PENGALAMAN PERAWAT TERHADAP OPERAN JAGA DIRUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR
ARTIKEL
Oleh : SETYORINI HANDAYAWATI NIM : S T 1 4 2 0 5 3
PROGRAM STUDI S S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
PROGRAM STUDY S-1 KEPERAWATAN SIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 PENGALAMAN PERAWAT TERHADAP OPERAN JAGA DIRUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR Setyorini Handayawati*), Atiek Murharyati **), Anissa Cindy Nurul Afni, ***) Mahasiswa Program S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta Staf Pengajar Program S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta Staf Pengajar Program S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Abstrak Kegiatan operan jaga keperawatan yang terjadi saat ini masih banyak menemui berbagai hambatan yang mengakibatkan asuhan keperawatan yang tidak optimal. Hal ini karena banyaknya faktor yang mempengaruhi salah satunya pengalaman kerja perawat, sehingga perawat mempunyai potensi yang cukup besar terhadap proses terjadinya kesalahan dalam praktek. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengalaman perawat dalam pelaksanaan operan jaga di ruang rawat inap RSUD Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Data ini diperoleh dari wawancara mendalam terhadap 4 partisipan di Bangsal Mawar 1 RSUD Karanganyar. Data dianalisa menggunakan Colaizzi. Kemudian data dianalisa dan didapatkan kata kunci, makna – makna dan tema – tema. Hasil penelitian didapatkan beberapa tema yaitu (1) Pengertian operan jaga. (2 Meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan . (3) Mekanisme operan jaga. .(4) Kerugian dalam operan jaga (5) Hal - hal yang menghambat operan jaga (6) Ketidaksesuaian prosedur tindakan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perawat ruang rawat inap. Perawat rawat inap dapat meningkatkan kedisiplinan agar operan jaga dapat berjalan dengan baik sehingga tercapai mutu pelayanan yang tinggi. Kata kunci
: Operan Jaga, Pengalaman, Perawat
NURSING EXPERIENCE TOWARD SHIFT CHANGING AT RSUD KARANGANYAR WARD Abstract The nurse shift changing proseshappen today still have many obstacles that causes nursing care plan could be optimal. It is because there are many factor; one of them is nurse work exsperience. Therefore nurse have bib potential to do a mistake in the proses of implementing nurse shift changing at RSUD Karanganyar ward. This research employed qualitative method with phenomenological. Data was colected from depth interviews to 4 participants in Mawar 1 ward RSUD Karanganyar. Data was analyzed by using Colaizzi. Then is was analyzed and found the key words, meaning - meaning and themes - theme. The result found were some themes, (1) Definition of nurse shift changing. (2 Improving service quality and care. (3) The mechanism of shift changing. (4) Disadvantages of shift changing (5) Some ostacles in shift changing; and (6) Missing procedure in action. The results gave information to the nurse at inpatients ward. Nurse at inpatients ward could improve discipline so that shift changing could run well. Therefore high quality service could be reached. Keywords : Shift changing, Experience, Nurse PENDAHULUAN Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi. Upaya menjaga mutu pelayanan yang terstandar, rumah sakit mempunyai tanggung jawab terhadap operasional sehari-hari secara keseluruhan termasuk diantaranya penyediaan staf profesional dan memastikan bahwa semua kebijakan yang ditetapkan dipatuhi oleh semua staf rumah sakit. Pelayanan di ruang perawatan khususnya ruang rawat inap sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala antara lain kurangnya tenaga profesional yang memberikan asuhan keperawatan 24 jam (Nursalam, 2013). Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 24 mencantumkan bahwa setiap profesi kesehatan harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar profesi (Depkes, 2009). Standar profesi diperlukan untuk menjaga proses keperawatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah
satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat. Pada akhirnya proses keperawatan yang berkualitas akan meningkatkan kualitas perawatan kepada klien (Asmadi, 2013). Perawat dalam melakukan tugasnya, harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Seorang perawat harus menunjukkan sikap profesionalismenya dalam menjalankan pekerjaan. Salah satu tugas yang menuntut sikap profesionalisme seorang perawat adalah bagaimana membangun komunikasi antar perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan pada pasien melalui timbang terima atau operan pasien antar pergantian shift jaga perawat (Rifiani, 2013). Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nursalam, 2008). Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari timbang terima (handover) adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handover juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan. dinas berikutnya. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Operan atau timbang terima merupakan sistim kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif penting untuk menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam. Operan pada setiap pergantian shift merupakan periode persiapan perawat yang telah selesai berdinas, perawat yang telah selesai berdinas dan perawat yang akan berdinas pada shift berikutnya saling berkomunikasi untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan dinas dan mencocokkan informasi (Lardner dalam Keliat, 2013). Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Keakuratan data yang diberikan saat operan jaga atau timbang terima sangat penting, karena dengan operan jaga atau timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila operan jaga atau timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya (Nursalam, 2013). Upaya mengoptimalkan pelaksanaan operan jaga sangat diperlukan kedisiplinan dari perawat. Pemberian reward merupakan faktor yang mempengaruhi kedisiplinan perawat. Hasil penelitian Kristianto (2012) menunjukkan ada hubungan pemberikan reward ucapan terima kasih terhadap kedisiplinan perawat pelaksana. Sebagian besar perawat pelaksana datang tepat
waktu saat timbang terima (100%). Operan jaga berpengaruh terhadap pelaksanaan penerapan keselamatan terhadap pasien oleh perawat. Kegiatan operan jaga keperawatan yang terjadi saat ini masih banyak menemui berbagai hambatan yang mengakibatkan asuhan keperawatan yang tidak optimal. Hal ini karena banyaknya faktor yang mempengaruhi salah satunya pengalaman kerja perawat, sehingga perawat mempunyai potensi yang cukup besar terhadap proses terjadinya kesalahan dalam praktek (Dewi, 2012). Upaya mendukung pencapaian dokumentasi yang baik, operan hendaknya menjadi suatu hal yang diperhatikan karena merupakan komunikasi antar shift yang sangat penting. Lestari (2014), menyatakan bahwa operan jaga dengan metode SBAR berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Hasil wawancara pada studi pendahuluan bulan Desember 2015 salah satu perawat menyampaikan bahwa operan jaga atau timbang terima di ruang rawat inap RSUD Karanganyar sudah dilakukan namun operan yang ada masih belum sempurna, operan jaga yang seharusnya diikuti oleh semua perawat jaga sebagian ada yang tidak mengikuti . Operan dilakukan dengan keliling ke samping tempat tidur klien pada pagi dan siang hari, sedangkan pada malam hari operan dilakukan di nurse station. Perawat melakukan operan dengan menggunakan buku operan yang telah ditulis data-data klien secara umum, namun kurang memperhatikan aspek keperawatan yaitu pengkajian yang berkaitan dengan masalah keperawatan klien belum secara menyeluruh. Perawat juga tidak melihat kelengkapan dokumen asuhan keperawatan ketika operan, sehingga kelengkapan dokumentasi tidak dapat terkontrol. Rumusan Masalah “Bagaimana pengalaman perawat dalam pelaksanaan operan jaga yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Karanganyar?”
Tujuan Penelitian Populasi dan sampel Mengetahui pengalaman perawat dalam pelaksanaan operan jaga di ruang rawat inap Populasi Populasi yaitu wilayah generalisasi yang RSUD Karanganyar. terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang Manfaat Penelitian ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan Hasil penelitian ini diharapkan dapat kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). memberikan kontribusi untuk mengevaluasi Pada penelitian kualitatif populasi disebut penerapan proses keperawatan dalam asuhan sebagai situasi sosial di dalam penelitian, keperawatan untuk klien sehingga akan populasi penelitian ini adalah perawat diruang meningkatkan kualitas mutu pelayanan kepada Mawar I RSUD Karanganyar. Hasil wawancara klien. pada studi pendahuluan bulan Desember 2015 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi didapatkan jumlah perawat diruang Mawar I acuan untuk dapat diteliti kembali dengan factor RSUD Karanganyar adalah 17 orang. faktor yang mempengaruhi operan jaga, sehingga dapat menanbah ilmu pengetahuan dalam operan Sampel jaga. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan Hasil penelitian ini diharapkan dapat karakteristik yang dimiliki oleh populasi, untuk meningkatkan pengetahuan sehingga dapat itu sampel yang diambil dari populasi harus menerapkan pelaksanaan operan jaga dengan betul-betul representatif (mewakili populasi) optimal. (Sugiyono, 2005). Menurut Arikunto (2006) dan Nursalam (2003), sampel adalah sebagian yang METODOLOGI PENELITIAN diteliti yang dapat mewakili situasi sosial yang ada. Sampel dalam penelitian kualitatif disebut Jenis dan rancangan penelitian sebagai Partisipan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang pada umumnya menjelaskan dan Metode pengambilan sampel memberikan pemahaman dan interpretasi tentang Partisipan pada penelitian ini diambil berbagai perilaku dan pengalaman manusia dengan menggunakan teknik purposive (individu) dalam berbagai bentuk (Afiyanti, sampling. Purposive sampling adalah teknik 2014). Fenomenologi merupakan pendekatan pengambilan sampel dari sumber data dengan yang dipakai oleh peneliti. Polit dan Beck (2006), suatu pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). menyatakan bahwa studi fenomenologi merupakan suatu pendekatan yang essensial terkait dengan pengalaman alamiah manusia Instrumen dan prosedur pengumpulan data sepanjang hidupnya dan memberikan gambaran Instrumen suatu fenomena yang diteliti melalui hasil daya Instrumen inti titik yang mendalam dari peneliti, diperoleh dari Peneliti merupakan instrumen kunci pada data-data hasil wawancara, tulisan serta penelitian kualitatif. Peneliti adalah mahasiswa pengamatan suatu fenomena yang diteliti. tingkat akhir yang telah mendapatkan materi Pendekatan fenomenologi dinilai dapat managemen keperawatan yang sesuai dengan menjelaskan fokus permasalahan dan realitas penelitiannya. Peneliti merupakan karyawan yang diteliti secara jelas dan lengkap karena RSUD Karanganyar dengan masa kerja 12 tahun peneliti akan berusaha memahami arti peristiwa sehingga peneliti mengetahui situasi tempat yang dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang diteliti. Peneliti sebagai instrumen inti yang biasa dalam situasi tertentu (Sutopo, 2006). berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dalam melakukan wawancara mendalam. Usaha pengalaman perawat dalam pelaksanaan operan yang akan dilakukan berlatih wawancara terlebih jaga di ruang rawat inap RSUD Karanganyar. dahulu sebelum pengambilan data kepada partisipan. Pada saat latihan wawancara peneliti Tempat dan waktu penelitian berusaha responsive dalam berkomunikasi. Tempat penelitian yaitu Ruang Mawar I Keterampilan wawancara kemudian diperbaiki RSUD Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan seiring dengan seringnya melakukan wawancara pada Maret sampai dengan April 2016. pada partisipan berikutnya.
Instrumen penunjang Alat bantu dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu: Data demografi atau biodata meliputi nama, umur, alamat, pendidikan. Alat tulis meliputi buku dan bolpoin. Alat perekam atau smartphone yang dilengkapi program voice recorder yang mempermudah peneliti membuat transkip wawancara. Program tersebut telah dilakukan uji coba sebelumnya dan mampu merekam suara selama 60 menit. Hasil rekaman dapat disimpan dalam bentuk file MP3. Alat perekam diisi daya penuh sebelum digunakan dan menggunakan flight mode on agar tidak terganggu pada saat proses wawancara. Kamera mendokumentasikan dalam pengambilan gambar saat wawancara dilakukan peneliti pada partisipan sebagai bukti nyata dalam pengumpulan data. Peneliti juga melakukan pencatatan sebagai media observasi non verbal saat pengumpulan data dengan menggunakan lembar catatan lapangan dan observasi. Pedoman wawancara semi struktur yang dikembangkan berdasarkan tujuan khusus menjadi pertanyaan mengenai pelaksanaan operan jaga sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara dengan partisipan dan dapat dikembangkan sesuai dengan data yang didapat selama wawancara untuk menggali lebih mendalam. Prosedur pengumpulan data Tahap persiapan penelitian Tahapan persiapan dalam penelitian ini yaitu menentukan fenomena atau situasi yang diteliti seperti menentukan perawat yang memiliki pengalaman operan jaga, langkah selenjutnya yaitu menemui para calon partisipan untuk kemudian membina hubungan saling percaya terlebih dahulu, pada kegiatan ini peneliti wajib memperoleh ijin terlebih dahulu dari institusi sesuai dengan pedoman etik penelitian dan memperoleh persetujuan atau informed concent dari calon partisipan (Sutopo, 2006). Tahap pelaksanaan penelitian Langkah dalam tahap pelaksanaan penelitian kualitatif yaitu menentukan cara mengumpulkan data dengan wawancara (Cresswell, 2013). Dalam wawancara, peneliti berpatokan pada pedoman wawancara yang telah dibuat, serta merekam hasil wawancara tersebut pada smartphone dengan aplikasi voice notes recorder yang telah disediakan. Wawancara dibagi menjadi tiga pendekatan
dasar, yaitu wawancara mendalam (in-depth interviewing), wawancara dengan pedoman umum, wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka (Sutopo, 2006). Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dasar wawancara mendalam (in-depth interviewing) dengan pendekatan semi struktural yang didasarkan sepenuhnya pada berkembangnya pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Tahap terminasi Tahap terakhir dalam pengumpulan data dilakukan terminasi dengan melakukan validasi terhadap data yang ditemukan kepada partisipan. Setelah semua data divalidasi dan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh partisipan, maka dilakukan terminasi dengan pemberian reward sebagai ucapan terima kasih karena telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan menyampaikan bahwa proses penelitian telah selesai.
Analisa data Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode fenomenologis deskriptif dengan metode Colaizzi (Polit & Back 2006), metode Colaizzi dinilai efektif digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan dengan metode Colaizzi fenomena – fenomena dapat terungkap dengan jelas sesuai dengan makna – makna yang didapat. adapun langkah – langkah analisa data adalah sebagai berikut : Peneliti dengarkan hasil rekaman dan membaca seluruh hasil penelitian (transkip) untuk memahami maksud dari setiap pernyataan partisipan. Peneliti membaca ulang dan mendapatkan kata kunci. Peneliti mencari arti atau makna dari setiap kata kunci. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan kedalam tema. Mengumpulkan kata – kata kunci yang memiliki makna yang sama kedalam sebuah subtema. Mengelompokan subtema yang sama kedalam sebuah tema Peneliti mengintergrasikan tema yang didapat kedalam fenomena yang diteliti. Merumuskan gambaran hubungan antar tema dan sesuaian dengan fenomena yang diteliti. Memvalidasi tema data yang diperoleh pada partisipan.
HASIL PENELITIAN Analisis tema Hasil analisa tema akan dijelaskan mengenai tema yang telah didapat dan telah teridentifikasi dari hasil wawancara. Tema – tema yang dihasilkan akan saling berhubungan. Metode analisa data peneliti menggunakan metode Collaizi untuk mengolah data hasil wawancara. Analisa data menghasilkan 6 tema yaitu 1) Pengertian operan jaga 2) Meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan 3) Mekanisme operan jaga 4) kerugian dalam operan jaga 5) Hal – hal yang menghambat operan jaga 6) Ketidaksesuaian prosedur tindakan. Tema tersebut disusun oleh kata kunci dan kategori pendukung. Berikut ini hasil dari penelitian
kategori perawat pelaksana, kategori ketua tim , kategori kepala bangsal, dan kategori mendatangi pasien. Dampak tentang operan jaga Tujuan ini terjawab dalam tema kerugian dalam operan jaga. Tema ini teridentifikasi dari sub tema yaitu dampak bagi perawat dan dampak bagi pasien. Dan sub tema itu teridentifikasi dari analisa terhadap kategori - kategori yang didapat dari ungkapan keseluruhan dari partisipan yaitu kategori dampak fisiologis, kategori dampak psikososial, kategori pola istirahat tidur pasien, dan kategori prifacy pasien.
Hambatan perawat dalam proses operan jaga Tujuan ini terjawab dalam tema hal- hal yang menghambat operan jaga. Tema ini teridentifikasi dari sub tema yaitu kedisiplinan perawat kurang dan keterbatasan Pengetahuan perawat tentang operan jaga. tenaga. Dan sub tema itu teridentifikasi dari Tujuan ini terjawab dalam tema pengertian analisa terhadap kategori - kategori yang didapat operan jaga. dari ungkapan keseluruhan dari partisipan yaitu Tema ini teridentifikasi dari sub tema yaitu kategori kedisiplinan dan kategori ketenagaan. memberikan dan menerima informasi. Dan sub tema itu teridentifikasi dari analisa terhadap Pengalaman perawat dalam pelaksanaan operan kategori - kategori yang didapat dari ungkapan jaga keseluruhan dari partisipan yaitu kategori Tujuan ini terjawab dalam tema ketidaksesuaian pemberian informasi, serah terima , dan prosedur tindakan. Tema ini teridentifikasi dari sub tema yaitu penyerahan status dan program. ketidaksesuaian prosedur tindakan. Dan sub tema itu teridentifikasi dari analisa terhadap kategori Motivasi operan jaga yang didapat dari ungkapan keseluruhan dari Tujuan ini terjawab dalam tema meningkatkan partisipan yaitu kategori berbeda laporan dan mutu pelayanan dan perawatan. temuan. Tema ini teridentifikasi dari sub tema yaitu meningkatkan mutu pelayanan, meminimalkan PEMBAHASAN kesalahan, dan peningkatan caring. Dan sub tema itu teridentifikasi dari analisa terhadap kategori kategori yang didapat dari ungkapan keseluruhan dari partisipan yaitu kategori mutu pelayanan Pembahasan hasil penelitian lebih baik, kategori pelayanan maksimal, kategori Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang meminimalkan kesalahan, kategori lebih dekat operan jaga dengan pasien, dan kategori pasien lebih Tujuan ini terjawab dalam tema pengertian diperhatikan. operan jaga. Pada penelitian ini, 4 partisipan yang diwawancarai keempat partisipan menyatakan Proses operan jaga pengertian operan jaga yaitu memberikan dan Tujuan ini terjawab dalam tema mekanisme menerima informasi. P01 menyatakan operan operan jaga. jaga adalah proses tukar informasi antar petugas, Tema ini teridentifikasi dari sub tema yaitu P02 dan P03 menyatakan operan jaga adalah pelaksanaan operan jaga dan proses operan jaga. serah terima tugas dari perawat dan P04 Dan sub tema itu teridentifikasi dari analisa menyatakan operan jaga adalah penyerahan terhadap kategori - kategori yang didapat dari status dan kondisi serta program setiap pasien ungkapan keseluruhan dari partisipan yaitu dari petugas. Hal ini menunjuhkan keseluruhan
Menurut Hasibuan (2005) pentingnya partisipan mempunyai pandangan yang sama motivasi karena motivasi adalah hal yang dapat tentang pengertian operan jaga. Timbang terima memiliki beberapa istilah menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai handoffs, shift report, signout, signover dan cross prestasi yang optimal. Mutu pelayanan keperawatan sebagai coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi perawat pada pergantian shift jaga. Friesen salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan (2008) menyebutkan tentang definisi dari kesehatan dimata masyarakat (Al assaf, 2008). handover adalah transfer tentang informasi Oleh karena itu diperlukan komitmen tenaga (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) paramedis untuk menjaga keselamatan pasien, selama perpindahan perawatan yang kompeten dan etis dalam keperawatan (CNA, berkelanjutan yang mencakup peluang tentang 2002) yang menjadi penentu mutu pelayanan pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang keperawatan. Hasil penelitian Sayuni (2009) pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme menunjukkan komunikasi merupakan faktor mempengaruhi dalam pelayanan transfer informasi yang dilakukan, yang tanggungjawab utama dan kewenangan perawat keperawatan. Komunikasi yang baik antar dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan perawat dapat menjalin kerjasama yang baik dalam melakukan pelayanan keperawatan. melanjutnya perawatan. Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan Mengidentifikasi proses operan jaga Proses operan jaga dalam penelitian ini sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi terjawab dalam tema mekanisme operan jaga. perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang Hasil penelitian ada dua pernyataan partisipan pasien dari perawat yang satu ke perawat yang yaitu pelaksana operan jaga dan proses operan lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan jaga. Dari 4 partisipan yang diwawancarai P02 waktu, informasi yang akurat tentang rencana menyatakan operan jaga diikuti perawat perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan pelaksana, kepala bangsal dan proses operan jaga dengan mendatangi pasien. P04 menyatakan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya. Hasil penelitian yang membahas pengertian operan jaga diikuti oleh semua anggota tim dan operan jaga seperti yang dilakukan Keliat (2009), ketua tim serta prosesnya dengan cara operan adalah komunikasi dan serah terima mendatangi pasien. P03 menyatakan proses pekerjaan antara shif pagi, sore dan malam. operan jaga dengan mendatangi pasien satu Tujuan komunikasi adalah selama operan adalah persatu namun tidak menyampaikan siapa saja membangun komunikasi yang akurat, reliabel yang mengikuti operan jaga. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat (Lardner, 1996). disimpulkan bahwa operan jaga dilakukan dengan cara mendatangi pasien dan diikuti oleh Mengidentifikasi motivasi operan jaga Motivasi perawat melakukan operan jaga perawat pelaksana, ketua tim dan kepala bangsal. dalam penelitian ini terjawab dalam tema Nursalam (2008), menyatakan proses operan meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan. jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan Pada penelitian ini ada 1 partisipan yang sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan mengungkapkan bahwa motivasi operan jaga yaitu agar mutu pelayanan lebih baik dan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi pelayanan maksimal yaitu P01, sedangkan yang perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang menyatakan motivasi operan jaga adalah pasien dari perawat yang satu ke perawat yang meminimalkan kesalahan 2 partisipan P01 dan lain. P02, dan yang mengungkapkan agar lebih dekat Menurut Nursalam (2011), pelaksanaan timbang dengan pasien 2 partisipan yaitu P02 dan P03. terima dilakukan tiga tahap seperti dijelaskan
ditandatangani kedua PP dan Ka Ru berikut. Reward Ka Ru kepada perawat yang telah Di Nurse Station Ka Ruangan (Ka Ru) membuka timbang terima menyelesaikan tugas dan yang akan bertugas dengan mengucapkan salam dan menyampaikan Timbang terima ditutup oleh Ka Ru acara pagi ini. Ka Ru menanyakan kesiapan PP pagi dan PA Mengidentifikasi dampak tentang operan jaga. Tujuan khusus ini tergambar dalam tema malam. kerugian operan jaga dengan sub tema dampak Ka Ru memimpin doa bagi perawat dan dampak bagi pasien. Hasil Ka Ru mempersilahkan PA malam untuk penelitian ini dari 4 partisipan ada 2 yang menyampaikan laporan timbang terima pada PP menyatakan memperoleh dampak fisiologis dari pagi dan PA pagi. operan jaga yaitu P01 menyatakan menjadi PA malam melaporkan timbang terima secara tekanan tersendiri bagi perawat dan P02 singkat tentang total jumlah pasien, jumlah menyatakan mengantuk dan tambah terasa pasien baru/pindahan, pasien pulang, pasien capek. Ada 2 Partisipan yang menyatakan bermasalah, diagnose medis, masalah keperawatan,intervensi yang sudah maupun yang memperoleh dampak psikososial yaitu P03 menyatakan ditunggu kok gak pulang pulang belum dilaksanakan,serta hal-hal khusus lain jadi kasihan keluarga kita dan P04 menyatakan yang perlu diketahui. Ka Ru menanyakan pada PP dan PA pagi apakah tergesa-gesa keburu mau anter anak sekolah. ada hal yang perlu diklarifikasi atau yang kurang Timbang terima atau operan jaga memiliki dampak-dampak yang sangat mempengaruhi diri jelas kepada PP malam. seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada Apabila timbang terima dianggap jelas oleh PP pasien dan pasien itu sendiri. Hasil penelitian dan PA pagi maka Ka Ru memimpin temanini dari 4 partisipan ada 2 yang menyatakan temannya untuk melakukan timbang terima ke operan jaga berdampak pada terganggunya ruang perawatan. prifacy pasien yaitu P03 dan P04, 1 partisipan Di Kamar Pasien (Validasi Data) menyatakan operan jaga berdampak PA malam menyapa pasien dengan ramah dan mengganggu pola istirahat pasien yaitu P01. perhatian sambil menjelaskan tujuan kedatangan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mereka. disimpulkan bahwa operan jaga menimbulkan PA malam memperkenalkan petugas/perawat dampak negatif bagi perawat yaitu fisiologis dan yang bertugas hari ini (Ka Ru, PP dan PA) psikososial. Operan jaga juga membawa dampak PA malam menyampaikan kondisi/keadaan negati bagi pasien yaitu terganggunya prifacy pasien pagi ini dan rencana perawatan pasien dan terganggunya pola istirahat pasien. selanjutnya. Dampak-dampak dari shift kerja atau operan PA malam menghampiri dan mendekati pasien adalah sebagai berikut: sambil menanyakan keadaannya saat ini, Dampak fisiologi bilaperlu rencana tindakan maupun pemeriksaan Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak hari ini dijelaskan juga. seefektif tidur malam, banyak gangguan dan Ka Ru dan rekan-rekannya pamitan kepada biasanya diperlukan waktu istirahat untuk pasien untuk melihat pasien yang lain. menebus kurang tidur selama kerja malam. Lama timbang terima setiap pasien kurang lebih Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat perasaan 2-3 menit kecuali kondisi khusus yang mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan memerlukan keterangan lebih detail. dan gangguan pencernaan. Nurse Station Dampak psikososial Ka Ru mengklarifikasi hasil validasi data Dampak ini berpengaruh adanya gangguan Laporan timbang terima kehidupan keluarga, dampak fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk
berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat. Mengidentifikasi hambatan perawat dalam proses operan jaga Tujuan khusus ini tergambar dalam tema hal - hal yang menghambat operan jaga. Hasil penelitian ini dari 4 partisipan ada 3 yang menyatakan hal yang menghambat operan jaga adalah kedisiplinan perawat kurang yaitu yaitu P01, P02 dan P03, ada 2 partisipan menyatakan hambatan operan jaga adalah keterbatasan tenaga yaitu P02 dan P03. Berdasarkan pernyataan - pernyataan partisipan dapat disimpulkan bahwa hal - hal yang menghambat operan jaga adalah kedisiplinan perawat kurang dan keterbatasan tenaga. Hambatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 385) adalah halangan atau rintangan. Hambatan adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki sifat melemahkan dan menghalangi secara tidak konseptual. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Setiap manusia mempunyai hambatan dalam kehidupan sehari hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar manusia. Setiap melakukan kegiatan sering kali ada beberapa hal yang tercapai tujuannya baik dalam pelaksanaan progran ataupun pengembangannya. Hasil penelitian Deni Kristianto (2009), menunjuhkan adanya hubungan antara pemberian reward ucapan terima kasih dengan kedisiplinan waktu saat mengikuti timbang terima perawat.
Mengidentifikasi pengalaman perawat dalam pelaksanaan operan jaga di ruang rawat inap RSUD Karanganyar. Tujuan khusus ini tergambar dalam tema ketidaksesuaian prosedur tindakan. Hasil penelitian ini dari 4 partisipan ada 1 yang menyatakan pengalaman dalam operan jaga adalah adanya ketidaksesuaian prosedur tindakan yaitu P02. Berdasarkan pernyataan partisipan dapat disimpulkan bahwa pengalaman perawat dalam operan jaga adalah adanya ketidaksesuaian prosedur tindakan. Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami, dipahami maupun dirasakan baik yang sudah lama maupun yang baru saja terjadi (Mapp, 2008). Pengalaman dapat didefinisikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Baptista, Meright, dan Freitas, 2011). Pengalaman adalah pengamatan yang merupakan kombinasi penglihatan, penciuman, pendengaran serta pengalaman masa lalu (Notoatmojo, 2010). Oleh karena itu pengalaman merupakan peristiwa yang tertangkap oleh panca indera dan tersimpan dalam memori. Pengalaman dapat diperoleh maupun dirasakan saat peristiwa baru saja terjadi maupun sudah lama berlangsungnya. Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehariharinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi kehidupan manusia dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia (Notoatmojo, 2010). Beberapa orang dapat mempunyai pengalaman yang berbeda dalam melihat obyek yang sama hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pendidikan seseorang pelaku atau faktor pada pihak yang mempunyai pengalaman, faktor obyek atau target yang dipersepsikan dan faktor situasi dimana pengalaman itu dilakukan. Sementara faktor pihak pelaku yang mempunyai pengalaman
dipengaruhi karakteristik pribadi seperti sikap motivasi kepentingan atau minat dan harapan. Variabel lain yang ikut menentukan pengalaman adalah umur, tingkat pendidikan, latar belakang social, ekonomi, budaya lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian dan pengalaman hidup individu (Notoatmojo, 2007). Lebih lanjut Mapp (2008) menyatakan bahwa pengalaman merupakan suatu studi perspektif pokok dari seseorang atau biasa disebut fenomenologi. Sedangkan fenomenologi menurut Pringle, Drummond, dan Lafferty (2011) merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interprestasi-interprestasi dunia. PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan analisa dari kata kunci yang telah didapat dalam penelitian yang dilakukan di ruang Mawar 1 RSUD Karanganyar maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut Pengetahuan perawat tentang operan jaga. Hasil penelitian didapatkan tema pengertian operan jaga, sub tema memberikan dan menerima informasi. Tema dan sub tema teridentifikasi dari tiga kategori yaitu pemberian informasi, Serah terima dan penyerahan status dan program. Jadi dapat disimpulkan pengertian operan jaga adalah proses memberikan dan menerima informasi antar petugas tentang status dan kondisi pasien. Motivasi operan jaga Hasil penelitian didapatkan tema meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan, sub tema meningkatkan mutu pelayanan, meminimalkan kesalahan, dan peningkatan caring. Tema dan sub tema teridentifikasi dari lima kategori yaitu mutu pelayanan lebih baik, pelayanan maksimal, minimalkan kesalahan, lebih dekat dengan pasien, danp asien lebih diperhatikan. Jadi dapat disimpulkan motivasi perawat dalam operan jaga adalah meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan. Proses operan jaga. Hasil penelitian didapatkan tema mekanisme operan jaga , sub tema pelaksana operan jaga dan proses operan jaga. Tema dan sub tema
teridentifikasi dari empat kategori yaitu perawat pelaksana, ketua tim, kepala bangsal, mendatangi pasien. Jadi dapat disimpulkan mekanisme operan jaga meliputi pelaksana operan jaga dan proses operan jaga. Pelaksana operan jaga meliputi perawat pelaksana, ketua tim, dan kepala bangsal sedangkan proses operan jaga dengan mendatangi pasien satu persatu. Dampak tentang operan jaga. Hasil penelitian didapatkan tema kerugian dalam operan jaga, sub tema dampak bagi perawat dan dampak bagi pasien. Tema dan sub tema teridentifikasi dari empat kategori yaitu dampak fisiologis, dampak psikososial, pola istirahat pasien, dan privacy pasien. Jadi dapat disimpulkan dampak operan jaga dapat terjadi pada perawat dan pasien. Bagi perawat menimbulkan dampak fisiologis dan dampak psikososial, sedang bagi pasien mempengaruhi pola istirahat dan prifacy pasien. Hambatan perawat dalam proses operan jaga. Hasil penelitian didapatkan tema hal - hal yang menghambat operan jaga , sub tema kedisiplinan perawat kurang dan keterbatasan tenaga. . Tema dan sub tema teridentifikasi dari dua kategori yaitu kedisiplinan dan ketenagaan. Jadi dapat disimpulkan hambatan perawat dalam proses operan jaga yang dialami perawat Mawar 1 RSUD Karanganyar adalah kedisiplinan perawat kurang dan keterbatasan tenaga. Pengalaman perawat dalam pelaksanaan operan jaga di ruang Mawar 1 RSUD Karanganyar. Hasil penelitian didapatkan tema ketidaksesuaian prosedur tindakan, sub tema Ketidaksesuaian prosedur tindakan. Tema dan sub tema teridentifikasi dari kategori yaitu berbeda laporan dan temuan. Jadi dapat disimpulkan pengalaman perawat dalam operan jaga adalah adanya ketidaksesuaian prosedur tindakan. SARAN Bagi perawat RSUD Karanganyar mengetahui proses operan jaga dan melakukan operan jaga dengan baik sehingga bisa meningkatkan pelayanan dan kedisiplinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai acuan bagi peneliti lain untuk dapat meneliti
kembali tentang pelaksanaan operan jaga Mayasari, F. (2011). Gambaran Keefektifan Timbang Terima (Operan) Di Ruang sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan Kelas I Irna Non Bedah (Penyakit tentang penelitian dalam pelaksanaan operan Dalam) RSUP DR. M. Djamil Padang jaga. Tahun 2011. Jurnal Vol. 1 No. 12-21. Muhajir., Fuad, A., & Hasanbasri, M. (2007). DAFTAR PUSTAKA Komunikasi antar shift di instalasi rawat inap rsud dr. H.M.. Rabain kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Nursalam. (2002). Manajemen Jakarta: EGC Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Bambang. E W. (2006). Pengaruh Persepsi Keperawatan Profesional, Salemba Perawat Pelaksana Tentang fungsi Medika, Jakarta. manajemen kepala ruang Terhadap pelaksanaan Manajemen Asuhan Notoatmodjo,S. (2005). Promosi Kesehatan Teori Keperawatan diruang rawat inap Rumah dan Aplikasi, PT Rineka Cipta, Jakarta Sakit Jiwa Daerah dr.Amino Gondohutomo Semarang, Tesis, MIKM Notoatmodjo, S, (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta Undip Semarang. Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Jakarta : Nursallam. (2002). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Refika Aditama Profesional, Salemba Medika, Jakarta. DepKes, RI. (2008). Panduan nasional Nursallam. (2013). Manajemen Keperawatan: keselamatan pasien rumah sakit (patient Aplikasi dalam Praktik Keperawatan safety). ed: 2. Jakarta. Profesional Edisi 3, Salemba Medika, Dewi, M. (2011). Tesis. Pengaruh Pelatihan Jakarta Timbang Terima Pasien Terhadap Pelaksanaan Timbang Terima Dan Potter dan Perry. (2009). Fundamental Of Nursing. Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Salemba Medika. Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Husada Jakarta tahun 2011. Jakarta: Pratiknya, A. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. (Jurnal Universitas Indonesia) Jakarta: Rajawali Press. Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian sitorus. (2006). Model Praktek Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Ratna Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta. Jakarta: Salemba Keliat A. B. (2013). Manajemen Keperawatan Riani, L. A. (2011). Budaya organisasi. Aplikasi MPKP di Rumah Sakit. Jakarta: Yogyakarta: Graha Ilmu Rifiani. (2013). Prinsip-Prinsip dasar EGC Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas. dan Prospektifnya, Teori, Konsep dan Saryono, M. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta : Aplikasi. Jakarta : FKUI . Nuha Medika Lestari. (2014). Skripsi. Pengaruh Operan Konsep Manajemen Dengan Metode SBAR Terhadap Setyowati. (1999). Keperawatan Dalam Dokumentasi Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi Keperawatan, Modul Semester I, Asuhan Keperawatan di Ruang Flamboyan II Program Studi KARS Pogram RSUD Kota salatiga Pascasarjana UI. Leonard M, Graham S, Bonacum D. (2006). Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian, CV. Quality Tools in Practice and SBAR Alfabeta, Bandung for Improved Communication. Marquis dan Houston. (2012). Kepemimpinan Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. dan manajemen keperawatan : teori dan Bandung: Alfabeta aplikasi. Alih Bahasa. Edisi ke-4. Jakarta: Sulistiyani & Rosidah. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Graha EGC. Ilmu World Health Organization & Joint Comission International. (2007). Communication during patient hand-overs
Widjaja. (2000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, PT RinekaCipta, Jakarta Yolanda Alim. (2015). Tesis. hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) perawat di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolang