Edisi 2
/Januari 2013 Ta h u n
I X
http://www.infopublik.org
/ Laporan Utama
3
Tingkatkan Pelayanan dengan e-KTP
/ Wawancara
/ Cinta Indonesia
4
9
Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah e-KTP dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang lebih rapi dan teratur.
H. R. Krisdianto Walikota Jakarta Timur
/ Teknologi Tepat Guna Pesona Tana Toraja
Tana Toraja menyuguhkan beragam objek wisata dan pesona keindahan alam yang mampu memanjakan mata wisatawan melalui pemandangan tebing batu granit, perkebunan kopi yang subur, serta lembah terasering yang menghijau.
10
Lawan Gizi Buruk dengan Inovasi Tempe
Beragam inovasi makanan untuk melawan gizi buruk, salah satunya adalah inovasi Bahan Makanan Campuran (BMC) Tempe yang diciptakan Lembaga Ilmu Pengetahuan indonesia (LIPI)
e-KTP
Tidak Sulit Diterbitkan oleh
Direktorat Pengelolaan Media Publik Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika
http://www.facebook.com/komunikatabloid
e-paper http://infopublik.org/index.php?page=product&id=1
Jujur Adalah Langkah Awal
Berantas Korupsi
2
Beranda
Tabloid komunika. ISSN: 1979-3480.
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pengarah : Tifatul Sembiring (Menteri Komunikasi dan Informatika), Ahmad Mabruri Mei Akbari (Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika). Penanggung jawab : Freddy H. Tulung (Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik). Pemimpin Redaksi : Sadjan (Direktur Pengelolaan Media Publik). Dewan Redaksi / Wakil Pemimpin Redaksi : Ismail Cawidu (Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik), Tulus Subardjono (Direktur Komunikasi Publik), Dedet Suryanandika (Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi), JHendra Purnama (Direktur Kemitraan Komunikasi), Selamatta Sembiring (Direktur Layanan Informasi Internasional). Sekretaris Redaksi : Elvira Inda Sari N.K. Redaktur Pelaksana : M. Taoiq rauf. Penyunting / Editor / Redaktur : Mardianto Soemaryo, Hypolitus Layanan, Eko Wahyuanto, M.Tauiq Hidayat. Reporter / Pembuat Artikel : Ardi Timbul H. Saragih (Koordinator reporter), M. Azhar Iskandar Zainal (Koordinator reporter), Dimas Aditya Nugraha, Suminto Yuliarso, Agus Triyuwono, Lamini, Wawan Budiyanto, Ignatius Yoshua AH, Annisa Rizkina Rosa, Resti Aminanda, Marhendi Wijaya. Fotografer : Agus Setia Budiawan. Desain Grais / Artistik : Danang Firmansyah, Andrean Weby Finaka. Koresponden Luar / Penulis Artikel : Purwadi (BKPI-LIPI), Surya Pratama (BPPT). Sekretariat Keuangan: Mediari Yulian P, Matroji, Djatmadi. Distribusi : H. Anim, Sri Rahayu, Kaswaningsih, Monang Hutabarat, Imron, Nixon Elyezer. Tata Usaha : Mulyati, Inu Sudiati, Rien Andari, Lia Ulisari, Nur Arief Hidayat. Alamat Redaksi : Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110 Telp/Faks. (021) 3504620. e-mail:
[email protected]
Publika
Publika Pembaca Komunika dapat mengirimkan materi suara publika melalui e-mail ke :
[email protected] atau melalui surat dengan dialamatkan ke Direktorat Jenderal Informasi dan komunikasi Publik Kementerian komunikasi dan Informatika, Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110
X
H
arus diakui, Indonesia termasuk tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam hal data kependudukan. Berbeda dengan banyak negara di Asia, Eropa dan Amerika yang telah memiliki data dasar kependudukan yang tersusun sistematis, komprehensif, dan terintegrasi secara nasional, data kependudukan Indonesia terbilang belum lengkap dan masih bersifat sektoral. Salah satu elemen penting yang terkait dengan data kependudukan adalah datadata yang termuat di dalam kartu identitas diri warganegara atau yang lazim disebut dengan kartu tanda penduduk (KTP). Sebelum program KTP elektronika dimulai, KTP yang dipergunakan masyarak at memang sudah memuat data dasar kependudukan seperti nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, dan alamat. Namun demikian, data tersebut dirasakan masih belum lengkap karena belum memuat nomor induk kependudukan (NIK), dan belum terintegrasi secara nasional. Sebagaimana diketahui, pada masa lalu, masing-masing kabupaten/kota mengeluarkan K TP sendiri-sendiri. Proses pembuatan KTP masih dilakukan secara manual di kecamatankecamatan. Validasi data dasar yang dimasukkan ke dalam KTP cenderung dilakukan alakadarnya tanpa didasarkan pada bukti-bukti forensik yang kuat, akibatnya banyak data yang tidak akurat. Keseluruhan proses yang masih mengandalkan tenaga manusia pada akhirnya memunculkan banyak penyimpangan, dan bahkan penyalahgunaan wewenang. Bukti nyata dari hal ini bisa dilihat dari maraknya KTP palsu dan KTP ganda. Dampak negatif dari pemalsuan dan penggandaan KTP sangat banyak. Pertama, sistem administrasi menjadi kacau, karena data yang ada di KTP sering dijadikan dasar bagi penerbitan berbagai dokumen
e-KTP, Data Dasar Berbagai Program
Suara Suara
T a h u n
Januari 2013
Pembuatan kar tu tanda penduduk elektronik atau e-KTP akan menghilangkan “c a r u t - m a r u t ” m a s a l a h kependudukan. Apalagi pemerintah berencana membuat basis data kependuduk an, yang dapat digunakan sebagai data dasar berbagai program. Untuk memperoleh data kependudukan, pemerintah sebaiknya memperluas cakupan e -KTP dengan registrasi penduduk. Di sinilah peran pihak kelurahan yang harus secara aktif mencatat setiap perubahan penduduknya. Namun, tanpa kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, upaya untuk menuntaskan e-KTP dan keinginan memiliki basis data kependudukan yang akurat tidak akan tercapai. Anvina Ayunita (Pegawai Swasta).
Foto: Antara
Foto Cover : Rodin Daulat
Edisi 2
Ayo Dukung e-KTP! seperti SIM, STNK, kartu kredit, dan surat-surat penting lainnya. Kedua, memicu munculnya berbagai tindak kejahatan, karena jatidiri iktif menyebabkan pelaku kejahatan tidak mudah terlacak. Banyak kasus seperti penipuan, penggelapan, penyelundupan, trafficking, dan bahkan kejahatan berat lainnya, dilakukan dengan memanfaatkan KTP palsu atau pun KTP ganda. Ketiga, menyulitkan penerapan program pemerintah yang berlaku secara nasional, karena pendataan elemen masyarakat untuk program pemerintah biasanya juga berdasarkan data KTP. Jika data tersebut tidak valid, maka program pemerintah juga tidak tepat sasaran. Berbagai kelemahan K TP manual tersebut mendorong pemerintah mengeluarkan KTP elektronika atau yang dikenal d e n g a n s i n g k a t a n e - K T P. Dinamakan KTP elektronika karena proses pembuatannya dilakukan secara elektronis menggunakan perangkat teknologi. Berbeda
dengan KTP lama yang divalidasi secara manual hanya dengan biodata, tandatangan dan pasfoto, KTP elektronik juga menggunakan sidik jari dan bahkan sidik iris mata untuk validasi keabsahannya. Untuk datanya, selain memuat data-data sebagaimana dalam KTP manual, e-KTP juga memuat NIK yang berlaku secara nasional. Seluruh data-data tersebut dimuat secara elektronik di dalam chip yang ada di KTP dan akan dimasukkan
e-KTP Anti Duplikasi
Tertib Administrasi
Penggunaan e -K TP di Indonesia merupakan hal yang baru dan sangat penting mengingat banyaknya warga Indonesia yang memiliki KTP ganda. Dengan penggunaan e-KTP, duplikasi KTP tidak akan terjadi lagi. Penggunaan e-KTP mempermudah berbagai macam transaksi seperti pengurusan izin atau pembukaan rekening bank, yang mensyaratkan adanya KTP, mengingat e-KTP berlaku nasional. Namun, di sisi lain masih banyak masyarakat yang tidak memahami fungsi dan kegunaan e-KTP, karena kurangnya sosialisasi terutama bagi masyarakat perdesaan yang berpendidikan rendah. Pemberlakuan e-KTP sebaiknya untuk seumur hidup, sehingga dapat menghemat APBN dan memudahkan masyarakat karena tidak perlu lagimengurus perpanjangan KTP setiap lima tahun sekali.
Penerapan e-KTP di Indonesia sangat penting, khususnya untuk menghindari KTP ganda. Bisa dibayangkan tingginya angka KTP ganda yang ditemukan di seluruh Indonesia pada saat perekaman e-KTP. Yang pasti, e-KTP berguna
Nurul Hidayah (Mahasiswi Pasca Sarjana)
Banyak kasus seperti penipuan, penggelapan, penyelundupan, traicking, dan bahkan kejahatan berat lainnya, dilakukan dengan memanfaatkan KTP palsu atau pun KTP ganda
dalam database kependudukan nasional. Salah satu keunggulan dari e-KTP adalah adanya validasi sidik jari dan iris mata, sehingga KTP ini tidak bisa dipergunakan oleh orang lain, digandakan, dan juga sangat sulit untuk dipalsukan. Keunggulan ini ditujukan untuk meminimalisasi munculnya tindak kriminalitas menggunakan KTP palsu. Selain itu, KTP jenis ini juga berlaku di seluruh wilayah Indonesia sehingga lebih menunjukkan kesatuan seluruh warganegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lebih penting lagi, dengan adanya NIK sebagai nomor identitas tunggal (single identity number), administrasi kependudukan menjadi lebih tertata sehingga akan tepat jika digunakan untuk dasar pelaksanaan berbagai program pemerintah. Melihat arti penting e-KTP, maka tidak ada alasan bagi seluruh anggota masyarakat untuk tidak mendukung pelaksanaannya. Seluruh angggota masyarakat yang telah memenuhi syarat, diharapkan berperanserta aktif sejak pendaftaran, pengambilan data dan sidik jari, hingga e-KTP siap digunakan. Waktu yang tersita untuk proses pembuatan e-KTP terbilang sangat sedikit dibandingkan dengan manfaatnya. (g).
agar sistem data kependudukan di Indonesia menjadi lebih tertib administrasinya dan selain itu tentunya kesempatan seseorang untuk memiliki identitas diri lebih dari satu menjadi tertutup. Hendri (Pegawai Swasta)
Edisi 2
T a h u n
Utama
X
Januari 2013
Fungsi & Kegunaan
e-KTP 1. 2.
3.
Foto: Antara
3
Sebagai identitas jati diri Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan re k e n i n g b a n k , d a n l a i n s e b a g a i ny a . Mencegah KTP ganda dan p e m a l s u a n K T P; Te rc i p t a ny a keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan.
Proses pembuatan e-KTP
Tingkatkan Pelayanan dengan e- KTP Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah e-KTP dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang lebih rapi dan teratur. Dengan e-KTP, permasalahan yang muncul saat penggunaan KTP lama dapat diatasi.
Target Fungsi e-KTP JangkaPanjang
M
enurut situs resmi e-KTP, KTP elektronik atau e -K TP adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan atau pengendalian baik dar i sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis data kependudukan nasional. Program yang diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri ini dilatarbelakangi oleh kelemahan sistem pembuatan KTP sebelumnya yang memungkinkan seseorang memiliki lebih dari satu KTP. KTP ganda marak karena belum adanya sistem basis data yang terpadu untuk menghimpun data seluruh penduduk Indonesia. Kelemahan tersebut memberikan peluang kepada penduduk untuk berbuat curang dalam hal-hal tertentu dengan menggunakan KTP ganda, seperti untuk menghindari pajak, menyembunyikan tindak
kejahatan, serta menyembunyikan identitas. Kehadiran e-KTP sangat diperlukan untuk dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan y a n g l e b i h r a p i d a n te r a t u r sehingga dapat mempermudah dalam pember ian pelayanan dari pemerintah kepada seluruh masyarakat. Penerapan e-KTP Penerapan e-KTP merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan serta serangkaian peraturan lainnya seperti UndangUndang Nomor 35 Tahun 2010 tentang tata cara dan implementasi teknis dari e-KTP yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip. Program awal e-KTP dimulai tahun 2009, dengan menunjuk Kota Padang, Makassar, Yogyakarta dan Denpasar s e b a g a i l o k a s i p e rco nto h a n . Penerapan e-KTP secara nasional
Kehadiran e-KTP sangat diperlukan untuk dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang lebih rapi dan teratur sehingga dapat mempermudah dalam pemberian pelayanan dari pemerintah kepada seluruh masyarakat
dimulai pada bulan Februari 2012, meliputi 2.348 kecamatan di 197 kabupaten/kota pada tahun 2011 dan di 3.886 kecamatan di 300 kabupaten/ kota pada tahun 2012. e -KTP yang nantinya akan diterima oleh seluruh masyarakat akan ber fungsi sebagai identitas atau jatidiri tunggal bagi setiap penduduk Indonesia. K arena berlaku secara nasional, masyarakat tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk mengurus perizinan, pembukaan rekening bank dan sebagainya. Dengan sistem basis data terpadu, KTP ganda dan pemalsuan KTP akan sulit dilakukan. Keakuratan data penduduk dapat diperoleh untuk mendukung program-program pemerintah. Untuk jangk a panjangnya, e-KTP tidak hanya d igu na k a n u ntu k laya na n kependudukan, tetapi juga akan terintegrasi untuk mendukung layanan-layanan masyarakat yang lain seperti kesehatan, sosial, dan sebagainya, bahkan dapat digunakan sebagai kartu pemilih dalam Pemilihan Umum atau Pemilihan Kepala Daerah Keunggulan e-KTP Indonesia Kartu identitas elektronik s e b e n a r ny a t e l a h b a ny a k digunakan di beberapa negara di Eropa antara lain Austria,
Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol dan Swedia, di Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di Asia yaitu India dan China. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengungkapkan bahwa e-KTP yang akan diterapkan di Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan e-KTP yang digunakan di China maupun India. Menurut Gamawan Fauzi, e-KTP di Indonesia lebih komprehensif. D i C h i n a , k a r t u i d e nt i t a s elektronik tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, kartu identitas elektronik hanya dilengkapi dengan chip
yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data kependudukan adalah sistem UID atau Unique Identiication, yang di Indonesia disebut NIK (Nomor Induk Kependudukan). “Dengan demik ian, K TP elektronik yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan kartu identitas elektronik milik China dan UID milik India, karena KTP elektronik dilengkapi dengan biometrik dan chip,” ujar Gamawan Fauzi. ( IY / d ar i b e r b ag ai s u mb e r )
3
Beranda
4
Wawancara
Edisi 2
Walikota Jakarta Timur H. R. Krisdianto
T a h u n
X
Januari 2013
Tertib Administrasi Kependudukan dengan e-KTP Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau yang biasa disebut e-KTP adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan atau pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup.
Foto: Rodin Daulat
P
emerintah Kotamadya Jakarta Timur merespon upaya tertib administrasi kependudukan dengan cepat. Kota di Timur Jakarta ini menjadi yang tercepat dan terbanyak dalam melakukan perekaman data kartu tanda penduduk elektronik secara massal pada program tahun 2011. Berikut petikan wawancara Komunika dengan Walikotamadya Jakarta Timur, H.R. Krisdianto, beberapa waktu lalu, terkait cepatnya perekaman data yang dilakukan Jaminan tertib adminsitrasi dengan e-KTP? Kurang lebih seperti itu. Pertama, tidak akan ada lagi orang yang memiliki lebih dari satu KTP walaupun berganti nama atau misalnya pindah ke daerah lain. Kedua, dapat digunakan untuk melacak bahkan menangkap dan mencegah terorisme. Karena hanya memiliki 1 KTP maka seseorang yang akan pindah di tempat lain tidak dapat pindah seenaknya sebab harus diketahui oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil asal dan yang dituju. Ketiga, mempermudah identiikasi seseorang. Misalnya seseorang yang mengalami kecelakaan dan
tidak dapat dikenali lagi, juga e-KTP yang dimiliki orang tersebut tidak ditemukan, hanya dengan sidik jari yang bersangkutan dapat diketahui siapa orang tersebut dan dari mana asalnya. Keempat, jika seseorang misalnya memiliki hutang kepada orang lain atau bank, dan ia melarikan diri. Nah dengan e-KTP, maka dapat diketahui dimana yang bersangkutan berada. Atau pasti ak an kembali lagi ke tempat asalnya sebab ia tidak akan pernah memiliki e-KTP di tempat lain. Seorang koruptor tidak akan bisa lari keluar negeri sebab penerbitan paspor akan berdasarkan pada data e-KTP dan tidak dapat menggunakan paspor orang lain atau menggunakan nama orang lain, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya.
Kota Jakarta Timur Jadi yang Tercepat Dalam Perekaman Data Kependudukan Intinya begini, apapun tugas yang diembankan ke wilayah kami adalah sangat penting dan sesuatu yang harus kita respon dengan sungguh-sungguh. Apalagi ini terkait tertib administrasi kependudukan. Sangat penting karena dengan e-KTP ini tak ada lagi warga yang memiliki KTP ganda. Ini mencegah penggunaan ke hal yang negatif. Dari e-KTP inilah akan terjadi tertib administrasi secara keseluruhan karena berlaku secara nasional. Jadi dengan satu identitas ini bisa diminimalisir orang yang ingin melakukan pelanggaranpelanggaran administratif. Lebih penting lagi adalah bahwa dengan e-KTP akan tercipta keakuratan
Agar pelayanan malam hari tidak jenuh, petugas menyediakan hiburan musik, sehingga masyarakat sukacita walaupun mungkin mereka lelah. Yang kedua kami lakukan adalah pelayanan jemput bola untuk warga-warga yang jompo misalnya.
data penduduk untuk mendukung program pembangunan nasional. Nah dengan dasar inilah kami bekerja maksimal untuk mendukung. Dari sinilah kenapa Jakarta Timur bisa menjadi yang terbanyak dan tercepat dalam melakuk an perek aman data kependudukan. Respon masyarakat? Ini dasar kedua kenapa Jakarta Timur bisa cepat. Masyarakat sangat peduli, ini yang luar biasa karena mereka sadar pentingnya ter tib administrasi. Dengan begitu kerja personel dan petugas pemerintahan menjadi mudah. Ada personel khusus? Tambahan personel secara khusus sebenarnya tidak ada. Secara struktural kita sudah punya RT/RW. Nah ini yang kita berdayakan. Bahkan jam kerja mereka kita tambah. Sedikit sentuhan inovasi kami lakukan dengan pelayanan malam hari. Ini kita lakukan setiap bulan sekali. Yang menjadi luar biasa adalah ternyata masyarakat memilih mengurus pada malam hari. Bahkan kita pernah melakukan pelayanan hingga jam 4 pagi. Jadi animo masyarakat memang luar biasa. Agar pelayanan malam hari tidak jenuh, petugas menyediakan hiburan musik,
sehingga masyarakat sukacita walaupun mungkin mereka lelah. Yang kedua kami lakukan adalah pelayanan jemput bola untuk warga-warga yang jompo misalnya. Petugas mendatanya dari rumah ke rumah. Ada Kendala? Tidak terlalu banyak, itupun hanya masalah teknis. Misalnya, banyak yang sudah didata tapi KTP-nya belum turun. Ini akibat ada peralatan yang rusak atau terbatas jumlahnya. Tapi tidak menjadi kendala karena buktinya saat ini secara total sudah 93 persen telah selesai. Warga yang berada di daerah “abu-abu”? Untuk menentukan satu kawasan wilayah harus ada Surat Keputusan (SK) gubernur. Tapi ini masih akan dikaji apakah mereka akan diberikan KTP atau ada langkah lain. Ini mekanismenya harus jelas. Warga yang masuk Jakarta ini kan harus mempunyai jaminan, mulai dari pekerjaan, tempat tinggal, status dan sebagainya. Jadi untuk mereka yang berada di wilayah seperti ini masih akan dikaji agar tidak menimbulkan implikasi pada masa yang akan datang. (tr)
7
Ta b l o i d Te m p e l
Edisi 2
/Januari 2013 Ta h u n
X
http://www.infopublik.org
Satu e-KTP
Tertibkan Administrasi Kependudukan Dua bulan menjelang pesta pernikahan, Ranti (26) harusnya tak perlu serepot ini. Cukup urus katering dan undangan, maka siaplah perhelatan bersejarah dalam hidupnya dilaksanakan. Namun apa daya, ia terpaksa harus repot kuadrat, karena hal penting dalam pernikahan, yaitu persuratan tak dapat diproses. Pihak Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, mensyaratkan Kartu Keluarga (KK) di samping Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk kelengkapan “numpang nikah” calon suaminya di wilayahnya.
Foto: Rodin Daulat
“K
TP nembak mana ada KK. Nembak KTP, Rp500 ribu, selesai. KTP dan KK asli calon suami saya ada di kampung di Sumatera sana. Kalau mau pindah KTP, harus ‘cabut berkas’ dulu,” keluh Ranti. Sudah menjadi rahasia umum bahwa birokrasi di Indonesia kerap diidentikkan dengan “serba uang”. Pengurusan berkas administrasi berupa surat identitas semisal akta Iahir, KTP, dan KK, meski dikatakan gratis tetapi tidak pernah benar-benar gratis. Semua orang tentu tak janggal dengan adanya “kotak sumbangan”
untuk biaya administrasi yang dikatakan suka rela atau bahkan yang terang-terangan dicatat pada buku, sekadar untuk mengurus surat administrasi ke kelurahan, kecamatan dan catatan sipil. Hal itulah yang coba diperbaiki pemerintah sejak Februari 2011 melalui program K ar tu Tanda Penduduk elektronik atau electronicK TP (e -K TP). Penerapan e -K TP merupakan upaya untuk tertib administrasi kependudukan tahun 2015 dengan hasil akhir berupa pemutakhiran data penduduk, penerbitan dan pemberian (NIK) bagi seluruh penduduk, serta penerapan
KTP elektronik. Pelaksanaan penerapan e-KTP sangatlah berat mengingat harus merekam data lebih dari 180 juta wajib KTP. Bayangkan bagaimana memobilisasi tak hanya aparatur pemerintah sampai tingkat terendah, namun juga RT/RW dan tentu saja mengajak masyarakat untuk membuat e-KTP. Namun demikian, pemerintah tetap berkomitmen dalam penyelesaian program ini. Bahkan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi sempat menyatakan akan mengundurkan diri bila program yang dirintis sejak 2003 tersebut tidak terselesaikan dengan baik. Hasilnya, dengan upaya keras dan antusiasme dari seluruh lapisan masyarak at, seper ti dik atak an Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, target perekaman 172.015.400 wajib KTP di seluruh Indonesia telah tercapai pada 6 November 2012. Padahal semula ditargetkan pada 31 Desember 2012. “Perkembangan sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, hasil perekaman e-KTP sudah mencapai 175.142.720 wajib KTP,” kata Gamawan.
p e m b e r i a n p e l ay a n a n p u b l i k oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat. Pemerintah, kata Gamawan, berupaya memaksimalkan akurasi data kependudukan untuk mendukung Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dan Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) berikutnya, dan meningk atk an efektivitas pelayanan publik dan perencanaan pembangunan. Tak hanya itu, dengan pelaksanaan e-KTP juga diharapkan dapat meningkatkan keamanan negara. Data sidik jari dan iris mata yang terekam di dalam chip e-KTP dapat menjadi acuan pihak kepolisian dalam mengidentifikasi pelaku kejahatan. “Kami juga koordinasi dengan Bank Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi serta Ditjen Inigrasi Kementerian Hukum
dan HAM RI dalam pemanfaatan data e-KTP. Kedepan, cukup satu nomor untuk satu identitas. KTP, paspor, bahkan transaksi di bank,” kata Gamawan. Gamawan mengingatkan agar warga jangan pernah coba-coba berpikir untuk membuat e-KTP ganda karena dapat dipastikan hal tersebut akan terlacak. Dalam skala nasional, kata Gamawan, diketahui ada 90.000 orang yang mencoba merekam data ganda. “Pasti terlacak dari kesamaan sidik jari dan retina mata. Jadi jangan coba-coba. Berdasarkan aturan bisa terancam pidana sesuai ketentuan UU No 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Hukumannya sampai 6 tahun penjara,” pungkas Gamawan. Semoga program e-KTP lekas par ipur na. Pelayanan kepada masyarakat tentulah jadi yang utama. (
[email protected])
6
Foto: Antara
Beragam Manfaat e-KTP E-KTP yang didesain dengan metode autentikasi dan pengamanan data tinggi ini diharapkan dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang rapi dan teratur dalam rangk a mempermudah
Diterbitkan oleh :
DITJEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
http://www.facebook.com/komunikatabloid
e-paper http://infopublik.org/index.php?page=product&id=1
8
Pentingnya e-KTP Untuk Tertib Administrasi
Syarat & Prosedur Pengurusan e-KTP Syarat 1. 2. 3.
Berusia 17 tahun Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa/kelurahan Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi/ belum ada data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda tangani oleh kepala desa/kelurahan Foto kopi Kartu Keluarga (KK)
4.
K
artu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-KTP (e-KTP) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, yakni baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi. Program e-KTP diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada bulan Februari 2011 di mana pelaksanannya terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197 kabupaten/ kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki e-KTP. Seberapa Penting penerapan e-KTP Ini terkait ketertiban administrasi kependudukan, jadi sangat penting. Penerapan e-KTP merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan serangkaian peraturan lainnya seperti peraturan UU Nomor 35 tahun 2010 tentang aturan, tata cara dan implementasi teknis dari e-KTP yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip. Program e-KTP di Indonesia telah dimulai semenjak tahun 2009 dengan ditunjuknya empat kota sebagai proyek percontohan e-KTP nasional yakni Padang, Makasar, Yogyakarta, dan Denpasar dan secara nasional baru dimulai pada bulan Februari 2012. Namun begitu, target yang dicapai dalam realisasi perekaman e-KTP bisa dikatakan berhasil. Fungsi, Kegunaan dan Keunggulan e-KTP Melihat kenyataan sekarang yang sudah serba canggih dan modern keberadan e-KTP tentunya sangat diminati dan ditunggu masyarakat. Selain
Perbedaan KTP Nasional dengan e-KTP KTP Nasional 2004 Karakteristik • • • • •
Foto dicetak pada kartu Tanda tangan/ cap jempol Data tercetak dengan komputer Berlaku nasional Tahan lebih lama (tidak mudah lecek)
Foto: Antara
Teknologi
eisien dalam penggunaanya, juga sangat dibutuhkan dari sisi keamanan karena memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertiikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk). Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (ingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari. Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi).
Berikut bagan Time Sheet (lembar kerja) Pelaksanaan e-KTP
• • • • •
Bahan terbuat dari plastik Nomor serial khusus Gulloche Pattrens pada kartu Hanya untuk keperluan ID Pemindaian foto dan tanda tangan/cap jempol
Validitas/ Veriikasi
•
Pengawasan dan veriikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dan seterusnya
Gambar KTP Nasional tahun 2004
e-KTP Karakteristik • • • • •
Foto dicetak pada kartu Data tercetak dengan komputer Berlaku nasional Mampu menyimpan data Data dibaca/ditulis dengan pembaca kartu (card reader)
Teknologi • • • • •
Bahan terbuat dari PVC/PC Nomor serial khusus Gulloche Patterns pada kartu Pemindaian foto dan tanda tangan/cap jempol Terdapat mikrochip sebagai media penyimpan data • Menyimpan data sidik jari biometrik sebagai satu identiikasi unik personal • Mampu menampung seluruh data personal yang diperlukan dalam multi aplikasi.
Validitas/ Veriikasi • Pengawasan dan veriikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dan seterusnya • Multi aplikasi • Diterima secara internasional • Tidak bisa dipalsukan/digandakan • Hanya satu kartu untuk satu orang • Satu orang satu kartu (menggantikan kartu lain) • Tingkat kepercayaan terhadap keabsahan kartu sangat tinggi.
Total Kabupaten/Kota di Indonesia 497; Penerapan e-KTP 2011 = 197 Kabupaten/Kota; Penerapan e-KTP 2012 = 300 Kabupaten Kota
Gambar e-KTP
5
Tarik di sini
Edisi 2
T a h u n
Cinta Indonesia 9
X
Januari 2013
Pesona
Tana Toraja Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten yang beribukota di Makale dan secara geografis terletak di bagian utara Provinsi Sulawesi Selatan. Secara administratif terdiri dari 19 kecamatan, 112 lembang, dan 47 kelurahan, dengan luas wilayah tercatat 2.054,30 km2. Kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja berupa dataran tinggi yang dikelilingi oleh pegunungan, sehingga termasuk daerah yang beriklim tropis basah dengan temperatur suhu rata-rata berkisar antara 15 sampai dengan 28 derajat Celcius dan curah hujan rata-rata 1500 milimeter per tahun sampai dengan lebih dari 3500 milimeter per tahun. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dengan sayur-sayuran, kopi, cengkeh, cokelat, dan vanili sebagai komoditi andalan Tana Toraja.
Foto: Wikipedia
A
wal mulanya, Tana Toraja terkenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo, yang artinya, negeri dengan bentuk pemerintahan dan kemasyarakatan yang merupakan suatu kesatuan yang utuh-bulat bagaikan bulan dan matahari. Kemudian, nama Tana Toraja baru dikenal semenjak abad ke-17, yaitu saat terciptanya hubungan dengan tetangga di derah Bugis, seperti Bone, Sidenreng, dan Luwu. Arti kata Toraja berasal dari Bahasa Bugis, yaitu To yang berarti orang dan Riaja yang berarti dari Utara, sehingga Toraja berarti orang dari Utara. Namun, menurut pendapat dari Luwu, To-Riaja berarti orang dari Barat, yang pada awal abad ke-19 penjajah mulai memasuki daerah pedalaman Sulawesi Selatan. Te r le pas d ar i pe r be d aan pendapat mengenai asal mula dan ar ti Toraja, Tana Toraja dikenal sebagai ikon budaya dan
pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga menjadi salah satu daya tarik industri pariwisata Indonesia. Potensi keragaman dan keunikan budaya yang dimiliki berpotensi bagi pengembangan berbagai kegiatan produksi dan ekonomi daerah.Perkenonomian di Tana Toraja digerakkan oleh enam pasar tradisional dengan sistem perputaran setiap enam hari (sesuai hasil perhitungan leluhur masyarakat Toraja), yaitu Pasar Makale; Pasar Rantepao; Pasar Ge'tengan; Pasar Sangalla'; Pasar Rembon; Pasar Salubarani dan Pasar Kembang. Pasar Bolu merupakan salah satu pasar tradisional yang terkenal dengan Kerbau dan Babi sebagai komoditi utamanya, yang dapat menghasilkan transaksi senilai milyaran rupiah terutama saat musim pesta adat. Pasar ini terletak di Lembang (Desa) Kolla, Kecamatan Tondun di lahan seluas sekitar 2,5 hektar. Kerbau dan Babi digunakan dalam beragam acara adat bagi
masyarak at Toraja, biasanya sebagai hewan kurban saat upacara kematian. Menurut kepercayaan, arwah kerbau menjadi sarana transportasi bagi arwah yang meninggal untuk menuju puya, yaitu tempat peristirahatan yang terletak di selatan tempat tinggal manusia.Harganya pun tidaklah murah, untuk kerbau harganya tergantung jenisnya, berkisar antara lima hingga seratus juta rupiah. Tedong Bonga Saleko, Kerbau belang putih-hitam di sekujur tubuhnya adalah yang paling mahal harganya, mencapai seratus juta rupiah. Sementara untuk seekor babi harganya bisa mencapai 1,5 juta rupiah per ekor. Ragam Budaya dan Konservasi Adat Dataran Tinggi Tana Toraja menyuguhkan beragam objek wisata dan pesona keindahan alam yang mampu memanjakan mata wisatawan melalui pemandangan tebing batu granit, perkebunan kopi yang subur, serta lembah terasering yang menghijau. Masyarakat Toraja juga masih mempertahankan kepercayaan dan tradisi dalam siklus kehidupan dan kematian di bumi, dimana kehidupan dipisahkan dari kematian. Kekuatan tanah juga harus dijaga melalui ritual saat musim tanam untuk merayakan mereka yang masih hidup dan yang telah mati. Upacara kehidupan biasanya digelar saat musim tanam pada bulan Oktober, sementara upacara kematian berlangsung setelah musim panen selesai, yaitu
antara bulan Juli dan September. Upacara penguburan tidak segera dilakukan, tetapi dapat ditunda hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya tergantung ketersediaan dana. Komplek pemakamannya pun terbuka, mayat disimpan di ruang terbuka, di tengah bebatuan yang curam dan pada waktu tertentu pakaian yang dikenakan mayat diganti melalui upacara adat Ma’nene. Ini dapat ditemukan di pemakaman Lemo yang juga sering disebut sebagai rumah para arwah. Makam goa khas Tana Toraja di Londa yang terletak di bukit dengan bebatuan curam dimana peti-peti mayat diatur sesuai garis keturunan keluarga. Inilah keunikan ritual masyarakat Toraja yang sangat menghormati para leluhur dan memelihara adat budayanya. Tongkonan atau rumah adat khas Tana Toraja dapat dijumpai di Buntu Kalando, Pallawa dan di perkampungan unik Ke’te Kesu. Tongkonan Buntu Kalando merupakan istana pusat pemerintahan Kerajaan Sangalla’ sekaligus tempat peristirahatan Puang (Raja) Sangalla’. Tongkonan yang bergelar tandotanananlangi' lantangnaKaerotongkonanlayuk, saat ini telah menjadi museum prasejarah dan peninggalan Kerajaan Sangalla’. Tongkonan Pallawa adalah salah satu rumah adat yang terletak diantara pohonpohon bambu di puncak bukit dan didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang tertancap di bagian depan rumah adat. Perkampungan
Ke’te Kesu menyajikan objek wisata unik berupa Tongkonan, lumbung padi, dan bangunan megalith. Situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dapat dijumpai sekitar 100 meter di belakang perkampungan. Keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya menjadikan perkampungan ini sebagai pusat berbelanja souvenir. Batu Menhir dapat dijumpai di kawasan Batu Tumonga dan Rante Karassik. Sejumlah 56 menhir dengan ketinggian dua hingga tiga meter terletak dalam satu lingkaran dengan empat pohon di bagian tengah, dari sinilah keindahan Rantepao dan lembih sekitarnya jelas terlihat. Berkunjung ke tanah kerajaan surga, belum lengkap rasanya bila tidak mencicipi ragam kuliner Tana Toraja, diantaranya pakpiong ayam; sayur daun ubi tumbuk; sate keong; puding labu dan Kopi Toraja yang mendunia. Pakpiong merupakan salah satu kuliner tradisional Toraja yang terdiri atas campuran daging ayam, babi, kerbau atau daging ikan mas dengan sayur utan bulunangko atau sayur buah nangka muda dan bumbu rempah alami, yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung bambu muda y a n g d i t u t u p re m a s a n d a n pisang untuk selanjutnya dibakar melintang di atas perapian kayu. Bagi para pecinta kopi, Kopi Toraja merupakan kopi jenis arabika bercita rasa kuat yang telah mendunia dan menjadi minuman yang paling dicari oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke Toraja.
10 Teknologi Tepat Guna
Edisi 2
T a h u n
X
Januari 2013
Rubrik diasuh oleh :
Lawan Gizi Buruk dengan Inovasi Tempe Gizi buruk merupakan persoalan klasik yang pernah melanda negeri ini beberapa waktu lalu. Pemerintah pun dengan berbagai upaya mengkampanyekan perlawanan terhadap gizi buruk bagi ibu dan anak. Beragam inovasi muncul untuk menciptakan produk makanan untuk melawan penyakit tersebut. Salah satunya adalah inovasi Iptek Bahan Makanan Campuran (BMC) Tempe dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
B
M C Te m p e y a n g berbentuk tepung sengaja dikembangkan untuk bahan dasar aneka makanan dan kue. Tidak hanya lezat semata, pencampuran tepung tempe tersebut dengan makanan lain akan meningkatkan nilai gizi makanan itu. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) LIPI Yogyakarta, Hardi Julendra mengatakan bahwa selain murah, bahan tempe memiliki komposisi gizi yang komplit. Di antaranya, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, dan zat besi dalam kadar tinggi. “Kandungan tersebut lebih baik daripada kedelai biasa sebab tempe sudah melewati proses fermenasi,” katanya. Ia menjelaskan bahwa tepung BMC Tempe merupakan produk pertama inovasi tempe. Produk ini dihasilkan berkat kerja tim tempe yang dikoordinatori oleh M uk hamad Ang wa r den g a n anggota Dini Ariani, Yuniar Khasanah, Ratnayani, dan Primadita Hardiyani. Mukhamad Angwar menjelaskan, tepung BMC Tempe merupakan tepung campuran dari tepung tempe dan bahan lokal lain yang terdiri dari tepung beras, kacang hijau dan sebagainya. “Bahan-bahan tersebut diolah dengan alat dimana komposisinya sudah ditentukan,” ungkapnya. Lalu, lanjutnya, kandungan gizi dari tempe hanya dapat diperoleh dengan cara pengolahan yang benar, yaitu pada suhu 5060 derajat Celsius. Jadi, untuk memperoleh khasiatnya, tempe
sebaiknya hanya dikukus sekedar untuk menonaktifkan raginya. Dia memaparkan, tepung BMC Tempe ini dibuat menjadi makanan kudapan yang digunakan dalam Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak usia sekolah maupun Balita. “Kudapan yang dibuat dari BMC Tempe tersebut telah dinyatakan memiliki nilai gizi sesuai dengan persyaratan program PMT-AS (Inpres No. 1 Tahun 1997 ayat III) yakni mengandung 300 kal dan 5g protein,” jelasnya. Dijelaskannya, kandungan zat gizi dalam tepung BMC Tempe telah diukur sesuai komposisi yang pas. Kandungan itu terdiri dari energi 375 Kal, protein 16 %, lemak 2,5 %, karbohidrat 71,7 %, dan sisanya adalah vitamin B1, B2, B12, zat besi, kalsium dan kalium. “Produk inovasi tempe ini dengan kadar tempe 30 % dikemas dalam kardus kertas yang masing-masing berisi 200 gram,” tambah lelaki kelahiran Cirebon tersebut. Perbaikan Gizi Anak Angwar bercerita bahwa produk BMC Tempe telah digunakan untuk memperbaiki keadaan gizi anak sekolah maupun Balita. Pada tahun 2003 silam, BMC Tempe diolah menjadi beraneka kue dan diberikan sebagai makanan tambahan bagi seluruh siswa SD (usia sekolah) di DKI Jakarta. Dari kegiatan tersebut, Departemen Kesehatan menyampaikan informasi bahwa BMC Tempe secara signifikan telah memperbaiki gizi siswa dan memperoleh rekomendasi untuk dikonsumsi masyarakat. “Senang sekali rasanya, kami
bisa menghasilkan produk yang memperbaiki gizi di DKI Jakarta,” ujarnya. Pengembangan inovasi baru tepung BMC Tempe pun dilakukan setelah melihat keberhasilan tersebut. Komposisi formulasi tepungnya pun diubah bagi konsumsi anak di bawah lima tahun (Balita). Pada tahun 2005, BMC komposisi tebaru tersebut digunakan untuk pengentasan gizi buruk bagi anak Balita di Sumba Timur dan Nusa Tenggara Timur, serta pada tahun 2006 digunakan pula di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ia menuturkan, UPT BPPTK LIPI Yogyakarta bekerjasama dengan pemerintah kabupaten selanjutnya menyebarkan inovasi baru itu ke Magelang, Solo, Pacitan, Madiun, Kediri, dan Yogyakarta. “LIPI terus aktif menawarkan BMC Tempe ke setiap daerah untuk mengatasi masalah gizi buruk,” kata Angwar. Dikatakannya, tempe memang bergizi sek aligus berk hasiat
memelihara kesehatan. Kandungan gizinya juga bisa memperlambat datangnya menopause pada perempuan. Selain itu, tempe bisa pula untuk menurunkan kolesterol. Dia menambahkan bahwa tempe merupakan satu-satunya produk nabati yang mengandung vitamin B12 dimana biasanya ditemukan pada produk ikan. Pengembangan tepung tempe yang telah dilakukan selama ini, kata
Angwar, sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kebutuhan gizi masyarakat melalui bahan makanan yang terjangkau harganya. H a r d i J u l e n d r a mengungkapkan, untuk produksi massal, bukan kapasitas LIPI. Hal itu merupakan peluang UKM untuk mengembangkannya dengan bimbingan dari LIPI. (Purwadi/Humas BKPI-LIPI, www.lipi.go.id)
tempe merupakan satu-satunya produk nabati yang mengandung vitamin B12 dimana biasanya ditemukan pada produk ikan.
Foto-foto : Humas BKPI-LIPI
Edisi 2
T a h u n
Regulasi
X
Januari 2013
11
e-KTP Tertib Administrasi Kependudukan Ini bukan hanya sekedar program biasa, karena melalui e-KTP berbagai kemungkinan tindak kejahatan bisa diminimalisir. Kejahatan-kejahatan itu misalnya: 1. Menghindari pajak 2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat diseluruh kota 3. Mengamankan korupsi atau kejahatan/kriminalitas lainnya 4. Menyembunyikan identitas (seperti teroris) 5. Memalsukan dan menggandakan ktp
o
o
o o
Untuk itulah program ini mempunya Dasar Hukum yang jelas, yaitu • Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa: "penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup". Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertiikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya. • Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk
o
o
Dasar Hukum: Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa: • "penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup". • Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertiikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan, yang berbunyi: • KTP berbasis NIK memuat kode keamanan
o
o
• • •
•
Kependudukan, yang berbunyi: KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat veriikasi dan validasi data jati diri penduduk Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam basis data kependudukan Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di kecamatan; dan untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di instansi pelaksana Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan; Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan
dan rekaman elektronik sebagai alat veriikasi dan validasi data jati diri penduduk Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam basis data kependudukan Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di kecamatan; dan untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di instansi pelaksana Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk
perundang-undangan Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur oleh Peraturan Menteri
o
Dilakukan dalam dua tahap: 1. Pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota. 2. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten/ kota lainnya di Indonesia. Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki e-KTP Fungsi e-KTP 1. Sebagai identitas jati diri. 2. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya. 3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP. 4. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan nasional.
•
•
tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan; Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur oleh Peraturan Menteri
Dilakukan dalam dua tahap: Pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki e-KTP Sumber : Kementerian Dalam Negeri
Abad “
S
epertinya, abad elektronika alias abad “e” telah tiba. Hampir tidak ada satu pun kegiatan manusia yang lepas dari perangkat elektronik. Aktivitas, baik yang penting maupun tidak penting, di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat umum, semua menggunakan dan atau setidaknya didukung perangkat elektronik. Tanpa perangkat tersebut, aktivitas dirasakan akan terhambat, bahkan ada yang meyakini tidak dapat berlangsung. Tidak percaya, tanyakan pada kawan dekat anda, apa hal pertama yang dilakukan begitu bangun tidur? Tidak seperti lagu anak-anak, yang begitu bangun tidur terus mandi dan gosok gigi. Banyak di antara kita justru langsung mengambil telepon selular (ponsel) untuk mengecek sms dan email. Begitu tergantungnya kita pada ponsel, sampai-sampai barang satu ini seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari tubuh wadag kita. Coba tanyak an pula, apa
yang dilakukan jika ponselnya ketinggalan? Hampir semua menyatakan akan balik arah untuk mengambilnya, kendati untuk itu harus menempuh jarak berkilokilometer. Alasannya seragam, takut ada panggilan atau pesan penting masuk, yang jika diabaikan ak an berdampak besar pada kehidupan. Tapi benarkah ponsel benar-benar berdampak besar untuk meningkatkan kehidupan seseorang, atau sebaliknya? Riset terbaru menyebutkan bahwa orang tidak hanya menggunakan ponsel di waktuwaktu peak hour alias pada jam-jam sibuk, akan tetapi juga saat di kamar mandi, makan, ngobrol dengan kawan, bahkan ketika berada di tempat tidur. Riset itu secara jelas menunjukkan bahwa kita dihegemoni oleh ponsel, namun kita menikmatinya dan bahkan secara sadar menganggapnya sebagai sebuah keniscayaan. Kondisi tersebut semakin memantapkan tesis tentang telah datangnya abad
e”
elektronika. Kini, salah satunya berkat ponsel yang makin hari makin pintar, kita tidak asing lagi dengan berbagai istilah yang berbau “e”. Sebut saja e-bussiness (perdagangan elektronik), e-commerce (lelang elektronik), e-education (pendidikan elektronik), e-payment (pembayaran elektronik), e-KTP (KTP elektronik), e-office (kantor elektronik) dan bahk an hingga e-government (pemerintahan elektronik). Pendek kata, semua kegiatan manusia di masa kini bisa diembel-embeli kata elektronik di belakangnya. Dampak positif dari datangnya abad “e” adalah makin berkurangnya sentuhan manusia dan makin merajanya peran mesin elektronis di berbagai sektor kehidupan manusia. Ini membuat kegiatan manusia menjadi semakin cepat, murah, mudah dan tak terbatas tempat. Yang pasti, makin tinggi tingkat “e”, korupsi akan semakin berkurang, karena peluang para koruptor untuk membirokratisasikan aktivitas
menjadi semakin kecil. S a y a n g ny a , m a y o r i t a s d i antara kita masih belum bisa mendayagunakan keberadaan berbagai kemudahan elektronik untuk meningkatkan kesejahteraan. Sebut saja, ponsel yang pintar itu tadi, yang sejatinya memiliki peluang besar untuk dipergunakan sebagai perangkat “e” yang powerful. Alih-alih mendatangkan manfaat, ponsel yang kita miliki justru menjadi perangkat paling efektif untuk membuang uang. Kita tak enggan membuang pulsa ratusan ribu sebulan hanya untuk sms tak penting, omong kosong, atau mengakses gambar/ video porno. Sementara manfaat yang timbul dari kegiatan berponnsel-ria itu nyaris tidak ada. Kita hanya berkomunikasi, tapi belum memanfaatkan komunikasi itu untuk meningkatkan nilai tambah. Padahal dengan biaya yang sama, kita bisa menggunakan fasilitas “e” yang ada di ponsel untuk bisnis, mencari informasi
yang mendidik-mencerahkanmemberdayakan, melakukan transaksi perdagangan yang menguntungkan, mengerjakan tugas kantor, bahkan mengatur negara! Tapi kita memang bukan termasuk bangsa yang pandai mendulang manfaat. Memiliki ponsel baru sekadar mode, buk an kebutuhan. Dengan menenteng ponsel, kita seolah meneguhkan diri menjadi bagian dari manusia abad elektronik. Tapi senyatanya, k ita tidak pernah sekalipun memanfaatkan berbagai fasiltas “e” yang ada di ponsel untuk meningkatkan taraf hidup kita. Sebaliknya, kita justru membiarkan ponsel eksis sebagai mesin pengeruk uang kita sendiri untuk diserahkan kepada para pemilik pabrik ponsel dan para operator selular. Sedangkan kita, tetap saja miskin dan tereksploitasi karena kebodohan dan ketidakpedulian kita sendiri! (gun).
Foto : Rodin Daulat
Kesadaran untuk Tertib Administrasi
Pelayanan KTP Mobile
Perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (E-KTP) ditujukan untuk meningkatkan tertib administrasi kependudukan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya masyarakat memberikan dukungan penuh. Di Jakarta Timur, pendataan menjadi cepat karena tingginya kesadaran masyarakat dalam mendukung program E-KTP.
Pelayanan KTP Mobile
Pelayanan e-KTP malam hari
Pelayanan e-KTP malam hari
I
ka Rosa (27 th), warga Duren Sawit misalnya, tidak mengeluhkan panjangnya antrian dan waktu yang harus ia luangkan saat melakukan perekaman data di kecamatan tempatnya berdomisili. “Bahkan kami sekeluarga sudah mengantri sejak pukul setengah tujuh pagi. Capek memang, tapi kan ini untuk kebaikan juga,” ujar Ika. Karyawan perusahaan swasta yang bergerak di bidang teknologi informatika ini paham bahwa e-KTP memang penting karena akan memuat sistem keamanan dan pengendalian baik dari sisi administrasi maupun teknologi informasi yang berbasis database kependudukan nasional. “Namanya program kan pasti ada manfaatnya. Pemerintah pasti melakukan yang terbaik untuk kepentingan warganya,” lanjutnya. Lain lagi dengan Sukirman (48 th), pedagang bakso asal Magetan Jawa Timur. Dia selalu antusias mendukung berbagai program menyangkut tertib administrasi. Ya, dirinya memang pendatang, namun sudah menetap di Pondok Bambu selama 20 tahun. “Saya sudah mempunyai KTP (Kartu Tanda Penduduk) Jakarta, karena saya memang sudah resmi pindah dari kampung. Nah, dengan e-KTP ini kan saya tidak dicurigai lagi punya KTP ganda,” ujar bapak tiga orang anak ini. Pemerintah Kota Jakarta Timur memang terbantu oleh kesadaran warga terhadap pentingnya tertib administrasi. Maka tidak salah, Kementerian Dalam Negeri memberikan penghargaan kota ini sebagai kota yang paling banyak dan tercepat melakukan perekaman data e-KTP. Saat dimulai perekaman data tahun 2011 lalu, dengan dibantu aparat pemerintahan, Pemkot Jaktim melalui Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Sudin Dukcapil) juga merekrut sekitar 400 tenaga operator e-KTP untuk ditempatkan
di 65 kelurahan di wilayah tersebut. “Sebelum diterjunk an merek a tentu telah dibek ali pengetahuan yang memadai,” ujar Walikota Jakarta Timur, H. R. Krisdianto. Minimalisasi Ketidakakuratan e-KTP diyakini sebagai jawaban manjur untuk sistem kependudukan yang terintegrasi, efektif dan eisien yang tercakup dalam single identity number (SIN). e-KTP memuat nomor induk kependudukan yang menjadi dasar dalam penerbitan berbagai keperluan seperti paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), polis asuransi, sertiikat atas hak tanah, atau penerbitan dokumen-dokumen identitas lainnya. Penerapan e -K TP merupak an amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Kemudian Peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2010 Pedoman Pendataan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Bagi Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan. e-KTP menjadi peletak dasar dan pijakan yang kuat untuk menentukan sebuah kebijakan karena data yang akurat dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan dalam pengambilan sebuah keputusan. Ini semua merupakan upaya pemerintah untuk mengantisipasi situasi, kondisi dan perkembangan yang terjadi saat ini. Diharapkan dengan peluncuran e-KTP, ketidakakuratan data penduduk yang selama ini sering menjadi permasalahan, dapat diminimalisasi. (tr)