M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN USAHA GRUBI UBI UNGU TAWANG MANGU Oleh : M.A.Martina Andriani1) dan Edwi Mahadjoeno2) 1) Staff 2) Staff
Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Email :
[email protected] Abstrak
Grubi merupakan salah satu makanan khas yang ada di Kecamatan Tawang Mangu, Karanganyar. Grubi cukup banyak diminati sebagaai camilan. Tingginya permintaan pasar ini sering tidak diimbangi dengan ketersediaan barang. Hal ini karena sulitnya bahan baku dan proses pengolahan yang cukup menyulitkan. Dalam proses produksi grubi, UKM Bakti jaya dan UKM grubi lain yang ada di Desa karanglo memiliki permasalahan utama saat pengepalan/pembentukan grubi yang masih dalam kondisi panas. Proses yang cukup sulit ini menyebabkan rendahnya produktivitas produksi grubi. Kegiatan Pengabdian yang dilakukan meliputi koordinasi, penyediaan dan trial TTG serta pelatihan outclass penggunaan cetakan grubi. Teknologi tepat guna yang diberikan yaitu alat pencetak grubi dan alat peniris minyak. Melalui kedua alat ini, diharapkan kualitas grubi dapat menjadi stabil. Kata Kunci : Grubi, UKM, Ubi Ungu, Tawangmangu, Pendampingan PENDAHULUAN Ubi ungu (Ipomoea batatas L. Sin
batatas
edulis
choisy)
merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan pangan
sebagai
alternative
pengembangan
sumber maupun
potensi
bisnis.
Salah satu penghasil ubi jalar di
Karanganyar.
Dari
data
BPS
Provinsi Jawa Tengah, diketahui bahwa
produksi
Kabupaten
ubi
jalar
Karanganyar
di
adalah
sebesar 8.280 ton. Jumlah ini tidak sebesar kabupaten Wonosobo dan Magelang,
akan
tetapi
dibandingkan dengan Kabupaten lainnya,
produksi
ubi
jalar
Jawa Tengah adalah Kabupaten JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
1
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
diKabupaten memiliki
citarasa khas yang berasal dari gula
produksi
merah/gula aren. Grubi dibuat dari
148.65
bahan dasar ubi jalar/singkong,
rata-rata
tertinggi kw/Ha
Karanganyar
yaitu (BPS,
sebesar 2009).
Tingginya
dan
gula
merah.
Proses
produksi ini disebabkan karena
pembuatannya dilakukan, dengan
kondisi
Kabupaten
memotong ubi jalar menjadi bentuk
untuk
korek api. Setelah dipotong, ubi
geografis
Karanganyar
cocok
budidaya ubi jalar. Hampir semua
digoreng
ubi
kering. Ubi yang sudah matang
jalar
yang
ditanam
di
sampai
matang
Kabupaten Karanganyar memiliki
kemudian
warna daging buah ungu yang
larutan gula merah. Ubi yang telah
selanjutnya
bercampur
disebut
ubi
ungu.
dicampur
dan
gula
kedalam
kemudian
Khusus untuk kecamatan Tawang
dibentuk menjadi bola-bola kecil
Mangu, rata-rata jumlah produksi
saat masih dalam keadaan panas.
ubi ungunya mencapai 1.710, 2 ton
Hal ini dilakukan agar ubi tidak
per tahun.
patah/remuk.
Ubi ungu hasil produksi
Salah satu sentra industry
Kecamatan Tawangmangu ini tidak
grubi ubi ungu berada di Desa
semuanya
Karanglo.
dipasarkan
secara
Dari
data
Dinas
langsung, melainkan dengan diolah
Perindustrian,
terlebih dahulu untuk memberikan
Penanaman Modal dan Koperasi
nilai
Kabupaten
tambah
pada
ubi
ungu
Perdagangan,
Karanganyar
tersebut. Beberapa olahan ubi ungu
2008,
diantaranya
ubi
pengusaha agroindustri (industry
ungu dan grubi. Grubi merupakan
skala kecil) dan 5 industri rumah
salah
satu
tradisional dikonsumsi Indonesia. 2
adalah keripik
diketahui
tahun
terdapat
19
jenis
makanan
tangga yang bergerak di bidang
yang
banyak
pengolahan ubi ungu, diantaranya
masyarakat
adalah UKM Bakti Jaya milik Bapak
oleh Snack
ini
memiliki JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
Gito
dan
Bapak
Wagyo
yang
dikelola secara perorangan. UKM
Bakti
Jaya
berdiri
tahun 1992. UKM ini tidak hanya memproduksi grubi, tetapi juga memproduksi
keripik
singkong
dan keripik pisang. Dalam satu bulan,
UKM
ini
mampu
memproduksi grubi sebanyak 45 kuintal. Grubi hasil produksi ini kemudian dipasarkan ke berbagai daerah. Pangsa pasar produk grubi ini meliputi daerah Jawa Tengah (Karanganyar, Klaten,
Solo,
Wonogiri,
Sukoharjo, Jogjakarta,
Kebumen dan Purworejo), Jawa Timur
(Magetan,
Madiun,
Trenggalek, Malang dan Surabaya), Jawa
Barat
Bandung)
(Purwakarta
dan
Jakarta.
dan Untuk
pemasaran di luar pulau Jawa yaitu Kalimantan Sumatera.
(Balik
Gambar 1.1.Grubi Ubi Ungu produksi UKM Bakri Jaya
papan)
dan
UKM Bakti Jaya tergolong sebagai
UKM
yang
cukup
berkembang.Tiap harinya, UKM ini mampu memproduksi 1 ton ubi jalar. Kebutuhan ubi jalar ini tidak hanya dipasok oleh petani dari tawang mangu jawa tengah, tetapi juga dipasok oleh petani ubi jalar dari jawa timur. Tenaga kerja yang berkerja di UKM ini berjumlah 22 orang. UKM Bakti Jaya lebih sudah lebih maju dibandingkan dengan UKM Grubi milik Pak Wagyo. Hal ini dikarenakan modal usaha milik Pak Wagyo lebih kecil dan tingkat produksinya
masih
relative
sederhana. Oleh karena itu, UKM Grubi belum bisa menghasilkan grubi dalam jumlah yang banyak. Ubi ungu untuk produksi grubi
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
3
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
masih diiris secara manual. Pangsa
pak Wagyo, tidak adanya mesin
pasarnya pun masih lokal, yaitu
produksi yang otomatis membuat
meliputi daerah karanganyar dan
permintaan
sekitarnya.
tidak bisa dipenuhi.
konsumen
kadang
Pangsa pasar grubi masih
UKM Grubi dan UKM Bakti
sangat terbuka. Hal ini dikarenakan
Jaya masih tergolong ke dalam
harganya
usaha
yang
terjangkau,
kecil.
Oleh
karena
itu,
produknya menarik dan rasanya
permasalahan yang dimiliki masih
yang enak.
Permintaan dari luar
kompleks. Dari hasil identifikasi
kota juga cukup banyak. Akan
dengan kedua mitra, diketahui
tetapi, kedua UKM ini tidak dapat
permasalahan yang dimiliki adalah:
memenuhi
karena
kapasitas
1. Modal Terbatas
produksi
yang
terbatas.
Modal merupakan elemen penting
Terbatasnya jumlah produksi ini
dalam suatu usaha. Keterbatasan
dikarenakan proses produksi yang
modal yang dimiliki oleh kedua
agak
UKM
sulit
terutama di bagian
ini
menyebabkan
pembentukan grubi. Setelah diberi
ketidakmampuan
gula merah, grubi harus dikepal
mendapatkan
dengan
ukuran
mendukung proses produksi, baik
tertentu. Karena ubi masih dalam
dalam kaitan peningkatan kualitas
kondisi panas, maka tenaga kerja
maupun kuantitas produk grubi.
kesulitan dalam melakukan hal ini
2. Pengetahuan yang Kurang
dan tidak banyak tenaga kerja yang
Grubi yang diproduksi selama ini
mau melakukannya.Kedua UKM
memiliki rasa yang disukai oleh
ini masih belum memiliki alat
masyarakat.Akan tetapi, kualitas
pengepal/pembentuk
produksi
tangan
sampai
grubi.Oleh
UKM
untuk
teknologi
yang
kadang
tidak
stabil
karena itu, acapkali permintaan
terutama bagi UKM yang masih
konsumen
dipenuhi.
memproses grubi secara manual.
Sedangkan bagi UKM Grubi milik
Tidak stabilnya kualitas produk ini
4
terlambat
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
disebabkan karena tidak adanya
METODE PELAKSANAAN
standar
a.
pembuatan grubi yang
Metode pendekatan
dapat diterapkan di UKM ini.
Prioritas strategi yang dapat
Standar proses yang dimaksud juga
diterapkan dalam pengembangan
terkait
UKM grubi ubi ungu di Kecamatan
dengan
kelengkapan
teknologi yang dimiliki oleh UKM
Tawangmangu
yang masih sangat sederhana.
Karanganyar adalah : Peningkatan
Kedua
mitra
Pengabdian
Kualitas
dan
Kabupaten
KuantitasProduk
memiliki permasalahan utama di
Grubi Ubi Ungu Grubi ubi ungu
bidang pengolahan grubi yaitu
merupakan produk yang memiliki
pada
pengepalan
kandungan
gizi
/pembentukan grubi yang masih
betakaroten
yang
dalam kondisi panas. Proses yang
kesehatan.
Untuk
cukup
pengolahannya
harus
saat
sulit
ini
menyebabkan
khususnya baik
untuk itu,
dilakukan
rendahnya produktivitas produksi
secara higienis agar kandungan gizi
grubi. Hal ini menyebabkan kedua
tetap
UKM tidak mampu memenuhi
penggunaan minyak goreng harus
semua permintaan konsumennya.
dikontrol
Selain
Jaya
minyak yang sudah tidak layak
memiliki produk grubi yang masih
digunakan (digunakan beberapa
berminyak
sehingga
kali penggorengan), mengurangi
mendapat
complain
pelanggan.
Dahulu
itu,
UKM
Bakti
sering dari
atau
terjaga.
Misalnya
dengan
menghindari
dalam
mengganti
penggunaan
pernah
pemanis buatan yang berlebihan.
digunakan mesin peniris minyak
Disamping itu, kestabilan ukuran
yang dibeli dari tokoteknologi tepat
juga perlu diperhatikan. Kuantitas
guna, akan tetapi produk grubi
produksi
menjadi banyak yang remuk dan
dengan
rasa grubi menjadi kurang enak.
Semakin cepat proses produksi,
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
ubi
ungu
berkaitan
kemampuan
produksi.
5
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
maka semakin banyak grubi yang
memiliki kualitas baik dan stabil.
dapat dihasilkan.
Dari
b. Prosedur dan Rencana kerja
peningkatannya dilakukan melalui
Prosedur dan rencana kerja yang
penggunaan mesin produksi yang
dilakukan
memiliki kecepatan yan lebih tinggi
untuk
memecahkan
segi
permasalahan yang dihadapi mitra
dibandingkan
yaitu :
produksi manual.
1. Peningkatan
Kualitas
dan
Kuantitas Produk Grubi Ubi Ungu
kuantitas,
dengan
2. Perbaikan Kualitas Perbaikan kualitas dilakukan melalui stabilisasi ukuran grubi
Peningkatan kualitas dilakukan
dan pengurangan kadar minyak
melalui kegiatan pelatihan dan
dalam grubi.
pendampingan.
grubi
Melalui
pendampingan
ini
Stabilisasi ukuran
dilakukan
melalui
penggunaan alat cetak grubi dan
diharapkan akanterjadi perbaikan
mesin peniris minyak.
kualitas produk dan pengelolaan
3. Pemberian
usaha.
Pendampingan
yang
dilakukan diantaranya : a. Pendampingan
pengelolaan
Teknologi
Tepat
Guna. Teknologi
usaha
tepat
guna
yang
diberikan kepada mitra yaitu alat pencetak grubi dan mesin peniriss
Pendampingan usaaha
proses
diutamakan
manajemen
pengelolaan
minyak. Dengan adanya alat ini
dalam
maka diharapkan ukuran grubi
produksi
meningkatkan
hal
untuk
kuantitas
dan
yang
dihasilkan
dapat
lebih
seragam dan jumlah produksinya
kualitas produksi.
dapat meningkat dengan kadar
b. Pelatihan Proses Produksi
minyak yang tidak terlalu tinggi
Hal
ini
terkait
dengan
pembuatan atau standarisasi proses
sehingga mengurangi ketengikan produk.
pembuatan grubi ubi ungu yang 6
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
4. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dilakukan
dan untuk
permasalahan mungkin
evaluasi mengetahui
lain
yang
muncul
pada
pelaksanaan Pengabdian dapat segera diatasi sehingga dapat memberikan
manfaat
sebesar-besarnya
yang
bagi
kedua
UKM.
Gambar 1. Ubi jalar untuk proses produksi tiap kedatangan b. Proses pencetakan grubi masih dilakukan (dengan
secara tangan).
manual Hal
ini
sedikit
menyulitkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kondisi
bahan
A. Koordinasi dengan Mitra
sangat panas. Saat ini, ada dua
Koordinasi
dengan
mitra
telah
jenis
ukuran
grubi
grubi
karena masih
yang
dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu :
diproduksi,
1. Koordinasi Tahap 1
berukuran kecil (diameter ± 3.5
Pada
tahap
ini
dilakukan
identifikasi permasalahan kedua
yaitu
grubi
cm) dan grubi ukuran besar (diameter ±5.5 cm)
mitra. Dari hasil identifikasi, diketahui bahwa kondisi mitra yang saat ini dialami adalah : a.
Proses pencucian ubi masih dilakukan
secara
manual.
Padahal setiap kedatangan bahan baku dapat mencapai 1 ton.
Gambar 2. Proses pencetakan grubi di kedua UKM
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
7
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
c.
Pada UKM pak Gito Nurhadi, sering ada complain mengenai kadar
minyak
yang
terlalu
tinggi sehingga pada plastic kemasan terlihat kotor. Sudah coba
diatasi
menggunakan
dengan
kertas
Gambar 4.Proses Penggorengan Grubi di UKM Pak Nurhadi
sambil
meniriskan grubi, tetapi tidak terlalu berdampak signifikan. Dulu
pernah
menggunakan
2.
Koordinasi Tahap 2
dicoba
mesin
peniris
minyak, akan tetapi banyak grubi yang remuk. d. Proses pembuatan grubi telah menggunakan mesin pengiris ubi sehingga proses produksi dapat lebih cepat. Satu alat pengiris
ubi
setara
Gambar 5. Koordinasi dengan Mitra Tahap II Koordinasi tahap 2 dilakukan
dengan
pada tanggal 28 April 2015 untuk
kecepatan 7 orang.
mengetahui kecepatan pencetakan grubi
yang
selama
ini
dilakukan.Hal ini bertujuan untuk dijadikan dasar pembuatan TTG. Targetnya adalah, pembuatan grubi dengan
menggunakan
nanti
akan
lebih
cetakan cepat
dibandingkan dengan pencetakan Gambar 3. Alat Pemotong Ubi jalar untuk Grubi
8
manual.
Dari
hasil
koordinasi,
diketahui bahwa kisaran kecepatan
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
pencetakan grubi ukuran kecil per orang adalah 110-175 pcs/30 menit.
B. Trial Alat Pencetak Grubi Hasil
identifikasi
dan
Adapun rinciannya dapat dilihat
koordinasi dan mitra mengenai alat
pada Tabel 5.1 berikut.
pencetak
Tabel 5.1.Kecepatan Pencetakan Grubi per 30 menit No Nama Jumlah grubi
direalisasikan menjadi Teknologi
Karyawan
kecil (buah)
1
Wagiyem
175
2
Waliyem
160
3
Siti
110
4
Mak Ian
117
5
Marjinem
125
6
Ngatini
138
7
Sri
149
8
Sodrik
145
9
Mbak Ruti
117
10
Samiyem
160
11
Sayem
153
Rata-rata
140.8 ≈ 141
grubi
kemudian
Tepat Guna yang diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh
mitra.Alat
pencetak grubi yang telah jadi kemudian diuji coba untuk melihat keefektifannya.Desain
alat
cetak
grubi dapat dilihat pada gambar 5.9 berikut.
Gambar 7. Alat cetak Grubi Dengan menggunakan alat cetak grubi, dalam sekali cetak dapat dibuat 9 buah grubi dengan ukuran yang seragam.
Dari hasil
trial ini, diketahui bahwa dalam waktu 15 menit dihasilkan 140 buah grubi dengan menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang atau Gambar 6. Proses pencetakan grubi secara manual
sama dengan proses pencetakan manual.
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
Dari
hasil
trial
juga
9
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
diketahui bahwa terdapat kesulitan
bahan dan 1 orang lagi untuk
ketika mengeluarkan grubi dari
mencetak.
cetakannya, sehingga perlu diketuk
C. Pelatihan
Outclass
Alat
Pencetak Grubi
dengan kuat.Hal ini menjadi bootle
Pelatihan outclass dilakukan
neck proses pencetakan grubi. Oleh karena itu, masih akan dilakukan
pada
perbaikan
sehingga
Pelatihan outclass dimulai dengan
dapat
penjelasan mengenai kegunaan alat
TTG
penggunaannya maksimalbahkan
melebih
tanggal
dan manfaatnya. diberikan
kecepatan pencetakan manual.
15
oleh
Juni
2015.
Informasi ini tim
pelaksana
kegiatan, Ir.M.A.Martina Andriani, MS.
Melalui
penjelasan
ini,
diharapkan ke depan alat berupa teknologi diberikan
tepat
guna
dapat
yang
digunakan
sebagaimana mestinya.
Gambar 8. Trial Alat cetak Grubi Penggunaan cetakan
grubi,
membutuhkan minimal 2 tenaga kerja.Satu
orang
tenaga
untuk
mencetak dan satu orang lagi untuk memasukkan bahan grubi ke dalam cetakan.Akan tetapi, ketika trial diketahui
bahwa
untuk
menyesuaikan kecepatan mencetak, maka
setidaknya
diperlukan
2
orang tenaga untuk memasukkan
10
Gambar 9. Penjelasan sebelum Pelatihan Outclass Setelah diberikan penjelasan, kemudian pencetakan
dilakukan grubi
praktek dengan
menggunakan alat cetak grubi.
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
D. Pemberian
Teknologi
Tepat
Guna Tahap I Teknologi Tepat Guna yang diberikan pada mitra adalah mesin peniris
minyak.
Mesin
minyak
yang
diberikan
peniris telah
dimodifikasi pada bagian poros sehingga mencegah grubi menjadi remuk.
Gambar 10. Praktek Outclass Penggunaan Alat Cetak Grubi Dari hasil pelatihan outclass, diketahui
bahwa
mengimbangi
untuk kecepatan
pencetakan, setidaknya diperlukan
Gambar 11. Mesin Peniris Minyak
2-3 orang untuk mengisi adonan
Selain diberikan mesin peniris
grubi ke dalam cetakan yang ada.
minyak, juga diberikan alat praktek
Dengan jumlah 3 orang, maka
pembuatan grubi untuk kemudian
dalam waktu 10 menit, grubi yang
dibagikan kepada karyawan yang
dihasilkan dapat mencapai 236 bh.
mengikuti kegiatan pelatihan.
Jumlah
ini
jauh
lebih
tinggi
dibandingkan dengan kecepatan pencetakan grubi secara manual.
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
11
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
F. Pendampingan dan Monev Pendampingan
dilakukan
untuk membantu UKM agar dapat terus
berkembang
jika
selama
proses pelaksanaan kegiatan UKM binaan mengalami kendala. Proses Gambar 12. Alat pendukung praktek pencetakan grubi E. Pemberian TTG Tahap II
pendampingan dilakukan melalui kunjungan dan diskusi dengan pemilik UKM.
Teknologi Tepat Guna tahap II yang akan diberikan kepada mitra adalah alat cetak grubi yang berukuran besar dan alat cetak grubi ukuran kecil yang telah diperbaiki. grubi
Modifikasi alat cetak dilakukan
untuk
mempermudah proses pengeluaran grubi.
Gambar 14. Pendampingan dan Monev Kegiatan Pengabdian 1. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kegiatan Ubi
Pengabdian
Ungu
yang
Grubi
dilakukan
adalah koordinasi pelaksanaan kegiatan, penyediaan TTG dan pelatihan pendampingan
outclass, dan
evaluasi
kegiatan. Gambar 13. Alat Cetak Grubi Ukuran Besar
12
2. Teknologi Tepat Guna yang telah diberikan adalah mesin
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
M.A. Martina Andriani, Penerapan Teknologi Tepat Guna sebagai Upaya Peningkatan Usaha Grubi Ubi Ungu Tawang Mangu
DAFTAR PUSTAKA
peniris minyak dan mesin cetak grubi.
Penggunaan TTG ini
diharapkan
dapat
meningkatkan kualitas grubi. 3. Dari hasil evaluasi diketahui
Badan
Pusat
Karanganyar
Statistik,
2009.
dalam
angka
2009. BPS, Karanganyar.
bahwa TTG yang diberikan mampu membantu kinerja dan kualitas grubi yang dihasilkan. 4. Penggunaan dimodifikasi,
spinner kadar
yang minyak
grubi menjadi berkurang dan tingkat produk yang remuk juga tidak terlalu banyak. 5. Penggunaan mesin pengepress grubi, memberikan keuntungan bagi pekerja dan pemilik UKM karena kontak tangan dengan panas ukuran
tidak grubi
terlalu seragam
lama, dan
produktivitas meningkat B. Saran Masih
diperlukan
pendampingan yang lebih intensif agar UKM grubi di Tawang Mangu dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat dan lebih baik.
JKB No. 18. Th.X. Juni 2016
13