PENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK
Utin Wigiatri Endang Hendrayanti
ABSTRACT The aim of this study is to know about employee work satisfaction, work decipline and work motivation and the influence of employee work satisfaction and work discipline to work motivation in PT Jasa Marga (Persero) Tbk special for Cikampek Subsidiary. Descriptive-causal research is used in this research model. There is 90 employees of PT Jasa Marga (Persero) Tbk for Cikampek Subsidiary as a sample research. Cluster sampling (with area sampling) is used in this research technical sampling. The description result show that the employee work satisfaction and work decipline are good (the average score is 3,61 and 3,57). Linear multiple regression analysis in this research show that employee work satisfaction and work decipline influence to work motivation in PT Jasa Marga (Persero) Tbk special for Cikampek Subsidiary. There is fits with this institution research on 2006, the average score of customer’s satisfaction is 61,38% (sufficient category). The realize average score of work decipline is 58,0 % (sufficient category) and the employee work motivation in sufficient category too, that is 60,71%. Keywords: employee work satisfaction, work decipline, work motivation.,
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Faktor motivasi kerja karyawan memiliki peranan sangat penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Motivasi kerja mencakup persoalan bagaimana cara mengarahkan sumber daya dan potensi karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja secara lebih produktif dan efektif dalam upaya mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan. Terwujudnya motivasi kerja karyawan yang tinggi dalam perusahaan tidak datang dengan begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor disiplin kerja dan kepuasan kerja karyawan.
44
Kepuasan kerja merupakan sikap atau persepsi karyawan terhadap pekerjaannya yang didasarkan pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri karyawan yang dibawa sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, sedangkan faktor eksternal adalah menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri individu karyawan, misalnya lingkungan kerja, kebijakan dan prosedur kerja, kondisi kerja, sistem pengupahan, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya motivasi kerja karyawan. Karyawan dengan kepuasan kerja tinggi, yaitu memiliki moral kerja, dedikasi, dan kecintaan akan cenderung memiliki motivasi kerja yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaan dalam mencapai tujuan perusahaan Selain faktor kepuasan kerja, tinggi-rendahnya motivasi kerja karyawan juga dapat dipengaruhi oleh disiplin kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Disiplin kerja merupakan sikap dan perilaku karyawan yang mau mentaati segala peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan. Dalam manajemen sumber daya manusia, disiplin merupakan fungsi operatif yang terpenting, karena semakin baik disiplin akan semakin tinggi pula kinerja yang dapat dicapai. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Disiplin kerja karyawan tidaklah datang dengan sendirinya, tetapi karyawan harus diberikan imbalan jasa yang pantas, dibina dan dibimbing, didorong, dan diberikan pengarahan dengan baik. Karyawan dengan disiplin kerja tinggi akan cenderung memiliki motivasi kerja yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam setiap perusahaan. Tidak terkecuali bagi manajemen PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek, disiplin kerja sangat penting untuk senantiasa dipacu dengan tujuan untuk tetap memelihara dan meningkatkan motivasi kerja karyawan dengan mewujudkan kepuasan kerja dan disiplin kerja karyawan.
45
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: (1)Untuk mengetahui kepuasan kerja, disiplin kerja, dan motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang JakartaCikampek serta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek. Penelitian ini dilakukan di PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang JakartaCikampek dengan unit analisis adalah karyawan. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada deskripsi kepuasan kerja, deskripsi disiplin kerja, dan deskripsi motivasi kerja karyawan serta analisis pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang JakartaCikampek.
TINJAUAN PUSTAKA Kepuasan Kerja Salah satu sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia adalah terwujudnya kepuasan kerja, karena dapat berdampak pada peningkatan motivasi dan prestasi kerja karyawan. Terwujudnya kepuasan kerja diharapkan pencapaian tujuan perusahaan semakin baik. Salah satu faktor yang memungkinkan terwujudnya kepuasan kerja adalah pengaturan balas jasa yang tepat dan adil kepada karyawan. Kepuasan kerja menurut Handoko (2000:193) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja merupakan perasaan karyawan yang akan tampak dalam sikap positif terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di dalam lingkungan kerja. Lebih lanjut, Hasibuan (2006:202) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Sebagai suatu sikap emosional karyawan, kepuasan kerja dapat dilihat dari semangat dan gairah kerja karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
46
(moral kerja), ketaatan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam perusahaan (kedisiplinan), dan hasil kerja yang dapat dicapai atas pelaksanaan pekerjaan (prestasi kerja). Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus menciptakan kepuasan kerja sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan meningkat. Kepuasan kerja karyawan dapat dinikmati dalam tiga kondisi. Pertama, kepuasan kerja dalam pekerjaan. Kepuasan kerja dinikmati di dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian atas hasil kerja, penempatan kerja, perlakuan, peralatan kerja, dan suasana lingkungan kerja yang kondusif. Karyawan yang lebih menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa, walaupun balas jasa itu penting. Kedua, kepuasan kerja di luar pekerjaan. Kepuasan kerja dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya sehingga dapat digunakan untuk membeli kebutuhan hidupnya. Karyawan yang menikmati kepuasan kerja di luar pekerjaan akan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan pekerjaannya. Ketiga, kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dicerminkan sikap emosional seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaan karyawan yang menikmati kepuasan kerja kombinasi (di dalam dan di luar pekerjaan) akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, misalnya gaya kepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian, efektivitas kerja, dan lain sebagainya. Rivai (hal 479) mengemukakan sebagai berikut : “ Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan adalah: (a) isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan; (b) supervisi; (c) organisasi dan manajemen; (d) kesempatan untuk maju; (e) gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif; (f) rekan kerja; dan (g) kondisi pekerjaan. Selain itu, menurut job discriptive index (JDI)
47
faktor penyebab kepuasan ialah: (a) bekerja pada tempat yang tepat; (b) pembayaran yang sesuai; (c) organisasi dan manajemen; (d) supervisi pada pekerjaan yang tepat; dan (e) orang yang berada dalam pekerjaan yang tepat”. Terwujudnya kepuasan kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu karyawan maupun faktor dari luar diri individu karyawan. Mangkunegara
(2002:120)
mengemukakan
tentang
dua
faktor
yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Pertama, faktor karyawan, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. Kedua, faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja jabatan. Hasibuan (2006:203) mengemukakan tujuh faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, yaitu balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian, berat-ringannya pekerjaan, suasana dan lingkungan pekerjaan, peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan, sikap pimpinan dalam kepemimpinannya, dan sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Disiplin Kerja Nitisemito (1996:99) mengemukakan bahwa “Disiplin adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak”. Disiplin kerja karyawan mencerminkan sikap, tingkah laku dan perbuatan atau perilaku karyawan yang sesuai segala peraturan atau ketentuan perusahaan. Jika disiplin berkaitan dengan peraturan jam kerja, maka karyawan akan masuk kerja dan pulang kerja sesuai peraturan jam kerja yang ditetapkan perusahaan. Jika disiplin berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, perilaku karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur atau mekanisme kerja dan instruksi yang diberikan pemimpin.
48
Indikator Disiplin Kerja Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa terwujudnya disiplin kerja tercermin dari sikap dan perilaku karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Terwujudnya disiplin kerja dalam perusahaan tidaklah datang secara tiba-tiba, tetapi karyawan harus diberi imbalan balas jasa yang pantas, dibina, dibimbing, didorong
dan
diberi
pengarahan
dengan
baik.
Nitisemito
(1996:122)
mengemukakan faktor-faktor yang menunjang disiplin kerja seperti disajikan pada diagram 2.1 berikut ini:
Diagram 1. Hal-hal yang Menunjang Kedisiplinan
Teladan Pemimpin
KEDISIPLINAN
Kesejahteraan
Ketegasan
Tujuan dan Kemampuan
Ancaman
Sumber: Nitisemito, 1996:122. Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata Latin ”movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
umumnya
dan
karyawan
khususnya.
Hasibuan
(2006:143)
mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Terry seperti dikutip Hasibuan (2006:145) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Motivasi kerja merupakan
49
keinginan yang mendorong karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Motivasi kerja dalam perusahaan akan tampak dalan dua segi, yaitu (1) segi aktif/dinamis, yaitu motivasi kerja tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya dan potensi karyawan agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan dan (2) segi pasif/statis, yaitu motivasi kerja akan tampak sebagai kebutuhan
sekaligus
sebagai
perangsang
untuk
dapat
menggerakkan,
mengerahkan, dan mengarahkan daya dan potensi kerja karyawan ke arah yang diinginkan perusahaan. Wahjosumidjo seperti dikutip Amirullah dan Budiyono (2004:218) mengemukakan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri (intrinsik) maupun faktor di luar diri seseorang (ekstrinsik). 1. Faktor dari dalam diri seorang karyawan (faktor intrinsik) Rangsangan dari dalam diri seorang karyawan biasanya timbul berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kebutuhan. Beberapa faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja, antara lain : a.
Kesadaran, yaitu dorongan dari dalam diri seorang karyawan untuk selalu melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.
b.
Rasa bangga, yaitu perasaan bangga terhadap pekerjaan, jabatan dan menjadi bagian dari perusahaan.
c.
Pengabdian (loyalitas), yaitu suatu pandangan bahwa melaksanakan pekerjaan merupakan bentuk pengabdian terhadap perusahaan.
2. Faktor dari luar diri seorang karyawan (faktor ekstrinsik) Rangsangan dari luar diri seseorang karyawan bisa didorong oleh beberapa faktor atau aspek dalam lingkungan perusahaan, antara lain : a.
Peraturan perusahaan, yaitu dorongan untuk melaksanakan pekerjaan secara lebih baik sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku.
50
b.
Penghargaan, yaitu dorongan untuk melaksanakan pekerjaan secara lebih baik karena adanya pengakuan atau penghargaan pemimpin terhadap hasil kerja yang dapat dicapai karyawan.
c.
Kompetisi (persaingan), yaitu kondisi persaingan kerja yang sehat merupakan dorongan untuk melaksanakan pekerjaan secara lebih baik.
d.
Promosi jabatan, yaitu dorongan untuk melaksanakan pekerjaan secara lebih keras agar cepat mendapatkan promosi jabatan.
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Bahwa kepuasan kerja dan disiplin kerja dapat mempengaruhi tinggirendahnya motivasi kerja karyawan, sehingga
hipotesis dalam penelitian ini
adalah ”Diduga kepuasan kerja dan disiplin kerja secara bersama berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan”. Hipotesis penelitian tersebut dapat dijelaskan secara statistik sebagai berikut : 1) Ho : Ryx1.2 = 0 : kepuasan kerja dan disiplin kerja secara bersama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan 2) Ha : Ryx1.2 > 0 : kepuasan kerja dan disiplin kerja secara bersama berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode riset deskriptif dengan pendekatan riset kausal. Unit analisis dalam penelitian ini adalah memberikan gambaran atau penjelasan tentang tingkat kepuasan kerja, disiplin kerja, dan motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dan sampel penelitian adalah karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek. Pengukuran besarnya sampel penelitian yang diambil dari populasi dihitung menggunakan rumus Slovin yaitu berdasarkan data
51
karyawan per Juni 2008 jumlah seluruh karyawan (populasi) sebanyak 861 orang. Sehingga berdasar rumus Slovin diperoleh jumlah sampel 90 responden. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling (area sampling), yaitu menentukan sampel berdasarkan lokasi kantor pada wilayah kerja PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek. Selanjutnya, pada masing-masing lokasi kantor diambil sampel secara random dan proporsional
Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan kuesioner.
Model dan Instrumen Penelitian Model penelitian adalah menggunakan model hubungan fungsional antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) yang digambarkan dengan persamaan regresi berganda: Y = a + b1X1 + b2X2. Berdasarkan model penelitian tersebut, instrumen penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yakni variabel kepuasan kerja (X1), variabel disiplin kerja (X2), dan variabel motivasi kerja (Y).
Teknik Analisis Data Pengujian tingkat validitas instrumen menggunakan rumus korelasi produk momen (pearson product moment correlation coefficient), pengujian reliabilitas menggunakan rumus koefisien alpha () dari Cronbach. Adapaun teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis korelasi berganda melalui program software SPSS.
PEMBAHASAN Dalam menjalankan kegiatan operasional, manajemen perusahaan bukan hanya mengharapkan karyawan cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka memiliki motivasi kerja tinggi, mau bekerja giat, dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja secara maksimal. Berdasarkan Aplikasi Malcolm Baldrige
52
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek tahun 2007 diperoleh data perencanaan strategis yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
Tabel 4. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek Sasaran Strategi Sumber Daya Manusia Periode Tahun 2007 Peluang Inovasi
SDM
Aktivitas Tahun 2007
Sasaran Strategis
Penerapan ketentuan bidang SDM secara konsisten
Pemenuhan hak dan kebutuhan kesejahteraan karyawan secara layak
Penerapan peraturan disiplin karyawan secara konsisten
Pembinaan, pemberdayaan, dan pengembangan karyawan
Penerapan peraturan jaminan atau risiko secara konsisten
Terpenuhinya perlindungan kerja, jaminan hari tua, dan kesehatan karyawan
Pemenuhan tenaga Terpenuhinya SDM sesuai dengan kerja sesuai formasi kebutuhan operasional jabatan Sumber : PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek, 2007.
Penerapan ketentuan bidang sumber daya manusia dan penerapan peraturan jaminan atau risiko secara konsisten yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek tersebut merupakan upaya perusahaan dalam menciptakan kepuasan kerja karyawan. Terpenuhinya hak dan kebutuhan kesejahteraan karyawan, perlindungan kerja, jaminan hari tua, dan kesehatan karyawan diharapkan akan dapat menciptakan kepuasan kerja karyawan. Penerapan peraturan disiplin karyawan secara konsisten merupakan upaya perusahaan dalam pembentukan disiplin kerja karyawan. Dalam upaya mengetahui tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja karyawan, manajemen PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek melakukan kegiatan survey kepuasan tenaga kerja, sedangkan untuk mengetahui disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja karyawan. Berdasarkan hasil survey kepuasan tenaga kerja dan penilaian kinerja karyawan
53
yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek pada tahun 2007 diperoleh data :
Tabel 5. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek Data Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Periode Tahun 2007 No
Uraian
Realisasi
Katagori
1
Kepuasan Kerja
61,38%
Cukup
2
Disiplin Kerja
58,00%
Cukup
3
Motivasi Kerja
60,71%
Cukup
Sumber: PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek, 2007.
Hasil survei kepuasan tenaga kerja yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek periode tahun 2007 diperoleh nilai tingkat realisasi kepuasan tenaga kerja sebesar 61,38% dalam katagori cukup. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian terdahulu bahwa kepuasan kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek sudah baik (rata-rata skor jawaban 3,63). Terjadinya peningkatan kepuasan kerja karyawan tersebut kemungkinan sebagai dampak dari penerapan ketentuan bidang sumber daya manusia dan penerapan peraturan tentang jaminan atau risiko yang dilakukan secara konsisten. Hasil penilaian kinerja karyawan tahun 2007 diperoleh nilai realisasi disiplin kerja karyawan sebesar 58,00% dalam katagori cukup (disiplin kerja adalah salah satu unsur yang dinilai). Hasil tersebut juga sama dengan hasil temuan peneliti bahwa disiplin kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek sudah baik (rata-rata skor jawaban 3,61). Terjadinya peningkatan disiplin kerja karyawan tersebut kemungkinan sebagai dampak dari penerapan peraturan disiplin karyawan yang dilakukan secara konsisten. Hasil survei kepuasan tenaga kerja tahun 2007 diperoleh nilai tingkat realisasi motivasi tenaga kerja sebesar 60,71%
54
dalam katagori cukup. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian terdahulu bahwa kepuasan kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang JakartaCikampek sudah baik (rata-rata skor jawaban 3,57). Terjadinya peningkatan motivasi kerja karyawan tersebut kemungkinan sebagai dampak dari terwujudnya kepuasan kerja dan disiplin kerja karyawan yang baik. Melalui beberapa kebijakan perusahaan tersebut diharapkan akan terbentuk harapan karyawan yang baik sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan disiplin kerja karyawan. Terwujudnya kepuasan kerja dan disiplin kerja karyawan dapat memberikan dampak positif pada peningkatan motivasi kerja karyawan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa kepuasan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek, dibuktikan dari hasil uji korelasi (uji t) diperoleh nilai t hitung b1 (9,133) dengan signifikansi 0,000 dan nilai t hitung b2 (5,535) dengan signifikansi 0,000. Persamaan regresi berganda diperoleh: y = 0,593x1 + 0,379x2 dengan nilai koefisien regresi b1 dan b2 positif berarti kepuasan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek. Pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek sebesar 73,90%. Secara terinci kepuasan kerja memiliki pengaruh lebih besar terhadap motivasi kerja karyawan jika dibandingkan dengan pengaruh disiplin kerja (ryx1 = 0,805 > ryx2 = 0,699). Hasil penelitian diperoleh indikator kepuasan kerja karyawan yang perlu mendapatkan perhatian manajemen perusahaan adalah tentang sikap dan perilaku pimpinan. Belum berdisiplin dan dapat menjadi panutan (rata-rata skor jawaban 3,36). Dalam hal ini, sikap dan perilaku pimpinan harus lebih kooperatif, berdisiplin, dan perhatian terhadap permasalahan karyawan sehingga diharapkan lebih mewujudkan suasana lingkungan kerja kondusif, terjalin hubungan kerja yang baik dan dapat sebagai panutan bagi karyawan dalam bekerja. Hasil penelitian untuk indikator disiplin kerja karyawan yang perlu mendapatkan perhatian manajemen perusahaan dalam menegakkan disiplin kerja
55
(rata-rata skor jawaban 3,36). Sehingga diharapkan manajemen perusahaan dapat menerapkan peraturan disiplin karyawan secara konsisten, tegas, dan adil. Penerapan peraturan disiplin kerja harus bersifat membimbing dan memberikan arahan kepada karyawan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar dan tertib.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek diperoleh simpulan penelitian sebagai berikut: 1) Pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Cikampek telah terwujud kepuasan kerja yang baik (rata-rata skor jawaban 3,63) dan disiplin kerja karyawan juga baik (rata-rata skor jawaban 3,61) sehingga berdampak positif pada motivasi kerja karyawan yang baik (rata-rata skor jawaban 3,57). Kondisi tersebut didukung data pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang JakartaCikampek periode tahun 2007 diperoleh tingkat realisasi kepuasan tenaga kerja sebesar 61,38% (katagori cukup), nilai realisasi disiplin kerja karyawan sebesar 5,80% (katagori cukup), dan tingkat realisasi motivasi tenaga kerja sebesar 60,71% (katagori cukup). 2) Kepuasan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang JakartaCikampek, dibuktikan hasil uji korelasi diperoleh nilai t hitung b1 (9,133) dengan signifikansi 0,000 dan nilai t hitung b2 (5,535) dengan signifikansi 0,000. Pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja karyawan sebesar 73,90%, di mana kepuasan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap motivasi kerja karyawan jika dibandingkan dengan pengaruh disiplin kerja (ryx1 = 0,805 > ryx2 = 0,699).
56
DAFTAR PUSTAKA Amirullah dan Budiyono, Haris. 2004. Pengantar Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Handoko, Hani T. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi Kedua. Cetakan Keempatbelas. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu, SP. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta: PT Bumi Aksara. Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendekteksi Dimensidimensi Kerja Karyawan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Komputer, Wahana. 2007. Panduan Praktis: Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 15.0. Yogyakarta: CV Andi Offset. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Mathis, Robert L. dan John. H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Poerwadarminta, W.S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Saydam, Gouzali. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Toko Gunung Agung. Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Cetakan Keduabelas. Bandung: Alfabeta Umar Husein. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
57