Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Analisis Nilai Sektor Basis Perkebunan Kelapa-Dalam (Cocos nucifera L) Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Rozaina Ningsih1*) ¹Mahasiswa Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRACT Coconut is one of the plantation commodities which is quite important in East Tanjung Jabung in addition to other plantation commodities. This commodity has long been known and greatly contribute to people's lives, both in terms of economic aspects as well as social and cultural aspects. Based on the data of the Department of Plantation Jambi, East Tanjung Jabung a district which has a land area, and the number of farmers biggest oil commodity compared to other districts in the province of Jambi, the authors wanted to examine further on: Value Sector Base Plantation Coconut In The East Tanjung Jabung. The objective is to determine the role of palm plantations on whether the region's economic base, including sector. The analytical tool used is the method: Location Quetiont (LQ). LQ method of calculation results proved that during the period 2001-¬2011 using oil revenue indicator in East Tanjung Jabung is a sector basis, because of its LQ value greater than 1 is an average based on current prices and averages 4.52 at constant prices 3.27. Key words: Sector basis, Coconut ABSTRAK Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang cukup penting di Kabupaten Tanjung Jabung Timur disamping komoditi perkebunan lainnya. Komoditi ini telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan masyarakat, baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek sosial dan budaya. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan kabupaten yang mempunyai luas lahan, dan jumlah petani terbesar untuk komoditi kelapa dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Jambi, maka penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang: Nilai Sektor Basis Perkebunan Kelapa Dalam Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tujuan penulisan ini adalah Untuk mengetahui peranan perkebunan kelapa terhadap ekonomi wilayah apakah termasuk sektor basis. Alat analisis yang digunakan adalah metode: Location Quetiont (LQ). Hasil perhitungan metode LQ membuktikan bahwa selama periode 2001-2011 dengan menggunakan indikator pendapatan kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah merupakan sektor basis, karena nilai LQ nya lebih besar dari 1 yaitu rata-rata atas dasar harga berlaku 4,52 dan rata-rata atas dasar harga konstan 3,27. Kata Kunci: Sektor basis, Kelapa-dalam PENDAHULUAN Provinsi Jambi memiliki beberapa komoditi unggulan perkebunan yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan yang terdiri dari karet, kelapa sawit, kelapa dalam, kulit manis, kopi, pinang dan beberapa komoditas perkebunan lainnya. Sebagai gambaran kondisi komoditi unggulan tersebut dapat dilihat dari luas areal komoditi perkebunan Provinsi Jambi pada Gambar 1.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Karet 46.50%
Komoditas Perkebunan Lainnya 0.78% Pinang1.30%
Kelapa Sawit 37.90%
Kelapa Dalam 8.38% Cassiavera 3.36%
Kopi Robusta, 1.78%
Gambar 1. Luas Areal Komoditi Perkebunan Provinsi Jambi Tahun 2011. Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2012. Pada Gambar 1 terlihat bahwa di Provinsi Jambi terdapat beberapa komoditi unggulan perkebunan. Dari luas areal komoditi unggulan yang ada, kelapa dalam menempati urutan ke-tiga setelah karet dan kelapa sawit, yaitu 117.519 ha atau sebesar 8,38 % dari total luas areal komoditi perkebunan, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Kelapa Dalam Provinsi Jambi Menurut Kabupaten Tahun 2011 No.
Kabupaten
1 Batanghari
Luas Areal / Area (Ha) Jumlah Produksi / Produktivitas/ TTM / Jumlah Productio Productivity Petani / TBM / TM / Farmers TR / / n (Ton) (Kg/Ha) Immature Mature (KK) Damaged Total 26
444
211
681
447
1,007
1,780
149
650
129
928
629
968
6,144
73
568
37
678
444
782
13,423
4 Tebo
115
846
59
1,020
557
658
1,494
5 Merangin
413
1,226
230
1,869
902
736
12,029
6 Sarolangun
101
373
87
561
316
847
16,046
2 Muaro Jambi 3 Bungo
7
Tanjung Jabung Barat
5,094
38,795
9,319
53,208
59,498
1,534
19,697
8
Tanjung Jabung Timur
6,656
44,527
7,429
58,612
51,441
1,155
22,781
7
58
17
82
22
379
1,329
-
3
1
4
3
1,000
23
114,259
1,306
9 Kerinci 10
Kota Sungai Penuh Jumlah / Total
12,634
87,490
17,519
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2012.
117,643
94,746
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan daerah sentra yang membudidayakan kelapa dalam. Jika dilihat dari jumlah luas areal pengusahaan kelapa dalam maka Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah yang terluas yaitu 58.612 ha. Tabel 2. Luas dan Produksi Perkebunan kalapa dalam kabupaten Tanjung Jabung Timur Menurut Kecamatan Jumlah Produksi/ Produktivitas/ Petani / Kecamatan TBM/ TM/ TTM/TR/ Jumlah/ Production Productivity Farmers (Ton) (Kg/Ha) Immature Mature Damaged Total (KK) Luas Areal / Area (Ha)
NO.
1 Sabak Barat
140
310
200
650
341
1100
1145
2 Nipah Panjang
690
5019
1557
7266
6867
1368
1566
2924
15200
3489 21613
17720
1166
7514
4 Rantau Rasau
337
588
35
960
606
1031
1272
5 Sadu
890
4331
272
5493
4890
1129
2580
74
337
42
453
412
1223
209
221
411
110
742
480
1168
443
65
4206
316
4587
3876
922
2112
3 Mendahara
6 Dendang 7
Mendahara Ulu
8 Geragai Berbak 9 (Rantau Rasau) 10 Sabak Timur
30
118
8
156
127
1076
540
615
8302
500
9417
9132
1100
2983
11 Kuala Jambi
670
5705
900
7275
6990
1225
2417
6656
44527
7429 58612
51441
1155
22781
Jumlah / Total
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2012. Pada Tabel 2 menjelaskan bahwa perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebar di semua kecamatan yang ada. Pengusahaan yang terluas yaitu di Kecamatan Mendahara dengan jumlah 21.613 ha, kemudian Kecamatan Sabak Timur yaitu 9.417 ha, Kecamatan Kuala Jambi 7.275 ha, Kecamatan Nipah panjang 7.266 ha. Semua perkebunan kelapa dalam yang ada di Kecamatan Tanjung Jabung Timur merupakan perkebunan rakyat yang pada umumnya sudah ada sejak dahulu atau turun temurun. Dari uraian diatas, bahwa komoditas pertanian khususnya untuk perkebunan kelapa dalam yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB maka permasalahan yang dirumuskan adalah melihat seberapa besar peran sub sektor perkebunan kelapa dalam terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan melihat : Bagaimana peranan perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur apakah termasuk sektor basis atau non basis? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :Untuk mengetahui peranan perkebunan kelapa dalam terhadap pembangunan ekonomi wilayah apakah termasuk sektor basis atau non basis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 METODE PENELITIAN Ruang Lingkup penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten tanjung Jabung Timur karena merupakan wilayah yang memiliki areal perkebunan kelapa terluas di Provinsi Jambi. Adapun data yang dikumpulkan untuk menjelaskan aspek yang diteliti adalah : 1. Data perekonomian daerah yang mencakup PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Provinsi Jambi ( 2001-2011). 2. Data produksi kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan dan Provinsi Jambi tahun 2001-2010. 3. Data harga kelapa-dalam berlaku setiap tahunnya untuk Kabupaten Tanjung Jabung timur dan Provinsi Jambi (2001-2011) 4. Data lain yang dianggap perlu dan relevan dengan masalah yang diteliti. Sumber dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data sekunder yang diperoleh melalui riset kepustakaan ( Library Research ) yaitu pengumpulan data dari literatur-literatur dan lembaga yang mendukung penelitian, dalam bentuk data tahunan (time serie ) mulai tahun 2001-2011. Adapun instansi yang berhubungan dengan penelitian ini adalah : 1) Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2) Dinas Perkebunan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 3) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Provinsi Jambi. 4) Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 5) Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Untuk menganalisis sektor basis dan non basis dalam perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan analisis : Location Quetiont (LQ) Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan kontribusi masing-masing komoditi kelapa di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan wilayah Provinsi Jambi. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui basis atau non basisnya suatu komoditi tersebut dalam perekonomian wilayah yang dilihat dari aspek pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, yaitu : LQ = Dimana : LQ = Besaran Location Quotien vi = Pendapatan atau jumlah tenaga kerja perkebunan kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur vt = Pendapatan total atau jumlah tenaga kerja total di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Vi = Pendapatan atau jumlah tenaga kerja perkebunan kelapa di Provinsi Jambi Vt = Pendapatan total atau jumlah tenaga kerja total di Provinsi Jambi
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Nilai LQ tersebut adalah >1 atau <1.Jika : - LQ >1, Komoditi perkebunan sektor basis - LQ <1, Komoditi perkebunan sektor non basis Untuk menghitung Nilai Tambah Bruto ( NTB ) atau pendapatan perkebunan kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Provinsi Jambi digunakan rumus NTB = Nilai Produksi Bruto ( NPB ) – Nilai Biaya Antara, dimana NPB= Produksi x Harga, dan Nilai Biaya Antara = NPB x Rasio terhadap NPB. HASIL DAN PEMBAHASAN Kelapa adalah salah satu tanaman yang banyak diusahakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan merupakan perkebunan rakyat. Luas perkebunan kelapa dalam secara keseluruhan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 58.677 Ha dengan produksi sebesar 51.657 Ton dan tingkat produktivitasnya sebesar 1.150 Kg/Ha. Struktur prekonomian merupakan bentukan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menjadi indikator keberhasilan ekonomi secara sektoral PDRB merupakan keseluruhan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah dalam satu tahun tertanda atas harga berlaku maupun harga konstan. Sembilan sektor dapat diklasifikasikan, ke dalam sektor primer (sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian), sektor sekunder (sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, serta sektor bangunan), dan sektor tersier (sektor perdangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dankomunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasajasa).Tabel 3 menunjukkan Struktur perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Timur, berdasarkan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel 3. Distribusi perekonomian berdasarkan lapangan usaha Kabupaten Tanjung Jabung Timur menurut, sektor primer, sekunder dan tersier tahun 2001-2010 (%). Lapangan 2001 Usaha 1. Primer 68,28 2. Sekunder 9,38 3. Tersier 22,35 100
No
2002 67,01 8,98 24 100
2003 67,47 8,93 23,61 100
2004 67,48 8,63 23,90 100
2005 67,51 8,01 24,16 100
2006 2007 2008 2009 2010 67,97 8,01 24,01 100
68,14 8,06 23,80 100
66,77 7,78 25,45 100
66,98 749 25,53 100
66,62 7,58 25,80 100
Sum ber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2001-2010. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Timur belum berubah dari perekonomian yang bercorak agraris (pertanian) sektor industri mengalami penurun karena peningkatan sektor tersier (pedagang, hotel dan restoran, pengangkutan/telekomunikasi, keuangan dan penyewaan serta jasa, karena daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur daerahnya sudah mulai terbuka sehingga mobilitas orang, barang dan jasa lancar.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Analisis Peranan Perkebunan Kelapa Dalam Terhadap Pembangunan Ekonomi Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Analisis Sektor Basis Sektor basis adalah sektor yang mengekspor barang-barang dan jasanya ke luar wilayah perekonomian masyarakat yang bersangkutan (Tanjung Jabung Timur).Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi ekspor (lebih banyak dijual keluar wilayah) sehingga komoditi kelapa dalam dapat diarti sebagai komoditi basis. Peranan subsektor perkebunan kelapa dalam terhadap pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan pendekatan perhitungan LQ dengan indikator pendapatan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Perkembangan LQ Perkebunan Kelapa dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan indikator pendapatan atas dasar harga berlaku (2001-2011). 2001 30,236.17 1,459,773.23 70,342.35 11,141,085.00 3.28 2002 32,125.94 1,601,042.53 74,739.35 13,128,767.00 3.52 2003 33,016.86 1,693,366.48 76,445.89 15,400,472.00 3.92 2004 38,570.76 1,793,240.07 85,471.36 18,487,944.00 4.65 2005 41,589.96 1,899,062.20 82,178.13 22,487,011.00 5.99 2006 44,737.26 2,207,268.56 83,746.15 26,061,774.00 6.30 2007 37,381.69 2,440,813.50 81,448.98 28,267,148.00 5.31 2008 37,098.44 2,604,294.00 78,890.80 28,629,015.00 5.16 2009 37,103.51 2,679,149.90 80,963.22 29,794,686.00 5.09 2010 40,992.67 2,979,083.60 90,811.28 30,923,334.00 4.68 2011 55,463.69 10,392,480.19 123,194.05 63,268,138.39 1,82 Rata-rata 4.52 Sumber :*
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. ** Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. *** Data Hasil Olahan.
Keterangan : vi = pendapatan perkebunan kelapa dalam Tanjung Jabung Timur vt = pendapatan total di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Vi = pendapatan perkebunan kelapa dalam Provinsi Jambi Vt = pendapatan total di Provinsi Jambi LQ= Besaran Location Quotien
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa selama periode 10 tahun analisis nilai LQ perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan indikator pendapatan atas dasar harga berlaku berkisar antara 3,28 (tahun 2001) sampai 1,82 (tahun 2011). Dari tahun 2001 sampai 2006 terjadi kenaikan LQ berarti 5 tahun terjadi peningkatan peranan sektor kelapa dalam sebagai sektor basis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mulai 2007-2011, terjadi penurunan LQ kelapa dalam hal disebabkan adanya peningkatan dari sektor-sektor lain seperti pertambangan, sektor transportasi dan sektor perdagangan, sumber pendapatan dari sub sektor perkebunan kelapa dalam tiap tahun terjadi peningkatan baik di Kabupaten maupun di Propinsi Jambi rata-rata LQ selama 10 tahun 2001-2010 sebesar 4,52 selanjutnya dapat dilihat LQ berdasarkan harga berlaku.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Tabel 5. Perkembangan LQ perkebunan kelapa dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan indikator pendapatan atas dasar harga konstan (2001-2011). vi Vt Vi Vt LQ (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) Tahun * * ** ** *** 2001 27.401,54 1.361.077,21 63.748,27 10.205.592, 3,22 2002 27.401,54 1.427.488,89 63.748,27 10.803.423, 3,25 00 2003 26.596,91 1.500.811,44 61.581,41 11.343.279, 3,26 00 00 2004 29.566,62 1.579.180,03 65.573,27 11.953.885, 3,41 2005 33.290,11 1.666.828,38 65.833,31 12.619.972, 3,82 00 2006 33.068,82 1.768.003,51 61.955,06 13.363.620, 4,03 00 2007 27.375,48 1.905.454,80 59.646,97 13.858.842, 3,33 00 2008 27.029,53 2.054.691,80 57.483,24 14.244.917, 3,25 00 2009 27.008,09 2.188.234,90 58.934,07 14.702.919, 3,07 00 2010 26.920,01 2.319.290,80 59.636,03 15.274.328, 2,97 00 00 2011 26.807,45 2.566.987,49 82.814,48 18.962.396, 2,39 Rata-rata 3.27 90 Sumber : * ** ***
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Data Hasil Olahan.
Pada tabel 5 dapat dilihat pula nilai LQ perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan indikator pendapatan atas dasar hargakonstan berkisar antara 3,22 (tahun 2001) sampai dengan 4,03 (tahun 2006). Nilai LQ terus mengalami peningkatan dari tahun 2001 sampai tahun 2006 dan menurun sampai tahun 2011 menjadi 2,39 rata-rata LQ selama 11 tahun sebesar 3,27 berdasarkan harga konstan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, secara umum diketahui bahwa nilai LQ perkebunan kelapa dalam terhadap harga berlaku tabel 4 dan harga konstan tabel 5 lebih besar dari 1(LQ>1) walaupun berfluktuasi. Angka ini menunjukkan bahwa perkebunan kelapa dalam dari tahun 2001 sampai tahun 2011 adalah sektor basis yang berperan sebagai penggerak ekonomi di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan analisis LQ membuktikan bahwa selama periode 2001-2010 dengan menggunakan indikator pendapatan, perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan sektor basis, karena nilai LQ nya lebih besar dari 1 yaitu rata-rata 4,52 atas dasar harga berlaku dan 3,27 atas dasar harga konstan. Ini berarti selama periode tahun 2001-2011 perkebunan kelapa dalam memiliki peranan yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Saran Mengingat peranan (kontribusi) perkebunan kelapa dalam terhadap pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur cukup besar, maka perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur perlu terus ditingkatkan, dengan melaksanakan program-program ekstensifikasi maupun intensifikasi yang didukung oleh sernua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Untuk mendukung keanekaragaman produk, maka pemerintah dapat mendirikan industri hilir.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Raharjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Graha ilmu.Makasar. BPS.2001-2010. Jambi Dalam Angka 2001-2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. BPS.2001-2010. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka 2001-2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. BPS. 2009. Indikator Ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. http://www.tanjabtimkab.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung JabungTimur diakses 16 Oktober 2011. Ditjenbun.2009. Pemerintah Akan Mengembangkan Industri Hilir Kelapa. http://ditjenbun.deptan.go.id/index.php/component/ content/article/36-news/101pemerintah-akan- mengembangan-industri-hilir-kelapa.html diakses 4 juli 2012. Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Perkembangan. LP3ES. Jakarta. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi. Ghalib, Rusli. 2005. Ekonomi Regional. Pustaka Ramadhan. Bandung. Glason, J. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Edisi Terjemahan Oleh Paul Sitohang.Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Richardson Harry, W. 1977. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Edisi Terjemahan Oleh Paul Sitohang. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kadariah. 1981. Ekonomi Perencanaan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Mara, A. dan Y. Fitri. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah (PPW). Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi. Sadono sukirno. 1985. Ekonomi Pembangunan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta.Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta