PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014 Viska Ariza1, Yuhelmi2 , Rika Desiyanti2 1 Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University 2 Lecturer of Management Department, Faculty of Economic, Bung HattaUniversity E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect debt to equity ratio (DER), Size and the net profit margin (NPM) on earning per share (EPS). In this study In this research is used by 19 companies located in the sub-sectors of food and beverages in the Indonesia Stock Exchange. The data used is secondary data obtained from yang of Indonesian Capital Market Directory from 2012 through 2014. In this study used two categories of variables. The first dependent variable is the earning per share. Both independent variables consist of debt to equity ratio (DER), size and net profit margin (NPM) hypothesis testing process is done by using a panel regression analysis, and testing of the t-statistic. Based on the results of hypothesis testing found that debt to equity ratio (DER) has no effect on the earning per share (EPS) of food and beverage companies in the Indonesia Stock Exchange, while size and net profit margin (NPM) significantly influence the earning per share food and beverage companies in the Indonesia Stock Exchange. Keyword: Debt to Equity Ratio, Size, Net Profit Margin. PENDAHLUAN
keuntungan dimasa yang akan datang
Latar belakang
dalam (Tandelilin, 2010).
Pasar modal merupakan tempat
Setiap modal atau dana yang
bertemunya pihak yang memiliki dana
diinvestasikan selalu mengaitkan antara
dengan yang membutuhkan dana. Pasar
hasil dan risiko. Seorang investor yang
modal
berinvestasi akan menganalisis dengan
menyediakan
banyak
pilihan
sumber dana bagi investor serta menambah
cermat
dan
teliti
investasi. Investasi merupakan komitmen
berinvestasi. Kinerja perusahaan yang
atas sejumlah dana atau sumber dana
menurun tentu akan direspon investor di
lainnya yang dilakukan pada saat ini
pasar
dengan tujuan memperoleh sejumlah
mempengaruhi
modal.
perusahaan
Hal
tersebut
investor
tempat
dapat dalam
1
menanamkan
dananya
di
perusahaan
penurunan. Pada dasarnya sub sektor
tersebut.Salah satu contoh pemilik saham
makanan dan minuman tersebut adalah
dan calon investor akan melihat segi
suatu kebutuhan yang sangat dibutuhkan
profitabilitas dan risiko, karena kestabilan
dalam kehidupan sehari-hari dan yang
harga saham sangat bergantung dengan
seharusnya bisa menghasilkan laba yang
tingkat keuntungan yang diperoleh dan
tinggi bagi perusahaan, tetapi pada data
dividen dimasa mendatang. Apabila
tersebut
earning per share (EPS) suatu perusahaan
perusahaan makanan dan minuman pada
mengalami peningkatan ini berarti laba
tahun 2012 hingga tahun 2014 justru
perusahaan yang berarti juga peningkatan
mengalami penurunan. Dengan terjadinya
kekayaan bagi para pemegang saham.
penurunan
earning
per
earning
share
per
(EPS)
share
(EPS)
Jika mengamati perkembangan
tersebut akan berdampak buruk terhadap
earning per share (EPS) perusahaan di
perusahaan dan investor pada sub sektor
dalam sektor barang dan konsumsi terlihat
makanan dan minuman sebab, perusahaan
pada sub sektor makanan dan minuman
tidak mampu menghasilkan laba dan
memiliki komposisi earning per share
membayarkan deviden kepada investor dan
(EPS) yang relatife rendah seperti terlihat
perusahaan
pada tabel 1 dibawah ini:
kebangkrutan.
Tabel 1 Perkembangan EPS pada Sektor Industri Barang dan Konsumsi periode 2012 – 2014 SUB SEKTOR Makanan & minuman Rokok
juga
akan
mengalami
Menurut Brigham dan Houston (2012) Signaling theory adalah “suatu tindakan
yang
menunjukkan
keuangan
perusahaan
laporan
2012
EPS 2013
2014
12
192.77
110.78
13.672
profitabilitas
maupun meningkatnya harga perlembar
Jumlah perusahaan
yang
4
-1.4762
-19.07
74.545
Farmasi
7
50.549
45.247
153.73
Kosmetik Peralatan rumah tangga
4
374.13
374.36
138.76
saham
3
36.55
43.57
111.52
perusahaan untuk
Sumber: data diolah Pada Tabel 1 memperlihatkan
yang
dari
menutupi
diambil
segi
hutang
manajemen
memberi petunjuk
kepada investor mengenai bagaimana cara pandang manajemen perusahaan terhadap
bahwa earning per share (EPS) pada sub
prospek perusahaan”.
sektor makanan dan minuman selama
Debt
tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami
baik
to
Equity
Ratio(DER)
menggambarkan hutang dengan ekuitas 2
dalam
pendanaan
perusahaan
dan
Net
Profit
Margin
menunjukkan kemampuan modal sendiri
mengukur
perusahaan
perusahaan menghasilkan laba bersih dari
untuk
kewajibannya.
memenuhi
Besarnya
hutang
yang
setiap
seberapa
penjualan.
jauh
(NPM)
NPM
yang
menandakan
sangat
semakin produktif dan semakin baik
untuk
memahami
perusahaan
tinggi
terdapat dalam struktur modal perusahaan penting
kinerja
kemampuan
pertimbangan antara risiko dan laba yang
kemampuan
di dapat. Hutang membawa resiko karena
mendapatkan laba yang tinggi.
setiap
hutang
pada
umumya
perusahaan
yang
untuk
akan
menimbulkan keterikatan yang tetap bagi
Rumusan masalah dalam penelitian ini
perusahaan
adalah:
dalam
bentuk
kewajiban
membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik.
1. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Earning per
Ukuran perusahaan (SIZE) yang
Share (EPS) pada sub sektor makanan
menunjukkan besar kecilnya perusahaan
dan minuman yang terdaftar di BEI
merupakan
periode 2012-2014 ?
faktor
penting
dalam
laba.
Secara
umum,
2. Bagaimana pengaruh Size terhadap
perusahaan yang memiliki total asset yang
Earning per Share (EPS) pada sub
relatif besar dapat beroperasi dengan
sektor makanan dan minuman yang
tingkat efektivitas yang lebih tinggi.
terdaftar di BEI periode 2012-2014 ?
pembentukan
Dengan adanya total asset yang besar ini menunjukkan
kemampuan
3. Bagaimana
pengaruh
Net
Profit
perusahaan
Margin (NPM) terhadap Earning per
dalam mengelola aset yang dimilikinya
Share (EPS) pada sub sektor makanan
untuk
danminuman yang terdaftar di BEI
menciptakan
keuntungan.
Oleh
karena itu perusahaan dengan total aset
periode 2012-2014 ?
yang besar akan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi,
sehingga
pemegang meningkat.
saham
laba biasa
Tujuan dari penelitian ini adalah :
tersedia
bagi
1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to
juga
akan
Equity Ratio (DER) terhadap Earning per Share (EPS) pada sub sektor
3
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 ? 2. Untuk
mengetahui
b.Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Kasmir (2011) debt to
pengaruh
Size
equity ratio (DER) merupakan rasio
terhadap Earning per Share (EPS)
yang digunakan untuk menilai utang
pada sub sektor makanan dan minuman
dengan ekuitas, dengan kata lain rasio
yang terdaftar di BEI periode 2012-
ini berfungsi untuk mengetahui setiap
2014 ?
rupiah modal sendiri yang dijadikan
3. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit
untuk jaminan utang. Rasio ini juga
Margin (NPM) terhadap Earning per
memberikan petunjuk umum tentang
Share (EPS) pada sub sektor makanan
kelayakan
dan minuman yang terdaftar di BEI
perusahaan. Banyak penekanan yang
periode 2012-2014 ?
dilakukan pada rasio ini, karena jika
dan
risiko
keuangan
rasio ini buruk, maka perusahaan akan Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
memiliki masalah riil jangka panjang, salah
a.Earning Per Share (EPS)
dirangkum dalam suatu bagian utama bersih.
Tetapi
walaupun
demikian, laba bersih ini belum di anggap ringkas, oleh karena itu sering dilakukan indikator lainnya yang lebih ringkas yaitu laba per saham earning per share (EPS). Earning Per Share (EPS) bertujuan mengukurbesarnyakemampuan perusahaan
dalam
adalah
masalah
kebangkrutan.
Hasil suatu perusahaan umumnya
yaitu laba
satunya
mendistribusikan
pendapatannya kepada pemegang saham. Earning per share (EPS) dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar (Brigham & Weston, 2012).
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage yang dihitung
melalui
perbandingan
total
hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Secara umum Sartono (2010) mendefinisikan debt to equity ratio(DER) sebagai perbandingan total kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang) dengan modal sendiri atau modal yang bersumber dari pemilik perusahaan. c.Size Salah satu indikator penting yang memperlihatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam mengelola assets dan 4
kekayaan adalah
yang
ukuran
dimiliki
perusahaan
tersebut
investor
dapat
menilai
Menurut
apakah perusahaan itu profitable atau
perusahaan
tidak. Net profit margin (NPM) yang
memperlihatkan kekayaan yang dimiliki
tinggi menandakan kinerja perusahaan
perusahaan. Untuk mengukur size yang
yang semakin produktif dan semakin baik
dimiliki
kemampuan
Darmadji
perusahaan.
hal
(2012)
sebuah
ukuran
perusahaan
dapat
perusahaan
untuk
ditentukan dari nilai penjualan, total
mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan
assets dan kapitalisasi pasar.
antara laba bersih sesudah pajak dan
Ukuran mengalami penjualan perusahaan
perusahaan
peningkatan produk
bila
yang
mengalami
akan
penjualan
total
kemampuan
dihasilkan peningkatan,
bersih
menunjukkan
manajemen
dalam
mengemudikan perusahaan dengan cukup berhasil
untuk
menyisakan
margin
begitu pun untuk total assets semakin
tertentu sebagai kompensasi yang wajar
meningkat nilai total assets tidak terlepas
bagi pemilik yang telah menyediakan
dari meningkatnya nilai perusahaan. dari
modalnya untuk suatu risiko
sudut kapitalisasi mencerminkan besar
2013).
anggaran biaya modal yang digunakan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
perusahaan untuk melakukan aktivitas
PengaruhDebt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share
operasional,
semakin
besar
nilai
(Astuti,
kapitalisasi pasar yang dimiliki sebuah
Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan maka semakin tinggi ukuran
memperlihatkan besarnya pembiayaan
atau size dari sebuah perusahaan.
perusahaan yang berasal dari hutang.
Net Profit Margin(NPM)
Menurut Taani dan Banykhaled (2011)
Net Profit Margin (NPM) mengukur
perusahaan menggunakan pembiayaan
seberapa jauh kemampuan perusahaan
hutang untuk mendukung pertumbuhan
menghasilkan laba bersih dari setiap
jangka
penjulan. Net profit margin (NPM)
meningkatkan keuntungan. Penggunaan
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
hutang yang terlalu tinggi memberikan
perusahaan
risiko
dengan
melihat
besar
panjang
yang
besar
sehingga
namun
dapat
apabila
kesilnya laba usaha dalam hubungannya
perusahaan mampu mengelola hutangnya
dengan penjualan. Dengan mengetahui
dengan baik, maka penggunaan untang 5
ini akan meningkatkan keuntungan bagi
menghasilkan laba bersih dari setiap
pemegang saham. Hal tersebut sejalan
penjulan. Net profit margin (NPM) yang
dengan pendapat Walsh (2004) dimana
tinggi menandakan kinerja perusahaan
leverage
yang semakin produktif dan semakin baik
yang
tinggi
dapat
secara
substansial meningkatkan earning per
kemampuan
share EPS.
mendapatkan laba yang tinggi. Hal ini
H1 :Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Earning Per Share.
dikarenakan net profit margin (NPM)
Pengaruh Size terhadap Earning per Share Size yang menunjukkan besar
perusahaan dalam menyisakan margin
kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Secara umum, perusahaan yang memiliki total asset yang relatife besar dapat beroperasi dengan
tingkat
efektivitas
yang
lebihtinggi. Dengan adanya total asset yang besar ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya
untuk
menciptakan
mampu
untuk
menghasilkan
tingkat
keuntungan yang tinggi, sehingga laba tersedia bagi pemegang saham biasa juga akan meningkat. H2 :Size berpengaruh positif terhadap Earning Per Share.
untuk
yang tinggi menunjukkan kemampuan
yang tinggi atas kompensasi bagi pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu resiko. Dengan demikiannet profit margin
(NPM)
yang
tinggi
akan
memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. H3 :Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Earnings Per Share. Metode
Penelitian
Populasi
dan
Sampel
keuntungan. Oleh karena itu perusahaan dengan total aset yang besarakan lebih
perusahaan
Menurut
Sugiyono
(2010)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau objek yang mempunyai
kuantitas
dan
karakter
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari
dan
kemudian
disimpulkan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peusahaan
Pengaruh Net Profit Margin terhadap Earning Per Share
industri barang dan konsumsi periode 2010-2014 yang terdaftar di Bursa Efek
Net Profit Margin (NPM) mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan 6
Indonesia.
Jumlah
populasi
dalam
penelitian ini adalah 19 perusahaan. Untuk
pengambilan
sampel
Menurut Fahmi (2014) earning per share atau pendapatan per lembar
dalam
saham
adalah
bentuk
pemberian
penelitian ini digunakan sampling jenuh.
keuntungan yang diberikan kepada para
Menurut Sekaran (2006) sampling jenuh
pemegang saham dari setiap lembar
adalah teknik penentuan sampel bila
saham yang dimiliki.
semua anggota populasi dijadikan sampel atau istilah lainnya adalah metode sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga jumlah sampel yang dalam
penelitian
ini
adalah
19
b.Variabel Independen Debt to Equity Ratio(DER) Menurut Harahap (2010) rasio
perusahaan.
ini menggambarkan sampai sejauh mana
Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah di publikasikan oleh perusahaan, kelompok
instansi kepada
atau
pihak-pihak
modal pemilik dapat menutupi utangutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
sebuah yang
berkepentingan. Bentuk data sekunder
Size Suatu ukuran yang menunjukan
yang digunakan adalah Debt to Equity
seberapa
Ratio , Size dan Net Profit Margin.
diukur berdasarkan logaritma natural
Sumber data dari laporan keuangan Sub
total asset.
Sektor Makanan dan Minuman
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014 yang diterbitkan oleh
mapan
suatu
perusahaan
Size = Ln of Total Aktiva Net Profit Margin Net Profit Margin (NPM) adalah
Bursa Efek Indonesia dan memuat data
perbandingan
laporan keuangan Periode 2012-2014
dengan penjualan bersih perusahaan.
secara lengkap.
Variabel net profit margin (NPM)
Identifikasi Variabel Penelitian
dilambangkan
a. Variabel Dependen Earning Per Share
antara
dengan
laba
net
bersih
profit
margin (NPM). Net profit margin (NPM) ini menunjukkan kemampuan 7
dibentuk kedalam sebuah model regresi Variabel Penelitian Constanta Debt to equity ratio Size Net profit margin
Coefficient
Probability
Alpha
Kesimpulan
-213.1796 -4.785990
0.7905
0.05
19.01071 507.4907
0.0021 0.0384
0.05 0.05
Tidak Signifikan Signifikan Signifikan
berganda seperti terlihat dibawah ini: Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Sumber: data diolah Sesuai
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari setiap rupiah penjualan.
dengan
hasil
pengujian
statistik yang telah dilakukan dapat dibuat sebuah model persamaan regresi berganda yang diolah dengan menggunakan model pool least square seperti yang terlihat
Hasil Dan Pembahasan Hipotesis Analisis Model Regresi dan Penguji Hipotesis
berikut: Y = - 213.1796 -4.785990x1 + 19.01071x2 + 507.4907x3 + e
Tabel 2 Hasil pengujian normalitas Keterangan Earning per share Debt to equity ratio Size Net profit margin
Pada tahapan pengujian hipotesis
Probability 0.054764
Alpha 0.05
Kesimpulan Normal
0.082300
0.05
Normal
0.195442 0.987634
0.05 0.05
Normal Normal
Sumber: data diolah
normal dan terbebas dari masing-masing gejala asumsi klasik maka pembentukan regresi
linear
berganda
dapat
dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program Eviews maka dapat diperoleh hasil yang terlihat pada Tabel
to equity ratio
diperoleh nilai
koefisien regresi bertanda negatif sebesar 4.785990 dengan nilai probability sebesar
0.7905 > alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho diterima H1 ditolak, sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidakberpengaruh terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Pada tahapan pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel size
dibawah ini: Pada
debt
0.7905. Nilai probability yang diperoleh
Setelah seluruh variabel berdistribusi
model
pertama dengan menggunakan variabel
Tabel
3
terlihat
bahwa
masing-masing variabel penelitian telah memiliki koefisien regresi yang dapat
diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 19.01071 dengan nilai probability
sebesar
0.0021.
Nilai
probability yang diperoleh 0.0021 > alpha 8
0.05 makakeputusannya adalah Ho ditolak
menunjukkan bahwa meningkat atau
H2 diterima, sehingga hasil yang diperoleh
menurunnya debt to equity ratio (DER)
menunjukkan bahwa size berpengaruh
pada perusahaan tidak berdampak pada
positif dan signifikan terhadap earning per
earning
share pada perusahaan sub sektor makanan
akandidapat oleh perusahaan. Kondisi ini
dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
disebabkan karena apabila perusahaan
per
share
(EPS)
yang
Untuk tahapan pengujian hipotesis
tidak bisa menginvestasikan hutangnya
ketiga dengan menggunakan variabel net
dengan baik, maka perusahaan tidak akan
profit margin diperoleh nilai koefisien
mampu
regresi bertanda positif sebesar 507.4907
meningkatkan
dengan nilai probability sebesar 0.0384.
perusahaan. Dan apabila
Nilai probability yang diperoleh 0.0384 <
mampu menginvestasikan hutangnyanya
alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho
dengan baik, maka perusahaan akan
ditolak H3 diterima, sehingga hasil yang
menghasilkan laba yang tinggi dan bisa
diperoleh menunjukkan bahwa net profit
meningkatkan earning per share (EPS)
margin berpengaruh positif dan signifikan
perusahaan.
terhadap earning per share pada sub sektor
penelitian ini mendukung penelitian yang
makanan dan minuman di Bursa Efek
dilakukan oleh penelitian yang dilakukan
Indonesia.
oleh Muhfiatun (2011) yang menyatakan
Pembahasan
tidak adanya pengaruh debt to equity
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)
ratio terhadap earning per share.
menghasilkan earning
Dengan
laba
untuk
per
share
perusahaan
begitu
hasil
Terhadap Earning Per Share (EPS) Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis pertama ditemukan bahwa debt to
equity
ratio
tidak
berpengaruh
terhadap earning per share (EPS) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan teori atau pun hipotesis yang diajukan.
Hasil
penelitian
ini
Pengaruh Size Terhadap Earning Per Share (EPS) Hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan size berpengaruh positif
terhadapearning
per
share
terbukti, artinya hipotesis kedua diterima. Berpengaruhnya size secara positif ini menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan
faktor
penting
dalam
9
pembentukan dan mampu berkontribusi
menunjukkan net profit margin (NPM)
secara nyata terhadap earning per share
yang
(EPS). Hasil penelitian ini menunjukkan
perusahaan yang semakin produktif dan
bahwa
pada
semakin baik kemampuan perusahaan
pada
untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hal
peningkatan earning per share (EPS)
ini dikarenakan net profit margin (NPM)
yang akan didapat oleh perusahaan.
yang tinggi menunjukkan kemampuan
Kondisi
baik
perusahaan dalam menyisakan margin
terhadap investor yang akan menanam
yang tinggi atas kompensasi bagi pemilik
saham
sebab,
yang telah menyediakan dananya untuk
investor akan semakin yakin untuk
suatu resiko. Dengan demikian net profit
berinvestasi
margin
meningkatnya
perusahaan
Dengan
akan
ini
berdampak
akan
terhadap
begitu
size
berdampak
perusahaan
terhadap hasil
perusahaan. penelitian
ini
tinggi
(NPM)
menandakan
yang
tinggi
kinerja
akan
memberikan keuntungan yang tinggi bagi
mendukung penelitian yang dilakukan
pemegang saham.
oleh Yuliandhari dan Putri (2012) yang
Hasil
penelitian
ini
mendukung
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Sutejo,dkk
(SIZE)
positif
(2010) yang menyatakan bahwa net profit
terhadap earning per share dan juga
margin berpengaruh terhadap earning per
penelitian yg dilakukan oleh Sartono
share dan juga penelitian yang dilakukan
(2010)
ukuran
oleh peneliti Shinta dan Laksito (2014)
perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh
yang menunjukkan net profit margin
positif terhadap earning per share (EPS).
berpengaruh positif terhadap earning per
memiliki
yang
pengaruh
menunjukkan
share. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Earning Per Share (EPS)
Kesimpulan
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
Berdasarkan kepada analisis dan
yang menyatakan net profit margin (NPM)
pembahasan hasil pengujian hipotesis yang
berpengaruh positif terhadap earning per
telah dilakukan dapat diajukan kesimpulan
share (EPS) terbukti, artinya hipotesis
penting yang merupakan jawaban dari
ketiga diterima. Berpengaruhnya net profit
permasalahan yang dibahas yaitu:
margin
(NPM)
secara
positif
ini
10
1. Sesuai
dengan
koefisien
hasil
determinasi
pengujian yang
maka
terdapat
sejumlah
implikasi
telah
kebijakan yang diambil oleh perusahaan,
dilakukan seperti terlihat pada table 3
terutama pada perusahaan sub sektor
2
diperoleh nilai R sebesar 0.280. Hasil
makanan dan minuman sebagai bahan
yang diperoleh tersebut menunjukkan
pertimbangan dalam strategi penciptaan
bahwa variabel debt to equity ratio,
laba bagi pemegang saham agar earning
size dan net profit margin mampu
per share tersebut tetap stabil, dengan
memberikan
untuk
begitu perusahaan dapat mempertahankan
kemampuan
para investor yang telah menanamkan
kontribusi
mempengaruhi perusahaan
dalam
menghasilkan
modalnya diperusahaan tersebut.
earning per share adalah sebesar
Bagi
investor
penelitian
ini
28% sedangkan sisanya 72% lagi
diharapkan sebagai bahan pertimbangan
dipengaruhi oleh variabel lain yang
sebelum menentukan investasinya. Dimana
tidak digunakan didalam penelitian
investor harus jeli dalam memilih saham
ini.
perusahaan yang bagus dengan earning per
2. Debt to equity ratio tidak berpengaruh
share
(EPS)
yang
tinggi.
Sebaiknya
terhadap earning per share pada sub
investor menggunakan dan melihat rasio
sektor makanan dan minuman yang
earning
terdaftar di BEI periode 2012-2014.
perusahaan dalam suatu periode yang
3. Size berpengaruh positif terhadap
cukup
per
share
lama.Sehingga per
sebuah
investor
dapat
share
(EPS)
earning per sharepada sub sektor
melihat
makanan dan minuman yang terdaftar
perusahaan berdasarkan tren perusahaan
di BEI periode 2012-2014.
angka earning per share (EPS) secara
4. Net profit margin berpengaruh positif
earning
(EPS)
historis.
terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
Keterbatasan dan Saran Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakakukan peneliti menyadari bahwa
Implikasi Penelitian Berdasarkan
analisis
dan
hasil
hasil
yang diperoleh didalam
penelitian ini masih memiliki sejumlah
pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
11
kekurangan, secara umum keterbatasan yang peneliti rasakan adalah: 1 Periode
observasi
digunakan
relatif
data
yang
pendek
yaitu
selama 3 tahun, akibatnya hasil yang diperoleh tidak begitu akurat. Oleh sebab
itu
mendatang
penelitian
dimasa
disarankan
untuk
memperpanjang periode observasi
Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel. 2012. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga. Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji, T.H.M Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
data yang digunakan. Saran tersebut sangat penting dilakukan sebagai
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
upaya peningkatan ketepatan akurasi hasil penelitian yang diperoleh. 2. Masih terdapatnya sejumlah variabel lainnya yang juga mempengaruhi earning per share (EPS). Penelitian diamasa
mendatang
disarankan
untuk menambahkan minimal satu variabel baru yang belum digunakan seperti price book value (PBV) atau pun variabel lainnya. Saran tersebut
Harahap, Sofyan Syafri 2008.Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Kasmir. 2011. Analisis laporan Keuangan. Edisi 4.PT. Raja Grafindo Persada. Muhfiatun. 2011. Pengaruh Financial Laverage dan Profitabilitas Terhadap Earnings per share (Studi pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah Tahun 2009). Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.Yogyakarta.
sangat penting untuk meningkatkan ketepatan akurasi hasil penelitian dimasa mendatang.
Sartono, Agus. (2010), Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE.
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Astuti, Suhening. 2013. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Prektik Perataan Laba. Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2008-2011. Universitas Diponegoro Semarang.
Sutejo, dkk. 2010. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Wacana Vol. 13 No.2.ISSN. 1411-0199. 12
Sutejo, Bambang Swasto dan Ubud Salim. 2010. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Public di BEJ. Jurnal Manajemen & Bisnis Volume 13 Nomor 2.Universitas Brawijaya. Syamsudin, Lukman. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Shinta, Kumala dan Herry Laksito. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasi terhadap EPS. Jurnal Akutansi Volume 3 Nomor 2. Universitas Diponegoro.
Tandelilin, Erduadus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE. Walsh, C. (2004). Key Management Ratio Edisi Tiga. Jakarta: Erlangga. Yuliandhari, Willy Sri dan Arista Erini Putri. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Financial Laverage Terhadap Earning per share (Penelitian pada Perusahaan Manufaktur di Bidang Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Jurnal Akuntansi.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ke-15. Bandung: Alfabeta Taani, Khalaf dan Mari’e Hasan Hamed Banykhaled. 2011. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities on Earnings Per Share. International Journal Of Social Science and Humanity Studies. Vol 3, No 1, 2011 ISSN: 13098063. Jordan.
13