Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Safitri Lia Achmad
[email protected]
Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT To optimize the value of the firm is one of the company’s primary objectives. When the value of the company is increasing, the stakeholders will be more prosperous. The purpose of this research is to test whether investment decision, funding decision, dividend policy, and financial performance have influence to the value of the firm. The samples of research consist of 24 manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2012 periods that are compatible with the criteria which have been determined and obtained. The population of this research is public companies which are listed in Indonesia Stock Exchange and manufacturing companies as research samples. Purposive sampling is used in this research. The classic assumption test and multiple linear regressions which are used for hypothesis test is used for data analysis in this research. The result of this research shows that the investment decision has negative and insignificant influence to the value of the company. Whereas funding decision, dividend policy and financial performance have positive and significant influence to the company’s value. Keywords:
Investment Decision, Funding Decision, Dividend Policy, Financial Performance, Company’s Value. ABSTRAK
Mengoptimalkan nilai perusahaan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin sejahtera para shareholdernya. Penelitian ini bertujuan menguji apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sampel dari penelitian ini terdiri dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012, yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan diperoleh sebanyak 24 perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dengan perusahaan manufaktur sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan untuk uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Keputusan Investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Kinerja Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Kata-kata kunci:
keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, kinerja keuangan, nilai perusahaan
PENDAHULUAN
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
2
Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama, dalam Wahyudi 2006). Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh harga saham perusahaan tersebut di pasar modal, apabila harga saham suatu perusahaan di pasar modal dalam keadaan stabil dan terus mengalami kenaikan dalam jangka panjang dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan terus-menerus. Harga saham yang tinggi diikuti dengan nilai perusahaan yang tinggi, semakin tinggi nilai perusahaan dapat mengindikasikan kesejahteraan para pemegang saham. Menurut Hasnawati (dalam Wijaya dan Wibawa 2010) harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan . Optimalisasi nilai perusahaan yang juga merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham (Fama dan French dalam Wijaya, 2010). Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan, karena untuk mencapai tujuan perusahaan dapat dicapai melalui kegiatan investasi perusahaan. Investasi modal merupakan salah satu aspek utama dalam keputusan investasi selain penentuan komposisi aktiva. Menurut Hasnawati (dalam Wijaya dan Wibawa, 2010) keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan investasi harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan. Menurut signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan pada bagian ini. Hasnawati (dalam Wijaya dan Wibawa, 2010) menyatakan keputusan yang menyangkut investasi akan berimbas pada penentuan sumber dan bentuk dana yang akan digunakan untuk pembiayaan. Keputusan pendanaan yang berhubungan dengan sumber dana adalah apakah sumber internal atau eksternal, besarnya hutang dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang akan digunakan, mengingat struktur pembiayaan akan menentukan cost of capital yang akan menjadi dasar penentuan required return yang diinginkan. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru, ini dikerenakan apabila pendanaan didanai melalui hutang, maka peningkatan nilai perusahaan terjadi akibat efek tax deductible, yaitu perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham. Selain itu, penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu, penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham. Sebaliknya peningkatan hutang juga akan menimbulkan peningkatan risiko kebangkrutan bila tidak diimbangi dengan penggunaan hutang yang hati-hati. Dengan demikian peningkatan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun pada titik tertentu akan menurunkan nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
3
Selain keputusan investasi dan pendanaan, keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Dividen merupakan alasan bagi investor untuk menanamkan investasinya, dimana dividen merupakan pengembalian yang akan diterimanya atas investasinya dalam perusahaan. Dengan begitu nilai perusahaan dapat tercermin dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun capital gain. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Nilai perusahaan juga tercermin dari kinerja keuangan perusahaan tersebut, salah satunya dapat terlihat dari tingkat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebintoro, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividend dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yaitu antara 2010-2012 dan penambahan variabel independen yaitu kinerja keuangan. Penambahan variable independen dimaksudkan untuk menguji pengaruh faktor-faktor internal perusahaan yang lainnya terhadap nilai perusahaan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Signal (Signalling Theory) Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Signalling theory menyatakan bahwa keputusan investasi yang diambil perusahaan akan memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham di pasar modal yang merupakan salah satu indikator nilai perusahaan. Peningkatan penggunaan utang diartikan oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Kebijakan dividen yang digunakan perusahaan sebagai isyarat berupa pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan dividen per lembar saham mungkin diartikan oleh penanam modal sebagai sinyal yang baik, karena dividen per saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan optimis bahwa arus kas masa mendatang akan cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi. Nilai Perusahaan Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan, 2002).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
4
Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Fama (dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006) menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan akan secara langsung berdampak pada kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, untuk mencapai nilai perusahaan yang tinggi pada umumnya para pemegang saham mempercayakan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris dalam struktur organisasi perusahaan. Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan salah satu dari fungsi manajemen keuangan yang menyangkut pengalokasi dana baik dana yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan pada berbagai bentuk keputusan investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih besar dari biaya dana dimasa yang akan datang. Bentuk-bentuk investasi antara lain investasi jangka pendek yang terdiri atas investasi kedalam kas, suratsurat berharga jangka pendek, piutang, dan persediaan dan investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva tetap lainnya. Tujuan lain dari hanya sekedar memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang adalah guna memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Fama (dalam Wijaya dan Wibawa, 2010) mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh suatu keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Pengeluaran modal dalam bentuk investasi berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan, karena ini menunjukan bahwa perusahaan memperoleh pendapatan yang cukup besar sehingga mampu untuk berinvestasi. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan pendapatan di masa yang akan datang. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan perusahaan merupakan suatu keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Keputusan pendanaan yang berhubungan dengan sumber dana adalah apakah sumber internal atau eksternal, besarnya hutang dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang akan digunakan, mengingat struktur pembiayaan akan menentukan cost of capital yang akan menjadi dasar penentuan required return yang diinginkan. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru. Keputusan pendanaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Asumsi ini timbul karena pendanaan didanai melalui hutang, peningkatan tersebut terjadi akibat dari efek tax deductible. Artinya, perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberi manfaat bagi pemegang saham, selain itu, penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
5
Kebijakan Dividen Kebijakan dividen menyangkut tentang penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Dengan demikian pertanyaannya seharusnya kapan laba akan dibagi dan kapan akan ditahan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan (Husnan, 2012). Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Menurut Riyanto (2001), mengemukakan bahwa dividend payout ratio adalah persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen kas. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan, maka semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali oleh perusahaan yang berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Tetapi yang perlu diingat bahwa pembayaran dividen yang terlalu besar akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan harga saham. Perusahaan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham dalam dua bentuk, yaitu dividen kas atau dividen saham (Husnan, 1998) Dalam keputusan pembagian dividen perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan pada umumnya tidak dibagi seluruhnya sebagai dividen karena sebagian disisihkan untuk investasi kembali atau sebagian ditahan dalam retained earnings. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan tiap-tiap perusahaan sehingga pertimbangan manajemen dalam hal ini sangat diperlukan manajemen haruslah pandai dalam mengambil keputusan antara membagi laba tersebut berupa dividen atau laba tersebut akan diinvestasikan kembali. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen dimana keputusan-keputusan tersebut dapat berdampak langsung terhadap nilai perusahaan, apabila tujuan-tujuan manajemen dapat dicapai secara efektif dan efisien maka tingkat kepercayaan investor akan meningkat pula yang kemudian dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Dalam hal ini investor salah satunya akan melihat pada tingkat profitabilitas perusahaan, apakah tingkat profitabilitas perusahaan tersebut stabil atau bahakan mengalami peningkatan secara terus menerus dalam jangka panjang. Peningkatan profitabilitas yang secara terus menerus dalam jangka panjang menandakan bahwa perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang dapat dikatakan cukup pesat tiap periodenya. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
6
Pengembangan Hipotesis Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Teori yang mendasari keputusan investasi adalah signalling theory. Teori tersebut menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Teori ini menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal, khususnya kepada investor maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang. Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian dari Wijaya dan Wibawa (2010) juga menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan, diikuti oleh hasil penelitian Fenandar (2012) yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Fama dan French (dalam Wijaya dan Wibawa, 2010) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) menunjukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun berbeda dengan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), penelitian yang dilakukan oleh Fenandar (2012) menyatakan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2: Keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen kas atau disimpan dalam bentuk laba ditahan sebagai sumber pendanaan perusahaan (Brigham dan Houston, 2003). Rasio pembayaran dividen (divident payout ratio) akan menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibagi kepada pemegang saham biasa dalam bentuk dividen kas. Fama dan French (dalam Wijaya dan Wibawa, 2010) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai hasil penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) yang menunjukkan bahwa kebijakan dividen memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan akan membayar dividen yang besar kepada pemegang saham karena dapat meningkatkan nilai perusahaan. Teori ini didukung dengan penelitian pada perusahaan yang dinilai berdasarkan aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham. Menurut teori bird in the hand, pemegang saham lebih menyukai dividen tinggi dibandingkan dengan dividen yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
7
akan dibagikan di masa yang akan datang dan capital gain (Bhattacharya, dalam Wijaya dan Wibawa, 2010). Hasil penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) menunjukan bahwa kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fenandar (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3: Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasi. Perusahaan yang memiliki ROA semakin besar maka semakin efektif dan efisien dalam menggunakan keseluruhan aktivanya dalam menghasilkan laba bersih. Dan sebaliknya, perusahaan dengan ROA yang kecil maka terlihat bahwa perusahaan tersebut tidak efektif dan efisien dalam penggunaan aktivanya dalam menghasilkan laba bersih. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebintoro, 2007). Hasil penelitian Soliha dan Taswan (2002) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H4: Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia dari periode 2010-2012, (2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, (3) Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan informasi yang berkaitan dengan pengukuran variabel, (4) Laporan keuangan perusahaan sampel tidak menunjukkan adanya saldo laba negatif dan atau mengalami kerugian selama tahun 2010-2012, (5) Perusahaan yang membagikan dividen kas selama periode 2010-2012, (6) Perusahaan yang memiliki pertumbuhan aktiva selama periode 2010-2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen
Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah nilai yang menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menyejahterakan para pemegang saham yang dapat diukur dengan menggunakan PBV yaitu nilai pasar per lembar saham dibagi dengan nilai buku per lembar saham.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
8
Variabel bebas atau variabel independen 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dengan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif. IOS tidak dapat diobeservasi secara langsung, sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi (Kallapur dan Trombley, 1999). Proksi IOS dalam penelitian ini adalah CPA/BVA atau Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset. Menurut temuan dari penelitian Hasnawati (2005) proksi IOS berbasis investasi menunjukkan tingkat aktivitas yang tinggi.
CPA/BVA = Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset Pertumbuhan Aset = Total Asset Tahun X – Total Asset tahun X - 1 2.
Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan Hasnawati (dalam Fenandar, 2012). Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2001).
3.
Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasi dalam bentuk Dividend Payout Ratio (DPR). Menurut Brigham dan Houston (2001), rasio pembayaran dividen adalah persentase laba dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas.
4.
Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah tingkat profitabilitas perusahaan. Tingkat profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan, laba berasal dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan. Tingkat profitabilitas diproksikan ROA (Return on Asset).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
9
Metode Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, dan sebagainya (Ghozali, 2007). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Nilai Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Kinerja Keuangan. Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui kekuatan variabel independen terhadap variabel dependen (Sekaran, 2006). Hubungan antar variabel dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut: Y = α + β1CPA/BVA + β2DER + β3DPR + β4ROA + e Keterangan : Y = Nilai perusahaan α = Konstanta β = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen CPA/BVA = Keputusan investasi digambarkan melalui CPA/BVA DER = Keputusan pendanaan digambarkan melalui DER DPR = Kebijakan deviden digambarkan melalui DPR ROA = Tingkat profitabilitas digambarkan melalui ROA e = Variabel acak atau pengganggu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif N
Min
Max
Mean
Std. Deviation
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std. Error
72 72 72 72 72
,00 ,10 ,00 ,01 ,14
,39 3,24 9,29 ,42 47,27
,1338 1,0374 ,5290 ,1361 5,4833
,00985 ,08340 ,13203 ,01212 1,07223
CPABVA DER DPR ROA PBV Valid N (listwise)
Statistic ,08356 ,70766 1,12034 ,10284 9,09818
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel 1 menunjukkan variabel keputusan investasi (CPA/BVA) memiliki nilai minimum 0,00, nilai maximum 0,39, dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,1338 dan 0,08356, keputusan pendanaan (DER) memiliki nilai minimum 0,10, nilai maximum 3,24, dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 1,0374 dan 0,70766, kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai minimum 0,00, nilai maximum 9,29, dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,5290 dan 1,12034, kinerja keuangan (ROA) memiliki nilai minimum 0,01, nilai maximum 0,42, dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,1361 dan 0,10284, dan variabel nilai perusahaan (PBV)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
10
memiliki nilai minimum 0,14, nilai maximum 47,27, dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 5,4833 dan 9,09818. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, dengan demikian data distribusi normal yang berarti asumsi normalitas terpenuhi. b. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. c. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi adalah 1,778. Nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y secara acak sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Hipotesis 1. Koefisien Determinasi Tabel 2 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi Model 1
R
R Square
,801a
0,642
Adjusted R Square 0,621
Std. Error of the Estimate 5,60096
Durbin Watson 1,778
Sumber: Hasil Output SPSS
Hasil pengolahan dengan menggunakan SPSS dapat diketahui pengaruh variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dari koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,801 yang berarti menunjukkan hubungan atau keeratan antara variabel bebas dalam hal ini keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap variabel terikat (nilai perusahaan) secara simultan cukup kuat. Dari tampilan output SPSS model summary besarnya nilai koefisien determinasi R2 adalah 0,621, hal ini berarti 62,1% variasi nilai perusahaan (PBV) dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yang dalam hal ini meliputi keputusan investasi (CPA/BVA), keputusan pendanaan (DER), kebijakan dividen (DPR) dan kinerja keuangan (ROA). Sedangkan 37,9% nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain diluar faktor CPA/BVA, DER, DPR, dan ROA yang berpengaruh terhadap PBV.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
11
2. Nilai F Tabel 3 Hasil Uji Statistik F ANOVAa Model
Sum of Squares
Regression Residual Total
1
3775,319 2101,839 5877,157
df 4 67 71
Mean Square
F
Sig.
943,830 31, 371
30,086
,000b
Sumber: Hasil Output SPSS
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan sesuai sebagai variabel penjelas variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hasil uji regresi menunjukkan nilai F hitung sebesar 30,086 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan kinerja keuangan sesuai sebagai penjelas terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Tabel 4 Hasil Perhitungan Uji Regresi Liniear Berganda Model
1
(Constant) CPABVA DER DPR ROA
Unstandardized Coefficients B Std. Error -8,337 -5,510 4,495 2,223 64,054
1,950 8,047 ,954 ,607 6,557
Standardized Coefficients Beta
-,051 ,350 ,274 ,724
t
Sig.
-4,275 -,685 4,710 3,661 9,769
,000 ,496 ,000 ,000 ,000
Sumber: Hasil Output SPSS
1. Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel keputusan investasi mempunyai nilai t sebesar -0,685 dengan tingkat signifikansi 0,496 yang berada lebih besar dari 0,05, maka hipotesis pertama berhasil ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel keputusan pendanaan mempunyai nilai t sebesar 4,495 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berada lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis kedua berhasil diterima. Hal ini berarti bahwa variabel keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah kebijakan dividend berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel kebijakan dividen mempunyai nilai t sebesar 2,223 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berada lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis ketiga berhasil diterima. Hal ini berarti bahwa variabel kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 4. Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah return on asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel return on asset mempunyai nilai t sebesar 64,054 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berada lebih besar dari 0,05, maka hipotesis keempat berhasil diterima. Hal ini berarti bahwa variabel return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
12
Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh capital expenditure to book value of asset (CPA/BVA) terhadap nilai perusahaan tidak signifikan dengan arah koefisien bernilai negatif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fama (1978) bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu maksimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui kegiatan investasi (Modigliani dan Miller, 1961). Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori sinyal (signaling theory), yang menyatakan bahwa keputusan investasi yang diambil perusahaan akan memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham di pasar modal yang merupakan salah satu indikator nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan berapapun besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat disebabkan salah satunya karena tingkat risiko investasi yang akan ditanggung dimasa yang akan datang sesuai dengan besaran investasi yang dilakukan sehingga mempengaruhi kepercayaan investor untuk menginvestasikan sejumlah dana kepada perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) bahwa pengaruh variabel keputusan investasi terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan. Namun, penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fenandar (2012) dan Wijaya dan Wibawa (2010) yang menyatakan bahwa pengaruh variabel keputusan investasi terhadap nilai perusahaan adalah signifikan. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap nilai perusahaan signifikan dengan arah koefisien bernilai positif.. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Modligani Miller bahwa apabila ada pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, karena biaya hutang merupakan biaya yang mengurangi pembayaran pajak (tax deductabe expense). Hasil ini sejalan dengan pendapat Wijaya dan Wibawa (2010) yang menyatakan bahwa apabila pendanaan didanai melalui hutang, maka peningkatan nilai perusahaan terjadi akibat efek tax deductible, yaitu perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham. Selain itu, penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taswan (2003) bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, serta konsisten dengan Jensen (dalam Taswan 2003) adanya hutang akan dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Masulis (dalam Taswan, 2003) menyatakan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham. Sebaliknya peningkatan hutang juga akan menimbulkan peningkatan risiko kebangkrutan bila tidak diimbangi dengan penggunaan hutang yang hati-hati. Dengan demikian peningkatan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun pada titik tertentu akan menurunkan nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
13
Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh dividend payout ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan signifikan dengan arah koefisien bernilai positif. Hasil penelitian ini membenarkan teori bird in the hand bahwa para pemegang saham lebih menyukai pembagian laba dalam bentuk dividen dibandingkan dengan pembagian laba dalam bentuk capital gain. Sejalan dengan itu hal ini sesuai dengan hipotesis kebijakan dividen relevan, bahwa perusahaan dengan pembayaran dividen yang besar kepada pemegang sahamnya dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena investor akan menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan yang membagi labanya dalam bentuk dividen secara konsisten. Disamping itu dividen mempunyai risiko yang lebih kecil dibanding dengan capital gain, dengan dilakukannya pembayaran deviden maka dapat mengurangi ketidakpastian yang selanjutnya dapat mengurangi risiko sehingga pada akhirnya mengurangi tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemegang saham. Menurut Sundjaja dan Ridwan (2002) kebijakan dividen dapat mempengaruhi secara signifikan kebutuhan pembiayaan eksternal perusahaan, dengan kata lain jika perusahaan membutuhkan pembiayaan, semakin besar dividen tunai yang dibayarkan, semakin besar jumlah pembiayaan yang harus diperoleh dari eksternal melalui pinjaman atau melalui penjualan saham atau saham preferen. Pembagian dividen ini dilakukan dengan mengembalikan/membagikan uang kas yang berlebihan sehingga arus kas yang berlebih dapat dikurangi. Arus kas yang kembali normal dapat membatasi manajer dalam melakukan pengeluaran yang tidak perlu. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh return on assets (ROA) terhadap nilai perusahaan signifikan dengan arah koefisien bernilai positif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Battacharya (dalam Sujono, 2007) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki earning yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Euis dan Taswan (2002) yang menyatakan bahwa semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Semakin besar dividen yang dibagi akan semakin tinggi nilai perusahaan (tax differential theory). Disamping itu profit yang tinggi memberikan indiaksi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang menaik menyebabkan nilai perusahaan meningkat.
SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan perusahaan sampel sebanyak 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun dan periode pengamatan selama tiga tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden dan kinerja keuangan sesuai sebagai penjelas variabel nilai perusahaan, karena memiliki tingkat signifikansi yang lebih rendah dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan (0,000 < 0,05).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
14
2. Variabel keputusan investasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,496 lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Variabel keputusan pendanaan, kebijakan deviden dan kinerja keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adapun penjelasan masing-masing variabel diatas sebagai berikut: a. Keputusan pendanaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. b. Kebijakan deviden memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari tingkat signifikasi yang digunakan yaitu sebesar 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan deviden berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. c. Kinerja keuangan dengan indikator profitabilitas memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari yang digunakan yaitu sebesar 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan dengan indikator profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 4. Analisis determinasi secara simultan (R2) yang diperoleh sebesar 62.1%, yang berarti bahwa kontribusi variabel bebas yang terdiri dari keputusan investasi (CPA/BVA), keputusan pendanaan (DER), kebijakan dividen (DPR), dan kinerja keuangan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV) sebesar 62,1% dan sisanya 37,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.
Keterbatasan Penelitian ini hanya menggunakan faktor internal perusahaan sebagai variabel independen yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden, dan kinerja keuangan, sedangkan nilai perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal, nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi, kurs mata uang dan situasi sosial politik. Saran 1. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan faktor-faktor internal lainnya seperti firm size, insider ownership, growth, struktur asset, namun nilai perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal, nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi, kurs mata uang dan situasi sosial politik. 2. Periode pengamatan diperluas agar sampel yang diperoleh lebih banyak. Sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik karena unsur keterwakilan data yang lebih tinggi dibandingkan pengambilan sampel yang lebih sedikit. 3. Memilih sampel penelitian yang dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas, sehingga dimungkinkan mengganti dengan sektor perusahaan lain tidak hanya berfokus pada perusahaan manufaktur. 4. Penelitian ini menggunakan CPA/BVA (Capital Expenditure to Book Value of Asset) untuk memprosikan keputusan investasi. IOS (Investment Opportunity Set) memiliki banyak proksi yang dapat digunakan untuk menilai keputusan investasi, sehingga disarankan pada penelitian selanjutnya menggunakan proksi lain dalam keputusan investasi, seperti Total Assets Growth, Market to Book Assets Ratio, Capital expenditures to market value of assets, dan Current Assets to Total Assets.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
15
DAFTAR PUSTAKA Brigham, E.F. dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa Indonesia. Erlangga. Jakarta. Brigham, E.F. dan J.F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Fenandar, G.I. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting 1 (2): 1-10. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Husnan, S. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 6, Yogyakarta. Husnan, S. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Hanafi, M.M. 2012. Akuntansi Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Hanafi, M.M. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta. Riyanto, B. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business, 4th Edition. Salemba Empat. Jakarta. Setiyati, I. 2011. Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Industry Otomotif yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Tidak Diterbikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Soliha dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisinis dan Ekonomi, Vol.9, No.2. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kombinasi. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sujoko dan U. Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern, dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.9 No.1, Maret 2007. Sunyoto, D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. CAPS. Yogyakarta. Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Wahyudi, U.dan H.P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang: 1-25. Wijaya, R.L.P. dan B.A.Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto. ●●●