TESIS
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN RIWAYAT PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
ARIPIN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
i
TESIS
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN RIWAYAT PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
ARIPIN NIM 1392161028
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ii
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN RIWAYAT PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
Tesis ini untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Udayana
ARIPIN NIM 1392161028
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
iii
Lembar Persetujuan Pembimbing
TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 30 JUNI 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH
dr. A.A. Sagung Sawitri, MPH
NIP. 194712111976021001
NIP. 196809141999032001
Mengetahui Ketua Program Studi
Direktur
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pasca Sarjana
Pasca Sarjana
Universitas Udayana
Universitas Udayana
Prof. dr. D. N. Wirawan, MPH
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19481010 197702 1 001
NIP. 195902151985102001
iv
Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji Pada Program Pascasarjana Universitas Udayana Pada Tanggal 23 Juni 2015
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No
: 1798/UN14.4/HK/2015
Tanggal
: 23 Juni 201528
Panitia Penguji Penelitian Tesis adalah: Ketua
: Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH
Anggota
:
1. dr. A. A. Sagung Sawitri, MPH 2. Prof. dr. D.N. Wirawan, MPH 3. Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, MSc., Akp., SpGK 4. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Nama
: Aripin
NIM
: 1392161028
Program Studi
: Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Tesis
:
Pengaruh Aktivitas Fisik, Merokok dan Riwayat Penyakit Dasar Terhadap Terjadinya Hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan di Universitas Udayana dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
Denpasar, Juni 2015
Aripin
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Fisik, Merokok dan Riwayat penyakit dasar Terhadap Terjadinya Hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015” dengan tepat waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Prof. dr. D. N. Wirawan, MPH sebagai Ketua Program Studi Magister Imu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana atas dorongan, bimbingan, dan dukungan selama proses pembelajaran khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH dan dr. A. A. Sagung Sawitri, MPH sebagai pembimbing tesis atas segala perhatian dan kesabarannya memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD. (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Udayana. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sebagai mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
vii
di Universitas Udayana. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bimbingan dan dukungannya selama menempuh pendidikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada para penguji tesis ini, yaitu Prof. dr. D.N. Wirawan, MPH, Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, MSc., Akp., SpGK dan Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si yang telah memberikan saran dan kritiknya terhadap tesis ini. Penulis juga sampaikan banyak terima kasih kepada Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi serta Kepala Puskesmas Sempu Banyuwnagi yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih sedalamdalamnya kepada responden dan surveyor yang telah berpartisipasi dan membantu terlaksananya penelitian ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan untuk istri dan anak-anak tercinta dan semua fihak yang telah memberikan doa dan dukungan selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan tesis ini dengan baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Penulis
viii
ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN RIWAYAT PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU, BANYUWANGI
Prevalensi hipertensi yang tinggi dan cenderung meningkat menjadi penyebab utama penyakit jantung, stroke dan ginjal. Banyak hasil penelitian tentang faktor risiko terjadinya hipertensi yang hasilnya tidak konsisten. Penelitian ini membuktikan faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi di Puskesmas Sempu Banyuwangi. Desain penelitian case control study dengan menggunakan 158 sampel (79 kasus:79 kontrol). Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur, kuesioner dari IPAQ dan sekunder catatan medis pasien. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling. Analisis data bivariat (chi-squered test), multivariat (regresi logistik test). Hasil analisis multivariat menunjukkan adjusted odd ratio sebagai berikut: aktivitas fisik ringan (OR: 24,89; 95% CI: 4,15-149,31), stres sedang (OR: 19.72; 95% CI: 4,43-87,62), stres berat (OR: 32,55; 95% CI: 3,92-270,07) serta tingkat pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) yang protektif terhadap kejadian hipertensi (OR: 0,16; 95% CI: 0,04-0,57). Hasil analisis bivariat, faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah riwayat penyakit dasar, obesitas, konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak jenuh, riwayat keturunan hipertensi. Sedang variabel independen yang tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi adalah kebiasaan merokok (OR: 0,58; 95% CI: 0,18-1,86). Kebiasaan merokok tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi di Puskesmas Sempu, namun bukan berarti merokok tidak dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Banyuwangi, Puskesmas Sempu, Posbindu untuk program promotif dan preventif penyakit hipertensi sehingga dapat menekan terjadinya hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sempu. Kata kunci: Aktivitas fisik, merokok, riwayat penyakit dasar, faktor risiko, hipertensi.
ix
ABSTRACT THE EFFECT OF PHYSICAL ACTIVITY, SMOKING AND HISTORY OF PRIMARY DISEASE TO HYPERTENSION AT SEMPU PUPLIC HEALTH CENTER, BANYUWANGI
Prevalence of highly hypertension and trends to increase become the main causes of heart disease, stroke and kidney. A lot of research results about risk factors of hypertension which has unconsistent result. This research proves that the risk factors that may affect the occurrence of hypertension at Sempu Public health center, Banyuwangi. Case control study is used as research design by using 158 samples (79 cases : 79 control). Data are collected through interviews with a structured questionnaire, a questionnaire of IPAQ and patient secondary medical records. Sampling technique is using consecutive sampling. Bivariate data analysis (chisquered test), multivariate (regresi logistic test). Multivariate analysis indicated an adjusted odds ratio as follows: light physical activity (OR: 24.89; 95% CI: 4.15149.31), moderate stress (OR: 19.72; 95% CI: 4.43-87, 62), heavy stress (OR = 32.55; 95% CI: 3.92-270.07) and high education levels (≥Senior High SchoolUniversity) were protective towards hypertension (OR: 0.16; 95% CI: 0.04-0.57). The results of the bivariate analysis showed that risk factors that influence the occurrence for hypertension are history of primary disease, obesity, excessive salt intake, saturated fat intake, history of hypertension heredity. An independent variable which is not proven as a risk factor of hypertension is smoking (OR: 0.58; 95% CI: 0.18-1.86). Smoking habit is not proven as a risk factor for hypertension at Sempu Public Health Center, but it does not mean that smoking can not lead to hypertension. This research findings are expected as an input for Banyuwangi Health Department, Sempu Public Health Center and Posbindu for promotion and prevention program of hypertension thus reducing hypertension at Sempu Public Helath Center. Key Words: Physical activity, smoking, history of primary disease, risk factors, hypertension
x
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM .....................................................................................
ii
PRASYARAT GELAR ...............................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI .........................................
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................................
vi
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................
vii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
ABSTRACT ..................................................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG..............................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................
5
1.3.1 Tujuan Umum ...............................................................
5
1.3.2 Tujuan Khusus ..............................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................
5
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................
5
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Kejadian Hipertensi. ................................................
7
2.1.1 Gambaran Hipertensi ....................................................
7
2.1.2 Manifestasi Klinis Hipertensi........................................
7
xi
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi.................................................. 2.1.4
Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
Hipertensi ...................................................................... 2.2
2.3
7
8
Konsep Aktivitas Fisik ............................................................
14
2.2.1 Gambaran Aktivitas Fisik .............................................
14
2.2.2 Manfaat Aktivitas Fisik .................................................
15
2.2.3 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap kejadian Hipertensi .
15
2.2.4
Cara Pengukuran Aktivitas Fisik .................................
16
Konsep Rokok dan Merokok ...................................................
18
2.3.1 Gambaran Rokok dan Merokok ....................................
18
2.3.2 Kategori perokok...........................................................
18
2.3.3 Klasifikasi perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap ...........................................................................
18
2.3.4 Kandungan dalam Rokok ...............................................
19
2.3.5 Pengaruh Rokok terhadap terjadinya Hipertensi...........
20
2.4 Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya Hipertensi .........
21
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir .....................................................................
23
3.2 Konsep Penelitian......................................................................
25
3.3 Hipotesis Penelitian...................................................................
25
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................
26
4.2 Definisi Kasus dan Definisi Kontrol .........................................
27
4.3 Sumber Data Kasus dan Kontrol ...............................................
27
3.4 Cara Matching ............................................................................
27
4.5 Besar Sampel .............................................................................
28
4.6 Tehnik Pengambilan Sampel......................................................
28
4.7 Cara Pengumpulan Data ............................................................
29
4.8 Pengolahan Data.........................................................................
29
xii
4.9 Variabel Penelitian .....................................................................
30
4.10 Definisi Operasional ................................................................
32
4.11 Instrumen Penelitian ..................................................................
39
4.12 Analisis Data .............................................................................
39
4.12.1 Analisis bivariat ............................................................
39
4.12.2 Analisis multivariat ........................................................
40
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................................
41
5.2 Karakteristik Subjek Kelompok Kasus dan Kontrol ....................
42
5.3 Analisis Bivariat Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Hipertensi
43
5.4 Analisis Multivariat Faktor Risiko terhadap kejadian Hipertensi
47
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Aktivitas Fisik, Tingkat Stres dan Pendidikan Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi .....................................................
50
6.2 Variabel yang Secara Independen Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi ..........................................
53
6.3 Variabel Merokok Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi .................................................................
54
6.4 Keterbatasan Penelitian ..............................................................
55
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan .....................................................................................
57
7.2 Saran ...........................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 3.1 Konsep penelitian……………………………………......
25
Gambar 4.1 Desain case cantrol study………………………………..
26
xiv
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 2.1 Klasifikas tekanan darah…………………………………
8
Tabel 4.1 Definisi operasional……………………………………...
32
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Subjek Kelompok Kasus dan Kontrol............................................................................
42
Tabel 5.2 Crude odd ratio Beberapa Faktor Risiko pada Kasus dan Konrol.........................................................................
44
Tabel 5.3 Adjusted odd ratio Beberapa Variabel Terhadap Kejadian Hipertensi .......................................................................................
xv
48
DAFTAR SINGKATAN
TD
Tekanan Darah
SBP
Sistolic Blood Pressure
DBP
Diastolic Blood Pressure
BB
Berat Badan
TB
Tinggi Badan
JNC
Joint National Committee
CO
Carbon Monoksida
CO2
Carbon Dioksida
NO
Nitrit Oksida
Hb
Hemoglobine
Riskesdas
Riset Kesehatan Dasar
IPAQ
International Physical Activity Questionnaire
METs
Metabolic Equivalent Task
EDRF
Endothelial Derive Relaxing Factor
WHO
World Health Organization
PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
IMT
Indeks Masa Tubuh
Dinkes
Dinas Kesehatan
Kemenkes
Kementrian Kesehatan
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Naskah Penjelasan Kepada Calon Responden Tentang Penelitian yang akan Dilakukan
Lampiran 2.
Formulir informed consent
Lampiran 3.
Kuesioner
Lampiran 4.
Hasil Analisis dengan STATA
Lampiran 5.
Surat Rekomendasi Persetujuan Etik dari RSUP Sanglah
Lampiran 6.
Surat Ijin Penelitan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Banyuwangi
Lampiran 7.
Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia dewasa ini sedang dihadapkan pada terjadinya transisi epidemiologi, transisi demografi dan transisi teknologi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular
(noncommunicable
diseases).
Terjadinya
transisi
epidemiologi
disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam hal: sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur penduduk, yang mengakibatkan masyarakat mengadopsi perilaku hidup yang tidak sehat, misalnya: kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok, makan makanan berlemak dan kalori yang tinggi, serta kebiasaan minum alkohol, yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular (Rahajeng & Sulistyowati, 2011). Penyakit hipertensi sebagai salah satu penyakit tidak menular dewasa ini menjadi masalah yang besar dan serius, karena prevalensi penyakit hipertensi yang tinggi dan cenderung meningkat. Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga menjadi pembunuh diam-diam (the silent killer of death) dan menjadi penyebab utama timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal (Sutanto, 2010; Suiraoka, 2012). World Health Organization (WHO, 2013) memperkirakan 1 milyar penduduk di dunia menderita penyakit hipertensi dan diprediksi pada tahun 2025 ada sekitar 29% jiwa di dunia yang akan menderita penyakit hipertensi.
1
2
Prevalensi penyakit hipertensi rata-rata pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 25,8%, namun cakupan kasus oleh tenaga kesehatan hanya sebesar 36,8% dari total penderita yang diperkirakan dan sisanya tidak terdiagnosis dengan baik di masyarakat (Kemenkes RI., 2013). Sedangkan prevalensi penyakit ini di Propinsi Jawa Timur sebesar 26,2% masih melebihi prevalensi nasional (Kemenkes RI., 2013). Berdasarkan data 5 besar penyakit tidak menular di Banyuwangi tahun 2013, penyakit hipertensi menduduki rangking pertama sebesar 19.878 (41,39%) kasus, disusul diabetes, asma, penyakit jantung koroner, penyakit stroke dan ginjal. Penyakit hipertensi di Puskesmas Sempu jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan puskesmas lainnya di Banyuwangi pada tahun yang sama (Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2013). Kasus hipertensi di Puskesmas Sempu, menduduki rangking 2 dari 15 besar penyakit, yaitu sebesar 4.094 (16,09%) kasus. Jumlah ini cenderung mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 3.780 (12,78%) kasus (Puskesmas Sempu, 2013). Data Riskesdas tahun 2013, menunjukkan proporsi aktivitas fisik penduduk yang tergolong kurang aktif di Indonesia sebesar 26,1%. Dari seluruh propinsi di Indonesia terdapat 22 propinsi yang aktivitas fisik penduduknya tergolong kurang aktif dengan proporsi di atas rerata nasional, termasuk di Propinsi Jawa Timur yaitu sebesar 33,9% (Kemenkes, RI., 2013). Aktivitas fisik penduduk di Kabupaten Banyuwangi diukur dari survei PHBS dan dijumpai aktivitas fisik rumah tangga sehat sebesar 33%, artinya masih ada 67% rumah
3
tangga yang kurang aktivitas fisik, sedangkan target PHBS di Kabupaten Banyuwangi sebesar 75% (Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2013). Proporsi penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang mempunyai kebiasaan merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat menurut survei Riskesdas tahun 2007, 2010 dan 2013, berturut-turut sebesar 34,2%, 34,7% dan 36,3%. Angka yang sama di Propinsi Jawa Timur sebesar 33%, masih di bawah rerata nasional (Kemenkes RI, 2013). Data kebiasaan merokok di Kabupaten Banyuwangi hanya tersedia dari PHBS. Kebiasaan tidak merokok di dalam rumah menurut survei PHBS hanya sebesar 28% sedangkan target kebiasaan tidak merokok di dalam rumah pada PHBS Kabupaten Banyuwangi sebesar 75% (Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2013). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterkaitan aktivitas fisik dengan hipertensi masih inkonsisten. Aktivitas fisik kurang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi dan demikian juga dengan merokok (Hashani, dkk., 2014, Wahiduddin, dkk., 2013). Hasil sebaliknya menunjukkan bahwa aktivitas fisik berat berhubungan dengan hipertensi (OR = 2,367) (Sundari, dkk., 2013). Demikian juga dengan merokok, hasil berbeda juga ditunjukkan bahwa merokok tidak terbukti atau tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan p > 0,05 (Sugiarto, 2007, Umiyati, 2011). Keterkaitan penyakit hipertensi dengan penyakit tidak menular lainnya di Banyuwangi khususnya di Puskesmas Sempu, belum pernah diteliti sebelumnya, padahal hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti: penyakit diabetes, jantung, ginjal dan hipertiroid. Data Riskesdas tahun 2013, menunjukkan
4
prevalensi diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan Riskesdas 2007, dari sebesar 1,1% meningkat menjadi sebesar 2,1%. Sedangkan prevalensi diabetes di Propinsi Jawa Timur sebesar 2,5% di atas rerata nasional. Demikian juga dengan prevalensi jantung, ginjal dan hipertiroid di Indonesia juga mengalami peningkatan dan di Propinsi Jawa Timur di atas rerata nasional (Kemenkes, RI., 2013). Upaya yang telah dilakukan Puskesmas Sempu untuk mengatasi penyakit hipertensi selama ini masih lebih banyak bersifat pengobatan (kuratif) di puskesmas. Upaya untuk mendeteksi secara dini penyakit tidak menular, mulai dirintis Puskesmas Sempu sejak 1 tahun yang lalu dengan program posbindu (pos pembinaan terpadu) penyakit tidak menular usia 18 sampai dengan 60 tahun, yang kegiatannya antara lain: pengukuran tinggi badan, berat badan, IMT, lingkar perut, analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, pemeriksaan kadar alkohol, kadar amfetamin, pemeriksaan klinis payudara, uji paru sederhana dan konseling edukasi serta tindak lanjut lainnya (Puskesmas Sempu, 2013). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bersinergis dengan program posbindu penyakit tidak menular yang telah berjalan, khususnya pencegahan penyakit hipertensi. Sehubungan dengan itu peneliti meneliti dengan judul: “Pengaruh aktivitas fisik, merokok dan riwayat penyakit dasar terhadap terjadinya hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015”.
5
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Apakah aktivitas fisik mempengaruhi terjadinya hipertensi ?
1.2.2
Apakah merokok mempengaruhi terjadinya hipertensi ?
1.2.3
Apakah riwayat penyakit mempengaruhi terjadinya hipertensi ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi.
1.3.2
Tujuan Khusus Membuktikan :
1. Aktivitas fisik mempengaruhi terjadinya hipertensi. 2. Merokok mempengaruhi terjadinya hipertensi. 3. Riwayat penyakit dasar mempengaruhi terjadinya hipertensi. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Teoritis Dapat menambah wawasan serta konsistensi antara teori dengan hasil penelitian bahwa aktivitas fisik, merokok dan riwayat penyakit dasar berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.
1.4.2
Manfaat Praktis
1. Bahan masukkan untuk Puskesmas Sempu guna meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat terkait pencegahan hipertensi. 2. Bahan masukan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dalam menyusun program kesehatan khususnya yang berkaitan dengan pencegahan hipertensi.
6
3. Bagi kalangan akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai kontribusi untuk memperkaya khasanah keilmuan dan pengembangan penelitian terkait hipertensi di masa mendatang. 1.4.3
Manfaat bagi masyarakat Menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Kejadian Hipertensi 2.1.1 Gambaran Hipertensi Hipertensi adalah kondisi dimana seseorang mempunyai tekanan darah sistole (Sistolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastole (Diastolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 90 mmHg sesuai kriteria WHO atau memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelumnya (Bhadoria, dkk., 2014; Hamano, dkk., 2014). 2.1.2 Manifestasi Klinis Hipertensi Julukan “the silent disease” diberikan kepada penyakit hipertensi ini. Hal ini sesuai dengan kedatangannya yang tidak terduga dan tanpa menunjukkan adanya gejala tertentu. Seringkali penderita hipertensi baru mengetahui setelah penyakit hipertensi yang dideritanya menyebabkan berbagai komplikasi (Suiraoka, 2012). Gejala hipertensi yang sering muncul adalah sakit kepala, penglihatan kabur, pusing atau migrain, epitaksis, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, suka marah, telinga berdengung (Sudoyo, 2010; Sutanto, 2010). 2.1.3 Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi hipertensi berdasarkan peningkatan tekanan darah sistole dan diastole. Klasifikasi hipertensi menurut The Sevent Report of The Joint National (JNC 7) sebagai berikut.
7
8
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 SBP (mmHg) < 120 120-139 140-159 > 160 (JNC 7, 2005)
DBP (mmHg) < 80 80-89 90-99 >100
Klasifikasi JNC 7 Normal Pre Hipertensi Hipertensi derajat I Hipertensi derajat II
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Hipertensi Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibedakan menjadi faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol (Suiaroka, 2012). 2.1.4.1 Faktor yang dapat dikontrol Faktor yang dapat dikontrol yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, antara lain: 1) Obesitas Obesitas dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kolesterol dalam tubuh, yang memicu terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga meningkatkan tahanan perifer pembuluh darah. Selain itu pasien hipertensi dengan obesitas akan memiliki curah jantung dan sirkulasi volume darah lebih tinggi dari pada hipertensi yang tidak obesitas. Dengan demikian beban jantung dan sirkulasi volume darah orang hipertensi dengan obesitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan normal (Sutanto, 2010; Nguyen & Lau, 2012). Menurut hasil penelitian cross sectional deskriptif di Port Harcourt, Nigeria Selatan, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 75 dosen,
9
diperoleh hasil bahwa prevalensi hipertensi ditemukan sebesar 21,33%. Hipertensi yang memiliki overweight sebesar 60%, yang mengalami obesitas sebesar 22,67% dan yang normal hanya sebesar 17,33% (Ordinioha, 2013). Hal ini juga didukung hasil penelitian cross sectional di India
Tengah
dengan
jumlah
sampel
sebesar
939
orang,
mengidentifikasikan bahwa IMT ≥ 27,5 kg/m² merupakan prediktor untuk hipertensi pada populasi perkotaan, sementara obesitas sentral merupakan prediktor hipertensi di populasi pedesaan (Bhadoria, dkk., 2014). Hasil penelitian cross-sectional di Rio de Janerio dengan jumlah sampel 854, diperoleh hasil bahwa kegemukkan dan obesitas berhubungan positif dengan kejadian hipertensi, nilai p < 0,05 (Corrêa-Neto, dkk., 2014). 2) Aktivitas Fisik Orang yang kurang aktivitas fisik cenderung memiliki curah jantung yang lebih tinggi. Semakin tinggi curah jantung maka semakin keras kerja setiap kontraksi sehingga semakin besar oksigen yang dibutuhkan oleh selsel tubuh. Kurang aktivitas fisik juga risiko meningkatkan kelebihan berat badan (Suiraoka, 2012; Wahiduddin, dkk., 2013). Menurut hasil penelitian cross sectional di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar dengan jumlah sampel sebanyak 139 orang, diperoleh hasil sebanyak 64,4% responden dengan aktivitas ringan menderita hipertensi, dan sebanyak 100% responden yang beraktivitas sedang tidak menderita hipertensi (Muliyati, 2011). Hasil penelitian yang lain case control Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan dengan jumlah
10
sampel 164 responden, menunjukkan hasil bahwa aktivitas fisik kurang merupakan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan OR = 2,67; 95% CI: 1,20-5,90 (Wahiduddin, dkk., 2013). Hasil penelitian cross sectional di Kosovo dengan besar sampel 1793 didapatkan hasil bahwa aktivitas fisik kurang berhubungan dengan terjadinya hipertensi dengan OR = 1,98; 95% CI : 1,46-2,74 (Hashani, dkk., 2014). 3) Merokok Merokok atau mengunyah tembakau mempengaruhi terjadinya kenaikkan tekanan darah dan bahan kimia yang terkandung dalam tembakau dapat merusak
lapisan
dinding
arteri
yaitu
menyebabkan
terjadinya
penyempitan pembuluh darah arteri serta memudahkan terjadinya aterosklerosis (Wahiduddin, dkk., 2013; Ansari, dkk., 2012). Menurut hasil penelitian case control study di Virginia Barat dengan jumlah sampel 2.889 peserta, diperoleh hasil bahwa kadar cotinine serum lebih tinggi pada perokok berhubungan positif dengan tekanan darah sistolik, dengan OR = 3,24, 95% CI : 1,86-5,63, p = 0,006 (Alshaarawy, dkk., 2013). Hasil penelitian yang lain case control study di Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan jumlah sampel 164 responden, diperoleh hasil bahwa perilaku merokok merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi, dengan OR = 2,32; 95% CI : 1,24-4,35 (Wahiduddin, dkk., 2013). Penelitian cross sectional di Semarang dengan sampel 115 responden menunjukkan hasil bahwa kebiasaan merokok berhubungan dengan terjadinya hipertensi p =0,005, jumlah rokok berhubungan dengan
11
hipertensi p= 0,001, cara menghisap rokok dengan hipertensi p=0.003 (Tisa & Angela Novalia, 2012). Penelitan case control di Makasar dengan sampel 144 responden menunjukkan hasil pengaruh rokok dengan hipertensi OR= 1,42; 95%CI: 0,73-2,76) ( Anggraeni Rini, 2013). 4) Konsumsi Lemak Jenuh. Asupan lemak jenuh dapat mengakibatkan dislipidemia yang merupakan salah satu faktor utama risiko arterosklerosis, yang pada gilirannya berpengaruh pada penyakit kardiovaskuler (Suiraoka, 2012). Menurut hasil penelitian case control di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah dengan jumlah sampel sebesar 310 responden, menunjukkan hasil bahwa konsumsi lemak jenuh menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi, nilai p = 0,001; OR = 7,72; 95% CI: 2,45-24,38 (Sugiharto, 2007). Hasil penelitian case control yang lainnya di Semarang dengan sampel 40 responden, menghasilkan asupan tinggi lemak menjadi faktor risiko kejadian hipertensi obesitik, nilai p = 0,002; OR = 4,3; 95% CI: 1,69611,069 (Kapriana & Muhammad Sulchan, 2012). 5) Konsumsi Garam Berlebihan Natrium dan klorida adalah ion utama pada cairan ekstraselular. Konsumsi garam dapur berlebihan dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler. Meningkatnya volume cairan pada ekstraseluler dapat meningkatkan volume darah sehingga berdampak pada kenaikan tekanan darah (Sutanto, 2010; Muliyati, 2011).
12
Menurut hasil penelitian
cross sectional di RSUD Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makasar dengan jumlah sampel sebanyak 139 responden, diperoleh hasil bahwa sebanyak 93,7% responden yang mengkonsumsi garam natrium lebih menderita hipertensi dan 63,2% yang mengkonsumsi natrium kurang tidak menderita hipertensi, nilai p = 0,001 (Muliyati, 2011). Penelitian cross sectional di Propinsi Jiangsu Cina juga menunjukkan bahwa konsumsi garam yang tinggi berhubungan dengan hipertensi dengan nilai p = 0.001 (Qin Yu, dkk., 2014). 6) Konsumsi Alkohol Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan sintesis katekolamin, yang dapat memicu kenaikan tekanan darah (Suiraoka, 2012). Menurut hasil penelitian cross sectional di Kabupaten Minahasa dengan jumlah sampel 107 orang, menunjukkan bahwa konsumsi alkohol berhubungan positif dengan kejadian hipertensi, nilai p = 0.001; OR = 4,3; 95% CI: 1.86-10.28 (Diyan, 2013). 7) Stres Faktor risiko stres berpengaruh dengan terjadinya hipertensi dikaitkan dengan peran saraf simpatis yang mempengaruhi hormon epinefrin (adrenalin).
Hormon
epinefrin
(adrenalin)
dapat
mempengaruhi
peningkatkan tekanan darah (Sutanto, 2010; Hamano, dkk., 2012). Menurut hasil penelitian observasional di Jakarta dengan jumlah sampel 58 responden didapatkan hasil stres (tegang) berpengaruh terhadap hipertensi p=0,01; OR= 6,2; 95% CI: 1,4-26,2) (Korneliani, 2012) dan penelitan case
13
control di Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan 216 sampel menunjukkan bahwa faktor psikologis stres mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan OR= 3,28; 95% CI: 1,05-10,263 (Elvyrah Faisal, dkk., 2011) dan penelitian cross sectional di Kosovo dengan jumlah sampel 1793 responden, menunjukkan hasil bahwa faktor psikososial (permusuhan) berhubungan dengan hipertensi dengan OR = 1,42, 95% CI: 1,17-2,08 (Hashani, dkk., 2014). 2.1.4.2 Faktor yang tidak dapat di kontrol 1) Riwayat keluarga (Keturunan) Faktor keturunan memang memilki peran yang besar terhadap munculnya hipertensi. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kejadian hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar homozigot jika dibandingkan dengan heterozigot (Sutanto, 2010; Sundari, dkk., 2013). Menurut hasil penelitian case control di Banyuwangi didapatkan hasil bahwa pada individu dengan genotip homozigot TT 3 kali lebih banyak mengalami hipertensi dari pada genotip heterozigot TC pada wilayah pantai maupun pegunungan (Sundari, dkk., 2013). Penelitian lain dengan case control di Karanganyar Jawa Tengah, menunjukkan bahwa riwayat keluarga dengan hipertensi mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan p = 0,001; OR = 4,04; 95% CI : 1,92-8,47 (Sugiharto, 2007). 2) Jenis Kelamin Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal ini dikarenakan pria banyak mempunyai faktor risiko yang
14
mempengaruhi terjadinya hipertensi seperti merokok, kurang nyaman terhadap pekerjaan dan makan tidak terkontrol. Biasanya wanita akan mengalami peningkatan hipertensi setelah masa menopause (Suiraoka, 2012). Menurut hasil penelitian cross sectional di Kosovo, menunjukkan bahwa pria lebih berisiko menderita hipertensi dengan OR = 1,41; 95% CI: 1,19-1,58 (Hashani, dkk., 2014). 3) Umur Hilangnya elastisitas pembuluh darah dan aterosklerosis
merupakan
faktor penyebab hipertensi usia tua (Sutanto, 2010). Menurut hasil penelitian case control di Karanganyar Jawa Tengah, meunjukkan bahwa umur menjadi faktor risiko penyakit hipertensi. Umur 56-65 tahun menjadi faktor risiko hipertensi, p = 0,001; OR = 4,76; 95% CI: 2,0-11,50 (Sugiharto, 2007). Menurut hasil penelitian cross sectional di Kosovo, menunjukkan bahwa usia yang lebih tua berkorelasi positif dan signifikan terhadap hipertensi dengan OR = 1,03; 95% CI: 1,1,02-1,05 (Hashani, dkk., 2014). 2.2 Konsep Aktivitas Fisik 2.2.1 Gambaran Aktivitas Fisik Aktivitas fisik dan olah raga sebenarnya sangat berhubungan tetapi pada dasarnya berbeda. Olah raga termasuk aktivitas fisik, namun tidak semua jenis aktivitas fisik adalah olah raga. Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang mengeluarkan energi (Suiraoka, 2012).
15
Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit kronis, termasuk salah satunya adalah hipertensi (Sutanto, 2010; Sudoyo, 2010). 2.2.2 Manfaat aktivitas fisik Aktivitas fisik secara teratur dapat bermanfaat positif terhadap kesehatan antara lain: dapat mencegah penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes, osteoporosis dan lain-lain. Aktivitas fisik teratur juga bermanfaat dalam mengendalikan berat badan, otot menjadi lebih lentur dan tulang menjadi kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, lebih percaya diri, lebih bertenaga serta lebih bugar sehingga secara keseluruhan kesehatan kita menjadi lebih baik (Wahiduddin, dkk., 2013; Mellisa, 2013). 2..2.3 Pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian hipertensi Beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah dapat dirumuskan sebagai berikut: Tekanan darah = curah jantung x tahanan perifer (Sudoyo, 2010). Pada awal permulaan aktivitas fisik dan selama aktivitas fisik terjadi peningkatan denyut jantung hal ini dapat menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan darah. Peningkatan curah jantung dapat terjadi karena disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan suplai oksigen dari otot-otot yang bekerja (Kapriana & Muhammad Sulchan 2012; Mellisa, 2013). Sementara itu aliran darah yang meningkat saat aktivitas fisik dapat menjaga endotel (lapisan dinding) pembuluh darah arteri dengan diproduksinya nitrit oksida (NO). NO akan merangsang pembentukan endothelial derive relaxing factor (EDRF) yang berfungsi vasodilatasi atau melebarkan arteri. Dalam keadaan kondisi istirahat aliran darah pada arteri koronaria berkisar 200
16
ml/menit (4% dari total curah jantung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan 4 ml/menit sudah dapat menghasilkan nitrit oksida (NO) untuk memperbaiki endotel arteri. Aktivitas fisik sedang (senam atau jalan kaki) dapat menyebabkan meningkatnya aliran darah sampai 350 ml/menit (naik 150 ml/menit) hal ini sudah cukup untuk mencegah endotel dari proses aterosklerosis. Namun semua itu baru bisa efektif jika aktivitas fisik yang teratur dan membutuhkan waktu minimal 30 menit (Sutanto, 2010; Sharman, dkk., 2014). Pada aktivitas fisik yang senantiasa aktif dan teratur akan menyebabkan pembuluh darah cenderung lebih elastis sehingga akan mengurangi tahanan perifer (Suiraoka, 2012). Aktivitas fisik yang teratur pada gilirannya juga akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih efisien sehingga curah jantung akan berkurang dan akan menyebabkan penurunan tekanan darah (Sutanto, 2010; Wahiduddin. dkk., 2013). Menurut hasil penelitian case control di Makasar, menunjukkan bahwa
aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko
terjadinya hipertensi dengan OR = 2,67; 95% CI : 1,20-5,90 (Wahiduddin, dkk., 2013). 2.2.4 Cara pengukuran aktivitas fisik International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) merupakan salah satu jenis kuesioner yang dapat digunakan
untuk mengukur aktivitas
fisik
seseorang. IPAQ berisikan pertanyaan yang meliputi jenis, durasi dan frekuensi seseorang melakukan aktivitas fisik dalam jangka waktu tertentu misalkan dalam 7 hari terakhir. Berbagai jenis aktivitas fisik tersebut dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Pengukuran
17
aktivitas fisik dapat dilakukan dengan cara mengukur banyaknya energi yang dikeluarkan untuk aktivitas setiap menitnya. Metode IPAQ memiliki kelebihan yaitu memiliki ketelitian yang tinggi dan juga mudah di gunakan khususnya pada responden dewasa. Sebagai standar yang dipakai adalah banyaknya energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan istirahat duduk yang dinyatakan dalam satuan METs (Metabolic Equivalent Task). Satu METs diartikan sebagai energi yang dikeluarkan per menit/kg BB orang dewasa (1 METs = 1.2 kkal/menit). IPAQ menetapkan skor aktivitas fisik dengan rumus: METs/minggu = METs Level (jenis aktivitas) X Jumlah menit aktivitas X Jumlah hari/minggu. Kategori aktivitas fisik menurut IPAQ adalah total energi yang dikeluarkan dalam aktivitas fisik dalam satu minggu (7 hari) terakhir, dikatakan aktivitas ringan jika kurang dari 600 METs/minggu, aktivitas sedang jika sebesar antara 600 – 1500 METs/minggu, sedangkan aktivitas berat jika lebih dari 1500 METs/minggu (Craig, dkk., 2003; IPAQ group, 2002; Wolin, dkk., 2008; Harvard Publication Health, 2009). Metode lain dengan penghitungan skor IPAQ dengan mean std.dev telah dilakukan di FIK UNY dengan skor IPAQ rata-rata : 7248,13 + 2420,58 METs (Sudibjo, Arovah & Lakmi R., 2015) dan penelitian di Menado juga memakai perhitungan skor IPAQ dengan mean std.dev dengan skor IPAQ rata-rata : 2137,01 + 1457,53) (Novitasary, Nelly & Shirley, 2014).
18
2.3 Konsep rokok dan merokok 2.3.1 Gambaran rokok dan merokok Rokok adalah gulungan kertas berbentuk silinder yang panjangnya antara 70-120 mm dan diameternya sekitar 10 mm. Rokok berisi olahan daun tembakau, cengkeh, kelembak dan filter. Merokok adalah membakar rokok dan kemudian dihisap asapnya dapat menggunakan rokok batangan ataupun menggunakan alat bantu pipa (WHO, 2010). 2.3.2 Kategori Perokok Kategori perokok dilihat dari segi orang yang menghisap asap rokok dapat dibedakan menjadi: perokok aktif dan perokok pasif. Hasil penelitian cross sectional di Propinsi Isfahan dan Propinsi Markasi Iran Tengah, dengan jumlah sampel 6.123 orang, menunjukkan bahwa sebanyak 893 laki-laki (14,6%) penderita hipertensi yang masing-masing adalah perokok aktif (28,6%) perokok pasif (28,8%), dan bukan perokok 42,5% (Ansari, dkk., 2012). 2.3.3 Klasifikasi perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap Klasifikasi perokok dilihat dari banyaknya batang rokok yang dihisap, dapat dibedakan menjadi: perokok ringan jika menghisap rokok kurang dari 10 batang rokok/hari, perokok sedang jika menghisap rokok 10-20 batang/hari dan perokok berat jika menghisap rokok lebih 20 batang/hari (Tisa & Angela Novalia, 2012). Menurut hasil penelitian cross sectional di Semarang, menunjukkan bahwa kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan hasil analisis sebagai berikut jumlah rokok yang dihisap dengan nilai p<0,001, cara menghisap
19
rokok dengan nilai p= 0,003; OR= 3,938 dan lama menghisap rokok dengan nilai p<0,001; OR= 9,000 (Tisa & Angela Novalia, 2012). 2.3.4 Kandungan dalam rokok Asap rokok yang dihisap mengandung bermacam-macam bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahan kimia yang ada di rokok dibedakan menjadi fase partikular dan fase gas. Fase partikular meliputi nikotin, nitrosamine, nitrosonornikotin, polisiklik hidrokarbon, dan carsinogenic amine. Fase gas meliputi carbon monoksida (CO), carbon dioksida (CO2) dan lain-lain. Rokok diperkirakan mengandung sekitar 4000 zat toksik dan 60% diantaranya bersifat carsinogenic (Diyan, 2013; Ansari, dkk., 2012). 1) Nikotin Nikotin berpengaruh terhadap kenaikan tekanan darah, denyut jantung, dan meningkatnya kontraksi otot jantung sehingga dipaksa untuk menggunakan
oksigen
semakin
besar.
Nikotin
juga
berdampak
vasokontriksi pembuluh darah perifer. Saat seseorang menghisap rokok beberapa detik kemudian nikotin sudah mencapai otak, kemudian otak merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon epinefrin (adrenalin) yang mempengaruhi terjadinya hipertensi (Tisa & Angela Novalia, 2012; Wahiduddin, dkk,. 2013). 2) Carbon Monoksida (CO) Gas CO merupakan sejenis gas hasil dari pembakaran dari unsur zat karbon (zat arang). CO bersifat toksik, transport dan penggunaannya bersaing dengan oksigen dalam tubuh. Daya ikat CO dengan eritrosit lebih
20
kuat dibandingkan dengan oksigen dalam eritrosit, sehingga akan membentuk carboxyhemoglobin (CoHb) yang
berdampak tubuh akan
kekurangan oksigen. Seorang perokok mempunyai rata-rata 2,5%-13,5% lebih banyak CoHb di dalam eritrosit jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. CO juga dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan penyimpanan kolesterol di dalam pembuluh darah arteri sehingga mempengaruhi terbentuknya aterosklerosis dalam pembuluh darah (Sitepoe, 1997; Tisa & Angela Novalia, 2012). 3) Tar Tar merupakan senyawa polisiklik hidrokarbon aromatika yang bersifat carsinogenic. Tar dapat merusak sel paru-paru karena lengket serta menempel
pada
saluran
nafas
dan
paru-paru
sehingga
dapat
mengakibatkan kanker. Endapan tar berupa warna coklat dapat terjadi di gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Masuknya tar ke dalam saluran pernafasan dan paru-paru tergantung pada hisapan yang dalam, menghisap berkali-kali, dan banyaknya rokok yang dihisap (Sitepoe, 1997; Tisa & Angela Novalia, 2012). 2.3.5 Pengaruh merokok terhadap terjadinya hipertensi Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Sedangkan curah jantung dan tahanan perifer dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah merokok. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan meningkatkan denyut jantung, bertambahnya kontraksi otot jantung, menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah perifer dan pembuluh
21
darah di ginjal sehingga mempengaruhi peningkatan tekanan darah (Sitepoe, 1997). Nikotin juga mengganggu sistem saraf simpatis dengan perangsangan hormon epinefrin (adrenalin) yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah juga dipengaruhi oleh kandungan karbon monoksida (CO) yang dihisap dari rokok oleh perokok aktif atau pasif. Di dalam eritrosit,
CO mempunyai daya ikat yang lebih kuat dengan hemoglobin
dibandingkan dengan oksigen, sehingga jika seseorang menghisap rokok kadar oksigen dalam darah akan berkurang. Jika sel-sel tubuh kekurangan oksigen maka tubuh akan melakukan kompensasi pembuluh darah dengan cara vasokontriksi. Bila vasokontriksi berlangsung lama maka pembuluh darah akan mudah terjadi aterosklerosis (Sitepoe, 1997; Tisa & Angela Novalia, 2012). Hasil penelitian cross sectional di Kabupaten Minahasa, dengan jumlah sampel 107 orang, menunjukkan hasil bahwa kebiasaan merokok mempengaruhi terjadinya hipertensi p = 0.001; OR = 6.0; 95% CI: 2,53-14,22 (Diyan, 2013).
2.4 Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi Penyebab hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu: hipertensi essensial (hipertensi primer) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain. Sekitar 90% penderita hipertensi termasuk hipertensi primer, sedangkan yang 10% termasuk disebabkan hipertensi sekunder (Suiraoka, 2012). Penyebab hipertensi sekunder antara lain: penyakit ginjal yang disebut hipertensi renal (renal hypertension) yaitu penyakit ginjal yang dapat mempengaruhi kelenjar adrenal, termasuk di antaranya adalah glomerulonefritis,
22
pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor ginjal. Kelainan vasculer juga dapat menyebabkan hipertensi sekunder seperti aterosklerosis, trombosis, emboli kolesterol, aneurisma, hiperplasia. Kelainan endokrin seperti diabetes melitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme juga menjadi penyebab hipertensi sekunder. Penyebab lain dari hipertensi sekunder yaitu hipertensi karena kehamilan (gestational hypertension) yang biasanya terjadi pada trimester ke tiga kehamilan (Sudoyo, 2010; Sutanto, 2010).
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Obesitas dapat memicu terjadinya peningkatan kolesterol dalam darah yang memudahkan terjadinya aterosklerosis sehingga berdampak penyempitan pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan beban kerja jantung dan tahanan perifer meningkat yang berpengaruh terjadinya hipertensi. Hipertensi juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik ringan, orang yang kurang aktivitas cenderung memiliki curah jantung yang lebih tinggi. Kurang aktivitas fisik cenderung memicu terjadi obesitas yang berisiko meningkatkan aterosklerosis yang dapat meningkatkan tahanan perifer dan meningkatkan curah jantung yang akan mempengaruhi terjadinya hipertensi. Pengaruh rokok terhadap tekanan darah dikaitkan dengan kandungan nikotin dan karbon monoksida (CO) dalam rokok. Nikotin dapat meningkatkan curah jantung, meningkatnya kontraksi otot jantung, menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer, vasokontriksi pembuluh darah ginjal serta mengganggu saraf simpatis dengan cara merangsang hormon epinefrin (adrenalin) yang bersifat memacu peningkatan curah jantung sehingga mempengaruh terjadinya hipertensi. Sedangkan karbon monoksida (CO) mempunyai daya ikat dengan hemoglobin (Hb) yang lebih kuat, jika dibandingkan daya ikat oksigen dengan hemoglobin, hal ini mengakibatkan kadar oksigen dalam darah menurun. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam darah maka pembuluh darah akan mengkompensasi
23
24
dengan cara vasokontriksi sehingga menyebabkan meningkatnya tahanan perifer yang berpengaruh teehadap hipertensi. Asupan lemak jenuh dapat menimbulkan dislipidemia yang memicu terjadinya aterosklerosis sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah, hal ini mengakibatkan peningkatan beban jantung dan tahanan perifer yang mempengaruhi terjadinya hipertensi. Konsumsi garam dapur berlebihan juga mempengaruhi terjadinya hipertensi. Sifat natrium menyebabkan retensi cairan di dalam ekstraseluler meningkat, yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi. Mengkonsumsi alkohol berlebihan juga dapat menyebabkan meningkatkan sintesis katekolamin yang dapat memicu hipertensi. Sedangkan hubungan stres dengan hipertensi dikaitkan dengan saraf simpatis yang dapat merangsang meningkatnya hormon epinefrin (adrenalin)
yang berpengaruh terhadap
hipertensi. Riwayat keluarga dengan hipertensi dikaitkan dengan banyaknya kejadian hipertensi terjadi pada kembar homozigot jika dibandingkan dengan heterozigot. Sedangkan kejadian hipertensi berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak terserang hipertensi daripada perempuan, hal ini karena laki-laki lebih banyak mempunyai faktor risiko terjadinya hipertensi. Peningkatan kejadian hipertensi juga dipengaruhi oleh umur, semakin bertambah umur seseorang lebih berisiko hilangnya elastisitas pembuluh darah dan terjadinya aterosklerosis yang merupakan faktor penyebab hipertensi di usia tua. Kejadian hipertensi juga dapat disebabkan oleh penyakit lain, terutama terjadi pada hipertensi sekunder.
25
Penyebab hipertensi sekunder antara lain adalah penyakit ginjal, kardiovaskuler serta penyakit endokrin seperti: diabetes, hipertiroid. 3.2 Konsep Penelitian Variabel independen : Aktivitas fisik Merokok Riwayat penyakit dasar
Variabel dependen: Hipertensi Variabel confounding : Obesitas Konsumsi garam Konsumsi lemak jenuh Stress Umur Jenis kelamin Riwayat keluarga Konsumsi alkohol
: Diteliti
Keterangan:
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Konsep penelitian pengaruh aktivitas fisik, merokok dan riwayat penyakit dasar terhadap terjadinya hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015.
3.3 Hipotesis Penelitian 3.3.1 Aktivitas fisik mempengaruhi terhadap terjadinya hipertensi. 3.3.2 Merokok mempengaruhi terhadap terjadinya hipertensi. 3.3.3 Riwayat penyakit dasar mempengaruhi terhadap terjadinya hipertensi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan yaitu case control study, merupakan rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang menelaah hubungan antara efek tertentu dengan faktor risiko tertentu. Rancangan case control dapat digunakan untuk menilai seberapa besarkah peran faktor risiko terhadap kejadian penyakit (Sastroasmoro, 2011; Schlesselman, 1982). Rancangan penelitian case control study pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian dimulai di sini Efek Faktor risiko +
Retrospektif Kasus : Hipertensi
Faktor risiko -
Efek Faktor risiko +
Retrospektif
Kontrol : Bukan Hipertensi
Faktor risiko -
Bagan 4.1 : Desain case control study (Notoatmodjo, 2010).
26
Populasi
27
4.2 Definisi kasus dan definisi kontrol Kasus adalah penderita hipertensi usia 18-65 tahun, menanda tangani informed consent, datang ke Puskesmas Sempu pada periode waktu Februari April 2015 dengan kriteria SBP ≥ 140 mmHg atau DBP ≥ 90 mmHg atau keduaduanya. Kontrol adalah bukan penderita hipertensi usia 18-65 tahun, menanda tangani informed consent, datang ke Puskesmas Sempu pada periode waktu Februari - April 2015.
4.3 Sumber Data Kasus dan Kontrol Sumber data Kasus dan Kontrol berasal dari pasien di Poli Umum Puskesmas Sempu berupa data primer yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan responden berpedoman pada kuesioner yang berisikan pertanyaan berkaitan dengan variabel penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari catatan medis pasien Poli Umum Puskesmas Sempu misalnya: tekanan darah, berat badan.
4.4 Cara Matching Matching individual yaitu dengan cara memilih sampel kontrol dengan karakteristik yang sama dengan sampel kasus. Antara Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol dilakukan matching atau dimiripkan dalam hal umur dan jenis kelamin. Cara melakukan matching untuk umur dengan memilih umur sampel kontrol yang masuk dalam interval 10 tahun dari umur sampel kasus (Riskesdas, 2013).
28
4.5 Besar Sampel Besar sampel penelitian dapat ditentukan dengan memperhatikan Odds Ratio (OR) hasil penelitian sebelumnya. Untuk menentukan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus WHO, sebagai berikut.
n= Hypothesis test for an odds ratio: Level of significance (%)
α
=5
Power of the test (%)
= 80
The value of the Odds Ratio
= 1.50
Anticipated probability of exposure given disease
= 0.38
Anticipated probability of exposure given no disease
= 0.20
Sample size
n
= 79
Setelah dilakukan penghitungan dengan rumus WHO dengan bantuan komputer diperoleh besar sampel 79. Perbandingan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 1 : 1 yaitu jumlah kasus 79 sampel : jumlah kontrol 79 sampel. Jadi total sampel dalam penelitian ini adalah 158 sampel.
4.6 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan Sampel Kasus dan Sampel Kontrol digunakan dengan consecutive sampling, cara pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas Sempu
29
dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sampai jumlah sampel terpenuhi.
4.7 Cara Pengumpulan Data Cara mendapatkan data Sampel Kasus dan Sampel Kontrol dilakukan dengan wawancara. Tehnik wawancara pada responden dilakukan dengan cara selang-seling (bergantian), misalkan hari pertama untuk memilih sampel kasus (penderita hipertensi) kemudian dilakukan wawancara. Pada hari ke dua memilih sampel kontrol (bukan penderita hipertensi) yang kemudian dilakukan wawancara. Demikian juga hari ke tiga dan ke empat dilakukan secara bergantian untuk memilih sampel kasus dan sampel kontrol dan seterusnya sampai sampel total terpenuhi. Wawancara sampel kasus dan sampel kontrol dilakukan di Puskesmas Sempu setelah selesai pemeriksaan dan pengobatan sehingga tidak menggangu proses kegiatan di poli umum Puskesmas Sempu.
4.8 Pengolahan Data 4.8.1 Cleaning Data yang sudah terkumpul dilakukan cleaning data untuk mengecek agar tidak ada data yang tidak perlu. 4.8.2
Editing Data yang sudah terkumpul, sebaiknya dilakukan pengeditan data terlebih dahulu dan diperbaiki jika ada data yang salah. Saat mengedit data perlu dicek kode-kode yang tidak sesuai dengan katagori dalam daftar
30
pertanyaan kuesioner, apakah ada data yang hilang, data yang tidak masuk akal dan data tidak konsisten sehingga diperoleh data yang benar-benar konsisten. 4.8.3 Coding Coding diperlukan karena data yang dikumpulkan banyak macamnya dan untuk mempermudah analisa data yang dilakukan dengan komputer. 4.8.4 Entry Data Memasukkan data yang telah diberi kode ke program software computer yang selanjutnya untuk dilakukan analisis.
2.9 Variabel Penelitian 4.9.1 Variabel dependen Variabel dependen penelitian adalah hipertensi. 4.9.2.Variabel independen Variabel independen penelitian adalah: 1. Aktivitas fisik 2. Merokok 3. Riwayat penyakit dasar
31
4.9.3 Variabel confounding adalah: 1. Obesitas 2. Konsumsi garam 3. Konsumsi lemak jenuh 4. Stress 5. Riwayat keluarga hipertensi 6. Umur 7. Jenis Kelamin
32
4.10 Definisi Operasional Tabel 4.1 Definisi Operasional No
1
1
Variabel Dependen: Hipertensi
Independen: Aktivitas fisik
Definisi Operasional
Cara/alat ukur
Hasil Pengukuran
Rencana Analisis
Skala
Tekanan darah lebih dari normal dengan menggunakan kriteria hipertensi dari JNC: SBP ≥ 140 mmHg atau DBP ≥ 90 mmHg, salah satu atau kedua-duanya.
Data sekunder: Tekanan darah: Melihat data rekam Sistole medik tekanan darah Diastole untuk sampel kasus. Pengukuran : Untuk tekanan darah sampel kontrol Mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop yang dilakukan pada lengan atas yang dilakukan oleh perawat yang sebelumnya dilatih.
1. Normal : < 120/80 mmHg Ordinal 2. Pre Hipertensi: 120-139/ 80-89 mmHg 3. Hipertensi derajat I: 140-159/90-99 mmHg 4. Hipertensi derajat II: > 160/>100 mmHg. (JNC 7, 2005).
Intensitas kegiatan atau gerakan otot yang dilakukan sehari-hari untuk membakar energi dan dijumlahkan dalam satuan METs, sesuai
Kuesioner. METs/minggu Menggunakan IPAQ (International Physical Activity Questionnaire). METs/minggu = METs level (jenis kegiatan) x
Menggunakan skor IPAQ: Ordinal Mean, Std. dev. (Novitasary, dkk., 2014; Sudibjo, dkk., 2015). Aktivitas ringan: <3494 METs
33
2
Merokok
standar IPAQ.
jumlah menit aktivitas x jumlah hari/minggu. Dihitung dalam 7 hari terakhir, penghitungan dilakukan oleh peneliti.
Kebiasaan terkait menghisap rokok atau riwayat merokok, jumlah batang rokok yang dihisap dan lama merokok sebelum terdiagnosa menderitan hipertensi oleh tenaga kesehatan.
Kuesioner. Menanyakan pada responden saat wawancara tentang riwayat merokok, jumlah merokok yang dihisap, lama merokok, yang ditekankan saat sebelum didiagnosis menderita hipertensi.
Aktivitas sedang: 3494-6149 METs Aktivitas Tinggi: >6149 METs Riwayat merokok
0: Tidak merokok Nominal 1: Ya (Pernah merokok/masih merokok) Jumlah rokok yang dihisap: Ordinal Jumlah rokok 1. Perokok ringan: yang dihisap kurang dari 10 batang per hari 2. Perokok sedang: 10 - 20 batang per hari 3. Perokok berat: lebih dari 20 batang per hari Lama merokok
Lama merokok: 1. Perokok ringan: Merokok < 10 tahun 2. Perokok sedang: Merokok 10-20 tahun 3. Perokok berat: Merokok > 20 tahun
Ordinal
34
3
1
Perokok pasif
Orang yang tidak merokok namun terpapar asap rokok dari orang yang sedang merokok.
Riwayat penyakit dasar
Penyakit yang pernah diderita responden yang dapat menyebabkan hipertensi, sebelum didiagnosis hipertensi oleh petugas kesehatan.
Confunding : Obesitas
IMT seseorang yang diproleh dari hasil perhitungan berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Obesitas sentral merupakan pengukuran massa lemak yang mereflesikan kegemukan abdomenal atau viseral.
Kuesioner. Perokok pasif Menanyakan responden atau tidak terkait riwayat menghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok. Kuesioner. Penyakit yang menyebabkan Menanyakan pada hipertensi responden pada saat wawancara
0: Tidak
1: Ya
Nominal
0 : Tidak 1 : Ya (Jika 1 atau lebih pernah menderita): Penyakit diabetes Penyakit jantung Penyakit ginjal Penyakit hipertiroid
Nominal
Menimbang badan dengan timbangan (kg), dan tinggi badan diukur dalam meter kemudian dihitung dengan rumus: IMT = BB (kg)/TB (m²). Mengukur keliling lingkar perut melalui titik antara ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul dengan tulang iga terbawah secara horizontal.
Berat badan, Tinggi badan.
Klasifikasi IMT : 1. Kurus : < 18.5 2. Normal : 18.5-22.9 3. Overweight: 23.0-24.9 4. Obesitas I : 25.0-29.9 5. Obesitas II : > 30.0
Ordinal
Lingkar abdomenal
Klasifikasi Obesitas sentral: Laki-laki : :≥ 90 cm 0 : Tidak 1. Ya Perempuan ≥ 80 cm 0 : Tidak 2. Ya
Nominal
Nominal
35
2
Konsumsi garam
Kebiasaan makan asin atau makanan mengandung garam dapur berlebihan yang dilakukan sehari-hari dalam periode waktu tertentu, sebelum didiagnosa hipertensi oleh tenaga kesehatan.
Kuesioner. Menanyakan pada responden saat wawancara tentang kebiasaan konsumsi makanan asin (ikan asin, telor asin dan lain-lain) ditekankan pada saat sebelum didiagnosis hipertensi.
Suka makan 0: Tidak Nominal asin atau tidak 1: Ya (Jika ya ≥ 3 item dari 5 item) Frekuensi makan asin per 1. Jarang : Ordinal minggu Jika seminggu sekali makan asin atau mengandung garam berlebihan. 2. Sedang : Jika 2x sampai 3x seminggu mengkonsumsi makan asin atau mengandung garam berlebihan. 3. Sering : Jika ≥ 4x seminggu atau setiap hari makan asin atau mengandung garam berlebihan.
36
3
Konsumsi lemak jenuh
Lemak yang mengandung kolesterol, Trigliserida yang terdapat pada makanan hewani seperti pada daging sapi, daging kambing, kulit unggas, yang mengandung lemak (fat, gajih) dan berasal dari nabati (minyak goreng dari sawit atau kelapa dan santan).
Kuesioner. Wawancara terkait konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh (fat, gajih) seperti konsumsi daging, kulit unggas, makanan yang diolah dengan cara digoreng dan bersantan, yang ditekankan sebelum didiagnosis hipertensi.
Konsumsi lemak jenuh
0 : Tidak Nominal 1 : Ya (Jika ya ≥ 2 item dari 3 item).
Frekuensi konsumsi daging.
Frekuensi konsumsi daging: Ordinal 1. Jarang : Jika seminggu sekali makan daging 2. Sedang : Jika 2x sampai 3x seminggu makan daging 3. Sering : Jika ≥ 4x seminggu atau setiap hari makan daging
Frekuensi konsumsi mkanan Ordinal Frekuensi yang digoreng: kunsumsi makanan yang 1. Jarang : Jika seminggu sekali konsumsi makanan diolah dengan yang digoreng cara digoreng 2. Sedang : Jika 2x sampai 3x seminggu konsumsi makanan yang digoreng 3. Sering : Jika ≥ 4x seminggu atau setiap hari konsumsi makanan yang digoreng.
37
Frekuensi konsumsi makanan bersantan.
Frekuensi konsumsi yang bersantan: 1. Jarang : Jika seminggu Ordinal sekali konsumsi makanan bersantan 2. Sedang : Jika 2x sampai 3x seminggu konsumsi makanan bersantan 3. Sering : 4. Jika ≥ 4x seminggu atau setiap hari konsumsi makanan bersantan.
38
4
Stres
Gangguan mental dan emosional yang sering disebabkan oleh faktor luar dan menyebabkan perasaan menjadi marah, mudah kesal/jengkel, mudah tersinggung, kesulitan untuk tenang, tidak sabaran, cenderung bereaksi berlebihan, sulit beristirahat dan mudah gelisah.
Kuesioner (DASS): Tingkat stress Menanyakan pada responden saat wawancara tentang perasaannya, dengan menggunakan kuesiones skala stress dari Depression Anxiety Stress Scales (DASS), ditekankan saat sebelum didiagnosis hipertensi.
Tingkat stress: Normal : 0-14 Ringan : 15-18 Sedang : 19-25 Berat : 26-33 Sangat berat : 34-42
Ordinal
5
Umur
Usia responden saat ini yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir.
Kuesioner. Menanyakan responden wawancara.
1. 18 - 25 tahun 2. 26 - 35 tahun 3. 36 - 45 tahun 4. 46 - 55 tahun 5. 56 - 65 tahun (Riskesdas)
Nominal
6
Jenis kelamin
Ciri biologis yang Observasi dimiliki responden yang wawancara. terdiri dari laki-laki atau perempuan.
7
Riwayat keluarga
Riwayat hipertensi dari keluarga langsung (bapak, ibu) dan keluarga tidak langsung (kakek dan nenek).
Kuesioner. Menanyakan responden wawancara.
Usia responden pada saat
saat Jenis kelamin 1. Laki-laki laki-laki/ 2. Perempuan perempuan Mempunyai pada riwayat saat hipertensi/ tidak
0:
Nominal
Tidak ada keturunan Nominal hipertensi 1: Ada keturunan hipertensi
39
4.11 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah tensi meter, stetoskop, timbangan berat badan (dacin), meteran untuk mengukur tinggi badan dan lingkar perut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur masingmasing variabel menggunakan alat bantu kuesioner atau pedoman wawancara dengan pertanyaan terstruktur. Kuesioner berisikan pertanyaan karakteristik sampel meliputi: data demografi, serta pertanyaan terkait variabel-variabel penelitian yaitu aktivitas fisik, merokok, obesitas, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, stres, umur, riwayat keluarga, jenis kelamin, riwayat penyakit responden dan hipertensi. Untuk kuesioner aktivitas fisik menggunakan IPAQ yang sudah baku (IPAQ group, 2002). Namun oleh peneliti dimodifikasi sesuai istilah aktivitas fisik di daerah penelitian, misalnya: mencangkul, membajak sawah, mencari rumput dan lain-lain. 4.12 Analisis Data 4.12.1 Analisis Bivariat Analisis bivariat dapat untuk mengetahui komparibelitas
berdasarkan
karakteristik demografi dan dapat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (faktor risiko) dengan variabel dependen (hipertensi). Uji yang digunakan menggunakan uji chi square, sedangkan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui komparibilitas, α = 0,05 jika p > 0,05 berarti komparibel, jika p < 0,05 berarti tidak komparibel.
40
2) Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (hipertensi), crude OR dan 95% Confidence Interval (CI). Jika OR > 1 dan 95% CI angka 1 berada diluar rentang CI berarti ada pengaruh. 4.12.2 Analisis Multivariat Analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen (faktor risiko) terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dan dapat digunakan mengetahui variabel independen mana yang paling besar pengaruhnya (paling berisiko) terhadap variabel dependen. Analisis multivariat yang digunakan adalah uji regresi logistik untuk dapat menggambarkan pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dimana efek variabel lainnya dikendalikan. Pada analisis ini diperoleh ukuran asosiasi Ajusted Odds Ratio (AOR), dengan interpretasi sebagai berikut. 1) Jika OR <1 : Variabel independen merupakan faktor protektif terhadap hipertensi, jika nilai batas atas 95% CI tidak menyentuh angka 1. 2) Jika OR >1 : Variabel independen merupakan faktor risiko terhadap hipertensi, jika nilai bawah 95% CI tidak mencakup angka 1. 3) Jika OR =1 : Variabel independen bukan merupakan faktor risiko terhadap hipertensi.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wilayah kerja Puskesmas Sempu meliputi tiga desa, yaitu Desa Tegalarum, Desa Sempu dan Desa Jambewangi. Jumlah penduduk untuk Desa Tegalarum 6.276 jiwa, Desa Sempu 1.660 jiwa dan Desa Jambewangi 4.849 jiwa, jadi total jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sempu adalah 32.015 jiwa. Sedangkan mayoritas pekerjaan masyarakatnya adalah ibu rumah tangga, petani/buruh tani dan wiraswasta (Profil Puskesmas Sempu, 2014). Kabupaten Banyuwangi pada umumnya terkenal sebagai sentral ikan sehingga banyak produk olahan ikan yang diawetkan atau asin. Karakteristik wilayah Puskesmas Sempu adalah jauh dari pantai. Berdasarkan wawancara terutama dengan penduduk yang tinggal jauh dari pasar mereka mengaku suka konsumsi ikan asin dengan alasan bisa tahan lama dan tidak perlu penyimpanan dengan kulkas pendingin. Di Banyuwangi juga banyak warga yang menjadi peternak bebek (itik) sehingga pengolahan telor menjadi telor asin juga banyak ditemukan. Kebiasaan penduduk terkait minum alkohol sangat jarang ditemukan. Fasilitas kesehatan pendukung di Puskesmas Sempu salah satunya adalah Program Posbindu merupakan upaya untuk mendeteksi secara dini penyakit tidak menular. Posbindu di Puskesmas Sempu mulai dirintis sejak 1 tahun yang lalu dengan program posbindu (pos pembinaan terpadu) penyakit tidak menular usia 18 sampai dengan 60 tahun, yang kegiatannya antara lain: pengukuran tinggi
41
42
badan, berat badan, IMT, lingkar perut, analisis lemak tubuh, pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, pemeriksaan kadar alkohol, kadar amfetamin, pemeriksaan klinis payudara, uji paru sederhana dan konseling edukasi serta tindak lanjut lainnya. Pelaksanaan kegiatan Posbindu berjalan dengan konsisten yang pelaksanaannya 1 kali dalam 1 bulan (Puskesmas Sempu, 2014). 5.2 Karakteristik Subjek Kelompok Kasus dan Kontrol Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 158 sampel, yang terdiri dari 79 sampel kasus hipertensi dan 79 sampel bukan hipertensi yang berobat di rawat jalan di poli umum Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi. Tabel berikut ini menyajikan karakteristik subjek berdasarkan Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol yang meliputi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Kasus dan Kontrol
Karakteristik Umur 15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun 65-74 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Pendidikan <SMA ≥SMA-PT Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Tani/buruh tani Wiraswasta PNS/TNI/Polri
Kelompok Kontrol (n=79) % Kasus (n=79) %
95% CI
p
1 (1,27) 5 (6,33) 16 (20,25) 36 (45,57) 20 (25,32) 1 (1,27)
1 (1,27) 4 (5,06) 13 (16,46) 35 (44,30) 25 (31,65) 1 (1,27)
0,03-17,19 0,04-0,14 0,05-16,15 0,07-21,25 0,01-50,39
0.887 0,887 0,984 0,887 1,000
63 (79,75) 16 (20,25)
63 (79,75) 16 (20,25)
0,43-2,34
1,000
40 (50,63) 39 (49,37)
63 (79,75) 16 (20,25)
0,12-0,55
0,001
27 (34,18) 13 (16,46) 29 (36,71) 10 (12,66)
29 (36,71) 16 (20,25) 28 (35,44) 6 ( 7,59)
0,46-2,81 0,42-1,88 0,17-1,74
0,767 0,777 0,317
43
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa distribusi karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin dan jenis pekerjaan subjek antara Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol adalah komparabel atau sebanding, secara statistik tidak bermakna dengan nilai p>0,05. Sedangkan distribusi karakteristik pendidikan pada kasus pendidikannya cenderung lebih rendah dibanding kontrol. dengan nilai p=0.001<0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan karakteristik pendidikan antara kasus dan kontrol, dimana proporsi kasus dengan pendidikan rendah cenderung lebih banyak dibanding kontrol. 5.3 Analisis Bivariat Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Hipertensi Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui nilai crude odd ratio (OR) yaitu besarnya risiko variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan untuk mengetahui tingkat kemaknaannya dilakukan dengan uji chi-square dengan melihat 95% CI dan nilai p<0,05. Hasil analisis bivariat untuk masing-masing faktor risiko dapat dilihat pada tabel berikut.
44
Tabel 5.2 Crude Odd Ratio (OR) Beberapa Faktor Risiko pada Kasus dan Kontrol Faktor Risiko Aktivitas Fisik Ringan Sedang Tinggi Kebiasaan merokok Tidak merokok Pernah merokok Merokok Perokok Pasif Tidak Ya Riwayat penyakit dasar Tidak Ada Status gizi (IMT) Kurus Normal Overweight Obesitas I Obesitas II Obesitas sentral Tidak Ya Konsumsi asin Tidak Ya Konsumsi fat/gajih Tidak Jarang Sedang Sering Konsumsi gorengan Tidak Jarang Sedang Sering Konsumsi santan Tidak Jarang Sedang Sering Riwayat HT keluarga Tidak Ya Tingkat stress Normal Ringan Sedang Berat
Kontrol %
Kasus %
5 (6,33) 44 (55,70) 30 (37,97)
34 (34,04) 36 (45,57) 9 (11,39)
65 (82,28) 6 (7,59) 8 (10,13)
Crude OR
95% CI
p
22,66 2,72
6,83-75,13 1,14-6,47
0,001 0,023
70 (88,61) 4 (5,06) 5 (6,33)
0,61 0,58
0,16-2.29 0,18-1.86
0,473 0,361
56 (70,89) 23 (29,11)
57 (72,15) 22 (27,85)
0,93
0,44-1,98
0,860
76 (96,20) 3 (3,80)
67 (84,81) 12 (15,19)
4,53
1,14-25,88
0,015
4 (5,06) 38 (48,10) 16 (20,25) 18 (22,78) 3 (3,80)
4 (5,06) 20 (25,32) 12 (15,19) 28 (35,44) 15 (18,99)
1,9
0,42-8,41
0,398
1,43 2,96 9,5
0,56-3,58 1,32-6,59 2,45-36,74
0,452 0,008 0,001
43 (54,43) 36 (45,57)
16 (20,25) 63 (79,75)
4,70
2,20-10,19
0,001
19 (24,36) 59 (75,64)
6 (7,59) 73 (92,41)
3,91
1,37-12.66
0,004
46 (58,23) 16 (20,25) 11 (13,92) 6 (7,59)
23 (29,11) 18 (22,78) 29 (36,71) 9 (11,39)
2,25 5,27 3
0,97-5,20 2,24-12,40 0,95-9,45
0,058 0,001 0,061
6 (7,59) 2 (2,53) 7 (8,86) 64 (81,01)
1 (1,27) 1 (1,27) 4 (5,06) 73 (92,41)
3 3,42 6,84
0,12-73,64 0,29-39,63 0,80-58,36
0,501 0,324 0,079
7 (50,00) 2 (14,29) 4 (28,57) 1 (7,14)
18 (22,78) 27 (34,18) 26 (32,91) 8 (10,13)
5,25 2,52 3,11
0,97-28,19 0,64-9,92 0,32-29,6
0,053 0,184 0,324
54 (68,35) 25 (31,65)
37 (46,84) 42 (53,16)
2,45
1,22-4,94
0,006
55 (69,62) 15 (18,99) 7 (8,86) 2 (2,53)
10 (12,66) 19 (24,05) 32 (40,51) 18 (22,78)
6,96 25,14 49,5
2,68-18,10 8,71-72,54 9,90-247,33
0,001 0,001 0,001
45
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Semakin ringan aktivitas fisik subjek maka semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dibandingkan aktivitas tinggi (OR: 2,72; 95% CI: 1,14-6,47) dan (OR: 22,66; 95% CI: 6,8475,13) untuk kategori aktivitas fisik sedang dan ringan. Subjek yang mempunyai riwayat penyakit dasar juga merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi. Riwayat penyakit dasar meningkatkan risiko 4,53 kali terjadinya hipertensi dibanding dengan subjek yang tidak mempunyai riwayat penyakit dasar (OR: 4,53; 95% CI: 1,14-25,88). Hasil berbeda terdapat pada kebiasaan merokok, sebagian besar Kelompok Kasus dan pada Kelompok Kontrol adalah tidak merokok. Hanya sebagian kecil subjek pada Kelompok Kasus maupun pada Kelompok Kontrol yang pernah merokok dan merokok (OR: 0,61; 95% CI: 0,162,29) dan (OR: 0,58; 95% CI: 0,18-1,86), artinya bahwa kebiasaan merokok dan riwayat pernah merokok bukan faktor risiko terjadinya hipertensi. Demikian juga dengan perokok pasif bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi (OR: 0,93; 95% CI: 0,44-1,98). Hasil analisis status gizi (IMT), menunjukan bahwa dengan semakin meningkatnya tingkat obesitas semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi (OR: 2,96; 95% CI: 1,32-6.59) dan (OR: 9,5; 95% CI: 2,45-36,74) untuk kategori Obesitas I dan Obesitas II. Sedangkan subjek yang mengalami obesitas sentral meningkatkan risiko 4,7 kali terjadinya hipertensi dibandingkan dengan subjek yang normal (OR: 4,70; 95% CI: 2,20-10,19). Kebiasaan konsumsi garam berlebih atau asin juga menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi
46
garam berlebih meningkatkan risiko 3,9 kali terjadinya hipertensi dibandingkan dengan subjek yang tidak konsumsi garam berlebih (OR: 3,91; 95% CI: 1,3712,66). Pada hasil analisis kebiasaan konsumsi lemak jenuh dalam bentuk fat atau gajih merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi fat atau gajih sedang dapat meningkatkan risiko 5,27 kali terjadinya hipertensi dibandingkan dengan tidak konsumsi fat atau gajih (OR: 5,27; 95% CI: 2,24-12,40). Namun pada kebiasaan konsumsi gorengan dan konsumsi santan bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi karena nilai bawah 95% CI lebih kecil dari 1 atau mencakup angka 1. Hasil analisis riwayat penyakit hipertensi pada keluarga, menunjukan bahwa subjek yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi pada keluarganya lebih berisiko terjadinya hipertensi dibandingkan dengan subjek yang tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi pada keluarganya (OR: 2,4; 95% CI: 1,22-4,94). Subjek yang mengalami stres cenderung berisiko terhadap terjadi hipertensi, semakin tinggi tingkat stres subjek semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dibandingkan dengan yang normal (OR: 6,9; 95% CI 2,8618,10); (OR: 25,14; 95% CI: 8,71-72,54) dan (OR: 49,5; 95% CI: 9,90-247,33) untuk kategori stres ringan, sedang dan parah. Berdasarkan Tabel 5.2 hasil analisis bivariat dapat diketahui bahwa semakin kurang aktivitas fisik, ada riwayat penyakit dasar, status gizi (obesitas), obesitas sentral, konsumsi garam berlebihan, konsumsi fat atau gajih, riwayat penyakit hipertensi pada keluarga dan stres merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Nilai crude odd ratio (OR) yang didapat dari analisis bivariat tidaklah
47
murni sebagai faktor risiko terhadap hipertensi, namun masih ada pengaruh dari variabel confounding. Variabel yang mempunyai nilai kemaknaan p<0,25 akan diikutkan dalam analisis multivariat yaitu aktivitas fisik, riwayat penyakit dasar, status gizi, obesitas sentral, konsumsi garam berlebihan, konsumsi fat atau gajih, riwayat penyakit hipertensi pada keluarga serta stres. 5.4 Analisis Multivariat Faktor Risiko Terhadap Kejadian Hipertensi Berdasarkan analisis bivariat ada 8 variabel faktor risiko yang mempunyai nilai kemaknaan p<0,25 untuk dapat dilakukan analisis multivariat secara bersama-sama. Ke 8 variabel tersebut adalah aktivitas fisik, riwayat penyakit dasar, status gizi, obesitas sentral, konsumsi garam berlebihan, riwayat penyakit hipertensi pada keluarga dan stres. Ditambahkan serta distribusi karakteristik tingkat pendidikan yang mempunyai nilai p=0,001 diikutkan dalam analisis multivariat. Analisis multivariat dilakukan untuk mendapatkan nilai adjusted 0dd ratio (AOR) yang bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang secara independen mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan menggunakan uji regresi logistic. Hasil analisis multivariat faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
48
Tabel 5.3 Adjusted Odd Ratio Beberapa Variabel Terhadap Kejadian Hipertensi Variabel Aktivitas fisik Ringan Sedang Ada riwayat penyakit dasar Status Gizi (IMT) Kurus Overweight Obesitas I Obesitas II Mengalami Obesitas sentral Mengkonsumsi garam berlebih Konsumsi fat/gajih Jarang Sedang Sering Ada riwayat HT pada keluarga Tingkat stres Ringan Sedang Parah Tingkat pendidikan ≥ SMA-PT
OR
95% CI
P
Lower
Upper
24,89 2,13 5,78
4,91 0,25 0,74
149,31 7,86 44,89
0,001 0,256 0,093
0,66 0,76 0,52 1,95 3,32 0,51
0,76 0,78 0,44 0,55 0,64 0,11
8,85 5,19 2,74 18,28 17,17 2,28
0,760 0,783 0,446 0,208 0,152 0,380
1,39 3,38 3,49 2,07
0,31 0,85 0,42 0,62
6,08 13,40 26,21 6,83
0,658 0,083 0,255 0,230
3,67 19,72 32,55 0,16
0,92 4,43 3,92 0,04
14,61 87,62 270,07 0,57
0,065 0,001 0,001 0,005
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui diketahui bahwa variabel yang terbukti sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi setelah dianalisis multivariat yang variabel bebas lainnya dikendalikan yaitu aktivitas fisik ringan, stres sedang dan stres berat. Subjek dengan aktivitas fisik ringan meningkatkan risiko 24,89 kali terjadinya hipertensi dibandingkan dengan aktivitas tinggi (OR: 24,89; 95% CI: 4,91-149,31). Tingkat stres juga memiliki risiko terhadap kejadian hipertensi. Subjek yang mengalami stres sedang dan berat meningkatkan risiko terhadap terjadinya hipertensi. Semakin tinggi tingkat stres semakin tinggi risiko meningkatkan terjadinya hipertensi (OR: 19,72; 95% CI: 4,43-87,62) dan (OR: 32,55; 95% CI: 3,92-270,07) untuk kategori stres sedang dan stres berat. Sedangkan variabel yang terbukti sebagai faktor protektif
terhadap kejadian
49
hipertensi adalah tingkat pendidikan ≥ SMA-PT (OR: 0,16; 95% CI: 0,04-0,57), artinya semakin tinggi tingkat pendidikan dapat mencegah kejadian hipertensi, secara statistik bermakna dengan p= 0,005.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Aktivitas Fisik, Tingkat Stres dan Pendidikan Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi. Berdasarkan analisis multivariat, faktor risiko yang secara independen mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah aktivitas ringan, stres sedang dan stres parah. Sedangkan tingkat pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) merupakan faktor protektif terhadap terjadinya hipertensi. Aktivitas fisik ringan secara independen mempengaruhi terjadinya hipertensi. Semakin ringan aktivitas fisik semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Hasil analisis multivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan dapat meningkatkan risiko 24,89 kali terhadap terjadinya hipertensi dibandingkan dengan aktivitas tinggi (OR: 24,89; 95% CI: 4,91149,31). Hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di Makasar (Wahududdin, dkk., 2013) dan di Yogyakarta (Elvyrah Faisal, dkk., 2011) juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan merupakan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi. Aktivitas fisik dapat menyebabkan aliran darah meningkat sehingga dapat diproduksinya nitrit oksida (NO). Nitrit oksida akan merangsang pembentukan endothelial derive relaxing factor (EDRF) yang berfungsi vasodilatasi atau melebarkan arteri (Sutanto, 2010; Sharman, dkk., 2014). Aktivitas fisik yang senantiasa aktif dan teratur akan menyebabkan pembuluh darah cenderung lebih elastis sehingga akan mengurangi tahanan
50
51
perifer (Suiraoka, 2012). Aktivitas fisik yang teratur pada gilirannya juga akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih efisien sehingga curah jantung akan berkurang dan akan menyebabkan penurunan tekanan darah (Sutanto, 2010; Wahiduddin. dkk., 2013). Implikasi dalam kesehatan masyarakat adalah perlunya meningkatkan pendidikan kesehatan
terkait pentingnya aktivitas fisik untuk
pencegahan hipertensi di Posbindu dan Usila di Puskesmas Sempu. Subjek yang mengalami stres cenderung berisiko terhadap terjadinya hipertensi. Berdasarkan analisis multivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stres semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dibandingkan dengan subjek yang normal (OR: 19,72; 95% CI: 4,4387,62) dan (OR: 32,55; 95% CI: 3,92-270,07) untuk kategori stres sedang dan stres parah. Hasil ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan di Jakarta (Korneliani, 2012) dan di Kabupaten Bantul Yogyakarta (Elvyrah Faisal, dkk., 2011). Faktor risiko stres berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi dikaitkan dengan peran saraf simpatis yang mempengaruhi hormon epinefrin (adrenalin). Hormon epinefrin (adrenalin) dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah (Sutanto, 2010; Hamano, dkk., 2012). Variabel stres sebenarnya merupakan variabel confounding namun dalam penelitian ini setelah dianalisis multivariat, dengan variabel independen lainnya dikendalikan didapatkan hasil bahwa stres secara independen merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Munculnya stres yang merupakan variabel confounding sebagai variabel yang secara independen mempengaruhi terjadinya hipertensi, tidak diduga sebelumnya oleh peneliti. Beberapa hal yang menyebabkan tingginya stres antara lain adalah sebagian besar
52
subjek kasus (79,75%) adalah berpendidikan rendah (<SMA). Pada hasil penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan stres yang secara statistik bermakna dengan p=0,005. Jika dilihat dari sampel penelitian ini sebagian besar (79,75%) adalah perempuan, yang relatif cenderung lebih mudah mengalami stres jika dibanding laki-laki. Sedangkan jika dilihat umur subjek kasus, penderita hipertensi cenderung meningkat berdasarkan meningkatnya kelompok umur sehingga cenderung lebih mudah mengalami stres. Menurut Riskesdas 2013 gangguan mental emosiaonal (stres) cenderung lebih tinggi pada orang dengan kelompok umur semakin tua, berpendidikan rendah dan jenis kelamin perempuan jika dibandingkan laki-laki. Faktor yang mempengaruhi stres dapat berasal dari kondisi individu seperti: jenis kelamin, umur, pendidikan, intelegensi, tahap perkembangan, kondisi fisik (Smet Bart, 1994). Besarnya stres pada subjek dalam penelitian ini dapat disebabkan karena kelemahan di metodologi penelitian yaitu pengukuran stres yang dilakukan waktu sekarang. Idealnya stres yang dialami subjek penelitian diasumsikan sama seperti terjadi sebelum hipertensi, namun dalam penelitian ini stres diukur pada waktu sekarang, hal ini dapat dipersepsikan bahwa stres yang terjadi pada subjek penelitian kemungkinan juga bisa dikarenakan stres akibat menderita hipertensi atau sebaliknya. Implikasi hasil penelitian ini adalah perlunya memasukan program deteksi dini stres di Posbindu dan di Puskesmas Sempu serta bimbingan konseling untuk mengatasi stres bagi masyarakat sehingga dapat mengendalikan stres ke arah lebih baik sehingga pada akhirnya dapat mengurangi faktor risiko hipertensi.
53
Hasil analisis multivariat pada penelitan ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) merupakan protektif terhadap kejadian hipertensi (OR:
0,16; 95% CI: 0,04-0,57), artinya semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin dapat mencegah terjadinya hipertensi, demikian sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian case control sebelumnya di Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa pendidikan rendah mempengaruhi terjadinya hipertensi (Elvyrah Faisal, dkk., 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: pendidikan, pengalaman, informasi, sosio-ekonomi serta kultur budaya. Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi mudah untuk mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Untuk itu pendidikan kesehatan atau memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat perlu diintensifkan agar masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi. Hal ini dapat dilakukan baik melalui organisasi kemasyarakatan, kegiatan keagamaan, kelompok masyarakat, melalui poster dan lain-lain. 6.2 Variabel yang Secara Independen Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi. Pada analisis bivariat penelitian ini menunjukkan bahwa variabel riwayat penyakit dasar, satus gizi (IMT) obesitas, obesitas sentral, konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak jenuh (fat/gajih), riwayat keturunan hipertensi menjadi
54
faktor risiko terhadap terjadinya hipertensi. Nilai crude odds ratio pada analisis bivariat tidaklah murni sebagai faktor risiko terhadap kejadian hipertensi, namun masih ada pengaruh varibel confounding. Namun setelah dianalisis multivariat setelah variabel independen lainnya dikendalikan variabel-variabel tersebut secara independen tidak mempengaruhi terjadinya hipertensi. Hal ini karena pengaruh variabel-variabel tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan variabel aktivitas fisik ringan, stres sedang dan stres parah serta tingkat pendidikan tinggi, sehingga saat dilakukan analisis multivariat variabel-variabel tersebut tidak tampak pengaruhnya atau tidak berpengaruh secara independen terhadap hipertensi. 6.3 Variabel Merokok Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan merokok tidak terbukti sebagai faktor risiko terhadap kejadian hipertensi (OR: 0,61; 95% CI: 0,16-2,29) dan (OR: 0,58; 95% CI: 0,18-1,86) untuk kategori pernah merokok dan merokok. Tidak terbuktinya merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi juga ditunjukkan hasil penelitian sebebelumnya di Yogyakarta (Sugiharto, 2007) dan penelitian di Pasuruan Jawa Timur (Umiyati, 2011). Pada penelitian ini perokok pasif bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi (OR: 0,93; 95% CI: 0,44-1,98). Tidak terbuktinya perokok pasif sebagai faktor risiko hipertensi juga ditunjukkan pada penelitian sebelumnya di Lawang Malang (Atika, 2009). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya di Kabupaten Minahasa (Diyan, 2013) dan di Semarang (Tisa & Angela, 2012) bahwa merokok mempengaruhi kejadian hipertensi. Tidak
55
terbuktinya merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi karena beberapa
hal yaitu:
disebabkan
sampelnya pada penelitian ini sebagian besar
(79,75%) adalah perempuan. Sedangkan kebiasaan merokok pada umumnya dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan subjek penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki hanya 20% dan yang merokok hanya sebesar 11%. Padahal menurut Riskesdas 2013 proporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak jika dibandingkan perokok perempuan (47,5% : 1,1%). Pada penelitian ini jika dilihat dari jumlah batang rokok yang dihisap dan lamanya merokok menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan secara bermakna dengan kejadian hipertensi (p=0,329), dan (p=0,345) untuk jumlah batang rokok yang dihisap dan lamanya merokok. Demikian juga jika dilihat dari perokok pasif sebagian besar subjek penelitian (72,15%) adalah bukan perokok pasif. Hal ini bisa terjadi karena kelemahan pada kuesioner untuk perokok pasif yang kurang mendalam. Disamping itu juga bisa disebabkan subjek penelitian menganggap pasangannya yang
terbiasa merokok dianggap
sesuatu hal yang sudah biasa sehingga
mengganggap dirinya bukan perokok pasif. Menurut teori pembiasaan klasik dari Pavlov menyatakan pemberian stimulus yang dibiasakan maka akan menimbulkan respon yang biasa (Chaer, 2009). Kemudian jika dilihat dari tempat penelitian yaitu di Puskesmas Sempu yang menghasilkan data yang bersifat puskesmas based atau tidak bersifat population based, hal ini dapat menyebabkan subjek penelitian di Puskesmas Sempu tidak menggambarkan populasi di masyarakat secara umum. Tidak terbuktinya dalam penelitian ini bukan berarti merokok tidak
56
dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena secara konsep teori merokok meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan berbahaya bagi kesehatan. 6.4 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian case control atau retrospective study, data pajanan faktor risiko mengandalkan daya ingat sehingga daya ingat subjek penelitian dapat menyebabkan recall bias. Kuesioner IPAQ dalam aplikasinya menimbulkan persepsi yang berbeda sehingga terkadang subjek penelitian mengalami kesulitan dalam menjawabnya dan informasi yang diberikan oleh subjek penelitian terkadang validasinya sukar diperoleh. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan tehnik consecutive sampling yaitu memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu dan sampel yang dipilih tidak berdasarkan random sehingga sampel yang diperoleh belum mewakili populasi di masyarakat. Demikian juga dengan tempat penelitian yang mengambil subjek penelitian di puskesmas sehingga sampel yang didapat hanya berdasarkan hospital based atau puskesmas based dan tidak berdasarkan population based. Hal ini menyebabkan generalisasi hasil penelitian ini terbatas untuk populasi umum.
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis multivariat setelah variabel independen lainnya dikendalikan variabel yang secara independen mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah aktivitas fisik ringan, stres sedang, stres parah dan tingkat pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) yang merupakan faktor protektif terhadap terjadinya hipertensi. Sedangkan kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah riwayat penyakit dasar, obesitas, konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak jenuh, riwayat hipertensi keluarga. Variabel merokok dalam penelitian ini tidak terbukti mempengaruhi terjadinya hipertensi. 7.2 Saran 7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Banyuwangi Program pencegahan penyakit hipertensi sebagai penyakit tidak menular yang prevalensinya semakin tinggi perlu dilakukan lebih intensif. 7.2.2 Bagi Kepala Puskesmas Sempu Penambahan jumlah Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Sempu perlu dilakukan secara bertahap sehingga jangkauan pelayanan Posbindu ke masyarakat semakin luas. Program upaya pencegahan penyakit hipertensi dengan promotif, preventif terkait faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya
hipertensi
perlu
57
lebih
ditingkatkan.
58
7.2.3 Bagi Posbindu Deteksi dini penyakit hipertensi dan deteksi faktor risiko terhadap terjadinya hipertensi perlu ditingkatkan lebih intensif. Upaya pemahaman kepada masyarakat terkait faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya hipertensi perlu dilakukan melalui pendidikan kesehatan yang lebih intensif. 7.2.4 Bagi masyarakat Mengurangi atau menghindari faktor risiko terhadap kejadian hipertensi merupakan upaya yang baik. Tidak terbuktinya merokok pada penelitian ini bukan berarti merokok tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi kejadian hipertensi. Dan tidak merokok dalam kehidupan sehari-hari merupakan perilaku yang bijaksana untuk mencegah penyakit akibat dari rokok. 7.2.5 Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan metode penelitian yang berbeda, teknik sampling yang berbeda serta penggunaan sampel yang lebih besar serta berorientasi pada population based.
DAFTAR PUSTAKA Alshaarawy, O., Xiao, J. & Shankar, A., 2013. Association of serum cotinine levels and hypertension in never smokers. Hypertension, 61(2), pp.304–8. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23184382 [Accessed October 20, 2014]. Anggraeni Rini, 2013. Faktor risiko aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol terhadap kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang Kota Makasar. http://respiratory.unhas.ac.id (Diakses: 2 Oktober 2014). Ansari, R., Khosvari, A. & Bahonar, A., 2012. Risk factors of atherosclerosis in male smokers, passive smokers, and hypertensive nonsmokers in central Iran. ARYA atherosclerosis, 8(2), pp.90–5. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3463995&tool=p mcentrez&rendertype=abstract [Accessed October 12, 2014]. Atika, 2009. Hubungan perokok pasif dengan terjadinya hipertensi pada penduduk wanita usia 30-65 tahun di Dusun Krajan Desa Sumberngepoh Kecamatan Lawang Malang. http://Unair.ac.id/artikel dosen. (Diakses: 25 Juni 2015). Bhadoria, A., Kasar, P. & Toppo, N., 2014. Prevalence of hypertension and associated cardiovascular risk factors in Central India. Journal of family & community medicine, 21(1), pp.29–38. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3966094&tool=p mcentrez&rendertype=abstract [Accessed September 22, 2014]. Corrêa-Neto, V., Sperandei, S. & Silva, L., 2014. [Arterial hypertension among adolescents in Rio de Janeiro: prevalence and association with physical activity and obesity]. Ciência & saúde coletiva, 19(6), pp.1699–708. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24897471 [Accessed September 8, 2014]. Craig, C.L., Marshall, M. & Sjostrom, 2003. International physical activity questionnaire: 12-country reliability and validity. Medicine and science in sports and exercise, 35(8), pp.1381–95. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12900694 [Accessed July 9, 2014]. Dinkes, B., 2013. Laporan Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013. Diyan, 2013. Hubungan antara kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas
Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. http://fkm.unsrat.ac.id (Diakses: 2 Oktober 2014). Elvyrah Faisal, Bambang D., & Berty M., 2011. Faktor risiko hipertensi pada wanita pekerja dengan peran ganda di Kabupaten Bantul. http://portal garuda.org/article/php?. Diakses 2 Oktober 2014. Hamano, T., Kimura, Y. & Takeda, 2012. Effect of environmental and lifestyle factors on hypertension: Shimane COHRE study. PloS one, 7(11), p.e49122. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3494668&tool=p mcentrez&rendertype=abstract [Accessed September 14, 2014]. Hashani, V., Roshi, E. & Burazeri, G., 2014. Correlates of hypertension among adult men and women in kosovo. Materia socio-medica, 26(3), pp.213–5. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4130693&tool=p mcentrez&rendertype=abstract [Accessed September 12, 2014]. Harvard Publication Health, 2009. MET-hour equivalents of various physical activities. Available at: http://www.health.harvard.edu/newsletters/Harvard_Womens_Health_Watch /2009/December/met-hour-equivalents-of-various-physical-activities [Accessed November 1, 2014]. IPAQ group, 2002. International Physical Activity Questionnaires. http://www.ipaq.ki.se/questionnaires/IPAQ [Accessed Nopember 10, 2014]. JNC-7, 2005. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure. http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines hypertension/jnc7full.pdf (Diakses 5 oktober 2014). Kapriana, M., & Muhammad Sulchan, 2012. Asupan tinggi lemak dan aktivitas olahraga sebagai faktor risiko terjadinya Hipertensi Obesitik. http://www: jurnal HT/Aktivitas Olah Raga terhadap Hipertensi.htm (Diakses : 5 Oktober 2014). Kemenkes, RI., 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013, http://www.depkes.go.id/profil kesehatan indonesia 2013. (Diakses : 1 Oktober 2014). Kemenkes, RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/Riskesdas 2013. (Diakses : 1 Oktober 2014).
Korneliani, 2012. Hubungan obesitas dan Stres dengan Kejadian Hipertensi Guru SD Wanita. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1769. Diakses tanggal 6 Juni 2015. Mellisa Kiki, 2013. Hubungan antara Perilaku Olah Raga, Stress dan Pola Makan dengan Tingkat Hipertensi Pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. http://journal.unair.ac.id (Diakses : 5 Oktober 2014). Muliyati Hepti, 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium serta Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada pasien Rawat jalan di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar. http://journal.unhas.ac.id (Diakses : 1 Oktober 2014) Nguyen, T. & Lau, D.C.W., 2012. The obesity epidemic and its impact on hypertension. The Canadian journal of cardiology, 28(3), pp.326–33. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22595448 [Accessed September 14, 2014]. Notoatmodjo S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Novitasary, Nelly & Shirley, 2014. Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita usia subur peserta jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Menado. http://journal.unrat.ac.id. Diakses 5 Mei 2015. Ordinioha, B., 2013. The prevalence of hypertension and its modifiable risk factors among lecturers of a medical school in Port Harcourt, south-south Nigeria: implications for control effort. Nigerian journal of clinical practice, 16(1), pp.1–4. Available at: http://www.njcponline.com/article.asp?issn=11193077;year=2013;volume=16;issue=1;spage=1;epage=4;aulast=Ordinioha [Accessed October 12, 2014]. Puskesmas Sempu, 2013. Laporan 15 Besar Penyakit di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2013. Puskesmas Sempu, 2014. Profil Puskesmas Sempu 2014 Qin Yu, Melse-Boonstra & Pan, X., 2014. Association of dietary pattern and body weight with blood pressure in Jiangsu Province, China. BMC public health, 14, p.948. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4176575&tool=p mcentrez&rendertype=abstract [Accessed October 30, 2014].
Rahajeng, E. & Sulistyowati, T., 2011. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. http://indonesia.digitaljournal.org (Diakses : 20 September 2014). Sastroasmoro Sudigdo, 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: CV. Sagung Seto. Schlesselman James, 1982. Case Control Studies Design, Conduct, Analysis, New York Oxford: Oxford University Press. Available at: 201918171615. Sharman, J.E., La Gerche, A. & Coombes, J.S., 2014. Exercise and Cardiovascular Risk in Patients With Hypertension. American journal of hypertension. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25305061 [Accessed October 19, 2014]. Sitepoe, M., 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok, Jakarta: Gramedia. Smet, Bart (1994) Psikologi Kesehatan, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sudibjo, Arovah & Lakmi, R., 2015 Tingkat pemahaman dan survei level aktivitas fisik, status kecukupan energi dan status antropometrik mahasiswa program studi pendidikan kepelatihan olah raga FIK UNY. http://jurnal.uny.ac.id. Diakses 5 Mei 2015. Sudoyo, 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Sugiharto Aris, 2007. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganar Jawa Tengah). http://eprints.undip.ac.id (Diakses : 20 September 2014). Suiraoka, 2012. Penyakit Degeneratif, Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif, Yogyakarta: Nuha Medika. Sundari, S., Aulani'am, A. & Wahono, S., 2013. Faktor Risiko Non Genetik dan Polimorfisme Promoter RegionGen CYP11B2Varian T(-344)C Aldosterone Synthasepada Pasien Hipertensi Esensial di Wilayah Pantai dan Pegunungan. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27(3), pp.pp.169–177. Available at: http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/345 [Accessed September 15, 2014]. Sutanto, 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern : Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes (gejala-gejala, Pencegahan dan Pengendalian), Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Tisa K., & Angela Novalia, 2012. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan tekanan darah meningkat karyawan laki-laki di Nasmoco Semarang. http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm (Diakses : 1 Oktober 2014). Umiyati, S., 2011. Pengaruh kebiasaan merokok terhadap kejadian hipertensi pada laki-laki usia di atas 40 tahun di Dusun Kampung Baru Desa Sentul Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan tahun 2011. http://fkm.unair.ac.id/detail (Diakses : 2 Oktober 2014). Wahiduddin, Hasrin Mannan & Rismayanti, 2013. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. http://respiratory.unhas.ac.id (Diakses : 2 Oktober 2014). WHO, 2010. Smoking (control of advertisements and of tobacco). http://www.who.int/fctc/implementation/database (Diakses 2 Oktober 2014). WHO, 2013. A Global Brief on Hypertension : Silent Killer, global Public Health Crisis. http://www.who.int/reasearch/en/ (Diakses 2 Oktober 2014). Wolin, K.Y., Heil, D. & Askew, S., 2008. Validation of the International Physical Activity Questionnaire-Short among Blacks. Journal of physical activity & health, 5(5), pp.746–60. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=2744347&tool=p mcentrez&rendertype=abstract [Accessed December 9, 2014].
Lampiran 1 FORMULIR NASKAH PENJELASAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN
NASKAH PENJELASAN Saya adalah mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat jurusan epidemiologi lapangan Universitas Udayana Denpasar Bali yang sedang menyelesaikan tugas akhir (Tesis) dengan judul “Pengaruh aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan riwayat penyakit dasar terhadap terjadinya hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015”. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Sempu dan Dinas Kesehatan Banyuwangi untuk pencegahan penyakit hipertensi. Saya mengharapkan partisipasi Anda untuk diperiksa tekanan darah, berat badan, tinggi badan, lingkar perut dan bersedia diwawancarai serta mengisi seluruh pertanyaan kuesioner yang diberikan secara jujur yang membutuhkan waktu sekitar 20 – 30 menit. Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian, silahkan mengisi menandatangani kolom di bawah ini tanpa adanya paksaan, mengisi biodata diri serta mengisi kuesioner yang tersedia. Jika dari pengisian kuesioner ada yang tidak dimengerti, Anda dapat menghubungi saya ke no HP. 081334714177 atau melalui email :
[email protected]. Atas perhatian dan kesediaan untuk berpatisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih. Banyuwangi, ............... 2015
(........................................)
Lampiran 2 FORMULIR INFORMED CONSENT (KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN)
Dengan ini saya : Nama
: ..........................................................................................
Umur
: ..........................................................................................
Alamat
: .........................................................................................
No Telpon/Hp : ......................................................................................... Menyatakan bersedia mengikuti kegiatan penelitian dengan ketentuan apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan penelitian ini. Banyuwangi, ........................ 2015. Peneliti,
(...........................................)
Responden,
(..............................................)
Lampiran 3 Nomor Kuesioner
Kode Pewawancara
LEMBAR KUESIONER AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK DAN RIWAYAT PENYAKIT YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
Identitas Responden : Nama
: ..........................................................................
Umur (bulan dan tahun lahir) : ................................................. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki Pendidikan
2. Perempuan
:
1. SD tidak tamat 2. SD tamat 3. SMP tidak tamat 4. SMP tamat 5. SMA tidak tamat 6. SMA tamat 7. Diploma/Universitas tidak tamat 8. Diploma/Universitas tamat. Pekerjaan
: .......................................................................... (pekerjaan pokok)
Alamat
:...........................................................................
No Telepon
: ..........................................................................
No Hp
: ..........................................................................
A. Tekanan darah (Data sekunder) Sistole
: ........ mmHg
Diastole
: ........ mmHg
B. Apakah Anda didiagnosa hipertensi oleh tenaga kesehatan: 0 : Tidak
1. Ya
C. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan Berat Badan : ........ kg Tinggi Badan : ........ cm
D. Pertanyaan untuk aktivitas fisik BAGIAN 1: Aktivitas fisik berkaitan dengan pekerjaan di luar rumah
Bagian pertama adalah tentang pekerjaan anda seperti pekerjaan utama, pertanian, kerja dilapangan, dan kerja sukarela tanpa dibayar yang anda lakukan di luar rumah 1. Apakah anda memiliki pekerjaan di luar Ya rumah (utama /kerja sukarela) ? Tidak (loncat ke BAGIAN 2) Pertanyaan 2, 3, 4, 5, dan 6 berhubungan dengan pekerjaan Anda dalam periode waktu 7 hari terakhir, setidaknya selama 10 menit dan sebagai bagian dari pekerjaan Anda 2. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ........ Hari/minggu melakukan aktivitas fisik berat seperti Tidak melakukan mengangkat barang berat ≥ 10 kg (setara aktivitas fisik 1/2 zak beras kecil), mencangkul, tukang berat (loncat ke bangunan, mencari rumput, dan lain pertanyaan 4) sebagainya ? Catatan : jika melakukan < 10 menit dihitung 0 3. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ........ Jam/hari Anda biasa melakukan aktivitas fisik berat ? ........ Menit/hari 4. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ........ Hari/minggu melakukan aktivitas fisik ringan seperti mengangkat barang ringan (< 10 kg) ? Tidak melakukan aktivitas ringan (loncat ke pertanyaan 6) 5. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ........ Jam/hari dalam sehari Anda biasa melakukan ....... Menit/hari aktivitas fisik ringan ? 6. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ....... Hari/minggu berjalan termasuk berjalan untuk pergi dan pulang dari tempat kerja kerja ? Tidak melakukan aktivitas berjalan (loncat ke BAGIAN 2) 7. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ....... Jam/hari Anda biasa berjalan ? ....... Menit/hari
BAGIAN 2: Aktivitas fisik berkaitan dengan transportasi
Pertanyaan berikut adalah tentang bagaimana cara anda berpergian dari suatu tempat ke tempat yang lain, termasuk ke tempat-tempat seperti pekerjaan, toko, ke pasar, dan sebagainya dengan menggunakan jenis kendaraan bermotor : roda dua, roda empat selama 7 hari terakhir. 8. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ....... Hari/minggu menaiki kenderaan bermotor roda dua, roda Tidak menaiki kendaraan empat ? (loncat ke pertanyaan 10) 9. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) Anda menaiki kendaraan bermotor roda dua, roda empat ? Pertanyaan selanjutnya fokus pada aktivitas untuk pergi dan pulang dari tempat kerja terakhir, setidaknya selama 10 menit.
....... Jam/hari ....... Menit/hari fisik bersepeda dan berjalan dalam periode waktu 7 hari
10. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ....... Hari/minggu bersepeda untuk pergi dan pulang kerja ? Tidak bersepeda (loncat ke pertanyaan 12) 11. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ....... Jam/hari Anda bersepeda untuk pergi dan pulang ....... Menit/hari kerja ? 12. Dalam seminggu terakhir, berapa hari ....... Hari/minggu Anda berjalan untuk pergi dan pulang Tidak berjalan (lonat ke kerja ? BAGIAN 3) 13. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) Anda berjalan untuk pergi dan pulang kerja ?
...... Jam/minggu ...... Menit/hari
BAGIAN 3 : Pekerjaan rumah tangga, perawatan rumah dan perawatan untuk keluarga Pertanyaan berikut mengenai aktivitas fisik yang Anda lakukan dalam 7 hari terakhir di dalam dan sekitar rumah seperti pekerjaan rumah tangga, berkebun, dan pekerjaan sekitar halaman, pekerjaan umum pemeliharaan rumah serta merawat keluarga Anda. Pertanyaan 14, 16, dan 18 berkaitan dengan aktivitas fisik disekitar rumah dan di dalam rumah dalam periode waktu 7 hari terakhir, yang Anda lakukan setidaknya selama 10 menit pada suatu waktu. Di sekitar rumah 14. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ....... Hari/minggu melakukan aktivitas fisik berat seperti Tidak melakukan aktivitas mengangkat barang berat ≥ 10 kg, (setara fisik berat (loncat ke dengan ½ zak beras kecil) memindah pertanyaan 16) perabot rumah tangga, memotong kayu, mencangkul di sekitar rumah ? 15. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) Anda biasa melakukan aktivitas fisik berat di sekitar rumah ? 16. Berapa hari dalam seminggu terakhr Anda melakukan aktivitas fisik ringan seperti mengangkat benda ringan < 10 kg, menyapu halaman atau taman, mencuci mobil, mencuci daun pintu 17. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) Anda biasa melakukan aktivitas fisik ringan ? Di dalam rumah 18. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda melakukan aktivitas fisik ringan seperti mengangkat benda ringan < 10 kg, memasak, mencuci, menyapu, mengepel lantai ?
....... Jam/hari ....... Menit/hari ....... Hari/minggu Tidak melakukan aktivitas fisik (loncat ke pertanyaan 18) ....... Jam/menit ....... Menit/hari
....... Hari/minggu Tidak melakukan aktivitas fisik ringan (loncat ke BAGIAN 4)
19. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ....... Jam/hari Aanda biasa melakukan aktivitas fisik ....... Menit/hari ringan ?
BAGIAN 4 : Aktivitas rekreasi, olah raga dan aktivitas fisik di waktu luang
Pertanyaan berikut mengenai aktivitas fisik yang Anda lakukan di waktu luang setidaknya selama 10 menit dalam 7 hari terakhir untuk aktivitas rekreasi, berjalan, olah raga dan kegiatan lainnya. 20. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ........ Hari/minggu lakukan di waktu luang untuk aktivitas Tidak melakukan aktivitas rekreasi, aktivitas berjalan, olah raga dan berjalan (loncat ke kegiatan lain ? pertanyaan 22) 21. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ........ Jam/hari Anda melakukan aktivitas di waktu luang ........ Menit/hari untuk rekreasi, aktivitas berjalan, olah raga dan kegiatan lain ? 22. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ........ Hari/minggu melakukan aktivitas fisik berat seperti Tidak melakukan aktivitas aerobik, berlari, bersepeda/ berenang cepat, berat (loncat ke tenis/bulu tangkis single ? pertanyaan 24) 23. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ........ Jam/hari Anda biasa melakukan aktivitas fisik berat ........ Menit/hari seperti aerobik, berlari, bersepeda/ berenang cepat, tenis/bulu tangkis single ? 24. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda ........ Hari/minggu melakukan aktivitas fisik ringan seperti Tidak melakukan aktivitas bersepeda / berenang dengan kecepatan ringan (loncat ke biasa, bermain tenis/bulu tangkis ganda ? BAGIAN 5) 25. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) ....... Jam/hari Anda biasa melakukan aktivitas fisik ....... Menit/hari ringan seperti bersepeda / berenang dengan kecepatan biasa, bermain tenis/bulu tangkis ganda ?
BAGIAN 5 : Waktu yang digunakan untuk duduk
Pertanyaan berikut adalah tentang waktu Anda yang biasa lakukan untuk duduk di rumah, di tempat kerja, mengunjungi teman, membaca atau berbaring melihat TV. 26. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) Anda biasa duduk di hari kerja ?
....... Jam/hari ....... Menit/hari
27. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) Anda biasa duduk pada hari akhir pekan/ tidak bekerja ?
....... Jam/hari ....... Menit/hari
E. Pertanyaan kebiasaan merokok 1. Apakah Anda merokok atau pernah merokok ? 0 : Tidak pernah merokok 1 : Pernah merokok 2 : Merokok 2. Berapa batang per hari Anda merokok atau pernah merokok ? ........ batang/hari 3. Berapa lama Anda merokok atau pernah merokok ? ....... tahun. 4. Jika anda tidak merokok, apakah Anda termasuk perokok pasif yaitu sering menghirup asap rokok dari orang yang merokok di dalam ruangan tertutup (tempat kerja/rumah) ? 0 : Tidak
1 : Ya
F. Pertanyaan untuk konsumsi garam dapur berlebihan/asin 1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi makanan asin/yang mengandung garam dapur berlebihan dalam seminggu terakhir: 0 : Tidak
1 : Ya, Sebutkan ?
1) Ikan asin
Ya
Tidak
Berapa : ....... x/minggu
2) Telor asin
Ya
Tidak
Berapa : ....... x/minggu
3) Sarden
Ya
Tidak
Berapa : ....... x/minggu
Tidak
Berapa : .......x/minggu
4) Sayur mengandung garam Ya 5) Sambal mengandung garam Ya
Tidak
Berapa : ...... x/minggu
G. Pertanyaan mengkonsumsi lemak jenuh 1. Berapa kali dalam seminggu terakhir Anda makan daging (daging sapi, daging kambing, kulit unggas, dan lain-lain) yang mengandung lemak atau gajih ? ............x/minggu.
2. Berapa kali dalam seminggu terakhir Anda konsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng ? ...........x/minggu. 3. Berapa kali dalam seminggu terakhir Anda konsumsi makanan bersantan ? ............x/minggu H. Pertanyaan untuk riwayat hipertensi pada keluarga 1. Apakah keluarga Anda (bapak, ibu, kakek, nenek) ada yang pernah menderita hipertensi ? 0 : Tidak 1 : Ada, sebutkan siapa yang menderita hipertensi ? .............
I. Pertanyaan riwayat penyakit responden : 1. Apakah Anda pernah menderita penyakit di bawah ini: 1) Penyakit ginjal
Ya
Tidak
2) Penyakit jantung
Ya
Tidak
3) Penyakit diabetes
Ya
Tidak
4) Penyakit hipertiroid
Ya
Tidak
(Catatan : Jika responden sampel kasus (hipertensi) ditekankan sebelum terdiagnosis hipertensi).
J. Kuesioner untuk tingkat stress : Jawab pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan yang Anda alami, dengan cara mencontreng ( √ ) pada kotak di sebelah kanan sesuai dengan angkanya. Keterangan : 0 : Tidak ada atau tidak pernah 1 : Kadang-kadang 2 : Sering 3 : Hampir setiap saat No
ASPEK PENILAIAN
0
1
Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2
Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
3
Kesulitan untuk relaksasi/bersantai
4
Mudah merasa kesal/jengkel
5
Merasa banyak menghabiskan energi (tenaga dan waktu) karena cemas
6
Tidak sabaran
7
Mudah tersinggung
8
Sulit untuk beristirahat tidur
9
Mudah marah
10
Kesulitan untuk menenangkan diri setelah sesuatu yang mengganggu
11
Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan
12
Berada pada keadaan tegang
13
Tidak
dapat
memaklumi
hal
apapun
yang
menghalangi Anda untuk menyelesapikan hal yang Anda hadapi 14
Mudah gelisah
1
2
3
Klasifikasi tingkat stress: Tingkat stress
Skore
Normal
0 - 14
Ringan
15 - 18
Sedang
19 - 25
Berat
26 - 33
Sangat berat
34 – 42
Lampiran : Jenis aktivitas fisik dalam METs JENIS AKTIVITAS FISIK DALAM METs Jenis aktivitas
METs
Berdiri Membaca, berbicara di telepon Duduk : di kelas, belajar, mencatat, di kantor, di tempat kerja, menaiki kendaraan
1,3 1,5 1,8
Berjalan perlahan-lahan (< 2 mph), pekerjaan kantor, petugas toko, bermain alat musik. bekerja sambil berdiri (perakitan).
2,0
Memasak, belanja, mendorong kereta dorong anak, berjalan dengan rata-rata kecepatan 2 – 2,5 mph, menari lambat, bekerja di perikanan.
2,5
Mengepel lantai, mencuci mobil, mencuci pintu rumah, menyapu di rumah, memetik buah dan sayuran di kebun, merawat pasien, mengemudikan mobil (kendaraan bermotor), melakukan pekerjaan ringan sambil berdiri (merakit, mengelas), mengangkat barang ringan < 10 kg.
3
Berjalan cepat (3 mph), menari cukup cepat. Pekerjaan berat di halaman atau berkebun, bersepeda santai (< 10 mph), menyapu rumput, penyiangan taman di halaman. Menyiang tanaman padi, menanam padi di sawah, mengangkat barang cukup berat (10 – 25 kg), menaiki tangga atau memanjat pohon. Berenang lambat, menari cepat.
3,5 4
4,5
Tenis ganda, bulu tangkis ganda, sepak bola, membawa benda sangat berat > 25 kg, menggali, pertukangan bangunan, memotong rumput dengan tangan (mencari rumput). memotong kayu.
5
Jogging lambat, menyekop tanah/pasir, mencangkul, membajak sawah, mendayung atau kayak, beberapa latihan aparatur (TNI, Polri), hiking.
6-8
Bersepeda 10 – 16 mph, berenang cukup cepat, senam aerobik, tenis single, bulu tangkis single.
7-12
Jogging cepat (12 menit/mil),
8
Berjalan 6 mph (10 menit/mil)
10
Berjalan 8 mph (7,5 menit/mil)
13,5
Berjalan 10 mph (6 menit/mil)
16
___ ____ ____ ____ ____ (R) /__ / ____/ / ____/ ___/ / /___/ / /___/ 12.0 Copyright 1985-2011 StataCorp LP Statistics/Data Analysis
StataCorp
4905 Lakeway Drive Special Edition
College Station, Texas 77845 USA 800-STATA-PC 979-696-4600
http://www.stata.com
[email protected]
979-696-4601 (fax)
Single-user Stata network perpetual license: Serial number: 93611859953 Licensed to: Made Kertaduana, SKM., MPH PS IKM Udayana
Notes: 1. (/v# option or -set maxvar-) 5000 maximum variables
. tab kat_umur kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
kat_umur | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------15-24 th | |
1 1.27
1| 1.27 |
2 1.27
-----------+----------------------+----------
25-34 th | |
5 6.33
4| 5.06 |
9 5.70
-----------+----------------------+---------35-44 th | |
16
20.25
13 | 16.46 |
29 18.35
-----------+----------------------+---------45-54 th | |
36
45.57
35 | 44.30 |
71 44.94
-----------+----------------------+---------55-64 th | |
20
25.32
25 | 31.65 |
45 28.48
-----------+----------------------+---------65-74 th | |
1 1.27
1| 1.27 |
2 1.27
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(5) = 0.9911 Pr = 0.963
. logistic kelompok i.kat_umur
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(5)
=
0.99
Prob > chi2
=
0.9631
Log likelihood = -109.02074
Pseudo R2
158
=
0.0045
-----------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------kat_umur | 2 |
.8 1.252198
-0.14 0.887
.0372176 17.19615
3 |
.8125 1.188425
-0.14 0.887
4 | .9722222 1.394164 5 |
1.25 1.807104
6 |
1
2
.0462158
-0.02 0.984 0.15 0.877
0.00 1.000
14.2842
.0584985 16.15796 .0735093 21.25582
.0198425 50.39681
| _cons |
1 1.414214
-0.00 1.000
.0625488 15.98751
------------------------------------------------------------------------------
. lab def jk 1 "Laki-laki" 0 "Perempuan", replace
. recode jeniskel 2=0 (jeniskel: 126 changes made)
. tab jeniskel kelompok
|
kelompok
Jenis Kel | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------Perempuan |
63
Laki-laki |
16
63 |
126
16 |
32
-----------+----------------------+---------Total |
79
79 |
158
. tab jeniskel kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
Jenis Kel | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------Perempuan | |
63
79.75
63 |
79.75 |
126
79.75
-----------+----------------------+---------Laki-laki | |
16
20.25
16 |
32
20.25 |
20.25
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 0.0000 Pr = 1.000
. cc kelompok jeniskel Proportion | Exposed Unexposed |
Total
Exposed
-----------------+------------------------+-----------------------Cases |
16
Controls |
63 |
16
63 |
79 79
0.2025 0.2025
-----------------+------------------------+-----------------------Total |
32
| |
126 |
158
0.2025
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+-----------------------Odds ratio |
1
| .4266663
2.34371 (exact)
Attr. frac. ex. |
0
| -1.343752
.573326 (exact)
Attr. frac. pop |
0
|
+------------------------------------------------chi2(1) =
0.00 Pr>chi2 = 1.0000
. tab kat_pddkn kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
kat_pddkn | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------<SMA | |
40
50.63
63 |
103
79.75 |
65.19
-----------+----------------------+---------SMA-PT | |
39
49.37
16 |
20.25 |
55 34.81
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 14.7541 Pr = 0.000
. cc kelompok kat_pddkn Proportion | Exposed Unexposed |
Total
Exposed
-----------------+------------------------+-----------------------Cases |
16
Controls |
63 |
39
79
40 |
79
0.2025 0.4937
-----------------+------------------------+-----------------------Total |
55
| |
103 |
158
0.3481
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+-----------------------Odds ratio |
.2604803
|
.12014 .5546794 (exact)
Prev. frac. ex. |
.7395197
| .4453206
.87986 (exact)
Prev. frac. pop |
.3650794
|
+------------------------------------------------chi2(1) = 14.75 Pr>chi2 = 0.0001
. tab pekerjaan kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
Pekerjaan | Kontrol
Kasus |
Total
--------------+----------------------+---------IRT | |
27 34.18
29 |
56
36.71 |
35.44
--------------+----------------------+---------Tani/buruhtani| |
13
16.46
16 |
20.25 |
29
18.35
--------------+----------------------+---------Wiraswasta | |
29
36.71
28 |
35.44 |
57 36.08
--------------+----------------------+---------PNS/TNI/Polri | |
10
12.66
6|
7.59 |
16
10.13
--------------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 1.3993 Pr = 0.706
. logistic kelompok i.pekerjaan
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(3)
=
1.41
Prob > chi2
=
0.7031
Log likelihood = -108.81197
Pseudo R2
158
=
0.0064
-----------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------pekerjaan | 2 | 1.145889 .5262896
0.30 0.767
.4657986 2.818945
3 | .8989298 .3384048
-0.28 0.777
.4298218 1.880023
4 | .5586207 .3248592
-1.00 0.317
.1786944 1.746317
| _cons | 1.074074 .2872416
0.27 0.789
.6359103 1.814148
------------------------------------------------------------------------------
AF(METs) ------------------------------------------------------------Percentiles
Smallest
1%
1326
1324
5%
2719
1326
10%
3474
1920
Obs
25%
4278
2066
Sum of Wgt.
50%
5531.5
158
Mean
Largest
Std. Dev.
158
6149.718 3494.136
75%
6618
16221
90%
8793
21027
Variance
95%
13167
23604
Skewness
99%
23604
27094
Kurtosis
1.22e+07 3.10258 15.90538
. gen kat_af_med= afmets
. recode kat_af_med min/4277=1 4278/6618=2 6619/max=3 (kat_af_med: 158 changes made)
. lab val kat_af_med af
. tab kat_af_med
kat_af_med |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------ringan |
39
24.68
24.68
sedang |
80
50.63
75.32
tinggi |
39
24.68
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab kat_af_med kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
kat_af_med | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------ringan |
5
|
6.33
34 | 43.04 |
39 24.68
-----------+----------------------+---------sedang | |
44
55.70
36 |
80
45.57 |
50.63
-----------+----------------------+---------tinggi | |
30
9|
37.97
11.39 |
39 24.68
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(2) = 33.6718 Pr = 0.000
. logistic kelompok ib3.kat_af_med
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(2)
=
36.93
Prob > chi2
=
0.0000
Log likelihood = -91.054523
Pseudo R2
158
=
0.1686
-----------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------kat_af_med | 1 | 22.66667 13.85926
5.10 0.000
6.838027 75.13538
2 | 2.727273 1.204175
2.27 0.023
1.147881 6.479781
| _cons |
.3 .1140175
-3.17 0.002
.1424344 .6318698
------------------------------------------------------------------------------
. tab kat_merokokbt
kat_merokok | (bt) |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
135
85.44
85.44
1|
6
3.80
89.24
2|
14
8.86
98.10
3|
3
1.90
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab merokok
merokok |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
135
85.44
85.44
1|
10
6.33
91.77
2|
13
8.23
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab merokok kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
merokok | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
65
|
82.28
70 | 88.61 |
135 85.44
-----------+----------------------+---------1|
6
|
7.59
4| 5.06 |
10 6.33
-----------+----------------------+---------2| |
8 10.13
5| 6.33 |
13 8.23
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(2) = 1.2775 Pr = 0.528
. logistic kelompok i.merokok
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(2)
=
1.29
Prob > chi2
=
0.5256
Log likelihood = -108.87399
Pseudo R2
158
=
0.0059
-----------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------merokok | 1 | .6190476 .4135762
-0.72 0.473
.1671281 2.292972
2 | .5803571 .3456271
-0.91 0.361
.1806213 1.864754
| _cons | 1.076923 .1855008
0.43 0.667
.7683597
1.509402
------------------------------------------------------------------------------
. tab perokokpasif
Perokok | Pasif |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
113
71.52
71.52
1|
45
28.48
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab perokokpasif kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
Perokok |
kelompok
Pasif | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
56
|
70.89
57 |
113
72.15 |
71.52
-----------+----------------------+---------1|
23
|
29.11
22 |
45
27.85 |
28.48
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 0.0311 Pr = 0.860
. cc kelompok perokokpasif Proportion | Exposed Unexposed |
Total
Exposed
-----------------+------------------------+-----------------------Cases |
22
Controls |
57 |
23
79
56 |
79
0.2785 0.2911
-----------------+------------------------+-----------------------Total |
45
| |
113 |
158
0.2848
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+-----------------------Odds ratio |
.9397407
|
.443823
1.9875 (exact)
Prev. frac. ex. |
.0602593
Prev. frac. pop |
| -.9874998
.0175439
.556177 (exact)
|
+------------------------------------------------chi2(1) =
0.03 Pr>chi2 = 0.8601
. tab rwyt_penyakit_dasar
rwyt_penyak | it_dasar |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
143
90.51
1|
15
9.49
90.51 100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab rwyt_penyakit_dasar kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
rwyt_penya |
kelompok
kit_dasar | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
76
|
96.20
67 | 84.81 |
143 90.51
-----------+----------------------+---------1|
3
|
3.80
12 | 15.19 |
15 9.49
-----------+----------------------+---------Total |
79
79 |
158
| 100.00
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 5.9664 Pr = 0.015
. cc kelompok rwyt_penyakit_dasar Proportion | Exposed Unexposed |
Total
Exposed
-----------------+------------------------+-----------------------Cases |
12
67 |
79
0.1519
3
76 |
79
0.0380
Controls |
-----------------+------------------------+-----------------------Total |
15
143 |
| |
158
0.0949
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+-----------------------Odds ratio |
4.537313
| 1.147154 25.88296 (exact)
Attr. frac. ex. |
.7796053
| .1282773 .9613645 (exact)
Attr. frac. pop |
.1184211
|
+------------------------------------------------chi2(1) =
5.97 Pr>chi2 = 0.0146
. tab st_gizi
st_gizi |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------1|
8
5.06
5.06
2|
58
36.71
41.77
3|
28
17.72
59.49
4|
46
29.11
88.61
5|
18
11.39
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. lab def st_gizi 1"Kurus" 2 "Normal" 3 "OW" 4"Obese1" 5"Obase2"
. lab val st_gizi
. lab val st_gizi st_gizi
. tab st_gizi kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
st_gizi | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------Kurus | |
4 5.06
4| 5.06 |
8 5.06
-----------+----------------------+---------Normal | |
38
48.10
20 | 25.32 |
58 36.71
-----------+----------------------+---------OW | |
16 20.25
12 | 15.19 |
28 17.72
-----------+----------------------+---------Obese1 | |
18
22.78
28 | 35.44 |
46 29.11
-----------+----------------------+---------Obase2 | |
3
3.80
15 | 18.99 |
18 11.39
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(4) = 16.3315 Pr = 0.003
. logistic kelompok ib2.st_gizi
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(4)
=
17.18
Prob > chi2
=
0.0018
Log likelihood = -100.92857
Pseudo R2
158
=
0.0784
-----------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------st_gizi | 1 |
1.9 1.442394
3 |
1.425 .6716409
0.85 0.398 0.75 0.452
4 | 2.955556 1.209922 5 |
9.5 6.556485
.4291015
.5657449 3.589295
2.65 0.008
3.26 0.001
8.412929
1.324893 6.593218
2.456187 36.74394
| _cons | .5263158 .1453964
-2.32 0.020
.3062664 .9044686
------------------------------------------------------------------------------
. tab obes_sentral
obes_sentra | l|
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
59
37.34
37.34
1|
99
62.66
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab obes_sentral kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
obes_sentr |
kelompok
al | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
43
|
54.43
16 |
59
20.25 |
37.34
-----------+----------------------+---------1|
36
|
45.57
63 |
99
79.75 |
62.66
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 19.7196 Pr = 0.000
. cc kelompok obes_sentral Proportion | Exposed Unexposed |
Total
Exposed
-----------------+------------------------+-----------------------Cases |
63
Controls |
16 |
36
43 |
79 79
0.7975 0.4557
-----------------+------------------------+-----------------------Total |
99
| |
59 |
158
0.6266
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+-----------------------Odds ratio |
4.703125
| 2.206155 10.19267 (exact)
Attr. frac. ex. |
.7873754
| .5467227 .9018903 (exact)
Attr. frac. pop |
.627907
|
+------------------------------------------------chi2(1) = 19.72 Pr>chi2 = 0.0000
. tab tk_konsgaram
tk_konsgara | m|
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
26
16.46
16.46
1|
5
3.16
2|
21
13.29
32.91
3|
105
66.46
99.37
5|
1
19.62
0.63
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab kons_garam
kons_garam |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
25
15.92
15.92
1|
132
84.08
100.00
------------+----------------------------------Total |
157
100.00
. tab kons_garam kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
kons_garam | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
19
|
24.36
6|
25
7.59 |
15.92
-----------+----------------------+---------1|
59
|
75.64
73 |
132
92.41 |
84.08
-----------+----------------------+---------Total |
78
| 100.00
79 |
157
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 8.2388 Pr = 0.004
. cc kelompok kons_garam Proportion | Exposed Unexposed |
Total
Exposed
-----------------+------------------------+-----------------------Cases |
73
Controls |
6 |
59
79
19 |
78
0.9241 0.7564
-----------------+------------------------+-----------------------Total |
132
| |
25 |
157
0.8408
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+-----------------------Odds ratio |
3.918079
| 1.379901 12.66755 (exact)
Attr. frac. ex. |
.7447729
| .2753103 .9210582 (exact)
Attr. frac. pop |
.6882079
|
+------------------------------------------------chi2(1) =
. tab kons_lemakjnh
8.24 Pr>chi2 = 0.0041
kons_lemakj | nh |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------0|
1
1|
157
0.63
0.63
99.37
100.00
------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. gen tkstres= skor_stres
. lab def stres 1 "Normal" 2 "Ringan" 3 "Sedang" 4 "Berat" 5 "Sangat berat"
. lab val tkstres stres
. tab tkstres
tkstres |
Freq.
Percent
Cum.
-------------+----------------------------------Normal |
65
41.14
41.14
Ringan |
34
21.52
62.66
Sedang |
39
24.68
87.34
Berat |
20
12.66
100.00
-------------+----------------------------------Total |
158
100.00
. tab tkstres kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
tkstres | Kontrol
Kasus |
Total
-------------+----------------------+---------Normal | |
55
69.62
10 | 12.66 |
65 41.14
-------------+----------------------+---------Ringan | |
15
18.99
19 | 24.05 |
34 21.52
-------------+----------------------+---------Sedang | |
7 8.86
32 | 40.51 |
39 24.68
-------------+----------------------+---------Berat | |
2 2.53
18 | 22.78 |
20 12.66
-------------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 60.4501 Pr = 0.000
. logistic kelompok i.tkstres
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(3)
=
66.85
Prob > chi2
=
0.0000
Log likelihood = -76.092804
Pseudo R2
158
=
0.3052
-----------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------tkstres | 2 | 6.966667 3.394991
3.98 0.000
2.680514 18.10639
3 | 25.14286 13.59317
5.96 0.000
8.714111 72.54478
4 |
49.5 40.63035
4.75 0.000
9.906635 247.3342
| _cons | .1818182 .0625047
-4.96 0.000
.0926861 .3566645
------------------------------------------------------------------------------
. tab gajih
Gajih |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------1|
32
36.36
36.36
2|
24
27.27
63.64
3|
17
19.32
82.95
4|
9
10.23
93.18
5|
1
1.14
94.32
6|
1
1.14
95.45
7|
4
4.55
100.00
------------+----------------------------------Total |
88
100.00
. tab rwyt_ht kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
|
kelompok
rwyt_HT | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
54
|
68.35
37 | 46.84 |
91 57.59
-----------+----------------------+---------1|
25
|
31.65
42 |
67
53.16 |
42.41
-----------+----------------------+---------Total |
79
79 |
| 100.00
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 7.4893 Pr = 0.006
. cc kelompok rwyt_ht Proportion | Exposed Unexposed |
Total
Exposed
-----------------+------------------------+-----------------------Cases |
42
Controls |
37 |
25
79
54 |
79
0.5316 0.3165
-----------------+------------------------+-----------------------Total |
67
91 |
| |
158
0.4241
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+-----------------------Odds ratio |
2.451892
|
Attr. frac. ex. |
.5921517
| .1814414 .7977275 (exact)
Attr. frac. pop |
.3148148
1.22166 4.943825 (exact)
|
+------------------------------------------------chi2(1) =
7.49 Pr>chi2 = 0.0062
. tab kons_lemakjnh_01 kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage |
+-------------------+
kons_lemak |
kelompok
jnh_01 | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
1
|
1.27
0| 0.00 |
1 0.63
-----------+----------------------+---------1|
78
|
98.73
79 | 100.00 |
157 99.37
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 1.0064 Pr = 0.316
. tab tk_konsgajih_01 kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
tk_konsgaj |
kelompok
ih_01 | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
46
|
58.23
23 | 29.11 |
69 43.67
-----------+----------------------+---------1|
16
|
20.25
18 | 22.78 |
34 21.52
-----------+----------------------+----------
2|
11
29 |
|
13.92
40
36.71 |
25.32
-----------+----------------------+---------3|
6
9|
|
7.59
15
11.39 |
9.49
-----------+----------------------+---------Total |
79
79 |
| 100.00
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 16.4843 Pr = 0.001
. logistic kelompok i. tk_konsgajih_01
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(3)
=
16.94
Prob > chi2
=
0.0007
Log likelihood = -101.04955
Pseudo R2
158
=
0.0773
--------------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
----------------+---------------------------------------------------------------tk_konsgajih_01 | 1 |
2.25 .9632338
1.89 0.058
2 | 5.272726 2.30201 3 |
3 1.756974
.9722542
3.81 0.000
1.88 0.061
2.240839
5.206972 12.4068
.9519373 9.454404
| _cons |
.5 .1276885
-2.71 0.007
.3031048 .8247974
---------------------------------------------------------------------------------
. tab tk_konsgorengan_01 kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------|
|
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
tk_konsgor |
kelompok
engan_01 | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0|
6
|
7.59
1|
7
1.27 |
4.43
-----------+----------------------+---------1|
2
|
2.53
1|
3
1.27 |
1.90
-----------+----------------------+---------2|
7
|
8.86
4|
11
5.06 |
6.96
-----------+----------------------+---------3|
64
|
81.01
73 | 92.41 |
137 86.71
-----------+----------------------+---------Total |
79
| 100.00
79 |
158
100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 5.3142 Pr = 0.150
. logistic kelompok i.tk_konsgorengan_01
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(3)
=
5.72
Prob > chi2
=
0.1259
Log likelihood = -106.65599
Pseudo R2
158
=
0.0261
-----------------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------------+----------------------------------------------------------------
tk_konsgorengan_01 | 1 |
3 4.898979
0.67 0.501
.1222123 73.64234
2 | 3.428571 4.281631
0.99 0.324
.2965685 39.63705
3 | 6.84375 7.484417
1.76 0.079
.8024329 58.36864
| _cons | .1666667 .1800206 -1.66 0.097
.0200653 1.384368
------------------------------------------------------------------------------------
. tab tk_konssantan_01 kelompok, col chi
+-------------------+ | Key
|
|-------------------| |
frequency
|
| column percentage | +-------------------+
tk_konssan |
kelompok
tan_01 | Kontrol
Kasus |
Total
-----------+----------------------+---------0| |
7 50.00
18 |
25
22.78 |
26.88
-----------+----------------------+---------1| |
2 14.29
27 |
29
34.18 |
31.18
-----------+----------------------+---------2| |
4 28.57
26 |
30
32.91 |
32.26
-----------+----------------------+---------3|
1
|
7.14
8| 10.13 |
9 9.68
-----------+----------------------+---------Total |
14
| 100.00
79 |
93
100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 4.9646 Pr = 0.174
. logistic kelompok i. tk_konssantan_01
Logistic regression
Number of obs = LR chi2(3)
=
4.75
Prob > chi2
=
0.1907
Log likelihood = -37.021245
Pseudo R2
93
=
0.0603
---------------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err.
z P>|z|
[95% Conf. Interval]
-----------------+---------------------------------------------------------------tk_konssantan_01 | 1 |
5.25 4.502314
1.93 0.053
.9776486 28.19265
2 | 2.527778 1.763792
1.33 0.184
.6438746 9.923765
3 | 3.111111 3.579012
0.99 0.324
.3263593 29.65753
| _cons | 2.571429 1.145405
2.12 0.034
1.074037 6.156442
----------------------------------------------------------------------------------
. logistic kelompok ib3.kat_af_med rwyt_penyakit_dasar ib2.st_gizi obes_sentral kons_garam i.tkstres rwyt_ht i.tk_konsgajih > _01 i.tk_konsgorengan_01 kat_pddkn
Logistic regression
Log likelihood = -49.863822
Number of obs = LR chi2(20)
=
117.91
Prob > chi2
=
0.0000
Pseudo R2
157
=
0.5418
------------------------------------------------------------------------------------kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] --------------------+---------------------------------------------------------------kat_af_med |
1 | 24.89764 22.75504 3.52 0.000 4.151527 149.3167 2 | 2.130846 1.419636 1.14 0.256 .577371 7.864099 | rwyt_penyakit_dasar | 5.783714 6.047332 1.68 0.093 .745089 44.89578 | st_gizi | 1 |
.66846 .881039 -0.31 0.760 .0504871 8.850548
3 | .7639167 .7473682 -0.28 0.783 .1122752 5.197664 4 | .5253802 .4434637 -0.76 0.446 .1004593 2.747623 5 | 1.952764 2.22858 0.59 0.558 .2085551 18.2843 | obes_sentral | 3.323624 2.784964 1.43 0.152 .6432279 17.17351 kons_garam | .5114154 .3909611 -0.88 0.380 .1143028 2.288183 | tkstres | 2 | 3.671262 2.588352 1.84 0.065 .9219181 14.6197 3 | 19.72306 15.00615 3.92 0.000 4.439596 87.62037 4 | 32.55706 35.14382 3.23 0.001 3.924759 270.0706 | rwyt_ht | 2.074542 1.262165 1.20 0.230 .6295723 6.835948 | tk_konsgajih_01 | 1 | 1.395118 1.048789 0.44 0.658 .3196794 6.088458 2 | 3.383609 2.376789 1.74 0.083 .8540054 13.40602 3 | 3.318077 3.499015 1.14 0.255 .420018 26.21228 | tk_konsgorengan_01 | 1 | 3.307404 10.61078 0.37 0.709 .0061471 1779.521 2 | 8.699673 16.39764 1.15 0.251 .2163264 349.8618 3 | 7.443248 10.80803 1.38 0.167 .4322831 128.1612 | kat_pddkn | .1613637 .1048281 -2.81 0.005 .0451682 .5764736 _cons | .0083469 .0139486 -2.86 0.004 .0003155 .220794 -------------------------------------------------------------------------------------
. log close name:
log: /Users/artawan/Documents/Documents/Bimbingan/Pak Aripin/hasil analisis tambahan 12 mei.log log type: text closed on: 12 May 2015, 12:01:29 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------