PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH IKLAN TELEVISI CELEBRITY ENDORSER TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Yovidia Yofran Very Agista 109114052
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” - Filipi 4 : 6 –
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu” – 2 Tawarikh 15 : 7 – “If you can’t fly, then run. If you can’t run, then walk. If you can’t walk, then crawl. But whatever you do, you have to keep moving forward.” –Martin Luther King Jr.-
“When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it” – Paulo Coelho – “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka” – Pengkotbah 3 : 11 –
“Have courage and be kind” -Cinderella –
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan bagi: Allah Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria sahabat terbaik yang selalu ada dan setia menemani di segala keadaan dan di setiap langkah, serta tak henti-hentinya menolong dan mengabulkan segala permohonanku yang terucap maupun yang tidak terucap
Orang-orang terkasih, keluarga, sahabat, teman, rekan, saudara yang sudah banyak mendukung dan tak henti-hentinya memberikan perhatian serta kasih sayang kepadaku
Thanks a lot :)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH IKLAN TELEVISI CELEBRITY ENDORSER TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA Yovidia Yofran Very Agista ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan televisi celebrity endorser terhadap pembelian impulsif pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i angkatan 2015 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Bentuk penelitian ini adalah eksperimen dengan desain within-subject dan menggunakan counterbalancing. Dalam penelitian eksperimen ini, subjek dibagi menjadi dua kelompok. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan paired sample t-test. Hasil untuk uji hipotesis adalah t = 11,019 dan Sig. 1-tailed = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser. Kata kunci : iklan televisi celebrity endorser, pembelian impulsif, remaja
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE INFLUENCE OF TELEVISION CELEBRITY ENDORSER COMMERCIALS TO IMPULSIVE BUYING IN ADOLESCENTS Yovidia Yofran Very Agista ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effects of television celebrity endorser commercials to impulsive buying in adolescents. The hypothesis stated in this research was the impulsive buying rate which is caused by television celebrity endorser commercials in adolescents was higher than impulsive buying which is caused by television non celebrity endorser commercials. The subject of this research was the first year students (2015) of Psychology Faculty Sanata Dharma University. There were 38 students involved as the participants of this research. This research used within-subject and counterbalancing experimental research design. In this research, the participants were divided into two groups. Paired sample t-test was used as data analysis technique of this study. The result were t = 11,019 and Sig. 1-tailed = 0,000 (p<0,05). This result shows that Ho was rejected, which means the impulsive buying rate which is caused by television celebrity endorser commercials in adolescents was higher than impulsive buying which is caused by television non celebrity endorser commercials. Key words: television celebrity endorser commercials, impulsive buying, adolescents
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Allah Bapa dan PuteraNya Yang Kudus Tuhan Yesus Kristus, serta Bunda Maria atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu dengan sabar dan penuh semangat mengajar membantu saya menyelesaikan masa kuliah hingga akhirnya lulus. Terimakasih Bu Lusi, semangat ibu akan selalu menjadi panutan saya. 4. Dosen Pembimbing Akademik selama tiga semester sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi saya, Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabbati, S.Psi., M.A. yang selalu sabar, menerima, dan memberi waktu, pemikiran, arahan, bimbingan kepada saya selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak mbak atas semuanya. 5.
Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., dan Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku dosen penguji skripsi atas bimbingan, pemikiran, diskusi, dan arahan bagi semakin sempurnanya skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan arahan selama saya menyelesaikan studi saya, pertahankan relasi yang hangat dengan mahasiswa ya Pak, Bu. 7. Seluruh staff Fakultas Psikologi: ibu saya di Psikologi Bu Nanik yang selalu baik dan memberkati saya dengan cara yang unik pas ketemu, Mas Gandung, Pak Gik, Mas Muji (Glory Glory MU, makasih banyak Mas Muj) dan Mas Doni, penulis ucapkan banyak terima kasih untuk bantuan, kepedulian, dan keramahannya, penulis juga meminta maaf apabila sering merepotkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkuliahan. 8. Mami, Papi, Mama, alm. Papa, adek bongsor Bitta Amanda yang selalu berantem sama saya, alm. Buk Uti, alm. Engkung, alm. Eyang Kakung Suradi, Eyang Uti Suradi, alm. Eyang Buyut, dan seluruh keluarga besar saya yang senantiasa mendoakan, mendukung, menyemangati, memotivasi penulis sampai skripsi ini selesai. Terima kasih telah memberikan penulis cinta yang tulus, tak henti-hentinya saya bersyukur memiliki keluarga ini. 9. Para mendhes Maria Nana, Lidwina Evira, Maria Fiona, dan Gracia Hoyi yang selalu menyemangati, mendukung, membantu, memberi saran, menyamakan langkah, berbagi canda tawa, keceriaan, kesusahan, kegilaan, nge-panitia bareng, nge-usda bareng, dan liburan bareng, sukses semua yes! love yaaa so much ndes. 10. Sahabat, teman, rekan psikologi Viga bundo, Koleta Yovi partner
kelompok abadi, Dita Mbak Ndut; Grup Colour Run: Chatarina Ninda, Agnes Dita, Helen, Dian; Lucia Anin (kakak pertama), Theodora Esti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(kakak kedua), Pudji, Tista, Daning, Tutut, Riska, Maya, Ninda Nidya, Tita, Sandi, Mega, Uli, Sheilla Ardistia, Tari, Sondra, Rosari, Astrid Rosaria, Keket, Luna, Vica, Yutti, Vian, Rachel, Lolla, Pino, Ghea, Vienna, Engger, Dion, cik Vivin, Tyas, Ayuk Bondink, Lala, Saktya, Icha, Rere, Elis, Adhi, Gung Is, yang selalu memberi semangat, selalu bercanda, berbagi kisah, kulineran bareng, japok bareng, jumat pertama bareng, kepanitiaan bareng, liburan bareng, berdinamika bersama, dan mendukung satu sama lain selama ini. Thanks a lot gaes :)) 11. Keluarga kedua saya P2TKP: Pak Toni, Pak Adi, Mbak Thia, Pak Tius, Sr. Dewi, Pak Landung, Mbak Dyah, Anju, Lito, Bella, Anin, Lukas, Natasya, Ester, Christy, Pudar, Ardi, Retha, Stanis, Cia, Lenny, Jejes, Dimas, Tiara, Pipit, Sashey, dan Estu yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan relasi yang tidak akan pernah saya dapatkan dari tempat lain. Terkhusus untuk geng gong peduatekape Bianca, Wuri, Grace, Rika, Fiona Damanik yang telah memberikan keceriaan, pertumbuhan mental, asupan logistik, ngerjain skripsi bareng, pasca rabuan, dan kelas acting bagi penulis. Terkhusus pula untuk kembaran saya Wuri yang selalu sukarela dan setia menemani penulis ketika proses pengambilan data, makasih banyak wuray. Peluk satu-satu, love yaaa. 12. Teman-teman padepokan sepaket seperjuangan bimbingan Mbak Etta: Agnes, Astrid, Martha Atek, Celly, Chacha, Yohana, Gerry, Lukas, Vivin, Nana Krisna, Nana Paramita, Ninda, Loren, Angel yang telah dengan setia dan sabar berjuang bersama-sama sampai pada akhirnya kita semua lulus.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terkhusus untuk Atek (partner setia sejak AKSI), Emilia Astrid, dan Celly Olivia Islan, rekan seperjuangan ujian, misa harian, dan berburu tanda tangan yudisium, terimakasih sudah banyak menyamakan langkah bersama penulis. Semangat dan semoga kita semua sukses ya gaes! 13. Teman-teman sejak jaman berjuang: Indie, Ajeng, Mela, Tira, Monic, Anis ucup, Yoshinta, Desi, Novi, Septi, Wulan, Resti, Yunita karena tidak lelah memberikan warna baru, kebahagiaan, dan pertanyaan “kapan lulus yop?” kepada penulis sehingga penulis dapat termotivasi setiap harinya. 14. Teman-teman DPMF Psikologi 2012-2013 karena mau berbagi keceriaan, ngelembur hore koding angket, berproses bersama dan mengembangkan fakultas kita untuk menjadi semakin baik. Semangat cah! 15. Seluruh subjek penelitian, teman-teman mahasiswa/i angkatan 2015 kelas B dan D Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang bersedia direpotkan dan mendukung keberhasilan karya ini, selalu semangat dan terus berjuang untuk mimpi kalian semua. Selamat berdinamika di Psikologi teman-teman :) 16. Bapak Drs. Ign. Agus Putranto, M.Si., dan Ibu F. Anita Herawati, M.Si., dosen Komunikasi Pemasaran dan Periklanan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Bapak T. M. Raditya Hernawa, M.Psi., dan Bapak R. Landung Eko P., dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, selaku professional judge yang telah menyempatkan diri untuk membantu penulis dalam melakukan validasi alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Diri saya sendiri karena telah mau berjuang selama dua puluh dua bulan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih atas kerjasama, niat, semangat, motivasi, kemauan untuk berjuang, mata lelah, punggung pegel, otak capek, akhirnya tugas ini dapat diselesaikan dengan sangat baik. Seringkali kita mengatakan “selamat pagi, selamat malam, semoga tidur nyenyak, dan semangat ya” untuk orang lain, tapi tanpa kita sadari diri kita juga memerlukan perhatian dan semangat dari diri sendiri. (Jang Jae Yeol It’s Okay, It’s Love, 2014). Jadi, jangan lupa untuk menyayangi dan memperhatikan diri sendiri seperti kita menyayangi orang lain ;) 18. Universitas dan Perpustakaan Sanata Dharma, laptop Dell saya, Google, para peneliti sebelumnya, penulis buku, penemu program SPSS, dan seluruh fotokopian di sekitaran kampus yang telah membuat skripsi ini menjadi baik dan semakin baik. 19. Seluruh pihak yang belum dapat penulis ucapkan satu persatu. Semoga Tuhan selalu menyertai kalian. Penulis memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan. Penulis juga menyadari kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, sehingga peneliti sangat terbuka dengan kritik dan saran dari siapa pun. Terimakasih. Yogyakarta, 15 Februari 2016
(Yovidia Yofran Very Agista) xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv DAFTAR TABEL ............................................................................................. xx DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xxi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...xxii BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11 1. Manfaat Teoritis .......................................................................................... 11 2. Manfaat Praktis ........................................................................................... 11
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II:
LANDASAN TEORI ...................................................................... 12
A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)....................................................... 12 1. Definisi Pembelian Impulsif ................................................................... 12 2. Aspek- aspek Pembelian Impulsif........................................................... 14 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian Impulsif ......................... 16 B. Iklan Televisi Celebrity Endorser................................................................ 21 1. Definisi Iklan .......................................................................................... 21 2. Elemen-Elemen Iklan Televisi................................................................ 22 3. Fungsi Iklan............................................................................................. 24 4. Iklan Celebrity Endorser......................................................................... 25 C. Remaja ....................................................................................................... 31 1. Definisi Remaja ..................................................................................... 31 2. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja.................................................... 33 D. Dinamika Pengaruh antara Iklan Televisi Celebrity Endorser dengan Pembelian Impulsif pada Remaja ................................................................ 36 E. Skema Pengaruh Iklan Televisi Celebrity Endorser terhadap Pembelian Impulsif pada Remaja .................................................................................. 42 F. Hipotesis Penelitian …………………………………………………….….42 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 43 A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 43 B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................... 44 1. Variabel Tergantung .............................................................................. 44 2. Variabel Bebas ....................................................................................... 45
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................... 45 1. Pembelian Impulsif pada Remaja ......................................................... 45 2. Iklan Televisi Celebrity Endorser ........................................................ 46 D. Subjek Penelitian ........................................................................................ 47 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 48 1. Kuesioner Pembelian ........................................................................... 48 2. Skala Pembelian Impulsif .................................................................... 49 3. Iklan Televisi Celebrity Endorser......................................................... 52 F. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 55 G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 59 1. Validitas Alat Ukur .............................................................................. 59 2. Seleksi Iklan ......................................................................................... 61 3. Reliabilitas Alat Ukur .......................................................................... 63 a. Reliabilitas Iklan Televisi Celebrity Endorser (R1) dan Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (R2) .......................................................... 63 H. Metode Analisis Data................................................................................... 64 1. Uji Asumsi ........................................................................................... 64 a. Uji Normalitas................................................................................. 64 b. Uji Homogenitas ............................................................................. 65 2. Uji Hipotesis ........................................................................................ 65 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 66 A. Persiapan Penelitian .................................................................................. 66 1. Perijinan............................................................................................... 66
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Persiapan Ruang Eksperimen ............................................................. 66
3.
Persiapan Subjek Penelitian................................................................ 68
4.
Jadwal Persiapan Penelitan................................................................. 69
5.
Permohonan Ijin, Kesediaan, Bantuan, dan Pemberian Informasi kepada Subjek Penelitian ................................................................................ 70
B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 71 C. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 75 D. Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 77 E. Hasil Penelitian.......................................................................................... 81 1. Uji Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif........................................... 81 2. Uji Asumsi ........................................................................................... 81 a. Uji Normalitas................................................................................ 81 b. Uji Homogenitas ............................................................................ 82 3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 83 F. Pembahasan ............................................................................................... 84 BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 91
A. Kesimpulan ............................................................................................ 91 B. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 92 C. Saran ..................................................................................................... 92 1. Bagi Remaja ...................................................................................... 92 2. Bagi Perusahaan ................................................................................ 93 3. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................. 93
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 94 LAMPIRAN ...................................................................................................... 99
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Seleksi Iklan Professional Judgment ...................................................... 62 Tabel 2. Reliabilitas Iklan ..................................................................................... 63 Tabel 3. Jadwal Persiapan Penelitian…………………………………………….70 Tabel 4. Deskripsi Usia Subjek Penelitian............................................................ 72 Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian ............................................ 72 Tabel 6. Deskripsi Intensitas Waktu Menonton Televisi Subjek Penelitian ........ 72 Tabel 7. Deskripsi Intensitas Pengalaman Subjek Penelitian dalam Menonton Iklan yang Ditayangkan .......................................................................... 73 Tabel 8. Deskripsi Sikap Subjek Penelitian terhadap Produk Baru dalam Iklan Televisi ................................................................................................... 73 Tabel 9. Deskripsi Ketertarikan Jenis Iklan SubjekPenelitian ............................. 74 Tabel 10. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik Kelompok Iklan Televisi Celebrity Endorser dan Kelompok Iklan Televisi Non Celebrity Endorser.................................................................................................. 76 Tabel 11. Pelaksanaan Penelitian Eksperimen......................................................77 Tabel 13. Uji Asumsi Normalitas Data Penelitian ................................................ 81 Tabel 14. Uji Asumsi Homogenitas Data Penelitian…………………………….82 Tabel 15. Uji Hipotesis Data Penelitian ................................................................ 83 Tabel 16. Deskripsi Data Penelitian……………………………………………...83
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Pemikiran Dinamika Pengaruh Iklan Televisi Celebrity Endorser terhadap Pembelian Impulsif pada Remaja..................... 42 Gambar 2. Lay Out Ruangan Penelitian Eksperimen (R. Observasi dan R. Psikologi Umum)…………………………………………………..68
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data dan Hasil Seleksi Iklan Professional Judgment........................99 Lampiran 2. Data dan Hasil Penelitian Eksperimen ............................................108 Lampiran 3. Skala Interval Survei Iklan ..............................................................118 Lampiran 4. Skala Pembelian Impulsif................................................................130 Lampiran 5. Gambar Video Iklan Televisi Celebrity Endorser dan Iklan Televisi Non Celevrity Endorser ..................................................................148 Lampiran 6. Dokumentasi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian……………...153
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Sumaryono (2008) terhadap remaja di Yogyakarta, ditemukan bahwa dalam proses pembelian yang bersifat rasional, konsumen melakukan pertimbangan yang cermat dan mengevaluasi sifat produk secara fungsional. Namun, tak selamanya konsumen melakukan pembelian secara rasional. Terkadang muncul pembelian yang lebih didasari oleh faktor emosi. Konsumen sering kali membeli suatu produk karena dorongan emosional yang sangat kuat dan tibatiba. Hal ini digolongkan dalam pembelian impulsif (impulsive buying) (Utami & Sumaryono, 2008). Pada bulan Juni 2013, Nielsen melaporkan hasil penelitian bahwa jumlah konsumen di Indonesia dengan perilaku pembelian impulsif semakin meningkat. Hasil survei tersebut diperoleh melalui wawancara langsung dengan 1804 responden di 5 kota besar Indonesia. Terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa tingkat pembelian impulsif di Indonesia semakin meningkat, diantaranya konsumen seringkali tidak membuat perencanaan barang yang akan dibelanjakan, membeli barang tambahan yang tidak direncanakan, dan selalu membeli barang tambahan meskipun telah merencanakan
barang-barang
yang akan dibeli
Kramadibrata, 2014).
1
(AC
Nielsen dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pengertian dari pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh konflik pikiran, dan dorongan emosional (Verplanken & Herabadi, 2001). Pembelian impulsif dapat terjadi apabila seseorang mengalami dorongan secara tiba-tiba, begitu kuat atau bersifat powerful, terjadi terus menurus yang mengakibatkan timbulnya keinginan untuk melakukan pembelian, dan sulit untuk menolak dorongan yang muncul tersebut (Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan, 2002). Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif memiliki konsekuensi negatif terhadap konsumen yang melakukannya. Konsekuensikonsekuensi yang dapat diterimanya adalah mendapatkan kesulitan keuangan setelah melakukan pembelian impulsif, mengalami kekecewaan terhadap barang yang sudah dibeli, dan mendapat ketidaksetujuan mengenai barang yang dibeli dari orang-orang di lingkungan sekitar seperti teman ataupun orang tua. Hal ini menyebabkan terganggunya hubungan atau relasi harmonis antara konsumen itu sendiri dengan teman, keluarga, dan juga orang tua sebagai bentuk konsekuensi dari perilaku pembelian impulsif yang mereka lakukan tersebut. Pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor dalam diri (internal) dan faktor diluar diri (eksternal). Faktor dalam diri (internal) terdiri dari kepribadian seseorang (Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Shahjehan, Qureshi, Zeb, & Saifullah, 2012; Verplanken & Herabadi, 2001; Verplanken & Sato, 2011), usia (Ghani, Imran, & Jan, 2011; Lin & Lin, 2005),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
gender (Utami & Sumaryono, 2008; Gasiorowska, 2011; Lin & Chuang, 2005), harga diri (Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013), kontrol diri (Utami & Sumaryono, 2008; Baumeister, 2002), dan mood (Verplanken & Herabadi, 2001; Rook, 1987; Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009). Faktor di luar diri (eksternal) yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif terdiri dari konformitas (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009; Marretha, 2013), lingkungan toko (Verplanken & Herabadi, 2001; Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011), harga, pelayanan, dan perkembangan teknologi termasuk adanya iklan pada media massa cetak dan elektronik (Youn & Faber; Harmanciouglu;
Schiffman;
Michael,
William,
&
Pandit,
dalam
Muruganantham & Bhakat, 2003). Pembelian impulsif dapat terjadi pada masa dan rentang usia berapa pun. Rawling, Boldero, dan Wiseman (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011) menyatakan bahwa orang-orang muda cenderung lebih impulsif dibandingkan mereka yang lebih tua. Penelitian yang dilakukan Lin dan Lin (2005) yang menggunakan subjek remaja dengan rentang usia 15 hingga 19 tahun menunjukkan hasil bahwa remaja dengan usia 19, 15, dan 17 tahun memiliki skor tinggi dalam pembelian impulsif. Hasil penelitian Rawling, Boldero, dan Wiseman (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011), serta Lin dan Lin (2005) tersebut dapat diperkuat dengan sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Jawa Pos bahwa 20,9% dari 1.074 responden remaja yang berstatus sebagai pelajar yang berdomisili di Jakarta dan Surabaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengaku pernah mempergunakan uang SPP mereka untuk membeli barang yang mereka incar ataupun hanya semata-mata untuk bersenang-senang saja (Jawa Pos dalam Sihotang, 2009). Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari Nurasyiah dan Budiwati (dalam Setyawati, 2010) yang menyatakan bahwa remaja memiliki tingkat konsumsi untuk kebutuhan yang bersifat kesenangan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran remaja untuk kebutuhan belajar. Berdasarkan fenomena ini, dapat dikatakan bahwa pembelian impulsif tidak hanya terjadi pada konsumen yang telah memiliki penghasilan saja, namun para remaja yang berstatus sebagai pelajar dan belum berpenghasilanpun juga dapat melakukan pembelian secara impulsif. Oleh karena itu, pihak marketing sering kali menjadikan remaja sebagai bagian terpenting dalam target pemasaran mereka (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012; Johnstone dalam Utami & Sumaryono, 2008). Menurut Santrock (2007), remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang dimulai dari usia 10 sampai 13 tahun, dan berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan yang cukup pesat baik secara fisik, psikologis, dan juga sosioemosional (Santrock, 2007). Pada aspek fisik, terjadi perubahanperubahan dalam diri remaja diantaranya terjadi perubahan hormon seksual yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan seringkali mengakibatkan mereka terlalu fokus pada kondisi fisiknya saja. Remaja juga memiliki minat yang tinggi akan penampilan termasuk daya tarik dan bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin (Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011). Keadaan fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang penting yang mengakibatkan ketika keadaan fisik (citra diri) tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka akan menimbulkan perasaan tidak puas, kurang percaya diri, dan rendahnya harga diri sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk terlihat sama dengan identitas dan citra diri idealnya (Santrock, 2003; Papalia, Old, & Feldmen, 2008; Monks, Knoers, & Haditono, 2002). Pada masa remaja, mereka seringkali mengalami emosi yang kurang stabil, dimana remaja cenderung berpikir secara abstrak dan tergesa-gesa (Santrock, 2003). Pada masa remaja, peran peer group atau teman sebaya sangatlah kuat. Hal ini mengakibatkan remaja cenderung melakukan pembelian secara impulsif untuk mendapatkan penerimaan dari lingkungan sosialnya (Rook & Fisher, 1995). Ratner dan Khan (dalam Setiawati, 2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa konsumen remaja membeli suatu produk bukan berdasarkan kebutuhan mereka, akan tetapi karena adanya pendapat dari orang lain yang dirasa penting bagi mereka. Terkait dengan harapan untuk mendapat penerimaan dari lingkungan sosialnya, remaja seringkali melakukan imitasi dan mengadopsi penampilan dan gaya hidup selebritis yang dikaguminya. Remaja seringkali menjadikan selebritis yang dikaguminya sebagai pedoman dalam gaya hidup, penampilan, dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Selebritis dinilai memiliki citra diri yang kuat, baik, dan positif, serta memiliki daya pikat fisik tersendiri yang dapat mempengaruhi remaja sehingga ia dapat terlihat menarik, sesuai dengan citra diri idealnya, dan diakui oleh lingkungan sosialnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menimbulkan rasa puas, senang, percaya diri, dan meningkatnya harga diri mereka. Oleh karena itu, ketika melihat iklan yang ditampilkan oleh selebritis yang dikaguminya, maka remaja akan cenderung membeli produk-produk yang ditawarkannya agar rasa senang, puas, dan percaya diri dalam dirinya dapat terpenuhi (Hergenhahn & Olson, 2009; Goldsmith, Paul, & Madden, 2000; Kamins, 1989; Rex, 1997). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hausman (dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011) bahwa motif dasar dari perilaku hedonis pada pembelian impulsif adalah pemuasan perasaan kesenangan, kepuasan, percaya diri, sesuatu yang baru, kejutan, dan kedekatan emosional dengan lingkungan sosial. Beberapa peneliti menyatakan bahwa remaja yang memiliki harga diri yang rendah karena citra diri yang negatif dan kebiasaan remaja untuk mengikuti keinginan memperindah penampilan, memiliki daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin, serta perkembangan fashion, memiliki relasi yang positif terhadap kecenderungan pembelian impulsif (Han dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011; Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013). Hal ini mengakibatkan remaja akan melakukan apa saja termasuk pembelian impulsif terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh selebritis yang dikaguminya untuk memperindah penampilan, memiliki daya tarik, meningkatkan harga diri, dan citra diri yang positif guna memenuhi hasrat pemenuhan rasa senang, puas, dan percaya dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Para konsumen, termasuk konsumen remaja seringkali membeli barangbarang yang bukan berdasarkan kebutuhan mereka, barang-barang tersebut cenderung dibeli hanya karena adanya dorongan yang kuat dan keinginan sesaatnya saja. Barang-barang yang dibelinyapun bermacam-macam jenisnya (Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan, 2002). Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2009 Herabadi, Verplanken, dan Knippenberg (dalam Verplanken & Sato, 2011) melakukan observasi dan wawancara kepada para konsumen dengan berbagai macam rentang usia di berbagai department store untuk mengetahui macam-macam produk yang sering kali menimbulkan perilaku pembelian impulsif. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa produk-produk yang sering kali menimbulkan perilaku impulsif diantaranya pakaian, barang-barang yang berhubungan dengan hobi, aksesoris pribadi, dan produk kecantikan serta perawatan tubuh. Selain itu, Verplanken dan Sato pada tahun 2011 juga melakukan penelitian yang serupa dengan Herabadi guna mencari tahu produk-produk yang menimbulkan perilaku pembelian impulsif pada konsumen. Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan bahwa barang-barang yang sering kali menimbulkan pembelian impulsif pada konsumen adalah perhiasan atau aksesoris, parfum, pakaian dan perlengkapan olahraga, serta makanan (junk food dan snack yang kurang sehat) (Verplanken & Sato, 2011). Menurut Miller dan Stern (dalam Hodge, 2004), pembelian impulsif dapat disebabkan karena konsumen tiba-tiba teringat untuk melakukan pembelian suatu produk, dimana produk tersebut pernah ia beli sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
ataupun ia pernah melihat produk tersebut dalam suatu iklan tertentu. Berdasarkan pernyataan tersebut, banyak perusahaan yang akan mengerahkan inovasi dan kreativitasnya untuk mempromosikan produk dan jasanya agar para konsumen membeli produk dan jasa yang mereka tawarkan. Para produsen biasanya akan melakukan berbagai bentuk komunikasi pemasaran seperti periklanan, promosi penjualan, publikasi hubungan masyarakat (press release), penjualan personal, dan pemasaran langsung guna memperkenalkan produk-produk dan jasa mereka. Para produsen seringkali menggunakan bidang periklanan dalam memasarkan produk-produk mereka. Hal ini dikarenakan media komunikasi pemasaran periklanan dianggap cukup mampu menjadikan sebuah produk dikenal secara luas oleh khalayak (Sulaksana dalam Riansyah, 2012). Terkait dengan pembuatan iklan yang memiliki daya tarik yang kuat terhadap perilaku membeli konsumen, Shimp (2003) menyatakan terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membuat suatu iklan menjadi menarik, yakni: menjadikan selebritis sebagai endorser, menggunakan sisi humor, pemakaian rasa bersalah, dan memakai unsur seksual. Schiffman dan Kanuk (2008) menyatakan bahwa para pemasang iklan sering kali menggunakan daya tarik selebritis dan kelompok rujukan yang serupa lainnya untuk berkomunikasi dengan pasar-pasar mereka. Schiffman dan Kanuk (2008) menambahkan bahwa penggunaan selebritis dan kelompok rujukan lainnya ini dinilai efektif oleh para pemasang iklan, identifikasi ini mungkin didasarkan pada kekaguman (terhadap seorang atlit), pada aspirasi (seorang selebritis atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
terhadap suatu gaya hidup), pada empati (terhadap seseorang atau situasi), atau pada pengakuan (terhadap seseorang – sejati atau meniru-niru – atau terhadap suatu situasi). Salah satu jenis iklan yang seringkali dibuat oleh pihak perusahaan adalah iklan dengan penggunaan public figure. Salah satu jenis public figure yang kerap digunakan oleh pihak perusahaan untuk membuat iklan guna menarik niat beli konsumen adalah selebritis. Pringle dan Binet (2005) menyatakan bahwa penggunaan selebritis dapat membantu pengiklan untuk mendapatkan perhatian dari publik. Penggunaan selebritis dinilai lebih dapat menimbulkan perhatian kepada khalayak sehingga informasi yang disampaikan mendapatkan perhatian. Menurut McCracken (1989) celebrity endorser merupakan seseorang yang diketahui oleh masyarakat luas dan menggunakan kepopulerannya untuk mengiklankan suatu produk berkaitan dengan tujuan pemasaran dan periklanan suatu perusahaan. Celebrity endorser menyampaikan pesan kepada konsumen mengenai informasi dan merek produk. Celebrity endorser memiliki peran yang cukup besar bagi suatu produk, karena celebrity endorser merupakan seseorang yang berperan untuk memberikan informasi kepada konsumen sekaligus sebagai pelaku persuasi. Perusahaan harus memilih celebrity endorser yang cocok atau sesuai untuk menyampaikan pesan iklan kepada target audience sehingga pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh konsumen. McCracken (1989) menambahkan bahwa melalui pesan yang disampaikan oleh celebrity endoser tersebut, konsumen akan dapat membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
suatu opini dan kemudian akan meneruskan opini tersebut sesuai persepsinya, dengan demikian diharapkan konsumen akan memperoleh kesadaran terhadap produk. Shimp (2003) menyatakan bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan selebritis sebagai bintang iklan (celebrity endorser), sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika selebriti mendukung produk tersebut. Selebriti lebih disukai daripada orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan (Kamins, 1989). Selebritis dinilai memiliki citra spesifik yang dapat membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang memberikan respek dan sering kali mengadopsi penampilan dan gaya hidup selebriti yang dikaguminya. Oleh karena itu, iklan yang menggunakan selebriti sebagai pembawa pesan mudah diterima oleh para penggemar dan pengagum sang selebriti itu sendiri. Beberapa peneliti sebelumnya menyatakan bahwa jenis iklan celebrity endorser memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat dan niat membeli konsumen, namun belum terdapat satupun penelitian terdahulu yang meneliti tentang jenis iklan tersebut dengan pembelian impulsif. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah iklan televisi yang menggunakan celebrity endorser dapat berpengaruh secara signifikan terhadap pembelian impulsif pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat disusun adalah : Apakah iklan televisi celebrity endorser memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif pada remaja? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh iklan televisi Celebrity Endorser terhadap pembelian impulsif pada remaja. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menyumbangkan
informasi
dan
pengetahuan dalam bidang ilmu Psikologi Konsumen mengenai iklan celebrity endorser dan pembelian impulsif pada remaja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sebuah gambaran bagi perusahaan mengenai iklan celebrity endorser dan pembelian impulsif pada calon konsumen mereka. b. Bagi Konsumen Remaja Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan evaluasi untuk para remaja ketika melakukan suatu pembelian atau berbelanja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying) 1. Definisi Pembelian Impulsif Pembelian impulsif merupakan aktivitas pembelian yang tidak terencana yang dilakukan tanpa melakukan pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk atau manfaat dari produk yang dibeli (Rook, 1987). Rook (1987) juga menambahkan bahwa pembelian impulsif muncul karena keinginan membeli atas dasar kesenangan semata tanpa memikirkan cara yang ditempuh untuk memperolehnya. Pembelian impulsif dapat terjadi apabila seseorang mengalami dorongan secara tiba-tiba, begitu kuat atau bersifat powerful, terjadi terus menurus yang mengakibatkan timbulnya keinginan untuk melakukan pembelian, dan sulit untuk menolak dorongan yang muncul tersebut (Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan, 2002). Pembelian impulsif dianggap sebagai gaya spesial dari pembelian yang tidak terencana, diaktifkan oleh stimulus visual (biasanya produk) dan dilakukan dalam waktu yang sangat singkat (Piron & Stern dalam Gasiorowska, 2011). Pembelian impulsif mencakup tiga fitur utama yakni pembelian yang tidak direncanakan, sulit untuk mengontrol, dan disertai dengan respon emosional (Rook dalam Verplanken & Sato, 2011). Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa pembelian impulsif 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
merupakan pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh konflik pikiran, dan dorongan emosional. Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif memiliki konsekuensi
negatif
terhadap
konsumen
yang
melakukannya.
Konsekuensi-konsekuensi yang dapat diterimanya adalah mendapatkan kesulitan keuangan setelah melakukan pembelian impulsif, mengalami kekecewaan terhadap barang yang sudah dibeli, dan mendapat ketidaksetujuan mengenai barang yang dibeli dari orang-orang di lingkungan sekitar seperti teman ataupun orang tua. Berdasarkan beberapa definisi pembelian impulsif tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif merupakan suatu aktivitas pembelian yang dilakukan secara spontan, tanpa perencanaan, dan pertimbangan terhadap penilaian serta kegunaan dari produk yang dibeli karena didasari oleh kepuasan sesaat. Pembelian impulsif disebabkan karena adanya stimulus tertentu yang membuat seseorang membeli produk yang ditawarkan tanpa memandang cara
yang ditempuh untuk
memperolehnya. Pembelian impulsif sering kali menyebabkan seseorang kesulitan finansial, merasa kecewa dan menyesal terhadap barang yang sudah dibeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Aspek- aspek Pembelian Impulsif Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa perilaku pembelian impulsif didasari oleh dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. a. Aspek Kognitif Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), aspek kognitif dalam pembelian impulsif merupakan kecenderungan konsumen yang kurang mampu mempertimbangkan, memikirkan, dan merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian. Selain itu, aspek kognitif termasuk kondisi sebelum melakukan pembelian, seperti tingkat perencanaan dan adanya alasan untuk membeli barang tertentu (Verplanken & Herabadi, 2001). Pada aspek kognitif, konsumen cenderung mudah terpengaruh oleh harga produk yang ditawarkan dan keuntungan yang diperoleh ketika membeli produk tersebut (Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Coley dan Burgess (2003) bahwa pada proses kognitif pembeli yang impulsif, ketika ia melihat produk dan harga yang ditawarkan maka akan muncul keinginan untuk membeli produk tersebut tanpa memikirkannya secara matang sehingga ia akan memutuskan untuk membeli produk tersebut dengan cepat. b. Aspek Afektif Aspek afektif dalam pembelian impulsif berkaitan dengan emosi, minat, dan sikap konsumen. Pada aspek afektif meliputi beberapa hal yakni dorongan emosional yang muncul setelah konsumen membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
barang atau produk tanpa rencana yang biasanya diliputi oleh perasaan bahagia, senang, dan rasa menyesal atau bersalah (Verplanken & Herabadi, 2001). Coley dan Burgess (2003) menyatakan bahwa pada aspek afektif, konsumen melakukan pembelian impulsif disebabkan oleh adanya perasaan bahagia dan gembira ketika menginginkan suatu barang atau produk untuk dibeli dan merasa sulit untuk meninggalkan keinginannya tersebut. Hal ini mengakibatkan konsumen merasa harus membeli barang atau produk tersebut guna memuaskan keinginannya. Aspek afektif merupakan aspek yang dinilai paling kuat melekat dalam diri konsumen pada saat melakukan pembalian impulsif (Hirschman & Holbrook dalam Herabadi, Verplanken, Knippenberg, 2009). Para peneliti tersebut menjelaskan bahwa kekuatan dari aspek afektif ini disebabkan oleh adanya mood positif yang dimiliki oleh konsumen. Mood positif tersebut meliputi perasaan tertarik atau suka, senang, loyal, bersemangat, dan merasa berharga pada saat melakukan pembalian impulsif. Adanya mood positif dalam diri individu dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian impulsif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009; Coley & Burgess, 2003). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada aspek kognitif, konsumen seringkali melakukan pembelian impulsif dikarenakan konsumen kurang mempertimbangkan, memikirkan, dan merencanakan untuk membeli suatu barang atau produk sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Sedangkan, pada aspek afektif konsumen seringkali melakukan pembelian impulsif dikarenakan konsumen memiliki perasaan bahagia dan gembira ketika menginginkan suatu barang atau produk untuk dibeli dan merasa sulit untuk meninggalkan keinginannya tersebut sehingga konsumen merasa harus membeli barang atau produk tersebut. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian Impulsif Secara umum, pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu. Pada tahun 2012, Shahjehan, Qureshi, Zeb, dan Saifullah melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepribadian dengan perilaku pembelian impulsif dan kompulsif pada konsumen. Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian dan pembelian impulsif pada konsumen. Hal ini diperkuat dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kepribadian dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada diri konsumen (Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Verplanken & Herabadi, 2001; Verplanken & Sato, 2011). Menurut Rook dan Fisher (1995), kepribadian diprediksikan lebih dapat menunjukkan perilaku pembelian impulsif daripada sifat-sifat lainnya. Usia merupakan salah satu faktor internal dalam diri konsumen yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif. Rawling, Boldero
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan Wiseman (dalam Ghani, Imran & Jan, 2011) menyatakan bahwa orang muda akan cenderung lebih impulsif atau melakukan pembelian impulsif lebih tinggi daripada para orang tua dan orang lanjut usia. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wood (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011), yang menunjukkan hasil bahwa akan terdapat peningkatan dalam perilaku pembelian impulsif pada usia 18 hingga 39 tahun dan akan terjadi penurunan perilaku pembelian impulsif setelah umur 39 tahun. Terkait dengan usia muda, pada penelitian Lin dan Lin (2005) yang menggunakan subjek remaja dengan rentang usia 15 hingga 19 tahun memperlihatkan hasil bahwa remaja yang berusia 19 tahun menempati peringkat pertama dalam perilaku pembelian impulsif, disusul oleh remaja dengan usia 15 tahun, dan remaja yang berusia 17 tahun. Dalam beberapa penelitian sebelumnya, didapatkan hasil bahwa gender atau jenis kelamin juga dapat mempengaruhi munculnya pembelian impusif pada konsumen (Utami & Sumaryono, 2008; Gasiorowska, 2011; Lin & Chuang, 2005). Terdapat perbedaan gaya belanja antara laki-laki dan perempuan yang dapat mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif pada diri mereka (Gasiorowska, 2011). Dari segi waktu dan lamanya berbelanja, perempuan lebih lama dalam melihat-lihat produk saat berbelanja dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2011). Hal ini diperkuat oleh pernyataan bahwa kesenangan dalam berbelanja dinilai merupakan perilaku yang wajar secara sosial dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2011). Sesuai dengan pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gasiorowska, Lin dan Chuang (2005) menyatakan bahwa remaja putri cenderung lebih impulsif daripada remaja putra karena remaja putri terbiasa untuk melakukan kegiatan pembelian yang lebih tinggi dibandingkan remaja putra. Pembelian impulsif pada diri konsumen juga dapat dipengaruhi oleh harga diri mereka. Semakin rendah tingkat harga diri konsumen, maka akan semakin tinggi pembelian impulsif yang dilakukannya. Begitupun sebaliknya, semakin tinggi tingkat harga diri konsumen, maka akan semakin rendah pula pembelian impulsif yang dilakukannya (Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013). Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada konsumen adalah kontrol diri yang dimilikinya. Kontrol diri merupakan perasaan bahwa seseorang dapat membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif untuk menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan (Rodin dalam Utami & Sumaryono, 2008). Terkait dengan pembelian impulsif, seseorang yang memiliki kontrol diri yang rendah, kurang dapat menahan setiap stimulus yang mendukung pembelian impulsif, mudah dipengaruhi dan tidak dapat mengelola dirinya, maka akan menyebabkan terjadinya pembelian impulsif. Sebaliknya, sesorang yang memiliki kontrol diri yang baik, maka ia akan membeli produk sesuai dengan kebutuhan jangka panjangnya (Baumeister, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Selain faktor-faktor internal tersebut, mood konsumen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif. Seseorang yang memiliki mood yang positif biasanya akan lebih mudah tertarik, senang, loyal, bersemangat, dan merasa bahagia ketika melakukan perilaku pembelian impulsif (Verplanken & Herabadi, 2001) dibandingkan orang lain yang memiliki mood yang negatif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009). b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa tampilan, penyajian produk, dan penambahan backsound musik dalam sebuah took dapat meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berbelanja yang mengarahkan konsumen untuk melakukan perilaku pembelian impulsif. Virvilate, Saladiene, dan Zvinklyte (2011) menambahkan bahwa stimulus lain yang diberikan oleh toko seperti penampilan barang, dekorasi ruangan, dan warna yang menarik juga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian impulsif. Selain itu, Kaur dan Singh (dalam Muruganantham & Bhakat, 2003) juga menemukan bahwa penambahan musik, bau, dan aroma, serta rasa dari suatu produk dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pemeblian impulsif. Ewert (dalam Monks, Knoers, & Haditono, 2002) menyatakan bahwa kelompok memiliki pengaruh yang besar dalam pemberian norma perilaku individu sehingga apabila suatu kelompok dalam situasi membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
impulsif, maka anggotanya akan cenderung berperilaku serupa. Pada penelitian Sihotang (2009), Astasari dan Sahrah (2009), dan Marretha (2013), menunjukkan bahwa konformitas memiliki pengaruh dan hubungan yang signifikan dengan pembelian impulsif. Dalam penelitianpenelitian tersebut dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat konformitas individu,
maka
semakin
tinggi
pula
pembelian
impulsif
yang
dilakukannya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat konformitas individu,
maka
semakin
rendah
pula
pembelian
impulsif
yang
dilakukannya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konformitas merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku pembelian impulsif pada diri individu. Selain lingkungan, susasana toko, dan konformitas, harga menarik yang ditawarkan oleh toko, pelayanan dan teknik promosi yang diberikan oleh pelayan toko, promosi penawaran dan pemanfaatan perkembangan teknologi modern yang semakin inovatif dan kreatif, serta media iklan (cetak dan elektronik) dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian impulsif (Youn & Faber; Harmanciouglu; Schiffman; Michael, William, & Pandit, dalam Muruganantham & Bhakat, 2003). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Assael, 1998; Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995; Loudon dan Bitta, 1993 (dalam Utami & Sumaryono, 2008) dan Miller, 2002; Stern, 1962 (dalam Hodge, 2004) yang menyatakan bahwa pembelian impulsif juga dapat disebabkan karena dorongan kuat akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
adanya ingatan yang muncul ketika teringat oleh iklan produk tersebut (pada media massa cetak dan elektronik). Berdasarkan beberapa faktor pembelian impulsif tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif yaitu faktor internal yang terdiri dari kepribadian, usia, gender atau jenis kelamin, harga diri, kontrol diri, dan mood. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari konformitas, lingkungan toko, harga, pelayanan, dan perkembangan teknologi termasuk iklan media massa cetak dan elektronik.
B. Iklan Televisi Celebrity Endorser 1. Definisi Iklan Iklan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh masyarakat lewat suatu media. Namun, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk seseorang agar membeli (Kasali, 1992). Iklan adalah suatu seni dari persuasi dan dapat pula didefinisikan sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk mempersuasikan dan atau mengkomunikasikan sesuatu (Copley, 2004). Lee
dan
Johnson
(2004)
mendefinisikan
periklanan
sebagai
komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kepada khalayak target melalui media yang bersifat masal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), papan reklame, dan iklan yang ditempelkan pada kendaraan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen. Secara praktik, iklan dianggap sebagai manajemen citra yang menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak konsumen (Peter & Olson, 1999). Kotler (2003) menyatakan bahwa periklanan merupakan bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu seni persuasi dan desain komunikasi yang dibiayai, berisikan pesan kepada masyarakat melalui suatu media tertentu. Pesan yang dikomunikasikan merupakan
pesan
yang
sifatnya
persuasif
dan
bertujuan
untuk
mempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat dengan cara menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak masyarakat agar masyarakat dapat tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
2. Elemen – Elemen Iklan Televisi Wells, Burnett, dan Moriarty (1997) menyatakan bahwa sebuah iklan televisi memiliki beberapa elemen, antara lain : a.
Video Video adalah rangkaian adegan yang menceritakan sesuatu dimana dalam rangkaian adegan tersebut dapat menampilkan emosi melalui ekspresi, baik wajah maupun gesture dari model iklan tersebut.
b.
Audio Dalam audio terdapat tiga unsur di dalamnya, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Musik Musik merupakan lantunan lagu yang menjadi latar dari sebuah iklan, biasanya hal ini sebagai pendukung cerita dalam iklan tersebut. 2) Suara Suara di dalam iklan tidak hanya merupakan sebuah percakapan saja, namun dapat juga merupakan suara dari narrator, yang dikenal dengan voice over. 3) Sound effect Sound effect merupakan efek suara tambahan yang digunakan untuk mendukung sebuah adegan yang memerlukan penekanan khusus. c.
Talent Model iklan merupakan unsur penting dalam sebuah iklan. Maka, seorang model iklan akan membantu konsumen dalam mempersepsikan iklan tersebut.
d.
Props Hal terpenting dalam sebuah iklan adalah produk yang akan dijual. Sebuah iklan harus dapat mempresentasikan produk yang akan dijual.
e.
Setting Setting merupakan tempat dimana iklan diambil. Tempat ini dapat di dalam ruangan (studio) atau dapat juga di alam terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
f.
Lighting Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat karena hal inilah yang dapat menarik perhatian. Biasanya efek cahaya digunakan untuk menekankan pada adegan atau barang tertentu.
g.
Graphics Elemen ini merupakan elemen pendukung agar iklan dapat terlihat lebih menarik. Elemen ini biasa dibuat dengan komputer.
h.
Pacing Elemen ini merupakan cepat lambatnya tayangan adegan-adegan dalam iklan.
3. Fungsi Iklan Berikut ini merupakan beberapa fungsi iklan menurut Kotler (1989), Kasali (1992), serta Lee dan Johnson (2004) : a. Fungsi Informatif Pada fungsi ini iklan berfungsi untuk memberikan alternatif kepada konsumen mengenai informasi, ciri-ciri, ketersediaan, dan keunggulan produk yang ditawarkan, serta lokasi penjualannya sehingga akan menimbulkan adanya pilihan bagi konsumen. Dalam hal ini, iklan bertujuan untuk mempengaruhi proses kognitif konsumen. Melalui iklan, konsumen awalnya akan menyadari akan produk yang ditawarkan, terjadi proses persepsi, pemahaman, dan pengolahan data yang kemudian akan menyimpan data-data yang telah diperoleh tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Fungsi Persuasif Fungsi persuasif dinilai sangatlah menonjol karena bertujuan
untuk
mempengaruhi
konsumen
agar
memiliki
kepercayaan yang tinggi dan pandangan positif terhadap produk yang ditawarkan serta perusahaan pengiklan sehingga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Ketika melihat iklan, diharapkan konsumen dapat tersentuh aspek afektifnya yang mengakibatkan terjadinya proses pengambilan keputusan yang dimulai dengan pengenalan masalah sampai pada proses mengambil keputusan untuk membeli ataupun tidak. Selain itu, fungsi persuasif juga bertujuan untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk atau perusahaan pengiklan tersebut. Dalam hal ini, sikap yang dimaksudkan adalah sikap percaya bahwa produk yang ditawarkan adalah produk yang bermutu dan diproduksi oleh perusahaan yang bonafid dan terpercaya. c. Fungsi Pengingat Dalam fungsi pengingat, iklan diharapkan dapat menjadi alat bantu pengingat yang efisien bagi konsumen. Dengan adanya iklan tersebut diharapkan konsumen dapat selalu mengingat produk-produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merekmerek pesaingnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Iklan Celebrity Endorser Celebrity endorser merupakan seorang pribadi baik itu aktor, artis, maupun atlit yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan karena prestasinya di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga dapat mempengaruhi konsumen yang disasar. Celebrity endorser dapat dikatan sebagai
salah
satu
contoh
dari
presenter
atau
orang
yang
mempresentasikan suatu produk dalam iklan (Shimp, 2003). Pringle dan Binet (2005) menambahkan bahwa penggunaan selebritis dapat membantu pengiklan untuk mendapatkan perhatian dari publik. Penggunaan selebritis dinilai lebih dapat menimbulkan perhatian kepada khalayak sehingga informasi yang disampaikan mendapatkan perhatian. Menurut McCracken (1989) sosok celebrity endorser merupakan seseorang yang diketahui oleh masyarakat luas dan menggunakan kepopulerannya untuk mengiklankan suatu produk berkaitan dengan tujuan pemasaran dan periklanan suatu perusahaan. Celebrity endorser menyampaikan pesan kepada konsumen mengenai informasi dan merek produk. Celebrity endorser memiliki peran yang cukup besar bagi suatu produk, karena celebrity endorser merupakan seseorang yang berperan untuk memberikan informasi kepada konsumen sekaligus sebagai pelaku persuasi. Para pemasang iklan seringkali menggunakan daya tarik selebriti dan kelompok rujukan yang serupa lainnya untuk berkomunikasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pasar-pasar mereka. Penggunaan selebritis dan kelompok rujukan lainnya ini dinilai efektif oleh para pemasang iklan, identifikasi ini mungkin didasarkan pada kekaguman (terhadap seorang atlit), pada aspirasi (seorang selebritis atau terhadap suatu gaya hidup selebritis), pada empati (terhadap seseorang atau situasi), atau pada pengakuan (terhadap seseorang – sejati atau meniru-niru – atau terhadap suatu situasi) (Schiffman & Kanuk, 2008). Penjualan produk meningkat akibat penggunaan selebriti sebagai bintang iklan (celebrity endorser), sikap, dan persepsi konsumen bertambah ketika selebriti mendukung produk tersebut. Selebriti lebih disukai daripada orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan. Selebtiri dinilai memiliki citra spesifik yang dapat membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang memberikan respek dan sering kali mengadopsi penampilan dan gaya hidup selebriti yang dikaguminya. Oleh karena itu, iklan yang menggunakan selebriti sebagai pembawa pesan mudah diterima oleh para penggemar dan pengagum sang selebriti itu sendiri (Shimp, 2003; Kamins, 1989). Terkait dengan penggunaan selebriti sebagai model atau presenter dalam suatu iklan, Rossiter dan Percy (1997) mengenalkan model VisCAP karakter presenter untuk digunakan sebagai patokan dalam menentukan model atau presenter yang digunakan dalam iklan. Dengan adanya model VisCAP ini, diharapkan ketika menentukan celebrity endorser dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
iklan, perusahaan memilih selebritis atau public figure yang memenuhi model VisCAP ini. Model VisCAP karakter presenter ini meliputi: a. Visibility Visibility ialah karakter dalam presenter yang menunjukkan bahwa ia merupakan seorang yang dikenal baik atau dapat dengan mudah dikenal oleh publik. Pada kriteria ini, selebritis atau artis, aktor, dan atlit merupakan sosok yang paling banyak dikenali dan akan mendapatkan visibility secara cepat oleh para konsumen, sedangkan untuk orang atau karakter lainnya akan cenderung mendapatkan visibility secara perlahan dalam iklan tersebut. b. Credibility (kredibilitas) Pada aspek credibility ini, dibagi menjadi dua aspek, yaitu: 1) Expertise (keahlian) Expertise merupakan seberapa paham para presenter, dalam hal ini selebritis atau artis, aktor, dan atlit terhadap produk yang mereka bawakan. Keahlian ini juga dapat dipergunakan untuk mencegah informasi yang terlalu berlebihan dan keliru, serta guna membantu proses pengoperasian produk tersebut. 2) Objectivity (objektivitas) Objectivity merupakan karakter mengenai reputasi presenter dalam hal kejujuran dan ketulusan. Objectivity akan lebih mudah ditemukan pada karakter presenter apabila produk yang ditawarkannya sudah terlebih dahulu dipergunakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dirasakan betul manfaatnya. Dalam hal ini, objectivity dapat dilihat dari gerakan mata, isyarat atau mimik wajah, suara, dan kata-kata yang diucapkan. c. Attraction (daya tarik) Attraction juga dibagi menjadi dua aspek, diantaranya : 1) Likability (kesenangan) Likability disini meliputi tampilan fisik yang menarik dan kepribadian yang relevan dengan produk yang ditawarkan atau diiklankan. Hal ini diperlukan karena presenter diharapkan dapat menjadi stimulus positif yang berkontribusi pada pelukisan motivasi. 2) Similarity (kemiripan atau kesamaan) Similarity diperlukan untuk menunjukkan adanya kesamaan antara presenter dengan konsumen sasaran. Dengan adanya kesamaan tersebut, perusahaan ingin menunjukkan bahwa presenter juga merupakan pengguna produk ataupun jasa yang diiklankannya. Presenter juga dituntut untuk benar-benar merepresentasikan diri ideal dari konsumen sasaran. Konsumen sasaran harus diidentifikasi terlebih dahulu berdasarkan emosinya agar perusahaan dapat menunjukkan karakter yang memiliki gaya hidup yang serupa dengan konsumen sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Power (kekuatan) Power
merupakan
kemampuan
untuk
mempersuasi,
mengajak, mempengaruhi, dan memerintahkan konsumen sasaran agar terjadi peningkatan dalam intensitas pembelian produk. Dalam hal ini kekuatan presenter yang relevan merupakan hal penting untuk mempengaruhi konsumen. Pada karakter power ini, dapat pula digunakan karakter presenter yang ditakuti atau disegani untuk mempengaruhi perilaku membeli konsumen karena apabila dorongan untuk bertindak didasarkan pada ketakutan maka karakter power juga akan sangat relevan bagi produk yang ditawarkan. Berdasarkan teori mengenai celebrity endorser tersebut, dapat disimpulkan bahwa celebrity endorser adalah seseorang yang dikenal masyarakat luas yang meliputi artis, aktor, atlit, maupun public figure untuk mempersuasikan, mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan dari suatu iklan agar dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan suatu pembelian. Iklan celebrity endorser adalah iklan yang menggunakan artis, aktor, atlit, maupun public figure yang dikenal masyarakat untuk mempersuasikan, mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan dari suatu iklan agar dapat mempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat dengan cara menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
masyarakat agar masyarakat dapat tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Selain itu, ketika melakukan pemilihan celebrity endorser dalam suatu iklan, perusahaan diharapkan memilih selebritis atau artis, aktor, dan atlit yang telah memenuhi model VisCAP karakter presenter yang meliputi visibility, credibility, attraction, dan power. C. Remaja 1.
Definisi Remaja Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan pada aspek biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007). Santrock (2007) menambahkan definisi remaja sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang dimulai dari usia 10 sampai 13 tahun, dan berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun. Sejalan dengan Santrock, Papalia, Olds, dan Feldman (2008) mendefinisikan remaja sebagai periode panjang perjalanan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Papalia membagi rentang usia remaja dimulai dari usia sekitar 10 atau 11 tahun atau bahkan lebih awal, sampai masa remaja akhir usia 20 tahunan. Menurut
WHO,
remaja
merupakan
masa
dimana
individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muang-man dalam Sarwono, 2013). WHO mengkategorikan usia remaja berkisar dari 10 sampai 20 tahun. WHO membagi rentang usia tersebut kedalam dua bagian yakni remaja awal dari 10 sampai 14 tahun dan remaja akhir dari 15 sampai 20 tahun (Sarwono, 2013). Di Indonesia sendiri batasan usia remaja secara umum berada pada rentang usia 11 hingga 24 tahun dan belum menikah dengan beberapa pertimbangan diantaranya (Sarwono, 2013): a.
Usia 11 tahun merupakan usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik)
b.
Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap sebagai akil balig, baik menurut adat maupun agama (kriteria sosial).
c.
Pada masa tersebut mulai muncul tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri, fase genital dari perkembangan psikoseksual, dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria psikologis).
d.
Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal memberikan peluang bagi mereka untuk masih menggantungkan diri pada orang tua, dan memenuhi persyaratan kedewasaan baik secara sosial maupun psikologi sehingga masih dapat digolongkan sebagai remaja.
e.
Status perkawinan sangatlah menentukan karena pada umumnya arti perkawinan masih sangat penting pada masyarakat Indonesia. Dalam hal ini remaja didefinisikan sebagai seorang yang belum menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan beberapa definisi remaja tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup perubahan perkembangan fisik, kognitif dan sosioemosi. Masa remaja sendiri diawali dari usia 11 sampai 22 tahun yang dibagi menjadi dua tahap perkembangan yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. 2. Aspek-aspek Perkembangan Remaja a. Perkembangan Fisik Sebagaimana diketahui pada permulaan masa remaja diawali dengan perubahan-perubahan fisik yang disebut dengan pubertas. Pada remaja, terjadi beberapa perubahan fisik yang dialami diantaranya seperti pertambahan pada berat dan tinggi badan, terjadi kematangan seksual seperti tumbuh bulu-bulu halus pada bagian tubuh, peningkatan kelenjar minyak pada kulit yang menimbulkan jerawat, terjadi menstruasi dan tumbuhnya payudara pada remaja putri, terjadi mimpi basah dan penambahan ukuran penis pada remaja putra (Santrock, 2003; Sarwono, 2013). Papalia, Old, dan Feldmen (2008) menambahkan bahwa dalam masa remaja tersebut terjadi pula perubahan hormon termasuk pada hormon seksual yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada remaja dan seringkali remaja menjadi terlalu fokus pada kondisi fisiknya saja. Keadaan fisik pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang penting yang mengakibatkan ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diinginkan mereka, maka akan menimbulkan perasaan tidak puas dan kurangnya rasa percaya diri (Santrock, 2003; Papalia, Old, & Feldmen, 2008; Monks, Knoers, & Haditono, 2002). b. Perkembangan Kognitif Piaget
menyatakan
bahwa
remaja
mengalami
beberapa
perubahan dan kematangan kognitif yang disebut dengan tahap operasional formal. Perubahan dan kematangan kognitif yang dimaksud adalah terjadinya interaksi struktur otak yang telah sempurna, dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk melakukan eksperimentasi yang memungkinkan remaja untuk berpikir secara abstrak, fleksibel, kompleks, logis dan idealis, serta dapat memecahkan masalah secara verbal (Santrock, 2007; Papalia, Old, & Feldmen, 2008). Menurut Piaget, remaja memiliki sistem pengaturan dari dalam pada sistem kognisinya. Sistem pengaturan ini ada dalam sepanjang hidup remaja dan berkembang sesuai dengan perkembangan aspekaspek kognitifnya yang meliputi : 1) Kematangan, berkembangnya susunan syaraf sehingga fungsi-fungsi indera menjadi lebih sempurna. 2) Pengalaman, dimana terjadi hubungan timbal balik dengan lingkungannya 3) Transmisi sosial, terjadinya hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial melalui pengasuhan dan pendidikan orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4) Ekuilibrasi,
yaitu
sistem
pengaturan
diri
yang
mampu
mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan (Gunarsa dalam Sarwono, 2013). c. Perkembangan Sosial dan Emosi Santrock (2002; 2003) menyatakan bahwa dalam hal sosial dan emosi, remaja memiliki relasi sosial yang berbeda dari masa perkembangan sebelumnya. Pada tahap ini, remaja cenderung memiliki relasi yang lebih intim dengan teman sebaya daripada dengan orang tuanya (Santrock, 2002; 2003). Remaja memiliki kebutuhan yang besar untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya atau kelompoknya. Remaja cenderung
merasa
senang
apabila
dapat
menjadi
bagian
dari
kelompoknya, begitupun sebaliknya remaja akan merasa sedih apabila ia menerima penolakan dari teman sebaya dan kelompoknya (Santrock, 2002; 2003). Oleh karena itu, pengaruh teman sebaya dinilai sangat penting pada masa remaja. Remaja memiliki pengalaman emosional di dalam dirinya yang meliputi perasaan senang, sedih, khawatir, keinginan untuk melakukan sesuatu, dan memiliki pengamatan tertentu. Namun, emosi yang dimiliki oleh para remaja cenderung kurang stabil. Para remaja biasanya cenderung memiliki energi yang besar, dan emosi yang tinggi, namun pengendalian dirinya belum sempurna (Santrock, 2011; Ali & Asrori, 2009). Hal ini membuat para remaja cenderung mengambil keputusan dan menyelesaikan masalahnya berdasarkan suasa hati atau emosinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pada saat itu. Ketika memiliki emosi yang tenang, remaja akan membuat keputusan yang bijaksana, sedangkan ketika emosinya tidak tenang keputusan yang diambilnya juga akan cenderung kurang bijaksana (Santrock, 2007; 2011). Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga aspek yang melekat pada masa perkembangan remaja yakni aspek fisik, aspek kognitif, aspek sosial dan emosi. Aspek-aspek tersebut memiliki pengaruh tersendiri bagi pemikiran, sikap, dan perilaku remaja dalam berkehidupan sehari-hari.
D. Dinamika Pengaruh Antara Iklan Televisi Celebrity Endorser dengan Pembelian Impulsif pada Remaja Iklan merupakan komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kepada khalayak target melalui media yang bersifat masal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), papan reklame, dan iklan yang ditempelkan pada kendaraan umum (Lee & Johnson, 2004). Kasali (1992) mendefinisikan iklan secara sederhana sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh masyarakat lewat suatu media. Namun, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk seseorang agar membeli. Iklan sendiri ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen (Kasali, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Salah satu jenis iklan yang seringkali digunakan oleh para pemasang iklan adalah iklan yang menggunakan daya tarik selebriti dan kelompok rujukan yang serupa lainnya. Iklan jenis ini seringkali disebut dengan iklan celebrity endorser. Celebrity endorser merupakan seorang pribadi baik itu aktor, artis, maupun atlit yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan karena prestasinya di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga dapat mempengaruhi konsumen yang disasar (Shimp, 2003). Penggunaan selebritis dan kelompok rujukan lainnya dinilai lebih efektif oleh para pemasang iklan, identifikasi ini didasarkan pada kekaguman (terhadap seorang atlit), pada aspirasi (seorang selebritis atau terhadap suatu gaya hidup selebritis), pada empati (terhadap seseorang atau situasi), atau pada pengakuan (terhadap seseorang – sejati atau meniru-niru – atau terhadap suatu situasi) (Schiffman & Kanuk, 2008). Shimp dan Kamins menyatakan bahwa selebriti lebih disukai daripada orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan. Selebriti dinilai memiliki citra spesifik yang dapat membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang memberikan respek dan seringkali mengadopsi penampilan dan gaya hidup selebriti yang dikaguminya (Shimp, 2003; Kamins, 1989). Iklan yang menggunakan selebriti sebagai pembawa pesan juga dinilai lebih mudah diterima oleh para penggemar dan pengagum sang selebriti itu sendiri (Shimp, 2003; Kamins, 1989). Oleh karena itu, iklan yang menggunakan selebritis atau artis, aktor, dan atlit dinilai lebih dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mempengaruhi pembelian impulsif pada konsumen. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Assael, 1998; Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995; Loudon dan Bitta, 1993 (dalam Utami & Sumaryono, 2008), serta Miller, 2002; Stern, 1962 (dalam Hodge, 2004) yang menyatakan bahwa pembelian impulsif dapat disebabkan karena dorongan kuat akibat adanya ingatan yang muncul ketika teringat oleh iklan produk tersebut, termasuk iklan celebrity endorser (pada media massa cetak dan elektronik). Pengertian dari pembelian impulsif adalah aktivitas pembelian tidak terencana yang dilakukan tanpa melakukan pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk atau manfaat dari produk yang dibeli. Pembelian impulsif muncul karena keinginan membeli atas dasar kesenangan semata tanpa memikirkan cara yang ditempuh untuk memperolehnya (Rook, 1987). Pembelian impulsif dapat terjadi apabila seseorang mengalami dorongan secara tiba-tiba, begitu kuat atau bersifat powerful, terjadi terus menerus yang mengakibatkan timbulnya keinginan untuk melakukan pembelian, dan sulit untuk menolak dorongan yang muncul tersebut (Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan, 2002). Senada dengan hal tersebut, Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh konflik pikiran, dan dorongan emosional. Remaja dinilai merupakan konsumen yang paling sering melakukan pembelian impulsif dikarenakan remaja memiliki tingkat konsumsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kebutuhan yang bersifat kesenangan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran remaja untuk kebutuhan lainnya, termasuk kebutuhan untuk belajar (Nurasyiah & Budiwati dalam Setyawati, 2010). Hal ini diperkuat oleh sebuah temuan yang menyatakan bahwa remaja seringkali mempergunakan uang SPP mereka untuk membeli barang yang mereka incar ataupun hanya semata-mata untuk bersenang-senang saja (Jawa Pos dalam Sihotang, 2009). Oleh karena itu, pihak marketing sering kali menjadikan remaja sebagai bagian terpenting dalam target pemasaran mereka (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012; Johnstone dalam Utami & Sumaryono, 2008). Hal ini dikarenakan pada masa tersebut, remaja mengalami emosi yang tinggi, kurang stabil, memiliki pengendalian diri atau kontrol diri yang belum sempurna, dan cenderung berpikir secara abstrak, serta tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan dalam membeli sehingga terciptalah perilaku pembelian impulsif pada remaja yang cenderung kurang sesuai dengan kebutuhan jangka panjangnya (Baumeister, 2002; Verplanken & Herabadi, 2001; Santrock, 2003; 2011; Ali & Asrori, 2009). Pada masa remaja tersebut terjadi perubahan-perubahan fisik yang disebut dengan pubertas. Dalam tahap perkembangan remaja, terjadi perubahan hormon termasuk pada hormon seksual yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan seringkali menyebabkan remaja menjadi terlalu fokus pada kondisi fisiknya saja (Papalia, Old, & Feldmen, 2008). Remaja juga memiliki minat yang tinggi akan penampilan yang mencakup pakaian, perhiasan, daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin (Virvilaite, Saladiene, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Zvinklyte, 2011). Keadaan fisik pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang penting yang mengakibatkan ketika keadaan fisik (citra diri) tidak sesuai dengan yang diinginkan mereka, maka akan menimbulkan perasaan tidak puas, kurang percaya diri, dan rendahnya harga diri yang dimilikinya sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk terlihat sama dengan identitas dan citra diri idealnya (Santrock, 2003; Papalia, Old, & Feldmen, 2008; Monks, Knoers, & Haditono, 2002). Beberapa peneliti menyatakan bahwa remaja yang memiliki harga diri yang rendah karena citra diri yang negatif dan
kebiasaan remaja untuk
mengikuti keinginan memperindah penampilan, memiliki daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin, serta perkembangan fashion, memiliki relasi yang positif terhadap kecenderungan pembelian impulsif (Han dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011; Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013). Remaja seringkali menjadikan selebritis yang dikaguminya sebagai pedoman dalam gaya hidup, penampilan, dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan selebritis dinilai memiliki citra diri yang kuat, baik, dan positif, serta memiliki daya pikat fisik tersendiri yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berkehidupan sehari-hari. Remaja seringkali mengadopsi, meniru, dan mengimitasi gaya hidup dan penampilan selebritis yang dikaguminya agar terlihat menarik, sesuai dengan citra diri idealnya, dan diakui oleh lingkungan sosialnya yang menimbulkan rasa puas, senang, percaya diri, dan meningkatnya harga diri mereka. Terkait dengan hal tersbut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ketika melihat iklan yang ditampilkan oleh selebritis yang dikaguminya, maka remaja akan cenderung membeli produk-produk yang ditawarkannya karena selebritis tersebut dinilai kredibel dan sesuai dengan keinginan remaja untuk menjadikan dirinya memiliki daya tarik fisik seperti selebritis pengiklannya (Hergenhahn & Olson, 2009; Goldsmith, Paul, & Madden, 2000; Kamins, 1989; Rex, 1997). Hausman
(dalam
Virvilaite,
Saladiene,
&
Zvinklyte,
2011)
menambahkan bahwa motif dasar dari perilaku hedonis pada pembelian impulsif adalah pemuasan perasaan kesenangan, kepuasan, percaya diri, sesuatu yang baru, kejutan, dan kedekatan emosional dengan lingkungan sosial. Hal ini mengakibatkan remaja akan melakukan hal apa saja untuk mengikuti keinginan memperindah penampilan, memiliki daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin termasuk dengan melakukan pembelian impulsif terhadap produk pada iklan yang menampilkan selebritis yang dikaguminya
tanpa
memikirkan
risiko
dan
konsekuensi
yang
akan
didapatkannya. Semakin sering remaja melihat iklan produk yang ditampilkan oleh selebritis yang dikaguminya tersebut, maka akan semakin tinggi pula kecenderungan remaja untuk melakukan pembelian impulsif terhadap produk tersebut. Hal ini dilakukan oleh remaja semata-mata hanya untuk memenuhi hasrat pemenuhan rasa senang, puas, dan percaya dirinya sesaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
E. Skema Pengaruh Iklan Televisi Celebrity Endorser terhadap Pembelian Impulsif pada Remaja IKLAN TELEVISI
Iklan Celebrity Endorser
Remaja dalam proses pencarian jati diri memiliki emosi yang tidak stabil, kontrol diri rendah, dan harga diri yang rendah membuat mereka melakukan imitasi dan mengadopsi penampilan serta gaya hidup selebritis untuk memenuhi rasa senang, puas, dan percaya dirinya
Pembelian impulsif pada remaja tinggi
Iklan Non Celebrity Endorser
Remaja tidak melihat adanya selebritis yang dikaguminya dalam iklan sehingga kurang dapat memenuhi rasa senang, puas, dan percaya diri pada dirinya
Pembelian impulsif pada remaja rendah
Gambar 1. Bagan pemikiran dinamika pengaruh iklan televisi celebrity endorser terhadap pembelian impulsif pada remaja F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah true experiment atau eksperimen yang bersifat sungguhan. Menurut Solso dan MacLin (2008), penelitian eksperimen adalah penyelidikan dimana minimal salah satu variabel dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Pengertian lain dari eksperimen sungguhan menurut Suryabrata (2006) ialah sebuah metode yang digunakan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. Desain eksperimen yang akan digunakan adalah desain within-subject. Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2011) menyatakan bahwa desain withinsubject ini merupakan desain dimana subjek diberikan beberapa perlakuan variabel bebas yang berbeda dan setiap subjek mendapat perlakuan yang sama satu dengan yang lainnya. Dalam eksperimen ini juga akan diberlakukan counterbalancing yang bertujuan untuk mengontrol urutan efek (sequencing effect) yang timbul akibat pemberian beberapa perlakuan pada masing-masing subjek penelitian. Adapun jenis counterbalancing yang akan digunakan adalah intragroup counterbalancing dimana urutan perlakuan yang berbeda diberikan kepada kelompok subjek yang berbeda atau yang sering
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
disebut juga complete counterbalancing dimana menggunakan semua urutan pengkondisian yang memungkinkan pada waktu yang sama (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2011). Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : Within-subject
Keterangan : : perlakuan A – B (Iklan Celebrity Endorser – iklan non Celebrity Endorser) : perlakuan B – A (Iklan non Celebrity Endorser – Iklan Celebrity Endorser) : kelompok perlakuan A-B (Iklan Celebrity Endorser – Iklan non Celebrity Endorser) : kelompok perlakuan B-A (Iklan non Celebrity Endorser – Iklan Celebrity Endorser)
B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung Variabel tergantung merupakan variabel yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lainnya (Azwar, 2009). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Pembelian Impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lainnya (Azwar, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklan televisi Celebrity Endorser.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Pembelian Impulsif pada Remaja Pembelian impulsif pada remaja merupakan suatu aktivitas pembelian oleh remaja yang dilakukan secara spontan, tanpa perencanaan, dan pertimbangan terhadap penilaian serta kegunaan dari produk yang dibeli karena didasari oleh kepuasan sesaat. Pada pembelian impulsif, terdapat dua aspek yang meliputinya yakni aspek kognitif dan aspek afektif. Pada penelitian ini, pembelian impulsif pada remaja diukur dengan menggunakan dua buah alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pembelian dan skala pembelian impulsif. Kuesioner pembelian digunakan untuk mengetahui perilaku membeli atau tidak membeli yang dilakukan oleh subjek setelah melihat tayangan iklan pada saat dilakukannya penelitian eksperimen. Skala pembelian impulsif digunakan untuk mengetahui tingkat pembelian impulsif pada subjek. Semakin tinggi nilai yang diberikan subjek penelitian, maka semakin tinggi pembelian impulsif pada diri subjek, begitupun sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Iklan Televisi Celebrity Endorser Iklan celebrity endorser adalah iklan yang menggunakan artis, aktor, atlit, maupun public figure yang dikenal masyarakat untuk mempersuasikan, mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan dari suatu iklan agar dapat mempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat dengan cara menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak masyarakat agar masyarakat dapat tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Sedangkan, iklan non celebrity endorser adalah iklan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pengiklan, namun tidak terdapat artis, aktor, atlit, maupun public figure yang menjadi presenter untuk mempresentasikan produk. Iklan televisi celebrity endorser menampilkan iklan televisi celebrity endorser untuk beberapa produk tertentu dalam bentuk video. Produk-produk yang ditampilkan dalam iklan tersebut berasal dari delapan kategori produk yang berbeda, yang terdiri dari produk alas kaki, pakaian, aksesoris pribadi, parfum, kosmetik dan perawatan tubuh, produk yang berhubungan dengan hobi, dan makanan (junk food dan snack yang kurang sehat). Sedangkan iklan televisi non celebrity endorser menampilkan iklan televisi non celebrity endorser untuk beberapa produk tertentu dalam bentuk video. Produk-produk yang terdapat dalam iklan berasal dari delapan kategori produk yang sama seperti pada iklan televisi celebrity endorser.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria atau ciri spesifik sebagai berikut : 1. Subjek penelitian termasuk ke dalam tahap perkembangan masa remaja dengan rentang usia 11 sampai 22 tahun. Alasan pemilihan subjek remaja dikarenakan menurut beberapa peneliti sebelumnya, usia muda atau usia remaja merupakan rentang usia dimana tingkat pembelian impulsif meningkat (Rawling, Boldero, & Wiseman dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011; Lin & Lin, 2005; Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012; Johnstone dalam Utami & Sumaryono, 2008). 2. Subjek penelitian merupakan penikmat siaran televisi yang pernah, sering, atau bahkan selalu melihat tayangan iklan di televisi. 3. Subjek penelitian belum pernah menerima mata kuliah psikologi eksperimen sehingga belum mengetahui gambaran dari penelitian eksperimen tersebut. Dalam penelitian ini, pemilihan subjek tersebut dilakukan dengan cara cluster random sampling. Cluster random sampling menurut Kontour (2003) merupakan pemilihan subjek penelitian dengan cara memilih salah satu atau beberapa kelompok secara simple random sampling sebagai sampel. Subjek dari penelitian ini adalah para mahasiswa semester satu Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2015 yang berada di dalam kelompokkelompok kelas salah satu mata kuliah yang kemudian akan dipilih dengan cara mengundi beberapa kelas secara simple random sampling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran skala dan eksperimen. Penulis menggunakan dua alat ukur dalam penelitian ini yaitu kuesioner pembelian dan skala pembelian impulsif. Pada alat ukur yang pertama yaitu kuesioner pembelian digunakan untuk menunjukkan enam kategori produk yang disediakan agar subjek dapat memilih produk mana yang akan ia beli atau tidak ia beli. Pada waktu pelaksanaan eksperimen, subjek harus mengisi kuesioner pembelian ini terlebih dahulu sebelum mereka mengisi skala pembelian impulsif. Alat ukur yang kedua yaitu skala pembelian impulsif, digunakan untuk mengukur skor pembelian impulsif subjek pada saat eksperimen dilaksanakan. Berikut ini merupakan penjelasan dari setiap alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini : 1. Kuesioner pembelian Kuesioner pembelian ini terdiri dari enam kategori produk yang akan ditampilkan dalam video iklan. Pada masing-masing kategori produk disediakan dua pilihan yaitu “Tidak Membeli” dan “Membeli” disertai dengan dua kotak kosong di atas setiap pilihan tersebut sebagai tempat pengisian jawaban subjek. Cara mengisi kuesioner ini adalah dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak tersebut terhadap pilihan subjek untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditayangkan dalam iklan. Berikut merupakan bentuk dari kuesioner pembelian tersebut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a. Iklan 1 Produk alas kaki Tidak Membeli
Membeli
Tidak Membeli
Membeli
Tidak Membeli
Membeli
Tidak Membeli
Membeli
Tidak Membeli
Membeli
Tidak Membeli
Membeli
b. Iklan 2 Produk kosmetik dan perawatan tubuh c. Iklan 3 Produk aksesoris pribadi
d. Iklan 4 Produk pakaian
e. Iklan 5 Produk perlengkapan olahraga
f. Iklan 6 Produk berkaitan dengan hobi
2. Skala pembelian impulsif Pada saat subjek memilih untuk membeli produk yang ditawarkan dalam iklan, subjek kemudian diminta untuk memberikan respon pembelian yang telah ia lakukan pada skala pembelian impulsif ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Alat ukur skala pembelian impulsif ini dibuat oleh Hutapea (2013) dan telah mengalami revisi oleh peneliti dan dosen pembimbing peneliti. Revisi yang dilaksanakan oleh peneliti tersebut dilakukan dengan menambahkan angka-angka dalam rentang nilai di setiap aspek tanpa mengubah konten pada skala tersebut. Selain itu, peneliti juga menambahkan keterangan mengenai arti dari angka-angka (1 sampai 7) pada setiap rentang nilai tersebut. Hal ini dimaksudkan agar para subjek penelitian memiliki persepsi yang sama mengenai arti dari setiap angka dalam rentang nilai tersebut sehingga diharapkan tidak terjadi kebingungan dalam proses pengisian skala. Pada penelitian Hutapea, reliabilitas skala pembelian impulsif ini adalah α = 0,960. Koefisien ini dinyatakan reliabel karena koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 (Azwar, 2011). Skala ini terdiri dari lima aitem yang dibuat berdasarkan definisi, kata kunci, atau ciri dari pembelian impulsif. Skala ini tergolong dalam bentuk semantic differential scale yakni salah satu jenis skala penilaian (rating scale) yang disusun untuk mengukur arti konatif dari objek, peristiwa, dan konsep atau sikap (Osgood, Suci, & Tannenbaum dalam Hutapea, 2013). Pada skala diferensi semantik ini, subjek diminta untuk langsung memberikan bobot penilaian mereka terhadap suatu stimulus menurut kata yang ada pada setiap kontinum dalam skala (Azwar, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pada teknik ini, kontinum psikologis dibagi atas tujuh bagian yang diberi nilai 1 sampai 7, dimulai dari kutub yang unfavorable sampai dengan kutub yang favorable. Nilai 1 menunjukkan bahwa terdapat sikap yang tidak favorabel dengan intensitas tinggi, sedangkan nilai 7 menunjukkan bahwa sikap yang favorabel dengan intensitas yang tinggi pula (Azwar, 2005). Semakin kecil subjek memberikan nilai pada skala ini, maka semakin rendah pula pembelian impulsif pada diri subjek. Sebaliknya, apabila subjek memberikan nilai yang semakin tinggi, maka semakin tinggi pula pembelian impulsif pada diri subjek. Pada skala pembelian impulsif ini kata-kata yang berada di bagian kiri kontinum merupakan kata-kata yang unfavorable, sedangkan kata-kata yang berada di bagian kanan kontinum ini merupakan kata-kata yang favorable. Dalam memberikan respon terhadap stimulus dengan teknik diferensi semantik ini, subjek diminta untuk menempatkan persepsinya atau evaluasinya terhadap stimulus menurut masing-masing kata yang ada pada ujung kontinum (Azwar, 2005). Pada alat ukur skala pembelian impulsif ini, subjek diminta untuk memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang sesuai dengan respon subjek terhadap produk yang dibelinya. Semakin subjek menempatkan tanda lingkaran ke arah kiri kontinum, maka menunjukkan bahwa subjek semakin
tidak
impulsif.
Sebaliknya,
apabila
subjek
semakin
menempatkan tanda lingkaran ke arah kanan kontinum, maka semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menunjukkan tingginya tingkat pembelian impulsif pada subjek. Berikut merupakan bentuk skala pembelian impulsif : a. Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
b. Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan / Seketika
c. Berdasarkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan
rasa pertimbangan
rasa senang (senang jika membeli)
d. Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
e. Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
3. Iklan televisi celebrity endorser Dalam melakukan pemilihan iklan televisi celebrity endorser, peneliti memilih produk-produk yang sesuai dengan produk yang akan ditampilkan.
Produk-produk
yang dipilih
pada
penelitian
ini
merupakan produk-produk yang menyebabkan pembelian impulsif diantaranya produk pakaian, alas kaki, produk yang terkait dengan hobi, aksesoris, produk kosmetik atau perawatan tubuh, produk perlengkapan olahraga, parfum, dan produk makanan yang kurang sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada saat dilaksanakannya penelitian ini, video iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser akan ditampilkan dengan menggunakan viewer dan layar LCD. Video iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser yang dipilih merupakan video iklan yang sudah pernah ditayangkan pada program siaran televisi sebelumnya. Oleh karena itu, video iklan televisi yang dipilih tersebut merupakan video iklan yang sebelumnya sudah pernah dilihat subjek di media massa televisi. Pada setiap kategori iklan, akan ditayangkan satu iklan televisi celebrity endorser dan satu iklan televisi non celebrity endorser. Peneliti memperoleh dan menentukan video-video yang digunakan dalam penelitian ini dari situs internet. Peneliti mendapatkan videovideo tersebut dari situs pencarian video yakni www.youtube.com. Video-video tersebut dipilih sesuai dengan kriteria video yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen ini. Video iklan televisi celebrity endorser yang dipilih merupakan video-video yang di dalamnya menampilkan selebritis/artis, aktor, atlet, ataupun public figure yang dikenal oleh masyarakat, terdapat pesan yang jelas, tidak terdapat bias gender terhadap sasaran konsumen dalam iklan, dan video yang ditampilkan merupakan video yang jelas dan menarik untuk ditonton. Sedangkan, iklan televisi non celebrity endorser yang dipilih adalah video yang di dalamnya tidak menampilkan selebritis/artis, aktor, atlet, ataupun public figure yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dikenal oleh masyarakat, terdapat pesan yang jelas, tidak terdapat bias gender terhadap sasaran konsumen dalam iklan, dan video yang ditampilkan merupakan video yang jelas dan menarik untuk ditonton. Iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser yang dipilih merupakan iklan yang memiliki kesamaan produk dan merek pada masing-masing jenis iklan. Hal ini dimaksudkan agar subjek tidak memilih untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan dalam video berdasarkan mereknya, melainkan berdasarkan pada perbedaan bentuk iklan yang ditayangkan tersebut. Peneliti memilih delapan jenis produk dan iklan berdasarkan kriteria produk yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, terpilihlah 16 video iklan yang terdiri dari 8 video iklan televisi celebrity endorser dan 8 video iklan televisi non celebrity endorer yang dijadikan calon iklan-iklan yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen ini. 16 video iklan tersebut kemudian disajikan dan diberikan peniliannya secara objektif oleh para professional judge. Peneliti memberikan skala interval survei iklan kepada para professional judge untuk diberikan penilaian terhadap masing-masing video iklan yang ditayangkan. Skala interval survei iklan ini dibuat berdasarkan definisi dari iklan televisi celebrity endorser dan elemenelemen dalam iklan televisi. Skala interval survei iklan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
disajikan dalam bentuk semantic differential scale yang terdiri dari tujuh kontinum dengan nilai satu sampai tujuh per indikator iklannya.
F. Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, subjek dibagi menjadi dua kelompok dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada satu hari yang sama dan terdiri dari dua sesi. Pada sesi pertama diberikan untuk kelompok dengan perlakuan A-B, sedangkan sesi kedua diberikan untuk kelompok dengan perlakuan B-A. Hal tersebut dilakukan untuk mengontrol adanya sequencing effect dengan teknik intragroup counterbalancing. 1. Kelompok perlakuan A merupakan kelompok dengan perlakuan menunjukkan iklan televisi celebrity endorser kepada subjek penelitian, dengan jumlah subjek sebanyak 19 orang. 2. Kelompok perlakuan B merupakan kelompok dengan perlakuan menunjukkan iklan televisi non-celebrity endorser kepada subjek penelitian, dengan jumlah subjek sebanyak 19 orang. Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan ruangan yang tertutup, nyaman, dan dengan pencahayaan yang cukup redup. Pintu dan jendela pada ruangan yang digunakan ditutupi dengan tirai, serta lampu di dalam ruangan dimatikan. Hal ini bertujuan agar subjek dalam penelitian ini dapat fokus dan berkonsentrasi penuh pada iklan televisi yang disajikan pada layar LCD melalui viewer. Ruang yang digunakan oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
adalah Ruang Observasi dan Ruang Psikologi Umum Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Sebelum dilaksanakannya eksperimen, peneliti dan eksperimenter sebelumnya akan mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam eksperimen, seperti viewer, layar lcd, laptop, video iklan, dan skala yang akan diisi oleh subjek penelitian. Pada eksperimen ini, peneliti akan dibantu oleh empat eksperimenter yang dibagi menjadi dua kelompok eksperimenter yakni kelompok eksperimenter pertama untuk kelompok perlakuan A-B dan kelompok eksperimenter kedua untuk kelompok perlakuan B-A. Sebelum eksperimen dilaksanakan, peneliti akan melakukan briefing dengan eksperimenter lainnya untuk membagi tugas bagi masing-masing kelompok eksperimenter. Pada setiap kelompok eksperimenter, eksperimenter 1 akan bertugas untuk mempersilakan subjek penelitian untuk masuk ke dalam ruangan. Setelah seluruh subjek penelitian berada di dalam ruangan, maka eksperimenter 1 akan memberikan rapport, cover story, dan memberikan instruksi pengisian skala. Sedangkan, eksperimenter 2 akan bertugas untuk melakukan kegiatan operasional yakni membagikan skala untuk setiap perlakuan (A/B) dan menayangkan video iklan sesuai dengan jenisnya (A/B). Selama proses eksperimen berlangsung, peneliti akan bertugas sebagai pengambil gambar dokumentasi seperlunya. Waktu yang akan diberikan kepada subjek penelitian untuk melihat tayangan iklan dan mengisi skala penelitian adalah ± 5 menit untuk setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
iklan yang ditayangkan. Oleh karena itu, waktu yang diperlukan oleh eksperimenter untuk memberikan rapport, cover story, dan instruksi pengisian skala penelitian adalah selama ± 60 menit. Tahap-tahap pelaksanaan eksperimen adalah sebagai berikut: 1. Peneliti dan eksperimenter lainnya akan melakukan pengecekan kembali kondisi ruangan dan alat-alat yang dibutuhkan selama proses eksperimen. Para subjek penelitian yang sudah hadir, akan diminta untuk menunggu kehadiran subjek lainnya di ruang tunggu yang sudah disiapkan oleh peneliti sebelumnya. 2. Setelah subjek penelitian hadir sepenuhnya, peneliti membagi dua kelompok subjek penelitian dengan cara mempersilakan 19 subjek pertama untuk masuk ke dalam Ruang Observasi dan 19 subjek kedua untuk masuk ke dalam Ruang Psikologi Umum. 3. Para subjek yang telah masuk ke dalam ruangan akan diminta untuk duduk di tempat yang telah disiapkan dan eksperimenter 1 akan segera memberikan rapport dan memberikan penjelasan mengenai tugas yang akan mereka lakukan dalam penelitian ini. 4. Eksperimenter 1 akan memberikan cover story sebagai berikut : “Pada kesempatan ini, kami mengharapkan bantuan teman-teman sekalian untuk memberikan penilaian terhadap ketertarikan untuk membeli dilihat dari iklan yang akan ditayangkan dalam bentuk video pada viewer yang ada di depan ruangan ini”. Subjek akan diberikan penjelasan bahwa subjek akan diberikan waktu selama ± 60 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
untuk melakukan pengisian skala penelitian. Hal ini dimaksudkan agar subjek dapat mengisi skala penelitian dengan tidak tergesa-gesa agar lebih sesuai, teliti, dan hati-hati dalam mengisi skala penelitian. Subjek juga diminta untuk fokus pada bentuk iklan yang ditayangkan dan reaksi mereka setelah melihat bentuk iklan tersebut, bukan kepada merek, jenis produk, harga, kebutuhan atau kegunaan produk terhadap subjek, dan dampak dari produk tersebut bagi subjek. 5. Video iklan akan ditayangkan secara satu persatu dan berurutan sesuai dengan kelompok urutan penyajian video eksperimen (A/B). 6. Setelah menyaksikan video iklan tersebut, subjek segera diminta untuk mengisi skala penelitian dengan cara memilih untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditampilkan. Apabila subjek memilih untuk membeli, maka subjek akan diminta untuk mengisi skala perilaku pembelian impulsif yang menyertainya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus hingga seluruh video A dan B selesai ditunjukkan kepada subjek. 7. Setelah proses eksperimen berakhir, eksperimenter 1 akan melakukan closing dengan mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan bantuan para subjek dalam penelitian ini dan kemudian mempersilakan subjek untuk secara teratur keluar dari ruangan dan mengambil reward sebagai ucapan terimakasih atas partisipasi mereka pada proses pelaksanaan eksperimen tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Alat Ukur Menurut Azwar (2011), validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya suatu tes alat instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2011). Validitas pada alat ukur ini diuji dengan menggunakan validitas isi. Menurut Azwar (2011), validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pada penelitian ini, kuesioner pembelian dan skala pembelian impulsif telah diuji oleh para professional judgment dalam penelitian Hutapea (2013) sebelumnya dan diuji kembali oleh dosen pembimbing skripsi peneliti. Selain kedua alat ukur tersebut, untuk validitas iklan yang dipakai dalam penelitian ini juga menggunakan validitas isi. Pengukuran validitas isi pada penelitian ini juga dilakukan dengan cara meminta penilaian dari para professional judgment yang terdiri dari dosen pembimbing skripsi, dosen ranah Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu Bapak R. Landung Eko P., M.Psi., dan Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., serta dosen Komunikasi Pemasaran dan Periklanan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yaitu Bapak Drs. Ign. Agus Putranto, M.Si., dan Ibu F. Anita Herawati, M.Si. Tujuan dari dilaksanakannya penilaian oleh para professional judge ini adalah untuk meminta pendapat, penilaian, kritik, dan saran mengenai iklan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian eksperimen ini agar iklan yang dipilih merupakan iklan yang dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran ini. Pelaksanaan professional judgment terhadap iklan-iklan yang akan digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5, 10, 11, dan 12 November 2015. Peneliti mendatangi para professional judge sesuai dengan waktu dan tempat yang telah disepakati bersama. Peneliti melakukan prosedur pelaksanaan yang sama kepada seluruh professional judge. Pada awalnya, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari dilakukannya proses penilaian ini. Setelah itu, peneliti membagikan skala interval survei iklan dan alat tulis kepada professional judge. Kemudian peneliti menjelaskan maksud dari aspek-aspek yang diukur dalam skala tersebut. Setelah selesai menjelaskan, peneliti mempersilakan professional judge untuk memberikan pertanyaan terkait dengan aspek dan proses penilaian nantinya. Setelah professional judge memahami dan siap untuk memberikan penilaian, peneliti kemudian menampilkan satu persatu secara berurutan iklan-iklan yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen nantinya. Setelah menonton tayangan video iklan, professional judge
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kemudian diminta untuk memberikan penilaian mengenai video tersebut secara satu-persatu dan berurutan. Skala interval survei iklan ini dibuat dalam bentuk interval dengan kontinum lima jenjang. Semakin ke kanan penilaian yang diberikan oleh para professional judge, maka menunjukkan bahwa video iklan yang ditayangkan semakin favorable dengan pernyataan yang tertera dalam aspek-aspek penilaian tersebut. Sedangkan, semakin ke kiri penilaian yang diberikan, maka video iklan yang ditayangkan semakin tidak favorable dengan pernyataan yang tertera dalam masing-masing aspek penilaian. Setelah selesai menonton video iklan dan memberikan penilaian terhadap masing-masing iklan, peneliti kemudian meminta kritik dan saran dari para professional judge terhadap masing-masing iklan atau terhadap iklan secara keseluruhan. Peneliti kemudian mengucapkan terimakasih atas waktu, kesempatan, dan bantuan yang diberikan oleh para professional judge dalam rangka penyeleksian aitem alat ukur yang akan digunakan nantinya.
2. Seleksi Iklan Iklan-iklan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan iklaniklan yang telah dinilai sebelumnya oleh professional judge untuk mengukur kelayakan alat ukur dalam penelitian ini. Iklan-iklan yang dinilai dalam penyeleksian iklan ini terdiri dari dua jenis iklan yakni iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser. Penyeleksian iklan ini dihitung dengan menggunakan korelasi aitem total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(rix) dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Adapun hasil perhitungan seleksi iklan-iklan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Seleksi Iklan Professional Judgment No 1
Iklan Iklan Televisi Celebrity Endorser
2
Iklan Televisi Non Celebrity Endorser
Korelasi Aitem Total α = 0,697 rix Iklan Alas Kaki A = 0,577 rix Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh A = 0,843 rix Iklan Aksesoris Pribadi A = 0,663 rix Iklan Pakaian A = 0,531 rix Iklan Perlengkapan Olahraga A = 0,323 rix Iklan Parfum A = 0,131 rix Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi A = 0,821 rix Iklan Makanan (junk food) A = -0,143 α = 0,830 rix Iklan Alas Kaki B = 0,790 rix Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh B = 0,662 rix Iklan Aksesoris Pribadi B = 0,826 rix Iklan Pakaian B = 0,555 rix Iklan Perlengkapan Olahraga B = 0,555 rix Iklan Parfum B = 0,892 rix Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi B = 0,332 rix Iklan Makanan (junk food) B = 0,247
Berdasarkan hasil perhitungan seleksi video iklan televisi celebrity endorser, terdapat dua aitem yang gugur karena kedua aitem tersebut memiliki rix < 0,3 yaitu Iklan Parfum dan Iklan Makanan (junk food). Sedangkan untuk video iklan televisi non celebrity endorser, terdapat satu aitem yang gugur karena aitem tersebut memiliki rix < 0,3 yaitu Iklan Makanan (junk food). Iklan produk parfum pada jenis iklan televisi non celebrity endorser memiliki rix > 0,3, namun untuk mengimbangi jumlah aitem iklan televisi celebrity endorser maka untuk iklan parfum pada jenis iklan televisi non celebrity endorser juga digugurkan dan tidak digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil seleksi kedua jenis iklan tersebut, dari delapan aitem iklan terpilihlah enam aitem iklan dari masing-masing jenis iklan televisi yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen ini yaitu Iklan Alas Kaki, Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh, Iklan Aksesoris Pribadi, Iklan Pakaian, Iklan Perlengkapan Olahraga, dan Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi.
3. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena penyajian satu bentuk skala hanya dikenakan sekali saja pada sekelompok responden (single-trial administration) (Azwar, 2011). Dalam penelitian ini, reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows, diantaranya: a. Reliabilitas
Iklan
Televisi
Celebrity
Endorser
(dengan
menampilkan selebritis) (R1) dan Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (tanpa menampilkan selebritis) (R2) Hasil perhitungan kedua jenis iklan tersebut yang telah dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows adalah sebagai berikut: Tabel 2. Reliabilitas Iklan No. Jenis Iklan 1 Iklan Televisi Celebrity Endorser 2 Iklan Televisi Non Celebrity Endorser
Reliabilitas α = 0,831 α = 0,777
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tersebut, koefisien pada iklan televisi celebrity endorser adalah α = 0,831 sehingga dinyatakan reliabel. Menurut Azwar (2011), konsistensi yang sempurna memiliki koefisien reliabilitas sebesar 1,00. Oleh sebab itu, koefisien α = 0,831 tergolong baik. Koefisien α = 0,831 berarti terdapat konsistensi sebesar 83,1% pada hasil perhitungan alat ukur iklan celebrity endorser tersebut. Sedangkan pada iklan televisi non celebrity endorser, koefisiennya sebesar α = 0,777 sehingga dinyatakan reliabel. Oleh karena itu, koefisien α = 0,777 tergolong cukup. Koefisien α = 0,777 berarti terdapat konsistensi sebesar 77,7% pada hasil perhitungan alat ukur iklan televisi non celebrity endorser tersebut.
H. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak (Santoso,
2010).
Pengujian
normalitas
dalam
penelitian
ini
menggunakan program SPSS 16.0 for windows untuk menguji normalitas data penelitian di setiap kategori iklan. Pengujian normalitas dalam suatu penelitian dapat mengunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dan One Sample Shapiro-Wilk. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji sebaran data dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
jumlah subjek penelitian lebih dari 50 orang. Sedangkan, uji normalitas Shapiro-Wilk digunakan untuk menguji sebaran data dengan jumlah subjek penelitian kurang dari 50 orang. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah varian kelompok data sama atau berbeda. (Priyatno,
2012).
Uji
homogenitas
perlu
dilakukan
sebelum
melakukan analisis T-test dengan sampel independen. Apabila kelompok varian dalam suatu penelitian tidak sama, bisa jadi perbedaan yang dihasilkan dari uji hipotesis disebabkan oleh perbedaan varian populasi tersebut (Santoso, 2010). Pengujian asumsi homogenitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji homogenitas Levene’s Test dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Paired Sample T-Test dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows untuk membandingkan dua kelompok subjek dengan mencari mean atau ratarata dua skor antara kelompok-kelompok yang diuji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian 1.
Perijinan Perijinan dalam penelitian ini dilakukan kepada beberapa pihak, diantaranya: a. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Komunikasi mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk meminta ijin agar mahasiswa/i yang mengambil mata kuliah Psikologi Komunikasi pada kelas yang beliau ampu dapat membantu penelitian ini sebagai subjek penelitian eksperimen. b. Bapak Y.B. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku Kepala Laboratorium dan Bapak P. Mujiono selaku Penanggungjawab Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dalam hal peminjaman ruangan yaitu Ruang Observasi dan Ruang Psikologi Umum, serta dalam peminjaman viewer, audio, dan screen.
2. Persiapan Ruang Eksperimen Sebelum dilakukannya penelitian, ruangan dikontrol sedemikian rupa untuk menghindari adanya extraneous variable yang mungkin akan muncul dalam proses penelitian. Kontrol ruangan dibuat dengan cara menjadikan ruangan redup dengan mematikan lampu-lampu yang terdapat
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
di dalam ruang penelitian. Namun, pada Ruang Observasi lampu bagian belakang ruangan tidak dimatikan karena ruangan akan menjadi sangat gelap apabila seluruh lampu di dalam ruangan dimatikan. Selain mematikan
lampu
dalam
ruangan,
pintu
ruangan
juga
ditutup
menggunakan tirai dan bilik penyekat agar subjek tidak terganggu konsentrasinya dengan keadaan lingkungan luar di sekitar ruangan penelitian. Jendela dalam kedua ruangan tersebut juga ditutup dengan menggunakan tirai dan kain berbahan karpet agar cahaya dari luar ruangan tidak masuk dan mengganggu kualitas gambar yang ditayangkan. Tujuan dari dilakukannya peredupan cahaya di dalam ruangan adalah untuk mempertahankan kualitas gambar dari video-video iklan yang akan ditayangkan agar dapat terlihat dengan jelas. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan speaker agar suara dari video iklan yang ditayangkan dapat terdengar dengan jelas bagi seluruh subjek penelitian. Hal ini juga dilakukan agar menghindari extraneous variable yang berupa suara-suara lainnya dari luar ruangan yang dapat mengganggu konsentrasi subjek. Tempat duduk yang disediakan dalam penelitian eksperimen ini berjumlah masing-masing 20 kursi pada setiap ruangannya. Berikut merupakan lay out ruangan penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Layar P i n t u
Laptop
viewer
Kursi Eksperimenter 1 & 2
Gambar 2. Lay Out Ruangan Penelitian Eksperimen (R. Observasi dan R. Psikologi Umum) 3. Persiapan Subjek Penelitian Pada penelitian ini menggunakan 38 subjek penelitian. Subjek dalam penelitian eksperimen ini merupakan mahasiswa/i angkatan 2015 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Peneliti mengambil subjek eksperimen dengan cara mengundi dua kelas dari empat kelas (A,B,C,D) salah satu mata kuliah wajib (mata kuliah Psikologi Komunikasi) angkatan 2015. Dua kelas yang keluar dalam undian adalah kelas B dan D. Pada awalnya peneliti meminta ijin kepada dosen pengampu mata kuliah tersebut untuk menjadikan para mahasiswa tersebut sebagai subjek penelitian eksperimen. Setelah mendapatkan ijin dosen pengampu mata kuliah, peneliti kemudian melakukan permohonan ijin, kesediaan, bantuan, dan pemberian informasi mengenai penelitian yang peneliti lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kepada seluruh mahasiswa kelas B dan D yang akan peneliti gunakan sebagai subjek dalam penelitian ini. Pada saat melakukan permohonan ijin, kesediaan, dan bantuan tersebut, peneliti menjelaskan adanya penelitian lanjutan (eksperimen) yang nantinya dilakukan pada tanggal yang akan ditetapkan. Peneliti juga meminta bantuan para subjek yang nantinya akan terpilih dalam pengundian subjek untuk mengikuti penelitian lanjutan (eksperimen) tersebut. Pada saat permohonan ijin, kesediaan, bantuan, dan pemberian informasi kepada subjek penelitian tersebut, peneliti memperoleh sebanyak 79 data dari kedua kelas tersebut. Setelah itu, peneliti mengundi secara acak 46 subjek untuk diminta bantuannya dalam penelitian lanjutan tersebut, dari 46 subjek terdapat 38 subjek yang bersedia dan hadir dalam penelitian eksperimen.
4.
Jadwal Persiapan Penelitian Jadwal dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3. Jadwal Persiapan Penelitian No
Pelaksanaan
1
Senin, 26 Oktober 2015 14.30 - 15.00 WIB
K. 408
2
Selasa, 27 Oktober 2015 14.30 - 15.00 WIB
K. 404
3
Kamis, 5 November 2015 08.00 - 08.30 WIB
4
Selasa, 10 November 2015 12.00 - 12.30 WIB
5
Rabu, 11 November 2015 12.15 - 12.45 WIB
6
Kamis, 12 November 2015 10.30 - 11.00 WIB 18.30 – 19.00 WIB
Tempat
R. Kantor Kerjasama dan Promosi UAJY R. Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY R. Dosen Fakultas Psikologi USD R. Wakaprodi Fakultas Psikologi USD R. Dosen Fakultas Psikologi USD
Jenis Penelitian Permohonan ijin, kesediaan, dan pemberian informasi Permohonan ijin, kesediaan, dan pemberian informasi
Jumlah Subjek 40 orang
39 orang
Professional Judgment
1 orang
Professional Judgment
1 orang
Professional Judgment
1 orang
Professional Judgment
2 orang
5. Permohonan Ijin, Kesediaan, Bantuan, dan Pemberian Informasi kepada Subjek Penelitian. Permohonan ijin, kesediaan, bantuan, dan pemberian informasi tersebut dilakukan pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2015. Pelaksanaan permohonan ijin, kesediaan, bantuan, dan pemberian informasi ini diberikan setelah berakhirnya kelas mata kuliah tersebut. Pada awal ketika peneliti masuk ke dalam kelas subjek, peneliti memberikan rapport dan tujuan penelitian (meminta bantuan dan keterlibatan subjek dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pengambilan data pada tugas akhir) kepada seluruh subjek. Peneliti kemudian menjelaskan bahwa nantinya beberapa subjek yang keluar namanya dalam undian akan diminta bantuannya untuk mengikuti penelitian lanjutan. Peneliti menyampaikan bahwa subjek-subjek yang namanya keluar dalam undian akan dihubungi oleh peneliti untuk diberikan informasi selengkapnya mengenai pelaksanaan penelitian lanjutan tersebut (eksperimen). Peneliti juga melakukan promosi mengenai apa saja manfaat yang akan mereka dapatkan ketika mengikuti penelitian lanjutan nantinya agar subjek merasa tertarik dan antusias untuk mengikutinya. Setelah menjelaskan seluruh hal tersebut, kemudian peneliti mengucapkan terimakasih atas kesediaan dan keterlibatan subjek dalam penelitian ini, peneliti juga membagikan kenang-kenangan untuk seluruh subjek, dan undur diri dari kelas tersebut.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan cara cluster random sampling dan kemudian diundi kembali dengan metode simple random sampling. Dari empat kelas mata kuliah Psikologi Komunikasi (kelas A, B, C, dan D) dipilih secara acak dua kelas dengan menggunakan sistem undian. Dua kelas yang terpilih adalah kelas B dan D dengan jumlah subjek 79 mahasiswa. Kemudian dari 79 mahasiswa tersebut diundi kembali dengan menggunakan cara simple random sampling sebanyak 38 mahasiswa untuk menjadi subjek penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, subjek akan diberikan treatment yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dikontrol dengan menggunakan intragroup counterbalancing. Hal ini dimaksudkan agar menghindari adanya sequencing effect yang dapat terjadi. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 38 mahasiswa. Subjek sejumlah 19 orang ditempatkan pada perlakuan A-B dan 19 orang lainnya ditempatkan pada perlakuan B-A. Hal ini sesuai dengan pernyataan Myers (2002) bahwa jumlah subjek dalam penelitian eksperimen paling tidak berjumlah 15 hingga 20 orang untuk setiap kelompok perlakuan. Apabila jumlah yang ada di bawah itu, maka akan mempersulit untuk menemukan pengaruh dari variabel bebas, kecuali jika pengaruhnya sangatlah besar. Berikut merupakan data mengenai demografis subjek penelitian : Tabel 4. Deskripsi Usia Subjek Penelitian No. 1. 2. 3. 4.
Usia 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun
Jumlah 1 5 27 5
Prosentase 3% 13% 71% 13%
Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah 9 29
Prosentase 24% 76%
Tabel 6. Deskripsi Intensitas Waktu Menonton Televisi Subjek Penelitian Kuantitas Waktu Menonton No. Jumlah Prosentase Televisi 1 Tidak Pernah 3 8% 2 1-2 jam 17 45% 3 3-4 jam 11 29% 4 5 jam atau lebih 7 18%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Terdapat 8% subjek yang mengaku tidak pernah menonton siaran televisi setiap hari dikarenakan pada tempat tinggal mereka sekarang (kos) belum terdapat media massa elektronik televisi sehingga mereka tidak dapat menonton siaran televisi. Tabel 7. Deskripsi Intensitas Pengalaman Subjek Penelitian dalam Menonton Iklan yang Ditayangkan Kuantitas Pengalaman Menonton No. Jumlah Prosentase Iklan 1 Belum Pernah 0 0% 2 Jarang 5 13% 3 Pernah 27 71% 4 Sering 6 16% Tabel 8. Deskripsi Sikap Subjek Penelitian terhadap Produk Baru dalam Iklan Televisi No. Sikap terhadap Iklan Produk Baru Jumlah Prosentase 1 Mencoba dan Membeli 23 61% 2 Tidak Mencoba dan Tidak Membeli 15 39% Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 61% subjek penelitian yang menyatakan bahwa mereka seringkali akan mencoba dan membeli produk baru yang diiklankan dalam suatu siaran televisi. Hal ini dikarenakan para subjek tertarik untuk mencobanya, ingin merasakan produk baru tersebut, merasa penasaran dan ingin tahu manfaat dari produk baru tersebut, ingin membeli produk baru tersebut dengan teman-temannya agar dianggap tidak ketinggalan trend, dan ingin coba-coba dengan produk yang ditawarkan tersebut. Sedangkan, 39% subjek menyatakan bahwa mereka cenderung tidak akan mencoba dan membeli produk baru yang ditayangkan dalam suatu siaran televisi. Para subjek menyatakan bahwa mereka tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mencoba dan tidak membeli produk baru tersebut karena mereka merasa tidak membutuhkan produk tersebut dan merasa sudah cocok dengan produk yang mereka gunakan sekarang, terutama untuk produk kosmetik dan perawatan tubuh. Tabel 9. Deskripsi Ketertarikan Jenis Iklan Subjek Penelitian No. Jenis Iklan Jumlah Prosentase Menampilkan Selebritis / artis / aktor / atlet / 1 25 66% public figure Tidak Menampilkan Selebritis / artis / aktor / 2 3 8% atlet / public figure 3 Jenis Iklan Lainnya 10 26% Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 66% subjek yang lebih tertarik dan menyukai iklan yang menampilkan selebritis / artis / aktor / atlet / public figure yang dikenalinya. Hal ini dikarenakan para subjek penelitian
berpendapat
bahwa
dengan
adanya
selebritis
yang
mempresentasikan produk tersebut, iklan menjadi lebih menarik, iklan yang menampilkan selebritis favorit akan mudah diingat dan diminati produknya, adanya selebritis dalam iklan dapat menjadikan motivasi bagi mereka agar dapat menjadi seperti selebritis yang mengiklankan produk tersebut (selebritis pengiklan tampan dan cantik), iklan dinilai lebih terjamin dan terpercaya, produk yang ditawarkan menjadi terlihat lebih bagus, iklan dinilai lebih bermodal, dan lebih menambah nilai jual produk. Sebanyak 26% subjek menyatakan bahwa mereka lebih tertarik terhadap jenis iklan lainnya (bukan iklan selebritis dan iklan non selebritis). Hal ini dikarenakan mereka lebih tertarik membeli produk yang lebih menampilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
secara jelas keunggulan dan kualitas dari produk yang ditawarkan, iklan yang menampilkan detail produk, iklan yang bertemakan romantisme dan humor, iklan yang menampilkan perpaduan warna yang cerah dan menarik, dan iklan yang disertai backsound yang enak didengar sehingga mudah diingat iklan dan produknya. Terdapat 8% subjek yang menyatakan lebih tertarik untuk membeli produk yang tidak menayangkan selebritis dalam iklannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih tertarik pada iklan yang lebih berfokus pada produknya dan bukan kepada selebritis yang menjadi model iklan tersebut.
C. Deskripsi Data Penelitian Berikut merupakan hasil perhitungan mean teoretik pembelian impulsif : Jumlah aitem
: 5
Nilai minimum (min.)
: 5x1=5
Nilai maksimum (max.)
: 5 x 7 = 35
Mean teoretik (µ)
: (min + max) / 2 = (5 + 35) / 2 = 20 (untuk 1 iklan televisi, untuk 6 iklan televisi : 6 x 20 = 120)
Untuk melihat besarnya perbedaan hasil skor mean teoretik dengan mean empirik, maka dapat dilakukan uji perbedaan melalui one sample t-test dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkanlah hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 10. Perbandingan Mean Teoretik dan Mean Empirik Kelompok Iklan Televisi Celebrity Endorser dan Kelompok Iklan Televisi Non Celebrity Endorser Kelompok Mean Mean No. N T p Ket. Subjek Teoretik Empirik Kelompok Iklan Televisi 1. 38 106,89 18,209 0,000 p<0,05 Celebrity Endorser 120 Kelompok Iklan Televisi Non 2. 38 69,05 13,233 0,000 p<0,05 Celebrity Endorser Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai signifikansi atau probabilitas (p) untuk perbandingan mean teoretik dan mean empirik pada kelompok iklan televisi celebrity endorser dan kelompok iklan televisi non celebrity endorser adalah sebesar 0,000. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa nilai p<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empirik kelompok iklan televisi celebrity endorser dan kelompok iklan televisi non celebrity endorser. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat pembelian impulsif yang cenderung rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
D. Pelaksanaan Penelitian Tabel 11. Pelaksanaan Penelitian Eksperimen No.
1
Pelaksanaan
Tempat
Jenis Penelitian
Jumlah Subjek
Sabtu, 14 November 2015 10.20 - 11.20 WIB
Ruang Observasi dan Ruang Psikologi Umum Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Eksperimen
38 subjek
Penelitian eksperimen dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 November 2015 pukul 10.20 – 11.20 WIB. Pemilihan subjek eksperimen dilakukan dengan cara mengundi secara acak dua dari empat kelas salah satu mata kuliah wajib pada angkatan 2015. Dari 46 subjek yang terpilih, terdapat 38 subjek yang bersedia dan hadir dalam penelitian eksperimen tersebut. Pembagian kelompok perlakuan dalam penelitian eksperimen ini adalah 19 orang pertama dipersilakan untuk memasuki ke Ruang Observasi dan mendapatkan perlakuan AB (iklan televisi celebrity endorser – iklan televisi non celebrity endorser), sedangkan 19 orang kedua dipersilakan memasuki Ruang Psikologi Umum dan mendapatkan perlakuan BA (iklan televisi celebrity endorser – iklan televisi non celebrity endorser). Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk counterbalancing. Seluruh subjek penelitian diminta datang pada tempat pelaksanaan eksperimen pada pukul 10.00 WIB. Pada awalnya penelitian eksperimen ini akan dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB, namun karena seluruh subjek penelitian sudah hadir pada pukul 10.20 WIB maka eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dilangsungkan pada pukul 10.20 WIB. Setiap subjek yang telah hadir, diminta untuk memasuki ruangan sesuai dengan nama pembagian kelompok yang tertera di pintu ruang penelitian. Pada saat menunggu subjek lainnya yang belum hadir, peneliti dan para eksperimenter lainnya membangun rapport terlebih dahulu dengan berkenalan dan bercengkrama bersama subjek diiringi dengan musik yang dapat membangkitkan mood positif subjek. Setelah seluruh subjek hadir, para eksperimenter (Ruang Observasi dan Ruang Psikologi Umum) mulai melaksanakan tugas mereka masing-masing secara sama. Eksperimenter 1 mulai memberikan rapport dan cover story secara klasikal kepada seluruh subjek. Kemudian, eksperimen 2 mulai membagikan skala dan alat tulis kepada subjek. Setelah dibagikan skala tersebut, eksperimenter 1 menginstruksikan kepada subjek untuk membuka skala perilaku pembelian impulsif tersebut pada bagian petunjuk pengisian skala. Eksperimenter 1 mulai membacakan petunjuk pengisian skala tersebut dan meminta subjek untuk membacanya serta menyimaknya dalam hati. Setelah selesai membacakan petunjuk pengisian skala tersebut, eksperimenter 1 mempersilakan subjek untuk bertanya mengenai cara pengisian skala tersebut. Kemudian, eksperimenter 1 mempersilakan subjek untuk mengisi data diri yang tertera dalam skala tersebut terlebih dahulu sebelum video iklan mulai ditayangkan. Setelah seluruh subjek memahami dan siap untuk mulai mengisikan skala tersebut, eksperimenter 1 kemudian memberikan instruksi kepada subjek untuk menonton video iklan yang akan ditayangkan oleh eksperimenter 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Setelah video iklan ditayangkan, eksperimenter 1 mulai memberikan instruksi kepada seluruh subjek untuk mengisi skala pembelian impulsif tersebut dengan cara memberikan penilaian dari pernyataan yang paling mewakili diri subjek. Subjek penelitian diberikan waktu selama 60 detik untuk melakukan pengisian skala. Pada setiap proses pengisian skala, setelah melihat bahasa tubuh dari seluruh subjek penelitian, eksperimenter 1 selalu menanyakan subjek penelitian apakah mereka sudah selesai mengerjakan atau belum. Apabila para subjek penelitian sudah selesai melakukan pengisian skala, eksperimenter 1 akan mulai menginstruksikan subjek untuk menghadap dan fokus ke layar kembali melihat tayangan video iklan yang berikutnya. Hal ini dilakukan hingga seluruh video iklan (A dan B) ditayangkan. Pada saat seluruh subjek menyelesaikan pengisian skala pembelian impulsif, eksperimenter 1 memberikan instruksi kepada subjek untuk meneliti kembali apakah seluruh aitem pada masing-masing iklan telah terisi atau belum. Eksperimenter 1 dan eksperimenter 2 kemudian mengumpulkan skala pembelian impulsif tersebut dan membagikan data deskripsi subjek yang digunakan untuk melengkapi data dari hasil skor skala pembelian impulsif tersebut. Data deskripsi subjek terdiri dari pertanyaan mengenai intensitas waktu (berapa jam) subjek dalam menonton televisi, intensitas pengalaman (pernah atau tidak pernah) subjek terhadap iklan-iklan yang ditayangkan, sikap subjek terhadap produk-produk baru yang ditayangkan dalam iklan di televisi, dan jenis iklan mana yang membuat subjek untuk lebih tertarik membeli produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yang ditawarkan (iklan televisi yang menampilkan selebritis di dalamnya, tidak menampilkan selebrits di dalamnya, atau jenis iklan yang lainnya). Data deksripsi subjek tersebut diberikan pada akhir pertemuan agar tidak terjadi bias dalam diri subjek dan agar subjek tidak mengetahui jenis iklan yang nantinya akan ditayangkan dalam penelitian eksperimen. Subjek diberikan waktu kurang lebih selama 10 menit untuk mengisi data deskripsi subjek tersebut. Eksperimen 1 juga mengingatkan subjek untuk memeriksa jawaban yang telah diisikan dalam data deskripsi subjek tersebut. Pada saat seluruh subjek menyelesaikan pengisian data deskripsi subjek tersebut, peneliti masuk ke Ruangan Observasi untuk menjelaskan jenis, latar belakang, dan maksud dari dilakukannya penelitian eksperimen tersebut dikarenakan pelaksanaan eksperimen di Ruang Observasi lebih dahulu selesai dibandingkan dengan pelaksanaan eksperimen di Ruang Psikologi Umum. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada para subjek atas bantuan dan partisipasi subjek dalam penelitian eksperimen ini. Peneliti dibantu dua eksperimenter lainnya untuk membagikan reward berupa kenang-kenangan dan snack untuk subjek. Peneliti membagikan sertifikat penelitian bagi seluruh subjek penelitian satu minggu setelah dilaksanakannya penelitian eksperimen tersebut. Peneliti juga melakukan hal yang sama terhadap seluruh subjek yang ada di Ruang Psikologi Umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
E. Hasil Penelitian 1. Uji Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif Pada
alat
ukur
skala
pembelian
impulsif,
perhitungan
reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil dari perhitungan reliabilitas skala pembelian impulsif adalah sebesar α = 0,894 sehingga dinyatakan reliabel. Koefisien α = 0,894 tergolong baik. Koefisien α = 0,894 berarti terdapat konsistensi sebesar 89,4% pada hasil perhitungan alat ukur skala pembelian impulsif tersebut. 2. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan bantuan perhitungan SPSS 16.0 for windows. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah subjek dalam penelitian ini hanya 38 subjek atau kurang dari 50 orang. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 13. Uji Asumsi Normalitas Data Penelitian Uji Asumsi Skor
Shapiro-Wilk Sig.
Iklan Televisi Celebrity Endorser 0,962 0,227
Iklan Televisi Non Celebrity Endorser 0,964 0,261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan data uji asumsi Shapiro-Wilk tersebut dapat dijelaskan bahwa Sig. sebesar 0,227 dan 0,261. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh memiliki sebaran data dan berdistribusi normal (Santoso, 2010; Priyatno, 2012). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan sebelum analisis t-test dengan sampel independen. Data dinyatakan memiliki varian yang sama apabila nilai p (Sig.) > 0,05 (Santoso, 2010; Priyatno, 2012). Uji homogenitas Levene’s Test yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 14. Uji Asumsi Homogenitas Data Penelitian Uji Homogenitas Iklan Celebrity Endorser 1,367 Levene Statistic 0,250 Sig.
Iklan Non Celebrity Endorser 0,025 0,876
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas Levene’s Test tersebut, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,250 dan 0,867. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini memiliki varian yang sama atau homogen sehingga asumsi homogenitas terpenuhi (Santoso, 2010; Priyatno, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Uji Hipotesis Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis Paired Sample Ttest dengan bantuan perhitungan SPSS 16.0 for windows. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 15. Uji Hipotesis Data Penelitian Uji Hipotesis 11,019 t 0,000 Sig. (1-tailed) Berdasarkan data uji hipotesis Paired Sample T-test tersebut dapat diketahui bahwa nilai t sebesar 11,019 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan pada iklan televisi celebrity endorser terhadap pembelian impulsif pada remaja. Tabel 16. Deskripsi Data Penelitian Iklan Televisi Celebrity Endorser 106,89 Mean 36,188 SD
Iklan Televisi Non Celebrity Endorser 69,05 32,167
Berdasarkan perhitungan pada tabel tersebut, didapatkan temuan bahwa secara keseluruhan iklan televisi celebrity endorser memiliki nilai mean dan SD yang lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan hasil iklan televisi non celebrity endorser. Perolehan mean iklan televisi celebrity endorser sebesar 106,89. Sedangkan, perolehan mean iklan televisi non celebrity endorser adalah sebesar 69,05. Nilai SD untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
iklan televisi celebrity endorser adalah sebesar 36,188. Sedangkan, nilai SD untuk iklan televisi non celebrity endorser adalah sebesar 32,167. Hal ini menunjukkan bahwa iklan televisi celebrity endorser memiliki skor pembelian impulsif pada remaja yang lebih tinggi daripada skor pembelian impulsif pada remaja terhadap iklan televisi non celebrity endorser. Pada data deskripsi subjek, menunjukkan hasil bahwa jumlah subjek yang lebih tertarik membeli suatu produk dengan iklan televisi celebrity endorser lebih besar daripada iklan televisi non celebrity endorser dan iklan jenis lainnya (66% > 8% dan 66% > 26%). Dengan demikian, hasil dari data deskripsi subjek tersebut dapat mendukung hasil perbandingan perolehan mean antara iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser, diterima.
F. Pembahasan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser. Berdasarkan data uji hipotesis Paired Sample
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
T-test dapat diketahui bahwa nilai t sebesar 11,019 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh iklan televisi celebrity endorser yang signifikan terhadap pembelian impulsif pada remaja. Selain itu, pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser. Hal ini didasari oleh perbandingan perhitungan mean antara iklan televisi celebrity endorser yang lebih tinggi daripada iklan televisi non celebrity endorser (106,89 > 69,05) Berdasarkan kedua data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil dari data tersebut diperkuat oleh pernyataan Stern (1962) bahwa keberadaan iklan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembelian impulsif seseorang. Virvilaite, Saladiene, dan Bagdonaite (2009), Assael, 1998; Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995; Loudon dan Bitta, 1993 (dalam Utami & Sumaryono, 2008), serta Miller, 2002; Stern, 1962 (dalam Hodge, 2004) juga menyatakan bahwa pembelian impulsif dapat disebabkan karena dorongan kuat akibat adanya ingatan yang muncul ketika teringat oleh iklan produk tersebut, termasuk iklan yang menggunakan selebritis atau artis, aktor, dan atlet (pada media massa cetak dan elektronik), terutama apabila selebritis yang mengiklankannya adalah selebritis favorit konsumen. Schiffman dan Kanuk (2008) menyatakan bahwa penggunaan selebritis dan kelompok rujukan lainnya dalam suatu iklan dinilai lebih efektif oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
para pemasang iklan. Hal ini didukung oleh Shimp dan Kamins yang menyatakan bahwa selebriti lebih disukai daripada orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan. Penjualan produk pun juga dapat meningkat akibat penggunaan selebriti sebagai bintang iklan (celebrity endorser), sikap, dan persepsi konsumen bertambah ketika selebriti mendukung produk tersebut. hal ini dikarenakan selebritis dinilai memiliki citra spesifik yang dapat membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang memberikan respek dan seringkali mengadopsi penampilan dan gaya hidup selebriti yang dikaguminya (Shimp, 2003; Kamins, 1989). Iklan yang menggunakan selebriti sebagai pembawa pesan juga dinilai lebih mudah diterima oleh para penggemar dan pengagum sang selebriti itu sendiri (Shimp, 2003; Kamins, 1989). Remaja seringkali mengadopsi, meniru, dan mengimitasi gaya hidup dan penampilan selebritis yang dikaguminya agar terlihat menarik, sesuai dengan citra diri idealnya, dan diakui oleh lingkungan sosialnya yang menimbulkan rasa puas, senang, percaya diri, dan meningkatnya harga diri mereka. Fenomena tersebut terjadi karena selebritis dinilai memiliki citra diri yang kuat, baik, dan positif, serta memiliki daya pikat fisik tersendiri yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berkehidupan sehari-hari. Terkait dengan hal tersebut, ketika melihat iklan yang ditampilkan oleh selebritis yang dikaguminya, maka remaja akan cenderung membeli produk-produk yang ditawarkannya karena selebritis tersebut dinilai kredibel dan sesuai dengan keinginan remaja untuk menjadikan dirinya memiliki daya tarik dan citra fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yang positif seperti selebritis pengiklannya, terutama apabila selebritis pengiklan merupakan selebritis favoritnya (Hergenhahn & Olson, 2009; Goldsmith, Paul, & Madden, 2000; Kamins, 1989; Rex, 1997). Hasil tersebut didukung oleh temuan dari data deskripsi subjek bahwa sebanyak 66% subjek menyatakan lebih tertarik dan menyukai iklan yang menampilkan selebritis / artis / aktor / atlet / public figure yang dikenalinya. Hal ini dikarenakan para subjek penelitian berpendapat bahwa dengan adanya selebritis yang mempresentasikan produk tersebut, iklan menjadi lebih menarik, iklan yang menampilkan selebritis favorit akan mudah diingat dan diminati produknya, adanya selebritis dalam iklan dapat menjadikan motivasi bagi mereka agar dapat menjadi seperti selebritis yang mengiklankan produk tersebut (selebritis pengiklan tampan dan cantik), iklan dinilai lebih terjamin dan terpercaya, produk yang ditawarkan menjadi terlihat lebih bagus, dan lebih menambah nilai jual produk. Banyak subjek penelitian yang lebih respek dan ingin mengadopsi penampilan serta gaya hidup selebritis pengiklannya. Hal tersebut dibuktikan dengan temuan data pada penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat sebanyak 92% subjek memilih untuk membeli produk perlengkapan olahraga, 84% subjek memilih membeli produk aksesoris pribadi (jam tangan) dan pakaian, 68% subjek memilih untuk membeli produk kosmetik dan perawatan tubuh, 63% subjek memilih untuk membeli produk alas kaki yang ditampilkan oleh seluruh selebritis yang terdapat pada masing-masing iklan televisi celebrity endorser agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
berpenampilan sama dengan selebritis tersebut sehingga terlihat menarik, sesuai dengan citra diri idealnya, dan diakui oleh lingkungan sosialnya. Selain itu, sebanyak 92% subjek memilih untuk membeli produk berkaitan dengan hobi (travelling) yang terdapat pada iklan televisi celebrity endorser karena ingin terlihat serupa gaya hidupnya dengan selebritis yang dikaguminya tersebut. Remaja memiliki minat yang tinggi akan penampilan yang mencakup pakaian, aksesoris atau perhiasan, daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin (Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011). Hal ini dibuktikan dengan temuan dalam penelitian ini yang mendeskripsikan bahwa sebesar 80% subjek memilih untuk membeli produk perlengkapan olahraga yang meliputi pakaian, sepatu, dan perlengkapan olahraga lainnya yang ditayangkan pada iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser. Sebanyak 76% subjek memilih untuk membeli produk aksesoris atau perhiasan pribadi (jam tangan) pada kedua jenis iklan tersebut. Sebanyak 67% subjek memilih untuk membeli produk pakaian yang ditampilkan dalam iklan-iklan tersebut. Selain itu, 55% subjek memilih untuk membeli produk alas kaki yang ditampilkan pada kedua jenis iklan tersebut. Keadaan fisik pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang penting yang mengakibatkan ketika keadaan fisik (citra diri) tidak sesuai dengan yang diinginkan mereka, maka akan menimbulkan perasaan tidak puas, kurang percaya diri, dan rendahnya harga diri yang dimilikinya sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk memperindah penampilan diri, terlihat sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dengan identitas dan citra diri idealnya, termasuk dengan menggunakan produk-produk tertentu yang dapat menunjang penampilan dirinya. (Santrock, 2003; Papalia, Old, & Feldmen, 2008, Han dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011; Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013). Hal ini terbukti dengan temuan dalam penelitian ini yang menjelaskan bahwa terdapat sebanyak 60% subjek memilih untuk membeli produk kosmetik dan perawatan tubuh yang ditampilkan dalam iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser guna menunjang penampilan diri mereka. Hal lainnya yang menyebabkan iklan televisi celebrity endorser berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada remaja dikarenakan kurang adanya pertimbangan yang matang ketika membeli suatu produk. Hal ini juga dikarenakan adanya keinginan untuk memenuhi rasa senang, rasa percaya diri, dan kepuasan sesaat mereka. Hal ini didukung oleh pernyataan Rook dan Fisher (1995) yang menyatakan bahwa pembelian impulsif ditandai dengan terpikatnya harapan dari kepuasan yang ingin dipenuhi pada saat itu juga. Rook (1987) menambahkan bahwa pembelian impulsif dilakukan tanpa disertai oleh pertimbangan yang matang dan didasari atas rasa senang tanpa peduli cara untuk mendapatkannya. Hausman (dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011) menyatakan bahwa motif dasar dari perilaku hedonis pada pembelian impulsif adalah pemuasan perasaan kesenangan, kepuasan, percaya diri, sesuatu yang baru, kejutan, dan kedekatan emosional dengan lingkungan sosial. Hal ini didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
oleh pernyataan Nurasyiah dan Budiwati (dalam Setyawati, 2010) bahwa remaja memiliki tingkat konsumsi untuk kebutuhan yang bersifat kesenangan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran remaja untuk kebutuhan lainnya, termasuk kebutuhan untuk belajar sehingga remaja disebut sebagai konsumen yang paling sering melakukan pembelian impulsif. Remaja dinilai sebagai konsumen yang paling sering melakukan pembelian impulsif juga dikarenakan pada masa tersebut, remaja mengalami emosi yang tinggi, kurang stabil, memiliki pengendalian diri atau kontrol diri yang belum sempurna, dan cenderung berpikir secara abstrak, serta tergesagesa dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan dalam membeli sehingga terciptalah perilaku pembelian impulsif pada remaja yang cenderung kurang sesuai dengan kebutuhan jangka panjangnya (Baumeister, 2002; Verplanken & Herabadi, 2001; Santrock, 2003; 2011; Ali & Asrori, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dari penelitian ini, hasil uji Paired Sample T-test menunjukkan bahwa nilai t sebesar 11,019 dan nilai signifikansi (Sig. 1tailed) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan iklan televisi celebrity endorser terhadap perilaku pembelian impulsif pada remaja. Berdasarkan perbandingan perhitungan mean antara iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser, didapatkan temuan bahwa iklan televisi celebrity endorser memiliki nilai mean yang lebih tinggi (106,89) dibandingkan dengan nilai mean iklan televisi non celebrity endorser (69,05). Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh iklan televisi celebrity endorser terhadap pembelian impulsif pada remaja dan pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini diterima.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
B. Keterbatasan Penelitian 1.
Pada data deskripsi subjek bagian intensitas pengalaman subjek penelitian dalam menonton iklan yang ditayangkan, kurang diberikan penjelasan mengenai keterangan rentang atau interval jumlah berapa kali subjek menonton iklan yang ditayangkan dalam penelitian eksperimen. Hal ini cenderung berdampak pada ketidakseragaman persepsi subjek mengenai rentang dan arti dari kata jarang, pernah, dan sering yang dimaksud.
2.
Komposisi usia dan jumlah antara subjek laki-laki dan perempuan tidak
seimbang.
Hal
ini
dikarenakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode pemilihan subjek dengan teknik cluster random sampling sehingga komposisi usia dan jumlah antara subjek laki-laki dan perempuan tidak dikontrol. C. Saran 1. Bagi Remaja Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan remaja dapat melakukan refleksi atau evaluasi diri terhadap pembelian yang mereka lakukan. Remaja diharapkan agar membeli suatu barang bukan berdasar pada ada atau tidaknya selebritis pengiklan yang mereka kagumi, namun membeli berdasarkan manfaat dan fungsi produk tersebut guna memenuhi kebutuhan mereka. Remaja diharapkan agar jangan sampai mengorbankan kebutuhan utama mereka sebagai pelajar dan mahasiswa untuk membeli barang yang tidak diperlukan, barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
yang mereka incar, atau hanya semata-mata untuk memenuhi kesenangan dan kepuasan sesaat mereka saja.
2. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan pengiklan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam rangka membangun
dan
mempertahankan
kepercayaan
yang
dimiliki
konsumen sehingga dapat memunculkan perilaku membeli dari para konsumen terhadap produk yang ditawarkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, penulis sarankan untuk menambahkan keterangan rentang atau interval jumlah berapa kali subjek menonton iklan yang ditayangkan dalam penelitian eksperimen sehingga terjadi keseragaman persepsi subjek mengenai rentang dan arti dari kata jarang, pernah, dan sering yang dimaksudkan. Peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih memperhatikan komposisi subjek penelitian dengan menambahkan variasi subjek berdasarkan usia dan jenis kelamin. Hal ini ditujukan agar memperkaya hasil dari penelitian ini. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan validitas eksternal dalam penelitian ini dengan melakukan pengulangan atau replika dari penelitian eksperimen ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. & Asrori, M. 2009. Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik (ed.ke-6). Jakarta : PT. Bumi Aksar. Arnould, Price, & Zinkhan. (2002). Consumers First Edition. United States of America: Mc Graw Hill. Astasari, A. R & Sahrah, A. (2009). Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta. Azwar, S. (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baumeister, R. F. (2002). Yielding to Temptation: Self-Control Failure, Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal of Consumer Research Vol. 28, 670-676. Coley, A. & Burgess, B. (2003). Gender Differences in Cognitive and Affective Impulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol. 7. No.3, pp 282-295. Copley, P. (2004). Marketing Communications: Management Concepts and Theories, Cases and Practices. United Kingdom: Elsevier Butterworth, Heinemann, Oxford. Djudiyah. (2002). Hubungan anatara Pemantauan Diri, Harga Diri, Materialisme, dan Uang Saku dengan Perilaku Pembelian Impulsif pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Gasiorowska, A. (2011). Gender As A Moderator Of Temperamental Causes Of Impulse Buying Tendency. Journal of Customer Behavior. Vol. 10, No.2, pp 119-142 Ghani, U., Imran, M., & Jan, F. A. (2011). The Impact of Demographic Characteristics on Impulse Buying Behavior of Urban Consumers in Peshawar. International Journal of Academy Research 3(5), 286-289.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Goldsmith, J. P., Paul, G. W., & Madden, T. J. (2000). The Impact of Corporate Credibility and Celebrity Credibility on Consumer Reaction to Advertisements and Brands. Journal of Advertising, 29 (Fall) (3), 43-54. Hadjali, H. R., Salimi, M., & Ardestani, M. S. (2012). Exploring Main Factors Affecting on Impulsive Buying Behaviors. Journal of America Science 8(1). Herabadi, A. G., Verplanken, B., & van Knippenberg, A. (2009). Consumption Experience of Impulsive Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology 12, 2031. Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2009). Theories of Learning, Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hodge, R. (2004). Factors Influencing Impulse Buying During an Online Purchase Transaction. A Thesis (Tidak Diterbitkan). Canada: University of Waterloo. Hutapea, M. F. N. (2013). Pengaruh Iklan Potongan Harga yang Melekat pada Kartu Kredit terhadap Pembelian Impulsif Remaja Putri Pengguna Kartu Kredit. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Kamins, M. A. (1989). Celebrity and Non-Celebrity Advertising in a Two-Sided Context. Journal of Advertising Research, (June/July), 34-42. Karbasivar, A., & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating Effective Factors on Consumer Impulse Buying Behaviour. Asian Journal of Business Management Studies. 174-181. Kasali, R. (1992). Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Kontour, R. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PPM. Kotler, P. (1989). Manajemen Pemasaran. Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. (2003). Marketing Management, Fourth Edition. Jakarta: Indeks. Kramadibrata, D. T. (2014). Hubungan Antara Pembelian Impulsif dengan Penyesalan Pasca Pembelian pada Konsumen Sogo PVJ di Bandung. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jakarta: Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Lee, M., & Johnson, C. (2004). Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global. Jakarta: Prenada Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lin, C. H., & Chuang, S. C. (2005). The Effect of Individual Differences on Adolescents' Impulsive Buying Behavior. Adolescence 40(159), 551-558. Lin, C. H., & Lin, H. M. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolescents' Impulsive Buying Tendency. Adolescence 40(157), 215-223. Lin, Y. H., & Chen, C. Y. (2012). Adolescent’s Impulse Buying: susceptibility to Interpersonal Influence and Fear of Negative Evaluation. Social Behavior and Personality 40(3); ProQuest Sociology. MacLin, M. K., & Solso, R. L. (2008). Experimental Psychology A Case Approach. United States of America: Pearson Education, Inc. Marettha, B. F. (2013). Peran Konformitas dalam Hubungan antara Harga Diri dan Impulsive Buying pada Remaja Putri. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. McCracken, G., (1989). Who Is The Celebrity Endorser? Cultural Foundations of The Endorsement Process. Journal of Consumer Research, 16(3), 310321. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (2002). Psikologi Perkembangan, Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Muruganantham, G., & Bhakat, R. S. (2003). A Review of Impulse Buying Behavior. International Journal of Marketing Studies 5(3), 149-160. Myers, A., & Hansen, C. (2002). Experimental Psychology. United States of America: Wadsworth. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika. Peter, J. P. & Olson, J. C. (1999). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Pringle, H., & Binet, L. (2005). How Marketers Can Use Celebrities to Sell More Effectively. Journal of Consumer Behavior, 4(3), 201-214. Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Rex, M. (1997). Source Expertise and Attractiveness of Celebrity Endorsers: a Literature Review. Cyber Journal of Sport Marketing. Issn. 1327-6816. Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative Influences on Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Research. Vol. 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research 14, 189-199. Rossiter, J. R., & Percy, L. (1997). Advertising & Promotion Management. New York: Mc Graw Hill. Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2008). Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh. Jakarta: Indeks. Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2011). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks. Setiawati, A. (2004). Peran Orang Tua dalam Sosialisasi Anak Menjadi Konsumen yang Bertanggung Jawab. Thesis. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Setyawati, N. (2010). Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effecy of Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. African Journal of Business Management Vol. 6(6), pp. 2187-2194,15 February, 2012. Shimp, T. A. (2003). Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga. Sihotang, A. (2009). Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok Teman Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Solomon, M. R. (1994). Consumer Behavior Second Edition. United States of America: A Division of Paramount Publishing. Suryabrata, S. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada Utami, F. A., & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi Vol. 3 No. 1, hal: 46-57. Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual Differences in Impulse Buying Tendency: Feeling and No Thinking. Europan Journal of Personality 15, S71-S83. Verplanken, B., & Sato, A. (2011). The Psychology of Impulse Buying: An Integrative Self-Regulation Approach. Journal Consumer Policy vol 34 , 197–210. Virvilaite, R., Saladine, V., & Bagdonaite. (2009). Peculiarities of Impulsiive Purchasing in the Market of Consumer Goods. Inezinerine EkonomikaEngineering Economics, 2, 101-108. Virvilaite, R., Saladiene, V., & Zvinklyte, J. (2011). The Impact of External and Internal Stimuli on Impulsive Purchasing. Ekonomika IR Vadyba vol 16, 1329-1336. Wells, W., Burnett, J., & Moriarty, S. (1997). Advertising Principles and Practises, Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Data dan Hasil Seleksi Iklan Professional Judgment
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Iklan celebrity endorser Professional Judge
IA
II A
III A
IV A
VA
VI A
VII A
VIII A
1
18
18
18
18
20
17
19
20
2
19
18
20
20
19
17
19
18
3
19
18
18
19
18
18
19
19
4
18
17
18
18
18
17
19
20
5
18
17
17
18
18
17
18
18
Professional Judge
IB
II B
III B
IV B
VB
VI B
VII B
VIII B
1
19
18
19
17
18
17
19
19
2
19
18
20
18
19
17
18
19
3
19
20
19
18
19
18
19
18
4
18
17
18
18
19
17
19
18
5
18
17
16
17
18
16
18
18
Iklan non celebrity endorser
Keterangan : A
: Iklan celebrity endorser
B
: Iklan non celebrity endorser
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Keterangan : I
: Iklan alas kaki
II
: Iklan kosmetik dan perawatan tubuh
III : Iklan aksesoris pribadi (jam tangan) IV : Iklan pakaian V
: Iklan perlengkapan olahraga
VI : Iklan parfum VII : Iklan berkaitan dengan hobi (travelling) VIII : Iklan makanan (junk food)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Scale : Iklan Televisi Celebrity Endorser (sebelum aitem digugurkan) Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
5
100.0
Excluded
0
.0
Total
5
100.0
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.697
N of Items
.770
8
Summary Item Statistics
Maximum / Mean
Item Means
18.300
Minimum
17.200
Maximum
19.000
Range
1.800
Minimum
1.105
Variance
.377
N of Items
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Item-Total Statistics
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
iklan 1
128.00
10.000
.577
.
.642
iklan 2
128.80
9.200
.843
.
.596
iklan 3
128.20
7.200
.663
.
.583
iklan 4
127.80
8.700
.531
.
.630
iklan 5
127.80
9.700
.323
.
.686
iklan 6
129.20
11.700
.131
.
.708
iklan 7
127.60
9.800
.821
.
.619
iklan 8
127.40
12.300
-.143
.
.806
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Scale : Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (sebelum aitem digugurkan) Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
5
100.0
Excluded
0
.0
Total
5
100.0
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.830
N of Items
.846
8
Summary Item Statistics
Maximum / Mean
Item Means
18.150
Minimum
17.000
Maximum
18.600
Range
1.600
Minimum
1.094
Variance
.340
N of Items
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
iklan 1
126.60
17.300
.790
.
.796
iklan 2
127.20
13.700
.662
.
.800
iklan 3
126.80
10.700
.826
.
.785
iklan 4
127.60
18.300
.555
.
.816
iklan 5
126.60
18.300
.555
.
.816
iklan 6
128.20
15.700
.892
.
.773
iklan 7
126.60
19.300
.332
.
.834
iklan 8
126.80
19.700
.247
.
.841
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Reliabilitas Iklan Televisi Celebrity Endorser (setelah aitem digugurkan) Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
5
100.0
Excluded
0
.0
Total
5
100.0
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.831
6
Item-Total Statistics
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
iklan 1
91.80
9.200
.662
.802
iklan 2
92.60
8.800
.800
.781
iklan 3
92.00
6.000
.839
.750
iklan 4
91.60
7.300
.745
.771
iklan 5
91.60
9.300
.293
.874
iklan 7
91.40
9.800
.607
.816
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Reliabilitas Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (setelah aitem digugurkan) Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
5
100.0
Excluded
0
.0
Total
5
100.0
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.777
6
Item-Total Statistics
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
iklan 1
91.20
11.200
.736
.725
iklan 2
91.80
8.200
.642
.716
iklan 3
91.40
6.300
.736
.714
iklan 4
92.20
11.700
.587
.748
iklan 5
91.20
11.700
.587
.748
iklan 7
91.20
12.700
.307
.787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Data dan Hasil Penelitian Eksperimen
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Subjek
Iklan Televisi Celebrity Endorser
Iklan Televisi Non Celebrity Endorser
Kelompok Perlakuan
S1
131
61
1
S2
74
51
1
S3
114
35
1
S4
78
45
1
S5
67
69
1
S6
137
119
1
S7
106
67
1
S8
110
62
1
S9
111
52
1
S10
110
80
1
S11
170
134
1
S12
64
43
1
S13
154
125
1
S14
133
101
1
S15
120
24
1
S16
166
123
1
S17
131
61
1
S18
120
84
1
S19
62
45
1
S20
140
100
2
S21
106
57
2
S22
126
73
2
S23
52
23
2
S24
57
44
2
S25
50
48
2
S26
90
39
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
S27
77
54
2
S28
142
113
2
S29
39
10
2
S30
40
35
2
S31
135
95
2
S32
85
30
2
S33
116
87
2
S34
104
69
2
S35
118
93
2
S36
151
79
2
S37
162
125
2
S38
114
69
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Uji Normalitas Explore Case Processing Summary
Cases Valid N
Iklan celebrity
Percent
38
endorser
Missing N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent
38
100.0%
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Iklan celebrity endorser
df
.126
Shapiro-Wilk
Sig.
38
Statistic
.133
df
.962
Sig.
38
.227
a. Lilliefors Significance Correction
Explore Case Processing Summary
Cases Valid N
Iklan non celebrity endorser
Missing
Percent
38
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
38
100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Iklan non celebrity
df
Sig.
.106
endorser
Shapiro-Wilk
38
Statistic
.200
*
df
.964
Sig.
38
.261
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Uji Homogenitas
Descriptives Iklan celebrity endorser 95% Confidence Interval for Mean
Std. N
Mean
Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
AB
19
113.58
32.822
7.530
97.76
129.40
62
170
BA
19
100.21
38.991
8.945
81.42
119.00
39
162
Total
38
106.89
36.188
5.870
95.00
118.79
39
170
Test of Homogeneity of Variances Iklan celebrity endorser Levene Statistic
df1 1.367
df2 1
Sig. 36
.250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Descriptives Iklan non celebrity endorser 95% Confidence Interval for Mean
Std. N
Mean
Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
AB
19
72.68
33.076
7.588
56.74
88.63
24
134
BA
19
65.42
31.702
7.273
50.14
80.70
10
125
Total
38
69.05
32.167
5.218
58.48
79.63
10
134
Test of Homogeneity of Variances Iklan non celebrity endorser Levene Statistic
df1 .025
df2 1
36
Sig. .876
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
T-Test Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
iklan celebrity endorser
iklan non celebrity endorser
N
Std. Deviation
106.89
38
36.188
5.870
69.05
38
32.167
5.218
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
iklan celebrity endorser & iklan non celebrity endorser
Std. Error Mean
Correlation
38
.814
Sig.
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean
Pair 1
Std. Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
Sig.
iklan celebrity endorser - iklan non celebrity endorser
37.842
21.171
3.434
30.884
44.801
11.019
37
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik 1. Perbandingan mean kelompok iklan televisi celebrity endorser dengan mean teoritik One-Sample Statistics
N
iklan celebrity
Mean
38
endorser
Std. Deviation
106.89
Std. Error Mean
36.188
5.870
One-Sample Test
Test Value = 120 95% Confidence Interval of the Difference t
iklan celebrity endorser
df
18.209
Sig. (2-tailed) Mean Difference
37
.000
Lower
106.895
95.00
2. Perbandingan mean kelompok iklan televisi non celebrity endorser dengan mean teoritik One-Sample Statistics
N
iklan non celebrity endorser
Mean
38
69.05
Std. Deviation
32.167
Std. Error Mean
5.218
Upper
118.79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
One-Sample Test
Test Value = 120 95% Confidence Interval of the Difference t
iklan non celebrity
df
13.233
endorser
Sig. (2-tailed) Mean Difference
37
.000
Lower
69.053
Upper
58.48
79.63
3. Perbandingan mean keseluruhan subjek dengan mean teoritik One-Sample Statistics
N
Keseluruhan subjek
Mean
76
Std. Deviation
87.97
Std. Error Mean
38.978
4.471
One-Sample Test
Test Value = 120 95% Confidence Interval of the Difference t
Keseluruhan subjek
19.676
df
Sig. (2-tailed) Mean Difference
75
.000
87.974
Lower
79.07
Upper
96.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Skala Interval Survei Iklan
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Skala interval professional judgment Nama
:
Jenis Kelamin
:
Komponen Penilaian : 1. Iklan celebrity endorser adalah iklan yang menggunakan artis, aktor, atlit, maupun public figure yang dikenal masyarakat untuk mempersuasikan, mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan dari suatu iklan agar dapat mempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat dengan cara menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak masyarakat agar masyarakat dapat tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Pada saat melakukan pemilihan celebrity endorser dalam suatu iklan, perusahaan diharapkan memilih selebritis atau artis, aktor, dan atlit yang telah memenuhi model VisCAP karakter presenter yang meliputi visibility, credibility, attraction, dan power. 2. Iklan non celebrity endorser adalah iklan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pengiklan, namun tidak terdapat artis, aktor, atlit, maupun public figure yang menjadi presenter untuk mempresentasikan produk. Dalam iklan non celebrity endorser ini seringkali perusahaan pengiklan hanya menampilkan produk yang ditawarkan dan atau menggunakan model atau orang biasa sebagai presenter dalam iklan tersebut. 3. Pesan merupakan faktor penting dalam suatu iklan. Pesan yangditampilkan dalam iklan haruslah jelas dan menarik agar iklan dapat dimengerti pesannya oleh konsumen. Pesan yang jelas dan menarik dapat menyampaikan tujuan iklan kepada konsumen dan dapat mengajak konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. 4. Perbedaan gender dapat memberikan persepsi yang berbeda pada sebuah iklan. Konsumen seringkali akan memilih iklan yang dapat mewaikili jenis kelaminnya. Iklan yang digunakan diharapkan tidak memiliki bias gender sehingga dapat menimbulkan persepsi secara umum konsumen terhadap iklan celebrity endorser dan iklan non celebrity endorser ini. 5. Video merupakan salah satu elemen penting dalam suatu iklan. Video yang ditayangkan dalam suatu iklan televisi haruslah jelas dan menarik. Hal ini ditujukan agar konsumen dapat merasa tertarik dengan iklan yang mereka lihat sehingga menimbulkan perilaku membeli dalam diri mereka terhadap produk yang ditawarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Berilah penilaian anda pada setiap video iklan yang disajikan dengan melingkari salah satu angka pada masing-masing rentang angka. Contoh : 1. Iklan celebrity endorser .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis
Menampilkan
dalam iklan
selebritis dalam iklan.
Jawab : Iklan Celebrity Endorser 1. Iklan Alas Kaki a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik
2. Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 3. Iklan Aksesoris Pribadi (Jam Tangan) a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik
c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
4. Iklan Pakaian a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 5. Iklan Perlengkapan Olahraga a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 6. Iklan Parfum a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 7. Iklan yang Berkaitan dengan Hobi (Travelling dengan Menggunakan Pesawat) a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 8. Iklan Makanan (Junk Food) a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritis dalam iklan dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik
KRITIK dan SARAN :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Iklan Non Celebrity Endorser 1. Iklan Alas Kaki a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 2.
Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 3. Iklan Aksesoris Pribadi (Jam Tangan) a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 4. Iklan Pakaian a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 5. Iklan Perlengkapan Olahraga a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 6. Iklan Parfum a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik 7. Iklan yang Berkaitan dengan Hobi (Travelling dengan Menggunakan Pesawat) a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
8. Iklan Makanan (Junk Food) a. Selebritis pengiklan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Menampilkan selebritis Tidak menampilkan dalam iklan selebritis dalam iklan b. Pesan .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarik menarik c. Gender .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Terdapat bias gender dalam iklan
Tidak terdapat bias gender dalam iklan
d. Video .-----.-----.-----.-----.-----. 1 2 3 4 5 Video tidak jelas dan tidak Video jelas dan menarik menarik
KRITIK dan SARAN :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Skala Pembelian Impulsif
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Yovidia Yofran Very Agista 109114052
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Yogyakarta, November 2015
Kepada Yth. Saudara/Saudari yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini Terkait dengan penelitian yang saya lakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir, perkenankan saya memohon izin untuk meminta bantuan serta partisiapasi saudara/i untuk merelakan waktunya dalam rangka mengisi skala yang saya bagikan. Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokan dalam beberapa bagian. Ketika merespon pernyataan-pernyataan tersebut, saya sangat berharap saudara/i untuk mengisinya dengan sebenar-benarnya, apa adanya dan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan saudara/i dalam kehidupan sehari-hari. Pada skala ini, tidak ada penilaian benar atau salah. Data yang diberikan oleh saudara/i sangat terjaga kerahasiaanya. Dalam pengisian skala ini, dimohon untuk selalu memperhatikan petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan, karena hasil dari pengisian skala ini akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas perhatian dan partisipasi saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Yovidia Yofran Very Agista
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133 PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Nama (Inisial)
:
Usia
:
Jenis Kelamin
: L / P *
Nomor HP
:
Tempat tinggal
:
dengan orang tua
dengan saudara
kos
kontrak
lainnya______ **
Yogyakarta,……November 2015
(.………………….………………..)
* lingkari yang sesuai ** centang yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat kolom pernyataan terkait dengan apa yang anda rasakan dan anda alami setelah anda melihat video yang telah ditayangkan. Anda diminta untuk memilih membeli barang sehubungan dengan keinginan pribadi anda atau tidak membeli barang tersebut berdasarkan apa yang terlintas pada pikiran anda pada saat itu juga. Anda diminta untuk memberikan penilaian anda terhadap pernyataan-pernyataan yang disajikan dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban Membeli atau Tidak Membeli dan tanda lingkaran (O) pada pernyataan lanjutan yang paling mewakili pikiran, keinginan, dan keadaan yang anda alami setelah melihat iklan yang ditampilkan. Terdapat tujuh pilihan jawaban yang tersedia. Misalnya pada pernyataan pertama “Membutuhkan” dan “Menginginkan”, penjelasan setiap angkanya adalah sebagai berikut : Angka 1 : jika anda Sangat Membutuhkan barang tersebut Angka 2 : jika anda Membutuhkan barang tersebut Angka 3 : jika anda Agak Membutuhkan barang tersebut Angka 4 : jika anda Antara Membutuhkan dan Menginginkan barang tersebut Angka 5 : jika anda Agak Menginginkan barang tersebut Angka 6 : jika anda Menginginkan barang tersebut Angka 7 : jika anda Sangat Menginginkan barang tersebut Contoh Cara Pengerjaan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
Ketika anda keliru memilih jawaban, silakan beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang anda anggap salah dan mengganti pilihan jawaban dengan memberikan tanda lingkaran (O) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai. Contoh koreksi : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban ini mencerminkan diri anda sendiri. Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135 Data Diri
Seri : A
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : A. Iklan 1 Produk alas kaki Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : a.
Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
b.
Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
c.
Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
d.
Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
e.
Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : B. Iklan 2 Produk perawatan tubuh Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : C. Iklan 3 Produk jam tangan Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1)
Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2)
Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3)
Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4)
Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
5)
Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : D. Iklan 4 Produk pakaian Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif 5) Terpenuhi kebutuhan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli Terpenuhi kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : E. Iklan 5 Produk perlengkapan olahraga Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : F. Iklan 6 Produk berkaitan dengan Hobi Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141 Seri : B
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : A. Iklan 1 Produk alas kaki Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif 5) Terpenuhi kebutuhan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli Terpenuhi kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : B. Iklan 2 Produk perawatan tubuh Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : C. Iklan 3 Produk jam tangan Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1)
Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2)
Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3)
Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4)
Reflektif
5)
Terpenuhi kebutuhan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli Terpenuhi kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : D. Iklan 4 Produk pakaian Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif 5) Terpenuhi kebutuhan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli Terpenuhi kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : E. Iklan 5 Produk perlengkapan olahraga Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146 Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuk tidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) pada pernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan : F. Iklan 6 Produk berkaitan dengan Hobi Tidak Membeli
Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salah satu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang baru saja anda lakukan : 1) Membutuhkan
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Menginginkan
2) Terencana
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Berdasarkan rasa
pertimbangan
senang (senang jika membeli)
4) Reflektif
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi
.--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--.
Terpenuhi
kebutuhan
kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147 DATA DIRI Nama / NIM : Kelas
:
Jenis Kelamin : Uang Bulanan : Rp. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) sesuai dengan kehidupan anda sehari-hari ketika menonton iklan dalam sebuah tayangan di televisi dan ketika berbelanja: 1. Saya biasanya menonton TV selama: a. 1-2 jam perhari b. 3-4 jam perhari c. 5 jam atau lebih perhari d. Tidak pernah 2. Berdasarkan iklan-iklan yang ditayangkan tadi, saya : a. Belum pernah melihat iklan-iklan tersebut b. Jarang melihat iklan-iklan tersebut c. Pernah melihat iklan-iklan tersebut d. Sering melihat iklan tersebut 3. Ketika melihat suatu produk yang baru dan ditayangkan iklannya di TV, saya biasanya akan: a. Mencoba dan membeli produk itu Karena b. Tidak mau mencoba dan tidak akan membeli produk itu Karena 4. Saya akan lebih tertarik membeli iklan yang biasanya : a. Menampilkan selebritis/artis/aktor/atlet sebagai model dalam iklan tersebut Karena b. Tidak menampilkan selebritis/artis/aktor/atlet sebagai model dalam iklan tersebut Karena c.
Atau saya lebih menyukai iklan yang biasanya menampilkan
Periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terimakasih atas kerjasamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Gambar Video Iklan Televisi Celebrity Endorser dan Iklan Televisi Non Celebrity Endorser
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
1. Gambar Iklan Televisi Celebrity Endorser (Terpakai dalam Penelitian Eksperimen) a. Iklan alas kaki Homyped
b. Iklan Pakaian Sophie Martin
c. Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh Ponds Men & Women
d. Iklan Aksesoris Pribadi Jam Tangan Casio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
e. Iklan Perlengkapan Olahraga Adidas
f. Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi (Travelling) Garuda Indonesia
2. Gambar Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (Terpakai dalam Penelitian Eksperimen) a. Iklan alas kaki Homyped
b. Iklan Pakaian Sophie Martin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
c. Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh Ponds Men & Women
d. Iklan Aksesoris Pribadi Jam Tangan Casio
e. Iklan Perlengkapan Olahraga Adidas
f. Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi (Travelling) Garuda Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
3. Gambar Iklan Televisi Celebrity Endorser (Tidak Terpakai dalam Penelitian Eksperimen) a. Iklan Parfum AXE Black & Puteri Body Splash
b. Iklan Makanan ( Junk Food) KFC
4. Gambar Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (Tidak Terpakai dalam Penelitian Eksperimen) a. Iklan Parfum AXE Black & Puteri Body Splash
b. Iklan Makanan ( Junk Food) KFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Dokumentasi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
1. Dokumentasi Pelaksanaan Professional Judgment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
2. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Eksperimen a. Kelompok Eksperimen A-B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
b. Kelompok Eksperimen B-A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
SUMBER GAMBAR IKLAN 1.
Iklan I alas kaki “Homyped” a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=_LLaGw1MooE b. Non
2.
: https://www.youtube.com/watch?v=HAXkr_VArTg
Iklan II kosmetik dan perawatan tubuh “Ponds” a. Men: 1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=UZzceEagPqc 2) Non
: https://www.youtube.com/watch?v=AKtRW-VQzfg
b. Women: 1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=OdrJCRR9fpA 2) Non
3.
: https://www.youtube.com/watch?v=y3qK9Is7-f0
Iklan III aksesoris pribadi (jam tangan) “CASIO” a. Men : 1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=GdQhlRUbdRU
b. Women : 1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=-TAvU1pY1D0
c. Non
4.
: https://www.youtube.com/watch?v=Pmd25W0jHd4
Iklan IV pakaian “Sophie Martin” a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=dCYEqQlKJZE b. Non
5.
: https://www.youtube.com/watch?v=TAubSiCZBAw
Iklan V perlengkapan olahraga “ADIDAS” a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=QWhSaQovxm0 b. Non
: https://www.youtube.com/watch?v=9PvtW0Uvnl0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
6.
Iklan VI parfum “Puteri Body Splash Mustika Ratu” dan “AXE Black” a. Men : 1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=HxFW4A7YHOM 2) Non
: https://www.youtube.com/watch?v=bZJW0yGMptc
b. Women : 1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=HwFJrRafnXE 2) Non
: https://www.youtube.com/watch?v=aYexA3jQQtQ
7. Iklan VII Produk berkaitan dengan hobi (travelling) “GARUDA INDONESIA” a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=ZhsVGEgRQmY b. Non
: https://www.youtube.com/watch?v=xenbi-l3Tqs
8. Iklan VIII Makanan (junk food) “KFC” a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=oVZdY-Td4Ck b. Non
: https://www.youtube.com/watch?v=akPJNkKwwDI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159