Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP MARKET VALUE PERUSAHAAN Neni Maryani (FE Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi)
Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran Intellectual Capital dengan kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan teori yang dikembangkan oleh Pulic dengan data 84 perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2005 sampai 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei eksplanatori dengan menggunakan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan sebagai cara dalam pengumpulan datanya. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan metode simple random sampling. Dan metode analisisnya adalah analisis regresi linear berganda (multiple regression). Hasil penelitian menunjukan bahwa baik secara simultan dan parsial , human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) berpengaruh signifikan terhadap market value. Kata Kunci :
Human Capital Efficiency, Structural Capital Efficiency, Capital Employed Efficiency, dan Market Value
Abstract : The objective of this study is to know influence of firm’s intellectual capital (IC) on their financial performance. This paper uses the Pulic Framework and data from 84 publicly listed companies between the years 2005 and 2006 on the Indonesia Stock Exchange. Research method use the eksplanatori survey by using research of field and bibliography research as mode in its data collecting. As for technique of withdrawal sampel used in this research is technique of probability sampling with the method of simple random sampling. And the analysis method is doubled linear regression analysis (multiple regression). Three elements of IC and company performances are tested by this study. The results show that either through simultan and parsial, human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), and capital employed efficiency (CEE) have an effect on the signifikan to firm’s market value. Keyword : Human Capital Efficiency, Structural Capital Efficiency, Capital Employed Efficiency, dan Market Value
52
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan
PENDAHULUAN Laporan keuangan yang merupakan produk akhir dari proses akuntansi dalam suatu perusahaan merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik internal maupun eksternal. Namun demikian , laporan keuangan mempunyai unsur keterbatasan artinya tidak menyediakan seluruh informasi yang dimiliki oleh perusahaan yang mungkin dibutuhkan juga oleh pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi yang berhubungan dengan informasi non keuangan. Pelaporan keuangan histories tersebut yang disajikan perusahaan tidak dapat mengukur nilai modal intelektual hal ini disebabkan belum ada standar yang mengatur secara khusus pengukuran dan pelaporan modal intelektual. Seandainya perusahaan-perusahaan menyadari pentingnya good corporate governance, maka sudah saatnya untuk menyempurnakan pelaporan keuangan perusahaan menjadi lebih terbuka. Keterbukaan pelaporan keuangan perusahaan menjadi salah satu butir kerangka kerja kode good corporate governance yaitu: “Perusahaan harus melakukan inisiatif untuk membuka, tidak hanya diminta undang-undang tetapi juga bahan-bahan penting bagi investor, pemegang saham,kreditor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam membuat keputusan “ (Ninik, 2000). Kenyataannya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia ada juga yang mengungkapkan sebagian unsur modal intelektual capital dalam informasi keuangannya salah satunya adalah human capital yaitu sebanyak 25% (employee competence) dari jumlah sampel 84 perusahaan . Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bambang (2006), mengenai praktik pengungkapan modal intelektual pada perusahaan publik di BEJ, akan tetapi kalau kita bandingkan dengan jumlah perusahaan publik yang ada di Indonesia masih banyak perusahaan publik yang belum mengungkapkannya. Kemungkinan kendala yang dihadapi perusahaan publik itu adalah belum ada standar khusus yang mengatur mengenai pengukuran dan pelaporan modal intelektual sehingga sulit untuk dilaksanakan. Sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu tercapainya good corporate governance, maka sudah seharusnya perusahaan publik untuk mengungkapkan informasi mengenai modal intelektual. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan mengukur kemampuan intelektual perusahaan adalah metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) yang dipopulerkan oleh Pulic (2000). Sistem pengukuran ini menggambarkan nilai riil dan kinerja suatu perusahaan, serta memungkinkan untuk memprediksi kemampuan perusahaan di masa depan. Sedangkan hasil dari pengukurannya berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dalam proses penciptaan nilai perusahaan, termasuk para pemberi kerja, karyawan, manajemen, investor, pemegang saham, dan pesaing. Metode ini dapat diterapkan pada semua tingkat business activity karena parameter dasar dari metode ini adalah penciptaan nilai dan sumber daya yang menciptakan nilai itu, yakni intellectual capital dan physical/financial capital dan data yang digunakannya untuk perhitungannya adalah bersumber dari laporan keuangan yang telah diaudit.
53
Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
Intellectual capital yang diukur dengan menggunakan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ini terdiri dari tiga komponen efisiensi, yaitu Human Capital Efficiency (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE), dan Capital Employed Efficiency (CEE). Menurut Farah dan Arief (2006), kondisi ini adalah suatu bentuk persaingan perusahaan-perusahaan go public yang ada di Indonesia untuk mendapatkan investor guna meningkatkan stockholder’s equity perusahaannya untuk melaksanakan pengembangan usaha yang bertujuan meningkatkan income perusahaan pada tahuntahun berikutnya agar market value dari perusahaan meningkat terus. Dengan demikian, perusahaan memiliki kemampuan bersaing dengan perusahaan lain karena perdagangan bebas saat ini mengharuskan perusahaan lokal di Indonesia meningkatkan persaingannya dengan perusahaan asing yang ada di dalam negeri maupun perusahaan asing yang memasarkan produknya di Indonesia. Berdasarkan hal di atas, dapat dikatakan bahwa market value terjadi karena masuknya konsep modal intellectual capital yang merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan (Abidin, 2000). Untuk memiliki kekuatan nilai pasar sebagai nilai tambah (value added) bagi perusahaan, maka perusahaan harus membenahi kondisi internal dari perusahaan itu sendiri. Banyak faktor yang dapat membuat perusahaan menjadi lebih kokoh di mata pasar yang ditunjukkan bukan hanya dari aset fisik yang dimiliki, tetapi aset yang tak berwujud juga. Aset yang tidak berwujud, seperti jumlah stockholder’s equity yang positif, kemampuan intelektual perusahaan, kekuatan dalam persaingan, hingga inovasi yang terus menerus. Dalam hal ini, semua faktor di atas disebut intellectual capital (Farah dan Arief, 2006 : 200). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Market Value Perusahaan”. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh variabel independen (human capital efficiency, structural capital efficiency, dan capital employed efficiency) terhadap variabel dependen (market value perusahaan) secara simultan? 2. Seberapa besar pengaruh variabel independen (human capital efficiency, structural capital efficiency, dan capital employed efficiency) terhadap variabel dependen (market value perusahaan) secara parsial?
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Intellectual Capital Intellectual capital menurut Barney (1991) pada penelitiannya , menjelaskan bahwa : “Intellectual capital adalah suatu aset yang secara alami tidak nyata, yang sekarang ini dapat diterima dan dinyatakan sebagai suatu aset utama perusahaan dalam bentuk startegi yang dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing dan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan hingga ke tingkat yang superior.” 54
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan Klein dan Prusak menyatakan apa yang kemudian dipopulerkan oleh Stewart (1994). Menurut Klein dan Prusak, “... we can define intellectual capital operationally as intellectual material that has been formalized, captured, and leveraged to produced a higher value assets.” Stewart (1997) sendiri mendefinisikan intellectual capital sebagai intellectual material yang meliputi pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, dan pengalaman, yang secara bersama-sama digunakan untuk mencaiptakan kesejahteraan atau kekayaan (wealth) dalam perusahaan. Komponen-Komponen Intellectual Capital Horibe (1997) dan Stewart (1997) membagi intellectual capital menjadi tiga komponen, yaitu human capital, structural capital atau organizational capital, dan customer capital. Adapun dalam penelitian Farah dan Arief (2006) yang mengacu pada penelitian Chen et al (2005), dimana berdasarkan metode pengukuran yang digunakan, yakni Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) method yang dikembangkan oleh Pulic (2000), intellectual capital mempunyai dua komponen efisiensi, yaitu human capital dan structural capital. Namun selanjutnya, Pulic (2000) berpendapat bahwa dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih teliti, maka wajiblah menyertakan asset fisik dan asset keuangan dalam pengukuran intellectual capital ini. Sehingga dibutuhkan satu komponen efisiensi lainnya, yaitu capital employed efficiency. Berdasarkan uraian mengenai komponen-komponen intelectual capaital tersebut di atas maka terdapat beberapa perbedaan versi yang menjelaskan tentang intellectual capital. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan istilah untuk menjelaskan tiap komponen yang dimaksud, sehingga dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen intellectual capital terdiri dari Human capital, Structural capital dan capital employed efficiency. Pengukuran Intellectual Capital dengan Value Added Intellectual Capital (VAIC) Value added intellectual capital (VAIC) diukur dan diamati sebagai total efisiensi dalam menciptakan nilai bagi perusahaan. Komponen dari konsep VAIC adalah Intellectual capital efisiensi (ICE) yang menggambarkan efisiensi dari intellectual capital dalam suatu perusahaan. Metode ini membangun dasar pemikiran bahwa untuk menciptakan nilai bagi perusahaan didasarkan kepada dua pilihan sumber daya yaitu sumber daya fisik dan sumber daya modal intelektual Sebenarnya , VAIC mengarahkan kepada total efisiensi semua sumber daya pegawai/karyawan dalam menciptakan nilai bagi perusahaan dan efisiensi modal intelektual tersebut tercermin dalam modal intelektual karyawan. Sumber daya yang dimiliki perusahaan lebih baik digunakan sebagai perangkat dalam efisiensi penciptaan nilai yang lebih tinggi bagi perusahaan juga.( Pulic, 2000) Dalam penelitian Farah dan Arief (2006) yang mengacu pada penelitian Chen et al (2005), dimana berdasarkan metode pengukuran yang digunakan, yakni Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) method, menyebutkan bahwa intellectual capital terdiri dari dua unsur, yaitu human capital dan structural capital yang sebagai intangible assets yang efisien dapat meningkatkan nilai dari perusahaan, dan ditambah 55
Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
dengan asset fisik yang tergabung dalam capital employed atau aset perusahaan yang dipergunakan untuk keperluan operasional perusahaan dengan efisien. Pengertian Market Value Amin Widjaja (2002 : 21) menjelaskan bahwa market value merupakan perkalian antara harga saham dengan jumlah saham yang beredar. Jadi, secara matematis dapat dituliskan rumus market value sebagai berikut : Market Value = Harga Saham x Jumlah Saham yang Beredar Hubungan Intellectual Capital dengan Market Value Riahi-Belkaoui (2003), Firrer dan Williams (2003) menjelaskan bahwa jika market value efisien, maka investor akan menilai perusahaan lebih tinggi dan akan meningkatkan investasinya pada perusahaan yang memiliki investasi atau pengeluaran intellectual capital yang lebih besar. Berdasarkan pernyataan di atas, intellectual capital merupakan sumber kekuatan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya, yang kemudian akan menciptakan nilai lebih tinggi bagi perusahaan yang bersangkutan di mata investor. Nilai lebih inilah yang kemudian disebut dengan nilai pasar. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan skema pemikiran penulis sebagai berikut : Human Capital Efficiency (X1) (Bontis, 1999)
ε Chen et al (2005)
Structural CapitalEfficiency (X2) (Tjiptohadi&Agustine, 2003 : 38)
Chen et al (2005)
Market Value (Y) (Amin Widjaja, 2002 : 21)
Chen et al (2005) Capital Employed Efficiency (X3) (Firer&Williams, 2003)
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Sumber : Paradigma Peneliti Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : 56
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan 1. Variabel independen (human capital efficiency, structural capital efficiency, dan capital employed efficiency) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (market value perusahaan) secara simultan. 2. Variabel independen (human capital efficiency, structural capital efficiency, dan capital employed efficiency) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (market value perusahaan) secara parsial.
METODE PENELITIAN Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel merupakan suatu tindakan dalam membuat batasanbatasan yang akan digunakan peneliti untuk mengukur variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis. Adapun variabel-variabel yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen/Bebas (X) Variabel independen/bebas pada penelitian ini adalah intellectual capital yang mempunyai tiga komponen efisiensi, yaitu : a. Human Capital Efficiency b. Structural Capital Efficiency c. Capital Employed Efficiency 2. Variabel Dependen/Terikat (Y) Adapun variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah market value perusahaan. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression) dan analisis koefisien determinasi. Adapun model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keterangan : Y X1 X2 X3 βo βi
Y= βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
: Market Value : Human Capital Efficiency (HCE) : Structural Capital Efficiency (SCE) : Capital Employed Efficiency (CEE) : Konstanta : Koefisien regresi, dimana i = 1,2,3...............
Untuk mencari nilai βo adalah sebagai berikut :
βo
Σ xx yy
Σ xx
2
Sedangkan untuk mencari βi adalah sebagai berikut :
βi
Σ xx yy
2
Σ xx Σ yy
2
57
Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
Analisis Koefisien Determinasi Untuk menghitung besarnya R2, adalah sebagai berikut:
R2
βT x T .y yT .y
Uji Validitas Asumsi Ordinary Least Square (OLS)/Asumsi Klasik Sebelum melakukan interpretasi terhadap hasil regresi, terlebih dahulu akan dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa beberapa asumsi yang mendasari regresi, yaitu Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas. Ketiga asumsi klasik tersebut adalah : (1) Tidak terjadi Multikolinieritas anatar variable bebas, (2) Tidak terjadi Heterokedsatisitas, dan (3) Tidak terjadi korelasi serial antara residual yang berurutan. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Pengujian Hipotesis secara Individu (Parsial) H 0 : β1 0
H1 : β 1 0 H0 : β2 0 H1 : β 2 0 H0 : β3 0 H1 : β 3 0 Untuk menguji koefisien regresi secara individual, rumus dikembangkan oleh Gujarati (2002 : 294) adalah sebagai berikut : th
pengujiannya
β1 Se (β1 )
Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k, dimana : β1 = Koefisien regresi ke-1 Seβ1 = Standard error koefisien regresi ke-1 Adapun kriteria uji hipotesisnya adalah sebagai berikut : a. Jika t hitung > t tabel dengan derajat bebas α = 5 %, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel Xi secara berpengaruh terhadap variabel Y. b. Jika t hitung < t tabel dengan derajat bebas α = 5 %, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel Xi tidak berpengaruh terhadap variabel Y.
58
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan 2.
Pengujian Hipotesis secara Keseluruhan (Simultan) Dilakukan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen tersebut secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis pada pengujian secara keseluruhan pada penelitian ini adalah :
H 0 : β1 β 2 β 3 0 Artinya semua variabel bebas yang dihipotesiskan secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (terikat). H1 : sekurang kurangnya ada satu β i 0, dimana i 1,2,3
Artinya semua variabel bebas yang dihipotesiskan secara serentak berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya (terikat). Rumus pengujian pada koefisien regresi secara keseluruhan, sebagaimana dikemukakan oleh Gujarati (2002 : 294) adalah sebagai berikut :
(n - k - 1)(R 2 ) Fh k(1 - R 2 ) Dimana : R2 = Koefisien determinasi k = Parameter/banyaknya variabel n = Ukuran sampel yang digunakan Statistik uji di atas mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k-1 dan V2 = nk. Adapun kriteria uji hipotesisnya adalah sebagai berikut : a. Jika F hitung > F tabel dengan derajat bebas α = 5 %, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika F hitung < F tabel dengan derajat bebas α = 5 %, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
59
Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Asumsi Klasik Berdasarkan pengujian asumsi klasik diketahui bahwa variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah lolos dari pengujian multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas. Hasil pengujian keempat asumsi klasik di atas mengindikasikan bahwa analisis dengan menggunakan model regresi linear berganda dan pengujian hipotesis penelitian dapat dilanjutkan. Pengujian Hipotesis 1. Persamaan Regresi Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS 10 for Windows diperoleh nilai koefisien regresi (β) untuk setiap variabel dalam penelitian. Nilai β ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 a Coefficients Coefficients
Model 1
(Constant) HCE SCE CEE
Unstandardized Coeff icients B Std. Error 2,102 1,664 1,300E-02 ,022 2,400E-02 ,061 ,244 ,938
Standardi zed Coeff icien ts Beta ,052 ,030 ,229
t 2,164 1,855 1,931 2,599
Sig. ,021 ,046 ,037 ,010
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,725 ,988 ,732
1,379 1,012 1,365
a. Dependent Variable: MV
Sumber : Data Hasil Output SPSS 10 for Windows Y=2,1 + 0,013X1 + 0,024X2 + 0,244X3 Setelah diketahui nilai β, maka dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut: 2. Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini, nilai R2 menunjukkan besarnya pengaruh human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) terhadap market value perusahaan secara simultan. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS 10 for Windows, diperoleh nilai R2 sebesar 0,069 atau 0,052 setelah disesuaikan. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa pengaruh human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) terhadap market value perusahaan secara simultan adalah sebesar 6,9% atau sebesar 5,2% setelah disesuaikan. Sedangkan besarnya pengaruh lain yang tidak diteliti adalah 93,1% atau 94,8% setelah disesuaikan.
60
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan Pengujian Hipotesis secara Simultan Berikut disajikan tabel hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 10 for Windows. Tabel 3 ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3,586E+39 4,842E+40 5,201E+40
df 3 164 167
Mean Square 1,195E+39 2,952E+38
F 4,049
Sig. ,008a
a. Predictors: (Constant), CEE, SCE, HCE b. Dependent Variable: MV
Sumber : Data Hasil Output SPSS 10 for Windows Dari tabel di atas diperoleh nilai F sebesar 4,049. Untuk mengetahui harga F yang diperoleh ini signifikan atau tidak, maka harus dibandingkan dengan nilai Ftabel. Dikarenakan nilai Ftabel untuk n=84 tidak ada, maka harus dicari dengan menggunakan rumus interpolasi ,diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,848. Dan dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market value perusahaan. Karena hipotesis secara simultan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen, maka pengujian hipotesis secara parsial dapat dilanjutkan. Pengujian Hipotesis secara Parsial Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 10 for Windows diperoleh nilai t . Untuk mengetahui harga t yang diperoleh ini signifikan atau tidak, maka harus dibandingkan dengan nilai ttabel. Dikarenakan nilai ttabel untuk n=84 tidak ada, maka dicari dengan menggunakan rumus interpolasi dan diperoleh nilai ttabel sebesar 1,6658. Dan berikut disajikan tabel pengujian hipotesis secara parsial untuk tiap-tiap variabel.
No
1
2
Hipotesis Human Capital Efficiency (HCE) berpengaruh positif signifikan terhadap Market Value Perusahaan Structural Capital Efficiency (SCE)
Tabel 4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Nilai β thitung ttabel Kesimpulan Statistik
0,013
1,855
1,6658
H0 ditolak, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara X1 terhadap Y
0,024
1,931
1,6658
H0 ditolak, terdapat pengaruh yang positif 61
Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
berpengaruh positif signifikan terhadap Market Value Perusahaan Capital Employed Efficiency (CEE) berpengaruh 3 positif signifikan terhadap Market Value Perusahaan Sumber: Data diolah
dan signifikan antara X2 terhadap Y
0,244
2,599
1,6658
H0 ditolak, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara X3 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut: a. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan pada Human Capital Efficiency (HCE) terhadap market value perusahaan, diperoleh nilai β sebesar 0,013 dan thitung sebesar 1,855, dalam hal ini thitung > ttabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Human Capital Efficiency (HCE) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap market value perusahaan. b. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan pada Structural Capital Efficiency (SCE) terhadap market value perusahaan, diperoleh nilai β sebesar 0,024 dan thitung sebesar 1,931, dalam hal ini thitung > ttabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Structural Capital Efficiency (SCE) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap market value perusahaan. c. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan pada Capital Employed Efficiency (CEE) terhadap market value perusahaan, diperoleh nilai β sebesar 0,244dan thitung sebesar 2,599, dalam hal ini thitung > ttabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Capital Employed Efficiency (CEE) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap market value perusahaan. Pengaruh Human Capital Efficiency, Structural Capital Efficiency, dan Capital Employed Efficiency terhadap Market Value Perusahaan secara Simultan Dari hasil analisis koefisien determinasi, diperoleh nilai R2 sebesar 0,069 atau 0,052 setelah disesuaikan. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) terhadap market value perusahaan secara simultan adalah sebesar 6,9% atau sebesar 5,2% setelah disesuaikan. Sedangkan besarnya pengaruh lain yang tidak diteliti adalah 93,1% atau 94,8%. Pengaruh tersebut, diantaranya kebijakan keuangan perusahaan, financial performance perusahaan, dan reaksi pasar lainnya yang akan timbul, yang memiliki hubungan dengan market value perusahaan. Sedangkan dari pengujian hipotesis secara simultan, diperoleh nilai Fhitung dan Ftabel masing-masing sebesar 4,049 dan 3,848. sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market value perusahaan.
62
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan Sehingga dapat dikatakan bahwa human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) secara bersama-sama memiliki pengaruh positif signifikan terhadap market value perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chen et al (2005), yang menyatakan bahwa jika suatu perusahaan memiliki intellectual capital dengan efisiensi pada ketiga komponennya, yaitu HCE, SCE, dan CEE, maka perusahaan tersebut akan memiliki market value yang meningkat terus-menerus dari tahun ke tahun. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan Farah dan Arief (2006) yang menguji pengaruh intellectual capital terhadap market value dan financial performance perusahaan dengan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) pada tiga belas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode tahun 1999-2003, diketahui bahwa intellectual capital tidak mempunyai pengaruh pada market value perusahaan, namun berpengaruh signifikan positif pada financial performance perusahaan. Tidak adanya pengaruh intellectual capital terhadap market value perusahaan disebabkan karena pada waktu itu, perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur, belum menyadari akan pentingnya pengelolaan intellectual capital untuk meningkatkan nilai pasar perusahaan. Sebagian besar investor di Indonesia masih memberikan penghargaan berupa nilai pasar yang tinggi kepada perusahaan yang memiliki aset fisik yang besar. Tetapi pada saat ini, dimana persaingan terjadi sangat ketat, bukan hanya persaingan produk unggulan perusahaan, tetapi dalam bidang keuangan juga, perusahaan berbondong-bondong bersaing untuk meningkatkan market value-nya di mata investor. Perusahaan mulai menyadari bahwa untuk memiliki kekuatan nilai pasar sebagai nilai tambah (value added), maka perusahaan harus membenahi kondisi internalnya. Banyak faktor yang dapat membuat perusahaan menjadi lebih kokoh di mata pasar yang ditunjukkan bukan hanya dari aset fisik yang dimiliki, tetapi aset yang tak berwujud juga. Aset yang tidak berwujud, seperti jumlah stockholder’s equity yang positif, inovasi yang terus menerus, kekuatan dalam persaingan, termasuk mengelola intellectual capital yang dimiliki perusahaan yang terdiri dari tiga komponen efisiensi, yaitu HCE, SCE, dan CEE. Kesadaran perusahaan dalam mengelola intellectual capital dapat dilihat dari mulai maraknya pelaporan unsur intellectual capital oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti diantaranya mulai tahun 2001, PT United Tractors, Tbk. Melaporkan kerja sama bisnisnya dalam annual report-nya halaman 83 dengan beberapa perusahaan, seperti dengan Komatsu, Ltd (Jepang) dan PT Pamapersada Nusantara untuk memperkuat posisi dan hasil operasi perusahaan. Selain itu, pada laporan tahunan 2002 halaman 61, PT Aneka Tambang (Persero), Tbk. mengungkapkan work-related knowledge dengan pernyataan, “Pada tahun 2002, Antam mengirimkan 6 orang karyawan mengikuti program pendidikan pasca sarjana.” Dan untuk memperoleh karyawan yang memiliki work-related competence, PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk. telah mengeluarkan dana dalam jumlah yang sangat besar yang diungkapkan dengan pernyataan, “Jumlah hari pelatihan pada tahun 2002 mencapai 4% dengan pembelanjaan sebesar Rp. 9 Milyar untuk keperluan program pelatihan dan pengembangan dengan biaya pelatihan karyawan sebesar Rp. 2,47 juta per orang (Bambang, 2006). 63
Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
Pengaruh Human Capital Efficiency terhadap Market Value Perusahaan Dari hasil analisis regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien untuk varibel Human Capital Efficiency sebesar 0,013. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh human capital efficiency (HCE) terhadap market value perusahaan adalah sebesar 1,3% atau dapat diartikan pula bahwa setiap kenaikan human capital efficiency (HCE) sebanyak 1 satuan, maka market value perusahaan meningkat sebesar 0,013 satuan. Sedangkan dari pengujian hipotesis secara parsial yang dilakukan pada human capital efficiency (HCE) terhadap market value perusahaan, diperoleh nilai thitung > ttabel masing-masing sebesar 1,855 dan 1,6658. Sehingga dapat diketahui bahwa thitung>ttabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya human capital efficiency (HCE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market value perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa human capital efficiency (HCE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap market value perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chen et al (2005), yang menyatakan bahwa secara parsial HCE berpengaruh positif signifikan terhadap market value. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Farah dan Arief (2006) yang menguji pengaruh intellectual capital terhadap market value dan financial performance perusahaan dengan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) pada tiga belas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode tahun 1999-2003, diketahui bahwa tidak ada pengaruh positif signifikan antara HCE terhadap besarnya market value. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena pada waktu itu, perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur, belum menyadari akan pentingnya efisiensi human capital untuk meningkatkan nilai pasarnya. Sebagian besar investor di Indonesia masih memberikan penghargaan berupa nilai pasar yang tinggi kepada perusahaan yang memiliki aset fisik yang besar. Tetapi pada saat ini, dimana persaingan terjadi sangat ketat, bukan hanya persaingan produk unggulan perusahaan, tetapi dalam bidang keuangan juga, perusahaan berbondong-bondong bersaing untuk meningkatkan market value-nya di mata investor. Perusahaan mulai menyadari bahwa untuk memiliki kekuatan nilai pasar sebagai nilai tambah (value added), maka perusahaan harus membenahi kondisi internalnya, salah satunya pengelolaan terhadap human capital. Pengaruh Structural Capital Efficiency terhadap Market Value Perusahaan Dari hasil analisis regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien untuk variabel Structural Capital Efficiency sebesar 0,024. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh structural capital efficiency (SCE) terhadap market value perusahaan adalah sebesar 2,4% atau dapat diartikan pula bahwa setiap kenaikan structural capital efficiency (SCE) sebanyak 1 satuan, maka market value perusahaan meningkat sebesar 0,024 satuan. Sedangkan dari pengujian hipotesis secara parsial yang dilakukan pada structural capital efficiency (SCE) terhadap market value perusahaan, diperoleh nilai thitung dan ttabel masing-masing sebesar 1,931 dan 1,6658. Sehingga dapat diketahui bahwa thitung > ttabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya structural capital efficiency (SCE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market value perusahaan. 64
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan Sehingga dapat dikatakan bahwa structural capital efficiency (SCE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap market value perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chen et al (2005), yang menyatakan bahwa secara parsial SCE berpengaruh positif signifikan terhadap market value. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Farah dan Arief (2006) yang menguji pengaruh intellectual capital terhadap market value dan financial performance perusahaan dengan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) pada tiga belas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode tahun 1999-2003, diketahui bahwa tidak ada pengaruh positif signifikan antara SCE terhadap besarnya market value. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena pada waktu itu, perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur, belum menyadari akan pentingnya efisiensi structural capital untuk meningkatkan nilai pasarnya. Sebagian besar investor di Indonesia masih memberikan penghargaan berupa nilai pasar yang tinggi kepada perusahaan yang memiliki aset fisik yang besar. Tetapi pada saat ini, dimana persaingan terjadi sangat ketat, bukan hanya persaingan produk unggulan perusahaan, tetapi dalam bidang keuangan juga, perusahaan berbondong-bondong bersaing untuk meningkatkan market value-nya di mata investor. Perusahaan mulai menyadari bahwa untuk memiliki kekuatan nilai pasar sebagai nilai tambah (value added), maka perusahaan harus membenahi kondisi internalnya, salah satunya pengelolan terhadap structural capital. Pengaruh Capital Employed Efficiency terhadap Market Value Perusahaan Dari hasil regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien untuk variabel Capital Employed Efficiency sebesar 0,244. hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh capital employed efficiency (CEE) terhadap market value perusahaan adalah sebesar 2,4% atau dapat diartikan pula bahwa setiap kenaikan capital employed efficiency (CEE) sebanyak 1 satuan, maka market value perusahaan meningkat sebesar 0,024 satuan. Sedangkan dari pengujian hipotesis secara parsial yang dilakukan pada capital employed efficiency (CEE) terhadap market value perusahaan, diperoleh nilai thitung dan ttabel masing-masing sebesar 2,599 dan 1,6658. sehingga dapat diketahui bahwa thitung > ttabel. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya capital employed efficiency (CEE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market value perusahaan, Sehingga dapat dikatakan bahwa capital employed efficiency (CEE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap market value perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chen et al (2005), yang menyatakan bahwa secara parsial CEE berpengaruh positif signifikan terhadap market value. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Farah dan Arief (2006) yang menguji pengaruh intellectual capital terhadap market value dan financial performance perusahaan dengan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) pada tiga belas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 1999-2003, diketahui bahwa tidak ada pengaruh positif signifikan antara CEE terhadap market value. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena pada waktu itu, perusahaan di Indonesia, khususnya perusahan manufaktur, belum menyadari akan pentingnya 65
Portofolio Vol. 8 No. 2 Nopember 2011 : 52 - 67
efisiensi capital employed untuk meningkatkan nilai pasarnya. Sebagian besar investor di Indonesia masih memberikan penghargaan berupa nilai pasar yang tinggi kepada perusahaan yang memiliki aset fisik yang besar, bukan yang efisien. Tetapi pada saat ini, dimana persaingan terjadi sangat ketat, bukan hanya persaingan produk unggulan perusahaan tetapi dalam bidang keuangan juga, perusahaan berbondong-bondong bersaing untuk meningkatkan market value-nya di mata investor. Perusahaan mulai menyadari bahwa untuk memiliki kekuatan nilai pasar sebagai nilai tambah (value added), maka perusahaan harus membenahi kondisi internalnya, salah satunya pengelolaan terhadap capital employed.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh intellectual capital terhadap market value perusahaan pada emitenemiten yang terdaftar Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2005-2006, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa intellectual capital yang terdiri dari human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), capital employed efficiency (CEE) berpengaruh positif signifikan terhadap market value perusahaan .Ini berarti secara garis besar, market value terbentuk karena akumulasi pengelolaan terhadap intellectual capital yang terdiri dari human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), capital employed efficiency (CEE) secara berkesinambungan. 2. Sedangkan secara parsial, pengujian hipotesis menunjukkan bahwa human capital efficiency (HCE) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap market value perusahaan. Demikian pula untuk structural capital efficiency (SCE) yang memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap market value perusahaan . Dan capital employed efficiency (CEE) juga memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap market value perusahaan . Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan terhadap intellectual capital yang terdiri dari human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), capital employed efficiency (CEE) mampu memberikan gambaran strategis kepada perusahaan untuk membuat keputusan terbaik dalam mencapai market value yang tinggi sehingga menarik para investor untuk menanamkan modalnya. Saran Penting bagi perusahaan dan manajer keuangan untuk memiliki investasi pada intellectual capital yang efisien jika perusahaan ingin meningkatkan market value-nya, karena terbukti, efisiensi intellectual capital dapat meningkatkan market value perusahaan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan di mata publik. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan, sebaiknya para manajer juga memperhatikan faktorfaktor lain yang mempengaruhi market value, seperti kebijakan keuangan perusahaan,
66
Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value Perusahaan financial performance perusahaan, dan reaksi pasar lainnya yang akan timbul, yang memiliki hubungan dengan market value perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Abidin. 2000. Pelaporan MI : Upaya Mengembangkan Ukuran-Ukuran Baru. Media Akuntansi, Edisi 7 Tahun VIII. Amin Widjaja Tunggal. 2002. Memahami Konsep Intellectual Capital dan Knowledge Management. Harvarindo. Bambang Purnomosidhi. 2006. Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia IAI-KAP. Barney, J.B. 1991. Firm Resources and Sustainable Competitive Advantage. Journal of Management. Chen et al. 2005. An Empirical Investigation of The Relationship between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance. Melalui : <www.emeraldsight.com/1469-1930.htm> [03/06/07]. Farah Margaretha dan Arief Rakhman. 2006. Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Market Value dan Financial Performance Perusahaan dengan Metode Value Added Intellectual Coefficient. Jurnal Bisnis dan Akuntansi STIE Trisakti.
Firrer, S. dan M. Williams. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance. Journal of Intellectual Capital. Ninik Yudianti. 2000. Pengungkapan Modal Intelektual untuk Meningkatkan Kualitas Keterbukaan Pelaporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi STIE Trisakti. Gujarati, Damodar. 2002. Basic Econometrics (Alih Bahasa Sumarno Zein). Jakarta : Penerbit Erlangga. Mohamad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Pulic, Ante. 2000. Basic Information on VAIC. Melalui : <www.vaic-on.net/start.htm> [05/06/07]. Riahi-Belkaoui, A. 2003. Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational Firms : A Study of The Resource-Based and Stakeholder Views. Journal of Intellectual Capital. Stewart, Thomas A. 1994. Your Company’s Most Valuable Assets Intellectual Capital. Fortune. ______, Thomas A. 1997. Intellectual Capital : The New Wealth of Organization. Melalui : <www.intellectualcapital.com> [18/06/07]. Biodata Penulis Neni Maryani, SE., MSi., Ak. Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Unjani.
67