PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN MAJLIS DZIKIR TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL JAMA'AH DZIKIR AL HIKMAH Desa Pedut Kelurahan Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2012 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: ANA SYARIFAH NIM 12107052
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 i
ii
PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN MAJLIS DZIKIR TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL JAMA’AH DZIKIR AL HIKMAH Desa Pedut Kelurahan Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2012 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: ANA SYARIFAH NIM 12107052
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
Drs. Ahmad Sultoni, M.p.d Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudara Ana Syarifah Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama NIM Jurusan Program studi Judul
: Ana Syarifah : 12107052 : Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam : PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN MAJLIS DZIKIR TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL JAMA’AH DZIKIR AL HIKMAH DESA PEDUT KELURAHAN WONODOYO KECEMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 15 September 2012 Pembimbing,
Drs. Ahmad Sultoni, M.p.d NIP.196811041998031003
iv
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN MAJLIS DZIKIR TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL JAMA’AH DZIKIR AL HIKMAH Desa Pedut, Kelurahan Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Tahun 2012 DISUSUN OLEH ANA SYARIFAH 12107052 Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd
Sekretaris Penguji
: Benny Ridwan, M.Hum
Penguji I
: Dra. Siti Asdiqoh,M.Si
Penguji II
: Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.si
Penguji III
: Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd
Salatiga, ………………… Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002 v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ana Syarifah
NIM
: 12107052
Jurusan
: TARBIYAH
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 15 September 2012 Yang Menyatakan
ANA SYARIFAH NIM 12107052
vi
MOTTO
Setiap detik dari usiamu akan dicatat oleh malaikat Gunakan waktumu dengan sebaikbaiknya, karena penyesalan hanya ada dikemudian hari
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Kepada bapak tercinta Much Syukur dan ibu tercinta Siti Fatimah yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik dari kecil sampai sekarang, dan doa yang tak pernah putus serta nasihat-nasihatnya. 2. Saudaraku, Charis , terima kasih atas dukungan dan yang kamu berikan 3. Kepada Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi 4. Kepada Bapak Bahroni, saya ucapkan banyak terima kasih 5. Kepada teman – teman yang membantu dan memotivasi (mbak Istik, Mas Paijo) terima kasih. 6. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu Akhirnya, penulis hanya bisa berdo.a kepada Allah SWT, semoga segala bantuan dan jasa baik dari berbagai pihak nantinya akan mendapatkan balasan dan pahala yang sempurna dan berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul :“PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN MAJLIS DZIKIR TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL JAMA’AH DZIKIR DESA PEDUT
KELURAHAN
WONODOYO
KECAMATAN
CEPOGO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012” dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Studi PAI. 4. Bapak Drs, Ahmad Sultoni, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
ix
6. Bapak KH Muhammad Sholikhin selaku pemimpin Al Hikmah yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini. 7. Bapakku Much Syukur dan ibuku Siti Fatimah, yang selalu memberi dukungan dan dorongan dalam studiku. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan dan kemampuan dan pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 16 September 2012 Penulis
ANA SYARIFAH
x
ABSTRAK Syarifah. Ana. 2012 Pengaruh Intensitas mengikuti Majlis Dzikir terhadap Kecerdasan Emosional di Lembaga Pendidikan Al Hikmah Desa Pedut Kelurahan Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2012 Kata Kunci :Intensitas Jama’ah Dzikir Kecerdasan Emosional. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tingkat rutinitas jama’ah dzikir dalam mengikuti majlis dzikit pengaruhnya terhadap kecerdasan emosional Pertanyaan utama yang ingin di jawab melalui penelitian ini adalah : (1) Bagaimana intensitas jama’ah dalam mengikuti majlis dzikir (2) Bagaimana tingkat kecerdasan emosional jama’ah dzikir (3) Adakah pengaruh antara intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik angket, metode observasi dan metode dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di daerah pegunungan tepatnya di Desa Pedut, Kelurahan Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali yang berjumlah 150 Jama’ah. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Intensitas mengikuti majlis dzikir jama’ah dzikir Al Hikmah adalah kategori tinggi 6,6%, kategori sedang sebesar 68%, kategori rendah sebesar 25,33%. (2) Tingkat Kecerdasan emosional jamaah dzikir Al Hikmah adalah kategori baik 10%, kategori cukup 56,66%, dan kategori kurang 33,33%. (3) Ada pengaruh positive antara intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional jama’ah dzikir Al Hikmah. Koefisien antara variabel intensitas mengikuti majlis dzikir dan variabel kecerdasan emosional jamaah adalah sebesar = 0,428. pada taraf signifikasi 1% = 0,210, 0,428>0,210. Jadi semakin sering jama’ah mengikuti majlis dzikir, semakin tinggi juga tingkat kecerdasan emosional jama’ah majlis dzikir di desa Pedut.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii JUDUL .................................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. vi MOTTO................................................................................................................. vii PERSEMBAHAN ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRAK ........................................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Penegasan Istilah .............................................................................. 5 C. Rumusan Masalah ............................................................................ 8 D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8 E. Manfaat Penelitian............................................................................. 9 F. Hipotesis Penelitian........................................................................... 9 G. Metodologi Penelitian ....................................................................... 10 H. Metodologi Pengumpulan Data ......................................................... 11 xii
I.
Sistematika Penulisan........................................................................ 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Intensitas ................................................................................ 15 B. Dzikir ................................................................................................ 16 1. Pengertian Dzikir........................................................................... 16 2. Karakeristik Dzikir ........................................................................ 16 3. Metode Dzikir ............................................................................... 23 C. Kecerdasan Emosional ........................................................................ 26 1. Pengertian Kecerdasan Emosional ................................................. 26 2. Karakteristik Kecerdasan Emosonal............................................... 28 D. Kerangka Berpikir .............................................................................. 31
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil Lembaga ................................................................................ 35 1. Sejarah Singkat Lembaga Pendidikan Al Hikmah ......................... 35 2. Sejarah Singkat Majlis Dzikir ....................................................... 36 3. Silsilah Majlis Dzikir di Lembaga Pendidikan Al Hikmah ............ 40 4. Susunan Pengurus di Lembaga Pendidikan Al Hikmah ................. 40 5. Data Ustadz di Lembaga Pendidikan Al Hikmah........................... 41 B. Penerapan Metode Pendidikan Majlis Dzikir dan Kecerdasan Emosional pada Jama’ah Majlis......................................................... 41 BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Pendahuluan ........................................................................ 54 xiii
B. Analisis Pengolahan Data .................................................................. 71 C. Analisis Uji Hipoteses ....................................................................... 78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 80 B. Saran ............................................................................................... 82 C. Penutup ............................................................................................. 82
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Susunan pengurus di lembaga pendidikan Al Hikmah. ......................... 40 Tabel 3.2 : Data ustahz majlis dzikir di lembaga pendidikan Al hikmah ................. 41 Tabel 3.3 : Data hasil angket intensitas mengikuti majlis dzikir.............................. 43 Tabel 3.4 : Data hasil angket kecerdasan emosional jama’ah majlis dzikir.............. 48 Tabel 4.1 : Data nilai angket tentang intensitas mengikuti majlis dzikir dilembaga pendidikan Al Hikmah desa pedut.......................................................................... 43 Tabel 4.2 : Interval intensitas mengikuti majlis dzikir didesa Pedut........................ 48 Tabel 4.3 : Presentase intensitas mengikuti majlis dzikir didesa pedut ................... 62 Tabel 4.4 : Data angket kecerdasan emosional jama’ah dzikir didesa Pedut ........... 63 Tabel 4.5 : Interval kecerdasan emosional jama’ah dzikir didesa Pedut ................. 69 Tabel 4.6 : Presentase kecerdasan emosional jama’ah dzikir didesa Pedut ............. 70 Tabel 4.7 : Tabel kerja untuk mencari koefisiensi antara intensitas mengikuti majlis dzikir dan kecerdasan emosional.................................................................. 72
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Peran agama dalam diri seseorang ditentukan oleh sikap seseorang tersebut, mengenai agamanya. Karena agama merupakan jalan seseorang untuk menghambakan diri pada sang pencipta agar memperoleh petunjuk jalan menuju pada kehidupan dunia akhirat. Seiring berjalanya waktu upaya yang dilakukan seseorang dalam pendidikan agama terus berkembang dan mengikuti zaman. Berdzikir adalah salah satu cara yang dilakukan seseorang dalam rangka proses penghambaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Akan tetapi sebagai mahluk dua-dimensional yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat, manusia harus memiliki kepekaan emosi dan intilegensia yang baik serta tidak kalah pentingnya manusia harus memiliki hubungan vertical terhadap Tuhan yang Maha Kuasa. Dalam proses penyelarasan terhadap kehidupan manusia tidak akan lepas dari berpikir dan berusaha, maka kecerdasan seseorang sangat berperan penting dalam penghambaan seseorang. Jika IQ (Intelegence Quotient) atau kecerdasan
Intelektual
selalu
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
menggunakan pikiran untuk memecahkan masalah dengan logis dan strategis, maka EQ (Emosinal Quotiet) atau kecerdasan emosi berusaha dengan kecakapan dalam mengelola emosi, memiliki rasa empati, cinta, motivasi dan
1
2
mampu menanggapi kesedihan/kebahagiaan, sedangkan SQ (Spiritual Quotient) atau kecerdasan spiritual mampu dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan eksistensial. Persoalan makna atau nilai (Ramadhy, 2011: 8). Ketiga kecerdasan ini akan menjelaskan secara kompleksitas kecerdasan manusia serta menjawab makna atau nilai dibalik realitas kehidupan. Jika ketiga kecerdasan tersebut dihubungkan dengan kehidupan yang kadang mengalami pasang surut, naik turun bahkan kadang bias dirasakan begitu berat maka tidak cukup jika manusia hanya memiliki satu kecerdasan saja dalam artian hanya memiliki satu cara dalam menyelesaikan suatu masalah maka manusia itu akan mengalami guncangan dalam kehidupan, oleh sebab itu ketiga kecerdasan antara IQ (Intelegence Quoient), EQ (Emosional Quoient), dan SQ (Spiritual Quoient) harus saling berhubungan sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan tanpa harus merasa bahwa Allah SWT tidak adil terhadap hamba-hambanya. Dalam proses penghambaan seseorang memerlukan kecerdasan Spiritual bukan berarti kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional tidak berperan justru dalam proses penghambaan ini ketiga kecerdasan itu saling berkaitan antara satu dengan yang lain karena dalam proses penghambaan memerlukan proses penghafalan yaitu memerlukan kecerdasan intelektual dan kesabaran, hati yang tenang yaitu yang ada dalam kecerdasan Emosional sedangkan kecerdasan spiritual terdapat pada proses mengingat Allah yaitu
3
dengan berdzikir, berdzikir adalah salah satu cara yang digunakan dalam proses penghambaan dan jalan menuju Tuhan semesta yaitu Allah SWT, karena tidak ada suatu amal yang baik dan disukai Allah kecuali berdzikir kepada-Nya, Rasulullah juga menyebutkan bahwa majlis dzikir (halaqah zikrullah) merupakan Riyadh al-jannah atau kebun taman surga (HR. alTirmidzi). Secara intensif dzikir merupakan satu sarana dalam kecerdasan Intelektual, kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual yang mampu memberikan efek positif bagi orang yang melaksanakannya maupun orang yang mendengarnya, karena keseluruhan gerak manusia menuju sebenarnya terletak pada hati, dengan sumber motorik akal, dan diwujudkan oleh seluruh tubuh. Dalam otak sebagai tempat bersemayam akal, Allah menganugerahkan titik ketuhanan (God-spot), atau otak kanan manusia sebagai sumber motoril, sedang dalam hati allah menganugerahkan ruh al-idhafi (Sholikhin: 2008: 9). Otak terbagi menjadi 2 belahan yaitu belahan otak kiri (Left Hemisphere) dan belahan otak kanan (Right Hemisphere), kedua belahan itu tidak simetris, yang kiri relative abu-abu warnanya dan lebih besar bagian belakangnya (obus occipitalis). Sementara bagian kanan lebih barat, lebih besar bagian depanya (lobus frontalis) serta lebih besar ukuran skull-nya, belahan ini dihubungkan oleh corpus callosum, hippocampus, dan comisura anterior. Secara fisiologis ketiga penghubung sebagai alat untuk mengirim informasi dan terjadinya kerja sama dan integrasi dari dua belahan otak tersebut (Ramadhy, 2011: 31).
4
Sehingga secara umum dapat dikemukakan bahwa metode zikrullah (menyebut nama Allah atau mengingat Allah) meliputi : dzikir lisan, dzikir hati, dan dzikir akal. Ketiganya akan menjadi pusaran energi yang menggerakkan seluruh anggota tubuh manusia dalam ketaatan kepada Allah, berjalan menuju Allah, serta menggapai ridha-Nya (Sholikin, 2008: 10). Orang yang secara intensitas melakukan dzikir maka akan merasakan manfaat dan keutamaan spesifik dari dzikir yaitu a. dzikir akan menghidupkan hati, b. dengan dzikir hati akan tentram, c. dzikir membawa pelakunya dekat kepada Allah, d. dengan dzikir, sedih dan khawatir tidak akan pernah singgah (Sholikin, 2008: 24-30). Orang yang tidak berdzikir hanya akan merasakan was-was tidak akan pernah bisa merasakan kedamaian hati dengan itu akan berakibat dalam kehidupan dan perilakunya, berbeda jika orang itu melakukan dzikir dengan hati yang bersih maka kedamaian hatilah yang akan didapat dan manfaat dalam diri yaitu sikap cinta, kasih sayang, dan kepedulian terhadap orang lain. Manfaat mengikuti majlis Dzikir terhadap kecerdasan Emosional seseorang, tidak hanya sukses dalam mengelola hati supaya menjadi tenang dan tentram. Kecerdasan Emosional juga merupakan salah satu sebab seseorang menjadi sukses. Menurut Daniel Goleman bahwa kecerdasan Emosional juga merupakan faktor kesuksesan seseorang, berbeda jika dibandingkan dengan Kecerdasan Intelektual. Berdasarkan uraian dan pemikiran tersebut penulis ingin menganalisa lebih jauh kebenaran konsep tentang pengaruh intensitas mengikuti majlis
5
dzikir terhadap kecerdasan Emosional. Karena adanya beberapa jama’ah majlis dzikir yang telah mengikuti dzikir kurang lebih 1 tahun, akan tetapi untuk tingkat kecerdasan Emosionalnya masih rendah atau bisa dikatakan dalam mengikuti majlis dzikir hati orang tersebut masih diliputi rasa gelisah dan keraguan. Dengan berdasarkan kasus ini penulis mengadakan penelitian di dukuh Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali. Dengan mengambil judul HUBUNGAN DZIKIR
INTENSITAS
TERHADAP
MENGIKUTI
KECERDASAN
KEGIATAN
EMOSIONAL
MAJLIS JAMA’AH
DZIKIR AL HIKMAH (Studi Kasus di Desa Pedut, Kelurahan Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2012).
B. Definisi Operasional Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian di atas, maka penulis akan menjelaskan arti istilah–istilah tersebut. 1. Intensitas mengikuti majliz dzikir a.
Intensitas adalah berasal dari kata intens yang berarti kuat, hebat, Giat, Rutin (Peorwadarminto, 1982: 62).
b. Majlis adalah rapat, pertemuan, perkumpulan, bangunan atau ruangan tempat untuk bersidang (Fajri, 1982: 382). c. Dzikir adalah pujian kepada Allah yang disusun dan diucapkan secara runtut dan berulang-ulang, mengingat kebesaran Allah dan menyebut asmanya berulang-ulang (Fajri, 1982: 865).
6
Dengan demikian intensitas masyarakat mengikuti majlis dzikir ialah kehebatan (kesadaran, kesungguhan atau kekuatan) masyarakat yang ditandai dengan motivasi, minat dan aktivitas mereka yang sungguhsungguh mengikuti majlis Dzikir. Adapun indikator intensitas mengikuti majlis Dzikir adalah sebagai berikut: a. Durasi dalam mengatur waktu untuk mengikuti kegiatan kelompok. b. Frekuensi Kegiatan majlis dzikir selama periode tertentu. c. Persistensi kesungguhan dalam mengikuti suatu kegiatan rutin. d. Pengorbanan yang dilakukan dalam mengikuti suatu kegiatan e. Tingkatan Aspirasi dalam mengikuti suatu kegiatan untuk tujuan yang baik. f. Sikap yang ditunjukkan ketika mengikuti kegiatan yang positif.
2. Kecerdasan Emosional a.
Kecerdasan adalah suatu domain kemampuan intelektual (intellectual abilities) manusia yang berkenaan dengan kemampuannya untuk melakukan secara tepat, cepat, dan cermat (Ramadhy, 2011: 117).
b.
Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, serta keadaan mental yang hebat atau meluap-luap dan merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran.(Goleman, 2002: 411).
7
Dengan demikian Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (Emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan secara tepat, cepat dan cermat, serta mengontrol emosi dirinya (pergolakan pikiran, perasaan, dan nafsu). Adapun Indikator kecerdasan Emosional adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk memantau perasaan dan memahami diri atas suatu keputusan. b. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan karena suatu kegagalan dalam mengelola emosi. c. Kemampuan menata emosi untuk mencapai tujuan, memotivasi diri sendiri agar lebih produktif dan efektif. d. Kemampuan bergaul akan menciptakan empati, menumbuhkan jiwa sosial dan rasa peduli. e. Kemampuan dalam menganalisis dan memahami suatu hubungan dengan kepemimpinan.
Maka yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah intensitas mengikuti majlis dzikir mempunyai hubungan terhadap
kecerdasan
Emosional seseorang, yang penekanannya dalam hal sikap, cinta, motivasi, harga diri, dan kepedulian terhadap orang lain bagi anak didik dan lingkungan sekitar Desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali.
8
C. Rumusan Masalah Selanjutnya penulis akan mengemukakan rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut, supaya dapat mempermudah dalam proses penelitian ini, antara lain : 1. Bagaimana intensitas jama’ah dzikir Al Hikmah dalam mengikuti majlis dzikir di desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali. Tahun 2012? 2. Bagaimana tingkat kecerdasan Emosional jama’ah dzikir Al Hikmah di desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali. Tahun 2012? 3. Untuk mengetahui adakah hubungan intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan Emosional jama’ah dzikir Al Hikmah di desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo,Boyolali. Tahun 2012?
D. Tujuan Penelitian Melihat rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui intensitas jama’ah dzikir Al Hikmah dalam mengikuti majlis dzikir di desa, Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali. Tahun 2012. 2. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional jama’ah dzikir Al Hikmah Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali. Tahun 2012. 3. Untuk mengetahui adakah hubungan intensitas mengikuti majlis dzikir dengan kecerdasan emosional jama’ah dzikir Al Hikmah di desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali. Tahun 2012.
9
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Sebagai bahan evaluasi bagi semua orang yang membaca hasil penelitian ini, terutama dalam hal mengingat Allah dalam segala keadaan baik keadaan bahagia maupun dalam keadaan sedih dengan kata lain saat mendapat musibah. 2. Sebagai salah satu sumber masukan bagi semua tenaga pendidik terutama orang tua, tentang manfaatnya berdzikir terhadap kecerdasan anak-anak. Tidak hanya kecerdasan intelektual dan emosional akan tetapi menanamkan kecerdasan spiritual sejak dini. 3. Untuk lembaga-lembaga pendidikan agar senantiasa memperhatikan bahwa dzikir dapat dilaksanakan di tengah-tengah pelajaran yang disampaikan, agar dalam keadaan bagaimanapun anak didik akan terbiasa mengingat Allah dan merasa bahwa selalu dilihat oleh Allah.
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah dugaan atau
jawaban
yang masih
lemah
kebenarannya. Menurut Winarno Surakhmad, hipotesis adalah sebuah kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu belum final masih harus dibuktikan kebenarannya agar menjadi benar (Surakhman, 1997: 37). Dengan penjelasan di atas maka penulis mengemukakan hipotesis, yaitu: “Ada pengaruh intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional” Dengan kata lain semakin tinggi intensitas dalam mengikuti
10
majlis dzikir maka semakin besar kecerdasan emosional yang dimiliki orang tersebut.
G. Metodologi Penelitian Kebenaran dalam penelitian ini dapat diterima apabila ada bukti-bukti yang nyata dengan prosedur-prosedur yang jelas dan sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun penelitian menggunakan beberapa metode antara lain: 1. Populasi Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditentukan (Nasir, 1991: 325). Keseluruhan objek penelitian merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama yang menjadi objek dalam penelitian atau populasinya adalah semua jama’ah dzikir Al Hikmah di desa Pedut, Wonodoyo,Cepogo, Boyolali. Tahun 2012.
2. Sampel dan teknik sampling Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan yang diteliti yang dianggap memiliki suatu populasi (Ali, 1982: 69). Menurut Kartini Kartono, sampel adalah contoh, monster, representan, atau wakil dari populasi yang cukup besar jumlahnya, yaitu satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya dari keseluruhan. (Kartono.1990: 129).
11
Menurut kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian semakin banyak sampel yang diambil, maka generalisasi hasil penelitian mempunyai peluang benar (akurat) lebih besar, untuk mengambil sampel orang. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik semua dan jika subjeknya lebih dari 150, maka diambil antar 10% , 20%, 25% atau bahkan lebih sesuai kemampuan (Hadi, 1998: 112). Disini penulis menggunakan responden 150,sesuai dengan jumlah seluruh jama’ah dzikir Al Hikmah di desa Pedut, Wonodoyo,Cepogo, Boyolali. Tahun 2012. Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari masing-masing kelompok diambil dengan perbandingan sesuai jumlah populasi, pengambilan sampel dengan random sampling dimaksudkan agar
setiap
individu
dalam
kelompok mempunyai
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, salah satu cara yang sangat terkenal dalam statistik untuk memperoleh sampel yang representatif adalah rendomsasi (Hadi, 1998: 222).
H. Metodologi Pengumpulan Data Dalam penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa sumber data penelitian ini terfokus pada jama’ah Al Hikmah di desa Pedut. Sehingga sebagai tindak lanjut adalah cara atau metode untuk mengumpulkan data
12
yang dikehendaki adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut.: a.
Metode observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena-fenomena
yang
diselidiki
(Hadi,1990:31).
Metode
ini
digunakan saat pengisian angket. Penulis melakukan pengamatan di lembaga Al Hikmah di desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali. Tahun 2012. b.
Metode interview Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1992: 188). Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang sejarah, struktur organisasi dan juga silsilah dari jama’ah dzikir tersebut dimana penulis bertatap muka langsung dengan Guru atau Pimpinan dan Ketua jama’ah dzikir di desa Pedut, Wonodoyo, Cepodo, Boyolali. Tahun 2012. c.
Metode Dokumentasi Penulis mengambil data-data yang diperlukan melalui dokumen
Seperti data murid dan juga data ustad pimpinan jama’ah dzikir. d.
Angket Angket adalah suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi responden (Arikunto, 1992: 188). Metode angket ini dilakukan untuk mengumpulkan hasil dari jawaban responden dari beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
13
intensitas mengikuti majlis dzikir dan kecerdasan emosional jama’ah dzikir Al Hikmah di desa pedut, Wonodoyo, cepogo, Boyolali. Tahun 2012. Angket mengenai intensitas mengikuti majlis dzikir terdiri dari 15 item dan untuk angket tingkat kecerdasan emosional jama’ah dzikir terdiri dari 15 iterm, yang masing-masing item adalah alternatif jawaban, yaitu a, b, dan c. adapun daftar angket dapat dilihat pada lampiran. e. Analisis data Untuk menganalisis data setelah data terkumpul dan diolah, penulis menggunakan teknik analisa deskriptif untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul dengan teknik prosentase, sedangkan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel penulis menggunakan teknik statistik “product moment” dengan rumus: ( X )( Y ) n rxy 2 2 X Y 2 2 X Y n n XY
Keterangan :
I.
rxy
= Koefisien korelasi antara x dan y
XY
= Perkalian antara x dan y
X
= Variabel pengaruh yaitu intensitas mengikuti majelis dzikir
Y
= Variabel terpengaruh yaitu kecerdasan emosional
N
= Jumlah jama’ah yang menjadi sampel penelitian
Sistematika Penulisan
14
Sistematika penulisan hasil penulisan dibagi dalam lima bab, setiap bab terdiri sub bab yaitu sebagai berikut:
Bab I
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, sistematika penulisan.
Bab II
KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka, kerangka berpikir dan hipotesa, pengertian intensitas, majelis dzikir, karakteristik dalam berdzikir, pengertian, kecerdasan
emosional,
karakteristik
kecerdasan
emosional.
Mencakup juga kerangka berpikir serta penyusunan hipotesa. Bab III
LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum lembaga Al Hikmah yang mencakup sejarah berdirinya, susunan pengurus, struktur organisasi, dan kegiatan lembaga Al Hikmah serta penerapan metode penelitian.
Bab IV
ANALISIS DATA Pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian lapangan, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data serta analisis data.
Bab V
PENUTUP
15
Bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi yang membahas kesimpulan yang dapat ditarik dari bab-bab sebelumnya dan daftar kepustakaan yang penulis gunakan untuk memperkuat penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Intensitas Kegiatan rutin yang dilakukan seseorang dalam berdzikir dapat diketahui dari sikap seseorang dalam menjalankan ataupun saat datang dalam suatu majlis dzikir, akan tetapi jika seseorang itu datang dengan niat ikhlas untuk memdekatkan diri kepada Allah, maka orang itu akan melakukannya dengan khusuk dan penuh keikhlasan. Bahkan seseorang datang karena hanya ingin terlihat bahwa dia termasuk orang alim dalam suatu kumpulan masyarakat atau hanya ada suatu misi tertentu untuk mencapai target, walaupun dalam majlis dzikir orang tersebut menyebut nama Allah,menginggat nama Allah tapi cuma sebatas dibibir saja, maka orang yang seperti disebut sebagai orang yang munafik. Kata intensitas berasal dari kata intens yang berarti kuat, hebat, giat, rutin (Poerwadarminto, 1982: 62) Intensitas juga bisa berarti secara sungguh-sungguh dan kontinu mengerjakan sesuatu sampai optimal ( Fajri : 382 ) Dari berbagai pengertian yang dikemukan diatas terlihat saling melengkapi sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa intensitas adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan sungguh –sungguh dengan rutin dan secara kontinu agar dapat mencapai tujuan dengan optimal dan sempurna. 15
16
B. Dzikir 1. Pengertian Dzikir Dzikir berarti “menyebut” atau “mengingat”, Zikrullah berarti menyebut atau mengingat Allah (Sholikin, 2008: 3) Sedangkan dzikrullah sebagai proses pengingatan akan Allah adalah dengan mengerjakan segala bentuk ketaatan, sehingga hal ini tidak hanya meliputi peribadatan pribadi, namun juga meliputi majlis taklim, majlis dzikir berjama’ah, sidang-sidang atau forum dialog yang membicarakan persoalan umat, semua termasuk dalam kerangka dzikrullah, semua aktivitas yang menghasilkan jalan mengingat Allah, mengenang dan menghampiri Allah itulah Dzikrullah (Sholikin, 2008 : 5) Degan beberapa definisi tersebut. Maka akhirnya dapat ditemukan bahwa dzikir merupakan sarana untuk menempuh perjalanan menuju Allah dan merupakan suatu kerangka keutuhan Iman dan Islam seseorang. Dengan perintah Allah tersebut jelas bahwa dzikir menjadi salah satu tiang keimanan yang hatus selalu ditingkatkan oleh setiap umat muslim seperti firman Allah.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu terhadap Allah dengan sebutan dan ingatan yang banyak, dan sucikanlah olehmu setiap pagi dan petang (QS. Al-Ahzab (30): 41-42 )
2. Karakteristik Berdzikir
17
Dzikir merupakan proses pencerahan ruhani dan pencerdasan spiritual bagi yang beriman. Jadi dzikir tidak hanya di ucapkan dalam lisan tetapi hati juga berdzikir bisa juga disebut dengan dzikir sirri atau dengan nama dzikir lathifah. Manusia memiliki unsur jasmani dan ruhani. Jasmani akan sehat dan kuat dengan makanan yang halal dan bergizi, semantara ruhani akan menjadi sehat dan kuat dengan berdzikir kepada Allah. Dzikir adalah nutrisi terbaik bagi mentalitas manusia. Manusia yang tidak berdzikir akan memiliki mental ruhani yang keropos, dan etos yang lemah. Melalui dzikir Allah akan memasukkan semua sifat dan rahasia nama-Nya kepada manusia (Sholikin. 2008 : 21) Pada hakikatnya dzikir adalah memandang dengan cahaya bashirah (akal). Mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dalam pertemuan dengan Allah yang Maha Tinggi. Jalan yang ditempuh hanya kematian seorang
hamba
dalam
keadaan
mencintai
dan
mengenal Allah.
Sesungguhnya kecintaan dan keakraban tidak tercapai kecuali dengan selalu mengingat Allah (berdzikir) zat yang dicintai (Allah). Barang siapa ingin masuk surga tanpa dihisab, maka hendaklah ia mengoptimalkan waktunya untuk ketaatan kepada Allah. Barang siapa ingin daun timbangan kebajikannya lebih berat, maka hendaklah ia menggunakan sebagian besar waktunya untuk ketaatan. Apabila ia mencampur adukkan amal shaleh dengan amal buruk, maka ia berada
18
dalam bahaya, tetapi harapan tidak boleh putus dan ampunan dari Allah masih bisa dinantikan (Hawwa. 2006 : 110) Allah sungguh telah berfirman kepada hamba-Nya yang paling dekat dan paling tinggi derajatnya.
Artinya: “Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kapada-Nya pada sebagian yang panjang dimalam hari”(QS. Al-Insaan (76) : 25-26)
Artinya: “dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu dimalam hari dan pada waktu-waktu disiang hari, supay kamu merasa senang” (QS. Thaahaa (20) : 130 ) Sebagaimana telah kita ketahui bersama dari berbagai riwayat, Allah adalah Zat mutlak. Dia rindu untuk dikenal. Maka Allah menciptakan mahluk agar mengenal-Nya, mahkluk itu adalah manusia. Manusia adalah mahkluk ciptaan Allah yang paling istimewa, yang telah dibekali dengan berbagai macam kesempurnaa fisik, akal dan hati. Maka hanya manusialah yang mampu mengenal Allah dengan sempurna. Keterkaitan antara dzikir dengan mentalitas manusia dalam menjalani kehidupan di zaman modern seperti sekarang ini, nampak jelas ditinjau dari manfaat dan keutamaan dari berdzikir, akan tetapi perlu
19
ditekankan bahwasannya fadhilah dzikir itu tidak terbatas pada kalimat tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan sebagainya, seperti pendapat yang disampaikan oleh sa’id bin jabir r.a. yaitu setiap orang yang tengah berbuat taat karena Allah SWT, sesungguhnya dia sedang berdzikir kepada-Nya. Al-‘Atha’ r.a. berkata “Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis halal dan haram, bagaimana engkau membeli. Menjual, mendirikan shalat. Shaum, menikah, menthalak atau menunaikan haji dan berbagai ibadah lainnya” ( Nawawi, 2010 : 6 ) Dari beberapa fadhilah dzikir yang tidak terbatas, maka kami akan mencoba untuk menyebutkan sebagian dari beberapa fadhilah dari berdzikir. a. Dzikir akan menghidupkan hati Orang yang selalu ingat dengan Allah (berdzikir) makanya hatinya akan hidup, maka dengan itu dapat membedakan antara yang haq dan yang batil. Orang yang berilmu tinggi atau pandai dalam ilmu agama atau bahkan bertitel belum menjamin hati orang tersebut hidup, atau bisa dikatakan hati orang tersebut mati karena tidak digunakan untuk dzikir kepada Allah. Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
ِﺖﻴﺍﻟﹾﻤ ﻭﻲﺜﹶﻞﹸ ﺍﻟﹾﺤ ﻣﻪﺑ ﺭﺬﹾﻛﹸﺮ ﻻﹶ ﻳﺍﻟﱠﺬِﻱ ﻭﻪﺑ ﺭﺬﹾﻛﹸﺮ ﻳﺜﹶﻞﹸ ﺍﻟﱠﺬِﻱﻣ
20
Artinya: “Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” [HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208. Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut: “Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim 1/539).] Peranan hati yang hidup inilah yang sebenarnya akan membawa menusia kepada derajat yang mulia, dunia sampai akhirat. b. Dzikir akan menentramkan hati Allah SWT berfirman:
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati akan menjadi tenteram“ (QS ar-Ra’du (13) : 28) Sesuai dengan firman Allah tersebut, hati orang beriman dan bertaubat senantiasa diliputi kekuatan, ketenangan, kemenangan, ketentraman serta kegigihan. Oleh karena itu manusia hendaknya banyak berdzikir kapada Allah (Ghozali. 2006 : 27) Al
Quran
menjelaskan
bahwa
penyebab
keselamatan,
kemenangan dan kebahagiaan hanya tiga hal (1) tazkiyah (penyucian); (2) berdzikir kepada Allah; dan (3) mendirikan shalat. Mengingat Allah pada setiap kondisi dan disetiap waktu, baik pagi
maupun
petang,
menjadi
sumber
kehidupan
hati
dan
menyingkirkan awan kelam kelalaian yang menyelimuti hati manusia.
21
Mengingat Allah bagaikan hujan dimusim semi yang menyirami hati sehingga tumbuh bunga kesadaran, perhatian, rasa bertanggung jawab, dan pencerahan pandangan serta menumbuhkan seluruh faktor positif yang menghidupkan hari manusia (Ghozali. 2006 : 28) c. Dzikir akan memdekatkan kepada Allah Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Allah menciptakan manusia adalah ciptaan yang paling sempurna di antara semua mahkluk ciptaan-Nya Karena manusia diberikan akal, yang oleh neurolog VS Ramachandra bersama timnya dari Universitas California (1997) yang membuktikan tentang adanya (God Sport). Titik (Wilayah) ketuhanan sebagai pusat spiritual dalam struktur otak manusia. Dari hasil penelitian tersebut sebagai pusat spritual yang juga disebut sebagai ‘God Modul’ itu akan bereaksi ketika kepada seseorang diberi sentuhan sesuatu yang spritual, sesuatu yang agamis, sesuatu yang eksistensial, dan transendental (Ramadhy. 2011 : 10) sentuhan itu adalah dengan berdzikir. Tetapi kadang akal manusia dipenuhi prasangka yang berlainan dengan hati, maka seseorang yang melakukan dan melaksanakan dzikir harus memiliki keyakinan dan berprasangka baik (husnu dzan) kepada Allah. Maka dari itu berdzikir dapat membawa seseorang untuk lebih dekat kepada sang khaliq. Kedekatan kita kepada Allah tergantung keyakinan dan sikap mental kita kepada Allah, semakin baik mentalitas
22
dan keyakinan akan Allah serta prasangka baik, maka akan semakin dekatlah kita kepada Allah (Sholikin. 2008 : 30). Dan diriwayatkan dalam hadis qudsi;
ﻠﱠﻢﺳﻪِ ﻭﻠﹶﻴﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋﻝﹸ ﺍﷲِ ﺻﻮﺳ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ: ﻗﹶﺎﻝﹶﻪﻨﺿِﻰ ﺍﷲُ ﻋﺓﹶ ﺭﺮﻳﺮﺚﹸ ﺃﹶﺑِﻰ ﻫﺪِﻳﺣ ﻧِﻰﻧِﻰ ﺇِﻥﹾ ﺫﹶﻛﹶﺮﺬﹾﻛﹸﺮ ﻳﻦ ﺣِﻴﻪﻌﺎ ﻣﺃﹶﻧﺪِﻯ ﺑِﻰ ﻭﺒ ﻋ ﻇﹶﻦﺪﺎ ﻋِﻨﻞﱠ ﺃﹶﻧﺟ ﻭﺰﻝﹸ ﺍﷲُ ﻋﻘﹸﻮﻳ ﻢﻬ ﻣِﻨﺮﻴ ﺧﻢﻠﹶﺈٍ ﻫ ﰱِ ﻣﻪﺗﻠﹶﺈٍ ﺫﹶﻛﹶﺮﻧِﻰ ﰱِ ﻣﻛﹶﺮﺇِﻥﹾ ﺩﻔﹾﺴِﻰ ﻭ ﻓِﻰ ﻧﻪﺗﻔﹾﺴِﻪِ ﺫﹶﻛﹶﺮﻓِﻰ ﻧ ﻪ ﻣِﻨﺖﺑﻘﹶﺮﺎ ﺗﺍﻋ ﺫِﺭ ﺇِﻟﹶﻲﺏﻘﹶﺮﺇِﻥﹾ ﺗﺎ ﻭﺍﻋﻪِ ﺫِﺭ ﺇِﻟﹶﻴﺖﺑﻘﹶﺮﺍ ﺗﺮﻰ ﺷِﺒ ﻣِﻨﺏﻘﹶﺮﺇِﻥﹾ ﺗﻭ .ﻟﹶﺔﹰﻭﺮ ﻫﻪﺘﻴﺸِﻰ ﺃﹶﺗﻤﺎﻧِﻰ ﻳﺇِﻥﹾ ﺃﹶﺗﺎ ﻭﺎﻋﺑ Artinya: “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah mengemukakan firman Allah, “Aku adalah sebagaimana persangkaan hamba kepada-ku. Aku selalu bersamanya, jika ia mengingat-ku. Jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka aku akan mengingatnya dalam Zat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam persangkaannya, maka aku akan mengingatnya dalam persangkaan yang lebih baik dari persangkaanpersangkaannya. Jika ia mendekati-Ku satu jengkal, maka aku akan mendekatinya satu hasta. Jika ia mendekati-Ku satu hasta, maka aku akan mendekatinya satu depa. Jika ia mendatangi-Ku sambil berjalan, maka aku akan mendekatinya sambil berlari.” (HR Bukhari; juga dalam Al-Bayan hadist No. 1562) d. Dengan dzikir, sedih dan khawatir tidak akan pernah singgah Seperti yang dijelaskan bahwa dzikir adalah mengingat Allah, maka dalam proses tersebut yaitu proses kesadaran seseorang mengenai asal usul penciptaan manusia didalam al qur’an surat Al-Ahqaf (46): 13 bahwa orang yang menyebut (Allah adalah Tuhan pencipta kami). Maka Allah akan mengaruniakan jiwa yang tenang, jiwa yang tidak pernah disinggahi rasa khawatir dan perasaan sedih hati.
23
Artinya: “Sesungguhnya orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita..(QS Al-Ahqaf (46): 13) Istiqamah adalah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal shaleh, jadi harus sadar bahwa kita adalah milik Allah, berasal dari Allah, dan diciptakan oleh-Nya. Maka dengan beristiqamah ketenangan dan keteguhan akan dimiliki, sehingga terhindar dari rasa khawatir dan rasa sedih ( Sholikhin, 2008 : 31). 3. Metode dalam Dzikir Seperti yang dIjelaskan sebelumnya bahwa manusia mempunyai dua unsur yaitu unsur jasmani dan unsur ruhani. Jasmani akan sehat jika makan makanan yang bergizi dan halal begitu juga dengan ruhani akan sehat jika selalu berdzikir kepada Allah karena pada dasarnya akan selalu mengingat Tuhan yang Maha Esa Tuhan yang telah menciptakan diri mereka. Jika dikaitkan denagan metode dalam berdzikir maka unsur jasmani merupakan kerangka dalam proses penyebutan yang mana unsur ini menyangkut ucapan lisan, ketaatan tubuh dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba dan umat Rasulullah yang bertujuan mendapat rihdo Allah.sementara unsur ruhani bergerak melalui hati dan
akal, maka
keduan-duanya saling mendukung dalam proses perjalanan menuju Allah walaupun unsur itu berbeda dalam hal fungsi. Sehingga dapat disimpulkan bahawa metode dalam berdzikir meliputi dzikir lisan, dzikir hati, dan dzikir akal, ketiga metode ini akan
24
menjadi satu kekuatan untuk bisa menjalankan ketaatan tersebut ketaatan untuk bertemu dengan Allah serta untuk mendapatkan ridho-Nya. a.
Dzikir Lisan Dzikir lisan merupakan tindak dan perilaku jasmani, sehingga hal-hal yang berhubungan harus berada dalam rangka kesucian dzikir, baik kesucian tempat saat berdzikir atupun badan yang sebagai pelantara sampainya dzikir kepada Allah. Dzikir lisan bisa dilaksanakan sendiri (munfarid) atau secara berjamaah dalam suatu majelis dzikir, dzikir yang berasal dari Al Quran dan hadish. Maka disetiap kalimat dzikir mempunyai hikmah dan rahasia dalam kehidupan yang selalu menjadi misteri pada setiap manusia karena tidak pernah tau apa yang akan terjadi besuk, lusa atau bahkan hari ini. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Imran(3): 190-191.
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu oarang-orang yang menyebut dan mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi” (QS. Al-Imran(3): 190-191)
25
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa dzikir dilaksanakan dalam segala kondisi, tempat dan perbuatan yang dilakukan,segala bentuk ingatan kepada Allah adalah proses dzikir. b.
Dzikir Hati “Aku akan selalu menyertai hamba-ku selama ia ingat kepada-Ku dan aku jugalah yang telah menggerakkan kedua bibirnya” (HR Ahmad) Dalam hadis qudsi tersebut mengandung makna bahwa Allah SWT akan selalu bersama orang-orang mukmin yang selalu ingat dan selalu menggerakkan bibirnya untuk senantiasa berdzikir kepada Allah dengan ucapan tasbih,tahmid, takbir, dan tahlil dengan lisan, akan tetapi Allah lebih menekankan pengingatan dan kehadiran Allah dalam hatinya,dengan lisan berucap dzikir. Penyebutan allah dengan lisan merupakan sarana dan perantara dalam mengingat Allah sedangkan menghadirkan Allah dalam hati adalah kunci pokok bagi seorang dalam berdzikir.
c.
Dzikir akal Dalam QS Al-Imran (3) : 190-191 dijelaskan bahwa orang yang berakal adalah ahli dzikir, yang dimaksud dengan orang yang berakal adalah seseorang yang sudah bersatu dengan Allah atau dengan kata lain sudah berdzikir dengan hati, maka akal seseorang itu sudah dikendalikan oleh hati. Kita sering kali tertutup dengan kenikmatan duniawi,tertutup untuk mengingat
Allah, cara yang gampang dilaksanakan dalam
mengingat Allah pun seakan hanya sebagai sesuatu hal yang dilakukan
26
hanya untuk terlepas dari kewajiban semata, tanpa adanya kegiatan mengingat kebesaran Allah yaitu berdzikir. Disaat melaksanakan shalat pikiran pun tidak terlepas dari duniawi. Sedangkan seseorang yang sudah berdzikir dengan hati dan akalnya dengan kata lain gabungan antara hati, akal dan pikiran bebarbenar bersatu dengan Allah maka itulah tingkatan tertinggi dari dzikir dan hanya orang-orang terpilih yang mampu mencapai tahap ini seperti nabi, Rasul dan para kekasih Allah C. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Sejak dahulu banyak orang percaya bahwa ‘Kesuksesan Hidup’ seseorang banyak ditentukan oleh kecerdasannya. Tetapi banyak contoh disekitar kita telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja, atau orang yang memiliki gelar yang tinggi belum tentu sukses berkiprah diberbagai bidang pekerjaan. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ), padahal untuk zaman semakin modern yang dibutuhkan sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti dalam hal ketangguhan, inisiatuf, optimisme, kemampuan beradaptasi. Jadi yang dimaksud dengan kecerdasan adalah suatu domain kemampuan intelektual (intelektual abilities) manusia yang berkenaan dengan kemampuannya untuk melakukan secara tepat, cepat, dan cermat. Menurut teori Thomas Amstrong dalam bukunya ‘Multiple Intelligences in
27
the Classroom’ mengidentifikasi adanya 8 aspek atau tipe kecerdasan, maka
kecerdasan
seseorang
makin
berkembang
sehingga
dapat
mematahkan mitos bahwa kecerdasan itu adalah sesuatu yang sudah builtin dari sang Maha Pencipta, namun justru dengan berkembangnya teori ini maka kecerdasan itu adalah suatu hal yang dapat dipelajari (Ramady, 2011 : 119) Dilihat dari tiga ranah dalam dunia pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka emosi termasuk dalam ranah afektif. Emosi banyak berpengaruh dalam psikis seperti : pengamatan, tanggapan, pemikiran, dan kehendak. Beberapa pendapat tentang pengertian Emosi yaitu, Daniel Goleman dalam mendefinisikan Emosi adalah setiap kegiatan atau pegolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluapluap (Goleman , 2002 : 411) Sedangkan Chaplin (1989) dalam ‘Dictionary of Psiychology’ mendefinisikan Emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme
mencangkup
perubahan-perubahan
yang
disadari,
yang
mendalam sifatnya dari perubahan perilaku (Asrori, 2011 : 82 ) Emosi adalah salah satu kekuatan hati yang memiliki pengaruh yang ajaib terhadap sikap dan kondisi fisik seseorang (Ismail, 2006 : 138 ) Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, Emosi adalah sesuatu respon terhadap suatu perangsang yang menyebabkan
28
perubahan psikologis disertai perasaan
yang kuat dan biasanya
mengandung kemungkinan untuk meletus. Jadi dalam hal ini usaha dalam mendefinisikan tentang Kecerdasan Emosional yang dianggap oleh sebagian orang sebagai penentu keberhasilan. Dan hal itu juga sudah dibuktikan secara ilmiah bahwa Kecerdasan Emosional memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan tersebut, menurut Robert K. Kooper, Ph.D. : Kecerdasan Emosional adalah Hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani (Ginanjar, 2001 : 56 ). Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani. Definisi lain tentang kecerdasan Emosional sangat beragam, menurut daniel Goleman merupakan seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh manusia seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa (Goleman, 2002 : 413 ) 2. Karakteristik Kecerdasan Emosional Seseorang yang memiliki kecerdasan Emosional mampu untuk mengelola emosi yang dimiliki dengan baik, karena mereka mampu memotivasi diri merea sendiri, mengendalikan nafsu, tidak melebih-
29
lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati agar tidak menganggu pikiran, berempati, dan berdo’a. Rasulullah SWT bersabda : “Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan diri dan berbuat untuk hari esok “ (HR. Muslim ) Ciri utama pikiran emosional adalah respons yang cepat, tetapi ceroboh, mendahulukan perasaan daripada pemikiran, maka kecerdasan Emosional
sangatlah
berpengaruh
terhadap
pekerjaan
seseorang,
selanjutnya mampu menggunakan daya dan kepekaan emosinya sebagai energi informasi dan pengaruh yang manusiawi, sebaliknya bila seseorang tersebut tidak memiliki kematangan emosi maka akan sulit mengelola emosinya secara baik dalam bekerja, disamping itu orang akan menjadi pekerja yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan, tidak mampu bersikap terbuka dalam menerima perbedaan pendapat, kurang gigih dan sulit berkembang. Kecerdasan emosional (EQ)
berfungsi sebagai tali kendali atau
pendorong pikiran untuk menjadi suci dan bersih, sehingga membekas dihati. Menyebut secara berulang-ulang, melalui ucapan, pikiran dan hati yaitu ucapan dzikir dan tasbih, harus diterapkan untuk membangun kekuatan pikiran bawah sadar , sehingga akan mendarah daging di dalam diri kita menjadi suatu kekuatan yang akan menghilangkan pengaruh pikiran buruk, paradigma dan berbagai macam belenggu. Setelah mendapatkan kekuatan untuk menghilangkan pikiranpikiran buruk dan berbagai macam paradigma dan belenggu maka
30
seseorang harus mampu mengendalikan emosi karena kecerdasan spiritual tidak akan dapat bekerja jika emosi tidak stabil. Cara pengendalian emosi manusia agar selalu dalam posisi stabil harus mempunyai prinsip yang berdasarkan suara hati karena pada dasarnya suara hati bersifat universal tetapi untuk mencapai pada kata universal seseorang harus mampu mencapai titik Tuhan (God-Spot) dan terbebas dari segala paradigma dan belenggu (Agustian, 2001: 68 ) Untuk mencapai pada kata universal maka langkah yang diambil adalah harus mempunyai prinsip untuk dapat mengendalikan emosi agar stabil, prinsip-prinsip tersebut adalah : a. Prinsip Bintang adalah kepemilikan rasa aman intrinsik, kepercayaan diri yang tinggi, integritas yang kuat, bersikap bijaksana, dan memiliki tingkat motivasi yang tinggi, semua dilandasi dan dibangun karena iman kepada Allah SWT sebagai pegangan hidup (Ginanjar, 2001: 83) b. Prinsip Malaikat adalah seseorang yang memiliki loyalitas tinggi, komitmen yang kuat, memiliki kebiasaan untuk mengawali dan memberi, suka menolong dan memiliki sikap saling percaya. c. Prinsip Kepemimpinan adalah seseorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang kuat, sehingga ia dipercaya pengikutnya, selalu membimbing dan mengajari pengikutnya, memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan yang terpenting adalah memimpi berlandaskan
31
suara hati yang fitrah yang menjadikan pemimpin yang berpebgaruh (Ginanjar, 2001 : 114) d. Prinsip Pembelajaran adalah memiliki kebiasaan membaca buku dan membaca situasi secara cermat. Selalu berpikir kritis dan mendalam. Selalu mengevaluasi pemikiranya kembali. Bersikap terbuka untuk mengadakan penyempurnaan. Memiliki pedoman yang kuat dalam belajar, yaitu berpegang hanya kepada Allah SWT yang mendorong pada arah kemajuan (Ginanjar, 2001 : 136) e. Prinsip Masa Depan adalah selalu berorientasi pada tujuan akhirdalam setiap langkah yang dibuat. Melakukan secara optimal dan sungguhsungguh. Mmemiliki kendali diri dan sosial, karena memiliki kesadaran akan adanya “hari kemudian” memiliki kepastian akan masa depandan memiliki ketenangan batiniah yang tinggi, yang tercipta oleh keyakinannya akan adanya “hari pembelasan” (Ginanjar, 2001 : 156) f. Prinsip Keteraturan adalah seseorang memiliki kesadaran dan keyakinan dalam berusaha, karena pengetahuan akan kepastian hukum alam dan hukum sosial. Sangat memahami akan arti penting sebuah proses yang harus dilalui. Selalu berorientasi pada pembentukan sistem (sinergi), dan selalu berupaya menjaga sistem yang telah dibentuk (Ginanjar, 2001 : 169 ) D. Kerangka Berpikir Rutin dalam
mengikuti majlis dzikir adalah satu cara untuk
meningkatkan kecerdasan emosional seseorang karena dalam kegiatan
32
berdzikir seseorang akan lebih dekat dengan Sang Maha Kuasa.tidak hanya kecerdasan
emosional
saja
bahkan
kecerdasan
intelektual
dapat
ditingkatkan dengan senantiasa berdzikir kepada Allah. Dengan cara dzikir (mengingat) maka kekuatan memori dalam otak akan terus diasah sehingga akan lebih mudah dalam mengingat. Karena pada dasarnya pusat keseluruhan gerak manusia menuju Allah terletak pada hati, dengan sumber motorik akal, dan diwujudkan oleh seluruh tubuh. Berdzikir merupakan sarana yang dilakukan oleh hamba yang merupakan proses dari kebutuhan manusia untuk mencapai tujuan yang mulia yaitu mendapatkan rihdo Allah dan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka salah satu cara yang digunakan adalah berdzikir dengan berdzikir kecerdasan yang secara fitrah dimiliki semua umat manusia yang merupakan nikmat yang Allah berikan kepada umatnya tanpa memandang orang itu Islam, Kristen, Budha atau Hindu karena merupakan wujud dari sifat Allah yang maha rahman dan Maha Rohim. Seperti yang penulis kemukakan bahwa kecerdasan emosional dapat diketahui dengan tingkatan seseorang dalam mengelola emosi seperti halnya memiliki rasa empati, cinta, motivasi dan mampu menanggapi persoalan persoalan yang terjadi dalam proses bermasyarakat karena kecerdasan itu manfaat yang dirasakan tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri akan tetapi oleh orang lain. Serta keikhlasan seseorang dalam
33
menerima taqdir Allah merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan seseorang dalam mengelola kecerdasan emosi. Jika kecerdasan emosional mampu memberikan dampak yang positif terhadap orang lain disertai dengan selalu mengingat Allah (berdzikir) maka ketiga kecerdasan yang pada dasarnya dimiliki oleh manusia akan semakin ditingkatkan yang mampu membawa perubahab pada seseorang, keluarga , bahkan Negara. Karena keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual saja akan tetapi saling berkaitan antara ketiga kecerdasan tersebut. Seseorang yang secara rutin melakukan dzikrullah (mengingat Allah) secara garis besar adalah orang yang cerdas karena kecerdasan itu sama-sama digunakan maka semakin berkembang pula kecerdasan tersebut, dan bukan berarti orang yang tidak melakukan dzikruallah adalah orang yang bodoh. Karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan serta mampu meningkatkan kecerdasan kecerdasan manusia Kegiatan majlis dzikir ini tidak hanya diikuti oleh para orang tua akan tetapi juga diikuti oleh anak-anak muda dan juga anak kecil. Sehingga dalam proses pendekatan kepada Allah dapat dilakukan sejak dini, sehingga akan mencetak generasi yang cerdas dan juga berakhlak mulia. Selain acara berdzikir dalam majlis dzikir juga adanya nasihat yaitu ceramah dari pemimpin dzikir maka akan semakin memperkuat iman seseorang sehingga manfaat dan tujuan dari majlis dzikir akan tercapai tanpa adanya unsur paksaan. Majlis dzikir ini dilakukan satu bulan sekali
34
maka hal ini juga dimanfaatkan untuk sarana introspeksi diri selama sebulan melakukan beberapa aktifitas maka saat mengikuti majlis dzikir seseorang akan merasakan ketenangannya kembali.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Profil Lembaga Al Hikmah dan Majlis Dzikir di Desa Pedut, Kelurahan Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2012. 1. Sejarah Singkat Lembaga Al Hikmah Sebuah lembaga yang berdiri pada tahun 196oan dan penggagas serta pendiri lembaga pendidikan diniyah yaitu bapak Mulyadi (Alm ) yang sebelumnya beliau mengajar di sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Karang Anyar, Sukoharjo dan dibantu oleh teman–teman seperjuangan untuk bisa mendirikan sebuah lembaga pendidikan didesa pedut, teman seperjuangan beliau adalah bapak Ahmad Rofi’I ( Alm ), bapak Syafi’i. bapak Ngumar serta bapak Mulyadi sendiri yang bertugas mengajar di lembaga pendidikan Diniyah tersebut selama kurang lebih 7 tahun.. Setelah melalui proses yang begitu panjang maka pada tahun 1965 maka berdirilah sebuah lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang diberi nama Al Hikmah. Maka Bapak Mulyadi diangkat sebagai kepala sekolah yang pertama dengan anggota yaitu Bapak Mulyadi, Bapak Santoso, Bapak Syamsuri, Bapak Syam, Bapak Rofi’I, Bpak Syafi’i. Setelah perjalanan yang cukup panjang maka lembaga pendidikan itu mulai berkembang dengan diangkatnya beberapa guru menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan lembaga itu pun semakin maju walaupun tidak sepesat sekolah dasar. Karena pada dasarnya lembaga ini berawal dari
35
36
gagasan untuk mendirikan lembaga pendidikan anak yang lebih fokus kepada pengajaran agama Islam yang masih sangat jauh dari ajaran agama Islam pada hakikatnya. Dengan kemajuan itu pun kepala sekolah yang dijabat oleh Bapak Mulyadi mulai digantikan oleh bawahannya yaitu Bapak santoso, dan selalu berganti kepala sekolah untuk bias menjadikan lembaga pendidikan itu maju sampai sekarang lembaga pendidikan itu di pimpin oleh anak beliau dari Bapak Mulyadi (Alm) yaitu KH Muhammad Sholikhin sekaligus menggunakan lembaga pendidikan Al Hikmah itu sebagai tempat dakwah yang dilaksanakan setiap ba’da Jum’at dan diadakanya mujahadah asmaul khusna yang merupakan embrio dari majlis dzikir sekarang terus berkembang untuk menjadi sebuah lembaga yang bias mencerdaskan anak didik tidak hanya pintar dan cerdas dalam pendidikan umum kepada anakanak. akan tetapi kepada seluruh warga pedut dan sekitar pedut. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pendidikan maka lembaga ini juga mendirikan sekolah yang dikhususkan oleh anak–anak usia dini yang bias dikatakan Rhodhotul Anfal (RA) yang akan memberikan pendidikan anak tentang pendidikan umum dan agama sejak dini. 2. Sejarah Singkat Majlis Dzikir Dikisahkan, suatu saat beberapa orang murid dari KH Muhammad Sholikin pimpinan Lembaga pendidikan Al Hikmah sekaligus pemimpin Majlis Ta’lim Al Qur’an (MTA) yang sudah berdiri di lembaga pendidikan Al Hikmah selama kurang lebih 3 tahun yang ketika itu sedang melakukan
37
pekerjaan mencangkul di ladang milik KH Muhammad Sholikin. Berawal dari situlah gagasan itu muncul dari salah satu murid bersama temantemannya berdiskusi bagaimana supaya kita semua semakin meningkatkan iman dan kedekatan kepada Allah, serta bisa dijadikan sebagai sarana introspeksi diri dan menjadi tolak ukur kepribadian seseorang. Sebelumnya di lembaga pendidikan tersebut sudah diadakannya majlis dzikir yaitu majlis dzikir “Asmaul Khusna” tetapi tidak mendapat tanggapan dan tidak cocok bagi masyarakat, maka para murid-murid tersebut mempunyai gagasan bagaimana mendekatkan diri kepada Allah dengan cara bermujahadah atau berdzikir bersama-sama dengan diadakanya sebuah majlis dzikir. Dan diadakanya rapat serta adanya tawar menawar untuk nama majlis dzikir agar majlis yang akan dirintis mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesepakatan murid-murid itupun diutarakan kepada pimpinan lembaga pendidikan yaitu KH Muhammad Sholikin tentang maksud untuk diadakannya majlis dzikir, setelah mendapat masukan dari murid-muridnya KH M Sholikin melakukan istikhoroh untuk jawaban dari majlis tersebut, singkat cerita hasil istikhoroh itu disampaikan kepada murid-murid dan selanjutnya dilakukan musyawarah untuk penentuan hari dan waktu pelaksanaan majlis dzikir tersebut. Waktu yang ditentukan adalah hari Sabtu Kliwon tgl 7 mei 2011/ 3 Jumadhil Akhir 1432 H. Anggota pertama majlis dzikir berjumlah 35 orang, sebelum pelaksanaan ke-35 orang
38
tersebut diberikan ijazah oleh KH Muhammad Sholikin, ijazah yang diberikan kepada murid beliau adalah ijazah yang diberikan oleh KH Rohmad Zubair pada tahun 1982 untuk berpuasa selama 3 hari terhitung mulai hari Rabu, Kamis dan Jum’at. Hari sabtu Kliwon adalah pelaksanaan majlis dzikir yang pertama di desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali dan berjalan sampai sekarang dengan lokasi dan tempat yang berganti-ganti dengan bergiliran. Diriwayatkan bahwasannya KH Rahmad Zubair adalah kyai yang bertinggal di kota Boyolali tepatnya di desa Karang Kepoh, beliau adalah tokoh agama yang menyebarkan dan memperkenalkan Agama Islam kepada warga Pedut dan sekitarnya pada tahun 1970- an. Kemudian beliau berhenti pada tahun 1990- an yang kemudian dilanjutkan oleh santri beliau termasuk Bapak Mulyadi yang merupakan penggagas lembaga pendidikan tersebut. Dan sekarang dilanjutkan oleh KH Muhammad Sholikhin yang merupakan anak ke 2 dari Bapak Mulyadi dan Ibu Marwiyah. Dari situlah majlis dzikir di desa Pedut, Wonodoyo, Cepogo, Boyolali ada dan berkembang sampai saat ini yang mempunyai jama’ah kurang lebih 150an. 3. Silsilah Majlis Dzikir di Lembaga Al Hikmah Disini penulis akan menyampaikan silsilah majlis dzikir yang berkembang di desa Pedut :
39
Berikut silsilahnya : KH Muhammad Sholikin – Kyai Mulyadi KH Rahmad Zubair – KH Hamim Jazuli (Gus Mik) – KH Hamid pasuruan (Alm ) – KH Achmad Siddiq. 4. Susunan Pengurus Majlis Dzikir di Lembaga Al Hikmah Pedut Wonodoyo Cepogo Boyolali Tahun 2012
TABLE 3.1 Susunan Pengurus Majlis Dzikir di Lembaga Al Hikmah Pedut Wonodoyo Cepogo Boyolali Tahun 2012 No
Nama
Jabatan
Alamat
1
KH. M Sholikin
Pemimpin
Pedut
2
Jimmin
Ketua
Pedut
3
Widodo
Sekretaris
Pedut
5
Nur Cholis
Bendahara
Pedut
6
Parno Sijam
Koord. Pedut Kulon
Pedut
7
Juwari
Koord. Pedut Tengah
Pedut
8
Turyanto
Koord, pedut Wetan
Pedut
9
Sutris
Koord. Sidopekso
Sidopekso
10
Sholeh
Koord. Sidosari
Sidosari
5. Data Ustahz Majlis Dzikir di Lembaga Al Hikmah Pedut Wonodoyo Cepogo Boyolali tahun 2012 TABLE 3.2 Data Ustahz Majlis Dzikir di Lembaga Al Hikmah Pedut Wonodoyo Cepogo Boyolali Tahun 2012
40
No 1
Nama
Pekerjaan
KH. M Sholikin
Alamat
Kyai
Pedut
6. Penyajian data 1) Data hasil angket tentang intensitas majlis dzikir pada Ja,ma’ah majlis dzikir dilembaga Al Hikmah pedut kelurahan wonodoyo kecamatan cepogo kabupaten boyolali 2) Untuk mengetahui korelasi antara intensitas majlis dzikir terhadap tingkat kecerdasan emosional Jama’ah majlis dzikir, secara kuantatif akan penulis paparkan berdasarkan angket yang telah penulis berikan kepada responden Adapun hasil angket tersebut yaitu sebagai berikut: Tabel 3.3 Hasil Angket Tentang Intensitas Mengikuti Majlis Dzikir Jama’ah Majlis Dzikir di Pedut Tahun 2012 No
Nama Responden
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
1
J
B
B
B
B
B
A B B A A B B A
B
A
2
K
B
B
B A
B
A A B B A C B A
B
B
3
D
B
B A
B A
A A B B A B A A
B
A
4
H
B
B
B
B
A A B A A C A A
B
A
5
V
A A
C A A
A A B B A B B C
C
B
6
S
B A
C A
A B A B B
B B A
B
A
7
W
A A
B A A
A B B B B A A A
A
B
B
B
41
8
W
B
9
H
10
B
B A
A B B B B A A A
A
B
B A
B A A
A B B B A C A A
A
A
A
B
B
B
B
B
A B B A A B B A
B
A
11
N
B
B
B
B
B
A B B A A B B A
B
A
12
W
B A
B
B
B
B A B B B
B A B
B
B
13
M
C
C
C
B
B B C B C
C A A
A
A
14
D
A A
B A A
A A B B B A A A
A
A
15
A
B A
B
A B B B B
B A B
B
B
16
M
A A A A A
A A B A A A A A
A
A
17
S
A
B
B
B
B
A B A B A A B A
B
B
18
D
A
B
B A
B
B A B A B
C A A
B
A
19
R
B
B
B
B
B
B B B B B A B B
A
B
20
H
B
B
B
C
B
B B B B B
B A B
B
B
21
D
A A A
B
B
B B B B B
B A B
C
B
22
M
B
B
B
B
B
B C B A B
B B B
B
B
23
M
B
B
B
B
B
B B C B B
B B B
B
B
24
M
B A
B
B
B
B B B B B
B C B
B
A
25
T
A A
B
B
B
B B B B B A A A
A
A
26
P
B
B
B
B
B B B B B A A A
A
A
27
P
A A
B A A
A A A A B A C A
A
A
28
R
A A
B A A
A A B C A C B A
B
A
29
W
B
B
B A A
A A B B A A A A
B
A
30
Y
B
B
B
B
B
A A B B A B A A
B
A
31
S
A
B
B A
B
A A B A A A A A
A
B
32
K
A A A
B A
A A B B B
B B B
B
A
33
S
B A A
B
B
A A B B B
B A B
B
A
34
A
A
B
B
B
B
B C C B B
B B B
B
B
35
S
B
B
B A
B
A A B B A B A A
B
B
36
S
B
B
B A
B
A A B B B
C A A
B
B
37
S
A A
A A A A B A C A
A
A
C
B
B
B
B
B
B A
42
38
A
B
B
B
B A
B B B C B A B B
A
B
39
Y
A A
B
B A
B B B B A B A B
B
A
40
N
A
B A A A
B A A A B A A B
B
A
41
H
A
B A
B
B
B B B A B
C B A
B
B
42
J
A
B
B
B A
B B A B B
B A B
B
A
43
M
A
B
B
B
B
A C B A B
B B B
A
B
44
M
B
B
B
C
B
C B B B B
B C B
B
B
45
J
B A
B
B
B
B A B C B A B B
B
A
46
R
A
B
B
B
B
A B C B B
B A B
B
B
47
W
A
B
B
B
C
B B B A B
B A B
B
B
48
W
A A
B
B
B
B A B B B
B C B
B
A
49
W
A
B
B
B A
B B A B B A B B
B
A
50
S
A
B
B
B
B
A B B B A B B B
C
A
51
M
A A A
B A
A A B A B A A A
A
A
52
T
A
B
B
B A
A B B B A B B B
A
B
53
R
A A
B
B
B
A A A B A B A A
A
A
54
N
A
B A
B
B
B B A A B
B B B
B
A
55
D
A
B
B
B
B
A B B B A B A B
B
A
56
T
B
B
B A A
A A B B A A A A
B
A
57
K
A
B A
B C A A A B A A
A
A
58
R
A
B
B A
B
B A A B A A B B
B
A
59
G
A
B
B
B
B
B B B B A A B A
B
A
60
K
B A
B
B A
B B B B A B B B
A
B
61
P
A
B A
C
B
A B B B C
B B B
B
B
62
K
B
B
B
B
B
B B A B A B B B
B
B
63
Y
B
B A
B
B
B A A B B
B B C
B
A
64
A
A
B
B
C
B
A B A B B
B B B
B
B
65
S
A
B
B A
C
A A A B B
B B A
B
A
66
S
B
B A
B
B
A B B C B
B A B
B
A
67
S
A A
B A
B
B B A B B A B B
A
A
C A
43
68
T
B
B A
B
B
A B B B C
B B A
B
B
69
S
B
B
B
C
B
A B A B B
B B A
B
B
70
T
B
B
B
B
B
B A B B B
B A B
B
B
71
B
A
B
B
C
B
B A B B C
B B B
A
B
72
M
B
B
B
B
B
B B B C B A B B
B
B
73
S
B
B
B
C
B
B A B A B
B B B
C
B
74
M
A
B
B
B
C
B B B B A B B B
B
A
75
M
B
B A
B
B
C B B B B
B C B
B
A
76
P
A
B A A A
B A C A B
B A B
B
A
77
P
A
B
C
A B A A A A B A
B
B
78
S
A
B A
B A
B A C B A B A B
B
A
79
S
A A A A A
B A B B C A B B
B
B
80
T
B A A A
B
B B B A A B A A
A
A
81
B
A
B
B A
B
A B B B B
B A B
A
A
82
G
B
B
B
B A
B B A B C
B C B
A
B
83
S
A A A
B
B
A A A B B
C A A
B
A
84
S
A
B
B
B
B
A A B B A B A A
A
B
85
S
B
B
B
B
C
A A A A B A B A
A
A
86
S
A A
B
B A
B B B A A A A B
B
B
87
M
A A
B
B
B
A A B B A B A A
B
A
88
W
B
B
B
B
C B B A B
B C B
B
A
89
T
A A A A
B
A A B C B
C B A
B
B
90
A
A
B
B
B A
B B A B B A B B
A
B
91
J
A
B
B
B
C
B A B B B
B A B
B
A
92
S
A
B
B A
B
C B B A B
B A B
A
B
93
K
A
B
B A A
A A A B B
B A B
A
B
94
S
A
B
B
B
A B B B B A B B
B
A
95
W
A
B
B A A
A B B B B A A B
B
A
96
P
B
B
B A A
A A B C B
C A A
B
A
97
J
A
B
C
A A B B B
B A A
B
A
B
B
B
B
B
C
44
98
S
A
B
B
B
B
B A B B B A B B
B
A
99
R
B
B
B
B A
A A B B B A A A
A
A
100
M
B
B
B
B
B
B B B B C
B B B
A
B
101
B
B
B
B
B
B
A B B B B A B B
B
B
102
B
B
B
B A
B
B B A B B
B A B
B
A
103
M
A
B
B
B
B
C B B B C
B B B
B
A
104
F
B
B
B
C
B
A B A B A A A A
C
B
105
M
A
B
B
B
B
B B B C A B B A
B
B
106
K
B
B
B
B
B
A A B B B
C A A
B
A
107
S
B
B A
B A
B B B C B
B B B
B
B
108
S
A
B
B
C
B B A B B
B B A
B
A
109
K
A A
B
B A
B B B B A B B A
B
B
110
A
A A
B
B A
B A B B B
B A B
B
B
111
M
A
B
B
B
B
B B B B B
C B B
A
B
112
P
B
B
B
B
B
C B B B B A B B
A
B
113
M
A
B A
B
B
B A B B B
B A B
C
B
114
K
B
B
B
B A
B B B B B
C B B
B
B
115
A
A
B A
B A
A A A A B
B A B
B
B
116
M
B
B
B
B
B
B B C B B A B B
A
A
117
H
B
B
B
B
B
A B B A B
C B B
B
B
118
K
A
B
B A A
A A B B A B A A
B
B
119
S
A
B
B
B B C B C
B B A
A
B
120
M
A A
A A A A B A A A
A
A
121
M
B
B A A A
B B B A B
B A B
B
B
122
I
A
B
B A A
A B A B B
B B C
B
B
123
M
A A A A A
B B B A C
B B A
A
B
124
S
A A A
B
B
A B B B A A A B
B
B
125
R
A
B
B
B
B
A A A B B A A A
A
B
126
A
B
B
B A A
A B B A A A A A
B
B
127
S
B
B
B
B C B B A B B B
B
B
B
B
B
B A A
B
B
45
128
M
A
B A
B
B
A A A B B
B B A
A
B
129
Y
B
B A
B
B
B A A A A B A B
A
B
130
N
A A A A
B
B B A A B
B A A
B
B
131
A
A
B
B
B
B B A B B A A B
B
B
132
A
A
B
B A A
B B B A C
B B B
A
B
133
J
B
B
B
B
B
C B B C B
B A B
B
B
134
K
A
B
B A
B
B B A B B
B A B
B
A
135
M
A
B
B A
B
B B B A B A A A
B
B
136
S
B
B
B
C A B A B
B A B
B
B
137
J
A
B
B A A
A A B B B A B A
A
A
138
S
B
B
B A A
B B B A A A A B
A
B
139
M
B
B
B
B A
B B A B A B B B
A
A
140
R
A
B
B
B A
B B A B B A B B
B
B
141
K
A A A
B
B
A B A B A A A B
B
B
142
S
A
B A
B A
B B B B A A A B
B
A
143
S
A
B
B A A
A A B B B
B B A
A
A
144
R
A
B
B A
B
B B A A A A B B
B
B
145
K
B
B
B
B A
C C B B A A B B
B
A
146
S
B
B
B
B A
A A B B A B A B
B
B
147
H
B A A A A
A B B C B
B B A
B
B
148
S
B
B A A B B
B A B
B
B
149
H
B A A A A
A B B A B A B A
A
A
150
N
A
B A B B A B B A
B
A
B A
B
B
B
B A
B
B
B
B
Tabel 3.4 Hasil Angket Tentang tingkat Kecerdasan Emosional Jama’ah Majlis Dzikir di Pedut Tahun 2012
46
No
No Item
Nama Responden 1 2
3
4
5
6
7
8
9 10
11 12 13 14 15
A
B
B A A
B
C
C
B
B
B
B
C
B
A
C
1
J
B B
C
B
B
2
K
A A
B
B
B C
C
A A
3
D
B B
B
A
B
C
A
B
B A
B
C A
B
B
4
H
A A A
B
B
B
C
B
C A
B
C
C
A
C
5
V
B B
B
C
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
6
S
B B
C
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
C
7
W
A B A
B
B
B
C
A A
B
A
C
C
A
C
8
W
B B
B
B
A
C
C
B
B
B
C
B
B
B
9
H
A B A
B
B
B
C A
A A
B
C
C
A
C
10
A
A A A
A
B
B
B
B A A B
C A
A
B
11
N
A A A
A
B
B
B
B A A
B
C A
A
B
12
W
B A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
13
M
A A A
B
B
A
A
A C
B
A
A
B
A
B
14
D
A A A
A
A
A
B
A B A
A
A A
A
B
15
A
B A B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
16
M
A A A
A
A
A
B
B A A
A
A A
A
B
17
S
B B
B
B
B
A
B
A B A
B
C
B
B
18
D
A A A
C
B
C
A
A A
B
A
C B
B
B
19
R
A A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
C
20
H
B B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
C
21
D
A A A
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
C
C
22
M
A B B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
C
23
M
A A
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
24
M
B B
B
A
B
A
B
B
B
B
B
C
B
B
C
25
T
A A A
A
A
B
B
A A A
C
C
B
A
B
26
P
A A
B
A
A
C
B
B
B A
B
C
B
A
B
27
P
B A A
A
C
C
A
A A A
A
B
B
A
C
28
R
B B
B
C
B
C
B
B
C
C
A
B
B
B
B
B
B
B
47
29
W
A B A
A
B
B
A
A C A
B
C A
A
C
30
Y
A A
B
B
A
C
C
A B
B
B
A
B
C
B
31
S
A A A
A
B
B
A
A A A
C
A
C
A
B
32
K
A A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
C
33
S
A B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
C
34
A
A B A
B
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
35
S
A A
B
A
B
B
C
A B
B
A
A C
A
B
36
S
A A
B
B
A
B
C
B
B A
C
C
B
B
B
37
S
A A A
A
C
C
A
A A A
A
B
B
A
C
38
A
B B
B
B
C
B
B
B
C
B
B
B
B
A
B
39
Y
A A
B
B
B
B
B
B
B A
B
A
B
B
C
40
N
A B A
B
A
B
B
A A
B
C
C
B
B
C
41
H
A B A
B
A
B
A
B A
B
C
B A
B
B
42
J
A B A
B
A
B
A
A B
B
B
A
B
B
B
43
M
A B
B
A
B
A
B
B
C
B
B
B
B
B
C
44
M
A B
B
B
B
C
B
B
C
B
B
B
B
B
C
45
J
B A
B
A
B
C
A
B
C
C
B
B
B
B
A
46
R
A B
B
B
B
A
B
C
B
B
B
A
B
B
B
47
W
A B
B
B
C
B
B
B A
B
B
A
B
B
B
48
W
A A
B
B
B B
A
B
B
B
B
C
B
B
A
49
W
A B
B
B
A
B
B
A B
B
A
B
B
B
A
50
S
A B
B
B
B
A
B
B
B A
B
B
B
C
A
51
M
A A A
A
B
B
A
B A A
A
A
B
B
B
52
T
A B
B
B
A
B
B
B
B A
B
B
B
A
B
53
R
A A A
A
B
B
A
A A A
A
C
B
A
B
54
N
A B A
B
B
B
B
A A
B
B
B
B
B
A
55
D
A B
B
B
B
A
B
B
B A
B
A
B
B
A
56
T
A B A
A
B
B
A
A C A
B
C A
A
C
57
K
A B
B
B
B
A
C
B A
B
B
A A
A
C
58
R
A A
B
B
B
B
A
B
B A
B
B
A
C
B
48
59
G
A A
B
B
B
B
C
B
B
B
C
B
A
C
60
K
A A A
B
B
B
C
B A A
B
C
B
A
C
61
P
A A
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B A
B
B
62
K
A A
B
B
B
B
A
B
C A
B
C
B
A
C
63
Y
A A
B
B
C
B
B
A B A
B
B
B
B
B
64
A
A A A
B
B
B
A
A C
B
B
C
B
A
C
65
S
A A
B
A
B
A
B
B A
B
B
C
B
B
B
66
S
A A A
B
B
A
B
B
C
B
B
A
B
A
B
67
S
A A
B
A
B
B
B
A B
B
A
B A
A
C
68
T
A A A
B
B
A
B
A B
C
A
A A
A
B
69
S
A A
B
C
B
A
A
B
C
B
C
B
C
A
B
70
T
A A
B
A
B
B
A
B
B
B
B
C
B
A
C
71
B
A A A
B
B
B
A
A B
C
B
B
B
A
B
72
M
A B
B
B
A
B
A
B
C
B
C
B
B
B
B
73
S
A B
B
C
B
B
A
A A
B
B
B
B
C
B
74
M
A A
B
B
C
B
B
C
B A
B
B
B
A
C
75
M
A A
B
B
B
C
B
B A
B
B
C
B
B
C
76
P
A A A
B
A
B
A
C A
B
B
C
B
B
C
77
P
A A A
B
C
A
B
B
B A
A
C
B
A
B
78
S
A A
B
A
B
B
B
A A
C
A
B
B
A
A
79
S
A A
B
A
A
B
C
B
B
C
B
B
B
A
C
80
T
A A
B
A
B
B
B
B
B A
C
A
B
B
C
81
B
A B
B
A
B
B
A
B
C
B
C
A
C
A
B
82
G
A A A
A
B
B
B
A B
C
B
C
B
A
B
83
S
A A A
B
B
C
A
A C A
B
C A
A
C
84
S
A A
B
B
B
A
A
B
B
C
B
A
C
85
S
A A
B
B
B
B
C
A C
B
A
C
C
A
B
86
S
A A
B
B
A
B
B
B A
C
B
C
B
B
B
87
M
A A
B B
B
C
A
B A A
C
C
B
A
C
88
W
A A
B
B
B
A
B A
B
C
B
A
B
B
C
B A
B
49
89
T
A A
B
B
B
B
C
B
C
C
B
B
B
B
C
90
A
A B
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
A
B
91
J
A B
B
B
C
B
A
B
B
C
B
B
C
B
B
92
S
A A
B
B
B
C
B
B A
B
B
A
B
B
B
93
K
A B
B
A
A
B
B
B
B
B
B
C
B
A
B
94
S
A A
B
B
B
A
B
A B
B
B
B
C
B
A
95
W
A A
B
A
A
A
B
A B
B
C
B
C
B
B
96
P
A A
B
B
B
B
C
B
B A
B
A
B
B
C
97
J
A A A
A
B
C
A
A B A
A
C
B
A
B
98
S
A A
B
B
A
B
A
B
B
B
B
B
C
A
C
99
R
A A A
B
B
B
A
B
B
B
A
C
B
A
B
100
M
A A A
A
C
C
B
A B A
C
C
B
A
B
101
B
A A A
B
B
B
B
B
B
B
A
C
B
B
C
102
B
A A
B
B
B
A
B
B
B
C
B
B
C
A
B
103
M
A A A
A
B
B
A
B A A
B
C
C
A
B
104
F
A A
B
B
A
A
B
B
B
B
B
C
B
A
B
105
M
A A A
B
A
B
A
B
C A
B
A
B
B
B
106
K
A A
B
B
B
C
C
B
C
B
B
C
C
A
B
107
S
A A A
B
B
B
B
B
C
B
B
C
B
A
B
108
S
A A
B
B
B
A
B
A A
B
B
C
B
A
C
109
K
A A
B
A
A
B
A
A B
C
B
A
B
B
B
110
A
A A A
B
A
B
A
B A A
A
C
B
A
C
111
M
A A
B
B
C
B
A
B A
B
A
C
B
A
C
112
P
A A A
B
B
C
B
B
C A
B
A
B
A
B
113
M
A B A
B
A
B
A
B A
B
A
C
B
A
C
114
K
A A A
B
A
B
B
A B
B
A
B
B
A
B
115
A
A A
B
B
A
B
A
B A
B
C
A
B
B
B
116
M
A A
B
B
B
A
B A
B
C
A
C
B
A
B
117
H
A A
B
A
B
A
B
B A
B
A
C
B
A
C
118
K
A A
B
A
A
A
A
B
B
B
A
B
A
B
B
50
119
S
A A
B
A
B
A
B
B A A
C
C
B
A
C
120
M
A A A
A
A
B
B
A A A
A
A A
A
B
121
M
A A
B
B
B
B
A
A B
B
C
C
B
A
C
122
I
A A A
A
A
A
B
A B
B
B
B
C
B
B
123
M
A A
B
A
A
B
B
B A
C
A
B A
A
B
124
S
A A
B
B
B
A
B
B
B A
A
B
B
B
C
125
R
A A A
A
B
A
A
A B
B
A
A
B
A
C
126
A
A A A
B
A
A
B
B A A
C
A
B
B
B
127
S
A A
B
A
B
B
C
B
C
B
C
B
A
B
128
M
A A
B
B
A
A
A
A B A
B
B
B
A
B
129
Y
A A
B
B
B
A
A
A A A
B
C
B
A
C
130
N
A A A
A
B
B
B
A A
B
B
B
B
B
B
131
A
A A
B
B
B
B
B
A A A
C
C
B
A
C
132
A
A A
B
A
A
B
A
B A
C
B
B
B
A
C
133
J
A A A
B
B
C
B
B
C
B
B
A
B
A
B
134
K
A A A
A
B
A
B
B
B A
B
A
B
B
B
135
M
A A A
A
B
A
B
B A
B
B
A
B
A
B
136
S
A A A
B
A
B
A
B A
B
B
A
B
B
B
137
J
A A A
A
A
A
A
B A
B
A
B
B
A
C
138
S
A A A
A
B
B
B
B A
B
A
B
B
A
C
139
M
A A
B
B
A
B
C
A B A
C
B
B
A
C
140
R
A A A
B
A
B
B
A C
B
A
B
B
A
C
141
K
A A A
B
B
A
B
A B A
C
C
B
B
C
142
S
A A A
B
A
B
B
B
B A
B
C
B
A
C
143
S
A A
B
B
A
B
A
B
B
B
B
C
B
A
C
144
R
A A A
A
B
A
B
A A A
C
C
B
A
B
145
K
A A A
B
A
B
B
A B
A
A
C
B
A
C
146
S
A A A
B
A
A
A
B
B A
B
A
B
A
B
147
H
A A
B
A
A
A
B
B
C
B
C
C
B
A
C
148
S
A A A
B
B
B
A
A B A
B
A
B
A
B
B
51
149
H
A A A
A
B
A
B
B A
B
B
B
B
A
B
150
N
A A A
B
B
B
A
B
B A
B
A
B
A
C
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah membuktikan ada tidaknya pengaruh intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional di lembaga pendidikan Al Hikmah di desa Pedut Tahun 2012, dengan kata lain semakin sering mengikuti majlis dzikir, semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional di desa Pedut melalui analisis data, karena data lapangan dan landasan teori belum dapat menunjukkan atau membuktikan sendiri suatu kebenaran hipotesis. Maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui dari hipotesis. A. Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini dideskripsikan tentang pengaruh mengikuti majlis dzikir secara rutin terhadap kecerdasan emosional di desa Pedut yang datanya diperoleh dari responden. 1. Tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir Untuk mengetahui tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir pada jama’ah dzikir di Pedut berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari 15 soal, masing-masing soal berbobot dengan nilai : A : Mewakili baik nilai 3 B : Mewakili cukup nilai 2 C : Mewakili kurang nilai 1
54
55
Tabel 4.1 Data Nilai Angket Tentang Intensitas Mengikuti Majlis Dzikir Jama’ah Majlis Dzikir Desa Pedut Tahun 2012 No Item
No Nama Responden
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
1
J
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
35
2
K
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
1
2
3
2
2
34
3
D
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
38
4
H
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
1
3
3
2
3
36
5
V
3
3
1
3
3
3
3
2
2
3
2
2
1
1
2
34
6
S
2
3
1
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
3
35
7
W
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
39
8
W
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
36
9
H
2
3
2
3
3
3
2
2
2
3
1
3
3
3
3
38
10
A
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
35
11
N
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
35
12
W
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
33
13
M
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
1
3
3
3
3
27
14
D
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
41
15
A
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
33
16
M
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
44
17
S
3
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
36
18
D
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
1
3
3
2
3
36
19
R
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
32
20
H
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
30
21
D
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
1
2
33
22
M
2
2
2
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
30
23
M
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
29
24
M
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
31
25
T
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
37
56
26
P
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
35
27
P
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
1
3
3
3
41
28
R
3
3
2
3
3
3
3
2
1
3
1
2
3
2
3
37
29
W
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
39
30
Y
2
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
36
31
S
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
40
32
K
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
37
33
S
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
36
34
A
3
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
29
35
S
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
37
36
S
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
1
3
3
2
2
34
37
S
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
1
3
3
3
40
38
A
2
2
2
2
3
2
2
2
1
2
3
2
2
3
2
32
39
Y
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
36
40
N
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
40
41
H
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
1
2
3
2
2
33
42
J
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
35
43
M
3
2
2
2
2
3
1
2
3
2
2
2
2
3
2
33
44
M
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
27
45
J
2
3
2
2
2
2
3
2
1
2
3
2
2
2
3
33
46
R
3
2
2
2
2
3
2
1
2
2
2
3
2
2
2
32
47
W
3
2
2
2
1
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
32
48
W
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
2
3
33
49
W
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
35
50
S
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
1
3
33
51
M
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
42
52
T
3
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
35
53
R
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
40
54
N
3
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
35
55
D
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
35
57
56
T
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
39
57
K
3
2
3
1
3
2
1
3
3
3
2
3
3
3
3
38
58
R
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
37
59
G
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
35
60
K
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
34
61
P
3
2
3
1
2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
31
62
K
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
32
63
Y
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
1
2
3
33
64
A
3
2
2
1
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
32
65
S
3
2
2
3
1
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
36
66
S
2
2
3
2
2
3
2
2
1
2
2
3
2
2
3
33
67
S
3
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
37
68
T
2
2
3
2
2
3
2
2
2
1
2
2
3
2
2
32
69
S
2
2
2
1
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
32
70
T
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
32
71
B
3
2
2
1
2
2
3
2
2
1
2
2
2
3
2
31
72
M
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
30
73
S
2
2
2
1
2
2
3
2
3
2
2
2
2
1
2
30
74
M
3
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
32
75
M
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
3
30
76
P
3
2
3
3
3
2
3
1
3
2
2
3
2
2
3
37
77
P
3
2
2
2
1
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
36
78
S
3
2
3
2
3
2
3
1
2
2
2
3
2
2
3
35
79
S
3
3
3
3
3
2
3
2
2
1
3
2
2
2
2
36
80
T
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
39
81
B
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
36
82
G
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
2
1
2
3
2
31
83
S
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
1
3
3
2
3
38
84
S
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
2
37
85
S
2
2
2
2
1
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
37
58
86
S
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
36
87
M
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
38
88
W
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
1
2
2
3
30
89
T
3
3
3
3
2
3
3
2
1
2
1
2
3
2
2
35
90
A
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
35
91
J
3
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
33
92
S
3
2
2
3
2
1
2
2
3
2
2
3
2
3
2
34
93
K
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
38
94
S
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
34
95
W
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
37
96
P
2
2
2
3
3
3
3
2
1
2
1
3
3
2
3
35
97
J
3
2
1
2
1
3
3
2
2
2
2
3
3
2
3
34
98
S
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
34
99
R
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
38
100
M
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
3
2
30
101
B
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
32
102
B
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
34
103
M
3
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
3
30
104
F
2
2
2
1
2
3
2
3
2
3
3
3
3
1
2
34
105
M
3
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
3
2
2
32
106
K
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
1
3
3
2
3
34
107
S
2
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
31
108
S
3
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
33
109
K
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
35
110
A
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
35
111
M
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
32
112
P
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
3
2
31
113
M
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
1
2
33
114
K
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
30
115
A
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
38
59
116
M
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
3
32
117
H
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
2
2
2
2
31
118
K
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
39
119
S
3
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
3
3
2
31
120
M
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
43
121
M
2
2
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
35
122
I
3
2
2
3
3
3
2
3
2
2
2
2
1
2
2
34
123
M
3
3
3
3
3
2
2
2
3
1
2
2
3
3
2
37
124
S
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
37
125
R
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
38
126
A
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
38
127
S
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
2
30
128
M
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
2
37
129
Y
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
38
130
N
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
38
131
A
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
35
132
A
3
2
2
3
3
2
2
2
3
1
2
2
2
3
2
34
133
J
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
3
2
2
2
29
134
K
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
35
135
M
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
36
136
S
2
2
2
2
3
1
3
2
3
2
2
3
2
2
2
33
137
J
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
39
138
S
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
37
139
M
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
35
140
R
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
34
141
K
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
2
38
142
S
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
37
143
S
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
38
144
R
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
36
145
K
2
2
2
2
3
1
1
2
2
3
3
2
2
2
3
32
60
146
S
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
35
147
H
2
3
3
3
3
3
2
2
1
2
2
2
3
2
2
35
148
S
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
34
149
H
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
40
150
N
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
35
Kemudian diintervalkan dengan rumus berikut : dengan 15 item diketahui nilai tertinggi 44 dan nilai terendah 27 berdasarkan rumus interval sebagai berikut : li
( Ba Bb) 1 Ji
Keterangan : Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
Sehingga : li
( 44 27) 1 3
li
18 6 3
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak jama’ah yang tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang.
61
Tabel 4.2 Interval Intensitas Mengikuti Majlis Dzikir Jama’ah Dzikir Desa Pedut Tahun 2012 Li
Jumlah Jama’ah
Nilai Nominasi
40 – 45
10
Baik
33 – 39
102
cukup
27 – 32
38
kurang
Setelah diketahui berapa banyak jama’ah yang mempunyai intensitas dalam mengikuti majlis dzikir. baik, cukup, kurang kemudian dipersentasekan sebagai berikut : P
F 100 % N
a. Untuk tingkat intensitas mengikuti majlis dzikr yang memperoleh nilai baik mendapat nilai A sebanyak 10 jama’ah. P
F 100 % N
P
10 100% 150
= 6,66 % b. Untuk tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir yang memperoleh nilai cukup mendapat nilai B sebanyak 102 jama’ah. P
F 100 % N
P
102 100% 150
= 68 %
62
c. Untuk tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir yang memperoleh nilai kurang mendapat nilai C sebanyak 38 jama’ah. P
F 100% N
P
38 100% 150
= 25,33 % Tabel 4.3 Presentase Intensitas Mengikuti Majlis Dzikir Jama’ah Dzikir Desa Pedut Tahun 2012 Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
Baik
40 – 44
10
6,66 %
Cukup
33 – 39
102
68 %
kurang
27 – 32
38
25,33%
JUMLAH
100 %
Dari hasil tersebut bahwa tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir baik adalah 6,66% dengan jumlah 10 jama’ah, tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir cukup sebanyak 102 jama’ah dengan persentase 68 %, tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir dengan kategori kurang 25,33 % dengan jumlah 38 jama’ah. Dengan demikian tingkat intensitas mengikuti majlis dzikir adalah cukup.
63
2. Kecerdasan Emosional Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional pada jama’ah dzikir di Pedut berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari 15 soal, masing-masing soal berbobot dengan nilai : a. Untuk tingkat baik nilai 3 b. Untuk tingkat cukup nilai 2 c. Untuk tingkat kurang nilai 1 Tabel 4.4 Nilai Angket Kecerdasan Emosional Jama’ah Dzikir Desa Pedut Tahun 2012 No
No Item
Nama Responden
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
J
2
2
1
2
2
3
2
2
3
3
2
1
1
2
2
30
2
K
3
3
2
2
2
1
1
3
3
2
2
1
2
3
1
31
3
D
2
2
2
3
2
1
3
2
2
3
2
1
3
2
2
32
4
H
3
3
3
2
2
2
1
2
1
3
2
1
1
3
1
30
5
V
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
28
6
S
2
2
1
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
30
7
W
3
2
3
2
2
2
1
3
3
2
3
1
1
3
1
32
8
W
2
2
2
2
3
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
28
9
H
3
2
3
2
2
2
1
3
3
3
2
1
1
3
1
32
10
A
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
2
1
3
3
2
37
11
N
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
2
1
3
3
2
37
12
W
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
33
13
M
3
3
3
2
2
3
3
3
1
2
3
3
2
3
2
38
14
D
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
42
15
A
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
33
64
16
M
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
42
17
S
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
1
2
2
2
32
18
D
3
3
3
1
2
1
3
3
3
2
3
1
2
2
2
34
19
R
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
32
20
H
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
28
21
D
3
3 3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
30
22
M
3
2 2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
29
23
M
3
3 2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
31
24
M
2
2 2
3
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
1
30
25
T
3
3 3
3
3
2
2
3
3
3
1
1
2
3
2
37
26
P
3
3 2
3
3
1
2
2
2
3
2
1
2
3
2
34
27
P
2
3 3
3
1
1
3
3
3
3
3
2
2
3
1
36
28
R
2
2 2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
3
2
28
29
W
3
2 3
3
2
2
3
3
1
3
2
1
3
3
1
35
30
Y
3
3 2
2
3
1
1
3
2
2
2
3
2
1
2
32
31
S
3
3 3
3
2
2
3
3
3
3
1
3
1
3
2
38
32
K
3
3 2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
30
33
S
3
2 2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
1
32
34
A
3
2 3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
34
35
S
3
3 2
3
2
2
1
3
2
2
3
3
1
3
2
35
36
S
3
3 2
2
3
2
1
2
2
3
1
1
2
2
2
31
37
S
3
3 3
3
1
1
3
3
3
3
3
2
2
3
1
37
38
A
2
2 2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
29
39
Y
3
3 2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
1
33
40
N
3
2 3
2
3
2
2
3
3
2
1
1
2
2
1
32
41
H
3
2 3
2
3
2
3
2
3
2
1
2
3
2
2
35
42
J
3
2 3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
36
43
M
3
2 2
3
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
1
31
44
M
3
2 2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
28
45
J
2
3 2
3
2
1
3
2
1
1
2
2
2
2
1
29
65
46
R
3
2 2
2
2
3
2
1
2
2
2
3
2
2
2
32
47
W
3
2 2
2
1
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
32
48
W
3
3 2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
2
3
33
49
W
3
2 2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
35
50
S
3
2 2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
1
3
33
51
M
3
3 3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
39
52
T
3
2 2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
34
53
R
3
3 3
3
2
2
3
3
3
3
3
1
2
3
2
39
54
N
3
2 3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
35
55
D
3
2 2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
35
56
T
3
2 3
3
2
2
3
3
1
3
2
1
3
3
1
35
57
K
3
2 2
2
2
3
1
2
3
2
2
3
3
3
1
34
58
R
3
3 2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
1
34
59
G
3
3 2
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
3
1
29
60
K
3
3 3
2
2
2
1
2
3
3
2
1
2
3
1
33
61
P
3
3 2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
32
62
K
3
3 2
2
2
2
3
2
1
3
2
1
2
3
1
32
63
Y
3
3 2
2
1
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
33
64
A
3
3 3
2
2
2
3
3
1
2
2
1
2
3
1
33
65
S
3
3 2
3
2
3
2
2
3
2
2
1
2
2
2
34
66
S
3
3 3
2
2
3
2
2
1
2
2
3
2
3
2
35
67
S
3
3 2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
1
36
68
T
3
3 3
2
2
3
2
3
2
1
3
3
3
3
2
38
69
S
3
3 2
1
2
3
3
2
1
2
1
2
1
3
2
31
70
T
3
3 2
3
2
2
3
2
2
2
2
1
2
3
1
33
71
B
3
3 3
2
2
2
3
3
2
1
2
2
2
3
2
35
72
M
3
2 2
2
3
2
3
2
1
2
1
2
2
2
2
31
73
S
3
2 2
1
2
2
3
3
3
2
2
2
2
1
2
32
74
M
3
3 2
2
1
2
2
1
2
3
2
2
2
3
1
31
75
M
3
3 2
2
2
1
2
2
3
2
2
1
2
2
1
30
66
76
P
3
3 3
2
3
2
3
1
3
2
2
1
2
2
1
33
77
P
3
3 3
2
1
3
2
2
2
3
3
1
2
3
2
35
78
S
3
3 2
3
2
2
2
3
3
1
3
2
2
3
3
37
79
S
3
3 2
3
3
2
1
2
2
1
2
2
2
3
1
32
80
T
3
3 2
3
2
2
2
2
2
3
1
3
2
2
1
33
81
B
3
2 2
3
2
2
3
2
1
2
1
3
1
3
2
32
82
G
3
3 3
3
2
2
2
3
2
1
2
1
2
3
2
34
83
S
3
3 3
2
2
1
3
3
1
3
2
1
3
3
1
34
84
S
3
3 2
2
2
3
3
2
2
3
2
1
2
3
1
34
85
S
3
3 2
2
2
2
1
3
1
2
3
1
1
3
2
31
86
S
3
3 2
2
3
2
2
2
3
1
2
1
2
2
2
32
87
M
3
3 2
2
2
1
3
2
3
3
1
1
2
3
1
32
88
W
3
3 2
2
2
2
3
2
3
2
2
1
2
3
2
34
89
T
3
3 2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
1
28
90
A
3
2 2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
34
91
J
3
2 2
2
1
2
3
2
2
1
2
2
1
2
2
29
92
S
3
3 2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
2
2
2
33
93
K
3
2 2
3
3
2
2
2
2
2
2
1
2
3
2
33
94
S
3
3 2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
1
2
3
34
95
W
3
3 2
3
3
3
2
3
2
2
1
2
1
2
2
34
96
P
3
3 2
2
2
2
1
2
2
3
2
3
2
2
1
32
97
J
3
3 3
3
2
1
3
3
2
3
3
1
2
3
2
37
98
S
3
3 2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
1
3
1
33
99
R
3
3 3
2
2
2
3
2
2
2
3
1
2
3
2
35
100
M
3
3 3
3
1
1
2
3
2
3
1
1
2
3
2
33
101
B
3
3 3
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
1
32
102
B
3
3 2
2
2
3
2
2
2
1
2
2
1
3
2
32
103
M
3
3 3
3
2
2
3
2
3
3
2
1
1
3
2
36
104
F
3
3 2
2
3
3
2
2
2
2
2
1
2
3
2
34
105
M
3
3 3
2
3
2
3
2
1
3
2
3
2
2
2
36
67
106
K
3
3 2
2
2
1
1
2
1
2
2
1
1
3
2
28
107
S
3
3 3
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
3
2
32
108
S
3
3 2
2
2
3
2
3
3
2
2
1
2
3
1
34
109
K
3
3 2
3
3
2
3
3
2
1
2
3
2
2
2
36
110
A
3
3 3
2
3
2
3
2
3
3
3
1
2
3
1
37
111
M
3
3 2
2
1
2
3
2
3
2
3
1
2
3
1
33
112
P
3
3 3
2
2
1
2
2
1
3
2
3
2
3
2
34
113
M
3
2 3
2
3
2
3
2
3
2
3
1
2
3
1
35
114
K
3
3 3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
37
115
A
3
3 2
2
3
2
3
2
3
2
1
3
2
2
2
35
116
M
3
3 2
2
2
3
2
3
2
1
3
1
2
3
2
34
117
H
3
3 2
3
2
3
2
2
3
2
3
1
2
3
1
35
118
K
3
3 2
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
38
119
S
3
3 2
3
2
3
2
2
3
3
1
1
2
3
1
34
120
M
3
3 3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
42
121
M
3
3 2
2
2
2
3
3
2
2
1
1
2
3
1
32
122
I
3
3 3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
1
2
2
36
123
M
3
3 2
3
3
2
2
2
3
1
3
2
3
3
2
37
124
S
3
3 2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
1
34
125
R
3
3 3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
1
39
126
A
3
3 3
2
3
3
2
2
3
3
1
3
2
2
2
37
127
S
3
3 2
3
2
2
1
2
2
1
2
1
2
3
2
31
128
M
3
3 2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
2
38
129
Y
3
3 2
2
2
3
3
3
3
3
2
1
2
3
1
36
130
N
3
3 3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
36
131
A
3
3 2
2
2
2
2
3
3
3
1
1
2
3
1
33
132
A
3
3 2
3
3
2
3
2
3
1
2
2
2
3
1
35
133
J
3
3 3
2
2
1
2
2
1
2
2
3
2
3
2
33
134
K
3
3 3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
37
135
M
3
3 3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
38
68
136
S
3
3 3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
37
137
J
3
3 3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
1
39
138
S
3
3 3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
1
36
139
M
3
3 2
2
3
2
1
3
2
3
1
2
2
3
1
33
140
R
3
3 3
2
3
2
2
3
1
2
3
2
2
3
1
35
141
K
3
3 3
2
2
3
2
3
2
3
1
1
2
2
1
33
142
S
3
3 3
2
3
2
2
2
2
3
2
1
2
3
1
34
143
S
3
3 2
2
3
2
3
2
2
2
2
1
2
3
1
33
144
R
3
3 3
3
2
3
2
3
3
3
1
1
2
3
2
37
145
K
3
3 3
2
3
2
2
3
2
3
3
1
2
3
1
36
146
S
3
3 3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
2
39
147
H
3
3 2
3
3
3
2
2
1
2
1
1
2
3
1
32
148
S
3
3 3
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
2
38
149
H
3
3 3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
37
150
N
3
3 3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
1
36
Kemudian diintervalkan dengan rumus berikut : dengan 15 item diketahui nilai tertinggi 42 dan nilai terendah 28 berdasarkan rumus interval sebagai berikut : li
( Ba Bb) 1 Ji
Keterangan : Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
69
Sehingga : li
( 42 28) 1 3
15 3
=5 Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak jama’ah yang tingkat kecerdasan emosional baik, cukup, kurang. Tabel 4.5 Interval Kecerdasan Emosional Jama’ah Dzikir Desa Pedut Tahun 2011/2012 Li
Jumlah Jama’ah
Nilai Nominasi
38 – 42
15
Baik
33 – 37
85
Cukup
28 – 32
50
kurang
Setelah diketahui berapa banyak jama’ah yang mempunyai kecerdasan emosional baik, cukup, kurang, kemudian dipersentasekan sebagai berikut : P
F 100% N
a. Untuk tingkat kecerdasan emosional kategori baik mendapat nilai A sebanyak 15 jama’ah. P
F 100% N
70
P
15 100% 150
= 10 % b. Untuk tingkat kecerdasan emosional kategori cukup mendapat nilai B sebanyak 85 jama’ah. P
F 100% N
P
85 100% 150
= 56,66 % c. Untuk tingkat kecerdasan emosional kategori kurang mendapat nilai C sebanyak 50 jama’ah. P
F 100% N
P
50 100% 150
= 33,33 % Tabel 4.6 Presentase Kecerdasan Emosional Jama’ah Dzikir Desa Pedut Tahun 2012 KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
Baik
38 – 42
15
10 %
Cukup
34 – 39
85
56,66 %
Kurang
28 – 32
50
33,33 %
JUMLAH
100
100 %
71
Dari hasil tersebut bahwa tingkat kecerdasan emosional kategori baik adalah 10% dengan jumlah 15 jama’ah, tingkat kecerdasan emosional dengan kategori cukup 85 jama’ah dengan persentase 56,66%, dan tingkat kecerdasan emosional dengan kategori kurang 33,33% dengan jumlah 50 jama’ah. Dengan demikian tingkat kecerdasan emosional pada jama’ah majlis dzikir adalah cukup.
B. Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel intensitas mengikuti majlis dzikir dan kecerdasan emosional untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar, sebagai berikut : xy rxy
x y N
2
2 x 2 y 2 x y N N Analisis ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara nilai
angket intensitas mengikuti majlis dzikir dan kecerdasan emosional. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel intensitas mengikuti majlis dzikir
diberi nama variabel X (variabel pengaruh) dan
kecerdasan emosional diberi nama variabel Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisiensi dan perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y
72
agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisiensi Antara Intensitas Mengikuti Majlis Dzikir dan Kecerdasan Emosional No. Res
X
Y
X2
Y2
XY
001
35
30
1225
900
1050
002
34
31
1156
961
1054
003
38
32
1444
1024
1216
004
36
30
1296
900
1080
005
34
28
1156
784
952
006
35
30
1225
900
1050
007
39
32
1521
1024
1248
008
36
28
1296
784
1008
009
38
32
1444
1024
1216
010
35
37
1225
1369
1295
011
35
37
1225
1369
1295
012
33
33
1089
1089
1089
013
27
38
729
1444
1026
014
41
42
1681
1764
1722
015
33
33
1089
1089
1089
016
44
42
1936
1764
1848
017
36
32
1296
1024
1152
018
36
34
1296
1156
1224
019
32
32
1024
1024
1024
020
30
28
900
784
840
021
33
30
1089
900
990
73
No. Res
X
Y
X2
Y2
XY
022
30
29
900
841
870
023
29
31
841
961
899
024
31
30
961
900
930
025
37
37
1369
1369
1369
026
35
34
1225
1156
1190
027
41
36
1681
1296
1476
028
37
28
1369
784
1036
029
39
35
1521
1225
1365
030
36
32
1296
1024
1152
031
40
38
1600
1444
1520
032
37
30
1369
900
1110
033
36
32
1269
1024
1152
034
29
34
841
1156
986
035
37
35
1369
1225
1295
036
34
31
1156
961
1054
037
40
37
1600
1369
1480
038
32
29
1024
841
928
039
36
33
1269
1089
1188
040
40
32
1600
1024
1280
041
33
35
1089
1225
1155
042
35
36
1225
1269
1260
043
33
31
1089
961
1023
044
27
28
729
784
756
045
33
29
1089
841
957
046
32
32
1024
1024
1024
047
32
32
1024
1024
1024
048
33
33
1089
1089
1089
049
35
35
1225
1225
1225
050
33
33
1089
1089
1089
74
No. Res
X
Y
X2
Y2
XY
051
42
39
1764
1521
1638
052
35
34
1225
1156
1190
053
40
39
1600
1521
1560
054
35
35
1225
1225
1225
055
35
35
1225
1225
1225
056
39
35
1521
1225
1365
057
38
34
1444
1156
1292
058
37
34
1369
1256
1258
059
35
29
1225
841
1015
060
34
33
1156
1089
1122
061
31
32
961
1024
992
062
32
32
1024
1024
1024
063
33
33
1089
1089
1089
064
32
33
1024
1089
1056
065
36
34
1296
1156
1224
066
33
35
1089
1225
1155
067
37
36
1369
1296
1332
068
32
38
1024
1444
1216
069
32
31
1024
961
992
070
32
33
1024
1089
1056
071
31
35
961
1225
1085
072
30
31
900
961
930
073
30
32
900
1024
960
074
32
31
1024
961
992
075
30
30
900
900
900
076
37
33
1369
1089
1221
077
36
35
1296
1225
1260
078
35
37
1225
1369
1295
079
36
32
1296
1024
1152
75
No. Res
X
Y
X2
Y2
XY
080
39
33
1521
1089
1287
081
36
32
1269
1024
1152
082
31
34
961
1156
1054
083
38
34
1444
1156
1292
084
37
34
1369
1156
1258
085
37
31
1369
961
1147
086
36
32
1269
1024
1152
087
38
32
1444
1024
1216
088
30
34
900
1156
1020
089
35
28
1225
784
980
090
35
34
1225
1156
1190
091
33
29
1089
841
957
092
34
33
1156
1089
1122
093
38
33
1444
1089
1254
094
34
34
1156
1156
1156
095
37
34
1369
1156
1258
096
35
32
1225
1024
1120
097
34
37
1156
1369
1258
098
34
33
1156
1089
1122
099
38
35
1444
1225
1330
100
30
33
900
1089
990
101
32
32
1024
1024
1024
102
34
32
1156
1024
1088
103
30
36
900
1296
1080
104
34
34
1156
1156
1156
105
32
36
1024
1296
1152
106
34
28
1156
784
952
107
31
32
961
1024
992
108
33
34
1089
1156
1122
76
No. Res
X
Y
X2
Y2
XY
109
35
36
1225
1296
1260
110
35
37
1225
1369
1295
111
32
33
1024
1089
1056
112
32
34
1024
1156
1088
113
33
35
1089
1225
1155
114
30
37
900
1369
1110
115
38
35
1444
1225
1330
116
32
34
1024
1156
1088
117
31
35
961
1225
1085
118
39
38
1521
1444
1482
119
31
34
961
1156
1054
120
43
42
1849
1764
1806
121
35
32
1225
1024
1120
122
34
36
1156
1296
1224
123
37
37
1369
1369
1369
124
37
34
1369
1156
1258
125
38
39
1444
1521
1482
126
38
37
1444
1369
1406
127
30
31
900
961
930
128
37
38
1369
1444
1406
129
38
36
1444
1269
1368
130
38
36
1444
1269
1368
131
35
33
1225
1089
1155
132
34
35
1156
1225
1190
133
29
33
841
1089
957
134
37
37
1369
1225
1295
135
36
38
1296
1444
1368
136
33
37
1089
1369
1221
137
39
39
1521
1521
1521
138
37
36
1369
1296
1332
77
No. Res
X
Y
X2
Y2
XY
139
35
33
1225
1089
1155
140
34
35
1156
1225
1190
141
38
33
1444
1089
1254
142
37
34
1369
1156
1258
143
38
33
1444
1089
1254
144
36
37
1296
1369
1332
145
32
36
1024
1296
1152
146
35
39
1225
1521
1365
147
35
32
1225
1024
1120
148
34
38
1156
1444
1292
149
40
37
1600
1369
1480
150
35
36
1225
1296
1260
5220
5068
183046
172537
176943
Sehingga diketahui : x
: 5220
x2
:183046
y
: 5068
y2
:172537
xy
: 176943
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut : ( X )( Y ) n rxy 2 2 X Y 2 2 X Y n n XY
176943 rxy
rxy
5220 5068 150 2
5220 172537 5068 2 183046 150 150
176943 176366.4 52202 172537 50682 183046 150 150
78
rxy
rxy rxy rxy rxy
576.6 27248400 25684624 183046 172537 150 150
576.6 183046 181656172537 171230.82 576.6
13901306.18 576.6 1815590.2 576.6 1347.4384
rxy 0,428
C. Analisis Uji Hipotesis Sebagai langkah terakhir dalam menganalisis data dari penelitian ini adalah menguji hipotesis yang diajukan pada bab I. dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah ada korelasi positif antara intensitas mengikuti majlis dzikir dan kecerdasan emosional pada jama’ah dzikir desa Pedut, dengan kata lain semakin rutin jama’ah mengikuti dzikir dalam majlis dzikir, semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional pada jama’ah dzikir desa Pedut. Untuk membuktikan pernyataan hipotesis tersebut dibuktikan dan dilihat secara langsung melalui penerapan rumus statistik, yaitu korelasi product moment yang telah penulis uraikan di atas. Dengan demikian koefisien antara variabel X dan variabel Y adalah sebesar= 0,428. Berdasarkan besarnya koefisien korelasi yang umum
79
digunakan adalah: pada taraf signifikan 1% = 0,210. Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan tabel tersebut nilai-nilai yang diperoleh ialah : 0,428> 0,210 pada taraf signifikan 1%. Berdasarkan pembuktian dengan korelasi product moment pada taraf signifikansi 1% diperoleh hasil yang sangat signifikan. Dengan demikian dari pengujian di atas maka menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu: ada korelasi positif yang sangat signifikan antara intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional di desa Pedut. Jadi semakin sering jama’ah mengikuti majlis dzikir, semakin tinggi juga tingkat kecerdasan emosional jama’ah majlis dzikir didesa Pedut.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Dari uraian dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa intensitas mengikuti majlis dzikir di desa Pedut pada tahun 2012, sebagai berikut : a. Kategori intensitas mengikuti majlis dzikir pada taraf baik mencapai 6, 66 % b. Kategori intensitas mengikuti majlis dzikir pada taraf cukup mencapai 68% c. Kategori intensitas mengikuti majlis dzikir pada taraf
kurang
mencapai 25,33% Sehingga dengan demikian tingkat intensitas jama’ah dzikir mengikuti majlis dzikir pada tahun 2012, tergolong pada taraf cukup, yaitu mencapai 68%. 2. Dari uraian dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan kecerdasan emosional jama’ah majlis dzikir di desa Pedut pada tahun 2012,, sebagai berikut : a. Kategori tingkat kecerdasan emosional pada taraf baik mencapai 10%
80
81
b. Kategori tingkat kecerdasan emosional pada taraf cukup mencapai 56,66% c. Kategori tingkat kecerdasan emosional pada taraf kurang mencapai 33.33% Sehingga dengan demikian kecerdasan emosional jama’ah majlis dzikir pada tahun 2012 tergolong pada taraf cukup, yaitu mencapai 56,66% 3. Kesimpulan yang dapat diambil dari hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah sebagian besar jama’ah dzikir Pedut dengan menggunakan rumus product moment di peroleh rxy hitung sebesar 0,428. kemudian di konsultasikan pada r product moment dengan N = 150, pada taraf signifikan 1% diperoleh nilai 0,210. Ternyata nilai rxy hitung > rxy tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa "ada pengaruh antara intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional didesa Pedut tahun 2012 dapat diterima kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh antara intensitas mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional jama’ah dzikir Al Hikmah di desa Pedut” dinyatakan diterima berdasarkan uji analisis.
82
B. Saran 1. Kepada Jama’ah Majlis Dzikir Di lembaga pendidikan Al Hikmah desa Pedut. Berbuat yang lebih baik tidak harus karena ada tidaknya Kiyai. Pengendalian emosi dapat dilakukan dengan cara berulang-ulang agar menjadikan suatu kebiasaan yang tentunya akan membawa dampak yang positif bagi individu masingmasing dan masyarakat luas. 2. Kepada Pengurus Majlis Dzikir Stimulus yang bias berpengaruh pada masyarakat luas adalah adanya contoh atau keteladanan yang harus ditunjukkan oleh pengurus majlis dzikir tersebut dapat bersikap dan dalam pengendalian emosional dalam kehidupan sehari-hari. Serta menunjukkan rasa kekeluargaan dalam majlis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ginanjar, Ary. 2001. Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Jakarta. Arga. Agustian, Ginanjar, Ary. 2003. Emotional spiritual Quotient (ESQ) Power. Jakarta. Arga. Ali, Muhammad. 1982. Penelitian Prosedur dan Strategi. Bandung. Angka Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. Bina Aksara. Fajri, Em Zuhri. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difo publisher. Ghozali, Ahmad. 2006. Zikir dan Amalan Nabi Sehari-hari. Jakarta : Zahra Goleman, Daniel. 2002. Emotional Intelligence. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Hadi, Sutrisno. 1998. Statistik Jilid I. Yogyakarta. Yayasan Penerbitan Fak. Psichologi UGM. Hadi, Sutrisno. 1998. Statistik Jilid II. Yogyakarta. Yayasan Penerbitan Fak. Psichologi UGM. Hawwa, Sa’id. 2006. Tazkiyatun Nafs. Jakarta. Pena Pundi Aksara. Ismail, Hudzaifah. 2006. Sesegar Telaga Kautsar. Jakarta Selatan. Senayan Publishing. Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. Mandar Maj. Nashir, Muhammad. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta. Glora Indonesia.
Nawawi, Imam. 2010. Shahih Do’a dan Dzikir. Bandung. Jabal. Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Ramadhy, Sufyan. 2011. Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan. Bandung. PT Sprana Panca Karya Nusa. Sholikhin, Muhammad. 2008. Tamasya Qalbu. Yogyakarta. Mutiara Media. Surathmad, Winarno. 1997. Dasar dan Tehnik Research. Bandung. Tarsito.
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Ana Syarifah
Jurusan / Progdi
: Tarbiyah / PAI
NIM
Pembimbing Akademik
: Budiharjo. Prof. Dr,
: 12107052
H. M.Ag No
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Status
Nilai
1
OSPEK 2007
28- 31 Agustus 2007
peserta
3
2
pelatihan kawah candra dimuka (PKCD)
9-11 september 2007
peserta
3
3
Peningkatan ketrampilan system keamanan
29 – 31 januari 2008
peserta
4
lingkungan KESBANG DAN LINMAS JAWA TENGAH 4
Pelatihan kawah candra dimuka (PKCD)
13 – 14 April 2008
Sat gas
3
5
Sarasehan Bela Negara
24 september 2008
panitia
3
6
Diskusi Ramadhan dan buka bersama HMJ
26 september 2007
peserta
2
Tarbiyah 7
Haflah Akhirusanah Ma’had Mahasiswa
6 juli 2008
peserta
3
8
Masa
04-06 April 2008
panitia
3
penerimaan
mahasiswa
baru
(MAPABA) II PMII 9
Bakti social korban bencana
1-2 januari 2008
panitia
3
10
Pendidikan dasar Yudha XXXI MENWA
24 maret – 5 April
peserta
3
MAHADIPA JAWA TENGAH
2008
11
Buka bersama dan semalam sehati
21 september 2008
Peserta
2
12
Workshop leadership
03 – 05 desember
panitia
3
peserta
5
2010 13
Kursus Pembina pramuka mahir tingkat
09 – 14 februari
dasar (KMD)
2009
14
SK Pengajar
12 April 2010
Pengajar
6
15
Seminar
11 September 2012
peserta
3
Enterpreneur
Perkoperasian 2012
Ship
dan
16
Seminar Regional
26 Oktober 2011
Satgas
5
17
Latihan Gabungan (LATGAB)
16 Nopember 2008
Peserta
3 57
JUMLAH
Salatiga, 12 September 2012 Mengetahui, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M. Ag NIP. 19750211 200003 1 001
ANGKET PENELITIAN ANGKET TENTANG HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN MAJLIS DZIKIR TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL JAMA’AH DZIKIR AL HIKMAH DI DESA PEDUT KELURAHAN WONODOYO KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012
Petunjuk pengisian : 1. Mohon kesedian saudara mengisi kuesoner dengan jawaban yang jujur 2. Berikan tanda silang (x) pada setiap jawaban yang menurut saudara anggap benar 3. Jawaban anda jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain 4. Setelah diisi mohon dikembalikan kepada petugas kuesoner
Nama Responden
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
A. INTENSITAS MENGIKUTI MAJLIS DZIKIR 1. Apakah anda sering datang sebelum majlis dzikir dimulai? (A) Sering
(C) tidak pernah
(B) Kadang-kadang 2. Apakah sering anda mengikuti majlis dzikir sampai selesai? (A) Sering
(C) tidak pernah
(B) Kadang-kadang 3. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan majlis dzikir setiap 1 bulan sekali? (A) sering
(C) tidak pernah
(B) kadang-kadang 4. Apakah anda sering mengikuti kegiatan majlis dzikir dengan khusuk? (A) sering (B) kadang-kadang
(C) tidak pernah
5. Apakah anda sering mengamalkan semua amalan majlis dzikir selama acara berlangsung? (A) sering
(C) tidak pernah
(B) kadang-kadang 6. Apakah anda selalu mengikuti dengan khidmat tausiyah dalam majlis dzikir? (A) sering
(C) tidak pernah
(B) kadang-kadang 7. Apakah anda sering mengalami resiko dari mengikuti kegiatan majlis dzikir ini? (A) Sering (C) tidak pernah (B) kadang-kadang 8. Apakah anda sering terlibat menjadi panitia yang mempersiapkan acara majlis dzikir? (A) Sering (C) Tidak pernah (B) Kadana-kadang 9. Apakah sering anda terlibat urusan komsumsi untuk kegiatan majlis dzikir? (A) Sering (C) Tidak pernah (B) Kadang-kadang 10. Apakah ketika anda tidak sehat selalu berangkat mengikuti majlis dzikir? (A) Sering (C) Tidak pernah (B) Kadang-kadang 11. Apakah anda sering termotivasi hidup setelah mengikuti majlis dzikir? (A) Sering (C) Tidak pernah (B) Kadang-kadang 12. Apakah anda lebih peduli dengan sesama ketika sering mengikuti kegiatan majlis dzikir? (A) Sering (C) Tidak pernah (B) Kadang-kadang 13. Apakah anda dapat menciptakan kerukunan antar warga yang tidak mengikuti kegiatan majlis dzikir? (A) Sering (C) Tidak pernah (B) Kadang-kadang 14. Apakah anda sering melaksanakan majlis dzikir dengan sungguhsungguh? (A) Sering (C) Tidak pernah (B) Kadang-kadang 15. Apakah anda sering mengikuti kegiatan majlis dzikir dengan hati yang ikhlas? (A) Sering (C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang B. KECERDASAN EMOSIONAL 16. Apakah anda menyadari bahwa emosi merupakan kelemahan diri sendiri? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 17. Apakah anda menyadari penyebab perasaan sayang itu berasal dari emosi yang terkendali? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 18. Apakah saat anda jengkel dengan seseorang masih mampu memberikan senyuman? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 19 Apakah anda lebih tenang saat menghadapi suatu masalah? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 20 Apakah anda lebih sabar dan tidak mudah marah jika menghadapi suatu masalah? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 21 Apakah anda merasa yakin dengan pertolongan Allah untuk suatu masalah? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 22 Apakah anda selalu berpikir optimis tentang masa depan anda? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 23 Apakah anda merasa lebih semangat dalam menjalani hidup? (A) Sering (B) Kadang-kadang
(C) Tidak pernah
24 Apakah anda selalu berbaik sangka kepada allah SWT tanpa mengeluh? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 25 Apakah anda selalu ingin berusaha membantu tetangga? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 26 Apakah anda selalu berusaha berbuat baik kepada siapa saja? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 27 Apakah anda selalu menghargai pendapat orang lain tanpa rasa terpaksa? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 28 Apakah anda menjalin hubungan dengan warga masyarakat terjalin dengan baik? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 29 Apakah anda lebih mementingkan kepentinagan social daripada kepentingan pribadi? (A) Sering
(C) Tidak pernah
(B) Kadang-kadang 30 Apakah anda menjadi lebih baik dalam menyelesaikan pesoalan yang timbul dalam masyarakat? (A) Sering (B) Kadang-kadang
(C) Tidak pernah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ana Syarifah
Tempat dan Tanggal Lahir
: Boyolali, 26 Januari 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Dusun Batur, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
Riwayat Pendidikan
:
-
MI Al Hikmah Pedut
-
MTS N 1 Boyolali
-
MA N 1 Boyolali
-
STAIN Salatiga Angkatan 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 16 September 2012 Penulis
Ana Syarifah