PENGARUH KEPENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA Oleh: Adenan Muktamar1, Agus Ramdani2, Joni Rokhmat3
[email protected] [email protected] [email protected]
Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepengawasan kepala sekolah terhadap motivasi dan prestasi kerja guru serta perbedaan motivasi dengan prestasi kerja guru akibat pengaruh kepengawasan kepala sekolah. Kepengawasan kepala sekolah telah dilaksanakan dengan baik tetapi belum optimal terhadap motivasi dan prestasi kerja guru. Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik korelasional. Sampel penelitian ini berjumlah 49 orang guru SD Negeri di Kecamatan Tanjung yang ditentukan dengan proportional random sampling. Instrumen pengumpulan data berupa angket dengan skala likert, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis korelasi product moment dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kepengawasan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru, dilihat dari r hitung > r tabel yaitu 0,73 > 0,34 dengan koefisien determinasi sebesar 53% ; 2) Kepengawasan kepala sekolah berpengaruh terhadap prestasi kerja guru, dilihat dari r hitung > r tabel yaitu 0,70 > 0,34 dengan koefisien determinasi sebesar 49%; 3) tidak ada perbedaan motivasi dengan prestasi kerja guru akibat pengaruh kepengawasan Kepala Sekolah dilihat dari nilai t tabel < T tabel yaitu0,75 < 1,69. Hal ini berarti bahwa kepengawasan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi kerja guru serta tidak ada perbedaan di antara keduanya. Rekomendasi: kepengawasan tetap dijalankan dengan memperhatikan prosesnya agar pengaruhnya menjadi lebih baik. Kata kunci : Kepengawasan kepala sekolah , motivasi dan prestasi kerja guru. Abstract This study aims to discover the effect of school principal supervisory toward
teachers'
motivation and job performance as well as differences in teacher’s motivation with job performance due to the influence of principal supervisory. Supervisory principals have been implemented with good but not yet optimal to upgrade motivation and job performance of teachers. The study used quantitative method with correlation technique. The research samples consisted of 49 government elementary school teachers at Tanjung sub-district which was JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 64
determined by proportional random sampling technique. The Data were collected
by
questionnaire and documentation, and analyzed using descriptive, product moment correlation and t-test analysis. The results of the study show that: 1) school principal supervisory influences teacher’s job motivation, by r account > r table wich is 0.73> 0.34 with determination is 53%; 2) supervisory principals influence
coefficient of
teacher’s job performance, by r
account > r table is 0.70 > 0.34 with coefficient of determination is 49%; 3) there was no difference between job motivation and performance due Influence Principal supervisory by t acoount < t table is 0,75 <1.69. This means the supervisory principals influence on teacher’s motivation and job performance and there is no difference between one another.recomendation: supervisory remain to be implemented with due regard to the process in order to influence for the better Keywords: supervisory principals, teachers' motivation and job performance
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 65
Pendahuluan
motivasi, dan alternatif solusi agar hambatan
Kepengawasan secara sistematis
merupakan
upaya
untuk mengamati dan
memantau aktivitas dan kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi. Kepengawasan dapat menyoroti aktivitas sedang terjadi pada waktu kegiatan sedang dilaksanakan. Dengan kata
tersebut dapat di atasi. Sikap seorang pengawas
seperti
itu
memungkinkan
membuat para bawahan merasa diperhatikan, sehingga akan timbul rasa senang, bergairah kerja, termotivasi dan meningkatnya prestasi kerja.
lain, sorotan perhatian manajemen dalam
Dalam
sebuah
organisasi
sekolah,
menyelenggarakan fungsi kepengawasan ialah
kepala sekolah selaku pengawas internal
membandingkan
senantiasa
isi
rencana
dengan
dituntut
untuk
dapat
kinerjanya. Tehnik yang digunakan dalam
melaksanakan kepengawasan secara terbuka
melakukan kepengawasan, ditujukan untuk
kepada guru-guru dan warga sekolah yang
menemukan apa yang tidak sesuai dari rncana
dipimpinnya. Hal ini sebagai salah satu upaya
semula dan bukan untuk mencari siapa yang
meningkatkan
salah.
profesionalisme guru untuk membangkitkan Dalam
kepengawasan
terkadang
ditemukan situasi positif yang memungkinkan
motivasinya
fenomena
pertama
(2009:203)
menurut
Mulyasa
harus
mampu
pengawas
memafaatkan situasi dengan baik, misalnya: (1) Mengoptimalkan kinerja tenaga pendidik dan kependidikan melalui kerjasama yang baik; (2)
Memberikan penguatan untuk
mempertahankan hal-hal positif yang sudah ada; (3) Memberikan kesempatan kepada tenaga
pendidik
untuk
meningkatkan
profesinya; (4) Mendorong keterlibatan warga sebagainya.
menemukan pengawas
Sebaliknya
fenomena harus
kedua
mampu
ketika seorang
memberikan
pembinaan berupa bimbingan, petunjuk,
melakukan
proses
Tugas seorang kepala sekolah dalam memberi motivasi bawahannya adalah tidak mudah. Hal ini dikarenakan pada umumnya pegawai-pegawai mempunyai latar belakang pendidikan dan sosial, pengalaman, harapan, keinginan, ambisi, dan lain-lain yang berbedabeda. Mereka melihat suatu kejadian dari sudut pandang yang berbeda, serta memiliki reaksi yang variatif terhadap pekerjaan, sesama pegawai atau terhadap hal lain di sekitarnya. Oleh karena itu seorang manajer harus
sekolah dalam menunjang program sekolah, dan
dalam
mengembangkan
pembelajaran.
dapat tercapainya tujuan dengan baik tetapi juga tidak jarang ditemukan hambatan. Pada
dan
mengetahui
faktor-faktor
apa
yang
memotivasi bawahannya untuk bekerja. Hal ini
sejalan
dengan
pendapat
Moekijat
(2010:2) yang menyatakan bahwa proses
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 66
mengarahkan dan memimpin orang-orang
dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai
harus dilakukan
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.
Sementara
Hikmat
(2011:272)
menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan atau rangsangan yang diberikan kepada seseorang agar memiliki keinginan untuk berindak. Dorongan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan upah, pemberian penghargaan, pemberlakuan aturan-aturan, sanksi yang ketat, dan sebagainya. Tujuan pemberian motivasi dalam sebuah organisasi merangsang
atau
mendorong
yaitu:
seseorang
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
Prawirosentono dalam Sinambela (2012:5) yang menjelaskan bahwa
prestasi kerja
adalah
yang
suatu
hasil
kerja
dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi.
Sedangkan
menurut
Mangkunegara (2012:9) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang baik secara kualitas maupun kuantitas
dalam
periode tertentu. Dari definisi
para ahli di atas dapat
untuk bekerja dengan baik, lebih berprestasi,
disimpulkan bahwa antara motivasi dan
penuh tanggung jawab, kerja berkualitas,
prestasi kerja memiliki hubungan yang erat
menaati
dan
karena hasil kerja yang dicapai seseorang
mencapai
merupakan kesuksesan dalam melaksanakan
peraturan
mengarahkan
yang
perilaku
berlaku,
untuk
tugas. Kesuksesan ini antara lain disebabkan
tujuan. Di Sekolah Dasar, kepala sekolah dalam melakukan pembinaan kepada bawahannya, diharapkan
mampu
memotivasi
mereka
adanya motivasi kerja yang tinggi. Peneliti telah melakukan wawancara dengan beberapa kepala sekolah dasar di
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan
Kecamatan
di
Utara. Hasilnya
lembaganya.
Begitu
berpengaruhnya
Tanjung
Kabupaten
Lombok
menunjukkan bahwa pola
motivasi dalam mencapai tujuan lembaga,
pelaksanaan kepengawasan, motivasi, dan
maka kepala sekolah perlu memperhatikan
prestasi kerja guru cukup bervariasi.
faktor-faktor yang berpengaruh baik secara
yang dimaksud antara lain: (1) Beberapa
internal maupun eksternal terhadap motivasi
kepala
kerja guru.
kepengawasan secara efektif, tingkat motivasi
Pembahasan motivasi kerja tidak dapat terlepas dari pembahasan prestasi kerja karena motivasi
kerja
merupakan
bagian
terpenting dari tingkah laku kerja tersebut.
sekolah
dasar
Variasi
melakukan
dan prestasi kerja guru tinggi; (2) Ada kepala sekolah
yang
melakukan
kepengawasan
secara efektif dan tingkat motivasi
kerja
guru sedang; dan (3) Prestasi kerja guru
Menurut Hikmat (2011:272) prestasi kerja JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 67
cenderung
meningkat
meskipun
tidak
dibarengi dengan kepengawasan yang efektif. Adapun
yang
menjadi
tujuan
Menetapkan standar performa
dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui: Pengaruh
yang
signifikan
kepengawasan
kepala
sekolah
antara terhadap
Melakukan perbaikan
Mengukur performa
Performa kurang dari t d
Membandingkan performa dengan standar
motivasi dan prestasi kerja guru, Perbedaan motivasi dengan prestasi kerja guru akibat pengaruh kepengawasan kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung. Bafadal (2003:48) menjelaskan bahwa paling
tidak
ada
tiga
faktor
Performa melebihi t d
Performa sesuai standar
yang
menyebabkan kepengawasan dalam sebuah lembaga itu penting berkenaan dengan fungsi esensial dalam pengelolaan
pada lembaga
yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut adalah
rasa
tanggung
jawab,
terhadap perubahan, dan
Melakukan pengukuran hasil
tanggap
Bagan Proses Dasar Pengawasan (dimodifikasi dari Bafadal, 2007)
kompleksitas
organisasi.
Menurut Hikmat (2011:140) dalam
Selanjutnya pengawasan akan berjalan
pelaksanaan
dan
proses
pengawasan
lancar apabila proses dasar diketahui dan
terhadap pendidikan, bidang-bidang yang
ditaati. Menurut
perlu diperhatikan adalah: Pertama Bidang
Bafadal (2003:49) proses
dasar kepengawasan yaitu: (1) Menetapkan
Kepemimpinan,
performa; (2) Pengukuran performa; (3)
rencana dan kebijakan bersama berkaitan
Membandingkan performa aktual dengan
dengan pendidikan; b) Mengikutsertakan para
dengan standar performa; dan (4) Melakukan
guru/karyawan
perbaikan
pendidikan; c) Memberikan bantuan dalam
performa,
apabila
ternyata
meliputi:
dalam
a)
Menyusun
berbagai
kegiatan
performa aktual tidak sesuai dengan standar.
memecahkan
Dari uraian di atas dapat
pendidikan; d) Membangkitkan semangat
gambarkan bagan
tentang proses pengawasan sebagai berikut:
persoalan-persoalan
memberi motivasi; e) Mengikutsertakan para guru/karyawan
dalam
pengambilan
keputusan lembaga pendidikan; f) Membagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 68
jawab, sesuai fungsi dan kecakapan masing-
kelompok;
masing; g) Mempertinggi daya kreatif seluruh
memimpin rapat dan pertemuan lainnya.
guru/karyawan dalam pelaksanaan program) Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri dan
meningkatkan
keberanian
dalam
mengemukakan pendapat demi kepentigan bersama.
f)
Menguasai
teknik-teknik
Keempat Bidang administrasi Personal, yang meliputi: a) Menentukan personal yang memiliki kecakapan yang diperlukan suatu pekerjaan;
b) Menempatkan
persona pada tempat dan bidang tugas yang
Kedua adalah bidang hubungan antar
sesuai; c) Mengusahakan situasi kerja yang
sesama meliputi: a) Menjadikan kekurangan
menyenangkan dan d) meningkatkan daya
dan kelemahan masa lalu sebagai pelajaran
kerja serta hasil yang maksimal.
bagi masa depan, belajar dari kegagalan untuk
memperoleh
keberhasilan;
b)
Memotivasi dan merangsang kreatifitas para guru/karyawan untuk memiliki kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap usahausaha pengembangan lembaga pendidikan; c) Membangun situasi dan kondisi musyawarah yang demokratis; d) Membangun tenggang rasa dan saling menghargai pendapat masingmasing;
e)
Menumbuhkan
sikap
saling
Kelima Bidang Evaluasi, yang meliputi: a) Menguasai dan memahami tujuan-tujuan lembaga pendidikan; b) Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran –ukuran yang digunakan sebagai criteria penilian; c) Menguasai mendalam;
teknik-teknikpekerjaan dan
d)
secara
Mengembangkan
profesionalitas kerja dengan mengacu pada hasil evaluasi.
Meningkatkan
Berkaitan dengan motivasi kerja guru
pengetahuan dan pencerdasan emosional
Sekolah Dasar, Uno (2014: 73) menjelaskan
guru/karyawan.
bahwa motivasi kerja guru dipengaruhi oleh
mempecayai;
dan
f)
Ketiga adalah bidang Pembinaan Proses Kelompok, meliputi: a) Mengenal masingmasing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan dan kemampuan mereka; b) Menumbuhkan dan memelihara sikap saling percaya antara sesama dan pimpinan; c) Memupuk sikap kesediaan tolong menolong; d)
Memperbesar
rasa
tanggung
jawab
terhadap pekerjaan; e) Bijaksana dalam menyelesaikan
konflik
anatara
sesame
faktor-faktor internal dan eksternal. Secara internal dipengaruhi oleh: (1) tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; (2) melaksanakan tugas dengan target yang jelas; (3) memiliki tujuan yang jelas dan menantang; (4) ada imbal balik atas pekerjaannya; (5) memiliki perasaan senang dalam bekerja; (6) selalu berusaha untuk mengungguli orang lain; (7) Mengutamakan hasil kerja yang berkualitas. Sedangkan secara eksternal dipengaruhi oleh: (1) memperhatikan situasi dan kondisi kerja;
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 69
(2) senang memperoleh pujian dari apa yang
Dalam Peraturan tersebut dinjelaskan
dikerjakannya; (3) bekerja dengan harapan
bahwa Penilaian prestasi kerja merupakan
memperoleh insentif; (4)
bekerja dengan
suatu proses rangkaian manajemen kinerja.
harapan memperoleh perhatian dari teman
Proses tersebut berawal dari penyusunan
dan atasan.
perencanaan prestasi kerja berupa pengisian
Dari
paparan
disimpulkan
bahwa
di
atas
dapat
motivasi
kerja
sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak faktor baik
secara eksternal maupun internal,
kebutuhan secara pribadi maupun secara organisasional. Sebagi contoh dipengaruhi oleh kebutuhan secara pribadi adalah upah yang baik, pekerjaan yang menarik, pemuasan terhadap kebutuhan tertentu dan lain-lain. Sedangkan contoh yang dipengaruhi oleh
format, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Kedua penetapan tolok ukur yang meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya dari setiap kegiatan tugas jabatan.
Penilaian
capaian Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil diukur
dengan
realisasi
dengan
membandingkan target
antara
dari
aspek
kuantitas, kualitas, waktu dan dapat disertai biaya Berdasar
pengertian-pengertian
organisasi adalah adanya rasa aman dan
mengenai kinerja atau prestasi kerja di atas,
perlindungan dalam pekerjaan, lingkungan
penulis berkesimpulan bahwa prestasi kerja
atau suasana kerja yang baik, promosi dan
atau kinerja adalah hasil kerja baik secara
perkembangan diri mereka sejalan dengan
kuantitas maupun kualitas dari apa yang
perkembangan organisasi, merasa terlibat
dikerjakan
dalam tujuan dan sasaran organisasi.
ditetapkan dan hasil atau tingkat keberhasilan
Berkaitan dengan prestasi kerja, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai
berdasarkan standar yang telah
yang dicapai seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu dari pekerjaan tersebut. Cara pengukuran prestasi kerja di atas berlaku untuk semua pegawai negeri, termasuk juga Pegawai
Negeri Sipil yang
berprofesi sebagai guru di Sekolah Dasar. Unsur Utama penilaian dalam SKP bagi
dan
guru adalah sebagai berikut: 1) Menyusun
perilaku kerja PNS dan hasil kerja yang
Program Tahunan; 2) Menyusun Progran
dicapai
Semester;
terhadap
sasaran oleh
organisasi
kerja
setiap
sesuai
PNS
dengan
pegawai pada Sasaran
Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.
satuan Kerja
Pembelajaran;
3)
Menyusun 4)Menyusun
Melaksanakan Kegiatan
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
silabus RPP;
5)
Pembelajaran; 6)
Page 70
Menyusun alat ukur/ soal sesuai mata
Waktu dan Tempat Penelitian
pelajaran; 7) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar;
8)
Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; 9) Melaksanakan remedial dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi. yang
menjadi
Unsur
Tambahan adalah: 1) Menjadi pengawas sekolah
dan
ujian
nasional;
2)
Membimbing guru pemula dalam program induksi;
dilaksanakan pada
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Jumlah sekolah yang menjadi obyek sebanyak 33 Sekolah Dasar
Negeri. Penelitian ini dilaksanakan
selama 4 bulan mulai dari bulan Agustus 2015
Sedangkan ujian
Penelitian ini
3)
kegiatan
Membimbing
ekstrakurikuler;
siswa 4)
dalam Menjadi
pengurus/ anggota organisasi5) Menjadi tutor/ pelatih/ instruktur/ pemandu atau sejenisnya; 6) pada pelatihan/work shop atau sejenisnya; 7) Menjadi tim penilai angka kredit. Tugas lain juga yang dapat dinilai adalah Melaksanakan pengembangan diri dan Melaksanakan publikasi ilmiah dan atau Karya Inovatif.
sampai dengan Desember 2015. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Populasi kepala sekolah sebanyak 33 dan seluruh guru yang berjumlah 244 orang pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung Jumlah kepala sekolah sebanyak 33 orang diambil semua. Sedangkan subjek untuk guru yang berjumlah 244 orang diambil secara sampel sebanyak 20% sehingga berjumlah 49 orang. Prosedur Prosedur penelitian dilakukan dengan menyususun instrumen berupa angket untuk
Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian pendekatan bertujuan
ini
kualitatif untuk
menggunakan korelasional
menemukan
yang
hubungan
anatara dua variabel atau lebih dan dari hubungan
tersebut
ditemukan
besarnya
koefisien determinasi yang dijadikan sebagai data untuk mengukur besarnya pengaruh di atara variabel
mencari data tentang kepengawasan kepala sekolah dan motivasi kerja guru, sedangkan untuk menemukan data tentang prestasi kerja guru diperoleh dari dari format Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah disusun oleh kepala sekolah dari periode Bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Angket yang disusun telah divalidasi oleh dosen pembimbing dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas secara empiris.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 71
hubungan antara variabel kepengawasan
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
meggunakan
angket yang digunakan untuk mencari data tentang
kepengawasan dan motivasi kerja
guru, angket diberikan kepada kepala sekolah dan guru secara angket
langsung dalam bentuk
tertutup.
Teknik
dokumentasi
digunakan untum memperoleh data prestasi kerja guru. Data ini diperoleh dari kepala Sub Bagian
Kepegawaian
Kebudayaan
Pemuda
Dinas dan
Pendidikan Olah
Raga
Kabupaten Lombok Utara. Setelah data terkumpul
selanjutkanya
dengan
variabel
prestasi
kerja
(Y2).
Selanjutnya untuk menemukan besarnya pengaruh dapat ditemukan dengan mencari besarnya variabel.
koefisien Besarnya
determinasi koefisien
antara
determinasi
diperoleh dengan mengkuadratkan r hitung yang telah ditemukan sebelumnya (Sugiyono, 2009:154) Hasil Penelitian Dan Pembahasan Analisis Deskriptif
dilakukan Tujuan utama analisis deskriptif adalah
rekapitulasi data. untuk
Teknik Analisis Data
mendapatkan
gambaran
keadaan
subjek penelitian pada setiap variabel yang
Analisis data menggunakan analisis
diukur. Deskripsi data penelitian ini diperoleh
deskriptif, analisis korelasi product moment
dai hasil analisis deskriptif data yang meliputi
untuk mencari hubunganan dan pengaruh di
nilai maksimum, nilai minimum, penyajian
anatara variabel dan uji beda dengan t-tes
ukuran tendensi sentral yaitu Mean, modus,
untuk
tidaknya
median dan ukuran penyebaran data dari
perbedaan antara motivasi dengan prestasi
masing-masing variabelX, varabel Y1 dan Y2.
kerja guru akibat kepengawasan kepala
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dicari
sekolah. Sebelum pengujian hipotesis terlebih
skor toritik rata-rata dari masing-masing
dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap data
variabel sebagai pembanding. Skor teoretik
berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
rata-rata variabel X adalah 52, Y1 sebesar 65
Dari hasil uji prasyarat tersebut dinyatakan
Y2 adalah 43. Hasil analisis deskriptif variabel
bahwa semua data dalam penelitian ini
pada penelitian ini seperti pada tabel 1
normal dan homogen.
berikut:
menemukan
ada
atau
Pengujian hipotesis dengan analisis korelasi product moment dimaksudkan untuk mencari besarnya nilai r hitung hubungan variabel kepengawasan (X) dengan variabel motivasi kerja (Y1) dan nilai r hitung
Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Skor Angket dan SKP Hasil Peneltian Variabel Kepengawasan KS
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Mak
Min
X
SD
104
77
92,06
5,20
Page 72
Motivasi Guru
kerja 129
Prestasi Guru
Kerja 90
92
111,88
8,56
prestasi
kerja
guru
diperoleh
nilai
maksimal=90 nilai minimal= 76 dan rata-rata 76
86,12
3,13
adalah 86,12. Skor rata-rata teoritik sebesar 43 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata sebesar 86,12 (43<86,12). Hal ini berati bahwa
dari data variabel kepengawasan kepala sekolah diperoleh nilai maksimal=104 nilai minimal= 77 dan rata-rata adalah 92,06. Skor rata-rata teoritik sebesar 52, lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata yang diperoleh sebesar 92,06 (52<92,06). Hal ini berati bahwa kepengawasan kepala sekolah berada di atas
variabel prestasi kerja guru berada di atas nilai rata-rata skor teoretik. Dari
49 Guru
sebagai sampel di 33 SD Negeri di Kecamatan Tanjung terdapat 25 guru atau 55% memiliki prestasi kerja di atas angka rata-rata dan terdapat 24 guru atau 49% berada di bawah angka rata-rata dengan kriteria baik.
nilai rata-rata skor teoretik. Dari 33 kepala
Berdasarkan data pada ketiga variabel
sekolah di Kecamatan Tanjung terdapat 17
di atas dapat gambarkan histogram Distribusi
orang atau 52% memiliki kepengawasan di
frekwensi seperti pada gambar 1.
atas angka rata-rata dan 16 orang atau 18% berada di bawah angka rata-rata dengan
30
kategori baik. Data
40
di atas menjelaskan bahwa
variabel motivasi kerja guru
memiliki nilai
maksimal=129 nilai minimal= 92 dan rata-rata adalah 111,88. Skor rata-rata teoritik sebesar
kepengawasan
20
Motivasi Prestasi
10 0
104 99 94 89 84 79
65 lebih kecil jika dibandingkan dengan ratarata
yang
diperoleh
sebesar
111,88
(65<111,88). Hal ini berati bahwa variabel motivasi kerja guru berada di atas nilai ratarata skor teoretik. Dari
Gambar 1: Histogram Distribusi Frekuensi Data Kepengawasan Kepal Sekolah Motivasi Kerja Guru Dan Prestasi Kerja Guru
49 Guru sebagai
sampel di 33 SDN di Kecamatan Tanjung terdapat 35 orang atau 71% memiliki motivasi kerja di atas angka rata-rata dan 14 orang atau 29% berada di bawah angka rata-rata
Uji Hipotesis 1. Pengaruh Kepengawasan Kepala Sekolah (X) Terhadap Motivasi Kerja Guru (Y1)
dengan kategori baik. Berdasarkan data di atas pada variabel
Hasil
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
analisis
keeratan
hubungan Page 73
variabel
kepengawasan
kepala
sekolah
terhadap variabel Y1 sebesar
0,53 adalah
dengan variabel motivasi kerja guru seperti
signifikan. Hal menjelaskan bahwa terdapat
pada tabel 2 berikut:
pengaruh
Tabel 2: Hasil Analisis Uji Keeratan Hubungan Antara variabel X Dengan Variabel Y1 Motivasi Kepenga Kerja wasan KS Guru Kepengaw Pearson a-san KS Correlation Sig. tailed)
Motivasi Kerja Guru
1
(2-
,000
N
33
Pearson Correlation
,731
Sig. tailed)
,000
N
,731**
(2-
49
kepengawasan
kepala
sekolah
terhadap motivasi kerja guru sebesar 53%, sedangkan 47% lainya ditentukan oleh faktor yang lain. Berdasarkan hasil uji statistik di atas, penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan kepengawasan
kepala
sekolah
terhadap
motivasi kerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Tanjung.
Hal
ini
dapat
diinterpretasikan bahwa jika kepengawasan kepala sekolah dilakukan dengan baik maka motivasi kerja guru akan baik pula.
33
**
1 2. Pengaruh Kepengawasan Kepala Sekolah (X) Terhadap Prestasi Kerja Guru (Y2) 49
Pada analisis hubungan kepengawasan kepala sekolah (X) dengan prestasi kerja guru
Tabel 2 menjelaskan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,731 dan tergolong berkorelasi kuat. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X
(Y2) diperoleh hasil output sebagaimana terdapat pada tabel 3 Tabel 3: Output Hasil Analisis korelasi Antara Variabel X Dengan Variabel Y2
terhadap Y1 dapat dilakukan dengan cara menemukan
besarnya
koefisien
determinasinya.
Koefisien
determinasi
ditemukan dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi X dengan Y1 (rxy)= 0,731 (dibulatkan menjadi 0,73) kemudian dikalikan dengan 100% sehingga diperoleh 0,732= 0,5329
Kepenga Prestasi wasan_K Kerja_Gur S u Kepenga Pearson wa Correlation sanKS
(dibulatkan 0,53) atau sama dengan 53%. Dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel X JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Sig. tailed) N
1
(2-
,698** ,000
33
49
Page 74
Prestasi Kerja Guru
Pearson Correlation
,698**
Sig. tailed)
,000
(2-
N
Pada bagian ini pembahasan hasil
1
penelitian meliputi 3 hal, yaitu: 1) Pengaruh Kepengawasan Motivasi
Kerja
Kepengawasan
49
Kepala
Sekolah
Guru;
Kepala
terhadap
2)
Pengaruh
Sekolah
terhadap
Prestasi Kerja Guru; 3) Perbedaan Motivasi dengan Berdasarkan tabel 3 korelasi antara skor kepengawasan kepala sekolah (X) dengan prestasi kerja guru (Y2) diperoleh r hitung sebesar
0,698
(dibulatkan
0,70)
dan
tergolong
berkorelasi kuat. Koefisien
determinasi
ditemukan
akibat
Pengaruh
Kepengawasan Kepala Sekolah 1. Pengaruh Kepengawasan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru
berdasarkan Interpretasi Nilai rxy dalam Product Moment koefisiensi ini
Prestasi
Hasil penelitian ini menerima hipotesis alternatif
(Ha)
yang
menyatakan
pengaruh
yang
signifikan
ada
kepengawasan
kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru.
sebesar 0,702= 0,4900 (dibulatkan 0,49) atau
Hal
sama
atau
kepengawasan yang dilakukan oleh kepala
determinasi 49% menjelaskan bahwa terdapat
sekolah semakin meningkatkan motivasi kerja
pengaruh
guru. Kesimpulan ini berdasarkan atas hasil
dengan
49%.
Angka
kepengawasan
0,49
kepala
sekolah
ini
berarti
bahwa
analisis
sedangkan 51% lainya ditentukan oleh faktor
determinasi antara kepengawasan kepala
yang lain.
sekolah dengan motivasi kerja guru yang
maka Ho ditolak dan Ha yang berbunyi ada pengaruh
yang
signifikan
dan
nilai
baik
terhadap prestasi kerja guru sebesar 49%,
Berdasarkan hasil uji statistik di atas,
korelasi
semakin
koefisien
diperoleh sebesar 0,53 dengan prosentase sebesar 53%.
kepengawasan
Hasil penelitian ini menunjukkan
kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru
bahwa
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung
kepala sekolah dalam melakukan fungsi
diterima.
kontrolnya
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
kepengawasan di
meningkatkan
yang
dilakukan
sekolah
motivasi
kerja
mampu guru,
jika kepengawasan kepala sekolah dilakukan
terbangunnya motivasi kerja guru untuk
dengan baik maka prestasi kerja guru akan
bekerja lebih baik membawa sekolah kearah
baik pula.
perubahan dan perkembangan yang lebih
Pembahasan
maju dan berkualitas. Hasil penelitian ini juga mendukung
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
hasil penelitian yang Page 75
dilakukan oleh Supriadi tahun 2011 yang
prinsip-prinsip: (1) menciptakan hubungan
menyimpulkan bahwa Motivasi berprestasi
kemanusiaan
merupakan komponen penting yang harus
berkesinambungan;
dimiliki guru. Hal tersebut merupakan
integral dengan program pendidikan; (5)
dorongan untuk melaksanakan tugas-tugas
komprehensif; (6) konstruktif; (7) obyektif.
keguruan.
Secara
dorongan
internal
dalam
memberi
melaksanakan
pekerjaannya secara professional.
suatu
aktivitas
(3)
harmonis;
(2)
demokratis;
(4)
Hasil analisis deskripsi menunjukkan bahwa kepengawasan kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung Kabupaten
Melalui pengawasan diharapkan dapat menciptakan
yang
yang
Lombok Utara dalam kategori baik, hal ini ditunjukkan
oleh
tabel
4,2
dengan
berkaitan erat dengan penentuan atau
prosentase skor 81% hal ini dapat diartikan
evaluasi
dari 33 kepala sekolah masih terdapat 19%
mengenai
pelaksanaan
kerja
sejauh
sudah
mana
dilaksanakan.
yang
belum
dapat
melaksanakan
Pengawasan adalah proses mengevaluasi
pengawasan dengan baik. Hasil penelitian ini
pelaksanaan kerja dengan membandingkan
juga dapat diartikan bahwa sebagian besar
pelaksanaan
kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
aktual
dengan
apa
yang
diharapkan (goals and objectives) serta
Tanjung
mengambil tindakan yang perlu.
Siagian
mempunyai kemampuan yang baik dalam hal
(2014: 45) mengatakan bahwa pengawasan
melakukan kepengawasan pendidikan pada
merupakan upaya yang sistematik untuk
sekolah yang dipimpinnya.
mengamati dan memantau berbagai fungsi, aktivitas dan kegiatan yang terjadi dalam organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
peningkatan
Lombok
Utara
Kemampuan kepala sekolah dalam melakukan kepengawasan tersebut tidak terlepas dari kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen
Dalam konteks pengawasan dalam rangka
kabupaten
mutu
pendidikan,
yang
lain
seperti
mengorganisasikan,
merencanakan,
memimpin,
kepala sekolah dalam melaksanakan aktivitas
mengendalikan
hendaknya menjauhkan
Merencanakan dalam arti kepala sekolah
diri
dari
sifat
(Wahjosumidjo,
dan
otoriter, hubungan guru dengan kepala
harus
sekolah bukan hubungan hierarkis antara
merumuskan tujuan suatu program dan
atasan dan bawahan tetapi juga sebagai
tindakan
mitra
dalam
Mengorganisasikan dalam arti kepala sekolah
melaksanakan pengawasan mengedepankan
harus mampu menghimpun dan mengoordinir
kerja.
Oleh
karena
itu
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
benar-benar
2010:94).
yang
memikirkan harus
atau
dilakukan.
Page 76
sumber daya manusia dan sumber-sumber
berkaitan dengan supervisi pendidikan. Hal ini
material sekolah, sebab keberhasilan sekolah
sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009:111)
sangat bergatung pada kecakapan dalam
yang menjelaskan jika supervisi dilaksanakan
mengatur dan mendayagunakan berbagai
oleh kepala sekolah maka ia harus mampu
sumber dalam mencapai tujuan. Memimpin
melakukan
dalam arti kepala sekolah harus mampu
pengendalian untuk meningkatkan kinerja
mengarahkan dan mempengaruhi seluruh
tenaga
sumber daya manusia (guru dan karyawan)
Pengendalian dan pengawasan ini merupakan
untuk melakukan tugas dengan sebaik-
kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
baiknya. Mengendalikan dalam arti kepala
terarah pada tujuan yang ditetapkan.
sekolah memperoleh jaminan bahwa sekolah berjalan lancar dalam mencapai tujuan. Apabia terdapat kekeliruan di antara bagianbagian yang ada dari sekolah tersebut, kepala sekolah harus dapat memberikan petunjuk dan meluruskannya.
berbagai pendidik
pengawasan dan
dan
kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah khusus terhadap guru disebut supervisi klinis. Supervisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif. Lebih lanjut
Fungsi kontrol/pengawasan berkaitan
Mulyasa (2009:112) menjelaskan Supervisi
erat dengan fungsi perencanaan, sebab
klinis memiliki karakter yaitu: 1) Supervisi
perencanaan yang baik akan memudahkan
diberikan berupa bantuan (bukan perintah)
proses
menyusun
sehingga inisiatif berada pada pihak guru; 2)
perencanaan terdapat berbagai tujan yang
Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru
akan dicapai oleh program. Tahapan-tahapan
yang sepakati bersama; 3) Instrumen dan
pada proses pencapaian tujuan tersebut
metode observasi dikembangkan bersama; 4)
dituangkan dalam berbagai indikator penanda
Diskusi
keberhasilan program. Dalam melakukan
mendahulukan interpretasi guru; 5) Supervisi
pengawasan dan evaluasi indikator-indikator
dilaksanakan
tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur
supervisor lebih banyak mendengarkan dan
keberhasilan suatu program. Pengawasan
menjawab pertanyaan, daripada memberi
oleh
saran dan pengarahan; 6) Supervisi klinis
pengawasan.
kepala
sekolah
Dalam
terhadap
berbagai
hasil
pengamatan dalam
sedikitnya
dilakukan jika indikator-indikator tersebut
pertemuan awal, pengamatan, dan umpan
tertulis dengan jelas dan terukur.
balik;
Pengawasan
kepala
sekolah
juga
Supervisi
tiga
terbuka,
kegiatan yang telah direncanakan dapat
7)
memiliki
suasana
dengan
tahapan
dilakukan
yaitu secara
berkelanjutan.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 77
Kemampuan kepala sekolah dalam
keinginan untuk melakukan kegiatan; 2)
mendayagunakan berbagai sumber sekolah
adanya dorongan dan kebutuhan melakukan
merupakan salah satu dari kompetensi yang
kegiatan; 3) adanya harapan dan cita-cita; 4)
dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu kompetensi
penghargaan dan pengormatan atas diri; 5)
manajerial. Kompetensi lain yang yang harus
Adanya lingkungan yang baik; dan 6) Adanya
dimilki kepala sekolah yaitu kompetensi
kegiatan yang menarik.
profesional,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi kewirausahaan.
Motivasi kerja erat kaitannya dengan kepuasan kerja. Secara teoretis seseorang
Kemampuan kepala sekolah dalam
yang merasa puas dalam bekerja dikatakan
guru,
memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja.
kompetensi
Setiap orang memiliki karakter yang berbeda
profesional kepala sekolah. Memberikan
karena perbedaan itu menurut Uno (2014:50)
dorongan atau motivasi merupakan salah
sangat sulit bagi organisasi untuk sampai pada
satu tugas dan fungsi (tupoksi) kepala
suatu kebijakan yang dapat memuaskan
sekolah. Motivasi merupakan suatu faktor
setiap orang. Setidaknya terdapat beberapa
penting dan dominan dalam menggerakkan
aturan-aturan untuk membantu seseorang
guru agar dapat bekerja secara efektif.
meningkatkan
meningkatkan merupakan
motivasi bagian
dari
kerja
Hasil analisis tentang motivasi kerja guru menunjukkan bahwa dari 49 guru sebagai sampel di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung, terdapat 35 guru atau 71% berada di angka rata-rata, sedangkan 14 guru sampel motivasinya masih berada di bawah angka rata-rata. Melihat kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi kerja guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung berada dalam kategori baik. Motivasi kerja merupakan dorongan secara internal maupun eksternal yang memungkin seseorang dapat bekerja dengan baik. Indikator yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur adanya motivasi bekerja pada seseorang adalah: 1) Adanya hasrat dan
kepuasan
kerja
yaitu:
1)
Jelaskan kepada bawahan apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan; 2) Pastikan ada hubungan yang jelas antara kinerja dan imbalan; 3) Pastikan bahwa semua bawahan
diperlakukan
secara
adil
dan
penilain tentang kinerja mereka adalah objektif;
4)
Dorong
semangat
mungkin
di
dalam
tempat
seluwes kerja;
5)
Kembangkan sebuah menajemen kerja atau setidak-tidaknya tetapkan sasaran yang dapat dicapai; dan 7) perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial serta faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan. 2. Pengaruh Kepengawasan Kepala Sekolah terhadap Prestasi Kerja Guru
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 78
baik, rentang antara 76–90 dengan kategori Hasil analisis pengaruh kepengawasan
baik, rentang antara 61–75 dengan kategori
kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru
cukup,
dalam penelitian ini menolak hipotesis null
kategori kurang dan rentang antara 50 – ke
(Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha)
bawah dengan kategori buruk.
yang
menyatakan
pengaruh
antara
51–60
dengan
yang
Hasil penelitian ini dapat memperkuat
signifikan kepengawasan kepala sekolah
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
terhadap prestasi kerja guru Sekolah Dasar
oleh Mukaromah pada tahun 2013 tentang
Negeri di Kecamatan Tanjung. Hal ini berarti
Hubungan
bahwa semakin baik seorang kepala sekolah
Kompensasi Dengan Prestasi Kerja Guru Di
dalam
SMA Negeri Se-Kota Bekasi. Hasil penelitian
melakukan
ada
rentang
kepengawasan
maka
Antara
Pengawasan
Dan
prestasi kerja guru akan meningkat pula.
menemukan bahwa
Kesimpulan di atas berdasar pada hasil
positif antara pengawasan dan kompensasi
analisis
terhadap
korelasi
dan
besarnya
nilai
terdapat hubungan
prestasi kerja. Khusus hasil
determinasi antara variabel kepengawasan
penelitian tentang hubungan pengawasan
kepala sekolah dengan variabel prestasi kerja
dengan prestasi kerja ditemukan korelasi
guru.
nilai determinasi yang diperoleh
sebesar 0,49 atau dengan prosentase sebesar 49%
determinasi sebesar 44,62% sedangkan pada penelitian ini ditemukan nilai determinasi sebesar 49%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah berpengaruh sebesar 49% terhadap prestasi kerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjung. Dalam data diperoleh nilai terendah sebesar 79 tertinggi sebesar 90 dengan niai rata-rata sebesar 86. Nilai sebesar ini menunjukkan bahwa prestasi keja guru-guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung berada pada kategori baik. Hal ini berdasarkan rentang nilai yang terdapat
dalam
Petunjuk
Pelaksanan
Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dengan rentang nilai sebagai berikut rentang antara 91– ke atas dengan kategori sangat
Adanya
pengaruh
yang
signifikan
sebesar 49% dari kepengawasan terhadap prestasi kerja guru dapat dimaknai bahwa prestasi kerja guru faktor-faktor
lain
51% ditentukan oleh seperti
Haidjrachman dan Husnan mengemukakan
ada empat
pendapat (2000:11) faktor yang
dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja
secara umum, yaitu: 1)
Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan; 2) Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan; 3) Penggunaan waktu
dalam
kerja, yaitu tingkat
ketidakhadiran, keterlambatan,
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
waktu
Page 79
kerja
efektif/jam kerja hilang; dan 4) Kerja
sama dengan orang lain dalam bekerja. Faktor lain yang dapat menentukan
0,05 dengan df=N-1 diperoleh angka sebesar 1,69. Angka t hitung yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (0,75 < 1,69).
dan mempengaruhi prestasi kerja guru
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat
adalah kompensasi, kepemimpinan kepala
dikatakan bahwa perbedaan motivasi dengan
sekolah, motivasi kerja, motivasi berprestasi,
prestasi kerja guru tidak signifikan. Dengan
budaya kerja dan adanya dukungan biaya.
demikian rumusan masalah yang ketiga dalam
3. Perbedaan Motivasi dengan Prestasi akibat Pengaruh Kepengawasan Kepala Sekolah
penelitian
ini
dapat
jawab
dengan
menyatakan tidak terdapat perbedaan antara motivasi dan prestasi kerja guru akibat pengaruh kepengawasan kepala sekolah.
Pada hasil uji hipotesis X terhadap Y1 ditemukan
bahwa
besarnya
koefisien
pengaruh kepengawasan terhadap motivasi kerja guru sebesar 0,73. Hasil uji hipotesis X terhadap Y2 ditemukan bahwa besarnya koefisien pengaruh kepengawasan terhadap prestasi kerja guru sebesar 0,70
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa jika kepengawasan dilakukan dengan baik oleh kepala sekolah maka berdampak relatif sama baik pada peningkatan motivasi dan prestasi kerja guru. Artinya jika motivasi kerja guru
meningkat
10%
lebih
baik
dari
sebelumnya karena adanya kepengawasan
Dari hasil analisis variabel X terhadap Y1 dan Y2 ditemukan selisih sebesar 0,03 angka ini relatif kecil dan dapat dikatakan tidak signifikan dalam menimbulkan adanya perbedaan di antara motivasi dan prestasi kerja guru akibat kepengawasan kepala sekolah.
kepala sekolah, maka
prestasi kerja guru
akan meningkat 10% juga. Motif untuk dapat berprestasi dalam bekerja, menurut Uno (2014:28) merupakan dorongan yang datang dari dalam diri seseorang, motif tersebut dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar.
Secara
statistik
untuk
menemukan
Motif
berprestasi
terhadap
dengan
menggunakan uji-t (t-tes). Hal ini
seseorang. Lebih lanjut dikatakan bahwa
dapat dilakukan karena kedua data sudah
seseorang yang mempunya motif berprestasi
dikonversi ke dalam skala 100. Dengan
dalam
menggunakan aplikasi SPSS 22.0
peneliti
menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa
dapat menemukan nilai t hitung sebesar
menunda-nunda pekerjaan. Dari pendapat di
0,750 sedangkan t-tabel pada taraf signifikan
atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
bekerja
kerja
berpengaruh
adanya perbedaan tersebut dapat dilakukan
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
unjuk
sangat
(performance)
cenderung
untuk
Page 80
melaksanakan tugasnya
prestasi kerja guru Sekolah Dasar di
tergantung dari motifnya. Motif inilah yang
Kecamatan Tanjung . Kesimpulan tersebut
mendorongnya
dibuktikan
seseorang dalam
untuk
mendayagunakan
potensi yang dimilikinya untuk meraih kesuksesan terhadap tugas yang dikerjakan. Motivasi dan prestasi kerja guru-guru di Kecamatan Tanjung dapat terlihat dari banyaknya item pertanyaan positif pada kedua instrumen dijawab dengan jawaban selalu.
Misalanya
bekerja
kesungguhan
dengan
dalam
sebaik-baiknya,
ketidakpuasan guru apabila tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan komitemn mereka tetap mengajar dengan
nilai
koefisien determinasi sebesar 0,49 . 3. Menyimpulkan
bahwa
tidak
ada
Perbedaan Motivasi dengan Prestasi kerja guru akibat Pengaruh Kepengawasan Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung. Kesimpulan di atas berdasar pada besarnya nilai t yang diperoleh dengan uji-t yaitu sebesar 0,75. Angka tersebut jika dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 1,69 maka nilai t hitung lebih kecil dari t-tabel (0,75 < 1,69).
Saran
Simpulan Dan Saran Simpulan pengaruh
besarnya
Saran
sungguh-sungguh.
Berdasarkan
dengan
analisis
kepengawasan
Saran-saran
yang
dapat
data
tentang
disampaikan sehubungan dengan temuan
kepala
sekolah
hasil penelitian ini adalah:
terhadap motivasi dan prestasi kerja guru di
1. Kepada Kepala Sekolah agar senantiasa
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung
dapat melakukan pengawasan kepada
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
guru dengan baik, sebab hasil penelitian
1. Menolak hipotesis Nol (H0) dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada
pengaruh
yang
signifikan
kepengawasan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjung. Kesimpulan tersebut dibuktikan
dengan
besarnya
nilai
koefisien determinasi sebesar 0,53 2. Menolak hipotesis Nol (H0 dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan antara
kepengawasan kepala sekolah terhadap
menunjukkan kepengawasan
kepala
sekolah terbukti mempengaruhi 53% motivasi dan 49% mempengaruhi prestasi kerja guru. Kepala sekolah hendaknya dapat
memberikan dorongan untuk
meningkatkan
prestasi
kerjanya,
menciptakan situasi dan lingkungan kerja yang harmonis para
guru
kerjanya
serta
dapat dengan
stabil, sehingga
menjaga
prestasi
baik,
memberi
keleluasaan kepada para guru untuk berinovasi
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
dan
berkreasi
dalam
Page 81
menjalankan tugasnya sehingga guru
DAFTAR PUSTAKA
dapat berkarir secara maksimal.
Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Kepada
guru
agar
senantiasa
meningkatkan motivasi kerjanya sehingga dengan motivasi tersebut dapat lebih meningkatkan
perannya
dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru
yang
profesional.
Guru
juga
hendaknya dapat melakukan berbagai aktivitas membuat inovasi perubahan, menemukan
cara
pembelajaran
baru
sehingga
dalam dapat
menigkatkan prestasi kerja. 3.
Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok
Utara
untuk
memberikan
pembinaan secara terus menerus kepada Kepala
sekolah
dan
guru
melalui
pelatihan-pelatihan kompetensi Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki kompetensi yang lebih baik. 4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan berbeda
dengan seperti
berkualitas,
variabel-variabel manajemen
evaluasi,
sarana
yang dan
prasarana, pendidikan dan pelatihan, dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan
terhadap
peningkatan
motivasi dan prestasi kerja sehingga guru-guru di sekolah dasar menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Aprianti, Krisna.2014. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus di Sekolah Dasar Sekecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung) dalam jurnal pendidikan dan pembelajaran Universitas widyatama [online]. Tersedia: http://repository.widyatama.ac.id/xm lui/handle/123456789/3077. Diakses 9 Februari 2015. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta. Badan Kepegawaian Negara. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: BKN Bafadal
, Ibrahim. 2003. Manajemen peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Bumi Aksara: Jakarta.
Chandra, Franci. 2010. Pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja guru [online]. Tersedia: https://francichandra.wordpress.com /. diakses 9 Februari 2015. Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan. PT. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hakim, Lukman. 2008. Manajemen Pendidikan (Kepemimpinan, Motivasi, konflik, Perubahan dan Kemitraan dalam Pendidikan). Yogyakarta: Genta Press. Heidjarachman dan Husnan, Suad, 2000. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE. Hikmat,
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Page 82
Ivor, K.Devis. 1991. Pengelolaan Belajar, Jakarta: CV. Rajawali Karta, I Wayan. 2014. Pengaruh Tunjangan Profesi dan Iklim Sekolah Terhadap Kualitas Pengelolaan Pembelajaran Matematika Dengan mengontrol Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar. (Studi Ec Post Facto di Sekolah Dasar Negeri di Kota Mataram). Disertasi Doktor pada UNJ: Tidak diterbitkan.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2012. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Aditama. Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Masyhud, Sulthon. 2014. Manajemen Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta. Moekijat, 2010. Dasar-Dasar Jakarta: Rineka Cipta.
Motivasi.
Mukaromah. 2013. Hubungan Antara Pengawasan Dan Kompensasi Dengan Prestasi Kerja Guru Di SMA Negeri SeKota Bekasi [Online], Dalam journal. Pps.unj.org/jmp/article/vol/181.html/ 2013-02-14. Diakses 20 Januari 2015. Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional” PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Muliati,
Fitria. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja (Studi Kasus pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung) [online], tersedia: http://repository.widyatama.ac.id/xm lui/handle/123456789/3150. diakses 20 Januari 2015
Pidarta, Made.2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Purwanto, Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riduan. 2014. Metode dan Teknik Penyusunan Proposal Penelitian Untuk S1, S2 dan S3. Bandung: Alfabeta. Robins, Stephen P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Erlangga. Siagian, Sondang P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. ------------------. 2007. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. ------------------ 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sianipar, JPG. 1999. Dasar-Dasar Pengawasan. Jakarta: LAN-RI. Sinambela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai, Teori Pengukuran dan Implikasi Yogyakarta: Graha Ilmu. ……….....2009. Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supriadi, Urip. 2011. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru SD Negeri SeKecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah [Online], Tersedia: http://digilib.unila.ac.id/551/. Diakses 20 Januari 2015. Toha, Miftah. 2012. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya.Yogyakarta: FISIPOLUniversitas Gajah Mada. Uno, B. Hamzah. 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Somantri, Ating dan Ali Muhidin, Sambas. 2006. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 83
Profil Singkat Adenan Muktamar, lahir di Kopang, Desa Medana Kec. Tanjung Lombok Utara pada tanggal 31 Desember 1969, menyelesaikan pendidikan Dasar tahun 1986, pendidikan Menengah tahun 1989, menyelesaikan pendidikan D-2 di Unram tahun 2000. menyelesaikan Program Sarjana (S-1) di IKIP Mataram dengan mengambil Program Studi Administrasi Pendidikan (AP) lulus tahun 2005. Selanjutnya berkesempatan untuk melanjutkan studi pada Pascasarjana (S-2) Universitas Mataram dalam program yang linear yaitu Program Studi Magister Administrasi Pendidikan selesai awal tahun 2016.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 84