PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI MOTOR SCUTTER MATIC PADA DIVISI YAMAHA “3S” PT. HASJRAT ABADI GORONTALO
Oleh MARTEN DUKALANG NIM: 931411236
SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat ujian memperoleh gelar sarjana/ahli madya pada program studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNG
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013
ABSTRAK Marten Dukalang, NIM 931411236, 2013. “ Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Motor Scuter Matic Pada Divisi Yamaha “3S” PT. Hasjrat Abadi Gorontalo”. Program Studi S-1 Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo, 2013. Dibawah Bimbingan Bapak Supardi Nani. SE. M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Drs. Rusli Isa. M.si selaku Pembimbing II.
Perkembangan industry otomotif dewasa ini begitu cepat seiring dengan kemajuan teknologi dan tingginya tingkat persaingan diantara perusahaanperusahaan otomotif dalam menciptakan produk yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Perilaku masyarakat yang membutuhkan dan menginginkan sepeda motor dengan merk, kualitas, harga serta dengan desain baru yang ditawarkan pada tingkat harga yang kompetitif merupakan potensi yang harus diperhatikan produsen untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan konsumen membeli motor scuter matic pada Divisi “3S” Yamaha PT. Hasjrat Abadi Gorontalo yaitu Periklanan, Penjualan peorangan, Promosi Penjualan dan Publich Relation. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang yang membeli sepeda motor Yamaha yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil analisis regresi berganda yaitu, Y = 0,275 X1 + 0,127 X2 + 0,797 X3 + 0,130 X4 Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen adalah variabel promosi penjualan (0,797), diikuti oleh variable periklanan (0,275), variable Public Relation (0,130) dan terakhir adalah variabel penjualan perorangan (0,127). Hasil uji t membuktikan bahwa semua variable independen ( Periklanan, promosi penjualan, penjualan perorangan dan publich relation) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian motor scuter matic Yamaha di PT. Hasjrat Abadi Gorontalo. Artinya menurut konsumen, keempat variable independen tersebut dianggap penting ketika akan membeli motor scuter matic Yamaha di PT. Hasjrat Abadi Gorontalo .Dan koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,961. Hal ini berarti 96,1% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel Periklanan, promosi penjualan, penjualan perorangan dan publich relation, sedangkan sisanya yaitu 3,9% dipengaruhi oleh variabelvariabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : Periklanan, Promosi Penjualan dan Keputusan Pembelian
ABSTRACT Marten Dukalang. 931411236. 2013. “The Influence of Promotion toward Costumer Decision on Buying Automatic Scooter Motorbike at 3S Yamaha Division of PT. Hasjrat Abadi Gorontalo.” Bachelor of Management, Department of Management, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Gorontalo, 2013. It was supervised by Supardi Nani, SE., M.Si as the principal supervisor and Drs. Rusli Isa, M.Si as the co supervisor. The development of mature automotive industry is growing rapidly along with the intensive technology innovation and innovative product competition that in turn may affect costumer’s buying decision. Community attitude that need branded, high qualified, valuable, and innovative motorbike are important for a company when dealing with costumer’s buying decision. The current research aimed to see the influence of promotion toward costumer decision on buying Automatic Scooter motorbike at 3S Yamaha Division of PT. Hasjrat Abadi Gorontalo in terms of advertisement, individual sales, sales promotion sales, and public relation. There were 100 samples selected through purposive sampling. The data were collected through questionnaires. The multiple regression analysis results sowed that Y = 0,275X1 + 0,127X2 + 0,979X3 + 0,130X4. The most influential independent variable affected the dependent variable, i.e. sales promotion variable (0,797), followed by advertisement variable (0,275), public relation variable (0,130), and individual sales variable (0,127). The t-test proved, all the independent variables (advertisement, sales promotion, individual sales, and public relation) had positive effect on the dependent variable, that is buying decision of automatic scooter motorbike at 3S Yamaha Division of PT. Hasjrat Abadi Gorontalo. It means, according to the customers, four-independent variables are important regarding the buying decision. Moreover, the adjusted R2 equaled to 0,961. It means 96,1% buying decision can be explained by advertisement, sales promotion, individual sales, and public relation variables, while the remaining 3,9% were affected by other external variables. Keywords: Advertisement, Sales Promotion, and Buying Decision.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industry otomotif dewasa ini begitu cepat seiring dengan kemajuan teknologi dan tingginya tingkat persaingan diantara perusahaanperusahaan otomotif dalam menciptakan produk yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Perilaku masyarakat yang membutuhkan dan menginginkan sepeda motor dengan merk, kualitas, harga serta dengan desain baru yang ditawarkan pada tingkat harga yang kompetitif merupakan potensi yang harus diperhatikan produsen untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Untuk maju dan berkembang dalam konsep pemasaran perusahaan harus mampu memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, dimana kepada merekalah nantinya produk tersebut akan dipasarkan (Kotler, 2012). Demikian halnya pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang bisnis otomotif yang dalam melaksanakan kegiatannya dihadapkan pada persaingan dengan perusahaanperusahaan bisnis otomotif lainnya. Pada Divisi Yamaha ‘3S’ Yamaha PT. Hasjrat Abadi Gorontalo setiap tahun memberikan penawaran-penawaran yang bisa menambah minat para pembeli untuk membeli motor scuter matic berupa handphone, jaket, helem. Fenomena pemberian hadiah ini bukan lagi merupakan hal yang baru bagi pembeli sepeda motor. Pihak perusahaan menurut pengamatan pembeli jarang melakukan inovasi-inovasi dalam hal promosi sepeda motor misalnya pemberian doorprice bagi pembeli dan hadiah menarik lainnya. Disamping itu bulan promosi hanya berlaku pada bulan-bulan tertentu saja. Berikut ini data penjualan motor scuter matic Yamaha dari tahun 2008 - 2012 adalah sebagai berikut Tabel 1.1 Jumlah Penjualan Motor Scuter matic Yamaha tahun 2008 – 2012 Tahun Total Penjualan 2008 345 2009 420 2010 345 2011 512 2012 405 Total 2027 Sumber: Data Sekunder Tahun 2008-2012
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun jumlah penjualan Motor Scuter matic Yamaha meningkat maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menyajikan dalam suatu karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen membeli Motor Scuter Matik Pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo Tahun 2008-2012“
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah sebagai berikut : 1.2.1 Frekuensi periklanan produk yamaha kurang sering ditayangkan sehingga penjualan menurun 1.2.2 Kurangnya memberikan castback 1.2.3 Promosi penjualan hanya berlaku pada bulan-bulan tertentu 1.2.4 Kurangnya penyediyaan pelayanan informasi bagi konsumen 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Sejauh mana pengaruh bauran promosi terhadap keputusan konsumen membeli motor scutter matic pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen membeli motor Scuter Matik pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo Tahun 2008-2012. 1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat : 1.4.1 Manfaat Teoritis Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan. 1.4.2 Manfaat Praktisi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Teori Pengambilan Keputusan Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak Adanya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi– informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai alternative dari istilah keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Zeithalm (2009) dalam (Nugroho Setiadi, 2010) Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau Ada terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu : 2.1.1.1
Pengenalan Produk
2.1.1.2 Pencarian informasi. 2.1.1.3 Evaluasi Alternatif 2.1.1.4 Keputusan Membeli Dalam tahap ini diawali dengan penilaian terhadap berbagai alternatif yang dapat dilihat dari atribut-atribut yang melekat pada produk itu. Dengan indikasi itu maka konsumen membentuk pilihan diantara beberapa produk yang tergabung dalam perangkat pilihan.Dalam tahap ini konsumen dapat juga membentuk suatu maksud memilih suatu produk yang disukai. 2.1.1.5
Perilaku pasca pembelian Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya. a. Keputusan tentang merek b. Keputusan tentang penjualnya c. Keputusan tentang jumlah produk d. Keputusan tentang waktu pembelian e. Keputusan tentang cara pembayaran. 2.1.2 Teori Bauran Promosi 2.1.2.1 Pengertian Bauran Promosi Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran promosi adalah kegiatan-kegiatan periklanan, penjualan pribadi, publisitas dan promosi penjualan yang kesemuanya oleh perusahaan digunakan dalam rangka meningkatkan volume penjualan. Berikut di bawah ini dijabarkan definisi dari periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan public relations yang masingmasing merupakan bagian dari bauran promosi. a. Periklanan Mc Charty dan Perrault (2011) menyatakan bahwa “Periklanan adalah semua bentuk penyajian gagasan atau jasa secara Ada personal dan dibayar oleh suatu sponsor tertentu”. Ini meliputi penggunaan media seperti majalah, Koran, radio, tv, papan nama dan surat langsung. Basu Swastha (2010) menyatkan bahwa “periklanan adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta inviduindividu”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang disajikan secara non personel melalui perantara media tertentu. 1) Tujuan Priklanan Tjiptono (2012) mengklasifikasikan iklan dari aspek tujuan sebagai berikut: a) Pioneering Advertising (informasive advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptkan permintaan awal (primary demand). Misalnya iklan permen untuk senam wajah. b) Competitive Advertising (persuasive advertisng), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merk tertentu. Ada suatu bentuk iklan yang secara terang-terangan menunjukkan kelebihan atau keungulan produk merk tertentu dibandingkan produk merk lain (merk pesaing). c) Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melektkan nama atu merk produk tertentu di benak khalayak. Reinforcement advertising merupakan suatu bentuk Reminder advertising yang meyakinkan atu memantapkan pilihan pembeli.
2) Sifat-sifat Iklan Tjiptono (2012) mengemukakan bahwa iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a) Public Presentation b) Pervasiveness c) Amplified Axpresiveness d) Impersonality b. Penjualan Perorangan Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan perorangan adalah salah satu bentuk promosi melalui wiraniaga yang melakukan presentasi produk kepada para konsumen sehingga akan dapat menimbulkan komunikasi dua arah antara wiraniaga dengan konsumen. 1) Sifat-sifat personal selling Personal Selling memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a) Personal cofrontation,yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. b) Cultivation, yaitu yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan hubungan yang lebih akrab. c) Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi. Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini memiliki kelebihan yaitu operasinya yang lebih fleksibel, penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada penjual yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal. Disamping itu spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan kemungkinan sulit untuk dicari. Meskipun demikian, personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi yang lainnya. d) Fungsi personal selling. Aktivitas personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu: Prospecting yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan mereka, Targeting yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi Pembeli, Communicating yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan, Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan, Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan, Information gathering, yakni melakukan riset dan melakukan intelejen pasar, Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang dituju. c. Promosi penjualan. Tujuan promosi penjualan Manurut Alma (2011) tujuan diadakannya promosi penjualan adalah: 1) Menarik para pembeli. 2) Memberikan penghargaan kapada para pemakai yang lama. 3) Meningkltakan daya beli. 4) Menghindarkan konsumen lari ke merk lain. 5) Meningkatkan jumalah penjualan jangka pendek. d. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Tjiptono (2011) menyatakan bahwa “public relations merupakan upaya menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.” Menurut Kotler dan Amstrong (2012) departemen hubungan masyarakat dapat melakukan salah satu atau semua fungsi berikut ini: 1) Hubungan pers atau aktivitas pers artinya menciptakan dan menempatkan informasi bernilai berita dalam media untuk untuk menarik perhatian terhadap orang, produk atau jasa. 2) Publisitas produk yakni mempublikasikan produk tertentu. 3) Kegiatan masyarakat yaitu memupuk dan mempertahankan hubungan komunitas nasional atua local. 4) Melobi yaitu membangun dan mempertahankan hubungan dengan anggota legeslatif dan pejabat pemerintah untuk mempengaruhi peraturan dan undang-undang. 5) Hubungan investor artinya mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan lain-lain dalam komunitas keuangan. 6) Pengembangan hubungan masyarakat dengan donor atau anggota organisasi nirlaba untuk memperoleh finansial atau sukarela. Di dalam Rambat Lupiyoadi (2001:110) tugas dari public relation antara lain: 1) Membangun image (citra) 2) Mendukung aktivitas komunikasi lainnya 3) Mengatasi permasalahan dan isu yang ada 4) Memperkuat positioning perusahaan 5) Mempengaruhi publik yang spesifik 6) Mengadakan lounching untuk produk atau jasa Selanjutnya, program public relation antara lain adalah: 1) Publikasi 2) Event 3) Hubungan dengan investor 4) Exhibitions/pameran 5) Mensponsori beberapa acara 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi Menurut Stanton (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan kombinasi terbaik dari variabel-variabel bauran promosi. Fakto-faktor tersebut adalah: 2.1.3.1 Besarnya dana yang tersedia Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar, kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai dana terbatas. Dari variabel-variabel bauran promosi yang ada pada umumnya personal selling merupakan kegiatan yang memerlukan dan paling besar dalm penggunaannya dibandingkan dengan yang lain. 2.1.3.2 Sifat pasar Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi meliputi: a) Luas geografis pasar Bagi perusahaan yang memiliki pasar lokal mungkin personal selling merupakan pilihan terbaik, tetapi bagi perusahaan yang mempunyai pasar yang lebih luas. Maka periklanan merupakan alternatif terbaik yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan. b) Jenis pelanggan
Strategi promosi yang dilakukan perusahaan juga dipengaruhi oleh objek atau sasaran yang hendak dicapai perusahaan, apakah pembeli industri atau pelanggan rumah tangga atau yang lainnya. c) Konsentrasi pasar Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja, maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan perusahaan yang menjual pada sekelompok pembeli. d) Sifat produk Faktor lain yang turut mempengaruhi strategi promosi perusahaan adalah sifat produsenya apakah barang konsumsi atau barang industri secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa personal selling itu sangat penting di dalam pemasaran barang industri. Sedangkan periklanan dianggap sangat penting dan sesuai di dalam pemasaran barang konsumsi. e) Tahap daur hidup produk Pada tahap perkenalan, perusahaan memberikan informasi kepada pelanggan potensial, menerangkan bahwa produk itu ada, bagaimana cara menggunakannya dan keuntungan apa yang dapat diperoleh guna memenuhi kebutuhan konsumen. 2.1.3.3
Peran Konsumen Dalam Membeli Menurut Angel et. Al (2011), keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternative tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternative tertentu untuk melakukan pembelian. Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh siapa orang untuk banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan. Menurut Angel et.all (2011), ada beberapa peran dalam keputusan membeli: a) Pemrakarsa orang yang pertama menyuarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu. b) Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan membeli. c) Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau dimana membeli. d) Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian. e) Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk ataau jasa. Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran. 2.1.3.4
Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembeli. Menurut Kotler (2011) semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merk, yaitu: a) Tingkah laku membeli yang kompleks, tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang didasarkan diantara merk. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai
produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentinganrelatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak. b) Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan, tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantar merk. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidak cocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merk. c) Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan, tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi dibawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai harga murah dan sering dibeli. Dalam hal ini, tingkah laku konsumen Ada diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen Ada mencari informasi secara ekstensif mengenai merk mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televise atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merk bukan keyakinan pada merk. Konsumen Ada membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merk, mereka memilih merk karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk Ada tinggi, konsumen mungkin Ada mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, membeli mendapatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau Ada dengan evaluasi Karena pembeli Ada memberikan komitmen yang kuat pada suatu merk, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merk seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk. d) Tingkah laku membeli yang mencari variasi, konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis dean iklan yang menunjukakan alas an untuk mencoba sesuatu yang baru. 2.1.3.5
Proses keputusan membeli Menurut Kotler (2012) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu : a) Pengenalan masalah, proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antar keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. b) Pencari informasi, seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga Ada.
c) Evaluasi alternative, tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternative dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan suatu himpunan keyakinan merek mengenai dima posisi setia[p merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada kunsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembeli. d) Keputusan membeli, dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua factor akan muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Factor pertama adalah sikap orang lain yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Factor kedua yaitu faktor situasi yang Ada diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan akan menambah niat pembeli. Tingkah laku pasca pembeli, tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau Ada puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau Ada puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk Ada memenuhi harapan, konsumen merasa Ada puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas. 2.2 Kajian penelitian yang Relevan
No
Tahun
1
2010
2
2011
Tabel 2.4 Daftar Penelitian Terdahulu Nama Judul Keterangan Peneliti Penelitian Sigit Timor Pengaruh Penelitian ini Wijaya Promosi menggunakan variabel Penjualan promosi penjualan, Kualitas kualitas produk, dan Produk dan periklanan. Dari hasil Periklanan penelitian di peroleh terhadap bahwa variabel promosi keputusan penjualan, kualitas pembelian teh produk da n perikloanan botol Freshtea memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh botol Freshtea. Taufiqurroh Pengaruh Penelitian ini man bauran promosi menggunakan variabel
terhadap keputusan pembelian sepatu pada perusahaan sepatu House MR. Pienk Malang
periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan Public Relation. Dari hasil penelitian di peroleh bahwa variabel periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan Public Relation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu pada Perusahaan House MR. Pienk Malang
2.3 Kerangka Konsep Konsumen
Produk
Bauran Promosi (X): - Periklanan - Penjualan Perorangan - Promosi Penjualan - Public Relation
-
Uji Instrumen Validitas Reliabilitas
Uji Regresi Berganda Keputusan Pembelian (Y) - Pengenalan produk - Pencairan Informasi - Evaluasi Alternatif - Keputusan Pembelian - Perilaku Pasca Pembelian
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka peneliti merumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Periklanan (X1) Penjualan Perorangan (X2) Public Relation (X4) Promosi Penjualan (X3)
Keputusan Pembelian (Y)
Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan
: : Garis Hubungan Parsial : Garis Hubungan Simultan
2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2011) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pernyataan. Berdasarkan latar belakang dan kajian teori, hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah : a. Diduga periklanan berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen membeli motor scuter matic yamaha. b. Diduga penjualan perorangan berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen membeli motor scuter matic yamaha. c. Diduga promosi penjualan konsumen berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen membeli motor scuter matic yamaha. d. Diduga public relation konsumen berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen membeli motor scuter matic yamaha. e. Diduga Periklanan, Penjualan Perorangan, Promosi Penjualan dan Public Relation berpengaruh positif secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli motor scuter matic Yamaha. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Dilakukan di Gorontalo dengan objek konsumen pengguna Motor Scuter Metic pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo. 3.1.2 Waktu penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 4 bulan, dari bulan Maret 2013 Sampai dengan bulan Juni 2013. 3.2
Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (E.A Sucman, 2010). Dalam penelitian ini menggunakan prosedur-prosedur yang memungkinkan peneliti dapat menguji hipotesis penelitian untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang valid mengenai rumusan masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriftif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat (Moh. Nazir, Ph.D :2005). Desain penelitian ini tergambat dari kerangka desain penelitian seperti yang terdapat pada Gambar 3.1
Keterangan :
(X1) (X2) (X3) Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013
(X4)
(Y)
X1 = Periklanan X2 = Penjualan Perorangan X3 = Promosi penjualan X4 = Public Relation Y
= Keputusan Pembelian
Gambar : 3.1 Kerangka Desain Penelitian 3.3
Definisi Operasional Variabel Operasional variabel merupakan definisi atau uraian-uraian yang menjelaskan dari suatu variabel-varibel yang akan diteliti dan mencakup indikatror-indikator yang ada pada masing-masing variabel. Dengan adanya uraian teresbut maka penulis akan lebih mudah mengukur variabel-variabel yang ada. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusar perhatian peneliti sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Penjabaran operasional variabel dalam penelitian ini secara singkat sebagai berikut :
Variabel Periklanan (X1)
Penjualan perorangan (X2)
Promosi penjualan (X3)
Tabel 3.2 Operasional variabel Definisi Indikator Setiap bentuk 1. Brosur penampilan non 2. Poster personal bayaran 3.Radio dan promosi tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu Penjualan 1. Terjadi komunikasi pereorangan timbal balik adalah interaksi 2. Penjelasan antar individu, informasi yang saling bertatap disampaikan oleh muka yang Wiraniaga ditujukan untuk 3. Pelayanan yang m,enciptakan, memuaskan memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan, pertukaran yang saling menguntungkan antara penjual dan pembeli. Promosi 1. Pembelian hadiah penjualan adalah (kalender, jam dll)
Skala Ordinal Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal
Ordinal
Ordinal
Public Relation (X4)
Keputusan pembelian (Y)
insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian dan penjualan sebuah produk dan jasa. Sekumpulan faktor yang mendorong atau lebih cepat untuk membeli motor scuter matic Public relation adalah rangsangan non personal demi permintaan akan sebuah produk dan jasa di media cetak atau elektronik tanpa dibayar. Keputusan Pembelian adalah suatu tahapan dalam perilaku konsumen sebelum akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli.
kepada pembeli. 2. adanya diskon
Ordinal
1. Sponsorship 2. Pameran
Ordinal Ordinal
1. Banyaknya pilihan model 2. Daya tahan produk 3. Harga terjangkau 4. Kualitas produk bagus
Ordinal Ordinal Ordianal Ordinal
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pembeli Motor Scuter Metic yaitu dengan jumlah 2027 Pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo dari Tahun 2008 sampai dengan 2012. 3.4.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna Motor Scuter matic Pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo dari Tahun 2008 sampai dengan 2012. 3) Besar Sampel Besar sampel dalam dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al, 2010) sebagai berikut :
di mana : n : Ukuran Sampel N : Ukuran populasi e : Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran keAdatelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi), yaitu 10%, Jika tingkat kesalahan yang diinginkan (e) adalah 10%. Berdasarkan rumus diatas besar sampel yang diperoleh adalah : dibulatkan menjadi 100 responden, jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. 4) Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan maksud dan pertimbangan tertentu, dengan kriteria pengambilan sampel sebagai berikut : a) Responden yang diteliti adalah yang membeli sepeda motor scuter matic di dealer resmi pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo dari Tahun 2008 sampai dengan 2012. b) Responden membeli sepeda motor scuter matic Yamaha pada tahun 2008 sampai 2012. 3.5 Teknik pengumpulan Data 3.5.1 Data primer Diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. 3.5.2 Data Sekunder Diperoleh dengan cara mengutip dari data – data dokumen yang sudah ada pada Divisi Yamaha ‘3S’ PT. Hasjrat Abadi Gorontalo. 3.5.3 Instrument Penelitian Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini kuesioner dimana kuisioner merupakan suatu alat untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan suatu daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari pertanyaan tentang Periklanan, Penjualan Perorangan, Promosi Penjualan dan Publich Relation untuk metahui sejauh mana variable tersebut mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam pengukuran data penulis menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2011). Skala likert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932 dalam mengukur sikap masyarakat. Dalam skala ini hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya ditafsirkan sebagai posisi responden. Skala Likert merupakan skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap butir yang menggunakan produk. Dalam kuesioner ini digunakan skala likert yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jawaban dari kuesioner tersebut diberi bobot skor atau nilai sebagai berikut : SS = Sangat Setuju = 4 S = Setuju = 3 TS = Tidak Setuju = 2 STS = Sangat Tidak Setuju = 1 3.6
Teknik Analisis Data
Analisa data adalah kegiatan untuk memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis. Batasan ini diungkapkan bahwa analisis data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide. (Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Pada bagian ini diuraikan dan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan diolah untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan konsumen membeli motor scuter matic yamaha. Penulis menyebar kuesioner sebanyak 100, dimana responden merupakan pengguna motor scuter matic yamaha. Profil reponden yang ditanyakan pada kuesioner adalah jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Berikut ini adalah data yang penulis peroleh mengenai profil responden, yaitu : a. Responden Menurut Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin dapat menjadi pembeda bagi seseorang dalam melakukan pembelian sepeda motor, karena pada umumnya seseorang memilih tipe sepeda motor yang nyaman dan sesuai dengan kondisi tubuhnya. Dengan cukup banyaknya konsumen Scuter matic Yamaha PT. Hasjrat Abadi Gorontalo, maka jenis kelamin responden memungkinkan untuk memiliki perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Komposisi responden menurut jenis kalamin disajikan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Laki-laki 68 Perempuan 32 Jumlah 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Persentase 68% 32% 100%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui responden terbanyak adalah laki-laki yaitu 68 orang (68%) sedangkan perempuan hanya 32 orang (32%). Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki menunjukkan sebagai konsumen yang lebih potensial dalam pembelian sepeda motor dibanding perempuan, karena laki-laki lebih memilih Scuter matic yang medelnya sporty, lincah dan dapat dikendarai dengan kecepatan tinggi. b. Responden Menurut Umur Perbedaan kondisi individu seperti umur seringkali dapat memberikan perbedaan perilaku membeli seseorang. Ini dilakukan untuk mengetahui kelompok
umur yang lebih potensial dalam pembelian Scuter matic Yamaha. Tabulasi umur responden dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Umur Umur Jumlah < 21 tahun 17 21-30 tahun 41 31-40 tahun 8 >41 tahun 34 Jumlah 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Persentase 17% 41% 8% 34% 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang terbanyak adalah umur 21-30 tahun sebanyak 41 orang (41%), diikuti dengan usia responden >41 tahun 34 orang (34%). Hal ini menunjukkan kelompok umur 21-30 tahun merupakan konsumen potensial dalam pembelian Scuter matic Yamaha. c. Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan juga akan menunjukkan status sosial yang akan mempengaruhiu seseorang dalam pengambilan keputusan. Komposisi responden menurut jenis pekerjaan yang ditekuninya disajikan pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Pegawai Negri 17 Pengusaha 13 Pegawai Swasta 9 Anggota ABRI 10 Pensiunan 18 Pegawai BUMN 14 Mahasiswa / Pelajar 19 Jumlah 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Persentase 17% 13% 9% 10% 18% 14% 19% 100%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah dari kelompok responden dengan pekerjaan Mahasiswa / Pelajar sabanyak 19 orang (19%) dari jumlah responden, diikuti oleh responden dengan pekerjaan Pensiunan sebanyak 18 orang (18%) responden. Data di atas menunjukkan bahwa mahasiswa / pelajar lebih banyak memiliki Scuter matic yamaha, karena selain sebagai sarana transportasi untuk aktivitasnya, harga Scuter matic Yamaha dapat dijangkau. d. Responden Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Komposisi responden menurut pendidikan terakhir disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Jumlah Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Jenis kelamin Jumlah Tidak tamat 10 Tamat SD 13 Tamat SMP 15 Tamat SMA 23 Tamat perguruan 39 tinggi Jumlah 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Persentase 10% 13% 15% 23% 39% 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden terbanyak dengan pendidikan tamat perguruan tinggi adalah 39 orang (39%) responden diikuti oleh responden dengan tingkat pendidikan tamat SMA 23 orang (23%) responden. Data tersebut menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan tamat perguruan tinggi lebih potensial memilih scuter matic yamaha.
4.1.2 Deskripsi Variabel 4.1.2.1 Analisis Data a. Uji Validitas 1) Uji Validitas Variabel Periklanan (X1) Analisis ini ditujukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Dwi Priyatno, 2008). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. r hitung diperoleh dari hasil output, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai r tabel dari buku statistik. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Periklanan (X1) Item r hitung Pertanyaan 1 0454 Pertanyaan 2 0,397 Pertanyaan 3 0,620 Pertanyaan 4 0,814 Pertanyaan 5 0,527 Sumber : Data primer yang diolah,2013
r tabel 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396
Keteranagan Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel 4.5 pengujian validasi untuk masing-masing item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel periklanan (X1) menunjukkan semua item pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-tabel yang ditentukan yakni 0,396. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel periklanan (X1) telah menunjukkan tingkat validitas yang baik.
2) Uji Validitas Variabel Promosi Penjualan (X2) Hasil uji validitas variabel promosi penjualan (X2) didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Promosi Penjualan (X2) Item r hitung Pertanyaan 1 0,495 Pertanyaan 2 0,428 Pertanyaan 3 0,608 Pertanyaan 4 0,755 Pertanyaan 5 0,546 Sumber : Data primer yang diolah,2013
r table 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396
Keteranagan Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel 4.6 pengujian validasi untuk masing-masing item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel promosi penjualan (X2) menunjukkan semua item pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-tabel yang ditentukan yakni 0,396. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel promosi penjualan (X2) telah menunjukkan tingkat validitas yang baik.
3) Uji Validitas Variabel Penjualan Perorangan (X3) Hasil uji validitas variabel penjualan perorangan dengan menggunakan program spss for windows versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Penjualan Perorangan (X3) Item r hitung Pertanyaan 1 0,526 Pertanyaan 2 0,450 Pertanyaan 3 0,654 Pertanyaan 4 0,749 Pertanyaan 5 0,491 Sumber : Data primer yang diolah,2013
r table 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396
Keteranagan Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel 4.7 pengujian validasi untuk masing-masing item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel penjualan perorangan (X3) menunjukkan semua item pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-tabel yang ditentukan yakni 0,396. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel penjualan perorangan (X3) telah menunjukkan tingkat validitas yang baik. 4) Uji Validitas Variabel Publich Relation (X4)
Uji validitas variabel Publich Relation didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Public Relation (X4) Item r hitung Pertanyaan 1 0,469 Pertanyaan 2 0,432 Pertanyaan 3 0,666 Pertanyaan 4 0,870 Pertanyaan 5 0,556 Sumber : Data primer yang diolah,2013
r tabel 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396
Keteranagan Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel 4.8 pengujian validasi untuk masing-masing item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel Public Relation (X4) menunjukkan semua item pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-tabel yang ditentukan yakni 0,396. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel Public Relation (X4) telah menunjukkan tingkat validitas yang baik. 5) Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) Hasil uji validitas variabel keputusan pembelian (Y) dengan 5 item pertanyaan diperoleh bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan valid. Hal ini terlihat pada tabel 4.9 bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel. Dengan r-tabel 0,396. Tabel 4.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) Item r hitung Pertanyaan 1 0477 Pertanyaan 2 0,401 Pertanyaan 3 0,615 Pertanyaan 4 0,798 Pertanyaan 5 0,510 Sumber : Data primer yang diolah,2013
r tabel 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396
Keteranagan Valid Valid Valid Valid Valid
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masingmasing variabel ysng diringkas pada tabel 4.10 Berikut ini : Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Periklanan Promosi penjualan Penjualan perorangan Public Relation
Cronbach alpha 0,706 0,683 0,716 0,736
r table 0,396 0,396 0,396 0,396
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Keputusan Pembelian 0,709 Sumber : Data primer yang diolah, 2013
0,396
reliabel
4.1.3 Pengujian Hipotesis 4.1.3.1 Analisis Regresi Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah data pengaruh yang positif dari variabel independen (Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan perorangan dan Publich Relation) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya dijelaskan pada tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.11 Hasil Analisis Regersi Linier Berganda Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.035
.467
periklanan
.277
.031
penjualan_per orangan
.137
promosi_penju alan
.699
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Toleranc e
VIF
.076
.940
.275
8.909
.000
.416 2.404
.027
.127
5.013
.000
.613 1.632
.043
.797 16.250
.000
.165 6.075
Sumbe r : Data Primer Yang diolah, 2013
Model hubungan_ma persam syarakat .116 .038 .130 3.094 .000 .225 4.437 aan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi standarlized adalah sebagai berikut : Y = 0,275 X1 + 0,127 X2 + 0,797 X3 + 0,130 X4 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa keseluruhan variabel bebas (periklanan, promosi penjualan, penjualan perorangan, dan hubungan Masyarakat) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan persamaan dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah variabel periklanan dengan koefisien 0,275, kemudian diikuti oleh variabel promosi penjualan dengan koofisien 0,797, kemudian variabel Public Relation dengan koefisien 0,130, sedangkan variabel yang paling rendah yaitu variabel penjualan perorangan dengan koefisien 0,127. 4.1.3.2 Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis koefisien korelasi ganda (R) digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai 1, jika nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah (Dwi Priyatno, 2008).
Tabel 4.12
Hasil analisis Korelasi Ganda b
Model Summary Model
R
1
.981
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.962
.961
.22201
a. Predictors: (Constant), hubungan_masyarakat, penjualan_perorangan, periklanan, promosi_penjualan Dependent Variable: keputusan_pembelian
Sumber : Data Primer Yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R sebesar 0,962. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel dependen karena nilai R semakin mendekati angka 1. 4.1.3.3 Analisis Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 ( koefisien determinasi ) terletak antara 0 dan 1. Jika nilai R2 = 1 berarti 100 persen total (sempurna) variasi variabel dependen diterangkan oleh variabel independen. Jika R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen (Dwi Priyatno, 2008). Tabel 4.13 Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
R
1
.981
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.962
.961
.22201
a. Predictors: (Constant), hubungan_masyarakat, penjualan_perorangan, periklanan, promosi_penjualan b. Dependent Variable: keputusan_pembelian
Sumber : Data Primer Yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R 2) yang diperoleh sebesar 0,961. Hal ini berarti 96,1% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel periklanan, promosi penjualan, penjualan perorangan, dan hubungan masyarakat (Public relation), sedangkan sisanya yaitu 3,9% keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Dengan Uji Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1,X2,....Xn) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2008). Berikut ini akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial. Tabel 4.14
Hasil Uji t Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.035
.467
periklanan
.277
.031
penjualan_perora ngan
.137
promosi_penjuala n hubungan_masya rakat
a
Standar dized Coeffici ents Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Toleranc e
VIF
.076
.940
.275
8.909
.000
.416
2.404
.027
.127
5.013
.000
.613
1.632
.699
.043
.797 16.250
.000
.165
6.075
.116
.038
.130
.000
.225
4.437
3.094
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013 1) Variabel Periklanan H0 : b1 ≤ 0 : periklanan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan Pembelian Ha : b1 > 0 : periklanan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusaan Pembelian Hasil uji t untuk variabel X1 (periklanan) di peroleh nilai t hitung = 8,909 dengan tingkat signifikasi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikasi 0,05, di dapat t tabel sebesar 1,676 ini berarti t hitung > t tabel, yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka, hipotesis pertama dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa periklanan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa iklan yang semakin menarik, dengan bahasa yang mudah dipahami, dan sering ditayangkan akan mempercepat keputusan pembelian konsumen. 2) Variabel Promosi Penjualan H0 : b1 ≤ 0 : promosi penjualan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Ha : b1 > 0 : promosi penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusaan Pembelian Hasil uji t untuk variabel X2 (promosi penjualan) di peroleh nilai t hitung = 16,250 dengan tingkat signifikasi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikasi 0,05, di dapat t tabel sebesar 1,676 ini berarti t hitung > t tabel, yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka, hipotesis pertama dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa promosi penjualan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa dengan adanya promosi penjualan yang baik maka akan mempercepat keputusan pembelian konsumen. 3) Variabel Penjualan Perorangan H0 : b1 ≤ 0 : penjualan perorangan tidak berpengaruh positif signifikan Terhadapk keputusan Pembelian
Ha : b1 > 0
: penjualan perorangan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusaan Pembelian Hasil uji t untuk variabel X3 (penjualan perorangan) di peroleh nilai t hitung = 5,013 dengan tingkat signifikasi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikasi 0,05, di dapat t tabel sebesar 1,676 ini berarti t hitung > t tabel, yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka, hipotesis pertama dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa penjualan perorangan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penjualan perorangan maka akan mempercepat keputusan pembelian konsumen. 4) Variabel Public Relation H0 : b1 ≤ 0 : public relation tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ha : b1 > 0 : public relation penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusaan Pembelian Hasil uji t untuk variabel X4 (Public Relation) di peroleh nilai t hitung = 3,094 dengan tingkat signifikasi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikasi 0,05, di dapat t tabel sebesar 1,676 ini berarti t hitung > t tabel, yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka, hipotesis pertama dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa Public Relation memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Public Relation yang baik maka akan mempercepat keputusan pembelian konsumen.
4.1.4 Analisis Asumsi Klasik 4.1.4.1 Pengujian Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal (Dwi Priyatno, 2008). Kita dapat melihatnya dari Nomal Probability Plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garus diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola distribusu normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi tidak normal (Ghozali, 2001). Seperti yang terdapat pada gambar 4.15 Gambar 4. 1 Uji Normalitas
4.1.4.2 Pengujian Multikolinieritas
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi (Dwi Priyatno, 2008). Dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance yang besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearlitas pada variabel independen (Ghozali,2001). Hasil pengujian multikolinieritas dengan nilai VIF adalah sebagai berikut : Tabel 4.15 Hasil Pengujian Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Periklanan 0,416 2,404 Penjualan 0,613 1,632 perorangan 0,165 6,075 Promosi Penjualan 0,235 4,437 Public Relatio Sumber : Data Sekunder Yang diolah, 2013
Keterangan Bebas Multikolinier Bebas Multikolinier Bebas Multikolinier Bebas Multikolinier
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediukator model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada dibawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen. 4.1.4.3 Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Dwi Priyatno, 2008). Kita dapat melihatnya dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Hasil pengujian pada lampiran sebagaiman juga pada gambar 4.17 berikut ini : Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini.
4.2 Pembahasan Secara umum penelitian ini menunjukkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi penilaian responden terhadap variabel-variabel penelitian ini secara umum sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya tanggapan kesetujuan yang tinggi dari responden terhadap kondisi dari masing-masing variabel penelitian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa empat variabel independen yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan perorangan dan public relation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian scuter matic yamaha di PT Hasrat Abadi Motor Gorontalo. Penjelasan dari masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut : 4.2.1 Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Hasil analisis secara parsial bahwa periklanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (8,909 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis uji t variabel periklanan berpengaruh positif secara signifikan antara periklanan dengan keptusan pembelian konsumen. Dari hasil analisis ini dapat diintepretasikan bahwa periklanan yang menggunakan poster, brosur dan radio mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Scuter matic Yamaha. periklanan mampu menggerakkan reaksi secara posotif terhadap untuk dapat membeli dan
menggunakan produk Yamaha. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kotler & Philp (2012:83), bahwasanya hal ini adalah media utama termasuk media cetak (koran, majalah, surat), media siar (radio, televisi), dan media tampilan (papan iklan, poster, bildborad). Suasana rancangan lingkungan yang menciptakan atau mendorang untuk cenderung membeli produk. Peristiwa ini adalah kejadian yang ditonjolkan untuk mengkomunikasikan pesan kepada masyarakat sasaran. Pada saat periklanan yang dilakukan oleh pemasar setelah melalui evaluasi pembelian alternatif dan mendapatkan pilihan tersebut sudah sesuai dengan apa yang dirasakan oleh konsumen dan sesuai dengan apa yang diungkapkan dalam periklanan, maka perilaku positif untuk pembelian akan dapat terjadi, dan sebaliknya jika setelah evaluasi konsumen tidak merasakan kesesuaian dengan isi dari periklanan yang dilakukan maka perilaku kurang baik untuk pembelian akan diberikan oleh konsumen. 4.2.2 Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Hasil analisis secara parsial bahwa promosi penjualan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (16,250 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis uji t variabel promosi penjualan berpengaruh positif secara signifikan antara promosi penjualan dengan keptusan pembelian konsumen. Dari hasil analisis ini dapat diintepretasikan bahwa promosi penjualan dengan menggunakan pemberian hadiah dan diskon kepada konsumen berpengaruh sacara signifikan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Husein Umar (2003:229) bahwa penggunaan berbagai insentif (hadiah, diskon) yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. 4.2.3 Pengaruh Penjualan Perorangan Terhadap Keputusan Pembelian Hasil analisis secara parsial bahwa penjualan perorangan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (5,013 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis uji t variabel penjualan perorangan berpengaruh positif secara signifikan antara penjualan perorangan dengan keptusan pembelian konsumen. Dari hasil analisis ini dapat diintepretasikan bahwa pernjualan perorangan yang dilakukan dengan cara memebrikan informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan, memberikan pelayanan dan sikap ramah terhadap pelanggan mempunyai penngaruh secara signifikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Husein Umar (2003:224) bahwa penjualan perorangan merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antar penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 4.2.4 Pengaruh Public Relation Terhadap Keputusan Pembelian Hasil analisis secara parsial bahwa Public Relation berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (3,094 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis uji t variabel Public Relation berpengaruh positif secara signifikan antara Public Relation dengan keptusan pembelian konsumen. Dari hasil analsis ini dapat diintepretasikan bahwa public relation yang dilakukan dengan menggunakan sponsorship dan pameran berpengaruh sacara signifikan terhadap keputusan pembelian Scuter matic Yamaha.
Hal ini sesuai dengan pendapat Husein Umar (2003:230) bahwa public relation merupakan upaya menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Sehingga akan dengan konsumen akan akan mencoba dan akhirnya membeli produk tersebut. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan mengolah data yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Periklanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (8,909 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, variabel periklanan berpengaruh positif secara signifikan terhadap keptusan pembelian konsumen di PT Hajrat Abadi Gorontalo. 2) Promosi penjualan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (16,250 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian variabel promosi penjualan berpengaruh positif secara signifikan terhadap keptusan pembelian konsumen di PT Hajrat Abadi Gorontalo. 3) penjualan perorangan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (5,013 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian variabel penjualan perorangan berpengaruh positif secara signifikan antara penjualan perorangan dengan keptusan pembelian konsumen di PT Hajrat Abadi Gorontalo. 4) Public Relation berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai t hitung > t tabel (3,094 > 1,676) atau P value < (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, variabel Public Relation berpengaruh positif secara signifikan terhadap keptusan pembelian konsumen di PT Hajrat Abadi Gorontalo. 5.2 Saran Dari kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat disajikan beberapa saran-saran yaitu sebagai berikut : 1) Diharapkan kepada perusahaan dapat meningkatkan bauran promosi yang terdiri dari periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. 2) Meningkatkan pemberian hadiah dan diskon kepada konsumen, Karena dengan memberikan hadiah dan diskon kepada konsumen akan mampu menarik minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. 3) Diharapkan kepada perusahaan dapat memberikan informasi yang relefan dalam kaitanya dengan pembahasan yang diajukan demi kemajuan dan keberhasilan perusahaan.
4) Diharapkan dapat memperhatikan peluang-peluang yang ada dan memanfaatkan peluang tersebut sebaik mungkin untuk lebih meningkatkan pangsa pasar, sehingga dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Pemasaran. Persada Jakarta.
Penerbit PT. Raja Grafindo
Engel, et all. 2010. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jilid I. Binarupa Aksara, Jakarta. Fandy Tjiptono. 2010. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Keenam. Penerbit. Andy. Yogyakarta. Freddy Rangkuty. 1997. Riset Pemasaran. Cetakan Pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Husein Umar. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip. 2012. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Bumi Aksara. Jakarta. Kotler, Philip dan AB. Susanto.2011.Manajemen Pemasaran Indonesia.Buku 2.Salemba empat. Jakarta. Kotler, Philip. 2011. Manajmen Pemasaran. Edisi Millenium. Prenhalindo. Jakarta. Kurniawan, Hery. 2006. Ansalisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Mie Instan Merk Sedaap (Studi padaMahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang). Proposal.Universites Merdeka Malang. Lamb, Charles. W. et. All. 2011. Pemasaran. Salemba Empat. Jakarta.
Buku I Edisi Pertama. Penerbit
Mowen. H. 2010. Perilaku Konsumen. Jilid I. Penerbit.Andi.Yogyakarta. Rismiati, Catur. dan Bondan Sutrisno. 2009. Pemasaran Barang dan Jasa.Kanisius. Jakarta. Sigit Timor Wijaya. 2010. Pengaruh Promosi Penjualan Kualitas Produk dan Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Teh Botol Fresthea. Sugiyono, 2009.Metode Penalitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Swasta, Basu dan Handoko, T. Hani. 2011.Manajemen Barang dalam Pemasaran. Cetakan Kedua BPFE, Yogjakarta. Taufiqurrohman. 2011. Pengaruh Buaran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Pada Perusahaan Sepatu House Of Mr. Pienk, Malang.