FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 52-57
52
Pengaruh Likuiditas dan Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan Investasi Perusahaan Yeremia Christian Program Manajemen Keuangan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya Email:
[email protected] Abstrak—Perusahaan seringkali mengalami keterbatasan keuangan. Skripsi ini meneliti apakah likuiditas dan kesempatan investasi berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained dan non financially constrained. Pengkategorian perusahaan financially constrained dan non financially constrained akan didasarkan pada kebijakan deviden dari perusahaan. Sampel yang diambil dalam penelitian adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi perusahaan financially constrained dan non financially constrained. Sedangkan kesempatan investasi berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi perusahaan financially constrained dan tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi perusahaan non financially constrained.
Kata kunci—Financial Constraint, Investment Opportunity, Liquidity
Investment
Decision,
Abstract—Company often have financial constraint. This thesis examines whether liquidity and investment opportunities have influence on investment decisions of financially constrained companies and non-financially constrained companies. The classification of both kinds of company is based on company’s dividend policies. Samples taken in this research are manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange during the period of 2009-2011. Findings conclude that liquidity have a negative significantly effects to the investment decisions of both financially constrained companies and non-financially constrained companies. In addition, investment opportunities have a significant negative effects only in the financially constrained companies, but not in the non-financially constrained companies. Keywords—Financial Constraint, Investment Opportunity, Liquidity
Investment
Decision,
1. PENDAHULUAN
P
erekonomian Indonesia beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Beberapa indikator ekonomi makro di Indonesia seperti GDP (Gross Domestic Product), inflasi, dan suku bunga semakin menurun. Hal ini menyebabkan Indonesia mengalami kenaikan peringkat hutang dari BB+ menjadi BBB- yaitu investment grade pada tahun 2011 oleh Fitch Rating (Bloomberg, 2012). Investment grade merupakan rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat untuk membuktikan ekonomi yang stabil dari suatu negara.
Kondisi perekonomian yang semakin baik dapat mengindikasikan pertumbuhan investasi. Fakta yang lain tentang perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat dari nilai investasi domestik yang meningkat pada tahun 2010 sebesar 12 triliun Rupiah menjadi 76 triliun Rupiah pada tahun 2011. Nilai investasi di Indonesia tidak hanya berasal dari domestik saja, tetapi juga dari luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan nilai investasi dari luar negeri sebesar 5 miliar US dollar pada tahun 2010 meningkat menjadi 19 miliar US dollar pada tahun 2011 (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2012). Berdasarkan fakta yang ada, Indonesia sedang mengalami pertumbuhan perekonomian. Pertumbuhan iklim investasi yang baik menyebabkan banyak perusahaan semakin yakin mengambil keputusan berinvestasi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Keputusan investasi pada umumnya mencakup dua hal yaitu investasi pada aktiva lancar atau aktiva tetap (Riyanto, 2012). Menurut Riyanto (2012), salah satu keputusan investasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan adalah melalui aktiva tetap dengan jangka waktu pengembalian lebih dari satu tahun, misalnya pada tanah atau properti, bangunan, dan peralatan. Proporsi penggunaan sumber dana dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan yang disebut capital structure menjadi sangat penting dalam manajemen keuangan perusahaan, karena berkaitan dengan pemilihan sumber dana yang tepat. Sumber pendanaan aktivitas investasi perusahaan yang berdasarkan pecking order theory berasal dari dana internal perusahaan dan dana eksternal perusahaan. Dana internal yang dipakai dalam perusahaan adalah laba yang ditahan. Sedangkan, dana eksternal perusahaan berasal dari saham yang ditawarkan, penjualan obligasi, dan kredit bank (Bodie & Kane, 2009). Keputusan investasi yang dibiayai dana internal perusahaan dipengaruhi oleh likuiditas. Kondisi likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh nilai arus kas yaitu laba ditahan yang digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Semakin besar nilai laba ditahan suatu perusahaan akan menunjukkan likuiditas yang baik, sehingga keputusan investasi perusahaan semakin baik. Selain itu, keputusan investasi dipengaruhi oleh kesempatan investasi yaitu investment opportunity set (IOS). Kesempatan investasi dapat dilihat berdasarkan tiga hal yaitu berdasarkan price based proxies, investment based proxies, dan variance based proxies (Kallapur & Trombley, 1999). Kesempatan investasi berdasarkan price based proxies dapat dilihat melalui perbandingan antara nilai buku ekuitas dan nilai pasar ekuitas. Kemudian, investment based proxies dapat dilihat melalui tingkat aktivitas investasi yang diproksikan dengan ratio capital expenditure to assets. Variabel terakhir, yakni variance based proxies dapat
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 52-57 diproksikan melalui variance of total return. Menurut penelitian Smith & Watts (1992), ditemukan bahwa kesempatan investasi berdasarkan book to market ratio merupakan proksi yang paling tepat untuk mengukur kesempatan investasi perusahaan. Book to market ratio yang rendah menjelaskan bahwa kesempatan investasi perusahaan semakin baik, sebaliknya book to market ratio yang tinggi menjelaskan bahwa kesempatan investasi perusahaan mulai terhambat. Sehubungan dengan kondisi keuangan dalam rangka berinvestasi, perusahaan sering kali mengalami keterbatasan keuangan (financially constrained) untuk membiayai investasinya. Financially constrained (FC) menunjukkan perusahaan yang mengalami kendala keuangan disebabkan oleh tidak likuidnya perusahaan dan kesulitan dalam mengakses dana eksternal perusahaan (Kaplan & Zingales, 1997). Sedangkan, menurut Moyen (2004), financially constrained diidentikkan perusahaan yang tidak membayar dividen, nilai cashflow yang rendah, dan hutang yang tinggi. Penentuan nilai cashflow yang rendah dan hutang yang tinggi biasanya dibandingkan dengan nilai rata-rata dari pembanding yang setara. Dalam penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan hasil antara dua penulis. Kaplan & Zingales (1997), Fazzari et al (1988) dan Cleary (1999) melihat pengaruh keputusan investasi berdasarkan likuiditas pada perusahaan financially constrained (FC) dan non financially constrained (NFC). Kaplan & Zingales (1997) dan Cleary (1999) menemukan bahwa likuiditas perusahaan lebih berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained dibandingkan dengan perusahaan financially constrained. Hal ini bertentangan dengan penelitian Fazzari et al (1988) menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan lebih berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained, dibandingkan non financially constrained. Berdasarkan data tersebut menimbulkan ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian mengenai keputusan investasi yang dipengaruhi likuiditas dan kesempatan investasi. Kaplan & Zingales (1997) dan Cleary (1999) memiliki perbedaan kesimpulan dengan Fazzari et al (1988). Penelitian ini akan menggunakan likuiditas yang diproksikan dengan cashflow to net fixed asset. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Kaplan & Zingales (1997), Fazzari et al (1988) dan Cleary (1999) adalah penggunaan investment opportunity set yang diproksikan dengan price based proxies untuk mengukur keputusan investasi perusahaan. Penggunaan IOS ini berdasarkan penelitian Smith & Watts (1992) yang menyatakan bahwa price based proxies merupakan variabel yang paling tepat dalam IOS. Adapun pemilihan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan sektor manufaktur disebabkan perkembangan sektor ini yang mengalami peningkatan pada periode 2009-2011, sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tahun pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2009-2011 disebabkan peningkatan yang dialami sektor manufaktur pada tahun tersebut sangat baik, pertumbuhan pada 2009 sebesar 2,56% hingga tahun 2011 sebesar 6,98% (Media Industri Edisi 4, 2011). Kontribusi sektor manufaktur terhadap Gross Domestic Product sebesar 24,3%, kontribusi ini cukup besar sehingga memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2012).
53 Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas dan kesempatan investasi terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained dan non financially constrained pada sektor manufaktur di BEI. 2. TEORI PENUNJANG Keputusan investasi sangat penting bagi perusahaan, tujuan dari perusahaan berinvestasi adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dalam rangka kegiatan investasi perusahaan, perlu dipikirkan juga penggunaan dana yang dipakai. Pecking order theory merupakan teori yang menjelaskan bagaimana urutan-urutan penggunaan dana apabila perusahaan ingin berinvestasi. Dalam teori ini diungkapkan bahwa hal utama yang dilakukan untuk mendanai investasi tersebut adalah melalui sumber dana internal perusahaan, lalu melalui hutang untuk pendanaan eksternalnya, dan yang terakhir dapat berupa saham atau obligasi. Sumber dana internal yang digunakan perusahaan erat kaitannya dengan likuiditas yang diproksikan cashflow to net fixed asset, untuk melihat kelancaran dalam melakukan investasi. Nilai cashflow to net fixed asset yang semakin tinggi menandakan bahwa adanya dana bagi perusahaan untuk berinvestasi, sedangkan nilai cashflow to net fixed asset yang rendah menandakan bahwa perusahaan mengalami kendala dalam sumber dana internal sehingga mempengaruhi keputusan investasi perusahaan. Kemudian dalam berinvestasi perusahaan dapat melihat kesempatan investasi yang ada, dalam hal ini untuk melihat kesempatan investasi akan digunakan investment opportunity set (IOS). Book to market ratio merupakan proksi yang paling tepat untuk menjelaskan kesempatan investasi perusahaan, dikarenakan rasio ini memiliki kaitan langsung dengan harga saham. Nilai book to market ratio yang tinggi dapat menghambat keputusan investasi perusahaan, sedangkan nilai book to market ratio yang rendah menandakan kesempatan investasi yang lancar sehingga mempengaruhi keputusan investasi dengan baik. Dari sisi kendala keuangan, jenis perusahaan dapat dikategorikan perusahaan mengalami financial constraint atau non financial constraint menggunakan kebijakan deviden yang terdapat dalam perusahaan. Jika perusahaan membayar deviden maka dapat dikatakan perusahaan non financially constrained, jika tidak membayar deviden maka dapat dikatakan perusahaan financially constrained. Kebijakan deviden akan menggambarkan mengenai likuiditas perusahaan, posisi hutang dan kesempatan investasi perusahaan. Posisi likuiditas yang kuat akan mencerminkan perusahaan mampu membayar deviden. Suatu perusahaan yang sedang tumbuh, mungkin tidak begitu kuat posisi likuiditasnya karena sebagian besar dana digunakan untuk investasi, dengan demikian kemampuan untuk membayar deviden terbatas. Hal ini sesuai dengan pengertian financial constraint menurut Fazzari, Hubbard, dan Petersen (1988) yang menyatakan bahwa perusahaan financially constrained memiliki keterbatasan dalam menggunakan dana eksternal, sehingga penggunaan dana internal lebih diutamakan. Posisi hutang yang tinggi akan mempengaruhi kebijakan deviden dan keputusan investasi perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan laba ditahan untuk melunasi hutang, maka pembayaran deviden akan ditunda atau tidak dibayarkan dan perusahaan mengalami kendala dalam berinvestasi. Berbicara tentang kesempatan
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 52-57 investasi yang terhambat diakibatkan karena nilai book to market yang tinggi, hal ini menggambarkan perusahaan memiliki nilai harga saham di pasar lebih rendah dari nilai wajarnya. Akibatnya, perusahaan tidak melakukan pembayaran deviden karena mengalami hambatan dalam mendapatkan akses dana eksternal, sehingga laba ditahan akan digunakan untuk investasi daripada membayar deviden. Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai keputusan investasi perusahaan yang dipengaruhi oleh likuiditas dan kesempatan investasi pada perusahaan financially constrained dan non financially constrained, maka terdapat beberapa hipotesa antara lain: H1 H2 H3 H4 H5 H6
:Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained. :Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained. :Kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained. :Kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained. :Likuiditas dan kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained. :Likuiditas dan kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, digunakan data numerik sehingga dapat digolongkan sebagai penelitian yang bersifat kuantitatif. Selain itu, penelitian ini bersifat conclusive research yaitu penelitian yang dilakukan untuk menguji suatu hipotesa atau hubungan tertentu. Penelitian ini menggunakan alat statistik regresi linear berganda. Populasi yang akan diteliti adalah seluruh perusahaan yang terdapat dalam sektor manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability atau non random sampling dengan teknik purposive sampling. Nonprobability atau non random sampling adalah metode yang tidak didasarkan pada mekanisme yang acak dalam pemilihan sampel penelitian. Purposive sampling adalah sampel diambil dengan maksud atau kriteria tertentu. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang tergabung dalam sektor manufaktur selama tahun 2009-2011 pada BEI. Alasan peneliti mengambil sektor manufaktur karena pertumbuhan pada 2009 sebesar 2,56% hingga tahun 2011 sebesar 6,98%. Kontribusi sektor manufaktur terhadap Gross Domestic Product sebesar 24,3% (Fact and Figures 2012, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia), kontribusinya cukup besar sehingga memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia. Syarat pengambilan sampel adalah 1) Data perusahaan yang diambil adalah yang terdaftar dalam sektor manufaktur selama tahun 2009-2011 pada BEI, 2) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap
54 selama periode tahun 2009-2011, dan 3) Memiliki harga saham tahunan yang lengkap selama periode tahun 20092011. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi yang dihitung dengan persamaan: (1) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yang pertama adalah likuiditas dengan proksi cashflow to net fixed asset dengan persamaan: (2) Yang kedua adalah kesempatan investasi dengan proksi book to market ratio dengan persamaan: (3) Untuk pengkategorian perusahaan financially constrained dan non financially contrained akan didasarkan yang paling utama adalah kebijakan deviden, kemudian melihat rasio keuangan cashflow to net fixed asset, book to market ratio, dan debt to equity ratio. Berikut dasar pengkategorian: Tabel 1 Klasifikasi FC dan NFC
Financial
Non Financial
Constraint
Constraint
Dividen
Tidak Bayar
Bayar
Cashflow
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Variabel
Book to market ratio Debt to equity ratio
Keterangan: Tinggi dan rendahnya suatu rasio akan dibandingkan dengan rata-rata tiap industri.
Setelah semua rasio dihitung dan dikategorikan dalam perusahaan financially constrained dan non finacially constrained, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sehingga persamaan uji regresi berganda tidak bias hasilnya. Berikut persamaan dari uji regresi berganda yang dilakukan: =
0
+
+ еit
=
0
+
+ еit
=
0
-
+ еit
=
0
-
+ еit
=
0
+
-
+ еit
=
0
+
-
+ еit
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 52-57
55 Tabel 3 Hasil Uji Regresi Berganda pada Perusahaan Financially Constrained
Keterangan: INVATit = keputusan investasi (capital expenditure)
Koefisien
Nilai Signifikansi Uji t
Konstanta
-2,224
0,000
LNCFAT
-0,806
0,001
LNBM
-0,400
0,025
Variabel Independen
pada perusahaan i pada periode t CFATit
= cashflow to net fixed asset pada perusahaan i pada periode t
BMit
= book to market ratio pada perusahaan i pada periode t = konstanta (intercept)
β1
= koefisien regresi CFAT terhadap INVAT
β2
= koefisien regresi BM terhadap INVAT
β3
= koefisien regresi DER terhadap INVAT
NFC
= kondisi
perusahaan
non
financially
constrained FC
= kondisi perusahaan financially constrained
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Emiten-emiten yang tergabung dalam penelitian ini harus memenuhi persyaratan yaitu tercatat di dalam Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2009-2011, menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2009-2011, dan memiliki harga saham yang lengkap selama tahun 20092011. Adapun emiten yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tabel 2 Proses Pemilihan Sampel
Keterangan
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20092011.
Jumlah Emiten 131
2. Perusahaan yang tidak mengeluarkan laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2009-2011.
(59)
Perusahaan yang terpilih sebagai sampel
72
Dalam melakukan uji regresi berganda harus memenuhi dalam uji asumsi klasik, agar hasil dari penelitian tidak bias. Pada saat dilakukan uji asumsi klasik analisa regresi berganda, data penelitian tidak memenuhi dalam uji normalitas. Sehingga perlu dilakukan transformasi persamaan dengan menggunakan logaritma natural yaitu double log. Setelah dilakukan transformasi maka penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik, sehingga dapat dilanjutkan uji regresi berganda. Berikut hasil uji berganda:
0,001
Nilai Signifikansi Uji F Nilai Koefisien Determinasi
0,215
Kedua variabel independen yang dimasukkan dalam model ternyata dua variabel signifikan, hal ini terlihat dari nilai signifikansinya sebesar 0,001 untuk LNCFAT dan LNBM sebesar 0,025 yang lebih kecil dari α = 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained dan kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained. Model dari persamaan regresi pada perusahaan financially constrained sebagai berikut: LNINVAT = - 2,224 – 0,806LNCFAT – 0,400LNBM Artinya, koefisien regresi LNCFAT sebesar -0,806 menyatakan bahwa kenaikan rasio cashflow to net fixed asset satu satuan akan menurunkan rasio INVAT yaitu keputusan investasi sebesar 0,806 satuan. Kemudian koefisien regresi LNBM sebesar -0,400 menyatakan bahwa kenaikan rasio book to market ratio satu satuan akan menurunkan rasio INVAT yaitu keputusan investasi sebesar 0,400 satuan. Berdasar tabel 3 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas dan kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained. Dari tabel 3 terlihat bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,215 berarti sebanyak 21,5% variasi atau perubahan dalam keputusan investasi bisa dijelaskan oleh variasi atau perubahan cashflow to net fixed asset dan book to market ratio, sedangkan 78,5% disebabkan oleh hal-hal yang lain di luar model. Hal ini berarti keputusan investasi memiliki hubungan yang lemah dengan cashflow to net fixed asset dan book to market ratio. Tabel 4 Hasil Uji Regresi Berganda pada Perusahaan Non Financially Constrained
Koefisien
Nilai Signifikansi Uji t
Konstanta
-2,161
0,000
LNCFAT
-0,538
0,007
LNBM
-0,095
0,361
Variabel Independen
Nilai Signifikansi Uji F Nilai Koefisien Determinasi
0,017 0,125
Kedua variabel independen yang dimasukkan dalam model ternyata hanya variabel LNCFAT yang signifikan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel LNCFAT yang
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 52-57 lebih kecil dari α = 5% yaitu sebesar 0,007. Jadi dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained dan kesempatan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained. Model dari persamaan regresi pada perusahaan non financially constrained sebagai berikut: LNINVAT = - 2,161 – 0,538LNCFAT – 0,095LNBM Artinya, koefisien regresi LNCFAT sebesar -0,538 menyatakan bahwa kenaikan rasio cashflow to net fixed asset satu satuan akan menurunkan rasio keputusan investasi yaitu INVAT sebesar 0,538 satuan. Kemudian koefisien regresi LNBM sebesar -0,095 menyatakan bahwa kenaikan rasio book to market ratio satu satuan akan menurunkan rasio keputusan investasi yaitu INVAT sebesar 0,095 satuan. Berdasar tabel 4 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,017. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas dan kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained. Dari tabel 4 terlihat bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,125 berarti sebanyak 12,5% variasi atau perubahan dalam keputusan investasi bisa dijelaskan oleh variasi atau perubahan cashflow to net fixed asset dan book to market ratio, sedangkan 87,5% disebabkan oleh hal-hal lain diluar model. Hal ini berarti keputusan investasi memiliki hubungan yang sangat lemah dengan cashflow to net fixed asset dan book to market ratio. Dalam pengujian analisa regresi berganda yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained dan non financially constrained. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cleary (1999), Fazzari dkk (1988), dan Kaplan & Zingales (1997) yang menyatakan bahwa likuiditas dengan proksi cashflow to net fixed asset memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained dan non financially constrained. Secara teori bila dikaitkan dengan pecking order theory mengenai urut-urutan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan, hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa perusahaan menggunakan dana internal terlebih dahulu yang erat kaitannya dengan likuiditas dalam keputusan investasi perusahaan. Proksi cashflow to net fixed asset juga tepat untuk menggambarkan likuiditas terhadap keputusan investasi perusahaan, hal ini sejalan dengan Damodaran (2001) dan Fazzari & Petersen (1993) bahwa cashflow to net fixed asset dapat digunakan untuk melihat keputusan investasi perusahaan pada aktiva tetap. Variabel cashflow to net fixed asset memberikan pengaruh negatif terhadap keputusan investasi perusahaan financially constrained dan non financially constrained. Pengaruh negatif yang terjadi terhadap perusahaan financially constrained dikarenakan perusahaan FC memiliki rasio hutang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan NFC. Kemudian pengaruh negatif yang terjadi pada perusahaan non financially constrained disebabkan karena perusahaan NFC lebih memilih menggunakan laba ditahan untuk membayar dividen, hal ini dilihat dari perusahaan NFC yang konsisten membayarkan dividen dari tahun ke tahun.
56 Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained, sedangkan kesempatan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan non financially constrained. Kesempatan investasi pada penelitian ini diproksikan dengan book to market ratio. Rasio book to market memberikan pengaruh negatif terhadap keputusan investasi pada perusahaan FC dikarenakan mengalami hambatan dalam mengakses dana eksternal. Nilai saham perusahaan FC berada di bawah nilai wajarnya sehingga perusahaan FC sulit mendapatkan dana eksternal, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Fazzari dkk (1988) dan Hennessy & Whited (2006). Kemudian book to market ratio tidak berpengaruh signifikan pada perusahaan NFC disebabkan kemungkinan ada variabel lain yang lebih tepat untuk menggambarkan kesempatan investasi pada perusahaan NFC. Kemungkinan investment based proxies atau variance based proxies yang dapat menggambarkan kesempatan investasi pada perusahaan NFC bukan price based proxies yang diproksikan dengan book to market ratio. Dalam hasil uji F dapat dilihat bahwa likuiditas dan kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained dan non financially constrained. Hal ini disebabkan karena likuiditas sangat erat dan penting dalam keputusan investasi perusahaan baik itu untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang (Kaplan & Zingales, 1997). Sedangkan kesempatan investasi dengan investment opportunity set (IOS) merupakan peluang yang dilakukan perusahaan, salah satunya berupa pembelian aktiva tetap untuk kebutuhan jangka panjangnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat bergantung pada pilihan pengeluaran perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari likuiditas yaitu cashflow to net fixed asset dan kesempatan investasi yaitu book to market ratio terhadap keputusan investasi perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained. 2. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained. 3. Kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained. 4. Kesempatan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan non financially constrained. 5. Likuiditas dan kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan financially constrained.
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 52-57 6. Likuiditas dan kesempatan investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi pada perusahaan non financially constrained. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan periode pengamatan menjadi 5 tahun atau lebih, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Menambah variabel independen, seperti menggunakan seluruh variabel IOS untuk mengetahui kesempatan investasi di perusahaanperusahaan manufaktur yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini hanya sebatas pada perusahaanperusahaan yang tergabung dalam sektor manufaktur, untuk ke depannya diharapkan menambahkan sektor lainnya untuk mengetahui keputusan investasi perusahaan di sektor yang berbeda.
DAFTAR REFERENSI Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A.J. (2009). Investments (8thed). New York: McGraw-Hill. Bloomberg. (2012).Indonesia Regains Investment Grade at Moody’s After 14 Years. Diunduh Agustus 1, 2012, dari http://www.bloomberg.com/news/2012-01-18/indonesiasovereign-debt-rating-is-raised-to-investment-grade-bymoody-s.html Cleary, Sean (1999). The Relationship between Firm Investment and Financial Status. Journal of Finance, vol. LIV no. 2, 673-692. Damodaran, A. (2001). Corporate Finance: Theory and Practice (2nd ed). New York. Fazzari, S.M., Hubbart, G. R., & Petersen, B. C. (1988). Financing Constrains and Corporate Investment. Brooking Papers on Economic Activity, 19, 141-195. Fazzari, S. M. & Bruce C. Petersen. (1993). Working Capital and Fixed Investment: New Evidence of Financing Constraints. RAND Journal of Economics, 24, 328-342. Hennessy & Whited. (2006). How Costly Is External Financing? Evidence from a Structural Estimation. Journal of Finance, 62, 1705-1745. Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2012). Industry Fact and Figure 2012. Diunduh Agustus 1, 2012, dari http://www.kemenperin.go.id/majalah/11/facts-andfigures-industri-indonesia Kallapur, S & M.A Trombley. (1999). The Association between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth. Journal of Business Finance & Accounting, 26, 505-519. Kaplan, S. N. & Zingales, L. (1997). Do Financing Constraints Explain Why Investment is Correlated with Cash Flow?. Quarterly Journal of Economics, 112, 169-215. Media Industri. (2012).Memperkokoh Industry Led Growth Media Industri edisi 4. Diunduh Agustus 1, 2012, dari www.kemenperin.go.id/download/1274
57 Moyen, N. (2004). Investment-Cash Flow Sensitivities: Constrained versus Unconstrained Firms. Journal of Finance, vol. LIX, no. 5, 2061-2092. Riyanto, Bambang. (2012). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Smith, Jr. C. W. & Watts, R.L. (1992). The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies. Journal of Financial Economics, 32, 263-292.