MATERI PRESENTASI PENDAHULUAN
PENYUSUNAN MASTERPLAN JAIP PROVINSI JAMBI
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN TERHADAP AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI DEFENISI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM PROV. JAMBIJAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK TANJUNG JABUNG TIMUR KONDISI UMUM TANJUNG JABUNG TIMUR KONDISI PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG PEKERJAAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
LOKASI JAIP
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN PEKERJAAN PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN PEKERJAAN PEMBUKAAN
LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI PEMBUKAAN
DEFENISIS AGROINDUSTRI
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
AGROINDUSTRI adalah industri yang memberi nilai tambah pada produk pertanian dalam arti luas termasuk hasil laut, hasilk hutan, peternakan dan perikanan (Handito Hadi Joewono)
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PRINSIP AGROINDUSTRI • Memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah, • Memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan, • Memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan, • Memacu pertumbuhan agribisnis subsistem-subsitem agribisnis,
wilayah
dengan
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
menghadirkan
• Menghadirkan berbagai sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
MASTERPLAN berfungsi untuk mewujudkan keselarasan dan keserasian bangunan dengan bangunan, bangunan dengan prasarana dan lingkungannya, serta menjaga keselamatan bangunan dan lingkungannya.
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
MANFAAT MASTERPLAN • pemberian ijin mendirikan bangunan dan pemanfaatan bangunan; • penertiban letak, ukuran bangunan gedung dan bukan gedung serta bukan bangunan; • penyusunan rancang bangun bangunan gedung dan bukan gedung; • jaminan kepastian hukum dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk kepastian untuk mendapatkan pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi dalam melakukan kegiatannya
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI MUATAN MASTERPLAN
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
1). Rencana tapak pemanfaatan ruang a.
Rencana perpetakan lahan lingkungan (kavling);
b.
Rencana tata letak bangunan dan pemanfaatan bangunan;
c.
Rencana tata letak jaringan pergerakan lingkungan;
d.
Rencana tata letak jaringan utilitas lingkungan;
e.
Rencana ruang hijau dan penghijauan
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
2). Arahan pelaksanaan pembangunan lingkungan a.
Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik);
b.
Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan pergerakan;
c. d.
Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan utilitas lingkungan; Ketentuan (Pra Rencana Teknik) sempadan bangunan, dan ketentuan bangunan lainnya
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN
MUATAN MASTERPLAN (LANJUTAN)
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
3). Pedoman pengendalian pelaksanaan pembangunan lingkungan a. b.
c.
Ketentuan administrasi pengendalian pelaksanaan rencana dan program, misalnya melalui mekanisme perijinan mendirikan bangunan; Ketentuan pengaturan operasionalisasi penerapan pola insentif, disinsentif, hak pengalihan intensitas bangunan, hak bangunan di atas tanah/di bawah tanah; Arahan pengendalian pelaksanaan berupa pelaksanaan/manajemen pelaksanaan bangunan;
ketentuan
penata
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
d.
Mekanisme pelaporan, pemantauan, dan evaluasi program (baik yang dilakukan oleh instansi yang berwenang maupun keterlibatan masyarakat dalam pengawasan), serta pengenaan sanksi (berupa teguran, pencabutan ijin, perdata maupun pidana).
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN
PROSES PERENCANAAN
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
Penentuan kawasan perencanaan Agroindustri
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
Identifikasi permasalahan pelaksanaan pembangunan kawasan
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM
Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan
Perkiraan kebutuhan pengembangan kependudukan; Perkiraan kebutuhan pengembangan ekonomi; Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi; Perkiraan kebutuhan pengembangan lahan Perkiraan kebutuhan prasarana dan sarana
PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
Perumusan Rencana Teknik Ruang Kawasan Agroindustri
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
Penetapan rencana teknik ruang kawasan
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM PROV. JAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI VISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2006 – 2010, yaitu JAMBI MAMPU, MAJU DAN MANDIRI MISI PEMBANGUNAN 1.Peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat 2.Peningkatan daya saing dan kemandirian daerah 3.Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
4.Peningkatan kualitas pelayanan publik.
KONDISI FISIK KONDISI UMUM
5.Peningkatan perlindungan masyarakat
PELABUHAN MUARA SABAK
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN
1.
Pemerintah Yang Berwibawa dan Bersih dari KKN
2.
Sumber Daya Manusia Sebagai Penggerak Pembangunan
3.
Potensi Sumber Daya Alam Daerah yang Siap Untuk Digali Dalam Mengaserelasikan Roda Pembangunan
AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2006 – 2010 1.
Meningkatkan Daya Saing Ekonomi
2.
Meningkatkan Kemampuan dan Pemerataan Pembangunan Daerah
3.
Meningkatkan Kesejahteraan dan Kehidupan Masyarakat Yang Berkualitas
4.
Meningkatkan Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan Yang Baik
METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM PROV. JAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PENINGKATAN AGROINDUSTRI
DAYA
SAING
EKONOMI
DENGAN PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI
Peningkatan daya saing agro-industri di Provinsi Jambi selama lima tahun ke depan dijabarkan ke dalam 7 (tujuh) program pembangunan yang terdiri atas 2 (dua) program unggulan dan 5 (lima) program penunjang. Program unggulan, yaitu : (1) Pengembangan agribisnis dan (2) Peningkatan kapasitas infrastruktur. Program-program penunjang, yaitu : (1) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM, (2) Peningkatan standarisasi produk agro-industri, (3) Peningkatan kemampuan teknologi industri, (4) Penataan struktur industri, dan (5) Optimalisasi administrasi dan insentif perpajakan.
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI INDONESIA
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN
Pemasaran hasil Pertanian
Permodalan/ Teknologi/ sarana pertanian/ investasi
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI Sarana Pertanian, Pengolahan Jasa penunjang
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
Kaji Teknologi Agribisnis
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN Lembaga Permodalan Agribisnis
Balai Penyuluhan Pembangunan (Agribisnis)
KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI
Pasar Hasil Pertanian
PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI L a h a n p e rta n ia n (d e s a -d e s a h in te rla n ) y a n g m e m a s o k p ro d u k s e g a r d a n ju g a p ro d u k o la h a n h a s il p e r ta n ia n .
P e r m u k im a n te r m a s u k d id a la m n y a te r d a p a t k e le m b a g a a n d a n p e ta n i y a n g in o v a tif
P u s a t A g ro p o lita n
P ra s a ra n a ja la n
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Muara Sabak yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi adalah lokasi wilayah kajian dalam kegiatan penyusunan Masterplan Jambi Agro Industrial Park (JAIP). Luas wilayahnya 5.443 km² dengan populasi 176.771 jiwa
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI
TABEL 3.1. NAMA KECAMATAN BESERTA IBUKOTA DAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM
N o
Kecamatan
Ibu Kota
Banyak Desa
Banyak Kelurahan
Total
1
Muara Sabak Timur
Muara Sabak
10
2
12
2
Nipah panjang
Nipah Panjang
8
2
10
3
Mendahara
Mendahara Ilir
8
0
8
4
Rantau Rasau
Bandar Jaya
11
0
11
5
Sadu
Sungai Lokan
9
0
9
6
Dendang
Rantau Indah
7
0
7
7
Muara Sabak Barat
Nibang Putih
5
0
5
8
Mendahara Ulu
Simpang Kiri
6
0
6
JADUAL PEKERJAAN
9
Kuala Jambi
Kampung Laut
2
2
4
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
10
Geragai
Blok G
9
0
9
11
Berbak
Desa Simpang
6
0
6
81
6
87
PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN KONDISI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas 5.445 kilometer persegi ini dikaruniai sumber daya alam berlimpah. Di perut bumi wilayahnya terdapat kandungan minyak bumi dan gas alam yang sudah dieksploitasi. Lahan tanaman pangan 55.000 hektar, lahan perkebunan 60.000 hektar, serta garis pantai 370 kilometer.
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI
Kegiatan ekonomi dari minyak dan gas tercatat Rp 16,8 miliar dari dana perimbangan bagi hasil bukan pajak untuk tahun 2003. Namun, bukan sektor ini yang menjadi tumpuan hidup mayoritas penduduk. Sebanyak 79 persen penduduk hidup dari lahan pertanian.
MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM
Lahan sawah seluas 87.644 hektar yang pengairannya bergantung pada pasang surut Sungai Batanghari terbentang di hampir semua kecamatan. Tahun 2001 luas panen 50.753 hektar dengan produksi padi 155.010 ton. Kecamatan penghasil padi terbesar adalah Muarasabak, disusul Nipah Panjang, Sadu, dan Rantau Rasau.
PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
Potensi perikanan laut sekitar 77.575 ton per tahun. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung produksi tahun 2001 26.754 ton. Banyak nelayan yang langsung menjual ikan dan udang tangkapannya ke pembeli di tengah laut. Sentra penghasil ikan berada di Kecamatan Muarasabak, Nipah Panjang, dan Mendahara. Di masa mendatang, Tanjung Jabung Timur direncanakan menjadi gerbang Provinsi Jambi. Semua ekspor dari berbagai wilayah di provinsi akan melalui pelabuhan Muarasabak.
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN KONDISI PELABUHAN MUARA SABAK Pelabuhan Muara Sabak (samudera) merupakan tempat yang efesien dibandingkan pelabuhan lain di Jambi sebagai sarana distribusi barang, sehingga peluang untuk tumbuh menjadi pelabuhan modern. Secara administratif, pelabuhan ini terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Muara Sabak sebagai ibu kota kabupaten.
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI
Pelabuhan Muara Sabak saat ini telah memiliki berbagai fasilitas a.l. luas areal yang relatif besar yaitu 189 hektare dengan kedalaman alur pelayaran sampai dengan 4,5 LWS (Lower Water Sea-di bawah permukaan laut), kedalaman kolam pelabuhan 5 LWS-7 LWS, dermaga beton ukuran 50 m x 15 m, trestel (jembatan penghubung) beton ukuran 47 m x 8 m, mooring dolphin (sarana tambat kapal) dua buah, bolder enam buah, lapangan penumpukan seluas 2.337 m2, instalasi pipa air yang siap operasi serta lampu penerangan dermaga. Meskipun sudah dapat melayani aktivitas bongkar muat, namun hingga saat ini masih sepi pengunjung dan masih jarang perusahaan yang memanfaatkan pelabuhan ini. Ini terjadi karena Pemprov Jambi sebagai regulator di daerah dan PT Pelindo Cabang Jambi belum secara maksimal memanfaatkan pelabuhan ini. Di samping itu kedua institusi ini juga saling menunggu siapa yang berani duluan untuk mengeluarkan investasi guna membangun berbagai fasilitas pendukung pelabuhan.
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN PEMBUKAAN
KONDISI PELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN
Pemerintah kabupaten menjadikan transportasi sebagai prioritas pembangunan. Total target APBD tahun 2003 Rp 188,5 miliar, dengan anggaran belanja pembangunan Rp 84 miliar. Separuh dari anggaran pembangunan tersebut, Rp 42 miliar, untuk belanja sektor transportasi. Dijanjikan jalan utama ke kompleks pemerintah kabupaten dan Pelabuhan Muarasabak tahun 2003 rampung diaspal dan ditingkatkan. TABEL 3.1. REALISASI TRAFIK TIGA PELABUHAN DI JAMBI No
Uraian
Tw 1 2006 1
2
Tw 1 2007
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
Realisasi tahun
Satuan
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
Tren (%)
Jumlah kunjungan kapal
KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
A. Pelayaran luar negeri
unit
251
317
126,29
GT
1.031.382
637.919
61,85
B. Pelayaran dalam negeri
unit
758
726
95,78
GT
569.054
387.412
68,08
C. Pelayaran rakyat
unit
34
28
82,35
PENGEMBANGAN KAWASAN
GT
8.033
9,963
86,68
METODOLOGI PEKERJAAN
Jumlah
unit
1.043
1.071
102,68
METODOLOGI PENDUKUNG
GT
1.608.469
1.032.294
64,18
PENDEKATAN & METODOLOGI
Jumlah arus barang berdasarkan perdagangan A. Impor
ton
17.186
23.296
135,55
B. Ekspor
ton
373.969
247.963
66,31
C. Bongkar
ton
183.074
389.556
212,79
D. Muat
ton
356.900
444.615
124,58
Jumlah
ton
931.126
1.105.430
118,72
3
Jumlah arus barang berdasarkan distribusi
ton
931.129
1.105.430
118,72
4
Jumlah arus peti kemas
boks
7.440
8.281
111,50
teus
9.061
11.382
125,52
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PEMBUKAAN
KAWASAN didefinisikan sebagai kawasan yang mempunyai fungsi tertentu, dimana kegiatan ekonominya, sektor dan produk unggulannya, mempunyai potensi mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Kawasan ini secara sendirisendiri maupun secara bersama membentuk suatu klaster. Klaster dapat berupa klaster pertanian dan klaster industri, tergantung dari kegiatan ekonomi yang dominan dalam kawasan itu.
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN •
Membangun masyarakat pedesaan, beserta sarana dan prasarana yang mendukungnya;
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
•
Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan;
•
Mengurangi tingkat kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat;
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN
•
Mendorong pemerataan disparitas antar daerah;
•
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan konservasi sumberdaya alam demi kesinambungan pembangunan daerah.
•
Mendorong pemanfaatan berkelanjutan
pertumbuhan
ruang
desa
dengan
yang
mengurangi
efisien
dan
METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN
METODOLOGI PEMENUHAN PENDUKUNG UMUM KAWASAN
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
TABEL 4.1. STANDAR KEBUTUHAN SARANA UMUM NO.
I
JENIS SARANA
III
LOKASI
LUAS LAHAN (M2)
RADIUS PENCAPAIAN (M)
100
500
PERDAGANGAN Warung
II
MINIMUM PENDUDUK PENDUKUNG 250
Di tengah keluarga
kelompok
Pertokoan
2.500
Di pusat RW
1.200
Thd area yg dilayani 1%
Pusat perbelanjaan Lingkungan (toko+pasar)
30.000
Di pusat lingkungan
13.500
Thd area yg dilayani 0.937%
Pusat perbelanjaan dan niaga I (toko + pasar + bank + kantor + industri kecil)
120.000
Di pusat kecamatan, dekat terminal kecamatan
36.000
Thd area yg dilayani 0.623%
Pusat perbelanjaan dan niaga II (toko + pasar + bank + kantor + industri kecil)
480.000
Di pusat wilayah, dekat terminal
96.000
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENGEMBANGAN KAWASAN
2500
Di tengah lingkungan
Parkir umum + MCK
2.500
idem
kelompok
300
METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
100
Pos polisi
30.000
200
Kantor pos pembantu
30.000
100
Pos pemadam kebakaran
30.000
200
Parkir umum + MCK II
30.000
1.000
Gedung (GSG) I
30.000
1.000
Kantor polisi I
120.000
300
Kantor wilayah
480.000
5.000
Kantor polisi II
480.000
1.000
TAMAN & RTH
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
Pos hansip + balai pertemuan + bis surat
guna
DEFENISI AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM
serba
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
KRITERIA PEMILIHAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI ο GOAL : AGAR LOKASI YANG DIRENCANAKAN DIMINATI OLEH USER & TDK MENIMBULKAN BERBAGAI PERMASALAHAN (KONFLIK) DENGAN LINGK SEKITAR h ALASAN PEMILIHAN: h FAKTOR PERTIMBANGAN TERDAPAT 14 KRITERIA YAITU : TERLYN STM UTILITAS LSTK (GI) A. BSH (RSRVOAR)
g
MAKS 15-20 KM DR PST KOTA
+ PEMENUHAN T. KERJA LOKAL - POLUTAN MENURUNKAN KESH. MASYARAKAT
g
MINIMAL 2 KM DR PRMUKIMAN
3. JAR. JALAN YG MELAYANI
AKSESSIBILITAS B BAKU/B. PENOLONG & PRODUK
g
DILAYANI ARTERI PRIMER
4. SISTIM JAR. UTILITAS YANG MELAYANI
TERJAMINNYA KELANGSUNGAN PROSES PRODUKSI & DISTRIBUSI
g
MNMAL JAR LISTRIK & TELKOM
5. KEMIRINGAN LERENG (TOPOGRAFI)
• MENEKAN LAND DEV COST • OPTIMALISASI PENG. LAHAN
g MAKSIMUM 0 – 15 O
6. JARAK THDP SUNGAI/ SUMBER AIR LAINNYA
• MELAYANI KEBTH. PROSES PRODUK & DOMESTIK • SBG BDN PENERIMA A. LIMBAH YG TLH DIOLAH
g
7. DAYA DUKUNG LAHAN (∂ )
UNTUK MENEKAN BIAYA KONSTRUKSI PABRIK
g (∂ ) : 0,7 – 1,0 KG/CM2
8. KESUBURAN LAHAN
MENCEGAH KONVERSI LAHAN SUBUR
g
NON IRIGASI TKNIS & TDK SBR
9. KETERSEDIAAN LAHAN
DAPAT MENAMPUNG KEGIATAN KI MINIMAL TERMASUK PENUNJANG
g
MINIMAL 25 HA
10. HARGA LAHAN
MENEKAN HARGA JUAL & TERJANGKAU USER
g
RELATIF (BUKAN LAHAN YG MAHAL DI DAERAH TSB)
11. PERUNTUKAN LAHAN (LAND USE)
TIDAK TERJADI KONFLIK PERUNTUKAN
g
NON PERTANIAN/ NON PER-MUKIMAN NON KONSERVASI
12. PRASARANA ANGKUTAN
MENINGKATKAN AKSESIBILITAS PROD & DISTRIB
g
TRSEDIA PELABUHAN SBG OUTLET
13. ORIENTASI LOKASI
KEMUDAHAN2 UNTUK MEMPEROLEH B. BAKU/B. PENOLONG & T. KERJA
g
AKSESIBILITAS TINGGI DGN HINTERLAND
14. MULTIPLIER EFFEK
ANTISIPASI TIMBUL BERBAGAI PERMASALAHAN
t t t t
TRAFFIC : 5,5 SMP/HA/HARI LS LHN & MULTIFLIER = 2 X LUAS PERENC KI KBTH RUMAH : 1,5 TK ∼ 1 KK KEBTH FASUM & FASOS
1. JARAK KE PUSAT KOTA 2. JARAK TERHADAP PERMUKIMAN
MAKS 5 KM TERDAPAT SUNGAI KLAS III/IV
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG ANALISIS KELAYAKAN LOKASI KAWASAN
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
1.Penggunaan Peta dengan Skala Minimal 1 : 10.000 2.Pertimbangan Kemiringan Lereng 3.Pertimbangan dan Pengkajian Penggunaan Lahan Eksisting 4.Pertimbangan Sarana dan Prasarana
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
Contoh Analisis Kelayakan Lokasi
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG METODOLOGI ANALISIS TAPAK •
Analisis Tapak
•
Analisis Bangunan
•
Tahap perumusan konsep rencana
•
Tahap penyusunan Rencana
•
Tahap penyusunan program pembangunan
•
Tahap pengembangan model site plan digital
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG Pertimbangan Pengembangan Produk Industri
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN
METODOLOGI PENENTUAN POLA PENGGUNAAN LAHAN
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
TABEL 4.1. POLA PENGGUNAAN LAHAN No.
JENIS PENGGUNA
STRUKTUR PENGGUNAAN (%)
1
Kapling Industri
Maksimal 70%
2
Jalan dan Saluran
KETERANGAN Setiap kapling harus mengikuti kententuan BCR sesuai dengan Perda setempat (60 : 40) Untuk tercapainya aksesibilitas dimana ada jalan primer dan jalan sekunder (pelayanan) Tekanan gandar primer sebaiknya minimal 8 ton dan sekunder minimal 5 ton Perkerasan jalan minimal 7 m
8 – 12%
3
Ruang terbuka hijau
Minimal 10%
Dapat berupa jaluir hijau (green belt), taman, dan perimeter
4
Fasilitas penunjang
6 – 12%
Dapat berupa kantin, guest house, tempat ibadah, fasilitas olahraga, PMK, WWTP, GI, Rumah Telkom, dsb
TABEL 4.1. ALOKASI PERUNTUKAN LAHAN KAWASAN INDUSTRI
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN
Luas lahan dapat dijual (maksimum 70%) Luas kawasan industri (ha)
Kapling industr (%)
Kapling komersial (%)
Kapling perumahan (%)
Jalan dan sarana penunjang lainnya
Ruang terbuka hijau (%)
10 -20
65 - 70
Maks 10
Maks 10
Sesuai kebutuhan
Min 10
> 20 – 50
65 - 70
Maks 10
Maks 10
Sesuai kebutuhan
Min 10
> 50 - 100
60 - 70
Maks 12,5
Maks 15
Sesuai kebutuhan
Min 10
> 100 – 200
50 - 70
Maks 15
Maks 20
Sesuai kebutuhan
Min 10
METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
> 200 – 500
45 – 70
Maks 17,5
10 -25
Sesuai kebutuhan
Min 10
> 500
40 - 70
Maks 20
10 - 30
Sesuai kebutuhan
Min 10
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG METODOLOGI PERANCANGAN TAPAK Untuk mendapatkan lahan matang yang dapat digunakan sebagai kawasan perumahan harus dilakukan perekayasaan terhadap tanah, dengan cara melakukan pengurugan dan pengupasan (cut & fill), terutama untuk kawasan yang memiliki kontur lereng (variatif) dan tanah berawa. Mengacu kepada konsep kawasan yang ramah lingkungan, maka usaha-usaha teknik yang akan dilakukan harus seminimal mungkin merubah atau merekayasa kondisi awalnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari biaya konstruksi yang mahal dan mendayagunakan bentuk permukaan tanah.
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN
PENYUSUNAN KONSEP DAN RENCANA TAPAK KAWASAN
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
1.Rencana Tapak Pemanfaatan Ruang 2.Rencana Pemanfaatan Ruang Dalam Blok-Blok Peruntukan 3.Pra Rencana Teknis Bangunan Bukan Gedung 4.Pra Rencana Teknis Jaringan Utilitas 5.Pra Rencana Teknis Jaringan Jalan 6.Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1.Ukuran Kavling
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN
2.Penempatan Pintu Keluar – Masuk Kavling
METODOLOGI PENDUKUNG
3.Penyediaan Tempat Parkir dan Bongkar Muat RENCANA PELAKS PEKERJAAN
4.Zonasi / Blok Kegiatan Industri
JADUAL PEKERJAAN
L 1
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
2 3
P 2
LEBAR : MIN KELIPATAN 18 M + 2 GSB KIRI KANAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH GSB
GSB
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG METODOLOGI PERANCANGAN DRAINASE Perataan / grading dan drainase dalam kawasan perencanaan menjadi suatu bagian fungsional dan estetik yang tak dapat dipisahkan dan terintegrasi dengan tapak, ruang serta struktur yang ada. Walaupun terdapat bagian tanah dalam kawasan perencanaan yang relatif datar, sehingga seakan-akan kondisi topografi tidak menentukan perencanaan tapak, tetap dilakukan proses analisis terhadap pengelompokkan untuk menciptakan sistem drainase yang baik.
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
METODOLOGI PERANCANGAN SISTEM PERGERAKAN secara keseluruhan mengarah ke pusat lingkungan sebagai orientasi kawasan, dan menyebar ke semua zona fungsional dalam kawasan. Dengan pertimbangan alasan keamanan dan kejelasan mobilitas pergerakan kendaraan, maka sistem sirkulasi dalam kawasan menggunakan sistem loop, yaitu kendaraan yang datang dan keluar hanya melalui satu pintu masuk (pintu gerbang).
KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
METODOLOGI PERANCANGAN LANSCAPPING Penataan landscape ini ditujukan pada cara pengaturan ruang dan massa bangunan di alam terbuka dengan mengkomposisikan elemen-elemen landscape alami / eksisting dengan elemen-elemen buatan / tambahan. Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses pembentukan landscape dan lingkungan antara lain adalah topografi, hidrologi, iklim dan cuaca serta desain landscape itu sendiri.
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG METODOLOGI UTILITAS
SISTEM
Jaringan utilitas yang direncanakan di kawasan ini terdiri dari jaringan telpon, listrik, air bersih, air kotor (buangan rumah tangga) dan sistem persampahan lingkungan. Semua kebutuhan jaringan utilitas ini menjadi faktor penting dalam menjalankan aktifitas sebuah kawasan baru.
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN TABEL 4.1. STANDAR KEBUTUHAN UTILITAS KAWASAN AGROINDUSTRI
NO
TEKNIS PELAYANAN
KAPASITAS PELAYANAN
1
Luas lahan usaha
0,3 – 5 Ha
2
perunit
Jaringan Jalan
KETERANGAN • Rerata industri manufaktur butuh lahan 1,34 Ha. Perbandingan lebar panjang : lebar 2:3 atau 1:2 dengan lebar minimum 18 m diluar GSB • Ketentuan KDB, KLB GSJ & GSB disesuaikan dengan Perda yang bersangkutan
Jalan utama
2 jalur satua arah dengan lebar perkerasan 2 x 7 m atau 1 jalur 2 arah dengan lebar perkerasan minimal 8 m
Jalan lingkungan
2 arah dengan lebar perkerasan minimum 7m
3
Saluran drainase
Sesuai debit
Ditempatkan di kiri kanan jalan utama dan jalan lingkungan
4
Saluran severage
Sesuai debit
Saluran tertutup saluran dranase
5
Air Bersih
0,55 – 0,75 l/det/ha
Air bersih dapat bersumber dari PDAM maupun air tanah yang dikelola sendiri oleh pengelola KI, sesuai dengan peraturan yang berlaku
6
Listrik
0,15 – 0,2 MVA/ Ha
7
Telekomunikasi
4 – 5 SST/ Ha
8
Kapasitas Kelola IPAL
Standar influent: • BOD: 400 – 600 mg/ l • COD : 600 – 800 mg/ l • TSS : 400 – 600 mg/ l • Ph : 4 - 10
yang
terpisah
dari
• Termasuk faksimile/ telex • Telepon umum 1 SST/ 10 Ha Kualitas parameter limbah cair yang berada diatas standar influent yang ditetapkan, wajib dikelola terlebih dahulu oleh pabrik ybs
Tenaga kerja
90 – 110 TK/ ha
10
Kebutuhan hunian
1 – 5 TK/ unit hunian
11
Bangkitan transportasi
• Eksport = 3,5 TEU’s/ Ha/ Bln • Impor = 3 TEU’s/ Ha/ bln
Belum termasuk angkutan buruh dan karyawan
12
Prasarana dan sarana sampah
• 1 bak sampah/ kapling • 1 armada sampah/ ha • 1 unit TPS/ 20 ha
Perkiraan limbah padat yang dihasilkan adalah 4 m3/ ha/ hari
Kebutuhan komersial
• Sesuai kebutuhan dengan maksimum 20% luas lahan
• Dalam fasilitas komersial ini diperlukan adanya suatu trade center sebagai tempat untuk promosi dan pemasaran kawasan serta produk-produk yang dihasilkan di dalam kawasan • Kantor perijinan 1 atap
fasilitas
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
Bersumber dari listrik PLN maupun listrik swasta
9
12
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
Hunian dapat berupa: • Rumah hunian • Mess karyawan
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI STANDAR TEKNIS No 1
2 3
4
5
6
Teknis Pelayanan
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN
Kapasitas Pelayanan
Kapasitas kelola Standar influent: IPAL BOD : 400 – 600 mg/l COD : 600 – 800 mg/l TSS : 400 – 600 mg/l pH : 4 – 10 Tenaga kerja 90 – 110 TK/Ha Kebutuhan 1,5 TK/unit hunian hunian
Keterangan Kualitas parameter limbah cair yang berada diatas standar influent yang ditetapkan, wajib dikelola terlebih dahulu oleh pabrik ybs.
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN Hunian dapat berupa : • Rumah hunian • Mess/dormitori karyawan Belum termasuk angkutan buruh dan karyawan.
• Eksport=3,5 TEU’s/Ha/bln • Import=3,0 TEU’s/HA/Bln Prasarana dan • 1 bak sampah/ Perkiraan limbah padat yang dihasilkan adalah : 4 m3/Ha/Hari sarana sampah kapling (padat) • 1 armada sampah/ 20 Ha • 1 unit TPS/20 Ha Kebutuhan • Sesuai • Dalam fasilitas komersial ini diperlukan adanya suatu trade Fasilitas kebutuhan center sebagai tempat untuk promosi dan pemasaran kawasan Komersial dengan serta produk-produk yang dihasilkan di dalam kawasan. maksimum 20% • Kantor perijinan 1 atap. luas lahan.
Bangkitan Transportasi
MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG PERTIMBANGAN LINGKUNGAN
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
CONTOH PENANGANAN BANJIR SISTEM POLDER
PERMUKIMAN BERBAKAT TERGENANG
RUMAH POMPA
KOLAM TAMPUNGAN GENANGAN TANGGUL MELINGKAR PERMUKIMAN
BANJIR KANAL TANGGUL MELINGKAR PERMUKIMAN
CONTOH PENANGANAN BANJIR DWI FUNGSI
MENYIASATI BANJIR PERKOTAAN
KOLAM PENGENDALI BANJIR MUSIM KEMARAU : LAPANGAN TENIS MUSIM HUJAN : LAPANGAN PARKIR AIR
PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PENDUKUNG
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
FUNGSI POHON
1. Sebagai Peneduh 2. Sebagai Pembatas (Kebisingan dan Pemandangan Kurang Baik)
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
3. Sebagai Penghias (Fungsi Estetis) 4. Sebagai pengendali iklim mikro (mengurangi partikel debu di udara, sehingga mengurangi pemanasan sinar matahari, menghalangi - sinar matahari, dan sebagai pematah angin) 5. Sebagai orientasi (memberikan penekanan pada bentuk jaringan jalan)
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
1
2
3
4
5
SEKIAN & TERIMA KASIH
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN NO 1 1.1
TAHAPAN PERSIAPAN PERSIAPAN ADMINISTRASI
1.1.1 Persiapan Dokumen Pendukung 1.1.2 Inventaris Data dan Surat-menyurat
BULAN 1 1
2
3
BULAN 2 4
5
6
7
BULAN 3 8
9
BULAN 4
JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN BULAN 5
BULAN 6
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
1.1.3 Mobilisasi Tenaga Ahli 1.1.4 Penyusunan Rencana Kerja 1.2
PERSIAPAN PELAKSANAAN 1.2.1 Pengumpulan Data Sekunder Awal a. Kebijakan Terkait Pembangunan Kawasan JAIP b. Kondisi Umum Wilayah Provinsi Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur c. Studi literatur : agropolitan, kawasan agro-industri, dll
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
1.2.2 Perumusan Hipotesis Isu dan Permasalahan 1.2.3 Pemesanan dan Proses Koreksi Data Citra Satelit 1.2.4 Penyusunan Daftar Kebutuhan Data a. Data Primer b. Data Sekunder 1.3
PERSIAPAN SURVEI LAPANGAN 1.3.1 Penyusunan Jadwal Survei Lapangan 1.3.2 Penyiapan Materi Survei Lapangan
2 2.1
2.2
PELAKSANAAN 2.1 PENGUMPULAN DATA DAN OBSERVASI LAPANGAN - Observasi lapangan
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI
- Pengumpulan data dan informasi
PENGEMBANGAN KAWASAN
KOMPILASI DAN PENGOLAHAN DATA
METODOLOGI PEKERJAAN
2.2.1 Kompilasi Data 2.2.2 Digitalisasi Peta-peta Tematik
METODOLOGI PENDUKUNG
2.2.3 Pengolahan Data 2.3
KAJIAN DAN ANALISIS Memperkirakan Pemanfaatan Fisik dan Daya Dukung 2.3.1 Lingkungan 2.3.2 Menstrukturkan Masalah 2.3.3 Memprediksi Pengembangan 2.3.4 Memprediksi Kebutuhan 2.3.5 Mentabulasi dan Analisis Data 2.3.6 Menganalisis Sarana & Prasarana
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
2.3.7 Menaganalisis Struktur Ruang 2.3.8 Menganalisis Sosial & Ekonomi 2.3.9 Menaganalisis Kesesuain Lahan 2.3.10 Menganalisis Peta-peta Pendukung 2.3.11 Menagnalisis Tapak Kawasan 2.3.12 Membuat Pra Rencana Teknik
SEKIAN & TERIMA KASIH
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN (LANJUTAN) NO 3 3.1
3.2
TAHAPAN
PERUMUSAN RENCANA Menyusun Kebutuhan Pelaksanaan Pelaks. Pembangunan & Pemanf. Ruang Kawasan Rencana pemanfaatan ruang berupa rencana 3.1.1 perpetakan & tata letak bangunan 3.1.2 Arahan letak & penampang jalan serta utilitas Rencana tapak, tata letak bangunan gedung dan bukan 3.1.3 gedung Menyusun Kebutuhan Kawasan 3.2.1 Rencana sarana & prasarana penunjang 3.2.2 Rencana Struktur Kawasan
3.3 4
3.2.3 Rencana tipe bangunan Rencana sumber pendanaan & penentuan stake holder 3.2.4 dlm pengadaan (enabler) Menyusun Kebijakan Teknis Pengembangan Kawasan Skala Besar PELAPORAN
4.1
LAPORAN PENDAHULUAN
4.2
LAPORAN ANTARA
4.3
LAPORAN DRAFT AKHIR
4.4
LAPORAN AKHIR
4.5
RINGKASAN EKSEKUTIF
5 5.1
DISKUSI DAN SEMINAR Seminar Laporan Pendahuluan
5.2
Seminar Laporan Antara
5.3
Seminar Laporan Akhir
BULAN 1 1
2
3
BULAN 2 4
5
6
7
BULAN 3 8
9
BULAN 4
BULAN 5
BULAN 6
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN JADUAL TENAGA AHLI
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
TABEL 5.1. PELIBATAN TENAGA AHLI (MM) No
Posisi
Bulan ke1
2
3
4
5
6
MM
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
1
Ahli Perencanaan Kota (Team Leader)
6
DEFENISI AGROINDUSTRI
2
Ahli Ekonomi Wilayah
6
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
3
Ahli Pertanian
3
4
Ahli Arsitektur
3
5
Ahli Teknik Industri
2
6
Ahli Transportasi
2
7
Ahli Lingkungan
3
8
Ahli Teknik Lingkungan
3
9
Ahli Geologi
2
10
Ahli Pemetaan/GIS
4
11
Ahli Hukum/ Kelembagaan
2
12
Ahli Sosiologi
2
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI Ahli Perencana Kota Team Leader
DEFENISI AGROINDUSTRI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN Ahli Ekonomi Wilayah
Ahli Transportasi
Ahli Rancang Industri
Ahli Pemetaan/ GIS
Ahli Lingkungan
Ahli Geologi
KONDISI FISIK KONDISI UMUM PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG
Staf Tenaga Ahli Staf Administratif Operator Komputer
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
PEMBUKAAN PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN TERHADAP AGROINDUSTRI DEFENISI AGROINDUSTRI DEFENISI MASTERPLAN AGROINDUSTRI RPJM PROV. JAMBIJAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN KONDISI FISIK TANJUNG JABUNG TIMUR KONDISI UMUM TANJUNG JABUNG TIMUR KONDISI PELABUHAN MUARA SABAK
PENDEKATAN & METODOLOGI PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
METODOLOGI PENDUKUNG PEKERJAAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH