Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
PENGARUH FREE CASH FLOW DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Ayu Kurnia Sari. SE.,M.Si ABSTRAK Salah satu tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham penelitian ini bertujuan menguji pengaruh free cash flow dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu pada perusahaan manufaktur sektor minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 - 2012. Jumlah populasi sebanyak 14 perusahaan manufacture sector minuman dan sampel penelitian sebanyak 5 perusahaan, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel yang mengambil obyek dengan kriteria tertentu. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefiesien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan dua variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahan. Semua variabel ini secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan pengaruh sebesar 20,831 > f tabel. Kata kunci: free cash flow, ukuran perusahaan, nilai perusahaan Price Book Value (PBV) yang merupakan perbandingan antara harga PENDAHULUAN Nilai perusahaan sangat penting saham dengan nilai buku per lembar karena mencerminkan kinerja saham. (Ang, Robert, 1997). perusahaan yang dapat mempengaruhi Kemakmuran pemilik perusahaan pada persepsi investor terhadap perusahaan. perusahaan yang telah go public diukur Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan pendapatan per lembar saham dengan harga saham, dimana semakin melalui nilai perusahaan. tinggi harga saham maka nilai Free cash flow merupakan kas perusahaan dan kemakmuran para perusahaan yang dapat didistribusikan pemegang saham pun juga meningkat. kepada kreditur atau pemegang saham Nilai perusahaan dapat dilihat dari yang tidak diperlukan untuk modal
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
kerja atau investasi pada asset tetap (Ross et al., 2000). Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajemen biasanya lebih suka untuk menginvestasikan lagi dana tersebut pada proyek – proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, karena alternatif ini akan meningkatkan insentif yang diterimanya. Disisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Menurut Jensen (1986) Free cash flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mandanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi deviden. Earnings response coefficients akan meningkat seiring dengan naiknya rasio pembayaran dividen terutama pada perusahaan yang mempunyai free cash flow besar. Free cash flow mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Dengan argumen bahwa perusahaan dengan free cash flow besar cenderung akan mempunyai level hutang yang tinggi dengan kesempatan investasi yang tinggi, ketika perusahaan mempunyai kesempatan investasi yang rendah dan perusahaan yang mempunyai free cash flow kecil maka mempunyai level hutang yang rendah karena tidak
mengandalkan utang sebagai mekanisme menurunkan agency cost. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan selama akhir periode yang telah diaudit. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur berdasarkan total penjualan, total nilai buku asset, nilai total aktiva dan jumlah tenaga kerja (Munawir,S. 2007). Pengukuran terhadap ukuran perusahaan di-proxy dengan nilai logaritma natural dari total penjualan. Ukuran perusahaan dalam jangka panjang merupakan wujud pertumbuhan yang baik dan merupakan faktor yang penting dalam signifikansi secara statistik terhadap imbal hasil. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva atau total penjualan bersih. Semakin besar total aktiva maupun penjualan maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang dalam perusahaan. Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan dapat berupa total aktiva, penjualan, nilai pasar saham atau ekuitas pemilik. Dalam penelitian ini, variabel yang akan digunakan adalah total aktiva. Maksud dari total aktiva disini adalah total aktiva perusahaan pada tahun terakhir. Dalam beberapa penelitian, variabel ukuran perusahaan merupakan variabel yang paling sering diteliti. Pengkategorian ukuran perusahaan ini dilakukan dengan menggunakan analisis klaster terhadap log natural total aktiva seluruh perusahaan. Hal tersebut didukung oleh beberapa penelitian Wahidawati (2001), Tarjo (2005), Yuli Soesetio (2008), Ardianingtyas (2010). Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan: X1 : Free cash flow berperngaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan sendiri sangat ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan. Semakin besar perusahaan
akan membutuhkan modal yang semakin besar pula, yang biasanya dipenuhi manajemen dengan menggunakan sumber-sumber dana internal (free cash flow) dan dana eksternal. Kebijakan berhutang akan menaikkan nilai perusahaan karena beban bunga hutang dapat mengurangi pajak yang dibayarkan. Hutang juga dapat digunakan untuk mengendalikan penggunakan free cash flow secara berlebihan oleh pihak manajemen, sehingga mengurangi investasi yang sia-sia, dengan demikian akan meningkatkan nilai perusahaan. Free cash flow merupakan kas perusahaan yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kas perusahaan dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap (Ross et al.,2000). X2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap perusahaan Ukuran perusahaan menunjukkan kekayaan (assets) yang dimiliki suatu perusahaan. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui ukuran perusahaan supaya dapat membedakan secara kuantitatif antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang relatif besar perlu didukung oleh kemampuan memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan oleh investor. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahamnya oleh para investor. Dengan demikian dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Yuli Soesoetio (2008) dengan peningkatan investasi berupa aktiva berwujud dan pengingkatan kemampuan perusahaan dalam turnover akan berperngaruh positis terhadap Nilai Perusahaan.
di Bursa Efek Indonesia tahun 20082012; (2) memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2008-2012 yang berakhir per 31 Desember; (3) memiliki laba bersih yang positif selama tahun 2008-2012; dan (4) memiliki informasi untuk variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengambilan sampling maka total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2012. Metode Analisis yang digunakan adalah metode linier regresi berganda. Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan pengujian asumsi klasik (normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinearitas).
METODE Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar dan menerbitkan saham pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan anggota sampel dengan berdasarkan pada beberapa kriteria tertentu: (1) perusahaan mannufaktur sektor makanan dan minuman yang tercatat HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Hasil Regresi Variable Koefisien t-hitung Konstanta 23,73 FCF 0,00003326 3,031 ukuran perusahaan 252,9 2,944 Adjusted R- Square 81% F Hitung 20,831 Signifikansi 0.000 T Tabel 2,131 F Tabel 3,59
Probabilitas 0,000 0,000
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa variabel Free Cash Flow, dan variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Interpretasi dari persamaan tersebut adalah:(1).b0 = 23,73. Nilai konstanta ini b0 adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel free cash flow, dan ukuran perusahaan (X1, X2 = 0) maka nilai perusahaan (Y) adalah sebesar 23,73. Artinya nilai perusahaan meningkat sebesar 23,73 sebelum atau tanpa adanya variabel independen free cash flow, dan ukuran perusahaan. (2).b1 = 0,00003326. Nilai parameter atau koefisien b1 adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel free cash flow mengalami kenaikan sebesar 1 rupiah, maka nilai perusahaan akan meningkat 0,00003326 rupiah atau dapat pula dikatakan bahwa setiap peningkatan nilai perusahaan 0,00003326 rupiah maka dibutuhkan variabel free cash flow sebesar 1 rupiah. Dengan mengasumsikan bahwa variabel bebas yang lain tetap (X1, X2 = 0) atau cateris paribus. (3). b2 = 252,9. Nilai parameter atau koefisien b2 adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel ukuran perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1% maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 252,9% atau dapat pula dikatakan setiap peningkatan nilai perusahaan sebesar 252,9% maka
dibutuhkan variable kepemilikan manajerial sebesar 1%. Dengan mengasumsikan bahwa variabel bebas yang lain tetap (X1,X2 = 0) atau cateris paribus. Hasil uji Multikolinieritas bahwa masing-masing variabel independen, yaitu Free Cash Flow, dan ukuran perusahaan memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10 sehingga dapat diartikan bahwa seluruh variabel independen bebas multikolinieritas sehingga persamaan regresi yang dibentuk dapat digunakan. Hasil uji Heterokedastisitas bahwa variabel independen Free Cash Flow, ukuran perusahaan dengan absolute residual (absut) sebagai variabel dependen menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas yang dihitung pada masing-masing variabel independen lebih besar dari α= 0,05. Hasil uji Autokorelasi bahwa tidak terdapat autokorelasi karena nilai dw (2,824) berada dalam daerah bebas autokorelasi (2,37<2,82<2,91) sehingga persamaan regresi yang dibentuk layak untuk digunakan. Hasil uji Normalitas bahwa bahwa model regresi berdistribusi normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05 ( 0,18 > 0,05 ). Sehingga model regresi yang berdistribusi normal tersebut dapat digunakan untuk melakukan estimasi,
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
karena model regresi yang normal tidak akan bias untuk dibaca. Aliran free cash flow yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan Investor. Para investor tentunya mengharapkan pendistribusian deviden. Sedangkan untuk kegiatan investasi, perusahaan menggunakan hutang dari pihak kreditur. Melalui free cash flow yang tinggi membuat kreditur percaya untuk menyalurkan kreditnya kepada perusahaan. Free cash flow yang tinggi menunjukkan nilai perusahaan yang baik. Contohnya pada PT. Unilever Indonesia Tbk dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Free cash flow menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham. Menurut Jensen (1986) Free cash flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mandanai semua proyek yang memiliki net present value positif sehingga menaikan nilai perusahaan dan pembayaran deviden. Earnings response coefficients akan meningkat seiring dengan naiknya rasio pembayaran dividen terutama pada perusahaan yang mempunyai free cash flow besar. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak
manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dianggap mampu dan mempengaruhi nilai perusahaan. Persentase ukuran perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan, karena semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hal ini berlawanan yang dialami perusahaan yang presentase ukuran perusahaan yang mengalami kenaikan tetapi nilai perusahaan mengalami penurunan. Contohnya pada PT. Unilever Indonesia Tbk dan PT. Ultra Jaya Tbk. Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Munawir, 2007).
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
KESIMPULAN Variabel free cash flow, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur sektor minuman. Secara parsial variabel free cash flow, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. (1).Variabel free cash flow berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan karena dalam teori agency cost of free cash flow ketika perusahaan menghasilkan free cash flow yang lebih besar dari kegiatan operasinya, manajer cenderung tidak akan mendistribusikannya kepada shareholder, tetapi digunakan untuk membiayai kepentingan manajer. Pihak manajerial cenderung ingin menahan free cash flow dibawah kendalinya, agar setiap saat dana tersebut dapat digunakan terutama untuk kegiatan investasi. Sedangkan pemegang saham menginginkan dana tersebut untuk meningkatkan kekayaannya baik melalui pembagian dividen atau pembelian kembali saham. (2).Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tanda koefisien yang memiliki arah positif menunjukkan bahwa semakin besar jumlah penjualan maka ukuran perusahaan juga semakin besar. Total penjualan mencerminkan besar kecilnya perusahaan dalam melakukan strategi ekspansinya.
Perusahaan besar relatif mudah untuk akses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana yang dibutuhkan melalui pasar modal sehingga menarik perhatian investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dan memungkinkan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Semakin besar penjualan juga menunjukkan semakin banyak perputaran uang. Hal ini mempermudah pihak manajemen dalam mengendalikan perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan SARAN Perusahaan hendaknya mempertimbangkan keputusan dalam pengalokasian laba sehingga terjadi keseimbangan antara laba ditahan dan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Investor hendaknya mempertimbangkan dan menganalisa berbagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan baik faktor eksternal maupun internal agar return dari pembayaran dividen secara tunai dapat tercapai.
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.2 No. 1 Maret 2016
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, Internediate Accounting, Edisi Keenam, Yogyakarta : BPFE, 2003 Messier, William F, Steven M.Glover, Douglas F. Prawitt, Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis, Jakarta : Salemba Empat, 2006 Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta : Salemba Empat, 2001 Mulyadi, Auditing, Edisi keenam, Buku Satu, Jakarta : Salemba Empat, 2002 Nazir. Moh, Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Ghaliah, Indonesia, 2005 Skousen, K. Fred, Jay M. Smith, Akuntansi Keuangan Menengah Buku Satu, Edisi Ketiga Belas, Jakarta : Erlangga, 2001
Skousen, K. Fred, Jay M. Smith, Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Kesembilan, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, 2002 Soemarsono, Revisi Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Buku Satu, Jakarta : Salemba Empat, 2004 Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapanbelas, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006 Warren, Reeve, Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Satu, Jakarta : Salemba Empat, 2005 Widjaja Tunggal, Amin, Dasar-Dasar Audit Operasional, Edisi Revisi, Jakarta : Harvarindo, 2008