PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN WARUNG SATE KELINCI DI KOTA BATU Narisah1), Bambang Ali Nugroho2), dan Budi Hartono2) 1. Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang 2. Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang Jl. Veteran Malang (65145), Indonesia (Email :
[email protected]) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di warung sate kelinci Jln. Patimura 126 dan Jln. Suropati, Kota Batu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan, dan pengaruh bauran pemasaran pada tingkat kepuasan pelanggan warung sate kelinci Kota Batu. Pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 100 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah data primer yakni observasi langsung, dan pengisian kuisioner untuk memperoleh data sekunder. Analisis data yang dipakai adalah uji validitas, uji reliabilitas, analisis diskriptif, analisis faktor, dan uji regresi. Para pelanggan merasa puas dan sesuai dengan harapan mereka dengan sate kelinci di Kota Batu, sehingga mereka ingin membeli sate kelinci lagi dan ingin mengajak teman-teman untuk membeli sate kelinci. Kepuasan pelanggan sate kelinci di warung Jln. Patimura 126 paling dipengaruhi oleh “produk dan pelayanan”, dan “tempat dan harga”, sedangkan di Jln Suropati paling dipengaruhi oleh “tempat berjualan”, “pelayanan warung”, dan “harga terjangkau dan diskon”. Kata kunci: “produk dan pelayanan”, “tempat dan harga”, dan “harga terjangkau dan diskon” EFFECT OF MARKETING MIX ON CONSUMER SATISFACTION TOWARD RABBIT SATAY STALL IN BATU CITY Narisah1), Bambang Ali Nugroho2), dan Budi Hartono2) ABSTRACT This research was conducted at Rabbit Satay Stall in Patimura and Suropati Streets, Batu City. The purpose of this research was to investigate the consumer satisfaction in purchasing rabbit satay and to determine marketing mix factors that influence on consumer satisfaction. One hundred cosumers were selected by accidental sampling method. Survey method that used a structured quistionnaire was employed to obtain primary data, whereas secondary data were gathered from this stall and related sources. Descriptive, factor analysis, and regression analysis were implemented to analyse the datas. Research request indicated that consumers satisfaction toward rabbit sate was represented by the criteria of the product that can meet the consumer expectation, consumer buying repetition, and invite others to buy rabbit satay. Consumers satisfaction were influenced by “product and services”, and “place and price” for Rabbit Satay Stall in Patimura Street, while its satisfaction was related to “place of sell”, “services of stall”, and “affordable and discount” for Rabbit Satay Stall in Suropati Street. Key words: “product and services”, “place and price”, and “affordable and discount” 1
PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan, pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap peranan zat-zat makanan, khususnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi manusia menjadikan faktor pendorong meningkatnya permintaan dan konsumsi produk-produk peternakan. Produk-produk peternakan diataranya adalah telur, susu, dan daging. Daging bisa berasal dari daging ayam, kambing, sapi, kuda, dan kelinci. Jika dibandingkan dengan daging ayam, sapi, domba dan babi, daging kelinci mengandung lemak dan kolestrol jauh lebih rendah, tetapi proteinnya lebih tinggi. Kandungan lemak kelinci hanya sebesar 8%, sedangkan daging ayam 12%, daging sapi 24%, daging domba atau kambing 14%, dan daging babi 21%. Kadar kolestrol daging kelinci sekitar 164 mg/100 g, sedangkandaging ayam, daging sapi, daging domba, dan daging babi berkisar 220-250 mg/g daging. Kandungan protein daging kelinci mencapai 21% sementara ternak lain hanya 17-20% (Kastadisastra, 2000). Meningkanya permintaan produk peternakan ini kemudian ditanggapi oleh para pelaku bisnis kuliner menjadi peluang usaha untuk mendapatkan konsumen dan keuntungan sebanyak-banyaknya, sehingga timbul suatu persaingan diantara bisnis kuliner yang ada. Suatu usaha akan sukses apabila mengutamakan kepuasan bagi para konsumennya. Kepuasan pelanggan akan datang dengan sendirinya bila produk atau jasa yang dijual perusahaan sesuai atau melampaui apa yang diinginkan oleh konsumen. Apabila perusahaan melakukan suatu kesalahan
yang merusak citranya maka hal ini akan menimbulkan akibat buruk bagi perusahaan sebab konsumen akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan dari perusahaan pesaingnya. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan. Selain itu kepuasan pelanggan dapat menjadi alat bersaing bagi suatu perusahaan dalam menghadapi para pesaingnya. Perusahaan yang berhasil menjaga para konsumennya selalu merasa puas, akan memperoleh keunggulan bersaing dan hampir tidak terkalahkan dalam bisnis. Para pelanggan yang puas biasannya lebih setia, lebih sering membeli, dan rela membayar lebih banyak untuk membeli produk atau jasa perusahaan tersebut. Konsumen tetap menjadi pelanggan yang setia bila perusahaan itu sedang mengalami kesulitan. Kepuasan konsumen pada akhirnya dapat menciptakan kesetiaan konsumen kepada perusahaan. Warung sate kelinci di Kota Batu adalah perusahaan kuliner yang berorientasi pada kepuasan pelanggan sehingga mampu bersaing di dunia usaha makanan. Perkembangan Warung sate kelinci di Kota Batu tidak terlepas dari upaya yang selalu dilakukan oleh pihak perusahaan untuk dapat memaksimalkan serta memberikan kepuasan bagi semua pelanggannya. Rumusan Masalah Permasalahan yang muncul sebagai berikut: 1. Apakah pelanggan merasa puas atau tidak tehadap sate kelinci di Kota Batu? 2. Apa faktor yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan sate kelinci di Kota Batu? 2
Tujuan Tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan terhadap sate kelinci di Kota Batu. 2. Menganalisis unsur-unsur bauran pemasaran (produk, harga, tempat, dan pelayanan) dan karakteristik responden (jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, asal, jumlah berkunjung, dan sumber informasi) manakah yang menurut para pelanggan yang paling berpengaruh terhadap tingkat kepuasan para pelanggan warung sate kelinci Kota Batu. Jika unsur-unsur bauran pemasaran dianggap sesuai dengan harapan para pelanggan maka memuaskan. Kegunaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pertimbangan kepada instansi ataupun perusahaan terkait dengan kepuasan pelanggan, dan unsur-unsur bauran pemasaran yang paling berpengaruh terhadap tingkat kepuasan para pelanggan. Terutama pemimpin perusahaan harus memperhatikan faktor apa saja yang dianggap pelanggan agar mereka merasa puas. Serta dapat dijadikan sebagai informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalami bidang sosial ekonomi peternakan. MATERI DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilaksanakan di warung sate kelinci berlokasi di Jalan Patimura 126 dan Jalan Suropati Kota
Batu. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2014 sampai 10 Pebruari 2014. Metode Penelitian Pengambilan data dilakukan dengan metode survei. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan observasi langsung melalui wawancara dengan pihak manajer restoran dan responden, serta pengisian kuisioner yang disebarkan kepada pelanggan warung sate kelinci Kota Batu. Kuisioner yang disebarkan terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup (ada alternatif jawaban). Kuesioner yang digunakan terdapat alternatif jawaban yang tersedia dengan skala ordinal (skala likert) dengan menggunakan lima tingkat skala alternatif jawaban yang terdiri dari: 1. Sangat Tidak Puas (STP) = nilai 1 2. Tidak Puas (TP) = nilai 2 3. Netral (N) = nilai 3 4. Puas (P) = nilai 4 5. Sangat Puas (SP) = nilai 5 Populasi dan Sampel Populasi yang diambil dari peneltian ini merupakan seluruh pengunjung pada warung sate kelinci di Kota Batu. Populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling dan purposive sampling. Penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti dapat menggunakan rumus menurut (Nurdiansah, 2013) yakni: n=
Z2 4 Moe
2
=
1,962 = 96 4(0,1)2
3
Keterangan: n = Jumlah sampel Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95% = 1,96 Moe = Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, biasanya 10% Diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 orang sehingga dibulatkan menjadi 100 untuk memperkecil kesalahan generalisasi. Sejumlah 100 responden tersebut kemudian dibagi masing-masing warung sejumlah 50 responden. Analisa Data 1. Analisis Faktor Analisis faktor bermanfaat untuk mengurangi pengukuran-pengukuran dan tes-tes yang beragam supaya menjadi sederhana. Analisis faktor pada penelitian ini dibantu dengan program SPSS untuk mendapatkan loading factor. Loading faktor digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara satu item terhadap faktor yang terbentuk. Hasil dari masingmasing loading factor selanjutnya digunakan untuk mengetahui persamaan regresi. 2. Regresi Berganda Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan mempergunakan program SPSS. Analisis regresi linier berganda untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y), maka digunakan rumus menurut Akdom dan Riduwan (2007) sebagai berikut:
Y a b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 b4 X 4 e
Keterangan: Y = Kepuasan pelanggan X1 = Produk X2 = Harga X3 = Tempat X4 = Pelayanan a = Konstanta b = Koefisien regresi e = error HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Usaha Warung Sate Kelinci Jalan Patimura 126 Usaha warung sate kelinci dimulai sejak tahun 1997 oleh Bapak H. Hasan Djumain di Jalan Patimura No. 126 Kota Batu. Warung Sate Kelinci Jalan Patimura 126 mampu menjual sate sebanyak 12.300 tusuk tiap minggunya. Pasokan daging kelinci diperoleh dari berbagai daerah di Jawa Timur yakni dari Kepanjen, Blitar, Magetan, dan Kediri. Pasokan daging kelinci yang digunakan sebagai sate kelinci memiliki beberapa kriteria diantaranya: pengiriman daging dalam bentuk karkas, kelinci umur 4 bulan, disimpan di freezer. Warung sate kelinci Jalan Patimura 126 buka untuk hari SeninJum'at yaitu pukul 07.00-21.00, sedangkan untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari besar para warung tetap buka dan tutup pukul 22.00. Profil Usaha Warung Sate Kelinci Jalan Suropati Usaha warung sate kelinci milik Bapak Solikin dimulai sejak tahun 2008 bertempat di daerah Kota Malang, karena dirasa tempat yang kurang strategis dan pengunjung yang kurang banyak kemudian setelah 6 bulan tempat berjualan berpindah ke Jalan Suropati. Warung Sate Kelinci Jalan Suropati mampu menjual sate 4
sebanyak 885 tusuk tiap minggunya. Pasokan kelinci yang digunakan sebagai sate kelinci berasal dari wilayah Kota Batu. Warung sate kelinci Jalan Suropati buka pukul 16.00-22.00, dan untuk hari Jum'at dan hari-hari besar tutup.
Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diteliti adalah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan pelanggan, pendapatan per bulan, asal pelanggan, jumlah berkunjung pelangaan, dan sumber informasi. Sebagian besar konsumen dari kedua warung sate kelinci didominasi usia >40 tahun dan 20-29 tahun, hal ini bisa diartikan bahwa pada warung sate kelinci di Jalan Patimura 126 dan Jalan Suropati diminati oleh semua kalangan usia.
Gambar
1.
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik para responden berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung laki-laki di warung sate kelinci Jalan Patimura 126 dan Jalan Suropati adalah laki-laki dengan jumlah masing-masing 52% dan 62%. Hal ini dikarenakan laki-laki merupakan tulang punggung keluarga dan memiliki waktu diluar rumah lebih banyak daripada perempuan.
Gambar
2.
Gambar
3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat akan kebutuhan gizi pada makanan, khususnya protein hewani. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa responden paling banyak di warung sate kelinci Jalan Patimura 126 adalah berpendidikan sarjana yakni 50%, sedangkan di Jalan Suropati paling banyak adalah berpendidikan SMA yakni 46%.
Distribusi responden berdasarkan usia 5
Gambar
4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
Tingkat pendapatan sangat mempengaruhi tingkat konsumsi responden. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa responden paling banyak yang berkunjung di warung sate kelinci adalah pada Jalan Patimura 126 sebanyak 42% berpenghasilan >Rp 4.000.000 per bulan, hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka adalah kaum konsumtif yang hanya membeli jika mereka ingin, tanpa memikirkan setelahnya. Sedangkan pada Jalan Suropati 30%
Jenis pekerjaan mempengaruhi tingkat pendapatan serta tingkat konsumsi para resonden. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa responden paling banyak yang berkunjung di warung sate kelinci adalah berprofesi sebagai karyawan swasta yakni secara berurutan 24% pada warung sate kelinci Jalan Patimura 126 dan 30% pada warung sate kelinci Jalan Suropati.
Gambar
Gambar
5. Distribusi responden berdasarkan pendapatan
6. Distribusi responden berdasarkan asal pelanggan
Responden paling banyak yang berkunjung di warung sate kelinci adalah pada Jalan Patimura 126 Jalan Suropati adalah paling banyak berasal dari Malang yakni secara berurutan 42% dan 64%. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari para pelanggan memang sudah menjadi pelanggan tetap warung sate kelinci Jalan Suropati. Lokasi warung yang strategis menjadi tujuan para pelanggan untuk
6
kembali lagi membeli sate kelinci di Kota Batu.
Gambar Gambar
7. Distribusi responden berdasarkan jumlah berkunjung
Jumlah pengunjung paling banyak diketahui pada Jalan Patimura 126 adalah berkunjung >3 kali yakni 48%, hal ini berarti mereka telah berlangganan membeli sate kelinci di warung sate kelinci Jalan Patimura 126. Sedangkan jumlah pengunjung paling banyak diketahui pada Jalan Suropati adalah berkunjung 1 kali yakni 50%, hal ini dikarenakan letaknya yang strategis dan banyak masyarakat Malang yang masih penasaran dengan rasa sate kelinci.
8. Distribusi responden berdasarkan sumber informasi
Berdasarkan hasil grafik tersebeut diketahui perbedaan pengunjung terbanyak sumber mengetahui letak warung dari mana saja. Pengunjung warung sate kelinci Jalan Patimura 126 paling banyak pengunjung mengerti letak warung berdasarkan rekomendasi teman yakni 44%, dan Jalan Suropati mengerti letak warung berdasarkan kebetulan lewat yakni 56%.
7
Hasil Analisis Faktor Tabel 1. Analisis faktor warung sate kelinci Jalan Patimura 126
Tabel 2. Analisis faktor warung sate kelinci Jalan Suropati
8
a. Indeks I “Produk yang dihasilkan” Indeks “produk yang dihasilkan” terbentuk dari produk atau sate yang diberikan oleh warung Jalan Suropati ketika bekunjung dengan sebesar 34,97% dari total variabel bebas atau bauran pemasaran. Indeks “produk yang dihasilkan” dalam hal ini terdiri dari kemudahan mendapat sate sebesar 0,88%, konsistensi rasa sate sebesar 0,81%, kecepatan penyajian sate sebesar 0,77%, penampilan sate menarik untuk dikonsumsi sebesar 0,65%, dan rasa sate sesuai harapan para pelanggan sebesar 0,61%. Berdasarkan hasil penelitian, warung Jalan Suropati telah mampu menyediakan sate dalam jumlah banyak dan sesuai dengan harapan pelangganya. Warung Jalan Suropati mampu memberikan produk atau sate dengan rasa yang konsisten pada tiap tusuknya dan menghasilkan rasa sate kelinci yang sesuai dengan selera pelanggannya. Hal ini yang menjadikan minat pelanggan untuk berkunjung lagi. b. Indeks II "Tempat Berjualan" Indeks “tempat berjualan” terbentuk dari gabungan tempat yang disediakan oleh warung Jalan Suropati ketika bekunjung dengan nilai sebesar 14,82% dari total variabel bebas atau bauran pemasaran. Indeks “tempat berjualan” dalam hal ini adalah keluasan tempat parkir sebesar 0,80%, kemudahan menemukan warung 0,75%, penataan interior dan eksterior yang rapi 0,73%. Area parkir yang luas merupakan wujud warung ingin mendapatkan banyak pelanggan. Letaknya yang berada di pinggir jalan raya membuat sangat mudah menemukan letak warung sate kelinci. Selain itu dengan penataan interior dan eksterior yang rapi membuat para
pelanggan merasa nyaman ketika berada di warung sate kelinci Jalan Suropati. c. Indeks III "Pelayanan Warung" Indeks “pelayanan warung” terbentuk dari gabungan pelayanan yang diberikan oleh warung Jalan Suropati ketika para pelanggan bekunjung dengan nilai sebesar 8,28% dari total variabel bebas atau bauran pemasaran. Indeks “pelayanan warung” dalam hal ini adalah penampilan pelayan rapi sebesar 0,78%, pengetahuan pelayan akan menu sebesar 0,77%, ketepatan pelayananan sebesar 0,66%, cepat menanggapi keluhan sebesar 0,58%, dan keramahan pelayan sebesar 0,46%. Semua variabel pelayanan telah diterapkan dengan baik oleh warung sate kelinci Jalan Suropati yang digunakan untuk memuaskan para pelanggannya sehingga para pelanggan akan kembali membeli sate kelinci di warung tersebut. d. Indeks IV "Tempat Berjualan” Indeks “tempat berjualan” terbentuk dari gabungan tempat yang disediakan oleh warung Jalan Suropati ketika bekunjung dengan nilai sebesar 6,11% dari total variabel bebas atau bauran pemasaran. Indeks “tempat berjualan” dalam hal ini adalah kemudahan dapat tempat duduk sebesar 0,87%, kebersihan warung sebesar 0,7%, dan bertanggungjawab atas keamanan sebesar 0,69%. Penyediaan tempat duduk dalam jumlah kurang banyak menjadikan kendala bagi para peanggan untuk mendapat tempat duduk, namun warung sate kelinci Jalan Suropati telah menjaga kebersihan dan kerapian warung makan dan bertanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan pelanggan dengan cara melakukan penjagaan pada tempat parkir. 9
e. Indeks V " Harga terjangkau dan Diskon " Indeks “harga terjangkau dan diskon” terbentuk dari gabungan harga yang diberikan oleh warung Jalan Suropati ketika bekunjung dengan nilai sebesar 5,62% dari total variabel bebas atau bauran pemasaran. Indeks “harga terjangkau dan diskon” dalam hal ini adalah kesesuaian harga dengan menu sebesar 0,87%, harga relatif terjangkau sebesar 0,75%, dan pemberian diskon apabila membeli sate dalam jumlah banyak sebesar 0,58%. Pemberian harga yang sesuai dengan menu menjadikan para pelanggan merasa puas dan tetap menjadi langganan di waarung sate kelinci Jalan Suropati.
Tabel 3 menunjukkan model regresi tersebut memiliki koefisien determinasi (R-Square) sebesar 56,70%. Hal ini berarti bahwa model regresi yang didapatkan mampu menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel X terhadap Y sebesar 56,70% dan sisanya sebesar 43,30% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dilakukan pada penelitian ini. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa variabel “produk dan pelayanan warung”, “tempat dan harga sate” mempengaruhi konsumen terhadap kepuasan pelanggan warung sate kelinci di Jalan Patimura 126. Tabel 4. Analisis regresi berganda tingkat kepuasan pelanggan warung Jalan Suropati
Tabel 3. Analisis regresi berganda tingkat kepuasan pelanggan warung Jalan Patimura 126
Model persamaan regresi linier berganda yang didapatkan adalah sebagai berikut: Y = 11,609 + 0,355 “Produk dan Pelayanan warung” + 0,804 “Tempat dan Harga sate kelinci”
Model persamaan regresi linier berganda yang didapatkan adalah sebagai berikut: Y = 11,659 + 0,467 “Tempat berjualan” + 0,637 “Pelayanan warung” + 0,663 “Harga Terjangkau dan Diskon” 10
Tabel 4 menunjukkan model regresi tersebut memiliki koefisien determinasi (R-Square) sebesar 60,00%. Hal ini berarti bahwa model regresi yang didapatkan mampu menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel X terhadap Y sebesar 60,00% dan sisanya sebesar 40,00% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dilakukan pada penelitian ini. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa variabel “tempat berjualan”, “pelayanan warung” dan “harga terjangkau dan diskon” mempengaruhi konsumen terhadap kepuasan pelanggan warung sate kelinci di Jalan Suropati. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Para pelanggan merasa puas dan sesuai dengan harapan pelanggan dengan sate kelinci di Kota Batu, sehingga pelanggan ingin membeli sate kelinci lagi dan ingin mengajak teman-teman pelanggan untuk membeli sate kelinci di Kota Batu. 2. Kepuasan pelanggan sate kelinci di warung Jalan Patimura 126 paling dipengaruhi oleh “produk dan pelayanan”, dan “tempat dan harga”, sedangkan kepuasan pelanggan sate kelinci di warung Jalan Suropati paling dipengaruhi oleh “tempat berjualan”, “pelayanan warung”, dan “harga terjangkau dan diskon”. Saran 1. Lebih meningkatkan keramahan pada kedua warung sate kelinci.
Karena dengan ramahnya pelayanan yang diberikan maka pelanggan pun akan segan dan berkeinginan untuk kembali ke warung sate kelinci. 2. Warung sate kelinci Jalan Suropati perlu menambah jumlah tempat duduk, luas area parkir, dan variasi menu. Dengan semakin banyaknya tiga hal tersebut maka akan menambah jumlah pelanggan. DAFTAR PUSTAKA Adi, A. F. R. 2012. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi pada Waroeng Spesial Sambal cabang Lampersari Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang Aritorang, D. 2003. Laju Pertumbuhan Kelinci Rex Satin dan Persilangannya yang Diberi Lactosim Dalam Sistem Pemeliharaan Intensif. Vol 8. Hal: 164-169 Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Hutomo,A.S.2013. Pengaruh Kualitas Produk dan Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas Pelanggan pada Produk Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi. Skripsi. Universitas Gunadarma Kastadisastra, H. R. 2000. Beternak Kelinci Unggul. Kanisius. Yogyakarta 11
Kesuma, D., A.S.D. Nova, D. Christianto, Sumarno. 2010. Pemanfaatan Daging Kelinci Dalam Pola Konsumsi Masyarakat Sebagai Alternatif Pencegahan Asma Bronkial. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang Ketabi, F. 2012. The Effect of the Marketing Mix of Services to Attract Customers, Banks (Case Study Tejarat Bank, Branches of Kermanshah Province). J. Basic. Appl. Sci. Res., Volume 2, No. 9, hal: 8632-8639 Kirya, I.K. 2004. Variabel-varibel yang Mempengaruhi Anggota untuk Berbelanja pada Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Buleleng Propinsi Bali. Kumpulan Artikel Seminar Hasil Penelitian. Universitas Brawijaya. Malang Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Edisi 11, Jilid 1. Prenhalindo. Jakarta Kotler, P. dan Armstrong. 2000. Dasardasar Pemasaran. Bagian 1 dan 2. Prenhallindo. Jakarta Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Rinerka Cipta. Jakarta Mucai, G.P. 2013. Extended Marketing Mix and Customer’s Satisfaction in Classified Non-Star Hotels in Meru Municipality Kenya. International Review of Management and Business Research. Vol. 2, Issue.3, hal: 691696
Ngatmo dan Bodroastuti. 2013. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Pada PT. Sido Muncul Semarang. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala. Semarang Nurdiansah, C. 2013. Analisis Pengaruh Kewajaran Harga, Kualitas Layanan dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Upaya Meningkatkan Loyalitas Pelanggan pada Rumah Makan “Angkringan Cekli” Kudus. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang Nurlia, C., R.D. Asiah, dan Indar, 2012. Hubungan Bauran Pemasaran Dengan Keputusan Pasien Rawat Inap Memilih Layanan Kesehatan Di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Tahun 2011. Jurnal AKK, Volume 1, No. 1, hal: 1-55 Owen, C.J. and M. Minor.2002. Perilaku Konsumen. Jilid 2 Edisi kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta Pupuani, N.W. dan S. Eka. 2013.Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Konsumen dan Perilaku Pembelian Ulang (Studi Kasus pada Produk Pasta Gigi Merek Pepsodent di Kota Denpasar). Hal: 683-702 Prawiro, F.O. 2012. Analisis Kepuasan Konsumen Waroeng Steak And Shake Kota Wisata Batu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang
12