PENGANTAR KATA
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Berda‟wat Ilallah adalah merupakan suatu kewajiban yang mutlak harus dilakukan oleh setiap muslim. Namun kebanyakan dari kita kurang peduli akan kewajiban ini, karena dianggapnya pekerjaan yang sesungguhnya mulia ini, seringkali dirasakan suatu beban yang berat. Paradigma yang melekat dikalangan anggota Jemaat Ahmadiyah, adalah tatkala mendengar kata “Bertabligh”, yang ada di benak kita adalah dalil-dalil yang harus dihafal agar orang-orang yang ditablighi percaya akan apa-apa yang kita sampaikan. Paradigma seperti inilah yang harus kita rubah. Sesungguhnya berda‟wat Ilallah, yakni mengajak orang-orang kepada jalan Allah Ta‟ala, tidaklah selalu harus menggunakan dalil-dalil yang tersurat, tetapi yang lebih utama lagi adalah melalui contoh tauladan dan perilaku yang baik, sebagaimana junjungan kita Rasulullah SAW lakukan. Bagaimana mungkin orang-orang akan tertarik dengan ucapan-ucapan kita apabila apa-apa yang kita ucapkan itu tidak selaras dengan apa yang kita perbuat. Sementara kita menyuruh orang-orang berbuat baik, namun kita sendiri luput dari berbuat baik. Melalui Pelatihan Dai Ilallah yang dilaksanakan di wilayah Priangan Barat ini, kami berharap bahwa gairat anggota dalam bertabligh akan meningkat, karena mereka telah merubah pandangan terhadap makna “Bertabligh”, yang bukan lagi hanya merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan, melainkan adalah suatu kebutuhan hidup yang harus selalu dipenuhi. Adapun Goal yang ingin dicapai dari hasil Pelatihan Dai Ilallah tahun 2008 ini, adalah sebagai berikut : 1. Peserta menyadari pentingnya Bertabligh, sebagai : a. Perwujudan kasih sayang terhadap sesama umat manusia b. Sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas diri c. Suatu kebutuhan hidup, bukan lagi hanya sekedar suatu kewajiban 2. Peserta dapat memiliki persepsi yang sama dalam hal bertabligh, yaitu “menyeru manusia ke jalan Allah Ta‟ala”, yang pada prakteknya diekspresikan melalui contoh tauladan yang baik / berperilaku yang baik dan ber akhlaqul qarimah. Bertabligh tidak harus selalu menggunakan dalil-dalil yang tersurat. 3. Peserta memiliki pengetahuan baru sebagai bekal dalam Bertabligh, yaitu : a. Memahami Paradigma masyarakat terhadap Ahmadiyah. b. Memahami masalah Hukum dan HAM berkaitan dengan hak-hak dan kebebasan beragama. c. Mengetahui Metoda yang praktis dalam hal berkomunikasi dengan masyarakat (teknik komunikasi). 4. Memiliki data yang “Up To Date” dan lengkap mengenai para Dai Ilallah hasil Pelatihan Dai Ilallah 2007 di wilayah Priangan Barat. 5. Memiliki target yang pasti, sasaran pertablighan (mubayyin baru) untuk dipersembahkan pada puncak acara Perayaan Seabad Khilafat Ahmadiyah – dengan langkah-langkah dan metoda yang praktis dan sistematis untuk mencapai tujuan (tertuang dalam Program Kerja). Setiap para peserta Dai Ilallah di wilayah Priangan Barat kami bekali dengan sebuah buku panduan, yang kami beri judul “ Buku Panduan Bagi Para Dai Ilallah”, dimana isi dari buku ini adalah merupakan inti sari dari sabda-sabda Khalifatul Masih berkenaan dengan kewajiban Bertabligh, dan dalil-dalil baik dari Kitab Suci Al Qur‟an maupun dari Kitab Injil, mengenai beberapa hal penting yang erat kaitannya dengan keberadaan Jemaat Ahmadiyah. Buku ini adalah merupakan cetakan ke-2, dimana buku ini pernah kami sampaikan kepada para Peserta Pelatihan Dai Ilallah wilayah Priangan Barat pada tahun 2007, yang meliputi Sub Wilayah Bandung, Cimahi, Garut, Cianjur Utara, Cianjur Tengah dan Cianjur Selatan.
Buku Panduan Dai Ilallah
1
Hamba yang lemah ini mohon ampun ke khadirat Allah Yang Maha Sempurna, atas segala kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan Buku Panduan ini. Hamba yakin bahwa Allah Ta‟ala memahami betul maksud hamba menyusun buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi para Dai Ilallah, dan semoga Pelatihan Dai Ilallah yang akan dilaksanakan ini dapat terselenggara dengan sukses sebagaimana yang diharapkan. Cimahi, 23 Februari 2008 yang amat lemah, Peneyusun,
( Abu Zahra ) -----------------
Buku Panduan Dai Ilallah
2
Wassalam
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………….. i
Daftar Isi
………………………………………….. iv
I. Pendahuluan
………………………………………….. 1
II. Sifat-sifat Seorang Dai Ilallah………………………………… 3 III. Peringatan Bagi Orang yang Tidak Peduli terhadap Tabligh
………………………………….
5
IV. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam bertabligh
………………………………….
5
V. Referensi dalam Al Qur‟an dan Kitab Injil Tentang Beberapa Masalah Penting
…………………………….
8
VI. Jawaban-jawaban Praktis atas tuduhan terhadap Ahmadiyah ……………………………………….
Buku Panduan Dai Ilallah
3
16
BUKU PANDUAN UNTUK PARA DAI ILALLAH I. PENDAHULUAN Bertabligh adalah merupakan suatu kewajiban yang mutlak harus dilakukan oleh setiap muslim.
Allah swt berfirman : “ Dan hendaklah ada diantaramu segolongan yang mengajak manusia kepada kebajikan dan menyuruh kepada kebaikan dan melarang terhadap kedurhakaan. Dan mereka itulah orang-orang yang akan berjaya “. [ QS Al Imran : 105 ]. Namun dalam mempraktekannya seringkali orang-orang mengalami kebingungan bagaimana memulai bertabligh. Apa yang pertama kali harus disampaikan dan bagaimana agar orang-orang yang diajak berbicara memberikan perhatian terhadap hal-hal yang akan disampaikan. Atau barangkali merasa minder karena kurang memiliki dalil-dalil yang kuat untuk disampaikan pada saat bertabligh. Ketika seorang Ahmadi berfikir tentang bertabligh, maka yang terbayang dibenaknya adalah dalil-dalil yang harus dihafal dan dipahami dengan baik mengenai Masalah Kenabian, Analisa Khataman Nabiyyin, Masalah Kewafatan Nabi Isa, Kedatangan Imam Mahdi dan mengenai Akhir Zaman. Mereka lupa bahwa yang disebut bertabligh itu adalah ber Da‟wat Ilallah, yakni menyeru orang-orang kepada Allah swt. Menyeru orang-orang kepada jalan Allah Ta‟ala tidak harus selalu berbicara tentang masalah Kenabian, Nabi Isa dan lain sebagainya, tetapi permasalahan-permasalahan apa saja yang akan menarik ghairat orang-orang terhadap Allah Ta‟ala, itulah yang dinamakan bertabligh. Jadi bertabligh tidak harus selalu menggunakan dalil-dalil, melainkan dengan sikap sopan santun dan perilaku yang baik pun adalah merupakan modal dan alat yang baik untuk bertabligh. Mempertontonkan akhlak yang baik dan contoh tauladan seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW itulah alat tabligh yang paling ampuh. Petunjuk Hazrat Khalifatul Masih II r.a., berkenaan tugas bertabligh : “ Setiap orang yang menghindar dari bertabligh, sebenarnya dia bukan hanya menghindar dari bertabligh, bahkan dia menghindar dari Jemaat Ahmadiyah. Orang yang begini tidak dibutuhkan oleh Jemaat Ahmadiyah. Dan tidak ada alasan baginya untuk tetap berada dalam Jemaat Ahmadiyah dengan sebutan seorang Ahmadi. Dia membohongi dirinya sendiri. Kalau seandainya dia tidak membohongi dirinya, maka dia adalah pendusta dan pembangkang. Dan tidak pantas ikut berada dalam Jemaat orang-orang mukmin ini. [ Al Fadhl, 01 Agustus 1940 ]. Barangsiapa yang memenuhi keperluan saudaranya maka Allah pun akan memenuhi keperluannya sendiri. Barangsiapa yang berusaha untuk memperbaiki orang lain, maka Allah pun akan memperbaiki dirinya. Dan barangsiapa yang berusaha menjauhkan kesulitan orang lain, maka Allah pun akan menjauhkan kesusahannya, keburukan-keburukannya serta kelemahankelemahannya. Jadi barangsiapa yang melakukan kebaikan penghidmatan pada orang lain (bertabligh), maka Allah akan menambah kebaikan dalam dirinya. Akhlak budi pekertinya senantiasa akan bertambah baik. Iman dan takwanya akan bertambah. Dan kelemahan-kelemahan serta keburukankeburukannya akan terus berkurang.
Buku Panduan Dai Ilallah
4
II. SIFAT-SIFAT SEORANG DAI ILALLAH Seorang Dai Ilallah haqiqi haruslah memiliki sifat-sifat / karakter-karakter sebagai berikut : 1. Dai Ilallah hendaknya memiliki ikatan yang dalam dengan Tuhannya sehingga wujud, perilaku dan segala sesuatunya nampak dengan jelas bersinar mencerminkan warna-warna / sifatsifat Allah Ta‟ala. 2. Ketakwaan Dai Ilallah yang telah mencapai maqam yang tinggi, akan memiliki kedisiplinan terhadap hukum-hukum Islam, baik amal perbuatan secara zahir maupun secara tersembunyi. 3. Hendaknya seorang Dai Ilallah tidak mempunyai sifat egoisme (mementingkan diri sendiri), tidak ingin menarik perhatian dan hendaknya memiliki tabi‟at yang sederhana, suci dari ketakaburan dan perasaan sombong, sehingga ketika menyampaikan kebenaran kepada orang lain akan muncul sifat keberanian dan keteguhan. 4. Hendaknya Dai Ilallah menjadi contoh dalam hal kebersihan baik lahir (jasmani) maupun kebersihan bathin (rohani). 5. Hendaknya seorang Dai Ilallah adalah orang yang banyak menela‟ah, sehingga ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan dunianya menjadi luas, dan jawaban-jawabannya bisa dijadikan sebagai pegangan. Hendaknya dia membiasakan diri duduk terpisah dalam merenungkan permasalahan-permasalahan. 6. Dai Ilallah hendaknya seorang pencinta serta memiliki keikhlasan sehingga orang-orang akan tertarik dan datang kepadanya. 7. Dai Ilallah hendaknya penyabar dan tahan penderitaan, tahan dalam menghadapi persoalanpersoalan baik kecil ( kritikan-kritikan / celaan-celaan manusia ) maupun besar, dan bukan orang yang kosong dari ide / gagasan. 8. Dai Ilallah hendaknya memiliki rasa simpati terhadap penderitaan sesama manusia, manis budi, suka bergaul dan memiliki kebiasaan suka berkorban, memiliki ikatan batin dengan yang lainnya dan ikut merasakan penderitaan, kesedihan serta kesulitan-kesulitan orang lain ( emphati ). 9. Dai Ilallah hendaknya ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, teknik, atau permasalahanpermasalahan yang berhubungan dengan kehidupan manusia dari sudut pandang Khidmat Khalq. 10. Di dalam hati Dai Ilallah hendaknya memiliki suatu semangat untuk berda‟wat Ilallah, agar ia dalam segala keadaan terus menerus dapat melaksanakan missinya / amanatnya itu. 11. Bagi seorang Dai Ilallah pekerjaan yang paling penting adalah “BERDO‟A” kepada Allah Ta‟ala supaya diberikan taufik (kemampuan) melaksanakan tanggung jawab da‟wat Ilallah yang telah dianugerahkan-Nya dengan cara yang terbaik. Dan pada siapa yang sedang ditablighi untuknya juga dido‟akan supaya Allah Ta‟ala menganugerahkan keberanian untuk menerima petunjuk-Nya. [ Bersumber dari Pedoman Tabligh di Jerman ]
Buku Panduan Dai Ilallah
5
III. PERINGATAN BAGI ORANG YANG TIDAK PEDULI TERHADAP TABLIGH Dalam khutbah Jum‟at tanggal 20 Nopember 1987 di London, Hazrah Khalifatul Masih IV telah memberikan ketegasan untuk kedua kalinya kepada seluruh Jemaat di penjuru dunia bahwa : “ Adalah kewajiban setiap anggota Jemaat di setiap negeri dan tempat untuk mengadakan rapat pengurus sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan untuk mengkaji kegiatan tabligh dan harus mengambil langkah-langkah tegas kepada setiap anggota untuk menjadikan mereka Dai Ilallah “. Bagi Jemaat yang tidak mengindahkan petunjuk Khalifatul Masih ini akan dianggap sebagai satu macam sikap penghianatan. [ Terjemahan dari An Nasir : 20 Nop 1987 ]
IV. LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERTABLIGH a. 17 Butir Hal Penting Dalam Melaksanakan Tabligh : --------------------------------------------------------------------------1. Kontak pertama haruslah dengan secara hubungan pribadi dan penuh keramah-tamahan. 2. Janganlah memulai pembicaraan dengan topik yang menimbulkan pertentangan, misalnya, tentang “Kewafatan Nabi Isa”. 3. Selidikilah (dengan penuh hikmah) kesenangan-kesenangan (kecenderungan-kecenderungan) serta kepercayaan-kepercayaan kawan bicara. 4. Pilihlah masalah yang memiliki persamaan diantara kedua belah pihak, berkenaan dengan pengertian dan kepercayaan. 5. Berilah kesempatan kepada kawan bicara untuk meneruskan pembicaraannya dan jangan diinterupsi / dipotong. 6. Ketika sedang berbicara jangan mencoba melihat atau membaca dalil tertulis, demikian juga usahakanlah agar kawan bicarapun melakukan hal yang sama. 7. Jangan bersifat agresfi ( menyerang ) 8. Perlihatkanlah bahwa Islam sebagai suatu ajaran yang tidak menyerang kepercayaan seseorang. 9. Pilihlah pendekatan melalui masalah yang digemari oleh kawan bicara. 10. Janganlah sekali-kali mencoba berbicara terlalu lama. 11. Nampakkanlah bahwa Islam menghormati pandangan dan kepercayaan orang lain. 12. Berlakulah sopan, tetapi penuh kepercayaan diri. 13. Hindarilah rasa amarah. 14. Bedakanlah antara ajaran agama dan perbuatan para pengikutnya. 15. Jangan hanya terpaku pada masalah agama saja sebab tabligh mencakup segala aspek kehidupan. 16. Pastikanlah bahwa Anda menguasai apa yang Anda kemukakan. Buku Panduan Dai Ilallah
6
17. Berdo‟alah selalu demi keberhasilan dalam bertabligh. [ Dikutip dari Ahmadiyya Bulletin Inggris, Jan.‟91 ]
b. Do’a-do’a Untuk Kelancaran Dalam Bertabligh ------------------------------------------------------------------1. Do‟a meminta kemenangan dalam bertabligh : “Rabbisyrahli shadri wa yassirli amri, wahlul „uqdatan-mimin-l-lisani, yafqahu qawli”. [ QS 20 : 26-29 ]. Artinya : Ya Tuhanku, lapangkanlah bagiku dadaku dan mudahkanlah bagiku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka dapat memahami pembicaraanku. 2. Do‟a meminta dinyatakan antara yang haq dan yang bathil : “Rabbanaftah baynana wa bayna qawmimna bilhaqqi wa anta khayrul fatihin”. [ QS 7 : 90 ]. Artinya : Ya Tuhan kami, ambillah keputusan di antara kami dan kaum kami dengan kebenaran dan Engulah Pemberi Putusan yang sebaik-baiknya. 3. Do‟a ketika mau masuk dan mau keluar dari suatu tempat, situasi dan kondisi : “Rabbi adkhilni mudkhala shidqin-w-wa akhrijni mukhraja sidwin-w-waj‟alli min-l-ladunka sulthonannashira”. [QS 17 : 81]. Artinya : Ya Tuhanku, masukkanlah daku dengan cara masuk yang baik dan keluarkanlah daku dengan cara keluar yang baik. Dan jadikanlah bagiku dari hadirat Engkau sendiri kekuatan yang menolong. 4. Do‟a meminta pertolongan dari serangan pihak yang membenci : “Rabbinshurni bima kadzadzabuni”. [ QS 23 : 27 ]. Artinya : Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka telah mendustakan daku. 5. Do‟a meminta rahmat dan meminta kemenangan : “Rabbana atina min-l-ladunka rahmatan-wwahayyi‟lana min amrina rosyada”. [ QS 18 : 11 ]. Artinya : Ya Tuhan kami, anugerahilah kami rahmat dari hadirat Engkau, dan lengkapilah kami dengan petunjuk yang benar dalam urusan kami.
V. REFERENSI DALAM AL QUR’AN DAN KITAB INJIL TENTANG BEBERAPA MASALAH PENTING A. MASALAH NABI ISA a.s. ( Kewafatan Dan Penyalibannya ) Dalam Kitab Suci Al Qur’an -------------------------------------1. QS : 3 ( Al Imran ) : 56. Artinya : “Ingatlah ketika Allah berfirman „ Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mematikan engkau secara wajar dan akan meninggikan derajat engkau disisiKu dan akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang kafir dan akan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang kafir hingga Hari Kiamat, kemudian kepadaKu lah kamu kembali, lalu Aku akan menghakimi diantaramu tentang apa yang kamu perselisihkan”. 2. QS : 5 ( Al Maidah ) : 117-118. Artinya : (117) Dan ketika Allah berfirman, “Hai Isa anak Maryam, adakah engkau berkata kepada manusia, „Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?‟ Ia menjawab, Maha Suci Engkau. Tidak layak bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang terkandung dalam pikiranku, dan aku tidak mengetahui apa Buku Panduan Dai Ilallah
7
yang ada dalam pikiran Engkau. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui segala yang ghaib. (118) Tidak pernah aku mengatakan kepada mereka selain apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku, yaitu, „Beribadahlah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.‟ Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku berada di antara mereka, akan tetapi setelah Engkau wafatkan daku maka Engkaulah yang menjadi Pengawas mereka dan Engkau adalah Saksi atas segala sesuatu.
Dalam Kitab Injil -------------------Tentang Peristiwa Penyaliban Jesus : 1. Yahya 19 : 1 – 42 …. (32 ) Maka datanglah segala laskar itu, lalu dipatahkannya kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain, yang disalibkan dengan Dia (Jesus) itu. (33) Tetapi apabila mereka itu datang kepada Jesus serta melihat Dia sudah mati, tiadalah dipatahkannya kakinya. (34) hanyalah seorang laskar menikam rusuk Jesus dengan tombaknya, maka sekejap itu juga mengalir keluar darah dengan air. (35) Maka orang yang sudah melihat itu, ialah sudah memberi kesaksian, dan kesaksiannya itu benar, dan ia mengetahui bahwa ia mengatakan yang benar, supaya kamupun boleh percaya. 2. Yahya 20 : 1 – 31 …(19) Setelah petang hari, yaitu pada hari yang pertama didalam minggu itu, dan sedang segala pintu terkunci ditempat tinggalmu itu, sebab takut akan orang Jahudi, datanglah Jesus tiba-tiba berdiri ditengah-tengah mereka itu serta mengucapkan kepada mereka itu. (20) Setelah sudah berkata demikian, Iapun menunjukkan kepada mereka itu tangannya dan rusuknya. Maka suka citalah murid-murid itu tatkala nampak Tuhan itu. 2. Lukas 24 : 36 – 42. 46, 47. Artinya : (36) Sedang mereka itu (murid Jesus ) lagi bercakap-cakap tentang perkara itu, tiba-tiba berdirilah Jesus ditengah-tengah mereka itu. (37) Tetapi terkejutlah mereka itu dengan sangat ketakutan, sebab disangkanya (Jesus itu) hantu. (Matius 14 : 26 ) (38) Lalu Jesuspun bertanya kepada mereka itu :,, Apakah sebabnya kamu terkejut ? Dan apakah sebabnya timbul sakwasangka didalam hati kamu? (39) Tengoklah tanganku dan kakiku. Inilah Aku sendiri ! Jamahlah Aku dan lihatlah, karena hantu tiada berdaging dan tulang seperti yang kamu lihat ada padaku. (40) Setelah ia berkata demikian, ditunjukkannya kepada mereka itu tangannya dan kakinya. (41) Maka sedang mereka itu lagi belum percaya dari sebab suka cita dan herannya, bertanyalah ia kepada mereka, “adakah kamu manruh makanan disini?”. (42) Lalu diberinya dia ikan goreng sepotong (Jahja 21 : 10 ) (43) Maka iapun menyambut, lalu dimakannya dihadapan mereka itu. …. (46) Sambil bersabda kepada mereka itu “adalah tersurat bahwa Kristus wajib merasai sengsara, kemudian bangkit pula dari antara orang mati pada hari yang ketiga. (47) dan akan dikabarkan jalan bertobat dan keampunan dosa kepada sekalian bangsa dengan Namanya, mulai dari Jeruzalem. 3. Kejadian 6 : 3. Artinya : Maka firman Tuhan, bahwa rohku tiada akan berbantah-bantah selama-lamanya dengan manusia, karena hawa nafsu adanya, melainkan tinggal lagi panjangnya umurnya seratus dua puluh tahun.
Buku Panduan Dai Ilallah
8
4. Jesus Diutus hanya untuk Bani Israil – Matius 15 : 24. Artinya : Maka dijawab Jesus, katanya “tiadalah aku disuruhkan kepada yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat dari antara bani Israil.
Buku Panduan Dai Ilallah
9
B. MASALAH KENABIAN Dalam Kitab Suci Al Qur’an -------------------------------------1. QS 72 ( Al Jin ) : 8. Artinya : “Dan sesungguhnya mereka pun menyangka sebagaimana kamu juga mengira, bahwa sekali-kali Allah tidak akan membangkitkan lagi Rasul seorangpun”. 2. QS 7 ( Al Araf ) : 36- 37. Artinya : (36) Hai anak cucu Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayatKu, maka barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri, tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka berduka cita. (37) Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan dengan sombong berpaling dari padanya, mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. 3. QS 4 (An Nisa ) : 70. Artinya : “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul ini, maka mereka itu akan termasuk diantara orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni nabi-nabi, shidiq-shidiq, syahid-syahid dan shalih- shalih. Dan seperti mereka itu adalah sebaikbaiknya teman.” 4. QS 3 ( Al Imran ) : 180. Artinya : “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang beriman dalam keadaan seperti ketika kamu berada di dalamnya, sehingga Dia memisahkan yang buruk dari yang baik. Dan Allah tidak akan memberitahukan hal-hal yang gaib kepadamu, akan tetapi Allah (akan) memilih diantara rasul-rasulNya siapa yang dikehendakiNya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasulNya. Dan jika kamu beriman dan bertakwa maka bagimu ada pahala yang besar”. 5. QS 2 ( Al Baqarah ) : 5. Artinya : “Dan mereka yang beriman kepada apa-apa yang telah diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang telah diturunkan sebelum kamu, dan kepada hal-hal yang akan datang pun (yang akhir) mereka yakin”. 6. QS 33 ( Al Ahzab ) : 41. Artinya : “Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan Khataman Nabiyyin. Dan Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu”. Dalam Kitab Injil ---------------------
1. Matius 25 : 31. Artinya : Apabila anak manusia datang kelak dengan kemuliaannya, dan segala malaekatnyapun besertanya, lalu Ia akan duduk diatas tahta kemuliannya.
2. Ulangan 18 : 15, 18, 19. Artinya :
(15) Bahwa seorang Nabi dari tengah-tengah kamu, dari antara segala saudaramu, dan yang seperti aku ini, yaitu akan dijadikan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu, maka dia patutlah kamu dengar. (18) Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau, dan Aku akan memberi segala firmanku dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan kepadanya segala, yang kusuruh akan dia. (19) Bahwa sesungguhnya barang siapa yang tiada mau mendengar akan segala firmanku, yang akan dikatakan olehnya dengan Namaku, niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu.
3. Yahya 16 : 7, 8, 12, 13, 14. Artinya : Buku Panduan Dai Ilallah
10
(7) Tetapi Aku ini mengatakan yang benar kepadamu, bahwa berfaedahlah bagi kamu apabila tiada Aku pergi, tiadalah Penolong itu akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan menyuruhkan Dia kepadamu. (8)Apabila Ia datang maka ialah akan menerangkan kepada isi dunia ini dari hal dosa dan keadilan dan hukuman. (12) Banyak lagi perkara yang Aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tiada dapat kamu menanggung dia. (13) Akan tetapi apabila Ia sudah datang, yaitu Roh kebenaran, maka Iapun akan membawa kamu kepada segala kebenaran, karena tiada Ia berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yang didengarnya itu juga akan dikatakannya, dan dikabarkannya kepadamu segala perkara yang akan datang. (14) Maka ia akan memuliakan Aku, karena Ia akan mengambil daripada hak Aku, lalu mengabarkannya kepadamu.
4. Ibrani 5 : 11, 12. Artinya :
(11) Adapun dari halnya itu banyak yang hendak kita katakan, tetapi susah akan menerangkan dia, sebab sudah berat pendengaranmu. (12) Jikalau ditimbang lamanya, patut kamu menjadi guru, tetapi wajib pula orang mengajarkan kepadamu segala perkara alif-ba-ta dari firman Allah, maka kamu telah menjadi seperti yang wajib mendapat air susu, dan bukannya makanan yang biasa.
C. MASALAH IMAM MAHDI Mahdi DAN NABI ISA YANG DIJANJIKAN Dalam Kitab Sudi Al Qur’an -------------------------------------1. QS. 62 (Al Jum’ah) : 3-4. Artinya : (3) Dialah (Allah) yang telah mengutus ditengah-tengah bangsa yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka sendiri yang membacakan kepada mereka tanda-tandaNya, dan mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. (4) Dan juga kepada kaum lain dari mereka yang belum pernah berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa Maha Bijaksana. 2. QS 61 ( Ash Shaf ) : 7. Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yakni Taurat dan memberi kabar suka tentang datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang bernama Ahmad. Dan tatkala ia datang kepada mereka dengan buktibukti yang jelas, mereka berkata, “ini adalah sihir yang nyata”.
Dalam Kitab Injil ------------------------1. Matius 23 : 39. Artinya : Karena aku berkata kepadamu, bahwa daripada masa ini tiada lagi kamu melihat aku, sehingga kamu berkata : “Mubaraklah Ia yang datang dengan nama Tuan”. 2. Matius 24 : 3 – 13. Artinya : (3) Tatkala Ia duduk diatas bukit Zaitun, maka murid-murid iti datang kepadanya ketika sama sendiri, serta berkata : “Nyatakanlah kiranya kepada kami, masa manakah perkara ini berlaku kelak, dan apakah alamat kedatanganmu dan kesudahan alam ini ? (4) Maka dijawab Jesus serta berkata kepada mereka itu : “Ingatlah baik-baik, jangan barang seorang menyesatkan kamu.
Buku Panduan Dai Ilallah
11
(5) Karena banyak orang akan datang dengan Namaku, katanya : “Aku inilah Kristus!”, maka mereka itu menyesatkan banyak orang. ((6) Maka kamu akan mendengar dari hal peperangan dan kabar peperangan, ingatlah jangan kamu terkejut, karena tak dapat tiada segala perkara ini akan berlaku, tetapi itupun belum sampai kepada kesudahan itu. (7) Karena bangsa akan berbangit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, maka akan jadi bala kelaparan dan gempa bumi di sana-sini. (8) Tetapi semuanya itu hanya permulaan sengsara. (9) Pada masa itu kamu akan diserahkan orang akan disengsarakan dan kamu akan dibunuh orang, dan kamu akan dibenci oleh segala bangsa sebab Namaku. (10) Dan kemudian daripada itu banyaklah orang menaruh syak, lalu seorang akan menyerahkan seorang yang lain, dan seorang akan membenci seorang lain. (11) Maka banyak nabi palsu akan terbit kelak, dan akan menyesatkan beberapa banyak orang. (13) Tetapi barang siapa yang bertekun sampai ke akhir, ia akan diselamatkan. D. MASALAH KHILAFAT --------------------------------1. QS 24 ( An Nur ) : 56. Artinya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal saleh bahwa Dia pasti akan menjadikan khalifah dari antara mereka di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah bagi orang-orang sebelum mereka. Dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang telah diridhoi Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka dari kondisi takut menjadi aman sentausa. Mereke menyembahKu dan tidak mempersekutukan suatu apa pun dengan Ku. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang fasik”.
Buku Panduan Dai Ilallah
12
VI. JAWABAN-JAWABAN PRAKTIS ATAS TUDUHAN-TUDUHAN TERHADAP AHMADIYAH Ada beberapa masalah yang berkembang di masyarakat, yang beranggapan bahwa Ahmadiyah berbeda dari umat Islam lainnya, bahkan dianggap telah menyimpang dari Ajaran Islam yang sesungguhnya. Fitnah-fitnah itu segaja diciptakan oleh para ulama yang sangat membenci keberadaan Ahmadiyah. Walaupun dalil-dalil telah dikemukakan oleh pihak Ahmadiyah untuk menjelaskan permasalahan-permasalahan itu, namun tetap saja fitnah-fitnah itu beredar di masyarakat seakan-akan hal itu benar-benar faham Ahmadiyah. Masalah-masalah tersebut antara lain : 1. Ahmadiyah tidak mengakui Hazrat Muhammad SAW sebagai Khataman Nabiyyin dan menganggap ada lagi nabi setelah nabi Muhammad SAW. 2. Ahmadiyah memiliki kitab suci tersendiri yang bernama “Kitab Suci Tazkirah”. 3. Ahmadiyah Shahadatnya berbeda. 4. Ahmadiyah mempercayai adanya nabi yang ke dua puluh enam, yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. 5. Ahmadiyah melaksanakan ibadah hajinya ke India bukan ke Makkah. 6. Ahmadiyah menolak adanya Jihad Fisabilillah. 7. Ahmadiyah merupakan misionaris Inggris dan menjadi antek-anteknya karena menerima kucuran dana untuk pergerakannya dari pemerintah Inggris. 8. Ahmadiyah shalatnya eksklusif ( tidak mau bergabung dengan umat Islam lainnya ). 9. Ahmadiyah menganggap haram menikahkan anggotanya dengan orang di luar pengikut Ahmadiyah. Untuk meluruskan fitnah-fitnah itu, ada jawaban-jawaban praktis dan sederhana, tidak memerlukan dalil-dalil yang susah, sehingga para Dai yang tidak memahami ayat-ayat Al Qur‟an pun bisa menjelaskannya. 1. Penjelasan Masalah Pertama : Ahmadiyah tidak mengakui Hazrat Muhammad SAW sebagai Khataman nabiyyin dan menganggap ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikut Ahmadiyah sangat meyakini bahwa Hazrat Muhammad SAW adalah Khataman Nabiyyin, namun dalam pengertian yang lebih bermakna lagi dari pada hanya sekedar “Nabi Terakhir”. Makna Khataman Nabiyyin yang diyakini Ahmadiyah adalah bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang “Nabi yang paling sempurna” diantara semua rasul yang diciptakan Allah Ta‟ala. Dalil Al Qur‟an yang menyatakan tentang Khataman Nabiyyin terdapat dalam surah Al Ahzab ayat 40, yang terjemahannya sebagai berikut : “ Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang laki-laki diantaramu, melainkan dia itu adalah utusan Allah dan Khataman Nabiyyin”. Seorang nabi bisa saja turun setelah nabi Muhammad SAW, tetapi nabi itu tentunya dari kalangan umat Islam / keluarga beliau sendiri. Adanya seorang nabi setelah nabi Muhammad SAW bukan berarti akan merendahkan martabat nabi Muhammad SAW sebagai khataman nabiyyin, melainkan malah akan semakin memuliakan beliau. Bukanlah seorang guru yang baik selalu menghasilkan murid yang baik pula?. Sebagai contoh, setelah nabi Ibrahim as banyak lagi para nabi yang diturunkan Allah Ta‟ala, namun bukan merendahkan martabat beliau, melainkan malah justru semakin memuliakan kebesaran beliau, apalagi nabinabi yang turun itu dari keturunan beliau sendiri.
2. Penjelasan Masalah Kedua : Ahmadiyah memiliki kitab suci tersendiri yang bernama “Kitab Suci Tazkirah”. Kitab “Tazkirah” itu memang ada, walaupun tidak semua pengikut Ahmadiyah pernah melihatnya. Kalau seandainya Tazkirah itu merupakan kitab sucinya orang-orang Ahmadiyah, berarti seluruh pengikut Ahmadiyah harus memiliki kitab itu dan harus mempelajarinya. Buku Panduan Dai Ilallah
13
Tetapi pada kenyataannya tidak demikian, karena jangankan di rumah-rumah anggotanya, di mesjid-mesjid Ahmadiyah pun belum tentu terdapat kitab Tazkirah, sedangkan kitab suci Al Qur‟an sudah pasti dimiliki oleh pengikut-pengikut Ahmadiyah apalagi di mesjid-mesjid Ahmadiyah. Perlu kami jelaskan bahwa kitab Tazkirah itu adalah merupakan buku catatan kumpulan mimpi-mimpi, kasyaf-kasyaf, ilham-ilham dan wahyu-wahyu yang diterima oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Allah Ta‟ala. Kalau pun di dalam buku Tazkirah itu ada cuplikan-cuplikan ayat-ayat Al Qur‟an, bukan berarti beliau menjiplak kitab suci Al Qur‟an, tetapi memang demikianlah adanya, bahwa Allah Ta‟ala berbicara kepada beliau dengan menggunakan kalimat-kalimat yang terdapat dalam Al Qur‟an, baik melalui mimpi, kasyaf, Ilham maupun wahyu. Dan itu merupakan hak Allah Ta‟ala, apakah Dia mau berbicara dengan menggunakan kalimat yang terdapat dalam Al Qur‟an, dengan kalimat yang pernah Dia ucapkan kepada nabi-nabi sebelumnya, atau dengan kalimat yang baru. Dan apakah Dia akan menggunakan bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Urdu atau bahasa Indonesia sekalipun, itu adalah hak Allah Ta‟ala. Tidak ada hak manusia untuk campur tangan dan memprotesnya. Dan mengenai benar atau tidaknya bahwa Allah menurunkan wahyu kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, itu bukan urusan kita, melainkan urusan beliau dengan Allah Ta‟ala. Kita boleh percaya atau tidak. Kalaupun ternyata beliau berdusta tentang wahyu-wahyu itu, maka beliau sendirilah yang bertanggung jawab, dan Allah sendirilah yang akan menghukumnya. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al Haqqah ayat : 44 – 47, yang artinya : Dan sekiranya dia (para nabi) mengadakan sebagian perkataan atas nama Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya, kemudian kami potong pembuluh jantungnya. Maka tidak ada seorangpun dari kamu dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya). 3. Penjelasan Masalah Ketiga : Ahmadiyah Syahadatnya berbeda. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya senantiasa mengucapkan dan berusaha memahami makna dua kalimah syahadat yang pernah diajarkan Rasulullah SAW, yaitu : “Asyhadu an-l-la ilaaha ilallah Wa asyhadu anna Muhammadan-r-rasulullah”. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Itulah syahadat yang diyakini orang-orang Ahmadiyah. Memang dalam membaca dua kalimah syahadat, kami tidak pernah menambahkan kalimat “Laa nabiyya ba’da”, karena Rasulullah SAW pun tidak pernah menambahkan kalimat tersebut pada dua kalimah syahadat. 4. Penjelasan Masalah Keempat : Ahmadiyah mempercayai adanya nabi yang kedua puluh enam, yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Perlu kami jelaskan bahwa Ahmadiyah bukan saja mempercayai 25 nabi seperti pada umumnya, melainkan mempercayai semua nabi-nabi yang pernah diturunkan oleh Allah Ta‟ala, baik yang diceritakan dalam Al Qur‟an maupun yang tidak diceritakan. Tertulis dalam sebuah hadits bahwa Allah telah mengirim ke dunia ini lebih dari 124 ribu nabi. Jadi kepercayaan Ahmadiyah terhadap para nabi, bukan hanya sebatas 25 atau 26 nabi saja, bahkan lebih dari itu. 5. Penjelasan Masalah Kelima : Ahmadiyah melaksanakan ibadah hajinya ke Qadian India, bukan ke Makkah. Sejak zaman ketika Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mendakwakan diri sebagai Imam Mahdi atau sejak berdirinya organisasi Ahmadiyah, pelaksanaan ibadah Hajinya pengikut Buku Panduan Dai Ilallah
14
Ahmadiyah tidak pernah berubah, tetap ke Makkah yang terletak di negeri Saudi Arabia. Terbukti banyak para anggota Ahmadiyah yang telah melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Kalaupun ada beberapa anggota (yang mampu) pergi ke Qadian, bukan berarti mereka menunaikan ibadah haji ke sana (karena disana tidak ada Masjidil Haram dan Hajar Aswad) tetapi biasanya pergi ke Qadian dalam rangka mengikuti pertemuan tahunan Jemaat Ahmadiyah se dunia yang disebut dengan istilah “Jalsah Salanah”, sebagaimana yang setiap tahun biasa dilaksanakan oleh jemaat Ahmadiyah Indonesia di Kampus Mubarak Parung Bogor. Acara yang digelar pada acara Jalsah Salanah bukanlah acara yang macam-macam, melainkan hanya mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan, melaksanakan shalat berjamaah, baik shalat wajib maupun shalat tahajud. Jadi kalau ada yang beranggapan bahwa pengikut Ahmadiyah melaksanakan ibadah hajinya ke Qadian India, itu hanyalah sebuah kedustaan belaka. 6. Penjelasan Masalah Keenam : Ahmadiyah Menolak Adanya Jihad Fisabilillah. Bagaimana mungkin Ahmadiyah mengabaikan Jihad, sementara kami sangat yakin bahwa dengan jihad fisabilillah adalah merupakan sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan kedekatan dengan Allah Ta‟ala. Namun bentuk jihad yang dilakukan oleh Ahmadiyah bukanlah berjihad dengan menggunakan pedang, berperang menghancurkan musuh yang menentang, melainkan berjihad dengan mengorbankan harta benda, waktu, ilmu pengetahuan dan penghidmatan terhadap umat manusia. Namun bila diperlukan orang-orang Ahmadi pun siap mengorbankan jiwa raga dan kehormatannya demi menegakkan ajaran Islam di muka bumi ini. Salah satu misi Imam Mahdi adalah melakukan jihad dengan menyebarkan cinta kasih sebagai perwujudan dari indahnya ajaran Islam. Di zaman Imam Mahdi justru bentuk jihad dengan kekerasan sudah tidak diperlukan lagi. Bentuk jihad yang dilaksanakan oleh Ahmadiyah jauh lebih indah dan bermakna lagi, yakni menaklukan hati manusia melalui sentuhan cinta kasih. Bukankah berjihad melawan hawa nafsu itu merupakan jihad yang paling besar ?.... Jihad itulah yang senantiasa diupayakan oleh Ahmadiyah. 7. Penjelasan Masalah Ketujuh : Ahmadiyah merupakan missionaris Inggris dan menjadi antek-anteknya, karena menerima kucuran dana untuk pergerakan Ahmadiyah dari pemerintah Inggris. Perlu kami jelaskan bahwa untuk melakukan aktifitasnya dalam rangka menegakkan syariat Islam, Ahmadiyah tidak menerima dana dari siapapun dan dari negara manapun, kecuali dari pengorbanan harta para anggotanya. Setiap anggota Ahmadiyah dengan suka rela menyerahkan minimal 1/16 sampai 1/3 dari penghasilan setiap bulannya kepada organisasi untuk keperluan perjuangan dalam mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Dalam organisasi Ahmadiyah ada lebih dari 17 jenis pengorbanan harta yang bisa dilakukan oleh para anggotanya. Hal ini bukannya menjadi beban bagi para anggotanya, justru menjadikan peluang untuk berlomba-lomba dalam melakukan pengorbanan harta di jalan Allah Ta‟ala. Satu hal yang perlu dipahami adalah bagaimana mungkin Ahmadiyah mendapatkan kucuran dana dari pemerintah Inggris dan menjadi antek-anteknya, sementara Ahmadiyah sangat menentang kepercayaan Trinitas. Justru salah satu tujuan diturunkannya Imam Mahdi adalah untuk “membunuh babi dan mematahkan salib”, dalam pengertian mematahkan kepercayaan bahwa Tuhan memiliki anak dan nabi Isa as sebagai anak Tuhan. Kalaupun Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dan Ahmadiyah berlaku baik terhadap negeri Inggris, itu adalah karena negeri Inggris pun memberikan kebaikan berupa kebebasan kepada warganya untuk melaksanakan agama dan kepercayaan yang dianut warganya, termasuk terhadap Ahmadiyah. Pemerintah Inggris nampaknya memahami bahwa urusan pemerintahan semestinya tidak dicampur adukkan dengan urusan keyakinan warganya. Dan kebaikan seperti itu sewajarnyalah bila dibalas dengan kebaikan pula. Bukankah Hazrat Muhammad SAW pun senantiasa membalas kebaikan orang-orang dengan kebaikan pula?.... Buku Panduan Dai Ilallah
15
8. Penjelasan Masalah Kedelapan : Ahmadiyah shalatnya Ekslusif (tidak mau shalat berjama‟ah dengan umat Islam lainnya). Shalatnya pengikut Ahmadiyah sama dengan shalat yang dilakukan oleh umat Islam pada umumnya. Ahmadiyah pun senantiasa mempersilahkan siapa saja (umat Islam) yang akan melaksanakan shalat di mesjid-mesjid Ahmadiyah dan bergabung bersama (bahkan kami menerima dengan senang hati). Kami menganggap bahwa urusan shalat adalah urusan diri pribadi dengan Tuhan, dan tidak ada seorangpun yang berhak memfonis bahwa shalat seseorang itu sah atau tidak, kecuali Allah Ta‟ala. Kalaupun pengikut Ahmadiyah tidak mau bermakmum di belakang umat Islam lainnya, bukan berarti Ahmadiyah menganggap haram atau lebih baik dari umat Islam lainnya, tetapi semua ini dilakukan karena merupakan aturan organisasi, dan sebagai konsequensinya kami harus mematuhinya. Imam kami melarang kami bermakmum di belakang umat Islam lainnya, tentu ada sebab musababnya, namun bagi kami hal itu tidak begitu penting, yang terpenting bagi kami adalah “tha‟at” dengan jiwa “sami‟na wa atho‟na”. Apapun yang diperintahkan oleh Imam kami, kami harus mematuhinya, dan apapun yang dilarang oleh Imam kami, kami harus menjauhinya. Sebagai contoh, apabila dalam sebuah lapangan upacara militer, bolehkah seorang anggota pasukan ARMED berdiri dibarisan pasukan KOPASUS?. Jawabannya sudah pasti “TIDAK”. Dan alasannya bukan karena pasukan ARMED lebih baik dari pasukan KOPASUS atau sebaliknya, tetapi itulah aturan organisasi, dan sebagai anggota pasukan, konsequensinya adalah harus mematuhinya. Tetapi untuk menampik anggapan keliru berkenaan dengan hal ini, perlu kami jelaskan pula bahwa sebelumnya, pengikut Ahmadiyah pun diperbolehkan untuk bermakmum di belakang umat Islam lainnya. Namun ketika itu di negeri India, pengikut Ahmadiyah selalu dianggap hina dan nazis. Jadi apabila ada anggota Ahmadiyah yang turut bermakmum di belakang mereka dianggapnya suatu nazis dan bekas tempat sujudnya selalu dibersihkan seakan-akan benda nazis. Hal itu terus berlangsung cukup lama. Melihat hal itu akhirnya Hazrat Mirza Ghulam Ahmad memutuskan untuk melarang pengikutnya bersembahyang di belakang umat Islam lainnya (tetapi kalau sebagai Imam shalat diperbolehkan). Alasan lain adalah bagaimana mungkin kami bisa tenang berhalat dibelakang orangorang yang jelas-jelas membenci Imam kami dan menganggap kami kafir atau sesat. Bukankah Imam shalat itu adalah sebagai penghubung antara makmum dengan Allah Ta‟ala ? Bagaimana kami yakin bahwa penghubung / Imam shalat tersebut bisa menghubungkan kami dengan Allah Ta‟ala kalau mereka tetap menganggap kami kafir atau sesat. 9. Penjelasan Masalah Kesembilan : Ahmadiyah menganggap anggotanya dengan orang-orang diluar pengikut Ahmadiyah.
haram menikahkan
Sebagaimana halnya melaksanakan “shalat”, dimana pengikut Ahmadiyah tidak diperkenankan untuk bermakmum di belakang umat Islam lainnya adalah merupakan konsequensi organisasi, maka demikian pula halnya dengan “pernikahan”. Ini pun merupakan aturan organisasi. Untuk menjamin kelangsungan organisasi, sebaiknya anggota Ahmadiyah menikah hanya dengan anggota Ahmadiyah lagi. Hal ini juga dilakukan demi kebaikan anggota itu sendiri, karena bila menikah dengan sesama anggota, maka keduanya akan saling memahami akan tugas dan tanggung jawabnya baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota. Dan bagaimana mungkin orang tua Ahmadi rela memberikan putra / putrinya kepada luar Ahmadi yang jelas-jelas membenci / menolak keyakinannya (Ahmadiyah). Disatu sisi mereka membenci keyakinannya namun disisi lain mereka meminta anak gadisnya untuk dinikahinya. Kalau Anda berada pada posisi kami akankah Anda merelakan putri Anda dinikahi oleh pria yang jelas-jelas membenci / menolak keyakinan Anda ???....
Buku Panduan Dai Ilallah
16
--- ooo Adhiat ooo ---
Buku Panduan Dai Ilallah
17