PENGARUH KERJA SAMA DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI SUB BAGIAN KEUANGAN PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : Rita Fitriani, Achmad Jais, Kartina Eka Ningsih Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Abstract: Problems that researchers look and observe through research on employee Sub Division of Finance at the Office of Education Kutai regency is the level of employee morale is still not optimal. Especially as seen from the factors that is of cooperation and responsibility. The population in this study were taken from employees of Sub Division of Finance at the Office of Education Kutai Regency as many as 41 employees and sample as many as 41 people with census method. The analysis tool used is multiple linear regression analysis using F test and t test hypotheses. The results of test calculations F (correlation simultaneously / together), obtained F count was 74.707 while the value of F table obtained a value of 2.84, this means that (Fhitung 74.707> Ftabel 2.84), so we can say the variables of cooperation and responsibility responsible together (simultaneously) be able to demonstrate its impact on employee morale at Sub Division of Finance Department of Education. The first hypothesis is accepted. From the second partial correlation test results above shows the value of the variable cooperation than other variables, so that the variable of cooperation is the most dominant variable effect on employee morale Sub Division of Finance Department of Education. So that the second hypothesis is accepted. Keywords: Cooperation, Morale, Responsibility PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktifitas. Secara umum sumber daya terdapat dalam suatu organisasi bila di kelompokan atas dua macam, yakni sumber daya manusia (human resource), dan sumber daya non – manusia (non - human resources). Yang termasuk sumber daya non – manusia ini antara lain modal, mesin, teknologi, material dan lain – lain. Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi, baik organisasi publik maupun swasta, sumber daya manusia paling penting dan sangat menentukan serta berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam pencapaian tujuan. Usaha peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset bangsa sangat di harapkan memberikan nilai tambah dan kontribusi positif bagi pembangunan nasional secara meyeluruh. Para pegawai sebagai salah satu unsur dari SDM dan selaku aparatur pemerintah khususnya pemerintah daerah dituntut kesiapan Personel Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi pelayanan, baik kepada institusi lainya terlebih kepada masyarakat. Dalam rangka menciptakan good JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
government, oleh karenanya maka seorang pegawai / karyawan seyogyanya terus berusaha untuk menjadikan dirinya selalu keadaan siap dan penuh semangat kerja serta dengan kinerja yang maksimal dan semangat kerja dalam melakukan setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Organisasi tidak mungkin terlepas dari sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak yang penting. Jadi, berhasil tidaknya suatu organisasi banyak tergantung pada tenaga kerja yang digunakan, maksudnya bila tenaga kerja yang ada dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka dapat diharapkan organisasi dapat berkembang dengan baik pula. Demikian pula, peranan sumber daya manusia ialah merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program dengan maksud memanfaatkan kelangkaan sumber daya manusia dari suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi bukan semata-mata ditentukan oleh tenaga kerja atau sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan, melainkan sangat ditentukan oleh pendayagunaan sumber daya manusia itu sendiri. 139
Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara adalah salah satu instansi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki tugas dalam bidang pendidikan dan segala hal lain yang berhubungan dengan teknis pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk fokus penelitian ini akan dilakukan pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan. Jumlah Pegawai yang bekerja pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan sebanyak 41 orang terdiri dari 29 PNS dan 12 orang non PNS Banyak tantangan yang dihadapi oleh Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Pdalam upaya untuk membuat proses kegiatan operasional unit kerja yang efektif serta meningkatkan semangat kerja pegawai dalam bekerja. Terlebih lagi dalam pekerjaan di Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan ini harus diperlukan keahlian dan pengalaman kerja untuk penyusunan laporan keuangan, sehingga tak jarang semangat kerja pegawai sering menurun akibat kelelahan dalam mengerjakan tugas yang ada. Semangat kerja merupakan suatu suasana kerja yang berupa sikap mental individu dan kelompok dalam suatu organisasi (instansi / perusahaan) yang menunjukan rasa kegairahan dalam mengerjakan pekerjaan yang mendorongnya bekerja lebih giat, lebih baik dan produktif dalam mencapai tujuan bersama. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan kemampuan yang tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut Siagian (2009 ; 36) semangat kerja pegawai erat kaitannya dengan beberapa faktor yakni kerja sama, kepemimpinan, kompensasi (gaji, insentif), tanggung jawab, pendidikan latihan, disiplin, kondisi kerja, absensi, stres, iklim kerja, pembagian kerja dan pengembangan karir. Pegawai yang mempunyai semangat kerja yang tinggi akan berusaha keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, sehingga pekerjaan akan cepat selesai dan prestasi kerja dapat ditingkatkan. Lain halnya dengan pegawai yang mempunyai semangat kerja yang rendah, bukannya akan berusaha keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal melainkan mereka bekerja seenaknya atau seminimal mungkin. pegawai akan bekerja penuh semangat apabila ia merasa bahwa kebutuhannya, baik fisik maupun non fisik terpenuhi melalui keterlibatannya dalam perusahaan dimana dia bekerja. Kenyataan selama ini semangat kerja para pegawai Sub Bagian Keuangan Dinas JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
Pendidikan masih rendah atau kurang. Hal ini terlihat dari para pegawai kurang disiplin dalam bekerja, ada pegawai yang saat jam kerja bermain game di handphone atau bermain internet padahal masih ada pekerjaan yang belum selesai di meja masing-masing, pekerjaan yang normalnya selesai dalam dua hari baru selesai dalam seminggu, koordinasi atau kerja sama antar pegawai masih belum sepenuhnya kompak, para pegawai sering menghindarkan tanggung jawab dengan pegawai lain, hasil pekerjaan masih belum sepenuhnya baik, pegawai sering mengeluh jika gaji atau insentif jika terlambat atau tidak diberikan pada waktunya. Besar kecilnya semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan banyak dipengaruhi banyak faktor, namun jika peneliti melihat ada 2 faktor yang mempengaruhi semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan yaitu kerja sama dan tanggung jawab. Kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Permasalahan dari variabel ini para pegawai terkadang kurang kompak dalam satu timnya, sering juga terjadi cekcok dikarenakan hal yang sepele serta ada beberapa pegawai yang tidak mau mengisi tugas pegawai lain yang berhalangan hadir karena sakit / tidak ada ditempat. Tanggung jawab menurut Handoko (2005 ; 91) adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Permasalahan dari variabel ini ada beberapa pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaan sering melempar tanggung jawab kepada pegawai lainnya jika melakukan kesalahan, pekerjaan yang diberikan terkadang tidak mampu diselesaikan dengan tuntas dan ada pula pegawai yang bekerja santai atau tidak terlalu serius dengan tugas yang diberikan. Kerja Sama Kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau 140
lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap anggota. Siagian (2009 ; 31) menyebut kerjasama ini dengan istilah Kemitraan yang artinya adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Hasibuan (2006 ; 96) mengartikan kerjasama sebagai dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Simanjuntak (2006 ; 113) memandang kerjasama sebagai Kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yangmenguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai, dan adanyanorma yang mengatur. Makna kerjasama dalam hal ini adalah kerjasama dalam konteksorganisasi, yaitu kerja antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi(seluruh anggota). Dari berbagai definisi diatas dapat peneliti simpulkan kerjasama perlu diadakan dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama tersebut dapat didasarkan atas hak,kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan Nitisemito (2006 ; 84) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus tercapai keuntungan bersama, Pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya(win-win). Apabila satu pihak dirugikan dalam proses kerjasama, maka kerjasama tidak lagi terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari kerjasama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemahaman sama terhadap tujuan bersama. Sebagaimana yang dinyatakan Nototadmodjo (2009 ; 66) bahwa, Kerja sama dapat meningkatkan komunikasi dalam kerja tim di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan. Kerja sama mengumpulkan bakat, berbagi tugas JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja secara individual. Telah banyak riset membuktikan bahwa kerja sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik. Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan oleh perorangan yamg mana hasil yang dihasilkan akan berbeda. Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim. Selain keunggulan di atas kerja sama juga dapat menstimulasi seseorang berkontribusi dalam kelompoknya, sebagaimana yang dinyatakan Davis (dalam Siagian, 2009 ; 33) bahwa, Kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok. Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upayaupaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama, kerja sama memberikan manfaat yang besar bagi kerja tim. Biasanya organisasi berbasis kerja tim memiliki struktur yang ramping. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons dengan cepat dan efektif lingkungan yang cepat berubah Ada beberapa indikator-indikator kerjasama. Berdasarkan pengertian kerja sama yang dinyatakan Davis (dalam Siagian, 2009 ; 35) indikator-indikator kerja sama adalah sebagai berikut : a. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik. b. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama. c. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara
141
maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas d. Saling mengisi kekurangan anggota. Tanggung Jawab Pengertian tanggung jawab memang seringkali terasa sulit untuk menerangkannya dengan tepat. Adakalanya tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan untuk berbuat sesuatu, atau kadang-kadang dihubungkan dengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya bentuk tanggung jawab ini menyebabkan terasa sulit merumuskannya dalam bentuk kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi kalau kita amati lebih jauh, pengertian tanggung jawab selalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melakukan. Dalam kebudayaan kita, umumnya "tanggung jawab" diartikan sebagai keharusan untuk "menanggung" dan "menjawab" dalam pengertian lain yaitu suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan. Tanggung jawab menurut kamus Bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menaggung, memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab menurut Handoko (2005 ; 91) adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang di namakan hak. Tanggung jawab merupakan perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena tanpa tanggung jawab,maka semuanya akan menjadi kacau. (Hasibuan, 2006 ; 75). Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab.apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Tanggung jawab adalah cirri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma. Di antaranya adalah nurani sendiri, standar nilai setiap pribadi. Normanorma nilai ini dapat dibentuk dengan berbagai macam cara. Bagaimanapun juga tanggung jawab menjadi nomor satu di dalam kehidupan seseorang. Dengan kita bertanggung jawab, kita akan dipercaya orang lain, selalu tepat melaksanakan sesuatu, mendapatkan hak dengan wajarnya. Seringkali orang tidak melakukan tanggung jawabnya, mungkin di sebabkan oleh hal hal yang membuat orang itu lebih memilih melakukan hal di luar tanggung jawabnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘Iuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis. Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Kewajiban Terbatas. Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman. b. Kewajiban tidak Terbatas.Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan. Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang 142
dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban. Semangat Kerja Seorang karyawan yang memiliki konsep diri yang kuat tentunya mempunyai semangat kerja yang tinggi sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan tepat serta produktivitas yang tinggi. Semangat dan gairah kerja sulit untuk dipisah-pisahkan meski semangat kerja memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja. Dengan meningkatnya semangat dan gairah kerja, maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan dan semua pengaruh buruk dari menurunnya semangat kerja seperti absensi dan selanjutnya akan dapat diperkecil dan selanjutnya menaikkan semangat dan gairah kerja yang berarti diharapkan juga meningkatkan produktivitas karyawan. Pengertian Semangat Kerja menurut Westra dan Gelerman dalam Tohardi (2002;428) adalah sebagai berikut : Semangat kerja adalah sikap-sikap dari individu-individu maupun kelompok terhadap lingkungan kerja dan terhadap kesukarelaannya untuk bekerja sama agar dapat mencurahkan kemapuannya secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan utama organisasi. Saul W Gellermen Semangat kerja adalah istiah yang menyangkut keperluan diluar pekerjaan seperti pendapatan, rasa aman dan kedudukannya yang lebih tinggi dalam masyarakat keputusan terhadap pekerjaan misalnya minat kerja, peluang untuk maju dan prestise di dalam perusahaan kepuasan pribadi dan rasa bangga atas profesinya. Pengertian semangat kerja yang lain adalah “Melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik”. (Nitisemito, 2006 ;160) Dari beberapa pengertian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa semangat kerja merupakan suatu suasana kerja yang berupa sikap mental individu dan kelompok dalam suatu organisasi yang menunjukan rasa kegairahan dalam mengerjakan pekerjaan yang mendorongnya bekerja lebih giat, lebih baik dan produktif dalam mencapai tujuan bersama. Pegawai yang mempunyai semangat kerja yang tinggi akan berusaha keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, sehingga pekerjaan akan cepat selesai dan JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
prestasi kerja dapat ditingkatkan. Lain halnya dengan pegawai yang mempunyai semangat kerja yang tinggi akan berusaha keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal melainkan mereka akan bekerja seenaknya atau seminimal mungkin. Pegawai akan bekerja penuh apabila ia merasa bahwa kebutuhannya, baik fisik mauun non fisik terpenuhi melalui keterlibatannya dalam kantor dimana dia bekerja. Semangat kerja pegawai dapat diukur melalui presensi pegawai ditempat kerja, tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan atau teman dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerjanya Aspek-aspek semangat kerja perlu untuk dipelajari karena aspek-aspek ini mengukur tinggi-rendahnya semangat kerja. Menurut Maier (1999, p.180), seseorang yang memiliki semangat kerja tinggi mempunyai alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkannya. Hal ini mengakibatkan orang tersebut memiliki kegairahan kualitas bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi, dan untuk memiliki semangat berkelompok. Untuk mengukur tinggi rendahnya semangat kerja pegawai dapat melalui unsurunsur semangat kerja tersebut. Menurut Nitisemito (2006, ; 184), ada empat aspek yang menunjukkan seseorang mempunyai semangat kerja yang tinggi, yaitu : a. Kegairahan. Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi dan dorongan bekerja. Motivasi tersebut akan terbentuk bila seseorang memiliki keinginan atau minat dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang lebih dipentingkan oleh karyawan adalah seharusnya bekerja untuk organisasi bukan lebih mementingkan pada apa yang mereka dapat. Seseorang akan dikatakan memiliki semangat kerja buruk apabila lebih mementingkan gaji daripada bekerja. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa seseorang dengan gaji yang tinggi masih juga berkeinginan untuk pindah bekerja di tempat lain. Seseorang yang benar-benar ingin bekerja, akan bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan dari atasannya dan juga mereka akan bekerja bukan karena perasaan takut tetapi lebih pada dorongan dari dalam dirinya untuk kerja yang tinggi akan menganggap bekerja sebagai sesuatu hal yang menyenangkan bukan hal yang menyengsarakan. b. Kekuatan untuk melawan frustasi. Aspek ini menunjukkan adanya kekuatan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun 143
sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan memilih sikap yang pesimis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya. Adanya semangat kerja yang tinggi ditimbulkan karena adanya kesempatan yang diberikan oleh perusahaan untuk mendapatkan ijin ketika menderita sakit. c. Kualitas untuk bertahan. Aspek ini tidak langsung menyatakan seseorang yang mempunyai semangat kerja yang tinggi maka tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam pekerjaannya. Ini berarti adanya ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya. Gaji ataupun insentif yang tinggi yang diberikan oleh perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan, dan berpikir panjang jika ingin keluar dari perusahaan. Tunjangan serta fasilitas yang diberikan oleh perusahaan mampu merangsang semangat kerja karyawan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Keyakinan ini menunjukkan
bahwa seseorang yang mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik, hal inilah yang meningkatkan kualitas untuk bertahan. Ketekunan mencerminkan seseorang memiliki kesungguhan dalam bekerja. Sehingga tidak menganggap bahwa bekerja bukan hanya menghabiskan waktu saja. d. Semangat kelompok Semangat kelompok menggambarkan hubungan antar karyawan. Dengan adanya semangat kerja maka karyawan akan saling bekerja sama, tolong-menolong, dan tidak saling bersaing untuk menjatuhkan. Semangat kerja menunjukkan adanya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain agar orang lain dapat mencapai tujuan bersama. Lingkungan kerja yang baik, menciptakan suasana kerja yang baik pula, kebersamaan diantara karyawan dengan membagi pekerjaan secara adil mampu meningkatkan semangat kerja bagi karyawan itu sendiri
Kerangka Pikir Gambar 1. Kerangka Pikir
Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab I terdahulu, maka dapat dikemukan hipotesis sebagai berikut ini : 1. Bahwa variabel kerja sama dan tanggung jawab berpengaruh secara signifikan terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara. 2. Bahwa variabel kerja sama merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
BAHAN DAN METODE Tempat Dan Populasi Tempat penelitian ini adalah Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pendidikan yang beralamat di Jalan Lais RT. 14 Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong. Alasan peneliti meneliti pada tempat ini adalah ingin mengetahui apakah variabel kerja sama dan tanggung jawab berpengaruh terhadap semangat kerja Populasi dalam penelitian ini diambil dari jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pendidikan yang berjumlah sebanyak 41 pegawai (non kepala dinas). Karena populasi sebanyak 41 orang relatif kecil berada dibawah 100, maka jumlah sampel sama dengan jumlah populasi 144
yaitu 41 orang. Hal ini mengacu pada pendapat Sugiyono (2010 : 35) yang menyatakan bahwa “Semakin besar sampel mendekati populasi maka semakin kecil kesalahan generalisasinya dan begitu juga sebaliknya semakin kecil sampel menjauhi populasi maka kesalahan generalisasinya semakin besar”. Sedangkan metode pengambilan sampelnya adalah sensus, dimana sampel diambil secara keseluruhan tanpa kecuali Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu skala pengukuran dimana dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menghitung validitas suatu kuisioner, digunakan teknik korelasi, jika korelasi hitung > korelasi tabel maka butir pertanyaan kuisioner dianggap valid. Uji reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Untuk menghitung reliabilitas digunakan model tes ulang, tes ini dilakukan dengan menguji kuisioner kepada kelompok tertentu, jika hasil korelasinya > 0,4 maka intrumen tersebut dinyatakan reliabel Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan empat tehnik yang meliputi uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Kedua uji multikolineritas merupakan uji yang ditunjukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Ketiga Heterokedastisitas memiliki daya uji untuk menentukan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain Alat analisis dan pengujian hipotesis Model analisis data, sesuai dengan objek penelitian yaitu pada Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara, dimana variabel yang digunakan lebih dari satu, maka analisis yang dipergunakan untuk pembuktian hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan model regresi berganda. Model persamaan yang dipergunakan sebagai berikut :
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e (Sugiyono, 2007 ; 251) Dimana : Y = Semangat Kerja X1 = Kerja sama X2 = Tanggung jawab b1,b2 = Koefisisen regresi partial a = Konstan e = Residu Sebagai langkah untuk menganalisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak berupa program SPSS versi 19. Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua alat analis. Pertama uji F dimaksudkan untuk menguji apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara serentak terhadap variabel terikat. Sementara uji t digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat korelasi regresi secara parsial antara variabel independen (motivasi, kecerdasan emosional dan profesionalisme) terhadap variable independen. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas dan Reliabilitas Pertama untuk pengujian Pada bagian Reliability Statistic terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach (r hitung) adalah 0,811 dengan jumlah pertanyaan 12 butir atau item. Nilai standar uji reliabilitas untuk uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95 % adalah 0,400. Oleh karena nilai Alpha Cronbach = 0,811 ternyata lebih besar dari standar 0,400 maka kuisioner penelitian skripsi ini yang diuji terbukti reliabel. Nilai Alpha Cronbach = 0,811 terletak diantara 0,80 hingga 1,000 sehingga dikategorikan tingkat reliabilitasnya adalah sangat reliabel. Berikut hasil tabel reliabilitas Kedua pengujian validitas, dimana pada pengujian ini untuk menguji instrument butir pertanyaan untuk satu persatu. Jika dalam seluruh butir pertanyaan ada beberapa pertanyaan yang tidak valid, maka pertanyaan tersebut harus dibuang atau diganti. Untuk uji validitas, pada tabel Item Total Statistics bagian colom corrected item-total correlation ternyata dari sebanyak 12 butir pertanyaan yang diajukan, semuanya telah memenuhi syarat validitas, dimana r hitung (0,346 – 0,579) > r tabel (0,308) Uji F (Pengujian Hipotesis Secara Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, dalam hal penelitian 145
ini untuk menguji pengaruh simultan kerja sama dan tanggung jawab terhadap semangat kerja.
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel Anova berikut ini :
Tabel 1. Anovaa Sum of Model Squares df Mean Square F Sig 11 1 Regression 2.302 2 .1.151 74.707 .000 Residual .585 38 .015 Total 2.887 40 Sumber : Output SPSS (Lampiran) Berdasarkan tabel di atas dapat Mengetahui pengaruh variabel bebas disimpulkan bahwa variabel kerja sama (X1) dan secara parsial terhadap semangat kerja pegawai tanggung jawab (X2) secara simultan pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai, di adalah dengan menggunakan uji t lalu mana probabilitas hasil regresi linear berganda membandingkan nilai t hitung terhadap t tabel lebih kecil dari tingkat kesalahan () sebesar 5% pada Level of Confidence sebesar 95%, pada (p < 0,05). Jika F hitung lebih besar dari F tabel discount factor (df) = 39 adalah sebesar 1,684. (Fhitung 74,707 > dari Ftabel 2,84). maka variabel Bila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, independen mempunyai hubungan yang maka dinyatakan variabel bebas tersebut signifikan atau variabel semangat kerja berpengaruh secara bermakna terhadap semangat dipengaruhi oleh variabel kerja sama dan kerja pegawai, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 27 tanggung jawab. berikut: Uji t (Pengujian Hipotesis Secara Parsial) Tabel 23 Coefficients Unstandardized Standardize Coefficient d Colinearity Model Coeficiient t Sig Statistics B Std. Beta toleranc VIF Error e 1 (Constant) -.073 .279 -.262 .795 kerja sama .525 .058 .704 9.297 .000 .930 1.075 tanggung jawab .517 .099 .393 5.193 .000 .930 1.075 Sumber : Lampiran Output SPSS Berdasarkan model hasil uji t (korelasi parsial) di atas dapat dijelaskan : a. Variabel kerja sama (X1) berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja, karena t hitung lebih besar dari t tabel (thitung 9,297 > ttabel 1,684) dengan nilai signifikansi < 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Nilai korelasi parsial variabel kerja sama terhadap semangat kerja sebesar 80,8%. b. Variabel tanggung jawab (X2) berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja, karena t hitung lebih besar dari t tabel (thitung 5,193 > ttabel 1,684) dengan nilai signifikansi < 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Nilai korelasi parsial variabel tanggung jawab terhadap semangat kerja sebesar 58%
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
Uji Asumsi Klasik Normalitas Data Uji normalitas data untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal atau tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari data dengan mean dengan standar deviasi yang sama. Model yang digunakan adalah tes kolmogorov–smirnov (K-S) dan shaphiro-wilk. Syarat pengujian adalah Jika nilai sig > 0,05 maka data dianggap normal distribusinya Jika nilai sig < 0,05 maka data dianggap tidak normal distribusinya. Hasil perhitungan tabel test of normality (lampiran) didapatkan nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk > 0,05 146
sehingga dalam penelitian skripsi ini memiliki data distribusi yang normal Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya korelasi linier diantara satu atau lebih variabel bebas, sehingga akan sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Syarat pengujiannya adalah bahwa apabila korelasi antara variabel bebas sebesar 0,800 keatas maka terjadi multikolinieritas. Dari tabel pearson correlation (lampiran) menunjukkan bahwa penelitian ini dengan model analisis regresi linier berganda tidak terdapat permasalahan multikolinieritas, karena koefisien korelasi antar variabel bebas kerja sama dan tanggung jawab sebesar 0,265 atau nilai ini masih dibawah 0,800 Heteroskedastisitas Metode ini digunakan untuk mengetahui tidak terjadinya kesalahan faktor pengganggu yang mempunyai varian yang sama dalam penyebaran untuk variabel independennya. Dalam uji klasik ini, apabila residual sama atau mendekati nol dan berdistribusi normal serta varian residunya sama maka tidak akan terjadi heteroskedastisitas begitu pula sebaliknya. Pada tabel residual statistics (lampiran) diketahui bahwa nilai dari standard residual ratarata (mean) dalam penelitian ini adalah 0,000, ini berarti bahwa model analisis linier berganda dalam penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas Uji linearitas Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak. Syaratnya Jika nilai sig > 0,05 maka data dapat dikatakan tidak linear. Jika nilai sig < 0,05 maka data dapat dikatakan linear Hasil perhitungan uji linearitas pada tabel coefficients bagian kolom t (pada lampiran), didapatkan nilai kempat variabel kerja sama dan tanggung jawab memiliki nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, sehingga dalam penelitian skripsi ini data perhitungan dapat dikatakan linear
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
PEMBAHASAN Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi berganda dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : Dari hasil analisis antara variabel kerja sama dan tanggung jawab terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara maka diperoleh persamaan regresi berganda Y = 0,073 + 0,535.X1 + 0,517.X2. Dari hasil persamaan tersebut dapat diketahui konstanta (a) sebesar - 0,073 menyatakan bahwa jika X1 dan X2 sama dengan nol atau jika variabel kerja sama dan tanggung jawab tidak ada sama sekali maka semangat kerja pegawai akan selalu tetap menurun sebesar - 0,073. Maka untuk meningkatkan semangat kerja, variabel kerja sama dan tanggung jawab harus diperhatikan dengan baik dan ditingkatkan, karena hasil analisis kedua variabel ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan semangat kerja pegawai Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan. Koefisien regresi X1 kerja sama bertanda positif sebesar 0,535 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari variabel kerja sama akan meningkatkan semangat kerja sebesar 0,535 dan jika kerja sama buruk maka semangat kerja akan menurun. Koefisien regresi X2 tanggung jawab bertanda positif sebesar 0,517 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari tanggung jawab akan meningkatkan semangat kerja sebesar 0,294 dan jika tanggung jawab buruk maka semangat kerja akan menurun. Hasil perhitungan uji F (korelasi simultan / bersama-sama), didapat F hitung adalah 74,707 sedangkan nilai F tabel diperoleh nilai sebesar 2,84 hal ini berarti bahwa (Fhitung 74,707 > Ftabel 2,84), sehingga dapat dikatakan variabel kerja sama dan tanggung jawab secara bersama-sama (simultan) mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan. Maka hipotesis pertama yang menyatakan “bahwa variabel kerja sama dan tanggung jawab berpengaruh secara signifikan terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara” diterima karena terbukti kebenarannya. Angka R adalah 0,893 hal ini bahwa korelasi atau hubungan antara kerja sama dan tanggung jawab dengan semangat kerja pegawai adalah sangat kuat hubungannya. Kedua variabel 147
bebas tersebut mampu menerangkan perubahan terhadap semangat kerja sebesar 79,7 % sedangkan sisanya sebesar 20,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti kepemimpinan, pengembangan karir dan lain sebagainya. Variabel kerja sama memiliki pengaruh positif terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan. Kemampuan variabel ini menjelaskan semangat kerja sebesar 80,8%. Berdasarkan uji t (t test) ternyata variabel kerja sama berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja (t hitung > t tabel) atau 9,297 > 1,684. Ini mengindikasikan bahwa faktor kerja sama menjadi faktor yang sangat kuat berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai. Variabel tanggung jawab memiliki pengaruh positif terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan. Kemampuan variabel ini menjelaskan semangat kerja sebesar 58%. Berdasarkan uji t (t test) ternyata variabel tanggung jawab berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja (t hitung > t tabel) atau 5,193 > 1,684. Ini mengindikasikan bahwa faktor tanggung jawab menjadi faktor yang cukup kuat berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai. Dari kedua hasil uji korelasi parsial diatas terlihat nilai variabel kerja sama yang paling besar dibandingkan variabel lainnya, sehingga variabel kerja sama merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan. Ini mengindikasikan jika kerja sama yang ada pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan lebih ditingkatkan baik dari segi pegawai dalam bekerja sama selalu mengutamakan tanggung jawab bersama, pegawai lain mampu memberikan kontribusinya baik dengan tenaga maupun pikiran, pegawai mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal dan dalam bekerja sama mampu saling mengisi kekurangan anggota lainnya maka semangat kerja pegawai akan dapat terus terjaga dengan baik. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini “bahwa variabel kerja sama merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara”. diterima Dari perhitungan uji validitas dan reliabilitas, didapatkan nilai alpha crocbanh sebesar 0,811 dan nilai ini lebih besar dari JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
standar nilai reliabilitas 0,400 maka kuisioner yang diuji terbukti reliabel nilai tingkat kemantapannya adalah reliabel. Dari uji reliabilitas Pada bagian Item Total Statistics, ternyata dari sebanyak 12 butir pertanyaan yang diajukan, semuanya telah memenuhi syarat validitas, dimana r hitung > r tabel. Dari perhitungan uji asumsi klasik. Pertama dari normalitas data didapatkan didapatkan nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk > 0,05 sehingga dalam penelitian skripsi ini memiliki data distribusi yang normal. Kedua dari uji multikolinieritas pada matrik pearson correlation menunjukkan bahwa penelitian ini dengan model analisis regresi linier berganda tidak terdapat permasalahan multikolinieritas, karena koefisien korelasi antar variabel bebas masih dibawah 0,800. Ketiga dari uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai dari standard residual ratarata (mean) adalah 0,000, ini berarti bahwa model analisis linier berganda dalam penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Dan terakhir dari uji linearitas Hasil perhitungan uji linearitas pada tabel coefficients bagian kolom t (pada lampiran), didapatkan nilai ketiga variabel kerja sama dan tanggung jawab memiliki nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, sehingga data perhitungan dapat dikatakan linear.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan dari persamaan regresi yang dihasilkan menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan atau searah antara variabel kerja sama dan tanggung jawab terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara. Maksudnya, apabila variabel independen (bebas) ada penambahan maka variabel dependen (terikat) juga mengalami penambahan dan sebaliknya. 2. Dari hasil perhitungan uji F didapatkan hasil bahwa kedua variabel kerja sama dan tanggung jawab berpengaruh simultan terhadap semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga hipotesis pertama diterima. 3. Hubungan antara variabel kerja sama dan tanggung jawab secara simultan terhadap 148
semangat kerja pegawai sangat kuat hubungannya. Kedua variabel bebas tersebut mampu menerangkan perubahan terhadap semangat kerja sebesar 79,7 % sedangkan sisanya sebesar 20,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini misalnya kepemimpinan, pengembangan karir dan lain sebagainya. 4. Dari ketiga hasil uji korelasi parsial terlihat nilai korelasi variabel kerja sama yang paling besar dibandingan variabel tanggung jawab yakni sebesar 0,808. Sehingga variabel kerja sama merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat semangat kerja pegawai pada Sub Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga hipotesis kedua diterima.
Moekijat, 2004, Riset Sumber Daya Manusia, Cetakan Kempat Penerbit Mandar Maju. Jakarta. Nitisemito, Alex S, 2006, Manajemen Personalia, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Flippo, Edwin.B, 2005, Manajemen Personalia, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Schuler, Randall S & Jackson, Susan E, 2007, Human Resource Management : Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa Yati Sukmiarti, Erlangga, Jakarta.
Handoko, T, Hani, 2005, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Hasibuan, Malayu SP, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi kesebelas, Bumi Aksara, Jakarta. Marzuki, 2006, Pengorganisasian. Andi Offset, Yogyakarta. Martoyo, Susilo, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE-UGM, Yogyakarta
Notoatmodjo, Soejidjo, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Cetakan Ketiga, PT. Rineka Cipta, Jakarta Sari, Risa, Pramitha, 2012, ”Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara” Skripsi mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong.
Siagian
Sondang P, Kepegawaian, Yogyakarta
2006, Manajemen BPFE, UGM,
Simanjuntak, Payaman, 2006, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Sugiyono, 2007, Statistik Untuk Penelitian, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. Tohardi, Bambang, 2002, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Penerbit Liberty, Yogyakarta
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
149