Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0164 pp. 23-32
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FREE CASH FLOW TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA 1)
Herlina, 2) Dr. Nadirsyah, SE, M.Si, AK 3) Dr. Darwanis, SE, M.Si.AK 1)
Magister Akutansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aims to determine the influence of firm size, profitability and free cash flow to the capital structure in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The study sample consist of 30 companies out of 132 companies listed at Indonesia stock exchange. The method used in this research is the study of panel in which the data collected from several manufacturing companies within a period of time (three years) in one step or all at once. The hypothesis was tested with a track aims to tested causal relationship between three variables and one independent variable. Furthermore, the direct and indirect effect between the dependent variables and independent variable were determined.The results show that firm size, profitability, and free cash flow have a positive direction coefficient and influenced the capital structure of companies in Indonesia. Keywords : Company Size, Profitability and Free Cash Flow Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan free cash flow terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur pada bursa efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan dari 132 perusahaan di bursa efek Indonesia.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan penelitian data panel (pooled data) yaitu data dikumpulkan dari beberapa Perusahaan manufaktur yang mencakup beberapa periode waktu (tiga tahun) dalam satu tahap atau sekaligus.Hipotesis diuji dengan jalur yang bertujuan untuk menguji hubungan kausalitas antara tiga variabel dan satu variabel independen. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1, X2 dan X3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan free cash flow secara parsial memiliki koefisien arah positif dan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan di Indonesia. Kata kunci : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Free Cash Flow
PENDAHULUAN
Pada umumnya hampir seluruh kegiatan perusahaan ditujukan untuk memperoleh laba, meskipun disadari bahwa keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan tetapi tujuan lain akan tercapai jika perusahaan mampu tetap hidup berkembang dan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu perusahaan di tuntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efesien dan efektif sehingga akan 23 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
meningkatkan pendapatan yang akan diterima. Hal tersebut dapat tercapai apabila perusahaan mempunyai nilai yang tinggi, yang berarti mengotimalkan harga saham perusahaan, yaitu dengan memilihh struktur modal yang paling tepat dengan menyeimbangkan antara penggunaan hutang dan modal sendiri. Kombinasi yang optimal harus mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
penggunaan data tersebut. Pemilihan struktur modal yang tidak tepat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang berpengaruh pada profit yang dihasilkan oleh perusahaan, dalam kenyataan sulit bagi perusahaan untuk menentukan suatu struktur modal yang baik dalam suatu komposisi pembelanjaan yang tepat, lebih mudah apabila perusahaan mencoba menaksir dalam suatu “range berapa tingkat leverage yang tepat bagi perusahaan”. Namun, secara kenyataan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tiga tahun, yaitu 2009 sampai dengan 2011 mengalami perubahan yang cukup besar dari tahun ke tahun. Sebagian besar perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI, struktur modalnya lebih banyak menggunakan modal sendiri dari pada hutang jangka panjang. Oleh sebab itu semakin kecil hutang maka resiko yang dihadapi perusahaan pun akan kecil seperti kesulitan keuangan, kegagalan membayar bunga dan pokok pinjaman sampai kebangkrutan. KAJIAN PUSTAKA Teori Trade off Model Megginson (1997) model Trade off theory menggambarkan bahwa struktur model yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan atas penggunaan utang dengan cost financial dan agency problem. Trade off theory menyatakan bahwa struktur modal optimal tercapai pada saat terjadi keseimbangan antara manfaat penggunaan utang dengan biaya menggunakan utang (Mutamimah, 2003). The trade–off model memang tidak dapat dipergunakan untuk menentukan modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan tetapi melalui model ini memungkinkan dibuat 3 model kesimpulan tentang penggunaan leverage (Aji, 2003), yaitu :
1. Perusahaan dengan risiko usaha yang lebih rendah dapat meminjam lebih besar tanpa harus dibebani oleh expected cost of financial distress sehingga diperoleh keuntungan pajak karena penggunaan hutang yang lebih besar. 2. Perusahaan yang memiliki tangible assets dan marketable assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang memiliki nilai terutama dari itangible assets. 3. Perusahaan di Negara yang tingkat pajaknya tinggi seharusnya memuat hutang yang lebih besar dalam struktur modalnya dari pada perusahaan yang dibayarkan diakui pemerintah sebagai biaya sehingga mengurangi pajak penghasilan. The Modigliani-Miller Model Nilai suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya DER karena adanya efek dari corporate tax rate shield, Modigliani dan Miller (1958). Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar sempurna bunga dibayarkan akibat penggunaan hutang dapat digunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikarenakan pajak. Dengan kata lain, kalau tujuan pembelanjaan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan perlu menggunakan hutang. Asumsi MM mencakup hal-hal (Brigham dan Houston, 2001) yaitu : 1. Tidak ada biaya broker (perantaraan) 2. Tidak ada pajak perorangan 3. Para investor dapat meminjam dengan suku bunga yang sama dengan perusahaan 4. Investor dan manajemen mempunyai informasi yang samamengenai peluang investasi perusahaan dimasa mendatang.
Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 24
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
5.
6.
Semua hutang perusahaan tidak mengandung resiko, berapapun jumlah hutang yang digunakan. EBIT tidak dipengaruhi oleh jumlah hutang.
Pecking Order Theory Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Secara singkat teori ini menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan maka perusahaan akan menerbitkan skuritas yang paling aman terlebih dahulu (Kartika, 2009). Dalam teori pecking order theory terdapat beberapa asumsi yang digunakan (Mayangsari, 2001), yaitu : 1. Perusahaan cenderung memilih pendanaan internal terlebih dahulu sehingga pendanaan eksternal alternatif terakhir. 2. Jika perusahaan menggunakan dana eksternal maka pemilihan dilakukan berjenjang mulai dari yang paling aman sampai yang paling berisiko. 3. Kebijakan dividen yang ketat dimana pihak manajemen akan menetapkan jumlah pembayaran dividen dan target yang konstan dan dalam periode tertentu jumlah pembayaran dividen tidak akan berubah baik perusahaan tersebut untung maupun rugi. 4. Dalam mengantisipasi kekurangan atau kelebihan dari persediaan arus kas dengan adanya kebijakan dividen dan fluktuasi dari tingkat keuntungan dan kesempatan investasi maka jika kurang pertama kali perusahaan akan mengambil dari portofolio investasi lancar yang tersedia. Asymetric Information Theory Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Houston (2006) adalah situasi dimana 25 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Asimetris informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemodal. Oleh karena itu pihak manajemen mungkin berfikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue(terlalu mahal),jika hal ini yang diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berfikir untuk lebih baik menawarkan saham baru (sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya) (Brigham dan Houston (2006). Faktor - faktor yang mempengaruhi struktur modal Struktur modal perusahaan yang diproksikan sebagai debt to equity ratio (DER) adalah suatu ukuran umum yang digunakan untuk melihat tingkat hutangperusahaan terhadap modal sendiri. Brigham danHouston, (2006) menyatakan bahwa dalam menentukan perimbangan antara besarnyahutang dan jumlah modal sendiri yang tercermin pada struktur modal perusahaan,maka perlu memperhitungkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi struktur modal ada sebelas faktor. Ukuran Perusahaan Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum. Profitabilitas Profitabilitas perusahaan dalam
adalah kemampuan mendapatkan laba
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
(Ghosh et al) dalam Saidi (2004). Profitabilitas itu sendiri merupakan kemampuan yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun. Sedangkan rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Ghosh et al) dalam Saidi (2004). Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan untuk memperoleh keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien serta kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan. Untuk mengukur profitabilitas dapat digunakan rasio Return on Equity Free cash flow Jensen (1986) menjelaskan bahwa peningkatan hutang akan mengurangi free cash flow (Ross et al. (2000)) mendefinisikan free cash flow sebagai kas perusahaan yang didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap) karena sebagian besar free cash flow untuk membayar hutang, sehingga tidak ada free cash flow dalam perusahaan yang dimanfaatkan oleh manajemen untuk melakukan tindakantindakan demi kepentingan manajemen yang merugikan pemegang saham. Bila cukup banyak cash flow dalam perusahaan maka dengan pengawasan yang tidak efektif dari pemegang saham akan menciptakan tindakan manajemen untuk menggunakan cash flow demi kepentingan sendiri. Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi referensi dan berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Saidi (2004) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan menggunakan variabel independen antara lain: ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset, profiabilitas dan struktur kepemilikan, menghasilkan suatu temuan yang menyatakan bahwa secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap struktur modal. Namun, secara parsial hanya variabel risiko bisnis (business risk) berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal. 2. Rachmawardani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul menganalisis pengaruh aspek likuiditas, risiko bisnis, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal. Dalam penelitian ini Rachmawardani (2007) menggunakan perusahaan pada sector keuangan dan perbankan di BEI tahun 2000-2005 sebagai sampelnya dan diperoleh sebanyak perusahaan. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda dan chow test. Hasil yang didapat yaitu likuiditas, risiko bisnis, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. 3. Taufan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20052007. Penelitian ini meneliti sebanyak 31 perusahaan manufaktur dan metode analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis yaitu analisis linear berganda. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa risiko bisnis dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 26
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
positif dan signifikan terhadap struktur modal. 4. Sarnowo dan Dewi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor profitabilitas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Kerangka Pemikiran Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Stuktur Modal Semakinbesarukuransebuahperusah aan, semakinbesar pula modal yang dibutuhkanperusahaantersebutuntukoperasi onalnya.Semakinbesarukuranperusahaan, semakinbesar total aset yang dimiliki perusahaan itu. Semakin besar perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu pemenuhan dana yang dibutuhkan yaitu dengan menggunakan dana eksternal (Titman dan Wessel,1988) Pengaruh Profitabilitas dengan Stuktur Modal Dalam setiap operasional perusahaan, dapat dipastikan setiap perusahaan mengharapkan keuntungan. Karena melalui keuntungan tersebut, sebuah perusahaan dapat melanjutkan operasionalnya. Dalam melanjutkan operasionalnya, perusahaan menggunakan dana yang dimiliki perusahaan atau menggunakan dana dariluar perusahaan atau hutang. Sesuai dengan teori pecking order, Perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan atau profitabilitas yang tinggi cenderung memiliki hutang yang relatif kecil. Menurut (Bringham& Houston, 2006), bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Hal tersebut disebabkan perusahaandengan 27 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
keuntungan yang besar memiliki sejumlah dana dan laba ditahan yang besar pula. Perusahaan tersebut cenderung menggunakan laba ditahan yang besar dibanding menambah hutang untuk mengurangi tingkat resiko. Pengaruh Free Cash Flow dengan Stuktur Modal Jensen (1986) melihat masalah keagenan dari sudut ketersediaan uang yang dapat digunakan manajer untuk kegiatan ‘konsumtif’. Dana tersebut adalah free cash flows yaitu kelebihan dana yang ada di perusahaan setelah semua proyek investasi yang menghasilkan net present value positif dilaksanakan. Jika biaya keagenan ingin dikurangi maka free cash flows harus dikurangi terlebih dahulu Hipotesis Suatu hipotesis akan diterima jika hasil analisis data membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar, begitu pula sebaliknya. Dalam penelitian ini, hipotesis yang dapat dikemukakan berdasarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: 1. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan free cash flow secara bersamasama berpengaruh terhadap struktur modal. 2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. 3. Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. 4. Free cash flow berpengaruh terhadap struktur modal. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana penelitian merupakan program menyeluruh dari penelitian meliputi hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisa data, sedangkan struktur penelitian adalah
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
rencana kerja yang akan dilakukan dalam suatu penelitian. (Sekaran 2006:162) Populasi dan Sampel Penelitian Sampel adalah subjek dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006:223). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu peneliti memilih sampel purposif atau sampel bertujuan secar subjektif. Pemilihan sampel ini dilakukan karena mungkin saja peneliti telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikendalikan karena memang mereka memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Ferdinand, 2006:231 Keterangan Perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode tahun 2009-2011. Perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode tahun 2009-2011 yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut pada periode penelitian. Perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode tahun 2009-2011 yang mengalami kerugian selama periode penelitian. Perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode tahun 2009-2011 yang mengalami kerugian dan memiliki total modal sendiri bernilai negative selama periode penelitian. Jumlah sampel penelitian
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2009-2011 yang diperoleh melalui akses internet pada situs resmi
Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data sekunder lainnya yang digunakan dalam penelitian ini berupa data-data teoritis yang mendukung penelitian ini. Data-data tersebut diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal, artikel dan karya tulis lainnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi terhadap data-data sekunder yaitu dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji dokumen-dokumen tentang data keuangan perusahaan manufaktur selama periode penelitian dari tahun 2009-2011 di Bursa Efek Indonesia.
Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Pe Strktur Modal Kemampuan perusahaan Dalam memenuhi total DER = hutang (total debt) Jumlah berdasarkan total modal Perusahaan sendiri (total shareholder equity). 132 Ukuran Menggambarkan besar Perusahahaan Kecilnya suatu Size = Ln perusahaan yang (38) ditunjukkan oleh total Aktiva Diproksikan dengan log natural (ln) daritotal (33) asset. Profitabilitas Rasio Return On Equity Merupakan perbandingan ROE = (31) pajak Antara laba bersih dengan total ekuitas. Free cash flow 30
Free Cash Flow diukur dengan membagi Free Cash Flow dengan Total Assets pada periode yang sama dengan tujuan agar lebih comparable bagi perusahaan perusahaan yang dijadikan sampel, sehingga penghitungan Free Cash Flow menjadi relative terhadap size perusahaan,
Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 28
FCF = EA
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dalam hal ini diukur dengan data distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Total Assets Kolmogrov-Smirnov. Apabila diperoleh nilai signifikan uji Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari (>) 0,05 maka data dinyatakan normal. Uji Heterokedastisitas: Uji ini digunakan Metode Analisis dan Rancangan untuk menguji apakah dalam model regresi Pengujian Hipotesis terjadi ketidaksamaan variance dari residual Metode analisis untuk mengetahui suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variabel independen yang mempengaruhi varians dari residual suatu pengamatan ke secara signifikan terhadap struktur modal pengamatan yang lain sama, maka disebut pada perusahaan manufaktur yang terdaftar homokedasitas. Cara mendeteksi ada di Bursa Efek Indonesia yaitu ukuran tidaknya gejala heterokedasitas adalah perusahaan, profitabilitas, dan free cash dengan melihat ada tidaknya pola tertentu flow digunakan persamaan umum regresi pada grafik scatterplot disekitar nilai X dan linier berganda atas tiga variabel bebas Y. Jika ada pola tertentu, maka terjadi terhadap variabel tidak bebas umum regresi gejala heterokedasitas. berganda. Uji Multikolinearitas: Uji ini digunakan Untuk menguji hipotesis yang untuk menguji apakah dalam model regresi diajukan dalam penelitian ini diperlukan linear ditemukan adanya korelasi yang analisis Regresi Berganda. Model tinggi diantara variabel bebas. Untuk matematis dalam penelitian ini dapat di mendeteksi ada atau tidaknya rumuskan sebagai berikut: multikolinearitas didalam model regresi sebagai berikut : jika nilai tolerance< 0,5 Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = Struktur Modal atau nilai Varians Inflation Factor (VIF) > α = Konstanta 5 untuk setiap variabel bebas. Hubungan bi = Koefisien Regresi (i = 1,2,3) linear antar variabel inilah yang disebut X1 = Ukuran Perusahaan dengan multikolinearitas. Model regresi X2 = Profitabilitas yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi X3 = Free Cash Flow antar variabel independen. e = error term Nilai Adjusted R Square pada menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar. Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang meliputi : Uji Normalitas: Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah 29 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Rancangan Pengujian Hipotesis Uji-F untuk menguji pengaruh variabel independen, secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Kriteria uji-F sebagai berikut: a. Apabila F-hitung
F-tabel, maka Ho ditolak berarti variabel ukuran perusahaan, profitabilitas,dan free cash flow secara bersama-sama
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
berpengaruh terhadap variabel struktur modal. Uji-t untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriterianya uji-t sebagai berikut. a. Jika t-tabelt-tabel atau t-hitung
Hasil Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor manufaktur pada tahun 2009 sampai dengan 2011 yang telah mengeluarkan data keuangan. Setelah dilakukan penelitian dengan metode purposive sampling, maka yang menjadi sampel adalah sebanyak 30 perusahaan. Nama-nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian pada masingmasing tahun disajikan pada lampiran. Sebelum membahas terhadap pembuktian hipotesis, secara deskriptif akan dijelaskan mengani kondisi masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Debt To Equity Ratio Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011 No. Emiten 2009 1 2 3 4 5
FAST ARNA ASII AUTO RMBA
0.50 0.76 0.67 0.31 0.78
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
GDRY GGRM KAEF MASA MYOR MLPL MRAT UNVR DLTA GTJL HEXA INTP BRAM INDS INTA MLBI LPIN ULTJ NIPS ADMG PRAS SMSM TRST TBLA TURI Total Jumlah Rata-rata
1.41 0.44 0.51 0.59 0.48 2.29 0.12 0.97 0.23 0.68 1.39 0.17 0.19 1.96 1.48 8.10 0.45 0.32 1.34 1.19 1.51 0.73 0.44 1.08 0.62 31.70 1.06
Dapat dijelaskan bahwa, pada tahun 2009, nilai Free Cash Flow tertinggi diraih oleh PT. PRAS Tbk sebesar 12,62 %. Nilai Free Cash Flow terendah diraih oleh PT. ASII Tbk yaitu sebesar -0.43 %. Pada tahun 2010, nilai Free Cash Flow tertinggi diraih oleh PT. ADMG Tbk sebesar 10,73 %. Sedangkan nilai Free Cash Flow terendah diraih oleh PT. MLBI Tbk sebesar -0,23 %. Tahun 2011 nilai Free Cash Flow tertinggi diraih oleh PT. PRAS Tbk sebesar 11,65 %.2011 Nilai Free RataCash Flow terendah 2010 diraih oleh PT. GTJLrata Tbk yaitu sebesar 0,50 %. 0.51 0.41 0.47 0.75 0.53 0.68 0.75Pembahasan 0.65 0.69 Hasil penelitian 0.32 0.40 0.34ini menunjukkan bahwa model struktur 0.57 1.70 1.02 modal dapat Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 30
1.46 0.40 0.42 0.61 0.52 0.77 0.12 1.09 0.15 0.72 0.92 0.10 0.17 1.82 2.11 1.34 0.38 0.37 1.18 1.09 1.10 0.59 0.47 1.19 0.57 22.47 0.75
1.6 0.5 0.3 1.4 0.7 0.7 0.1 1.7 0.1 0.6 0.8 0.0 0.2 0.5 4.4 1.2 0.2 0.4 1.4 0.6 1.5 0.3 0.4 0.8 0.5 26. 0.8
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dijelaskan oleh ukuran perusahaan, profitabilitas dan free cash flow karena secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan free cash flow memiliki koefisien arah positif. Hal ini berarti bahwa akan cenderung memiliki struktur modal (dept to equity ratio) yang tinggi. Dimana masih terdapat 61,2% disebabkan resiko bisnis, struktur aktiva (tangible assets), dan pertumbuhan penjualan (growth). Perusahaan yang lebih fleksibel cenderung menggunakan hutang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel (Wahidahwati, 200). Myers dan Majluf (1984), mengatakan bahwa komposisi aset perusahaan mempengaruhi sumber pembiayaan. Brigham dan Gapensky (1996) mengatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadapp hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang. Ghosh et.al (2000) dan Chung (1993) mengatakan bahwa rasio aktiva tetap mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan free cash flow terhadap struktur modal, dengan menggunakan data yang terdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heterokedastisitas, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER). Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, 31 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
tidak terbukti. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER). Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, terbukti. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER). Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, tidak terbukti. Dari hasil analisis data secara simultan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan free cash flow dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu struktur modal. Koefisien determinasi adjusted R square adalah sebesar 0,388. Hal ini berarti bahwa 38,8 % variabel dependen yaitu struktur modal dapat dijelaskan oleh tiga variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas dan free cash flow, sedangkan sisanya sebesar 61,2 % struktur modal dijelaskan oleh variabel atau sebabsebab lainnya diluar model. Saran Bagi perusahaan manufaktur sebaiknya dalam menetapkan kebijakan struktur modal agar memperhatikan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan free cash flow, sehingga dengan memperhatikan variabel tersebut perusahaan dapat memutuskan besarnya struktur modal yang sesuai sehingga dihasilkan kebijakan struktur modal yang optimal. Bagi investor dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan harus memperhatikan bagaimana kondisi perusahaan serta struktur hutang perusahaan dengan tetap mempertimbangkan dampak
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
positif maupun negatifnya. Bagi peneliti berikutnya selanjutnya perlu menambah informasi keuangan maupun non keuangan yang lain sebagai variabel penelitian. Seperti sikap manajemen, deviden, resiko bisnis, struktur aktiva (tangible assets), dan pertumbuhan penjualan (growth) maupun stabilitas penjualan serta memperpanjang periode penelitian atau menambah sampel penelitian yang mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik dalam memprediksi struktur modal. Penelitian ini terbatas pada periode tahun 2009-2011 sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya. Oleh sebab itu, bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelitian dapat disinkronisasikan dan diharapkan menggunakan semua jenis perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan.
Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 32