SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR
NAMA MAHASISWA
: HENRI FALDI
NAMA DOSEN PEMBIMBING
: ELLEN. S.W.TANGKUDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
ABSTRAK Usaha angkutan umum sangat rentan terhadap berbagai kebijakan pemerintah terutama berkaitan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dampak yang timbul akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah masalah penentuan tarif angkutan umum yang dihitung berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sensitivitas komponen BOK terhadap tarif angkutan umum Kota Bogor. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Hasil perhitungan BOK ini digunakan sebagai dasar penentuan tarif angkutan umum. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear dengan variabel independen adalah biaya BBM (X1), biaya suku cadang (X2), dan biaya administrasi ( X3). Hasil analisis menunjukan bahwa biaya BBM dan biaya suku cadang bersensitivitas signifikan terhadap tarif dengan kurva sensitivitas Y = 201,602 + 3,634 X1 untuk biaya BBM dan Y = 1125,142 + 11,957 X2 untuk biaya suku cadang. Hasil analisis dengan regresi linear berganda diperoleh persamaan Y = -55,078 + 3,067 X1 + 9,147 X2. Kata kunci: angkutan umum; BBM; Biaya Operasional Kendaraan (BOK); Sensitivitas; suku cadang; tarif.
ABSTRACT Public transport businesses are vulnerable to various government policies, especially related to the rising prices of fuel. Impacts arising of rising prices of fuel is the problem in determining public transport fares are calculated based on Vehicle Operational Cost (VOC). The purpose of this research was to analyze the sensitivity of VOC components to public transport fares in Bogor. Methods of data collection in this research is conducted using a Vehicle Operational Cost (VOC) survey methods. VOC calculation results are used as the basis for public transport fares. The method of analysis is a regression method with the independent variable is the fuel cost (X1), spare parts cost (X2), and administration cost (X3). The results of the analysis shows that the fuel cost and spare parts cost have significant sensitivity to public transport fares with the sensitivity curve Y = 201,602 + 3,634 X1 for fuel cost and Y = 1125,142 + 11,957 X2 for spare parts cost. The results of the analysis with double regression linear analysis is obtained the equation Y = -55,078 + 3,067 X1 + 9,147 X2. Key words: public transport; fuel; Vehicle Operational Costs (VOC); Sensitivity; spare part; fare
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Latar Belakang Bentuk usaha angkutan umum sangat rentan terhadap berbagai kebijakan pemerintah terutama berkaitan dengan penetapan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membawa dampak terjadinya kenaikan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) angkutan umum. Kenaikan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) ini bagi perusahaan angkutan umum sangat mempengaruhi kinerja dan keuangan, dalam hal ini penetapan tarif. Untuk menjaga kinerja usaha angkutan umum agar tidak terkena dampak negatif dari kenaikan harga BBM, pemerintah berencana untuk memberikan kompensasi agar tarif angkutan tidak naik jika harga BBM dinaikkan. Subsidi yang diberikan pemerintah kepada angkutan umum adalah subsidi BBM dan suku cadang.
Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menjawab perumusan masalah di atas, yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui sensitivitas komponen BOK , biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), biaya suku cadang, dan biaya administrasi terhadap tarif angkutan umum kota Bogor. 2. Mengetahui sensitivitas kenaikan harga BBM terhadap tarif angkutan umum Kota Bogor. 3. Mengetahui apakah kebijakan pemerintah yang akan memberikan subsidi kepada angkutan umum dinilai tepat. Tinjauan Pustaka Biaya operasi kendaraan didefinisikan sebagai biaya yang secara ekonomi terjadi dengan dioperasikannya suatu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Pengertian biaya ekonomi yang terjadi adalah biaya yang sebenarnya terjadi. Jadi disini bukan hanya biaya yang dirasakan sesaat saja oleh pemilik kendaraan seperti pembelian bahan bakar, tetapi juga termasuk biaya-biaya yang terkait lainnya yang tidak dirasakan secara langsung pada saat dilakukan pengoperasian kendaraan (Morlok,1995) Biaya operasional kendaraan terdiri atas dua komponen, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah (tetap walaupun terjadi perubahan pada volume produksi jasa sampai ke tingkat tertentu) sedangkan biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang berubah apabila terjadi perubahan pada volume produksi jasa.
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Biaya operasional kendaraan angkutan umum dihitung dengan analisis present value , yaitu model model matematis yang dipergunakan untuk mendekati penjabaran biaya operasional angkutan umum yang merupakan penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost) dengan biaya variabel (variable cost) dirumuskan sebagai berikut :
Z = Fc +Vc………………………………………………………………….……. (2.1)
,dimana Z = biaya total (total cost) operasional angkutan umum Fc = biaya tetap (fixed cost) operasional angkutan umum Vc = biaya berubah (variable cost) operasional angkutan umum Besarnya biaya operasional angkutan umum ditinjau dari 2 (dua) sisi: 1. Dari sisi operasional, diperhitungkan sebagai total dari biaya tetap (gaji, administrasi, asuransi, depresiasi). Dengan rumus sebagai berikut (Sjafruddin, dalam Najam:1997):
BOK (Rp/hari) = Fc / (12x25) + Vc x d………………………………..…………(2.2) Fc (Rp/tahun) = Dc +Ac + Ic +Dpc ……………………….…………..…….. (2.3) Vc (Rp/hari)
= Fuc + Oc + Mc + Tc + Rc + Sc………………………..…....(2.4)
Ov (Rp/hari) = 10 % x BOK………………………………………….…..……(2.5) K (Rp/tahun) = 10% x BOK…………………………………………..……. …(2.6) Biaya Operasional = BOK + K / (12x25) + Ov + Nc……………………….… ..(2.7)
2. Dari sisi pergerakan kendaraan, diperhitungkan sebagai total dari biaya tetap (administrasi,asuransi), biaya variabel (oli, ban, suku cadang, pemeliharaan) dan overhead dengan rumus sebagi berikut:
Fc (Rp/tahun) = Ac + Ic…………………………………………………..………(2.8) Vc (Rp/hari) = Oc +Mc + Tc + Sc……………………………………..………...(2.9) Ov (Rp/hari) = 10 % x {Fc/ (12x25) + Vc}……………………………………..(2.10) Biaya Operasional Kendaraan = Fc/ (12x25) + Vc + Ov……………..…….…(2.11)
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Dimana :
Tc
= Biaya pemakaian ban (Rp/hari)
BOK = Biaya Operasional Kendaraan
Dpc
= Depresiasi (Rp/hari)
Fc
= Biaya tetap (Rp/tahun)
Rc
= Biaya retribusi (Rp/hari)
Vc
= Biaya variabel (Rp/km)
Sc
= Biaya penggantian suku cadang
Dc
= Upah pengemudi dan kondektur
Ac
= Biaya administrasi (Rp/tahun)
Ic
=
(Rp/hari)
Biaya
asuransi
Ov
= Biaya overhead (Rp/hari)
K
= Keuntungan (Rp/tahun)
Nc
= Biaya tidak terduga (Rp/hari)
kendaraan
(Rp/tahun) Fuc
= Biaya bahan bakar (Rp/tahun)
P
= Harga kendaraan baru (Rp)
Oc
= Biaya minyak pelumas (Rp/hari)
d
= Jarak yang diempuh kendaraan
Mc
= Biaya pemeliharaan kendaraan
per hari (rit) (Rp/hari) Adapun penetapan tarif angkutan umum Menurut Juniardi (2009), dan Yanto (2008) dapat ditentukan dengan rumus :
T=
ை ௧௧ା
………………………………………………………………...………(2.12)
௨ି( ௫ )
Dimana : T
= Tarif yang diperlukan (Rp/penumpang)
BOKtotal = Biaya Operasional Kendaraan (Rp/hari) Jpu
= Jumlah penumpang umum
Jpp
= Jumlah penumpang pelajar
Y
= Perbandingan tarif penumpang umum dan pelajar = ½
U
= Upah Pengemudi
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Metode Penelitian
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) (X1), biaya suku cadang (X2), dan biaya administrasi (X3). Adapun variabel terikatnya adalah tarif angkutan umum Kota Bogor (Y).
Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder: 1. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: -
Komponen Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Angkutan Umum Kota Bogor
-
Data jumlah penumpang
-
Tarif Angkutan Umum Kota Bogor
2. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: -
Data Angkutan Umum kota Bogor
Teknik Analisis Data Analisis atas sensitivitas Biaya Operasional Kendaraan terhadap tarif akan dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 17. Pengujian yang akan dilakukan antara lain uji heteroskedasitas, uji otokorelasi dan uji multikolinearitas atas data yang diperoleh. Lalu, dilakukan uji atas hipotesis dilakukan dengan metode statistik regresi sederhana, regresi berganda dan t-test.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dianalisis dengan menggunakan data biaya tetap dan biaya variabel dari hasil wawancara. Penghitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) mengacu pada perhitungan (Najam,1997). Untuk mempermudah perhitungan mengenai biaya operasional kendaraan ini dijadikan dalam satu tahun sebagai dasar perhitungan kemudian dibagi dengan total kilometer dalam setahun. Dari hasil wawancara dengan pihak terkait, dalam hal ini pemilik atau supir angkutan umum sebanyak 29 sampel diperoleh data rata-rata jumlah penumpang per hari. Kemudian, dari hasil perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan data penumpang dapat dihitung besaran tarif per penumpang.
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Tabel 1 Hasil Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan dan Tarif Angkutan Umum Kota Bogor No
Trayek
BOK/KM (Rp)
BBM/KM (Rp)
Biaya Penggantian suku cadang /KM (Rp)
Biaya Adminitrasi/KM (Rp)
Tarif/Pnp (Rp/Pnp)
1
19AK
1942.48
390.78
37.73
53.45
1537.79
2
19AK
2059.24
384.86
65.78
51.31
1630.23
3
19AK
1764.75
378.98
52.63
41.05
1397.09
4
19AK
1661.77
384.86
65.78
51.31
1315.56
5
19AK
1997.84
473.68
48.72
45.61
1581.62
6
19AK
1997.14
414.47
54.81
53.45
1581.06
7
19AK
1990.16
414.47
59.39
53.45
1575.54
8
19AK
2040.52
406.01
52.21
58.64
1615.41
9
02AK
1214.43
344.82
39.9
19.47
1760.92
10
02AK
1394.06
465.51
47.89
29.21
2021.38
11
02AK
1272.15
431.03
35.91
21.91
1844.61
12
02AK
1508.92
465.51
43.11
29.21
2187.93
13
02AK
1333.55
443.34
34.89
25.04
1933.64
14
02AK
1282.87
429.18
44.7
21.81
1860.16
15
02AK
1158.43
426.72
42.75
20.86
1679.72
16
02AK
1179.28
426.72
42.75
20.86
1709.95
17
02AK
1184.45
387.93
35.91
21.91
1717.45
18
02AK
1260.94
446.12
36.54
21.91
1828.36
19
03AK
1377.16
421.87
43.4
21.18
1652.59
20
03AK
1796.46
508.92
44.64
30.25
2155.75
21
03AK
1602.57
445.31
58.59
26.47
1923.08
22
03AK
1796.49
468.75
54.25
26.47
2155.78
23
03AK
1689.35
492.18
65.1
26.47
2027.22
24
03AK
1613.72
543.47
48.16
24.55
1855.77
25
03AK
1335.82
456.52
33.81
24.55
1536.19
26
03AK
1380.17
445.31
44.51
26.47
1656.20
27
03AK
1400.17
401.78
69.44
30.25
1470.17
28
03AK
1583.56
421.87
50.08
26.47
2171.73
29
05AK
1943.56
500
46.29
28.24
2332.27
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Uji Sensitivitas Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Secara Individual terhadap Tarif Dalam
uji
secara
individu
ini,
dilakukan
uji
asumsi
klasik,
yaitu
uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Uji asumsi klasik dilakukan karena analisis regresi bukanlah analisis yang selalu mulus bisa digunakan, ada beberapa
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
masalah serius yang dihadapi dalam analisis regresi. Hasil dari pengujian ini akan menunjukkan ketepatan dari hasil analisis regresi.
Tabel 2 Hasil Asumsi Klasik Komponen BOK secara Individual Komponen BOK
Heteroskedastisitas
Autokorelasi
Multikolinearitas
Biaya BBM
Tidak Terjadi
Terjadi
Tidak Terjadi
Biaya Suku Cadang
Tidak Terjadi
Tidak Diketahui
Tidak Terjadi
Biaya Administrasi
Tidak Terjadi
Terjadi
Tidak Terjadi
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t dan uji signifikansi, dengan menggunakan analisis regresi linear antara biaya BBM (X1), biaya suku cadang (X2) , dan biaya administrasi (X3) terhadap Tarif (Y) secara individu. Hipotesisnya adalah sebagai berikut : Ho1,2,3 : Tidak ada sensitivitas yang signifikan antara komponen BOK (BBM, suku cadang, administrasi) dengan tarif angkutan umum kota Bogor Ha1,2,3 : Ada sensitivitas yang signifikan antara komponen BOK (BBM, suku cadang, administrasi) dengan tarif angkutan umum kota Bogor Dengan, Ho ditolak : Jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel dan sig < 0,05, Ho diterima :Jika –t tabel < t hitung < t tabel dan sig > 0,05
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis Komponen BOK
Biaya BBM Biaya Suku Cadang Biaya Administrasi
Derajat
Koefisien
t-
t-
Regresi
hitung
tabel
201.602
3.634
4.042
2.052
0.000
0.050
1125.142
11.957
3.208
2.052
0.003
0.050
1871.449
-2.539
-0.279
-2.052
0.782
0.050
Konstanta
Sig
Ketidak-
Hasil
percayaan
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Ho Ditolak Ho Ditolak
Ho Diterima
Berdasarkan hasil pengujian individu dengan regresi sederhana diperoleh hasil bahwa biaya bahan bakar minyak (BBM), dan biaya suku cadang sebagai komponen Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bersensitivitas signifikan terhadap harga tarif. Pengujian atas ketiga komponen BOK tersebut akan dilanjutkan dengan menggunakan regresi berganda untuk melihat bagaimana sensitivitas kedua komponen BOK tersebut terhadap tarif bila dilakukan secara bersamaan.
Uji Sensitivitas Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Secara Bersamaan Terhadap Tarif
Tabel 4 Hasil Asumsi Klasik Komponen BOK secara Individual Heteroskedastisitas
Autokorelasi
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Tidak diketahui
Tidak Terjadi
Komponen BOK
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Dari hasil regresi linear berganda variabel biaya BBM dan biaya suku cadang terhadap variabel tarif, diperoleh nilai t hitung dengan derajat kebebasan n-4 = 29-4 = 25 dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel sebesar 2,060. Nilai F hitung yang diperoleh adalah 14,627 dan nilai F tabel sebesar 3,39.Untuk biaya BBM dan biaya suku cadang nilai t hitung > t tabel dan sig < 0,05. Selain itu, nilai F hitung > F tabel sehingga Ho Ditolak. Hal ini berarti hanya biaya BBM dan biaya suku cadang memiliki sensitivitas yang signifikan dalam regresi linear berganda.
Analisis Sensitivitas Komponen BOK Terhadap Tarif Sensitivitas dapat dinyatakan sebagai slope kurva yang diperoleh dengan rentang tertentu. Sensitivitas atau kepekaan dikatakan baik jika nilai sensitivitasnya makin besar. Sensitivitas ditentukan dari harga kemiringan / slope (b) yang berasal dari kurva regresi linier. Dari hasil regresi biaya BBM terhadap tarif, diperoleh kurva seperti gambar 1.
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Gambar 1 Kurva Sensitivitas Biaya BBM terhadap Tarif 2250 Tarif (Rp)
2050 1850
y = 3.633x + 201.8 R² = 0.377
1650 1450 1250 320
370
420
470
520
Biaya BBM (Rp/KM)
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Berdasarkan kurva sensitivitas biaya BBM terhadap tarif sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1, maka dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menunjukan arah kemiringan garis yang positif, dapat diartikan bahwa semakin besar kenaikan biaya BBM akan semakin memperbesar nilai tarif. 2. Diperoleh persamaan Y = 201,602 + 3,634 X1, jadi nilai slope kurva sensitivitas sebesar 3,634. Nilai slope kurva sensitivitas sebesar 3,634, berarti bahwa jika biaya BBM (X1) meningkat satu satuan maka tarif (Y) akan bertambah sebesar Rp 3,634. Dari hasil regresi biaya suku cadang terhadap tarif, diperoleh kurva seperti gambar 2.
Gambar 2 Kurva Sensitivitas Biaya Suku Cadang terhadap Tarif 2250
Tarif (Rp)
2050 1850
y = 11.95x + 1125. R² = 0.276
1650 1450 1250 25
35
45
55
65
Biaya Suku Cadang (Rp/KM)
75
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Berdasarkan kurva sensitivitas biaya BBM terhadap tarif sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2, maka dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menunjukan arah kemiringan garis yang positif, dapat diartikan bahwa semakin besar kenaikan biaya BBM akan semakin memperbesar nilai tarif.
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
2. Diperoleh persamaan Y = 1125,142 + 11,957 X2, jadi nilai slope kurva sensitivitas sebesar 11,957. Nilai slope kurva sensitivitas sebesar 11,957, berarti bahwa jika biaya BBM (X1) meningkat satu satuan maka tarif (Y) akan bertambah sebesar Rp 11,957.
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM Terhadap Tarif Berikut ini adalah hasil analisis perhitungan sensitivitas kenaikan harga BBM terhadap tarif, diperoleh kurva seperti gambar 3.
Gambar 3 Kurva Sensitivitas Kenaikan Harga BBM terhadap Tarif
Tarif (Rp)
3700 3200 2700
y = 0.351x + 201.7
2200 1700 1200 4000
6000
8000
10000
Harga BBM (Rp)
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Berdasarkan kurva sensitivitas kenaikan harga BBM terhadap tarif sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3, maka dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menunjukan arah kemiringan garis yang positif, dapat diartikan bahwa semakin besar kenaikan harga BBM akan semakin memperbesar nilai tarif. 2. Diperoleh persamaan Y = 201,7 + 0,351 X1, jadi nilai slope kurva sensitivitas sebesar 0,351. Nilai slope kurva sensitivitas sebesar 0,351, berarti bahwa jika biaya BBM (X1) meningkat satu satuan maka tarif (Y) akan bertambah sebesar Rp 0,351. Berikut ini adalah hasil analisis perhitungan sensitivitas kenaikan harga suku cadang terhadap tarif, diperoleh kurva seperti gambar 4.
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Tarif (Rp)
Gambar 4 Kurva Sensitivitas Kenaikan Harga Suku Cadang terhadap Tarif 2100 2050 2000 1950 1900 1850 1800 1750
y = 658.1x + 1783.
0% 10% 20% 30% 40% 50% Persentase Kenaikan Harga Suku Cadang (%)
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Berdasarkan kurva sensitivitas kenaikan harga suku cadang terhadap tarif sebagaimana diperlihatkan pada gambar 4, maka dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menunjukan arah kemiringan garis yang positif, dapat diartikan bahwa semakin besar persentase kenaikan harga suku cadang akan semakin memperbesar nilai tarif. Diperoleh persamaan Y = 1783 + 658,1 X2, jadi nilai slope kurva sensitivitas sebesar 658,1. Nilai slope kurva sensitivitas sebesar 658,1, berarti bahwa jika persentase (X2) meningkat satu satuan maka tarif (Y) akan bertambah sebesar Rp 658,1.
Pengaruh Kenaikan Harga BBM dan Suku Cadang Terhadap Tarif Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda diperoleh persamaan : Y = -55,078 + 3,067 X1 + 9,147 X2 Dari persamaan regresi tersebut dapat disimulasikan pengaruh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan suku cadang terhadap tarif angkutan umum Kota Bogor.
Tabel 5 Pengaruh Kenaikan Harga BBM Sebesar 33,33% dan Suku Cadang Sebesar 10% Terhadap Tarif Tarif Sebelum (Rp) 1 19AK 1529,29 2 02AK 1854,42 3 03AK 1903,34 4 Kota Bogor 1783,28 Sumber : Hasil Analisis (2012) No
Trayek
Tarif Setelah (Rp) 2213,75 2473,38 2658,66 2472,04
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Persentase Kenaikan (%) 44,75 33,37 39,68 38,62
Tabel 6 Pengaruh Kenaikan Harga BBM Sebesar 33,33% dan Suku Cadang Sebesar 30% Terhadap Tarif Tarif Sebelum (Rp) 1 19AK 1529,29 2 02AK 1854,42 3 03AK 1903,34 4 Kota Bogor 1783,28 Sumber : Hasil Analisis (2012) No
Trayek
Tarif Setelah (Rp) 2299,58 2589,74 2778,47 2581,29
Persentase Kenaikan (%) 50,36 39,65 45,97 44,74
Tabel 7 Pengaruh Kenaikan Harga BBM Sebesar 66,67% dan Suku Cadang Sebesar 10% Terhadap Tarif Tarif Sebelum (Rp) 1 19AK 1529,29 2 02AK 1854,42 3 03AK 1903,34 4 Kota Bogor 1783,28 Sumber : Hasil Analisis (2012) No
Trayek
Tarif Setelah (Rp) 2664,20 2946,77 3173,65 2954,88
Persentase Kenaikan (%) 74,21 58,90 66,74 65,69
Tabel 8 Pengaruh Kenaikan Harga BBM Sebesar 66,67 % dan Suku Cadang Sebesar 30% Terhadap Tarif Tarif Sebelum (Rp) 1 19AK 1529,29 2 02AK 1854,42 3 03AK 1903,34 4 Kota Bogor 1783,28 Sumber : Hasil Analisis (2012) No
Trayek
Tarif Setelah (Rp) 2750,04 3063,13 3293,46 3064,13
Persentase Kenaikan (%) 79,82 65,17 73,03 71,82
Kesimpulan 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa biaya BBM dan biaya suku cadang memiliki sensitivitas signifikan terhadap tarif angkutan umum Kota Bogor, sedangkan biaya administrasi tidak memiliki sensitivitas signifikan terhadap tarif angkutan umum Kota Bogor. 2. Kurva sensitivitas tarif akibat biaya BBM menunjukkan kemiringan positif berupa kurva linear dengan persamaan Y = 201,602 + 3,634 X1
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
3. Kurva sensitivitas tarif akibat biaya suku cadang menunjukkan kemiringan positif berupa kurva linear dengan persamaan Y = 1125,142 + 11,957 X2 4. Kurva sensitivitas tarif akibat kenaikan harga BBM menunjukkan kemiringan positif berupa kurva linear dengan persamaan Y = 201,7 + 0,351 X1 5. Kurva sensitivitas tarif akibat kenaikan harga suku cadang menunjukkan kemiringan positif berupa kurva linear dengan persamaan Y = 1783 + 658,1 X2 6. Penelitian ini membuktikan bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) dan suku cadang memiliki sensitivitas yang signifikan terhadap tarif angkutan umum kota Bogor sehingga kebijakan pemerintah memberikan subsidi BBM dan suku cadang tepat. Saran 1. Memperbanyak data survei, yaitu dengan memperbanyak trayek angkutan umum Kota Bogor yang diteliti. 2. Lebih intensif dalam melakukan survei komponen Biaya Operasional Kendaraan (BOK). 3. Melakukan survei data penumpang secara langsung (counting) agar diketahui data yang lebih akurat untuk penghitungan tarif angkutan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Juniardi, F. 2009. Studi Evaluasi Optimalisasi Tarif Angkutan Umum Oplet (Studi Kasus di Terminal RSU. Soedarso Kota Pontianak. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura. Morlok, E.K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Najam, A. 1997. Korelasi antara Biaya Operasional Kendaraan dengan Panjang Rute Angkutan Umum [Tesis]. Program Magister Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. Pratisto, A. 2009. Statistik menjadi mudah dengan SPSS 17. Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta Rahman, R. 2012. Analisa Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Angkutan Umum Antar Kota Dalam Propinsi Rute Palu-Poso. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Transportasi.
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Santosa, P.B dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Penerbit Andi, Semarang. Yanto, B.I.R. 2008. Biaya Operasi Kendaraan Sebagai Dasar Penentuan Tarif Angkutan Umum
Kota Daerah Istimewa Yogyakarta [Skripsi]. Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik . Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013
Sensitivitas biaya..., Henti Faldi, FT UI, 2013