PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK MERK ACER M. Hendrian Bayu Firdaus *) Muhammad Hufron **) Afi Rahmat Slamet ***)
ABSTRACT This study aims to analyze several variables related to the consumer's decision to purchase Acer brand notebooks. The variables used in this study is the variable of cultural, social, personal and psychological. The study involved 104 respondents from the faculty of Economics student. From the results of this study indicate that the variable of cultural, social, personal and psychological have an influence on purchase decisions acer notebook brands. By using multiple linear regression analysis result that all these variables have a significant influence either partially or simultaneously. The variables that have an influence Dominant Social is variable. From the analysis it is known that F Test value obtained at 58.900 with a significance level of 0.000 under the = 0.05, Hypothesis 1 received so it can be concluded that the regression model can be used to predict the Acer brand notebook purchasing decisions or by in other words, variables simultaneously cultural, social, personal, and psychological factors significantly influence purchasing decisions on the Acer brand notebook Economic Faculty Islamic University of Malang students. Result of t test, the social variables are variables that dominant influence purchase decisions notebook Acer brand. Key words: cultural, social, personal and psychological, decision to purchase
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang maju semakin pesat telah membawa perubahan perilaku konsumen di dalam melakukan pembelian barang dan jasa, hal ini dapat dilihat dari perubahan gaya hidup, sehingga telah terjadi perubahan kehidupan sosial yang tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan ekonomi akan tetapi juga disebabkan perkembangan teknologi. Saat ini pasar di Indonesia dibanjiri berbagai jenis barang dan jasa baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang terdiri dari berbagai macam merek. Hal ini cukup menguntungkan bagi konsumen karena dengan semakin banyaknya pilihan, maka semakin banyak pula alternatif produk yang dapat dipilih konsumen. Begitu pula halnya yang terjadi pada pasar barang-barang elektronik seperti antara lain notebook, atau sering juga disebut dengan laptop. Seiring dengan berkembangnya jaman, notebook menjadi barang yang sangat dibutuhkan bagi banyak orang terutama mahasiswa, dosen, pekerja kantor ataupun para eksekutif yang mempunyai mobilitas tinggi. Dengan bentuk yang simpel, ringan dan mudah
38
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
dibawa kemana-mana serta mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda, notebook dianggap sebagai pengganti komputer desktop atau sering juga disebut dengan PC (personal computer). Notebook rata-rata ukuran layarnya antara 14-18 inci. Dilengkapi dengan berbagai hardware miripnya komputer desktop pada umumnya seperti wifi, kamera, CD writer dan lainnya. Prosesor yang digunakan bisa mencapai kecepatan 2,4 GHz per second. Prosesor ini juga masih berukuran mirip dengan komputer desktop. Hard disk yang dipakai berukuran besar antara 80-250 GB. Memori yang digunakan masih berkisar 1-2 GB. Keunggulan dari notebook adalah bisa mengerjakan segala pekerjaan kantor, olah gambar, wifi, kamera, finger print, bluetooth, dan lainnya (Pratama, 2009). RUMUSAN MASALAH 1. Apakah variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian notebook merk Acer? 2. Variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian notebook merk Acer? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui pengaruh budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pembelian notebook merk Acer. 2. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian noebook merk Acer. KONTRIBUSI PENELITIAN 1.
Sebagai sarana komparasi dari teori-teori yang didapatkan dari perkuliahan dengan praktik yang ada dilapangan, sehingga dapat menambah wahana berfikir dan pengalaman baru di dalam melakukan riset pemasaran.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang dan keperluan lain yang bermanfaat bagi pihak lain.
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
39
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku
konsumen
adalah
tindakan-tindakan
yang
langsung
terlibat
dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Rangkuti, 2002:58). Menurut Umar (2003:49) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Adapun menurut Lamb, Hair dan Daniel (2001:188) menyatakan “Bahwa perilaku konsumen merupakan proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan dan tidak menggunakan barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.” Sedangkan menurut Swasta dan Handoko (2000:10) menyatakan: “Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu dan secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentu kegiatan-kegiatan tersebut”. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:13) perilaku konsumen adalah merupakan perilaku yang ditunjukan dalam mencari, membeli, menggunakan menilai, dan menentukan produk jasa dan gagasan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decisions units), baik individu, kelompok, atau pun organisasi,membuat keputusan-keputusanbeliatau
melakukan
transaksi
pembelian
suatu
produk
dan
mengkonsumsinya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong (2003:153) bahwa keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli yaitu : a. Faktor Budaya Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas
40
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Menurut Shiffman (dalam Mexico Widodo, 2012) subbudaya adalah berbagai kelompok berbeda yang ada sebagai sebuah segmen yang dapat dikenali di dalam suatu masyarakat yang lebih luas dan lebih kompleks. 1. Sub Budaya Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. 2. Kelas sosial Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen, yang tersusun secara heirarkis dan yang anggotanya yang menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Dengan memahami kelas sosial dan sub kultur dalam masyarakat, akan membantu pihak pemasaran dalam mempelajari perilaku konsumen dari segmen pasar tertentu. b. Faktor Sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. 1. Kelompok Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
41
diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. 2. Keluarga Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh darah, perkawinan, atau adopsi yang bertepat tinggal bersama-sama. Jadi sebuah keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian karena Keluarga memiliki fungsi-fungsi tradisional penyediaan seperti ekonomi, dukungan emosional, gaya hidup keluarga yang layak dan sosialisasi anak-anak. 3. Peran dan Status sosial Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Sebuah peranan terdiri dari aktivitas yang diperkirakan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan orang-orang lain yang ada di sekelilingnya. c. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) yang termasuk faktor pribadi dapat diuraikan: 1) Usia dan tahap siklus hidup. Seseorang akan selalu mengalami perubahan dalam selera dan konsumsinya sesuai dengan pertambahan usia dan tahap daur hidupnya. 2) Pekerjaan Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Selera dan pola konsumsi seorang buruh misalnya, tentu berbeda dengan seorang penguasa. Usaha pihak pemasaran adalah mengidentifikasikan kelompok pekerja yang memiliki kecenderungan di atas rata-rata atas produknya.
42
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
3) Situasi Ekonomi Keadaan atau situasi ekonomi merupakan pendapatan rata-rata yang dibelanjakan (tingkat pendapatan, stabilitas, dan pola waktunya), tabungan dan kekayaan. 4) Gaya Hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan seharihari yang dinyatakan dalam kegiatan minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Sedangkan menurut (Engel, Blackwell dan Miniard, 1994:383) “Gaya hidup seseorang adalah pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang”. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen. 5) Kepribadian dan konsep diri Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Kepribadian adalah variabel yang sangat bermanfaat untuk menganalisa perilaku pembeli. Jenis Perilaku Konsumen Menurut Umar (2003:49) bahwa perilaku konsumen terbagi dua bagian yaitu: a. Perilaku yang tampak Variabel-variabel yang termasuk di dalamnya adalah perilaku yang tampak. Variabelvariabel yang termasuk di dalamnya adalah jumlah pembeli, waktu, karena siapa dengan siapa dan bagai mana konsumen melakukan pembelian. b. Perilaku yang tak tampak Variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen. Wujud Perilaku Konsumen Menurut Prabowo dalam Primananda (2010:29) bahwa wujud perilaku konsumen ada dua, yaitu: a. Personal consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
43
b. Organizational consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen Menurut Sumarwan (dalam Amalia, 2011:14) pembelian adalah keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, di mana membeli, dan bagaimana cara pembayarannya. Sedangkan keputusan konsumen merupakan suatu keputusan sebagai pemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative, Sumarwan (dalam Amalia, 2011:14). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen sebagai pemilikan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif mengenai proses, cara, perbuatan membeli, dengan mempertimbangkan faktor lain tentang apa yang dibeli, waktu membeli, dimana membelinya serta cara pembayarannya. Menurut Kotler & Amstrong (2001:222) tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian terbagi menjadi lima tahap yaitu: “pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian”: Adapun model proses keputusan pembelian dapat dilihat pada gambar berikut:
Pengenalan
Pencarian Informasi
Kebutuhan Sumber: Kotler & Amstrong (2001:222)
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Setelah
Gambar 1. Model Keputusan Pembelian Tahapan dalam Proses Keputusan Pembelian Adapun tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian menurut Swastha dan Irawan (2002:120) sebagai berikut: a. Menganalisa keinginan dan kebutuhan Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. b. Menilai sumber-sumber Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
44
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
c. Menetapkan tujuan pembelian Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. d. Mengidentifikasikan alternatif pembelian Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian. e. Keputusan membeli Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya. f. Perilaku sesudah pembelian Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu. Tipe Perilaku Membeli Berikut ini tipe-tipe perilaku membeli menurut Kotler (2005:253), yakni: a. Perilaku membeli yang kompleks Yaitu perilaku membeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan pentingdiantara beberapa merek produk yang ada. Biasanya konsumen tidak banyak mengetahui tentang penggolongan produk dan tidak banyak belajar tentang produk. b. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Yaitu perilaku membeli yang hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa barang yang di beli itu mahal harganya, jarang dilakukan dan berisiko. c. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan Yaitu perilaku membeli konsumen yang acuh, tanpa memandang perbedaan nyata antara merek satu dengan yang lain. Konsumen tidak melakukan pencarian informasi yang luas tentang berbagai merek, menilai ciri-cirinya dan menimbang-nimbang keputusan namun konsumen malah menerima informasi pasif yang biasanya dari sebuah iklan di televisi atau koran.
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
45
d. Perilaku yang mencari keragaman Yaitu perilaku membeli yang tingkat keterlibatan konsumennya rendah, tetapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata. Konsumen memiliki beberapa kepercayaan memilih satu merek tanpa banyak penilaian dalam membeli. Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan tinjauan teori di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Secara simultan variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian notebook pada mahasiswa. 2. Secara parsial variable budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian notebook pada mahasiswa. METODOLGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa fakultas ekonomi jurusan Manajemen dan Akutansi di Universitas Islam Malang yang herregistrasi semester genap 20011/2012 dengan rincian sebagai berikut : Jumlah Populasi Penelitian No.
Fakultas Ekonomi
Jumlah
1. Jurusan Manajemen 252 2. Jurusan Akutansi 269 Total Keseluruhan Fakultas Ekonomi Herregistrasi Semester genap 2011/2012 521 Sumber: Rekap Data Mahasiswa BAAK Universitas Islam Malang Adapun pertimbangan dalam mengambil populasi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Akutansi tersebut yaitu dengan pertimbangan kedua Jurusan tersebut memiliki jumlah mahasiswa yang banyak menggunakan notebook di lingkungan kampus Universitas Islam Malang. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Malang yang memiliki notebook. Teknik penentuan sampel penelitian mengacu pada pendapat Arikunto (2002) bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
46
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a)
Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b)
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c)
Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Berdasarkan uraian diatas maka sampel dari penelitian ini dalah 20% dari total jumlah
521 mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen dan akutansi yang berhergistrasi semester Genap 2011/2012 yang berjumlah 104 orang Mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode accidental sampling. Menurut Sugiyono (2004) sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Definisi Operasional Variabel Guna lebih memahami definisi variabel yang diteliti, berikut ini definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. a. Budaya (X1) variabel budaya merupakan kebiasaan dari seseorang atau kelompok yang sukar dirubah yang ada di suatu tempat atau daerah tertentu dan merupakan salah satu penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Adapun beberapa indikatorindikatornya adalah: 1) Penggunaan Notebook Acer sudah merupakan kebiasaan bagi mahasiswa. 2) Notebook merek Acer merupakan bagian dari tradisi masyarakat kampus 3) Notebook merek Acer bagi mahasiswa bagian dari identitas kebiasaan lingkungan kampus. b. Sosial (X2) Variabel sosial adalah sebuah lembaga atau suatu hubungan antara seseorang dengan komunitasnya sehingga seseorang mempunyai kedudukan tertentu dalam masyarakat di sekitarnya. Pembagiannya relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
47
dan menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Indikator-indikatornya adalah: 1) notebook merek Acer telah digunakan di lingkungan kampus. 2) orang-orang terdekat (orang tua, saudara, keluarga) menggunakan notebook merek Acer. 3) notebook merek Acer banyak digunakan oleh teman kuliah. c. Pribadi (X3) Variabel pribadi adalah karakteristik yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi atau individu. Karakteristik tersebut meliputi usia dan siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri. Indikator-indikatornya adalah: 1) Notebook merek Acer model tampilan sesuai dengan usia pengguna remaja. 2) Notebook merek Acer terjangkau secara ekonomi calon konsumen. 3) Notebook merek Acer memberikan suatu rasa kebanggaan terhadap pemakainya. d. Psikologis (X4) Variabel psikologis adalah karakteristik jiwa dari seseorang atau kelompok yang membentuk dan menentukan tingkah laku dari seseorang atau kelompok tersebut. Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Indikator-indikatornya adalah: 1) Memiliki notebook merek Acer memenuhi kebutuhan sebagai mahasiswa. 2) Mahasiswa telah mengenal dan mengetahui secara mudah fitur-fitur yang dimiliki notebook merek Acer. 3) notebook merek Acer merupakan notebook yang dapat dipercaya. e. Keputusan pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah kecenderungan untuk membeli yang merupakan tindakan nyata yang mengarahkan aktivitas mahasiswa untuk menggunakan produk notebook merek Acer. Indikator-indikatornya antara lain: 1) Bila membutuhkan notebook lagi, tetap akan memilih notebook merek Acer
48
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
2) Keputusan untuk membeli notebook merek Acer sudah tepat 3) Apabila dimintai pendapat oleh orang lain yang ingin membeli notebook maka akan mengarahkannya untuk membeli notebook merek Acer Metode Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:120) bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Sedangkan teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi linier linier berganda. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Dalam penelitian ini responden yang dipilih adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang yang memiliki notebook merek Acer. Data pengujian yang dipakai adalah data primer yang dikumpulkan dengan teknik kuesioner. Dalam hal pendistribusian kuisioner, telah disebarkan 104 kuesioner. Berdasarkan hasil pendistribusian kuisioner terhadap responden, mendapatkan data sebagai berikut : Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Responden Jenis Kelamin: Laki-laki 58 Perempuan 46 Total 104 Umur: 17 – 20 tahun 63 21 – 25 tahun 41 Total 104 Angkatan: 2011 41 2010 31 2009 22 2008 10 Total 104 Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Persentase 56% 44% 100% 61% 39% 100% 39% 30% 21% 10% 100%
Dari 104 responden yang diteliti kemudian dianalisis , responden laki-laki ada 58 orang (56 persen) dan responden perempuan sebanyak 46 orang (44 persen). Sebanyak 63 M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
49
responden (61 persen) responden berusia antara 17 – 20 tahun, dan sisanya 41 orang (39 persen) responden berusia antara 21 – 25 tahun. Adapun menurut angkatan masuk kuliahnya sebanyak 41 orang (39 persen) responden angkatan 2011, 31 orang (30 persen) responden angkatan 2010, 22 orang (21 persen) responden angkatan 2009, dan sisanya 10 orang (10 persen) responden angkatan 2008. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 17.00 for Windows. Dalam pengujian ini menggunakan metode korelasi r Pearson. Untuk menunjukkan bahwa tiap-tiap variabel dinyatakan valid, maka nilai r Pearson > r tabel. Jika nilai r Pearson < r tabel maka data dianggap tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Uji Validitas Indikator r Pearson r tabel X1.1 0,806 0,194 X1.2 0,811 0,194 X1.3 0,814 0,194 X2.1 0,742 0,194 X2.2 0,814 0,194 X2.3 0,760 0,194 X3.1 0,793 0,194 X3.2 0,814 0,194 X3.3 0,713 0,194 X4.1 0,762 0,194 X4.2 0,815 0,194 X4.3 0,756 0,194 Y.1 0,778 0,194 Y.2 0,788 0,194 Y.3 0,693 0,194 Sumber: Data Primer Diolah
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa semua instrument dapat dinyatakan valid karena masing-masing nilai r Pearson lebih besar dari nilai r tabel. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Reliabilitas dalam penelitian ini merupakan derajat ketepatan, ketelitian, atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
50
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel 1. Budaya 2. Sosial 3. Pribadi 4. Psikologis 5. Keputusan Pembelian Sumber: Data Primer Diolah
Cronbach Alpha 0,739 0,662 0,663 0,676 0,636
Status Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa pada variabel Budaya (X1) memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,739 > 0,60. Variabel Sosial (X2) memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,662 > 0,60. Variabel Pribadi (X3) memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,663 > 0,60. Variabel Psikologis (X4) memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,676 > 0,60. Variabel Keputusan Pembelian (Y) memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,636 > 0,60. Seluruh instrumen dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal. Untuk mengetahui suatu normalitas data digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. kriteria pengujian yaitu apabila nilai probabilitasnya (signifikansinya) di atas 0,05 maka model regresi dikatakan berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas disajikan pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Variabel Sig. Kolmogorov-Smirnov Budaya 0,075 Sosial 0,120 Pribadi 0,396 Psikologis 0,424 Keputusan Pembelian 0,811 Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan Tabel 4 di atas, diketahui hasil pengujian normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test dapat diketahui bahwa seluruh variabel memiliki signifikansi Kolmogorov-Smirnov di atas 0,05 sehingga distribusi data dalam model regresi tergolong normal atau memenuhi asumsi normalitas data. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu asumsi model regresi linier dimana tidak adanya korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
51
pengaruhnya secara parsial. Model regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas yaitu nilai VIF (varians inflation factor) sekitar 1 atau kurang dari 10, dengan angka toleransi (tolerance) mendekati 1. Berikut hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini: Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF 0,841 Budaya 1,189 0,658 Sosial 1,521 0,764 Pribadi 1,304 0,675 Psikologis 1,482 Sumber: Data Primer Diolah
Dari Tabel 5 diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas ini menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan multikolinearitas karena semua variabel independen pada penelitian ini memiliki nilai VIF < 10 dengan tolerance mendekati 1. b. Uji Heteroskedastisitas Gangguan heterokedastisitas mengakibatkan formula-formula dari ragam koefisien dalam persamaan regresi tidak dapat diterapkan dan peramalan nilai variabel dependen berdasarkan model regresi yang dibangun menjadi tidak efisien. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Gleijser (Gleijser Test) dengan kriteria keputusan jika tingkat signifikansi Gleijser Test secara parsial lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini: Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig. Gleijser 0,502 Budaya 0,068 Sosial 0,670 Pribadi 0,346 Psikologis Sumber: Data Primer Diolah
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi Gleijser Test variabel budaya (X1) sebesar 0,502 > 0,05. Variabel sosial (X2) memiliki signifikansi Gleijser Test sebesar 0,062 > 0,05. Variabel pribadi (X3) memiliki signifikansi Gleijser Test sebesar 0,670 > 0,05. Variabel psikologis (X4) memiliki signifikansi Gleijser Test sebesar 0,346 > 0,05. Hasil uji heteroskedasitas dengan metode Gleijser Test ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas karena tingkat signifikansi semua variabel independen lebih besar dari 0,05.
52
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
c. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Durbin-Watson (DW). Nilai Durbin-Watson yang bebas dari gangguan autokorelasi terletak pada range du < DW < 4-du. Berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini: Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi Variabel
Durbin-Watson (DW)
Budaya Sosial 1,989 Pribadi Psikologis Sumber: Data Primer Diolah
Dari Tabel 7 Durbin-Watson dengan n = 104 dan k = 4 diperoleh nilai DW batas bawah (dL) sebesar 1,592 dan batas atas (dU) sebesar 1,758. Adapun nilai Durbin-Watson yang bebas dari gangguan autokorelasi terletak pada range dU < DW < 4-dU. Sedangkan hasil uji autokorelasi dengan teknik Durbin-Watson jika dimasukkan dalam range tersebut yaitu 1,758 < 1,989 < 2,242. Hasil ini berarti menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami problem autokorelasi. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pegaruh perilaku konsumen yang meliputi buadaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pembelian notebook merk Acer (Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi yang berhergistrasi semester genap 2011/2012 di Universitas IslamMalang), dengan hasil penelitian yang telah diolah komputer melalui program SPSS dengan analisis regresi linear berganda sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Konstanta Budaya Sosial Kepribadian Kejiwaan Fhitung Sig. F R 2 R Sumber: Data Primer Diolah
B -0,419 0,239 0,414 0,181 0,205 58,900 0,000 0,839 0,704
Beta 0,272 0,442 0,201 0,212
t hitung -0,536 4,554 6,555 3,215 3,182
Sig. t 0,593 0,000 0,000 0,002 0,002
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
53
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diatas dapat diketahui persamaan model regresi sebagai berikut: Y = -0,419 + 0,239 X1 + 0,414 X2 + 0,181 X3 + 0,205 X4 + e Berdasarkan model regresi tersebut seluruh koefisien regresi bernilai positif, artinya masing-masing variabel memberikan kontribusi positif terhadap keputusan pembelian notebook merk Acer. Pengujian Hipotesis Berikut penjelasan dari Tabel 8 diatas mengenai hasil analisis regresi linier berganda: a. Uji Hipotesis 1 Hipotesis 1 menyatakan yaitu: Variabel budaya, sosial, pibadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer. Pengujian Hipotesis 1 dilakukan dengan Uji F, karena Uji F digunakan untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 4.13 didapat nilai Fhitung sebesar 58,900 dengan tingkat signifikansi 0,000 di bawah = 0,05, maka Hipotesis 1 diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian notebook merek Acer atau dengan kata lain, secara simultan variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma. Dengan demikian hipotesis 1 teruji secara statistik. Besarnya koefisien determinasi terlihat dari nilai R Square (R2) sebesar 0,704 yang menunjukkan bahwa 70,4% perubahan keputusan pembelian notebook merek Acer berhubungan erat dengan adanya perubahan pada variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis pada mahasiswa FE Unisma. Sedangkan sisanya sebesar 29,6% (100% - 70,4%) dipengaruhi oleh varibel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. b. Uji Hipotesis 2 Hipotesis 2 menyatakan yaitu: Variabel sosial merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer.
54
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
Pengujian Hipotesis 2 dilakukan dengan Uji t, karena Uji t digunakan untuk melihat pengaruh setiap variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada Tabel 4.10 dapat dianalisa sebagai berikut: 1)
Pengaruh Budaya Terhadap Keputusan Pembelian Variabel budaya memiliki nilai t hitung sebesar 4,554 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 di bawah = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel budaya berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma.
2)
Sosial (X2) Variabel sosial memiliki nilai t hitung sebesar 6,555 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 di bawah = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma.
3)
Pribadi Variabel kepribadian memiliki nilai t hitung sebesar 3,215 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 di bawah = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma.
4)
Psikologis Variabel kejiwaan memiliki nilai t hitung sebesar 3,182 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 di bawah = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma.
5)
Variabel Dominan Berdasarkan nilai Beta (standardized coefficients), terlihat bahwa variabel independen yang memiliki nilai Beta tertinggi adalah variabel sosial (X2) sebesar 0,442. Artinya variabel sosial (X2) merupakan variabel yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma dibanding variabel lainnya yaitu budaya (X1) dengan Beta sebesar 0,272, pribadi (X3) dengan Beta sebesar 0,201, dan psikologis (X4) dengan Beta sebesar 0,212. Oleh karena itu Hipotesis 2 terbukti dapat diterima.
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
55
Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel perilaku konsumen yang meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Akutansi yang berhergistrasi Semester genap 2011/2012 . Hasil analisis juga dapat diketahui bahwa variabel Sosial mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer. Berdasarkan hasil tersebut dapat membuktikan bahwa dalam melakukan pembelian notebook merek Acer para responden dikarenakan produk tersebut merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi seorang mahasiswa. Selain itu para responden selalu mempertimbangkan atas tanggapan para masyarakat yang pernah menggunakan produk tersebut dengan harapan dapat memaksimalkan atas manfaat serta kualitas produk yang digunakan. Kenyataan tersebut dapat menjadi dukungan atas upaya perusahaaan untuk memberikan dukungan atau pemenuhan kebutuhan serta keinginan para responden. Upaya nyata yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu selalu menjaga atas nama baik dari merek notebook merek Acer yaitu dengan memberikan jaminan kepuasan kepada konsumen melalui produk yang berkualitas serta selalu mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Basuki (2006), Widodo (2009) yang diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian. Simpulan 1. Secara simultan dari hasil uji F dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma atau dengan kata lain, secara simultan variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma. Sedangkan secara parsial dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis juga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma. Semakin tinggi variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis maka akan semakin tinggi pula keputusan
56
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
mahasiswa FE Unisma untuk memutuskan membeli notebook merek Acer. 2. Berdasarkan nilai Beta (standardized coefficients), variabel independen yang memiliki nilai Beta tertinggi adalah variabel sosial (X2) sebesar 0,442. Artinya variabel sosial (X2) merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian notebook merek Acer pada mahasiswa FE Unisma dibanding keiga variabel laiinnya. Saran Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan, oleh karena itu peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Perusahaan yang memproduksi notebook Acer hendaknya memfokuskan diri pada peningkatan kualitas produknya dan kepuasan konsumennya. Hal ini dikarenakan dengan semakin tingginya kualitas produk dan kepuasan konsumen maka semakin tinggi pembelian yang dilakukan oleh konsumen. 2. Guna meningkatkan hasil penelitian yang lebih akurat, maka disarankan agar penelitian berikutnya dapat melakukan wawancara dengan pihak produsen dan konsumen agar hasil penelitian benar-benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya pada produk notebook merek Acer, tetapi dikembangkan pada merek lainnya seperti Toshiba, Asus, Axioo, dan sebagainya, sehingga diketahui perbedaan karakteristik dan respon atas pembelian dari produk-produk tersebut. 4. Jumlah kuisioner yang disebarkan sebaiknya diperbanyak lagi agar lebih mencerminkan keadaan populasinya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Dictionary of Marketing Terms. www.marketingpower.com Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Basuki. 2006. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Kepribadian dan Kejiwaan Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Siemens di Pusat Handphone Malang Plaza. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang. Diana, Hetie Noer. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Suatu Produk Pada Giant Maspion Surabaya. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Ghozali, Imam. 2007. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro. M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet
57
Gujarati, Damodar. 2000. Ekonometrika Dasar. Alih bahasa Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga Indriantoro, Nur dan Bambang Indriantoro. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen. Cetakan kedua. Yogyakarta. BPFE. Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2003. Dasar-dasar pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhalindo. Mowen, John C., dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Paramasiwi, Henggar. 2010. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kualitas Produk dengan Intensi Membeli Laptop Merek Lokal pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Angkatan 2006-2008. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Primananda, Agustinus. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Rumah (Studi Kasus di Perumahan Bukit Semarang Baru, Semarang). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Setiadi, N. J. 2003. Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenata Media. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Edisi 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Swastha, Basu DH dan Irawan. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty: Yogyakarta. Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Widodo. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa Universitas Gunadarma Dalam Membeli Laptop. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. *) M. Hendrian Bayu Firdaus adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas islam Malang **) Muhammad Hufron adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma ***) Afi Rahmat Slamet adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma
58
M. Hendrian Bayu Firdaus, Muhammad Hufron & Afi Rahmat Slamet