“PENGARUH VALUE ADDED INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN” (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: Lutfi Destio Prakoso (1111082000106) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI 2015
i
PENGARUH VALUE ADDED INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Lutfi Destio Prakoso NIM: 1111082000106
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001
Yessi Fitri, S.E.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 19760924 200604 2 002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 10 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama
: Lutfi Destio Prakoso
2. NIM
: 1111082000106
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas
(Studi
Empiris
Pada
Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 10 April 2015 1. Zaenal Muttaqin, MPP NIP. 19790503 201101 1 006
2. Zuwesty Eka Putri, M.Ak NIP. 19800416 200901 2 006
Penguji II
3. Nur Wachidah, M.S.Ak
(_________________)
NIP.
Penguji III
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 22 September 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama
: Lutfi Destio Prakoso
2. NIM
: 1111082000106
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 September 2015 1. Dr. Desmadi Saharauddin,Lc., MA
(________________)
NIP.19720711 200511 007
Ketua
2. Hepi Prayudiawan, S.E., Ak, MM
(________________)
NIP. 19720516 200901 1 006
Sekretaris
3. Dr. Yahya Hamja, MM
(________________)
NIP. 19490602 197803 1 001
Pembimbing I
4. Yessi Fitri, S.E.,M.Si.,Ak.,CA
(________________)
NIP. 19760924 200604 2 002
Pembimbing II
5. Yusar Sagara, S.E.,M.Si
(________________)
NIDN. 2009058601
Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Lutfi Destio Prakoso
No. Induk Mahasiswa
: 1111082000106
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 22 September 2015
Lutfi Destio Prakoso
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Lutfi Destio Prakoso
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 27 Juni 1993
3. Alamat
: Perumahan Cipondoh Makmur Blok G7 No. 16 Jalan Gelora III RT 008/06, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten 15148.
II.
4. Telepon
: 089631390879/(021)5547655
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Negeri Cipondoh 8
Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 4 Tangerang
Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri 7 Tangerang
Tahun 2008-2011
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
vi
III.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Sekretaris Umum Radio Sekolah “RADIUS 7” SMA Negeri 7 Tangerang periode 2008-2009 2. Ketua Radio Sekolah “RADIUS 7” SMA Negeri 7 Tangerang periode 2009-2010 3. Anggota Divisi Humas “Himpunan Mahasiswa Jurusan” Akuntasi (HMJ) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2011-2012. 4. Menjadi Anggota Divisi Seni dan Olahraga “Himpunan Mahasiswa Jurusan” Akuntansi (HMJ) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2012 – 2013.
IV.
PENGALAMAN KEPANITIAAN 1. Divisi
Acara
OPAK
(Orientasi
Pengenalan
Akademik
dan
Kemahasiswaan) 2012, HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Divisi Acara Trivia 2012, HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Divisi Acara OPAK 2013, BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Divisi Acara Trivia 2013, HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Divisi Sponsorship Accounting Fair 2014, HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
6. Divisi Acara Accounting Fair 2014, HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7. Ketua pelaksana KKN Navigasi 2014, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
V.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Akuntansi SMA Tingkat Kota Tangerang, 2010. 2. Peserta Simulasi Pasar Modal, “Knowing More Doing More To Be Smart Investor”, 2012. 3. Peserta Seminar Penanggulangan HIV/AIDS “Lets Avoid HIV/AIDS With Legal Relationship”, 2013. 4. Peserta Seminar Nasional “Kredibilitas Seorang Akuntan Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia”, 2014. 5. Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan di Indonesia (Sudut Pandang Auditor Eksternal dan Auditor Internal), 2014.
VI.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Sardjono Tjipto Hartono
2. Ibu
: Asriyah (Almh.)
3. Kakak kandung
: Illa Dewi Astini (Almh.) dan Ardias Prasastyo
4. Anak Ke Dari
: 3 dari 3 bersaudara
viii
ABSTRACT
The Effects of Value Added Intellectual Capital on Return On Asset
The purpose of this research is, to examine the effect of value added intellectual capital on return on asset. This research using Pulic’s methods to measure value added intellectual capital. This method divide value added intellectual capital into three models of variable which is capital employed efficiency, human capital efficiency, and structure capital efficiency. And for the way to measure profitability, this research is using return on asset indicator. This research used Indonesian banking sector companies listed in IDX as sampels for five years observation. It was an empirical study with multiple linear regression for data analysis. After tested with EViews, the conclusion for this research is that only value added intellectual capital dan human capital efficiency has influenced to return on asset, while capital employed efficiency and structure capital efficiency hasn’t influence return on asset.
Keywords
: intellectual capital, capital employed efficiency, human capital efficiency, structure capital efficiency, return on asset
ix
ABSTRAK
Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas Perusahaan Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh dari value added intellectual capital terhadap return on asset. Pada penelitian ini digunakan metode pengukuran Pulic yaitu Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Metode pengukuran ini membagi intellectual capital kedalam tiga model, yakni capital employed efficiency, human capital efficiency, serta structure capital efficiency. Sedangkan profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan pengukuran return on asset. Objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini merupakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014 sehingga total sampel selama 4 tahun periode penelitian ini adalah 120 sampel. Metode penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan dalam melakukan pemilihan sampel penelitian adalah dengan metode purposive sampling dengan teknik berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu (judgement sampling). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara dan studi pustaka, data pada penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses pada alamat www.idx.co.id, data yang digunakan adalah annual report yang dilaporkan oleh perusahaan terkait. Berdasarkan hasil uji statistik t dan F yang telah dilakukan, menunjukkan hasil bahwa variabel human capital efficiency berpengaruh terhadap return on asset perusahaan, selain itu variabel value added intellectual capital juga berpengaruh terhadap return on asset. Sedangkan dua variabel lain, yakni capital employed efficiency dan structure capital efficiency tidak mempengaruhi variabel dependen return on asset. Selanjutnya, uji simultan yang dilakukan juga menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square berada pada angka 0,828 yang menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu return on asset dapat dijelaskan sebesar 82,8% oleh variabel independen yaitu, value added intellectual capital.
Kata kunci
: intellectual capital, capital employed efficiency, human capital efficiency, structure capital efficiency, return on asset
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu, ruang, waktu, kesehatan dan kesempatan bagi penulis dan atas semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan bagi semua umat manusia. Penelitian ini merupakan tugas akhir yang wajib diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kekuatan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua penulis, ayahanda Sardjono Tjipto Hartono dan ibunda Asriyah (Almh.) atas segala kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasihat, perhatian, semangat, dukungan dan doa yang tiada henti yang telah diberikan kepada penulis. Mereka adalah sumber semangat dan motivasi utama penulis dalam pengerjaan skripsi ini. 2. Kakak penulis, Illa Dewi Astini (Almh.) dan Ardias Prasastyo tersayang yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita dapat menjadi anak-anak berguna bagi nusa dan bangsa, serta dapat dibanggakan oleh kedua orang tua baik di dunia maupun di akhirat kelak. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
4. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis selama menyusun skripsi dengan sabar dan ikhlas. Terima kasih untuk semua nasihat, ilmu, bimbingan, motivasi, dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, pemikiran, ilmu, serta tenaganya untuk memberikan
pengarahan,
saran,
motivasi
dan
bimbingan
dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini. 8. Seluruh Dosen-dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama menuntut ilmu yang akan menjadi bekal dan pengalaman yang berharga bagi penulis di masa depan. 9. Sahabat-sahabat penulis Dhika, Siva, dan Yuki yang selalu memberikan semangat, motivasi, canda, tawa dan semua perhatian yang telah diberikan selama ini. Yang telah memberikan hiburan dan semangat di saat penulis merasa jenuh dan sedih. Terimakasih atas segala bantuan, dukungan, perhatian, kasih sayang dan nasihat-nasihat yang telah kalian berikan, semoga kita semua menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang. 10. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011. Terima kasih telah menjadi bagian dari kehidupan penulis sehingga memberikan berbagai pengalaman yang berharga dan warna kehidupan tersendiri dalam kehidupan penulis. Semoga kita semua dimudahkan jalannya untuk menjadi manusia sukses seperti yang kita citacitakan selama ini.
xii
11. Kepada Rizki Riyana Rumaidah yang selalu setia memberikan doa, semangat dan dukungannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Kepada seluruh sahabat-sahabat seperjuangan Dhea, Soraya, Marnita, Abrar, Arifin, Yoga, Rifqi, Asyraf, Ikhsan, Nara, Rendi, Arief, Ody, Randi, Irfan Khalil, Hamdan, Gita, Chika, serta sahabat lainnya, terima kasih atas segala bentuk doa dan dukungan yang telah diberikan, serta canda tawa yang telah dilalui selama ini bersama penulis. 13. Kepada seluruh keluarga besar Akuntansi A UIN 2011 dan KKN Navigasi 2014 atas doa, serta semangat yang diberikan kepada penulis. 14. Kepada keluarga besar Yayasan Anak Ceria atas doa dan dukungan, serta pengalaman yang telah diberikan kepada penulis. 15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu namun tanpa mengurangi rasa hormat penulis. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan maupun kritikan yang akan membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 22 September 2015
Lutfi Destio Prakoso
xiii
DAFTAR ISI Halaman Judul .......................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi ..................................................................... ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................... iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................... v Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. vi Abstract ...................................................................................................... ix Abstrak ...................................................................................................... x Kata Pengantar ......................................................................................... xi Daftar Isi .................................................................................................. xiv Daftar Tabel .............................................................................................. xvii Daftar Gambar ......................................................................................... xviii Daftar Grafik ............................................................................................ xix Daftar Lampiran ....................................................................................... xx BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 13 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 13 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 15 A. Tinjauan Literatur ..................................................................... 15 1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) ............................... 15 2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) .................................. 18 3. Intangible Assets .................................................................. 21 4. Intellectual Capital .............................................................. 25 5. Komponen Intellectual Capital a. Human Capital ............................................................. 35 b. Structural Capital ......................................................... 37 c. Capital Employed/Physical Capital............................... 38 6. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) ................... 39
xiv
a. Capital Employed Efficiency (CEE) ............................. 41 b. Human capital Efficiency (HCE) .................................. 41 c. Structure capital Efficiency (SCE) ................................ 42 7. Return On Asset (ROA) ....................................................... 42 8. Hubungan Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas ........ 44 B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 49 C. Kerangka Berpikir ................................................................... 52 D. Perumusan Hipotesis ................................................................ 54 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 58 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 58 B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 59 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 60 D. Metode Analisis Data ............................................................... 61 1. Pemilihan Model Regresi Data Panel .................................. 61 a. Uji Chow ..................................................................... 62 b. Uji Hausman ................................................................ 62 2. Statistik Deskriptif .............................................................. 63 3. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 63 a. Uji Normalitas ............................................................... 63 b. Uji Autokorelasi ............................................................. 64 c. Uji Heterokedastisitas ..................................................... 65 d. Uji Multikolinieritas ...................................................... 66 3. Uji Hipotesis ...................................................................... 67 a. Uji Koefisien determinasi (Adj R2) ................................ 67 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)....................... 69 c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ..... 69 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................ 70 1. Variabel Independen............................................................. 70 a. Capital Employed Efficiency (CEE) ................................ 71 b. Human Capital Efficiency (HCE) ................................... 72 c. Structure Capital Efficiency (SCE) ................................ 72
xv
2. Variabel Dependen ............................................................... 73 a. Return On Asset (ROA) ................................................. 73 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 74 A. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 74 B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan ........................................ 76 a. Pemilihan Model Regresi Data Panel .................................. 76 a) Uji Chow ..................................................................... 76 b) Uji Hausman ................................................................ 77 b. Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 78 c. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 79 a. Uji Normalitas ............................................................... 79 b. Uji Autokorelasi ............................................................ 81 c. Uji Heteroskedastisitas .................................................. 82 d. Uji Multikolinieritas ....................................................... 83 d. Uji Hipotesis ........................................................................ 83 a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................... 84 b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............. 85 c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ................................................................ 86 1) Pengaruh Capital Employed Efficiency terhadap Return On Asset ........................................................ 87 2) Pengaruh Human Capital Efficiency terhadap Return On Asset ....................................................... 88 3) Pengaruh Structure Capital Efficiency terhadap Return On Asset ........................................................ 89 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 91 A. Kesimpulan ............................................................................. 91 B. Implikasi ................................................................................. 92 C. Saran ........................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94 LAMPIRAN ............................................................................................. 99
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
2.1
Perbandingan Standar Akuntansi Tentang Aktiva Tak
Halaman
Berwujud ............................................................................... 23 2.2
Intellectual Capital Menurut Beberapa Peneliti Sebelumnya .. 28
2.3
Definisi Intellectual Capital menurut Stewart, Sveiby, dan Edvinsson ........................................................................ 29
2.4
Penelitian-penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital .... 31
2.5
Pengklasifikasian Intellectual Capital Menurut Penelitian Terdahulu .............................................................................. 35
2.6
Penelitian-Penelitian Empiris Tentang Hubungan Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan .......................... 45
4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ............................... 73
4.2
Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ..................................... 74
4.3
Hasil Uji Chow ..................................................................... 76
4.4
Hasil Uji Hausman ................................................................ 77
4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 77
4.6
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test ..................................... 80
4.7
Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 80
4.8
Hasil Uji Heterokedastisitas Menggunakan Uji Park .............. 82
4.9
Hasil Uji Multikolineritas ...................................................... 83
4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) .............................. 83
4.11
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .... 85
4.12
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .................... 88
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor 2.1
Keterangan
Halaman
Kerangka Pemikiran .............................................................. 53
xviii
DAFTAR GRAFIK
Nomor 4.1
Keterangan
Halaman
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Jarque-Bera ................... 79
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Data Sampel Penelitian ......................................................... 97
2
Perhitungan Data Variabel Independen dan Variabel Dependen ............................................................................... 99
3
Hasil Output EViews .............................................................. 106
xx xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu ekonomi, manusia selalu dihadapkan dengan dua hal yang saling berkaitan, yaitu permintaan dan penawaran. Kedua hal tersebut tidak terlepas dari adanya dua hal yang selalu dihadapi dan dirasakan oleh manusia, yakni kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan ialah segala sesuatu (barang atau jasa) yang kita butuhkan dan harus dipenuhi demi kelangsungan hidup manusia. Sedangkan keinginan adalah segala sesuatu (barang atau jasa) yang kita inginkan namun tidak harus dipenuhi saat itu juga karena tidak mempengaruhi kelangsungan hidup manusia, melainkan hanya sebagai pendukung. Saat ini, manusia dihadapkan oleh banyaknya pilihan dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya sehari-hari, hal tersebut tidak terlepas dari semakin berkembang dan terus berkembangnya pola berpikir manusia, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang diterapkan pada segala bidang dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dunia ekonomi sehingga menyebabkan kebutuhan dan keinginan manusia ikut berkembang dan mengalami perubahan. Dengan semakin banyaknya pilihan yang tersedia, tentu hal tersebut akan berdampak terhadap semakin ketatnya tingkat persaingan yang terjadi dalam suatu pasar. Di era globalisasi seperti saat ini, dimana tingkat persaingan pasar semakin ketat, membuat setiap pihak yang terlibat di dalam pasar harus
1
berusaha semaksimal mungkin untuk terus dapat bersaing dan bertahan dalam persaingan pasar, atau bahkan terus berusaha merebut pangsa pasar. Bertumbuh dan berkembangnya kebutuhan dan keinginan yang terjadi pada konsumen, membuat pihak produsen selaku pihak yang menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut dituntut untuk selalu belajar dan berinovasi agar dapat mengatasi kebutuhan dan keinginan manusia (pelanggan) yang bersifat tak terbatas. Tujuannya tidak lain karena pihak konsumen adalah target sasaran dari kegiatan operasional yang mereka lakukan, juga sebagai pihak yang dimanfaatkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu menjual produk yang mereka hasilkan sebanyak-banyaknya guna menghasilkan laba dan memenuhi ekspektasi dari para pemilik dan pemegang saham perusahaan. Semakin kompleks dan variatifnya kebutuhan serta keinginan yang dimiliki konsumen, maka semakin besar tantangan yang akan dihadapi pihak produsen, karena bagaimanapun juga, produsen lahir untuk memberikan solusi terhadap permintaan yang diberikan oleh konsumen. Agar dapat tetap bersaing dan mempertahankan eksistensinya dalam pasar, belajar dan terus menciptakan inovasi-inovasi dalam menemukan hal-hal baru yang dibutuhkan pihak konsumen merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh perusahaan di masa kini. Adanya inovasi akan membuat produsen dapat terus menghasilkan produk yang diminati konsumen dan mendapat tempat khusus bagi pelanggan setianya, sehingga perusahaan akan tetap bersaing dan bertahan di pasaran, memperoleh laba
2
pada tingkat yang diinginkannya, serta mempengaruhi nilai perusahaannya dari segi persepsi konsumen. Setiap perusahaan didirikan memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya masing-masing. Namun, secara umum tujuan akhir perusahaaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal dan sebesar mungkin dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara ekonomis, efektif, dan efisien, sehingga perusahaan dapat memenuhi keinginan para pemilik perusahaan atau pemegang saham. Seiring dengan bertambahnya kemakmuran mereka, maka akan membuat para pemilik perusahaan dan investor yang ada akan terus menanamkan kekayaannya, bahkan dapat menarik pemodal baru sehingga perusahaan dapat berkembang menjadi unit yang lebih besar lagi. Profit atau keuntungan adalah suatu keadaan dimana suatu entitas atau perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang lebih besar dibanding sumber daya (alam atau modal) yang dimiliki atau digunakan, baik melalui proses penjualan produk yang merupakan kegiatan utamanya, atau melalui kegiatan lainnya seperti penjualan saham, aset dan lain sebagainya dalam satu periode. Profit atau keuntungan merupakan tujuan akhir setiap entitas atau perusahan dan keberadaannya merupakan suatu hal yang mutlak karena berkaitan erat dengan pertanggungjawaban kepada pihak investor sebagai pemilik perusahaan atau sebagai pemilik modal dari kegiatan operasional yang berlangsung.
3
Setiap perusahaan tentu menginginkan agar perusahaannya selalu memiliki laba yang terus tumbuh dan berkembang setiap tahunnya, namun tentu saja hal tersebut bukanlah perkara mudah untuk diwujudkan. Banyak aspek yang dapat diteliti untuk melihat pengaruh tingkat profitabilitas suatu perusahaan, mulai dari tingkat penjualan, kualitas produk, kualitas dan kinerja manajemen, kepercayaan konsumen, teknologi, hingga sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan tersebut. Banyak penelitian terdahulu yang telah meneliti bagaimana pengaruh masing-masing aspek tersebut terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, akan tetapi perbedaan aspek tersebut menghasilkan pengaruh yang besarnya berbeda-beda tergantung jenis perusahaan, variabel yang diteliti, bagaimana proses kerja penelitian yang dilakukan, atau bahkan tempat dan waktu penelitian yang pada akhirnya akan menimbulkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Perbedaan pengetahuan dan pemanfaatan teknologi mungkin menjadi salah satu penyebab perbedaan hasil penelitian tersebut. Hal ini dikarenakan pada era knowledge based business, pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting. Perbedaan perkembangan dan penggunaan teknologi mungkin dapat mengakibatkan perbedaan dalam implikasi dan penggunaan teori yang menyebabkan perbedaan hasil penelitian. Pada pendekatan ilmu akuntansi secara tradisional, profitabilitas diukur atau bergantung kepada seberapa besar suatu perusahaan dapat menjual produk (tingkat penjualan), baik barang atau jasa yang dimilikinya
4
setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan atau biaya produksinya. Namun, ilmu akuntansi modern memandang bahwa tingkat keuntungan yang diraih oleh suatu perusahaan disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal, bukan hanya berdasarkan penjualan produk semata. Salah satu pokok bahasan dalam ilmu akuntansi modern yang banyak menjadi bahan penelitian dalam mengukur besarnya tingkat profitabilitas perusahaan saat ini adalah mengenai pentingnya perusahaan dalam memiliki, menggunakan, serta melakukan pengelolaan aset yang bersifat tidak berwujud atau yang disebut dengan intangible asset. Ilmu akuntansi saat ini memiliki pemahaman bahwa dengan memliki dan mengelola aset tidak berwujud (intangible asset) seperti lisensi, hak paten, trade mark, goodwiil, franchise, dan intellectual capital merupakan salah satu kunci agar perusahaan dapat terus menghasilkan keuntungan setiap tahunnya, serta bersaing dan bertahan melawan kompetitor mereka di pasaran. Karena dengan adanya intangible asset tersebut merupakan modal dasar perusahaan untuk terus dapat belajar dan berinovasi serta dipercaya konsumen sehingga perusahaan tersebut dapat bertahan, atau bahkan menguasai pasar. Menurut (Sawarjuwono, 2003), agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labour-based business), menuju bisnis yang berdasarkan pada pengetahuan
(knowledge-based
business),
sehingga
karakteristik
5
perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) maka kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri. Ilmu akuntansi tradisional menganggap bahwa sulitnya pengukuran intangible
asset
mengakibatkan
banyak
perusahaan
cenderung
mengabaikannya. Zéghal dan Maaloul (2010) menyatakan bahwa mengukur intellectual capital sulit karena bersifat tak berwujud dan non fisik. Model akuntansi tradisional yang dikandung dalam operasi perusahaan dalam suatu ekonomi industrial tetap fokus pada aset keuangan dan fisik dan mengabaikan aset intellectual capital. Namun,
Sejak tahun 1990-an,
perhatian terhadap
praktik
pengelolaan aset tidak berwujud (intangible assest) telah meningkat secara dramatis (Harrison dan Sullivan, 2000). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset tersebut adalah intellectual capital (IC) yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000; Sullivan dan Sullivan, 2000). Menurut Cut Zurnali (2008), istilah modal intektual (intellectual capital) digunakan untuk semua yang merupakan aset dan sumberdaya nontangible atau non-physical dari sebuah organisasi, yaitu mencakup proses, kapasitas inovasi, pola-pola, dan pengetahuan yang tidak kelihatan dari para
6
anggotanya dan jaringan kolaborasi serta hubungan organisasi. Perhatian manajemen pada pengelolaan aset tak berwujud (intangible asset) telah meningkat secara tajam, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada modal intelektual (Hasan, et al. 2012). Di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC, namun lebih kurang IC telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No.19 (revisi 2009), aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset pada saat aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau saat tersedia, nilai tersebut diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK. Implementasi Intellectual Capital merupakan sesuatu yang masih tergolong baru, bukan saja di Indonesia tetapi juga di lingkungan bisnis global. Pada umumnya kalangan bisnis belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan (Sawarjuwono, 2003). Di samping itu perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih terhadap human capital, Structure capital, dan customer capital. Padahal semua ini merupakan elemen pembangun IC perusahaan
7
(Sawarjuwono, 2003). Pengungkapan intellectual capital dianggap banyak pihak merupakan suatu hal penting, karena pengungkapan tersebut dapat memberikan gambaran lebih rinci kepada investor tentang perusahaan yang akan ditanamkan modalnya. Pengungkapan informasi mengenai intellectual capital dianggap dapat mencerminkan bagaimana proses dan kinerja manajemen di dalam suatu perusahaan yang merupakan hal yang lebih penting sebelum seorang investor akan menanamkan modalnya. Meningkatnya perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan telah menarik perhatian peneliti untuk menyelidiki nilai yang hilang dari laporan keuangan (e.g. Lev and Zarowin, 1999; Lev, 2001; Lev and Radhakrishnan, 2003) dalam Chen et al (2005). Lev (2001, p.9 dalam Chen et al (2005) mencatat bahwa selama periode tahun 1977-2001, rasio nilai pasar terhadap nilai buku dari US Standard Poors (S&P) 500 perusahaan meningkat dari 1 sampai 5. Hal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa sekitar 80% dari nilai pasar perusahaan tidak tercermin dalam laporan keuangan. Seiring dengan semakin besarnya permintaan akan adanya pengungkapan unsur intellectual capital di dalam laporan keuangan perusahaan, Pulic (1998) memperkenalkan pengukuran intellectual capital secara tidak langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™), yaitu suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan. Sumber daya perusahaan yang juga merupakan komponen utama dari VAIC™ adalah
8
physical capital (VACA - Value Added Capital Employed), human capital (VAHU - Value Added Human capital), Structure capital (STVA Structure Capital Value Added). Pulic menyatakan bahwa VAIC™ dianggap memenuhi kebutuhan dasar ekonomi kontemporer dari “sistem pengukuran” yang menunjukkan nilai sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan, karena tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka). Selanjutnya Pulic (dalam Ulum, 2008) menyatakan bahwa intellectual ability (yang kemudian disebut dengan VAIC™) menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan. Menurut Kaplan dan Norton (dalam Najibullah, 2005) Intellectual capital memainkan peran penting dalam meningkatakan kemampuan perusahaan dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Ditambahkan (Najibullah, 2005), dengan munculnya keakuratan ekonomi secara keseluruhan dalam kegiatan dan keseimbangan ekonomi global, merupakan hal yang penting untuk meningkatkan pemahaman pengembangan intellectual capital dalam aturan sosial politik dan ekonomi yang berbeda. Manfaat lain yang diperoleh perusahaan dengan melaporkan intellectual
9
capital, selain untuk mengkomunikasikan keunggulan mereka, perusahaan juga dapat menarik sumberdaya yang bernilai tambah (Mouritsen et.al.,2004). Menurut Suwarjono dan Kadir (2003) laporan keuangan tradisional telah dirasakan gagal untuk dapat menyajikan informasi yang penting ini. Bagi perusahaan yang sebagian besar asetnya dalam bentuk modal intelektual, tidak adanya informasi ini dalam laporan keuangan akan menyesatkan, karena dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan harus dapat mencerminkan adanya aktiva tidak berwujud dan besarnya nilai yang diakui. Adanya perbedaan yang besar antara nilai pasar dan nilai yang dilaporkan akan membuat laporan keuangan menjadi tidak berguna untuk pengambilan keputusan. Intellectual Capital menjadi suatu objek yang menarik untuk diteliti karena kaitannya yang dapat mencakup ke semua lini dan jenis perusahaan, baik industri jasa, manufaktur, otomotif, makanan, dan lain sebagainya. Hal tersebut karena intellectual capital dianggap banyak pihak sebagai salah satu elemen dasar penentu kesuksesan suatu perusahaan di masa mendatang. Intellectual capital pada level organisasi muncul dari proses dimana level pengetahuan individual, bertindak sebagai komponen dengan mekanisme struktural dalam bentuk komunikasi dan lingkungan, yang terdapat pada perangkat struktural organisasi yang berinteraksi untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Manusia saat ini menjadi pusat perhatian karena berkaitan dengan peningkatan pengembangan ilmu
10
ekonomi dan sosiologi. Para ahli dibidang ini menyepakati bahwa modal manusia memiliki peran penting atau bahkan lebih penting daripada faktor teknologi dalam menjalankan pertumbuhan ekonomi. Pendidikan adalah salah satu cara untuk meningkatkan modal manusia (Shanti dan Yudhanti, 2011). Di dalam perspektif ekonomik, peningkatan pertumbuhan ekonomik menunjuk pada ekonomik berbasis pengetahuan dan pengimplementasian manajemen pengetahuan. Sistem ini membagi opini modal secara konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan sumber daya aset berwujud yang kurang berarti tanpa modal berbasis pengetahuan dan modal berbasis teknologi. Pengimplementasian modal berbasis pengetahuan dan teknologi akan mengaselerasi keefisienan dan keefektifan implementasi sumber daya lain sehingga sumber daya tersebut dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan secara kompetitif (Shanti dan Yudhanti, 2011). Banyak kerancuan yang terjadi hingga saat ini yang berkaitan dengan pemahaman intellectual capital, banyak muncul pertanyaan bahwa apakah intellectual capital sama dengan intangible asset, ataukah berbeda, jika memang berbeda, dimanakah letak perbedaannya. Selain itu, penelitian ini ingin menguji seberapa besarkah perhatian dan fokus perusahaan perbankan di Indonesia mengenai pelaporan intellectual capital di dalam laporan keuangan yang mereka terbitkan setiap tahunnya, mengingat akuntansi internasional sudah memberikan perhatian
11
dan fokusnya yang besar mengenai pentingnya pelaporan intellectual capital di dalam laporan keuangan, karena intellectual capital merupakan salah satu komponen penting, krusial dan potensial perusahaan dalam menghasilkan value creation, value added, atau return yang selalu menjadi tujuan perusahaan setiap tahunnya. Pelaporan intellectual capital dalam laporan keuangan juga merupakan salah satu indikator new economy yang harus dimiliki oleh perusahaan saat ini, karena perusahaan saat ini dituntut untuk melibatkan unsur teknologi dalam produk yang mereka hasilkan agar dapat bersaingan di lingkungan bisnis perusahaan, dan teknologi tersebut salah satunya berasal dari intellectual capital itu sendiri sehingga pelaporannya dalam laporan keuangan menjadi sangat penting adanya. Penelitian ini merupakan penelitan adaptasi yang telah dilakukan oleh Ihyaul Ulum pada tahun 2007, Ulum meneliti tentang bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di Indonesia, bahkan Ulum melakukan analisis tentang bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan di masa mendatang. Dalam penelitian ini, value added intellectual capital diukur dengan menggunakan tiga variabel, yakni capital employed efficiency, human capital efficiency, dan structure capital efficiency. Dengan melihat semakin tingginya kebutuhan dan permintaan berbagai pihak akan adanya pengungkapan unsur-unsur intellectual capital dalam laporan keuangan perusahaan saat ini dan berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis, maka penulis memberi judul penelitian
12
skripsi ini dengan “Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, selanjutnya rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana
pengaruh
capital
employed
efficiency
terhadap
profitabilitas perusahaan perbankan? b. Bagaimana pengaruh human capital efficiency terhadap profitabilitas perusahaan perbankan? c. Bagaimana
pengaruh
structure
capital
efficiency
terhadap
profitabilitas perusahaan perbankan?
C. Tujuan Penelitian Sedangkan tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris: a. Pengaruh capital
employed efficiency terhadap
profitabilitas
perusahaan perbankan. b. Pengaruh human capital efficiency terhadap profitabilitas perusahaan perbankan.
13
c. Pengaruh
structure
capital
efficiency
terhadap
profitabilitas
perusahaan perbankan.
D. Manfaat Penelitian Peneltian ini diharapkan dapat memiliki manfaat positif yang dapat digunakan oleh banyak pihak yang berkepentingan, baik pihak internal perusahaan, seperti direktur, pemegang saham, karyawan, pihak eksternal perusahaan, seperti calon investor, pemerintah, serta masyarakat umum dan akademisi. a. Sebagai tambahan literatur akuntansi, khususnya mengenai pengaruh
Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. b. Sebagai referensi bagi pihak investor untuk menilai kinerja Intellectual
Capital perusahaan di sektor perbankan di Indonesia sehingga calon investor dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai indikasi perusahaan tersebut memiliki competitive advantage yang lebih. c. Sebagai petunjuk para manajer perusahaan dalam mengelola dan
menilai Intellectual Capital yang dimiliki sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan (firm’s value creation).
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Terdapat dua teori yang dapat dijadikan dasar untuk penelitian ini, yakni teori stakeholder dan teori legitimasi. Keduanya menjelaskan alasan pengungkapan suatu informasi oleh perusahaan dalam laporan keuangan. Kedua teori tersebut juga dapat dijadikan dasar dalam menjelaskan hubungan antara kinerja IC (VAIC™) dengan kinerja keuangan perusahaan (Ulum, 2011). Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) menjelaskan tentang hubungan antara perusahaan dan stakeholder yang saling berkaitan, sementara teori legitimasi (Legitimacy Theory) menjelaskan tentang proses interaksi antara perusahaan dan masyarakat. 1.
Stakeholder Theory Menurut Freeman dan Reed (Ulum, 2011), stakeholder adalah: “any identifiable group or individual who can affect the achievement of an organisation’s objectives, or is affected by the achievement of an organisation’s objectives”. Stakeholder adalah pihak-pihak baik kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses pencapaian tujuan suatu organisasi. Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki
15
hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka (sebagai contoh, melalui polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan, dll), bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi (Deegan, 2004). Lebih lanjut Deegan (2004) menyatakan bahwa teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-aktifitas mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan hubungan mereka.
16
Dalam konteks untuk menjelaskan hubungan VAIC™ dengan kinerja keuangan perusahaan, teori stakeholder harus dipandang dari kedua bidangnya, baik bidang etika (moral) maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder (Deegan, 2004). Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika dari teori ini. Penciptaan nilai (value creation) dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi perusahaan (dalam hal ini disebut dengan VAIC™) yang kemudian dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder. Bidang manajerial dari teori stakeholder berpendapat bahwa kekuatan stakeholder untuk mempengaruhi manajemen korporasi harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi (Watts dan Zimmerman, 1986). Ketika para stakeholder berupaya untuk mengendalikan sumber daya organisasi, maka orientasinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kesejahteraan tersebut diwujudkan dengan semakin tingginya return yang dihasilkan oleh organisasi.
17
Dalam konteks ini, para stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi. Karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para
stakeholder dalam
mengintervensi manajemen (Ulum, 2011).
2.
Legitimacy Theory Secara praktis, teori legitimasi ini berbicara tentang bagaimana hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Karena setiap perusahaan, tanpa terkecuali pasti memiliki ‘kontrak sosial’ dengan masyarakat dimana perusahaan itu berada, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori legitimasi ini berkaitan dengan bagaimana perusahaan harus dapat menjaga nilai-nilai dan normanorma sosial yang berlaku di wilayah tersebut. Karena bagaimanapun juga, perusahaan telah memanfaatkan sumber ekonomi yang ada di wilayah tersebut. Teori
legitimasi
ini
menyatakan
bahwa
sesungguhnya
perusahaan membutuhkan adanya pengakuan dan penilaian positif dari lingkungan sekitar, dan hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan cara pengungkapan dalam laporan keuangan. Di sisi lain,
18
perusahaan juga harus memenuhi ekspektasi para stakeholder secara bersamaan. Sejumlah
studi
terdahulu
melakukan
penilaian
atas
pengungkapan sukarela laporan tahunan dan memandang pelaporan informasi lingkungan dan sosial sebagai metode yang digunakan organisasi untuk merespon tekanan publik (Guthrie et al., 2006) Menurut Deegan (2004), dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara sukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Teori legitimasi bergantung pada premis bahwa terdapat ’kontrak sosial’ antara perusahaan dengan masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi. Kontrak sosial adalah suatu cara untuk menjelaskan sejumlah besar harapan masyarakat tentang bagaimana seharusnya organisasi melaksanakan operasinya. Berdasarkan
teori
legitimasi,
organisasi
harus
secara
berkelanjutan menunjukkan telah beroperasi dalam perilaku yang konsisten dengan nilai sosial (Guthrie dan Parker, 1989). Hal ini seringkali dapat dicapai melalui pengungkapan (disclosure) dalam laporan perusahaan. Organisasi dapat menggunakan disclosure untuk mendemonstrasikan perhatian manajemen akan nilai sosial, atau untuk mengarahkan kembali perhatian komunitas akan keberadaan pengaruh negatif aktifitas organisasi (Lindblom, 1994 dalam Ulum, 2011).
19
Menurut Dowling dan Pfeffer (dalam Paramita 2013), ketika ada perbedaan antara nilai-nilai yang dianut perusahaan dengan nilainilai masyarakat, maka perusahaan akan berada pada posisi terancam. Perbedaan ini dinamakan Legitimacy Gap dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Perusahaan harus memantau dan mengevaluasi ketika menemukan kemungkinan munculnya gap tersebut, karena apabila perusahaan dapat menyamakan konsep nilai-nilai yang dimilikinya dengan nilai-nilai sosial yang terdapat di dalam masyarakat, dapat menandakan bahwa perusahaan tersebut telah memberikan perhatian terhadap masyarakat, yang nantinya akan berpengaruh pada pengakuan dan penilaian positif lingkungan terhadap perusahaan. Berdasarkan kajian tentang teori stakeholder dan teori legitimacy, dapat disimpulkan bahwa kedua teori tersebut memiliki penekanan
yang
berbeda
tentang
pihak-pihak
yang
dapat
mempengaruhi luas pengungkapan informasi di dalam laporan keuangan perusahaan. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan. Sedangkan teori legitimacy menempatkan persepsi dan pengakuan publik sebagai dorongan utama dalam melakukan pengungkapan suatu informasi di dalam laporan keuangan.
20
3.
Intangible Assets Paragraf 8 PSAK 19 (revisi 2009) mendefinisikan aktiva tidak berwujud sebagai Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset pada saat aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau saat tersedia, nilai tersebut diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu
PSAK
Paragraf 9 PSAK 19 (revisi 2009) menyatakan, entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). Contoh umum lainnya: piranti lunak komputer, paten, hak cipta, film, daftar pelanggan, hak pelayanan jaminan, hak memancing, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan hak pemasaran. Namun, paragraph 10 PSAK 19 (revisi 2009) menyatakan, tidak semua unsur yang dicantumkan pada paragraf 9 memenuhi definisi aset tidak berwujud, yakni keteridentifikasian, pengendalian atas
21
sumber daya dan adanya keuntungan ekonomis di masa depan. Jika suatu unsur yang tercakup dalam Pernyataan ini tidak memenuhi definisi aset tidak berwujud, maka pengeluaran untuk memperoleh atau menciptakan aset tersebut (secara internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Namun, jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi. Tabel 2.1 dibawah ini akan merangkum perbandingan diantara standar akuntansi tentang aktiva tidak berwujud (Ulum, 2007).
22
Tabel 2.1 Perbandingan Standar Akuntansi Tentang Aktiva Tak Berwujud
Definisi Intangible Assets
Klasifikasi Intangible Assets
FRS 10 Goodwill and Intangible Assets Aktiva tetap non-keuangan yang tidak mempunyai wujud fisik tetapi dapat diidentifikasi dan dikendalikan oleh entitas melalui penjagaan dan undang- undang
Suatu kategori: aktiva tidak berwujud yang memiliki ciri, fungsi atau kegunaan yang sama di dalam bisnis perusahaan, misalnya: lisensi, kuota, paten, hak cipta, franchises dan trademarks.
IAS 38 Intangible Assets
APB 17 Intangible Assets
PSAK 19 Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva non- Tidak ada aset non-moneter moneter yang definisi yang yang dapat dapat eksplisit. diidentifikasi diidentifikasi tanpa wujud fisik. dan tidak Biaya perolehan mempunyai adalah jumlah kas wujud fisik serta atau setara kas dimiliki untuk yang dibayarkan digunakan atau nilai wajar dalam sumber daya yang menghasilkan dikeluarkan untuk atau memperoleh aset menyerahkan pada saat aset barang atau jasa, tersebut diakuisisi disewakan atau dibangun, kepada pihak atau saat tersedia, lainnya, atau nilai tersebut untuk tujuan diatribusikan pada administratif. aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK. Ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang.
Diklasifikasi berdasarkan beberapa dasar yang berbeda: dapat diidentifikasi, cara perolehannya, masa manfaat yang diharapkan, dapat dipisahkan dari keseluruhan perusahaan.
ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).
23
IAS 38 Intangible Assets
APB 17 Intangible Assets
PSAK 19 Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika: kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut; biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
Suatu aktiva tidak berwujud yang dikembangkan secara internal harus diakui jika: (a) secara khusus dapat diidentifikasi; (b) memiliki umur yang jelas; (c) dapat dipisahkan dari keseluruhan entitas.
Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika a) kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut; dan b) biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal.
Aktiva tidak Aktiva tidak berwujud yang berwujud memiliki masa harus manfaat diamortisasi ekonomis yang melalui terbatas, maka pembebanan aktiva tersebut secara harus sistematis diamortisasi selama periode secara sistematis pendapatan selama masa berdasarkan manfaat masa manfaat tersebut. yang Sedangkan diperkirakan. aktiva tidak berwujud yang masa manfaat ekonomisnya tidak dapat didefinisikan, maka aktiva tersebut tidak dapat diamortisasi. Sumber: Brennan dan Connell (2000); Ulum (2007); IAI (2009), diolah.
Amortisasi harus dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan, yakni ketika aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai dengan ketentuan yang diinginkan manajemen. Amortisasi harus dihentikan pada waktu mana yang lebih dahulu antara ketika aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual
Pengakuan (recognition)
Amortisasi
FRS 10 Goodwill and Intangible Assets Suatu aktiva tidak berwujud yang dikembangkan secara internal mungkin dikapitalisasi hanya jika ia memiliki nilai pasar yang dapat diketahui.
24
4.
Intellectual Capital Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD, 1999 dalam Ulum, 2007) yang menjelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud: (1) organisational (Structure) capital; dan (2) human capital. Lebih tepatnya, organisational (Structure) capital mengacu pada hal-hal seperti sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi (yaitu sumber daya tenaga kerja/karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi, seperti konsumen dan supplier. Seringkali, istilah IC diperlakukan sebagai sinonim dari aktiva tidak berwujud. Meskipun demikian, definisi yang diajukan OECD menyajikan cukup perbedaan dengan meletakkan IC sebagai bagian terpisah dari dasar penetapan intangible asset secara keseluruhan suatu perusahaan. Dengan demikian, terdapat item-item intangible asset yang secara logika tidak membentuk bagian dari IC suatu perusahaan. Salah satunya adalah reputasi perusahaan. Reputasi perusahaan mungkin merupakan hasil sampingan (atau suatu akibat) dari penggunaan IC secara bijak dalam perusahaan, tetapi itu bukan merupakan bagian dari IC. Stewart (1997) mendefinsikan intellectual capital sebagai total saham atas kolektif pengetahuan, informasi, teknologi, hak properti
25
intelektual, pengalaman, pem- belajaran organisasi dan kompetensi, sistem komunikasi tim, hubungan pelanggan, dan merek yang mampu untuk menciptakan nilai perusahaan. Bontis, N., Keow, W.C.C. dan Richardson, S. (2000) memberikan definisi intellectual capital dari berbagai ringkasan peneliti: a. Intellectual capital adalah sukar dipahami, tetapi sekali ditemukan dan diekploitasi maka kemungkinan akan memberikan suatu organisasi dengan sebuah sumber daya yang baru untuk bersaing dan menang (Bontis 1996). b. Intellectual capital adalah suatu bentuk untuk mengkombinasikan aset tak berwujud pasar, properti intelektual, manusia dan infrastruktur yang memampukan perusahaan untuk menjalankan fungsi (Brooking, 1996). c. Intellectual capital memasukkan seluruh proses dan aset yang bukan secara normal ditunjukkan dalan laporan posisi keuangan dan seluruh aset tak berwujud (merek dagang, paten dan merek) yang metode akuntansi modern mempertimbangkan memasukkan seluruh
pengetahuan
anggotanya
dan
memprak-
tekkan
pengetahuannya (Roos et al., 1997). d. Intellectual capital adalah material intelektual pengetahuan, informasi, properti intelektual, pengalaman yang dapat diambil untuk digunakan untuk menciptakan kesejahteraan. Intellectual
26
capital adalah kekuatan otak kolektif yang memanfaatkan pengetahuan (Stewart 1997). e. Intellectual capital adalah pencarian penggunaan pengetahuan yang efektif (barang jadi) sebagai lawan untuk informasi (bahan baku baru) (Bontis 1998) dan f. Intellectual capital dianggap sebagai elemen nilai pasar perusahaan seperti halnya premium pasar (Olve et al., 1999). Koistra dan Zijlstra (dalam Puspita Dewi, 2011) mendefinisikan modal intelektual sebagai material yang telah diformalkan, diperoleh, dan dimanfaatkan untuk menghasilkan aset yang bernilai lebih tinggi. Pendapat ini serupa dengan pendapat Sawarjuwono (2003) yang menyatakan bahwa intelellectual capital merupkan jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital, structure capital, dan customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi. Namun demikian, Dzinkowski (dalam Puspita Dewi, 2011) berpendapat bahwa intellectual capital merupakan hasil akhir dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang ditransformasikan ke dalam intellectual property atau intellectual assets perusahaan. Tabel 2.2 akan menjelaskan bagaimana definisi intellectual capital menurut para peneliti sebelumnya.
27
Tabel 2.2 Intellectual Capital Menurut Beberapa Peneliti Sebelumnya Brooking (UK) Ross (UK) Stewart (USA) Bontis (Canada) Human-centered Human capital Human capital Human capital assets Skill, abilities and expertise, problem solving abilities and leadership styles Infrastructure Assets All the technologies, processe and methodologies that enable company to function Intellectual Property Know-how, trademarks patents
Competence, Employees are attitude, and organization's intellectual ability most important asset Organizational Capital All organisational, innovation, processes, intellectual property, and cultural assets
Renewal and Development Capital New patents and and training efforts
Market Assets Brands, customer, customer loyalty and distribution channels
Relational Capital Relationship with included internal and external stakeholders
Structure Capital Knowlegde embedded in information technology
The individuallevel knowledge that each employee possesses Structure Capital Non-human assets are organizational capabilites used to meet market requirements
Structure Capital
Intellectual Capital
All patents, plans, and trademarks
Unlike, IC, IP is a protected asset and has a legal definition Relational Capital Customer capital is only one feature of the knowledge embadded in organizational relationships
Customer Capital Market information used to capture and retained customer
Sumber: Bontis et al (2000)
Sedangkan, Tabel 2.3 berikut ini akan memberikan uraian tentang beberapa definisi Intellectual Capital yang diberikan oleh Stewart, Sveiby, dan Edvinsson (dalam Chandra Dwipayani, 2014).
28
Tabel 2,3 Definisi Intellectual Capital menurut Stewart, Sveiby, dan Edvinsson Human capital Structure capital Customer Capital Sveiby, 1997 Involves capacity Internal structure The external to act in wide include patents, structure include variety of situation concepts, models, and relationships to create both computer and with customers tangible and administrative systems and suppliers. It intangible assets. also encompasses brand names, trademarks, and the company’s reputation or image.
Stewart, 1997
Money talks but it does not think: machines perform, often better than any human being can, but do not intent…(the) primary purpose of the human capital is innovation whether of new products and services or if improving in business process.
Knowledge that doesn’t go home at night…it belongs to organization as a whole. It can be reproduced and shared…technologies, invention data, publications,..strategy and culture, structures and systems, organizational routines and procedures.
…is” the value of its franchine, it’s on going relationships with the people or organizations to which it sells…(like) market share, customer retention and defection rates, and per customer profitability.
29
Human capital Edvinssons, 1997 Combined knowledge, skill, innovativeness and ability of the company’s individual employees…it also includes the company’s value, culture, and philosophy. The company can not own human capital
Structure capital
Customer Capital
Hardware, software, database, organizational structure, patents, trademarks, and everything else of organizational capability that supports those employee’s productivity… (it is) everything left at the office when the employees go home…unlike human capital, Structure capital. Can be owned and thereby traded.
(Sumber: Mouritsen, Larsen, P.N. Bukh dalam Chandra Dwipayani, 2014)
5. Komponen Intellectual Capital Penelitian mengenai Intellectual Capital sudah dimulai dari sekitar tahun 1990-an sehingga kini cakupan bahasannya sudah menjadi sangat luas dan beragam. Selain itu, metode yang digunakan para peneliti terdahulu dalam meneliti tentang IC ini juga beragam, namun metode yang paling banyak digunakan adalah studi kasus dan content analysis. Tabel 2.4 akan merangkum beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sejak tahun 1990-an
30
Tabel 2.4 Penelitian-penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital Peneliti Negara Tujuan Metode Bidang Kajian Penelitian Penelitian Danish Trade and Industry Development Denmark Sifat alami dari Council (1997) dan Swedia Laporan IC Nilai IC dari perspektif stakeholders
Wawancara Wawancara Kuesioner Content analysis
Belanda
Kerangka kerja untuk indikator IC
Studi kasus
Swedia
Karakteristik aktiva tidak berwujud
Bornemann et al. Austria (1999)
Backhuijs et al. (1999)
Johanson et al. (1999)
Johanson et al. (1999)
Achten (1999)
Swedia
Belanda
Studi kasus
Tujuan, isi, dampak, pengorganisasian dan definisi yang termasuk dalam akun-akun IC. Ukuran non-keuangan, perbandingan usaha kecil di Austria dengan perusahaan internasional. Signifikansi dari aset tidak berwujud, identifikasi dan definisi untuk indikator. Klasifikasi aktiva tidak berwujud, hubungan antar aktiva tidak berwujud.
Pengukuran dan pengelolaan Studi kasus aktiva tidak berwujud
Pengembangan, tujuan, isi dan outcome dari sistem pengukuran.
Transparansi aset produksi tidak Studi kasus berwujud
Identifikasi aset produksi tidak berwujud dan pengukuran input Pengukuran aktiva tidak berwujud dalam bentuk kapasitas laba masa depan
Andriessen et al. Belanda (1999)
Penilaian aktiva tidak berwujud
Miller et al. (1999)
Kanada
Pengukuran dan Kuesioner pelaporan IC Focus groups
Indikator-indikator IC
Canibano et al. (1999)
Spanyol
Pengukuran IC
Indikator-indikator IC
Studi kasus
Studi kasus
31
Peneliti
Negara
Hoogendoorn et al. (1999)
Belanda
Danish Agency for Trade and Industry (1999)
Denmark
Guthrie et al. (1999)
Australia
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Pengembangan laporan IC
Kuesioner Wawancara
Pengembangan laporan IC
Studi kasus
Pelaporan IC
Content analysis
Irlandia
Pelaporan IC
Bozzolan (2003)
Italia
Pengungkapan IC
Content analysis
Goh dan Lim (2004)
Malaysia
Pengungkapan IC
Content analysis
Bukh (2005)
Danish
Pengungkapan IC
Content analysis Studi kasus
Pengungkapan IC
Content analysis
Guthrie et al. (2006)
Hong Kong dan Australia
Identifikasi IC, perhitungan aktiva tidak berwujud, Indikator-indikator IC Pengukuran IC, acuan (guidelines) bagi perusahaan Isi dari laporan IC, peran industri sebagai kekuatan penggerak bagi IC Isi dari laporan IC, perbandingan nilai pasar dan nilai buku Isi dari laporan IC, faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pelaporan Isi dari laporan IC, baik kualitatif maupun kuantitatif Isi dari laporan IC di IPO
Content analysis Studi kasus
Brennan (1999)
Bidang Kajian
Isi dari laporan IC, membandingkan bukti dari Hong Kong dan Australia
Sumber: Diolah dari beberapa hasil penelitian, (dalam Ulum 2007).
Selain itu, beberapa penelitian terdahulu juga melakukan klasifikasi komponen Intellectual Capital kedalam versi mereka masing-masing. Petrash (1996) mengembangkan model klasifikasi yang
dikenal
dengan
value
platform
model.
Model
ini
mengklasifikasikan IC sebagai akumulasi dari human capital, organisational capital dan customer capital. Edvinsson dan Malone (1997) mengembangkan the Skandia Value Scheme, yang mengklasifikasikan IC ke dalam Structure capital
32
dan human capital. Haanes dan Lowendahl (1997) mengelompokkan IC suatu perusahaan ke dalam competence dan relational resources. Model yang dikembangkan Lowendahl (1997) memperbaiki model di atas dan membagi kategori kompetensi dan rasional menjadi dua subgroup (Tan et al., dalam Ulum 2007): a. individual; dan b. collective. Stewart (dalam Ulum, 2007) mengklasifikasikan IC ke dalam tiga format dasar, yaitu: a. human capital; b. Structure capital; dan c. customer capital. Metode pengukuran IC dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori (Tan et al., 2007), yaitu: a. Kategori yang tidak menggunakan pengukuran moneter; dan b. Kategori yang menggunakan ukuran moneter.
Metode yang kedua tidak hanya termasuk metode yang mencoba mengestimasi nilai uang dari IC, tetapi juga ukuran-ukuran turunan dari nilai uang dengan menggunakan rasio keuangan. Berikut adalah daftar ukuran IC yang berbasis moneter (Tan et al., 2007): a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992); b. Brooking’s Technology Broker method (1996);
33
c. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone (1997); d. The IC-Index dikembangkan oleh Roos et al. (1997); e. Intangible Asset Monitor approach oleh Sveiby (1997); f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000); g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000); dan h. The Ernst & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000). Sedangkan model penilaian IC yang berbasis moneter adalah (Tan et al., 2007): a.
The EVA and MVA model (Bontis et al., 1999);
b.
The Market-to-Book Value model (beberapa penulis);
c.
Tobin’s q method (Luthy, 1998);
d.
Pulic’s VAIC™ Model (1998, 2000);
e.
Calculated intangible value (Dzinkowski, 2000); dan
f.
The Knowledge Capital Earnings model (Lev dan Feng, 2001). Tabel 2.5 akan menjelaskan secara singkat mengenai
pengklasifikasian IC menurut penelitian terdahulu berikut ini
34
Tabel 2.5 Pengklasifikasian Intellectual Capital Menurut Penelitian Terdahulu Dikembangkan Oleh Kerangka Kerja Klasifikasi Kaplan dan Norton (1992)
Balanced Scorecard
Haanes dan Lowendahl (1997) Lowendahl (1997)
Sveiby (1997)
Classification of Resources Classification of Resources Intangible Asset Monitor
Edvinsson dan Malone (1997)
Skandia Value Scheme
Petrash (1996)
Value Platform
Danish Confederation of Trade Unions (1999)
Three categories of “Knowledge”
Internal process perspectives Customer perspectives Learning and growth perspectives Financial perspectives Competence Relational Competence Relational Internal structure External structure Competence of personnel Human capital Structure capital Customer Capital Human capital Customer capital Organisational capital People System Market
Efficiency of human capital Structure capital efficiency Capital employed efficiency Sumber: diolah dari beberapa sumber (dalam Ulum, 2007). VAIC™
Pulic (1999)
Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikan IC kedalam tiga kelompok seperti yang dilakukan oleh Edvinson (1997), Stewart (1998), Bontis (2002), juga Ting dan Lean (2009), yakni: a. Human capital Human
capital
(HC)
merepresentasikan
individual
knowledge stock suatu organisasi yang dapat dilihat dari karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis (Bontis et,al, dalam Ulum, 2007).
35
Human
capital
merupakan
pengetahuan,
skill,
dan
pengalaman yang dibawa pegawai ketika meninggalkan perusahaan (Puspita Dewi, 2011) yang meliputi pengetahuan individu suatu organisasi yang ada pada pegawainya (Bontis, Crossan dan Hulland dalam Astuti, 2005) yang dihasilkan melalui kompetensi, sikap, dan kecerdasan intelektual (Roos, Edvinson dan Dragonetti dalam Astuti, 2005). Human capital (modal manusia) mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki orang-orang dalam perusahaan tersebut. Human
capital
akan
meningkat
jika
perusahaan
mampu
menggunakan pegetahuan yang dimiliki oleh karyawannya (Sawarjuwono, 2003). Perusahaan tidak dapat menciptakan pengetahuan dengan sendirinya tanpa inisiatif dari individu yang terlibat dalam proses organisasi. Oleh karena itu human capital sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan karena human capital
merupakan
penggabungan
sumberdaya-sumberdaya
intangible yang melekat dalam diri anggota organisasi. Human capital merupakan akumulasi nilai-nilai investasi dalam pelatihan karyawan dan kompetensi sumber daya manusia (Puspita Dewi, 2011). Human capital menjadi sangat penting karena merupakan aset perusahaan dan sumber inovasi serta pembaharuan. Karyawan
36
dengan human capital yang tinggi akan lebih memungkinkan untuk memberikan
layanan
yang
berkualitas
sehingga
dapat
mempertahankan maupun menarik pelanggan baru. Jika informasi mengenai kualitas layanan suatu perusahaan tersedia, tingkat pendidikan dan pengalaman dapat bertindak sebagai indikator kemempuan dan kompetensi perusahaan tersebut, sehingga diharapkan dalam era berikutnya perusahaan lebih mempedulikan human capital yang dimiliki (Puspita Dewi, 2011). b. Structure Capital Structure capital (modal organisasi) merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk
intellectual
property
yang
dimiliki
perusahaan
(Sawarjuwono, 2003). Structure capital meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya (Ulum, 2008). Structure capital dalam suatu perusahaan terdiri atas empat elemen yaitu:
37
1) System, merupakan cara dimana proses organisasi (informasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan) dan output (product, service, dan capital proceed) dijalankan. 2) Structure, merupakan penyusunan tanggung jawab dan penghitungan yang mendefinisikan posisi dan hubungan diantara anggota-anggota organisasi. 3) Strategy, merupakan tujuan-tujuan organisasi dan cara untuk mencapainya. 4) Culture, merupakan penjumlahan opini-opini individual, pemikiran bersama, nilai-nilai dan norma dalam organisasi. Perusahaan dengan Structure capital yang kuat akan memiliki dukungan budaya yang memungkinkan perusahaan untuk mencoba sesuatu, untuk belajar, dan untuk mencoba kembali sesuatu. Konsep intellectual capital memungkinkan intellectual capital untuk diukur dan dikembangkan dalam suatu perusahaan (Anatan, 2004) c. Capital Employed/Physical Capital Salah satu indikator untuk mengukur value added adalah yang diterima dari pemanfaatkan satu unit modal fisik. Perusahaan berhasil memanfaatkan CA dengan baik apabila CA menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika satu unit dari capital employed (CE) menghasilkan return yang lebih besar dari pada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan
38
tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Mengacu pada Skandia Navigator Scheme (Edvinsson, 1997, Edvinsson and Malone, 1997 dalam Artinah, 2011), capital employee mengacu pada financial capital perusahaan yang terdiri dari monetary capital dan physical capital.
6. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) Metode VAIC™, dikembangkan oleh Pulic (1998), didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation) (Pulic, 1998). VA dihitung sebagai selisih antara output (revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar) dan input (seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue tidak termasuk beban karyawan (labour expenses). VA dipengaruhi oleh efisiensi dari capital employed (CE), Human capital (HC), dan Structure Capital (SC). Hubungan VA dengan CE menjadi VACA, hubungan VA dengan HC menjadi VAHC dan hubungan SC dengan VA menjadi STVA.
39
Keunggulan metode Pulic adalah kemudahan dalam perolehan data yang digunakan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Pengukuran alternatif intellectual capital selain model Pulic terbatas pada pengukuran indikator keuangan dan non keuangan yang bersifat unik yang ada pada perusahaan secara individu. Kemampuan penerapan pengukuran
alternatif
intellectual
capital
tersebut
memiliki
keterbatasan untuk jumlah sampel yang besar dan terdiversifikasi secara luas (dalam Suhendah, 2012). Secara lebih ringkas, Pulic (1998) membuat formulasi dari tahapan perhitungan VAIC sebagai berikut: a. Menghitung Value Added Capital Employed (VACA). b. Menghitung Value Added Human capital (VAHU). c. Menghitung Structural Capital Value Added (STVA). d. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Sedangkan menurut Tan, et al (2007), Value Added Intellectual Efficiency (VAIC™) ini merupakan penjumlahan dari beberapa komponen Intellectual Capital, yaitu:
a. Capital Employed Efficiency (CEE) CEE adalah indikator untuk Value added (VA) yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Perhitungan dari
40
model ini adalah diawali dengan mengetahui nilai Value Added (VA) Perusahaan. VA didapatkan dari selisih antara pendapatan dikurangi dengan beban yang dimiliki oleh perusahaan kecuali beban karyawan. Selanjutnya untuk mengetahui nilai CEE dicari nilai capital employed (CE). Menurut Pulic (1998), diasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE yang dimilikinya. Dengan demikian, pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan bagian dari IC perusahaan. b. Human capital Efficiency (HCE) Rasio ini menghitung berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Sehingga mengindikasikan kemampuan dari Human capital untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan (Pulic, 1998). Human capital dalam hal ini diukur dari Beban Gaji dan Upah atau beban karyawan yang terlihat pada laporan laba rugi perusahaan. Human
capital
merupakan
tempat
pengetahuan
yang
sangat
berguna,
kompetensi
dalam
suatu
perusahaan.
bersumbernya
keterampilan, Human
dan
capital
mencerminkan kemampuan kolektif untuk menghasilkan solusi
41
terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orangorang yang berada di perusahaan untuk menambah nilai pada perusahaan. Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keahlian (skill), kemampuan melakukan inovasi dalam penyelesaian tugas meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafat (Bontis, 2000).
c. Structure capital Efficiency (SCE) Menurut Pulic (1998), Structure capital Efficiency (SCE) menunjukan kontribusi Structure capital (SC) dalam penciptaan nilai. Besarnya nilai SC juga tergantung pada nilai Human capital (HC) pada perusahaan. Semakin besar nilai HC maka akan semakin kecil nilai SC. Hal ini dikarenakan nilai SC didapatkan dari jumlah pengurangan Value Added (VA) dengan Human capital (HC).
7. Return On Assets (ROA) Return on asset (ROA) merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset (Chen et al, 2005). Rasio ini mewakili rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan assetnya, baik aset fisik maupun aset
42
non-fisik (intellectual capital) akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva oleh perusahaan untuk beroperasi sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ROA adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur
kemampuan
manajemen
dalam
menghasilkan
laba
berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan (Adha Putera et. al., 2014). Menurut Horne dan Wachowicz (dalam Gitaya, 2015), ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan. Profitabilitas tinggi akan mencerminkan laba yang tinggi dan ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan dari segi penggunaan asset. Jewell dan Mankin (2010) menyatakan bahwa rasio dari return on asset dapat dihitung dengan cara membagi operating profit dengan
43
total asset perusahaan. Penggunaan operating profit akan berfokus pada profitabilitas yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan. Informasi dari operating profit perusahaan dapat dilihat dari income statement, sedangkan untuk total asset yang terdiri dari current asset, fixed asset, dan other asset dapat dilihat di balance sheet perusahaan (Joo, Nixon dan Stoeberl dalam Ciawi dan Hatane, 2015).
8. Hubungan Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas Penelitian mengenai hubungan antara intellectual capital terhadap kinerja keuangan telah banyak dilakukan di seluruh dunia. Bontis (1998) mengawali penelitian tentang IC dengan melakukan eksplorasi hubungan diantara komponen-komponen IC (human capital, customer capital, dan Structure capital). Penelitian tersebut menggunakan instrumen kuesioner dan mengelompokkan industri dalam kategori jasa dan non-jasa. Kebanyakan penelitian tentang IC menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan (tahunan). Beberapa peneliti menggunakan VAIC™, baik untuk mengukur kinerja IC itu sendiri maupun untuk melihat hubungan antara IC dengan kinerja keuangan perusahaan (dalam Ulum, 2007). Tabel 2.6 akan merangkum penelitan terdahulu mengenai hubungan IC dengan kinerja keuangan perusahaan.
44
Tabel 2.6 Penelitian-Penelitian Empiris Tentang Hubungan Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan PENELITI
Bontis (1998b)
Bontis et al. (2000)
NEGARA
METODE
Kanada
Kuesioner, PLS
HC berhubungan dengan SC dan CC; CC berhubungan dengan SC; CC dan SC berhubungan dengan kinerja industri.
Malaysia
Kuesioner, PLS
HC berhubungan dengan SC dan CC; CC berhubungan dengan SC; SC berhubungan dengan kinerja industri.
Riahi-Belkaoui (2003)
USA
Firer dan Williams (2003)
Afrika Selatan
Astuti dan Sabeni (2005)
Mavridis (2004)
Abdol mohammadi (2005)
Chen et al. (2005)
Kamath (2007)
Laporan tahunan, regresi
Indonesia
Jepang
VAIC™, regresi
Taiwan
India
IC (diproksikan dengan RVATA) secara signifikan berhubungan dengan kinerja perusahaan multinasional di USA.
VAIC™, VAIC™ berhubungan dengan kinerja regresi linier perusahaan (ROA, ATO, MB).
Kuesioner, AMOS
USA
HASIL
Content analysis
HC berhubungan dengan SC dan CC; CC dan SC berhubungan dengan kinerja industri. VAIC™ digunakan untuk merangking perusahaan perbankan di Jepang berdasarkan kinerja IC. Frekuensi pengungkapan elemen IC meningkat dari tahun ke tahun. Kelompok “new industry” lebih banyak mengungkapkan informasi IC daripada “old industry”.
VAIC™, korelasi, regresi
IC berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan; R&D berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
VAIC™, regresi
VAIC™ digunakan untuk merangking perusahaan perbankan di India berdasarkan kinerja IC.
45
PENELITI
NEGARA
METODE
Tan et al. (2007)
Singapore
VAIC™, PLS
HASIL IC berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, baik masa kini maupun masa mendatang; rata-rata pertumbuhan IC berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa mendatang; kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya.
Sumber: diolah dari beberapa hasil penelitian (Ulum, 2007). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dan tabel-tabel yang telah dipaparkan sebelumnya terlihat bahwa intellectual capital memliki hubungan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Intellectual capital merupakan salah satu komponen utama dan terpenting dalam suatu entitas dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, karena komponen-komponen IC merupakan salah satu pihak yang mengelola dan terlibat dengan operasional perusahaan secara langsung sehingga kinerja keuangan perusahaan cukup bergantung kepadanya. Jika suatu manajemen perusahaan dapat mengelola IC dengan baik, maka dampaknya adalah perusahaan akan menghasilkan return yang semakin tinggi sehingga manajemen perusahaan dapat memenuhi ekpekstasi para stakeholder. Apabila perusahaan mampu mengelola human capital dengan baik dengan memaksimalkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan, maka perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan yang juga berpengaruh terhadap profit yang didapat perusahaan. Selain itu dengan pengelolaan structural capital yang efisien, maka akan membantu meningkatkan kinerja perusahaan dan
46
tentunya akan berimbas positif pada pendapatan dan profit perusahaan. Begitu
pula
dengan
relational/customer/employee
jenis capital,
IC
yang
apabila
ketiga perusahaan
yaitu dapat
mengelolanya dengan baik maka akan meningkatkan kinerja keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar (Kusumo, 2012). Firer dan Williams (2003) menguji hubungan VAIC™ dengan kinerja perusahaan di Afrika Selatan. Hasilnya mengindikasikan bahwa hubungan antara efisiensi dari value added IC dan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan (yaitu profitability, productivity, dan market valuation) secara umum adalah terbatas dan mixed. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa physical capital merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika Selatan. Chen et al. (2005) menggunakan model Pulic (VAIC™) untuk menguji hubungan antara IC dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Hasilnya menunjukkan bahwa IC berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan, Chen et al. (2005) juga membuktikan bahwa IC dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa investor mungkin memberikan penilaian yang berbeda terhadap tiga komponen VAIC™ (yaitu physical capital, human capital, dan structural capital).
47
Hasil penelitian yang berbeda dialami oleh Kuryanto dan Syafruddin (2009) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2003 – 2005 kecuali perusahaan keuangan. Kinerja perusahaan yang digunakan adalah ROE, EPS dan ASR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IC tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan masa depan.
48
B. No.
Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian
Persamaan
1.
Bontis, et al (2000)
Intellectual capital and business performance in Malaysian industries
VAIC, Kinerja Keuangan
2.
Firer dan Williams (2003)
Intellectual capital and traditional measures of corporate performance
Variabel Intellectual Capital, ROA, dan ATO
Perbedaan
Hasil Penelitian
Membandingkan objek penelitian di perusahaan jasa dan non-jasa, serta menggunakan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner Penggunaan variabel Market to Book Value (MtBV) sebagai variabel dependen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa human dan customer capital menjadi faktor yang signifikan dalam melaksanakan usaha perusahaan dan Structure capital memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan.
hubungan antara efisiensi dari value added IC (VAIC™) dan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan (ROA, ATO, dan MtBV) secara umum adalah terbatas dan tidak konsisten. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa phisical capital merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika Selatan.
49
No.
Nama Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
3.
Chen et al. (2005)
An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial performance
VAIC, ROA
ROE, GR, Value Added peremployee (EP) sebagai proksi variabel profitabilitas
4.
Ulum, Ihyaul (2007)
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia
Variabel intellectual capital (independen), dan ROA dan ATO (dependen)
5.
Kuryanto, dan Syafrudin (2009)
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan
Intellectual Capital
Menggunakan variabel Growth Revenue (GR) sebagai proksi pengukuran profitabilitas, dan menggunakan Pertumbuhan IC sebagai salah satu rumusan masalah ROE, EPS, ASR sebagai proksi pengukuran profitabilitas
Hasil Penelitian Hasilnya menunjukkan bahwa IC berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan IC juga dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Hasilnya Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan termasuk juga kinerja perusahaan di masa depan. (hanya ROA yang signifikan). Sedangkan pertumbuhan IC (ROGIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan
Tidak ada pengaruh positif antara IC terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga ada indikasi penggunaan aktiva fisik dan keuangan masih mendominasi untuk memberi kontribusi pada kinerja keuangaan perusahaan.
50
No.
Nama Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
6.
Suhendah, Rousilita (2012)
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar Pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia Pada Tahun 2005-2007
VAIC, ROA, ATO
Tambahan penggunaan Market valuation sebagai variabel dependen, serta objek penelitiannya meliputi banyak jenis perusahaan (tidak hanya perbankan saja)
Intellectual capital berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas, namun signifikan negatif terhadap produktivitas, dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penilaian pasar. Selain itu, Physical capital tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas,produktivitas, dan penilaian pasar
7.
Budi Wahyuaji, dan Hermawan (2013)
Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kemampuan Laba Perusahaan Manufaktur Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia
VAIC, ROA
Penggunaan proksi NPM, GPM, dan ROE dalam pengukuran profitabilitas
Tidak ada pengaruh signifikan terhadap GPM dan NPM. Sedangkan untuk ROE dan ROA terdapat pengaruh yang signifikan, namun berupa pengaruh yang negatif. IC memiliki pengaruh negatif terhadap ROA.
8.
Mahfoudh Abdul Karem Al-Musali, Ku Nor Izah Ku Ismail (2014)
Intellectual capital and its effect on financial performance of banks: Evidence from Saudi Arabia
Variabel VAIC, dan ROA
Penggunaan ROE sebagai proksi pengukuran profitabilitas
VAIC berpengaruh positif lemah terhadap ROA dan ROE, sedangkan secara terpisah, komponen IC memiliki pengaruh beragam (human capital efficiency memiliki pengaruh paling besar)
Sumber: Diolah dari berbagai penelitian terdahulu
51
C.
Kerangka Berpikir Menurut Hamid (2012:15) mendefinisikan kerangka berpikir sebagai berikut: “Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan”.
Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori
berhubungan
dengan
berbagai
faktor
yang
diidentifikasikan sebagai masalah penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah Value Added Intellectual Capital dan Profitabilitas. Sedangkan kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
52
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Return on Asset
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perusahaan Perbankan go public yang terdaftar di BEI
Value Added Intellctual Capital
Return On Asset Metode Estimasi Data Panel
Pooled Least Square
Random Effect
Fixed Effect Pemilihan Model Regresi Panel
Uji Chow
Uji Lagrange Multiplier
Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
Autokorelasi
Normalitas
Multikolonieritas
Heterokedastisitas
Uji Signifikansi
Uji F
Uji t
Adjusted R2
Analisis dan Pembahasan
53
D.
Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan lagi kebenarannya. Jika intellectual capital merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka intellectual capital akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan (Harrison dan Sullivan, Chen at al, Abdolmohammadi dalam Ulum, 2008). Apabila intellectual capital meningkat, maka kinerja keuangan akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya.
1) Pengaruh Value Added Intellectual Capital terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Pengukuran
profitabilitas
yang
diproksikan
dengan
menggunakan ROA menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dapat memperkecil biaya sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Hal ini sesuai dengan pandangan stakeholder theory dan knowledge-based theory yaitu apabila perusahaan dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki sebagai sarana untuk meningkatkan laba, hal ini akan menguntungkan para stakeholder.
54
Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) dan Ulum (2008) menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, apabila perusahaan dapat mengelola dan mengembangkan intellectual capital yang dimiliki dengan baik, maka akan terjadi peningkatan terhadap ROA yang mengindikasikan kinerja keuangan
yang
semakin
baik,
sehingga
menghasilkan
keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Dengan menggunakan metode VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H1= capital
employed efficiency
(CEE) berpengaruh
terhadap return on asset (ROA). Salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah berupa modal fisik, modal ini dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk memaksimalkan tingkat profitabilitas. Hal ini karena sumber daya berbentuk fisik (seperti hardware dan software) merupakan salah satu faktor pendukung yang memudahkan dan memberi kelancaran proses operasional perusahaan. Dengan memiliki serta memanfaatkan sumber daya fisik yang baik, akan memudahkan para karyawan dalam menciptakan value added atau value creation sehingga akan
55
berdampak pada besarnya jumlah tingkat pengembalian yang akan dihasilkan.
H2= human capital efficiency (HCE) berpengaruh terhadap return on asset (ROA). Berdasarkan teori human capital yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, jika suatu perusahaan dapat memanfaatkan serta mengelola seluruh elemen human capital yang dimilikinya dengan baik, maka perusahaan akan mendapatkan efek yang bermanfaat bagi perusahaan dan kepentingan
stakeholder,
karena
dengan
mampu
mengoptimalkan peran human capital perusahaan, akan menghasilkan value creation dan competitive advantage yang akan berimbas pada besarnya tingkat profitabilitas yang akan dihasilkan.
H3= Structure Capital Efficiency (SCE) berpengaruh terhadap return on asset (ROA). Selain pemanfaatan sumber daya melalui modal karyawan modal fisik serta kemampuan per individu, terdapat structure capital yang merupakan additional capital yang juga dapat berperan penting dalam proses value creation yang dilakukan oleh manajemen. Structure capital yang dapat berupa budaya
56
perusahan, strategi perusahaan, serta struktur organisasi perusahaan akan memudahkan pihak manajemen dan karyawan dalam menghasilkan kinerja intelektual yang optimal dalam rangka menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pihak stakeholder.
57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data tersebut dapat berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan, laporan tahunan perusahaan, laporan hasil RUPS, dan lain-lain. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh Value Added Intellectual Capital terhadap Return On Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah di audit yang diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Fact Book dan diambil langsung dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, atau berasal dari perusahaan perbankan secara langsung.
58 99
B. Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Purposive (Judgement) Sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya adalah: a. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian b. Perusahaan tidak berubah sektor industrinya selama periode penelitian c. Data laporan keuangan perusahaan tersedia selama periode penelitian d. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember selama periode penelitian e. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap. f. Perusahaan mengalami laba positif selama periode penelitian. g. Perusahaan tidak memiliki nilai kekayaan negatif selama periode penelitian.
Pemilihan sektor perbankan sebagai objek penelitian mengacu pada penelitian Firer dan William (2003) yang menyebut sektor perbankan sebagai salah satu (dari 4) sektor yang merupakan IC intencive industry sector. Selain itu, sektor perbankan dipilih karena dari aspek intelektual, secara keseluruhan, karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya (Kubo dan Saka, 2002 dalam Ulum, 2007).
59
Homogenitas ini penting untuk memastikan bahwa seluruh karyawan memiliki tingkat pengetahuan yang tidak terlalu beragam (heterogen), sehingga perlakuan terhadap human capital menjadi lebih objektif. Perlakuan human capital dalam hal ini terkait dengan gaji, pelatihan, kesempatan jenjang karir, dan sebagainya.
C.
Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting dalam menentukan teknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang bisa digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti dapat langsung mengolah data tersebut. Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (2002). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang
60
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara: a. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal ilmiah, buku, skripsi dan tesis. b. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang terdapat di PRPM BEI dan yang di publikasikan di situs BEI yang berupa file komputer dari internet.
D.
Metode Analisis Data a. Pemilihan Model Regresi Data Panel Sehubungan dengan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, maka sebelum melakukan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, serta uji hipotesis, maka data dalam penelitian ini harus di uji terlebih dahulu, pengujian dilakukan untuk mengetahui model data panel apa yang digunakan dalam penelitian ini. Widarjono (2009) menyatakan terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu pooling least square (Common Effect), pendekatan efek tetap (Fixed Effect), serta pendekatan efek random (Random Effect). Pengujian terhadap model data panel dilakukan dengan menggunakan Uji Chow, Uji Hausman, serta Uji Lagrange-Multiplier.
61
a) Uji Chow Chow test merupakan uji untuk membandingkan model common effect dengan fixed effect (Widarjono, 2009). Chow test dalam penelitian ini menggunakan program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah sebagai berikut: H0 : Model Common Effect H1 : Model Fixed Effect H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%. b) Uji Hausman Pengujian ini membandingkan model fixed effect dengan random effect dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai model regresi data panel (Gujarati, 2012). Hausman test menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman test adalah sebagai berikut: H0: Model Random Effect H1: Model Fixed Effect H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%.
62
b. Statistik Deskriptif Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. c. Uji Dasar Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresiterhadap variabel independen dan variabel dependen. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan
meliputi
uji
normalitas,
uji
multikolonieritas,
uji
autokorelasi dan uji heterokedastisitas. a) Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
63
Pada penelitian ini, jenis uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan Uji Jarque-Bera. Uji Jarque Bera adalah salah satu uji normalitas jenis goodness of fit test yang mengukur apakah skewness dan kurtosis sampel sesuai dengan distribusi normal. Uji ini didasarkan pada kenyataan bahwa nilai skewness dan kurtosis dari distribusi normal sama dengan nol. Oleh karena itu, nilai absolut dari parameter ini bisa menjadi ukuran penyimpangan distribusi dari normal. Dalam aplikasinya nilai Jarque-Bera (JB) dibandingkan dengan nilai Chi-Square Tabel pada derajat kebebasan. Untuk meyakinkan hasil uji normalitas, penelitian ini juga melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji KolgomorovSmirnov Test. Cara untuk mengetahui bahwa data tersebut terdistribusi secara normal dengan uji statistik nonparametrik Kolmograv-Smirnov (K-S) adalah, apabila sesuai dengan kriteria: Asym.sig (2-Tailed) > kriteria signifikansi (p-value) 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. b) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang
64
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series (Ghozali, 2013). Uji yang digunakan adalah Uji Durbin – Watson (DW test). Keputusan ada atau tidak autokorelasi menurut Ghozali (2013) adalah: 1) 0 < d < dl : tidak ada autokorelasi positif 2) dl< d < du : tidak dapat disimpulkan 3) 4 - dl < d < 4 : tidak ada autokorelasi negative 4) 4 - du < d < 4 - dl : tidak dapat disimpulkan 5) du < d < 4 - du : tidak ada autokorelasi positif maupun negatif Keterangan: d : Nilai Durbin-Watson du : Nilai batas atas dl : Nilai batas bawah Sedangkan Sunyoto (2009) menyatakan bahwa suatu regresi bebas masalah autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2. c) Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
65
Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
tidak
terjadi
Heterokedastisitas (Ghozali, 2013). Uji heterokedastisitas yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Park. Uji ini dikembangkan oleh Park pada tahun 1966, pengujian dilakukan dengan meregresikan nilai log residual kuadrat sebagai variabel dependen dengan variabel independennya. Perhatikan formula di bawah ini: In(resid2) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e ln (resid2)
: nilai residual kuadrat yang ditransformasikan ke dalam log natural (sebagai variabel dependen)
B0
: konstanta
B1X1
: Koefisien regresi dari variabel X1
B2X2
: Koefisien regresi dari variabel X2
e
: Error term Kriteria uji park ini adalah pada uji t, jika nilai signifikan
pada variabel independen (X1 dan X2 dan X3) tidak signifikan, maka tidak terjadi pelanggaran heterokedastisitas. d) Uji multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
66
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013). Uji multikolineritas dalam penelitian ini menggunakan uji multikolineritas (correlations) dalam program eviews 9 dimana jika nilai dari correlations dari variabel-variabel bebas <0,8 maka penelitian
tersebut
dapat
dikatakan
terbebas
dari
gejala
multikolineritas. d. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Bambang, 2002). Variabel independen penelitian ini adalah Intellectual Capital, yang terdiri dari Capital Employed Efficiency, Human capital Efficiency, dan Structure Capital Efficiency sedangkan variabel dependennya adalah Profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan Adjusted R Square (Adj R2), uji statistik t, dan uji statistik F. a) Uji Koefisien determinasi (Adj R2) Koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
67
variasi variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2 berkisar hampir satu, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2. Semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011). Dalam kenyataan, nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (dikutip oleh Ghozali, 2013), jika dalam uji empiris didapatkan nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1 maka Adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0 maka adjusted R2 = (1 k)/(n – k), jika k >1 maka adjusted R2 akan bernilai negatif. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini telah dirumuskan sebagai berikut : ROA = α+ β1CEE + β2HCE + β3SCE + Ɛ Keterangan : ROA
= Return On Asset
CEE
= Capital Employed Efficiency
HCE
= Human capital Efficiency
SCE
= Structure Capital Efficiency
α
= Konstansta
68
β1,2,3,
= Koefisien variabel
Ɛ
= Error
b) Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. (Ghozali, 2013). Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Jika hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan, maka model regresi bisa digunakan untuk prediksi/pengujian secara parsial (individu), sebaliknya jika hasil menunjukkan non/tidak signifikan, maka model regresi tidak bisa digunakan untuk prediksi/pengujian parsial (individu). c) Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Dasar pengambilan keputusan: 1) Jika t hitung < t tabel maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Jika t hitung > t tabel maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
69
Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Jika angka signifikansi t lebih kecil dari α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
E.
Operasionalisasi Variabel Penelitian Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka perlu ditentukan definisi operasional dari variabel yang diteliti terlebih dahulu. Definisi operasional merupakan salah satu cara dari pendefinisian suatu gagasan. a. Variabel Independen (bebas) Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang terdapat di dalam penelitian ini adalah Value Added Intellectual Capital yang terdiri dari Capital Employed Efficiency Human capital Efficiency, dan Structure Capital Efficiency dengan menggunakan rumus Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) sebagai cara pengukurannya.
70
a) Capital Employed Efficiency (CEE) Menurut Pulic (1998) CEE menunjukkan berapa banyak VA yang dapat diciptakan oleh satu unit capital employed (CE). Jika satu unit CE dapat menghasilkan return yang lebih besar pada suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mampu memanfaatkan CE dengan lebih baik. Pemanfaatan CEE dengan lebih baik merupakan bagian dari Intellectual Capital perusahaan. Sehingga CEE menjadi indicator kemampuan intelektual perusahaan untuk memanfaatkan Capital Employed dengan lebih baik. Cara menghitung Capital Employed Efficient adalah:
VA = OUT - IN Dimana: OUT = Output yaitu jumlah pendapatan keseluruhan produk dan jasa yang telah terjual ditambah pendapatan lain. IN
= Input yaitu beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain
beban gaji dan upah atau beban karyawan).
CEE = VA / CA Dimana: VA
= value added
CA
= Modal yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
b) Human capital Efficiency (HCE).
71
Menurut Pulic (1998) HCE menunjukkan berapa banyak Value Added (VA) yang diperoleh dari pengeluaran uang untuk pegawai. Jika satu unit Human capital dapat menghasilkan penghasilan yang lebih besar pada suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mampu memanfaatkan Human capital dengan lebih baik. HCE menjadi indikator kualitas SDM yang dimiliki perusahaan dan kemampuannya dalam menghasilkan VA. Cara menghitung human capital efficiency adalah sebagai berikut:
HCE = VA / HC VA didapatkan dari Jumlah Pendapatan yang diperoleh perusahaan dikurangi Beban Operasional kecuali Beban Gaji dan Upah atau beban karyawan. Sedangkan HC merupakan Human capital yang terdiri dari total beban gaji dan upah atau beban karyawan. c) Structure Capital Effficiency (SCE). Menurut Pulic (1998) Rasio ini mengukur jumlah Structure Capital (SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan Value Added (VA) dan merupakan indikasi seberapa sukses Structure Capital (SC) dalam melakukan proses penciptaan nilai pada perusahaan.
SCE = SC / VA
72
Dimana: SCE = Structure Capital Efficiency adalah total VA dikurangi HC VA
= Value Added
HC
= Human capital yaitu Beban Gaji Karyawan
b. Variabel Dependen (terikat) Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas dengan menggunakan Return On Asset sebagai pengukurannya. Return On Asset Merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Return On Asset (ROA) lebih dipilih daripada Return On Equity (ROE) karena total ekuitas yang merupakan denominator ROE adalah salah satu komponen dari VACA. Jika menggunakan ROE, maka akan terjadi double counting atas akun yang sama (yaitu ekuitas), dimana VACA (yang dibangun dari akun ‘ekuitas’ dan laba bersih) sebagai variabel independen, begitu pula dengan ROE sebagai variabel dependen.
ROA = Laba bersih ÷ Total Aset
73
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Yaitu dengan melakuakan teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002:120). Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebanyak 41 perusahaan. Setelah melakukan tahap seleksi, terdapat 24 perusahaan perbankan yang terbukti memenuhi kriteria dan layak untuk dijadikan objek penelitian sehingga menghasilkan data berupa 120 laporan keuangan (2010-2014). Tabel 4.1 menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI hingga tahun 2014 Jumlah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2010-2014 Jumlah perusahaan yang mengalami kerugian atau memiliki nilai ROA negative Jumlah perusahaan yang lolos seleksi sesuai kriteria Tahun pengamatan penelitian Jumlah sampel total selama periode pengamatan
Sumber: Annual report perusahaan yang telah diolah, 2015
74 99
41 30 6 24 5 120
Sedangkan tabel 4.2 menyajikan daftar lengkap perusahaan perbankan yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Kode Perusahaan AGRO BACA BAEK BBCA BBKP BBNI BBNP BBRI BBTN BDMN BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSWD BTPN BVIC INPC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN
Nama Perusahaan Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk Bank Capital Indonesia Tbk Bank Ekonomi Raharja Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Bank Victoria Internasional Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Windu Kentjana Internasional Tbk Bank Mega Tbk Bank NISP OCBC Tbk Bank Pan Indonesia Tbk
Sumber: Annual report perusahaan yang telah diolah, 2015
75
B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (Capital Employed Efficiency, Human capital Efficiency, dan Structure Capital Efficiency) terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset. a. Hasil Pemilihan Model Regresi Data Panel a)
Hasil Uji Chow Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah sebagai berikut: H0 : Model Common Effect H1 : Model Fixed Effect H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%. Tabel 4.3 akan menampilkan hasil uji chow yang telah dilakukan dalam penelitian ini.
76
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: UJI_CHOW Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
16.247336 193.567562
d.f.
Prob.
(23,93) 23
0.0000 0.0000
Berdasarkan data yang ditampilkan oleh tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai probability/p-value menunjukkan angka 0,0000 yang artinya
Hasil Uji Hausman Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman test adalah sebagai berikut: H0: Model Random Effect H1: Model Fixed Effect H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%. Hasil dari uji hausman ditampilkan dalam tabel 4.4
77
Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
30.134199
3
0.0000
Berdasarkan uji hausman yang telah dilakukan, nilai probability/p-value menunjukkan angka 0,0000 yang artinya <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dengan model fixed effect. b. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Analisis Deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi atas variabel-variabel penelitian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Tabel 4.5 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev.
ROA 0.015175 0.012943 0.034102 0.002222 0.007886
HCE 2.003738 1.808985 3.963514 0.374641 0.673162
CEE 0.278173 0.275079 0.647357 0.020615 0.109204
SCE 0.417886 0.447202 0.747699 -1.669222 0.341776
VAIC_ 2.699797 2.563298 5.313627 -1.273966 1.017037
78
Tabel 4.5 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel tersebut, hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap capital employed efficiency (CEE) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.020615 dan nilai maksimum sebesar 0.647357 dengan rata-rata sebesar 0.278173 dan standar deviasi 0.109204. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap human capital efficiency (HCE) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.374641 dan nilai maksimum sebesar 3.963514 dengan rata-rata 2.003738 dan standar deviasi sebesar 0.673162. Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap structure capital efficiency (SCE) menunjukkan nilai minimum sebesar -1.669222 dan nilai maksimum sebesar 0.747699 dengan rata-rata 0.417886 dan standar deviasi sebesar 0.341776. Dan hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap value added intellectual capital (VAIC™) menunjukkan nilai minimum sebesar -1.273966 dan nilai maksimum sebesar 5.313627 dengan nilai rata-rata 2.699797 dan standar deviasi sebesar 1.017037. c. Hasil Uji Asumsi Klasik a) Hasil Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
79
Dalam penelitian ini, jenis uji normalitas yang digunakan adalah uji Jarque-Bera. Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Jarque-Bera 16
Series: Standardized Residuals Sample 2010 2014 Observations 120
14 12 10 8 6 4 2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.93e-19 0.000367 0.006174 -0.009481 0.002937 -0.478494 3.445485
Jarque-Bera Probability
5.571408 0.061686
0 -0.0075
-0.0050
-0.0025
0.0000
0.0025
0.0050
Sumber: Output Eviews 9
Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa nilai probability menunjukkan angka 0,061 yang artinya >0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Hal tersebut diperkuat dengan adanya uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov test yang menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal, dimana nilai siginifikansinya mencapai 0,2 yang melebihi batas normalitas yaitu 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal.
80
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
120
Normal Parameters
a,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.00646185
Absolute
.054
Positive
.040
Negative
-.054
Test Statistic
.054 .200c,d
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: Output SPSS 22
b) Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.866211 0.828808 0.003263 0.000990 532.0340 23.15873 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.015175 0.007886 -8.417233 -7.790048 -8.162530 1.680375
Sumber: Output Eviews 9
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai DurbinWatson stat berada pada angka 1,6803 yang artinya nilai D-W
81
berada diantara -2 dan +2 (Sunyoto, 2009:91-92) dan memenuhi unsur bebas gejala autokorelasi baik positif maupun negatif. c) Hasil Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas (Ghozali, 2011:139). Jenis uji heterokedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Park, dimana uji ini dilakukan dengan meregresi variabel Log(Res2) sebagai variabel dependen, dengan variabel independen capital employee efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), dan Structure Capital Efficiency (SCE) dimana suatu penelitian dapat dikatakan bebas dari heterokedastisitas (homokedastisitas) apabila nilai probabilitynya > 0,05.
82
Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas Menggunakan Uji Park Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel Least Squares Date: 09/02/15 Time: 23:29 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 120 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CEE HCE SCE
-13.77394 5.995618 0.480773 -0.484746
0.848787 3.681912 0.614494 0.982497
-16.22780 1.628398 0.782388 -0.493381
0.0000 0.1068 0.4360 0.6229
Sumber: Output Eviews 9
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh nilai probability dalam penelitian ini, baik capital employee efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), dan Structure Capital Efficiency (SCE) berada diatas 0,05 (CEE = 0,1068, HCE = 0,463, dan SCE = 0,6229)
yang artinya tidak terdapat
gejala
heterokedastisitas pada model persamaan regresi sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Return On Asset. d) Hasil Uji Multikolineritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik ada model yang tidak mengandung multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
83
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolineritas SCE HCE CEE
SCE 1.000000 0.729355 0.539262
HCE 0.729355 1.000000 0.521141
CEE 0.539262 0.521141 1.000000
Sumber: Output Eviews 9
Berdasarkan hasil uji diatas, terlihat bahwa nilai dari seluruh variabel independen, baik CEE, HCE, dan SCE berada dibawah 0,8 yang merupakan syarat dari bebasnya gejala multikolineritas. d. Hasil Uji Hipotesis a)
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu capital employee efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), dan Structure Capital Efficiency (SCE) dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu Return On Asset. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.866211 0.828808 0.003263 0.000990 532.0340 23.15873 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.015175 0.007886 -8.417233 -7.790048 -8.162530 1.680375
Sumber: Output Eviews 9
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,828 nilai ini menunjukkan bahwa variabel dependen yang terdapat dalam penelitian ini yaitu 84
Return On Asset dapat dijelaskan sebesar 82,8% oleh variabel independen yaitu, Capital Employee Efficiency (CEE), Human capital Efficiency (HCE), dan Structure Capital Efficiency (SCE). Sedangkan sisanya 17,2% (100%-82,8%) dijelaskan oleh variabelvariabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian kali ini. b)
Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen yang ada dalam model regresi secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut tabel hasil uji statistik F. Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik F Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 09/02/15 Time: 23:29 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 120
F-statistic
23.15873
Prob(F-statistic)
0.000000
Hasil uji statistik F sebagaimana yang terdapat dalam tabel 4.12 menyatakan bahwa tingkat signifikansi uji F berada pada angka 0,0000 yang artinya bahwa tingkat signifikansi tersebut lebih kecil
85
dari 0,05 yang menandakan bahwa secara bersama-sama, variabel capital employed efficiency, human capital efficiency, dan structure capital efficiency berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA). Dalam pandangan teori stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders, bukan sekedar shareholder. Kelompok-kelompok ‘stake’ tersebut meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat (Riahi-Belkaoui, 2003). Dalam konteks ini, karyawan telah berhasil ditempatkan dan menempatkan diri dalam posisi sebagai stakeholders perusahaan, sehingga mereka memaksimalkan intellectual ability-nya untuk menciptakan nilai bagi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya value creation yang dilakukan oleh karyawan meskipun dengan penerimaan (gaji, biaya pelatihan, dsb.) yang tidak maksimal dari perusahaan (Ulum, 2007). Dengan demikian, hasil ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Chen et.al (2005), Ulum (2007), Artinah (2011), Suhendah (2012), serta Adha Putera et.al (2014). c)
Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengatahui apakah dalam suatu model regresi ada atau tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika probabilitas t lebih
86
kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Dalam penelitian ini, model uji t dibagi ke dalam dua model. Model pertama merupakan pengaruh value added intellectual capital (VAIC™) terhadap return on asset, dan model kedua merupakan pengaruh dari unsur-unsur (VAIC™) yakni capital employed efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), dan structure capital efficiency (SCE). Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik t Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 09/02/15 Time: 23:29 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 120 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
HCE CEE SCE C
0.002261 -0.000893 -0.002553 0.011960
0.001109 0.006647 0.001774 0.001532
2.037709 -0.134414 -1.439452 7.804946
0.0444 0.8934 0.1534 0.0000
Hasil uji hipotesis 1: Pengaruh capital employed efficiency (CEE) terhadap return on asset (ROA) Berdasarkan hasil uji yang ditampilkan dalam tabel 4.11, dapat diketahui bahwa variabel capital employed efficiency (CEE) memiliki nilai probabiltas sebesar 0,8934 yang artinya bahwa H 0 diterima dan menolak H1 bahwa capital employed efficiency tidak berpengaruh terhadap return on asset.
87
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pengelolaan aset fisik perusahaan perbankan masih dalam kategori kurang baik, selain itu hasil ini juga memungkinkan bahwa aset-aset fisik pada perusahaan knowledge based bukan merupakan aset utama yang dapat meningkatkan kinerja perusahan. Hasil ini sesuai dengan kondisi saat ini di mana dalam perusahaan terdapat intangible asset yang masih belum mampu diukur dan dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Ahangar (2011) dimana variabel capital employed tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Hasil uji hipotesis 2: Pengaruh human capital efficiency (HCE) terhadap return on asset (ROA) Hasil uji statistik t variabel human capital efficiency (HCE) terhadap variabel return on asset (ROA) menunjukkan bahwa variabel human capital efficiency memiliki pengaruh signifikan terhadap return on asset. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas HCE yang berada pada angka 0,0444 yang merupakan lebih kecil dari tingkat signifikasi yang dibutuhkan yaitu 0,05 sehingga H 2 diterima. Hasil ini sesuai dengan teori human capital yang menyatakan pengelolaan dan pemanfaat bahwa human capital
88
seperti kecerdasan, kompetensi, kemampuan memecahkan masalah, dan skiil yang optimal oleh perusahaan, akan berdampak positif terhadap tingkat produktivitas perusahaan yang secara langsung juga akan berdampak pada tingginya tingkat profitabilitas yang dihasilkan, karena human capital merupakan salah satu unsur yang sangat krusial dan potensial dalam peningkatan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bontis et.al (2000), Chen et.al (2005), Ulum (2007), serta Al-Musali dan Ismail (2014).
Hasil uji hipotesis 3: Pengaruh structure capital efficiency (SCE) terhadap return on asset (ROA) Berdasarkan angka yang tercantum di dalam tabel 4.11, nilai probabilitas dari SCE berada pada angka 0,1534 yang berarti variabel structure capital efficiency tidak berpengaruh terhadap return on asset sehingga H0 diterima dan menolak H3. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chen et.al. (2005) yang menyatakan bahwa SCE bukan merupakan ukuran yang tepat karena hanya merefleksikan value added dari structural capital. SCE mengabaikan dua hal lain yaitu innovative capital dan relational capital. Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Artinah (2011) dan Ahangar (2011) dimana
89
structural capital tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Secara umum, hasil penelitian ini konsisten dengan yang telah dilakukan oleh Firer dan Williams (2003), serta Ulum (2007). Persamaan yang dimaksud adalah bahwa (1) tidak seluruh komponen VAIC™ memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dan (2) bahwa tidak semua ukuran kinerja keuangan yang digunakan berkorelasi dengan komponen-komponen VAIC™, dalam penelitian ini hanya HCE yang berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan variabel lainnya, yakni CEE dan SCE tidak berpengaruh terhadap ROA.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh value added intellectual capital (VAIC™) (yang diproksikan oleh capital employed efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), dan structure capital efficiency (SCE) terhadap return on asset (ROA). Analisis dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Eviews versi 9. Data sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 24 perusahaan dengan 5 tahun pengamatan sehingga menghasilkan 120 data dari perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2014. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa capital employed efficiency tidak berpengaruh terhadap return on asset perusahaan perbankan selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ahangar (2011). 2. Berdasarkan hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa human capital efficiency berpengaruh signifikan terhadap return on asset perusahaan perbankan selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Bontis et.al (2000), Chen et.al (2005), Ulum (2007), serta Al-Musali dan Ismail (2014).
91 99
3. Berdasarkan hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa structure capital efficiency tidak mempengaruhi return on asset perusahaan perbankan selama periode pengamatan 2010-2014.
Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Artinah (2011) dan Ahangar (2011).
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa unsur-unsur intellectual capital dapat memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan, khususnya perbankan, karena unsur-unsur intellectual capital dapat memberikan competitive advantages bagi perusahaan itu sendiri dalam rangka mempertahankan eksistensinya bahkan memperbesar pangsa pasarnya. Selain itu, pelaporan atau pemberian informasi mengenai intellectual capital dalam laporan keuangan perusahaan, juga akan memberikan dampak yang positif, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi calon investor, karena dengan adanya unsur intellectual capital yang disebutkan dalam laporan keuangan, akan meningkatkan nilai perusahaan di mata publik, sedangkan bagi calon investor, pelaporan unsur-unsur intellectual capital dapat memberikan gambaran yang lebih mendetail kepada mereka terhadap kinerja dari manajemen perusahaan tempat mereka akan menanamkan modalnya sehingga investor akan merasa lebih yakin untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
92
C. Saran Untuk mendapatkan hasil peneliitian yang lebih berkualitas, penelitian mengenai value added intellcctual capital terhadap profitabilitas di masa depan diharapkan mempertimbangkan beberapa saran berikut ini: 1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis perusahaan lain atau bahkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI agar dapat membandingkan bagaimana pengaruh value added intellcctual capital terhadap profitabilitas pada masing-masing jenis perusahaan. 2. Peneltian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menguji pengaruh IC terhadap kinerja perusahaan dengan lag 2-3 tahun. Artinya, IC tahun ke-n diuji dengan kinerja tahun ke-n+2 atau ke-n+3. 3. Peneltian selanjutnya dapat mengukur pengaruh value added intellcctual capital dengan variabel yang berbeda misalnya yang berbasis market value seperti market to book value ratio (MtBV), market capitalization, atau earning per share (EPS). 4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran value added intellcctual capital yang berbeda, seperti The Skandia IC Report method, Tobin q, dan sebagainya. 5. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan metode uji lainnya seperti PLS.
93
DAFTAR PUSTAKA Abdul Karem Al-Musali, Mahfoudh, Ku Nor Izah Ku Ismail. “Intellectual capital and its effect on financial performance of banks: Evidence from Saudi Arabia”. Kuala Lumpur, Malaysia. International Conference on Accounting Studies 2014, 2014 Adha Putera, Fauzan., Alamsyah Hasan, Murdika., Zirman.“Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverages Yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2012”. Riau. Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Indonesia, 2014. Ahangar, R.G. The Relationship between Intellectual Capital and Financial Performance: An Empirical Investigation in an Iranian Company. African Journal of Business Management Vol. 5(1), pp. 88-95, 4 January 2011, 2011. Ardhan, Jendra Dasse, dan Saarce Elsye Hatane. “Analisa Pengaruh Intellectual Capital dan Inventory Turnover terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Ritel dan Grosir yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2013)”. Business Accounting Review Vol. 3, No.1, Januari 2015. pp. 55-66, 2015. Artinah, Budi. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan)”. Banjarmasin. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIE Indonesia) Banjarmasin, 2011. Astuti, Partiwi Dwi. “Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance.” Jurnal MAKSI. Vol 5, 34-58. 2005. Yudhanti, Bintang Hari Ceicilia., Josepha C. Shanti. “Intellectual Capital dan Ukuran Fundamental Kinerja Keuangan Perusahaan”. Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, NO. 2 pp. 57-66. 2011. Bontis, N., Keow, W.C.C. & Richardson, S. “Intellectual capital and business performance in Malaysian industries”, Journal of Intellectual Capital, 1(1), page 85-100, 2000. Breenan, N, and B. Connell. “Intellectual capital: current issues and policy implications”. Journal of Intellectual Capital Vol. 1 No. 3. pp. 206-240, 2000. Brooking, A. “Intellectual Capital - Core Asset for the Third Millennium Enterprise Vol.8”. London. International Thomson Business Press, 1996. Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. “An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 N0. 2. pp. 159-176, 2005.
94 99
Ciawi, Aaron, Saarce Elsye Hatane. “Pengaruh Marketing Activity Terhadap Return On Asset, dan Market To Book Value Perusahaan di Sektor Industri Keuangan Non-bank”. Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra, 2015. Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. Sydney. McGraw-Hill Book Company. Dewi, Citra Puspita. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009”, Semarang. Universitas Diponegoro, 2011. Edvinsson L, and Malone M.S. “Intellectual capital: The proven way to establish your company's real value by measuring its hidden brainpower”. London. Judy Piatkus. 1997. Firer, S., and S. Mitchell Williams. “Intellectual capital and traditional measures of corporate performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3. pp. 348360, 2003. Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21”. Cetakan VII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Gitaya, Nindya. “Pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, Price Earning Ratio, dan Return On Asset, Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Malang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2015. Guthrie, J., and L.D. Parker. “Corporate social reporting: a rebuttal of legitimacy theory”. Accounting and Business Research. Vol. 19 No. 76. pp. 343-52, 1989. _________, R. Petty, and F. Ricceri. “The voluntary reporting of intellectual capital; comparing evidence from Hong Kong and Australia”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 7 No. 2. pp. 254-271, 2006. Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Harrison, S., and P.H. Sullivan. “Profitting form intellectual capital; Learning from leading companies”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 1. pp. 33- 46, 2000. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. Salemba Empat. Jakarta, 2009. Imaningati. “Pengaruh Intellectual Capital pada Nilai Pasar Perusahaan dan Kinerja Perusahaan”. Semarang. Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2007. 95
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metedologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama,. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002. Kubo, I., and A. Saka. “An inquairy into the motivations of knowledge workers in the Japanese financial industry”. Journal of Knowledge Management. Vol. 6 No. 3. pp. 262-271, 2002. Kuryanto, Benny, dan Muchamad Syafruddin. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan”. Semarang. Fakultas Ekonomi Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, 2009. Kusumo, B.P. “Studi Empiris Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Nilai Pasar pada Perusahaan yang terdaftar di BEI”. Jurnal akuntansi. Universitas Diponegoro. 2012. Mouritsen, J., Bukh, P.N., & Marr, B. “Intellectual Capital and New Public Management: Reintroducing Enterprise”. Learning Organization, 11(4/5): 380-392, 2004. Najibullah, Syed. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance in Context of Commercial Banks of Bangladesh”. Bangladesh. School of Business Independent University, Bangladesh, pp. 19-22, 2005. Olve, N.G., Roy, J. and Wetter, M. “A Practical Guide to Using the Balanced Scorecard - Performance Drivers”. Chichester. John Wiley & Son, 1999. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). International Symposium on Measuring and Reporting Intellectual Capital: Experience, Issues and Prospects. Amsterdam, 1999. Paramita. “Determinan Dan Konsekuensi Investasi Lingkungan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Memperoleh Penilaian PROPER)”. Semarang. Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2013. Petrash, G. "Dow's journey to a knowledge value management culture". European Management Journal, Vol. 14 No. 4. pp. 365-73. 1996. Petty, P. and J. Guthrie. “Intellectual capital literature review: measurement, reporting and management”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 2. pp. 155-75, 2000. Pulic, Ante. “Measuring the performance of intellectual potential in knowledge economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential, 1998. 96
Riahi, Belkaoui. “Intellectual capital and firm performance of US multinational firms: a study of the resource-based and stakeholder views”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 2. pp. 215-226, 2003. Roos, G., Roos, J., Edvinsson, L. dan Dragonetti, N.C. “Intellectual capitalNavigating in the New Business Landscape”. NY : New York University Press, 1997. Sawarjuwono, T. “Intellectual capital: perlakuan, pengukuran, dan pelaporan (sebuah library research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5 No. 1. pp. 35-57, 2003. _____________, dan Agustine P. Kadir. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5 (1), 35-57, 2003. Shanti C, Josepha. dan Bintang Hari Yudhanti, Ceicilia. “Intellectual Capital dan Ukuran Fundamental Kinerja Keuangan Perusahaan”. Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, No. 2, November 2011: 57-66, 2011. Stewart, T. A. “Intellectual Capital: The New Wealth of Organization, Doubleday/Currency”. New York, 8, 62- 68, 1997. Sullivan Jr., P.H. and P.H. Sullivan Sr. “Valuing intangible companies, an intellectual capital approach”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 4. pp. 328-340, 2000. Suhendah, Rousilita. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar Pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia Pada Tahun 2005-2007”. Banjarmasin. Simposium Nasional Akuntansi ke-15, 2012. Sullivan Jr., P.H. and P.H. Sullivan Sr. “Valuing intangible companies, an intellectual capital approach”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 4. pp. 328-340, 2000. Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. “Intellectual capital and financial returns of companies”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1. pp. 76-95, 2007. Ulum, Ihyaul. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia”. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2007. ____________. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia.”. Paper disajikan pada SNA 11. Pontianak, 2008. ____________. “Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris”. Yogyakarta. Graha Ilmu, 2009. 97
____________, Ghozali, I. dan Chairi, A. “Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares”. Pontianak. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak, 2008. Wahyuaji, Maharis Budi, dan Sigit Hermawan. “Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kemampuan Laba Perusahaan Manufaktur Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia”. Sidoarjo. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2013. Watts, R.L. and J.L. Zimmerman. Positive Accounting Theory. Prentice-Hall. Englewood Cliffs. NJ, 1986. Woodcock, J., H.R. Whiting. “Intellectual Capital Disclosure by Australian Companies”. Paper accepted for presentation at the AFAANZ Conference, Adelaide, Australia, 2009. Zéghal, Daniel dan Maaloul. “Analysing Value Added as an indicator of intellectual capital and its consequences on company performance”, Journal of Intellectual Capital; Vol. 11, No. 1, page 39-60, 2010.
98
LAMPIRAN 1 DATA SAMPEL PENELITIAN
99
Lampiran I Data Perusahaan Perbankan Sebagai Objek Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Kode Perusahaan AGRO BACA BAEK BBCA BBKP BBNI BBNP BBRI BBTN BDMN BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSWD BTPN BVIC INPC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN
Nama Perusahaan Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk Bank Capital Indonesia Tbk Bank Ekonomi Raharja Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Bank Victoria Internasional Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Windu Kentjana Internasional Tbk Bank Mega Tbk Bank NISP OCBC Tbk Bank Pan Indonesia Tbk
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI hingga tahun 2014 Jumlah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2010-2014 Jumlah perusahaan yang mengalami kerugian atau memiliki nilai ROA negative Jumlah perusahaan yang lolos seleksi sesuai kriteria Tahun pengamatan penelitian Jumlah sampel total selama periode pengamatan
41 30 6 24 5 120
100
LAMPIRAN 2 PERHITUNGAN DATA VARIABEL INDEPENDEN DAN VARIABEL DEPENDEN
101
Lampiran II \Hasil Perhitungan Variabel Value Added Intellectual Capital No
Kode Perusahaan
Tahun LK
1
AGRO
2010
363,133,760
OUT
284,585,691
IN
2
AGRO
2011
372,593,479
3
AGRO
2012
356,497,890
4
AGRO
2013
5
AGRO
6
VA
CA
CEE
HC
HCE
SC
SCE
VAIC
78,548,069
278,286,057
0.282256574
55,985,415
1.403009498
22562654
0.28724645
1.972512522
272,824,434
99,769,045
347,616,163
0.287009223
70,578,374
1.413592285
29190671
0.292582444
1.993183953
220,887,675
135,610,215
371,924,556
0.364617535
72,325,131
1.875008218
63285084
0.466669004
2.706294758
441,882,521
309,420,143
132,462,378
836,906,513
0.158276194
94,583,762
1.400476944
37878616
0.285957542
1.844710681
2014
657,994,389
435,200,267
222,794,122
904,021,593
0.246447788
105,538,525
2.111021752
117255597
0.526295739
2.883765279
BACA
2010
366,307,000
294,777,000
71,530,000
543,870,000
0.1315204
33,094,000
2.161418988
38436000
0.537340976
2.830280364
7
BACA
2011
466,162,000
355,849,000
110,313,000
608,788,000
0.181201009
45,395,000
2.430069391
64918000
0.588489117
3.199759517
8
BACA
2012
472,140,000
366,803,000
105,337,000
657,788,000
0.160138221
57,766,000
1.823512101
47571000
0.451607697
2.435258019
9
BACA
2013
572,336,000
446,430,000
125,906,000
906,390,000
0.1389093
73,119,000
1.72193274
52787000
0.419257224
2.280099263
10
BACA
2014
823,110,000
666,560,000
156,550,000
974,193,000
0.16069711
89,480,000
1.749552973
67070000
0.428425423
2.338675506
11
BAEK
2010
1,539,134,000
1,030,991,000
508,143,000
2,302,859,000
0.220657452
369,942,000
1.373574777
138201000
0.271972653
1.866204882
12
BAEK
2011
1,721,796,000
1,043,241,000
678,555,000
2,542,772,000
0.266856407
450,401,000
1.50655749
228154000
0.336235088
2.109648985
13
BAEK
2012
2,911,859,000
1,174,933,000
1,736,926,000
2,683,102,000
0.647357424
537,490,000
3.231550354
1199436000
0.690551008
4.569458787
14
BAEK
2013
2,279,263,000
1,414,258,000
865,005,000
2,966,188,000
0.291621772
544,410,000
1.588885215
320595000
0.370627915
2.251134902
15
BAEK
2014
2,563,313,000
1,778,893,000
784,420,000
3,023,145,000
0.259471511
567,382,000
1.382525353
217038000
0.276685959
1.918682823
16
BBCA
2010
28,931,828,000
15,597,530,000
13,334,298,000
34,107,844,000
0.390945203
4,544,611,000
2.934090068
8789687000
0.659178833
3.984214105
17
BBCA
2011
32,054,624,000
16,080,056,000
15,974,568,000
42,027,340,000
0.380099431
5,204,359,000
3.069459274
10770209000
0.674209719
4.123768424
18
BBCA
2012
35,873,434,000
17,321,275,000
18,552,159,000
51,897,942,000
0.357473886
6,154,966,000
3.014177333
12397193000
0.668234517
4.039885735
19
BBCA
2013
41,062,839,000
21,193,913,000
19,868,926,000
63,966,678,000
0.310613692
6,864,614,000
2.894398141
13004312000
0.65450503
3.859516862
20
BBCA
2014
53,449,599,000
25,613,944,000
27,835,655,000
77,920,617,000
0.357230937
8,670,906,000
3.210236047
19164749000
0.688496427
4.25596341
21
BBKP
2010
4,384,180,000
3,192,899,000
1,191,281,000
2,891,958,000
0.411928873
556,307,000
2.14140933
634974000
0.533017819
3.086356021
22
BBKP
2011
5,268,034,000
3,772,891,000
1,495,143,000
4,734,094,000
0.315824527
613,296,000
2.437881545
881847000
0.589807798
3.34351387
23
BBKP
2012
5,793,948,000
4,075,724,000
1,718,224,000
4,996,742,000
0.343868865
720,481,000
2.384829024
997743000
0.580682728
3.309380617
24
BBKP
2013
6,755,038,000
5,101,371,000
1,653,667,000
6,213,369,000
0.266146595
873,391,000
1.893386811
780276000
0.471845904
2.631379309
25
BBKP
2014
8,081,317,000
6,301,168,000
1,780,149,000
6,821,480,000
0.260962284
879,894,000
2.023140287
900255000
0.505718903
2.789821475
26
BBNI
2010
26,656,815,000
17,856,714,000
8,800,101,000
33,149,525,000
0.265466881
4,126,640,000
2.132509984
4673461000
0.531069018
2.929045883
27
BBNI
2011
28,646,757,000
18,159,782,000
10,486,975,000
37,843,024,000
0.277117785
5,042,161,000
2.079857228
5444814000
0.519197767
2.87617278
28
BBNI
2012
31,541,401,000
18,804,346,000
12,737,055,000
43,525,291,000
0.292635723
5,577,867,000
2.28349923
7159188000
0.562075613
3.138210566
29
BBNI
2013
34,538,779,000
20,809,157,000
13,729,622,000
47,683,505,000
0.287932315
6,083,876,000
2.256722852
7645746000
0.55687957
3.101534738
30
BBNI
2014
45,343,670,000
26,647,897,000
18,695,773,000
61,021,308,000
0.30638106
6,781,041,000
2.757065324
11914732000
0.6372955
3.700741883
31
BBNP
2010
637,440,345
324,478,763
312,961,582
519,512,323
0.602414164
78,960,632
3.963514147
234000950
0.747698642
5.313626954
32
BBNP
2011
637,440,345
448,369,425
189,070,920
582,910,554
0.324356659
120,925,152
1.563536757
68145768
0.360424374
2.24831779
33
BBNP
2012
773,198,221
534,766,482
238,431,739
661,259,661
0.360572031
153,001,908
1.558357945
85429831
0.358298905
2.277228881
34
BBNP
2013
966,500,763
685,499,058
281,001,705
1,052,398,335
0.267010784
175,767,678
1.598710913
105234027
0.374496044
2.240217742
35
BBNP
2014
1,122,351,562
831,278,372
291,073,190
1,138,101,488
0.255753281
194,540,695
1.496207207
96532495
0.331643375
2.083603863
36
BBRI
2010
51,332,544,000
31,098,072,000
20,234,472,000
36,673,110,000
0.551752278
8,675,721,000
2.332310133
11558751000
0.571240554
3.455302966
37
BBRI
2011
55,252,665,000
31,649,407,000
23,603,258,000
49,820,329,000
0.473767606
8,700,847,000
2.712754057
14902411000
0.631370932
3.817892595
38
BBRI
2012
59,182,507,000
30,841,159,000
28,341,348,000
64,881,779,000
0.436815211
9,605,547,000
2.950518903
18735801000
0.661076566
4.04841068
39
BBRI
2013
68,645,979,000
35,515,585,000
33,130,394,000
79,327,422,000
0.417641128
12,231,994,000
2.708503127
20898400000
0.630792378
3.756936633
40
BBRI
2014
87,246,853,000
48,733,639,000
38,513,214,000
97,737,429,000
0.39404775
14,111,461,000
2.72921521
24401753000
0.633594304
3.756857264
102
No
Kode Perusahaan
Tahun LK
41
BBTN
2010
7,026,708,000
OUT
4,974,286,000
IN
2,052,422,000
VA
42
BBTN
2011
7,975,661,000
5,685,397,000
43
BBTN
2012
9,383,950,000
6,448,014,000
44
BBTN
2013
11,432,618,000
45
BBTN
2014
13,704,141,000
46
BDMN
2010
18,823,414,000
47
BDMN
2011
48
BDMN
49
BDMN
50
CA
CEE
HC
HCE
6,447,278,000
0.318339305
1,136,484,000
1.805940075
2,290,264,000
7,321,643,000
0.312807385
1,321,601,000
2,935,936,000
10,278,871,000
0.285628256
1,486,938,000
8,203,433,000
3,229,185,000
11,556,753,000
0.279419747
10,992,378,000
2,711,763,000
12,206,406,000
0.222159004
12,000,899,000
6,822,515,000
18,609,028,000
22,078,042,000
14,338,599,000
7,739,443,000
2012
24,707,114,000
15,461,786,000
2013
26,505,057,000
16,715,413,000
BDMN
2014
29,000,308,000
51
BMRI
2010
52
BMRI
53
SC
SCE
VAIC
915938000
0.446271771
2.570551151
1.732946631
968663000
0.422948184
2.4687022
1.974484477
1448998000
0.493538687
2.753651421
1,613,152,000
2.001785945
1616033000
0.500446088
2.781651779
1,595,409,000
1.699729035
1116354000
0.411670931
2.33355897
0.366623931
3,838,754,000
1.777273303
2983761000
0.437340336
2.58123757
25,709,556,000
0.301033709
3,079,996,000
2.512809432
4659447000
0.602039061
3.415882203
9,245,328,000
28,733,311,000
0.321763406
3,387,887,000
2.728936355
5857441000
0.633556862
3.684256623
9,789,644,000
31,552,983,000
0.310260491
5,712,891,000
1.713605948
4076753000
0.416435266
2.440301705
20,371,239,000
8,629,069,000
33,017,524,000
0.261348156
5,810,672,000
1.485038047
2818397000
0.326616579
2.073002782
43,765,421,000
28,824,164,000
14,941,257,000
42,070,036,000
0.35515199
5,802,173,000
2.575114013
9139084000
0.61166768
3.541933683
2011
54,850,448,000
35,604,521,000
19,245,927,000
62,654,408,000
0.307175945
6,766,471,000
2.844307912
12479456000
0.648420624
3.799904481
BMRI
2012
61,587,689,000
37,285,392,000
24,302,297,000
76,532,865,000
0.317540667
8,045,716,000
3.020526327
16256581000
0.668931871
4.006998865
54
BMRI
2013
71,072,130,000
43,644,707,000
27,427,423,000
88,790,596,000
0.308900089
9,431,337,000
2.908116103
17996086000
0.656134774
3.873150966
55
BMRI
2014
88,117,628,000
55,786,917,000
32,330,711,000
104,844,562,000
0.30836803
10,848,031,000
2.980329887
21482680000
0.664466674
3.95316459
56
BNBA
2010
249,184,800
161,491,512
87,693,288
440,436,511
0.199105401
54,401,728
1.611957767
33291560
0.379636353
2.19069952
57
BNBA
2011
297,023,424
194,651,054
102,372,370
476,131,107
0.215008783
59,747,773
1.713408967
42624597
0.416368176
2.344785926
58
BNBA
2012
338,334,358
207,694,374
130,639,984
522,505,346
0.250026119
73,524,245
1.776828637
57115739
0.437199525
2.464054281
59
BNBA
2013
416,874,898
266,867,650
150,007,248
564,402,771
0.265780495
87,553,172
1.713327394
62454076
0.416340389
2.395448278
60
BNBA
2014
552,308,154
404,769,873
147,538,281
602,139,607
0.245023379
95,710,443
1.541506615
51827838
0.351284003
2.137813997
61
BNGA
2010
14,130,593,000
9,756,768,000
4,373,825,000
13,840,500,000
0.316016401
1,991,272,000
2.196498017
2382553000
0.544729842
3.05724426
62
BNGA
2011
17,481,504,000
12,063,844,000
5,417,660,000
18,369,491,000
0.294927061
2,227,739,000
2.431909663
3189921000
0.588800515
3.315637239
63
BNGA
2012
19,505,444,000
12,341,069,000
7,164,375,000
22,651,912,000
0.316281248
2,881,704,000
2.486159231
4282671000
0.597773148
3.400213627
64
BNGA
2013
21,666,687,000
13,788,761,000
7,877,926,000
25,886,687,000
0.304323454
3,229,054,000
2.439700916
4648872000
0.590113692
3.334138062
65
BNGA
2014
23,504,219,000
17,995,233,000
5,508,986,000
28,447,694,000
0.193653166
3,281,221,000
1.678943905
2227765000
0.404387486
2.276984557
66
BNII
2010
8,509,163,000
6,406,784,000
2,102,379,000
7,459,196,000
0.281850618
1,571,253,000
1.33802704
531126000
0.252630948
1.872508605
67
BNII
2011
10,145,285,000
7,591,881,000
2,553,404,000
7,954,003,000
0.321021252
1,919,220,000
1.330438407
634184000
0.248368061
1.89982772
68
BNII
2012
12,467,366,000
8,149,778,000
4,317,588,000
9,667,493,000
0.446608857
2,244,098,000
1.9239748
2073490000
0.480242673
2.850826329
69
BNII
2013
14,828,091,000
8,936,712,000
5,891,379,000
12,408,401,000
0.47478954
2,355,970,000
2.500617156
3535409000
0.600098721
3.575505416
70
BNII
2014
16,328,248,000
12,455,405,000
3,872,843,000
14,650,051,000
0.264356964
2,155,647,000
1.796603526
1717196000
0.443394168
2.504354657
71
BNLI
2010
6,953,433,000
4,660,388,000
2,293,045,000
8,014,918,000
0.286097125
1,281,960,000
1.788702456
1011085000
0.440935525
2.515735106
72
BNLI
2011
8,810,769,000
6,209,723,000
2,601,046,000
9,136,208,000
0.284696452
1,510,469,000
1.72201217
1090577000
0.419284011
2.425992633
73
BNLI
2012
10,461,326,000
8,591,431,000
1,869,895,000
12,495,534,000
0.149645065
1,939,294,000
0.964214297
-69399000
-0.037113849
1.076745513
74
BNLI
2013
13,634,371,000
9,910,103,000
3,724,268,000
14,126,644,000
0.263634307
2,093,150,000
1.779264745
1631118000
0.437970092
2.480869144
75
BNLI
2014
17,742,311,000
13,825,105,000
3,917,206,000
17,094,536,000
0.229149595
2,270,091,000
1.725572235
1647115000
0.420482099
2.375203928
76
BSWD
2010
178,912,813
107,520,044
71,392,769
318,715,237
0.224001744
21,129,852
3.378763325
50262917
0.704033724
4.306798793
77
BSWD
2011
163,174,695
152,886,991
10,287,704
346,488,323
0.029691344
23,844,484
0.431450058
-13556780
-1.317765363 -0.856623962
78
BSWD
2012
227,417,087
167,873,107
59,543,980
373,769,087
0.159306861
28,739,952
2.071819048
30804028
0.517332365
2.748458274
79
BSWD
2013
305,764,351
222,835,548
82,928,803
454,861,542
0.182316585
32,868,583
2.523041623
50060220
0.603652991
3.309011199
80
BSWD
2014
475,743,863
334,171,122
141,572,741
560,587,547
0.2525435
35,846,735
3.949390119
105726006
0.746796348
4.948729967
103
No
Kode Perusahaan
Tahun LK
81
BTPN
2010
5,752,821,000
OUT
3,624,596,000
IN
2,128,225,000
VA
4,217,291,000
CA
0.504642672
CEE
1,291,406,000
HC
82
BTPN
2011
7,668,706,000
4,886,739,000
2,781,967,000
5,617,198,000
0.495258846
83
BTPN
2012
9,586,983,000
5,757,862,000
3,829,121,000
7,733,927,000
0.495106949
84
BTPN
2013
11,351,920,000
7,041,369,000
4,310,551,000
9,907,865,000
85
BTPN
2014
13,038,900,000
8,653,004,000
4,385,896,000
86
BVIC
2010
1,043,622,844
883,681,697
87
BVIC
2011
989,756,814
88
BVIC
2012
89
BVIC
90
HCE
SC
SCE
VAIC
1.64799064
836819000
0.393200437
2.545833749
1,382,216,000
2.01268615
1399751000
0.503151547
3.011096544
1,853,571,000
2.065807568
1975550000
0.515927807
3.076842324
0.435063558
2,179,574,000
1.977703441
2130977000
0.494363018
2.907130017
12,060,534,000
0.363656866
2,514,957,000
1.743924846
1870939000
0.426580794
2.534162507
159,941,147
742,690,031
0.215353836
53,139,205
3.009852086
106801942
0.66775776
3.892963681
705,433,521
284,323,293
1,212,113,645
0.234568181
73,735,824
3.855972275
210587469
0.740662036
4.831202492
1,264,769,858
1,013,358,618
251,411,240
1,469,192,278
0.171122081
112,406,003
2.236635351
139005237
0.55289985
2.960657283
2013
1,638,963,189
1,419,268,716
219,694,473
1,626,554,990
0.135067351
154,569,827
1.421328323
65124646
0.296432792
1.852828465
BVIC
2014
2,200,553,792
1,897,387,082
303,166,710
1,759,828,875
0.172270562
182,101,184
1.664825584
121065526
0.399336477
2.236432624
91
INPC
2010
1,576,064,867
1,274,787,551
301,277,316
1,054,457,558
0.285717821
217,608,074
1.384495118
83669242
0.27771504
1.947927979
92
INPC
2011
1,723,994,000
1,382,789,000
341,205,000
1,154,341,000
0.295584234
230,721,000
1.478864083
110484000
0.323805337
2.098253653
93
INPC
2012
1,942,184,000
1,528,260,000
413,924,000
1,937,327,000
0.213657271
261,673,000
1.581836873
152251000
0.367823562
2.163317706
94
INPC
2013
2,045,687,000
1,504,786,000
540,901,000
2,608,691,000
0.207345753
318,096,000
1.700433203
222805000
0.411914565
2.31969352
95
INPC
2014
2,341,691,000
1,865,903,000
475,788,000
2,719,276,000
0.174968631
365,203,000
1.302804194
110585000
0.232424946
1.710197771
96
MAYA
2010
1,089,011,069
839,765,331
249,245,738
1,483,399,226
0.168023371
170,355,730
1.463089841
78890008
0.316514973
1.947628185
97
MAYA
2011
1,383,292,063
981,186,795
402,105,268
1,663,595,795
0.241708514
221,908,699
1.812030217
180196569
0.448132823
2.501871555
98
MAYA
2012
1,744,661,220
1,086,773,271
657,887,949
1,845,739,034
0.35643606
259,726,649
2.533001336
398161300
0.60521142
3.494648817
99
MAYA
2013
2,364,210,161
1,944,143,074
420,067,087
2,412,324,121
0.174133767
302,880,359
1.38690765
117186728
0.278971459
1.840012876
100
MAYA
2014
3,667,780,267
3,227,870,593
439,909,674
2,852,233,795
0.154233385
373,916,653
1.176491259
65993021
0.150014935
1.480739579
101
MCOR
2010
387,809,000
297,885,000
89,924,000
521,420,000
0.172459821
64,686,000
1.390161704
25238000
0.280659223
1.843280749
102
MCOR
2011
536,994,000
418,176,000
118,818,000
557,634,000
0.213075243
82,604,000
1.43840492
36214000
0.30478547
1.956265633
103
MCOR
2012
655,201,000
454,132,000
201,069,000
755,665,000
0.266082193
106,988,000
1.879360302
94081000
0.467904053
2.613346547
104
MCOR
2013
696,252,000
502,191,000
194,061,000
1,035,379,000
0.187429917
115,755,000
1.676480498
78306000
0.403512298
2.267422712
105
MCOR
2014
1,059,413,000
743,377,000
316,036,000
1,220,139,000
0.259016391
131,390,000
2.405327651
184646000
0.584256224
3.248600265
106
MEGA
2010
4,809,313,000
3,279,436,000
1,529,877,000
4,366,219,000
0.350389433
769,947,000
1.986990014
759930000
0.496726207
2.834105654
107
MEGA
2011
6,216,064,000
4,354,015,000
1,862,049,000
4,876,388,000
0.38185005
1,066,037,000
1.746702038
796012000
0.42749251
2.556044597
108
MEGA
2012
6,585,127,000
4,267,819,000
2,317,308,000
6,262,821,000
0.370010256
1,164,165,000
1.99053227
1153143000
0.497621809
2.858164335
109
MEGA
2013
6,100,256,000
4,429,663,000
1,670,593,000
6,118,505,000
0.273039411
1,122,177,000
1.488707218
548416000
0.328276247
2.090022876
110
MEGA
2014
7,666,559,000
5,730,315,000
1,936,244,000
6,956,675,000
0.278328943
1,098,074,000
1.763309212
838170000
0.432884492
2.474522647
111
NISP
2010
4,197,566,000
2,885,127,000
1,312,439,000
5,830,743,000
0.225089495
893,777,000
1.468418856
418662000
0.318995397
2.012503749
112
NISP
2011
4,885,821,000
3,182,680,000
1,703,141,000
6,590,379,000
0.258428385
949,353,000
1.79400181
753788000
0.442586961
2.495017156
113
NISP
2012
5,833,535,000
3,864,336,000
1,969,199,000
8,951,476,000
0.219985955
1,172,793,000
1.679067832
796406000
0.404431446
2.303485234
114
NISP
2013
7,079,398,000
4,818,275,000
2,261,123,000
13,496,552,000
0.167533382
1,357,879,000
1.665187399
903244000
0.399466991
2.232187771
115
NISP
2014
8,865,679,000
5,907,930,000
2,957,749,000
14,907,176,000
0.198411087
1,468,683,000
2.01387842
1489066000
0.503445695
2.715735202
116
PNBN
2010
9,633,368,000
7,489,701,000
2,143,667,000
13,496,754,000
0.158828338
705,290,000
3.039412157
1438377000
0.670989011
3.869229505
117
PNBN
2011
12,167,956,000
11,840,207,000
327,749,000
15,898,236,000
0.020615432
874,835,000
0.374640932
-547086000
-1.669222484
-1.27396612
118
PNBN
2012
13,464,738,000
12,548,815,000
915,923,000
17,647,765,000
0.051900226
1,099,771,000
0.832830653
-183848000
-0.200724297
0.684006583
119
PNBN
2013
14,423,847,000
13,851,573,000
572,274,000
19,958,433,000
0.028673293
1,376,420,000
0.415769896
-804146000
-1.405176541 -0.960733352
120
PNBN
2014
17,904,524,000
16,197,024,000
1,707,500,000
23,228,703,000
0.073508194
1,597,772,000
1.068675631
109728000
0.064262372
1.206446196
104
Hasil Perhitungan Variabel Return On Asset No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode Perusahaan Tahun LK AGRO 2010 AGRO 2011 AGRO 2012 AGRO 2013 AGRO 2014 BACA 2010 BACA 2011 BACA 2012 BACA 2013 BACA 2014 BAEK 2010 BAEK 2011 BAEK 2012 BAEK 2013 BAEK 2014 BBCA 2010 BBCA 2011 BBCA 2012 BBCA 2013 BBCA 2014 BBKP 2010 BBKP 2011 BBKP 2012 BBKP 2013 BBKP 2014 BBNI 2010 BBNI 2011 BBNI 2012 BBNI 2013 BBNI 2014 BBNP 2010 BBNP 2011 BBNP 2012 BBNP 2013 BBNP 2014 BBRI 2010 BBRI 2011 BBRI 2012 BBRI 2013 BBRI 2014
Laba (Rugi) Bersih 14,026,715 32,856,381 33,026,578 52,439,708 62,001,106 23,166,000 27,807,000 47,714,000 70,477,000 74,553,000 296,043,000 247,557,000 191,666,000 241,245,000 66,050,000 8,479,273,000 10,817,798,000 11,718,460,000 14,256,239,000 16,511,670,000 492,761,000 741,478,000 834,719,000 934,622,000 726,808,000 4,103,198,000 5,808,218,000 7,048,362,000 9,057,941,000 10,829,379,000 51,084,535 68,145,768 85,429,831 105,234,027 96,532,495 11,472,385,000 15,087,996,000 18,687,380,000 21,354,330,000 24,253,845,000
Total Asset 3,054,092,727 3,481,155,340 4,040,140,235 5,124,070,015 6,385,191,484 4,399,405,000 4,694,939,000 5,666,177,000 7,139,276,000 9,251,776,000 21,522,321,000 24,099,084,000 25,365,299,000 28,750,162,000 29,726,856,000 324,419,069,000 381,908,353,000 442,994,197,000 496,304,573,000 552,423,892,000 47,489,366,000 57,183,463,000 65,689,830,000 69,457,663,000 79,051,268,000 248,580,529,000 299,058,161,000 333,303,506,000 386,654,815,000 416,573,708,000 5,280,892,166 6,565,510,103 8,212,208,488 9,985,735,803 9,468,873,488 404,285,602,000 469,899,284,000 551,336,790,000 626,182,926,000 801,955,021,000
ROA 0.00459276 0.009438355 0.008174612 0.010233995 0.00971014 0.005265712 0.005922761 0.008420845 0.009871729 0.008058237 0.013755161 0.010272465 0.007556229 0.008391083 0.002221897 0.02613679 0.028325639 0.026452852 0.028724779 0.029889493 0.010376239 0.012966651 0.012706975 0.013455995 0.009194135 0.016506514 0.0194217 0.021146978 0.023426428 0.025996309 0.009673467 0.010379356 0.010402784 0.010538435 0.010194718 0.028376932 0.032109 0.033894673 0.034102383 0.030243398
105
No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Kode Perusahaan Tahun LK BBTN 2010 BBTN 2011 BBTN 2012 BBTN 2013 BBTN 2014 BDMN 2010 BDMN 2011 BDMN 2012 BDMN 2013 BDMN 2014 BMRI 2010 BMRI 2011 BMRI 2012 BMRI 2013 BMRI 2014 BNBA 2010 BNBA 2011 BNBA 2012 BNBA 2013 BNBA 2014 BNGA 2010 BNGA 2011 BNGA 2012 BNGA 2013 BNGA 2014 BNII 2010 BNII 2011 BNII 2012 BNII 2013 BNII 2014 BNLI 2010 BNLI 2011 BNLI 2012 BNLI 2013 BNLI 2014 BSWD 2010 BSWD 2011 BSWD 2012 BSWD 2013 BSWD 2014
Laba (Rugi) Bersih 915,938,000 1,118,661,000 1,363,962,000 1,562,161,000 1,115,592,000 2,983,761,000 3,402,209,000 4,117,148,000 4,159,320,000 2,682,662,000 9,369,226,000 12,695,885,000 16,043,618,000 18,829,934,000 20,654,783,000 28,113,202 42,624,596 57,115,739 56,197,424 51,827,836 2,562,553,000 3,176,960,000 4,249,861,000 4,296,151,000 2,343,840,000 531,126,000 671,096,000 1,211,121,000 1,570,316,000 712,328,000 1,011,085,000 1,156,878,000 1,368,132,000 1,725,873,000 1,586,971,000 35,092,115 48,072,269 54,996,241 81,495,346 106,167,729
Total Asset 68,385,539,000 89,121,459,000 111,748,593,000 131,169,730,000 144,575,961,000 118,206,573,000 142,292,206,000 155,791,308,000 184,237,348,000 195,708,593,000 449,774,551,000 551,891,704,000 551,891,704,000 733,099,762,000 855,039,673,000 2,661,902,011 2,963,148,453 3,483,516,588 4,045,672,277 5,155,422,644 143,652,852,000 166,801,130,000 197,412,481,000 218,866,409,000 233,162,423,000 75,130,433,000 94,919,111,000 115,772,908,000 140,546,751,000 143,318,466,000 73,844,642,000 101,324,002,000 131,798,595,000 165,833,922,000 185,349,861,000 1,570,331,769 2,080,427,739 2,540,740,993 3,601,335,866 5,199,184,618
ROA 0.013393738 0.012552095 0.01220563 0.011909463 0.007716304 0.025241921 0.023910017 0.026427328 0.022575879 0.013707431 0.020830938 0.023004305 0.029070229 0.025685364 0.02415652 0.010561321 0.014384901 0.016396 0.01389075 0.010053072 0.005697417 0.019046394 0.021527823 0.019629102 0.010052392 0.007069386 0.007070188 0.010461178 0.011172909 0.004970246 0.013692056 0.011417611 0.010380475 0.010407237 0.00856203 0.022346943 0.023106916 0.021645749 0.022629199 0.020420073
106
No Kode Perusahaan Tahun LK 81 BTPN 2010 82 BTPN 2011 83 BTPN 2012 84 BTPN 2013 85 BTPN 2014 86 BVIC 2010 87 BVIC 2011 88 BVIC 2012 89 BVIC 2013 90 BVIC 2014 91 INPC 2010 92 INPC 2011 93 INPC 2012 94 INPC 2013 95 INPC 2014 96 MAYA 2010 97 MAYA 2011 98 MAYA 2012 99 MAYA 2013 100 MAYA 2014 101 MCOR 2010 102 MCOR 2011 103 MCOR 2012 104 MCOR 2013 105 MCOR 2014 106 MEGA 2010 107 MEGA 2011 108 MEGA 2012 109 MEGA 2013 110 MEGA 2014 111 NISP 2010 112 NISP 2011 113 NISP 2012 114 NISP 2013 115 NISP 2014 116 PNBN 2010 117 PNBN 2011 118 PNBN 2012 119 PNBN 2013 120 PNBN 2014
Laba (Rugi) Bersih 836,819,000 1,400,063,000 1,978,986,000 2,131,101,000 1,869,031,000 106,801,942 187,402,442 205,571,047 244,415,384 105,699,344 83,669,240 100,430,000 133,349,000 222,805,000 110,585,000 76,954,223 171,275,437 263,289,326 385,351,499 435,561,942 28,293,000 36,214,000 94,081,000 78,306,000 52,876,000 951,800,000 1,073,352,000 1,377,412,000 524,780,000 599,238,000 418,662,000 752,654,000 915,456,000 1,142,721,000 1,332,182,000 1,448,937,000 2,053,115,000 2,278,335,000 2,454,475,000 2,582,627,000
Total Asset 34,522,573,000 46,651,141,000 59,090,132,000 69,661,464,000 75,014,737,000 10,304,852,773 11,802,562,942 14,352,840,454 19,153,130,890 21,364,882,284 17,063,094,176 19,185,436,000 20,558,770,000 21,197,512,000 23,453,347,000 10,102,287,636 12,951,201,232 17,166,551,873 24,015,571,540 36,173,590,792 4,354,460,000 6,452,794,000 6,495,246,000 7,917,214,000 9,769,591,000 51,596,960,000 61,909,027,000 65,219,108,000 66,475,698,000 66,647,891,000 50,141,559,000 59,834,397,000 79,141,737,000 97,524,537,000 103,123,179,000 108,995,334,000 124,755,428,000 148,792,615,000 164,055,578,000 172,581,667,000
ROA 0.024239763 0.030011335 0.033490973 0.030592251 0.024915518 0.010364238 0.015878114 0.014322673 0.012761119 0.00494734 0.004903521 0.0052347 0.006486234 0.010510903 0.004715105 0.007617505 0.013224676 0.015337345 0.016045902 0.012040882 0.006497476 0.005612143 0.014484594 0.0098906 0.005412304 0.018446823 0.017337569 0.021119761 0.007894313 0.008991102 0.008349601 0.012578952 0.011567297 0.011717267 0.012918357 0.013293569 0.01645712 0.015312151 0.014961241 0.014964666
107
LAMPIRAN 3 HASIL OUTPUT EViews
108
Lampiran III Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: UJI_CHOW Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
16.247336 193.567562
(23,93) 23
0.0000 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 09/02/15 Time: 23:35 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 120 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CEE HCE SCE C
0.022754 0.007202 -0.010149 -0.001344
0.006691 0.001336 0.002667 0.002273
3.400882 5.390253 -3.805501 -0.591412
0.0009 0.0000 0.0002 0.5554
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.328628 0.311265 0.006545 0.004969 435.2502 18.92684 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.015175 0.007886 -7.187504 -7.094587 -7.149770 0.733801
109
Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
30.134199
3
0.0000
Random
Var(Diff.)
Prob.
-0.003545 0.002827 0.005024
0.000000 0.000000 0.000011
0.0663 0.2388 0.0772
Test Summary Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons: Variable SCE HCE CEE
Fixed -0.002553 0.002261 -0.000893
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 09/02/15 Time: 23:36 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 120 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C SCE HCE CEE
0.011960 -0.002553 0.002261 -0.000893
0.001532 0.001774 0.001109 0.006647
7.804946 -1.439452 2.037709 -0.134414
0.0000 0.1534 0.0444 0.8934
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.866211 0.828808 0.003263 0.000990 532.0340 23.15873 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.015175 0.007886 -8.417233 -7.790048 -8.162530 1.680375
110
Hasil Uji Statistik Deskriptif Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
ROA 0.015175 0.012943 0.034102 0.002222 0.007886 0.690138 2.457456
HCE 2.003738 1.808985 3.963514 0.374641 0.673162 0.530421 3.606041
CEE 0.278173 0.275079 0.647357 0.020615 0.109204 0.498783 4.155394
SCE 0.417886 0.447202 0.747699 -1.669222 0.341776 -4.299914 24.48808
VAIC_ 2.699797 2.563298 5.313627 -1.273966 1.017037 -0.797283 6.196095
Jarque-Bera Probability
10.99759 0.004092
7.463364 0.023953
11.65037 0.002952
2678.472 0.000000
63.78832 0.000000
Sum Sum Sq. Dev.
1.820954 0.007401
240.4486 53.92446
33.38075 1.419145
50.14627 13.90051
323.9756 123.0894
Observations
120
120
120
120
120
111
Hasil Uji Regresi Berganda Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 09/02/15 Time: 23:29 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 120 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
HCE CEE SCE C
0.002261 -0.000893 -0.002553 0.011960
0.001109 0.006647 0.001774 0.001532
2.037709 -0.134414 -1.439452 7.804946
0.0444 0.8934 0.1534 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.866211 0.828808 0.003263 0.000990 532.0340 23.15873 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.015175 0.007886 -8.417233 -7.790048 -8.162530 1.680375
Hasil Uji Normalitas (Jarque-Bera) 16
Series: Standardized Residuals Sample 2010 2014 Observations 120
14 12 10 8 6 4 2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-2.89e-20 0.000472 0.006111 -0.009353 0.002885 -0.471880 3.389550
Jarque-Bera Probability
5.212153 0.073824
0 -0.0075
-0.0050
-0.0025
0.0000
0.0025
0.0050
112
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
120
Normal Parameters
a,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.00646185
Absolute
.054
Positive
.040
Negative
-.054
Test Statistic
.054 .200c,d
Asymp. Sig. (2-tailed)
Hasil Uji Multikolineritas SCE HCE CEE
SCE 1.000000 0.729355 0.539262
HCE 0.729355 1.000000 0.521141
CEE 0.539262 0.521141 1.000000
113
Hasil Uji Heterokedastisitas (Uji Park) Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel Least Squares Date: 09/02/15 Time: 23:29 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 120 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CEE HCE SCE
-13.77394 5.995618 0.480773 -0.484746
0.848787 3.681912 0.614494 0.982497
-16.22780 1.628398 0.782388 -0.493381
0.0000 0.1068 0.4360 0.6229
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.438193 0.281128 1.807342 303.7830 -226.0019 2.789893 0.000165
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-11.34535 2.131644 4.216699 4.843885 4.471402 2.274353
114