PENGARUH EFIKASI DIRI DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERENCANAAN KARIR MAHASISWA PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING IKIP PGRI MADIUN
Tyas Martika Anggriana*,
[email protected] Asroful Kadafi*,
[email protected] Rischa Pramudia Trisnani*
[email protected] ABSTRAK Perancanaan karier adalah kecakapan atau kesanggupan siswa dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam karier untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang meliputi pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja. Perencanaan karir individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah efikasi diri dan internal locus of control internal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara efikasi diri dan internal locus of control terhadap perencanan karir mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun. Penelitian ini menggunakan metode expost-facto. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun sebanyak 459 mahasiswa. Dari jumlah populasi sebanyak 459 mahasiswa diambil sampel sebanyak 210 mahasiswa. Sampel penelitian diambil 210 mahasiswa diambil secara acak. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala psikologi, sedangkan analisis data menggunakan teknik regresi ganda. Berdasarkan analisis data penelitian diperoleh hasil 1) tidak ada pengaruh signifikan efikasi diri terhadap perencanaan karier mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun, 2) ada pengaruh signifikan internal locus of control terhadap perencanaan karier mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun, 3) ada pengaruh simultan efikasi diri dan internal locus of control terhadap perencanaan karier mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun. Kata Kunci: Efikasi Diri, Internal Locus of Control, Perencanaan karir *Tyas Martika A, Rischa Pramudia T, dan Asroful Kadafi adalah Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI MADIUN .
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
86
dan pengambilan keputusan yang matang.
Pendahuluan Setiap orang memerlukan lapangan
Seseorang
yang
memiliki
kerja untuk bekerja. Di masyarakat terdapat
perencanaan
berbagai jenis pekerjaan. Setiap individu
memahami
mempunyai kebebasan untuk memilih suatu
individu tersebut dapat memutuskan pilihan
karier atau pekerjaan serta pandangan hidup
yang paling tepat sesuai dengan keadaan
ke depannya yang diikuti oleh tanggung
dirinya.
jawab. Data yang diperoleh dari Badan
karier,
kemampuan
dirinya.
Memilih
tentunya Dengan
mampu demikian,
pekerjaan
serta
Pusat Statistik (BPS) menunjukan jumlah
merencanakan diri untuk karier yang akan
pengangguran di Indonesia pada bulan
dipilih tidak cukup hanya saran yang baik,
Agustus 2014 sebanyak 7,24 juta jiwa. Jika
itu tidak cukup bagi para peserta didik sebab
dibandingkan dengan data bulan Februari
mereka juga memiliki beberapa keterbatasan
2014, jumlah pengangguran di Indonesai
dalam perencanaan kariernya, yaitu (a)
naik sebanyak 90.000 jiwa (kompas, 2014).
gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan
Jumlah pengangguran ini jika dibiarkan
masyarakat akan apa yang dianggap sebagai
akan menimbulkan permasalahan.
pilihan pekerjaan dan pendidikan yang tepat,
Karier sering kali disamakan dengan
(b) kenyataan ekonomi yang buruk sehingga
pekerjaan. Perencanaan karier disamakan
menghambat
dengan pemilihan pekerjaan. Sebenarnya
pendidikan yang mereka pilih, (c) kurangnya
arti karier lebih luas dari sekedar memilih
akses akan fasilitas pendidikan (ILO, 2011).
pekerjaan.
Karier
perkembangan
berkaitan
seseorang
dan
dengan menjadi
mereka
Menurut “perencanaan
dalam
mengikuti
Winkel yang
(2004),
matang
bagian penting dalam kesuksesan hidup
pemikiran
seseorang,
perlu
hendak dicapai dalam jangka panjang (long-
direncanakan dengan baik. Kemampuan
range goals) dan semua tujuan yang hendak
perencanaan
erat
dicapai dalam jangka pendek (short-range
siswa
goals)”. Secara ideal, tujuan jangka pendek
mengenai karier itu sendiri. Suksesnya
menjadi tujuan intermediar yang semakin
pencapaian karier seseorang dipengaruhi
mendekatkan siswa kepada tujuan jangka
oleh adanya kemampuan perencanaan karier
panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin
kaitannya
untuk
karier dengan
itu
yang
karier
matang
pemahaman
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
tentang segala
menuntut
tujuan
yang
87
dicapai termasuk tujuan dalam jangka
memandang
panjang misalnya, dan nilai-nilai kehidupan
kehidupannya
(values) yang ingin direalisasikan dalam
perbuatan-perbuatannya, dengan demikian
hidup. Sertifikat, ijazah yang dipersiapkan
dapat dikontrol (control internal), atau
untuk memegang suatu rencana pekerjaan di
sebagai sesuatu yang tidak berhubungan
masa depan, termasuk tujuan dalam jangka
dengan perilakunya sehingga di luar kontrol
pendek.
pribadinya (control eksternal).
Dalam
terdapat
merencanakan
berbagai
karier,
faktor
peristiwa-peristiwa sebagai
dalam
konsekuensi
yang
Internal locus of control merupakan
mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut dapat
keyakinan di dalam diri individu bahwa
berasal dari diri sendiri (internal) maupun
pencapaian atau hasil yang datang pada
dari luar diri sendiri (eksternal). Winkel
dirinya merupakan efek dari usaha yang
(2004)
telah dilakukannya, artinya keberhasilan di
mengemukakan
bahwa
faktor
internal yang mempengaruhi perencanaan
dalam
karier
nilai-nilai
dirinya sendiri, bukan di kontrol oleh
kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus,
lingkungan. Individu yang memiliki internal
minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaan
locus of control memiliki keyakinan bahwa
jasmani.
dirinya dapat mengatur dan mengarahkan
seseorang
Individu
meliputi
dalam
usahanya
untuk
hidup individu ditentukan oleh
hidupnya serta bertanggungjawab terhadap
mencapai karir yang diinginkan sering
pencapaian
mengalami hambatan, sehingga diperlukan
diterimanya.
penguat
apapun
yang
usaha untuk mengatasi hambatan tersebut.
Menurut Zulkaida (2007), individu
Tingkat usaha untuk mengatasi hambatan
dengan internal locus of control cenderung
dalam mencapai karir yang diinginkan
menganggap bahwa ketrampilan (skill),
dipengaruhi oleh locus of control. Locus of
kemampuan (ability), dan usaha (efforts)
control
merupakan
keyakinan
individu
lebih menentukan pencapaian dalam hidup,
dalam
memandang
faktor
penyebab
termasuk pencapaian karirnya. Individu
keberhasilan
maupun
kegagalan
yang
akan
mengembangkan
usahanya
dialami, termasuk hadiah dan hukuman yang
meningkatkan
diterimanya. Lefcourt (dalam Smet, 1994)
kemampuan akademik yang dimiliki dalam
menjelaskan
control
rangka meraih karir yang diinginkan, serta
mengacu pada derajat dimana individu
berusaha mengatasi hambatan yang dihadapi
bahwa
locus
of
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
keterampilan
kerja
untuk dan
88
dalam rangka pencapaian karir. Individu
kemampuannya dalam mengorganisasi dan
yang mempunyai internal locus of control,
menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan
ketika dihadapkan pada pemilihan karir,
untuk
maka
untuk
berbagai bentuk dan tingkat kesulitan,
tentang
sedangkan individu yang memiliki efikasi
pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan
diri yang rendah akan memiliki keyakinan
serta berusaha mengatasi masalah berkaitan
sebaliknya. Misalnya, seorang individu yang
dengan pemilihan karir.
memiliki efikasi diri rendah mungkin tidak
akan
mengenali
melakukan
diri,
mencari
usaha tahu
mencapai
hasil
tertentu
dalam
Faktor lain selain locus of control
mau berusaha belajar untuk mengerjakan
yang dapat mempengaruhi perencanaan karir
ujian karena tidak percaya bahwa belajar
adalah efikasi diri. Efikasi diri merupakan
akan bisa membantunya mengerjakan soal.
salah satu faktor personal yang menjadi
Bandura
(1977)
mengemukakan
perantara atau mediator dalam interaksi
beberapa dimensi dari efikasi diri, yaitu
antara faktor perilaku dan faktor lingkungan.
magnitude,
generality,
dan
Efikasi
Magnitude,
berkaitan
dengan
diri
dapat
menjadi
penentu
strength. tingkat
keberhasilan performansi dan pelaksanaan
kesulitan suatu tugas
pekerjaan.
Generality, berkaitan dengan bidang tugas,
Efikasi
diri
juga
sangat
mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional,
seberapa
dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003).
keyakinan dalam melaksanakan tugas-tugas.
Menurut Bandura (1977) efikasi diri adalah
keyakinan
mengenai
luas
yang dilakukan.
individu
mempunyai
Strength, berkaitan dengan kuat lemahnya
seorang
individu
keyakinan seorang individu. Efikasi diri
kemampuannya
dalam
menurut Alwisol (2005) dapat diperoleh,
mengorganisasi dan menyelesaikan suatu
diubah,
tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil
melalui salah satu atau kombinasi empat
tertentu. Efikasi diri yakni keyakinan bahwa
sumber,
seseorang
sesuatu
bisa
mendapatkan
menguasai hasil
situasi
positif.
dan
Bandura
ditingkatkan
yakni
diturunkan,
pengalaman
prestasi
accomplishment),
atau
menguasai
(performance
pengalaman
(Santrock, 2007) mengatakan bahwa efikasi
(vicarious
diri berpengaruh besar terhadap perilaku.
(social persuation) dan pembangkitan emosi
Orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi
(emotional/
akan
Pengalaman performansi adalah prestasi
memiliki
keyakinan
mengenai
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
experiences),
persuasi
vikarius
physiological
sosial
states).
89
yang pernah dicapai pada masa yang telah
Berdasarkan
pemaparan di
lalu. Pengalaman vikarius diperoleh melalui
penulis
model sosial. Persuasi sosial adalah rasa
perencanaan karir, internal locus of control
percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat
dan efikasi diri pada mahasiswa prodi
realistik dari apa yang dipersuasikan.
Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
merumuskan
bahwa
atas,
konsep
MADIUN ini perlu dikaji lebih lanjut. Pada
dengan wawancara tersebut, diperoleh juga
penelitian
informasi dari hasil analisis Daftar Cek
mengkaji apakah terdapat hubungan yang
Masalah
yang
positif antara internal locus of control
Prodi
dengan perencanaan karir dan mengkaji
Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI
lebih dalam apakah terdapat hubungan yang
MADIUN, diperoleh hasil sebanyak 64%
positif
memiliki masalah mengenai “saya tidak tahu
perencanaan karir.
diberikan
(DCM) kepada
bidang
karier
mahasiswa
ini,
peneliti
antara
efikasi
tertarik
untuk
diri
dengan
berbuat apa setelah lulus”. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa mahasiswa
Metode Penelitian
Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI MADIUN masih bingung merencanakan kariernya atau dapat diartikan mahasiswa memiliki perencanaan karier yang rendah. Dengan demikian, perlu dicari faktor yang mempengaruhi rendahnya perencanaan karir mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI MADIUN. Hal ini dikarenakan karier merupakan suatu bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan, perencanaan karier merupakan suatu hal yang hendaknya dilakukan
sedini
mungkin.
Setidaknya
mahasiswa memiliki gambaran dan rencana yang baik untuk masa depan yang sesuai yang diinginkan.
Penelitian termasuk jenis penelitian korelasional. Dilihat dari sifatnya, penelitian ini
bersifat
penelitian
“expost-facto”.
“expost-facto”
Disebut
karena
para
peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel bebas dan variabel
terikat sudah dinyatakan secara
eksplisit (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun, dengan jumlah populasi sebanyak 459 mahasiswa. Dari jumlah populasi sebanyak 459 mahasiswa diambil sampel sebanyak 210 mahasiswa. Sampel
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
90
diambil
secara
acak
(simple
random
Berdasarkan perhitungan uji validitas
sampling) tanpa memperhatikan strata yang
yang dilakukan pada data skala Efikasi Diri
ada dalam populasi tersebut.
diperoleh hasil 20 aitem sahih dengan nilai r
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui
menggunakan
skala
penelitian.
hitung berkisar antara 0,518 – 0,858 (taraf signifikansi
5%).
Hasil
reliabilitas
Skala penelitian terdiri dari tiga macam,
menghasilkan
yaitu skala efikasi diri, skala internal locus
0,950, sehingga skala efikasi diri dianggap
of control dan skala perencanaan karier.
reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Masing-masing skala terdiri dari 20 aitem. Skala
efikasi
diri
koefisien
uji
Alpha
sebesar
Skala internal locus of control disusun
dikembangkan
berdasarkan pada aspek afektif, kognitif dan
berdasarkan aspek kognitif, motivasi, afeksi
psikomotorik.
dan seleksi. Deskriptor aspek kognitif terdiri
adalah
dari 1) Percaya diri dalam memikirkan cara-
Deskriptor aspek kognitif adalah 1) Selalu
cara
2)
mencoba untuk berfikir seefektif mungkin,
Keraguan dalam merancang tindakan untuk
dan 2) Selalu mempunyai persepsi bahwa
mencapai tujuan. Deskriptor aspek motivasi
usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.
terdiri dari 1) Kemampuan memotivasi diri
Deskriptor aspek psikomotorik adalah 1)
dengan pikiran untuk melakukan tindakan,
Suka bekerja keras, dan 2) Selalu berusaha
dan 2) Membuat keputusan untuk mencapai
untuk menemukan pemecahan masalah.
untuk
mencapai
tujuan,
dan
Deskriptor
memiliki
inisiatif
aspek
afektif
yang
tinggi.
tujuan yang diharapkan. Deskriptor aspek
Berdasarkan perhitungan uji validitas
afeksi adalah 1) Mampu mengatasi perasaan
yang dilakukan pada data skala internal
emosi yang muncul dari diri sendiri, dan 2)
locus of control diperoleh hasil 6 aitem
Mampu
yang
gugur, dan 14 aitem sahih dengan nilai r
menghalangi dalam pikiran untuk mencapai
hitung berkisar antara 0,297 – 0,649 (taraf
tujuan. Sedangkan deskriptor aspek seleksi
signifikansi
adalah
menghasilkan
mengontrol
1)
Mampu
kecemasan
mempertimbangkan
5%).
Hasil
koefisien
uji
reliabilitas
Alpha
sebesar
secara matang dalam memilih perilaku serta
0,829, sehingga skala internal locus of
lingkungan,
control dianggap reliabel untuk digunakan
aktivitas
2) yang
Mampu
mengendalikan
menantang,
dan
3)
menghindari situasi yang diyakini melebihi kemampuan yang mereka miliki. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
dalam penelitian. Skala
perencanaan
karier
disusun
berdasarkan aspek kognitif, motivasi, dan 91
psikomotorik. Deskriptor aspek kognitif
perencanaan karier diperoleh hasil 3 aitem
meliputi 1) Mempunyai inisiatif, untuk
gugur, dan 17 aitem sahih dengan nilai r
mencari sebuah informasi, 2) Memiliki
hitung berkisar antara 0,277 – 0,650 (taraf
alternative pilihan pekerjaan. Deskriptor
signifikansi
aspek motivasi meliputi 1) Memanfaatka
menghasilkan
waktu luang untuk menggali informasi, 2)
0,844, sehingga skala perencanaan karier
Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha
dianggap reliabel untuk digunakan dalam
harus
penelitian.
dilakukan
jika
ingin
berhasil.
Deskriptor aspek psikomotorik 1) Selalu
menggali informasi.
dilakukan
uji
koefisien
reliabilitas
Alpha
sebesar
Berdasarkan
hasil
analisis
regresi
ganda dengan program SPSS for Windows versi 16 diperoleh data sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan uji validitas yang
Hasil
Hasil Penelitian
mencari cara untuk mendapatkan informasi, 2) Memanfaatkan berbagai media untuk
5%).
pada
data
angket
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji t Parsial dalam Analisis Regresi
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
23.089
10.651
SelfEfikasi
.168
.195
iLoC
.533
.227
Beta
t
Sig.
2.168
.037
.137
.863
.394
.374
2.353
.024
a. Dependent Variable: PK
Berdasarkan pada uji t parsial untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap
ada pengaruh yang signifikan efikasi diri terhadap perencanaan karier.
perencanaan karier diperoleh nilai t sebesar
Efikasi diri merepresentasikan sebuah
0,137 dengan taraf signifikansi 0,394 (p <
keyakinan tentang kemampuan memecahkan
0,05; signifikan). Hal ini menunjukkan tidak
masalah dan mencapai kesuksesan. Dalam
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
92
pekerjaan, orang yang memiliki keyakinan terhadap
kemampuannya
memecahkan
masalah,
untuk
muncul
sebagai
Selanjutnya,
uji
t
parsial
untuk
mengetahui pengaruh internal locus of control
terhadap
perencanaan
karier
pemimpin, sementara yang tidak percaya
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,374
terhadap kemampuan diri memperlihatkan
dengan taraf signifikansi 0,024 (p < 0,05;
keraguan dan membutuhkan nasehat dari
signifikan).
orang lain (Reivich & Shatte, 2002:42).
pengaruh signifikan internal locus of control
Sementara itu sumber-sumber Self-Efficacy
terhadap perencanaan karier. Individu yang
(Bandura, dalam Lazarus et.al., 1984) terdiri
memiliki kecenderungan internal locus of
dari tiga yaitu pengalaman keberhasilan dan
control
pencapaian prestasi, pengalaman orang lain
sendiri dalam menghadapi sesuatu, dan
dan persuasi verbal.
memandang tinggi kemampuannya sendiri.
Hal
lebih
ini
menunjukkan
mengutamakan
ada
usahanya
Pengalaman keberhasilan merupakan
Selain itu, orang dengan internal locus of
satu aspek yang penting dalam perencanaan
control yang tinggi cenderung akan bekerja
karir. Pengalaman keberhasilan merupakan
keras dan memiliki pandangan bahwa usaha
sumber ekspektasi efikasi diri yang penting
yang
karena berdasarkan pengalaman individu
Mahasiswa yang mempunyai internal locus
secara
of
langsung.
Selain
pengalaman
dilakukannya
control,
ketika
akan
berhasil.
dihadapkan
pada
keberhasilan yang dialami oleh individu
pemilihan karir, maka akan melakukan
sendiri,
usaha untuk mengenali diri, mencari tahu
efikasi
diri
dapat
muncul
berdasarkan pada kemampuan mengamati
tentang pekerjaan
dan
perilaku dan pengalaman orang lain sebagai
pendidikan
berusaha
proses
yang
masalah berkaitan dengan pemilihan karir
diperoleh dari orang lain tentang juga dapat
sehingga mahasiswa mampu menentukan
menjadi sumber keyakinan individu dalam
perencanaan karir sesuai dengan keadaan
mengatasi
dirinya.
belajar
individu.
masalah
Sugesti
sebagai
dasar
serta
langkah-langkah mengatasi
perencanaan karir. Mahasiswa yang tidak mampu mengkolaborasikan ketiga sumbersumber efikasi diri dalam dirinya mengalami kesulitan dalam melakukan perencanaan karir. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
93
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ANOVAb Sum of Model 1
Squares Regression
df
Mean Square
57.832
2
28.916
Residual
234.068
37
6.326
Total
291.900
39
F
Sig.
4.571
.017a
a. Predictors: (Constant), iLoC, SelfEfikasi b. Dependent Variable: PK
Berdasarkan uji regresi linier berganda
pencapaian atau hasil yang datang pada
diperoleh skor F sebesar 4,571 dengan taraf
dirinya merupakan efek dari usaha yang
signifikansi 0,017 (p< 0,05; signifikan). Hal
telah dilakukannya, artinya perencanaan
ini berarti bahwa ada pengaruh simultan
karir seseorang ditentukan oleh dirinya
efikasi diri dan internal locus of control
sendiri, bukan di kontrol oleh lingkungan.
terhadap
Tabel 3. Tingkat Pengaruh Variabel
perencanaan
karier.
Adanya
keyakinan di dalam diri individu bahwa
Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square Adjusted R Square
1
.445a
.198
.155
Estimate 2.51519
a. Predictors: (Constant), iLoC, SelfEfikasi
Berdasarkan pada uji tingkat pengaruh
diri dan internal locus of control. Sedangkan
variabel diketahui bahwa nilai R square
80,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya
adalah
19,8%
yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hal
perencanaan karier dipengaruhi oleh efikasi
ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
0,198
yang
artinya
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
94
Winkel (2004) bahwa “ada beberapa faktor
b. Bagi
peneliti
lain
dapat
yang mempengaruhi pilihan karier seseorang
mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang diantaranya adalah faktor internal dan
yang dapat mempengaruhi perencanaan
faktor eksternal”. Faktor internal, yang
karier mahssiswa.
meliputi
nilai-nilai
kehidupan,
taraf
DAFTAR PUSTAKA
intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaan jasmani. Faktor eksternal,
yang
meliputi
masyarakat,
keadaan sosial ekonomi negara, status sosial ekonomi pendidikan
keluarga,
pengaruh
sekolah,
keluarga,
pergaulan
teman
sebaya, dan tuntutan jabatan. Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidupnya. Dengan kata lain, hanyalah individu yang memiliki informasi yang relevan dan menafsirkan maknanya bagi dirinya sendiri, dapat membuat pilihanpilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan
pada
Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.
uraian
hasil
Lazarus, Richard S & Folkman, Susan. 1984. Stress Appraisal And Coping. New York: Spring Publishing Company Mulyadi, W. 2011. Pengaruh Kemampuan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan pada Cabang Toko Top Fashion Cimahi. Jurnal kemampuan. Tersedia di jbptunikompp-gdl-widimulyad-26581-1unikom_w-r.pdf [diakses 25 Mei 2015]
Pengangguran di Indonesia Mencapai 7,24 Juta jiwa. 2014. Tersedia di http://bisniskeuangan.kompas.com/rea d/2014/11/05/BPS.Pengangguran.di.In donesia.Mencapai.7.24.Juta.Jiwa. diakses tanggal 20 Mei 2015 Press Bandura, A. 1997. Self Efficacy : The Exercise of Control. New York: Freemanand Company.
penelitian, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: a. Diharapkan
bagi
mahasiswa
dapat
memanfaat hasil penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan
merencanakan
karir.
dalam Selain
itu
mahasiswa dapat memahami faktorfaktor yang mempengaruhi perencanaan karier, diantaranya efikasi diri dan internal locus of control. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Reivich, K & Shatte, A. 2002. The Resiliennce Skill For Overcaning life’s Inervitable Obtacle. New York. Broad way Books
Santrock, J. W. 2007. Remaja, jilid 2 edisi ke-sebelas. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2008. Statistik Nonparametis untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Winkel, W.S., & Hastuti, S. 2004. Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi.
95
Zulkaida, A, dkk. 2007. Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri Terhadap Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Proceeding
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Pesat, 2, B1-B4. Available FTP: ejournal.gunadarma.ac.id, diakses 4 Desember 2008.
96