PENGARUH INJEKSI POLIMER ATAS STRUKTUR DAN KOMPOSISI SERTA SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR
RINGRASAN Masalah penting yang dihadapi pada pendesakan dengan polimer adalah "penyumbatan", yang disebabkan oleh adsorpsi, mechanical entrapment dari polimer pada batuan reservoir. Pada penelitian ini akan diselidiki pengaruh injeksi polimer terhadap sifat fisik, struktur serta komposisi batuan reservoir. Batuan reservoir yang digunakan adalah sandstone dan limestone dengan porositas masing-masing berkisar antara
(21,17-24,63)%
permeabilitas
dan
masing-masing
(33,39-35,86) berkisar
antara
%
dan
(309,8-
753,4) mD dan (69,52 - 126,4) mD. Polimer yang digunakan adalah jenis polyacryla mide yakni accotrol dengan konsentrasi 800 ppm dan 200 ppm. Sedangkan pelarutnya adalah larutan air garam dengan konsentrasi garam 10.000 ppm dan 23.000 ppm. Untuk memudahkan pengamatan pada analisa dengan mikros kop polarisasi refleksi, maka larutan polimer dibubuhi indikator (zat warna) methylenblue dengan konsentrasi 1 gram / 1 liter. Contoh batuan dijenuhi dengan larutan air garam, kemudian berturut-turut dialiri air garam awal, polimer dan air garam akhir. Contoh batuan reservoir sebelum dan
sesudah dialiri polimer diamati secara visual untuk memperoleh gambaran tentang perubahan struktur pori. Proses adsorpsi dan mechanical entrapment terjadi selama pengaliran polimer sedangkan proses desorpsi terjadi pada pengaliran air akhir. Adanya adsobsi dan mechanical entrapment pada contoh core akan mengurangi besarnya kemampuan desorpsi
batuan yang
untuk
terus
mengalirkan
menerus
fluida.
meninggalkan
Adanya
adsorpsi
permanen didalam permukaan batuan. Adsorpsi inilah yang akan diamati secara kualitatip. Dari terhadap
data beda
pendesakan tekanan,
diperoleh dimana
plot
pada
laju
batuan
alir kapur
menunjukkan kurva yang relatif linier, sedangkan pada batuan pasir kurva yang terbentuk tidak linier. Jumlah injected pore volume polimer yang diperlukan hingga stabil,
untuk
tiap-tiap
contoh
batuan
berbeda,
tergantung pada konsentrasi polimer dan garam yang digunakan. Pada batuan pasir dengan pelarut 10.000 ppm Nacl dibutuhkan injeksi 8-24 pore volume, sedangkan untuk batuan kapur dengan pelarut 10.000 ppm Nacl injeksinya 36-43 pore volume dan pada pelarut 23.000 ppm Nacl injeksinya 24-34 pore volume.
ABSTRACT
The main problem in polymer flooding is plugging which is caused by adsorption and mechanical entrapment of the polymer in reservoir rock. In this research, influence of polymer flooding to structure, composition and physical characteristic of reservoir rock, are being studied. This research used sandstone and limestone core samples with porosity range respectively (21,17 - 24,63) % and (33,39 - 35-86) % and permeability respectively (309,8 - 753,4) mD and (69,52 - 126,4) mD. Polymer which is used is accotrol 520, which is of polyacrylamide type with 800 ppm and 200 ppm concentrations. We used brine solution with 10.000 ppm and 23.000 ppm concentration. To
analyze
more
clearly,
polarisation
reflection
microscope 1 gram/liter methylenblue is added in polymer solution. Core samples are saturated with brine and than the first being passed through with brine, the second with polymer and the last with brine. The core samples are analyzed visually under microscope before and after polymer flooding to get porous structure changes. There are adsorption and mechanical entrapment process during
polymer flooding, but desorption will happen at the end of brine flow. Adsorption and mechanical entrapment will decrease permeability of core samples. After continuous desorption, there is permanent adsorption, which will be analyzed qualitatively. From the flooding data differential pressure versus rate
is
obtained.
In
the
limestone
the
curve
is
relatively linear but in sandstone, it is not linear. Cumulative injected pore volume needed until stabilized state is reached for each sample is different. It depends on the polymer and brine concentration. In the sandstone which used 10.000 ppm Nacl, 8 - 24 pore volume injected is needed, but in the limestone which used 23.000 ppm Nacl 24 - 34 pore volume injected is needed.