Pengaruh Globalisasi Terhadap Keputusan Perusahaan oleh :
M Anang Firmansyah Pendahuluan Makalah ini ditulis untuk membahas pengaruh Globalisasi terhadap pembuatan keputusan perusahaan. Banyak pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi dari pengaruh positif hingga pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh ini akan menjadikan dampak pada pembuatan keputusan perusahaan. Keputusan perusahaan yaitu keputusan strategik. Keputusan strategik pada perusahaan yang beroperasi di tiap-tiap negara sangat berbeda, karena setiap negara berbeda dalam hal budaya, sistem politik, sistem ekonomi, sistem hukum, dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Semua ini akan menjadikan pengkajian lingkungan ekstern perusahaan dalam membuat keputusan strategik. Lingkungan ekstern memiliki pengaruh yang sangat besar pada keberhasilan perusahaan. Dengan perubahan-perubahan yang saat ini terjadi dan makin meluasnya fenomena globalisasi, perusahaan menghadapi banyak tantangan yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Kemampuan perusahaan untuk menerapkan atau mengubah strategi untuk mengkompensasi atau mengambil manfaat dari perubahan-perubahan akan menciptakan keberhasilan dan bahkan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain bagaimana perusahaan harus bersikap terhadap setiap perubahan yang ada agar tidak merugi Fase pertama dalam memahami globalisasi adalah dengan memiliki kesadaran bahwa dunia telah berubah, hidup manusia telah berubah, paradigma relasi telah sangat beda (dari sebelumnya), tatanan hidup bersama dengan sendirinya juga mengajukan tantangan-tantangan baru. Pergeseran ini bukanlah pergeseran kecil melainkan sebuah perubahan besar-besaran di hampir segala bidang kehidupan. Jika dirinci, perubahan besarbesaran itu menjangkau bidang-bidang teknologi, perdagangan ekonomi, pendidikan, komunikasi, filsafat, agama, teologi.1 Globalisasi tidak sekedar sebuah terminologi. Globalisasi merupakan fenomena kunci untuk dunia bisnis antar bangsa manusia tetapi juga menjadi tema penting diskusi akademik di seluruh dunia.2 ____________________ 1
Armada Riyanto CM,Prof.,”Globalisasi” dan “Dari Modern ke Postmodern:Skema Persaingan Nilai-Nilai”, Dalam DR.B.A.Pareira. O.Carm, ed.,Pendidikan Nilai di Tengah Arus Globalisasi (Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, Vol,12 No.11,2003),1-21 2 Armada Riyanto CM,Prof, :, “BADAI” ITU BERNAMA GLOBALISASI, Telaah Filosofis untuk “Kaum Muda di Pusaran Globalisasi” , Bahan Ajar Program Doktor Pascasarjana Widya Mandala, Surabaya.
1
Globalisasi memberikan pengaruh yang amat besar bagi masyarakat di dunia. Globalisasi merupakan suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur berbangsa merupakan pengaruh dari globalisasi. Globalisasi menjadikan komunikasi yang semakin mudah terjalin serta informasi dari berbagai pelosok bumi yang semakin mudah didapat. Tema Suatu perusahaan dalam membuat keputusan strategik dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan perusahaan ini adalah lingkungan ekstern yang merupakan pengaruh globalisasi. Globalisasi merupakan suatu pengertian model ekonomi dunia yang “borderless”( tanpa batas ) , “ open “( terbuka ). Negara-negara yang kuat dan kokoh dalam neraca perdagangannya mengklaim bahwa inilah globalisasi yang sesungguhnya, yaitu ketika pemberlakuan tarif biaya masuk dinolkan sehingga lalu lintas perdagangan menjadi bebas.3 Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi. Faktor pendorong globalisasi adalah menurunnya halangan untuk perdagangan dan investasi dan perubahan teknologi. Globalisasi memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular dan bentuk- bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Pergaulan antar bangsa semakin kental. Batas antar negara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Para eksponen anti-globalisasi menyebut realitas perdagangan bebas ini tidak lebih dari bentuk kolonialisme baru (neokolonialisme) dari negara kuat terhadap yang lemah dalam bidang ekonomi “in the name of globalization”. Pasalnya negara yang kaya semakin kaya, negara yang miskin semakin miskin, karena produk-produk industri dan kerajinannya sangat terancam dan tidak mampu bersaing. Mereka yang anti globalisasi juga menyebut bahwa globalisasi sesungguhnya tidak lebih dari sekedar “soft terminology” untuk kapitalisme baru. Globalisasi memberi peluang bagi perusahaan besar untuk leluasa berinvestasi. Kemudahan ini dibuktikan dengan adanya penghilangan tarif untuk mendirikan perusahaan di setiap wilayah negara. Keadaan ini diperparah dengan penjualan aset negara kepada pihak korporat ( perusahaan besar ) atau dengan kata lain telah mengalami privatisasi.Aset negara sebagai sektor publik tidak lagi dikuasai oleh pemerintah dan tidak digunakan untuk hajat hidup orang banyak melainkan hanya bagi kepentingan korporat.
____________________ 3
Armada Riyanto CM, Prof, :, “Globalization as Liberalization” , Bahan Ajar Program Doktor Pascasarjana Widya Mandala, Surabaya.
2
Sistem pemerintahan selanjutnya akan berubah menjadi sistem korporatokrasi. Sistem pemerintahan ini lebih banyak didominasi oleh kepentingan kaum korporat yang telah menguasai sebagian besar aset negara. Pemerintah tidak lagi berperan dalam melayani hakhak masyarakat luas. Dapat dikatakan, negara akan dikendalikan oleh kaum korporat. Pelayanan publik yang seharusnya menjadi hak masyarakat luas harus diperoleh dengan harga mahal karena telah diprivatisasi oleh kaum korporat. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai peluang besar untuk mengembangkan sayapnya Sedangkan perusahaan kecil yang banyak terdapat di negara-negara yang sedang berkembang dan negara-negara lemah akan mendapat ancaman besar karena sektor-sektor yang penting sudah banyak dikuasai perusahaan besar. Ancaman lain yang mungkin dihadapi oleh perusahaan dinegara berkembang adalah ketidak siapan industrinya untuk bersaing atau kurangnya keunggulan produknya. Jika hal ini terjadi maka penduduk negara berkembang tersebut akan menjadi pangsa pasar yang empuk bagi perusahan besar yang banyak terdapat di negara maju. Pihak yang menang akan terus berjaya, bersenang-senang tanpa peduli kepada kesengsaraan pihak yang kalah (anti sosial). Dan sektor publik hanya terkonsentrasi pada pihak yang menang Bagi negara-negara kaya dan yang sudah mapan seperti Amerika Serikat (USA), Uni Eropa, Jepang dan bahkan China, globalisasi membuat perdagangan menjadi peluang dalam menguatkan dominasi dan eksistensi perdagangan internasionalnya. Tetapi bagi negara berkembang dan negara-negara lemah, dimana globalisasi yang notabenenya berpijak pada alas kapitalisme, justru menjadi tantangan bahkan ancaman karena tidak siapnya negara tersebut menerima serbuan produk-produk yang jauh lebih berkualitas. Penurunan dan keterpurukan yang terjadi di Uni Soviet. Hal itu sangat berkaitan dengan fakta bahwa Uni Soviet tidak bisa bersaing dalam menciptakan elektronik yang dibutuhkan oleh masyarakat didunia. Dengan kata lain Uni Soviet tidak mampu mengikuti perkembangan perdagangan yang mengglobal. Uni Soviet cukup kompetitif dalam ekonomi industri tua, tetapi tidak mampu bersaing dalam bobot ekonomi globalisasi.4 Pasar yang semakin terbuka dan efisiensi yang tinggi telah mendorong banyak perusahaan untuk menjadi global, atau setidaknya go international. Perusahaan dapat dikatakan global apabila telah beroperasi di tiga kawasan besar dunia yang disebut TRIAD, yaitu Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Indonesia sendiri juga menjadi sasaran investasi berbagai merek global, diantaranya Toyota, Nokia, Samsung, Johnson & Johnson, Citigroup, Unilever, Procter & Gamble, dan Coca Cola.
____________________ 4 http://www.edge.org/documents/archive/edge81.html (Accesed on Januari, 30, 2011)
3
Perusahaan dalam melakukan perdagangannya sangat ditentukan oleh suatu keputusan perusahaan yaitu keputusan strategik. Dalam membuat keputusan strategik perusahaan, perlu dipahami konsep manajemen strategik. Konsep Manajemen Strategik adalah bagaimana mengetahui dan menganalisa hubungan perusahaan dengan lingkungannya agar dapat memberi petunjuk bagaimana menghadapi serta menanggulangi perubahan-perubahan yang terjadi sehingga perusahaan tetap mampu mengendalikan arah menuju sasaran yang diinginkan. Pembuatan keputusan strategik dilakukan dengan menggunakan analisis SW-OT ( Strength Weakness Opportunity Threat ) yaitu membandingkan kondisi internal perusahaan ( Strength-Kekuatan dan WeaknessKelemahan ) dengan kondisi lingkungan perusahaan ( Opportunity-Peluang dan ThreatAncaman ). Melalui analisis SW-OT perusahaan dapat memilih “haluan yang benar“ untuk bergerak maju dalam membuat keputusan strategik perusahaan.5 Dalam analisis SW-OT, lingkungan ekstern ini perlu dianalisa karena : 1.Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan tujuan perusahaan (early warning system) 2.Untuk dapat mengefektifkan proses Manajemen Strategik, karena dengan melakukan analisis lingkungan hasil yang akan diperoleh lebih efektif. 3.Untuk membantu perusahaan dalam meramalkan dampak lingkungan terhadap perkembangan perusahaan. 4.Untuk mengetahui ancaman yaitu suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. 5.Untuk mengetahui peluang yaitu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis. Analisa lingkungan ekstern perusahaan ini diperlukan untuk membuat keputusan strategik yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan ( goal ) yang dinginkan. Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan arti lingkungan secara luas mencakup semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan, dan masyarakat. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan tersebut adalah luas dan banyak ragamnya, termasuk aspek-aspek ekonomi, sosial, politik, ekologi dan sebagainya. Lingkungan perusahaan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan peluang, yang mana memerlukan pengendalian jangka panjang dari manajemen puncak perusahaan.6 Lingkungan societal (ekstern) meliputi tekanan-tekanan umum yang mempengaruhi secara luas, misalnya tekanan di bidang ekonomi, teknologi, politik, hukum, dan sosial budaya. ____________________ 5
Budiman, Chr. , Prof. , Manajemen Strategik, bahan ajar Program Doktor Pascasarjana Widya Mandala, Surabaya. 6 DR . Basu Swastha DH. SE., MBA ,1995, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern, Pengertian Lingkungan Perusahaan, Liberty Yogyakarta.
4
Tekanan ini terutama sering berpengaruh pada keputusan jangka panjang organisasi. Lingkungan Ekstern perusahaan terdiri dari Lingkungan Ekonomi, Lingkungan Politik, Lingkungan Hukum, Lingkungan Sosial dan Budaya, Lingkungan Teknologi dan Lingkungan Global.7 Menurut T. Hani Handoko, lingkungan ekstern adalah faktor-faktor teknologi, ekonomi, politik, dan dimensi internasional ( perkembangan politik dunia, ketergantungan ekonomi, penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer teknologi ).8 Lingkungan ekstern yang perlu dianalisa dalam pembuatan keputusan strategik perusahaan adalah : A.1.Kebaikan globalisasi ekonomi ( merupakan faktor peluang ) : 1.Produksi global dapat ditingkatkan. Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo.9 Melalui spesialisasi dan perdagangan, faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan. 2.Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara. Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah. 3.Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri. Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri. 4.Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena mempunyai masalah kekurangan modal dan tenaga ahli yang berpengalaman.
____________________ 7 DR. Mudrajad Kuncoro, SE., M.Soc, Sc., Lingkungan Eksternal: Peluang, Tantangan, Kompetisi Industri dan Analisis Pesaing, http://www.mudrajad.com (Accessed on Januari, 30, 2011) 8
T. Hani Handoko, DR., 1994, Manajemen, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, BPFE Yogyakarta. 9 David Ricardo, The Law of Comparative Advantage, by G. de Viro from New Palgrave, 1987, at University of Marburge
5
5.Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Perusahaan domestik seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. Dana dari luar negeri yang berasal dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal. A.2.Keburukan globalisasi ekonomi (merupakan faktor ancaman ) : 1.Menghambat pertumbuhan sektor industri. Perkembangan perdagangan luar negeri yang lebih bebas ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada sektor industri yang baru berkembang (infant industry). 2.Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran investasi ke luar negeri semakin meningkat. 3.Sektor keuangan semakin tidak stabil. Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. 4.Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk B.Pengaruh globalisasi ekonomi : 1.Politis Ada kecenderungan terhadap penyatuan dan sosialisasi komunitas global. Kesepakatankesepakatan perdagangan preferensial seperti North American Free Trade Agreement (NAFTA) dan Uni Eropa, yang mengelompokkan beberapa Negara menjadi pasar tunggal, telah menyajikan kepada perusahaan-perusahaan sebagai peluang pemasaran yang sangat berarti.
6
2.Teknologi Kemajuan dalam teknologi computer dan komunikasi memungkinkan aliran gagasan dan informasi yang meningkat melewati batas-batas Negara dan memungkinkan konsumen mempelajari barang-barang luar negeri. 3.Pasar Menngetahui pasar dalam negeri telah jenuh membuat perusahaan-perusahaan mulai merambah pasar-pasar di luar negeri. 4.Ekonomi Economies of scale untuk mengurangi biaya per unit, salah satu alat untuk mencapainya adalah mengglobalisasi lini-lini produk untuk mengurangi biaya pengembangan produksi dan persediaan. 5.Persaingan Globalisasi menjadikan perluasan jaringan antar industri terkait berlangsung amat cepat. Persaingan bisnis global dari tahun ke tahun semakin ketat. Perusahaan yang berupaya memasuki bisnis global semakin bertambah banyak. Untuk memenangkan persaingan beberapa perusahaan membentuk kerja sama demi mengalahkan pesaingnya. 10 C.Pengaruh globalisasi yang lain adalah: 1.Sosial-Budaya. Globalisasi membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tentang peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. 2.Politik-Hukum Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia. Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel. Perubahan tatanan pemerintahan suatu negara, dari yang bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Kondisi yang demikian ini akan mempengaruhi iklim usaha suatu negara.
____________________ 10
Arief Bowo PK, SE, MM, 2007, Globalisasi Ekonomi dan Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta.
7
Disini terdapat contoh perusahaan yang melakukan atau tidak melakukan analisa lingkungan ekstern. Perusahaan yang tidak melakukan analisa lingkungan ekstern adalah : Kentucky Fried Chicken KFC menghadapi banyak kasus selama tahun-tahun awalnya di India, yang dikarenakan kurangnya analisis terhadap lingkungan eksternal, diantaranya : 1. Sosial budaya : budaya, nilai, institusi sosial, lingkungan. 2. Politik-hukum : sentimen proteksi, regulasi kandungan MSG. 3. Ekonomi : pendapatan per kapita. Akibatnya, KFC mengalami kerugian yang cukup besar, baik karena kasus hukum, tindakan vandalisme, dan image perusahaan.Kentucky Fried Chicken (KFC) memasuki India pada Juni 1995, tepatnya di Bangalore, dan menghadapi banyak protes dan demonstrasi selama bertahun-tahun. Beberapa diantaranya adalah: 1. Meskipun pemerintah telah mengizinkan masuknya investasi asing di bidang makanan cepat saji pada awal 1990an, masih ada beberapa pihak yang tidak setuju. Alasan ketidaksetujuan ini diantaranya : banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, menjaga bisnis domestik, ketakutan akan invasi budaya, dampak buruk junk food bagi kesehatan, serta dampak ke pertanian dan lingkungan.Para petani mengatakan bahwa KFC telah bertindak tidak etis dengan menawarkan junk food di negara miskin seperti India, yang memiliki masalah malnutrisi yang parah. Selain itu, ketidak setujuan juga datang dari pihak lain seperti nasionalis, aktivis lingkungan, dan aktivis binatang. 2. Pelanggaran terhadap peraturan mengenai kandungan MSG dalam makanan. Pada saat itu, Agustus 1995, batas kandungan MSG yang ditentukan oleh India Prevention of Food Adulteration Act (IPFAA) untuk makanan cepat saji adalah maksimal 1%. Sedangkan ayam Kentucky mengandung 2,8% MSG. Akibat kasus ini, KFC sempat dicabut surat izin usahanya dan berurusan dengan hukum. Namun pihak KFC terus menyatakan pembelaannya. Akhirnya, pada Desember 1995 pemerintah India menaikkan batas maksimal kandungan MSG di makanan. Meskipun demikian, aktivis terus mencari isu-isu lainnya untuk menjatuhkan KFC. Kontroversi mengenai MSG dan protes dari para nasionalis baru menghilang pada akhir 1990an, yang digantikan oleh masalah dari PETA. 3. PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) India, yang terutama mengecam penyiksaan yang dilakukan KFC terhadap ayam di peternakannya. PETA bahkan sempat menyiarkan dokumentasi video pada konferensi pers di Bangalore pada tanggal 9 Oktober 2003. Video ini menggambarkan penderitaan yang dialami ayam-ayam di peternakan KFC, diantaranya memperlihatkan bagaimana ayam ditempatkan di kandang yang sempit dan harus berebutan untuk memperoleh makanan, rekayasa genetika yang dilakukan, tidak adanya pengobatan bagi ayam yang terkena penyakit, penyembelihan tanpa menggunakan
8
anestesia, dan kekasaran yang dilakukan oleh pekerja di peternakan. Ayam-ayam diberi makan paksa sehingga tumbuh secara abnormal, mengalami patah tulang, serangan jantung, kelainan kaki. Selain itu, PETA mengklaim KFC sebagai pembunuh ayam terbesar di dunia. Sampai saat ini, perselisihan antara keduanya masih berlanjut. Perusahaan yang melakukan analisa lingkungan ekstern adalah : McDonald’s McDonald’s, ketika memasuki pasar India pada akhir 1990an, mengganti Big Mac-nya yang terbuat dari daging sapi menjadi “Maharaja Mac” yang terbuat dari daging kambing ketika ia membuka operasinya di India. Selain itu, ia juga membagi menunya ke dalam kategori vegetarian dan non-vegetarian. India, yang mayoritas penduduknya beragama Hindu adalah pemuja sapi. Sapi dianggap sebagai binatang yang sakral di negara tersebut. Selain itu, mayoritas dari kaum Hindu adalah vegetarian. McDonald’s sebagai perusahaan global dalam hal ini menyesuaikan diri dengan budaya lokal India. Disini kita dapat melihat bahwa McDonald’s melakukan analisa lingkungan ekstern sebelum memasuki pasar India, terutama pada aspek-aspek budaya, norma, nilai, dan kepercayaan atau agama. Tentu saja McDonald’s juga telah mempertimbangkan variabel lainnya seperti ekonomi dan politik. Pembukaan restoran McDonald’s pertama di India dilakukan beberapa tahun setelah pemerintah membuka pintu masuk investasi asing bagi industrinya. McDonald’s yang masuk ke India beberapa tahun setelah KFC telah mempersiapkan diri untuk menghindari ancaman-ancaman berupa protes dan demostrasi. Selain itu juga, berusaha menangkap peluang dengan menyesuaikan menu dengan kaum mayoritas di India.11 Contoh diatas menunjukkan bahwa, perusahaan yang melakukan analisa lingkungan ekstern yaitu McDonald’s, akan mengalami kesuksesan dalam bersaing di perdagangan internasional dan perusahaan yang tidak melakukan analisa lingkungan ekstern yaitu KFC, akan mengalami keterpurukan dan kerugian dalam menghadapi persaingan di perdagangan internasional. Dengan demikian apabila suatu perusahaan melakukan analisa lingkungan ekstern, maka perusahaan tersebut dapat membuat keputusan strategiknya dengan baik. Hal ini diperlukan untuk menghadapi persaingan perdagangan di era globalisasi. Dengan menganalisa lingkungan ekstern yang berupa kebaikan dan keburukan globalisasi ekonomi serta pengaruh globalisasi ekonomi, maka perusahaan dapat mengetahui peluang-peluang dan ancaman-ancaman. Hal ini sangat diperlukan perusahaan untuk membuat suatu keputusan strategik. Keputusan strategik ini menentukan perusahaan dalam mencapai tujuannya dan akan mempengaruhi perdagangan yang akan dilakukan dalam dunia bisnis antar negara. Dengan demikian globalisasi sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan.
____________________ 11 http: // www.globalisasi/lingkungan eksternal. htm (accessed on Januari ,10,20011)
9
Kesimpulan : Globalisasi memberikan peluang dan ancaman bagi dunia usaha. Globalisasi merupakan lingkungan ekstern perusahaan. Lingkungan ekstern memiliki pengaruh yang sangat besar bagi keberhasilan suatu perusahaan. Dengan menganalisa lingkungan ekstern dapat diketahui peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang diperlukan perusahaan untuk membuat suatu keputusan strategik. Jadi, Globalisasi sangat mempengaruhi keputusan perusahaan. Bibliography : Armada Riyanto CM ,Prof. (2009): “BADAI” ITU BERNAMA GLOBALISASI, Telaah Filosofis untuk “Kaum Muda di Pusaran Globalisasi” Bahan ajar Program Doktor ,Surabaya, Pascasarjana Widya Mandala Surabaya. Basu Swastha, DH.,SE., MBA Dr.,(1995), Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta .Liberty Yogyakarta. Budiman, Chr. , Prof. (2008), Manajemen Strategik, bahan ajar Program Doktor Pascasarjana Widya Mandala, Surabaya. Drucker , Peter F, (1997)_. People and Performance :The Best of Peter Drucker on Management, Harper & Row Publisher, New York. Giddens, Anthony, (2001), “Dunia Yang Lepas Kendali, Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, Diterjemahkan oleh Andry Kristiwan dan Yustina Koen S., Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ign. Gatut saksono.(2007) Keadilan Ekonomi dan Globalisasi. Yogyakarta: Rumah Belajar Yabinkas. Scholte,Jan Aart,(2001),”The Globalization of world politics” dalam John Baylis dan Steve Smith,eds.,The Globalization of World Politics.An Introduction to International Relations 2nd ed.,Oxford:Oxford University Press T. Hani Handoko, DR., (1994), Manajemen, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
10