PENGARUH FAKTOR ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH PEPELEGI WARU SIDOARJO EMMYWATI *
Abstrak Karena betapa besar peranan seorang guru mewujudkan keberhasilan program pendidikan maka sudah sewajarnya kalau seorang guru harus menumbuhkan sikap etos kerja yang tinggi. Sehingga perlu diketahui pengaruh etos kerja Guru Pendidikan Agama Islam yang tinggi terhadap prestasi belajar siswa. Dengan diketahuinya pengaruh tersebut setiap Guru Pendidikan Agama Islam akan mernperhatikan dengan sungguh-sungguh terhadap etos kerja. Penilaian program pendidikan atau kurikulum mencakup penilaian terhadap tujuan pendidikan. Isi program, strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar mencakup penilaian terhadap kegiatan guru, siswa, interaksi guru dan siswa serta keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar mencakup hasil belajar jangka pendek dan jangka panjang. Kata kunci: etos kerja, penilaian, prestasi
1. PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan guru merupakan satu kekuatan yang dapat menentukan berhasil dan tidaknya program pendidikan yang dicanangkan oleh suatu lembaga pendidikan maupun yang telah dilakukan oleh negara pada umumnya. Oleh karena itu dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru perlu meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar sebagian besar ditentukan oleh peranan kompetensi guru. Sebagai
tenaga
pendidik,
seorang
guru
harus
memiliki
jiwa
kepemimpinanan bagi setiap anak didiknya, seorang guru juga dituntut untuk menghargai waktu dan seorang guru tidak perna merasa puas berbuat kebaikkan selalu kreatif, dinamis, terampil, serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam bekerja, sehingga mampu bertanggung jawab dalam rangka ikut berpartisipasi aktif
*
Emmywati adalah dosen tetap pada STIE Mahardhika
62
Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012
dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yang berbunyi sebagai berikut : "Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu untuk mengetahui Pengaruh etos kerja Guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa maka peneliti mengadakan penelitian tentang “Pengaruh etos kerja Guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah Pepelegi Waru Sidoarjo”.
Rumusan Masalah Perumusan masalah pada suatu penelitian adalah untuk memudahkan dalam menganalisa, mengevaluasi masalah serta agar dapat lebih terarah dan jelas, sehingga diperoleh langkah–langkah pemecahan masalah yang efektif dan efisien. Adapun perumusan masalah yang peneliti kemukakan adalah : Bagaimana Etos Kerja Guru yang terdiri dari Memiliki jiwa kepemimpinan, Menghargai waktu dan tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah Pepelegi Waru Sidoarjo ? Faktor mana
yang paling berpengaruh Memiliki jiwa kepemimpinan,
Menghargai waktu dan tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah Pepelegi Waru Sidoarjo ?
2. TINJAUAN TEORI Pengertian Etos Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Etos kerja berasal dari kata Yunani yang artinya sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap Berta persepsi terhadap nilai bekerja. Dari kata etos terambil pula kata ethic yakni pedoman, moral dan perilaku, dan dikenal pula istilah etika yakni cara atau pedoman perilaku dalam menjalankan usaha (Toto Tasmara,2005:25).
Pengaruh Faktor Etos Kerja.......... (Emmywati) h. 62-72
63
Dalam buku lain dijelaskan bahwa secara harfiyah etika berasal dari bahasa Yunani yakni "ethos" yang artinya kebiasaan tingkah laku manusia. Dengan demikian etika mempunyai kajian tertentu yaitu mencari ukuran baik buruk dari tingkah laku manusia untuk mengetahui bagaimana seharusnya manusia bertindak (M.Hoeta Soehoet,2011:2). Kerja adalah suatu kegiatan untuk melakukan sesuatu dan ada tujuan (I.Hanafi Ridlawan al, Lalilah Mariyanti, 2005:174). Menurut Gregory (2003) sejarah membuktikan negara yang dewasa ini menjadi negara maju, dan terus berpacu dengan teknologi/informasi tinggi pada dasarnya dimulai dengan suatu etos kerja yang sangat kuat untuk berhasil. Maka tidak dapat diabaikan etos kerja merupakan bagian yang patut menjadi perhatian dalam keberhasilan suatu perusahaan, perusahaan besar dan terkenal telah membuktikan bahwa etos kerja yang militan menjadi salah satu dampak keberhasilan perusahaannya. Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya. Setiap orang memiliki internal being yang merumuskan siapa dia. Selanjutnya internal being menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being terhadap tuntutan external dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang (Siregar, 2007 :25) Etos berasal dari bahasa yunani ethos yakni karakter, cara hidup, kebiasaan seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling komprehensif mengenai tatanan. Menurut Geertz (2008:3) Etos adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Sikap disini digambarkan sebagai prinsip masing-masing individu yang sudah menjadi keyakinannya dalam mengambil keputusan .
Fungsi Etos Kerja Setiap orang selalu dihadapkan kepada bermacam – macam kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupanya, dan selalu meninbulkan keingginan untuk memenuhinya (Soehardjo Siswohartojo, 2005:1). Misalnya merasa lapar pingin makan, merasa haus pingin minum, tidak punya pakaian pingin baju dan sebagainya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia memerlukan kerja. Karna manusia adalah makhluk yang diberi kemuliaan oleh Allah berupa akal maka dalam bekerja pun manusia harus beretos keriadan adapun
64
Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012
fungsi etos kerja menurut Hamzah Ya'cub adalah sebagai benikut (Hamzah Ya’ub, 2006:1). Dengan memperhatikan etos dan disertai dengan pendayagunaan akal, maka hal ini dapat memperingan beban tenaga manusia yang terbatas namun mampu meraih prestasi yang sehebat mungkin. Dengan etos yang tinggi dapat meningkatkan produktifitas dan motivasi dirinya untuk meraih kesuksesan dan kemajuan yang lebih baik.
Ciri-Ciri Etos Kerja Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada strain keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekeja itu merupakan bentuk ibadah (Toto Tasmara, 2005:29)
Prestasi Belajar Istilah prestasi belajar biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu keberhasilan dalam tujuan yang dibutuhkan suatu rencana, termasuk di sini dalam mencapai prestasi belajar karena belajar di sini adalah suatu rencana dalam suatu proses, dalam arti tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan memerlukan kerja yang giat. Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar, yang keduanya mempunyai arti yang berbeda. Prestasi berasal dan bahasa Belanda yaitu "prestasi" kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi "prestasi" yang berarti hasil usaha. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah kemamptian, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal dalam bidang pendidikan khususnya pengajaran (Zainal Arifin, 2006:3). Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu penibahan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi. Beberapa indikator yang menunjukkan proses belajar mengajar berhasil adalah a) Daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan tinggi. Dan hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa dalam bentuk buku raport yang
juga
bernilai tinggi.
Pengaruh Faktor Etos Kerja.......... (Emmywati) h. 62-72
65
b) Perilaku yang ditetapkan dalam tujuan instruksional khusus telah dicapai oleh siswa. Dan hal ini dapat dilihat clan perubalian perilaku siswa.
Penilaian Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada dewasa ini menunjukkan ke arah yang lebih luas. Sedangkan lingkup sasaran penilaian mencakup tiga sasaran pokok yakni program pendidikan, proses belajar mengajar dan hasil-hasil belajar (Nana sudjana,2005:1). Penilaian program pendidikan atau kurikulum mencakup penilaian terhadap tujuan pendidikan. Isi program, strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar mencakup penilaian terhadap kegiatan guru, siswa, interaksi guru dan siswa serta keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar mencakup hasil belajar jangka pendek dan jangka panjang. Penilaian proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam selain penilaian terhadap kegiatan guru dan interaksinya terhadap siswa, Guru Pendidikan Agama Islam Juga perlu menilai siswa dalam hal perbuatan dan tingkah lakunya dalam kegiatan belajar mengajar.
Faktor-Faktor Yang Mempenaruhi Pretasi Belajar Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor intern dan faktor eksteren (Slameto,2007:54), yaitu a) Faktor Intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar (siswa). Faktor-faktor interen antara lain berbentuk, jasmaniah, psikologis dam faktor kelelahan yang merupakan faktor kelelahan jasmani dan kelelahan rohani, b) Faktor Ekstern yakni faktor yang ada di luar Individu yang sedang belajar (siswa). Faktor-faktor ekstern antara lain berbentuk faktor keluaga lingkungan keluarga anak mendapat bimbingan dan pendidikan dari orang tuanya yang ada kaitannya dengan sekolah, hal ini akan mendorong anak untuk berusaha memperoleh presasi belajar tinggi karena didukung oleh keluarganya, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering tejadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar dan ekonomi keluarga. Yang menentukan berikutnya adalah
66
Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012
faktor sekolah yang meliputi; metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dan siswa. Setelahnya maka
faktor masyarakat; kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, bentuk kehidupan masyarakat
3. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti (Ine I Amirman Yausda,2007:134). Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah seluruh siswa. Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah Pepelegi Waru Sidoarjo yang berjumlah sebagai berikut: a). Kelas I sebanyak 132 siswa, b) Kelas II sebanyak 130 siswa, c) Kelas III sebanyak 126 siswa d) Kelas IV sebanyak 143 siswa e) Kelas V sebanyak 98 siswa f).Kelas VI sebanyak 93 siswa, jumlah seluruhnya 722 siswa. Maka peneliti memfokuskan mengambil sampel kelas IV dengan jumlah siswa 143, akan tetapi yang dijadikan sebagai obyek penelitiaan sebanyak 102 siswa.
Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dengan tujuan agar memperoleh data yang akurat sehingga dapat membantu mempermudah dalam penyusunan penelitian ini. Adapun metode yang peneliti gunakan adalah digunakan angket tertutup yakni angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu (Sanapiah faisal,2010:178). Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan, pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja, pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. (Moh.Nazir,Ph.D,2011:175)
Pengaruh Faktor Etos Kerja.......... (Emmywati) h. 62-72
67
Teknik Analisa Data Teknik analisa yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara jiwa kepemimpinan, menghargai waktu dan tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan dengan prestasi belajar
4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Secara historis lembaga Pendidikan Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah Pepelegi Waru Sidoarjo yang berada di bawah naungan Yayasan Masjid Raudlatul Jannah ini mempunyai sejarah yang cukup panjang tentang berdirinya. Namun di sini penulis memaparkan sejarah berdirinya sekolah ini secara sederhana. Maka pada tahun 1995 atas prakarsa Ustadz. H.Nur Hidayat, MM. yang didukung oleh warga muslim wisma Permai didirikanlah sebuah masjid di lingkungan perumahan Wisma Permai. Setelah masjid didirikan komunitas terbentuk, kegiatan berjalan, maka pada tahun 1996 didirikanlah Yayasan Masjid Raudlatul Jannah. Pada saat itu kegiatan utama yayasan adalah sholat rawatib berjama’ah, pengajian rutin, TPQ dan kegiatan hari besar Islam terutama pada saat Ramadhan, idul fitri dan idul adha. Pada tahun 1998 dengan prakarsa ibu Dra. Hj. Kastini yang tidak lain adalah istri dari Ustadz. H. Nur Hidayat, MM. Dirintislah Play Group dan TK Raudlatul Jannah. Keberadaan sekolah Raudlatul Jannah ini cukup mendapat respon positif dari
masyarakat.
Tidak
saja
warga
perumahan
Wisma
Permai
yang
mengamanahkan putra-putrinya di Play Group dan TK Raudlatul Jannah namun juga warga desa pepelegi, medaeng, waru dan wage. Hal ini menjadi embrio Perguruan islam Raudlatul Jannah yang kemudian Sekolah Dasar Raudlatul Jannah berdiri tahun 2004.
Analisa Hasil penelitian a. Hubungan Antara Kepemimpinan (X1) Dengan Prestasi Belajar (Y) Ada atau tidaknya hubungan antara kepemimpinan dengan prestasi belajar, dapat diketahui dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman. Koefisien korelasi antara kepemimpinan dengan prestasi belajar sebesar 0,548. Angka ini menunjukkan bahwa kepemimpinan mempunyai korelasi positif dengan prestasi belajar yang berarti Guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki jiwa kepemimpinan yang semakin bagus maka semakin bagus prestasi belajar siswa.
68
Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012
Besarnya hubungan antara kepemimpinan dengan prestasi belajar yaitu sebesar 54,8% dan berada pada kategori sedang (cukup). Untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan antara kepemimpinan dengan prestasi belajar, maka perlu diuji signifikansinya, dimana Nilai thitung, (6,551) > nilai ttabel (1,984) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya kepemimpinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar. b. Hubungan Antara Menghargai Waktu (X2) Dengan Prestasi Belajar (Y) Ada atau tidaknya hubungan antara menghargai waktu dengan prestasi belajar, dapat diketahui dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman. Data yang diolah di dapatkan Koefisien korelasi antara menghargai waktu dengan prestasi belajar sebesar 0,329. Angka ini menunjukkan bahwa menghargai waktu mempunyai korelasi positif dengan prestasi belajar yang berarti Guru Pendidikan Agama Islam yang menghargai waktu dengan baik maka semakin bagus prestasi belajar siswa. Besarnya hubungan antara menghargai waktu dengan prestasi belajar yaitu sebesar 32,9% dan berada pada kategori rendah. Untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan antara menghargai waktu dengan prestasi belajar dengan hasil nilai thitung, (3,484) > nilai ttabel (1,984) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya menghargai waktu mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar. c. Hubungan Antara Tidak Pernah Merasa Puas Berbuat Kebaikan (X3) Dengan Prestasi Belajar (Y) Ada atau tidaknya hubungan antara tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan dengan prestasi belajar, dapat diketahui dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman dengan hasil koefisien korelasi antara tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan dengan prestasi belajar sebesar 0,477. Angka ini menunjukkan bahwa tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan mempunyai korelasi positif dengan prestasi belajar yang berarti semakin besar Guru Pendidikan untuk berbuat baik maka semakin bagus prestasi belajar siswa. Besarnya hubungan antara tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan dengan prestasi belajar yaitu sebesar 47,7% dan berada pada kategori sedang (cukup). Dan unntuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan antara tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan dengan prestasi belajar, maka perlu diuji signifikansinya, di dapat hasil Nilai thitung, (5,427) > nilai ttabel (1,984) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
Pengaruh Faktor Etos Kerja.......... (Emmywati) h. 62-72
69
artinya tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar.
Interpretasi Pendidikan Agama mempunyai peranan yang sangat penting bagi siswa dalam usaha membentuk kepribadian yang luhur dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa karena tupan pendidikan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab (UUD R1, Sisdiknas, 7) Sedangkan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dicapai dengan menggabungkan potensinya secara optimal. Selain itu guru juga hams membimbing dan pendidik agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Jadi dalam kegiatan pembelajaran disamping siswa yang dituntut aktif juga didukung oleh keaktifan guru dan kemampuannya dalam mengajar dan membimbingnya. Karena semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, maka tinggi pula basil belajar siswa (Nana sudjana,2007:40).
5. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Dari pembahasan Mengenai Pengaruh etos kerja Guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah pepelegi waru Sidoarjo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a) Etos kerja Guru Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari Memiliki jiwa kepemimpinan, menghargai waktu dan tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah Pepelegi Waru Sidoarjo. b) Etos kerja Guru Pendidikan Agama Islam yang berpengaruh paling dominan atau paling kuat adalah jiwa kepemimpinan terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Raudlatul Jannah Pepelegi Waru Sidoarjo.
70
Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012
Rekomendasi Bagi Guru Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat mempertahankan, etos yang dimilikinya, karena untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar diperlukan etos kerja yang tinggi dari Guru Pendidikan Agama Islam sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Bagi siswa supaya lebih meningkatkan lagi keaktifannya dalam kegiatan belajar mengajar, karena keberhasilan proses belajar mengajar selain ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar juga ditentukan oleh keaktifan siswa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, H.M. Hubungan Timbal Bolik Pendidikan Agama Islam dalam Lingkungan Sekolah. Jakarta : Bulan Bintang, 2006. Arifin, Zainal. Evaluasi Instruksional. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006. Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineke Cipta, 2011. Bafadal, Ibrahim. Supervisi Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara, 2011. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besor Bahasa Indonesia. Jakarta : 'TP, 2003. Faisal, Sanipah. Metode penelitian pendidikan . Surabaya : Usaha Nasional, 2008. Gunarsah, Singgih. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia, 2010. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research 11. Yogyakarta : Andi Offset, 2011. Hasan, M. Ali. dan Ali, Mukti. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2008. Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya Usaha Nasional, 2011 Madjid, Nur Cholis. Islam Doktrin clan Peradaban. Jakarta Yayasan Wakaf Paramadina, 'Temp Print, 2005. Nawawi, Hadari. Metode, Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2005. Netra, IB. Statistik Inferensial Surabaya : Usaha Nasional, 2008.
Pengaruh Faktor Etos Kerja.......... (Emmywati) h. 62-72
71
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penehlian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional, 2010. Ridlwan, I. Hanafi Dan Mariyanti, Laila. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Populer). Surabaya : Tiga Dua, 2005.
72
Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012