Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
PENGARUH BIAYA NGETEM TERHADAP PELAYANAN DAN EFISIENSI OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil email :
[email protected] Universitas Tarumanagara
Husnu Aldi Alumni Teknik Sipil Telp. 085693328368 Universitas Tarumanagara Abstrak
Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan angkutan pribadi khususnya sepeda motor sangat tinggi di DKI Jakarta, menurut data selama 8 tahun jumlah sepeda motor di DKI Jakarta telah meningkat 3 kali lipat yaitu dari 2.212.961 tahun 2000 menjadi 6.765.723 tahun 2008, sementara pada beberapa rute penumpang angkutan umum menurun cukup berarti. Hal ini menunjukkan adanya perpindahan demand dari angkutan umum ke angkutan pribadi. Perpindahan penumpang angkutan umum ke angkutan pribadi menyebabkan pergerakan menjadi tidak efisien sehingga perlu diketahui penyebab perpindahan tersebut. Salah satu indikasi penyebabnya adalah rendahnya pelayanan angkutan umum yang salah satunya faktor penyebabnya adalah tingginya waktu ngetem angkutan umum. Sementara itu ngetem menyebabkan pengoperasian angkutan umum menjadi tidak efisien. Penelitin ini adalah untuk mengetahui waktu “ngetem” angkutan umum yang terdiri dari Bus, Metromini/ Kopaja dan Mikrolet serta berapa besar biaya “ngetem” masing-masing angkutan umum tersebut. Dari besarnya biaya ngetem tersebut dapat diketahui berapa besar pengaruh biaya ngetem terhadap biaya angkutan umum secara keseluruhan. Kata Kunci: Waktu ngetem, biaya ngetem, prosentase biaya ngetem terhadap biaya operasional.
LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui saat ini sangat tingginya penggunaan sepeda motor di kota-kota di Indonesia terutama di kota Jakarta. Tingginya penggunaan sepeda motor tersebut disebabkan rendahnya pelayanan angkutan umum. Rendahnya pelayanan angkutan umum tersebut terutama disebabkan oleh lamanya waktu tempuh angkutan umum yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas jalan dan tingginya ”waktu ngetem”. Yang dimaksud waktu ngetem disini adalah waktu berhenti bus diluar halte atau terminal, waktu menunggu bus ketika semua penumpang yang menunggu di halte sudah naik dan penumpang sudah selesai turun dan waktu berjalan angkutan umum yang sangat lamban. Untuk membandingkan nilai yang hilang akibat ngetem terhadap pengoperasian angkutan umum maka waktu ngetem (termasuk pemakaian bahan bakar) ini perlu dihitung dan dikonversi ke dalam rupiah untuk mengetahui dampak kerugian dari waktu ngetem terhadap pengoperasian angkutan umum. Panjang jalan ini hanya 6,28 persen dari luas wilayahnya, sementara jumlah kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta mencapai 9.993.867 unit. Dinas Perhubungan DKI mencatat pertumbuhan kendaraan mencapai 10,79 persen per tahun. Sepuluh tahun ke depan, tanpa pengendalian jumlah kendaraan bermotor bisa dua kali lipat jumlah tahun ini. Berdasarkan fakta lima tahun terakhir penambahan jumlah kendaraan di DKI Jakarta menunjukkan setiap hari bertambah kendaraan baru sebanyak 1.127 kendaraan terdiri dari
1
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
236 kendaraan mobil dan 891 motor. Bahkan di Jadetabek setiap hari bertambah kendaraan baru sebanyak 2.027 kendaraan terdiri dari 319 mobil dan 1.707 motor. Perkembangan angka tersebut belum memperhitungkan pertumbuhan sepeda motor sehingga kemungkinan macet total akan lebih cepat atau sebelum 2014. Jika prediksi awal disesuaikan dengan fakta lima tahun terakhir mengenai penambahan jumlah kendaraan di DKI Jakarta, dimana rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor tetap 9,5% pertahun, dan pertumbuhan rata-rata luas jalan tetap 0,01% pertahun maka sudah sangat diperlukan peningkatan pelayanan angkutan umum untuk memindahkan pengguna angkutan pribadi menjadi pengguna angkutan umum melalui perbaikan pelayanan angkutan umum.
TINJAUAN PUSTAKA Waktu tempuh merupakan faktor utama dalam menentukan keandalan angkutan umum (NHI, 1995). Dengan demikian untuk meningkatkan minat terhadap penggunaan angkutan umum perlu dilakukan peningkatan pelayanan atau keandalan angkutan umum melalui perbaikan waktu tempuh angkutan umum. Penentuan keandalan angkutan umum berdasarkan waktu tempuh dapat dilakukan secara sistem pada pengoperasian angkutan umum yang dipengaruhi oleh waktu bergeraknya angkutan umum dan waktu delay (Bureau of Public Roads Formula). Salah satu faktor yang mempengaruhi delay pada pengoperasian angkutan umum adalah waktu ngetem. Perpindahan pengguna moda angkutan pribadi (mobil pribadi) ke moda angkutan umum dapat menurunkan volume lalu lintas di jalan. Penurunan volume lalu lintas dapat menurunkan waktu tempuh lalu lintas secara total. Dari 1000 perjalanan yang berpindah dari angkutan pribadi ke angkutan umum ternyata mampu menurunkan 40.000 menit secara total (NHI, 1995).
METODOLOGI PENELITIAN Data yang diambil dibedakan atas data angkutan Besar (Bus Kota), angkutan Sedang (Metromini atau Kopaja) dan angkutan Kecil (Mikrolet). Masing-masing data angkutan tersebut terdiri dari data jumlah titik ngetem dan waktu ”ngetem”. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya waktu yang hilang (sumber dari penelitian sebelumnya) dan biaya penyusutan. Dari hasil analisis tersebut dapat dihitung waktu ngetem total dan biaya ngetem dari masing-masing angkutan umum untuk satu kali operasi (satu rit). Untuk membandingkan total waktu ngetem terhadap total waktu pengoperasian masingmasing angkutan umum dan biaya ngetem terhadap biaya operasi masing-masing angkutan umum maka perlu dihitung total waktu pengoperasian dan biaya pengoperasian angkutan umum perharinya. Dari hasil analsis waktu dan biaya ngetem dan hasil analisis waktu dan biaya pengoperasian kemudian dibuat analisis perbandingannya. Metodologi studi lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
2
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tujuan Studi
Desain Formulir Survei
Penentuan Lokasi, Waktu dan Rute Survei
Survei Bus, Metromini dan Mikrolet
Survei “waktu ngetem”
Survei Operasi Angkutan Umum
Analisis Biaya Operasi Angkutan Umum
Analisis waktu dan biaya ngetem
Analisis Relatif Waktu dan Biaya Ngetem terhadap Waktu dan Biaya Operasi Angkutan Umum
Kesimpulan
Gambar 1
Metodologi Studi
PENGUMPULAN DATA Survei dilakukan pada hari kerja dan penentuan lokasi survei didasarkan pada kondisi aktifitas tata guna lahan. Survei Bus Besar dilakukan pada panjang trayek 20 hingga 25 km, dilakukan pada tanggal 16 November 2009 jurusan Kampung Rambutan - Blok M dan Kampung Rambutan - Kota. Sedangkan pada panjang trayek 25 hingga 30 km, dilakukan pada tanggal 17 November 2009 jurusan Pulogadung - Kalideres dan Pulogadung - Blok M. Lalu pada panjang trayek 30-35 km, dilakukan pada tanggal 18 November 2009 jurusan Senen -Ciputat dan Senen – Depok. Survei Bus Sedang dengan panjang trayek 15 hingga 16 km, dilakukan pada tanggal 19 November 2009 jurusan Blok M - Pondok Labu dan Blok M - Petukangan. Sedangkan pada panjang trayek 16 hingga 17 km, dilakukan pada tanggal 20 November 2009 pada pukul 11.00 jurusan Blok M – Ciledug dan Blok M – Ciputat. Lalu pada panjang trayek 17
3
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
hingga 18 km, dilakukan pada tanggal 23 November 2009 jurusan Senen – Taman Solo dan Senen – Bendungan Mikrolet dengan panjang trayek 11 hingga 12 km, dilakukan pada tanggal 24 November 2009 jurusan Kota – Tanjung Priok dan Grogol – Joglo. Sedangkan dengan panjang trayek 12 sampai dengan 13 km, dilakukan pada tanggal 25 November 2009 jurusan Senen – Mangga Dua dan Senen – Kota. Lalu dengan panjang trayek 13 sampai dengan 14 km, dilakukan pada tanggal 26 November 2009 jurusan Kampung Melayu – Senen dan Kampung Melayu – PWI.
ANALISIS DATA Biaya ”ngetem” = jumlah armada x jumlah rit x (nilai penyusutan + biaya bahan bakar + biaya pemeliharaan + time value) x waktu ”ngetem” rata-rata x jumlah titik ”ngetem” Biaya Penyusutan Nilai/ biaya penyusutan adalah penyusutan mesin kendaraan pada saat diam. Dengan menggunakan rumus: Np = Hk 1 + Pbt-1 x Ubat Pbt Pbt.2 100 dimana: Np = Nilai penyusutan (Rp/menit) Hk = Harga kendaraan (Rp) Pbt = Penyusutan (thn) Ubat= Bunga pajak (%)
Tabel 1
Data Perhitungan Nilai Penyusutan
Komponen Bus Besar Bus Sedang Harga Kendaraan Rp 650.000.000 Rp 230.000.000 Penyusutan 5 tahun 5 tahun Bunga Pajak 12% 12% (Sumber: Biaya Pokok Angkutan Kota Kelas Ekonomi, 2008)
Tabel 2
Analisis Nilai Penyusutan Akibat ”Ngetem” Pada Bus Besar
Jarak Tempuh(km) >20-25 >25-30 >30-35
Tabel 3
Mikrolet Rp 70.000.000 5 tahun 12%
Waktu "Ngetem"(menit) 35 40 45
Nilai Penyusutan Akibat "Ngetem"(Rp) 10883.4845 12438.268 13993.0515
Analisis Nilai Penyusutan Akibat ”Ngetem” Pada Bus Sedang
Jarak Tempuh(km) >15-16 >16-17 >17-18
Waktu "Ngetem"(menit) 2 38 41.6667
Nilai Penyusutan Akibat "Ngetem"(Rp) 220.0616 4181.1704 4584.6167
4
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tabel 4
Analisis Nilai Penyusutan Akibat ”Ngetem” Pada Mikrolet
Jarak Tempuh(km) >11-12 >12-13 >13-14
Waktu "Ngetem"(menit) 11.3333 12 15
Nilai Penyusutan Akibat "Ngetem"(Rp) 379.5261 401.8512 502.314
Biaya Bahan Bakar Pada keadaan diam dalam waktu 127,997 detik kendaraan menghabiskan 50 ml minyak/bensin. Percobaan dilakukan dengan mesin berbahan bakar bensin sedangkan karena angkutan umum terutama bus Sedang dan bus Besar menggunakan bahan bakar Solar, maka biaya bahan bakar bus Sedang dan bus Besar merupakan hasil konversi dari biaya bahan bakar bensin. Tabel 5
Analisis Biaya Bahan Bakar Akibat ”Ngetem” Pada Bus Besar
Jarak Tempuh(km) >20-25 >25-30 >30-35
Tabel 6
Biaya Bahan Bakar Akibat "Ngetem"(Rp) 9841.05 11247.1875 12653.0859
Analisis Biaya Bahan Bakar Akibat ”Ngetem” Pada Bus Sedang
Jarak Tempuh(km) >15-16 >16-17 >17-18
Tabel 7
Waktu "Ngetem"(detik) 2100 2400 2700
Waktu "Ngetem"(detik) 120 2280 2500
Biaya Bahan Bakar Akibat "Ngetem"(Rp) 337.4663 6411.6984 7030.3711
Biaya Bahan Bakar Akibat ”Ngetem” Pada Mikrolet
Jarak Tempuh(km) >11-12 >12-13 >13-14
Waktu "Ngetem"(detik) 680 720 900
Biaya Bahan Bakar Akibat "Ngetem"(Rp) 1195.3125 1265.625 1582.0313
Biaya Pemeliharaan Analisis terhadap biaya pemeliharaan didasarkan pada informasi tentang waktu pemeliharaan yang biasa dilakukan oleh operator yaitu setiap 9000 km atau kurang lebih setiap jangka waktu satu bulan.
5
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tabel 8
Data Untuk Perhitungan Biaya Pemeliharaan
Komponen Bus Besar Bus Sedang 1) Bahan Bakar Diesel Diesel 2) Penggunaan BBM/liter 3 km/liter 5 km/liter 3) Servis Dilakukan setiap 9000 km 9000 km 4) Biaya bahan a) oli mesin 19 liter 12 liter harga per liter Rp 25.000 Rp 25.000 b) oli garden 5 liter 3 liter harga per liter Rp 25.000 Rp 25.000 c) oli transmisi 5 liter 3 liter harga per liter Rp 28.000 Rp 28.000 d) gemuk 3 kg 2 kg harga per kg Rp 72.000 Rp 72.000 5) Upah kerja servis Rp 75.000 Rp 75.000 (Sumber: Biaya Pokok Angkutan Kota Kelas Ekonomi, 2008
Tabel 9
Waktu "Ngetem"(menit) 35 40 45
Biaya Pemeliharaan Akibat "Ngetem"(Rp) 835.2995 954.628 1073.565
Analisis Biaya Pemeliharaan Akibat ”Ngetem” Pada Bus Sedang
Jarak Tempuh(km) >15-16 >16-17 >17-18
Tabel 11
4 liter Rp 25.000 2 liter Rp 25.000 2 liter Rp 28.000 0,5 kg Rp 72.000 Rp 75.000
Analisis Biaya Pemeliharaan Akibat ”Ngetem” Pada Bus Besar
Jarak Tempuh(km) >20-25 >25-30 >30-35
Tabel 10
Mikrolet Bensin 8 km/liter 9000 km
Waktu "Ngetem"(menit) 2 38 41.6667
Biaya Pemeliharaan Akibat "Ngetem"(Rp) 31.3868 596.3492 653.8922
Analisis Biaya Pemeliharaan akibat ”Ngetem” Pada Mikrolet
Jarak
Waktu
Biaya Pemeliharaan
Tempuh(km) >11-12 >12-13 >13-14
"Ngetem"(menit) 11.3333 12 15
Akibat "Ngetem"(Rp) 83.1626 88.0548 110.0685
Analisis Biaya Ngetem Angkutan Umum Analisis biaya ngtem angkutan umum merupakan total dari masing-masing komponen biaya ngetem untuk keseluruhan dalam satu kali operasi atau satu rit operasi. Analisis biaya ngetem ini dibedakan berdasarkan jarak operasi per-ritnya untuk ketiga jenis angkutan umum. Tabel 12
Analisis Biaya ”Ngetem” Pada Bus Besar
Jarak Tempuh(km) >20-25 >25-30 >30-35
Jumlah Armada 963 283 366
Jumlah Rit 5 3 3
Jumlah Titik "Ngetem" 5 6 6
Tot. Nilai Variabel 25923.1615 29626.7435 33329.6949
Total biaya ”ngetem” pada bus Besar = Rp 7021695532
6
Waktu "Ngetem" Rata-rata(menit) 7 6.667 7.5
Biaya "Ngetem"(Rp) 4368700792 1006174515 1646820225
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tabel 13
Analisis Biaya ”Ngetem” Pada Bus Sedang
Jarak Tempuh(km) >15-16 >16-17 >17-18
Jumlah Armada 165 1438 1291
Jumlah Rit 5 4 3
Jumlah Titik "Ngetem" 6 8 10
Tot. Nilai Variabel 890.2478 16914.5488 18546.66
Waktu "Ngetem" Rata-rata(menit) 0.333 4.75 4.167
Biaya "Ngetem"(Rp) 1467439.961 3697114419 2993206695
Waktu "Ngetem" Rata-rata(menit) 0.667 0.632 0.75
Biaya "Ngetem"(Rp) 190439982.5 380614410.4 194502702.7
Total biaya ”ngetem” bus Sedang = Rp 6691788554 Tabel 14
Analisis Biaya ”Ngetem” Pada Mikrolet
Jarak Tempuh(km) >11-12 >12-13 >13-14
Jumlah Armada 621 1265 483
Jumlah Rit 8 7 6
Jumlah Titik "Ngetem" 17 9 20
Tot. Nilai Variabel 3380.6623 3579.5298 4474.4123
Total biaya ”ngetem” mikrolet = Rp 765557095,6 Total seluruh biaya ”ngetem” angkutan umum = Rp 14.479.041.181,6 Analisis Biaya Ngetem Terhadap Biaya Operasional Perbandingan biaya ngetem terhadap biaya operasional angkutan umum didasarkan pada pengoperasian per-ritnya. Analisis ini bertujuan untuk melihat seberapa besar biaya ngetem mempengaruhi biaya operasional angkutan umum. Tabel 15
Persentase Biaya ”Ngetem” Terhadap Biaya Operasional Bus Besar Dalam Satu Rit
Jarak Tempuh(Km) >20-25 >25-30 >30-35
Biaya "Ngetem"(Rp) 25923.1615 29626.7435 33329.6949
Biaya Operasional(Rp) 90000 157500 157500
Persentase (%) 28.8035 18.8106 21.1617
Rata-rata = 22,9253 % Tabel 16
Persentase Biaya ”Ngetem” Terhadap Biaya Operasional Bus Sedang Dalam Satu Rit
Jarak Tempuh(Km) >15-16 >16-17 >17-18
Biaya "Ngetem"(Rp) 890.2478 16914.5488 18546.66
Biaya Operasional(Rp) 36000 56250 75000
Persentase (%) 2.4729 30.0703 24.7289
Rata-rata = 19,0907 % Tabel 17
Persentase Biaya ”Ngetem” Terhadap Biaya Operasional Mikrolet Dalam Satu Rit
Jarak Tempuh(Km) >11-12 >12-13 >13-14
Biaya "Ngetem"(Rp) 3380.6623 3579.5298 4474.4123
Biaya Operasional(Rp) 14062.5 16071.4286 22500
Rata-rata = 22,0664 %
7
Persentase (%) 24.0403 22.2726 19.8863
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Analisis Waktu Ngetem Terhadap Waktu Operasional Perbandingan waktu ngetem terhadap waktu operasional angkutan umum didasarkan pada pengoperasian per-ritnya. Analisis ini bertujuan untuk melihat seberapa besar waktu ngetem mempengaruhi waktu operasional angkutan umum secara keseluruhan. Tabel 18
Persentase Waktu ”Ngetem” Terhadap Waktu Perjalanan Bus Besar Dalam Satu Rit
Jarak Tempuh(Km) >20-25 >25-30 >30-35
Waktu "Ngetem"(menit) 35 40 45
Waktu Tempuh(menit) 174 174 174
Persentase (%) 20.1149 22.9885 25.8621
Rata-rata = 22,9885 % Tabel 19
Persentase Waktu ”Ngetem” Terhadap Waktu Perjalanan Bus Sedang Dalam Satu Rit
Jarak Tempuh(Km) >15-16 >16-17 >17-18
Waktu "Ngetem"(menit) 2 38 41.6667
Waktu Tempuh(menit) 91 91 91
Persentase (%) 2.1978 41.7582 45.7875
Rata-rata = 29,9145 % Tabel 20
Persentase Waktu ”Ngetem” Terhadap Waktu Perjalanan Mikrolet Dalam Satu Rit
Jarak Tempuh(Km) >11-12 >12-13 >13-14
Waktu "Ngetem"(menit) 11.3333 12 15
Waktu Tempuh(menit) 116 116 116
Persentase (%) 9.7701 10.3448 12.931
Rata-rata = 11,0153 %
KESIMPULAN 1. Total biaya ”ngetem” bus Besar mempunyai biaya paling besar diikuti bus Sedang dan terakhir Mikrolet. 2. Rata- rata persentase waktu ”ngetem” Bus sedang lebih besar yaitu 29,9145 %, diikuti dengan bus Besar dengan 22,9885 % dan terakhir Mikrolet dengan 11,0153 %. 3. Rata-rata persentase biaya ”ngetem” bus besar terhadap biaya operasional lebih besar yaitu 22,9253 %, diikuti rata-rata persentase biaya ”ngetem” Mikrolet sebesar 22,0664 % terakhir persentase biaya ”ngetem” bus sedang sebesar 19,0907 %.
DAFTAR PUSTAKA Najid, Albert, Analisis, The Study On wait For Sufficient Numbers Of passenger Time Of Bus Operation in West Jakarta Indonesia, prosiding FSTPT XII, 2009.
8
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
NHI (1995), Estimating the Impacts of Urban Transportation Alternatives, Participant’s Notebook, National Highway Institute, Federal Highway Admin. Rosehan. Peningkatan kinerja Sistem Pengapian Pada Gasoline Internal Combustio Engines Dengan Mengoptimalkan ARC Duration. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Universitas Tarumanagara. 2004 Sub Dinas Bina Usaha Angkutan Jalan. Daftar Trayek/Rute Bus Besar. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Perhubungan. Sub Dinas Bina Usaha Angkutan Jalan. Daftar Trayek/Rute Bus Sedang. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Perhubungan.
9