Prosidin Pertemuanllmiah SainsMateri 1997
l~tI 1410 -2897
PENGARUH KARBAMID PEROKSIDA DAN STANNOUS FLUORIDA TERHADAP UKURAN KRIST ALIT EMAIL GIGI.
Jo
Rosalina Tjandrawinata2 dan Muhammad Hikam3
ABSTRAK PENGARUH KARBAMID PEROKSIDA DAN STANNOUS FLUORIDA TERHADAP UKURAN KRISTALIT EMAIL GIG I. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh karbamid peroksida 10% dan stannous fluorida 0,4 % pads kristalit hidroksiapatit email gigi dengan difraksi sinar-x Sebagai pembanding digunakan hidrogen peroksida 10% dan akuades. Aplikasi bahan dilakukan pada suhu 37°C dan kelembaban 100%, selama 192 jam, dengan penggantian bahan setiap 8 jam dan perendaman akuades 8 jam di antara waktu penggantian bahan perendam. Pemeriksaan difraksi sinar-x dilakukan setelah perendaman 96 dan 192 jam. Seisin penghitungan ukuran kristalit, dilakukan juga penghitungan konstanta kisi dan regangan (strain).Ternyata penggunaan bahan karbarnid peroksida, stannous tluorida, komnibasi kedua bahan dan hidrogenperoksida tidak menyebabkan perubahan ukuran kristalit dan konstrulla kisi kristal hidroksiapatit secara bermakna, tetapi mengubah regangan dalam butir kristal secara berarti Pemeriksaan difraksi sinar-x menunjukkan kristal hidroksiapatit pada bagian fasial email gigi memiliki preferred orientation pads bidang [002].
ABSTRACT THE INFLUENCE OF CARBAMID PEROXYDE AND STANNOUS FLUORIDA TO CRYSTALLITE SIZE OF A DENTAL MATERIAL. The purpose of this experiment is to study the influence of 10 % carbamide peroxide and 0.4 % stannous fluoride application on the crystallite of hydroxyapatite in tooth enamel, by using x-ray diffraction method. Hydrogen peroxide solution and aquadest are used as control. The materials are applied for 8 hours in incubator with 37°C dan 100 % humidity, for total 192 hours. Then it can be concluded that carbamide peroxide and stannous fluoride do not influence neither the crystallite size of tooth enamel nor the lattice parameters, but they influence the strain in crystal. The x-ray diffraction on the facial surface of enamel shows preferred orientation patem at [002].
KEY WORD Carbamidperoxyde,Stannousfluorida, Crystallitesize,Strain,Hydroxyapatite
PENDAHULUAN Bahan pemutih gigi banyak dibahas beberapa tahun terakhir, karena bermunculannya berbagai produk yang menjanjikan gigi yang lebih putih. Bahan pemutih tersebut mengandung peroksida yaitu hidrogen peroksida clan karbamid peroksida. [Goldstein, ]989; Feinman, ]987] Karbamid peroksida dapat digunakan sendiri di rumah oeh pasien, dengan me]etakkannya pada suatu alat menyerupai protesa yang disebut sebagai nightguard atau tray, yang dapat menahan bahan tersebut agar tetap berkontak dengan gigi yang alan diputihkan [Newman, ] 995] Pada pemutihan gigi ini sering terjadi efek samping berupa kekasaran pada permukaan email clan peningkatan sensitivitas gigi terhadap temperatur. Peningkatan sensitivitas gigi yang terjadi seringkali ditanggu]angi dengan sediaan fluor. Dalam jaringan gigi, fluor terikat dalam bentuk CaF2 yang membantu mencegah larutnya kristal hidroksiapatit emai] gigi, akibat pengaruh asupan makanan, atau asam yang ditimbulkan oleh bakteri mulut. [Wei, ]968] Mineral ini berguna dalam mencegah terjadinya demineralisasi dan membantu
remineralisasi jaringan keras gigi, karena dapat bereaksi dengan kristal hidroksiapatit, membentuk kristal fluorapatit yang lebih tahan terhadap penglarutan dengan asam, dengan reaksi: F- + Ca5(PO4)3(OH) ~ Ca5(PO4)3F + (OH)- (I) Email memiliki matriks organik dengan pola mineralisasi bahan anorganik kurang lebih 90%, berupa kristal kalsium hidroksiapatit, yang memiliki rumus kimia Ca5(PO4)3(OH) atau Ca(OH)2.3Ca3(PO4)2 berstruktur heksagonal. [Ten Cate, 1985] Pada tahun 1964 Kay dkk. menyatakan bahwa kristal hidroksiapatit memiliki point group C6 .Oari basil penelitian Tsuda dan Arends, 1994,
menggunakan
spektroskopi
Raman-Mikro
ditemukan bahwa simetri unit set kristal hidroksiapatit memiliki space group C6 6(P63),yang temyata berbeda dengan basil penelitian Kay pada tahun 1964, -yang menyatakan bahwa space group kristal hidroksiapatit tersebut adalah C2 6h (P63/m), karena ion OIl tidak terletak pada bidang ccrmin {Jh. [Tsuda daDArends, 1994] Untuk mengetahui besar kristalit atau grain kalsium hidroksiapatit pada email gigi tersebut dapat dilakukan penghitungan dengan metode difraksi
I) Dipresentasikan pada Pertemuan ]Imiah Sains Materi ] 997 2)Fakultas Kedokteran Gigi , VniversitasTrisakti 3)Fisika FMIPA, V]
358
Prosidin
l'ertemuan llmiah Sains Materi 1997
ISSN 1410 -2897
sinar-x atau dengan TEM. Penghitungan besar kristalit email gigi manusia dengan metode difraksi sinar,x telah dilakukan oleh Jensendan Moller pada tahun 1948. [Kerebel, 1979] Selanjutnya hal ini juga dilakukan oleh beberapa peneliti lain, yang menghasitkan berbagai data tentang kristalit email.
METODA KRIST ALIT SINAR-X
PERHITUNGAN UKURAN DENGAN METODE DIFRAKSI
Prinsip dasar penentuan ukuran kristalit dengan metode difraksi sinar-x adalah adanya pelebaran puncak difraksi. Scherrer, [Klug, 1974; Hikam dkk., 1996; Wijaya dkk., 1996] menguangkapkan hubungan antara pelebaran kurva ([3) dengan dimensi kristal (0) pada sudut difraksi e dengan panjang gelombang sinar-x, A., sebagai berikut :
D=
KIl.
P cosO
dikoreksi dub let Ka clan b menunjukkan pelebaran kurva karena instrumen. Pada umumnya pelebaran puncak suatu sampel kristal pada pola difraksi sjnar-x dipengaruhi oleh ukuran kristalit clan efek tegangan atau regangan.
P=P.. +P..
(4)
dengan fl = pelebaran puncak sampel, fl. = pelebaran puncak karena ukuran kristalit danp, = pelebaran puncak karena regangan (strain). Pelebaran puncak difraksi yang terjadi hanya akibat ukuran kristalit dapat diketahui dengan persamaan (2)
KA P.. = P = D cosO. Sedangkan pelebaran puncak difraksi yang terjadi hanya akibat regangan, dapat dituliskan dengan persamaan :
Ps = 1] tan O.
(2)
(5)
Sehingga total pelebaran puncak yang terjadi akibat ukuran kristalit daD pengaruh regangan pada persamaan4 dapat ditulis kembali sebagai :
dengan K = konstanta yang bergantung pada bentuk kristal, indeks (hkl) clan definisi untuk 13 clan 0, nilainya sekitar 0,70 hingga 1,70. [Bertram, 1967]
fJ COg e
Persamaan (2) diperoleh karena Scherrer mengasumsikan kristal tersebut bebas dari regangan (strain) clan cacat, sehingga feJebaran puncak terjadi hanya akibat ukuran kristalit yang kecil.[Warren, 1990] Karena ukuran partikel yang kecil, selalu terdapat pelebaran instrumental akibat lebar slit, ukuran sampel, daya ternbus terhadap sampel, fokus yang tidak tepat, puncak a I clan a2 yang tidak terpisah, atau lebar panjang gelombang al clan a2 hila puncak-nya dapat terpisah. Untuk memperbaiki pelebaran instrumental tersebut pada pola difraksi sampel, maka digunakan serbuk sampel standaryang partikelnya cukup besar untuk mengeliminasi semua pelebaran akibat ukuran partikel. [Warren, 1990] Mula-mula ditentukan lebar puncak pada setengah tinggi intensitas sampel yang diperiksa. Pelebaran akibat instrument ditentukan dengan mengukur lebar puncak pada setengah tinggi intensitas sampel bubuk standar bebas regangan berukuran 104 hingga 105 A. Selain itu, dapat digunakan sampel yang memiliki ukuran pada rentang tersebut, memiliki tingkat absorpsi yang sarna clan menghasilkan puncak yang mirip dengan bahan yang diperiksa. Setelah diperoleh data lebar puncak sampel standar, maka dilakukan perhitungan lebar puncak dengan persamaan Warren [1990] : B1 = If + b1 (3) Oi sini p merupakan pelebaran kurva akibat kristalit sampel, B adalah pelebaran kurva setelah
hila nilai K =-
A
='=~
D + 11 . sin (}
(6)
(Tamura dkk, 1971; Hikam dkk,
1997)
EKSPERIMEN Untuk mendapatkan sampel penghitungan kristalit email gigi digunakan peralatan sebagai berikut : .Philips Analytical Diffractometer PW3710. .Peralatan SEM. .Peralatan preparasi gigi berupa mikromotor, straight handpiece, air jet handpiece yang dilengkapi pendingin berupa semprotan air, diamond bur, kertas amplas. .Lemari pendingin. .lnkubator 37°C .Lempeng kaca ukuran 20 x 20 em. Bahan yang digunakan pactaeksperimen ini adalah : .Gigi bebas karies yang dicabut dari pasien, karena adanya kelainan jaringan periodontal yang menyebabkan gigi goyang (gigi insisif I alas), karena gangguan erupsi (gigi molar 3) atau gigi yang merupakan indikasi pencabutan perawatan ortodonti (gigi premolar). Setelah pencabutan gigi disikat, dicuci hingga sisa darah hilang, direndam di sebuah botol dengan cairan perendam akuades dan disimpan di dalam lemari pending in pactasuhu 40C.
359
Prosidin
Pertemuan /lmiah Sains Materi 1997
ISSN 1410 -2897
.Gel
stannous tluorida (SnFJ 0,4 %, dengan merk dagang Stan-Gard dari Pascal .Gel karbamid peroksida (CH4N2OH2OJ 10 %, dengan merk dagang Opalescence dari Ultradent. .Cairan hidrogen peroksida (H2Ov 10 % .Akuades .Alkohol 70 % untuk membersihkan lemak .Serbuk kuarsa untuk standarisasi alat daD menentukan faktor kesalahan instrumental Mula-mula dilakukan standarisasi alat dengan sampel kuarsa untuk mengetahui dan mengurangi kesalahan instrumental dengan men-scan bubuk kuarsa pada Philips Analytical Diffractometer sesuai kondisi : .sumber : CoKa .tegangan : 35 kV .arus : 20 mA .scan speed : 1,50(29)/menit .sudut 29 : 200 -85 0
perendaman dalam SnF2 0,4 % berjumlah 48 jam. Setelah itu dilakukan pencucian dengan akuades daD dilakukan pemeriksaan difraksi sinar-x. D. Dilakukan perendaman dalam hidrogen peroksida 10 % selama 16 jam, dengan penggantian bahan perendam setiap 8 jam. Setelah itu dilakukan pencucian dengan akuades. Kemudian dilakukan perendaman dalam akuades selama 8 jam daD dilakukan perendaman lagi dalam hidrogen peroksida 10 % selama 16jam. Demikian selanjutnya hingga diperoleh jumlah waktu perendaman dalam hidrogen peroksida 10 % selama 96 jam daD dalam akuades 48 jam. Setelah itu dilaktikan pencucian dengan akuades, daD dilaktikan pemeriksaan difraksi sinar-x. E. Dilakukan perendaman dalam akuades dengan penggantian bahan perendam setiap 8 jam, hingga total perendamanselama 96 jam. Seluruh langkah A, B, C, D, dan E dilakukan dalam inkubator 37°C. Setelah langkah A, B, C, D, daD E dilakukan perendaman ulang dengan kondisi yang sarna daD dilakukan pemeriksaan kembali dengan difraksi sinar-x untuk menghitung ukuran kristalit. Data basil pemeriksaaandengan difraksi sinar-x tersebut di-fitting, sehingga diperoleh nilai lebar puncak yang sesungguhnya setelah dilakukan penghilangan latar belakang. Nilai lebar puncak tersebut kemudian dimasukkan sebagai nilai lebar puncak pada setengahtinggi maksimum. Untuk mendapatkan data lebar puncak yang sebenarnya dilakukan pula pengukuran pelebaran puncak akibat instrumen, yang dilakukan dengan menggunakan sampel kuarsa.
Selanjutnya sampel email diperiksa dengan Philips Analytical Diffractometer dengan kondisi yang sarna, kecuali :sudut 2 9: 200 -800 Setelah pemeriksaan keadaan sampel mulamula, sampel email dibagi dalam 5 kelompok : A. Dilakukan perendaman dalam SnF2 0,4 % selama 8 jam. Setelah itu dilakukan pencucian dengan akuades. Kemudian dilakukan perendaman dalam akuades selama 8 jam daD dilakukan perendaman lagi dalam SnF2 0,4 % selama 8 jam. Perlakuan diulang hingga diperoleh jumlah waktu perendamandalam SnF2 0,4 % daD akuades masing-masing 48 jam. Terakhir dilakukan pencucian dengan akuades, daD dilakukan pemeriksaan difraksi sinar-x. B. Dilakukan perendaman dalam karbamid peroksida 10 % selama 16 jam, dengan penggantian bahan perendam setiap 8 jam. HASIL DAN ANALISIS Setelah itu dilakukan pencucian dengan akuades. Kemudian dilakukan perendaman Pada sampel dilakukan pengelompokan daD dalam akuades selama 8 jam daD dilakukan pemeriksaan difraksi sinar-x untuk mengetahui perendaman lagi dalam karbamid peroksida 10 keadaan sampel awal. Di sini terlihat bahwa kristal % selama 16jam. Demikian selanjutnya hingga hidroksiapatit pada email permukaan labial / bukal diperoleh jumlah waktu perendaman dalam tanpa penghalusan yang diperiksa dengan metode karbamid peroksida 10 % selama 96 jam clan difraksi sinar-x menunjukkan kecenderungan dalam akuades 48 jam. Setelah itu dilakukan memiliki preferred orientation bidang hkl [OO2}atau pencucian dengan akuades, dan dilakukan bidang yang sejajar dellgi1Ilnya yaitu bidallg [OO4}. pemeriksaan difraksi sinar-x. [Sugiyantari, 1997} Akan tetapi kristal hidroksiapatit C. Dilakukan perendaman dalam gel karbamid pada email di daerah dentinoemail junction (DEI) peroksida 10 % selama 16 jam, akuades selama tidak memiliki orientasi khusus, dengan jumlah 8 jam, SnF2 0,4 % selama 8 jam dan akuades orientasi terbanyak pada bidang [112}. kembali selama 8 jam. Kemudian dilakukan Dari pemeriksaan difraksi sinar-x diperoleh pengulangan hingga jumlah perendaman dalam puncak yang diketahui tinggi clan lebarnya, karbamid peroksida berjumlah 96 jam dan selanjutnya dilakukan fitting pola puncak tersebut
360
Pros;d;nf! Pertemuan Ilm;ah Sa;ns Mater; 1997
dengan program pada
perangkat lunak
ISSN 1410 -2897
APD
kesalahan instrumental menurut persamaan Warren, yakni persamaan3 : Pada ~nelitian ini juga dapat dilihat bahwa bagian luar email gigi (bagian labial), memiliki lebar puncak lebih kecil daripada bagian email yang mendekati dentinoenameljunction. Penghitungan konstanta kisi heksagonal dilakukan dengan persamaan berikut ini [Cullity, 1978]:
(AutomaticPowderDiffraction). Pada kelompok A dibuat perlakuan berupa perendaman dalam SnF2 0,4 % terlihat bahwa tidak terjadi perubahan pola difraksi akibat perlakuan perendaman dalam SnF2 0,4 %. Hal ini menyerupai hasil penelitian Wei, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pola difraksi pada email yang utuh (bukan email yang dijadikan bubuk), terhadap perlakuan perendaman dengan NaF atau larutan fluorida yang diasamkan. [Wei, 1968]
1.
d ~
C
2
(7)
Dari perhitungan diperoleh nilai konstanta kisi untuk emailluar : a = 9,456 :f: 0,043 A dan c = 6,888 :!: 0,006 A.
300
0 0
E
f
400
0
;
2
200
Sedangkannilai konstanta kisi untuk email dalam adalah : a = 9,434 :!: 0,035 A dan c = 6,890 :f: 0,004 A. Gambar 1: rota difraksi sinar-x email gigi
Pada kelompok B yang mengalami perlakuan berupa perendaman dalam gel karbamid peroksida tidak terlihat adanya pergeseran letak puncak pola difraksi, akan tetapi intensitas puncak pada sudut 28 = 300 / bidang [002] terlihat menurun, demikian juga intensitas puncak pada sudut 28 = 620 / bidang [421], walaupun tidak terlalu jelas. Pada keiompok C yang mengalami perlakuan berupa perendaman kombinasi dalam gel karbamid peroksida clan SnF2 tidak terlihat adanya perubahan yang berarti. Pada kelompok D yang mendapat perlakuan berupa perendaman dalam cairan hidrogen peroksida teriihat bahwa pola difraksi sinar-x sampel kelompok ini menunjukkan penurunan intensitas difraksi bidang [002] setelah perendaman dalam hidrogen
peroksida. Pada kelompok E yang mendapat perlakuan berupa perendaman dalam akuades clan pemeriksaan difraksi sinar-x pada kedua sisi sampel. terlihat poia difraksi yang tidak berubah. Terlihat bahwa kristal hidroksiapatit pada email permukaan fasial yang diperiksa dengan metode difraksi sinar-x menunjukkan kecenderungan memiiiki puncak dengan intensitas tertinggi pada bidang preferred orientation yaitu bidang hkl [002] Akan tetapi kristai hidroksiapatit pada email di daerah dentinoemail junction (DEJ) tidak menunjukkan pola seperti iut. Dengan diperolehnya niiai iebar puncak sampei, maka dapat dilakukan perhitungan iebar puncak yang sesungguhnya dengan memasukkan nilai
Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa perubahan ukuran sumbu c dan a email dari luar ke dalam akan berlawanan. Hila ukuran sumbu c email luar lebih besar daripada email dalam, maka ukuran sumbu a emailluar akan lebih kecil daripada ukuran sumbu a email dalam. Sebaliknya bila ukuran sumbu c emailluar lebih kecil daripada email dalam, maka ukuran sumbu a emailluar akan lebih besar daripada ukuran sumbu a email dalam. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan ukuran kristalit / butir. Dari basil perhitungan, tidak terlihat adanya suatu keseragaman dalam besar kristalit. Dengan demikian dapat diketahui bahwa setiap email gigi memiliki besar kristalit yang tidak sarna besar dengan email gigi lainnya. Perbedaan besar kristalit ini juga tergantung pacta letak potongan yang dianalisa, karena peletakan kristal hidroksiapatit pactaemail gigi dipengaruhi oleh kerja ameloblast pacta saat pembentukan email gigi tersebut. Dari basil perhitungan maka diketahui besar kristalit hidroksiapatit yang dihitung pacta bidang [421] dengan asumsi regangan pacta bidang itu mendekati 0, karena mendekati tegak lurus dengan bidang preferred orientation [002], pada bagian labial / bukal gigi adalah 42 r :t 61 A dan pacta bagian dentinoenamel junction adalah 438 :t
92A. Dari berbagai perubahan ukuran kristalit karena proses perendaman tersebut tidak tampak pola perubahantertentu. Selain itu perubahan yang terjadi masih berada dalam batas rata-rata besar ukuran kristalit. Dengan demikian perubahan ukuran kristalit tersebut dapat dianggap tidak bermakna (gambar 2).
361
Prosid;nI!PertemuanIlm;ah Sa;nsMater; 1997
ISSN1410- 2897
stannous fluorida pada email gigi tidak berpengaruh pada sistem kristal maupun ukuran kristalit hidroksiapatit yang dihitung berdasarkan pemeriksaan difraksi sinar-x, akan tetapi berpengaruh terhadap regangan dalam butir kristal tersebut. Hasil pemeriksaan difraksi sinar-x menunjukkan bahwa kristal hidroksiapatit pada email gigi memiliki struktur heksagonal sebagaimana kristal hidroksiapatit lainnya di alam, dengan konstanta kisi 200 50 100 150 0 yang tidak jauh berbeda (:I: 0,04 A) Waktu perendaman(jam) Pada pemeriksaan difraksi sinar-x, puncak yang terbentuk hila email gigi diperiksa dari arah yang berbatasan dengan dentin lebih lebar dan lebih 2:Perubahan ukuran kristalit akibat Gambar rendah intensitasnya daripada puncak yang terbentuk perendarnan email dalarn karbamid bila email gigi diperiksa dari arah fasial, yang peroksida menunjukkan bahwa kekristalan hidroksiapatit pada Setelah nilai besar kristalit pada setiap sampel sisi fasial lebih tinggi daripada kekristalan diketahui, dilakukan perhitungan besar regangan hidroksiapatit pada sisi perbatasandentin-email. sebelum dan setelah perlakuan menurut persamaan Pemeriksaan difraksi sinar-x pada email dari 6. Pada perhitungan terlihat perubahan regangan arah fasial menunjukkan preferred orientation pada yang nilainya kecil tetapi cukup berarti, karena bidang [002]. regangan yang terjadi dapat berubah dari positif menjadi negatif atau sebaliknya. Suatu kristalit yang mengalami regangan positif berarti kristalit tersebut UCAP AN TERIMA KASIH mengalami tarikan. Sebaliknya jika suatu kritalit mengalami regangan negatif berarti kristalit tersebut Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada aim. mengalami kompresi. Perubahan regangan pada Prof. Dr. Parangtopo, yang telah membantu email gigi dapat merupakan sebab maupun akibat membiayai penelitian ini dengan dana URGE perubahan ukuran kristalit hidroksiapatit. Pada Departemen Pendidikan clan Kebudayaan. percobaan ini terlihat bahwa setiap perlakuan perendaman menyebabkan perubahan ukuran kristalit dan perubahan besar regangan yang tidak DAFTARPUSTAKA menunjukkan hubungan berbanding lurus atau [I] BARTRAM, S.F.Crystallitesize determi-nation berbanding terbalik secara konsisten.
from line bBroadeningand spotty patterns in Handbook ofX-Ray (ed. by E.F. Kaelble). New York, Mc. Graw Hill, (1967).
0008 0006
[2] CULLITY, B.D. Elements of x-ray diffraction. Addison-Wesley Publishing Company Inc. Massachusets. 2nd ed. (1978). 502-517.
0004 0002 0
[3] FEINMAN, R.A., GOLDSTEIN, R.E., GARBER, D.A. Bleaching teeth. Chicago, Quintessence PublishingCo. (1987), 48 -92.
-0004
-0006
Tahap perendaman
Gambar
[4] GOLDSTEIN, C.E., GOLDSTEIN, R.E., FEINMAN, R.A., GARBER, D.A. Bleaching vital teeth: State of The Art. Quintessenc International.20. (1989),729-737.
3:Perubahan regangan pada akibat perendaman dalam karbamid peroksida, kristalit pada [421]
KESIMPULAN
dan
Penggunaan bahan pemutih karbamid peroksida hidrogen peroksida, maupun penggunaan
[5] HIKAM, M., IMAWAN, C., PALGUNADI, B. Analisa kekerasanmikroclan strainmikro film titanium nitrida. Majalah Sains Indonesia FMIPA VI. 11.1.(1997), 6 -12.
362
Prosidin Pertemuan/lmiah SainsMateri /997
/SSN/4/0 -2897
[6] KEREBEL.B.,DACULSI, G., KEREBEL,L.M. Ultrastructuralstudiesof enamelcrystallites. J DentRes.58 (B). (1979), 844-850.
[II ] TEN CATE,A.R. Oral histology.. development, structure and function. St. Louis, The C. V. MosbyCompany.2nd ed.,(1985), 183-216.
[7] KLUG, H.P., ALEXANDER, L.E. X-Ray diffraction proceduresfor polycrystalline and amorphous materials. USA, John Wiley & Sons,Inc. 2nd ed. (1974)" 635 -657.
[12] TSUDA, H., ARENDS, J. Orientationalmicroraman spectroscopyon hydroxyapatite single crystalsand human enamelcrystallites. J Dent Res.73.11 (1994),1703-1710.
[8] NEWMAN, S.M., BOTfONE, P.W. Tray forming technique for dentist-supervised home belaching. QuintessenceInt. 26. (1995), 447 453.
[13] WARREN,D.E. X-R'!Y Diffraction. New York, (1990). DoverPublicationInc. 1sted.251 -312
[9] SUGIYANTARl. (1997).
Private
[14]WEI, S.H.Y., FORBES,W.C. X-Ray diffraction analysesof the reactions between intact and communication. powderedenameland severalfluoride solutions. JDentRes. 47. 3 (1968), 471-477.
[10] TAMURA, K., MaRl, M., KAWAKATSU, K. A comparative study of x-ray diffraction and infrared absorptionproperties and amino-acid analysisof bovine enamel.Arch Oral Bioi. 16. (1971), 801 -811.
363
[15]WIJAYA, S.K., TJANDRAWINATA, R., PARANGTOPO. Penggunaan XRD untuk penghitunganukuran kristalit, studi kasuspada SiC. Pro~iding PertemuanIlmiah Sains Materi BArAN. (1996),372 -378.