PENGARUH DISKUSI DALAM BELAJAR MATEMATIKA SEBAGAI EKSTRA KURIKULER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 AWALUDIN FITRA, S.Pd., M.Si Prodi Teknik Informatika STMIK PELITA NUSANTARA MEDAN
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh diskusi belajar matematika di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. Sampel penelitian ini diambil dari 2 (dua) kelas dengan jumlah siswa 60 orang. Salah satu kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang malaksanakan diskusi belajar kelompok dan satu kelas lagi di jadikan kelas kontrol tanpa diskusi kelompok. Adanya pengaruh diskusi belajar matematika dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dapat diketahui dari kemampuan siswa SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan dalam mengerjakan instrumen penelitian berupa tes uraian non objektif sebelum dan sesudah diberikan perlakukan berupa diskusi belajar matematika untuk kelas eksperimen. Jenis penelitian ini eksperimen semu, maka sebagai langkah awal dilakukan pre test pada kedua kelompok kemudian perlakuan berupa diskusi belajar matematika pada kelas eksperimen dan tanpa diskusi pada kelas kontrol, dan selanjutnya diberikan post test. Mean dan Standart deviasi kelompok eksperimen adalah 6,24 dan 1,37 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 5,15 dan 1,39. Berdasarkan analisis data uji hipotesis penelitian diperoleh harga thitung = 3,027 untuk = 0,05 dan dk = 58 diperoleh ttabel = 2,002. oleh karena thitung > ttabel maka Ho ditolak yang berarti diskusi belajar matematika sebagai ekstra kurikuler berpengaruh signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Kata Kunci : Diskusi Dalam Belajar Matematika, Ekstra Kurikuler. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Abdurahman (1999 : 251) mengemukakan “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, terlebih-lebih bagi siswa yang bekesulitan belajar”. Meskipun demikian semua orang harus mempelajari matematika karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh paling (Abduraman, 1999 : 253) yaitu : Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi; menggunakan pengetahuan tentang menghitung; dan yang paling penting adalah memikirkan
dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak siswa akan menghadapi banyak masalah, karena semua bidang studi memelurkan matematika yang sesuai. Banyak hal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar matematika, diantaranya kesiapan belajar siswa masih kurang, ketrampilan matematika prasyarat tidak dimiliki dan lingkungan di sekitar siswa baik di sekolah maupun di rumah yang kurang mendukung untuk lebih berminat pada pelajaran matematika. Disamping itu pelajaran matematika itu sendiri mempunyai sifat yang cukup kompleks. Berbagai pendapat tentang matematika di kemukakan oleh para ahli seperti Johnson dan Myklebust (Abdurahman 1999 : 251)
mengemukan bahwa : “matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuatitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah memeudahkan berpikir.” Sedangkan Lerner (Abdurahman, 1999 : 253) mengemukan bahwa “matematika sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide, mengenal elemen dan kualitas”. Sementara Klene (Abdurahman,1999 :255) berpendapat bahwa “matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah menggunakan cara bernalar deduktif tetapi juga tidak melupakan cara bernalar unduktif”. Pelajaran mateatika sebagai salah satu bidang studi yang wajib di pelajari oleh siswa SD, SMP, SMA dan, juga di Perguruan Tinggi adalah pelajaran yang menuntut ketekunan. Dalam pelajaran matematika siswa akan mempelajari materi yang mudah, sedang dan juga yang sulit, sesui dengan tujuan kurikulum yang ditentukan oleh penyelenggara pendidikan. Sembiring (2002) menyebutkan menyelesaikan soal yang sulit bukan karena tidak mempunyai kemampuan, melaikan karena tidak mempunyai ketekunan atau kesuguhan”. Siswa yang tidak memiliki prasyaratan dalam belajar matematika juga tidak memiliki ketekunan akan cenderung mengalami kegagalan. Hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa, yang juga akan mempengaruhi mutu pendidikan secara umum. Di sekolah para siswa atau pelajar banyak berhubungan dengan guru-guru bidang studi. Terlebih lagi bidang studi matematika yang jumlah jam pelajaran cukub banyak dalam seminggu. Para guru bidang studi inilah yang selalu dijadikan ujung tombak untuk mereformasi kualitas pendidikan bangsa agar semakin ditingkatkan seperti yang di cita-citakan oleh semua pihak. Sesuai dengan pendapat yang di sampaikan Naniek Setijadi (Kompas, 10 Maret 2004) yaitu : Menghadapi pesatnya persaingan diantaranya global, semua pihak perlu menyamakan sikap untuk mengedepankan mutu pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan kalangan pendidikan harus berpartisipasi mengejar ketertinggalnya maupun meningkatkan utu prestasi yang telah di raih.
Para guru bidang studi jugalah yang mampu melihat berbagai kendala yang dihadapi siswa pada saat menjalani proses belajar mengajar. Sehingga para guru benar-benar memiliki kemampuan profesional terhadap pekerjaanya seperti yang di sampaikan oleh Setyowati (2004 : 2) menyatakan : Kemampuan profesional guru harus teruji, penguasaan atas materi pelajaran saja tidak lagi cukup. Guru abad 21 harus menguasai banyak pengetahuan (akademik, pedagogik, sosialdan budaya), mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan dan mampu menyelesaikan masalah. Untuk itu guru bidang studi diharapkan dapat memanfaatkan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar dapat tercapai. Dalam mempelajari matematika, siswa selalu menghadapi data-data yang disajikan berupa lambang atau simbol. Siswa juga harus menguasai konsep dengan benar dan mampu berpikir secara kreatif. Sembiring (2002 : 45-46) mengemukan : Paham konsep artinya mengerti makna seperti makna setiap kata dalam soal, mampu menyelesaikan masalah tanpa rumus, tetapi di selesaikan dengan cara berpikir nalar atau intuisi sedangkan berpikir secara kreatif artinya mampu menghubung-hubungkan, yakni menghubungkan antara yang di ketahui dengan yang ditanyakan. Pemahaman terhadap konsep dengan tepat dan mampu berpikir dengan kreatif sangat membantu para siswa dalam menyelesaikan masalah atau soal nantinya. Agar siswa menguasai konsep, siswa harus menyerap dan benar-benar memahami setiap arti kata dalam kalimat matematika secara utuh dan menyeluruh, baik dengan kekuatan sendiri maupun dengan pertolongan orang lain. Terkait dengan bidang studi yang diajarkannya, tentu para guru sangat mengingatkan setiap siswa dapat berhasil dengan baik dan maksimal. Sementara keadaan siswa yang beragam daya serapnya dalam kemampuan dan kecepatan untuk mencerna atau memahami materi pelajaran harus menjadi catatan tersendiri bagi guru bidang studi. Terhadap kemampuan dalam memahami konsep secara utuh dan menyeluru, guru dapat memanfaatkan kelompok-kelompok diskusi belajar bagi siswa, di luar jam pelajaran matematika di sekolah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Djamarah dan aswan (1995) yang menyebutkan “pendekatan kelompok sangat di perlukan, perbedaan individual pada anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok”. Dengan melakukan pendekatan diskusi kelompok dapat mengarahkan peserta didik untuk lebih memahami setiap data-data dalam pelajaran matematika . hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian ini dengan judul pengaruh diskusi dalam belajar matematika sebagai ekstra kurikulum terhadap hasil belajar siswa SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Bedasarkan uraian-uraian latar belakang masalah diatas, maka beberapa masalah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kesiapan belajar siswa kurang 2. Pemahaman konsep secara utuh dan menyeluruh masih kurang. 3. Ketrampilan matematika prasyaratan tidak dimiliki 4. Lingkungan di sekolah kurang mendukung siswa untuk berminat pada matematika. 5. Lingkungan di rumah kurang mendukung siswa untuk berminat pada matematikla. 6. Matematika mrupakan pelajaran yang cukup kompleks. 7. Siswa tidak memiliki ketekunan dalam mengerjakan soal-soal latihan bai perorangan maupun kelompok dalam bentuk diskusi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda terhadap variabel penelitian sehingga penelitian ini lebih terarah dan jelas maka perlu adanya batasan masalah demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Dengan melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa siswa maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh diskusi belajar matematika sebagai ekstra kurikuler terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan geometri dimensi tiga di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah ada pengaruh yang signifikan pada siswa yang melakukan diskusi belajar matematika sebagai ekstra kurikuler terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan dimensi tiga di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan terlebih dahulu, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan bagi siswa yang melakukan diskusi belajar matematika sebagai ekstra kurikuler terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan dimensi tiga di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Sesuai dengan judul penelitian ini menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, yang dapat mewakili populasi. Kesimpulan yang diperolah dari anggota sampel harus berlaku umum untuk populasi. Suharsimi Arikunto (2002 : 107) mengatakan : “Untuk sekedar ancar-ancar data maka apabila subjeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi (sampel total) selanjutnya jika subjeknya populasinya lebih dari seratus dapat diambil 10 – 15 atau 20 – 25% atau lebih”. Berdasarkan sampel diambil dari sebagian populasi yang terdiri dari 2 kelas yaitu VIII-A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa
30 orang dan kelas VIII-B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 orang. C. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa test akhir pada materi pelajaran geometri dimensi tiga yang diberikan kepada seuluruh sampel penelitian. Tes akhir berbentuk essay test sebanyak 10 soal disusun sendiri oleh peneliti dengan memperhatikan aspek-aspek kognitif materi pelajaran kelas VIII. Sesuai dengan kurikulum yang ada pada pokok bahasa geometri dimensi tiga yaitu kubus, balok, prisma, dan limas yang diajarkan pada kelompok eksperimen dan kontrol. Kisi – kisi test adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kisi-kisi Tes Akhir No Indikator No. Soal 1 Balok 1, 2, 3, 2 Kubus 4, 5 3 Prisma 6, 7 4 Limas 8 , 9 , 10 Jumlah 10 1. Validitasa Test Untuk menguji validitas test digunakan validator yaitu dosen matematika yang menjadi dosen pembimbing pada penelitian ini dan guru mata pelajaran matematika. 2. Reliabilitas Test Untuk menguji reliabilitas tes digunakan validator yaitu dosen matematika yang menjadi dosen pembimbing pada penelitian eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelas kontrol. D. Rancangan Penelitian 1. Menentukan sampel sebanyak dua kelas dan dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompk pertama sebagai kelas eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelas konterol. 2. Memberikan pre test kepada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awal sampel, menghomogenkan dasar dengan cara mengambil pasangan yang senilai dari kedua tersebut. 3. Membagi kelas eksperiman dalam bentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 6 orang. 4. Memberikan perlakukan eksperiman berupa diskusi belajar matematika di luar jam pelajaran sedangkan kelas kontrol tidak
diberikan perlakukan diskusi belajar matematika. 5. Memberikan post test kepada kedua kelompok. 6. Hasil post tes kedua kelompok dibandingkan untuk menguji perbedaannya dengan menggunakan uji – t. Skema rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Skema Rancangan Penelitian Kelas Pre Perlakukan Post Test Test Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 T2 Keterangan : X = Perlakuan yang diberikan berupa diskusi belajar matematika pada kelas eksperimen. T1 = Tes pada awal pokok bahasan T2 = Tes pada akhir pokok bahasan - = kelompok kontrol (kelompok konvensional) Berdasarkan rancangan penelitian ini maka yang menjadi variabel dalam penelitian ii adalah : Variabel X1 yaitu hasil post test kelompok eksperimen dari variabel X2 yaitu post test kelompok kontrol. E. Teknik Analisis Data Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan adalah : 1. Mentabulasi Data Setelah data kedua variabel dikumpulkan maka untuk mendeskripsikan data setiap variabel penelitian digunakan statistik deskriptif yaitu : Mentabulasi kedua data dalam table dan mencari rata-rata dengan rumus :
X1 dan
X2
X
li
n
Y
2i
n
X1
: Rata-rata variabel bebas X1
X2
: Rata-rata variabel X2 : Jumlah Sampel
n
Mencari Simpangan Baku kedua variabel dengan rumus :
n X 2 X
2
Sx =
n(n 1)
(Sudjana , 2002 : 94) 2. Uji Persyaratan Analisis Data Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji digunakan Uji Lilierfors dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pengamatan Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…, Zn dengan rumus : Zi =
XX S
Dengan : X : rata-rata S : Simpangan baku b. Menghitung peluang F(Zi) = P(Z Zi). dengan menggunakan daftar distribusi normal. c. Menghitung proporsi Z1, Z2,Z3…, Zn yang dinyatakan dengan S(Zi) yaitu :
banyaknyaZ1 , Z 2 , Z 3 ,...., Z n Z i S(Zi) = n
d. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian menghitung harga mutlaknya. e. Mengambil harga yang paling besar diatara selisih F(Zi) – S(Zi) sebagai Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis ini, maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang di ambil dari daftar tabel Uji Liliefors dengan taraf nyata 0,05 dengan kriteria data berdistribusi normal jika Lo < Ltabel. Uji Homogenitas Langkah-langkah yang dilakukan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut : a. Tuliskan Ho : 21 = 22 b. Hitung varian masing-masing variabel penelitian. c. Hitung varian gabungan dari variabel penelitian.
d. Hitung harga satuan B dengan raumus B : ( log S2) (ni– 1). e. Uji Berlett dengan menggunakan uji chi kuadrat yaitu : 2 = (ln 10 ) [B(ni-1) log S21 dengan dk = k – 1 atau = 0,05 dimana k adalah banyaknya variabel. 3. Pengujian Hipotesis Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, yang juga melakukan kontrol terhadap aspek proses penelitian tetapi tidak semua patokan eksperimen yang sesungguhnya bisa dipenuhi. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : Ho : x1 = x 2 Ho : x1 > x 2 Dengan syarat : jika 21 = 22 maka untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan rumus : rit =
dengan S2 =
X1 X 2 1 1 S n1 n2
(n1 1) S12 (n2 1) S22 n1 n2 2
dimana : n1 = Jumlah Sampel kelas eksperimen n2 = Jumlah sampel kelas kontrol kriteria pengujian hipotesis adalah “H o diterima jika thit < t(1-) dan dk untuk distribusi t adalah dk = n1 + n2 – 2 dengan peluang (1- ) dan pada taraf signifikan = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Nilai Pre Test Untuk melihat kemampuan awal dari kelompok (Sudjana, sampel 2002 maka: 466) diberikan pre test. Materi yang diujikan pre test dan post test adalah sama untuk siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut akan disajikan nilai hasil pre test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3. Nilai Pre Test Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Jumlah Nilai Jumlah Siswa Siswa 0 4 0 7 1 14 1 16 2 11 2 5 3 1 3 2 4 4 -
B. Analisis Data Dari hasil penelitian diperoleh : 1. Rata hitung kedua variabel Berdasarkan perhitungan selengkapnya pada lampiran 3 maka diperoleh rata-rata hitung ke dua variabel yaitu :
X 1 = 5,60
dan
X 2 = 4,73 2. Simpangan Baku kedua variabel Berdasarkan perhitungan selengkapnya pada lampiran 3 maka diperoleh simpangan baku ke dua variabel yaitu : S1 = 1,13 dan S2 = 1,43 3. Simpangan Baku gabungan ke dua variabel Berdasarkan perhitungan selengkapnya pada lLampiran 3 maka diperoleh simpangan baku ke dua variabel yaitu : S = 1,28 4. Uji Normalitas a. Uji Normalitas data kelas eksperimen Dari perhitungan uji normalitas data pada lampiran 4 diperoleh harga Lo – 0,1519. sedangkan untuk taraf signifikan - 0,05 dan n = 30 diperoleh Ltabel = 0,1554. ternyata Lo < Ltabel atau 0,1519 < 0,1554, maka disimpulkan data kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Normalitas data kelas kontrol Dari perhitungan uji normalitas data pada lampiran 4 diperoleh harga Lo – 0,1497. sedangkan untuk taraf signifikan - 0,05 dan n = 30 diperoleh Ltabel = 0,1554. terynata Lo < Ltabel atau 0,1497 < 0,1554, maka disimpulkan data kelas eksperimen
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 5. Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas data pada lampiran 5 diperoleh : a. Ho : 21 = 22 H1 : 21 22 b. S21 = 1,37 S21 = 1,39 c. S2 = 1,28 d. B = 8,993 2 e. hitung = -20,7 f.
2 Berdasarkan kriteria pengujian : hitung
2 = -20,7 dibanding dengan tabel = 3,84
untuk taraf signifikan - 0,05 dan n = 2 2 30. ternyata hitung < tabel atau -20,7 < 3,84 maka disimpulkan bahwa populasi mempunyai varian sama (homogen). 6. Uji Hipotesis Penelitian Untuk pengujian hipotesis digunakan uji perbedaan dua rata-rata, maka dirumuskan hipotesis statistik dari ke dua variabel sebagai berikut ; Ho : x1 = x 2 Ho : x1 > x 2 Uji statistik yang digunakan adalah uji t dengan kriteria yang digunakan adalah : Terima Ho jika thitung < ttabel Tolak Ho jika thitung > ttabel Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis pada lampiran 6 diperoleh thitung = 3,027 sedangkan ttabel = 0,02 dengan - 0,05 dan db = 58. ternyata thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan menerima Ha yang berarti bahwa penggunaan diskusi belajar matematika sebagai ekstra kurikuler berpengaruh yang signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. C. Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data dalam pengujian hipotesis penelitian maka diperoleh hal yang berkaitan dengan penelitian yaitu : 1. Hasil belajar matematika siswa yang melakukan diskusi belajar secara berkelompok lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar matematika siswa yang tidak melakukan diskusi belajar secara berkelompok. 2. Dengan diskusi belajar dapat meningkatkan partisipasi siwa dalam bertanya pada teman di kelompoknya. 3. Pelaksanaan diskusi belajar matematika berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini bertolak dari pertanyaan apakah ada pengaruh yang signifikan menggunakan diskusi belajar matematika sebagai ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan geometrri dimensi tiga di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini akan diuraikan temuantemuan dari hasil pembahasan penelitian sebagai berikut : 1. Hasil belajar matematika siswa yang melakukan diskusi belajar labih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak melakukan diskusi belajar. Setelah siswa berdiskusi, hal –hal mendasar yang harus dimiliki untuk mengikuti topik pelajaran baru dapat diketahui lewat teman dikelompoknya. Dengan demikian mudah mengikuti topik pelajaran matematika selanjutnya dan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 2. Dengan berdiskusi dengan sesama teman dikelompoknya, siswa lebih mudah mengutarakan hal yang belum dipahaminya tanpa ada rasa takut atau segan kepada teman dikelompoknya. Hal ini membuat setiap siswa dapat saling berinteraksi dan berusaha terlibat aktif. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan : 1. Diskusi belajar kelompok sebagai ekstra kurikuler dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam menggunakan metode diskusi belajar kelompok sebagai ekstra kurikuler terhadap prestasi belajar matematika siswa.
DAFTAR PUSTAKA Abdulrrahman, M., 1999., Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan., Penerbit Rineka Cipta Jakarta. Amirin, Tatang M,. 2002. Menyusun Rencana Penelitian. Grafindo, Jakarta. Arikunto, Suharsimi., 2002, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta. ____________________________, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Buchori, M., 2001., Teknik Belajar Kelompok, Rineka Cipta. Jakarta Dalyono, 2005. Psikologi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Depdikbud, 1991 , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed Ke – 2 , Balai Pustaka, Jakarta. Djamarah, Bahri, S., 1994, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, Penerbit Usaha Nasional, Jakarta. __________________, 2002, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Penerbit : Rineke Cipta. Jakarta. Dunne, R., dan Ted, W., 1996, Pembelajaran Efektif, Grasindo , Jakarta. Freire, P., 2000., Pendidikan Sebagai Sebuah Proses, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hamalik, O., 1983., Metode Belajar Dan Kesulitan Belajar, Penerbit : Tarsito , Bandung. Hasibuan, J., dan Moedjono., 1985, Proses Belajar Mengajar, Rosda Karya, Bandung. Hudoyo, Herman, 1981, Teori Belajar Untuk Pengajaran Matematika, Dep. P dan K : P3G, Jakarta. Mangunwijaya, Y.B., 1995.,Mencari Visi Dasar Pendidikan, Kanisius, Jakarta. Mustaqim, H., 2004, Psikologi Pendidikan¸Pustaka Pelajar, Jakarta. Nasution, S., 1995. Didaktik Azas-Azas Mengajar, Penerbit Bumi Aksaran. _________, 2005., Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Popham, W.J., dan Evi, 1992, Teknik Mengajar Secara Sistemtis, Rineka Cipta, Jakarta.
Setyowati, E., 2004., Pelita Bangsa, Makalah Seminar Pendidikan Ikatan Alumni Pelayanan Universitas Negeri Medan. Setijadi., N., 2004., Tantangan Profesional Guru Masa Depan, Kompas, Raby 10 Maret 2004.
Slameto., 2003., Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Sudjana., 1989, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung. Sembiring., S., Olimpiade Matematika Untuk SMU, Yrama Widya, Bandung.