Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA Intan Juwita1, Oda I. B. Hariyanto2 STP ARS Internasional,
[email protected] 2 STP ARS Internasional,
[email protected]
1
ABSTRACT The level of nusantara tourist’s visits number in Perundingan Linggarjati Museum was fluctuated development in the last six years since 2010 - 2015. One of the factors that influence it is the lack of diversity of activities and the lack of interest to the museum’s collections. The purpose of this research was to identify the condition of a tourist attraction, nusantara tourist’s visiting decision, and determine the influence of tourist attraction to nusantara tourist’s visiting decision in Perundingan Linggarjati Museum. The research was conducted in Perundingan Linggarjati Museum by insidental sampling technique. The respondent was taking of 100 respondents were nusantara tourist who visiting the museum of the 2053 persons population. This research uses descriptive verification methods with quantitative approach using simple linear regression analysis techniques with using software SPSS 16.0 for windows as a tools, interview and observation as the techniques of collecting data. Based on this research, a tourist attraction in Perundingan Linggarjati Museum are in “Good Enough” category and the tourist’s visiting decision are in “Good” category. An influence between tourist attraction to tourist’s visiting decision in Perundingan Linggarjati Museum is 24,3%. The better tourist attraction quality in Perundingan Linggarjati Museum it will be improve the tourist’s visiting decision who come to Perundingan Linggarjati Museum. Keywords: Tourist Attraction, Visiting Decision, Perundingan Linggarjati Museum. ABSTRAK Tingkat jumlah kunjungan wisatawan nusantara di Museum Perundingan Linggarjati mengalami fluktuasi pada 6 tahun terakhir dari 2010 - 2015. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kurang keberagaman aktifitas dan kurang ketertarikan terhadap koleksi museum. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi daya tarik wisata, keputusan berkunjung wisatawan nusantara, dan mengetahui pengaruh antara daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Museum Perundingan Linggarjati. Penelitian dilakukan di Museum Perundingan Linggarjati dengan teknik sampling insidental sampling. Responden yang di ambil sebanyak 100 orang responden yaitu wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum dari total populasi sebanyak 2053 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan alat bantu software SPSS 16.0 for windows, penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi sebagai teknik pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian, daya tarik wisata yang ada di Museum Perundingan Linggarjati berada pada kategori “Cukup Baik” dan keputusan berkunjung wisatawan berada pada kategori “Baik”. Terdapat pengaruh antara daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Perundingan Linggarjati sebesar 24,3%. Semakin baik kualitas daya tarik wisata yang ada di Museum Perundingan Linggarjati maka akan semakin tinggi pula keputusan berkunjung wisatawan yang datang ke museum. Kata Kunci: Daya Tarik Wisata, Keputusan Berkunjung, Museum Perundingan Linggarjati. ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
20
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016
PENDAHULUAN Industri pariwisata di dunia khususnya di Indonesia dalam pertumbuhan dan perkembangannya terbilang sangat pesat. Hal tersebut terlihat pada pandangan masyarakat bahwa pariwisata sekarang bukan lagi menjadi suatu hal yang asing dan tabu. Kini pariwisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang dapat dilakukan oleh masyarakat di semua kalangan yang memiliki keinginan dan kebutuhan untuk berpergian atau berekreasi ke suatu daerah tujuan wisata guna meningkatkan kualitas hidupnya. Daerah tujuan wisata yang kini menarik perhatian pemerintah untuk dikembangkan yaitu daerah tujuan wisata dengan kekayaan budaya dan sejarahnya, objek wisata yang dimaksud adalah museum. Museum merupakan objek wisata sejarah yang menjadi salah satu wisata andalan, karena memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi pengunjungnya untuk mengenal identitas bangsa. Hal ini disebabkan didalam museum terdapat sejarah perjuangan, sejarah leluruh dan kebudayaan yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Pada umumnya masyarakat lokal sebagai wisatawan nusantara kurang memahami akan pentingnya melestarikan dan mempelajari langsung warisan budaya dengan mengunjungi museum. Hingga tingkat kunjungan wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum dinilai masih sangat rendah. Sesuai dengan pernyataan Intan Mardiana selaku Kepala Museum Indonesia dikutip dari www.cnnindonesia.com mengatakan bahwa “jumlah pengunjung ke museum di Indonesia masih sangat rendah, terutama apabila dibandingkan dengan museum di luar negeri” (02/05/2016 19:55). Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang kini sedang gencar untuk melakukan pengembangan dan sekaligus mengunggulkan museum sebagai potensi wisata. Museum di Jawa Barat saat ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi, mengingat museum sebagai objek wisata yang diunggulkan tetapi keberadaannya masih kurang diminati untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
Salah satu museum di Kabupaten Kuningan yang dinilai masih rendah tingkat kunjungannya adalah Museum Perundingan Linggarjati yang berada di daerah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Museum ini merupakan salah satu museum yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Kuningan, mengingat Museum Perundingan Linggarjati merupakan objek wisata yang memiliki nilai historis yang tinggi bagi Indonesia khususnya Kabupaten Kuningan. Hal ini di kemukakan oleh Teddy Suminar selaku Kepala Dinas Pariwisata Kab. Kuningan dikutip dari www.travel.kompas.com menyatakan Kuningan memiliki obyek wisata Gedung Naskah Linggarjati (Museum Perundingan Linggarjati) yang memiliki nilai historis tinggi. Yang sedang di kembangkan dan dikenalkan melalui penambahan event dan kerjasama lintas daerah dalam meningkatkan kunjungan ke museum (09/04/2016 14:37). Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Perundingan Linggarjati ini, pihak pengelola tentunya harus mengetahui perilaku wisatawan yang akan berkunjung ke museum. Perilaku wisatawan tersebut menggambarkan bagaimana proses kegiatan yang dilakukan wisatawan hingga pada akhirnya memutuskan untuk mengunjungi suatu daerah atau objek wisata. Agar jumlah kunjungan meningkat, maka pengelola dapat mempengaruhi dari keputusan berkunjung wisatawan dengan daya tarik wisata yang dimiliki oleh museum. Daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang membuat suatu kawasan atau objek wisata menarik untuk dikunjungi, dengan adanya daya tarik wisata ini suatu objek dapat menjadi sasaran dan tujuan kunjungan wisatawan. Sesuai dengan pernyataan Warpani (2007) “daya tarik wisata dianggap sebagai magnet atau energi pariwisata, menjadi pemicu dan pemacu utama minat kunjungan wisatawan”. Daya tarik wisata utama yang dimiliki oleh Museum Perundingan Linggarjati yaitu daya tarik wisata peninggalan sejarah dalam mempertahankan kedaulatan Negara
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
21
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Republik Indonesia. Pada saat pengunjung datang ke Museum Perundingan Linggarjati, pengunjung akan melihat bentuk arsitektur bangunan yang masih asli seperti saat bangunan itu digunakan sebagai lokasi perundingan. Diorama yang dipamerkan di dalam museum akan membawa pengunjung merasakan kembali detik-detik peristiwa itu berlangsung. Didukung dengan benda-benda bersejarah dimana benda-benda tersebut merupakan koleksi foto dan replika benda-benda yang digunakan saat peristiwa perundingan linggarjati pada tahun 1946. Selain itu, terdapat pula beberapa benda asli yang merupakan peninggalan peristiwa perundingan Linggarjati seperti piano, meja makan, kursi, cermin lemari dan beberapa peralatan makan. Hal-hal tersebut tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan dapat mempengaruhi keputusan untuk berkunjung ke museum. Disisi lain masih sering dijumpai wisatawan yang berkunjung ke museum hanya melintas tanpa memperhatikan koleksi museum yang ditampilkan, melainkan hanya ingin menggunakan fasilitas penunjang lain yaitu taman terbuka di sekitar kawasan museum untuk bersantai. Hal ini dikuatkan dengan penelitian sebelumnya, menurut Kastolani (2015) yang menyatakan bahwa “pengunjung datang untuk berfoto dan berpiknik di halaman Gedung Perundingan Linggarjati. Sehingga pengunjung lebih banyak menghabiskan waktunya diluar gedung bukan di dalam Gedung”. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Nusantara ke Museum Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan”. Tujuan penelitian untuk menganalisis, mengetahui dan menjelaskan berapa besar pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke Museum Perundingan Linggarjati. Hal ini menjadi salah satu bagian yang penting dalam menentukan strategi pengembangan dan keberlangsungan berdirinya museum sebagai objek wisata sejarah unggulan Kabupaten Kuningan.
KAJIAN LITERATUR 1. Landasan Empiris Landasan empiris merupakan landasan yang diambil berdasarkan penelitian terdahulu, yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dijadikan sebagai bahan acuan dan pandangan dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang membahasa berhubungan mengenai pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan adalah sebagai berikut: a. Zia Aulia (2013), Universitas Pendidikan Indonesia, Skripsi Manajemen Pemasaran Pariwisata. Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan. Metode yang digunakan deskriptif verifikatif dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh word of mouth secara signifikan terhadap keputusan berkunjung. b. Widya Anggraeni (2014), Universitas Pendidikan Indonesia, Skripsi Manajemen Pemasaran Pariwisata. Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Nusantara di Museum Perundingan Linggarjati. Metode yang digunakan deskriptif verifikatif dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa servicescape yang terdiri dari ambient factor, design factor dan social factor memperoleh nilai yang signifikan atau memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keputusan berkunjung. c. Diana Farachdiba (2014), Universitas Pendidikan Indonesia, Skripsi Manajemen Resort & Leisure. Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung di De’Ranch Lembang. Metode yang digunakan deskriptif verifikatif dengan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik memiliki pengaruh sebesar 51,1% terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Berdasarkan pada ketiga penelitian terdahulu sebelumnya, dapat disimpulkan
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
22
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 bahwa keputusan berkunjung merupkan salah satu perilaku wisatawan yang dapat di pengaruhi oleh beberapa variabel. Besar kecilnya pengaruh yang dihasilkan tergantung pada variabel-variabel bebas yang disandingkan dengan keputusan berkunjung dan lokasi penelitiannya. Adapun persamaan yakni pada penelitian nomor 2 merupakan keputusan berkunjung (Y) sebagai variabel terikat dan lokasi penelitian. Namun yang menjadi pembeda sekaligus pembaharuan dalam penelitian ini yaitu daya tarik wisata (X) sebagai variabel bebas. Selain itu, ada pula persamaan pada penelitian nomor 3 yakni daya tarik wisata (X) sebagai variabel bebas dan keputusan berkunjung (Y) sebagai variabel terikat. Akan tetapi, yang menjadi pembeda atau pembaharuan dengan penelitian ini yaitu lokasi penelitian dan sekaligus objek penelitian yang dilakukan di Museum Perundingan Linggarjati. 2. Landasan Teoritis Konsep Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh suatu objek wisata agar dapat dikatakan layak untuk dikunjungi. Hal-hal yang dimiliki oleh daya tarik wisata mencakup suatu unsur yang utama dalam menarik wisatawan untuk datang dan menikmati unsur tersebut. Daya tarik wisata sendiri mempunyai berbagai penjelasan definisi yaitu seperti di jelaskan oleh dua ahli berikut : Menurut Warpani (2007) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memicu seseorang dan/atau sekelompok orang mengunjungi suatu tempat karena sesuatu itu memiliki makna tertentu, misalnya: lingkungan alam, peninggalan atau tempat sejarah, peristiwa terntentu. Sedangkan Suwartono (2004) mengatakan bahwa “daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata”. Berdasarkan pengertian para ahli, dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang dapat mendorong wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata untuk menikmati keunikan yang berada
didalamnya. Begitu pula dengan objek wisata Museum Perundingan Linggarjati yang sangat bergantung pada daya tarik wisata sejarahnya mengenai perundingan Linggarjati sebagai ciri khas dari museum tersebut. Warpani (2007) mengemukakan bahwa faktor-faktor daya tarik wisata yang dapat menarik wisatawan diantaranya yaitu keaslian, keberagaman atau variasi, keunikan, kemenarikan, kebersihan dan keamanan objek wisata. Konsep Keputusan Berkunjung Keputusan berkunjung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok untuk melakukan kegiatan perjalanan ke daerah tujuan wisata tertentu dengan tujuan berlibur/berekreasi, meningkatkan kualitas diri, mempelajari situs-situs bersejarah dan mencari tahu keunikan suatu daerah, hingga menikmati suatu daya tarik wisata pada destinasi yang dikunjung dalam jangka waktu tertentu. Adapun penjelasan mengenai keputusan berkunjung dalam penelitian ini diambil berdasarkan dari teori perilaku konsumen dalam manajemen pemasaran. Solomon (dalam Swarbrooke dan Horner, 2007) mengemukakan bahwa “consumer behaviour is the process involved when individuals or groups select, purchase, use, or dispose of products, services, ideas or experiences to satisfy needs and wants ”. Dapat diartikan bahwa perilaku konsumen adalah proses yang meliputi ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau mengatur produk, jasa, perencanaan atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Proses kegiatan tersebut, dilakukan berdasarkan pada alasan-alasan tertentu yang membuat konsumen pada akhirnya membeli dan menggunakan produk atau jasa tersebut. Sehingga dalam bukunya, Swarbrooke dan Horner (2007) mengemukakan bahwa “consumer behaviour is the study of why people buy the product they do, and how they make their decision”. Atau dapat diartikan bahwa perilaku konsumen adalah mempelajari mengapa orang membeli produk yang mereka beli dan bagaimana membuat keputusan tersebut. Hal tersebut
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
23
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 merujuk bahwa keputusan konsumen merupakan perilaku pembelian dan termasuk pada perilaku konsumen yang harus dipelajari hal-hal yang mempengaruhinya. Senada dengan Kotler dan Armstrong (2009) yang mendefinisikan “perilaku konsumen mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi”. Sedangkan Wahab et all. dalam Ismayanti (2010) menyatakan bahwa perilaku wisatawan merupakan konsep perilaku pembelian dengan keunikan keputusan pembelian yang melibatkan kegiatan perencanaan dan proses pemikiran yang masuk akal. Berdasarkan pengertian menurut para ahli sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan berkunjung merupakan bagian dari perilaku konsumen atau wisatawan dalam proses pembelian produk dan/atau penggunaan suatu jasa wisata dengan tujuan pembelian yang dilakukan dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal-hal yang mempengaruhi kegiatan dalam proses pembentukan keputusan berkunjung inilah, yang dipelajari dan diteliti dalam penelitian ini. Keputusan pembelian dalam hal ini dimaksudkan keputusan berkunjung adalah tahap saat konsumen juga mungkin membentuk niat untuk melakukan pembelian dari produk yang paling disukai, sampai dimana konsumen benar-benar melakukan pembelian (Kotler dan Keller, 2012). Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2009) Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa keputusan berkunjung wisatawan merupakan suatu proses dalam menentukan kunjungan dan melakukan kegiatan perjalanan ke suatu objek wisata berdasarkan pengaruh-pengaruh yang diterima untuk pada akhirnya mengunjungi objek yang dipilih. Setiap keputusan pembelian atau yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keputusan berkunjung mempunyai sekitar enam komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain : pemilihan produk,
pemilihan merk atau brand, pemilihan perantara, pemilihan waktu berkunjung, jumlah kunjungan dan metode pembayaran (Kotler dan Keller, 2012). METODE PENELITIAN Populasi sebagaimana diartikan oleh Sugiyono (2015) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Darmawan (2013) “populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas”. Maka penetapan populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Museum Perundingan Linggarjati. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah insidental sampling sehingga kuesioner dibagikan kepada responden yang ditemui secara kebetulan dengan jumlah 100 responden. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Sedangkan Sugiyono (2012) menyatakan bahwa “metode verifikatif diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Metode ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke Museum Perundingan Linggarjati. Dalam proses penelitian yang dilakukan, pendekatan kuantitatif yang dimaksud adalah penelitian yang menggunakan pendekatan secara ilmiah dengan model matematis. Sehingga hasil dari penelitian yang diperoleh sesuai dengan fakta yang terjadi di lingkungan sebenarnya atau dapat dipercaya kebenarannya. Penelitian yang dilakukan mencakup beberapa komponen didalamnya, berupa instrumen
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
24
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian data, teknik analisa data dan pengujian hipotesis, beserta lokasi dan waktu penelitian. PEMBAHASAN Hasil Analisis Deskriptif 1. Daya Tarik Wisata Hasil analisis dari tanggapan responden terhadap daya tarik wisata di Museum Perundingan Linggarjati mencapai 5.364 dengan tingkat presentase 67,05% termasuk dalam kategori cukup baik. Kategori ini menunjukkan bahwa kondisi daya tarik wisata di Museum Perundingan Linggarjati belum ditanggapi baik. Masih terlihat pada beberapa faktor yang memperoleh nilai terendah yaitu faktor keberagaman dan faktor kemenarikan, khususnya pada salah satu indikator dalam faktor kemenarikan yaitu indikator tingkat kemenarikan tata letak koleksi museum yang memperoleh nilai paling rendah. Hal tersebut dikarenakan tata letak penempatan koleksi dianggap tidak teratur dengan alur cerita sejarahnya dan bertumpuk pada satu tempat sehingga terjadi kebingungan serta menimbulkan penumpukan pengunjung di area pameran koleksi museum. Keadaan atau kondisi dari daya tarik wisata di Museum Perundingan Linggarjati menjadi pertimbangan tersendiri bagi para wisatawan yang akan berkunjung. Daya tarik yang ditampilkan dalam kondisi yang baik dapat mempengaruhi penilaian para wisatawan yang akan berkunjung terhadap suatu objek wisata. Dengan demikian, daya tarik wisata di Museum Perundingan Linggarjati dinyatakan penting karena para wisatawan, khususnya wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum tentunya terlebih dahulu memiliki rasa ketertarikan terhadap museum sehingga menarik minat untuk berkunjung. Senada dengan pendapat Warpani (2007) yang menyatakan “daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memicu seseorang dan/atau sekelompok orang mengunjungi suatu tempat karena sesuatu itu memiliki makna tertentu, misalnya: lingkungan alam, peninggalan atau tempat sejarah, peristiwa tertentu”. Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Farachdiba (2014)
diketahui bahwa daya tarik mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan, sehingga jika daya tarik ditingkatkan maka keputusan berkunjung pun akan meningkat dan jumlah kunjungan pun mengalami peningkatan. 2. Keputusan Berkunjung Hasil analisis dari tanggapan responden terhadap keputusan berkunjung di Museum Perundingan Linggarjati mencapai 5.494 dengan tingkat presentase 73,3% termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku wisatawan terpengaruh dengan baik dalam memutuskan untuk berkunjung ke Museum Perundingan Linggarjati. Terutama oleh indikator tingkat pemilihan produk berdasarkan manfaat yang memperoleh nilai paling tinggi, karena Museum Perundingan Linggarjati dapat memberikan manfaat dari segi edukasi sejarah bagi pengunjungnya. Manfaat yang di dapat dalam museum ini tentunya berasal dari daya tarik wisata yang ditampilkan di Museum Perundingan Linggarjati. Untuk indikator tingkat kualitas daya tarik wisata sendiri memperoleh respon sebesar 78%. Hal ini membuktikan bahwa daya tarik wisata mempengaruhi pilihan wisatawan untuk berkunjung ke museum. Mengetahui keputusan berkunjung wisatawan merupakan hal yang penting bagi pihak pengelola objek wisata dalam menentukan strategi pengembangan dalam meningkatkan jumlah kunjungan. Keputusan berkunjung merupakan bagian dari perilaku konsumen yang berisikan serangkaian tahapan penting hingga pada akhirnya melakukan kunjungan ke suatu objek wisata. Hal ini sesuai dengan definisi dari Kotler dan Keller (2012) yang menyatakan bahwa, keputusan pembelian dalam hal ini dimaksudkan keputusan berkunjung adalah tahap saat konsumen juga mungkin membentuk niat untuk melakukan pembelian dari produk yang paling disukai, sampai dimana konsumen benar-benar melakukan pembelian. 3. Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Besarnya pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung di Museum Perundingan Linggarjati mencapai 24,3%,
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
25
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke Museum Perundingan Linggarjati. Dikuatkan oleh Mathieson et al dalam Ismayanti (2010) menyatakan bahwa keputusan pembelian pariwisata atau dapat dikatakan dengan keputusan berkunjung dipengaruhi oleh 4 faktor, salah satunya yaitu karakteristik daerah tujuan wisata, termasuk objek dan daya tarik wisata”. Menurut hasil analisis dan di perkuat oleh teori tersebut, maka daya tarik wisata dapat dikatakan penting untuk di perhatikan dan dilakukan pengembangan oleh Museum Perundingan Linggarjati. Hal tersebut bertujuan untuk mempengaruhi keputusan berkunjung para wisatawan nusantara agar memutuskan untuk melakukan kunjungan ke museum. Senada dengan pendapat Warpani (2007) yang menyatakan “potensi Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangat berpengaruh terhadap pilihan wisatawan untuk berkunjung sesuai dengan minat/maksud kunjungannya, namun masih tergantung pada kondisi daya tarik potensi wisata itu sendiri”. Adanya pengembangan pada daya tarik wisata dapat menimbulkan kenyamanan dan meningkatkan ketertarikan wisatawan nusantara untuk berkunjung baik dalam kunjungan yang pertama maupun dalam kunjungan ulang, dengan minat dan maksud kunjungannya. Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Farachdiba (2014) diketahui bahwa daya tarik mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan, sehingga jika daya tarik ditingkatkan maka keputusan berkunjung pun akan meningkat dan jumlah kunjungan pun mengalami peningkatan. Hasil Analisis Verifikatif Berdasarkan hasil hitung uji koefisien determinasi (R2) diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0.243. Hal ini berarti 24,3% keputusan berkunjung wisatawan nusantara dapat dipengaruhi oleh daya tarik wisata dan sisanya sebesar 75,7%, di pengaruhi variabel-variabel lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini. Selanjutnya berdasarkan hasil uji parsial (uji T) diperoleh bahwa nilai T hitung sebesar 5.616
dengan signifikansi 0.000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0.05 diperoleh T tabel sebesar 1,66 artinya, T hitung > T tabel dan signifikansi hitung < α. Sesuai dengan hipotesis yang menyatakan daya tarik wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Museum Perundingan Linggarjati, maka dengan ini H0 di tolak dan Ha diterima. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari pengolahaan data secara statistik yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut : 1. Hasil perolehan data mengenai daya tarik wisata di Museum Perundingan termasuk ke dalam kategori “Cukup Baik”. Terlihat pada faktor keberagaman dan faktor kemenarikan, khususnya pada salah satu indikator dalam faktor kemenarikan yaitu indikator tingkat kemenarikan tata letak koleksi museum yang memperoleh nilai paling rendah. Dikarenakan tata letak penempatan koleksi dianggap tidak teratur dengan alur cerita sejarahnya dan bertumpuk pada satu tempat sehingga terjadi kebingungan serta menimbulkan penumpukan pengunjung di area pameran koleksi museum. 2. Hasil perolehan data mengenai keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Museum Perundingan Linggarjati termasuk kedalam kategori ”Baik”. Artinya, keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Museum Perundingan Linggarjati ditanggapi “Baik” oleh responden. Hal ini di tunjukkan dari indikator mengenai manfaat yang memperoleh nilai paling tinggi, karena Museum Perundingan Linggarjati dapat memberikan manfaat dari segi edukasi sejarah bagi pengunjungnya. 3. Berdasarkan hasil hitung sebesar 24,3% keputusan berkunjung wisatawan nusantara dapat dipengaruhi oleh daya tarik wisata dan sisanya sebesar 75,7%, di pengaruhi variabel-variabel lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
26
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 2. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran – saran sebagai pelengkap dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Kualitas dari kondisi daya tarik wisata yang ada di Museum Perundingan Linggarjati harus lebih ditingkatkan lagi, terutama dari faktor keberagaman dan kemenarikan yang mendapatkan nilai rendah. Pada faktor keberagaman, pengelola dapat menambah koleksi yang di pamerkan dapat berupa mesin tik dan kamera yang digunakan saat perundingan, pakaian-pakaian yang digunakan oleh para delegasi atau naskah asli hasil perundingan. Untuk media penyampaian informasi, pengelola dapat melakukan penambahan brosur yang diberikan cuma-cuma kepada para pengunjung, penambahan teknologi interpretasi, menambah jumlah pemandu yang sekaligus mempunyai kemampuan berbahasa dan penyesuaian yang baik. Faktor kemenarikan, pengelola dapat melakukan penataan ulang terhadap koleksi-koleksi museum dengan memisahkan koleksi foto-foto ke ruangan khusus pameran foto dan penyesuaian dari segi pencahayaan atau pemberian kolom interpretasi, agar koleksi museum terlihat lebih menarik. Pemberian alur cerita sesuai dengan sejarahnya pada setiap ruangan pameran museum. 2. Meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Museum Perundingan Linggarjati dengan dimensi pemilihan perantara atau penyaluran mendapat nilai terendah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya promosi sehingga pilihan untuk penyaluran ke museum masih sedikit. Dalam hal ini pengelola sebaiknya lebih meningkatkan promosi dengan membuat website mandiri dan kerjasama dengan pihak-pihak lain yaitu travel agent, hotel dan dishub agar mempersering jalur keberangkatan angkutan umum yang melintas ke museum.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kondisi daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Museum Perundingan Linggarjati. Dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke museum, pengelola dapat melakukan perbaikan, penambahan maupun pengembangan dari daya tarik yang ada di museum. Pihak pengelola museum perlu menambah kegiatan wisata yang dapat dilakukan oleh para pengunjung berupa education game, penambahan fasilitas berupa perpustakaan dan tempat penitipan barang. Penyusunan jadwal penayangan film dokumenter setiap hari atau per periode, menyusun kembali event-event yang lebih sesuai dengan tema museum. Pengelola dapat menambahkan tenaga kebersihan pada hari libur atau saat padat pengunjung, fasilitas kebersihan berupa tempat sampah organik dan anorganik di setiap penjuru area museum. Lebih memperhatikan kebersihan toilet, penambahan dan pemisahan toilet sesuai gender, penempatan mushola ke area yang lebih terlihat di area museum. REFERENSI Anggraeni, Widya. (2014). Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Nusantara di Museum Perundingan Linggarjati. Bandung: Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata, Universitas Pendidikan Indonesia. Aulia, Zia. (2013). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan. Bandung: Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata, Universitas Pendidikan Indonesia. Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
27
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Farachdiba, Diana. (2014). Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung di De’Ranch Lembang. Bandung: Program Studi Manajemen Resort & Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia. Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta : PT. Grasindo. Kastolani, W., Rahmafitria, F., & Pratiwi, D. H. (2016). Pengaruh Interpretasi Terhadap Kepuasan Wisatawan Berkunjung Di Museum Nasional Gedung Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan.. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 13(1), 13-23. Kotler, P dan G. Armstrong. (2009). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid Satu. Jakarta: Erlangga. _____,
P dan K. Keller. (2012). Manajemen Pemasaran. Jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. _______. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Suwartono, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Swarbrooke, J. dan S. Horner. (2007). Customer Behaviour in Tourism. Edisi Kedua. Elsevier, Ltd. Warpani, Suwardjoko P dan Indra P Warpani. (2007). Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah . Bandung: ITB BIODATA PENULIS Intan Juwita adalah lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata ARS Internasional tahun 2016 jurusan Manajemen Pariwisata.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
28