Pengaruh Keadilan Kompensasi…(Suparno Prihatin) 76
PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KOMITMEN ORGANIASASI GURU SMA NEGERI 1 WERU KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015 THE EFFECTS OF PERCEPTIONS OF COMPENSATION EQUITY AND JOB SATISFACTION ON ORGANIZATIONAL COMMITMENT AMONG TEACHERS AT SMA NEGERI 1 WERU, SUKOHARJO REGENCY, IN 2015 Oleh : suparno prihatin fakultas ekonomi universitas negeri yogyakarta
[email protected] Pembimbing : Kiromim Baroroh, M.Pd
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi keadilan kompensasi dan kepuasan kerja guru terhadap komitmen organisasi guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket skala Likert. Jumlah sampel penelitian 47 respoden. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan persepsi keadilan kompensasi dan kepuasan kerja guru terhadap komitmen organisasi guru dengan nilai R2 sebesar 0,299. Persepsi keadilan kompensasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasi guru. Kepuasan kerja guru berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasi guru. Sumbangan relatif persepsi keadilan kompensasi 12,15% dan kepuasan kerja guru 87,85%. Sumbangan efektif persepsi keadilan kompensasi 3,63% dan kepuasan kerja guru 26,27%. Kata kunci : Keadilan Kompensasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi
Abstract This study aims to investigate the effect of perceptions of compensation equity and job satisfaction on organizational commitment among teachers at SMA Negeri 1 Weru, Sukoharjo Regency. This research is quantitative. The data were collected by means of a Likert-scale questionnaire. The amount of sample are 47 respondents. The data analysis method was multiple linear regression. The results of the study show that there are significant positive effects of perceptions of compensation equity and job satisfaction on organizational commitment by the value of R2 = 0.299. There is no significant positive effect of perceptions of compensation equity on organizational commitment and there is a significant positive effect of job satisfaction on organizational commitment. The relative contribution of perceptions of compensation equity is 12.15% and that of teachers’ job satisfaction is 87.85%. The effective contribution of perceptions of compensation equity is 3.63% and that of teachers’ job satisfaction is 26.27%. Keywords : Compensation Equity, Job Satisfaction, Organizational Commitment
pembukaan UUD 1945 alenia ke- IV bahwa salah
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan investasi sumber
satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah
manusia
Indonesia
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang
akan membentuk sumber daya manusia yang
penting dan utama. Hal ini tertera dalam
berkualitas
daya
jangka
panjang.
dari segi spiritual, intelegensi, dan
77 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
skill.
Jika hasil dari proses pendidikan gagal,
pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar,
maka suatu negara akan sulit mencapai kemajuan
menguasai ilmu dan bahan yang akan diajarkan.
dan kesejahteraan. Maka diperlukan perhatian
Guru
mengenai
yang
penekanan kepada tugasnya memberikan batuan
mengantarkan pada tujuan pendidikan, agar
dan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.
anak didik. Sedangkan guru sebagai administrator
komponen-komponen
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Ihsan (2013 : 8)
sebagai
pembimbing
memberikan
kelas merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pelajaran.
membedakan pendidik menjadi dua yaitu orang
Di sisi lain seorang guru adalah seorang
tua sebagai pendidik kodrat dan guru sebagai
yang telah menyerahkan dirinya dalam organisasi
pendidik jabatan. Guru sebagai pendidik dalam
sekolah. Guru tidak bisa melakukan tindakan dan
jabatan mempunyai peranan yang besar dan
perilaku sesuai keinginan sendiri, tetapi harus
strategis, karena guru berhadapan secara langsung
dapat menyesuaikan dengan peran dan tugasnya
dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu
sesuai tuntutan serta aturan organisasi yang
pengetahuan dan teknologi dalam lingkungan
menjadi kewajiban bagi seorang guru.
satuan pendidikan. Guru juga merupakan kunci
Menurut Suharsaputra (2013 : 105) posisi
dalam peningkatan mutu pendidikan. Secara tegas
guru dalam organisasi dan manajemen pendidikan
Brant dikutip Sudarma (2013 : 148) menyatakan
atau
bahwa pembaruan kurikulum, pengembangan
operasional, di atasnya terletak manajerial dan
metode-metode mengajar, penyedia sarana dan
diatasnya lagi tataran institusional. Peran guru
prasarana hanya akan berarti apabila melibatkan
dalam semua tataran sangat penting, karena akan
guru.
berkontribusi pada implementasi kegiatan pada
sekolah
menempati
tataran
teknikal
Menurut Peters dalam Isjoni (2006 : 16)
tataran di atasnya. Hal ini disebabkan pencapaian
ada tiga tugas dan tanggung jawab guru yang
tujuan pendidikan pada tataran manajerial dan
dilakukan
sebagai
institusional pada dasarnya akan ditentukan
pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru
keadaan output dan proses pendidikan berjalan
sebagai administrator kelas. Filsafat sebagai
efektif.
pengajar,
di
sekolah,
guru
yakni guru
dituntut
untuk
memiliki
Guru merupakan tenaga pendidik yang
kemampuan kepada tugas dalam merencanakan
memegang
dan melaksanakan pelajaran. Oleh karena itu
membangun
seorang
pembelajaran yang menjadi dasar keberhasilan
guru
harus
memiliki
seperangkat
peranan suasana
yang
penting
dalam
pendidikan
dan
Pengaruh Keadilan Kompensasi…(Suparno Prihatin) 78
output, lulusan pendidikan atau sekolah yang
dalam
konteks
sistem
organisasi
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
sehingga tujuan sekolah dapat tercapai. Hal ini
yang dinginkan masyarakat pada tataran institusi
senada dengan ungkapan Siagian (1986 : 34)
dan dinginkan oleh organisasi dalam tataran
bahwa vitalitas suatu organisasi terletak pada
manajerial. Sehingga, posisi dan fungsi guru
kerelaan para anggotannya untuk memberikan
menjadi dominan dalam mencapai keberhasilan
sumbangsih
manajemen pendidikan secara keseluruhan. Untuk
bersama yang dilakukan. Tingkat efektivitas dan
itu kontribusi produktif dari guru akan sanggup
efisiensi yang tinggi itu hanya bisa dicapai
menjaga dan mengembangkan organisasi sekolah
apabila setiap orang dalam organisasi mempunyai
menjadi organisasi sehat dan dinamis dalam
keyakinan bahwa tujuan yang telah ditetapkan
menghadapi berbagai tantangan dan tututan dari
merupakan tujuan yang patut dan mungkin untuk
pemangku kepentingan pendidikan. Urgensinya
dicapai.
masing-masing
sekolah,
kepada
usaha
peran dan posisi guru ini, senada dengan
Undang-undang No. 14 Tahun 2005
ungkapan Barbari dan Prijono (1996) dikutip oleh
tentang guru dan dosen dalam bab ke- 3 (tiga)
Sudarma (2013 :148) menyatakan bahwa guru
pasal 1 (satu) menyebutkan bahwa salah salah
dan dosen adalah faktor kunci dalam proses
satu prinsip profesionalitas profesi guru adalah
pemberdayaan dalam dunia pendidikan. Dengan
memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
kata lain, kualitas pendidikan di Indonesia sangat
pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan akhlak
ditentukan oleh faktor guru sebagai unsur dinamis
mulia. Suharsaputra (2013 : 122) komitmen
dalam proses pendidikan. Oleh karena itu,
organisasi
perhatian terhadap guru sebagai profesi atau
seseorang, dalam bentuk pengikatan diri dengan
pribadi menjadi satu bagian penting dalam proses
organisasi
peningkatan mutu layanan dan kualitas lulusan
besarnya usaha meliputi tenaga, waktu, pikiran
pendidikan.
atau
sebagai perwujudan dari kerelaan
sekolah
semangat
yang
belajar
digambarkan
berkelanjutan
oleh
untuk
Keterlibatan penuh dan tulus dalam
mencapai visi bersama. Komitmen organisasi
mengembangkan organisasi sekolah merupakan
diperlukan dalam organisasi pendidikan karena
hal yang penting bagi pelaksanaan dan tugas guru
seorang guru yang memiliki komitmen tinggi
sebagai pendidik. Untuk itu perlu diperkuat
pada organisasi sekolah akan cenderung memiliki
dengan
komitmen organisasi agar keterlibatan
sikap yang professional dan menjujung tinggi
yang telah dilakukan menjadi bagian dari
nilai-nilai yang telah disepakati. Sedangkan
pelaksana peran dan tugas sebagai pendidik
Mathis dan Jackson (2001: 98) menyatakan
79 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
bahwa komitmen organisasi sangat penting,
dan
karena komitmen organisasi akan mempengaruhi
menyatakan bahwa dirinya diperlakukan adil
tujuan produktivitas, kualitas dan pelayanan. Oleh
apabila perlakuan itu menguntungkan. Sebaliknya
karena itu diperlukan kepekaan tersendiri dari
seseorang cenderung mengatakan bahwa dia
organisasi sekolah untuk mengetahui kebutuhan-
diperlakukan tidak adil apabila perlakuan yang
kebutuhan guru dan kepekaan tehadap faktor
diterimanya dirasakan merugikannya.
yang
mendorong
tercapainya
tindak
tanduknya.
Seseorang
akan
komitmen
Guru sebagai aparatur negara berhak
organisasi pada guru, sehingga tujuan pendidikan
untuk mendapatkan kompensasi yang adil. Hal ini
sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.
sesuai dengan Pasal 7 dalam Undang-Undang
Dalam berinteraksi dengan institusi atau
Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok
organisasi seorang guru akan mempunyai sikap,
kepegawaian menyatakan bahwa setiap pegawai
perasaan, dan pandangan tertentu tentang kondisi
negeri berhak untuk memperoleh gaji yang adil
lingkungan
akan
dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan
membentuk sikap, perasaan dan persepsi tentang
tanggung jawabnya. Namun hal ini bertolak
kondisi lingkungan organisasi, baik dalam bentuk
belakang dengan realita berdasar hasil penelitian
kegiatan organisasi, nilai maupun norma yang
Simanungkalit
berlaku
akan
menyatakan bahwa sistem kompensasi Pegawai
anggota
Negeri Sipil (PNS) di Indonesia yang berlaku
organisasi yang dapat dilihat dari perilaku kerja
hingga saat ini masih belum memenuhi prinsip
atau
keadilan dan kelayakan.
organisasi.
dalam
memberikan
organisasi.
pengaruh
kinerja
Kondisi
pada
individu
ini
Hal setiap
tersebut
ini
dalam
melaksanakan peran dan tugas yang dituntut oleh organisasi atau institusi.
dalam
disertasinya
Bangun (2012 : 264) menyatakan bahwa dalam
Siagian (2012 : 138) Pendorong utama
(2012)
organisasi, ada dua pihak yang selalu
bertentangan pendapat soal keadilan. Pihak
dan pertama bagi seseorang untuk memasuki
karyawan
merasa
organisasi tertentu ialah adanya persepsi dan
pengusaha.
Demikian sebaliknya,
harapanya bahwa dengan memasuki organisasi
selalu
tertentu itu berbagai kepentingan pribadinya akan
meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan
terlindungi dan berbagai kebutuhannya akan
keuntungan perusahaan. Melalui kesepakatan
terpenuhi. Lebih lanjut Siagian (2012 : 175)
tentang hak dan kewajiban maka kedua belah
menyatakan
mengenai
pihak mencapai keadilan. Namun demikian, juga
keadilan kompensasi berpengaruh pada perilaku
selalu terdapat pertentangan yang menimbulkan
persepsi
seseorang
menuntut
selalu
agar
dirugikan
para
oleh
pengusaha karyawan
Pengaruh Keadilan Kompensasi…(Suparno Prihatin) 80
perselisihan. Kondisi ini karena ada pihak yang
pengorbanan yang dituntut oleh organisasi, maka
merasa dirugikan atas tindakan tidak adil. Hal
semangat kerja dan kerelaan untuk memberikan
tersebut mungkin bisa terjadi dalam organisasi
kontribusi akan berkurang. Efektifitas kerja sama
sekolah. Belum ada ukuran yang pasti untuk
antara para anggota organisasi akan berkurang.
menentukan tindakan adil atau tidak atas perilaku
Sehingga mengakibatkan tujuan organisasi tidak
seseorang dalam kehidupanya. Apabila seorang
tercapai.
seorang guru mempunyai persepsi bahwa imbalan
Daryanto (2013 : 3) menyatakan bahwa di
yang diterima tidak adil, maka akan timbul
antara permasalahan guru di Indonesia saat ini
berbagai dampak negatif bagi organisasi seperti
adalah masalah kualitas atau mutu guru dan
ketidakpuasan, tingkat kemangkiran tinggi, sering
kesejahteraan guru.
terjadi kecelakaan dalam penyelesaian tugas,
sebagaimana dikutip Kunandar ( 2011 : 41)
seringnya berbuat kesalahan dalam melakukan
menyampaikan bahwa data Balitbang Depdiknas
pekerjaan
pada tahun 1999 menunjukkan dari perserta calon
masing-masing,
pemogokan
atau
bahkan pindah ke organisasi lain.
Kompas, 25 Januari 2004
guru PNS setelah dilakukan tes bidang studi
Sedangkan Colquitt, Lepine dan Wesson
ternyata rata-rata skor tes seleksinya sangat
(2013 : 116) menyatakan bahwa kepuasan kerja
rendah. Sedangkan data Balitbang Depdiknas
seseorang
pada tahun
dapat
mempengaruhi
komitmen
2001 juga menunjukan guru SD
organisasi. Bangun (2011: 304) menyatakan
negeri dan swasta yang dinilai layak mengajar
karyawan yang menilai pekerjaannya dapat
hanya 38 persen dari 1.141.168 guru se-
memberikan kepuasan akan menurunkan tingkat
Indonesia. Begitu pula untuk jenjang menengah,
absensi dan perputaran kerja. Kusmaryani (2007)
jumlah guru yang dinilai layak mengajar masih
menyatakan
dibawah
seseorang
yang
memiliki
70
persen.
Di
sisi
lain
tingkat
pengalaman dalam organisasi yang konsisten
kesejahteraan guru kita sangat memprihatinkan.
dengan
harapan-harapannya
dan
kebutuhan-
Penghasilan para guru dipandang masih jauh dari
mendapat
kepuasan
mencukupi, apalagi bagi mereka yang masih
ikatan
berstatus sebagai guru bantu atau honorer.
terhadap pekerjaan. Kepusaan kerja seorang guru
Kondisi seperti ini, telah merangsang sebagian
akan mempengaruhi tingkat komitmen organisasi
para guru untuk mencari penghasilan tambahan
guru.
diluar dari tugas pokok mereka sebagai pengajar,
kebutuhan
dasarnya
cenderung
untuk
yang
mengembangkan
Dalam organisasi apabila kepuasan kerja
termasuk berbisnis di lingkungan sekolah tempat
diperoleh
mereka mengajar.
karyawan
tidak
sebanding
81 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Sebaliknya
Sudarma
36)
pun sudah tidak dilakukan lagi hanya karena
mengungkapkan bahwa pemikiran dan pandangan
untuk kepentingan tertentu. Untuk itu sangat
Marxis tengah tumbuh berkembang dalam diri
mudah bagi mereka untuk menggadaikan etika
seorang tenaga profesi pendidikan. Dalam teori
profesi dengan sesuatu yang lebih menarik bagi
ini,
ekonomi
mereka. Kurangnya nilai-nilai komitmen ini
memberikan pengaruh nyata pada perubahan
tampak menjadi salah satu akar permasalahan
sikap manusia. Karena adanya peningkatan
tersebut.
dikemukakan
bahwa
(2013
faktor
pendapatan atau sumber ekonomi,
:
manusia
Keadaan tersebut sebagian juga dialami
mengalami perubahan mental dan perilaku.
Sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Weru
Namun perubahan mental dan perilaku yang
Kabupaten
dialami sebagian guru tidak mengacu pada
observasi yang telah dilakukan penulis pada
hakekat dikembangkannya kebijakan tunjangan
tanggal 25 Februari – 11 Maret 2015 di SMA
profesi guru. Karena fenomena yang muncul
Negeri
adalah
terhadap
beberapa permasalahan berdasarkan pada hasil
kemandirian ekonomi yang disebabkan tunjangan
temuan lapangan. Pertama, ditemukannya guru
profesi. Apabila sudah terjadi seperti ini maka
honorer keluar dari profesi guru karena gaji yang
individu
diterima
keangkuhan
tersebut
memperdulikan
individu
cenderung
lagi
program
sudah
tidak
sekolah
atau
Sukoharjo.
1
Weru,
yang
Berdasarkan
penulis
dirasa
hasil
mengidentifikasi
kurang
kebutuhan hidup sehari-hari.
mencukupi
Kedua,
masih
madrasah dan apalagi memikirkan pengembangan
ditemukan guru datang kerja terlambat dengan
satuan pendidikan sekolah.
rentang
Sedangkan
2-5
guru.
Ketiga,
masih
(2007)
ditemukan guru mengajar tidak sesuai dengan
menyatakan bahwa penyelewengan etika profesi
latar belakang pendidikan sehingga cenderung
sebagai
menimbulkan
suatu
bentuk
Kusmaryani
rata-rata
perilaku
yang
tidak
ketidakpuasan
guru
masih
dilakukan.
profesi yang melakukan penyelewengan etika
melakukan tambahan pekerjaan diluar profesi
profesi sudah tidak memiliki integritas pribadi
guru karena untuk mencukupi kebutuhan sehari-
yang dapat dipertanggung jawabkan. Nilai-nilai
hari sehingga diprediksi tugas pokok sebagai guru
komitmen
kurang optimal. Kelima, terjadi ketimpangan gaji
pekerjaan
mengalami
sebagian
yang
professional. Dalam hal ini seseorang atau pelaku
terhadap
Keempat,
peran
kelemahan. Seseorang mulai tidak mempunyai
guru
antara guru bersertifikasi dengan
ikatan yang kuat dengan pekerjaan atau profesi
belum bersertifikasi maupun guru honorer. Guru
yang digelutinya. Upaya pengembangan profesi
bersertifikasi
mencapai
Rp.9.000.000,00
guru
per
Pengaruh Keadilan Kompensasi…(Suparno Prihatin) 82
bulan bahkan lebih, sedangkan guru PNS belum
temuan lapangan berdasar laporan siswa bahwa
bersertifikasi
dari 52 guru hanya 5 guru yang terlibat aktif
Rp.2.500.000,00-Rp.3.000.000,00
per bulan dan gaji guru honorer Rp1.200.000,00
dalam
per bulan. Hal ini akan membentuk perbedaan
kurangnya motivasi guru SMA N 1 Weru dalam
persepsi tentang keadilan kompensasi yang telah
membuat karya pengembangan profesi. Hal
diterimanya
akan
tersebut dibuktikan bahwa guru yang sudah
organisasi
menjabat golongan VIb keatas masih 2 (dua)
masing-masing guru. Keenam, masih sedikitnya
guru. Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun
keterlibatan
2009 tentang jabatan fungsional guru dan
mempengaruhi
sehingga tingkat
guru
diprediksi komitmen
dalam
pembinaan
pembinaan
ekstrakurikuler.
Ketujuh,
ekstrakurikuler siswa. Hal ini sesuai dengan hasil angka kreditnya bahwa untuk menjabat golongan
MGMP 1-2 kali dalam satu bulan. Pada dasarnya
IVa ke IVb
MGMP ini diharapkan dapat meningkatkan
relatif sulit karena dipersyaratkan
paling sedikit 12 (dua belas) angka kredit dari sub
profesionalisme
unsur publikasi ilmiah atau karya inovatif
pembelajaran
minimal terdapat 1 (satu) laporan hasil penelitian
kebutuhan peserta didik. Mulyasa (2005 : 77)
dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang
menyatakan bahwa MGMP seharusnya minimal
ber-ISSN. Disisi lain kompensasi finansial yang
bertemu 1 (satu) kali per minggu guna menyusun
didapatkan dari VIa ke VIb tidak terlalu besar,
strategi pembelajaran dan mengatasi masalah
sehingga mayoritas guru memilih terhenti pada
yang muncul.
tingkat
golongan
VIa.
Buku
guru yang
dalam
bermutu
melaksanakan sesuai
dengan
pedoman
SMA Negeri 1 Weru mempunyai visi
pembinaan dan pengembangan profesi guru
“Menjadi sekolah yang menghasilkan lulusan
(2011) menyatakan bahwa salah satu manfaat dari
cerdas,
karya pengembangan guru bagi
siswa adalah
bertaqwa”. Untuk mencapai visi sekolah, maka
siswa memperoleh jaminan kepastian untuk
dibutuhkan guru yang berkualitas dan memiliki
mendapatkan pelayanan dan pengalaman belajar
komitmen organisasi yang tinggi pada sekolah.
efektif untuk meningkatkan potensi diri secara
Dalam rangka mencapai visi SMA Negeri 1
optimal, sehingga tujuan dari organisasi sekolah
Weru, maka diperlukan penelitian mengenai
dapat terwujud. Kedelapan, keterlibatan guru
komitmen organisasi guru di SMA Negeri 1 Weru
SMA N 1 Weru dalam musyawarah guru mata
serta faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen
pelajaran (MGMP) masih sedikit. Hal ini terlihat
organisasi guru pada sekolah sehingga sekolah
pernyataan sebagian guru dalam keterlibatan
dapat melakukan berbagai kegiatan dan kebijakan
berpengetahuan
luas,
beriman
dan
83 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
Teknik pengumpulan data yang digunakan
komitmen organisasi sekolah.
menggunakan
kuesioner.
Instrumen
yang
METODE PENELITIAN
digunakan berupa angket skala Likert. Angket
Penelitian ini merupakan penelitian kausal
digunakan untuk mengumpulkan data variabel
menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain
komitmen organisasi guru, persepsi keadilan
Kausal digunakan untuk mengukur suatu variabel
kompensasi dan kepuasan kerja guru.
mempengaruhi variabel lain.
Teknik analisis yang digunakan dalam
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Weru
penelitian ini adalah regresi linier berganda.
Kabupaten Sukoharjo pada bulan Desember 2015
Sebelum dilakukan analisis data. Terlebih dahulu
– Januari 2016. Subyek dalam penelitan ini
dilakukan
uji
prasyarat
analisis
dengan
adalah guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 47 guru. melakukan Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji
Hasil uji simultan (Uji F) ditampilkan dalam tabel
Kolinieritas
berikut ini :
dan
Uji
Homosedastisitas.
Selanjutnya dilakukan uji pengujian koefisien
Tabel 2. Hasil Regresi Liner Ganda
determinasi (R2), Uji Simultan (Uji F) dan Uji Parsial (Uji t). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian koefisien deteriminasi adalah
ANOVAb F 9,373
Model Regresion Residual Total Sumber : data diolah
sebagai berikut :
Sig. 0,000
Berdasarkan tabel di atas nilai F sebesar
Tabel 1. Hasil Regresi Linier Ganda
9,373 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai F
Model Summary Model R R square (R2) 1 0,547 0,299 Sumber : data diolah Hasil pengujian regresi linier berganda
hitung lebih dari nilai F tabel (3,209) dan nilai signifikasinya kurang dari 0,05 maka dikatakan secara
simultan
bahwa
persepsi
keadilan
kompensasi dan kepuasan kerja guru berpengaruh
2
menunjukan bahwa koefisien determinasi (R )
positif signifikan terhadap komitmen organisasi
sbersar
guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo.
0,299
atau
29,9%.
Nilai
tersebut
menunjukkan bahwa besarnya kontribusi atau
Greenberg dan Baron (1995 : 184)
sumbangan persepsi keadilan kompensasi dan
menyatakan seseorang yang dalam pekerjaannya
kepuasan
komitmen
memiliki tanggung jawab tinggi, diperkaya
organisasi guru adalah sebesar 29,9%, sisanya
otonomi, memiliki variasi kerja, kesempatan
70,1% berasal dari variabel lain yang tidak diteliti
promosi
dalam penelitian ini.
komitmen lebih tinggi. Sedangkan pembagian
kerja
guru
terhadap
maka
karyawan
tersebut
memiliki
Pengaruh Keadilan Kompensasi…(Suparno Prihatin) 84
kompensasi yang dilakukan secara adil akan
mempunyai status sosial tinggi dan memperoleh
meningkatkan komitmen jangka panjang.
pendidikan tinggi serta memiliki pengetahuan
Tabel 2. Hasil Regresi Linier Ganda
yang
Coefficientsa B t 42,736 5,165
Sig. 0,000
-1,600
0,117
Model (Constant) Persepsi Keadilan -0,207 Kompensasi Kepuasan 0,499 Kerja Guru Sumber : data diolah Berdasarkan
mudah dijual,
maka pekerjaan
yang
dicarinya adalah pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki yang segera dapat memberikan kepuasan sosial, dan
aktualisasi
diri.
Artinya
pertimbangan
utamanya mencari pekerjaan bukan lagi uang. 4,090
0,000
Guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo yang mayoritas pegawai negeri sipil
tabel
di
atas,
hasil
(PNS) umumnya sudah mengetahui bahwa balas
perhitungan secara parsial pengaruh persepsi
jasa berupa gaji atau
keadilan
komitmen
pemerintah jumlah kompensasinya berdasarkan
organisasi guru diperoleh koefisien regresi (b1) -
pangkat golongan dan jabatan. Sehingga sebagian
0,207 dengan t hitung sebesar -1,600 dan nilai
besar guru tidak mempermasalahkannya karena
signifikansi sebesar 0,117. Nilai t hitung kurang
masing-masing
dari t tabel (1,680) dan nilai signifikansi lebih dari
kompensasi yang akan diterimanya berdasarkan
0,05 maka dikatakan secara parsial persepsi
statusnya saat ini.
kompensasi
terhadap
keadilan kompensasi tidak berpengaruh positif
tunjangan sudah diatur
sudah
Sedangkan
mengetahui
sebagian
guru
berapa
lainnya
signifikan terhadap komitmen organisasi guru
menyatakan bahwa alasan
SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo.
guru di SMA Negeri 1 Weru Kabupaten
Hal tersebut terjadi bisa dikarenakan
bergabung menjadi
Sukoharjo adalah nilai yang dianutnya karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Siagian (2012 :
menginginkan
178) mengatakan bahwa setiap orang memasuki
organisasi sekolah. Guru tersebut menerima
suatu organisasi sebagai tempat mengadu nasib
kompensasi dengan ikhlas, sehingga tidak terlalu
pada mulanya bersifat ego sentries, artinya setiap
mempermasalahkan
orang mempunyai persepsi tertentu tentang
diterimanya.
dirinya sendiri yang tercermin dari berbagai hal
pengabdian
diri
kompensasi
terhadap
yang
Hasil penelitian ini tidak mendukung
belakang
penelitian yang dilakukan oleh Retnaningsih
sosialnya, latar belakang pendidikannya, usianya,
(2007) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh
pengalamannya
dan
jumlah
signifikan positif keadilan kompensasi terhadap
tanggungannya,
nilai-nilai
dianutnya.
komitmen organisasi dalam Organisasi Sentral
Apabila seseorang datang dari keluarga berada,
pengolahan Pos Semarang. Namun penelitian lain
seperti :
filsafat
hidupnya,
latar
mungkin
juga
yang
85 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
yang dilakukan Farly, Bernhard dan Hendra
Kulonprogo
(2015)
bahwa
yang
berjudul
“Analisis
Kepemimpinan,
Keadilan
Kompensasi
Peran Dan
Daerah
kepuasan
Istimewa
guru
Yogyakarta”,
berpengaruh
positif
terhadap komitmen kerja guru sebesar 41,90 %.
Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi
Pengaruh
kepuasaan
pekerjaannya,
UMKM Provinsi Sulawesi Utara”, menyatakan
kesempatan promosi yang diperoleh, supervisi
hal yang sama dengan hasil penelitian ini. Bahwa
yang baik, rekan kerja yang harmonis akan
keadilan
meningkatkan
signifikan
pengaruhnya
secara
parsial
komitmen
diperolehnya,
organisasi
guru.
komitmen
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan
organisasi pegawai pada Dinas Koperasi Dan
kerja guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten
UMKM Provinsi Sulawesi Utara.
Sukoharjo mempengaruhi komitmen organisasi
Sedangkan
hasil
terhadap
tidak
yang
terhadap
Dan Kinerja Pegawai Pada Dinas Koperasi Dan
kompensasi
gaji
guru
perhitungan
secara
guru SMA Negeri Kabupaten Sukoharjo.
parsial pengaruh kepuasan kerja guru terhadap
Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan
komitmen organisasi guru diperoleh koefisien
efektif dan sumbangan relatif adalah sebagai
regresi (b2) 0,499 dengan t hitung sebesar 4,090
berikut :
dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung
Tabel 4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan
lebih dari t tabel (1,680) dan nilai signifikansi
Efektif
kurang dari 0,05 maka dikatakan secara parsial kepuasan
kerja
guru
berpengaruh
positif
signifikan terhadap komitmen organisasi guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo. Menurut Colquitt, Lipine dan Wesson (2013) kepuasan kerja dapat mempengaruhi komitmen organisasi guru.
VARIABEL
Persepsi Keadilan Kompensasi Kepuasan Kerja Guru Jumlah Sumber : data diolah
Kepuasan kerja
memberikan efek positif kepada komitmen organisasi. Seseorang yang mempunyai kepuasan kerja lebih tinggi akan menaikkan komitmen afektif dan komitmen normatif, dan komitmen continuance. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sukanti dan Djazari (2010) yang berjudul “Pengaruh Kepuasan Guru Terhadap Komitmen Kerja Guru Akuntansi SMA Se Kabupaten
Sumbangan Relatif
Sumbangan Efektif
12,15 %
3,63 %
87,85 %
26,27 %
100 ,00%
29,90 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas, persepsi keadilan kompensasi memiliki sumbangan efektif sebesar 3,63 % dan kepuasan kerja guru memiliki sumbangan efektif sebesar 26,27% terhadap komitmen organisasi guru. Sedangkan sumbangan relatif persepsi keadilan kompensasi sebesar 12,15 % dan kepuasan kerja guru sebesar 87,85 %. KESIMPULAN
Pengaruh Keadilan Kompensasi…(Suparno Prihatin) 86
1. Persepsi keadilan kompensasi dan kepuasan
lagi atau mempertahankan kepuasan kerja
kerja guru secara simultan berpengaruh
guru tersebut, hal ini penting karena semakin
positif
komitmen
puas guru akan pekerjaan yang ditekuni,
organisasi guru SMA Negeri 1 Weru
maka akan mampu meningkatkan komitmen
Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dibuktikan
organisasi guru di SMA Negeri 1 Weru
dengan hasil statistik uji regresi diperoleh
Kabupaten
Sukoharjo.
nilai F hitung sebesar 9,373 lebih besar dari F
hendaknya
memperhatikan
tabel 3,209 dan nilai signifikansinya 0,000
terhadap pekerjaannya, gaji guru, kesempatan
lebih kecil dari 0,05
promosi guru, supervisi, dan hubungan antar
signifikan
2. Persepsi
terhadap
keadilan
sekolah
sikap
guru
tidak
guru. Kepala sekolah diharapkan menyiapkan
terhadap
fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar
komitmen organisasi guru SMA Negeri 1
atau kegiatan ekstrakurikuler sehingga guru
Weru
akan
berpengaruh
kompensasi
Kepala
positif
Kabupaten
signifikan
Sukoharjo.
dibuktikan dengan perhitungan
Hal
ini
diperoleh
merasa
pekerjaannya.
nyaman Saat
dan
menikmati
melakukan
tindakan
nilai t hitung sebesar -1,600 lebih kecil dari t
supervisi, kepala sekolah hendaknya dapat
tabel 1,680 dan nilai signifikansinya sebesar
meningkatkan hubungan yang baik dengan
0,117 lebih besar 0,05.
guru dalam komunikasi maupun kritik dan
3. Kepuasan
kerja
berpengaruh
positif
saran yang diberikan kepada guru. Kepala
signifikan terhadap komitmen organisasi
sekolah hendaknya juga menciptakan suasana
guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten
kerja yang menyenangkan serta memberikan
Sukoharjo. Hal ini dibuktikan dengan hasil
himbauan kepada guru agar saling bekerja
dengan perhitungan diperoleh nilai t hitung
sama, saling membantu dalam menyelesaikan
sebesar 4,090 lebih besar dari t tabel 1,680
permasalahan. Selain itu kepala sekolah dapat
dan nilai signifikansinya 0,000 lebih kecil
melakukan promosi jabatan kepada guru
dari 0,05.
yang berprestasi, karena hal ini juga memicu peningkatan
SARAN
kerja
organisasi
guru.
Dengan demikian guru akan lebih konsentrasi
1. Bagi Kepala Sekolah Kepuasan
komitmen
berpengaruh
positif
signifikan terhadap komitmen organisasi guru SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo dan tingkat kepuasan kerja guru dalam katagori tinggi. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Weru sebaiknya lebih meningkatkan
kepada tercapainya kepentingan organisasi sekolah. 2. Bagi peneliti Persepsi
keadilan
berpengaruh
positif
kompensasi signifikan
tidak terhadap
komitmen organisasi guru SMA Negeri 1
87 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Weru Kabupaten Sukoharjo, hal ini terjadi
selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
dipengaruhi berbagai faktor. Dari segi faktor
ini dengan meneliti faktor lainnya seperti
pengambilan
karakter,
data
penelitian,
peneliti
gaya
kepemimpinan,
motivasi,
selanjutkan diharapkan dapat mengambil data
struktur kerja dan lain-lain yang dapat
penelitian dengan metode pengambilan data
mempengaruhi komitmen organisasi guru di
yang lebih akurat seperti data sekunder,
SMA Negeri 1 Weru Kabupaten Sukoharjo.
sehingga
Peneliti
diharapkan
informasi
yang
lebih
memberikan
sesungguhnya.
selanjutnya
dapat
menganalisis
Peneliti
faktor lain tersebut yang diduga memberikan
selanjutnya diharapkan dapat mengambil
kontribusi terhadap komitmen organisasi
keseluruhan
guru di SMA Negeri 1 Weru Kabupaten
sampel
penelitian
sehingga
penelitian selanjutnya akan lebih memberikan informasi
yang
lebih
akurat.
Sukoharjo.
Peneliti
DAFTAR PUSTAKA Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlanggga Colquitt, J.A., Lepine J.A., dan Wesson, M.J. (2013). Organizational Behavior (Improving Performance and Commitment in the Workplace). New York : McGrawHill Education Daryanto. (2013). Standar Kompetensi Dan Penilaian Guru Profesional. Yogyakarta : Gava Media Farly, Bernard dan Hendra (2015). Analisis Peran Kepemimpinan, Keadilan Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Dan Kinerja Pegawai Pada Dinas Koperasi Dan UMKM Provinsi Sulawesi Utara. Sulawesi Utara. Jurnal EMBA. FEB : Universitas Sam Ratulangi. Diunduh : http://ejournal.unsrat.id/index.php/emba/arti cle/download/10584/10171 (22 Maret 2016) Greenberg, Jeraid dan Baron, R.A. (1995). Behavior In Organization. 5rd .Ed. US : Prentice-Hall International. Inc Ihsan, Fuad. (2013). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka cipta Isjoni. (2006). Gurukah yang dipersalahkan?. Yogyakarta : Bumi Aksara Kunandar. (2011). Guru Profesional. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kusmaryani, Rosita Endang. (2007) Membudayakan nilai-nilai komitmen terhadap pekerjaan dalam upaya menegakkan Etika Profesi. Jurnal Dinamika Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Mathis, R.L., dan Jackson, J.H. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat Mulyasa, E. (2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Rosda Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang No.43 Pokok-Pokok Kepegawaian. Jakarta : Sekretariat Negara. Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang No.14 Guru dan Dosen. Jakarta : Sekretariat Negara. Republik Indonesia. (2009). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No.16 Tahun Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya. Jakarta : Meneg PAN dan RB. Republik Indonesia. (2011). Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku I. Jakarta : Kemendiknas. Retnaningsih, Sudarwanti. (2007). Analisis pengaruh keadilan kompensasi, peran kepemipinan, dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tesis. Universitas
Pengaruh Keadilan Kompensasi…(Suparno Prihatin) 88
Diponegoro Semarang. Diunduh http://eprints.undip.ac.id/35513/1/SDM.13D -Sudarwati_Retnaningsih-2007.pdf (22 April 2015) Siagian, Sondang .P. (1986). Eksekutif yang Efektif. Jakarta : Gunung Agung ____________. (2012). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Renika Cipta Simanungkalit, J.H.U.P. (2012). Sistem Kompensasi Pegawai Negeri Sipil Di Indonesia (Analisis Kompensasi Dan Pilihan Strategi Kompensasi Pegawai Negeri Sipil Pada Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul, Dan Pemerintahan Kota Depok). Disertasi. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia Diunduh : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20304647D1259%20%20Sistem%20kompensasi%20(SECURE D).pdf (6 Juli 2015) Sudarma, Momon. (2013). Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada Suharsaputra, Uhar. (2013). Menjadi Guru Berkarakter. Bandung : Refika Aditama Sukanti dan M. Djazari. (2010). Pengaruh Kepuasan Guru Terhadap Komitmen Kerja Guru Akutansi SMA Se-Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta