Pengaplikasian Metode Total Quality Management dan Lean Construction pada Proyek Konstruksi Gedung untuk Mengoptimalkan Manajemen Mutu Muhammad Anshar Amzy1 dan Bambang Setiadi1 1.
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Perkembangan pembangunan konstruksi yang sudah sangat pesat dituntut untuk meningkatkan kualitas dari bangunannya. Untuk mendapatkan kualitas yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan manajemen mutu yang baik serta kontrol kualitas yang tepat. Di dalam perkembangannya, sudah ada beberapa metode quality control yang berkembang. Metode-metode quality control tersebut sudah terbukti hasilnya dalam industri manufaktur tetapi masih dalam tahap pengembangan pada industri konstruksi. Pada penelitian kali ini, peneliti akan mencoba mengaplikasikan 2 metode kontrol kualitas yang sudah berkembang yaitu Total Quality Management dan Lean Construction pada industri konstruksi. Hasil dari penelitian ini didapatkan kedua metode quality control tersebut dapat membantu dan secara tidak langsung telah dijalankan dalam peningkatan kualitas dari suatu bangunan. Kata Kunci: Kualitas, Quality Control, Total Quality Management, Lean Construction
Applications of Total Quality Management and Lean Construction Method on Building Construction Project to Optimize Quality Management Abstract The development of construction which has been very rapid required to improve the quality of the building. To get a good quality as expected, need a good quality management and precise quality control. In its development, there have been several methods of quality control that we can use. the quality control methods has been shown the result in the manufacturing industry but still in the development stage in the construction industry. In this research, the researcher will try to apply two methods of quality control that have been developed, which is Total Quality Management and Lean Construction in the construction industry. The results of this research found that the two methods of quality control can help and indirectly been executed in improving the quality of a building. Keywords: Quality, Quality Control, Total Quality Management, Lean Construction
Pendahuluan Pada 1980 kinerja industri konstruksi sangat mengkhawatirkan, dengan 37% dari semua pelaporan konstruksi cacat. Tidak ada perubahan signifikan tampak jelas pada 1990-an ketika industri itu dilaporkan berada di "kekacauan total" dan menderita kendala utama. Ini mungkin disebabkan fakta bahwa industri itu tidak tahan terhadap perubahan modern dan terstruktur "seolah-olah tidak berubah dalam lima puluh tahun terakhir." Hasil kinerja Konstruksi di
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Amerika Serikat mencerminkan pengamatan ini, dengan 33% dari proyek konstruksi melebihi anggaran dan 42% selesai terlambat. Kualitas kinerja industri konstruksi belum meningkat secara signifikan di abad ke-21, dengan satu sumber melaporkan bahwa 29% proyek yang diselesaikan terlambat dan 26% lebih dari anggaran, dan sumber lain melaporkan bahwa 33% proyek yang diselesaikan lebih anggaran dan 50% proyek yang diselesaikan. Selanjutnya, pada tahun 2005, kualitas kinerja industri benar-benar muncul menurun, dengan 72% dari profesional di bidang industri menyaksikan peningkatan yang signifikan dalam jumlah pesanan perubahan yang terjadi untuk proyek-proyek dalam dua tahun sebelumnya. Overruns pada proyek-proyek besar telah terlampaui oleh 40-200% dari anggaran atau jadwal. Akibatnya, industri konstruksi telah menjadi dibanjiri dengan masalah serius dalam standar kualitas dan biaya yang berlebihan yang berasal dari peningkatan klaim, saling klaim, dan litigasi. Dewasa ini, gedung pemerintah dan bangunan komersial, serta rumah tinggal dituntut memenuhi berbagai persyaratan untuk memenuhi faktor keamanan, kenyamanan dan ketahanan serta efisiensi penggunaan energi dan penataan lingkungan. Untuk mengantisipasi perkembangan pasar bebas dalam industri konstruksi maka industri jasa konstruksi di Indonesia perlu meningkatkan kualitas produknya sebagai strategi bisnis agar tetap eksis dan kompetitif. Karena dengan meningkatnya kualitas produk atau jasa, diharapkan kebutuhan dan harapan konsumen dapat terpenuhi, sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai. Kualitas merupakan sebuah kebutuhan utama dalam sebuah proyek konstruksi. Kualitas saat ini sudah tidak lagi diartikan sebagai sebuah pengertian tradisional dimana sebagai suatu pemenuhan (reconformance) terhadap suatu persyaratan, melainkan dikaitkan sebagai suatu produk/hasil yang dapat memuaskan konsumen. Peningkatan kualitas merupakan salah satu cara untuk mencapai kepuasan pelanggan. Tahapan dalam penjagaan sebuah kualitas agar tetap berada pada sebuah standar baku yang telah ditetapkan, menjadi sebuah penekanan terpenting dalam keberlangsungan sebuah proyek konstruksi. Tahapan tersebut diantaranya: pada tahap perencanaan diperlukan sebuah prosedur perencanaan kualitas (quality planning), tahap pelaksanaan diperlukan sebuah jaminan kualitas (quality assurance), tahap evaluasi diperlukan sebuah pengontrolan terhadap kualitas (quality control) dan tahap penjagaan serta pengembangan mutu (quality improvement). Kontrol kualitas (Quality Control) merupakan pekerjaan penting dalam suatu manajemen proyek konstruksi. Penelitian ini bermaksud untuk membandingkan dua metode quality control yaitu Total Quality Management dan Lean Construction dengan cara diaplikasikan. Diharapkan kedua metode yang sudah berhasil dipakai di dunia industri manufaktur ini mampu untuk 2
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
meningkatkan kualitas di industri konstruksi. Pada penilitian ini yang akan ditinjau adalah proyek konstruksi gedung. Quality control yang diliat adalah pada pekerjaan substructure gedung. Tinjauan Teoritis Definisi Kualitas Menurut ISO 8402, kualitas adalah totalitas dari suatu bentuk dan karakteristik dari suatu produk atau layanan jasa yang memenuhi kebutuhan/persyaratan yang dibebankan padanya secara langsung maupun tidak langsung. Artinya apa yang menjadi persyaratan suatu produk atau layanan jasa dapat terpenuhi secara totalitas.
Definisi Quality Control Pengendalian mutu (Quality Control) adalah implementasi khusus dari program penjaminan mutu dan kegiatan terkait. Pengendalian mutu/kualitas yang efisien mengurangi kemungkinan perubahan-perubahan, kesalahan dan kelalaian, yang selanjutnya menimbulkan sedikit perselisihan. Pengendalian mutu diperlukan untuk mengetahui tahap-tahap pelaksanaan proyek, sehingga terpenuhinya atau tidak terpenuhinya persyaratan atau spesifikasi akan terlihat. Quality Control adalah sebuah sistem rutin yang berhubungan dengan aktivitas teknis, untuk mengukur dan mengontrol sebuah inventaris yang sedang dikembangkan. Definisi Total Quality Management Gasperz Vincent (2002:6) memberikan defenisi total quality management “Suatu cara meningkatkan performance secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia”. Total quality management (TQM) dalam istilah Indonesia disebut total manajemen mutu terpadu. Total quality management (TQM) diartikan sebagai “Perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan kedalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan”
3
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Prinsip Total Quality Management Joseph M Juran (dikutip dalam Raymond McLeod, 1995:103), berpendapat bahwa kualitas dapat disarikan menjadi tiga proses dasar yaitu “Perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, dan perbaikan kualitas”. Prosesproses ini disebutnya trilogi kualitas. Ada empat prinsip utama dalam total quality management (TQM), yaitu: 1. Kepuasan Pelanggan 2. Respek Terhadap Setiap Orang 3. Manajemen Berdasarkan Fakta 4. Perbaikan Berkesinambungan
Definisi Lean Construction Howell (1999) menyebutkan bahwa Lean Construction menerima kriteria desain sistem produksi Ohno sebagai standar dari kesempurnaan. Pendapat umum menyatakan bahwa tujuan dari lean merupakan eliminasi limbah. Banyak tinjauan literatur yang tidak menunjukkan dukungannya bahwa ini merupakan “tujuan utama”, tetapi masalah limbah merupakan aspek penting dalam konsep lean.(Pettersen, 2008). Kontruksi ramping, seperti didefinisikan oleh Lean construction Institute (LCI), merupakan sebuah sistem produksi yang pelaksanaannya berbasis manajemen ditekankan pada kepercayaan dan kecepatan penyelesaian nilai. Tujuan dari lean construction adalah membangun proyek sekaligus member nilai, meminimasi limbah dan mencapai kesempurnaan untuk keuntungan semua stakeholder (Pinch, 2005). Menurut Koskela (1992), prinsip manajerial tradisional telah mempertimbangkan konversi saja, atau semua kegiatan telah diperlakukan seolah-olah mereka nilai tambah konversi. Karena prinsip-prinsip manajerial tradisional, proses aliran tidak dikendalikan atau ditingkatkan secara teratur. Hal ini telah menyebabkan aliran proses yang kompleks, tidak pasti dan bingung, ekspansi non-nilai tambah kegiatan dan pengurangan nilai output.
Prinsip Lean Construction Pada intinya, konstruksi ramping merupakan penerapan lean principles yang diterapkann pada industri manufaktur kepada industri konstruksi dengan tujuan untuk meningkatkan value
4
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
dan mengurangi waste. Prinsip-prinsip lean adalah sebagai berikut (Womack dan Jones, 1996):
1. Value. Pendefinisian nilai harus sangat spesifik dan dilakukan oleh customer akhir. 2. The Value Stream. Harus didesain sedemikian rupa sehingga terdapat perpindahan nilai yang terdefinisi dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain, mulai dari kegiatan problem-solving di awal, kemudian ke kegiatan pengelolaan informasi, dan kepada kegiatan transformasi dari material mentah hingga produk akhir. 3. Flow. Perpindahan nilai tersebut harus dilakukan secara mengalir, tidak ada hambatan 4. Pull. Untuk menghindari produk yang tidak terpakai, dan mengurangi waste, maka produk sebaiknya diproduksi ketika diminta oleh pengguna. 5. Perfection. Kegiatan memperbaiki semua proses dengan terus menerus harus dilakukan untuk mencapai kesempurnaan.
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan kerangka proses penelitan yang telah digambarkan pada Gambar 1. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah serta mencari literatur untuk memperkuat latar belakang penelitian. Selanjutnya menentukan tujuan penelitian yang akan dicapai serta merancang metode penelitian yang akan digunakan. Pada penelitian ini, ditetapkan tiga variabel penelitian, yaitu pekerjaan galian, pekerjaan tiang pancang, dan pekerjaan pile cap dan tie beam. Penelitian ini menggunakan proyek pembangunan Rumah Sakit Jakarta Selatan (RSJS) sebagai objek studi. Setelah mengidentifikasi proses manajemen mutu yang ada di proyek pembangunan RSJS, dilakukan analisa perbandingan antara Total Quality Management dan Lean Construction yang nantinya digunakan sebagai usulan proses manajemen mutu yang cocok untuk dipakai pada proyek RSJS. Usulan proses manajemen mutu tersebut kemudian didiskusikan dengan para pakar yang sudah ditentukan. Pada akhir penelitian dilakukan analisa usulan/rekomendasi manajemen mutu untuk meningkatkan kualitas bangunan.
5
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Mulai Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Menentukan Tujuan Penelitian Menentukan Variabel Penelitian
1. Pekerjaan Galian, 2. Pekerjaan Tiang Pancang, 3. Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam
Menentukan Metodologi Penelitian
Wawancara pakar terkait TQM dan Lean
Identifikasi Lean pada Konstruksi Gedung
Identifikasi TQM pada Konstruksi Gedung
Analisa Perbandingan Metode TQM dan Lean pada Konstruksi Gedung
Analisa TQM dan Lean pada Proyek RSJS Diskusi Pakar Mengenai Keadaan Manajemen Mutu proyek RSJS
Sistem Manajemen Mutu yang Tepat untuk RSJS
Selesai
6
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Gambar 1. Skema Penelitian
7
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Hasil Penelitian Sistem Manajemen Mutu Proyek Sistem manajemen mutu yang dipakai dalam pembangunan Rumah Sakit Jakarta Selatan ini disebut dengan Q-PLAN (Quality Plan) yang mengacu pada ketentuan-ketentuan ISO 9000 series yang ditetapkan perusahaan. Rencana Mutu (Quality Plan) harus dibuat sebelum produksi dilaksanakan yang penyusunannya disesuaikan dengan persyaratan pelanggan dan RKP serta Sistem Manajemen Mutu. Rencana Mutu yang dibuat harus berisi penjelasan tentang : a. Tujuan dan sasaran mutu yang akan dicapai b. Alokasi tanggung jawab dan wewenang serta keterkaitan dengan fungsi lain pada setiap tahap proses/bagian pekerjaan c. Prosedur atau instruksi kerja yang digunakan pada pekerjaan tersebut d. Program pemeriksaan dan pengujian yang sesuai e. Metode perubahan dan modifikasi rencana mutu yang digunakan
8
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Tujuan dan Sasaran Mutu (Pekerjaan Substructure) Persyaratan Mutu Nama Kegiatan
Nomor Instruksi Kerja
PEK. GALIAN TANAH BASEMENT
Parameter Yg
Syarat Yg
Diperiksa
Diterima
Alat Yg Digunakan
-‐ Elevasi -‐ Grid -‐ Kelengkapan Safety Tools
-‐ Sesuai Shop Drawing -‐ Sesuai Metode Kerja -‐ Helm, Sepatu, Name Tag.
-‐ Visual -‐ Theodolite -‐ Meteran
-‐ Dimensi -‐ Elevasi -‐ Kelurusan
-‐ Sesuai Shop Drawing dan R K S
- Alat Pancang
- Berat Alat min. 2,5 x 120 T = 300 T
-‐ Visual -‐ Water Pass -‐ Theodolit -‐ Meteran
- Daya Dukung Tiang
'- dilakukan Test Vertikal Kentledge & PDA
Frekwensi Pemeriksaan
(Sesuai Catatan)
PEK. TIANG PANCANG
'- Tidak boleh menyimpang 5 cm dari as
(Sesuai Shop Drawing)
-‐ Minimal 1x tiap l okasi
- Hidraulic Hammer - Minimal 2 Vertical Kentledge & 2 PDA PEK. BEKISTING a. Lantai Kerja
b. Bekisting
PEK. BESI
PEK. BETON
-‐ Kelengkapan Safety Tools
-‐ Helm, Sepatu, Name Tag.
-‐ Elevasi -‐ Grid
-‐ Sesuai Shop Drawing -‐ Sesuai Metode Kerja
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Theodolite
(Setiap pemasangan)
-‐ Sesuai Shop Drawing dan R K S -‐ Bersih, tidak ada serbuk kayu -‐ Alignment 10 mm -‐ Bekisting bebas dari cacat -‐ Perancah Kuat dan stabil -‐ Helm, Sepatu, Name Tag. -‐ Sesuai Shop Drawing & RKS
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Theodolite
(Setiap pemasangan)
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Water Pass -‐ Visual -‐ Meteran
(Sesuai Catatan)
-‐ Visual -‐ Doket -‐ Meteran -‐ Meteran
-‐ Minimal 1x tiap l okasi
WIKA-KON-IK-02.03
-‐ Dimensi -‐ Elevasi -‐ Kebersihan -‐ Kelurusan -‐ Kondisi Bekisting -‐ Kondisi Perancah -‐ Kelengkapan Safety Tools WIKA-KON-IK-02.02 -‐ Diameter besi -‐ Jumlah/jarak pembesian -‐ Sambungan/-‐overlap besi -‐ Beton decking -‐ Stek -‐ Mutu Besi WIKA-KON-IK-02.01
Tebal minimal 20 mm atau se -‐ suai dengan Shop Drawing Tulangan Ulir = BJTD-‐40 Tulangan Polos = BJTP-‐24 -‐ Bersih dan Wajar -‐ Sesuai Schedule Mutu Beton
-‐ Kebersihan -‐ Mutu beton doket 10 ± 2 cm -‐ Slump Beton -‐ Tinggi Jatuh penuangan beton < 150 cm -‐ Embedded Part -‐ Plumbing/Pipa sesuai shopdrawing -‐ Sleeves sesuai shop drawing -‐ Baut angkur sesuai shopdrawing -‐ Sparing & Shaft sesuai shopdrawing -‐ Sambungan Beton Lama & -‐ Di beri Cairan Calbon Baru -‐ Kelengkapan Safety Tools & -‐ Helm, Sepatu, Name Tag. Safety Condition -‐ Aman
-‐ Ember
Tabel 1. Tujuan dan Sasaran Mutu proyek RSJS
9
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
-‐ Minimal 1x sebelum -‐ Minimal 1x tiap l okasi
Analisa Pakar terhadap Total Quality Management dan Lean Construction Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober hingga Desember tahun 2014. Sebelum langsung melihat kegiatan konstruksi lapangan terlebih dahulu mengadakan diskusi dengan kepala narasumber yaitu project manager dari proyek. Dalam diskusi tersebut penulis menjelaskan tentang tujuan dan objek penelitian pada skripsi ini. Berdasarkan keahlian dan pengalaman terhadap manajemen mutu dan penjelasan yang kami diskusikan maka akhirnya peneliti diijinkan untuk melihat pengaplikasian sistem manajemen mutu pada proyek dan dapat memeperoleh data yang ada dalam arsip mereka serta akan bersedia membantu penulis dalam memahami pengaplikasian Total Quality Management dan Lean Constuction dilapangan. Dalam beberapa pertemuan penulis mengadakan observasi lapangan untuk melihat pekerjaan-pekerjaan dilapangan, melakukan dokumentasi foto dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan informasi yang berhubungan dengan sistem manajemen mutu. Semua metode tersebut sangat diperlukan dalam penelitian ini. Karena pertanyaan akan fokus terhadap sistem manajemen mutu, Total Quality Management, dan Lean construction maka nara sumber harus cukup representative dari pengetahuan dan pengalaman. Tabel berikut merupakan rekapitulasi nara sumber dalam penelitian ini. Tabel 2. Rekapitulasi Narasumber No
Nama
Nama perusahaan
Jabatan
1
Ir. Setyo Supriyadi M.Si
Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia
Dosen
2
Rudi Hartono
KSO WIKA-‐WASKITA
3 4 5 6
Mien Haryo P Tri Atmoko Adi Kuruma ST. MT. Ryan Fahmi
KSO WIKA-‐WASKITA PT. TOTAL BANGUN PERSADA tbk KSO WIKA-‐WASKITA KSO WIKA-‐WASKITA
Project Manager Deputy Project Manager Deputy Planning Manager QC QC
10
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Dari hasil wawancara dengan para narasumber, didapatkan jawaban yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis. Jawaban untuk pertanyaan yang ada pada rumusan masalah sudah bisa dijawab berdasarkan pengalaman narasumber di lapangan. Berikut akan coba penulis paparkan jawaban dari rumusan masalah yang didapat dari para narasumber: 1.
Bagaimana kondisi eksisting manajemen mutu pada proyek? Melalui Project Manager, Deputy Project Manager, dan QC proyek RSJS, penulis mengetahui sistem manajemen mutu yang dipakai di proyek tersebut yaitu Q-PLAN. Sistem ini sudah memenuhi proses penjagaan kualitas yaitu quality planning, quality assurance, dan quality control.
2.
Apakah pengimplementasian pendekatan metode Total Quality Management dan Lean Construction bisa dilaksanakan pada pelaksanaan proyek konstruksi? Semua narasumber sepakat kalau metode Total Quality Management dan Lean Construction bisa diaplikasikan di proyek Konstruksi khususnya konstruksi gedung. Narasumber berpendapat Total Quality Management dan Lean Construction bisa diterapkan di proyek konstruksi gedung, tidak hanya untuk pembuatan produk hasil fabrikasi saja. Hal ini dikarenakan setiap pekerjaan dari konstruksi gedung adalah hal serupa, yang berbeda hanyalah besaran, ukuran, waktu, tempat.
3.
Pendekatan Management mutu manakah yang paling tepat digunakan pada proyek konstruksi? Menurut narasumber berdasarkan pengalamannya di konstruksi, secara tidak langsung, metode Lean Construction lah yang tepat untuk digunakan pada konstruksi gedung. Hal ini disebabkan oleh perancangan metode Lean Construction meminimalisir limbah proses atau pekerjaan dari hasil rancangan sistem manajemen mutu yang sudah ada sehingga biaya yang akan dikeluarkan akan lebih kecil. Sedangkan biaya yang akan dihasilkan oleh Total Quality Management akan sama dengan biaya yang dihasilkan oleh sistem manajemen mutu yang dipakai pada proyek tersebut karena standar kualitas yang dipakai juga sama.
11
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Aplikasi Total Quality Management Total Quality Manajemen adalah sistem manajemen mutu terpadu dimana suatu organisai sebagai suatu kesatuan yang berusaha untuk dapat memberikan kepuasan total kepada pelanggan melalui proses perbaikan yang berkelanjutan baik dalam proses produksi ataupun orang-orang yang terlibat didalamnya. Total Quality Management bekerja berdasarkan kualitas yang sudah distandarisasikan terlebih dahulu oleh suatu organisasi. Total Quality Management merupakan bentuk peningkatan kinerja dari evaluasi dari proyek-proyek sebelumnya. Dari hasil evaluasi tersebut, suatu kualitas bisa distandarisasikan. Secara tidak langsung metode sistem manajemen mutu pada proyek RSJS bisa disebut metode Total Quality Management yang sudah dikembangkan, karena pada sistem manajemen mutu proyek RSJS ini sudah dipaparkan secara jelas standar dari kualitas yang akan dicapai oleh proyek. Disini penulis langsung mengasumsikan perencanaan dari sistem manajemen mutu pada proyek RSJS yaitu Q-PLAN merupakan Metode Total Quality Management. Asumsi penulis ini sudah divalidasi oleh para narasumber. Berikut akan penulis paparkan bagaimana perencanaan dan pelaksanaan dari Total Quality Management berupa standar kualitas dan metode kerja untuk mencapai standar kualitas tersebut: Pekerjaan Galian Standar Kualitas Galian Tanah Persyaratan Mutu Nama Kegiatan
Nomor Instruksi Kerja
Parameter Yg
Syarat Yg
Diperiksa PEK. GALIAN TANAH BASEMENT
-‐ Elevasi -‐ Grid -‐ Kelengkapan Safety Tools
Diterima
-‐ Sesuai Shop Drawing -‐ Sesuai Metode Kerja -‐ Helm, Sepatu, Name Tag.
Alat Yg Digunakan
-‐ Visual -‐ Theodolite -‐ Meteran
Frekwensi Pemeriksaan
(Sesuai Catatan)
Tabel 3. Standar Kualitas Galian Tanah Metode Kerja Galian (Perencanaan) 1.
Menandai lokasi kerja dengan patok sebagai penanda batas area
2.
Menggali tanah dengan excavator dan dinaikkan ke dalam dump truck
3.
Membuang tanah keluar proyek dengan dump truck
Metode Kerja Galian (Pelaksanaan), dilakukan sesuai seperti pelaksaan dan hampir tidak ditemukannya kendala sehingga kualitas yang ingin didapatkan dari galian berupa elevasi yang sesuai shop drawing dan Grid sesuai dengan metode kerja. Tidak ada biaya kualitas yang didapatkan dari pekerjaan galian tanah basement. 12
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Pekerjaan Tiang Pancang Standar Kualitas Tiang Pancang (panjang tiang pancang tertanam 24) Persyaratan Mutu Nama Kegiatan
Nomor Instruksi Kerja
Parameter Yg
Syarat Yg
Diperiksa
Diterima
Alat Yg Digunakan
Frekwensi Pemeriksaan
PEK. TIANG PANCANG
-‐ Dimensi -‐ Dimensi -‐ Dimensi -‐ Dimensi
-‐ Sesuai Shop Drawing dan R K S '- Tidak boleh menyimpang 5 cm dari as - Berat Alat min. 2,5 x 120 T = 300 T
-‐ Visual -‐ Water Pass -‐ Theodolit -‐ Meteran
(Sesuai Shop Drawing)
-‐ Minimal 1x tiap lokasi
- Hidraulic Hammer - Daya Dukung Tiang
'- dilakukan Test Vertikal Kentledge & PDA
- Minimal 2 Vertical Kentledge & 2 PDA
-‐ Kelengkapan Safety Tools
-‐ Helm, Sepatu, Name Tag.
Tabel 4. Standar Kualitas Tiang Pancang Metode Kerja Tiang Pancang (Perencanaan) 1. Membersihkan lahan rata dengan elevasi tanah sesuai gambar shop drawing yang telah disepakati/disetujui owner dan MK 2. Memberi patok area tiang pancang sesuai dengan gambar proyek 3. Mempersiapkan alat HSPD untuk pemancangan dan dalam keadaan tenaga yang optimal 4. Merencanakan “Final Set” dari pemancangan tiang pancang 5. Melakukakan pemancangan dengan urutan yang jelas untuk memperkecil pengaruh naiknya permukaan tanah 6. Mengkondisikan tiang pancang dalam keadaan permukaan beton yang mulus licin dan tidak ada retak 7. Memastikan mutu tiang pancang sesuai dengan mutu yang diharapkan 8. Memastikan kepala tiang pancang tidak retak selama pemancangan 9. Sebelumnya memberi tanda tiang pancang dengan cat setiap jarak 1 meter untuk mendeteksi penurunan tiang pancang setiap 1 meter 10. Menghentikan pemancangan setelah mencapai final set 11. Melakukan loading tes sesuai dengan titik tiang pancang yang telah disepakati Metode kerja tiang pancang (Pelaksanaan) dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, pada pelaksanaan standar kualitas dari tiang pancang sesuai dengan parameter yang ditetapkan yaitu tidak menyimpang dari as sebesar 5cm dan berat alat yang dipakai 13
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
minimal 300 ton. Jadi untuk metode kerja sesuai dengan kualitas yang di harapkan. Hanya saja tiang pancang yang diperkirakan akan tertanam sepanjang 24 meter Cuma 47 titik yang tertanam sesuai perencanaan dari 922 titik pemancangan, sehingga banyak limbah yang dihasilkan oleh pemotongan tiang pancang. Panjang tiang pancang yang dipakai adalah dengan panjang 12 m sehingga dipakai 2 tiang pancang untuk 1 titik. Dari data tiang pancang, tiang pancang yang terpotong sepanjang 3865,1 m. Luas 1 tiang pancang adalah 0,16 m2. Jadi banyak limbah tiang pancang yang dihasilkan sebanyak 3865,1 m x 0,16 m2 = 618,416 m3. Otomatis biaya kualitas yang dihasilkan jadi besar. Pekerjaan Tie Beam dan Pile Cap Standar Kualitas Tie Beam dan Pile Cap Persyaratan Mutu Nama Kegiatan PEK. BEKISTING a. Lantai Kerja
b. Bekisting
PEK. BESI
PEK. BETON
Nomor Instruksi Kerja
Parameter Yg
Syarat Yg
Diperiksa
Diterima
Alat Yg Digunakan
Frekwensi Pemeriksaan
WIKA-KON-IK-02.03
-‐ Elevasi -‐ Grid
-‐ Dimensi -‐ Elevasi -‐ Kebersihan -‐ Kelurusan -‐ Kondisi Bekisting -‐ Kondisi Perancah -‐ Kelengkapan Safety Tools WIKA-KON-IK-02.02 -‐ Diameter besi -‐ Jumlah/jarak pembesian -‐ Sambungan/-‐overlap besi -‐ Beton decking -‐ Stek -‐ Mutu Besi WIKA-KON-IK-02.01 -‐ Kebersihan
-‐ Sesuai Shop Drawing -‐ Sesuai Metode Kerja
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Theodolite
(Setiap pemasangan)
-‐ Sesuai Shop Drawing dan R K S -‐ Bersih, tidak ada serbuk kayu -‐ Alignment 10 mm -‐ Bekisting bebas dari cacat -‐ Perancah Kuat dan stabil -‐ Helm, Sepatu, Name Tag. -‐ Sesuai Shop Drawing & RKS
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Theodolite
(Setiap pemasangan)
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Water Pass -‐ Visual -‐ Meteran
(Sesuai Catatan)
-‐ Visual -‐ Doket -‐ Meteran -‐ Meteran
-‐ Minimal 1x tiap lokasi
Tebal minimal 20 mm atau se -‐ suai dengan Shop Drawing Tulangan Ulir = BJTD-‐40 Tulangan Polos = BJTP-‐24 -‐ Bersih dan Wajar -‐ Sesuai Schedule Mutu Beton
-‐ Mutu beton doket 10 ± 2 cm -‐ Slump Beton -‐ Tinggi Jatuh penuangan beton < 150 cm -‐ Embedded Part -‐ Plumbing/Pipa sesuai shopdrawing -‐ Sleeves sesuai shop drawing -‐ Baut angkur sesuai shopdrawing -‐ Sparing & Shaft sesuai shopdrawing -‐ Sambungan Beton Lama & -‐ Di beri Cairan Calbon Baru -‐ Kelengkapan Safety Tools & -‐ Helm, Sepatu, Name Tag. Safety Condition -‐ Aman
-‐ Ember
Tabel 5. Standar Kualitas Tie Beam dan Pile Cap 14
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
-‐ Minimal 1x sebelum -‐ Minimal 1x tiap lokasi
Metode kerja Tie Beam dan Pile Cap 1. Melakukan galian untuk pile cap dan tie beam (memperhitungkan space bekisting batako dengan kemiringan yang cukup supaya lereng galian tidak longsor) 2. Memotong kepala tiang pancanf sesuai gambar shop drawing 3. Membengkokan tulangan pondasi sesuai shop drawing. Jika jarak penyaluran tulangan mencukupi dengan tinggi pile cap dan pelat lantai, maka tulangan tidak perlu dibengkokan 4. Mengurug pasir t=10cm (sebagai landasan lantai kerja agar permukaannya rata) 5. Lantai Kerja t=5cm (untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan) 6. Memasang bekisting batako 7. Memasang pembesian pile cap, tie beam, besi kolom dan plat lantai sesuai gambar shop drawing 8. Melakukan pengecoran Pile Cap, tie beam & plat lantai dapat dilakukan secara langsung dari truk mixer apabila volume pengecoran kecil. Pada pengecoran dengan volume besar, digunakan concrete pump. Pengecoran dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana Metode Kerja Pile Cap dan Tie Beam (Pelaksanaan) dilaksanakan sesuai dengan dengan perencanaan. Metode yang sudah didesain untuk mendapatkan kualitas yang diharapkan dapat dijalankan dengan baik sehingga kualitasnya tercapai. Biaya kualitas yang diakibatkan juga jadi kecil. Aplikasi metode Lean Construction Lean Construction merupakan metode konstruksi ramping yang berprinsip pada meminimalisir limbah dan memberikan nilai tambah. Di dalam proyek konstruksi, Lean sangat berguna dalam bagian pekerjaan struktur. Hal itu dikarenakan Limbah yang paling banyak terjadi dalam suatu proyek konstruksi adalah limbah besi dan beton. Dalam penelitian kali ini, penulis hanya meneliti bagian substructure dari proyek saja sehingga Lean tidak terlalu dimaksimalkan tetapi tetap sangat membantu proses pengoptimalan mutu. Standar mutu dari Lean Construction sendiri, sama saja dengan standar mutu pada Total Quality Management. Lean Construction bekerja untuk mengeleminasi limbah yang dihasilkan oleh proses metode kerja dari Total Quality Management. Tetapi jika dalam perencanaan dan prosesnya Total Quality Management tidak menghasilkan Limbah, Maka Prinsip Lean tidak 15
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
dapat dipakai secara maksimal karena hanya akan berfungsi sebagai alat pengidentifikasi limbah. Setelah diidentifikasi dan tidak ditemukan limbah produksi, maka Metode Lean Construction tidak dapat dilanjutkan lagi. Berikut akan penulis paparkan mengenai perencanaan dan pelaksanaan sistem Lean Construction pada bagian substructure proyek RSJS Pekerjaan Tanah Standar Kualitas Galian Tanah Persyaratan Mutu Nama Kegiatan
Nomor Instruksi Kerja
Parameter Yg Diperiksa
-‐ Elevasi -‐ Grid -‐ Kelengkapan Safety Tools
PEK. GALIAN TANAH BASEMENT
Alat Yg Digunakan
Syarat Yg Diterima
-‐ Sesuai Shop Drawing -‐ Sesuai Metode Kerja -‐ Helm, Sepatu, Name Tag.
-‐ Visual -‐ Theodolite -‐ Meteran
Frekwensi Pemeriksaan
(Sesuai Catatan)
Metode Kerja Galian (perencanaan) 1.
Menandai lokasi kerja dengan patok sebagai penanda batas area
2.
Menggali tanah dengan excavator dan dinaikkan ke dalam dump truck
3.
Membuang tanah keluar proyek dengan dump truck Metode Kerja Galian (pelaksanaan) pada lean construction tidak ada bedanya dengan
metode kerja Total Quality Management, hal itu disebabkan tidak ditemukannya limbah didalam proses atau metode kerja dari Total Quality Management sehingga metode Lean hanya sekedar mengidentifikasi bahwa limbah sudah minimal dalam proses galian. Pekerjaan Tiang Pancang Standar Kualitas Tiang Pancang (Tiang Pancang Tertanam 24m)
16
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Persyaratan Mutu Nama Kegiatan
Nomor Instruksi Kerja
Parameter Yg
Syarat Yg
Diperiksa
Diterima
Alat Yg Digunakan
Frekwensi Pemeriksaan
PEK. TIANG PANCANG
-‐ Dimensi -‐ Dimensi -‐ Dimensi -‐ Dimensi
-‐ Sesuai Shop Drawing dan R K S '- Tidak boleh menyimpang 5 cm dari as - Berat Alat min. 2,5 x 120 T = 300 T
-‐ Visual -‐ Water Pass -‐ Theodolit -‐ Meteran
(Sesuai Shop Drawing)
-‐ Minimal 1x tiap lokasi
- Hidraulic Hammer - Daya Dukung Tiang
'- dilakukan Test Vertikal Kentledge & PDA
- Minimal 2 Vertical Kentledge & 2 PDA
-‐ Kelengkapan Safety Tools
-‐ Helm, Sepatu, Name Tag.
Metode Kerja Tiang Pancang 1. Membersihkan lahan rata dengan elevasi tanah sesuai gambar shop drawing yang telah disepakati/disetujui owner dan MK 2. Memberi patok area tiang pancang sesuai dengan gambar proyek 3. Mempersiapkan alat HSPD untuk pemancangan dan dalam keadaan tenaga yang optimal 4. Merencanakan “Final Set” dari pemancangan tiang pancang 5. Melakukakan pemancangan dengan urutan yang jelas untuk memperkecil pengaruh naiknya permukaan tanah 6. Mengkondisikan tiang pancang dalam keadaan permukaan beton yang mulus licin dan tidak ada retak 7. Memastikan mutu tiang pancang sesuai dengan mutu yang diharapkan 8. Memastikan kepala tiang pancang tidak retak selama pemancangan 9. Sebelumnya memberi tanda tiang pancang dengan cat setiap jarak 1 meter untuk mendeteksi penurunan tiang pancang setiap 1 meter 10. Menghentikan pemancangan setelah mencapai final set 11. Melakukan loading tes sesuai dengan titik tiang pancang yang telah disepakati Metode kerja Tiang Pancang (pelaksanaan) pada Lean Construction sama hal nya dengan memakai metode Total Quality Management. Setelah dilakukan perhitungan dengan menjadikan panjang 1 tiang pancang 8 meter ternyata limbah yang dihasilkan sama saja, Bahkan dengan metode TQM yang sudah ada pekerjaan lebih efisien dengan hanya
17
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
melakukan 1 kali sambungan. Dengan ini bisa kita asumsikan bahwa metode Lean Construction sudah ada dalam metode TQM dalam proyek.
Pekerjaan Tie Beam dan Pile Cap Standar Kualitas Tie Beam dan Pile Cap
18
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Persyaratan Mutu Nama Kegiatan PEK. BEKISTING
Nomor Instruksi Kerja
PEK. BESI
PEK. BETON
Syarat Yg
Diperiksa
Diterima
Alat Yg Digunakan
Frekwensi Pemeriksaan
WIKA-KON-IK-02.03
-‐ Elevasi -‐ Grid
a. Lantai Kerja
b. Bekisting
Parameter Yg
-‐ Dimensi -‐ Elevasi -‐ Kebersihan -‐ Kelurusan -‐ Kondisi Bekisting -‐ Kondisi Perancah -‐ Kelengkapan Safety Tools WIKA-KON-IK-02.02 -‐ Diameter besi -‐ Jumlah/jarak pembesian -‐ Sambungan/-‐overlap besi -‐ Beton decking -‐ Stek -‐ Mutu Besi WIKA-KON-IK-02.01 -‐ Kebersihan
-‐ Sesuai Shop Drawing -‐ Sesuai Metode Kerja
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Theodolite
(Setiap pemasangan)
-‐ Sesuai Shop Drawing dan R K S -‐ Bersih, tidak ada serbuk kayu -‐ Alignment 10 mm -‐ Bekisting bebas dari cacat -‐ Perancah Kuat dan stabil -‐ Helm, Sepatu, Name Tag. -‐ Sesuai Shop Drawing & RKS
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Theodolite
(Setiap pemasangan)
-‐ Visual -‐ Meteran -‐ Water Pass -‐ Visual -‐ Meteran
(Sesuai Catatan)
-‐ Visual -‐ Doket -‐ Meteran -‐ Meteran
-‐ Minimal 1x tiap lokasi
Tebal minimal 20 mm atau se -‐ suai dengan Shop Drawing Tulangan Ulir = BJTD-‐40 Tulangan Polos = BJTP-‐24 -‐ Bersih dan Wajar -‐ Sesuai Schedule Mutu Beton
-‐ Mutu beton doket 10 ± 2 cm -‐ Slump Beton -‐ Tinggi Jatuh penuangan beton < 150 cm -‐ Embedded Part -‐ Plumbing/Pipa sesuai shopdrawing -‐ Sleeves sesuai shop drawing -‐ Baut angkur sesuai shopdrawing -‐ Sparing & Shaft sesuai shopdrawing -‐ Sambungan Beton Lama & -‐ Di beri Cairan Calbon Baru -‐ Kelengkapan Safety Tools & -‐ Helm, Sepatu, Name Tag. Safety Condition -‐ Aman
-‐ Minimal 1x sebelum -‐ Minimal 1x tiap lokasi
-‐ Ember
Metode kerja Tie Beam dan Pile Cap (Perencanaan) 1. Melakukan galian untuk pile cap dan tie beam (memperhitungkan space bekisting batako dengan kemiringan yang cukup supaya lereng galian tidak longsor) 2. Memotong kepala tiang pancanf sesuai gambar shop drawing 3. Membengkokan tulangan pondasi sesuai shop drawing. Jika jarak penyaluran tulangan mencukupi dengan tinggi pile cap dan pelat lantai, maka tulangan tidak perlu dibengkokan 4. Mengurug pasir t=10cm (sebagai landasan lantai kerja agar permukaannya rata) 5. Lantai Kerja t=5cm (untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan) 6. Memasang bekisting batako 7. Memasang pembesian pile cap, tie beam, besi kolom dan plat lantai sesuai gambar shop drawing 19
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
8. Melakukan pengecoran Pile Cap, tie beam & plat lantai dapat dilakukan secara langsung dari truk mixer apabila volume pengecoran kecil. Pada pengecoran dengan volume besar, digunakan concrete pump. Pengecoran dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana Metode Kerja Pile Cap dan Tie Beam (pelaksanaan) dilaksanakan sesuai dengan dengan perencanaan. Metode yang sudah didesain untuk mendapatkan kualitas yang diharapkan dapat dijalankan dengan baik sehingga kualitasnya tercapai. Limbah yang dihasilkan sudah minimal dengan sistem manajemen mutu yang ada Analisa Perbandingan Biaya kualitas yang diakibatkan oleh Total Quality Management dan Lean Construction pada Proyek RSJS Pada proyek pembangunan RSJS, sistem manajemen mutu yang dipakai sudah dalam keadaan optimal dimana dalam perencanaannya sistem manajemen mutu yang dipakai yaitu Q-PLAN sudah mengaplikasikan metode Total Quality Management dan Lean Construction. Bisa dilihat dari pekerjaan galian, tiang pancang, pile cap dan tie beam yang sudah direncanakan agar didapat kualitas yang sesuai dan minim limbah Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, serta tahapan-tahapan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan tujuan yang pertama yaitu mengetahui kondisi eksisting manajemen mutu pada proyek konstruksi gedung RSJS dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen yang dipakai di proyek gedung RSJS sudah memenuhi standar penjagaan kualitas karena adanya quality planning, quality assurance dan quality control. 2. Berdasarkan tujuan yang kedua yaitu mengetahui pengimplementasian pendekatan metode Total Quality Management dan Lean Construction bisa dilaksanakan pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management dan Lean Construction bisa diimplementasikan di proyek konstruksi gedung karena pekerjaan dari konstruksi gedung adalah hal serupa hanya berbeda besaran, ukuran, waktu, dan tempat. 3. Berdasarkan tujuan ketiga yaitu mengetahui metode pengendalian mutu yang tepat untuk dipakai pada proyek RSJS dapat disimpulkan bahwa metode Total Quality
20
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Management dan Lean Construction dapat digunakan secara bersamaan disaat metode Total Quality Management sudah menghasilkan limbah yang sedikit. Saran Saran yang diberikan dalam penelitian ini untuk penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan salah satu metode saja yang diaplikasikan 2. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan merancang metode kerja dengan menggunakan metode Lean Construction saja dengan harapan dapat meningkatkan efektifitas produksi 3. Memperluas area penelitian untuk metode Lean Construction pada pekerjaan struktur dimana terjadi banyak limbah produksi dari besi dan beton
21
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014
Daftar Referensi Gasperz, Vincet.2002, Total Quality Management, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Howell, Gregory A. (1999). What Is Lean Construction-1999. Proceedings IGLC-7 26-28 July 1999, University of California, Berkeley, CA, USA Pettersen, Jostein. (2008). Defining Lean Production: Some conceptual and practical issues. Division of Quality Technology and Management & Helix VINN Excellence Centre Linköping University, Sweden Pinch, Lauren.(2005,November). Industry Trims ItsWaistline With Emerging Project Management Method. Construction Executive pp. 34-37 Raymond McLeod, Jr. 1995, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta.
Pengaplikasian metode..., Muhammad Anshar Amzy, FT UI, 2014