PENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1 Apriliya Dwi Prihatiningtyas Fakultas Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Cina
[email protected] ABSTRAK Penerapan ancangan berbasis proses ini dilakukan untuk membuktikan tingkat efektivitas strategi ini dalam membantu mahasiswa mengembangkan gagasan saat menulis komposisi, dalam hal ini sebuah tulisan narasi sederhana yang mampu dipahami khalayak pembacanya. Strategi ini juga untuk melihat perkembangan kemampuan menulis mahasiswa sesuai dengan karakternya masing-masing. Strategi ini pernah diujicobakan pada pengajaran komposisi lanjut, dan sekarang diterapkan pada komposisi awal. Sebelum evaluasi berjangka pertama (Ujian Tengah Semester), sebagian mahasiswa masih kesulitan menemukan gagasan yang akan ditulisnya dalam mind-map sehingga mereka juga kesulitan mengembangkan gagasan, namun sebagian yang lain mampu menuliskan gagasan yang akan dikembangkannnya. Setelah evaluasi berjangka yang pertama (Ujian Tengah Semester), sebagian mahasiswa mulai dapat menentukan gagasan-gagasan yang akan dikembangkannya menjadi tulisan narasi sederhana. Sebagian yang lain telah mampu mengembangkan tulisannya dengan baik. Dari hasil evaluasi berjangka yang kedua (Ujian Akhir Semester) terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa dapat menghasilkan sebuah tulisan narasi sederhana yang layak baca. Strategi berbasis proses sangat efektif digunakan dalam pengajaran komposisi 1. Tulisan mereka menjadi fokus dan cermat. Mereka juga menjadi leluasa mengembangkan gagasannya dalam menulis. Dari hasil analisis daftar tanyaan terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa mendapat pengetahuan lebih dan merasa terbantu dalam mengembangkan gagasan saat menggunakan strategi berbasis proses. Meskipun masih ada mahasiswa yang belum terbiasa menggunakan strategi ini, namun diakuinya dapat memberinya inspirasi saat harus menemukan gagasan yang akan dikembangkannya. Kata kunci:
1
process-based, mind-map, strategi, efektif, komposisi
PENDAHULUAN
Menulis adalah salah satu keterampilan yang disasar dalam pengajaran bahasa asing. Dalam pengajaran bahasa Cina dikenal pelajaran menulis aksara, menulis surat dan menulis sebuah komposisi. Pada pengajaran menulis komposisi atau xiezuo pengalaman pembelajaran sebelumnya menunjukkan pembelajar kesulitan mengembangkan gagasan yang dipilihnya berdasarkan tema yang diberikan pengajar atau bahkan yang dipilihnya sendiri. Sebagian pembelajar mampu menyampaikan gagasannya dalam bentuk tulisan yang baik, namun sebagian
yang lain selalu merasa tak ada lagi yang mampu disampaikannya. Penjelasan pengajar mengenai strategi menulis komposisi terkadang dapat dipahami beberapa pembelajar, sebagian lagi tetap saja menemui kesulitan bahkan dalam menyusun sebuah kerangka gagasan sederhana. Perlu strategi yang efektif yang dapat diterapkan dalam pengajaran menulis komposisi agar pembelajar dapat mengembangkan gagasannya sehingga mampu menulis sebuah komposisi sederhana yang layak baca. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Jordan (2003:167) mendefinisikan process approach atau ancangan proses sebagai ancangan yang membuat pembelajar lebih bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri. Melalui proses diskusi, berlatih, membuat buram (draft), umpan balik, perbaikan dan memberikan pilihan-pilihan, pembelajar dapat menentukan sendiri tujuan atau isi tulisan mereka dengan cermat dan terarah. Masih menurut Jordan, strategi ini lebih learner-centered karena dapat membangkitkan rasa tanggung jawab pembelajar terhadap tulisannya. Dengan kata lain, pembelajar dapat mengontrol perkembangannya sendiri berdasarkan tahapan yang telah dilakukannya. Sementara Tribble (1996:37) mendefinisikan ancangan process-based sebagai strategi menghasilkan tulisan dengan menitikberatkan kemampuan menulis komposisi pada proses menulisnya. Tribble menekankan pada prinsip membangun kreativitas dan tulisan yang tak terduga. Menurutnya, strategi ini mampu membuat pembelajar lebih mengenali karakternya sehingga mampu menggali gagasan-gagasan rinci yang dapat disampaikan dalam tulisan yang dipahami khalayak. Tribble juga menyampaikan penahapan yang dapat membantu penulis pemula
dalam
menuangkan
dan
mengembangkan
gagasannya,
yakni
prewriting,
composing/drafting, revising, dan editing. Penulis pemula selayaknya memiliki pengetahuan mengenai gagasan yang akan ditulisnya, pengetahuan konteks, pengetahuan mengenai sistem kebahasaan, dan pengetahuan mengenai proses atau penahapan menulis. Harmer (2001:257) bahkan merinci kegiatan yang mungkin terjadi pada saat proses menulis dilakukan oleh pembelajar seperti mengecek penggunaan sistem kebahasaan, mengecek ejaan, menuliskan beragam gagasan atau menentukan gagasan pembuka, isi dan penutup. Perbaikan berupa penambahan atau pengurangan dapat dilakukan di setiap tahap sehingga gagasan dapat semakin rinci dan fokus.
3
TUJUAN PENELITIAN
Melalui penelitian kecil berbasis kelas ini diharapkan pembelajar dapat membuat kerangka gagasan sesuai topik, mengembangkan gagasannya dengan cermat kemudian menyusun sebuah komposisis jenis narasi sederhana yang layak baca. Penelitian ini juga membuat pembelajar dapat meningkatkan kemampuan menulisnya sesuai dengan karakternya masing-masing. 4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni dengan memberikan panduan kepada pembelajar mengenai proses menulis kemudian memberikan mereka kesempatan memilih topiknya sendiri sesuai tema yang telah ditentukan. Dengan mind-map, pembelajar dipandu untuk dapat merinci dan mengembangkan gagasan yang ditulisnya. Pengajar memberikan umpan balik dan masukan kepada pembelajar sehingga mereka dapat mencermati gagasan-gagasan rinci yang mungkin tak terpikirkan sebelumnya. Hasil evaluasi berjangka (Ujian Tengah dan Akhir Semester) akan dijadikan acuan perkembangan kemampuan menulis mereka. Daftar tanyaan digunakan untuk melihat manfaat yang dirasakan pembelajar sehingga mereka dapat menghasilkan tulisan narasi yang layak baca. 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa kelas komposisi bahasa Mandarin semester tiga universitas ini sebanyak 21 orang dengan rincian 18 orang mahasiswa reguler dan tiga orang mahasiswa lanjutan. Pada awal pertemuan pengajar memberikan penjelasan definisi komposisi dan curah pendapat pembelajar mengenai pemahaman dan pengalaman mereka akan komposisi. Berdasarkan pengalaman, sebagian besar mahasiswa kurang menyukai mata kuliah komposisi. Selain mereka kesulitan menemukan topik yang telah diarahkan temanya, mereka juga kesulitan mengembangkan gagasan-gagasan besar yang berhasil mereka tentukan menjadi gagasan rinci yang terarah, fokus, dan berkesinambungan. Faktor kekhawatiran akan ketidakmampuan mereka mengembangkan gagasan, mengaitkan gagasan antarkalimat maupun antarparagraf hingga menerjemahkan ke dalam bahasa Cina yang baik menjadi dominan saat kelas komposisi berlangsung. Panduan melalui strategi mind-map atau pemetaan gagasan sedikit demi sedikit membantu mahasiswa mengenali karakter dan minatnya sendiri serta menggali kemampuan
mengembangkan gagasan besar menjadi gagasan rinci. Setelah mereka membuat pemetaan gagasan, pengajar memberi masukan saat mereka melengkapi kerangka gagasan hingga menyusun sebuah komposisi yang layak baca. Dalam prosesnya, pengajar menilai perkembangan kemampuan menulis mereka melalui tulisan yang mereka hasilkan sebelum evaluasi berjangka pertama, tulisan pada Ujian Tengah Semester, tulisan setelah Ujian Tengah Semester dan tulisan pada Ujian Akhir Semester. Pengajar menggali opini mahasiswa melalui isian daftar tanyaan yang diberikan kepada mahasiswa setelah masa perkuliahan selesai. Hasil penilaian ini kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa efektif strategi ini apabila diterapkan pada kelas komposisi tingkat awal. dan pendapat mereka mengenai terbantu atau tidaknya mereka dalam menulis sebuah komposisi yang layak baca dengan menerapkan strategi ini dalam proses menulis. Dari hasil penilaian tulisan yang mereka hasilkan dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Masa Pra-Ujian Tengah Semester: 1) Sebagian besar mahasiswa masih kesulitan memetakan kerangka gagasan berdasarkan topik yang dipilihnya. 2) Sebagian mahasiswa mampu memetakan kerangka gagasan berdasarkan topik yang dipilihnya, sebagian lagi masih perlu panduan khusus. 3) Sebagian mahasiswa mampu menyampaikan gagasan secara umum, sebagian lagi masih kesulitan menyampaikan gagasannya. 2. Hasil Ujian Tengah Semester: 1) Sebagian mahasiswa mampu menyampaikan gagasannya secara singkat. 2) Sebagian mahasiswa mampu menuangkan gagasan dengan jelas, namun belum mampu menunjukkan keterkaitan gagasan antarkalimat. 3. Masa Pasca-Ujian Tengah Semester: 1) Sebagian besar mahasiswa mampu mengembangkan pemetaan gagasannya menjadi kerangka gagasan yang lebih fokus sehingga mereka dapat menghasilkan sebuah komposisi. 2) Sebagian mahasiswa mampu menuangkan gagasan dengan jelas, namun belum mampu menunjukkan keterkaitan gagasan antarkalimat. 4. Hasil Ujian Akhir Semester: 1) Sebagian besar mahasiswa mampu menuangkan gagasannya dengan baik meskipun sederhana;
2) Sebagian besar tulisan mereka semakin terarah dan berpotensi menuangkan informasi yang berkesinambungan; 3) Sebagian besar mahasiswa telah mampu menunjukkan keterkaitan gagasan antarkalimat bahkan antarparagraf. 5. Dari hasil isian daftar tanyaan dapat dilihat bahwa bagi mahasiswa: 1) Strategi ini membantu mereka memilih topik sesuai karakter sehingga mempermudah mereka menyusun sebuah komposisi karena penahapannya membantu mengembangkan gagasan yang akan ditulisnya. Meskipun mereka tetap merasa terbebani karena untuk mereka ini sulit, namun mereka puas karena memahami proses menulis yang benar. 2) Strategi ini disukai mahasiswa karena membantu mereka mencermati informasi rinci yang mereka pilih sendiri topiknya berdasarkan tema yang diberikan pengajar. 3) Strategi ini menginspirasi mereka untuk membuat tulisan yang layak baca meskipun sederhana. 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Mahasiswa cenderung terbantu dalam menyusun sebuah komposisi karena terlebih dahulu mengetahui proses menulis secara rinci. Membuat kerangka gagasan melalui mind-map membuat mahasiswa dapat mengeksplorasi gagasan-gagasan rinci sebelum mengembangkannya dalam sebuah komposisi narasi. Meskipun awalnya sulit bagi mereka menentukan topik berdasarkan tema yang diberikan pengajar, namun lambat laun mereka terbiasa untuk menemukan gagasan rinci setelah mendapat masukan dari pengajar. Melalui diskusi terarah, mahasiswa dapat menemukan gagasan-gagasan rinci berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pengajar maupun mahasiswa yang lain. Dari hasil evaluasi berjangka, terlihat bahwa tulisan narasi mahasiswa semakin baik dan semakin menunjukkan potensi mereka dalam menulis. Pilihan kata dan konjungsi yang tepat membuat tulisan mereka pantas dibaca meskipun masih sangat sederhana. Dari penelitian ini terlihat bahwa ancangan berbasis proses membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan menulisnya karena penahapannya membuat mahasiswa lebih fokus, cermat dan terarah dalam menulis serta lebih leluasa mengembangkan gagasan. Pengajar yang kompeten, dapat membantu mahasiswa dengan dukungan yang sesuai kebutuhan mereka saat menerapkan ancangan ini. Pada ancangan berbasis proses, pengajar dapat membantu mahasiswa memetakan
gagasan berdasarkan tema dan memberi masukan yang terkait dengan tema. Dalam prosesnya, pengajar dapat terus memberi masukan dan arahan agar mereka terbiasa cermat dalam mengembangkan gagasannya sehingga mampu menyusun komposisi yang layak baca.
7
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Douglas H. 2000. Principles of Language Learning and Teaching, Fourth Edition. New York: Longman Inc. Hedge, Tricia. 2002. Teaching and Learning in the Language Classroom. New York: Oxford University Press. Jordan, R.R. 1997. English for Academic Purposes: A Guide and Resources book for Teachers. Cambridge: Cambridge University Press. Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Nunan David. 1992. Research Methods in Language Learning. Cambridge: Cambridge University Press. Tarigan,
Henry
Guntur.
1993.
Menulis
sebagai
Suatu
Keterampilan
Berbahasa.
Bandung:Angkasa. Tribble,
Christopher.
1996.
Writing.
Language
Teaching,
A
Scheme
for
Teacher
Education.Oxford: Oxford University Press. Wishon, George E & Julia M.Burks. 1968. Let’s Write English. Filipina:Litton Educational Publishing.