Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Sarmi, Papua Oleh : Septyan Adi Pramana, SP Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
I.
Pendahuluan Tanaman kelapa (Cocos nucifera
L.)
tanaman
serbaguna
tanaman nilai
yang
ekonomi
merupakan atau
mempunyai yang
tinggi.
Seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan kepentingan
untuk manusia,
sehingga pohon kelapa sering disebut sebagai pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun, dan buahnya dapat dipergunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Kabupaten Sarmi adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua, Indonesia
dengan
sebagian
besar
penduduknya
menggantungkan
kebutuhan hidup mereka pada kemurahan alam terutama kelapa. Komoditas kelapa merupakan komoditas paling dominan yang dikelola oleh masyarakat Sarmi dengan total lahan yang digunakan seluas 49.391,77 Ha selain komoditas perkebunan lainnya seperti Pinang, Kakao, dan Cengkeh (Anonim, 2013). Sedangkan di Indonesia pada tahun 2011 luas areal tanaman kelapa tercatat 3.813.779 ha yang didominasi oleh Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 98,14%, Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 0,12%, dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 1,74%. Sedangkan luas areal pada tahun 2011 tercatat 3.206.182 ton yang didominasi oleh Perkebunan Rakyat sebesar 97,45%, Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 0,07%, dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 2,48% (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).
Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 1
Kelapa di Kabupaten Sarmi tumbuh tidak hanya di daratan Sarmi, tetapi juga disejumlah pulau di depan Sarmi. Sarmi memang menjadi satusatunya kabupaten di Papua yang memiliki potensi kelapa rakyat sangat luas menyusul Kabupaten Biak Numfor. Meskipun kelapa ini sebagian besar tumbuh secara alamiah di pesisir pantai, dan sungai-sungai, tumbuhan ini terlihat sangat teratur dan terkesan seperti perkebunan luas. Berdasarkan keragaan kondisi yang ada tersebut dan mengingat bahwa Kabupaten Sarmi berada pada sentra produk kelapa, serta peran ekonomi tanaman kelapa cukup dominan, maka dipandang perlu adanya upaya pengembangan tanaman kelapa. Namun keterbatasan sumber benih kelapa
merupakan
salah
satu
hal
yang
menjadi
kendala
dalam
pengembangan tersebut. Oleh karena hal tersebut, maka diperlukan pembangunan kebun sumber benih, salah satunya dengan cara penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam di Kabupaten Sarmi, Papua.
II.
Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam
Penetapan
Blok
Penghasil
Tinggi
Kelapa
Dalam
(BPT) di
Kabupaten
Sarmi
dilaksanakan yang
terdiri
oleh dari
Penelitian Palma
Balai
Tanaman (Balit
Manado,
tim
Balai
Palma) Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, UPTD Balai Benih Induk Tanaman Perkebunan (BBI-TP) Besum Dinas Perkebunan, dan Dinas Perkebunan Kabupaten Sarmi. Penetapan BPT Kelapa Dalam yang telah
dilakukan oleh tim
tersebut sesuai dengan Petunjuk Teknis Penilaian Blok Penghasil Tinggi Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 2
(BPT) Tanaman Kelapa Dalam dan Penetapan Pohon Induk Kelapa (PIK) dari Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) Manado. Tabel 1. Syarat Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam No. Jenis Spesifikasi Persyaratan 1.
Lokasi Kebun
2. 3. 4. 5. 6.
Umur Keseragaman Tanaman Produksi rata-rata Koefisien Keragaman Kesehatan Kebun
7.
Pemeliharaan
Sentra pertanaman kelapa dan mudah dijangkau 15-50 tahun > 80% ≥ 70 butir / pohon / tahun ≤ 20% Bebas serangan hama dan penyakit utama Baik
*SNI Kelapa Dalam
Penetapan lokasi telah ditentukan oleh pihak Dinas Perkebunan Kabupaten Sarmi, yaitu berada di Kampung Podena dan Anus, Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi. Lokasi kebun tersebut merupakan areal perkebunan kelapa rakyat.
A. Tahapan Penetapan BPT Kelapa Dalam 1. Observasi Observasi
kebun/blok
merupakan hal pertama yang harus dilakukan, sebelum pengambilan Observasi
dilakukan contoh. tersebut
meliputi a) keragaman pertanaman
dan
pertumbuhan, b) ada tidaknya campuran varietas hibrida, c) ada tidaknya serangan hama dan penyakit utama tanaman, dan d) umur tanaman
2. Penetapan Pohon Contoh Setelah dilakukan observasi dan dinyatakan memenuhi syarat, maka kebun/blok tersebut bisa dilakukan pengambilan contoh guna penetapan Blok Penghasil Tinggi. Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 3
Penetapan pohon contoh dilakukan sebanyak 30 pohon tiap blok dengan luas paling sedikit 2,5 Ha atau sebanyak 5% dari seluruh populasi tanaman bila luas blok lebih dari 5 Ha. Bila suatu blok mempunyai areal pertanaman yang luas, maka blok tersebut dibagi dalam blok contoh dengan luas masing-masing 25 Ha. Pengambilan contoh buah diambil dari pohon contoh yang diambil secara acak, masing-masing 1 butir tiap pohon. Buah yang diambil adalah buah yang telah masak. Pengamatan pohon contoh meliputi keragaman sifat buah dan produksi yang terdiri dari : a) Bentuk mahkota daun
h) Berat biji
b) Jumlah daun
i) Bentuk biji
c) Jumlah tandan / pohon
j) Berat daging buah
d) Jumlah buah / pohon
k) Tebal daging buah
e) Warna buah
l) Berat tempurung.
f)
m) Produksi kopra
Bentuk buah
g) Berat buah
Gambar 1. Pengukuran bentuk buah
Gambar 2. Pengukuran tebal daging buah
Data-data calon BPT yang telah terkumpul yang dilakukan dengan pengambilan pohon-pohon contoh secara acak, maka selanjutnya secara statistik keragaman, dapat dihitung dengan Koefisien Keragaman (KK), dengan rumus : 𝑆
KK = 𝑋 𝑥 100% Keterangan
S
:
Simpangan Baku
X
:
Rata-rata nilai pengamatan
Bila hasil perhitungan koefisien keragaman kurang dari 20%, dan persyaratan teknis lainnya dipenuhi, maka blok tersebut dapat Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 4
dinyatakan sebagai Blok Penghasil Tinggi. Selanjutnya bisa dilakukan penentuan Pohon Induk terpilih Kelapa Dalam.
3. Penentuan Pohon Induk Terpilih Kelapa Dalam Penentuan Pohon Induk Terpilih harus sesuai dengan persyaratan
yang
telah
ditetapkan.
Persyaratan-persyaratan
tersebut yaitu : Tabel 2. Syarat Pohon Induk Terpilih Kelapa Dalam Jenis Spesifikasi No. 1. Bentuk Tajuk 2. Umur 3. Jumlah Daun 4. Tangkai Daun 5. Tangkai Tandan 6. Bentuk Buah 7. Bentuk Biji 8. Produksi Buah 9. Kesehatan Tanaman 10. Pemeliharaan *SNI Kelapa Dalam
Persyaratan
Bulat / Setengah Bulat 15 – 50 tahun ≥ 29 daun Pendek, Lebar, Kokoh Pendek, Kokoh, diatas tangkai daun Bulat / oblong Bulat, oblong, dan bulat dasar rata ≥ 7 butir / tandan Bebas hama penyakit Baik
Pohon yang
induk
terpilih
sesuai
dan
dengan
persyaratan
yang
telah
ditetapkan,
maka
pohon
tersebut diberi tanda yaitu lingkaran,
berupa yang
menunjukkan bahwa pohon tersebut merupakan Pohon Induk Terpilih Kelapa Dalam. Berdasarkan hasil pengamatan, penilaian dan evaluasi di lapangan diperoleh lokasi yang dapat ditetapkan sebagai Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam dan Pohon Induk Kelapa (PIK) di Kabupaten Sarmi sebagaimana tertera pada tabel berikut :
Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 5
Luas BPT (Ha)
Jumlah PIK (pohon)
Potensi Benih / th (buah)
Kampung Podena Distrik Bonggo Barat
20
128
13.207
Kampung Podena Distrik Bonggo Barat Jumlah
20
129
13.057
257
26.264
No.
Lokasi Penilaian
1
2
Potensi kopra per hektare per tahun yaitu : a) Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam di Kampung Podena, Distrik Bonggo Barat yaitu 2,25 ton / ha / tahun. b) Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam di Kampung Anus, Distrik Bonggo Barat yaitu 2,09 ton / ha / tahun.
B. Tindak Lanjut Setelah Penetapan Tindak lanjut bagi Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam di Kabupaten Sarmi yaitu perlu adanya pembinaan yang meliputi pemeliharaan dan penilaian kembali kembali tentang hasil produksi dan serangan hama penyakit utama. Pemeliharaan kebun Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam perlu dilakukan sebaik-baiknya agar pohon-pohon tersebut dapat berkembang sesuai dengan potensinya. Dengan pemeliharaan yang baik akan diperoleh buah yang lebih baik dan lebih banyak, sehingga benih yang dihasilkan terjamin baik kualitas dan kuantitas. Perlakuan dalam pemeliharaan kebun Blok Penghasil Tinggi meliputi : 1) Pemupukan Tujuan pemupukan yaitu untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan untuk merangsang agar tanaman kelapa berbuah banyak. Dosis pemupukan sebaiknya berdasarkan analisis tanah dan daun, jika belum tersedia, maka bisa mempergunakan dosis sebagai berikut :
Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 6
Pemberian I (gram)
Pemberian II (gram)
Jumlah (gram)
Urea
300
300
600
TSP
225
225
450
Murrate of potash
700
700
1.400
Kiserite
150
150
300
1.375
1.375
2.750
Jenis Pupuk
Jumlah
2) Pengendalian hama dan penyakit utama Bertujuan untuk mendapatkan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam yang bebas dari serangan hama dan penyakit utama tanaman kelapa. 3) Pengendalian tumbuhan pengganggu Bertujuan untuk a) mengurangi persaingan pengambilan unsur hara antara
pertanaman
kelapa
dan
tumbuhan
pengganggu,
b)
merupakan tindakan preventif dalam pengendalian hama dan penyakit, c) memudahkan pelaksanaan pengumpulan hasil. 4) Perbaikan Drainase Khusus untuk daerah atau areal yang mudah tergenang air, maka sistem drainase tanah harus dilakukan dengan membuat parit atau saluran pembuangan 5) Pembuatan Teras Bagi pertanaman yang berada di daerah miring, dianjurkan untuk membuat teras. 6) Penyeragaman Tanaman Idealnya Blok Penghasil Tinggi harus seragam. Apabila terdapat tanaman yang menyimpang dan tidak memenuhi persyaratan, sebaiknya ditebang dan disisip dengan tanaman yang baru.
Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 7
III.
Penutup
Sumber benih dapat dipilih dari pertanaman yang berasal dari kebun pertanaman rakyat dan perusahaan perkebunan. Sebelum kebun tersebut digunakan sebagai sumber benih maka terlebih dahulu dilakukan pemilihan pertanaman dalam Blok Kebun yang memenuhi persyaratan teknis. Kampung Podena dan Kampung Anus yang berada di Distrik Bonggo Barat, Papua telah ditetapkan sebagai Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam. Kampung Podena memiliki luas ± 20 Ha dengan jumlah Pohon Induk Terpilih sebanyak 128 pohon, dan potensi benih / tahun sebanyak 13..207 buah dengan potensi kopra / ha / thun sebesar 2,25 ton kopra / ha / tahun. Sedangkan di Kampung Anus memiliki luas ± 20 Ha dengan jumlah Pohon Induk Terpilih sebanyak 129 pohon, dan potensi benih / tahun sebanyak 13.057 buah dengan potensi kopra / ha / thun sebesar 2,09 ton kopra / ha / tahun. Tindak lanjut dari Blok Penghasil Tinggi yang telah ditetapkan perlu adanya pembinaan yang meliputi pemeliharaan dan penilaian kembali tentang hasil produksi dan pengamatan hama penyakit serta penyebaran benih dari masing-masing Blok Penghasil Tinggi tersebut.
Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 8
DAFTAR ISI Anonim. 2013. Kerjasama Climate and Land Use Alliance (CLUA) dan JERAT Tentang Riset Perijinan, Pemanfaatan Hutan dan Lahan di Kabupaten Sarmi. http:// www.jeratpapua.org/ sarmi- riset- perijinan- pemanfaatanhutan -dan -lahan /. Diakses pada tanggal 2 April 2014. Anonim. 2014. Kabupaten Sarmi. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sarmi. Diakses pada tanggal 1 April 2014. Direktorat Jenderal Perkebunan dan Balai Penelitian Tanaman Industri Bogor. 1983. Petunjuk Pelaksanaan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Seluruh Indonesia Menurut Pengusahaan – Kelapa / Coconut. http://ditjenbun.deptan.go.id/cigraph/index.php/graph/komoditiutama_ba r/5-Kelapa. Diakses pada tanggal 1 April 2014. SNI Kelapa Dalam (Cocos nucifera L. var. Typica). SNI 01-7157-2006.
For further information : Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Jln. Raya Mojoagung No. 52, Mojoagung, Jombang Jawa Timur 61482 Telp / fax : (0321) 495 842, 496 430
Penetapan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam di Kab. Sarmi, Papua
hal. 9