Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2010 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG Fera Wahyuningsih1), Aldan Djalil1), Mersyana Tri A.T.2), Mudjiono2) 1)Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jl. Pulau Bangka Kel. Air Itam Pangkalpinang Telp./Fax.: 0717-439309, Email:
[email protected] 2)Pusat Diseminasi Iptek Nuklir (PDIN) – BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya No. 45 Jakarta Telp./Fax.: 021-7659401/7691607
ABSTRAK PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG. Kecelakaan yang terjadi di PLTN Fukushima Daiichi pasca gempa dan tsunami Maret 2011 telah memberikan dampak psikologis yang cukup besar, tidak hanya untuk penduduk Jepang, tetapi juga bagi penduduk Indonesia sebagai negara yang sedang merencanakan pembangunan PLTN pertama. Berdasarkan hal ini, telah dilakukan survei untuk mengetahui sejauh mana penerimaan masyarakat Bangka Belitung terhadap rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah membagikan kuesioner ke masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya secara acak, baik sebelum dan setelah kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi, lalu berdasarkan data yang diperoleh dilakukan evaluasi dan analisis. Hasilnya menunjukkan dampak psikologis yang terjadi berupa penurunan penerimaan masyarakat Bangka Belitung terhadap rencana pembangunan PLTN dibandingkan sebelum terjadi kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi. Adanya kecenderungan efek dari kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi berupa rasa takut pada responden yang tidak setuju dengan pembangunan PLTN di Bangka Belitung. Sedangkan pada responden yang setuju dengan pembangunan PLTN di Bangka Belitung cenderung tidak mengalami efek ketakutan seperti pada responden yang tidak setuju. Responden yang setuju dan tidak takut dengan kecelakaan dikarenakan memiliki pemahaman yang baik tentang PLTN. Terkait hal tersebut, diharapkan adanya diseminasi yang terarah dan berkelanjutan dari pihak-pihak yang berkompeten di bidangnya, sehingga masyarakat mendapatkan pemahaman yg benar tentang PLTN. Kata kunci: kecelakaan PLTN, penerimaan masyarakat, diseminasi.
ABSTRACT FUKUSHIMA DAIICHI NPP ACCIDENT EFFECTS OF ACCEPTANCE BY BANGKA BELITUNG PUBLIC. The accident occurred at Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant (NPP) after the earthquake and tsunami in March 2011 has provided a significant psychological impact, not only for Japanese residents, but also for the people of Indonesia as a country that is planning the first nuclear power plant, and based on this has been done a survey to determine the extent of public acceptance of Bangka Belitung people against plans to build nuclear power plant in Indonesia. The methodology used is to distribute questionnaires to several Pangkalpinang and surrounding communities, both before and after Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant accident, then based on the data obtained will be evaluation and analysis. The results indicate that the psychological impact is a decline in public acceptance of Bangka Belitung people against nuclear power development plan than before the Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant accident. The tendency of the effects of the Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant accident is in the form of fear of the respondents who did not agree with nuclear power plant in Bangka Belitung. While the respondents who agreed with the construction of nuclear power plants in the Bangka Islands tend not to experience such fear effect on respondents who disagree. Respondents who agree and are not afraid of accidents due to have a good understanding of the NPP. Related to that, it is expected the dissemination of targeted and sustained from the parties who are competent in their fields, so that people gain an understanding of nuclear power plants offline. Keywords: nuclear power plant accident, public acceptance, dissemination.
ISSN 1979-1208
251
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2010 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
1.
PENDAHULUAN
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1956, tetapi baru mulai mengkristal pada tahun 1972. Sampai saat ini belum satu pun PLTN yang berhasil dibangun di Indonesia. Kendala yang paling utama adalah adanya penolakan terhadap rencana pembangunan PLTN oleh masyarakat di sekitar lokasi calon tapak PLTN. Pemilihan tapak PLTN sendiri dilakukan melalui serangkaian proses seleksi sesuai dengan ketentuan dan prosedur standar yang dikeluarkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA). Setelah melalui proses seleksi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memilih calon tapak PLTN di Ujung Lemah Abang Kabupaten Jepara. Pada perkembangan selanjutnya muncul lokasi baru calon tapak PLTN di Provinsi Banten dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengawali perjalanan perencanaan pembangunan PLTN pertamanya dengan melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama dengan BATAN di Jakarta, tepatnya pada tanggal 15 Juni 2009, yang lingkup kesepakatan bersama tersebut adalah penelitian, pengembangan, perekayasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kesehatan, industri, energi, sumber daya alam dan lingkungan; inventarisasi sumber daya mineral dan radioaktif serta survei tapak pembangunan PLTN; pemasyarakatan dan diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan. Berdasarkan hasil kegiatan studi pendahuluan yang telah dilakukan BATAN tahun 2010 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ditetapkan lokasi tapak PLTN potensial di Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Bangka Selatan, dan pada tanggal 25 Oktober 2010 telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN dengan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan tentang studi kelayakan rencana pembangunan PLTN di Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Bangka Selatan. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Eko Maulana Ali, menghimbau agar seluruh masyarakat Bangka Belitung bisa memberikan dukungan terhadap rencana pembangunan PLTN di Bangka Belitung[1]. Pada tahun 2009, BATAN telah melakukan survei opini di masyarakat Jepara dengan perbandingan antara jumlah sampel yang pernah mengikuti kegiatan diseminasi dan yang belum pernah mengikuti kegiatan diseminasi sebanyak 50:50. Berdasarkan jajak tersebut diketahui bahwa hanya 34,7% masyarakat Jepara yang dapat menerima pembangunan PLTN di wilayah mereka dan 50,2% tidak dapat menerima keberadaan PLTN karena khawatir akan adanya kecelakaan, pencemaran radioaktif dan pasokan listrik yang dirasa masih cukup[2]. Kecelakaan yang terjadi di PLTN Fukushima Daiichi pasca gempa dan tsunami di Jepang pada Maret 2011 telah memberikan dampak psikologis yang cukup besar, tidak hanya untuk penduduk Jepang sendiri, tetapi juga bagi penduduk Indonesia terutama bagi masyarakat di sekitar calon tapak PLTN. Tidak ada satu teknologipun di dunia ini yang sempurna dan tidak beresiko, tetapi PLTN didesain memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dan tingkat kegagalan yang sangat rendah. PLTN hanya akan dibangun di Indonesia berdasarkan teknologi yang sudah teruji (proven technology) dengan pengalaman operasi paling singkat 3 (tiga) tahun secara selamat (PP Nomor 43 tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir pasal 4 ayat 2), sehingga kekhawatiran masyarakat terhadap kecelakaan PLTN seharusnya dapat dihilangkan. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan survei kepada masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya yang dilakukan secara
ISSN 1979-1208
252
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2010 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional acak sebelum dan setelah kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi untuk mengetahui sejauh mana tanggapan atau penerimaan masyarakat di daerah Bangka Belitung terhadap rencana pembangunan PLTN di Indonesia dan bagaimana dampak psikologis yang dialami masyarakat pasca kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi. Diharapkan hasil survei ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan program diseminasi iptek nuklir agar program-program tersebut dapat dilaksanakan dengan terarah dan berkelanjutan.
2.
METODE PENELITIAN
2.1.
Bahan dan Peralatan Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam melakukan survei adalah sebagai berikut: 1. Software; Microsoft Word dan Microsoft Excel 2. Alat Tulis Kantor 3. Personal Computer 2.2.
Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam melakukan survei yaitu dengan metode pengambilan
data : a. Kuesioner (daftar pertanyaan), yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan serangkaian pertanyaan yang akan diisi oleh responden. b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada responden. 2.3.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran karakteristik secara umum dari responden-responden yang ada agar memudahkan dalam mengidentifikasi permasalahan, menganalisis permasalahan, dan membuat kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan survei kepada 200 orang masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya secara acak mulai dari yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Metodologi yang digunakan dalam survei ini adalah dengan membagikan kuesioner dan melakukan wawancara. Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa masyarakat Bangka Belitung telah cukup familiar dengan sebutan PLTN. Sebagian responden mendapatkan informasi tentang energi nuklir dari koran dan televisi, yaitu sebanyak 30% dan 37%, sedangkan 49% responden mengetahui informasi nuklir melalui media selain surat kabar dan televisi. Responden yang menyatakan paham dengan PLTN sebanyak 62% dan 89% responden yang menyatakan tidak paham dengan PLTN menginginkan adanya sosialisasi tentang PLTN. Media surat kabar dan televisi masih menjadi pilihan yang paling tepat sebagai media sosialisasi kepada masyarakat karena kedua media ini yang paling sering dan mudah diakses. Tetapi seringkali media tersebut tidak memberikan informasi yang seimbang mengenai manfaat dan resiko PLTN. Tingginya persentase responden yang menginginkan sosialisasi tentang PLTN menunjukkan tingginya keingintahuan responden mengenai PLTN tetapi sosialisasi yang dilakukan pemerintah masih sangat kurang. Responden hanya
ISSN 1979-1208
253
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2010 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional mengandalkan informasi dari media surat kabar dan televisi yang belum tentu informasi tersebut berasal dari sumber yang benar dan berkompeten di bidangnya. Ketika responden diajukan pertanyaan tentang setuju atau tidak PLTN dibangun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sekitar 87% responden menyetujui PLTN dibangun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagian besar responden memerlukan persetujuan publik dalam pengambilan keputusan pembangunan PLTN oleh Pemerintah. Ketika responden ditanya ‘Apakah pembangunan PLTN memerlukan persetujuan publik?’, hanya 8% yang menjawab tidak perlu persetujuan publik dan 2% responden tidak memberikan jawaban. Responden berpendapat bahwa PLTN dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta menjadikan PLTN sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi kondisi krisis listrik saat ini dan yang akan datang. Sebanyak 65% responden berpendapat PLTN adalah pembangkit listrik terbaik dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Responden yang memilih PLTN sebagai pembangkit listrik dengan harga listrik termurah sebanyak 48%, sedangkan 14% responden memilih PLTU sebagai pembangkit listrik dengan harga listrik termurah. Ada beberapa alasan responden menerima PLTN dan sebagian besar responden yang menerima PLTN beralasan bahwa energi nuklir berkontribusi pada perkembangan iptek negara kita. Alasan lain yang dipilih responden adalah biaya yang lebih efisien dan dapat menciptakan lapangan kerja. Walaupun sebagian besar responden mengaku paham dengan PLTN dan tidak menolak keberadaan PLTN, masih banyak responden mengaitkan energi nuklir dengan bom atom. Sekitar 52% responden berpikir tentang bom atom ketika mendengar atau membaca kata ‘nuklir’ dan 20% responden berpikir tentang terapi radiasi. Setelah kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi terjadi penurunan penerimaan masyarakat Bangka Belitung terhadap PLTN, yaitu menjadi 46%. Sisanya, 54% responden menyatakan tidak setuju apabila PLTN dibangun di Provinsi Bangka Belitung. Tetapi terjadi peningkatan pengenalan masyarakat tentang PLTN dengan naiknya persentase responden yang menyatakan mengetahui PLTN menjadi 73%. Responden yang dipilih adalah yang telah menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi. Diharapkan responden yang telah menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi memiliki pemahaman mengenai iptek nuklir yang lebih baik dan dapat memberikan tanggapan yang lebih objektif dibandingkan responden yang berpendidikan dibawahnya.
Gambar 1. Penerimaan PLTN Naiknya angka persentase pengenalan masyarakat Bangka Belitung terhadap PLTN dan menurunnya penerimaan masyarakat terhadap PLTN diidentifikasi terjadi karena adanya pemahaman yang keliru pada masyarakat tentang PLTN. Hal ini dapat terlihat dari
ISSN 1979-1208
254
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2010 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional angka persentase ketakutan masyarakat terhadap PLTN setelah terjadi kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi, yaitu sebesar 54%. Hal lain yang menyebabkan turunnya penerimaan masyarakat bukan disebabkan karena responden meragukan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia untuk mengoperasikan PLTN tetapi responden meragukan komitmen pemerintah untuk membangun PLTN yang memiliki keselamatan tinggi. Keraguan ini dikarenakan masih rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan yang bersih (clean governance).
Gambar 2. Dampak Psikologis Pasca Kecelakaan Responden yang setuju dengan pembangunan PLTN cenderung tidak mengalami efek ketakutan seperti yang terjadi pada responden yang tidak setuju. Responden yang setuju dan tidak takut dengan kecelakaan PLTN dikarenakan telah memiliki pemahaman yang baik tentang PLTN. Dampak psikologis pasca kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi berupa rasa ketakutan terhadap keberadaan PLTN yang terjadi pada masyarakat dapat dihilangkan dengan melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman yang benar tentang PLTN. Pemahaman yang benar tentang PLTN di masyarakat menjadi sangat penting dan menjadi kebutuhan yang mendesak. Diseminasi tentang iptek nuklir dari pihak-pihak yang berkompeten di bidangnya, khususnya PLTN bagi masyarakat di sekitar wilayah calon tapak PLTN sangat diperlukan sehingga PLTN dapat diterima secara wajar dan dipandang sebagai suatu kebutuhan. Diseminasi yang terarah dan berkelanjutan akan membentuk masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) yang diperlukan dalam meraih kemakmuran dan kesejahteraan suatu Negara karena masyarakat yang berbasis pengetahuan akan dapat menerima teknologi PLTN dengan lebih bijaksana.
4.
KESIMPULAN
Terjadi penurunan penerimaan masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya terhadap pembangunan PLTN di Bangka Belitung pasca kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi, yaitu dari 87% (sebelum terjadi kecelakaan) menjadi 46% (setelah terjadi kecelakaan). Sebanyak 54% responden juga mengalami ketakutan terhadap keberadaan PLTN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini disebabkan karena masyarakat memiliki pemahaman yang keliru tentang PLTN dan kecilnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang bersih (clean governance). Selanjutnya, diharapkan adanya diseminasi yang terarah dan berkelanjutan dari pihak-pihak yang berkompeten di bidang iptek nuklir, terutama unutk masyarakat di sekitar calon tapak PLTN agar didapatkan pemahaman yg benar tentang PLTN sehingga penerimaan masyarakat terhadap PLTN dapat meningkat. Go PLTN Indonesia!
ISSN 1979-1208
255
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2010 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
BABEL POS. ‚Gubernur Minta Warga Babel Dukung PLTN‛, halaman 3, 26 oktober 2010. MERSYANA TRI A. T. “Penerimaan Masyarakat Jepara terhadap PLTN”, Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir III, Jakarta, (2010).
ISSN 1979-1208
256