PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI, PELATIHAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SAMPURNA RATTAN CARPET INDUSTRI MARTAPURA Yudi Rahman Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAK Salah satu tugas seorang pimpinan perusahaan atau manager adalah menciptakan dan membudayakan komunikasi yang efektif, baik komunikasi vertikal maupun komunikasi horizontal. Dengan adanya komunikasi yang efektif maka diharapkan kinerja dapat meningkat. Selain itu pelatihan yang cukup dapat menunjang dan menghasilkan kinerja yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh, efektivitas komunikasi (X1), pelatihan (X2), dan kepuasan kerja (X3) terhadap kinerja karyawan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. Alat analisis yang dipergunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi berganda. Pengujian dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 0,05 (a = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi (X1) adalah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan disamping itu juga bahwa semua variabel bebas memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti variabel efektivitas komunikasi (X1), pelatihan (X2), dan kepuasan kerja (X3) mempunyai hubungan yang searah atau berbanding lurus dengan variabel terikatnya atau kinerja karyawan (Y). Kata kunci: efektivitas komunikasi, pelatihan, kepuasan kerja PENDAHULUAN
kinerja organisasi. Keadaan atau situasi akan menjadi renggang apabila perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya tanpa arahan dari pimpinan atau kurangnya komunikasi dalam organisasi. Komunikasi yang efektif dalam berorganisasi sangat dibutuhkan karena kiranya tidak dapat disangkal apabila organisasi dapat mengidentifikasi efektivitas komunikasi akan dapat meningkatkan daya produktivitas atau kinerja karyawan yang lebih baik. Komunikasi yang efektif ditentukan oleh kemampuan membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikannya sehingga para bawahan mampu melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan organisasi. Suatu or-
Kinerja yang baik akan bisa tercapai apabila dalam suatu organisasi tertata sistem kerja yang baik, dan mampu mengikat keseluruhan aktivitas karyawan sehingga organisasi bergerak dan berjalan dalam arah tujuan yang sama. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh sistem kerja yang ditetapkan seorang pimpinan. Komunikasi yang efektif antara atasan bawahan atau antara teman sekerja yang terbina dengan baik yang berlandaskan satu misi bersama dimana antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi adalah sama akan membawa dampak baik bagi 54
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
ganisasi dengan sistem komunikasi yang baik dalam berkomunikasi dapat menunjang tercapainya sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk dapat memiliki komunikasi yang baik maka organisasi perlu mengetahui segi keefektifan dari komunikasi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dalam lingkup kerjanya. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi maka perlu diadakan penilaian terhadap komunikasi itu sendiri. Dari penilaian itu dapat diketahui apakah komunikasi yang dilaksanakan telah efektif atau tidak. Dengan melakukan penilaian terhadap keefektifan komunikasi pada karyawan, pihak organisasi dapat memperoleh informasi tentang sistem komunikasi yang dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dalam tujuan peningkatan kehidupan berorganisasi. Dalam mewujudkan konteks komunikasi efektif diperlukan pencermatan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan, perhatian terhadap hambatan-hambatan se-perti manipulasi pesan, interpretasi pesan, dan tingkat pengetahuan karyawan sebagai penerima pesan. Demikian juga yang terjadi pada CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura dimana komunikasi yang efektif diperlukan dalam rangka peningkatan kinerja karyawan dilingkungan perusahaan. Untuk itu perlu adanya perhatian terhadap sistem komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan dan antara rekan kerja. Dengan sistem komunikasi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hal tersebut pelaksanaan komunikasi yang efektif dalam perusahaan dapat berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan di lingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. Fenomena inilah yang sangat menarik untuk
55
dikaji lebih dalam lagi melalui proses penelitian. Dari deskripsi tersebut diatas, maka dapat diformulasikan rumusan masalah peneltian sebagai berikut: 1. Apakah efektivitas komunikasi, pelatihan dan kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan dilingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura? 2. Apakah efektivitas komunikasi, pelatihan dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan dilingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura? 3. Manakah dari efektivitas komunikasi, pelatihan dan kepuasan kerja yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan dilingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura? TUJUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi (comunication) dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang artinya “sama”, istilah communis sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Istilah lain yang mirip dengan komunikasi dalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan dan kebersamaan. Berbicara tentang definisi komunikasi tidak ada definisi yang benar ataupun yang salah. Definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomen yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Sebagaimana dikemukakan Wenberg dan Wilmot dalam Mulyana (2000: 61), setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat, surat kabar, majalah. Dalam hal ini komunikasi dianggap sebagai proses linier yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya. Jenis-jenis Komunikasi Komunikasi dalam penggunaannya dibedakan dalam dua jenis, dimana kebanyakan orang biasanya atau lazimnya berkomunikasi dengan menggunakan ucapan atau tata bahasa yang dapat dimengerti oleh lawan bicaranya tetapi memungkinkan juga seseorang dalam berkomunikasi dengan lawannya hanya mempergunakan gerak dari bagian-bagian tubuhnya yang dapat mewakili apa yang diinginkan dan dirasa. Demikian juga komunikasi yang biasa terjadi di organisasi tidak jauh beda dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari individu. Komunikasi yang sering dipergunakan dalam organisasi, yaitu: 1. Komunikasi verbal, merupakan bahasa verbal dimana sarana utama untuk menyampaikan atau menyatakan pikiran, perasaan dan maksud menggunakan kata-kata yang mempresentasikan beberapa aspek realitas individual. Komunikasi yang menggunakan bahasa yang merupakan sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud. Dengan menggunakan kata-kata yang mempresentasikan beberapa aspek realitas individual kita. Bentuk komunikasi yang
56
disampaikan pada pihak lain melalui tulisan tangan dan lisan. 2. Komunikas nonverbal, yaitu komunikasi dengan mengunakan bahasa-bahasa tubuh atau isyarat untuk bereaksi dengan lingkungan sekitarnya. Seperti sentuhan, pandangan, senyuman, sandi, simbol seragam, sinyal (Lerry A. Samover dan Richard E. Poter yang dikutip dalam buku Mulyana (2000: 309)). Pelatihan Ada dua kelompok besar individu yang akan dilatih, yaitu para pekerja operasional dan manager. Pelatihan tenaga kerja operasional memerlukan sejumlah peningkatan khusus dalam ketrampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Terdapat empat metode dasar yang terutama digunakan yaitu: pelatihan ditempat kerja (on the job training), magang (apprenticeship) dan kursus-kursus khusus. Sedangkan pelatihan bagi para manager dapat mencakup berbagai kebutuhan seperti: 1. Ketrampilan pengambilan keputusan dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknik-teknik seperti latihan kotak surat, permainan perusahaan dan analisis kasus 2. Ketrampilan antar pribadi dapat ditingkatkan melalui berbagai macam cara termasuk permainan peran, permodelan perilaku, pelatihan kepekaan, analisis transaksional dan wawasan tersusun. 3. Pengetahuan tentang pekerjaan dalam jabatan yang ditugaskan kepadanya dapat ditingkatkan dengan metode pengalaman ditempat kerja melatih dan bertindak sebagai manager pengganti 4. Pengetahuan tentang organisasi, dapat diperoleh melalui perputaran jabatan dan manajemen ganda
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
Pelatihan operasional dan manajerial dapat menjadi sia-sia jika lingkungan organisasi menghalangi menggunakan keterampilan yang dipelajari itu, maka diperlukan programprogram yang dirancang untuk mengembangkan unit-unit organisasi sebagai satu kesatuan. Pengembang-an organisasi adalah suatu strategi campur tangan (intervensi) dimana lingkungan umum dirubah untuk menekankan kerjasama, kemampuan, konfrontasi, kejujuran dan dukungan. Akan tetapi pertu disadari bahwa berbagai macam pelatihan dengan mempergunakan berbagai macam metode tersebut, tidak ada kombinasi metode pengembangan manajemen yang terbaik dan ideal. Setiap organisasi harus merancang program khususnya sendiri untuk disesuaikan dengan iklim perusahaan, tingkat organises! yang memerlukan pelatihan itu, sifat-sifat tertentu dari personalia yang akan dikembangkan, kebutuhan-kebutuhan pengernbangan khusus dan tersedianya sumber daya ekonomi yang dapat disediakan kepada pelatihan. Fungsi pelatihan sendiri menurut Moekijat (1999: 98), ada tiga hal, yaitu: 1. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku (performance) kerja, dalam hal inprestasi kerja para peserta pelatihan. 2. Pelatihan barfungsi mempersiapkan promosi ketenagaan untuk jabatan yang lebih rumit dan sulit. Pelatihan berfungsi mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi, yakni jabatan kepengawasan dan manajemen. Kepuasan Kerja Menurut Downey (2004: 89), kepuasan kerja adalah perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diterima sehubungan dengan alternative yang tersedia dalam situasi
57
yang sudah ditentukan. Sementara itu, Keith (2005: 96) mengemukakan bahwa: “job satisfaction is the favorablesness or unfavorableness with employees view their work, yang artinya bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang mendukung atau tidak mendukung yang dialami pegawai dalam bekerja. Wexley dan Yukl (2007: 98) mendefinisikan kepuasan kerja, ”is the way an employee feels about his her job”. Kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Berdasarkan pendapat Keith Davis, Wexly dan Yukl tersebut di atas, kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang mendukung atau tidak mendukung diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya (Locke, 1999: 316). Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya mendukung, pegawai akan merasa puas. Kinerja Peningkatan kinerja diyakini dapat mempercepat pencapaian tugas pokok, tujuan, sasaran, visi dan misi organisasi. Pencapaian tersebut akan secara bertahap meningkatkan kinerja pegawai untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dari waktu ke waktu. Kinerja merupakan output yang merupakan kontribusi yang diberikan pegawai kepada organisasi sesuai
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
dengan tanggung jawab dan tugas atau wewenangnya dalam organisasi. Seperti yang dikemukakan oleh Gomes (1997: 36) memberikan batasan tentang kinerja adalah sebagai suatu catatan hasil (output) yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode tertentu. Menurut Prawirosentoso (1999: 2) bahwa “Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam satuan organisasi, sesuai dengan wewenang tanggung jawab masingmasing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.” Kinerja dari tiap-tiap pegawai pasti berbeda meski dengan tingkat kemampuan yang cenderung sama, kemungkinan faktor penyebabnya adalah perbedaan daya tangkap terhadap perintah dan ketentuan-ketentuan adalah organisasi, sehingga peranan pimpinan sangat diperlukan untuk dapat menentukan sitem komunikasi yang efektif yang harusnya digunakan dalam penyampaian perintah baik secara langsung atau tidak langsung sehingga tidak ada kesalahan persepsi oleh pegawai yang tentunya akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Dari efektifitas komunikasi dan kinerja disimpulkan bahwa efektifitas komunikasi merupakan sarana penting untuk mendorong kinerja pegawai atau komunikasi merupakan sarana penting untuk mencapai kinerja. Proses menuju kearah tersebut berkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya manusia. Selain itu, pelatihan yang diberikan kepada karyawan juga dapat meningkatkan kinerja karena dengan pelatihan, karyawan akan mendapat-
58
kan pengetahuan-pengetahuan praktis dan up to date yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan masalah komunikasi pernah dilakukan oleh M. Hambali (2004) dengan judul: Pengaruh Komunikasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi pada CV. Sugih Waras di Pelaihari. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ingin mengetahui pengaruh komunikasi terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah metode regresi linier, korelasi, dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian korelasi menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai hubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi. Keeratan hubungan komunikasi dengan produktivitas kerja karyawan menunjukkan hubungan yang kuat positif dan searah antara komunikasi dan produktivitas kerja karyawan. Pengaruh komunikasi terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sangat kuat sekali artinya mempunyai peranan yang potensial pada perusahaan khususnya pada bagian produksi. Dengan koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (komunikasi) berpengaruh positif terhadap variabel terikat (produktivitas kerja karyawan). Hasil pengujian dengan menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Haspani 2006, dengan judul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil penelitian menunjukkan
59
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Dari hubungan yang terbentuk pada variabel tersebut, diketahui juga bahwa secara simultan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai pengaruh sebesar 75,4%. Sedangkan sisa dari variabel lain yakni 24,6% tidak terdapat dapat penelitian ini. Maksud dari tidak terdapat dalam penelitian ini bukan berasal dari pendidikan dan pelatihan indikator lain. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan kerangka konseptual yang berfungsi sebagai penuntun dan merupakan alur berfikir yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Alur kerangka pemikiran konseptual untuk menggambarkan pengaruh efektifitas komunikasi, pelatihan maupun kepuasan kerja adalah memberikan kontribusi dalam membangun kinerja yang baik terhadap karyawan. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Bahwa efektivitas komunikasi, pelatihan dan kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan dilingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. 2. Bahwa efektivitas komunikasi, pelatihan dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan dilingkungan CV.
Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. 3. Bahwa efektivitas komunikasi yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan dilingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Berdasarkan landasan teori dan sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, maka dalam penyusunan tesis ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat studi kasus yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dalam hal ini penelitian dilakukan lebih rinci mengenai suatu obyek tertentu dan selama kurun waktu tertentu. Selanjutnya penulis berusaha menemukan hubungan antara faktor-faktor atau variabel-variabel tersebut antara yang satu dengan yang lainnya. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2003: 102) populasi adalah obyek dari penelitian (keseluruhan dari individu yang diteliti). Sedangkan pengertian sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sehingga populasinya sebanyak 100 karyawan. Responden yang diteliti adalah Karyawan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. Dalam hal ini penelitian mengambil sampel yaitu sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik sensus. Sumber Data 1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari penelitian langsung pada obyek penelitian dan responden secara langsung.
60
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang masih ada hubungannya dengan instansi / unit kerja yang bersangkutan. Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh data yang obyektif, maka metode yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi lapangan, adalah pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti. 2. Studi kepustakaan (library research), adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari bukubuku literatur atau sumber data lainnya terutama yang erat kaitannya dengan permasalahan yang diteliti HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujuan Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan alat ukur dalam suatu penelitian. Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan memiliki error pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subyek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dengan skor yang sebenarnya. Dengan demikian, secara keseluruhan alat tes yang bersangkutan akan menghasilkan varians error yang kecil pula. Tabel 1. Uji Validitas Correlation Efektivitas Komunikasi Variabel X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
Correlation 0,824 0,887 0,911 0,881
Sumber: Lampiran SPSS
Hasil Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan data Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai Correlation untuk tiap-tiap indikator variabel Efektivitas Komunikasi (X1)yang diuji pada variabel independent dan dependent memiliki nilai korelasi lebih besar dari rsyarat , instrument penelitian dapat dikatakan valid apabila koefisien korelasinya > dari 0,3 sugiyono dalam Supriyanto dan Machfudz (2010:296) dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan adalah valid. Dengan demikian alat ukur ini memenuhi syarat validitas. Tabel 2. Uji Validitas Correlation Pelatihan Variabel X2.1 X2.2 X2.3
Correlation 0,770 0,830 0,696
Syarat 0,3 0,3 0,3
Hasil Valid Valid Valid
Sumber: Lampiran SPSS Berdasarkan data Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai Correlation untuk tiap-tiap indikator variabel Ikim Organisasi yang diuji pada variabel independent dan dependent memiliki nilai korelasi lebih besar dari rsyarat , instrument penelitian dapat dikatakan valid apabila koefisien korelasinya > dari 0,3 sugiyono dalam Supriyanto dan Machfudz (2010:296) dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan adalah valid. dengan demikian alat ukur ini memenuhi syarat validitas. Tabel 3. Uji Validitas Correlation Kepuasan Kerja Variabel X2.1 X2.2 X2.3
Correlation 0,588 0,655 0,652
Syarat 0,3 0,3 0,3
Hasil Valid Valid Valid
Sumber: Lampiran SPSS Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai Correlation untuk tiap-tiap indikator variabel Kepuasan Kerja yang diuji pada varia-
61
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
bel independent dan dependent memiliki nilai korelasi lebih besar dari rsyarat , instrument penelitian dapat dikatakan valid apabila koefisien korelasinya > dari 0,3 sugiyono dalam Supriyanto dan Machfudz (2010:296) dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan adalah valid. Dengan demikian alat ukur ini memenuhi syarat validitas. Tabel 4. Uji Validitas Correlation Kinerja Variabel X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
Correlation 0,637 0,688 0,612 0,568
Syarat 0,3 0,3 0,3 0,3
Hasil Valid Valid Valid Valid
Sumber: Lampiran SPSS Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai Correlation untuk tiap-tiap indikator variabel Kinerja yang diuji pada variabel independent dan dependent memiliki nilai korelasi lebih besar dari rsyarat , instrument penelitian dapat dikatakan valid apabila koefisien korelasinya > dari 0,3 sugiyono dalam Supriyanto dan Machfudz (2010:296) dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan adalah valid. dengan demikian alat ukur ini memenuhi syarat validitas. Pengujian Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan cara mencari angka reliabilitas dari butir-butir pernyataan dalam kuisioner dengan menggunakan rumus standardized item alpha. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dapat dikatakan andal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan realibilitas sebesar 0,6 atau lebih (Arikunto, 2003). Penyelesaian pengujian reliabilitas juga menggunakan program SPSS
for Windows versi 13.0. Hasil pengujian realibilitas terdapat semua variabel dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian Item X1 X2 X3 Y
Alpha 0,836 0,811 0,720 0,738
Syarat 0,6 0,6 0,6 0,6
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Lampiran SPSS Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap semua pertanyaan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua item penelitian dapat dikatakan reliabel karena lebih besar dari syarat 0,6, dengan demikian dapat digunakan sebagai instrumen dalam mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. Persamaan Regresi Linier Berganda Untuk menganalisis pengaruh, efektivitas komunikasi (X1), pelatihan (X2), dan kepuasan kerja (X3) terhadap kinerja karyawan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura, alat analisis yang dipergunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi berganda. Alat analisis yang dipergunakan adalah regresi berganda dengan program SPSS versi 13.0, Pengujian dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 0,05 (a = 0,05). Untuk mengkaji kebenaran hipotesis-hipotesis tersebut digunakan analisis regresi linier. Pada analisis regresi ini akan dilakukan uji serentak atau uji F serta parsial atau uji t. Variabel-variabel yang dianalisis adalah komponen-komponen yang terbentuk dari tiga komponen yang selanjutnya menjadi variabel. Variabel tersebut adalah efektivitas komunikasi (X1), pelatihan (X2), dan kepuasan ker-
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
ja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y). Hasil perhitungan regresi berganda dapat dilihat sebagai berikut Y = 0,516 + 0,375 X1 + 0,323 X2 + 0,289 X3 + e Berdasarkan persamaan tersebut, menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti variabel Efektivitas Komunikasi (X1) Pelatihan (X2), dan Kepuasan Kerja (X3) mempunyai hubungan yang searah atau berbanding lurus dengan variabel terikatnya atau Kinerja Karyawan (Y). Artinya, jika variabel X1, X2 dan X3 mengalami kenaikan maka variabel terikatnya Y juga ikut mengalami kenaikan, dan jika variabel X1, X2 dan X3 mengalami penurunan, maka variabel terikatnya Y akan mengalami penurunan. 1. Harga koefisien konstanta = 0,516. Hal ini berarti apabila nilai dari X1, X2 dan X3 di obyek penelitian sama dengan 0, maka tingkat atau besarnya variabel dependent Y di lokasi tersebut akan sebesar 0,516 2. Harga koefisien b1 = 0.375, berarti bahwa, apabila nilai X1 mengalami perubahan (kenaikan atau penurunan), sementara variabel lainnya bersifat tetap, maka tingkat variabel Y di perusahaan obyek penelitian tersebut akan meningkat. 3. Harga koefisien b2 = 0.323, berarti bahwa, apabila nilai X2 mengalami perubahan (kenaikan atau penurunan), sementara variabel lainnya bersifat tetap, maka tingkat variabel Y di perusahaan obyek penelitian tersebut akan meningkat. 4. Harga koefisien b3 = 0.289, berarti bahwa, apabila nilai X3 mengalami perubahan (kenaikan atau penurunan), sementara variabel lainnya bersifat tetap, maka tingkat variabel Y di perusahaan obyek penelitian tersebut akan meningkat.
62
Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, implikasi hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penciptaan Komunikasi sebagai tindakan satu arah yang baik di lingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. Komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui media, seperti email, chatting, telepon dan lain lain. 2. Penciptaan Komunikasi sebagai interaksi yang baik di lingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, begitu seterusnya. 3. Pemberian Latihan manejemen umum di CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura yang terdiri dari: a. latihan top management, b. latihan supervisor, dan c. latihan kepemimpinan. 4. Pemberian Latihan pekerjaan staf (staff training) di CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura untuk melatih tenaga-tenaga karyawan pembantu, latihan kekaryawan an, keuangan dan sebagainya. 5. Pemberian Pay, adalah besaran dan kewajaran gaji yang diterima adalah wajar dan sudah memenuhi kebutuhan hidupnya pada CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura 6. Work itself, penciptaan suatu kondisi di mana tugas kerja yang dise-
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
diakan menarik dan menyediakan peluang untuk melakukan pembelajaran dan menerima tanggungjawab. KESIMPULAN Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Variabel efektivitas komunikasi (X1), pelatihan (X2), dan kepuasan kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapurasecara parsial. Pengaruh dimensi tersebut secara parsial (terpisah) masing- masing sebesar 61,0 % untuk efektivitas komunikasi (X1) 39,3 % untuk pelatihan (X2), dan 28,7% untuk kepuasan kerja (X3) kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukan bahwa vatiabel efektivitas komunikasi (X1) mempunyai t hitung (7,534) > dari t tabel (1,998), Pelatihan (X2) mempunyai t hitung (4.185) > dari t tabel (1,998), dan Kepuasan Kerja (X3) mempunyai t hitung (2.939) > dari t tabel (1,998) 2. Pengaruh kedua variabel efektivitas komunikasi (X1) pelatihan (X2), dan kepuasan kerja (X3), tersebut secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y) CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura sebesar 55,3 % kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung (39,546) > Ftabel (2.70). 3. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai adalah efektivitas komunikasi (X1) yaitu sebesar 0,610 pada nilai r parsial yang artinya berpengaruh sebesar
63
61,0% terhadap kinerja pegawai (Y) CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura. Hal ini sejalan hipotesis ketiga yang menduga efektivitas komunikasi (X1) adalah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai (Y) Bawahan Selan Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar, dikarenakan nalai r parsial variabel Efektivitas Komunikasi (X1) sebesar 0.610 atau 610 % > dari nilai r parsial variabel Pelatihan (X2) yang hanya sebesar 0.393 atau 39,3 % dan variabel Kepuasan Kerja (X3) yang hanya sebesar 0.287 atau 28,7 %. Saran 1. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi kinerja pegawai adalah efektivitas komunikasi (X1). Hal ini bisa disikapi dengan penciptaan proses komunikasi yang baik karena komunikasi yang efektif merupakan penciptaan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan pesan atau informasi dan terdapat kontinyuitas dari setiap unsurnya dilingkungan CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura 2. Untuk pelatihan (X2) sebaiknya juga di tingkatkan untuk meningkatkan kinerja pegawai CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura, pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan di pelatihan ditempat kerja (on the job training), magang (apprentiechip) dan di tempat kursuskursus khusus, hal ini Ketrampilan pengambilan keputusan dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknik-teknik seperti latihan kotak surat, permainan perusahaan dan analisis kasus, hal ini akan berfungsi untuk peningkatan Ketrampi-
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
lan antar pribadi dapat, Pengetahuan tentang pekerjaan dalam jabatan yang ditugaskan kepadanya dapat ditingkatkan dengan metode pengalaman ditempat kerja melatih dan bertindak sebagai manager pengganti, dan Pengetahuan tentang organisasi, dapat diperoleh melalui perputaran jabatan dan manajemen ganda 3. Untuk kepuasan kerja (X3) sebaiknya juga di tingkatkan untuk meningkatkan kinerja pegawai CV. Sampurna Rattan Carpet Industri Martapura, melalui peningkatan yang menyatakan bahwa kerja adalah suatu tanggapan (response) emosional yang baik pada situasi kerja yang terjadi. Terciptanya kepuasan kerja sering ditentukan oleh kesesuaian antara hasil dan harapan. serta kepuasan kerja mewakill beberapa sikap yang terkait yang dimunculkan dalam melakukan pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu Pendekatan Makro. Bumi Aksara. Jakarta Downey. 2004. Manajemen Personalia, Terjemahan, Edisi II. Erlangga. Jakarta. Gomes. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan per-
64
tama. Toko Gunung Agung. Jakarta. Keith. 2005. Manajemen Personalia, diterjemahkan Moh. Mafud. Erlangga, Jakarta. Locke. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Yogyakarta. Moekijat. 1999. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja, Cetakan Ketiga. CV. Pionir. Bandung. Mulyana. 2000. Komunikasi Antarbudaya. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Prawirosentoso. 1999. Manajemen Personalia, Cetakan Keenam. Ghalia Indonesia. Jakarta. Ranupandojo, Heidjarahman & Suad Husnan. 1996. Manajemen Personalia, Edisi Ketiga. FE-UGM. Yogyakarta. Ravianto. 1995. Produktivitas dan Manusia Indonesia, Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas. Jakarta. Supriyanto & Machfudz. 2010. Dasardasar Organisasi dan Manajemen, Cetakan Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta. Schuler, Randall S. & Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke-21. Erlangga. Jakarta Wexley dan Yukl. 2007. Efektifitas Organisasi, diterjemahkan oleh M. Jamin. Erlangga. Jakarta.