Pengaruh Brand Awareness dan Kualitas Produk Terhadap Brand Attitude Produk Pureit dari Unilever
Fitria Ajeng Sulistyowati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono No.165 Malang
[email protected]
ABSTRACT This study reviews the influence of brand awareness and influence product quality and brand attitude both on a product. Brand attitude is the product of consumer attitudes toward the brand which led to the overall evaluation of the consumer to the brand Pureit. Pureit is a product of Unilever which officially produced in Indonesia since 2010. This thesis describes the effect of brand awareness and product quality possessed by Pureit and how they affect consumer attitudes toward the brand Pureit water purifier. Attitudes towards a particular brand often influence whether or not consumers will buy. A positive attitude towards a particular brand will allow consumers to purchase the brand, otherwise if negative will deter consumers to make purchases. Object of this study is a product of Unilever's Pureit water purifier. The research method used in this paper is the method of filling out the questionnaire. The data were obtained through interviews and questionnaires by respondents and in-depth observation of the object of research. The results of this study prove that the brand awareness and product quality significantly influence the brand attitude of a product.
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh brand awareness dan kualitas produk dan pengaruh keduanya terhadap brand attitude suatu produk. Brand attitude produk adalah sikap konsumen terhadap merek yang mengarah kepada evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek Pureit. Pureit merupakan produk Unilever yang resmi diproduksi di Indonesia sejak tahun 2010. Skripsi ini menjelaskan pengaruh brand awareness dan kualitas produk yang dimiliki oleh Pureit dan bagaimana pengaruhnya terhadap sikap konsumen terhadap merek pemurni air Pureit. Sikap terhadap merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek tersebut, sebaliknya jika negatif akan menghalangi konsumen tersebut untuk 1
melakukan pembelian. Objek penelitian ini adalah produk pemurni air Pureit dari Unilever. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode pengisian kuesioner. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden serta observasi mendalam terhadap obyek penelitian. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa brand awareness dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap brand attitude suatu produk. Kata kunci : brand awareness, kualitas produk, brand attitude
PENDAHULUAN Persaingan bisnis membawa perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan produk yang banyak dibeli masyarakat. Pada saat sebelum globalisasi, produsen yang menentukan produk apa yang akan disediakan di pasar, kini berubah menjadi pelanggan yang menentukan produk apa yang mereka butuhkan. Pada saat ini, cara yang terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan cara menghasilkan produk dengan kualitas terbaik. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan produk yang berkualitas yang akan bertahan dan bersaing dalam pasar global. Perusahaan pun dituntut mampu melakukan pekerjaan secara lebih baik dan efisien dalam rangka menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan cukup kompetitif. PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan fast Moving Consumer Goods (fMCG) terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2010 perusahaan ini resmi memproduksi Pureit secara massal. Kehadiran akan Pureit akan berdampak pada sikap masyarakat terhadap merek tersebut, kemungkinan mempunyai sikap positif maupun negatif, pro dan kontra serta setuju tidak setuju terhadap merek Pureit. Oleh karena itu, faktor brand awareness dan kualitas produk akan mempengaruhi brand attitude (sikap konsumen terhadap merek) produk Pureit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh brand awareness terhadap brand attitude suatu produk kepada konsumen, mengidentifikasi pengaruh kualitas produk terhadap brand attitude suatu produk kepada konsumen, dan mengidentifikasi faktor mana yang paling dominan berpengaruh terhadap brand attitude suatu produk kepada konsumen. Kajian Teori Brand Awareness atau kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk. Brand awareness meliputi suatu proses mulai dari perasaan tidak mengenal merek itu hingga yakin bahwa merek itu adalah satu-satunya dalam kelas produk atau jasa tertentu. Dalam hal ini apabila suatu merek sudah dapat merebut suatu tempat yang tetap di benak konsumen maka akan sulit bagi merek tersebut untuk digeser oleh merek lain, sehingga meskipun setiap hari konsumen dipenuhi dengan pesan-pesan pemasaran yang berbeda-beda, konsumen akan selalu mengingat merek yang telah
2
dikenal sebelumnya. Semakin tinggi brand awareness konsumen terhadap suatu produk, maka semakin positif brand attitude Pureit. Menurut Dessler (2004) kualitas adalah totalitas tampilan dan karakteristik sebuah produk atau pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dicari. Menurut Goetsch dan Davis (2003) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Parasuraman (2003) dimensi kualitas untuk produk manufaktur adalah sebagai berikut kinerja (performance) yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti, ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, kehandalan (realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai, kesesuaian dengan spesifikasi (conformance) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya, daya tahan (durability) yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan, tingkat pelayanan (service ability) yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, dan penanganan keluhan yang memuaskan, estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, dan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Semakin tinggi kualitas produk yang diproduksi, maka semakin positif brand attitude Pureit dari Unilever. Sikap terhadap merek (brand attitude) adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek, dalam model ekuitas merek ditemukan bahwa peningkatan pangsa pasar terjadi ketika sikap terhadap merek makin positif. Sikap terhadap merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek tersebut, sebaliknya jika negatif akan menghalangi konsumen tersebut untuk melakukan pembelian (Sutisna, 2002; 98). Sikap positif tidak selalu mengarah pada pembelian. Menurut pendapat Rangkuti (2006, p65), beberapa kondisi yang dapat menyebabkan renggangnya hubungan sikap dan perilaku adalah harga, ketersediaan produk dan perubahan kondisi pasar.
METODE PENELITIAN Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel yang lainnya. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: a) Variabel terikat (Dependent Variable) yaitu brand attitude Pureit dari Unilever (Y2). b) Variabel bebas (Independent Variable) yaitu alasan keputusan pembelian Pureit dari Unilever (X) yang meliputi 2 dimensi, yaitu: 1. Brand Awareness (X1) 2. Kualitas Produk (X2) 3
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel Variabel
Notasi
Brand X1 Awareness
Kualitas Produk
X2
Definisi Operasional Variabel Brand Awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan Kualitas produk adalah nilai mutu, kinerja, dan inovasi suatu barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen dan mencerminkan kepuasan pelanggan.
Indikator
Mudah diingat
Instrument
Sumber
Tertanam dalam benak konsumen tentang brand suatu produk
Peter dan Olson (2000)
Terkenal Mudah di kenali jenis dan tipenya Ingat Merek Merek diingat
Kinerja
Kualitas yang dipersepsikan
Daya tahan
Service Ability
mudah
Kemampuan memurnikan air Sangat praktis tanpa listrik, gas dan saluran pipa Produk bermutu dan tahan lama Pelayanan yang memuaskan
4
Parasuram an (2003)
Brand Attitide
Y
Brand Attitide merupakan sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek tersebut, sebaliknya jika negatif akan menghalangi konsumen tersebut untuk melakukan pembelian
Tertarik
Tertarik menggunakan merek tersebut
Kepercayaan
Percaya terhadap merek tersebut
Kesan Positif Konsumen ingin menggunakan merek tersebut
Populasi dalam penelitian ini adalah warga Kelurahan Dinoyo Kota Malang. Formula dasar dalam menentukan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode area sampling design. Metode ini dipilih karena penelitian ini berkaitan dengan populasi dalam area geografis yang dapat diidentifikasi yaitu Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dan sampel area yang dipilih adalah RW(Rukun Warga) 5 Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Alasan dipilihnya sampel area RW(Rukun Warga) 5 Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang adalah dikarenakan peneliti berdomisili di area geografis tersebut sehingga diharapkan adanya efisiensi dan efektifitas dalam penelitian. Penentuan jumlah sampel yang representatif menurut (Hair dkk, dalam Ferdinand, 2003) adalah tergantung pada jumlah indikator dikalikan 5-10 n = Jumlah indikator x 10 Berdasarkan rumus tersebut, maka sampel yang diperoleh sebagai berikut n = 10 x 10 = 100 responden Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan adalah pengisian kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan akan memberi respons atas pertanyaan yang kita ajukan. Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka.Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih 2 minggu (terhitung mulai tanggal (28 Oktober 2012 – 11 November 2012). Data diambil dari kuisioner dengan menggunakan skala Likert yang berupa data ordinal. Menurut Kinnear (dalam Uma, 2003;98) penentuan skor pada masing-masing item pertanyaan terhadap masalah yang diteliti diukur dengan skala Likert, yaitu skala yang berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu mulai dari skor 1-5. Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak mendukung terhadap pertanyaan yang
5
Sutisna (2002)
diberikan.Sedangkan angka 5 menunjukkan bahwa responden mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan. Teknik analisis data yang pertama adalah analisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini merupakan data yang hanya dapat diukur secara langsung (Hadi, 2001). Proses analisis kualitatif ini dilakukan dalam tahapan antara lain pengeditan (editing), pemberian kode (coding), pemberian skor (scoring), tabulasi (tabulating). Analisis data yang kedua dengan analisis data kuantitatif yaitu bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan table-tabel tertentu, untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 18.0. Adapun alat analisis yang digunkan yaitu uji validitas reliabilitas dan regresi. Uji validitas ini dimaksudkan untuk menguji seberapa baik instrumen penelitian mengukur konsep yang seharusnya diukur. Variabel dinyatakan valid jika dimana jika nilai korelasi memiliki signifikansi di bawah 0,05 menunjukkan bahwa variabel tersebut valid. Selain uji validitas juga ada uji reliabilitas yang merupakan bentuk uji kualitas data (kehandalan) yang menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari instrumen untuk mengukur konstruk (variabel), Sugiyono (2008). Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika didapatkan jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil apabila digunakan berulang kali pada waktu yang berbeda, atau dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, maka akan diuji dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebagai pedoman umum untuk menentukan reliabilitas butir pertanyaan maka suatu instrumen dikatakan reliabel jika alfa cronbach ≥ 0,6. Jika nilai alfa cronbach < 0,6 maka instrumen dianggap tidak reliable (Ghozali, 2008). Dalam penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik untuk menganalisis data. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Analisis regresi juga digunakan untuk menganalisis dalam penelitian kali ini. Analisis regresi untuk menganalisis pengaruh brand awareness dan kualitas produk terhadap brand attitude dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multiple regresional analisis). Teknik analisis terakhir adalah goodness of fit model regresi. Hal ini dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual secara statistik, setidaknya hal ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik f dan nilai statistik t (ghozali,2006). Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan variabel Y, apakah variabel X1, X2, X3 benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y. Uji f dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabelvariabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
6
dependent dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan cara membandingkan antara F hitung dengan F tabel. Koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu).
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia
Valid 21-30 31-40 41-50 51-60 60-70 70-80 Total
Frequency 29 20 27 21 2 1 100
Percent 29,0 20,0 27,0 21,0 2,0 1,0 100,0
Valid Percent 29,0 20,0 27,0 21,0 2,0 1,0 100,0
Cumulative Percent 29,0 49,0 76,0 97,0 99,0 100,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.6 Angka Indeks Jawaban Tentang Brand Awareness Nilai
X1.1 Jumlah Frekuensi (%) 7 7,0 1 31 31,0 2 11 11,0 3 49 49,0 4 2 2,0 5 Jumlah 100 61,6% Nilai Indeks
X1.2 Jumlah Frekuensi (%) 5 5,0 22 22,0 24 24,0 45 45,0 4 4,0 100 64,2%
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
7
X1.3 Jumlah Frekuensi (%) 5 5,0 29 29,0 20 20,0 40 40,0 6 6,0 100 62,6%
Tabel 4.7 Angka Indeks Jawaban Tentang Kualitas Produk Nilai
X2.1 Jumlah Frekuensi (%) 1 3 3,0 2 12 12,0 3 41 41,0 4 41 41,0 5 3 3,0 Jumlah 100 Nilai 65,8% Indeks
X2.2 Jumlah Frekuensi (%) 1 1,0 10 10,0 54 54,0 28 28,0 5 5,0 100 64%
X2.3 Jumlah Frekuensi (%) 7 7,0 10 10,0 42 42,0 38 38,0 3 3,0 100 65,2%
X2.4 Jumlah Frekuensi (%) 3 3,0 10 10,0 40 40,0 40 40,0 7 7,0 67,6%
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.8 Angka Indeks Jawaban Tentang Brand Attitude Nilai
Y1 Jumlah Frekuensi (%) 6 6,0 1 17 17,0 2 23 23,0 3 42 42,0 4 12 12,0 5 Jumlah 100 61,6% Nilai Indeks
Y2 Jumlah Frekuensi (%) 6 6,0 12 12,0 27 27,0 43 43,0 12 12,0 100 64,2%
Y3 Jumlah Frekuensi (%) 3 3,0 12 12,0 18 18,0 53 53,0 14 14,0 100 62,6%
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas BRAND AWARENE KUALITAS BRAND SS PRODUK ATTITUDE BRAND AWARENESS
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
8
,669**
,676**
,000
,000
KUALITAS PRODUK
BRAND ATTITUDE
N
100
100
100
Pearson Correlation
,669**
1
,741**
Sig. (2-tailed)
,000
N
100
100
100
Pearson Correlation
,676**
,741**
1
Sig. (2-tailed)
,000
,000
N
100
100
,000
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variable Brand Awareness Kualitas Produk Brand Attitude
Cronbach’s Alpha 0,845 0,818 0,841
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Variable Brand Awareness Kualitas Produk
Tolerance 0,553 0,553
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
9
VIF 1,809 1,809
Gambar 4.12 Diagram Heteroskedastisitas
Gambar 4.13 Histogram
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Gambar 4.14 Diagram Normalitas dengan Diagram P-Plot
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
10
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model
Coefficientsa Standardiz Unstandardiz ed ed Coefficient Coefficients s Std. Erro B r Beta t ,221 ,863 ,256 ,344 ,090 ,326 3,808
1 (Constant) BRAND AWARENE SS KUALITAS ,528 ,086 ,523 6,119 PRODUK a. Dependent Variable: BRAND ATTITUDE
Collinearity Statistics
Sig. ,799 ,000
,000
Tolera nce VIF ,553
1,809
,553
1,809
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.13 Model Summary Model R ,780a
1
Std. Error of the Estimate 1,77494
Adjusted R Square ,600
R Square ,608
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression 473,721
2
236,861
Residual
305,589
97
3,150
Total
779,310
99
F 75,184
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), KUALITAS PRODUK, BRAND AWARENESS
11
Tabel 4.18 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) Model
Coefficientsa Standardiz Unstandardiz ed ed Coefficient Coefficients s Std. Erro B r Beta t ,221 ,863 ,256 ,344 ,090 ,326 3,808
1 (Constant) BRAND AWARENE SS KUALITAS ,528 ,086 ,523 6,119 PRODUK a. Dependent Variable: BRAND ATTITUDE
Collinearity Statistics
Sig. ,799 ,000
,000
Tolera nce VIF ,553
1,809
,553
1,809
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
PEMBAHASAN Pada hasil peneltian diatas, pembahasan mengenai masalah hubungan antara variabel brand awareness dan kualitas produk terhadap brand attitude Pureit dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penelitian di atas, jika berdasarkan fungsi regresi variabel brand awareness memiliki nilai koefisien sebesar 0,326, dan di lihat dari hasil uji t variabel brand awareness menghasilkan t hitung sebesar 3,808 dan signifikansi sebesar 0,000. T hitung 3,808 > t Tabel yang nilainya 1,809 dengan tingkat signifikansi 0.000 kurang dari 0,05, semakin kuat brand awareness , maka semakin kuat brand attitude, jika dilihat pada persamaan regresi variabel brand awareness memiliki nilai koefisien lebih rendah daripada variabel kualitas produk yaitu sebesar 0,326, berdasarkan nilai koefisien variabel brand awareness dasar penelitiannya dapat dilihat pada perhitungan angka indeks variabel brand awareness memiliki angka indeks 62,8 %, dari data angka indeks diatas variabel brand awareness memiliki angka indeks terbesar yaitu sebesar 62,8 %, dimana indikator yang paling berpengaruh tinggi adalah merek yang terkenal sebesar 64,2% dan yang paling kecil pengaruhnya adalah merek yang mudah diingat sebesar 61,6%. 2. Persamaan regresi untuk variabel kualitas produk memiliki nilai koefisien sebesar 0,523 dan di lihat dari hasil uji t variabel kualitas produk menghasilkan t hitung sebesar 6,119 dan signifikansi sebesar 0,000. T hitung 6,119 > t Tabel yang nilainya 1,809 dengan tingkat signifikansi 0.000 kurang dari 0,05, semakin tinggi kualitas produk
12
yang diproduksi, maka semakin tinggi brand attitude, jika dilihat pada persamaan regresi variabel kualitas produk memiliki nilai koefisien tinggi sebesar 0,523, berdasarkan nilai koefisien variabel kualitas produk dasar penelitiannya dapat dilihat pada perhitungan angka indeks variabel kualitas produk memiliki angka indeks 65,65 %, dari data angka indeks diatas variabel kualitas produk memiliki angka indeks terbesar yaitu sebesar 65,5 %, dimana indikator yang paling berpengaruh tinggi adalah memiliki layanan purna jual yang bagus sebesar 67,6% dan yang paling kecil pengaruhnya memperhatikan peningkatan kualitas mutu produknya adalah yang sebesar 64%. 3. F hitung sebesar 75,184 dengan angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 artinya secara bersama-sama variabel brand awareness dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap brand attitude, dengan demikian hipotesis yang menyatakan bawa secara simultan variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent terbukti. 4. Nilai adjusted R square adalah sebesar 0,600 artinya variasi perubahan pada minat yang dapat dijelaskan oleh variabel brand attitude dan kualitas produk adalah sebesar 60 %, sedangkan sisanya sebesar 40 % dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti. 5. Nilai t hitung pada variabel kualitas produk sebesar 6,119 lebih besar daripada nilai t hitung pada variabel brand awareness yang hanya sebesar 3,808. Jadi variable yang paling berpengaruh dan dominan terhadap brand attitude Pureit adalah variable X2 yaitu kualitas produk.
KESIMPULAN DAN SARAN 1). Mengingat ketiga faktor yaitu brand awareness dan kualitas produk, keduanya berpengaruh signifikan terhadap brand attitude, maka sebaiknya baik pengelola, staf, karyawan dan elemen-elemen dalam PT. Unilever Indonesia, produsen Pureit memperhatikan kedua faktor tersebut. 2). Perhitungan angka indeks untuk indikator brand awareness jika di hitung memiliki perhitungan sedang dengan nilai indeks sebesar 62,8%. Pureit merupakan merek yang mudah diingat sebesar 61,6%, merek Pureit merupakan merek terkenal sebesar 64,2%, merek Pureit merupakan merek yang selalu diingat 62,6% di dalam melihat tentang brand awareness, maka perlu memperhatikan faktor-faktor meningkatkan keterkenalan produk Pureit di masyarakat dengan iklan yang lebih interaktif, memberikan kemudahan konsumen mengingat produk kita serta meningkatkan iklan dan marketing lainnya agar merek Pureit selalu diingat tersebut memiliki pengaruh kuat terhadap variabel brand awareness. 3). Perhitungan angka indeks untuk indikator kualitas produk jika di hitung memiliki hasil perhitungan dengan indeks jawaban sebesar 65,65%. Pureit memiliki kinerja yang bagus sebesar 65,8%, Pureit memperhatikan peningkatan kualitas mutu produknya sebesar 64%, Pureit memiliki daya tahan bagus sebesar 65,2% dan memiliki layanan purna jual yang dapat dipercaya kualitasnya sebesar 67,6% di dalam melihat tentang kualitas produk, maka perlu memperhatikan 13
faktor-faktor kinerja produk yang bagus, peningkatan kualitas mutu produk, daya tahan bagus dan layanan purna jual yang bagus tersebut memiliki pengaruh kuat terhadap kualitas produk.
DAFTAR PUSTAKA Aaker, Jennifer L. 1997, Dimensions of Brand Personality, Journal of Marketing, Vol.46 No.2, pp. 114-23. Berry dan Parasuraman (2003) jurnal “Pengaruh Kualitas Terhadap Kepercayaan” vol. 21 24-30 (Januari 2003).
Pelayanan
Chaudhuri, Arjun, 1999, Does Brand Loyalty Mediate Brand Equity Outcomes?, Journal of Marketing Theory and Practice, Spring, Vol.7 . David L, Goetsch dan Stanley B. Davis, 2002, Pengantar Manajemen Mutu 2, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta. Dessler, Gary, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesembilan, Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Durianto, et al, 2004, Brand Equity Ten, Strategi Memimpin Pasar, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dyah Kurniawati, 2009, Studi Tentang Sikap Terhadap Merek dan Implikasinya pada Minat Beli Ulang, Tesis, Program Studi Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Fandy Tjiptono, 2005, Pemasaran Jasa, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang Freddy Rangkuti, (2006), Measuring Customer Satisfaction, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jin,
Hyun Seung, 2004, Compounding Consumer Interest: Effect of Advertising Campaign Publicity on the Ability to Recall Subseq uent Advertisement, Journal ofAdvertising, Vol. 32, No. 4, Wiinter.
Setiadi
J. Nugroho, (2003), Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Cetakan Kedua, Jakarta: Prenata Media.
Keller, Kevin Lane, 1998, Strategic Brands Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity, Penerbit Prentice Hall Inc, New Jersey Kotler, Philip dan Amstrong Gary, (2004), Marketing Principles, Penerbit Prentice Hall Inc, New Jersey. Kotler, Philip dan K. L. Keller, 2008, Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid Satu, Penerbit Indeks, Jakarta.
14
Kotler, Philip dan K. L. Keller, , 2008,Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid Dua, Penerbit Indeks, Jakarta. Lambing,A. Peggy dan Kuehl,R.Charles, 2003, Entrepreneurship, Penerbit Prentice Hall Inc, New Jersey. Loudon, et all , 1993, Consumer Behavior, Concepts and Applications, 4th ed, Penerbit McGraw‐Hill, Inc, New York. Lutz, Richard J., 1975, Changing Brand Attitudes Through Modification of Cognit ive Structure, Journal of Consumer Research, Vol 1, March. Muafi dan Effendi, M. Irhas, 2001, ”Mengelola Ekuitas Merek : Upaya Memenangkan Persaingan Di Era Global.” Jurnal EKOBIS, Vol.2, No.3,September 2001, h.1297139. Percy, L., Rossiter. J. R, 1992, A Model Brand Awareness and Brand Attitude Adv ertising Strategies, Psychology and Marketing Journal, Vol. 9, No. 4. Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson, 2000, Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran; alih bahasa, Sihombing, Damos, Penerbit Erlangga Publishing Company, Jakarta. Prasetijo, R. dan J.J.O.I. Ihalauw, 2005, Perilaku Konsumen, Penerrbit ANDI, Yogyakarta. Rahmawati, 2002, Analisis Personalitas Merek Perusahaan PT. Indosat Berdasarkan Ekspektasi Konsumen, Asosiasi Merek Indosat, Dan Kompetitor Serta Visi Perusahaan, Tesis Magister Manajemen yang tidak dipublikasikan, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta. Shapiro,
Steward, and H. Shanker Khrishnan, 2001, Memory‐Based Measures for Assesing Advertising Effects: A Comparison of Explicit and Implicit Memory Effects, Journal of Advertising, Vol. 30, No.3, Fall.
Simamora, Bilson, 2003, Aura Merek, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sofyan Assauri, 2002, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta. Strauss, A. and Corbin, J, 1990, Basics of Qualitative Research : Grounded Theory Procedures and Techniques. Newbury Park, CA : Sage Publications, Inc. Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeto. Bandung. Sumarwan, 2003 , Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
15
Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Penerbit Jakarta.
Rosda,
Temporal, Paul & KC Lee, 2001, Hi-Tech Hi-Touch Branding : Creating Brand Power in the Age of Technology, Penerbit John Wiley & Sons Pte Ltd, New York. Uma Sekaran, 2009, Metodologi Penelitian untuk Bisnis Buku Satu Edisi Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Zethaml, et all, 2003, Delivering Quality Service. Balancing Customer Perceptions and Expection, Penerbit The Free Press, New York.
16