1
PENGARUH ANALGESIA ELEKTROAKUPUNKTUR PADA PROSEDUR RIGID CYSTOSCOPY TERHADAP PASIEN LAKI-LAKI YANG DIBERI ANESTETIK LOKAL XYLOCAINE JELLY 2% Edi Suhaimi, Kemas Abdurrohim, Adiningsih Srilestari, Nur Rasyid, Pryambodho Program Studi Akupunktur Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Abstrak Rigid Cystoscopy merupakan pemeriksaan menggunakan cystoscope yang kaku untuk mengetahui kelainan pada kandung kemih. Dengan hanya menggunakan anestetik lokal xylocaine jelly 2% saja pada prosedur ini sebagian penderita masih belum dapat mentoleransi nyeri. Sementara elektroakupunktur (EA) telah terbukti dapat mengurangi nyeri pada beberapa tindakan/operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek EA dikombinasi dengan xylocaine jelly 2% terhadap nyeri pada prosedur rigid cystoscopy pasien laki-laki. Uji klinis dilakukan sebelum dan setelah intervensi. Tujuh belas pasien laki-laki yang akan menjalani prosedur rigid cystoscopy dan memenuhi kriteria insklusi dilibatkan dalam studi ini. Perlakuan menggunakan EA tubuh dan telinga selama 20 menit, kemudian ditambahkan xylocaine jelly 2% 10 ml selama 10 menit sebelum prosedur dimulai. Penilaian dilakukan dengan Numeric analog scale (NAS) terutama pada sebelum, selama dan setelah prosedur selesai. Hasil penelitian: Rerata NAS sebelum prosedur 1,06±1,09; selama prosedur 2,0±1,17; dan setelah prosedur 0,76±1,20. Tidak didapatkan kriteria buruk (NAS >4), serta efek samping pada sebelum, selama dan setelah prosedur. Kesimpulan: EA tubuh dan telinga dikombinasi dengan xylocaine jelly 2% mempunyai efek mengurangi nyeri yang dapat ditoleransi penderita pada prosedur rigid cystoscopy laki-laki. Absrtact Rigid cystoscopy is an examination using a rigid cystoscope to determine bladder abnormalities. Some patients still can not tolerate the pain if this procedure only used local anesthetic xylocaine jelly 2%. While electroacupuncture (EA) has been proven to reduce pain in some action/operations. This study aim to determine effect of EA combination with xylocaine jelly 2% on pain in rigid cystoscopy procedure in men patients. Clinical trial performed before and after intervention. Seventeen male patients that will undergo rigid cystoscopy procedure and fulfill inclusion criteria were included in this study. The treatment using body and ears EA for 20 minutes, then added xylocaine jelly 2% 10 ml for 10 minutes before procedure begin. Assesment carried with NAS espesially before, during and after procedure. Study results: The mean NAS before procedure was 1,06±1,09; during procedure 2,0±1,17; and after procedure 0,76±1,20. Not bad criterion (NAS >4) and side effect before, during and after the procedure. Conclusions: Body and ears EA combination with xylocaine jelly 2% have effect reducing pain that can be tolerated by the patients on the rigid cystoscopy procedur in men. Keywords: EA; pain; rigid cystoscopy; xylocain jelly 2%.
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
2
Pendahuluan Cystoscopy merupakan pemeriksaan menggunakan cystoscope (rigid atau fleksible) untuk mengetahui kelainan pada kandung kemih. Kelainan yang dapat dinilai dari pemeriksaan ini adalah tumor, batu, hematuria dan inflamasi kandung kemih.1 bisa juga digunakan untuk pemasangan kateter ureter pada operasi percutaneus nefrolitotomi (PCNL), serta pemasangan dan pengangkatan double J. Visual cystoscopy berlangsung 5-10 menit, dapat lebih lama jika dilakukan prosedur lain seperti biopsi kandung kemih yaitu 15-20 menit.2 Data dari Departemen Urologi RSCM tahun 2011 menunjukkan jumlah pasien lakilaki yang menjalani cystoscopy sebanyak 185 orang, hampir separuhnya atau 48,6% dari jumlah tersebut adalah bertujuan untuk pengangkatan double J (aff dj stent). Sedangkan wanita yang menjalani cystoscopy sebanyak 128 orang, 46,9% diantaranya adalah cystoscopy untuk aff dj stent. Meskipun cystoscopy memiliki peran yang sangat penting dalam mendiagnosis dan mengevaluasi tindak lanjut dari penderita neoplasma kandung kemih, namun kelemahan dari prosedur ini adalah karena tindakan invasif, tidak nyaman bagi penderita, tidak mampu mendeteksi kelainan ekstravesika, resiko infeksi saluran kemih 7,5%, dan keluhan saluran kemih bagian bawah lainnya sebesar 30% pasca tindakan.3 Untuk mengurangi nyeri pada penderita yang menjalani rigid cystoscopy dapat digunakan anestetik lokal, analgesia spinal atau anestesia umum. Beberapa penelitian melaporkan bahwa prosedur rigid cystoscopy yang hanya menggunakan anestetik lokal xylocaine jelly 2% saja menyebabkan beberapa pasien masih belum dapat mentoleransi nyeri.4,5 Sementara itu elektroakupunktur telah terbukti dapat mengurangi nyeri pada beberapa prosedur tindakan dan operasi.6-8 Analgesia akupunktur adalah manifestasi dari proses integrasi di tingkat susunan saraf pusat (SSP) antara impuls aferen daerah nyeri dengan impuls titik akupunktur. Mekanisme segmental di medula spinalis karena rangsangan titik akupunktur yang memodulasi nyeri.9 Pomeranz (1987) mengungkapkan akupunktur akan merangsang serabut saraf aferen Aδ dan C di kulit dan otot, ditransmisikan ke medula spinalis yang menyebabkan sekresi enkefalin dan dinorfin, sinyal ini kemudian dilanjutkan ke batang otak yang memicu peningkatan mediator inhibisi berupa neurotransmiter serotonin, dopamin dan norefinefrin yang menghambat dan menekan transmisi nyeri tingkat segmental, ketika sinyal ini mencapai hipotalamus-hipofisis akan memicu sekresi adrenocorticotropic hormone (ACTH) dan endorfin yang berefek analgesia.10
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
3
Kitade dan Hyodo menemukan bahwa penusukan pada titik akupunktur tubuh dan telinga dapat meningkatkan ambang nyeri somatik yang bervariasi secara individu. Ishimaru dkk. melaporkan penggunaan elektroakupunktur (EA) frekuensi rendah selama 30 menit dapat meningkatkan β-endorfin plasma.11 Penelitian eksperimental pada tikus dengan EA di titik LI 4 Hegu frekuensi 2 Hz akan melepaskan enkefalin dan β-endorfin, sementara frekuensi 100 Hz melepaskan dinorfin pada medula spinalis. Bukti lain dengan functional magnetic resonance imaging (fMRI), EA di titik LI 4 frekuensi rendah menyebabkan peningkatan sinyal di otak lebih banyak dan lebih luas dibandingkan akupunktur manual. 12,13 Penelitian lain dengan fMRI memperlihatkan peningkatan sinyal di otak dan batang otak secara spesifik. Akupunktur di titik ST 36 Zusanli mengaktivasi hipokampus; GB 34 Yanglingquan mengaktivasi hipotalamus, insula, korteks motorik dan sensorik; LI 4 efektif untuk analgesia, karena titik ini terutama mengaktivasi hipotalamus dan pusat modulasi nyeri di periaquaductal grey (PAG) dan nukleus rafe magnus (NRM).14 Leung A, dkk. (2008) meneliti durasi mulainya efek akupunktur terhadap timbulnya analgesia. Dilakukan EA frekuensi 5 Hz di titik SP 1 Yinbai dan LR 1 Dadun selama 30 menit pada 16 subyek sehat, didapatkan waktu yang oftimal dimulainya efek analgesia setelah 15 menit.15 Penelitian RCT oleh Setiawardhani L, dkk. (2011), EA frekuensi rendah di titik LI 4 selama 30 menit pada 36 subyek sehat, hasilnya terjadi peningkatan signifikan β-endorfin plasma pada kelompok EA dibandingkan kontrol, p<0,05.16 Penelitian klinis lain memperlihatkan peningkatan kadar β-endorfin dalam cairan serebrospinal berkorelasi dengan efek analgesia akupunktur. EA 2 Hz meningkatkan pelepasan enkefaline, β-endorfin dan endomorfin, sedangkan EA 100 Hz secara spesifik meningkatkan pelepasan dinorfin. Kombinasi dua frekuensi secara simultan meningkatkan semua peptida opioid, sehingga menghasilkan efek terapi yang maksimal.17 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh xylocaine jelly 2% yang dikombinasi dengan EA terhadap nyeri pada prosedur rigid cystoscopy pasien laki-laki, dan untuk menilai efek samping dari penggunaan metode tersebut. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi pendahuluan yang melibatkan 17 pasien laki-laki yang menjalani prosedur rigid cystoscopy, dilakukan di ruang operasi Departemen Urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kriteria inklusi terdiri dari: Pasien laki-laki, berusia 1872 tahun, status fisik ASA 1-3, dan bersedia menandatangani informed consent. Adapun Kriteria Eksklusi adalah: jika pasien mengkonsumsi obat analgetik dalam 24 jam sebelum
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
4
prosedur, minum alkohol 48 jam sebelum prosedur, sedang dalam pengobatan menggunakan obat antidepresan, status fisik ASA 4-5, alergi terhadap xylocaine jelly 2%, ada kontraindikasi EA (seperti: kasus emergensi, kasus pembedahan, gangguan pembekuan darah, penusukan di area keganasan, menggunakan alat pacemaker, kurangnya sensitivitas dan lesi pada kulit). kriteria drop out jika pasien tidak memberikan informasi yang tepat mengenai NAS, dan prosedur rigid cystoscopy berlangsung lebih dari 15 menit. Penelitian ini menggunakan jarum akupunktur disposible merek Bai Yi Mei, ukuran 0,25x40 mm, 0,25x25 mm dan 0,20x13 mm; elektrostimulator dipakai Hwato SDZ V, alkohol swab 70%, obat anestetik lokal xylocaine jelly 2%, kassa steril, betadin, transfusi darah set, cairan NaCl 0,9%, dan rigid cystoscope ukuran 19,5 F. Setelah pasien menandatangani informed consent, akupunktur dilakukan dalam posisi terlentang, tindakan aseptik dan antiseptik pada titik akupuntur dikerjakan sebelum penusukan titik akupunktur. Penelitian ini menggunakan EA tubuh dan telinga. Adapun titik akupunktur tubuh yang digunakan adalah: LI 4 Hegu, LR 3 Taichong, SP 6 Sanyinjiao, GB 34 Yanglingquan, ST 36 Zusanli, CV 3 Guanyuan, CV 4 Zhongji, GV 20 Baihui, dan akupunktur telinga yaitu: MA-TF1 Shenmen. EA dipakai frekuensi 3/15 Hz, gelombang dense diperse, intensitas stimulasi disesuaikan dengan kenyamanan pasien. Lamanya intervensi adalah 30 menit sebelum prosedur utama dimulai, kemudian dilakukan penilaian NAS sebelum, selama, dan setelah prosedur rigid cystoscopy. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Repeated ANOVA atau uji Friedman. Hasil signifikan jika terdapat perbedaan diantara kedua kelompok yang dibandingkan, p <0,05. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini tidak dilakukan pada subyek perempuan karena nyeri akibat prosedur rigid cystoscopy tidak terlalu mengganggu penderita, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gee JR, dkk. yang mendapatkan nilai median VAS sebelum prosedur 2,9; selama prosedur berlangsung 1,8; dan setelah prosedur selesai 3,0.18 Obat anestetik lokal yang digunakan adalah xylocaine jelly 2%, yang diberikan 10 menit sebelum prosedur dimulai. Alasan penggunaan obat anestetik lokal tersebut dikarenakan beberapa penelitian sebelumnya menggunakan obat yang sama.4,5,19,20 Untuk mencapai hasil akupunktur analgesia yang oftimal diperlukan beberapa persiapan akupunktur sebelum hari pelaksanaan prosedur yaitu: penjelasan mengenai akupunktur, uji penjaruman, pemilihan titik akupunktur, latihan pernafasan dan premedikasi.8 Diperlukan kerja sama yang baik antara dokter akupunktur dengan pasien karena selama
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
5
prosedur berlangsung penderita dalam keadaan sadar penuh, harus dijaga supaya pasien dalam keadaan tenang atau terhindar dari ansietas. Pada penelitian ini penjelasan terhadap pasien kurang memadai dan tidak dilakukan uji penjaruman akupunktur karena hampir semua subyek (16 orang) datang dengan rawat jalan, sementara pemilihan titik akupunktur digantikan dengan penelitian mini terhadap 5 orang pasien sebelum studi ini dimulai, hal ini dapat mencegah bias hasil studi karena titik-titik akupunktur yang digunakan sama pada semua subyek penelitian. Sementara karakteristik subyek yang lain menurut umur, pendidikan, pekerjaan, tujuan dan lamanya prosedur rigid cystoscopy sebarannya hampir merata (seperti terlihat pada tabel 1-3). Tabel 1. Karakteristik subyek menurut umur, pendidikan dan pekerjaan Karakteristik responden
n
%
<30
0
0
30-44
6
35,3
45-59
9
52,9
>59
2
11,8
SD
3
17,6
SMP, SMA, STM
6
35,3
D2, D3, S1
8
47,1
Karyawan
4
23,5
PNS, Pensiunan PNS
7
41,2
Pedagang, bengkel, sopir
6
35,3
17
100
Umur (tahun)
Pendidikan
Pekerjaan
Total
Tabel 2. Tujuan subyek menjalani prosedur rigid cystoscopy Tujuan rigid cystoscopy
N
%
Aff dj stent
16
94,1
insersi dj stent
1
5,9
untuk diagnosis
0
0
Total
17
100
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
6
Tabel 3. Rerata lamanya prosedur rigid cystoscopy Waktu (menit)
n
Lamanya waktu yang diperlukan
17
Rerata ± SD 6,06 ± 2,55
Median (minimum-‐maksimum)
5,0 (5,0-‐15,0)
pada prosedur rigid cystoscopy
Titik akupunktur yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada empiris dan evidence. Manipulasi manual pada LI 4 Hegu meningkatkan ambang nyeri, puncaknya terjadi dalam 20-40 menit setelah diakupunktur dan menetap lebih dari 30 menit kemudian.9 EA atau stimulasi manual di LI 4 pada orang sehat dapat mengaktifkan Periaquaductal grey (PAG) dan nukleus rafe magnus (NRM), yang tidak terjadi jika stimulasi pada titik bukan akupunktur, oleh karena itu LI 4 sering digunakan untuk analgesia.10,14 Sedangkan penelitian Navadow, dkk. dengan pencitraan otak mengungkapkan bahwa: stimulasi manual di ST 36 Zusanli mengaktifkan daerah insula anterior dan posterior, talamus medial, lobus parietalis inferior dan kortek sekunder somato-sensorik. khususnya insula anterior merupakan area penting yang terlibat dalam nyeri viseral.13 EA di SP 6 Sanyinjiao mengaktifkan area PAG, NRM dan hipotalamus yang terlibat dalam modulas nyeri.17 Wu, dkk. melaporkan, EA di GB 34 Yanglingquan mengaktifkan daerah hipotalamus, kortek somatomotorik-somatosensorik, insula anterior dan posterior.10,14 GB 34 secara empiris digunakan untuk relaksasi otot polos saluran kemih dan spinkter urethra.21 CV 3-4 Guanyan Zhongji diinervasi oleh dermatom segmental cabang T11-L1, merupakan segmen yang sama dengan persarafan otonom sensorik dari urethra dan kandung kemih, oleh karena itu titik ini dipilih untuk modulasi nyeri tingkat segmental. CV 3-4 bersama dengan LR 3 Taichong digunakan secara empiris untuk gangguan saluran kencing dan operasi pada daerah urethra dan kandung kemih.22,23 Sedangkan MA-TF1 Shenmen dan GV 20 Baihui digunakan secara empiris untuk menenangkan pasien dan analgesia.10,22 Rerata intensitas EA di titik-titik akupunktur pada penelitian ini tertinggi di CV 3-4 yaitu 4,30±1,53, terendah di LI 4 1,71±0,59 (tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwa intensitas EA yang digunakan selama prosedur rigid cystoscopy digolongkan ringan. Penggunaan EA dengan intensitas tinggi akan menstimulasi persarafan simpatis, terjadi peningkatan neurotransmiter nor-adrenergik dan dopamin di susunan saraf pusat, hal ini akan menghambat analgesia EA karena sifat kedua neurotransmiter tersebut di otak mengeksitasi.24 Adapun nilai rerata NAS yang didapatkan pada studi ini adalah: NAS saat insersi xylocaine jelly 2%
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
7
2,35±1,53; NAS sebelum prosedur rigid cystoscopy 1,06±1,09; NAS saat insersi cystoscope 2,12±1,22; NAS selama prosedur 2,0±1,17; dan NAS setelah prosedur selesai 0,76±1,20 (tabel 5). Tabel 4. Nilai rerata intensitas EA yang digunakan pada masing-masing titik akupunktur Titik akupunktur
N
Intensitas EA menit ke-30 (mA) Rerata ± SD
Median (min-maks)
LR 3 Taichong
17
3,00 ± 1,41
3,0 (1,0-7,0)
SP 6 Sanyinjiao
17
3,94 ± 1,60
4,0 (2,0-9,0)
GB 34 Yanglingquan
17
2,0 ± 0,87
2,0 (1,0-4,0)
CV 3-4 Guanyuan-Zhongji
17
4,30 ±1,53
4,0 (2,0-8,0)
LI 4 Hegu
17
1,71 ± 0,59
2,0 (1,0-3,0)
MA-TF1 Shenmen
17
2,12 ± 0,49
2,0 (1,0-3,0)
Tabel 5. Nilai rerata NAS EA dan xylocaine jelly 2% pada prosedur rigid cystoscopy NAS prosedur rigid cystoscopy
n
Rerata±SD
Median (min-Maks)
NAS 1 (saat insersi xylocaine jelly 2%)
17
2,35 ± 1,53
2,0 (0-6,0)
NAS 2 (10 menit setelah insersi anestetik)
17
1,06 ± 1,09
1,0 (0-3,0)
NAS 3 (saat insersi rigid cystoscope)
17
2,12 ± 1,22
2,0 (1,0-5,0)
NAS 4 (selama berlangsung rigid cystoscopy)
17
2,0 ± 1,17
2,0 (0-4,0)
NAS 5 (setelah rigid cystoscopy selesai)
17
0,76 ± 1,20
0 (0-4,0)
Nilai rerata NAS selama prosedur rigid cystoscopy pada penelitian ini lebih rendah dibanding penelitian yang dilakukan oleh Bhomi KK, dkk. (2011),4 yaitu: 2,0±1,17 vs 5,28±1,99. Pada studi ini menggunakan xylocaine jelly 2% sebanyak 10 ml dan selama 10 menit, dari jumlah volume obat anestetik yang digunakan penelitian Bhomi KK, dkk. lebih banyak yaitu 15 ml. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa NAS penelitian ini lebih rendah karena pengaruh analgesia EA. Dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Alvares M, dkk. (2009),19 nilai rerata NAS saat insersi anestetik lokal lebih tinggi yaitu: 2,35±1,53 vs 0,57±0,08, hal ini dikarenakan obat anestetik yang digunakan pada studi tersebut lebih encer yaitu lidokain jelly 10% yang diencerkan dalam larutan Bikarbonat (NaHCO3). Sedangkan rerata NAS selama berlangsung dan setelah prosedur rigid cystoscopy penelitian ini lebih rendah yaitu: 2,0±1,17
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
8
vs 2,88±0,12 dan 0,76±1,20 vs 2,5, meskipun konsentrasi obat anestetik studi tersebut 10x lebih banyak dan dibantu larutan NaHCO3 yang berfungsi mempercepat absorbs dan efek obat anestetik. Hal ini memperkuat dugaan adanya pengaruh analgesia EA. Terakhir, jika dibandingkan dengan penelitian Park HK, dkk (2004),5 dan Golfischer ER, dkk (1997),20 masing-masing menggunakan lidokain jelly 2%, 10 ml, selama 10-15 menit; dan lidokain jelly 2%, 30 ml, selama 20 menit, rerata nilai NAS selama prosedur rigid cystoscopy penelitian ini masih sedikit lebih rendah yaitu: 2,0±1,17 vs 3,31±1,88; dan 2,0±1,17 vs 3,0±0,21. Sedangkan sebaran nilai NAS pada studi Golfischer masih ada nilai NAS >4 sebesar 20,8%, dan volume obat anestetik yang digunakan lebih besar yaitu 30 ml selama 20 menit dibanding penelitian ini. Keadaan tersebut semakin menambah kepercayaan akan adanya pengaruh analgesia EA. Tabel 6. Perbandingan nilai rerata NAS EA dan xylocaine jelly 2% sebelum, selama dan setelah prosedur rigid cystoscopy NAS
17
1,06 ± 1,09
1,0 (0-3,0)
p <0,01a
17
2,0 ± 1,17
2,0 (0-4,0)
>0,05 b
17
0,76 ± 1,20
0 (0-4,0)
<0,01 c
n
Rerata ± SD
Median (minimum-maksimum)
NAS EA dan xylocaine jelly 2% sebelum prosedur (NAS 2) NAS EA dan xylocaine jelly 2% selama prosedur (NAS 4) NAS EA dan xylocaine jelly 2% setelah prosedur (NAS 5)
Uji Friedman. Uji post-hoc Wilcoxon: a NAS sebelum vs selama prosedur p<0,01; b NAS sebelum vs setelah prosedur p>0,05; c NAS selama vs setelah prosedur rigid cystoscopy p<0,01.
Tabel 7. Derajat keberhasilan EA dan xylocaine jelly 2% terhadap nilai NAS sebelum, selama dan setelah prosedur rigid cystoscopy Derajat keberhasilan NAS EA dan xylocaine jelly 2% sebelum prosedur rigid cystoscopy (NAS 2) NAS EA dan xylocaine jelly 2% selama prosedur rigid cystoscopy (NAS 4) NAS EA dan xylocaine jelly 2% setelah prosedur rigid cystoscopy (NAS 5)
N
%
Sangat baik (0-2)
15
88,2
Baik (3-4)
2
11,8
Buruk/gagal (>4)
0
0
Sangat baik (0-2)
13
76,5
Baik (3-4)
4
23,5
Buruk/gagal (>4)
0
0
Sangat baik (0-2)
15
88,2
Baik (3-4)
2
11,8
Buruk/gagal (>4)
0
0
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
9
Analisis statistik yang digunakan pada studi ini adalah uji Friedman, dilanjutkan dengan uji Wilcoxon Pos-hoc, yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara NAS sebelum vs selama dan NAS selama vs setelah prosedur rigid cystoscopy (p<0,01), sedangkan NAS sebelum vs setelah prosedur tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (p>0,05). Namun NAS yang diperoleh pada ketiga pengukuran tersebut semuanya kurang dari 5, itu berarti bahwa rasa sakit yang dirasakan oleh subyek dalam penelitian ini dapat ditoleransi atau dapat diklasifikasikan sebagai nyeri ringan.25 Angka keberhasilan pada studi ini sebesar 100% karena semua subyek penelitian pada sebelum, selama dan setelah prosedur rigid cystoscopy didapati nilai NAS <5. Sedangkan penggunaan EA dan xylocaine jelly 2% pada semua penderita tidak ditemukan efek samping (tabel 6-7). Mekanisme EA pada penelitian ini diduga segmental dan sentral. Han, dkk. (2003) mengungkapkan penggunaan EA 2 Hz menginduksi analgesia melalui pengikatan reseptor opioid µ dan δ, 100 Hz mengikat reseptor opioid k dan 2/15 Hz mengikat semua/ketiga reseptor tersebut pada medula spinalis tikus. Penelitian EA lain pada tikus oleh Da, dkk. (1997) menemukan peningkatan ekspresi mRNA preenkefalin (PPE) di nukleus arkuatus hipotalamus, PAG dan rostral ventro-medial medula oblongata (RVM). Cao, dkk. melaporkan bahwa selama akupunktur analgesia terjadi resistensi aktivitas simpatis yang berhubungan dengan stimulasi nosiseptik, ini mungkin dapat menjelaskan mekanisme akupunktur dalam mengurangi nyeri viseral.17 EA frekuensi 2 Hz meningkatkan pelepasan β-endorin di otak dan enkefalin di semua susunan saraf pusat, sementara EA 100 Hz meningkatkan pelepasan dinorfin di medula spinalis. Neurotransmiter lain seperti serotonin, katekolamin dan noradrenergik di susunan saraf pusat berperan sebagai antagonis terhadap analgesia, sedangkan di medula spinalis bersifat potensiasi terhadap analgesia. Kombinasi penggunaan akupunktur dan obat analgetik atau anestetik akan mencapai efek analgesia yang lebih baik, bahkan dapat menurunkan dosis obat sampai 50%, sehingga efek samping karena obat-obatan dapat berkurang.26 Penelitian Chen XH, dkk. mengungkapkan efek maksimal analgesia didapat dari penggunaan EA gelombang Dense Disperse (DD) frekuensi 2/100 Hz dibanding penggunaan EA frekuensi tunggal 2 Hz atau 100 Hz saja. Penelitian Hamzah, dkk. melaporkan EA gelombang DD frekusensi 2/100 Hz menyebabkan berkurangnya kebutuhan morfin pasca operasi sebanyak 53%, sedangkan dengan EA frekuensi tunggal 2 Hz atau 100 Hz kebutuhan morfin berkurang masing-masing 32% dan 35%.26 Dapat disimpulkan bahwa: penggunaan EA gelombang DD lebih baik dan lebih cepat dalam menimbulkan analgesia, jika dikombinasi dengan obat anestetik akan mencapai efek yang oftimal. Dari beberapa penelitian
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
10
menegaskan EA frekuensi tunggal baik tinggi maupun rendah, efek analgesia oftimal sejak menit ke-30, sedangkan frekuensi kombinasi tinggi-rendah sudah oftimal sejak menit ke-20, dan puncaknya pada menit ke-30 s/d. 60. Setelah 1 jam EA efek analgesia mulai menurun karena meningkatnya sekresi kolesistokinin (CCK8) yang merupakan zat anti analgesia, atau mungkin karena masa refrakter relatif syaraf yang mulai kurang sensitif untuk dibangkitkan oleh EA sehingga berkurangnya depolarisasi. Simpulan Elektroakupunktur pada titik akupunktur tubuh dan telinga cukup efektif dalam mengurangi nyeri pada prosedur rigid cystoscopy laki-laki yang diberi xylocaine jelly 2% dibandingkan penelitian yang hanya menggunakan anestetik lokal saja. Didapatkan nilai rerata NAS EA dan xylocaine jelly 2% pada prosedur rigid cystoscopy adalah: NAS sebelum prosedur 1,06±1,09; selama prosedur 2,0±1,17; dan NAS setelah prosedur 0,76±1,20. Selama penelitian ini tidak didapatkan kriteria buruk/gagal atau nilai NAS> 4, sedangkan penggunaan xylocaine jelly 2% dan EA tidak ditemukan efek samping. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini cukup baik dan bermanfaat bagi pasien, hal ini merupakan indikasi awal bahwa EA dapat diterapkan sebagai pilihan untuk analgesia pada prosedur rigid cystoscopy. Diperlukan penelitian selanjutnya dengan ukuran sampel yang lebih besar untuk meningkatkan kepercayaan akan keberhasilan dalam penggunaan teknik ini. Kepustakaan 1.
Chancellor MB, Steers WD. Cystoscopy and ureteroscopy. NIH Publication, 2009.
2.
Cystoscopy. Disitasi dari: http://patient.co.uk/health/Cystoscopy.htm
3.
Tsili AC, Giannakis D, Sofikitis N, Tsampoulas K. Adventages of multidetector ct cystoscopy in the detection of bladder tumors. Current Medical Imaging. 2008; 4(4): 21321.
4.
Bhomi KK, Rizal S, Pradhan M, Rijal A, bhattachan CL. Pain during rigid cystoscopy: a prospective randomized controlled study comparing the benefit of cooled and room temperature lignocaine gel. Nepall Med Coll. 2011; 13(1): 55-7.
5.
Park HK, Paick SH, June Oh S, Kim HH. Ureteroscopic lithotripsy under local anesthesia: analysis of the effectiveness and patient tolerability. European Urology. 2004; 45: 670-3.
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
11
6.
Irzan, Widya DK, Srilestari A, Rasyid N. Perbandingan efek analgesia akupunktur dengan ketoprofen suppositoria pada prosedur extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). [tesis]. Jakarta: Departemen Medik Akupunktur RSCM; 2011.
7.
Permatasari D, Simadibrata C, Srilestari A. Efek akupunktur terhadap nyeri persalinan ibu primipara. [tesis]. Jakarta: Departemen Medik Akupunktur RSCM; 2009
8.
Rubiana H, Budi H. Akupunktur analgesi pada minilaparotomi. [tesis]. Jakarta: Departemen Medik Akupunktur RSCM; 1982.
9.
Zhao ZQ. Neural Mechanism underlaying acupuncture. Progress in Neurobiology. 2008; 85: 355-75.
10. Wang SM, Kain ZN, White P. Acupuncture analgesia: I. the scientific basis. International Anesthesia Research Society. 2008; 106(2): 602-10. 11. Taguchi R. Acupuncture anaesthesia and analgesia for clinical acute pain in Japan. eCAM. 2008; 5(2): 153-8. 12. Cheng RSS, Pomeranz B. Electroacupuncture analgesia could be mediated by at least two pain-relieving mechanisms: endorphin and non-endorphin systems. Life Scienc. 1979; 25:1957-62. 13. Napadow V, Makris N, Liu J, Kettner NW, kwong KK, Hui KKS. Effects of electroacupuncture versus manual acupuncture on the human brain as measured by fMRI. Human Brain Mapping. 2005; 24: 193-205. 14. Chiu JH, Chung MS, Cheng HC, et al. Different central manifestations in response to electroacupuncture at analgesic and non analgesic acupoints in rats: a manganeseenhanced functional magnetic resonance imaging study. The Canadian Journal o Veterinary Research. 2003; 67: 94-101. 15. Leung AY, Kim SJ, Schulteis G, Yaksh T. The effect of acupuncture duration on analgesia and peripheral sensory thresholds. BMC Complementary and Alternative Medicine. 2008. doi:10.1186/1472-6882-8-18. 16. Setiawardhani L, Simadibrata C, Srilestari A. Efek elektro-akupunktur titik LI 4 Hegu terhadap kadar beta-endorfin plasma pada subyek sehat. [tesis]. Jakarta: Departemen Medik Akupunktur RSCM; 2011. 17. Xia Y, Cao X, Wu G, Cheng J. Acupuncture therapy for neurological disease: a neurobiological review. Tsinghua University Press; 2010. 18. Gee JR, Waterman BJ, Jarrard DF, et al. Flexible and rigid cystoscopy in women. JSLS. 2009; 13: 135-8.
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.
12
19. Alvarez M, Hipolito J, Terrazas S, et al. Effectiveness of intraurethral lubricant in pain reduction during rigid cystoscopy in men. Rev Mex Urol. 2009; 69(3): 88-93. 20. Goldfischer ER, Cromie WJ, Karrison TG, Naszkiewicz L, Gerber GS. Effects on pain perception of lidocaine jelly versus plain lubricant during outpatient rigid cystoscopy. The Journal of Urology. 1997; 157: 90-4. 21. Qicai W, Sumei Y, Hongshi L. Updated aplication of yanglingquan (GB 34) in acute visceral analgesia. International Journal of Clinical Acupuncture. 2002; 13(4): 309-12. 22. Yin G, Liu Z. Advanced modern chines acupuncture therapy. First edition. New World Press; 2000. 23. Chai-hsi EL. Geting to know acupuncture anaesthesia. Philadelphia: Dorrance and Company; 1976. 24. Mayor DF. Electoacupuncture a practical manual and resource. Churchill Livingstone Elsevier; 2007. 25. Gerbershagen HJ, Rothaug J, Kalkma CJ, Meissner W. Determination of moderate-tosevere postoperative pain on the numeric rating scale: a cut-off point analysis applying four different methods. BJA. 2011; 107(4): 619-26. 26. Ji-Sheng H. The neurochemical basis of pain relief by acupuncture. Peking University Medical Press; 2007.
Pengaruh analgesia..., Edi Suhaimi, FK UI, 2013.