk diteliti karena sebagai bahan
3
18.
Muller Johannes, Pengembangan Masyarakat Lintas Ilmu (Yogyakarta: Gramedia, 2005) h.
34
evaluasi kinerja pemerintah dan selanjutnya dapat digunakan sebagai pembelajaran oleh masyarakat. 2.
Keadaan Pasar Minggu berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, perlu diteliti apakah ada hubungan dengan kewirausahaan social dengan perubahan yang terjadi di Pasar Minggu.
3.
Pasar Minggu terbentuk sekitar tahun 1960-an hingga sekarang. Terdapat banyak regulasi yang terjadi pada proses berjalannya, jadi sangat menarik untuk diteliti. Lokasi penelitian ini adalah pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu yang
beralamat pada Jl. Ragunan Raya Kelurahan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu, Kode-pos 12730 telp: 7803242.
F.
Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.4 Populasi dari penelitian ini adalah Anggota Unit Pasar Besar Pasar Minggu. Menurut S. Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil
4
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), h.117
35
populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.5 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling. Sugiyono, menyatakan bahwa purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono, pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.6 Dalam hal ini, penentuan sampel didasarkan pada beberapa hal seperti berikut ini: 1. Para pedagang yang sudah berdagang di Pasar Minggu selama lebih dari 25 tahun. 2. Masih sehat jiwa dan raga. 3. Memiliki kios sendiri pada UPB Pasar Minggu. 4. Usaha yang berjalan belum diwariskan kepada siapapun termasuk anak atau saudara. Alasan pengambilan sampel dengan kriteria tersebut didasarkan pada sudah seberapa jauh mereka menerima manfaat atau kegiatan yang mengarah
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 117 6 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), h.119
36
pada kegiatan Kewirausahaan Sosial. Dari kriteria tersebut dapat diambil sampel yang berjumlah 30 responden dari 313 jumlah pedagang pada UPB Pasar Minggu.
G. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif. Di mana dalam pelaksanaannya, penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui: 1.
Penyebaran Kuesioner Penyebaran kuesioner ini penulis lakukan dalam upaya untuk mengetahui informasi yang akurat dan dapat dipercaya tentang efektivitas kegiatan kewirausahaan sosial terhadap pengembangan individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu. Kuesioner disebarkan kepada seluruh sampel sejumlah 30 orang.
2.
Library Research (Studi Kepustakaan) Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Bisnis, Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi,
37
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.7 Maksud dari studi ini adalah sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan teori. Adapun buku yang penulis jadikan pedoman dalam pengembangan teori adalah: a) Kewirausahaan Sosial oleh Budhi Wibawa, dkk. b) Pengembangan Masyarakat Lintas Ilmu oleh Muller Johannes. c) Metode Penelitian Bisnis oleh Sugiyono.. 3. Wawancara Dalam penelitian ini, wawancara hanya dilakukan untuk mendukung validitas-validitas data secara kuantitatif saja. Karena penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat utama pengumpul data. Wawancara dilakukan dengan tiga orang informan yang dianggap penting dan merupakan pelaku di UPB Pasar Minggu, di antaranya: a) Bapak Benyamin Manik, S.Sos selaku Ketua Unit Pasar Besar Pasar Minggu b) Bapak Efendi selaku Bidang Administrasi Unit Pasar Besar Pasar Minggu c) Bapak Maskut selaku Koordinator Lapangan Unit Pasar Besar Pasar Minggu 7
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis ( Bandung: Alfabeta, 2008), h. 30.
38
H. Teknik Pengukuran Skala Teknik pengukuran skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala interval dengan menggunakan teknik skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.8 Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instrumen yang mengandung skala likert mempunyai gradasi sangat positif hingga negatif. Alternatif pilihan yang digunakan antara lain: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup Setuju (CS), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan ragu-ragu atau jawaban tengah dihilangkan, dengan alasan:9 1. Jawaban tengah memiliki arti ganda sebab responden belum dapat memutuskan atau memberikan jawaban yang pasti sehingga ia memberikan jawaban netral atau ragu-ragu. 2. Adanya alternatif jawaban tengah dapat menimbulkan kecenderungan untuk memilih jawaban tersebut (Central Tendency), terutama pada responden yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 132. Hadi, Metodologi Research, Jilid 1 (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1989) h.19-20. 9
39
3. Penghilangan alternatif jawaban tengah memberikan kesempatan untuk melihat kecenderungan jawaban responden ke arah positif atau negatif. Dalam hal ini skala yang digunakan adalah 1 sampai dengan 6 dengan keterangan sebagai berikut: SS
= Jika Sangat Setuju dengan pernyataan
S
= Jika Setuju dengan pernyataan
CS
= Jika Cukup Setuju dengan pernyataan
KS
= Jika Kurang Setuju dengan pernyataan
TS
= Jika Tidak Setuju dengan pernyataan
STS = Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Penyusunan aitem kewirausahaan sosial dan pengembangan individu disusun berdasarkan aitem yang berbentuk positif (favorable) dan aitem yang berbentuk negatif (unfavorable). Tabel 3.1 Skor Penilaian Kuesioner Pernyataaan Kategori Favorable
Unfavorable
Sangat Setuju
5
0
Setuju
4
1
Cukup Setuju
3
2
Kurang Setuju
2
3
40
I.
Tidak Setuju
1
4
Sangat Tidak Setuju
0
5
Definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1. Kewirausahaan Sosial (x) Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) berbeda dengan kewirausahaan bisnis dalam banyak hal. Kunci perbedaannya adalah bahwa kewirausahaan sosial berdiri/berjalan dengan sebuah misi/tujuan sosial yang eksplisit/jelas dalam pikiran. Tujuan utama mereka adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Hal ini mempengaruhi bagaimana mereka
mengukur
kesuksesan
mereka
dan
menstrukturkan
pengelolaannya. Paul C. Light menyatakan bahwa social entrepreneur terbentuk dari empat komponan besar yaitu wirausaha, ide/gagasan, peluang, dan organisasi.10 2. Pengembangan Individu (y) Pengembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dari pengalaman yang terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Maksudnya, Pengembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai
10
Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility (Bandung: Widya Padjajaran, 2011) h. 11.
41
usia normal) dan pengalaman, lalu terjadi interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) dan akhirnya terjadi perubahan pada diri individu tersebut.11 Tugas-tugas pengembangan individu adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses pengembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Robert Y. Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas pengembangan tersebut adalah : kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu.12
11
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Pengembangan Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan ed. 5 (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 2. 12 Muller Johannes, Pengembangan Masyarakat Lintas Ilmu (Yogyakarta: Gramedia, 2005) h. 18.
42
Tabel 3.2 Operasional Variabel Kewirausahaan Sosial Variabel
Dimensi
Kewirausahaan 1) Wirausaha Sosial (x)
2) Ide/gagasan
3) Peluang
4) Organisasi
Indikator
Butir
- Memiliki talenta atau bakat - Kreatif - Motivasi yang besar
1,2,
- Orientasi untuk mengurangi/mengatasi masalah - Memiliki gagasan untuk melaksanakan kegiatan social
7,8,9,
- Persisten - Peka terhadap lingkungan sekitar - Keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik
12,13, 14,15,16,
- Pandai mengatur Strategi - Melaksankan kegiatan sosial secara masif - Berani mengambil keputusan (SelfDetermination)
20,21,22,
3,4, 5,6,
10,11,
17,18,19,
23,24, 25,26,27
43
Tabel 3.3 Operasional Variabel Pengembangan Individu Variabel
Dimensi
Indikator
Pengembangan 1) Kematangan - Kesesuaian antara usia Individu (y) Fisik dan Psikis dengan penampilan - Kesesuaian antara usia dengan tingkah laku 2) Tuntutan Masyarakat atau Budaya
3) Nilai-Nilai Serta Aspirasi Individu
J.
Butir 1,2, 3,4,5,
- Mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. - Menyesuaikan dengan budaya yang berlaku di lingkungan.
6,7,8,
- Keinginan untuk mengharmonisasi kan masyarakat
12,13,14
9,10,11,
Metode Analisis Data 1. Pengujian Instrumen a. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas merupakan suatu langkah pengujian
44
yang dilakukan terhadap isi dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.13 Sementara Arikunto menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.14 Terdapat tiga kategori besar validitas, yaitu content validity (validitas isi)\ construct validity (validitas konstrak) criterion-related validity (validitas berdasarkan kriteria). Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, yaitu dengan rumus:15 rxy
N xy x y
N x
2
x N y 2 y 2
2
Keterangan :
13
rxy
: koefisien korelasi antara item dengan total item
∑xy
: jumlah penelitian item dengan total item
∑x
: jumlah skor masing-masing item
∑y
: jumlah skor total item
N
: jumlah subjek
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 178 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.163-169 15 Dwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik (PT. MediaKom 2008), h.119 14
45
Perhitungan validitas pada skala penelitian ini dihitung dengan menggunakan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) versi 17.0. Fungsi perhitungan ini adalah untuk menyeleksi item yang layak dipakai dengan nilai batas 0,361. Apabila item mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari 0,361 maka item tersebut akan lolos seleksi dan digunakan sebagai bagian dari skala dalam bentuk final, tetapi apabila koefisien korelasi kurang dari 0,361 maka item dianggap mempunyai daya diskriminasi rendah dan tidak diikutkan dalam skala bentuk final. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah terdapatnya kesamaan data dalam waktu yang berbeda dan menunjukkan pada suatu pengertian bahwa alat ukur tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Teknik untuk mengukur reliabilitas instrumen dengan menggunakan skala Likert dapat menggunakan rumus koefisien reabilitas Alpha Cronbach.16 Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach (α) > 0,6 yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha < 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h.171
46
penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Perhitungan reliabilitas pada skala penelitian ini dihitung dengan menggunakan program Packages for Social Sciences (SPSS) versi 17.0. 2. Pengolahan Data Uji Regresi Linier Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.17 Persamaan umum regresi linier sederhana adalah: Y = a + bX Dimana: Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a : Harga Y ketika Harga X = 0 (harga konstan). b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun. X: Subyek pada variabel independen yang mempunya nilai tertentu. Untuk mengetahui korelasi antara kewirausahaan sosial dengan pengembangan individu, maka korelasi dilambangkan dengan nilai R= koefisien korelasi, jika nilai R tidak lebih dari harga (-1
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alabeta, 2010), h.261
47
R= -1 artinya korelasinya negatif sempurna, R=0 tidak ada korelasi dan R=1 berarti korelasinya sempurna positif. Selanjutnya harga R akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai R untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan, penjelasannya sebagai berikut: Tabel 3.4 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sedangkan untuk koefisien determinasi di dalam penelitian ini dilambangkan dengan R square. Koefisien determinasi (R square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. 18
18
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 250
48
2. Pengujian Hipotesis Uji t (Uji Parsial) Menurut Sugiyono, uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (kewirausahaan sosial) terhadap variabel terikat (pengembangan individu) secara terpisah atau parsial. Uji t dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : r : Koefisien korelasi n : Jumlah sampel Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis kewirausahaan sosial terhadap pengembangan individu. Ho: Tidak ada hubungan antara kewirausahaan sosial dengan pengembangan individu Ha: Ada
hubungan
antara
pengembangan individu
kewirausahaan
sosial
dengan
49
H1: Tidak ada pengaruh antara kewirausahaan sosial dengan pengembangan individu H2: Ada
pengaruh
antara
kewirausahaan
sosial
dengan
pengembangan individu
Kriteria penerimaan hipotesis: 1. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima Ha ditolak, H1 diterima dan H2 ditolak. Apabila t hitung > t tabel maka Ha dan H2 diterima. 2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi. Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, H1 diterima dan H2 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, H1 ditolak dan H2 diterima.19
19
h.223
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PASAR BESAR PASAR MINGGU
A. Sejarah Berdiri dan Munculnya Pasar Minggu Jakarta sebagai kota metropolitan, ternyata memiliki nama-nama pasar sesuai dengan nama hari dalam sepekan. Namun dari nama-nama hari itu, yang masih terdengar sampai saat ini adalah Pasar Minggu, Pasar Senen, Pasar Rebo, dan Pasar Jumat. Seluruhnya masih melekat karena kini menjadi nama sebuah daerah. Sedangkan Pasar Selasa, Pasar Kamis, dan Pasar Sabtu, nyaris tak terdengar lagi, konon karena terkalahkan oleh nama daerah. Nama pasar dikaitkan dengan nama hari karena dalam riwayatnya, aktivitas di pasar itu dilakukan pada hari tertentu. Misalnya, disebut Pasar Senen karena aktivitas di pasar tersebut dulunya selalu dilakukan setiap hari Senen. Kini nama tersebut menjadi sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Pusat. Demikian halnya nama-nama pasar lainnya. Dalam arsip Kolonial, pasar pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Justinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730-an. Pasar itu bernama Vincke Passer yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Senen. Vincke Passer merupakan pasar pertama yang
50
51
menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah.1 Kemudian masuk pada abad ke-19 atau di tahun 1801 pemerintah VOC memberikan kebijakan dalam perizinan membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya. Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai Pasar Senen dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah. Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa yakni Pasar Koja, pasar yang buka setiap hari Rabu adalah Pasar Rebo yang kini menjadi Pasar Induk Kramatjati. Kemudian pasar yang buka setiap hari Kamis adalah Mester Passer yang kini disebut Pasar Jatinegara. Selanjutnya ada beberapa pasar yang buka di hari Jumat, sebut saja pasar Lebakbulus, Pasar Kelender dan Pasar Cimanggis. Untuk Pasar Sabtu, atau pasar yang bukanya setiap hari Sabtu adalah Pasar Tanah Abang. Sedangkan Pasar Minggu atau yang dulu dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer buka pada hari Minggu. Perbedaan pengoperasian pasar ini dilakukan VOC dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar.
1
Situs Pemerintahan Jakarta, www.jakarta.go.id>web>encyclopedia, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
52
Sayangnya, kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama. Sebab sejak VOC bangkrut akibat banyak pejabat yang korupsi, pemerintahan Belanda di Batavia diambil alih oleh Kerajaan Hindia-Belanda. Sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari kerja pasar pun tak berlaku lagi, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar. Di zaman Hindia-Belanda pada akhir abad ke-19 inilah banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, seperti Passer Baroe, Passer Glodok, Toko Merah. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal.2 Pada 1960-an sampai 1980-an adalah era Pasar Minggu sebagai sentra buah di Jakarta. Selain sebagai pusat perdagangan buah, kawasan ini dirimbuni berbagai jenis pohon buah. Tidak mengherankan bila Pasar Minggu penyuplai buah di Jakarta kala itu. Jadi tidak hanya mengandalkan pasokan dari luar daerah. Rokib, 50 tahun, warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menceritakan betapa buah begitu berlimpah di Pasar Minggu saat dia masih siswa sekolah dasar pada 1970-an. “Dulu Duren Tiga, Buncit, Pejaten masih lebat dengan berbagai macam buah, tapi tiap lokasi itu selalu ada yang dominan,” kata Rokib kepada merdeka.com.3
2
Situs Pemerintahan Jakarta, www.jakarta.go.id>web>encyclopedia, artikel diakses pada 26 Oktober 2015. 3 Sumber berita online: www.merdeka.com
53
Untuk kawasan Pejaten hingga Ragunan didominasi buah rambutan. Pepaya dan jambu menguasai Pasar Minggu. Sedangkan Jati Padang, menurut Rokib, sangat kesohor dengan duren montong. Pohon-pohon duren di sana berukuran besar dengan diameter tiga lingkaran tangan orang dewasa. Bila musim rambutan tiba dan Rokib main ke rumah saudaranya di Pejaten, sepanjang jalan dia melihat rambutan berbuah begitu lebat. Saking banyaknya, tidak perlu memanjat untuk memetik. Apalagi saat itu, Pasar Minggu masih banyak ditempati oleh orang Betawi. “Kadang tidak perlu izin untuk metik buah,” kata Rokib. Rokib yang juga ketua Rukun Tetangga Pasar Minggu Lebak, RT 03 RW 08 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, ini bercerita ayahnya dulu pegawai di kantor Kecamatan Pasar Minggu. Ayahnhya pernah membawakan dia majalah resmi pemerintah DKI Jakarta yang memuat laporan jumlah pohon dan buah di Jakarta. Dari bacaan itu dia baru mengetahui Pasar Minggu memiliki berbagai jenis buah dengan jumlah puluhan ribu pohon. Rokib tidak ingat pasti berapa ribu jumlah pohon pepaya, nangka, duren, sawo, atau yang ada saat itu. Tapi dia memastikan jumlah tiap satu jenis buah bisa mencapai empat puluh ribu pohon, bahkan bisa lebih. Alhasil, Pasar Minggu kebanjiran pasokan saat musim buah. Biasanya buah-buah itu disalurkan lagi ke pasar-pasar lain di seantero Jakarta. Dia
54
memperkirakan jumlahnya bisa ribuan kilogram kalau melihat hampir semua jenis angkutan keluar masuk mengangkut buah. Mulai dari delman, truk, hingga kereta. Pasar Minggu juga menyediakan kebutuhan masyarakat lainnya, seperti eperti bahan pokok, pakaian, hingga lauk pauk. Namun tetap saja Pasar Minggu kala itu identik dengan pasar buah-buahan. Perlahan-lahan limpahan buah itu mulai menyusut. Apalagi sejak pendatang dari luar mulai ramai datang ke Jakarta menjelang 1990-an. Lahan kebun digunakan warga untuk menanam buah mulai tergusur dijadikan permukiman dan jalan raya. Kondisi Pasar Minggu berubah, statusnya sebagai sentra buah tidak lagi seperti dulu. Meski saat ini masih ada buah-buahan, namun dipasok dari luar Jakarta.“Pasar Minggu dulu dikenal sebagai sentra buah kini hanya tinggal kata-kata,” kata Rokib sambil mendendangkan lirik lagu, “Pepaya, mangga, pisang, jambu... Dibawa dari Pasar Minggu... Disana banyak penjualnya, di kota banyak pembelinya." Hingga saat ini Pasar Minggu pun sudah menjadi Unit Pasar Besar dimana seluruh manajemennya dipegang oleh Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.4
4
Sumber berita online: www.merdeka.com
55
B. Profil Perusahaan Daerah Pasar Jaya Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Minggu berada di bawah naungan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang disebut dengan PD. Pasar Jaya. Oleh karena itu, ada baiknya kita ketahui dahulu apa itu PD. Pasar Jaya.
1. Tentang PD. Pasar jaya
Pasar Jaya adalah Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
Pasar Jaya mengelola 153 pasar dengan omset bisnis yang diperdagangkan lebih dari 150 triliun rupiah per tahun dengan 105.223 tempat usaha. Berdasarkan survey, pasar-pasar yang dikelola Pasar Jaya dikunjungi lebih dari 2 juta pengunjung setiap harinya, atau kurang lebih 20% dari penduduk DKI Jakarta.
2. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Daerah Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. lb.3/2/15/66 pada tanggal 24 Desember 1966. Kemudian pengesahan oleh Menteri Dalam Negeri lewat Keputusan No. Ekbang 8/8/13-305 tanggal 23 Desember 1967. Selanjutnya untuk meningkatkan status dan kedudukan hukum serta penyesuaian dengan
56
perkembangan
Ibukota
Jakarta,
maka
Keputusan
Gubernur
tersebut
ditingkatkan dengan Peraturan Daerah No. 7 Tahun 1982 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta. Perda tersebut disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 511.231-181 tanggal 19 April 1983 dan telah diumumkan dalam Lembaran Daerah DKI Jakarta No. 34 Tahun 1983 Seri D No. 33.5
Dalam upaya peningkatan peranan Pasar Jaya sebagai perusahaan daerah yang lebih profesional serta mengantisipasi tuntutan perkembangan bisnis perpasaran di DKI Jakarta yang makin kompetitif dan untuk meningkatkan fungsi dan peranannya maka Pasar Jaya, pada tanggal 30 Desember 1999, ditetapkan kembali dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 12 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta, yang telah diumumkan dalam Lembaran Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 35 Tahun 1999.
Dengan bergulirnya waktu, pasar terus berkembang. Pada mulanya pasar merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli dan terjadinya transaksi langsung, seiring berjalannya waktu dan tuntutan konsumen pasar yang terus berubah maka pasar tidak hanya sekedar menjadi tempat bertemunya pedagang dan konsumen. Pasar sudah merupakan entitas bisnis
5
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
57
yang lengkap dan kompleks dimana kenyamanan dan kepuasan pelanggan (consumer satisfaction) yang menjadi tujuan utama.
Demikianlah sekilas tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya. Untuk lebih lengkapnya penulis melampirkan Fungsi PD Pasar Jaya, Profil Perusahaan, Keorganisasian Pd. Pasar Jaya, Visi dan Misi PD. Pasar Jaya, Peraturan-Peraturan pada PD Pasar Jaya, Governance, Kegiatan PD Pasar Jaya, dan Lokasi-Lokasi Pasar.
C. Profil Unit Pasar Besar Pasar Minggu Berikut struktur pengurus yang mengurus Unit Pasar Besar Pasar Minggu yang sekaligus menjadi narasumber dalam proses observasi lapangan: a) Bapak Benyamin Manik, S.Sos selaku Ketua Unit Pasar Besar Pasar Minggu b) Bapak Efendi selaku Bidang Administrasi Unit Pasar Besar Pasar Minggu c) Bapak Maskut selaku Koordinator Lapangan Unit Pasar Besar Pasar Minggu Selain itu terdapat 12 staf lain di dalam kantor Unit Pasar Besar Pasar Minggu. Pada UPB Pasar Minggu terdapat 313 pedagang yang resmi terdaftar di UPB Pasar Minggu, lalu 1138 pedagang yang terdaftar namun belum resmi, dan terdapat 1987 Pedagang Kaki Lima (PKL). Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada 313 pedagang yang resmi berdagang di UPB Pasar Minggu. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling. Sugiyono, menyatakan bahwa purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono, pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu
58
yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.6 Dalam hal ini, penentuan sampel didasarkan pada para pedagang yang sudah berdagang di Pasar Minggu selama lebih dari 25 tahun, masih sehat jiwa dan raga, dan memiliki kios sendiri pada UPB Pasar Minggu. Alasan pengambilan sampel dengan kriteria tersebut didasarkan pada sudah seberapa jauh mereka menerima manfaat atau kegiatan yang mengarah pada kegiatan Kewirausahaan Sosial. Dari kriteria tersebut dapat diambil sampel yang berjumlah 30 responden dari jumlah pedagang pada UPB Pasar Minggu. Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu sendiri terdapat beberapa kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan Kewirausahaan Sosial seperti: a. Kegiatan rutin santunan terhadap salah satu pedagang yang terkena musibah b. Kegiatan kerja bakti yang dilakukan hamper sebulan sekali c. Perayaan Hari Besar Nasional, contohnya seperti tanggal 17 Agustus 2015 lalu. UPB Pasar Minggu menyelenggarakan beberapa lomba dan pesta rakyat dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-70 tersebut.7
6
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), h.119 Wawancara Pribadi dengan Bapak Maskut selaku Koordinator Lapangan Unit Pasar Besar Pasar Minggu pada 16 September 2015. 7
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Olah Data Statistik 1.
Uji Statistik a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilaksanakan dengan menggunakan Person Correlation. Pedoman suatu model yang dikatakan valid jika memiliki nilai r-hitung diatas r-tabel 0,361. Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel Kewirausahaan Sosial Butir Pernyataan
r hitung
r table
Keterangan
Butir 1
0,600
0,361
Valid
Butir 2
0,473
0,361
Valid
Butir 3
0,321
0,361
Tidak Valid
Butir 4
0,465
0,361
Valid
Butir 5
0,714
0,361
Valid
Butir 6
0,330
0,361
Tidak Valid
Butir 7
0,631
0,361
Valid
Butir 8
0,098
0,361
Tidak Valid
Butir 9
0,267
0,361
Tidak Valid
Butir 10
0,454
0,361
Valid
Butir 11
0,325
0,361
Tidak Valid
Butir 12
0,666
0,361
Valid
Butir 13
0,609
0,361
Valid
Butir 14
0,723
0,361
Valid
59
60
Butir 15
0,791
0,361
Valid
Butir 16
0,568
0,361
Valid
Butir 17
0,519
0,361
Valid
Butir 18
0,441
0,361
Valid
Butir 19
0,557
0,361
Valid
Butir 20
0,771
0,361
Valid
Butir 21
0,370
0,361
Valid
Butir Pernyataan
r hitung
r table
Keterangan
Butir 22
0,475
0,361
Valid
Butir 23
0,636
0,361
Valid
Butir 24
0,728
0,361
Valid
Butir 25
0,762
0,361
Valid
Butir 26
0,668
0,361
Valid
Butir 27
0,719
0,361
Valid
Sumber: Data Olahan Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 22 butir pernyataan yang valid dikarenakan r hitung lebih besar dari r tabel. Sedangkan 5 butir pernyataan dinyatakan gugur karena r hitung kurang dari r tabel. Aitem-aitem pernyataan valid dan gugur tersaji dalam rangkuman tabel berikut ini: Tabel 5.2 Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Kewirausahaan Sosial No
Dimensi
Nomor Aitem Valid
Gugur
Jumlah Valid Gugur
Total
1
Wirausaha
1,2,3,4,5,6
3,6
4
2
6
2
Ide/Gagasan
7,8,9,10,11
8,9,11
2
3
5
-
8
0
8
-
8
0
8
22
5
27
3 4
Peluang Organisasi Total
Sumber: Data Olahan
12,13,14,15,16,1 7,18,19, 20,21,22,23,24,2 5,26,27
61
Tabel 5.3 Uji Validitas Variabel Pengembangan Individu
Butir Pernyataan
r hitung
r table
Keterangan
Butir 1
0,477
0,361
Valid
Butir 2
0,518
0,361
Valid
Butir 3
0,626
0,361
Valid
Butir 4
0,493
0,361
Valid
Butir 5
0,719
0,361
Valid
Butir 6
0,786
0,361
Valid
Butir 7
0,701
0,361
Valid
Butir 8
0,461
0,361
Valid
Butir 9
0,667
0,361
Valid
Butir 10
0,593
0,361
Valid
Butir 11
0,104
0,361
Tidak Valid
Butir 12
0,737
0,361
Valid
Butir 13
0,772
0,361
Valid
Butir 14
0,704
0,361
Valid
Sumber: Data Olahan
Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 13 butir pernyataan yang valid dikarenakan r hitung lebih besar dari r tabel. Sedangkan 1 butir pernyataan dinyatakan gugur karena r hitung kurang dari r tabel.
62
Aitem-aitem pernyataan valid dan gugur tersaji dalam rangkuman tabel berikut ini:
Tabel 5.4 Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Pengembangan Individu No
1 2 3
Dimensi Kematangan Fisik dan Psikis Tuntutan Masyarakat atau Budaya Nilai-Nilai Serta Aspirasi Individu Total
Nomor Aitem
Jumlah Valid Gugur
Total
Valid
Gugur
1,2,3,4,5
-
5
0
5
6,7,8,9,10,11
1
5
1
6
12,13,14
-
3
0
3
13
1
14
Sumber: Data Olahan
b. Uji Reliabilitas Hasil dari pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkalikali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas dapat menjadi alat ukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika nilai cronbach’s alpha sebesar 0,6 atau lebih. Hasil dari pengujian reliabilitas disajikan pada tabel dibawah ini:
63
Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kewirausahaan Sosial Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.923
22
Sumber: Data Olahan Tabel 5.6 menunjukan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,923. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai croncbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengembangan Individu Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .866
13
Sumber: Data Olahan Tabel 5.7 menunjukan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,866. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai croncbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Dari kedua tabel di atas dapat disimpulkan, nilai cronbach’s alpha kedua skala tersebut mempunyai nilai yang lebih besar dari 0,60. Setiap aitem pernyataan yang digunakan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban yang sebelumnya.
64
65
Tabel 5.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
30
Normal Parameters
a,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
5.09736896
Absolute
.100
Positive
.100
Negative
-.068
Kolmogorov-Smirnov Z
.549
Asymp. Sig. (2-tailed)
.924
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data Olahan
Berdasarkan tabel 5.1 di atas, Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0.05 maka data dapat dikatakan normal, namun apabila nilai nya kurang dari 0.05 maka data berdistribusi tidak normal. Uji
Normalitas
dengan
model
Kolmogorov-Smirnov
Test
dimaksudkan untuk mendukung atau membuktikan hasil uji normalitas grafik agar data dapat dibuktikan secara akurat.1
2.
Uji Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan dalam penelitian ini
dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh variabel Kewirausahaan Sosial (X) dengan Pengembangan Individu (Y). 1
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: BPUniversitas Diponegoro, 2007), h. 110
66
Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Hasil pengolahan SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut:
Tabel 5.8 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Kewirausahaan_Sosial
B
Std. Error 20.841
6.529
.348
.076
Coefficients Beta
t
.652
Sig.
3.192
.003
4.555
.000
a. Dependent Variable: Pengembangan_Individu
Sumber: Data Olahan
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel independen Kewirausahaan Sosial (x) berpengaruh positif terhadap variabel dependent Pengembangan Individu (y) sebesar 0,652.
3.
Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R2) R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Jika nilainya mendekati 1, maka hubungan erat. Sebaliknya jika mendekati 0, maka hubungan lemah.
67
R2 menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini merupakan persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 5.9 Model Summary
Model 1
R .652
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.426
.405
5.188
a. Predictors: (Constant), Kewirausahaan_Sosial
Sumber: Data Olahan Angka R didapat 0,652, artinya korelasi antara variabel Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu sebesar 0,652. Hal ini berarti terjadi hubungan yang erat karena nilai mendekati 1. Sedangkan R2 sebesar 0,426. Artinya presentase pengaruh Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu sebesar 42,6%, sedangkan sisanya 57,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model ini. b. Uji Homogenitas (F) Pengujian
hipotesis
secara
bersama-sama
atau
simultan
dilakukan dengan menggunakan Uji F. Uji F dilakukan untuk menguji hubungan signifikansi antara variabel independen dan variabel dependen secara keseluruhan. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut :
68
Tabel 5.10 Uji F b
ANOVA
B
Sum of
Model
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
e 1
r d
Regression
558.355
1
558.355
Residual
753.512
28
26.911
1311.867
29
Total
20.748
.000
a
a. Predictors: (Constant), Kewirausahaan_Sosial
a
b. Dependent Variable: Pengembangan_Individu
BSumber: Data Olahan
Berdasarkan hasil pengujian model regresi untuk keseluruhan variabel menunjukkan nilai F hitung = 20,748 dengan signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka signifikansi 0,000 < 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima. Dan H1 ditolah H2 diterima. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa: 1.
Terdapat hubungan antara Kewirausahaan Sosial dan Pengembangan Individu Pada UPB Pasar Minggu
2.
Kewirausahaan Sosial berpengaruh secara signifikan terhadap Pengembangan Individu Pada UPB Pasar Minggu
Kedua hipotesis tersebut dapat diterima. c. Uji Parsial (t) Untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
69
dependen. Berikut ini akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial. Berdasarkan masalah pokok dan tujuan penelitian maka hipotesis yang dikemukakan adalah: Ho
: Tidak ada hubungan antara Kewirausahaan Sosial (x) dengan Pengembangan Individu(y)
Ha
: Ada hubungan antara Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu (y)
H1
: Kewirausahaan Sosial (x) tidak berpengaruh terhadap Pengembangan Individu (y)
H2
: Kewirausahaan Sosial (x) berpengaruh terhadap Pengembangan Individu (y) Berdasarkan tabel
5.8
hasil
pengujian
regresi
variabel
Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu Pada UPB Pasar Minggu menunjukan nilai t hitung = 4,555 dan t tabel = 3, 192 dengan nilai signifikansi 0,000. Berarti t hitung > t tabel dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka Ha diterima dan Ho ditolak, H2 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian variabel Kewirausahaan Sosial berpengaruh terhadap Pengembangan Individu Pada UPB Pasar Minggu.
70
B.
Analisis Hubungan Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu Menurut Gregory Dees yang dikutip oleh Herry Wibowo, S. Psi., MM dalam bukunya yang berjudul “Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social
Entrepreneurship,
Social
Entreprise,
Corporate
Responsibility” Kewirausahaan sosial berbeda dengan bisnis
dalam
banyak
hal.
Kunci
perbedaannya
Social
kewirausahaan adalah
bahwa
kewirausahaan sosial berdiri/berjalan dengan sebuah misi/tujuan sosial yang eksplisit/jelas dalam pikiran. Tujuan utama mereka adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Hal ini mempengaruhi bagaimana mereka
mengukur
kesuksesan
mereka
dan
menstrukturkan
pengelolaannya. Berdasarkan hal tersebut, tampak bahwa kewirausahaan sosial itu sendiri adalah sebuah gerakan yang didorong oleh semangat untuk menolong orang lain dan membuat perubahan untuk kebaikan bagi orang banyak. Walaupun pada umumnya sebuah aktivitas kewirausahaan bisnis memberikan manfaat bagi orang banyak, namun gerakan kewirausahaan sosial menempatkan hal tersebut sebagai tujuan utama, bukan sebagai dampak/implikasi maupun ikutan.2 Dari teori tersebut Kewirausahaan Sosial merupakan salah satu faktor yang menentukan perilaku individu atau Pengembangan Individu. Dalam penelitian ini, Kewirausahaan Sosial yang merupakan variabel
2
Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility (Bandung: Widya Padjajaran, 2011) h. 11.
71
independen memiliki
hubungan
yang sangat
signifikan terhadap
Pengembangan Individu pedagang pada UPB Pasar Minggu yang merupakan variabel dependen. Hal ini dibuktikan dengan olah data menggunakan uji statistika dengan hasil sebagai berikut: Tabel 5.11 Model Summary
Model 1
R .652
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.426
.405
5.188
a. Predictors: (Constant), Kewirausahaan_Sosial
Sumber: Data Olahan Angka R didapatkan sebesar 0,652. Angka R tersebut menunjukan hubungan atau korelasi antara kedua variabel. Dengan besar angka R yang didapat yaitu 0,652, hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu karyawan karena nilai korelasi tersebut mendekati 1. Sedangkan secara presentase, hubungan antara kedua variabel menunjukan angka sebesar 42,6 %. Dengan persentase tersebut Kewirausahaan Sosial merupakan faktor yang cukup kuat bila dibandingkan dengan faktor lainnya. Dapat disimpulkan bahwa Kewirausahaan Sosial memiliki hubungan yang erat dengan Pengembangan Individu pedagang pada UPB Pasar Minggu.
72
C.
Analisis Pengaruh Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu Menurut Dees cara terbaik mengukur kesuksesan kewirausahaan sosial adalah bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan, melainkan pada tingkat dimana mereka telah menghasilkan nilai-nilai sosial (social value). Para wirausaha sosial bertindak sebagai agen perubahan dalam sektor sosial dengan berbagai cara sebagaimana dikemukakan oleh Dees dkk. Jelas sekali dalam gambaran Dees tergambar bahwa kewirausahaan sosial merupakan sebuah gerakan dengan misi sosial, yang diusahakan dengan upaya-upaya menemukan peluang dan mengolahnya dengan inovasi dan proses belajar yang tiada henti serta kesiapan untuk bertindak tanpa dukungan sumber daya yang memadai.3 Dari teori tersebut, Kewirausahaan Sosial merupakan proses yang paling penting dalam sebuah kelompok karena memiliki fungsi memengaruhi dan mengarahkan orang-orang atau individu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan. Begitupun dalam suatu pasar, dalam hal ini adalah Unit Pasar Besar Pasar Minggu. Kewirausahaan Sosial merupakan kunci berkembangnya individu atau pedagang di pasar. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa Kewirausahaan Sosial mampu
memberikan
pengaruh
yang
sangat
signifikan
terhadap
Pengembangan Individu pedagang pada UPB Pasar Minggu. Hal ini dapat
3
Ibid, h. 30.
73
dibuktikan dengan hasil pengumpulan dan olah data dengan menggunakan uji statistik, yaitu: Tabel 5.12 Uji F b
ANOVA Model S 1
u m
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
558.355
1
558.355
Residual
753.512
28
26.911
1311.867
29
Total
F
Sig.
20.748
.000
a
a. Predictors: (Constant), Kewirausahaan_Sosial b. Dependent Variable: Pengembangan_Individu
Sumber: Data Olahan D Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 maka nilai 0,000>0,05. Hal ini membuktikan bahwa teori Dees yang telah dipaparkan di atas sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu Kewirausahaan Sosial efektif secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,000. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Sugiyono dalam bukunya yang berjudul
“Metode
Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
R&D”
mengatakan bahwa apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, H1 diterima dan H2 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, H1 ditolak dan H2 diterima.4
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), h.223
74
D.
Hasil Statistik Dan Pengamatan Lapangan Kewirausahaan Sosial memiliki hubungan yang positif terhadap Pengembangan Individu sebesar 0,652. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Kewirausahaan Sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengembangan Individu karena nilai yang dihasilkan mendekati 1. Pengembangan Individu di sini meliputi tiga aspek penilaian, yaitu kematangan fisik dan psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilainilai serta aspirasi individu. Dari banyak faktor, secara persentase Kewirausahaan Sosial memberikan pengaruh sebesar 42,6 % dan 57,4 % dipengaruhi
oleh
variabel–variabel
lainnya.
Dengan
kata
lain,
Kewirausahaan Sosial memberikan pengaruh yang paling besar terhadap pengembangan individu. Dalam penerapannya, Kewirausahaan Sosial pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu menunjukkan bahwa mampu berpengaruh secara positif terhadap peningkatan Pengembangan Individunya. Saat penulis melakukan observasi dan melakukan pengamatan lapangan pada pedagang UPB Pasar Minggu, mayoritas pedagang disana sudah berani menyampaikan aspirasinya dapat dilihat pada kuesioner pernyataan pengembangan individu nomor 12. Mereka sudah berani berkat sering mengikuti kegiatan yang bersifat kewirausahaan sosial. Dari situ kedekatan emosional pun terjalin. Selain itu, para pedagang di Pasar Minggu memang terlihat kompak dan minim sekali terlihat perselisihan. Hal tersebut berjalan beriringan dengan pernyataan kuesioner tabel Kewirausahaan Sosial pada nomor 5 dan 6 ditambah dengan pernyataan
75
Pengembangan Individu nomor 7 yang mayoritas mengisi setuju pada pernyataan tersebut. Dari beberapa sampel dan gambaran di atas terlihat bahwa kegiatan-kegiatan kewirausahaan sosial dapat merubah watak seseorang atau individu menjadi lebih baik lagi. Dapat dilihat dari jawaban pada kuesioner yang diisi oleh responden yang telah berdagang di Pasar Minggu selama lebih dari 25 tahun. Lalu Hasil statistik menyatakan bahwa Kewirausahaan Sosial berpengaruh positif terhadap Pengembangan Individu sebesar 0,652 (Tabel 5.8). Hal ini berarti terjadi hubungan yang erat antara Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu karena nilai mendekati 1. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa Kewirausahaan Sosial merupakan faktor yang paling penting dalam sebuah kelompok karena memiliki fungsi memengaruhi dan mengarahkan orangorang atau individu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu Unit Pasar Besar Pasar Minggu dan mengetahui seberapa pengaruhnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil uji data statistik dengan menggunakan SPSS versi 17.0 didapatkan nilai R hitung sebesar 0,652 dan R tabel sebesar 0,361. Dengan kata lain Rt < Rh = Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Kewirausahaan Sosial memiliki hubungan terhadap Pengembangan Individu. Pengembangan Individu di sini meliputi tiga aspek penilaian, yaitu kematangan fisik dan psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. 2. Kewirausahaan Sosial sangat berpengaruh terhadap peningkatan Pengembangan Individu. Dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini disebabkan oleh pola Kewirausahaan Sosial yang mandiri diterapkan oleh Unit Pasar Besar Pasar Minggu. Dari sebaran pernyataan kuesioner, jawaban responden yang merupakan pedagang pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu lebih dominan memberikan jawaban setuju terhadap aitem-aitem pernyataan yang mengarah kepada pernyataan Kewirausahaan Sosial yang mandiri.
76
77
3. Dari banyak faktor, secara persentase Kewirausahaan Sosial memberikan pengaruh sebesar 42,6 % dan sisanya sebesar 57,4 % dipengaruhi oleh variabel–variabel lainnya. Dengan kata lain, Kewirausahaan Sosial memberikan pengaruh yang paling besar terhadap
pengembangan
individu.
Dalam
penerapannya,
Kewirausahaan Sosial pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu menunjukkan bahwa mampu berpengaruh secara positif terhadap peningkatan Pengembangan Individunya.
B. Saran Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan,
maka
penulis
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: a. Bagi Unit Pasar Besar Pasar Minggu Kewirausahaan Sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan Pengembangan Individu, maka dari itu diharapkan kepada pengurus UPB Pasar Minggu untuk tetap menjalin interaksi dengan pedagang agar semakin tercipta suasana pasar yang menyenangkan guna meningkatkan Pengembangan Individu. Mengingat pentingnya proses Kewirausahaan Sosial dalam sebuah pasar, disarankan untuk mempertimbangkan kesejahteraan pedagang dalam rangka pembuatan kebijakan-kebijakan untuk memajukan pasar.
78
b. Bagi Program Studi Kesejahteraan Sosial Diharapkan dapat memberi lebih banyak ruang tentang pembahasan Kewirausahaan Sosial sebagai salah satu pelengkap mata kuliah pada Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial. Selain itu, diharapkan memperbanyak referensi tentang teori Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship).
c. Bagi Pihak Lain: Pada penelitian ini ditemukan faktor penentu peningkatan Pengembangan Individu lainnya sebesar 57,4 %, maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengikutsertakan faktor-faktor tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 1998 Bismantara, Indra. Aktivitas Kewirausahaan Sosial Pada Yayasan Kreasi Usaha Mandiri Alami (KUMALA) Di Rawa Badak, Jakarta Utara. Bandung: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Padjajaran. 2011. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. 2009. Chasbiansari, Dyas. Kompetensi Sosial Dan Kewirausahaan (Studi Korelasi Pada Anggota Perkumpulan Wirausahawan Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang). Semarang: Skripsi S1 Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. 2007.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1996. Echols, John M. dan Hasan Shadily. Kamus Besar Bahasa Indonesia cet. 8. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. 1990. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: BP-Universitas Diponegoro. 2007. Gibson, James L. et. Al. Organizations Structure, Proccess, Behavior, Business Publications. Inc: 1973. Hadi. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. 1989. 73
74
Handayaningrat, Soewarno. Pengantar Ilmu Pengetahuan dan Manajemen. Jakarta: Gunung agung. 1982. Handoko, T. Hani. Manajemen ed. 2. Yogyakarta: BPFE. 1998. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan ed. 5. Jakarta: Erlangga. 1980.
Johannes, Muller. Perkembangan Masyarakat Lintas Ilmu. Yogyakarta: Gramedia. 2005. Kitab Minhaj Sarah Shohih Muslim, Juz 8, Hadits Nomor 2580, Bab ke-40 “AlBirru Wa assholah wal adab”, Sub bab 15 “Tahrimu adzolim”. Kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Tirmidzi, Hadits nomor 2506, “Kitabu Shifatil Qiyamah wa al Roqoiq wa al Waro’i an Rosulillah”, kitab ke 37, bab 54. Mark Casson, Enterpreneurship. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Mc Quail, Denis. Teori Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga Pratama. 1992. P, Cambel J. Riset dalam Efektivitas Organisasi, terjemahan Sahat Simamora. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. 1978. Partanto, Pius A, dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. 1994. Priyatno, Dwi. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Jakarta: PT. MediaKom. 2008. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2007.
75
Suherman, Eman. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Penerbit Alfabeta. 2010. Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed. 2 cet. 7. Jakarta: Balai Pustaka. 1995. Rainnisa, Gina. Pengaruh Penyidikan Terhadap Aspek Psikososial Anak
Berhadapan Dengan Hukum (ABH) Di Panti Sosial
Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.
Trim, Bambang. Business Wisdom of Muhammad SAW. 40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi SAW. Bandung: Madani Prima. 2008. Utomo, Bimo Haryo. Peran Modal Sosial Terhadap Perkembangan Pedagang Kaki Lima Asal Daerah Padang di Sandratex Rempoa Ciputat. Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Wibawa,
Budhi,
dkk.
Pemikiran,
Konseptual,
dan
Praktik:
Social
Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility. Bandung: Widya Padjajaran. 2011. Yusnita, Jihan. Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Tafakul Umum. Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.
76
SUMBER ONLINE: Situs
Pemerintahan
Jakarta.
Diakses
pada
tanggal
26
Oktober
2015.
www.jakarta.go.id>web>encyclopedia Sumber berita online. www.merdeka.com Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya. diakses pada 26 Oktober 2015. www.pasarjaya.co.id
SUMBER LAIN: Presentasi social entrepreneurship oleh Rachma Fitriati, FISIP Universitas Indonesia. Wawancara Pribadi dengan Bapak Maskut selaku Koordinator Lapangan Unit Pasar Besar Pasar Minggu pada 16 September 2015.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kuesioner (pre-test) Efektivitas Kegiatan Kewirausahaan Sosial Terhadap Pengembangan Individu Pada UPB Pasar Minggu
I. Identitas Responden Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
: (Laki-laki / Perempuan)
Pendidikan
: ( ) SMA ( ) S1 ( ) S2
Lama Kerja
: ( ) < 1 tahun ( ) > 1 tahun
II. Petunjuk Pengisian a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Saudara/i isi. Kemudian Saudara/i diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenar-benarnya b. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu diminta tidak ada jawaban yang dikosongkan
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda ( X ) pada salah satu jawaban yang benar-benar menggambarkan keadaan diri Anda. Penelitian dilakukan dengan skala berikut: SS
= Jika Sangat Setuju dengan pernyataan
S
= Jika Setuju dengan pernyataan
CS
= Jika Cukup Setuju dengan pernyataan
KS
= Jika Kurang Setuju dengan pernyataan
TS
= Jika Tidak Setuju dengan pernyataan
STS
= Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh: No. 1
Pernyataan
SS
S
CS
KS
Saya menyukai olahraga renang
S
SS
X
Jika ingin mengganti jawaban, maka berilah coretan berupa satu garis mendatar pada kolom yang sebelumnya diberi tanda silang (X) dan berilah tanda silang (X) pada kolom lain, yang benar-benar menggambarkan diri anda No. 1
Pernyataan Saya menyukai olahraga renang
BAGIAN I SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
CS
= Cukup Setuju
KS
= Kurang Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat tidak Setuju
SS
S X
CS
KS
S X
SS
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
24.
Pernyataan Kewirausahaan Sosial SS Saya berbakat dalam usaha yang saya tekuni Saya mahir dalam usaha yang saya tekuni Saya tertarik terhadap hal-hal baru Saya memiliki keinginan untuk lebih maju lagi daripada saat ini Saya terpacu untuk terus mengembangkan usaha Saya selalu memulai aktivitas pada pagi hari Saya memiliki hubungan yang baik dengan pedagang lain Pedagang lain bukan competitor (saingan) bagi saya Saya menghindari gesekan yang akan terjadi diantara para pedagang Saya selalu membantu bila ada pedagang lain yang tertimpa musibah Saya rutin menyisihkan pendapatan saya untuk orang yang kurang mampu Saya tidak mudah putus asa Saya tekun dalam menjalankan usaha Saya aktif dalam setiap kegiatan kelompok pasar Saya terlibat dalam menjaga ketertiban pasar Saya selalu menjaga kebersiham lingkungan pasar Saya senang mengikuti pelatihan tentang kewirausahaan Saya selalu menerima saran yang dibrikan oleh pedagang lain Saya tidak mudah marah ketika di kritik Saya bisa membaca peluang yang besar Saya mengetahui kelemahan yang saya miliki Saya selalu mempertimbangkan setiap keputusan yang akan saya pilih Saya selalu berkoordinasi dengan pedagang lain saat melaksanakan kegiatan sosial Saya selalu ikut serta dalam kegiatan yang melibatkan masyarakat
S
CS
KS
TS
STS
25. 26. 27.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12.
13. 14.
Saya berani menegur bila ada pedagang lain yang berbuat salah Saya berani mengambil resiko yang besar Saya selalu bersikap tegas
Pernyataan Pengembangan Individu Saya selalu menyesuaikan penampilan dengan usia Saya selalu berpakaian rapih ketika berjualan Saya bersikap bijak dalam menghadapi masalah Saya tidak mudah terpancing emosi Saya selalu mengutamakan sopan santun dan ramah tamah ketika berdagang Saya taat terhadap peraturan yang berlaku Saya akrab dengan masyarakat sekitar tempat berjualan Saya dekat dengan semua pedagang yang saya kenal di pasar Dalam berdagang saya selalu menggunakan bahasa yang sopan Saya menjalankan kebiasaan dan budaya yang berlaku di pasar Saya lebih senang berbicara dengan menggunakan bahasa daerah ketika mengobrol dengan pedagang lain Saya selalu menerapkan nilai-nilai positif dalam berkehidupan bermasyarakat Saya selalu menyampaikan aspirasi terhadap pengurus UPB Pasar Minggu Saya menghormati nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat sekitar
SS
S
CS
KS
TS
STS
Kuesioner (valid dan reliabel) Efektivitas Kegiatan Kewirausahaan Sosial Terhadap Pengembangan Individu Pada UPB Pasar Minggu
III. Identitas Responden Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
: (Laki-laki / Perempuan)
Pendidikan
: ( ) SMA ( ) S1 ( ) S2
Lama Kerja
: ( ) < 1 tahun ( ) > 1 tahun
IV. Petunjuk Pengisian c. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Saudara/i isi. Kemudian Saudara/i diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenar-benarnya d. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu diminta tidak ada jawaban yang dikosongkan
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda ( X ) pada salah satu jawaban yang benar-benar menggambarkan keadaan diri Anda. Penelitian dilakukan dengan skala berikut: SS
= Jika Sangat Setuju dengan pernyataan
S
= Jika Setuju dengan pernyataan
CS
= Jika Cukup Setuju dengan pernyataan
KS
= Jika Kurang Setuju dengan pernyataan
TS
= Jika Tidak Setuju dengan pernyataan
STS
= Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh: No. 1
Pernyataan
SS
S
CS
KS
Saya menyukai olahraga renang
S
SS
X
Jika ingin mengganti jawaban, maka berilah coretan berupa satu garis mendatar pada kolom yang sebelumnya diberi tanda silang (X) dan berilah tanda silang (X) pada kolom lain, yang benar-benar menggambarkan diri anda No. 1
Pernyataan Saya menyukai olahraga renang
BAGIAN I SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
CS
= Cukup Setuju
KS
= Kurang Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat tidak Setuju
SS
S X
CS
KS
S X
SS
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
19. 20. 21. 22.
Pernyataan Kewirausahaan Sosial SS Saya berbakat dalam usaha yang saya tekuni Saya mahir dalam usaha yang saya tekuni Saya memiliki keinginan untuk lebih maju lagi daripada saat ini Saya terpacu untuk terus mengembangkan usaha Saya memiliki hubungan yang baik dengan pedagang lain Saya selalu membantu bila ada pedagang lain yang tertimpa musibah Saya tidak mudah putus asa Saya tekun dalam menjalankan usaha Saya aktif dalam setiap kegiatan kelompok pasar Saya terlibat dalam menjaga ketertiban pasar Saya selalu menjaga kebersiham lingkungan pasar Saya senang mengikuti pelatihan tentang kewirausahaan Saya selalu menerima saran yang dibrikan oleh pedagang lain Saya tidak mudah marah ketika di kritik Saya bisa membaca peluang yang besar Saya mengetahui kelemahan yang saya miliki Saya selalu mempertimbangkan setiap keputusan yang akan saya pilih Saya selalu berkoordinasi dengan pedagang lain saat melaksanakan kegiatan sosial Saya selalu ikut serta dalam kegiatan yang melibatkan masyarakat Saya berani menegur bila ada pedagang lain yang berbuat salah Saya berani mengambil resiko yang besar Saya selalu bersikap tegas
S
CS
KS
TS
STS
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13.
Pernyataan Pengembangan Individu Saya selalu menyesuaikan penampilan dengan usia Saya selalu berpakaian rapih ketika berjualan Saya bersikap bijak dalam menghadapi masalah Saya tidak mudah terpancing emosi Saya selalu mengutamakan sopan santun dan ramah tamah ketika berdagang Saya taat terhadap peraturan yang berlaku Saya akrab dengan masyarakat sekitar tempat berjualan Saya dekat dengan semua pedagang yang saya kenal di pasar Dalam berdagang saya selalu menggunakan bahasa yang sopan Saya menjalankan kebiasaan dan budaya yang berlaku di pasar Saya selalu menerapkan nilai-nilai positif dalam berkehidupan bermasyarakat Saya selalu menyampaikan aspirasi terhadap pengurus UPB Pasar Minggu Saya menghormati nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat sekitar
SS
S
CS
KS
TS
STS
LAMPIRAN 2 SELEBARAN UJI REGRESI LINEAR SEDERHANA
Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
b
Method
Kewirausahaan_ Sosial
. Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pengembangan_Individu
Model Summary
Model
R
1
.652
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.426
.405
5.188
a. Predictors: (Constant), Kewirausahaan_Sosial
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
558.355
1
558.355
Residual
753.512
28
26.911
1311.867
29
Total
F
Sig.
20.748
.000
a
a. Predictors: (Constant), Kewirausahaan_Sosial b. Dependent Variable: Pengembangan_Individu Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 20.841
6.529
.348
.076
Kewirausahaan_Sosial a. Dependent Variable: Pengembangan_Individu
Coefficients Beta
t
.652
Sig. 3.192
.003
4.555
.000
LAMPIRAN 3
PROFIL LENGKAP PERUSAHAAN DAERAH PASAR JAYA
1. Fungsi PD. Pasar Jaya Tugas Pokok PD Pasar Jaya adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan Jasa. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut PD.Pasar Jaya mempunyai fungsi :
Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar.
Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan kelengkapan area pasar.
Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar.
Pengelolaan dan pengembangan area pasar.
Pembinaan pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar.
Bantuan terhadap stabilitas harga barang.
Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama.
Pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar.
Pembinaan pedagang pasar antara lain meliputi :
Memfasilitasi kerjasama wadah para pedagang dalam kemitraan dengan pihak
lain.
Memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen oleh pedagang.
Memfasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedagang.
Memberikan hak prioritas kepada pedagang lama untuk memperoleh tempat usaha yang baru hasil pembangunan.1
Memfasilitasi pemberian kredit bagi pedagang bekerjasama dengan lembaga
keuangan.
2. Profil Perusahaan PD Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : Ib.3/2/15/66 pada tanggal 24 Desember 1966. Kemudian pengesahan oleh Menteri Dalam Negeri lewat Keputusan No. Ekbang 8/8/13-305 tanggal 23 Desember 1967. Maksud pendirian PD Pasar Jaya adalah dalam rangka peningkatan efisiensi umum di bidang perpasaran di lingkungan Jawatan Perekonomian Rakyat DKI Jakarta sehingga merupakan unit usaha yang mandiri dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, juga merupakan sumber penghasilan riil bagi daerah. Selanjutnya untuk meningkatkan status dan kedudukan hukum serta penyesuaian dengan perkembangan Ibukota Jakarta, maka Keputusan Gubernur tersebut ditingkatkan dengan Peraturan Daerah No. 7 Tahun 1982 tentang Perusahaan Daerah Pasar Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Perda tersebut disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 511.231-181 tanggal 19 April 1983 dan telah diumumkan dalam Lembaran Daerah DKI Jakarta No. 34 Tahun 1983 Seri D No. 33. Peraturan Daerah tersebut kemudian diubah dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 12 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta, yang telah diumumkan dalam Lembaran Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 35 Tahun 1999. Saat ini PD Pasar Jaya mengelola 153 pasar yang tersebar diseluruh wilayah provinsi DKI Jakarta. 2
1 2
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015. Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
3. Keorganisasian Perusahaan Daerah Pasar Jaya
Struktur Organisasi PD Pasar Jaya:
a.
PUSAT Badan Pengawas Dewan Direksi Satuan Pengawas Internal Bidang 3
b.
3
WILAYAH
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
Unit Area Unit Pasar Besar 4. Visi dan Misi
Visi: “Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah Propinsi DKI Jakarta”
Misi: “Menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman, aman dan berwawasan lingkunan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah dan bersaing”
5. Peraturan a. Undang-Undang Dasar 1945 b. Undang Undang Undang Undang Nomor 5 Tahun 1962 Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2007
Undang Undang Nomor 32 Tahun 20044 c. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Presiden/Keputusan Presiden e. Peraturan Menteri/Keputusan Menteri Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2008 Keputusan Menteri Nomor 43 Tahun 2000 f. Peraturan Daerah Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 Perpasaran Swasta Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang PD Pasar Jaya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Area Pasar Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999 Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 Peraturan Gubernur/Keputusan Gubernur
6. Governance Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, PD Pasar Jaya memiliki prosedur internal yang menerapkan dan mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip Good Governance. Prinsip Good Governance tersebut dituangkan dalam berbagai ketentuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas antara lain :
4
Proses pengambilan keputusan melalui Rapat Dewan Direksi
Pendelegasian wewenang.
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
Penyediaan informasi pelaksanaan tugas PD Pasar Jaya kepada stakeholders.
Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan wewenang PD Pasar Jaya kepada stakeholders.
Penerapan manajemen risiko.
Proses pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan dengan prinsip efektif, efisien, transparan, akuntabel, adil dan tidak diskriminatif.
Pengelolaan sumber daya manusia dan organisasi serta anggaran dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi.
Pelaksanaan internal governance PD Pasar Jaya tersebut di atas didukung oleh fungsi Satuan Pengawas Intern yang independen, profesional, dan obyektif. Penerapannya mengacu pada kode etik dan standar profesi audit intern.
a. Landasan Hukum Perusahaan Daerah Pasar Jaya memiliki dua landasan hukum utama yaitu Perda Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya dan Perda Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Area Pasar.5 b. Landasan Operasional Perda Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Pasar dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Jaya DKI Jakarta. c. Tugas Pokok dan Fungsi
5
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
Tugas Pokok PD Pasar Jaya adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut PD Pasar Jaya mempunyai fungsi :
Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar.
Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan kelengkapan area pasar.
Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan area pasar.
Bantuan terhadap stabilitas harga barang.
Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama.
Pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar.
Pembinaan pedagang pasar antara lain meliputi :
Memfasilitasi kerjasama wadah para pedagang dalam kemitraan dengan pihak lain.
Memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen oleh pedagang.
Memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya manusia pedagang.
Memberikan hak prioritas kepada pedagang lama untuk memperoleh tempat usaha yg baru hasil pembangunan.
Memfasilitasi pemberian kredit bagi pedagang bekerjasama dengan lembaga keuangan.6
7. Beberapa Kegiatan Perusahaan Daerah Pasar Jaya a. Rapat Kerja Tahun 2014 Hari Ketiga b. Hari Kemerdekaan RI ke 69 c. Buka Puasa Bersama Tahun 1435 H 6
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
d. Silaturahim Karyawan Karyawati PD. Pasar Jaya e. Jakarnaval 2014 f. Jakarta Night Festival 2014 g. Outbound & Keakraban h. Memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad 1435 H i. Peresmian 3 Pasar Tradisional j. Peresmian Pasar Kelapa Gading k. Peresmian Pasar Pos Pengumben l. Peresmian Pasar Jembatan Dua7 m. Peresmian bojong indah dan kedoya 10 Mei 2011 n. HUT Pos Kota 14-17 April 2011 o. Ayam Asuh 07 Maret 2011
Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu sendiri terdapat beberapa kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan Kewirausahaan Sosial seperti: a. Kegiatan rutin santunan terhadap salah satu pedagang yang terkena musibah b. Kegiatan kerja bakti yang dilakukan hamper sebulan sekali c. Perayaan Hari Besar Nasional, contohnya seperti tanggal 17 Agustus 2015 lalu. UPB Pasar Minggu menyelenggarakan beberapa lomba dan pesta rakyat dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-70 tersebut.8 8. Lokasi Pasar
7
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015. Wawancara Pribadi dengan Bapak Maskut selaku Koordinator Lapangan Unit Pasar Besar Pasar Minggu pada 16 September 2015.
8
JAKARTA PUSAT Area Pusat I 1. Eks Kantor Cabang
Jalan Alaydrus telp : -
2. Pasar Bendungan Hilir9
Jl. Bendungan Hilir Raya Kel.Bendungan Hilir Kec.Tanah Abang. Kode-pos 10210 telp: 5733574
3. Pasar Blora
Jl. Kendal No.25 Kel.Menteng Kec.Menteng telp: 3903868
4. Pasar Cideng Thomas 5. Pasar Cikini Ampiun
Jl. Tanah Abang V Kel.Petojo Selatan Kec.Gambir telp: 3450147 Jl. Pegangsaan Timur Kel.Pegangsaan Kec.Menteng. Kode-pos 10330 telp: 3142084
6. Pasar Gandaria
Jl. Kebon Kacang I Kel.Kebon Kacang Kec.Tanah Abang telp : -
7. Pasar Gondangdia
Jl. Sri Kaya Raya Kel.Kebon Sirih Kec.Menteng telp: 3927723
8. Pasar Hias Rias Cikini 9. Pasar Jl. Diponegoro
9
Jl. Cikini Raya No.90 Kel.Cikini Kec.Menteng telp: 3900390 Jl. Diponegoro Kel.Paseban Kec.Senen telp : -
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
10. Pasar Jl. Surabaya
Jl. Surabaya Kel.Menteng Kec.Menteng telp : -
11. Pasar Kenari
telp : -
12. Pasar Lontar / Kb.Melati
Jl. H. Sabeni Raya Kel.Kebon Melati Kec.Tanah Abang . Kodepos 103992 telp : -
13. Pasar Palmerah
Jl. Hayam Wuruk No.100 Kel.Mangga Besar Kec.Taman Sari. Kode-pos 11120 telp: 5492405
14. Pasar Paseban
Jl. Salemba Raya, 014/005 Kel.Paseban Kec.Senen. Kode-pos 10440 telp: 3157077
15. Pasar Petojo Enclek 16. Pasar Petojo Ilir
Jl. Suryo Pranoto Gg.IX Kel.Petojo Selatan Kec.Gambir telp : Jl. A.M. Sangaji, No.16-18, 003/04 Kel.Petojo Utara Kec.Gambir. Kode-pos 11250 telp: 6329375
17. Pasar Pramuka Pojok
Jl. Salemba Raya No.79, 001/05 Kel.Paseban Kec.Senen telp : -
18. Pasar Tanah Abang Bukit
Jl. K.H. Fachrudin Kel.Kampung Bali Kec. Tanah Abang. Kodepos 141303 telp : -
19. Pertokoan Jl. Biak
Jl. Biak telp : -
Area Pusat II
1. Eks Kantor Camat
Jalan Kramat telp : -
2. Pasar Cempaka Putih 3. Pasar Gardu Asem10
telp : Jl. Gardu Asem Kel.Kemayoran Kec.Kemayoran Kode-pos 10620 telp : -
4. Pasar Gembrong
Jl. Pangkalan Asem Kel.Cempaka Putih Barat Kec.Cempaka Putih. Kode-pos 10520 telp: 4249671
5. Pasar Jatirawasari
Jl. Mardani Raya Kel.Cempaka Putih Barat Kec.Cempaka Putih. Kode-pos 10520 telp : -
6. Pasar Jembatan Merah 7. Pasar Johar Baru
Jl. Kartini Raya Kel.Mangga Dua Selatan Kec.Sawah Besar telp: 6011584 telp : -
8. Pasar Karang Anyar
10
Jl. Karang Anyar Raya Kel.Karang Anyar Kec.Sawah Besar telp: 6286325
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
9. Pasar Kombongan
Jl. Bungur Besar Gg.XVII, 001/01 Kel.Gunung Sahari Selatan Kec.Kemayoran telp : -
10. Pasar Kwitang Dalam
Jl. Kramat Kwitang I, 009/09 Kel.Kwitang Dalam Kec.Senen. Kode-pos 10420 telp : -
11. Pasar Nangka Bungur
Jl. Kalibaru Timur, 006/09 Kel.Utan Panjang Kec.Kemayoran. Kode-pos 10650 telp: 42880259
12. Pasar Rajawali
telp : -
13. Pasar Rawasari/ Rawa Kerbo 14. Pasar Serdang
telp : Jl. Serdang Baru II, 014/05 Kel.Serdang Kec.Kemayoran. Kodepos 10650 telp: 4261385
15. Pasar Sumur Batu
Jl. Sumur Batu Raya, 001/01 Kel.Sumur Batu Kec.Kemayoran. Kode-pos 10640 telp: 42801182
16. Pasar Tanah Tinggi Poncol 17. Pasar Timbul Kartini
Jl. Letjen Suprapto Kel.Bungur Kec.Senen. Kode-pos 10460 telp : Jl. Sumur Batu Raya Kel.Kartni Kec.Sawah Besar.Kode-pos 10750 telp: 3103992
JAKARTA BARAT
Area Barat I
1. Pasar Asem Reges
Jl. Taman Sari Raya, No.40 Kel.Taman Sari Kec.Taman Sari. Kode-pos 11150 telp: 6292796
2. Pasar Gang Kancil
Jl. Keamanan Kel.Keagungan Kec.Taman Sari. Kode-pos 11130 telp: 6321023
3. Pasar Jembatan11 Besi
Jl. Jembatan Besi II Kel.Jembatan Besi Kec.Tambora. Kode-pos 11320 telp: 63850384
4. Pasar Jembatan Lima
Jl. K.H. Moch. Mansyur 011/01 Kel.Jembatan Lima Kec.Tambora. Kode-pos 11250 telp: 6336623
5. Pasar Mangga Besar
Jl. Kebon Jeruk XIX Kel.Maphar Kec.Taman Sari. Kode-pos 11160 telp: 6257071
6. Pasar Pagi
Jl. Petak Baru Pasar Pagi Kel.Roa Malaka Kec.Tambora. Kode-pos 11230 telp: 6927675
7. Pasar Pecah Kulit
Jl. Mangga Besar IX Kel.Pinangsia Kec.Taman Sari telp: 6598322
11
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
8. Pasar Penjagalan
Jl. Penjagalan Raya No.14 Kel.Pekojan Kec.Tambora. Kode-pos 11240 telp : -
9. Pasar Perniagaan
Jl. Perniagaan Kel.Tambora Kec.Tambora telp: 6902281
10. Pasar Petak Sembilan 11. Pasar Sawah Besar
telp : Jl. Sawah Besar I/II Kel.Maphar Kec.Taman Sari telp: 6258129
Area Barat II
1. Pasar Bojong Indah
Jl. Pakis Raya, 009/06 Kel.Rawa Buaya Kec.Cengkareng. Kodepos 11740 telp : -
2. Pasar Cengkareng
Jl. Bangun Nusa, 001/02 Kel.Cengkareng Timur Kec.Cengkareng. Kode-pos 11730 telp: 6196598
3. Pasar Citra Garden
Jl. Perumahan Citra Garden I Ext. 008/015 Kel.Kalideres Kec.Kalideres. Kode-pos 11840 telp: 5442316
4. Pasar Duta Mas
Jl. Komplek Perumahan Duta Mas, 002/09 Kel.Wijaya Kusuma Kec.Grogol Petamburan. Kode-pos 11460 telp: 5677416
5. Pasar Ganefo
Jl. Utama Raya No.1, 009/01 Kel.Cengkareng Barat Kec.Cengkareng. Kode-pos 11730 telp: 5441754
6. Pasar Grogol
Jl. DR. Muwardi IV Kel.Grogol Kec.Grogol Petamburan. Kodepos 11450 telp: 5672487
7. Pasar Jelambar Polri
Jl. Kavling Polri Kel.Wijaya Kusuma Kec.Grogol Petamburan. Kode-pos 11460 telp: 56964059
8. Pasar Jembatan Dua12
Jl. Tubagus Angke, 005/09 Kel.Angke Kec.Tambora. Kode-pos 11330 telp: 63861172
9. Pasar Kalideres
Jl. Benda Raya Kel.Kalideres Kec.Kalideres. Kode-pos 11840 telp: 54075441
10. Pasar Kampung Duri
Jl. Duri Raya, 001/03 Kel.Duri Selatan Kec.Tambora. Kode-pos 11270 telp : -
11. Pasar Kedoya
Jl. Kedoya Raya, 008/08 Kel.Kedoya Utara Kec.Kebon Jeruk. Kode-pos 11520 telp: 5463870
12. Pasar Pos Pengumben
12
Jl. Z.Z. Kel.Sukabumi Selatan Kec.Kebon Jeruk. Kode-pos 11560 telp: 9225698
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
13. Pasar Slipi
Jl. Anggrek Garuda Kel.Kemanggisan Kec.Pal Merah telp: 5492405
14. Pasar Timbul Barat
Jl. Tomang Tinggi Raya Kel.Tomang Kec.Grogol Petamburan. Kode-pos 11440 telp : -
JAKARTA UTARA
Area Utara I
1. Pasar Anyar Bahari
Jl. Teggiri Raya Tj. Priok Kel.Tanjung Priok Kec.Tanjung Priok telp: 4352928
2. Pasar Ikan Luar Batang
Jl. Pasar Ikan Los BKS 14-15, 011/04 Kel.Penjaringan Kec.Penjaringan. Kode-pos 14440 telp: 6621556
3. Pasar Kebon Bawang
Jl. Swasembada Barat XVI, 003/14 Kel.Kebo Bawang Kec.Tanjung Priok telp : -
4. Pasar Muara Angke
Jl. Dermaga I Muara Angke Kel.Pluit Kec.Penjaringan telp : -
5. Pasar Pademangan Barat
Jl. Waspada Raya No.1 Kel.Pademangan Kec.Penjaringan. Kodepos 14420 telp : -
6. Pasar Pademangan Timur
Jl. Pademanngan III , 004/02 Kel.Pademangan Timur Kec.Pademangan telp: 6453657
7. Pasar Pantai Indah Kapuk (PIK) 8. Pasar Pelita13
telp : Jl. Raya Sungai Bambu Kel.Sungai Bambu Kec.Tanjung Priok telp : -
9. Pasar Pluit
Jl. Pluit Kencana Kel.Pluit Kec.Penjaringan.Kode-pos 14450 telp: 66693267
10. Pasar Sungai Bambu
Jl. Sungai Bambu, 003/01 Kel.Papanggo Kec.Tanjung Priok telp: 4988371
11. Pasar Sunter Podomoro
Jl. Sunter Karya Utara II Kel.Sunter Agung Kec.Tanjung Priok. Kode-pos 14350 telp: 6410286
12. Pasar Teluk Gong
Jl.Teluk Gong Raya, 009/08 Kel.Penjagalan Kec.Penjaringan. Kode-pos 14450 telp: 6625235
13. Pasar Walang Baru
Jl. Alur Laut, 009/05 Kel.Rawa Badak Selatan Kec.Koja Utara telp : -
Area Utara II
1. Pasar Cilincing
13
Jl. Kesatriaan, 005/05 Kel.Cilincing Kec.Cilincing. Kode-pos
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
14120 telp : 2. Pasar Kali Baru
Jl. Kosambi Timur II Kel.Kali Baru Kec.Cilincing telp: 9177446
3. Pasar Kelapa Gading
Jl. Askes Ps. Inpres, 006/06 Kel.Kelapa Gading Timur Kec.Kelapa Gading telp: 9255426
4. Pasar Koja Baru
Jl. Bhayangkara Kel.Tugu Utara Kec.Koja, Kode-pos 14270 telp: 4302080
5. Pasar Kramatjaya
telp : -
6. Pasar Lontar
Jl Mangga / Manggar Kel.Tugu Utara Kec.Koja Utara. Kode-pos 14260 telp: 43011747
7. Pasar Mandiri Kelapa Gading 8. Pasar Muncang
telp : Jl. Magga / Manggar Kel.Lagoa Kec.Koja Utara telp : -
9. Pasar Rawa Badak
Jl. Anggrek, 006/03 Kel.Rawa Badak Utara Kec.Koja Utara telp: 43935251
10. Pasar Sinar
Jl. Lagoa Terusan Kel.Lagoa Kec.Koja Utara telp : -
11. Pasar Sindang
Jl. Sindang Raya, 010/08 Kel.Koja Kec.Koja Utara
telp: 4300080 12. Pasar Sukapura
Jl. Tipar Cakung Kel.Sukapura Kec.Cilincing telp: 4417448
13. Pasar Tugu
Jl. Kramat Raya Tj. Priok Kel.Tugu Utara Kec.Koja Utara telp: 9240387
14. Pasar Waru14
Jl. Raya Cilincing Kel.Lagoa Kec.Koja Utara telp: 4374247
JAKARTA SELATAN
Area Selatan I
1. Pasar Blok A
Jl. R.S. Fatmawati Raya, 008/09 Kel.Pulo Kec.Kebayoran Baru telp: 7393088
2. Pasar Bata Putih
Jl. Kramat I, 003/02 Kel.Grogol Selatan Kec.Kebayoran Lama. Kode-pos 12220 telp: 72792352
3. Pasar Blok M (Melawai) 4. Pasar Cidodol
Jl. Melawai V Kel.Melawai Kec.Kebayoran Baru telp: 7262295 Jl. Cidodol Raya Kel.Grogol Selatan Kec.Kebayoran Lama. Kodepos 12230 telp: 7394166
5. Pasar Cipete 14
Jl. R.S. Fatmawati Raya, 005/01 Kel.Cipete Selatan
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
Kec.Kebayoran Baru telp: 7200200 6. Pasar Mayestik
Jl.Tebah III Kel.Gunung Kec.Kebayoran Baru telp: 7209918 / 7222294
7. Pasar Mede
Jl. R.S. Fatmawati Raya, 002/03 Kel.Cilandak Barat Kec.Cilandak telp: 75901619
8. Pasar Pesanggrahan
Jl. Garuda, 007/014 Kel.Pesanggrahan Kec.Pesanggrahan telp : -
9. Pasar Pondok Indah 10. Pasar Radio Dalam
Jl. Ciputat Raya Kel. Pondok Pinang Kec.Kebayoran Lama telp: 7666081 Jl. R.R.I Kel. Gandaria Utara Kec. Kebayoran Baru telp: 7224344
11. Pasar Shanta
Jl. Cipaku I Kel.Petogogan Kec.Kebayoran Baru. Kode-pos 12730 telp: 7232199
Area Selatan II
1. Pasar Bukit Duri Puteran 2. Pasar Cipete Selatan 3. Pasar Karet Belakang 4. Pasar Karet
Jl. Bukit Duri Tebet Kel.Bukit Duri Kec.Tebet.Kode-pos 12730 telp: 8280313 Jl. Pangeran Antasari Kel.Cilandak Barat Kec.Cilandak telp: 75403815 Jl. Karet Belakang Raya Kel.Karet Kec.Setiabudi telp: 5201516 Jl. Karet Sawah Kel.Karet Semanggi Kec.Setiabudi. Kode-pos
Pedurenan
12930 telp : -
5. Pasar Lenteng Agung15 6. Pasar Mampang Prapatan 7. Pasar Manggis
Jl. Jagakarsa Raya Kel.Jagakarsa Kec.Jagakarsa. Kode-pos 12620 telp: 7270211 Jl. Buncit Raya Kel.Mampang Prapatan Kec.Mampang Prapatan telp: 7995683 Jl. Guntur Kel.Pasar Manggis Kec.Setiabudi. Kode-pos 12970 telp : -
8. Pasar Menteng Pulo
Jl. Menteng Pulo Kel.Menteng Atas Kec.Setiabudi. Kode-pos 12960 telp: 9211113
9. Pasar Pondok Labu
Jl. R.S. Fatmawati Ujung Kel.Pondok Labu Kec.Cilandak. Kodepos 12450 telp: 7505859
10. Pasar Rumput
Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel.Pasar Manggis Kec.Setiabudi. Kode-pos 12970 telp: 8296376
11. Pasar Tebet Barat
Jl. Tebet Barat Dalam raya No.57-59 Kel.Tebet Barat Kec. Tebet Selatan. Kode-pos 12810 telp: 8304802
12. Pasar Tebet Timur
Jl. Tebet Timur Dalam Ray, 004/05 Kel.Tebet Timur Kec.Tebet. Kode-pos 12820
15
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
telp: 8318924 13. Pasar Warung Buncit
Jl. Duren Bangka Kel.Bangka Kec.Mampang Prapatan. Kode-pos 12730 telp : -
JAKARTA TIMUR
Area Timur I
1. Eks Pool Unit Angkutan 2. Pasar Burung
telp : Jl. Penggalang Pal Kel.Meriam Kec.Matraman. Kode-pos 13140 telp: 8581857
3. Pasar Cawang Kavling 4. Pasar Cibubur
Jl. Cawang Baru Utara Kel.Cipinang Cempedak Kec.Jatinegara telp: 8505185 / 85904317 Jl. Raya Lapangan Tembak Kel.Cibubur Kec.Ciracas. Kode-pos 13720 telp: 8711305 / 87708608
5. Pasar Cijantung16
telp: 8413411
6. Pasar Ciplak
Jl. Pancawarga I Kel.Cipinang Besar Selatan Kec.Jatinegara telp: 8504734 / 8575685
7. Pasar Ciracas
Jl. Raya Ciracas Kel.Ciracas Kec.Ciracas telp: 8711067 / 8703808
16
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
8. Pasar Enjo
Jl. Pisangan Lama II Kel.Pisangan Timur Kec.Pulo Gadung.Kodepos 13230 telp: 4880786 / 4755414
9. Pasar Jambul
Jl. SMU XIV Kel.Cililitan Kec.Kramat Jati. Kode-pos 13640 telp: 80870987
10. Pasar Lokomotif
Jl. Jatinegara Barat Rawabunga telp: 8197064
11. Pasar Matraman Kebon kosong 12. Pasar Pal Meriam
Jl. Penggalang Kel.Pal Meriam Kec.Matraman. Kode-pos 13140 telp: 8581857 Jl. Pal Meriam Kel.Pal Meriam Kec.Matraman telp: 8564618
13. Pasar Pramuka
Jl. Pramuka Raya Ps. Pramuka Kel.Pal Meriam Kec.Matraman. Kode-pos 13140 telp: 8506428
14. Pasar Rawabening
Jl. Raya Bekasi Barat, 007/02 Kel.Rawa Bunga Kec.Jatinegara. Kode-pos 13350 telp: 8197064
15. Pertokoan Waru
Jl. Jatinegara Barat Kel.Rawabunga telp: 8197064
Area Timur II
1. Eks Kantor Cabang Jakarta Timur
telp : -
2. Pasar Bidadari
Jl. Kayu Putih 1-2 Kel.Pulo Gadung Kec.Pulo Gadung telp: 4711916
3. Pasar Cakung
Jl. Raya Bekasi Kel.Cakung Barat Kec.Cakung telp : -
4. Pasar Cipinang Besar
Jl. Jendral Basuki Rachmat Kel. Cipinang Besar Selatan Kec.Jatinegara. Kode pos 13410 telp : -
5. Pasar Cipinang Kebembem
Jl. Raya Cipinang Kebembem Kel.Cipinang Kec.Pulo Gadung. Kode-pos 13240 telp: 4899589 / 4710615
6. Pasar Cipinang Muara17
Jl. BB, 005/04 Kel.Cipinang Muara Kec.Jatinegara . Kode-pos 14320 telp: 8512172
7. Pasar Duren Sawit
Jl. Raya Duren Sawit Kel.Klender Kec.Duren Sawit telp: 86609227
8. Pasar Kampung Ambon 9. Pasar Kayu Jati
Jl. Pondasi Raya Kel.Kayu Putih Kec. Pulo Gadung telp: 4703372 Jl. Rawamangun Tegalan, 001/03 Kel.Rawamangun Kec.Pulo Gadung. Kode-pos 13220 telp : -
10. Pasar Klender SS
Jl. Raya Bekasi Timur Kel.Jatinegara Kec.Cakung telp : -
17
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.
11. Pasar Pondok Bambu
Jl. Kejaksaan Kel.Pondok Bambu Kec.Duren Sawit .Kode-pos 13430 telp: 8604117
12. Pasar Prumpung Tengah (Eks TPS
telp : -
Pasar Cipinang Besar) 13. Pasar Pulogadung
Jl . Raya Bekasi Timur Kel. Jatinegara Kaum Kec.Pulo Gadung telp: 4712016 / 4711975
14. Pasar Rawamangun 15. Pasar Sawah Barat 16. Pasar Sunan Giri
Jl. Pegambiran Raya Kel.Rawamangun Kec.Pulogadung telp: 4715087 Jl. Cempaka Kel.Duren Sawit Kec.Duren Sawit telp : Jl. Sunan Giri. Kode-pos 12030 telp: 4897484
17. Pasar Ujung Menteng 18. Tanah Kosong Pasar Duren Sawit
Jl. Raya Bekasi Kel.Ujung Menteng Kec.Cakung telp: 46828978 telp : -
UNIT PASAR BESAR
1. Pasar Baru
Jl. H. Samanhudi Kel.Pasar baru telp: 3845177
2. Pasar Cipulir
Jl. Cileduk Raya, 008/010 Kel.Cipulir Kec.Kebayoran Lama telp: 72801169
3. Pasar Glodok
Jl. Glodok selatan Kel.Glodok Kec.Taman Sari. Kode-pos 11120 telp: 6326492 / 6344545
4. Pasar HWI Lindeteves
Jl. Hayam Wuruk No.100 Kel.Mangga Besar Kec.Taman Sari. Kode-pos 11120 telp: 5492405
5. Pasar Induk Kramat Jati 6. Pasar Jatinegara
Jl. Raya Bogor KM.20 Kel. Kramat Jati Kec.Kramat Jati telp: 8092418 / 70797683 Jl. Matraman Raya Kel. Bali Mester Kec.Jatinegara Timur telp: 8191843 / 8519661
7. Pasar Kebayoran Lama 8. Pasar Kramat Jati
Jl. Raya Kebayoran Lama Kel.Grogol Utara Kec.Kebayoran Lama telp: 7201808 Jl. Raya Bogor KM.20 Kel. Kramat Jati Kec.Kramat Jati telp: 8092418 / 70797683
9. Pasar Minggu
Jl. Ragunan Raya Kel.Pasar Minggu Kec.Pasar Minggu. Kodepos 12730 telp: 7803242
10. Pasar Perumnas Klender 11. Pasar Senen Blok III dan VI 12. Pasar Tanah
Jl. Teratai Putih Raya Kel.Malaka Sari Kec.Duren Sawit telp: 8632977 Jl. Pasar Senen Raya Kel.Senen Kec.Senen. Kode-pos 10410 telp: 4210411 / 42881877 Jl. K.H. Fachrudin Kel.Kampung Bali Kec.Tanah Abang
Abang (A-F) 13. Pasar Tanah Abang Blok G 14. Pasar Tomang Barat18
telp: 3160407 / 31934178 telp : Jl. Tanjung Duren raya Kel.Tanjung Duren Selatan Kec.Grogol Petamburan. Kode-pos 11470 telp: 5668290
18
Situs Resmi Perusahaan Daerah Pasar Jaya, www.pasarjaya.co.id, artikel diakses pada 26 Oktober 2015.