PENGARUH KETRAMPILAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada CV Abisai Semarang) Oleh : NA Dian Anggraeni Abstrak Penelitian dengan judul koordinasi memoderasi positif pengaruh ketrampilan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV Abisai Semarang memiliki sampel jenuh 60 karyawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ketrampilan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja dengan koordinasi sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa; 1) Ketrampilan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, 2) Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, 3) Koordinasi memoderasi positif pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan, 4) Koordinasi memoderasi positif pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Kata kunci : Ketrampilan, kepuasan kerja, koordinasi, kinerja karyawan.
LATAR BELAKANG MASALAH Kinerja (job performance) karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai oleh individu / seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya (Hasibuan , 2003). Banyak faktor yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya kinerja karyawan diantaanya adalah ketrampilan kerja, Menurut Triton PB ( 2009), ketrampilan adalah hal-hal atau langkah-langkah yang kita kuasai karena kita melatih atau melakukanya secara terus menerus. Karyawan yang memiliki tingkat ketrampilan tinggi akan dapat mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan yang memiliki tingkat ketrampilan kerja rendah. Faktor lain yang ikut berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah kepuasan kerja dan koordinasi. Kepuasan kerja menurut Smith dalam Triton PB (2009), adalah perasaan para individu tentang pekerjaannya secara umum. Jika individu merasa puas maka akan muncul perasaan puas dan kemauan untuk meningkatkan kinerja di organisasi tersebut. Dengan demikian organisasi perlu meningkatkan kepuasan kerja individu karena akan berdampak positif pada peningkatan kinerja organisasi secara umum. Koordinasi merupakan salah satu alat utama bagi organisasi untuk mempercepat proses pencapaian tujuan. Koordinasi diperlukan pada semua tingkat organisasi, baik pada tingkat perumusan kebijaksanaan maupun pada tingkat pelaksanaan. (Sondang P Siagian, 2000). Penelitian mengenai kinerja telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Mulyani (2002) dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan variabel ketrampilan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Wing Indonesia Surabaya. Hasil penelitian Dwi Apriyani dan Witjaksono
Eko Hartoyo (2012) menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang. Selanjutnya Sri Mujiati (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa koordinasi sebagai variable moderasi dari pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja pegawai pada PDAM Surakarta. Demikian juga hasil penelitian Inneke Qamariah ( 2005) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari koordinasi terhadap kinerja pegawai pada dinas jalan dan jembatan Propinsi Sumatera Utara. Permasalahan yang berkaitan dengan kinerja karyawan merupakan permasalahan yang sering dihadapi berbagai organisasi, tak terkecuali perusahaan CV. Abisai Semarang. Perusahaan ini bergerak dalam di bidang perdagangan , sebagai supplier dan contractor, saat ini sedang menghadapi permasalahan menurunnya penghasilan perusahaan karena semakin menurun perolehan proyek / pekerjaan. Kondisi ini dapat terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Perolehan Proyek /Pekerjaan CV. Abisai Semarang ( Tahun 2009 – 2011 ) Tahun Jumlah Nilai Proyek Proyek/Pekerjaan (Rupiah) 2009 43 2.890.235.000 2010
39
2.659.042.000
2011
36
2.276.063.000
Sumber : CV Abisai Semarang, 2012
Tabel di atas menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir ini perolehan proyek atau pekerjaan CV. Abisai Semarang semakin menurun. Kondisi ini tidak lepas dari kondisi kinerja karyawan pada perusahaan tersebut. Jika hal ini dibiarkan akan berdampak negatif terhadap perkembangan perusahaan ke depan. Berdasarkan masalah yang ada maka menarik untuk diteliti ulang (replikasi) pada objek yang berbeda dengan judul “ Koordinasi Memoderasi Positif Pengaruh Ketrampilan Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Abisai Semarang”. PERUMUSANJ MASALAH. Berdasarkan kondisi di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ketrampilan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. 2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. 3. Apakah koordinasi memoderasi pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. 4. Apakah koordinasi memoderasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang.
TUJUAN PENELITIAN 1. Menganalisis pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. 2. Menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. 3. Menganalisis pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan dengan koordinasi sebagai variabel moderasi pada CV. Abisai Semarang. 4. Menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan koordinasi sebagai variabel moderasi pada CV. Abisai Semarang. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kinerja karyawan yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi pada penelitianpenelitian serupa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Model Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka model dalam penelitian ini dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut : Gambar 1. Model Penelitian Ketrampilan Kerja (X1)
H1 H3 Koordinasi (Z)
Kepuasan Kerja (X2)
Kinerja Karyawan (Y)
H4 H2
Sumber : Penelitian terdahulu yang dimodifikasi
Gambar di atas menunjukkan pengaruh ketrampilan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan koordinasi sebagai variabel moderasi.
Perumusan Hipotesis Ketrampilan adalah hal-hal atau langkah-langkah yangkita kuasai karena kita melatih atau melakukanya secara terus menerus (Triton PB, 2009). Ketrampilan adalah kemampuan untuk melaksanakan pengetahuan dalam pelaksanaan. Orang yang berpengetahuan belum tentu punya ketrampilan. Sebaliknya orang yang berketrampilan belum tentu punya kemampun tentunya salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan adalah melaksanakan secara berulangkali untuk bisa trampil dan bertanya pada yang yang sudah trampil untuk bisa mengetahui tip-tip di lapangan dalam pelaksanaannya. Penguasaan terhadap setiap ketrampilan tidak berarti penguasaan dalam mengintegrasinya. Secara utuh dengan demikian , latihan mengintegrasikan ketrampilan itu secara utuh perlu dilakukan. Mulyani (2002) penelitiannya menunjukkan adanya hubungan positif signifikan variabel kemampuan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Wing Indonesia Surabaya. Dari uraian di atas , hipotesis 1 (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1: Ketrampilan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil kerja. Sedangkan Oliver mendefinisikan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya(T. Hani Handoko, 2001). Hasil penelitian Dwi Apriyani dan Witjaksono Eko Hartoyo (2012) menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang. Mengacu pada uraian di atas , maka hipotesis 2 (H2) dalam penelitian ini adalah : H2 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang Ibnu Syamsi (1998) menjelaskan tentang koordinasi sebagai tugas pimpinan yang dilakukan dengan mengusahakan agar semua kegiatan dapat selaras dan anggota-anggotanya dapat bekerja sama dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien. Koordinasi pada hakikatnya merupakan fungsi yang merembes ke fungsi-fungsi manajemen. Hal ini berarti bahwa adanya koordinasi dalam perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan lain-lain. Koordinasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas kepemimpinan staf sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan organisasi, untuk mengoreksi atau menguji kebaikan rencana atau tindakan yang diambil oleh staf, antar staf, atau antara staf dengan komponen lain yang tersangkut atau akan tersangkut dalam pelaksanaan rencana yang telah disusun. Hasil penelitian Sri Mujiati (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa koordinasi sebagai variable moderasi dari pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja pegawai pada PDAM Surakarta. Berdasarkan uraian di atas , maka hipotesis 3 (H3) dalam penelitian ini adalah : H3 : Koordinasi memoderasi positif pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang
Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebulatan yang terintegrasi dengan cara yang seefisien mungkin koordinasi diperlukan tidak saja sebagai alat untuk menyusun dan menetapkan rencana dan tindakan apa yang harus dijalankan dan bagaimana cara menjalankannya. Koordinasi diperlukan pada semua tingkat organisasi, baik pada tingkat perumusan kebijaksanaan maupun pada tingkat pelaksanaan (Sondang P Siagian, 2000). Koordinasi erat kaitannya dengan kerjasama. Suatu organisasi dapat mencapai tujuannya bila didalamnya terjalin kerjasama yang harmonis, anggota satu dengan lainnya saling berinteraksi secara positif, persepsinya juga positif sehingga disana terdapat kepuasan dalam menjalankan tugasnya. Inneke Qamariah ( 2005) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari koordinasi terhadap kinerja pegawai pada dinas jalan dan jembatan Propinsi Sumatera Utara. Mengacu pada uraian di atas , maka hipotesis 4 (H4) yang diajukan penelitian ini adalah : H4 : Koordinasi memoderasi positif pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada CV. Abisai Semarang sebanyak 60 orang, dan seluruh anggotanya diambil sebagai sampel dalam penelitian ini ( sampel jenuh) Definisi Operasional Variabel 1. Ketrampilan Kerja (X1) Ketrampilan kerja adalah hal-hal atau langkah-langkah yang dikuasai karena melatih atau melakukanya secara terus menerus. Variabel ketrampilan kerja dalam penelitian ini diukur dengan indikator (Triton PB, 2009) : mengetahui tugas yang harus dikerjakan di tempat kerja; Mengetahui cara mengerjakan tugas/ pekerjaan; mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang sulit; selalu mempunyai inspirasi dalam mengerjakan pekerjaan; berorientasi pada peningkatan mutu pekerjaan 2. Kepuasan Kerja (X2) Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sikap individu terhadap pekerjaannya. Variabel kepuasan kerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut (Robbins ,2007) : Kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan sekerja yang mendukung dan adanya kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan 3. Koordinasi (Z) Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebulatan yang terintegrasi dengan cara yang seefisien mungkin. Variabel koordinasi diukur dengan indikator sebagai berikut Adriani Ratnawati
(2007) : Adanya rapat koordinasi antara pimpinan dengan bagian-bagian; Diadakannya rapat koordinasi setiap bagian; Adanya rapat koordinasi yang dilaksanakan pada kondisi tetentu 4. Kinerja Karyawan (Y) Kinerja adalah sebagai pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dalam out put yang dihasilkan.Variabel Kinerja dalam penelitian ini diukur dengan indikator sebagai berikut (Simamora, 2004) : Kualitas hasil kerja; Ketelitian hasil kerja; Hasil kerja tepat waktu; Kerjasama dengan rekan kerja; Daya kreatifitas karyawan Pengukuran terhadap indikator – indikator di atas dilakukan dengan menggunakan skala Linkert sebagi berikut : sangat setuju, setuju, netral, kurang setuju, tidak setuju.
UJI KUALITAS DATA DAN UJI MODEL Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid. Berdasarkan perhitungan statistik menunjukkan bahwa semua variabel kuesioner valid, karena masing-masing item memenuhi syarat yaitu nilai Corrected Item Total Correlation atau r hitung > r tabel = 0,254 ( N = 60 , = 0,05 ) Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan jawaban dari suatu pertanyaan atau dengan kata lain untuk mengetahui derajat stabilitas alat ukur. Berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha atau r hitung untuk keempat variabel yaitu ketrampilan kerja (X1), kepuasan kerja (X2), koordinasi (Z) dan kinerja karyawan (Y) semuanya lebih besar dari 0,70 (r standar) maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian kuesioner reliabel. Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa angka adjusted R square atau adjusted R2 sebesar 0,724. Hal ini berarti bahwa variabel - variabel bebas yaitu ketrampilan kerja, motivasi dan variabel moderasi ( koordinasi ) dapat menjelaskan variasi dari variabel terikat kinerja karyawan sebesar 72,4 % , sedangkan yang 27,6 % dijelaskan variabel / faktor lain di luar model misalnya kompensasi, lingkungan kerja dan sebagainya. Hasil Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung = 41,213 > F tabel = 2,53 (df1 = k = 4 dan df2 = n – k – 1 = 60 – 4 – 1 = 65, = 0,05) , dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted R2 dan F di atas dapat disimpulkan model persamaan regresi layak untuk digunakan. PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian hipotesis dapat dilakukan berdasarkan tabel di bawah ini:
Model
Tabel 2. Koefisien Regresi Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 1
(Constant) Ketrampilan kerja (X1) Kepuasan kerja (X2) Mod_1 (X1 *Z) Mod_2 (X2 *Z)
.302 .216 .212 .197
3.537 2.867 2.625 2.673 2.521
.000 .005 .011 .012 .031
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut : 1. Pengujian hipotesis pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan : - Ho : 1 = 0 : Ketrampilan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan - Ha : 1 > 0 : Ketrampilan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan = 2,867 > t tabel = 1,671 dengan angka signifikansi = 0,005 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis (H1) bahwa ketrampilan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti. 2. Pengujian hipotesis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan : - Ho : 2 = 0 : Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan - Ha : 2 > 0 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan = 2,625 > t tabel = 1,671 dengan angka signifikansi = 0,011 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis (H2) bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti. 3. Pengujian Hipotesis 3 ( H3) : - Ho : 3 = 0 : Koordinasi tidak memoderasi pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan - Ha : 3 > 0 : Koordinasi memoderasi positif pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan Berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel moderasi (Mod_1) sebesar 2,673 > t tabel = 1,671 dengan angka signifikansi = 0,012 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis (H3) bahwa koordinasi memoderasi positif pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan terbukti. 4. Pengujian Hipotesis 4 ( H4) : - Ho : 4 = 0 : Koordinasi tidak memoderasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
- Ha : 4 > 0 :
Koordinasi memoderasi positif pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel moderasi (Mod_2) sebesar 2,521 > t tabel = 1,671 dengan angka signifikansi = 0,031 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis (H4) bahwa koordinasi memoderasi positif pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan terbukti.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketrampilan kerja berpengaruh positif ( β1= 0,302 ) dan signifikan (sig.= 0,005 ) terhadap kinerja karyawan. Sehingga hipotesis (H1) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi ketrampilan kerja maka semakin tinggi kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mulyani (2002) dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan variabel ketrampilan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Wing Indonesia Surabaya. Pengujian hipotesis juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif ( β2= 0,216) dan signifikan (sig.= 0,011 ) terhadap kinerja karyawan. Sehingga hipotesis (H2) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dwi Apriyani dan Witjaksono Eko Hartoyo (2012) yang menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang. Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa variabel koordinasi memoderasi positif (β3 = 0,212) dan signifikan (sig. = 0,012) pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan. Sehingga hipotesis (H3) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin intensif koordinasi dilakasanakan akan memperkuat pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sri Mujiati (2002) yang menemukan bahwa koordinasi sebagai variabel moderasi dari pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan pada PDAM Surakarta. Demikian juga variabel koordinasi memoderasi positif (β4 = 0,197 ) dan signifikan (sig. = 0,031) pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Sehingga hipotesis (H4) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin intensif koordinasi dilakasanakan akan memperkuat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Inneke Qamariah ( 2005) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari koordinasi terhadap kinerja pegawai pada dinas jalan dan jembatan Propinsi Sumatera Utara. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Ketrampilan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada CV Abisai Semarang. 2. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada CV Abisai Semarang. 3. Koordinasi memoderasi positif pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan CV Abisai Semarang, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin intensif koordinasi dilaksanakan akan memperkuat pengaruh ketrampilan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang.
4. Koordinasi memoderasi positif pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan CV Abisai Semarang, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin intensif koordinasi dilaksanakan akan memperkuat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Abisai Semarang. Implikasi Kebijakan 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketrampilan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan . Hal ini berimplikasi pada perlunya meningkatkan ketrampilan kerja karyawan melalui : a. Mengadakan pelatihan / kursus yang dapat menunjang pekerjaan misalnya kursus bahasa Inggris dan komputer b. Mengadakan pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan yang menjadi kompetensi yang dimiliki karyawan 2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini berimplikasi pada perlunya : a. CV. Abisai melaksanaan program promosi jabatan yang adil bagi semua karyawan b. Selain itu juga perlu menciptakan hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan bawahan maupun bawahan dengan bawahan 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa koordinasi memoderasi positif atau memperkuat pengaruh ketrampilan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Hal ini berimplikasi pada perlunya : a. Melaksanakan koordinasi yang lebih intensif agar tercipta kerjasama baik pimpinan dengan bawahan maupun diantara bawahan / karyawan b. Meningkatkan komunikasi yang lebih intensif sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis diantar individu dalam perusahaan DAFTAR PUSTAKA Amstrong, 2003. Perilaku Organisasi – Terjemahan. Jakarta :PT. Prenhallindo Apriani, Dwi; Witjaksono Eko Hartoyo, 2012. Junal Mahasiswa Q-MAN, Volume I, No.4. Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang. Universitas Semarang, hal 76 – 77 G. Wursanto, 1995. Manajemen Personalia, Jakarta : Erlangga Qamariah, Inneke. 2005. Pengaruh Koordinasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Utara. USU Resitory 2008. Medan: Universitas Sumatera Utara
Hasibuan, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan, Jakarta : CV. Haji Masagung Ibnu Syamsi, 1998. Pokok – Pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta : Rineka Cipta Imam Ghozali, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate – SPSS, Semarang : BP. UNDIP Lubis, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rajawali Marsono, 2006. Faktor – Faktor Penentu Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Sekretariat Daerah Kabupayen Karanganyar. Tesis, Surakarta : Pasca Sarjana UMS Marzuki, 1998. Metode Riset, Yogyakarta : BPFE – UII Moekijat, 1998. Manajemen Kepegawaian, Bandung : CV. Mandar Maju Mulyani, 2002. Hubungan Kemampuan Kerja Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Karyawan Pada PT. Wing Indonesia Surabaya BENEFIT, Vol 3 No 9 Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Prenhalindo. Simamora, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi V, Yogyakarta : BP. STIE YKPN Slamet Susanto, 1999. Administrasi Kantor, Manajemen Dan Aplikasi. Jakarta : Djambatan. Sondang P. Siagian, 2000. Peranan Staf Dalam Manajemen, Jakarta : CV. Haji Masagung. Sri Mujiati, 2002. Analisis Pengaruh Ketrampilan Kerja Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan Yang Dimoderasi Variabel Koordinasi Pada PDAM Surakarta. Jurnal Manajemen & Bisnis Vol. 2 No. 7 Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Administrasi, Edisi – 2, Bandung : Alfabeta Sutarto, 1996. Dasar – Dasar Organisasi, Yogyakarta : Gajahmada University Press Sutrisno Hadi, 1998. Metode Riset, Yogyakarta : BPFE T. Hani Handoko, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE Triton P.B., 2009. Mengelola Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Penerbit Oriza