PENGARUH BESARNYA PARTISIPASI MODAL DAN TRANSAKSI ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya) NASKAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Penulisan Skripsi Pada Program Studi Akuntansi
Oleh : SITI CHOERUNNISSA 113403158
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI 2015
ABSTRACT THE INFLUENCE OF CAPITAL PARTICIPATION AND TRANSACTION MEMBER ON SHU (case in cooperative KPRI “BKPT” Ciawi)
By : SITI CHOERUNNISSA 113403158
Guidance : EUIS ROSIDAH R. NENENG RINA A
The objective of this research is to know and analyze capital participation, transaction member and SHU in cooperative KPRI “BKPT”. The data was collected by field research. The method used in this research is descriptive method of analysis with a case study approach, while the data analysis technique used is the analysis of the path. Based on these results it can be concluded that there is an influence capital participation and transaction member on SHU. Capital participation not significant effect on SHU, still small participation capital obtained from capital participation so as not to contribute greatly to the SHU. That the reletionship participation capital and transaction member are very strong, if the high capital participation so high that the transaction member be more significant effect on the SHU.
Keywords : Capital participation, transaction member, SHU
ABSTRAK PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN TRANSAKSI ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia BKPT” Ciawi)
Oleh : SITI CHOERUNNISSA 113403158
Dibimbing Oleh : EUIS ROSIDAH R. NENENG RINA A
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Partisipasi Modal, Transaksi Anggota, Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT”. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif dengan pendekatan studi kasus, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha. Partisipasi Modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha, masih kecilnya Partisipasi Modal yang didapatkan dari Partisipasi Modal sehingga belum memberikan kontribusi yang besar terhadap Sisa Hasil Usaha. Bahwa hubungan Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota berhubungan sangat kuat, jika partisipasi modal tinggi maka transaksi anggota akan tinggi sehingga akan lebih berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha.
Kata Kunci : Partisipasi Modal, Transaksi Anggota, Sisa Hasil Usaha.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “PENGARUH BESARNYA PARTISIPASI MODAL DAN TRANSAKSI ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA“. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penulisan skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun teknik penulisan karena keterbatasan yang dimilki oleh penulis. Meski demikian, penulis berharap semoga Skripsi dapat bermanfaat khususnya baagi penulis umumnya bagi para pembaca. Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT, penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua Orang Tua dan Kakak, Adik penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis. Selama proses penelitian ini, penulis menghadapi banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan dukungan dari beragai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua, Alm. Bapak Maman Abdurachman dan Ibu Nunung Senjawati yang selalu senantiasa memberikan dukungan baik moril dan materil; 2. Bapak Prof. Dr. H. Rudi Priadi, Ir., MS., Selaku Rektor Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya; 3. Bapak Dr. H. Asep Budiman, S.E., M.P., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya; 4. Bapak Dr. Jajang Badruzaman, S.E., M.Si., Ak., C.A., Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya; 5. Ibu Euis Rosidah, S.E., M.AK., Selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, wawasan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini; 6. Ibu R. Neneng Rina A., S.E., M.M., Ak., C.A., Selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, wawasan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini; 7. Bapak H. Tedi Rustendi., S.E., M.Si. Ak., C.A., Selaku Dosen Wali Kelas Akuntansi D Jurusan Akuntansi Angkatan 2011 Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya; 8. Seluruh dosen dan Staf SBAP di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya;
9. Bapak Dayat., S.pd., MM.pd., Selaku pengurus Koperasi KPRI BKPT yang telah membantu untuk memperoleh data kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini; 10. Kakak dan Adik penulis yang selalu memberikan dukungan; 11. Keluarga besar Alm. Bapak Moch Afandi dan Keluarga besar Bapak Eman yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materil; 12. Sahabat – sahabat, Rekan – rekan seperjuangan, Akuntansi D 2011 dan teman – teman KKN Desa Cisempur Kecamatan Cibalong yang selalu memberikan dukungan dan kebersamaannya; 13. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis baik moril maupun spiritual yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda serta melimpahkan rahmat dan hidayahNya atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Amin.
Tasikmalaya, Maret 2015
SITI CHOERUNNISSA
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT ....................................................................................................
i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 9 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 10 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 11 1.5.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 11 1.5.2 Waktu Penelitian ........................................................................ 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12 2.1.1 Partisipasi Modal ..................................................................... 12
2.1.1.1 Pengertian Partisipasi Modal ............................................ 12 2.1.2 Transaksi Anggota ................................................................... 19 2.1.2.1 Pengertian Transaksi Anggota ......................................... 19 2.1.2.2 Jenis – Jenis Transaksi Anggota ....................................... 20 2.1.3 Sisa Hasil Usaha ...................................................................... 22 2.1.3.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha ............................................. 22 2.1.3.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha ............................................ 23 2.1.3.3 Prinsip – Prinsip Sisa Hasil Usaha ................................... 26 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 31 2.3 Hipotesis ............................................................................................ 38 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ................................................................................. 39 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi BKPT ................................................ 39 3.1.2 Visi Dan Misi Kopersi BKPT .................................................... 42 3.1.3 Struktur Organisasi dan Tugas Pokok ........................................ 42 3.1.4 Keanggotaan ............................................................................... 49 3.1.5 Pendanaan Koperasi BKPT ........................................................ 49 3.1.6 Kegiatan Usaha Koperasi BKPT ................................................ 50 3.2 Metode Penelitian .............................................................................. 51 3.2.1 Metode yang digunakan ............................................................. 51 3.2.2 Operasional Variabel .................................................................. 51 3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 54 3.3 Paradigma Penelitian ......................................................................... 56
3.4 Teknik Analisis Data .......................................................................... 56 3.5 Rancangan Pengujian Hipotesis ......................................................... 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 64 4.1.1 Partisipasi Modal Koperasi “BKPT” .......................................... 64 4.1.2 Transaksi Anggota Koperasi “BKPT” ....................................... 67 4.1.3 Sisa Hasil Usaha Koperasi “BKPT” ........................................... 68 4.2 Pembahasan ........................................................................................ 69 4.2.1 Partisipasi Modal Koperasi “BKPT” .......................................... 69 4.2.2 Transaksi Anggota Koperasi “BKPT” ....................................... 73 4.2.3 Sisa Hasil Usaha Koperasi “BKPT” ........................................... 75 4.2.4 Hubungan Partisipasi Modal dengan Transaksi Anggota Koperasi “BKPT” Kecamatan Ciawi ......................................... 76 4.2.5 Pengaruh Partisipasi Modal Secara Parsial Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi “BKPT” Kecamatan Ciawi .................... 77 4.2.6 Pengaruh Transaksi Anggota Secara Parsial Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi “BKPT” Kecamatan Ciawi .................... 79 4.2.7 Pengaruh Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota Secara Simultan Terhadap Sisa Hasil Usaha ......................................... 79 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ............................................................................................ 84 5.2 Saran .................................................................................................. 85 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87 LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................... 89
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Selanjutnya ..................................................................... 7 Tabel 1.2 Jadwal Penelitian ............................................................................ 12 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................. 53 Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................................... 61 Tabel 3.3 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian .............................................. 62 Tabel 4.1 Simpanan Pokok KPRI “BKPT” .................................................... 66 Tabel 4.2 Simpanan Wajib KPRI “BKPT” .................................................... 66 Tabel 4.5 Transaksi Anggota KPRI “BKPT” ................................................ 68 Tabel 4.6 Tabel Sisa Hasil Usaha KPRI “BKPT” ......................................... 70 Tabel 4.7 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian .............................................. 82
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 .................................................................................................... 38 Gambar 3.1 .................................................................................................... 44 Gambar 3.2 .................................................................................................... 57 Gambar 3.3 .................................................................................................... 58 Gambar 3.4 .................................................................................................... 59 Gambar 3.5 .................................................................................................... 59 Gambar 4.1 ...................................................................................................... 77 Gambar 4.2 ...................................................................................................... 81
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan sebagai suatu badan usaha mempunyai peran dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur, maju, sejahtera, diharapkan dapat membangun dirinya sendiri agar kuat dan mandiri sehingga
dapat
berperan
sebagai
soko
guru
perekonomian
Indonesia.
Perkoperasian di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, ikut serta membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hidup secara kekeluargaan dan gotong royong pada hakekatnya sesuai dengan asas koperasi. Oleh karena itu, asas koperasi dimasukan dalam pasal Undang-undang Dasar 1945 dan GBHN yang pada intinya mengatur perekonomian rakyat. Dalam masa pembangunan koperasi saat ini diharapkan agar lebih jauh untuk mampu berperan dan membantu pemerintah dalam program peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah menjadikan koperasi sebagai wadah dan alat kebijaksanaan ekonomi dalam upaya menciptakan kondisi yang adil dan makmur bagi seluruh lapisan masyarakat, seperti yang tertuang dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945 ; Perekonomian
disusun
sebagai
usaha
bersama
berdasarkan
atas
asas
kekeluargaan” dalam GBHN : a.
Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar dalam masyarakat.
b.
Pembinaan usaha ekonomi rakyat diutamakan pada pengembangan kewiraswastaan, penyediaan sarana dan prasarana, fasilitas pendidikan dan latihan, bimbingan dan penyuluhan, serta permodalan agar dapat meningkatkan usahanya.
c.
Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui manajemen yang lebih profesional dan peran aktif masyarakat. Keadaan perkembangan Koperasi Primer sejak berdirinya mengalami
fluktuasi, namun sejak anggotanya semakin bertambah dalam kurun waktu 7 tahun ini mengalami perkembangan yang pesat, seiring dengan lajunya tingkat pertumbuhan di masyarakat. Dan koperasi primer ini juga harus lebih ditingkatkan lagi melalui peran aktif anggotanya sehingga dapat mengembangkan usahanya secara luas walaupun hanya masyarakat sekitarnya yang dapat menggunakan jasa koperasi primer melalui kegiatan koperasi antara lain simpan pinjam dan lain sebagainya tergantung permintaan anggota pada saat itu.
Anggota adalah pemilik sekaligus pengguna pelayanan koperasi. Untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam usaha koperasinya diperlukan kesadaran dan
penghayatan anggota terhadap koperasinya. Untuk itu, dibutuhkan
pendidikan perkoperasian yang standar, terprogram, dan berkelanjutan bagi anggota. Partisipasi
modal berupa
Simpanan/Tabungan
dan
Pinjaman/Kredit.
Simpanan anggota terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela, Simpanan Gerakan 12 Juli, Simpanan Lebaran serta pemanfaatan berbagai potensi pelayanan yang disediakan koperasi akan meningkatkan modal koperasi, terutama modal kerja dan omzet usaha koperasi. Hal ini tentu akan membuat koperasi akan menjadi berkembang lebih baik dan akan menguntungkan anggota terutama dengan adanya kenaikan perolehan sisa hasil usaha koperasi. Keaktifan partisipasi para anggota sangat diperlukan agar kegiatan koperasi dapat berjalan dengan lancar. Semakin banyak transaksi-transaksi pada koperasi oleh anggota maka akan semakin meningkat pula pendapatan koperasi, sehingga modal kerja koperasi akan semakin meningkat pula. Modal kerja inilah yang perlu diperhatikan oleh para pengurus koperasi untuk mengelolanya dengan baik, sehingga modal kerja itu dapat digunakan secara ekonomis dan efektif untuk pembiayaan operasional koperasi sehari-hari. Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh
masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Oleh karena Anggota koperasi dituntut kesadarannya untuk aktif dalam memenuhi kewajibannya. Dengan partisipasi aktif anggota koperasi diharapkan usaha yang dilaksanakan akan mendatangkan laba usaha. Laba usaha yang diperoleh sebagian dicadangkan sebagai dana cadangan dan digunakan untuk memupuk modal sehingga usaha koperasi akan semakin meningkat. Peran aktif anggota merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan koperasi atau perkembangan koperasi dapat dilihat dari banyaknya hasil usaha yang atas kegiatan usaha ataupun sisa hasil usaha (SHU). Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya merupakan koperasi yang bergerak dalam jasa simpan pinjam, unit niaga, dan pelayanan lainnya. Koperasi ini didirikan dengan tujuan awal untuk kesejahteran para guru dan pensiunan untuk membantu kebutuhan – kebutuhan para guru dan pensiunan yaitu dengan pinjaman, dengan cara meningkatkan tabungan dan kebutuhan rumah tangga para anggotanya. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya menhimpun modal dari modal sendiri maupun modal luar. Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, titipan manasuka, simpanan khusus dagangan, simpanan lebaran, dan simpanan gerakan
12 Juli. Sedangkan modal dari luar dengan cara meminjam. Modal ini biasanya didapat dari Bank, PKPN, PKKT, dan sebagainya.
Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha – usaha koperasi. Dengan adanya simpanan anggota dengan pemberian dana kredit diharapkan untuk mendapatkan pendapatan koperasi yang akan bertambah dan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha koperasi. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya dari mulai berdirinya yakni pada tanggal 05 Oktober 1948 sampai tahun buku 2014 jumlah anggota sebanyak 920 orang. Lamanya berdiri dan sampai sekarang masih bertahan dengan jumlah anggota yang banyak merupakan daya tarik bagi peneliti untuk melakuan penelitian pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tersebut.
Demi kelancaran dan keberhasilan segala macam usaha yang dijalankan oleh koperasi tentu tidak lepas adanya kesadaran, kemampuan, berpartisipasi serta peran aktif anggota. Tentu dengan catatan dukungan berupa modal berupa simpanan anggota yang memadai untuk mengembangkan usaha tersebut serta peran dan kemampuan pengurus dalam melaksanakan, mengelola, dan menjalankan
berbagai
kebijakan
demi
menarik
konsumen
menggunakan jasa yang ditawarkan dan menjadi anggota koperasi.
untuk
mau
Penelitian yang penulis lakukan mengacu pada beberapa sebelumnya antara lain:
1.
Yuli Rosalin (2007) mengkaji mengenai “Pengaruh Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha” (studi kasus pada KSP Pelita Jaya Tasikmalaya), hasil penelitian menunjukkan modal pinjaman tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan sisa hasil usaha.
2.
Herayu Subadra (2003) mengkaji mengenai “Pengaruh Faktor Simpanan Anggota, Sisa Hasil Usaha, Volume Usaha, Utang Jangka Panjang, Dan Utang Jangka Pendek Terhadap Pembentukan Modal”
(studi kasus pada
Koperasi Susu KPSBU Lembang Bandung), hasil penelitian menunjukkan simpanan anggota, SHU, volume usaha, utang jangka panjang, utang jangka pendek, dan utang jangka pendek akan berpengaruh terhadap pembentukan modal koperasi. 3.
Agus Taufik Ismail (2008) mengkaji mengenai “Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha” (studi kasus KPRI “TUMBAL” Ciamis), hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara partisipasi anggota dengan sisa hasil usaha.
4.
N. Dewi Ati Qotul Jannah (2012) “Pengaruh Partisipasi Anggota Dalam Permodalan Terhadap Sisa Hasil Usaha” (studi kasus pada Koperasi KPRI “Setia Kawan), hasil penelitian menunjukkan partisipasi anggota dalam permodalaan terhadap sisa hasil usaha begitu signifikan.
5.
Lilis Sulistiowati (2007) “Pengaruh Jumlah Anggota Dan Simpanan Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha” (studi kasus pada koperasi
pegawai Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota dan jumlah simpanan anggota berpebgaruh secara nyata terhadap perolehan sisa hasil usaha.
Persamaan dan perbedaan usulan penelitian dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu
Penelitian, tahun, judul dan tempat penelitian (1) Yuli Rosalin (2007) “Pengaruh Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha”
Persamaan
Perbedaan
Hasil
Sumber
(2)
(3)
(4)
(5)
Variabel dependennya Sisa Hasil Usaha
Variabel independennya modal pinjaman
Modal pinjaman tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan sisa hasil usaha
Skripsi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (tidak dipublikasikan)
Salah satu variabelnya ada yang mengandung SHU
Sudi kasus pada KPSBU Lembang Bandung
Semua variabel independenya akan berpengaruh terhadap pembentukan modal
Jurnal jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung
KSP Pelita Jaya Tasikmalaya Herayu Subadra (2003)“Pengaru h Faktor Simpanan Anggota,SHU,V olume Usaha, Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Terhadap Pembentukan Modal" KPSBU Lembang Bandung
(1)
Agus Taufik Ismail (2008) “Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha” Koperasi KPRI TUMBAL Ciamis N. Dewi Ati Qotul Jannah (2012) “Pengaruh Partisipasi Anggota Dalam Permodalan Terhadap Sisa Hasil Usaha”
(2)
(3)
(4)
(5)
Variabel dependen dan independennya yaitu partisipasi anggota dan sisa hasil usaha
Objek penelitiannya yaitu KPRI TUMBAL Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
Terdapat hubungan positif antara partisipasi anggota dengan sisa hasil usaha
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (dipublikasika)
Variabel dependennya Sisa Hasil Usaha
Partisipasi anggota dalam permodalan
Partisipasi dalam permodalan koperasi terhadap sisa hasil usaha begitu signifikan
Skripsi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwang Tasikmalaya
Variabel dependennya Sisa Hasil Usaha
Studi kasus pada terdahulu di Koperasi Mina Putra Bahari
Menunjukkan bahwa jumlah anggota dan jumlah simpanan berpengaruh secara nyata terhadap perolehan sisa asil usaha
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran (Jawa Timur)
KPRI “Setia Kawan” Lilis Sulistio Wati (2007) “Pengaruh Jumlah Anggota Dan Simpanan Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha” Pada Koperasi Mina Putra Bahari
Siti Choerunnissa (2015) : Pengaruh Besarnya Partisipasi Modal Dan Transaksi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Pegawai Republik Iindonesia “Badan Kebahagian Pegawai Tjiawi”. Dengan menggunakan indikator Partisipasi Modal untuk variabel X1 dan Transaksi Anggota untuk variabel X2 serta Sisa Hasil Usaha Y.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengambil judul “ PENGARUH BESARNYA PARTISIPASI MODAL DAN TRANSAKSI ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA”.
1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana partisipasi modal, transaksi anggota dan sisa hasil usaha di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 2. Bagaimana pengaruh partisipasi modal terhadap transaksi anggota di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 3. Bagaimana pengaruh transaksi anggota terhadap partisipasi modal di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagian Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 4. Bagaimana pengaruh besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota secara parsial dan simultan terhadap sisa hasil usaha di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui partisipasi modal, transaksi anggota, dan sisa hasil usaha di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagian Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui partisipasi modal terhadap transaksi anggota di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 3. Untuk mengetahui transaksi anggota terhadap partisipasi modal di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 4. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi modal dan transaksi anggota secara parsial dan simultan terhadap sisa hasil usaha di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagian Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi: 1. Pengembangan ilmu pengetahuan a. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. b. Bagi Univeritas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan informasi bagi lingkungan akademika khususnya Fakultas Ekonomi. c. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan dan dapat memberikan manfaat serta menjadi bahan pembanding
khususnya dalam Partisipasi Modal, Transaksi Anggota dan Sisa Hasil Usaha. 2. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan ilmu Akuntansi khususnya Akuntansi Koperasi yang dapat digunakan sebagai referensi selanjutnya.
1.5 Lokasi dan dan Waktu Penelitian 1.5.1
Lokasi Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia BKPT (Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi), Jalan Zenal Asikin No. 25 Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Badan Hukum 113/BH/KWK/.101996 – Tgl 8 April 1996. 1.5.2
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, mulai dari maret sampai Agustus 2015.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Partisipasi Modal 2.1.1.1 Pengertian Partisipasi Modal Hendar dan Kusnadi (2005 : 91) mengemukakan : Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Seorang pemimpin akan berhasil dalam melaksanakan tugasnya bilaman pemimpin tersebut mampu meningkatkan partisipasi semua komponen atau unsur yang ada. Oleh karena itu seorang pimpinan dalam bidang apapun, mulai dari tingkat yang paling atas sampai tingkat yang paling bawah harus mampu meningkatkan partisipasi semua komponen atau unsur yang ada. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran serta (keikutsertaan) seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu. Partisipasi dalam masyarakat dalam pembangunan, berarti mengikutsertakan masyarakat dalam aktivitas – akivitas pembangunan guna mencapai tujuan meningkatkan kesejahteraan. Partisipasi karyawan dalam perusahaan berarti mengikutsertakan karyawan dalam berbagai aktivitas perusahaan guna mencapai tujuan
perusahaan
itu.
Partisipasi
anggota
dalam
koperasi
berarti
mengikutsertakan masyarakat untuk memilih wakil – wakilnya anggota koperasi
itu dalam kegiatan operasional dan pencapaian tujuan bersama. Meskipun demikian inti dari banyak kalimat itu adalah harapan atau anjuran untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Hendar dan Kusnadi (2005 : 92) mengemukakan, Istilah partisipasi mempunyai dimensi banyak, tergantung dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan peran serta perorangan/sekelompok orang. Dimensi – dimensi partisipasi dijelaskan sebagai berikut : a. Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya Dipandang dari sifatnya, partisipasi dapat berupa, partisipasi yang dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (foluntary). Pada beberapa negara banyak pekerja dipaksa oleh undang – undang atau keputusan pemerintah untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya negara – negara komunis (ketika masih berkuasa) seperti Rusia, Kuba, cina, dan lain – lain. Partisipasi sukarela terjadi bila manajemen memulai gagasaan tertentu dan pada bawahan menyetujui untuk berpartisipasi dan mendukung gagasan tersebut. b. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya Dipandang dari sifat kefermolannya, partisipasi dapat bersifat formal (formal participation) dan dapat pula bersifat informal (informal participation). Pada partisipasi yang bersifat formal biasanya telah tercipta suatu mekanism formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan (misalnya serikat pekerja, dewan pengurus). Pada partisipasi yang bersifat
informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam bidang – bidang partisipasi. Pada koperasi kedua bentuk partisipasi ini bisa dilaksanakan secara bersama – sama. Manajemen koperasi bisa merangsang partisipasi anggota secara formal maupun informal, tergantung situasi dan kondisi serta aturan partisipasi yang diberlakukan. c. Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang
dapat
mengajukan
pandangan,
membahas
pokok
persoalan,
mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. Seseorang dapat secara langsung menyampaikan ide – ide, informasi, keinginan, harapan, saran dan lain – lain kepada pihak yang menjadi pimpinannya tanpa harus melalui dewan perwakilan. Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila ada wakil yang terpilih tersebut akan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya (manajer atau pengurus). Pada kopeasi partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung dapat dilaksanakan secara bersama – sama tergantung pada situasi dan kondisi serta aturan yang berlaku. Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas koperasi (membeli atau menjual kepada koperasi), memberikan saran – saran atau informasi dalam rapat – rapat, memberikan kontribusi modal, memilih pengurus, dan lain – lain. Partisipasi tidak
langsung terjadi apabila jumlah anggota terlampau banyak, anggota tersebar di wilayah kerja yang begitu luas, atau koperasi yang terintergrasi, sehingga diperlukan perwakilan – perwakilan untuk menyampaikan aspirasinya. d. Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya Dari segi kepentingannya partisipasi dalam koperasi dapat berupa partisipasi kontributif (contributif participation) dan partisipasi insentif (inscentif participation). Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran ganda anggota koperasi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Dalam kedudukannya sebagai pemilik, (1) para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau dana – dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi), dan (2) mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasaan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi semacam ini disebut partisipasi kontributif. Dalam
kedudukannya
sebagai
pelanggan/pemakai,
para
anggota
memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingnnya. Partisipasi semacam ini disebut partisipasi insentif. Hendar dan Kusnadi (2005 : 93) mengemukakan, Antara partisipasi kontributif dengan partisipasi insentif terdapat hubungan yang sangat erat. a) Dalam rangka yang membiayai pertumbuhan koperasi, kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,
maupun yang berasal dari usaha sendiri para anggota (partisipasi kontribusi keuangan) sangat diperlakukan. b) Setelah dana yang terkumpul tersebut digunakan oleh perusahaan koperasi, proses pengambilan keputusan mengenai penetepan tujuan dan kebijaksanaan serta proses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik perusahaan koperasi (partisifasi kontributif anggota dalam pengambialn keputusan). Tetapi
untuk
mendukung
pertumbuhan
koperasi
anggota
sebagai
pelanggan/pemakai harus memanfaatkan setiap pelayanan yang diberikan oleh koperasi (partisipasi insentif). Semakin banyak anggota memanfaatkan pelayanan koperasi, manfaat yang diperoleh anggota tersebut akan semakin banyak, dan bila ini terjadi, kesadaran dalam pelaksanaan partisipasi kontributif akan semakin meningkat. Oleh karena itu anggota perlu dirangsang dengan pelayanan – pelayanan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Bentuk koperasi menurut Ropke, (2003 : 52) bahwa partisipasi dijelaskan dalam tiga aspek sebagai berikut : 1) Partisipasi dalam memberikan kontribusi atau menggerakan sumber – sumber daya. 2) Partisipasi dalam pengambilan keputusan (perencanaan, implementasi / pelaksanaan dan evaluasi). 3) Partisipasi dalam berbagai keuntungan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka bentuk – bentuk partisipasi anggota koperasi dalam kedudukannya sebagai pemilik dan sebagai pengguna dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Partisipasi anggota sebagai pemilik Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi dalam pengawasan jalannya kegiatan koperasi. Partisipasi dalam kontribusi modal, baik melalui simpanan yang menentukan pemilikan (simpanan pokok dan simpanan wajib) maupun simpanan yang tidak menentukan kepemilikan (simpanan sukarela, dl ). Partisipasi dalam menanggung resiko, baik resiko pelayanan kepada anggota maupun resiko bisnis dengan non – anggota. 2. Partisipasi anggota sebagai pengguna Partisipasi dalam membeli barang / jasa kebutuhan konsumsi (dalam Koperasi konsumen). Partisipasi
dalam
memanfaatkan
jasa
simpanan
dan
pinjaman
(dalam Koperasi simpan pinjam). Partisipasi dalam pembelian bahan baku dan input lainnya untuk kebutuhan produksi anggota (dalam koperasi produsen atau koperasi pengadaan). Partisipasi dalam menjual hasil produksi atau output produksi (dalam Koperasi produsen atau koperasi pemasaran). Partisipasi dalam memanfaatkan pelayanan jasa lainnya, misalnya jasa asuransi, penjaminan hari tua, dan jasa – jasa lainnya.
Menurut Anoraga dan Nanik (2003 : 111), Partisipasi Modal adalah Kesediaan
anggota
untuk
memikul
kewajiban
dan
menjalankan
hak
keanggotaannya secara bertanggug jawab. Menurut Alam S. (2007 : 204), Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal pada koperasi, yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya. Dalam kehidupan koperasi, untuk dapat melaksanakan dan mengembangkan usahanya memerlukan modal. Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan dana cadangan hibah. Sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lainnya dan / anggota, bank dan lembaga – lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan utang lainnya atau sumber – sumber lainnya yang sah (UU No. 25 tahun 1992 pasal 41). Sedangkan bentuk partisipasi modal dapat dilakukan dengan melalui berbagai simpanan yang ada dalam koperasi. Menurut Hendar dan Kusnadi (2005 : 93) simpanan – simpanan tersebut antara lain : Simpanan pokok Simpanan pokok adalah jumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk masuk menjadi anggota. Jumlah simpanan pokok setiap anggota adalah sama besar. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
Simpanan wajib Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan anggota dalam jangka waktu tertentu. Biasanya dibayar tiap bulan. Jumlah simpanan wajib tidak harus sama untuk tiap anggota, simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan sukarela Simpanan sukarela merupakan simpanan yang jumlah dan waktu pembayarannya tidak ditentuakn. Simpanan sukarela dapat diambil anggota sewaktu – waktu. Setiap kegiatan usaha koperasi tidak lepas dengan modal usaha yang bisa diperoleh dari anggota. Jadi partisipasi dalam permodalan yaitu anggota koperasi ikut menanggung modal usaha koperasi, dengan cara aktif dalam membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. 2.1.2
Transaksi Anggota
2.1.2.1 Pengertian Transaksi Anggota Menurut Sunarto Zulkifli (2003 : 10), “ Secara umum transaksi dapat diartikan sebagai kejadian ekonomi / keuangan yang melibatkan paling tidak dua pihak (sesorang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya), yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perikatan usaha, pinjam meminjam atas dasar sama – sama suka ataupun atas dasar suatu ketetapan hukum atau syariah yang berlaku. Dalam sistem ekonomi yang berparadigma islami, transaksi harus dilandasi oleh aturan hukum – hukum islam (syariah) karena transaksi
adalah manifestasi sama manusia yang bernilai ibadah dihadapan allah, yang dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu transaksi halal dan haram.” Anggota adalah orang – orang / badan hukum koperasi yang memiliki kepentingan yang sama yaitu sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi itu sendiri, berpartisipasi aktif untuk membangun usaha koperasi dan syarat – syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku anggota. Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa) antara anggota koperasinya, dan simpan meminjam (Inggitdwiseptiani.blogspot, 2010). Menurut Alam S. (2007 : 204), Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota dan koperasinya. Dalam hal ini posisi anggota adalah sebagai pemakai sekaligus pelanggan koperasi. Informasi ini diperoleh dari pembukuan (buku penjualan dan pembelian) koperasi dari buku transaksi usaha anggota. 2.1.2.2 Jenis – Jenis Kegiatan Usaha Koperasi atau Transaksi Anggota Menurut PP No 9 Tahun 1995 kegiatan usaha koperasi adalah : 1. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. 2. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam.
3. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan koperasi berjangka. 4. Tabungan Koperasi adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi. 5. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. 6. Bidang perdagangan / konsumsi Dalam bidang ini koperasi menyediakan kebutuhan rumah tangga dengan harga jual yaitu : harga pembelian ditambah laba 3 % dari harga beli. Bagi anggota yang akan membeli barang yang tidak tersedia di koperasi bisa dengan jalan dibelikan oleh koperasi atau uangnya diberikan kepada anggota yang bersangkutan. Cara anggota membeli barang yaitu, dengan cara memberikan catatan nama barang – barang yang diperlukannya. Cara pelunasannya dengan cara diangsur paling lambat 3 bulan. Jika pembelian dengan jalan tidak di angsur / kredit dibayar sekaligus setelah satu bulan.
2.1.3
Sisa Hasil Usaha
2.1.3.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha Koperasi tidak mempergunakan istilah keuntungan melainkan sisa hasil usaha. Koperasi bukan suatu usaha yang memburu keuntungan melainkan suatu perkumpulan pemberi jasa dengan demikian dalam koperasi tidak terdapat profit melainkan surplus atau kelebihan hasil yang berarti sisa hasil usaha. Dalam koperasi, pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi penyusutan dan beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha. Menurut Kartasapoetra (2003: 55), Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan – penyusutan dan biaya – biaya dari tahun buku yang bersangkutan akan dikembalikan atau dibagikan kepada para anggotanya sebanding dengan jasa – jasanya. Pada hakikatnya, sisa hasil usaha koperasi sama dengan laba dengan laba untuk perusahaan lain. Beberapa pengertian sisa hasil usaha dapat dilihat berikut ini : Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 45 (ayat 1) dan (ayat 2) tentang perkoperasian adalah : (Ayat 1) “Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam satu tahun yang bersangkutan”. ( Ayat 2 ) “Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing – masing anggota dengan koperasi serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota.”
Sedangakan menurut Kartasapoetra (2003: 55), pengertian SHU adalah: “Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi penyusutan – penyusutan dan biaya – biaya dari tahun buku yang bersangkutan akan dikembalikan atau dibagikan kepada para anggotanya sebanding dengan jasa – jasanya.” Sisa hasil usaha yang diperoleh dibagikan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. Keharusan itu juga dinyatakan dalam Undang – Undang Koperasi. Penggunaan sisa hasil usaha yang dibagikan tersebut diantaranya adalah untuk anggota, dana pendidikan dan untuk koperasi sendiri. Jumlah yang merupakan hak koperasi diakui sebagai cadangan. (Ikatan Akuntan Indonesia,2007 :27.7). Selain dibagikan kembali kepada anggota, sisa hasil usaha yang diperoleh juga dimanfaatkan untuk memperbesar dana usahanya, maka jika koperasi memperoleh kemajuan dalam usaha maka dana koperasi akan bertambah karena bagian sisa hasil usaha yang dapat disisihkan pun bertambah. 2.1.3.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha Acuan dasar pembagian sisa hasil usaha untuk koperasi Indonesia dasar hukumnya adalah pasal 5 (ayat1) Undang – Undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian yang menyatakan bahwa : “Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata – mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi”. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan. Sisa hasil usaha yang diterima anggota koperasi bersumber dari : 1. Sisa hasil usaha jasa atas modal
Pembagian ini mencerminkan anggota sebagai pemilik atau investor karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasi sepanjang koperasi tersebut menghasilkan sisa pada tahun buku yang bersangkutan. 2. Sisa hasil usaha atas jasa usaha Jasa ini menegaskan bahwa anggota selain jadi pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum sisa hasil usaha koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga koperasi, sebagai berikut : Cadangan koperasi Jasa anggota Dana pengurus Dana karyawan Dana pendidikan Dana sosial Dana pembangunan lingkungan Tidak semua komponen harus diadopsi koperasi dalam membagi sia hasil usahanya, tapi tergantung keputusan pada rapat anggota. Perhitungan akhir tahun yang menggambarkan penerimaan pendapatan koperasi dan alokasi penggunaanya untuk biaya –biaya koperasi berdasarkan pasal 45 ayat (1) UU No. 25 / 1992 (dalam partomo,dkk,2002:83) dapat dirumuskan sebagai berikut :
SHU = pendapatan – (biaya + penyusutan + kewajiban lain + pajak) Rumus diatas dapat disederhanakan menjadi : SHU = TR – TC Sisa hasil usaha (SHU) merupakan pendapatan total koperasi dari seluruh usaha yang diperoleh dengan biaya – biaya operasional yang dikeluarkan dalam satu tahun yang sama. Dengan demikian sisa hasil usaha (SHU) tergantung pada dua hal yaitu volume usaha yang dicapai dan biaya – biaya operasional yang dikeluarkan. Persamaan (SHU = TR – TC) tersebut, maka akan ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu sebagai berikut : a. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar dari jumlah biaya –biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU positif. SHU positif berarti kontribusi terhadap anggota koperasi pada pendaatan koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi. Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi pada para anggotanya. b. Jumlah pendapatan anggota koperasi lebih kecil dari jumlah biaya – biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negatif atau SHU minus. SHU negatif berarti kontribusi anggota koperasi terhadap pengeluaran untuk biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi. Kekurangan kontribusi anggota dengan dana cadangan. Dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang digunaan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. c. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya – biaya koperasi sehingga terjadi SHU nihil atau berimbang.
SHU nihil atau berimbang, dimana pengeluaran biaya – biaya dan pendapatan koperasi seimbang. Dalam hal ini koperasi harus memperbaiki kinerjanya agar dapat meningkatkan pendapatannya untuk memperoleh SHU positif. Koperasi harus bekerja dan melaksanakan kegiatannya secara efisiensi baik internal maupun alokasi sumber dayanya. Sisa hasil usaha yang selalu berkembang adalah sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Sisa hasil usaha pada koperasi bersumber dari anggota dan non anggota, maka sisa hasil usaha ini juga akan dibagikan kembali. Jadi pembagian sisa hasil usaha untuk anggota sesuai dengan jasa masing – masing anggota. Jadi pembagian sisa hasil usaha harus sesuai dengan partisipasi anggota, baik itu terhadap modal, transaksi dan usaha koperasi yang lainnya. 2.2 Kerangka Pemikiran Dalam mencapai tujuan suatu koperasi harus memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan koperasi, diantaranya yaitu partisipasi anggota. Maju mundurnya koperasi ditentukan oleh partisipasi anggotanya. Dimana sumbangsih anggota koperasi terhadap koperasinya sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan operasi itu sendiri dalam pencapaian tujuan koperasi. Menurut Alam S. (2007 : 204), Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal pada koperasi, yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
Bentuk partisipasi modal dapat dilakukan melalui berbagai simpanan yang ada dalam koperasi. Sebagaiman menurut Hendar dan Kusnadi
(2005 : 93)
simpanan – simpanan tersebut antara lain : 1. Simpanan pokok adalah jumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk masuk menjadi anggota. Jumlah simpanan pokok setiap anggota adalah sama besar. 2. Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan anggota dalam jangka waktu tertentu. 3. Simpanan
sukarela
merupakan
simpanan
yang
jumlah
dan
waktu
pembayarannya tidak ditentuakan. Partisipasi modal sangatlah perlu dalam perkembangan suatu koperasi. Partisipasi anggota meliputi berbagi bidang, salah satunya adalah partisipasi modal, Baik simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela dapat berkontribusi dalam peningkatan modal koperasi yang diperlakukan untuk menjalankan operasi dan usahanya, yang bertujuan mendapatkan sisa hasil usaha yang memuaskan. Besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi tergantung modal yang digunakan dalam transaksi usaha koperasi. Partisipasi anggota dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela diharapkan dapat menambah modal untuk mendukung aktivitas operasi dan usaha koperasi diharapkan pula dapat meningkatkan sisa hasil usaha
(SHU). Dengan kata lain,
ketersediaan modal yang cukup dari simpanan – simpanan tersebut dapat
mendukung aktivitas operasi atau usaha koperasi yang akhirnya mendukung pula pencapaian sisa hasil usaha yang tinggi. Menurut Sunarto Zulkifli ( 2003 : 10 ), “ Secara umum transaksi dapat diartikan sebagai kejadian ekonomi / keuangan yang melibatkan paling tidak dua pihak (sesorang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya), yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perikatan usaha, pinjam meminjam atas dasar sama – sama suka ataupun atas dasar suatu ketetapan hukum atau syariah yang berlaku. Dalam sistem ekonomi yang berparadigma islami, transaksi harus dilandasi oleh aturan hukum – hukum islam (syariah) karena transaksi adalah manifestasi sesama manusia yang bernilai ibadah dihadapan allah, yang dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu transaksi halal dan haram.” Anggota adalah orang – orang / badan hukum koperasi yang memiliki kepentingan yang sama yaitu sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi itu sendiri, berpartisipasi aktif untuk membangun usaha koperasi dan syarat – syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku anggota. Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa) antara anggota koperasinya, dan simpan meminjam. Menurut Alam S. (2007 : 204), Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota dan koperasinya. Dalam hal ini posisi anggota adalah sebagai pemakai sekaligus pelanggan koperasi. Informasi ini diperoleh dari pembukuan (buku penjualan dan pembelian) koperasi dari buku transaksi usaha anggota.
Menurut PP No 9 Tahun 1995 kegiatan usaha koperasi adalah : 1. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. 2. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam 3. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan koperasi berjangka. 4. Tabungan Koperasi adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi. 5. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. 6. Bidang perdagangan / konsumsi Dalam bidang ini koperasi menyediakan kebutuhan rumah tangga dengan harga jual yaitu : harga pembelian ditambah laba 3 % dari harga beli.
Bagi anggota yang akan membeli barang yang tidak tersedia di koperasi bisa dengan jalan dibelikan oleh koperasi atau uangnya diberikan kepada anggota yang bersangkutan. Cara anggota membeli barang yaitu, dengan cara memberikan catatan nama barang – barang yang diperlukannya. Cara pelunasannya dengan cara diangsur paling lambat 3 bulan. Jika pembelian dengan jalan tidak di angsur / kredit dibayar sekaligus setelah satu bulan. Menurut Kartasapoetra (2003 : 55), Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan – penyusutan dan biaya – biaya dari tahun buku yang bersangkutan akan dikembalikan atau dibagikan kepada para anggotanya sebanding dengan jasa – jasanya. Pada hakikatnya, sisa hasil usaha koperasi sama dengan laba dengan laba untuk perusahaan lain. Besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi tergantung modal yang digunakan dalam transaksi usaha koperasi. Partisipasi anggota dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela diharapkan dapat menambah modal untuk mendukung aktivitas operasi dan usaha koperasi diharapkan pula dapat meningkatkan sisa hasil usaha. Dengan kata lain, ketersediaan modal yang cukup dari simpanan – simpanan tersebut dapat mendukung aktivitas operasi atau usaha koperasi yang akhirnya mendukung pula pencapaian sisa hasil usaha yang tinggi.
Teori laba, dalam koperasi laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut Teori laba, Menurut Teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industri. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut:
Teori Laba menanggung resiko(Risk-Bearing Theory Of Profit)
Menurut teori ini keuntungan ekonomi diats normal akan diperoleh perusahaan dengan resiko diatas rata-rata.
Teori Laba Frisional(Frictional Theory Of Profit)
Teori ini menekankan bahwa keuntungan meningkat sebagai suatu hasil dari friksi keseimbangan jangka panjang (long run equilibrum)
Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory Of Profits)
Teori ini mengatakn bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan menekankan harga yang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna.
Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari industry / perusahaan. Sebaiknya, laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien.
Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi modal, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.
Menurut Arifin Sitio, Halomoan Tamba, dan Chandra Kristiaji (2001 : 87), Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dalam pengertian ini, juga dijelaskan bahwa ada hubungan linier antara partisipasi modal, transaksi anggota dengan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi, modal anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.
2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara partisipasi modal dan transaksi anggota di Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 2. Partisipasi modal secara parsial berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. 3. Transaksi anggota secara parsial berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. 4. Partisipasi modal dan Transaksi anggota secara simultan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini adalah partisipasi modal, transaksi anggota, dan sisa hasil usaha dengan subjek penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagiaan Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Sesuai dengan masalah yang diteliti, koperasi ini dijadikan sebagai subjek oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian dikarenakan koperasi ini dianggap memiliki catatan – catatan dan sumber – sumber yang lengkap mengenai topik yang akan dibahas oleh penulis. 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi BKPT Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ABRI yang ke-3 ialah pada tanggal 5 Oktober 1948, di ciawi telah didirikan Koperasi BKPT ( Bank Koperasi Perguruan Tjiawi ) yang kemudian disesuaikan dengan undang – undang baru diubah menjadi BADAN KEBAHAGIAAN PERGURUAN TJIAWI, tetapi disingkatnya tetap BKPT. Dengan mendapat Hak Badan Hukum yang ke-3 kalinya yaitu tanggal 16 Agustus 1968 No.1133/BH/IX-21/12-67. Pada waktu terjadi Bandung menjadi Lautan Api banyak penduduk bandung yang datang mengungsi ke ciawi, bahkan boleh dikatakan Ciawi menjadi daerah pengungsian, sehingga penduduk ciawi menjadi berlipat ganda. Pada waktu itu penduduk Kota Ciawi masih tetap tenang, bahkan sebagaian orang merasa senang
terutama para pengusaha, karena berhubungan dengan banyaknya penduduk harga – harga barang keperluan sehari – hari banyak meningkat. Akan tetapi waktu pangkalan udara Cibeureum di bom Belanda penduduk kota Ciawi barulah gelisah semua pengungsi dan penduduk asli pun mabur bertaburan pergi mengungsi meninggalkan ciawi. Apalagi pada keesokan harinya, kota ciawi dapat giliran diberondong dengan senjata api dari kapal udara. Waktu kapal udara Belanda sedang beraksi memberondong sasarannya dengan senjata mesin para pengurus dan Bapak Penilik Sekolah Kanda Mihardja sekeluarga ada di dalam perlindungan yang jaraknya hanya ± 25 m dari sasaran kapal udara. Setelah kapal udara menghilang, para pengurus dan Bapak penilik sekolah keluar dari perlindungan barulah mengetahui bahwa yang menjadi korban dari sasaran dari berondongan senjata mesin itu ialah truk tentara kita di tanjakkan cikarees yang bermuatan drum bensin sehingga disamping rumah pegadaian Ciawi semuanya terbakar. Maka pada sore harinya kota Ciawi dibumi hanguskan, entah oleh pejuang kita entah oleh pengacau sehingga menjadi lautan api, dan hampir semua rumah – rumah, kantor – kantor, mesjid agug, dan sekolah – sekolah semuanya dibakar. Sejak tahun 1947 kota Ciawi telah diduduki oleh tentara Belanda. Dengan demikian semua pegawai negeri, begitu pula guru – guru mengungsinya dan bersembunyinya semakin jauh, karena takut bertemu dengan patroli tentara Belanda dan takut ditawan. Pada awal tahun 1948 ada seruan dari Bapak Wakil Presiden yaitu Dr. Moh. Hatta agar para pegawai negeri segera masuk bekerja kembali pada jabatan
masing – masing semula. Berita seruan itu, sambung – menyambung estapet dari mulut ke mulut, sehingga sampai kepada yang bersangkutan makin jauh dan makin jolok pengungsinya semakin terlambat sampainya berita seruan itu. Kembalinya guru – guru dari pengungsian itu, ada yang sungguh sangat mengerikan dan menyedihkan. Wilayah penilik sekolah Ciawi pada waktu itu mencakup dua kecamatan yaitu Kecamatan Ciawi dan Kecamatan Pagerageung, terdiri dari 24 desa dan tiap desa ada sebuah Sekolah Rakyat tiga tahun gurunya rata – rata dua orang, sebuah Sekolah Rakyat enam tahun laki – laki gurunya enam orang, Sekolah Rakyat gadis enam tahun gurunya enam orang dan sebuah sekolah sumbangan gurunya dua orang. Jumlah guru dalam 27 sekolah itu sebanyak 60 ( enam puluh ) orang. Guru – guru yang bergabung baik yang datang sendiri maupun yang menggabungkan diri karena ditawan Belanda, dalam tempo delapan bulan hanya sebanyak 31 orang. Atas kebijaksanaan Bapak penillik sekolah yaitu Bapak Rd. Kanduruan Ismail, dari gaji guru – guru yang telah lebih dahulu menggabungkan diri dan telah mendapat gaji dan rapelnya itu dipinjam Rp. 100, 00 per orang dan jumlah pinjaman itu ada Rp. 700, 00. Uang Rp. 700, 00 dibuat „Kleinkas‟ dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan guru – guru terutama untuk menolong kepada guru pendatang baru dari pengungsian. Adapun pengurus kleinkas itu ditunjuk, yaitu : 1. Bapak Rd. Kadarisman sebagai ketua, 2. Bapak E. Sacapradja sebagai penulis, 3. Bapak Martaatmadja sebagai Bendahara.
Beberapa kemudian, tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1948 mengadakan rapat dinas yang dipimpin oleh Bapak Kaswanda Sasmi Tamihardja asal dari Ciamis. Pada waktu itu beliau sebagai penilik sekolah. Setelah selesai dari kepentingan dinas, Bapak Kaswanda Sastamihardja menganjurkan agar klienkas dibubarkan dan mengharuskan agar terus mendirikan koperasi. Dengan kata sepakat pada rapat tersebut berdirilah Koperasi BKPT yang sekarang ini. 3.2
Metode Peneltian
3.2.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif analisis yang mengkhususkan pada studi kasus. Menurut Muhammad Nazir
(2005 : 54)
metode deskriftif adalah : “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, atau suatu set pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat seskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.” Sedangkan metode studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Muhammad Nazir, 2005 : 57). 3.2.2 Operasional Variabel Sesuai dengan judul yang penulis sajikan yaitu Pengaruh Besarnya Partisipasi Modal Dan Transaksi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha, maka terdapat 3 variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel independen adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi dan tidak tergantung pada variabel lain atau berupa variabel yang berdiri
sendiri. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah partisipasi modal dengan indikator simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Transaksi anggota dengan indikator jual beli, simpan menyimpan. 2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel – variabel bebas dimana variabel ini akan berubah jika ada perubahan dari variabel independen. Variabel dependen peneliti ini adalah sisa hasil usaha dengan indikator besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh selama periode akuntansi. Untuk lebih jelasnya, penulis menuangkan operasionalisasi variabel yang ditulis dalam bentuk Tabel 3.1 : Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel (1)
Definisi
Indikator
Ukuran
Skala
(2)
(3)
(4)
(5)
Partisipasi
Partisipasi modal
Modal (X1)
adalah kontribusi
Simpanan pokok,
Rupiah
Rasio
simpanan wajib,
anggota dalam memberi modal pada koperasi, yaitu dalam
dan simpanan sukarela.
bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela (Alam S. 2007 : 204). (1)
(2)
(3)
Transaksi
Transaksi anggota
Jual beli barang,
Anggota
adalah kegiatan
simpan
(4) Rupiah
(5) Rasio
(X2)
ekonomi (jual beli
menyimpan, dan
barang atau jasa),
simpan pinjam.
antara anggota dan koperasinya.( Alam S. 2007 : 204). Sisa Hasi
Sisa Hasil Usaha
Besarnya sisa
Usaha (Y)
koperasi merupakan
hasil usaha yang
pendapatan koperasi
diperoleh selama
yang diperoleh dalam periode akuntansi. satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan – penyusutan dan biaya – biaya dari tahun buku yang bersangkutan akan dikembalikan atau dibagikan kepada para anggotanya sebanding dengan jasa – jasanya. Pada hakikatnya, sisa hasil usaha koperasi sama dengan laba dengan laba untuk perusahaan lain. (Kartasapoetra 2003: 55)
Rupiah
Rasio
3.2.3
Teknik Pengumpulan Data
Demi kelancaran penelitian, maka data yang diperlukan adalah : 1) Data primer Data yang diperoleh secara langsung dari narasumber dengan cara komunikasi dengan pengurus, karyawan, maupun anggota koperasi. 2) Data sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung seperti data yang diperoleh dari buku – buku, laporan keuangan, dan literlatur lain yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan uraian mengenai kedua jenis data diatas, macam data yang diperlakukan adalah : 1. Data keadaan umum koperasi yang dijadikan objek penelitian, meliputi sejarah, struktur organisasi, kepengurusan, serta unit usahanya. 2. Data yang berhubungan dengan penelitian, diantaranya laporan keuangan koperasi yang memuat simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, transaksi anggota , SHU dan notulen rapat anggota tahunan serta data – data lain yang menunjang. Sumber data yang diperlakukan untuk penelitian dapat berasal dari : - Informan, yaitu orang – orang yang mengetahui keterangan mengenai keadaan tertentu yang berhubungan dengan penelitian, dalam hal ini orang – orang yang mengetahui seluk beluk mengenai koperasi tempat penelitian dilakukan, seperti pengurus, karyawan, anggota, serta pihak lain yang terkait langsung.
- Catatan – catatan dan dokumen – dokumen, yaitu catatan dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Data yang telah diperoleh diharapkan merupakan data otentik mengenai objek penelitian sehingga data tersebut dapat sesuai dengan masalah yang diteliti. Teknik yang digunakan digunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah : 1. Penelitian lapangan ( field research ) Penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data yang akurat, dengan cara : - Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang terkait. - Observasi
yaitu,
teknik
pengumpulan
data
dengan
melakukan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan merekam kejadian, mengukur, menghitung dan mencatat kegiatan objek yang di teliti. - Dokumentasi yaitu, teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap formulir, dokumen, laporan – laporan yang terkait dengan masalah yang diteliti yang terdapat di objek penelitian. 2. Kepustakaan ( library research ) Yaitu dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku – buku literatur yang sesuai dengan masalah yang diangkat, dan informasi yang didapat digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan partisipasi modal, transaksi anggota, dan sisa hasil usaha. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para
ahli yang kompeten dibidangnya masing – masing sehingga relevan dengan pembahasaan yag sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data sebagai berikut : a. Mempelajari konsep dan teori dari berbagai sumber yang berhubungan dan mendukung pada masalah yang sedang diteliti. b. Mempelajari materi kuliah dan bahan tertulis lainnya. 3.3
Paradigma Penelitian Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Partisipasi
Modal (X1) dan Transaksi Anggota (X2).Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah Sisa Hasil Usaha (Y). Paradigma penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 :
Partisipasi Modal (X1)
Sisa Hasil Usaha (Y)
r
Py Transaksi Anggota (X2)
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
3.4 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel , dimana dua variabel independen (variabel bebas) yakni Partisipasi Modal (X1) dan Transaksi Anggota (X2) dan variabel dependen (variabel terikat) adalah Sisa Hasil Usaha (Y).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (pathanalysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap sisa hasil usaha. Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259) menerangkan bahwa: “Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.” Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Berdasarkan keterangan diatas, akan diterjemahkan sebuah diagram jalur pada Gambar 3.3 berikut: Partisipasi Modal (X1) Sisa Hasil Usaha (Y) Transaksi Anggota (X2)
Py
Gambar 3.3 Paradigma Penelitian
Keterangan : : Partisipasi Modal : Transaksi Anggota Y
: Sisa Hasil Usaha
r
: Koefisien jalur variable
terhadap
: Koefisien jalur variable
terhadap Y
: Koefisien jalur variable
terhadap Y
Py
: Pengaruh faktor lain yang tidak diteliti tetapi berpengaruh terhadap Y
Dari struktural path analysis diatas dapat dibagi menjadi dua sub struktur yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.4 Substruktural I kausalitas
dan
Dari sub struktur I di atas maka dapat dibuat sub struktur II sebagai berikut :
Y
Py
Gambar 3.5 Substruktural II kausalitas
dan
terhadap Y
Path Analysis (analisa jalur) menggunakan korelasi dan regresi dimana dalam gambar structural path analysis diatas dijelaskan bahwa ada hubungan antara X1 (Partisipasi Modal) dan X2 (Transaksi Modal), terhadap Y (Sisa Hasil Usaha). Dari struktur Path Analysis di atas, terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu : 1. Menghitung Koefisien Korelasi (r) Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan hubungan antara variabel yang diteliti. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dan X2 menggunakan rumus koefisien sederhana yaitu :
ρyx2x1= rx2x1 Oleh karena itu dapat digunakan rumus berikut:
rij = 1n ∑
i
atau
rx1x
n ∑( √[N ∑
)-( ∑
–( ∑ ) ][n ∑ y
∑ ) ( ∑ y) ]
( Ating Somantri, Sambas Ali Muhidin (2006:26)
Jika tingkat hubungan antar variabel kuat, maka nilai r akan besar. Demikian pula sebaliknya jika tingkat hubungan antar variabel rendah maka nilai r akan kecil. Besar koefisien korelasi ini akan diinterprestasikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 - 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
2. Pengujian secara simultan dengan rumus sebagai berikut :
F
(n – k – 1)
2
yx x
k (1 – R yx x
xk xk)
(Ating Somantri, Sambas Ali Muhidin (2006:276) ) Keterangan: I
= 1,2……k
K
= banyaknya variabel eksogenus dalam subtruktur yang sedang diuji
t
= mengikuti table distribusi F-snedector, dengan derajat bebas
3. Pengujian secara parsial dengan rumus sebagai berikut :
t
ρ xi xj √i – Rx ix jC i n–k 1
( Ating Somantri, Sambas Ali Muhidin (2006:276)) Untuk mengetahui total pengaruh variabel X1 (Partisipasi Modal) dan X2 (Transaksi Anggota) terhadap Y (Sisa Hasil Usaha), baik secara langsung maupun tidak langsung disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut : Tabel 3.3 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian No.
Pengaruh langsung
Pengaruh tidak
Total
langsung
pengaruh
Y X1 Y =
1.
A B
( Total pengaruh X1 terhadap Y
A+B
Y X2 Y = (
2.
C D E
( Total pengaruh X2 terhadap Y
D+E
F
Total pengaruh X1 dan X2 terhadap
C+F
G
100% - G
H
Y Pengaruh Residu
3.5 Rancangan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikasi, uji signifikasi, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1. Penetapan hipotesis operasional Pada
penetapan
hipotesis,
hipotesis
yang
akan
diuji
dimaksudkan
untukmelihat ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel penelitian, hipotesis yang akan digunakan adalah : a.
Ho : X1X2 = 0
: Tidak terdapat hubungan antara Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota
Ho :X1X2 ≠ 0
: Terdapat hubungan antara Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota
b.
Ho : YX1 = 0
: Partisipasi
Modal
secara
parsial
tidak
berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha Ho :YX1 = 0
: Partisipasi Modal secara parsial berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha
c.
Ho :YX2 = 0
: Transaksi
Anggota
secara
parsial
tidak
berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha Ho :YX2 ≠ 0
: Transaksi Anggota secara parsial berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha
d. Ho :YX1 = YX2 = 0 : Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota simultan tidak berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha
Ho :YX1 = YX2 ≠ 0
:
Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota simultan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha
2.
Penetapan tingkat signifikasi Tingkat signifikasi yang digunakan adalah 95% ( α = 0,05 ) yang merupakan tingkat signifikasi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukkan ketiga variabel mempunyai korelasi cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian dua arah.
3. Uji signifikasi Untuk menguji signifikasi dilakukan dua pengujia dua arah, yaitu : a. Secara parsial menggunakan uji t b. Secara simultan menggunakan uji F 4. Kaidah keputusan a. Secara parsial Terima Ho jika – t ⁄ α ≤ thitung ≤ t ⁄ α Tolak Ho jika ≤– t ⁄ α dan ≥t ⁄ α b. Secara simultan Terima Ho jika : F hitung ≤ F tabel Tolak Ho jika : F hitung ≥ F tabel 5. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis akan melaksanakan analisa secara kuantitatif. Dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Badan
Kebahagiaan
Perguruan
Tjiawi”
Kecamatan
Ciawi
Kabupaten
Tasikmalaya, peulis akan menguraikan mengenai variabel – variabel yang telah diteliti, yaitu partisipasi modal (X1), Transaksi Anggota (X2) dan Sisa Hasil Usaha (Y) pada koperasi tersebut : 4.1.1 Partisipasi Modal Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Partisipasi modal KPRI “Badan Kebahagiaan Tjiawi” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Simpanan pokok ini berasal dari simpanan anggota pada saat masuk menjadi anggota koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya dan tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Besarnya simpanan pada saat masuk menjadi anggota koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yaitu sebesar Rp. 25.000. Simpanan wajib merupakan sejumlah uang tertentu yang wajib dibayarkan oleh anggota pada setiap jangka waktu tertentu dan tidak dapat diambil kembali selama bersangkutan masih menjadi anggota koperasi, besarnya simpanan wajib pada koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya adalah minimal Rp. 100.000. Simpanan sukarela merupakan
simpanan yang jumlah dan waktu pembayarannya tidak ditentukan. Simpanan sukarela dapat diambil sewaktu – waktu. Besarnya partisipasi modal dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Simpanan Pokok KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Periode 2009 – 2014 Tahun
Simpanan Pokok
2009
22.375.000
2010
22.700.000
2011
23.400.000
2012
23.725.000
2013
23.500.000
2014
23.000.000
Sumber : Data yang sudah diolah Koperasi KPRI “BKPT” Tabel 4.2 Simpanan Wajib KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Periode 2009 – 2014 Tahun
Simpanan Wajib
(1)
(2)
2009
3.584.188.375
2010
3.964.506.000
2011
4.358.736.800
2012
4.753.910.000
(1)
(2)
2013
5.289.660.800
2014
5.965.998.800
Sumber : Data yang sudah diolah Koperasi KPRI “BKPT” Tabel 4.3 Simpanan Sukarela KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Periode 2009 – 2014 Tahun
Simpanan Sukarela
2009
674.360.383
2010
764.130.000
2011
856.158.188
2012
924.397.248
2013
1.054.636.755
2014
811.769.431
Sumber : Data yang sudah diolah Koperasi “BKPT Tabel 4.4 Partisipasi Modal KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Periode 2009 – 2014 Tahun
Jumlah Partisipasi Modal
(1)
(2)
2009
4.280.923.758
2010
4.751.336.000
2011
5.238.294.988
2012
5.702.033.048
(1)
(2)
2013
6.367.797.555
2014
6.800.768.231
Sumber : Data yang sudah diolah Koperasi KPRI “BKPT” 4.1.2 Transaksi Anggota Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota dan koperasinya. Dalam hal ini posisi anggota adalah sebagai pemakai sekaligus pelanggan koperasi. Informasi ini diperoleh dari pembukuan (buku penjualan dan pembelian) koperasi dari buku transaksi usaha anggota. Semakin banyak transaksi-transaksi pada koperasi oleh anggota maka akan semakin meningkat pula pendapatan koperasi, sehingga modal kerja koperasi akan semakin meningkat pula. Dalam koperasi KPRI “BKPT” ini transaksi yang lebih sering adalah transaksi simpan pinjam. Besarnya Transaksi anggota dari Unit Simpan Pinjam dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Transaksi anggota dari Unit Simpan Pinjam KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Periode 2009 – 2010
Tahun
Jumlah Transaksi Unit Simpan Pinjam
(1)
(2)
2009
2.897.800.000
(1)
(2)
2010
3.181.550.000
2011
3.671.900.000
2012
3.793.854.000
2013
3.602.200.000
2014
4.324.000.000
Sumber : Data yang sudah diolah Koperasi KPRI “BKPT”
4.1.3 Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Dalam menjalankan kegiatan usaha koperasi tidak menggunakan istilah keuntungan melainkan Sisa Hasil Usaha. Koperasi bukan suatu usaha yang memburu keuntungan melainkan suatu perkumpulan pemberi jasa dengan demikian dalam koperasi tidak terdapat profit melainkan surplus atau kelebihan hasil yang berarti sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha joperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan – penyusutan dan biaya – biaya dari tahun buku yang bersangkutan akan dikembalikan atau dibagikan kepada para anggotanya sebanding dengan jasa – jasanya. Untuk melihat seberapa besarnya sisa hasil usaha KPRI “BKPT dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 4.6 Sisa Hasil Usaha KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Periode 2009 – 2014
4.2
Tahun
Sisa Hasil Usaha
2009
27.000.000
2010
30.000.000
2011
40.000.000
2012
50.000.000
2013
60.000.000
2014
100.000.000
Pembahasan
4.2.1 Partisipasi Modal Koperasi Pada KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Dari data tabel 4.1 pada hasil penelitian di atas, simpanan pokok Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tahun 2009 sampai dengan 2014 maka penulis dapat memberikan penjelasan sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 besarnya simpanan pokok KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 22.375.000. b. Pada tahun 2010 besarnya simpanan pokok KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 22.700.000 dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 325.000.
c. Pada tahun 2011 besarnya simpanan pokok KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 23.400.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 700.000. d. Pada tahun 2012 besarnya simpanan pokok KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 23.725.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 325.000. e. Pada tahun 2013 besarnya simpanan pokok KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupten Taikmalaya mencapai Rp. 23.500.000, dan mengalami penurunan sebesar Rp. 225.000. f. Pada tahun 2014 besarnya simpanan pokok KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalay mencapai Rp. 23.000.000,dan mengalami penurunan sebesar Rp. 500.000. Dari data tabel 4.2 pada hasil penelitian diatas, simpanan wajib Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tahun 2009 sampai dengan 2014 maka penulis dapat memberikan penjelasan sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 besarnya simpanan wajib KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 3.584.188.375. b. Pada tahun 2010 besarnya simpanan wajib KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 3.964.506.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 380.317.625.
c. Pada tahun 2011 besarnya simpanan wajib KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 4.358.736.800, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 394.230.800. d. Pada tahun 2012 besarnya simpanan wajib KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 4.753.910.800, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 395.174.000. e. Pada tahun 2013 besarnya simpanan wajib KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 5.289.660.800, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 537.750.000. f. Pada tahun 2014 besarnya simpanan wajib KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 5.965.998.800, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 676.338.000. Dari data tabel 4.3 pada hasil penelitian di atas, simpanan sukarela Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tahun 2009 sampai dengan 2014 maka penulis dapat memberikan penjelasan sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 besarnya simpanan sukarela KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 674.360.383. b. Pada tahun 2010 besarnya simpanan sukarela KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 764.130.000, dan mencapai kenaikan sebesar Rp. 89.769.617.
c. Pada tahun 2011 besarnya simpanan sukarela KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 856.158.188, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 92.028.188. d. Pada tahun 2012 besarnya simpanan sukarela KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 924.397.248, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 68.239.060. e. Pada tahun 2013 besarnya simpanan sukarela KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 1.054.636.755, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 130.239.507. f. Pada tahun 2014 besarnya simpanan sukarela KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 811.769.431, dan mengalami penurunan sebesar Rp. 242.867.324. Adapun secara keseluruhan partisipasi modal yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela KPRI “BKPT Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya selama enam periode akuntansi, pada tabel 4.4 hasil penelitian diatas, jumlah simpanan anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tahun 2009 sampai dengan 2014 maka penulis dapat memberikan penjelasan sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 besarnya jumlah simpanan anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 4.280.923.758. b. Pada tahun 2010 besarnya jumlah simpanan anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 4.751.336.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 470.412.242.
c. Pada tahun 2011 besarnya jumlah simpanan anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 5.238.294.988, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 486.958.988. d. Pada tahun 2012 besarnya jumlah simpanan anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 5.702.033.048, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 463.738.060. e. Pada tahun 2013 besarnya jumlah simpanan anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 6.367.797.555, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 665.764.507. f. Pada tahun 2014 besarnya jumlah simpanan anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 6.800.768.231, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 432.970.676. Partisipasi modal berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Besarnya jumlah simpanan anggota yang telah dihimpun Koprasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya selama periode 2009 – 2014 adalah sebesar Rp. 3.314.115.358 x10 / 33.141.153.580.000.000.000, selama enam tahun ini jumlah simpanan anggota mengalami kenaikan setiap tahunnya, Hal ini dikarenakan setiap tahunnya para anggota dalam kegiatan simpan menyimpannya ada peningkatan setiap kali menyimpan. 4.2.2 Transaksi Anggota pada KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Dari data tabel 4.5 pada hasil penelitian diatas, transaksi anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
dari unit simpan pinjam dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 maka penulis dapat memberikan penjelasan sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 besarnya transaksi anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 2.897.800.000. b. Pada tahun 2010 besarnya transaksi anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp.3.181.550.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 283.750.000. c. Pada tahun 2011 besarnya transaksi anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 3.671.900.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 490.350.000. d. Pada tahun 2012 besarnya transaksi anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 3.793.854.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 121.954.000. e. Pada tahun 2013 besarnya transaksi anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 3.602.200.000, dan mengalami penurunan sebesar Rp. 191.654.000. f. Pada tahun 2014 besarnya transaksi anggota KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 4.324.000.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 721.800.000. Transaksi anggota yang berasal dari unit simpan pinjam Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya selama periode 2009 – 2014 adalah sebesar Rp. 214.713.040.000.000.000, selama enam tahun ini jumlah tansaksi anggota mengalami penurunan di tahun 2013, Hal ini dikarenakan pada
tahun 2013 hanya sedikit anggota yang melakukan pinjaman dan yang melakukan pembayaran tidak tepat pada waktunya, sehingga pendapatan masuk ke tahun berikutnya. 4.2.3 Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Dari data tabel 4.6 pada hasil penelitian diatas, sisa hasil usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 maka penulis dapat memberikan penjelasan sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 besarnya sisa hasil usaha KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 27.000.000. b. Pada tahun 2010 besarnya sisa hasi usaha KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 30.000.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 3.000.000. c. Pada tahun 2011 besarnya sisa hasil usaha KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 40.000.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 10.000.000. d. Pada tahun 2012 besarnya sisa hasil usaha KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 50.000.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 10.000.000. e. Pada tahun 2013 besarnya sisa hasil usaha KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 60.000.000, dan mengalami enaikan sebesar Rp. 10.000.000.
f. Pada tahun 2014 besarnya sisa hasil usaha KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp. 100.000.000, dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 40.000.000. Sisa hasil usaha (SHU) Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya selama enam tahun terakhir yaitu tahun 2009 – 2014 adalah sebesar Rp. 307.000.000. Pada tahun – tahun tersebut sisa hasil usaha pada Koperasi KPRI “BKPT” Ciawi mengalami kenaikan, hal ini diakibatkan karena pendapatan koperasi pada tahun tersebut mengalami kenaikan juga setelah dikurangi beban – beban serta karena semakin bertambahnya modal dan transaksi yang dihimpun koperasi untuk melaksanakan kegiatan usaha baik berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan simpan pinjam. 4.2.4 Hubungan Partisipasi Modal dengan Transaksi Anggota di Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh partisipasi modal terhadap transaksi anggota pada Koperasi KPRI “BKPT”, maka dilakukan uji statistik koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini akan menentukan pengaruh antara variabel X1 (Partisipasi modal) dengan variabel X2 (Transaksi anggota). Berdasarkan hasil analisis yang menggunakan bantuan program SPSS diperoleh seperti Gambar 4.1 berikut :
X1
X2 X1X2 = 0,898 Gambar 4.1
Struktur Hubungan Partisipasi Modal dengan Transaksi Anggota
Hasil dari pengolahan data dan analisis yang dapat dilihat pada lampiran menunjukan bahwa nilai korelasi sebesar 0,898 dengan arah positif yang menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara partisipasi modal dan transaksi anggota. Hal ini berarti bahwa antara partisipasi modal (X1) dengan transaksi anggota (X2) mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 0,898 bisa dilihat
dalam
lampiran
dan
memiliki
nilai
signifikan
sebesar
0,015,
karena 0,015 < 0,05 berarti terima Ho dan tolak Ha yang artinya bahwa hubungan partisipasi modal dan transaksi anggota berhubungan sangat kuat. Hal ini menunjukkan partisipasi modal mempengaruhi transaksi anggota begitu juga sebaliknya transaksi anggota mempengaruhi partisipasi modal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arifin sitio dan Halomoan bahwa “Besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pendapatan koperasi, Artinya, semakin besar partisipasi modal dan transaksi anggota maka akan semakin besar yang diterima oleh anggota” 4.2.5 Pengaruh Partisipasi Modal Secara Parsial Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Pengaruh partisipasi modal terhadap sisa hasil usaha dapat dilihat dari indikator yang digunakan. Koefisien Beta (
atau koefisien standar (standardized
coefficients) untuk partisipasi modal (X1) terhadap Sisa hasil usaha (Y) sebesar 0,592 bisa dilihat dalam lampiran Regression dan koefisien determinasi sebesar 0,350464 yang berarti bahwa hanya 35,0464% variabilitas dari sisa hasil usaha (Y). Artinya, besarnya kontribusi partisipasi modal (X1) yang secara langsung mempengaruhi sisa hasil usaha (Y) adalah 35,0464%.
Sedangkan untuk menguji pengaruh partisipasi modal terhadap Sisa hasil usaha maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu partisipasi modal sebagai variabel independen dengan Sisa Hasil Usaha sebagai variabel dependen. Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel coefficients, diperoleh nilai thitung sebesar 1,305 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada degrree of freedom (df) n-2 = 4 dan
= 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar
2,776. Ternyata thitung lebih kecil dari ttabel (1,305 < 2,776) atau dengan melihat tingkat signifikan pada kolom Sig. Diperoleh 0,283, nilai tersebut lebih dari (0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima atau ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) ditolak. Dengan ditolaknya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 28% partisipasi modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Sisa hasil usaha. Partisipasi Modal tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha, hal ini Partisipasi Modal belum memberikan kontribusi yang besar terhadap pembiayaan Sisa Hasil Usaha. Menurut Arifin sitio dan Halomoan Tamba (2001 : 79), “Semakin tinggi partisipasi modal maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima anggota dalam artian Sisa Hasil Usaha”, Hal ini tidak sesuai dengan teori dikarenakan jumlah hutang, modal yang terkumpul dari simpanan anggota tidak mencukupi untuk menjalankan kegiatan usaha koperasi koperasi sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan modal biasanya minjam dari pihak luar.
4.2.6 Pengaruh Transaksi Anggota Secara Parsial Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh transaksi anggota terhadap sisa hasil usaha dapat dilihat dari indikator yang mempengaruhinya. Koefisien Beta ( ) Transaksi anggota terhadap sisa hasil usaha sebesar 0,369 sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,136161 atau sebesar 13.6161% variabilitas dari Sisa hasil usaha dipengaruhi oleh Transaksi modal. Untuk pengujian secara parsial antara Transaksi anggota (X2) terhadap Sisa Hasil Usaha (Y) dapat dilihat dengan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung > ttabel, maka koefisien beta = 0,369 maka diperoleh thitung 0,813 dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5% maka nilai ttabel 2,776 sehingga thitung < ttabel (0,813<2,776), maka menerima Ho. Sementara nilai sig 0.476, maka 0.476 > 0.05 yaitu berarti menerima Ho artinya Transaksi anggota secara parsial berpengaruh tidak signifikan. Artinya transaksi anggota belum memberikan kontribusi yang besar terhadap Sisa Hasil Usaha , karena terdapatnya anggota yang pasif. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Arifin Sitio dan Halomoan “Semakin besar transaksi anggota maka akan semakin meningkat tingkat pengembaliannya (SHU)”. 4.2.7 Pengaruh Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota Secara Simultan Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data yang diperlakukan maka dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui besarnya Partisipasi Modal
(X1) dan Transaksi Anggota (X2) secara simultan terhadap Sisa Hasil Usaha (Y). Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F, yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara Partisipasi modal dan Transaksi anggota terhadap Sisa Hasil Usaha, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 21.0. Pengaruh secara simultan diperoleh sebesar 0.880 atau sebesar 88% variabilitas dari Sisa Hasil Usaha dipengaruhi Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota artinya jika Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota secara bersama – sama meningkat, maka Sisa Hasil Usaha akan dibiayai dari kedua dana ini. Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung sebesar 10,970 dengan kriteria penolakan Ho, jika Fhitung > Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5% maka dari tabel distribusi F-Snedector diperoleh F
; k ; (n-k) = 6-2-1
adalah sebesar 9.55. Sehingga Fhitung > Ftabel (10,970 > 9,55) maka menolak Ho, sedangkan diperoleh nilai sig.0,042, maka 0,042 < 0.05 maka menolak Ho artinya Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Maka disimpulkan bahwa kedua variabel Partisipasi Anggota dan Transaksi Anggota mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arifin Sitio dan Halomoan “Semakin besar partisipasi modal dan transaksi anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Secara lengkap pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat sebagai berikut :
X1
yx1 = 0,592
Y
x1x2 = 0,898
X2
yx2 = 0,369
0,121043
Gambar 4.2 Nilai Koefisien Jalur Antara X1, X2 dengan Y Dari Gambar 4.2 dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel, yang disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian No
1.
Pengaruh Langsung
Y
X1
Pengaruh Tidak Langsung
Y=(Pyx1)2
Total Pengaruh
0,350464
(0,592)2 (0,592).(0,989).(0,369) Total Pengaruh X1
0,196166 0,54663
2.
Y
X2
Y=(Pyx2)2
0,136161
(0,369)2 (0,592).(0,898).(0,369) Total Pengaruh X2
0,196166 0,332327
Total Pengaruh X1, X2 Terhadap Y
0,878957
Pengaruh Residu
0,121043
Total Pengaruh X1, X2,
Terhadap Y
1,00
Dari hasil analisis berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien jalur variabel Partisipasi Anggota (X1) terhadap Sisa Hasil Usaha (Y) sebesar 0.592. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y adalah sebesar 0.350464 yang artinya bahwa pengaruh langsung Partisipasi Modal pada Sisa Hasil Usaha sebesar 54.663%, yaitu bahwa Partisipasi Modal belum memberikan kontribusi yang besar terhadap Sisa Hasil Usaha. Hal ini terjadi karena partisipasi modal yang dihasilkan masih relatif kecil sehingga belum bisa membiayai sisa hasil usaha. Koefisien jalur Transaksi anggota (X2) terhadap Sisa Hasil Usaha (Y) adalah sebesar 0,369. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y adalah sebesar 0.136161 yang artinya bahwa pengaruh langsung Transaksi Anggota pada Sisa Hasil Usaha sebesar 13.6161% yaitu Transaksi Anggota belum memberikan kontribusi besar terhadap Sisa Hasil Usaha. Hal ini terjadi karena
penerimaan transaksi anggota kecil sehinnga memberikan kontribusi yang kecil terhadap Sisa Hasil Usaha, yaitu untuk membiayai Sisa Hasil Usaha. Koefisien korelasi partisipasi modal (X1) dengan transaksi anggota (X2) adalah sebesar 0,898 artinya hubungan antara partisipasi modal dengan transaksi anggota sangat kuat, yaitu pada saat partisipasi modal naik dan transaksi naik maka dana itu mencukupi sisa hasil usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arifin sitio dan Halomoan bahwa “Besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pendapatan koperasi, Artinya, semakin besar partisipasi modal dan transaksi anggota maka akan semakin besar yang diterima oleh anggota.” Total pengaruh X1, X2 terhadap Y merupakan pengaruh secara simultan antara variabel X1,X2 terhadap Y sebesar 0.878957 atau sebesar 87.8957%. Yaitu Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha, apabila keduanya mendapatkan nilai yang besar artinya bisa mencukupi Sisa Hasil Usaha. Sedangkan faktor residu atau faktor lain yang tidak termasuk variabel penelitian adalah sebesar 0.121043 atau sebesar 12.1043%. Faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis yang mempengaruhinya diduga antara lain : 1. Jumlah anggota 2. Modal dari luar
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan data – data yang diperoleh dari Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mengenai Pengaruh Partisipasi Modal dan Transaksi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha dari tahun 2009 – 2014, maka dapat simpulan sebagai berikut : 1. Partisipasi modal berhubungan sangat kuat dengan transaksi anggota, Hal ini berarti bahwa antara partisipasi modal (X1) dengan transaksi anggota (X2) mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 0,898 bisa dilihat dalam lampiran dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,015, karena 0,015 < 0,05. Hal ini menunjukkan partisipasi modal mempengaruhi transaksi anggota begitu juga sebaliknya transaksi anggota mempengaruhi partisipasi modal. 2. Partisipasi modal berpengaruh tidak signifikan terhadap sisa hasil usaha, hal ini disebabkan masih kecilnya dana yang didapatkan dari Partisipasi modal. Sehingga belum memberikan kontribusi yang besar terhadap sisa hasil usaha. 3. Transaksi anggota berpengaruh tidak signifikan terhadap sisa hasil usaha, hal ini disebabkan masih kecilnya kontribusi terhadap sisa hasil usaha. 4. Secara simultan antara partisipasi modal dan transaksi anggota memberikan pengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha. Dengan semakin besar
partisipasi modal dan transaksi anggota yang diberikan diharapkan dapat membiayai sisa hasil usaha. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran – saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi anggota koperasi Hendaknya meningkatkan partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Badan Kebahagian Perguruan Tjiawi (BKPT) Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yang pada akhirnya partisipasi modal dan transaksi anggota akan kembali juga pada anggota yang berupa hak anggota dalam perolehan sisa hasil usaha (SHU). 2. Bagi pihak Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Koperasi KPRI “BKPT” Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya harus merekrut lebih banyak anggota koperasi untuk meningkatkan simpanan anggota,yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan transaksi anggota agar pada akhirnya akan menigkatkan sisa hasil usaha koperasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian yang dilakukan penulis meliputi pengaruh partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap sisa hasil usaha, untuk peneliti selanjutnya
sebaiknya dilakukan pada koperasi yang berbeda dan dapat pula mengganti atau menambah variabel yang belum diteliti sehingga memungkinkan untuk menemukan hal baru dan dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis. Antara lain variabel yang dapat dijadikan bahan penelitian seperti pinjaman dana pihak ke tiga, jenis usaha koperasi, dan lain – lain.
DAFTAR PUSTAKA Alam S. (2007). Koperasi. Jakarta : Erlangga. Arifin sitio,dkk. (2005). Koperasi, Teori, dan Praktek. Jakarta : Erlangga. Baswir. (2005) . Koperasi Indonesia Edisi 1. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Hendrojogi. (2004) . Koperasi Asas – asas, Teori, dan Praktik. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Hendar Kusnadi. (2005) . Ekonomi Koperasi. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). PSAK. Jakarta : Salemba 4. Kartasapoetra G. (2005). Koperasi Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta dan Bima Adiaksara. Muhammad Nazir. (2005). Metode Penelitian. N. Dewi Ati Qotul Jannah. (2012). “Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha”. Skripsi. Universitas Tasikmalaya. Panji Anoraga dan Ninik Widianti. (2007). Dinamika Koperasi. Jakarta : PT. Rineka Cipta dan PT. Binheka Adikarsa. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 Kegiatan Usaha Koperasi. Sugiyono. (2009) . Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Undang – Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
Undang – undang No. 25 Tahun 1992 pasal 45 (ayat 1) dan (ayat 2) tetang perkoperasian. Yulia Selvian. (20012). “Pengaruh Simpanan Anggota Dan Dana Pinjaman Dari Perbankan Terhadap Sisa Hasil Usaha”. Skripsi. Universitas Siliwangi. http : // ayusuliestya.wordpress.com / 2010 / 12 / 31 / Tugas – Fungsi – Wewenang – Koperasi. http : // elib.unikom.ac.id / files/disk 1/435/jbptunikompp-gdl. http : // indexperimentblog.blogspot.com /2011/11/ Peran – Aktif – Anggota – Koperasi – Terhadap.html. http : // inggitdwiseptiana.blodspot.com /2013/07/ Proses – Partisipasi – Anggota.html. http : // inspirasikuvera.wordpress.com / 2009/10/22/ Pengertian – Jenis – Koperasi – Menurut UU – No. 25 – Tahun 1992. http : // www.scmecda.com / deputi7 /File – Infokop / Edisi 2022 / Modal – Kop.